Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas...

190
PENILAIAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI DASAR PENETAPAN STRATEGI MARKETING PT. BANK AGRO NIAGA,Tbk. IKHWAN, HS H251090211 SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Transcript of Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas...

Page 1: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI DASAR PENETAPAN STRATEGI MARKETING

PT. BANK AGRO NIAGA,Tbk.

IKHWAN, HS

H251090211

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 2: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode
Page 3: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

i

PERNYATAAN MENGENAI TESIS

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis penilaian kinerja keuangan sebagai

dasar penetapan strategi merketing Bank Agro Niaga Tbk, adalah karya saya

dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun

kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip

dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dari bagian akhir

tesis ini.

Bogor, Februari 2012

Ikhwan, HS

NRP H251090211

Page 4: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

ii

ABSTRACT

IKHWAN HS. The Financial Performance Assessment as a Basic for Determination of Marketing Strategic of Bank Agro Niaga,Tbk. Under direction 0f ABDUL KOHAR IRWANTO and WILSON H. LIMBONG

The research objective was to analyze the financial performance of Bank Agro Niaga with Financial Performance Ratio, Economic Value Added and Market Value Added to establish a marketing strategy. The method used in this study is the observation technique using secondary data and primary sources of documentation and literature studies. The research sample included 18 Agro is a bank branch office. The method used is non-probability sampling with judgment sampling technique. Techniques of data analysis be descriptive, and quantitative analysis by calculating manually to financial ratio analysis, EVA and MVA analysis and stock returns. While the trend analysis and forecasting using MINITAB. To use a SWOT analysis of marketing strategies. Research shows the financial performance of banks considered unhealthy unless the CAR standards comply with Bank Indonesia. EVA analysis results show the performance of the bank did not provide the economic added value to shareholders, because of lower profits derived from the value of equity issued. MVA results also show the added value that creates wealth market shareholders, where book value is less than market capitalization. Similarly, results of analysis of stock returns are not positive return for investors. The results of the bank's financial performance trend analysis showed a positive trend Unless Return on Equity (ROE) is negative. Marketing strategy formulation is an alternative choice Bank Agro is focused on future growth strategies: Diverentiated product, Cash Flow,Promotion and Brand Equity, Repositioning and Good Corporate Governance Keywords : Financial Performance Ratio, Economic Value Added, Market Value Added, Market Capitalization, Return, Diverentiated product, Cash Flow, Promotion and Brand Equity, Repositioning, Good Corporate Governance

Page 5: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

iii

RINGKASAN

IKHWAN HS. Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan Strategi Marketing PT. Bank Agro Niaga,Tbk. Dibimbing oleh ABDUL KOHAR IRWANTO dan WILSON H. LIMBONG. Kondisi makro ekonomi Indonesia dalam lima tahun terakhir telah

memberikan pertumbuhan ekonomi yang positif yaitu sebesar 6,5% (2010). Trend

pertumbuhan ini memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja Perbankan

Nasional. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah Bank Umum Swasta

Nasional Non Devisa yang beroperasi di Indonesia mencapai 29 Bank dari total

Bank umum lainnya 122 Bank. Kondisi pasar yang semakin kompetitif,

menyebabkan BUSN non devisa akan menghadapi persaingan yang sangat ketat.

Secara internal Bank Agro Niaga selama lima tahun ini belum

menunjukan kinerja yang baik, manajemen belum optimal menggunakan strategi

sesuai dengan target pasarnya. Bank Agro terlalu berfokus pada captive market

yaitu perusahaan Perkebunan Milik Negara (PTPN) Dalam perkembangannya

selama ini Bank Agro belum memperluas pangsa pasarnya pada perusahaan

Agrobisnis dalam skala yang lebih besar.

Dari sisi pasar (customer) bank belum mampu memberikan keuntungan

jangka pendek kepada konsumen, sehingga pangsa pasar bank cukup kecil

dibandingkan rata-rata industrinya. Dari segi pendanaan bank kurang optimal

dalam memasarkan brand kepada penerima kredit konsumsi yang jumlahnya di

Indonesia semakin signifikan. Demikian juga manajemen tidak memiliki strategi

pendanaan yang baik untuk mengelola potorfolionya di pasar modal, misalnya

dilihat dari harga sahamnya yang kurang kompetitif. Secara umum dampak

terhadap kondisi diatas mempengaruhi kinerja bank seperti total revenue sampai

dengan 2010 terjadi penurunan 5,1% dibandingkan 2009 6,23%. Pertumbuhan

kinerja keuangan yang negatif ini menyebabkan menurunnya sejumlah indikator

financial performance ratio seperti; rasio CAR (Capital Adequacy Ratio), ROA

(Return on Assets), Return on Equity (ROE), Loan to Deposit Ratio (LDR), rasio

Net Interest Margin (NIM), dan Beban Operasional / Pendapatan Operasional

(BOPO). Dengan indikasi pertumbuhan revenue bank negative tidak mampu

Page 6: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

iv

menciptakan laba ekonomis atau Economic Value Added (EVA) sehingga akan

mengurangi penilaian investor terhadap kinerja bank.

Tujuan penelitian menganalisis pertumbuhan kinerja keuangan Bank

Agro Niaga dengan menggunakan rasio keuangan FPR, EVA dan MVA.

Menganalisis trend kinerja keuangan Bank Agro Niaga dalam menentukan

kebijakan strategis pemasaran. Penelitian dilakukan pada Bank Agro Niaga Tbk

Kantor Pusat. Metode yang digunakan adalah observasi dengan menggunakan

data sekunder dan primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

Desember 2007-Februari 2011. Teknik Analisa data dilakukan secara deskriptif

dan kuantitatif dengan menghitung secara manual rasio keuangan, EVA dan

MVA serta return saham. Sedangkan analisa trend dan forecasting

menggunakan MINITAB. Untuk analisa strategi pemasaran menggunakan

SWOT.

Rasio keuangan Bank Agro dikategorikan tidak sehat menurut ketentuan

Bank Indonesia : No.30/277/KEP/DIR kecuali yang memenuhi persyaratan

adalah CAR dan LDR. Berdasarkan penilaian EVA bank belum mampu

memberikan nilai tambah ekonomis kepada pemegang saham karena laba yang

diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. Hasil analisis MVA

menunjukan kinerja manajemen belum mampu memaksimalkan nilai tambah

pasar yang dapat menciptakan kekayaan bagi shareholder. Demikian juga kinerja

return saham, tidak terjadi transaksi perdagangan saham bank selama Desember

2007 sampai dengan Oktober 2009 sehingga tidak menghasilkan return yang

positif kepada investor. Sedangkan analisa trend kinerja keuangan bank

menunjukan trend yang positif kecuali trend ROA dan ROE nilai negatif. Artinya

dapat diprediksi pertumbuhan kinerja keuangan bank kedepan cukup positif.

Analisis strategi pemasaran dengan SWOT dihasilkan 6 jenis alternatif strategi

(strategi S-O, W-O, S-T, dan W-T). Matrik IE bank mengunakan strategi

pertumbuhan dengan konsentrasi melalui integrasi vertikal. Analisis QSPM

menghasilkan alternatif strategi berdasarkan urutan prioritas yaitu menciptakan

variasi produk, mengelola Cash Flow, mengembangkan kerjasama promosi dan

memperkuat brand equity, repositioning dan implementasi GCG

Page 7: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

v

.

