Penilaian Layanan Kebidanan

18
Penilaian Pelayanan Kebidanan Berdasarkan Konsep Dasar Observasi, Wawancara dan Survei

Transcript of Penilaian Layanan Kebidanan

Penilaian Pelayanan Kebidanan Berdasarkan Konsep Dasar Observasi, Wawancara dan Survei

1. Endah Dwi Mustikarini2. Erlina Wati3. Ernawati4. Erni Dwi W5. Esti Wahyu Astuti6. Eva Kurniasari7. Farida Ayu Nurhayati

REGULER A

Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan

yang pantas dan sesuai (yang berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak (Roemer dalam Amirudin, 2007).

Penialain Mutu

Menurut Amiruddun (2007) dalam

melakukan penilaian mutu ada tiga pendekatan penilaian mutu, yaitu : Struktur Proses Outcomes

Wawancara adalah cara pengumpulan

data-data tentang klien melalui suatu proses yang bertahap dengan melibatkan beberapa komponen.

Komponen-komponen yang terlibat dalam wawancara adalah sebagai berikut: Komunikator Masalah Saluran Penerima Tempat

Konsep Dasar Wawancara

Tujuan Wawancara

Mampu memahami perilaku orang lain Menggali perilaku bila setuju dan tidak setuju Memahami perlunya memberi pujian Menciptakan hubungan personal yang baik Memperoleh informasi tentang situasi atau

sikap tertentu Untuk menentukan suatu kesanggupan Mendorong untuk bertindak Memberi nasihat

Pengamatan atau observasi adalah aktivitas

yang dilakukan makhluk cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.

 Konsep Dasar Observasi

Observasi perlu dilakukan karena beberapa alasan,

yaitu: Memungkinan untuk mengukur banyak perilaku yang

tidak dapat diukur dengan menggunakan alat ukur psikologis yang lain (alat tes). Hal ini banyak terjadi pada anak-anak.

Prosedur Testing Formal seringkali tidak ditanggapi serius oleh anak-anak sebagaimana orang dewasa, sehingga sering observasi menjadi metode pengukur utama.

Observasi dirasakan lebih mudah daripada cara peugumpulan data yang lain. Pada anak-anak observasi menghasilkan informasi yang lebih akurat daripada orang dewasa. Sebab, orang dewasa akan memperlihatkan perilaku yang dibuat-buat bila merasa sedang diobservasi.

Audit adalah pengawasan yang dilakukan

terhadap masukan, proses, lingkungan dan keluaran apakah dilaksanakan sesuai standar yang telah ditetapkan.

Review merupakan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan, penggunaan sumber daya, laporan kejadian/kecelakaan seperti yang direfleksikan pada catatan-catatan.

Metode yang Digunakan dalam Penilaian Mutu

Survey dapat dilaksanakan melalui kuesioner

atau interview secara langsung maupun melalui telepon, terstruktur atau tidak terstruktur.

Observasi terhadap asuhan pasien, meliputi observasi terhadap status fisik dan perilaku pasien.

Konsep siklus PDCA pertama kali

diperkenalkan oleh Walter Shewhart pada tahun 1930 yang disebut dengan “Shewhart cycle“.

PDCA, singkatan bahasa Inggris dari "Plan, Do, Check, Act" ("Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti"), adalah suatu proses pemecahan masalah, empat langkah interatif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas.

Siklus PDCA

Perencanaan adalah suatu proses untuk

menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui serangkaian pilihan-pilihan.

Rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang baik mengandung setidak-tidaknya tujuh unsur rencana yaitu: Judul rencana kerja (topic), Pernyataan tentang macam dan besarnya

masalah mutu yang dihadapi (problem statement),

1. Perencanaan ( Plan )

Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus,

lengkap dengan target yang ingin dicapai (goal, objective, and target),

Kegiatan yang akan dilakukan (activities), Organisasi dan susunan personalia pelaksana

(organization and personnels) Biaya yang diperlukan (budget), Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan

(milestone).

Tahapan kedua yang dilakukan ialah

melaksanakan rencana yang telah disusun.

Pada tahap ini diperlukan suatu kerjasama dari para anggota dan pimpinan manajerial. Untuk dapat mencapai kerjasama yang baik, diperlukan keterampilan pokok manajerial, yaitu : Keterampilan komunikasi (communication)

untuk menimbulkan pengertian staf terhadap cara pentelesaian mutu yang akan dilaksanakan

2. Pelaksanaan ( Do )

Keterampilan motivasi (motivation) untuk

mendorong staf bersedia menyelesaikan cara penyelesaian masalah mutu yang telah direncanakan

Keterampilan kepemimpinan (leadership) untuk mengkordinasikan kegiatan cara penyelesaian masalah mutu yang dilaksanakan

Keterampilan pengarahan (directing) untuk mengarahkan kegiatan yang dilaksanakan.

Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara

berkala memeriksa kemajuan dan hasil yang dicapai dan pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.

Tujuan dari pemeriksaan untuk mengetahui : Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara

penyelesaian masalahnya telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan

Bagian mana kegiatan yang berjalan baik dan bagaian mana yang belum berjalan dengan baik

3. Pemeriksaan ( Check )

Apakah sumberdaya yang dibutuhkan masih

cukup tersedia Apakah cara penyelesaian masalah yang

sedang dilakukan memerlukan perbaikan atau

Untuk dapat memeriksa pelaksanaan cara penyelesaian masalah, ada dua alat bantu yang sering dipergunakan yakni Lembaran pemeriksaan (check list) Peta kontrol (control diagram)

Tahapan keempat yang dilakukan adalah

melaksanaan perbaikan rencana kerja.

4. Perbaikan (Action)