@ Hak Cipta milik IPB,tahun 2012 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tampa mencantumkan atau menyebutkan sumber a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,

penulisan ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh

karya tulis dalam bentuk apapun tampa izin IPB

Page 8: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

vi

Judul Tesis : Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan Strategi

Marketing PT.Bank Agro Niaga,Tbk Nama : Ikhwan HS NIM : H251090211

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc Prof. Dr. Ir. Wilson H. Limbong, MS Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Sekretaris Ilmu Manajemen Dekan Sekolah Pasca Sarjana

Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc Dr. Ir. Dahrul syah, M.Sc, A.Gr Tanggal Ujian : 14 Mei 2012 Tanggal Lulus :

Page 9: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang tak terhingga penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas karunia dan rahmat yang telah dilimpahkan khususnya dalam penyusunan laporan penelitian ini.Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister sains pada Program studi Ilmu Manajemen Sekolah Pasca sarjana, Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen,Institut Pertanian Bogor dengan judul Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan Strategi Marketing PT. Bank Agro Niaga,Tbk.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan penghargaan dan terimah kasih yang setinggi- tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian tesis ini : 1. Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc dan Prof Dr. Ir.Wilson H.Limbong,MS

selaku dosen pembimbing,yang telah memberikan pengarahan dan saran dalam penyelesaian tesis ini.

2. Kedua Orang Tua dan Keluarga yang tercinta yang memberikan dukungan dan doa.

3. Bapak Ir.Marshal selaku Direktur Utama PT.Bank Agro Niaga,Tbk telah memberikan kesempatan dan dukungan dalam penelitian ini.

4. Teman-Teman angkatan 3 Ilmu Manajemen yang memberikan dukungan dan doa.

5. Semua pihak yang membantu penulisan tesis ini yang tidak disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan,tetapi penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Jakarta, Februari 2012 Ikhwan HS

Page 10: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bima Nusa Tenggara Barat pada tanggal 27 Maret 1973. Penulis merupakan anak tunggal dari pasangan H. Sirajuddin dan Hj. Faturiah.

Pada tahun 1985, penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri 02 Ngali Belo Bima, lalu melanjutkan ke sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SMP) 02 Belo Bima dan lulus tahun 1987. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Bima dan lulus tahun 1991. Penulis melanjutkan kuliah di Universitas Merdeka Malang Jurusan Manajemen dan lulus tahun 1996. Setelah lulus Sarjana Strata 1 penulis mengambil Kuliah Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Sekolah Tinggi manajemen dan Bisnis Ganesha Jakarta lulus tahun 2004.

Tahun 2006 Penulis bekerja Pada PT.Madani Semesta Indonesia, sambil mengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Attahiriyah Jakarta dan Universitas Nasional Jakarta.

Page 11: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

ix

RINGKASAN

Kondisi makro ekonomi Indonesia dalam lima tahun terakhir telah

memberikan pertumbuhan ekonomi yang positif yaitu sebesar 6,5% (2010). Trend

pertumbuhan ini memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja Perbankan

Nasional. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah Bank Umum Swasta

Nasional Non Devisa yang beroperasi di Indonesia mencapai 29 Bank dari total

Bank umum lainnya 122 Bank. Kondisi pasar yang semakin kompetitif,

menyebabkan BUSN non devisa akan menghadapi persaingan yang sangat ketat.

Secara internal Bank Agro Niaga selama lima tahun ini belum menunjukan

kinerja yang baik, manajemen belum optimal menggunakan strategi sesuai

dengan target pasarnya. Bank Agro terlalu berfokus pada captive market yaitu

perusahaan Perkebunan Milik Negara (PTPN) Dalam perkembangannya selama

ini Bank Agro belum memperluas pangsa pasarnya pada perusahaan Agrobisnis

dalam skala yang lebih besar.

Dari sisi pasar (customer) bank belum mampu memberikan keuntungan

jangka pendek kepada konsumen, sehingga pangsa pasar bank cukup kecil

dibandingkan rata-rata industrinya. Dari segi pendanaan bank kurang optimal

dalam memasarkan brand kepada penerima kredit konsumsi yang jumlahnya di

Indonesia semakin signifikan. Demikian juga manajemen tidak memiliki strategi

pendanaan yang baik untuk mengelola potorfolionya di pasar modal, misalnya

dilihat dari harga sahamnya yang kurang kompetitif. Secara umum dampak

terhadap kondisi diatas mempengaruhi kinerja bank seperti total revenue sampai

dengan 2010 terjadi penurunan 5,1% dibandingkan 2009 6,23%. Pertumbuhan

kinerja keuangan yang negatif ini menyebabkan menurunnya sejumlah indikator

financial performance ratio seperti; rasio CAR (Capital Adequacy Ratio), ROA

(Return on Assets), Return on Equity (ROE), Loan to Deposit Ratio (LDR), rasio

Net Interest Margin (NIM), dan Beban Operasional / Pendapatan Operasional

(BOPO). Dengan indikasi pertumbuhan revenue bank negative tidak mampu

Page 12: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

x

menciptakan laba ekonomis atau Economic Value Added (EVA) sehingga akan

mengurangi penilaian investor terhadap kinerja bank.

Tujuan penelitian menganalisis pertumbuhan kinerja keuangan Bank Agro

Niaga dengan menggunakan rasio keuangan FPR, EVA dan MVA. Menganalisis

trend kinerja keuangan Bank Agro Niaga dalam menentukan kebijakan strategis

pemasaran. Penelitian dilakukan pada Bank Agro Niaga Tbk Kantor Pusat.

Metode yang digunakan adalah observasi dengan menggunakan data sekunder dan

primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode Desember 2007-

Februari 2011. Teknik Analisa data dilakukan secara deskriptif dan kuantitatif

dengan menghitung secara manual rasio keuangan, EVA dan MVA serta return

saham. Sedangkan analisa trend dan forecasting menggunakan MINITAB.

Untuk analisa strategi pemasaran menggunakan SWOT.

Rasio keuangan Bank Agro dikategorikan tidak sehat menurut ketentuan

Bank Indonesia : No.30/277/KEP/DIR kecuali yang memenuhi persyaratan

adalah CAR dan LDR. Berdasarkan penilaian EVA bank belum mampu

memberikan nilai tambah ekonomis kepada pemegang saham karena laba yang

diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. Hasil analisis MVA

menunjukan kinerja manajemen belum mampu memaksimalkan nilai tambah

pasar yang dapat menciptakan kekayaan bagi shareholder. Demikian juga kinerja

return saham, tidak terjadi transaksi perdagangan saham bank selama Desember

2007 sampai dengan Oktober 2009 sehingga tidak menghasilkan return yang

positif kepada investor. Sedangkan analisa trend kinerja keuangan bank

menunjukan trend yang positif kecuali trend ROA dan ROE nilai negatif. Artinya

dapat diprediksi pertumbuhan kinerja keuangan bank kedepan cukup positif.

Analisis strategi pemasaran dengan SWOT dihasilkan 4 jenis alternatif strategi

(strategi S-O, W-O, S-T, dan W-T). Matrik IE bank mengunakan strategi

pertumbuhan dengan konsentrasi melalui integrasi vertikal. Analisis QSPM

menghasilkan alternatif strategi berdasarkan urutan prioritas yaitu menciptakan

variasi produk, mengelola Cash Flow, mengembangkan kerjasama promosi dan

memperkuat brand equity, repositioning dan implementasi GCG

.

Page 13: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

xi

Page 14: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

xi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian...................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah Penelitian .............................................................. 4 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8 1.4. Kegunaan Penelitian .............................................................................. 8 1.5. Batasan Penelitian ................................................................................. 8

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank…… ............................................................................................... 9 2.2. Laporan Keuangan................................................................................. 10 2.3. Financial Performance ratio (FPR) ...................................................... 12 2.4. Rasio Kecukupan Modal

(Capital Adequacy Ratio/CAR) .............................................................. 17 2.5. Hasil Pengembalian Equitas

(Return on Equity/ROE)......................................................................... 20 2.6. Return on Asset (ROA) ......................................................................... 21 2.7. Loan to Deposit Ratio (LDR) ............................................................... 22 2.8. Net Interest Margin (NIM) ................................................................... 23 2.9. Biaya Operasional / Pendapatan Operasional (BOPO) ....................... 26 2.10. Konsep Economic Value Added (EVA) ............................................... 27 2.11. Konsep Market Value Added (MVA) .................................................. 31 2.12. Tingkat Pengembalian Harga Saham (Rate of Stock Return) .............. 32 2.13. Strategi Marketing ............................................................................... 33 2.14. Teori Strategi Bauran Pemasaran Jasa ( Service Marketing Mix ) ....... 35

2.15. Analisis Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) ........ 36 2.16. Tahapan Kerja Perumusan Strategi ...................................................... 38 2.17. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Exsternal Factor

Evaluation (EFE) Strategic Position and Action Evaluation (SPACE) .............................................................................................. 38

2.18. Analisis Quantitative Strategies Planning Matrix (QSPM) ................. 41 2.19. Tinjauan Hasil-hasil Penelitian ............................................................ 41

2.20. Diagram Sebab akibat (Causal Loop Diagram) .................................. 42

Page 15: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

xii

III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian .............................................................................. 45 3.2. Penentuan Lokasi Penelitian.................................................................. 49 3.3. Data dan Sumber Data .......................................................................... 49 3.4. Penentuan Jumlah Sampel dan Metode Penarikan Sampel ................... 49 3.5. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 50 3.6. Pengolahan dan Analisis Data .............................................................. 50

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Wilayah Penelitian ...................................................... 53 4.2. Hasil Penelitian .................................................................................... 54

4.2.1. Kinerja Rasio CAR .................................................................... 55 4.2.2. Kinerja Rasio ROE ................ ................................................... 59 4.2.3. Kinerja Rasio ROA.................................................................... 62 4.2.4. Kinerja LDR ............................................................................. 65 4.2.5. Kinerja NIM .............................................................................. 69 4.2.6. Kinerja BOPO .......................................................................... 74 4.2.7. Analisa EVA .............................................................................. 77 4.2.8. Analisa MVA............................................................................. 80 4.2.9. Analisa Return Saham ............................................................... 83

4.3. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Bank Agro ..................... 85 4.3.1. Analisis Internal Factor Evaluation (IFE) ................................ 86 4.3.2. Analisis Eksternal Factor Evaluation (EFE) ............................. 92

4.4. Penentuan Posisi Bank Agro Niaga ..................................................... 98 4.5. Pemilihan Marketing Strategik Planning ............................................ 100 4.6. Analisa SPACE Matriks ...................................................................... 103 4.7. Penetapan Strategik Marketing Bank Agro Niaga ............................... 109 4.8. Analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) .................. 114 4.9. Implikasi Manajerial ............................................................................ 117

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan .................................................................................... 120 5.2 Saran .............................................................................................. 120

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Kinerja Keuangan Bank Agro Tahun 2007 – 2011 (dalam Jutaan Rupiah) ................................................................................. 5 2 Matrik SWOT .............................................................................................. 38 3 Matrik IFE (Kekuatan) ................................................................................ 85 4 Matrik IFE (Kelemahan) ............................................................................. 88 5 Matrik EFE (Peluang).................................................................................. 91 6 Matrik EFE (Ancaman) ............................................................................... 95 7 Matriks SWOT ............................................................................................ 101 8 Matrik SPACE Analisis Kekuatan Keuangan dan Stabilitas Lingkungan Bisnis ................................................................ 102 9 Matrik SPACE Analisis Keunggulan Kompetitif dan Kekuatan Industri.................................................................................. 105

Page 17: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Kinerja Keuangan Bank Non Devisa Tahun 2005 – 2010 (Jutaan Rupiah) ........................................................... 2 2 Rasio Keuangan Bank Non Devisa Tahun 2005 – 2010 (Persentase)....... 3 3 Matriks SPACE .......................................................................................... 40 4 Diagram Sebab Akibat (Causal Loop Diagram) ....................................... 44 5 Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................. 51 6 Trend Analysis CAR Desember 2007 – Februari 2011 .............................. 57 7 Trend Analysis ROE Desember 2007 – Februari 2011 .............................. 61 8 Trend Analysis ROA Desember 2007 – Februari 2011 .............................. 64 9 Trend Analysis LDR Desember 2007 – Februari 2011 .............................. 67 10 Trend Analysis NIM Desember 2007 – Februari 2011 .............................. 71 11 Trend Analysis BOPO Desember 2007 – Februari 2011............................ 75 12 Trend Analysis EVA Desember 2007 – Februari 2011.............................. 78 13 Trend Analysis MVA Desember 2007 – Februari 2011 ............................. 81 14 Trend Analysis Return Desember 2007 – Februari 2011 ........................... 84 15 Matriks Internal-External (IE) .................................................................... 98 16 Diagram Matriks SPACE Bank Agro Niaga .............................................. 107

Page 18: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Kuesioner Riset SWOT ............................................................................... 129 2 Trend Analisa Rasio Keuangan ................................................................... 133 3 Analisa Trend dengan Moving Average ...................................................... 142 4 Analisa Internal Factor Evaluation (IFE), External Factor Evaluation (EFE), SWOT, dan QSPM Bank Agro ..................................... 160 5 Financial Performance Ratio ...................................................................... 165

Page 19: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

1

BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kondisi makro ekonomi Indonesia dalam lima tahun terakhir telah

menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang positif yaitu sebesar 6,5% di tahun

2010. Trend pertumbuhan ini memberikan pengaruh signifikan terhadap

kinerja Perbankan Nasional dengan terjadinya peningkatan pertumbuhan

kredit sebesar 20,10%, Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 13,36%, aset

naik 13,23% dan laba tumbuh sebesar 28,04%. Rasio kredit bermasalah turut

mengalami penurunan sebesar 3,1%, di bawah ketentuan maksimal 5%.

Demikan pula rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio atau CAR)

tetap pada nilai sebesar 16,44% di atas ketentuan minimum 8%. Rasio

keuangan yang positif sebagai ukuran dari aktifitas sektor keuangan yang

sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi (Bank Indonesia,

2010 )

Pertumbuhan kredit Bank Non Devisa tahun 2010 sebesar 36,57% year

on year (yoy), DPK meningkat sebesar 34,03%, dan pendapatan operasional

tumbuh sebesar 35,19%. Rasio kredit bermasalah menurun sebesar 3,1%

dibawah ketentuan maksimal 5%. Demikian juga rasio kecukupan modal

(Capital Adequacy Ratio atau (CAR) terjaga pada tingkat 18,91% jauh diatas

ketentuan minimum Bank Indonesia sebesar 8%. (Bank Indonesia, 2010).

Menurut Bank Indonesia (2010) jumlah Bank umum swasta nasional

non devisa yang beroperasi di Indonesia mencapai 29 Bank. Perkembangan

Bank umum swasta nasional non devisa dalam lima tahun ini menunjukan

kinerja yang positif lihat. Kondisi pasar yang semakin kompetitif,

menyebabkan Bank umum swasta nasional non devisa menghadapi

persaingan yang sangat ketat, hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan pangsa

pasar dalam penyaluran kredit hanya mencapai 2,48% tahun 2009 dan tahun

2010 mencapai 2,71%. Total kredit yang disalurakan mencapai Rp. 48.757

juta tahun 2010 di bandingkan tahun 2005 sebesar Rp. 16.842 juta, DPK

Page 20: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

2

Tahun 2010 sebesar Rp. 58.950 juta dari tahun 2005 sebesar Rp. 21.970 juta.

Pendapatan operasional Bank juga meningkat dari Rp.2.471 juta Tahun 2005

menjadi Rp.10.395 juta tahun 2010. Pada Gambar 1 dapat dilihat

perkembangan kinerja keuangan Bank Non Devisa tahun 2005-2010.

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Kedit 16.842 19.114 23.863 27.112 35.700 48.757

DPK 21.970 24.423 30.491 33.213 43.980 58.950

Pend.Oper 2.471 4.178 5.227 6.854 7.689 10.395

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

Kin

erj

a K

ea

na

gn

(Ju

taa

nru

pia

h)

Sumber : Data diolah dari laporan Bank Indonesia 2010

Gambar 1 Kinerja Keuangan Bank Non Devisa Tahun 2005-2010 (Jutaan Rupiah)

Demikian juga perkembangan rasio keuangan meningkat seperti CAR

2010 sebesar 18,91% dari 16,32% Tahun 2005. Rasio ROA meningkat

1,82% 2010 dari 0,96% 2005. Kenaikan dua indikator ini menunjukan kinerja

bank cukup positif diatas standar Bank Indonesia CAR >8% dan ROA <2%.

Sedangkan kemampuan bank dalam peningkatan efisiensi operasional cukup

baik, karena rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)

mengalami penurunan di tahun 2010 sebesar 89,91%, dibandingkan tahun

2005 sebesar 97,48%. Sementara itu, perkembangan Loan to Deposito Ratio

(LDR) cukup positif sebesar 79,11% 2010 dibandingkan 2005 sebesar

82,48%. Kecenderungan pertumbuhan rasio keuangan ini menunjukan

perbankan non devisa selama lima tahun memiliki performa positif untuk

mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui fungsi intermediasi

Page 21: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

3

dalam menjalankan bisnis funding dan lending. Pada Gambar 2 dapat dilihat

rasio keuangan Bank Non Devisa tahun 2005-2010.

2005 2006 2007 2008 2009 2010

LDR 82,48 78,26 78,26 81,66 81,17 79,11

BOPO 97,48 92,25 83,58 87,73 95,02 89,91

CAR 16,32 19,27 23,14 24,44 19,01 18,91

ROA 0,96 2,08 2,99 2,2 1,35 1,82

0

20

40

60

80

100

120

Ra

sio

Ke

ua

ng

an

(%

)

Sumber : Data diolah dari laporan Bank Indonesia 2010

Gambar 2 Rasio Keuangan Bank Non Devisa 2005-2010 (Persentase)

Perbankan nasional dihadapkan pada lingkungan persaingan yang

kompetitif dengan kompleksitas risiko yang tinggi, serta dipengaruhi oleh

stabilitas makro ekonomi seperti pergerakan inflasi, suku bunga, nilai tukar,

dan krisis keuangan di negara lain. Regulasi Bank Indonesia menerapkan

aturan yang ketat dalam hal menerapkan kepatuhan Good Corporate

Governance (GCG), manajemen risiko, pemberian kredit kepada group usaha

sendiri dan ketentuan permodalan untuk mengcover risiko yang dihadapi

bank. Berbagai faktor tersebut ini,akan mempengaruhi kinerja bank (Suta,

2003).

Bank Agro Niaga sebagai Bank umum swasta nasional non devisa

memiliki peluang pasar untuk tumbuh dan berkembang secara optimal

menjadi market leader dalam pembiayaan sektor Agrobisnis. Namun

demikian, Bank Agro diharapkan mampu menghadapi berbagai tantangan

secara internal dan eksternal antara lain secara eksternal persaingan Bank

dalam pembiayaan kredit agro bisnis semakin meningkat, ketentuan Bank

Indonesia menaikan rasio permodalan, risiko pasar dan ketidakpastian situasi

Page 22: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

4

makro ekonomi. Sementara itu secara internal membangun tata kelola

perusahaan yang baik, kemampuan inovasi produk yang ditawarkan kepada

masyarakat, pemuktahiran teknologi perbankan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, kepatuhan

pengelolaan risiko, serta perluasan kantor cabang pada daerah sentra

Agrobisnis.

1.2. Perumusan Masalah

Secara internal Bank Agro Niaga selama lima tahun ini belum

menunjukan kinerja yang baik karena manajemen Bank Agro Niaga belum

mengoptimalkan strategi yang sesuai dengan target pasar. Bank Agro hanya

berfokus pada captive market yaitu Perusahaan Perkebunan Milik Negara

(PTPN) dan related captive market seperti koperasi karyawan PTPN. Dalam

perkembangannya selama ini Bank Agro belum memperluas pangsa

pasarnya pada perusahaan Agrobisnis dalam skala yang lebih besar.

Bank Agro juga belum mampu memberikan keuntungan jangka

pendek kepada konsumen dengan pelayanan transaksi yang masih terbatas

melalui jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Keberhasilan bank juga

ditentukan kemampuan membangun loyalitas nasabah dengan menjalankan

fungsi funding secara efektif. Rendahnya kemampuan bank dalam

menghimpun DPK sementara bulan Desember 2007 sebesar Rp. 2.537.446

juta, 2008 sebesar Rp. 2.163.332 juta, atau menurun sebesar -14,74%.

Sementara itu kinerja DPK tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar Rp.

2.424.296 juta, atau sebesar 12,06% dibandingkan tahun 2008. Menurunnya

DPK disebabkan pangsa pasar bank cukup kecil dibandingkan rata-rata

industrinya seperti; Giro tumbuh 0,09%, Tabungan 0,02%, Deposito 0,19%,

dan Kredit Modal Kerja 0,10% dan Konsumsi 0,11%. (Bank Agro Niaga

2010).

Pendanaan Bank Agro kurang optimal meningkatkan dana ritel

melalui berbagai produk tabungan. Selain itu, tidak memiliki kemampuan

dalam memasarkan brand kepada penerima kredit konsumsi yang jumlahnya

di Indonesia semakin signifikan. Demikian juga manajemen tidak memiliki

Page 23: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

5

strategi pendanaan yang baik untuk mengelola potorfolionya di pasar modal,

misalnya dilihat dari harga sahamnya yang kurang kompetitif.

Persoalan managerial lainnya adalah Bank belum optimal dalam

mengimplementasikan Good Corporate Governance (GCG) sebagai Bank

publik secara konsisten. Hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap tujuan

perusahaan, resiko manajerial, dan kinerja dioptimalkan. Tata kelola

perusahaan yang lemah di Bank Agro Niaga menjadi tantangan manajemen

untuk terus diperbaiki dalam setiap keputusan bisnis terutama upaya

memperbaiki pengawasan internal dan eksternal

Manajemen Bank Agro Niaga tidak optimal melakukan restrukturisasi

organisasi, karyawan, budaya dan identitas perusahaan sehingga

pertumbuhan kinerja keuangan secara keseluruhan terpengaruh seperti

pendapatan bunga, pendapatan operasional lainnya, laba bersih, asset dan

pertumbuhan cash flow. Net Income Bank Agro tahun 2010 sebesar

Rp.14.027 juta dan tahun 2011 sebesar Rp.11.949 juta atau pertumbuhan

mengalami penurunan sebesar -0,15%. Total Equity tahun 2010 sebesar

Rp.278.286 juta dan tahun 2011 sebesar Rp 317.604 juta atau pertumbuhan

sebesar -14,13%. Total Revenue tahun 2010 sebesar Rp.267.158 dan tahun

2011 sebesar Rp.219.850 juta atau terjadi penurunan sebesar -0,40%.

Dengan kondisi kinerja keuangan Bank Agro yang mengalami penurunan,

maka pihak manajemen menyetujui sebagian saham bank Agro diakuisisi

oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar 88,65%.

Tabel 1. Kinerja Keuangan Bank Agro tahun 2007- 2011 (dalam Jutaan Rupiah)

2007 2008 2009 2010 2011 Net Income (Rp) 4.590 684 2.199 14.027 11.949 Pertumbuhan (%) -85,10 221,60 537,89 -0,15 Total Equity (Rp) 245.993 235.778 347.895 278.286 317.604 Pertumbuhan (%) -4,15 -47,55 -20,01 -14,13 Total Revenue (Rp) 344.706 334.006 354.824 267.158 219.850 Pertumbuhan (%) -3,10 -6,23 3,48 -0,40

Sumber : Bank Agro Niaga 2011. Fungsi intermediasi manajemen Bank dalam penyaluran kredit

(Lending) terlalu hati-hati sehingga terjadi kelebihan likuditas yang

mengakibatkan penyaluran kredit perseroan kurang agresif bahkan kontraksi

sebesar 2,42% tahun 2010, sedangkan pada saat yang sama rata-rata

Page 24: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

6

pertumbuhan kredit industri perbankan mencapai 10,6%. Data Bank Agro

menunjukkan bahwa persetujuan kredit baru pada Desember 2009 sebesar

Rp. 1.965.681, dan tahun 2010 sebesar Rp. 1.528.970 juta. Strategi

penyaluran kredit perseroan di fokuskan pada usaha mikro, usaha kecil,

usaha menengah dan Usaha Kecil Menengah (UKM), sehingga rasio kredit

Net Performance Loan (NPL) masih dibawah 5% dimana tahun 2009

sebesar 4,47% dan 2010 sebesar 1,84% sehingga berdampak pada

menurunya pendapan bunga bank dan CAR.

Perkembangan jumlah dana dengan suku bunga relatif tinggi dan tidak

kompetitif yang ditawarkan Bank Agro Niaga sebesar 6,10% tahun 2010

dibandingkan rata-rata industri 6,5% cukup berpengaruh pada Return on

Average Equity (ROAE). Pada sisi pendapatan kemampuan bank

menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang ditanam periode 2009

negatif sebesar -4,56% dan hal yang sama juga terjadi pada imbal hasil rata-

rata dari kemampuan bank menghasilkan laba dari penggunaan aktiva

menurun sebesar -0,43%. Kondisi eksternal juga memberatkan Bank Agro

dengan diberlakukannya kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) oleh Bank

Indonesia yang tentu saja dapat mempengaruhi kinerja Loan to Deposito

Ratio (LDR). Booklet Indonesia Banking (2010 ).

Implikasi dari kondisi diatas mempengaruhi kinerja Bank Agro

seperti total revenue bank sampai dengan tahun 2010 terjadi penurunan

5,1% dibandingkan tahun 2009 6,23%. Pertumbuhan kinerja keuangan yang

negatif menyebabkan terjadinya penurunan sejumlah indikator financial

performance ratio seperti CAR, ROA, ROE, LDR, NIM, dan BOPO.

Sementara itu, pendapatan bersih Bank Agro Niaga tahun 2010 menurun

sebesar 55,57% dibandingkan tahun 2009 sebesar 221,60%. Indikasi

pertumbuhan penerimaan bank negatif mengakibatkan ketidakmampuan

menciptakan Economic Value Added (EVA) sehingga akan mengurangi

penilaian investor terhadap kinerja bank.

Kinerja saham Bank Agro Niaga tahun 2009 menunjukan terjadi

penurunan nilai dengan nila harga saham terendah sebesar Rp.126 per

saham, harga tertinggi Rp.175 dan harga penutupan Rp. 141 dengan volume

Page 25: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

7

perdagangan mencapai 131,142 ribu lembar. Harga saham yang rendah ini

menunjukan investor kurang berminat membeli saham Bank sehingga

berdampak pada penurunan Market Value Added (MVA).

Hasil tiga penelitian tentang penilaian kinerja keuangan bank, salah

satu variabel yang mempengaruhi tinggi rendahnya harga saham adalah

laporan keuangan yang bagus. Investor akan menganalisis laporan keuangan

tersebut dengan rasio-rasio keuangan yang lazim digunakan, untuk

menganalisis posisi dan kinerja perusahaan saat ini agar dapat memprediksi

kondisi perusahaan tersebut dimasa akan datang.

Melihat pertumbuhan financial performance gap yang berupa

perbedaan antara standarisasi kinerja keuangan bank yang sehat menurut

ketentuan Bank Indonesia dengan apa yang terjadi di Bank Agro Niaga,

maka terdapat indikasi terjadinya kondisi keuangan yang bermasalah

(financial distress) yaitu kondisi keuangan bank dalam beberapa tahun

terakhir terus mengalami pertumbuhan laba bersih negatif.

Berdasarkan perumusan masalah, maka permasalahan penelitian ini

adalah adalah :

1. Bagaimanakah kinerja keuangan Bank Agro Niaga dengan rendahnya

pertumbuhan dana pihak ketiga dan kemampuan bank dalam penyaluran

kredit ?

2. Apakah pertumbuhan kinerja keuangan bank sudah memberikan nilai

tambah ekonomi dan nilai tambah pasar kepada pemegang saham?

3. Bagaimanakan proyeksi kinerja keuangan Bank Agro Niaga kedepan,

dalam menentukan kebijakan strategi pemasaran ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Page 26: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

8

1. Menganalisis pertumbuhan kinerja keuangan Bank Agro Niaga dengan

rendahnya pertumbuhan dana pihak ketiga dan kemampuan bank dalam

penyaluran kredit?.

2. Menganalisis dampak pertumbuhan kinerja keuangan bank terhadap

penciptaan laba ekonomis dan nilai tambah pasar yang diberikan kepada

pemegang saham?.

3. Menganalisis proyeksi kinerja keuangan Bank Agro Niaga kedepan dalam

menentukan kebijakan strategis pemasaran?.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Bank Agro Niaga : informasi penting tentang model pengukuran kinerja

keuangan bank yang memadukan pendekatan financial performance ratio

dengan pendekatan modern (EVA/MVA) secara lebih kompherensif.

Hasil kombinasi metode ini dapat di gunakan sebagai dasar pertimbangan

dalam merumuskan strategi corporate marketing planning yang tepat

untuk meningkatkan kinerja financial.

2. Pembaca : sebagai informasi tambahan yang dapat digunakan sebagai

referensi penelitian selanjutnya.

3. Investor yaitu : informasi tambahan dalam menentukan kriteria Investasi

saham bank yang dapat memberikan tingkat pengembalian investasi yang

diharapkan (expected return).

1.5. Batasan Penelitian

Kinerja keuangan bank sangat dipengaruhi oleh faktor fundamental

sangat luas dan kompleks cakupannya tidak saja meliputi kondisi internal

bank tetapi faktor pertumbuhan makro perekonomian diluar kendali bank

seperti persaingan usaha, suku bunga, kurs valuta asing, fluktuasi

perdagangan saham, inflasi, pertumbuhan ekonomi dan kebijakan

pemerintah,serta kondisi pasar global.

Oleh karena itu, penelitian ini tidak mengkaji faktor fundamental

yang mempengaruhi kinerja bank secara umum tetapi dibatasi pada

“Penilaian kinerja keuangan dengan metode Financial Performance Ratio

Page 27: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

9

(FPR) dengan indikator CAR, ROA, ROE , LDR, BOPO, NIM, EVA dan

MVA dan bagaimanakah proyeksi kedepan terhadap kinerja keuangan bank

sebagai dasar penetapan strategi marketing Bank Agro Niaga” periode

Desember 2007 – Februari 2011. Pada penelitian ini, saham yang dimaksud

adalah berbasis saham tunggal, bukan berbasis portofolio.

Page 28: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bank

Menurut Taswan (2006) Bank adalah lembaga yang menerima

simpanan giro, deposito, dan membayar atas dasar dokumen yang ditarik

pada orang atau lembaga tertentu, mendiskontokan surat berharga

memberikan pinjaman dan menanamkan dananya dalam surat berharga. Bank

merupakan lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-

pihak yang memiliki dana dengan pihak yang memerlukan dana serta sebagai

lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran.

(Perbankan, 2009).

Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 (revisi UU No.14 tahun

1992) bahwa yang dimaksud bank adalah badan usaha yang menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jenis

bank berdasarkan Undang-Undang No.10 tahun 1998 terdiri atas dua

kegiatan yaitu :

1. Bank Devisa yaitu bank yang memperoleh ijin dari Bank Indonesia untuk

menjual dan membeli, menyimpan devisa serta menyelenggarakan lalu

lintas pembayaran dengan luar negeri misalnya Bank Mandiri dan Bank

Agro Niaga.

2. Bank Non Devisa yaitu bank yang tidak memperoleh ijin dari Bank

Indonesia untuk menjual dan membeli, menyimpan devisa serta

menyelenggarakan lalu lintas pembayaran dengan luar negeri misalnya

Bank BPD.

Pemahaman terhadap lima karakteristik bank sangat diperlukan dalam

mengelola bank adalah sebagai berikut :

1. Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara

pihak yang memiliki kelebihan dana dengan mereka yang membutuhkan

dana, serta berfungsi untuk memperlancar lalu lintas pembayaran giral.

Page 29: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

10

2. Bank merupakan industri yang kegiatannya mengandalkan kepercayaan

sehingga harus selalu menjaga kesehatannya. Pemeliharaan kesehatan

bank antaralain dengan memperhatikan pemeliharaan kecukupan modal,

kualitas aktiva, manajemen, pencapaian profit dan likuiditas yang cukup.

3. Pengelola bank dalam melakukan kegiatannya dituntut untuk menjaga

keseimbangan pemeliharaan likuiditas dengan kebutuhan profitabilitas

yang wajar serta modal yang cukup. Hal tersebut perlu dilakukan karena

bank dalam usahanya selain menanamkan dana dalam aktiva produktif

juga memberikan komitmen jasa-jasa lainnya yang menghasilkan

pendapatan non bunga.

4. Bank dipandang sebagai lembaga kepercayaan masyarakat dan bagian dari

sistem moneter yang mempunyai kedudukan strategis sebagai penunjang

pembangunan.

5. Secara operasional bank mempunyai ciri khas yaitu aktiva tetapnya relatif

rendah, hutang jangka pendeknya lebih banyak jumlahnya dan

perbandingan antara aktiva dengan modal (financial leverage) sangat

besar (Taswan, 2006).

2.2. Laporan Keuangan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dalam Kerangka

Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bag. 7 IAI (2009)

laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,

laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai

cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan

laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari

laporan keuangan. Laporan keuangan termasuk jadwal dan informasi

tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, seperti informasi keuangan

segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan

harga.

Menurut Zainudin dan Hartono (1999), informasi yang dipublikasikan

sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam

pengambilan keputusan investasi. Pengumuman informasi yang bernilai

Page 30: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

11

positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu informasi tersebut

diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan

volume perdagangan saham. Pada waktu informasi diumumkan dan semua

pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu

menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik

bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham.

Menurut Sharpe dan Bailey (1997), pengumuman informasi akuntansi

memberikan signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa

mendatang sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham,

dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan

dalam volume perdagangan saham. Hubungan antara publikasi informasi baik

laporan keuangan, kondisi keuangan ataupun sosial politik terhadap fluktuasi

volume perdagangan saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar.

Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004), pasar modal efisien

didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya telah

mencerminkan semua informasi yang relevan. Wolk dan Dodd (2000)

menambahkan bahwa teori sinyal mengemukakan bagaimana perusahan

memberi sinyal kepada pengguna laporan keuangan berupa informasi kinerja

keuangan perusahaan. Sehubungan dengan informasi akuntansi, seseorang

tidak bisa mengharapkan pasar bereaksi kecuali jika informasi tersebut

berguna. Informasi yang berguna dalam konteks ini adalah informasi yang

relevan dan dapat dipercaya bagi pihak yang berkepentingan.

Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004) untuk menjalankan

perusahaan, manajer memerlukan pihak-pihak di luar manajemen perusahaan.

Pihak tersebut antara lain investor, kreditur, pemasok, hingga pelanggan.

Investor hanya akan menanamkan modal jika mereka menilai perusahaan

mampu memberikan nilai tambah atas modal, lebih besar dibandingkan jika

mereka menanamkannya di tempat lain. Hal tersebut diarahkan pada

kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Kreditur di pihak lain, lebih

tertarik pada kemampuan perusahaan dalam melunasi pinjaman yang mereka

berikan. Pemasok dan pelanggan cenderung lebih memperhatikan kelancaran

arus masuk dan keluar barang. Semua informasi tersebut dapat diketahui dari

Page 31: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

12

laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan. Respon pasar terhadap

perusahaan dengan demikian sangat tergantung pada sinyal yang dikeluarkan

oleh perusahaan. Hal tersebut jelas bahwa adanya pengukuran kinerja

merupakan hal yang penting dalam hubungan antara perusahaan dengan

stakeholders perusahaan. Harapan adanya penilaian kinerja dengan ROI dan

EVA dapat menjadi sinyal bagi para investor untuk membuat keputusan

investasi pada perusahaan yang memiliki kinerja baik.

2.3. Financial Performance Ratio (FPR)

Menurut David dan Wheelen (2003) pengukuran-pengukuran yang

digunakan untuk menilai kinerja tergantung bagaimana unit organisasi akan

dinilai dan bagaimana sasaran akan dicapai. Sasaran yang akan ditetapkan

pada tahap perumusan strategi dalam sebuah proses manajemen strategi harus

betul-betul digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan selama masa

implementasi strategi.

Menurut Bangun dan Vincent (2008) kinerja keuangan merefleksikan

kinerja fundamental perusahaan dan diukur dengan menggunakan data

fundamental perusahaan yaitu dari data yang berasal dari laporan keuangan

perusahaan. Laporan keuangan dimaksud sebagai produk informasi yang

dihasilkan perusahaan, tidak terlepas dari proses penyusunannya. Waluyo

(2010) menambahkan bahwa salah satu gambaran yang dapat menunjukan

prospek perusahaan yaitu kinerja keuangan yang baik sedangkan Umar

(2002) menambahkan bahwa alat untuk menilai kinerja keuangan perusahaan

yaitu rasio keuangan, tingkat kebangkrutan usaha, dan penilaian harga saham

dipasar modal.

Menurut Umar (2002), kinerja keuangan perusahaan dapat dianalisis

dari tiga aspek yaitu : (1). Rasio keuangan yang meliputi : Rasio likuiditas,

rasio efisiensi, rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio devident payout. (2).

Tingkat kebangkrutan usaha (Z skor). (3). Penilaian harga saham di pasar

modal yang meliputi rasio price to earning (PER), ratio price to book value

dan dividend yield. Kasmir (2008) menambahkan rasio keuangan yang

digunakan oleh bank dan perusahaan relatif sama. Adapun rasio keuangan

bank terdiri dari rasio likuiditas bank, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas.

Page 32: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

13

Pendekatan lain dalam mengukur kinerja keuangan bank

menggunakan analisis CAMELS. Pendekatan ini dikenal sebagai rambu-

rambu kesehatan bank dimana komponennya antara lain dapat mencakup

aspek permodalan aktiva produktif, manajemen, profitabilitas likuiditas dan

risiko pasar. Kinerja setiap bank di Indonesia biasa ditelaah dengan

pendekatan “Regulatory policy “yang sudah baku (Mardiyah, 2006). Tingkat

kesehatan bank diatur oleh Bank Indonesia dalam surat edaran Bank

Indonesia Nomor 6/23/DPNP/31 Mei 2004 kepada semua bank umum yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional perihal sistem penilaian

tingkat kesehatan bank umum dan Peraturan BI Nomor 6/10/PBI/2004

tanggal 12 April 2004 tentang sistem penilaian kesehatan bank umum,

dimaana bank diwajibkan melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara

triwulan, perbulan dan pertahun.

Menurut Riyadi (2006), bahwa dalam industri perbankan, alat

analisis yang digunakan untuk menilai kesehatan suatu bank berdasarkan dari

indikator aspek permodalan, likuiditas, profitabilitas, kualitas asset, aspek

rentabilitas dan manajemen. Indikator ini dapat digunakan untuk

memprediksi kesehatan bank. Perumusan faktor-faktor tersebut adalah

sebagai berikut :

a. Aspek Permodalan : Penilaian aspek permodalan bank dimaksudkan untuk

mengetahui bagaimana atau berapa modal bank tersebut telah memadai

untuk menunjang kebutuhanya. CAR yaitu kewajiban penyediaan modal

minimum berdasarkan jumlah modal terhadap aktiva tertimbang menurut

risiko. Berdasarkan ketentuan API modal yang harus dimiliki bank

minimum 100 milyar atau >8%.

b. Aspek Kualitas asset : Aspek ini menunjukan kualitas asset sehubungan

dengan risiko kredit yang dihadapi bank akibat pemberian kredit investasi

dana bank pada portfolio yang berbeda. Setiap penanaman modal bank

dalam aktiva produktif dinilai kualitasnya dengan menentukan nilai

kolektibilitasnya. Aktiva produktif merupakan sumber pendapatan utama

bank. KAP merupakan ketentuan untuk menetapkan kolektibilitas kredit

berdasarkan tingkat kelancaran baik pembayaran pokok maupun bunga

Page 33: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

14

serta surat berharga. Penilaian didasarkan dua hal yakni rasio aktiva

produktif yang diklasifikasi terhadap aktiva produktif serta rasio

penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dibentuk terhadap

penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk.

c. Likuiditas : Menggambarkan ukuran kemampuan bank dalam membayar

kembali simpanan nasabah pada saat ditarik dengan menggunakan alat-alat

likuid yang dimilikinya. Alat likuid yang dimaksud adalah uang kas di

bank atau rekening giro yang disimpan di BI.

d. Aspek Rentabilitas : Dimaksudkan untuk mengukur kemampuan bank

untuk menetapkan harga yang mampu menutup seluruh biaya. Laba yang

dihasilkan secara stabil akan memberikan nilai tambah kepada bank.

e. Aspek Manajemen : Kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan

operasinya kedalam maupun keluar. Pengendalian operasi yang baik

memiliki sistem dan prosedur yang jelas didukung dengan kualitas SDM,

kepemimpinan profesional, ketersediaan teknologi atau penerapan Good

Corporate Governance (GCG) meliputi; transparan, akuntabilitas,

pertanggung jawaban, independensi dan kewajaran.

f. Profitabilitas : Menggambarkan ukuran-ukuran profitabilitas dari aset-aset

berisiko yang dimiliki bank dalam menghasilkan keuntungan.

Peraturan tentang kesehatan bank diharapkan perbakan selalu dalam kondisi

sehat sehingga tidak merugikan masyarakat. Kesehatan bank dapat diartikan

sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional

perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajiban dengan

baik dengan cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.

Demikian juga halnya dengan kinerja perbankan dapat diartikan sebagai hasil

yang dicapai suatu bank dengan mengelola sumber daya yang ada dalam

bank seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan yang telah

ditetapkan manajemen.

Metode yang sering digunakan untuk mengukur kinerja keuangan

adalah financial ratio yang dianalisis dari laporan keuangan perusahaan.

Analisa rasio keuangan dapat dilakukan dengan menghitung beberapa macam

Page 34: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

15

rasio. Menurut Weston dan Bringham (2005), mengelompokkan rasio

keuangan dalam enam kelompok yaitu likuiditas ratio, coverage ratio, asset

activity ratio, leverage ratio, coverage ratio, profitability ratio dan market

value ratio. Penggunaan financial ratio sangat penting terutama dalam

analisis fundamental. Analisis ini mencakup keadaan fundamental dari

perusahaan yang dianalisis, perbandingan antar industri dan mengukur

kekuatan dan kelemahannya. Keown dan Scott (2004), selanjutnya terdapat

dua cara untuk membandingkan data keuangan perusahaan yakni;

1. Analisa trend yaitu membandingkan financial ratio antar waktu,

2. Analisa komparatif, membandingkan financial ratio suatu perusahaan

dengan perusahaan lain.

Menurut Usman dan Bahtiar (2003) analisa rasio keuangan adalah

suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh gambaran perkembangan

financial dan posisi financial perusahaan. Analisa rasio keuangan sebagai

analisis interen bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui hasil finansial

yang telah dicapai guna menetapkan perencanaan akan datang dan juga untuk

analisis eksteren bagi kreditor dan investor untuk menentukan kebijakan

pemberian kredit dan penanaman modal suatu perusahaan.

Analisis rasio merupakan salah satu alat analisis keuangan yang

banyak digunakan. Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan

terhadap kondisi yang mendasar. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat

mampu mengidentifikasi area yang bermasalah untuk dianalisis lebih lanjut.

Analisa rasio dapat mengungkapkan hubungan penting sebagai dasar

perbandingan dalam menemukan kondisi dan trend yang sulit untuk dideteksi

dengan mempelajari masing masing komponen yang membentuk rasio. Alat

ini sangat bermanfaat bila berorientasi kedepan (Subramanyam dan Halsey,

2005).

Menurut Emry & Finnerty (1991) analisis rasio keuangan mencakup

metode perhitungan dan interpretasi angka rasio untuk melihat performace

perusahaan atau bank. Tipe perbandingan angka rasio keuangan terdiri atas 3

(tiga) jenis :

Page 35: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

16

a. Analisa Cross Section : Membandingkan perusahaan atau bank yang

berbeda pada satu waktu yang sama, termasuk membandingkan rasio satu

perusahaan terhadap perusahaan lain maupun membandingkan rasio

perusahaan terhadap industry atau rata-rata industri.

b. Analisa Time Series : Evaluasi performance keuangan perusahaan dari

satu waktu kewaktu lain dengan menggunakan analisa rasio.

c. Analisa kombinasi : Menggunakan analisa yang menggabungkan antara

cross section dan time series.

Analisa yang dilakukan terhadap rasio keuangan memiliki berbagai

keunggulan serta keterbatasan dibandingkan dengan teknik analisis lainnya.

Menurut Harahap dan Syafri (2001) tujuh keunggulan analisa rasio yaitu: (1)

Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca

atau ditafsirkan, (2) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari

informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit, (3)

Mengetahui posisi perusahaan ditengah industry lain, (4) Sangat bermanfaat

untuk bahan dalam mengisi model pengambilan keputusan dan model

prediksi; (5) Menstandarisir size perusahaan, (6) Melihat perkembangan

perusahaan secara periodik, (7) Lebih mudah melihat trend perusahaan serta

melakukan prediksi dimasa akan datang.

Menurut Harahap (1999), bahwa analisa rasio keuangan juga memiliki

keterbatasan yang perlu diperhatikan pada saat penggunaannya antara lain :

(1) Kesulitan memilih rasio yang tepat dan dapat digunakan untuk

kepentingan pemakainya, (2). Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau

laporan keuangan juga menjadi keterbatasan dalam menggunakan rasio (3)

Tidak tersedianya data untuk menghitung rasio, (4) Perbedaan teknik atau

standar akuntansi yang digunakan dari setiap perusahaan yang dianalisis.

Lima (5) aspek kunci yang sangat menentukan tingkat kinerja suatu bank

mencakup aspek yaitu permodalan, Kualitas Aktiva Produktif (KAP),

manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan Sensitivity to Market

Menurut Nirmalawati (2001) analisis kinerja keuangan bank dapat

menggunakan beberapa rasio penting untuk mengevaluasi pencapaian kinerja

keuangan bank dari waktu ke waktu adalah CAR, ROE, ROA, LDR, NPL,

dan NIM. Rasio keuangan dirancang untuk membantu dan menilai kesehatan

Page 36: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

17

suatu bank dan membantu kita mengidentifikasi beberapa kekuatan dan

kelemahan keuangan bank jika dibandingkan dengan angka pembanding

yang dijadikan standar. Metode analisis rasio yang digunakan untuk

mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam laporan keuangan seperti

neraca, laporan perubahan modal dan rugi/laba.

2.4. Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio/CAR)

Modal merupakan motor penggerak bagi kegiatan usaha bank,

sehingga besar kecilnya modal sangat berpengaruh terhadap kemampuan

bank untuk melaksanakan kegiatan operasinya. Kemampuan modal sedikit

maka kapasitas usaha bank menjadi terbatas, mengingat modal merupakan

”proxi” dari pada kemampuan bank untuk mengcover risiko-risiko usaha

yang dihadapi. Bank dengan modal sedikit tentunya akan mengalami

kesulitan untuk memiliki kegiatan usaha yang sangat bervariasi atau memiliki

risiko tinggi.

The New Based Accord II Bank Indonesia menegaskan bahwa

jumlah modal bank harus sesuai dengan risiko yang dihadapi oleh bank

sehingga memungkinkan bank tersebut untuk mengkover risikonya dengan

baik. Modal sebesar Rp. 100 miliar merupakan syarat minimum yang

diperlukan untuk mengakomodir risiko-risiko yang dihadapi oleh bank, baik

itu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas maupun risiko lainnya. Selain

itu, dengan modal Rp. 100 milyar memungkinkan bank untuk meningkatkan

skala usahanya secara efisien maupun memperbaiki ”skill Level” sumber

daya manusia. Konsekuensinya bank akan mampu bersaing dengan bank

lainnya dari segi efisiensi dan pelayanan (Suyono, 2005).

Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) merupakan

perbandingan antara modal dengan aktiva tertimbang menurut risikonya

(ATMR) dan digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan modal bank.

Tingkat kemampuan modal yang dimiliki bank, maka pihak Direksi dapat

mengantisipasi dan meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko dalam

penyaluran pembiayaan dan perdagangan surat-surat berharga. Dasar

pertimbangan semakin tinggi rasio CAR maka kemampuan bank tersebut

untuk bertahan dari pengaruh gejolak pasar akan semakin baik dan dapat

Page 37: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

18

menjamin keamanan dana pihak ketiga yang terhimpun apabila terjadi

kerugian pada bank itu sendiri.

Beberapa teori permodalan bank memberikan pedoman dalam

pengambilan keputusan manajemen bank, bahwa standar kecukupan modal

hanya diperlukan untuk menjamin keunikan pelayanan bank, melindungi

bank dari kegagalan (risiko) serta menjamin keberlanjutan bank. Investor

tidak melihat CAR sebagai parameter satu-satunya untuk membeli saham,

maka kedua pendapat berbeda diatas dapat diterima sebagai persyaratan teori

dalam penelitian ini.

Menurut Lukas (1999) modal adalah sejumlah dana yang ditanamkan

kedalam suatu perusahaan oleh para pemiliknya untuk pembentukan suatu

badan usaha dan dalam perkembangannya modal tersebut dapat susut karena

kerugian ataupun berkembang karena keuntungan yang diperolehnya. Rasio

keuangan untuk mengukur permodalan adalah CAR. Modal bagi bank

berfungsi sebagai ;

a) Ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap kerugian-kerugian

yang tidak dapat dihindarkan

b) Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya

c) Alat pengukur besar kecilnya kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang

saham

d) Modal yang mencukupi memungkinkan bagi manajemen bank yang

bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi.

Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penilaian terhadap

komponen sebagai berikut :

a) Kecukupan, komposisi, dan proyeksi permodalan serta kemampuan

permodalan bank dalam mengcover asset bermasalah

b) Kemampuan bank dalam memelihara kebutuhan penambahan modal yang

berasal dari keuntungan, rencana permodalan bank untuk mendukung

pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan dan kinerja

keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank.

Page 38: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

19

Modal sendiri adalah total modal yang berasal dari perusahaan (bank)

yang terdiri dari modal disetor, laba tak dibagi dan cadangan yang dibentuk

bank. Sedangkan ATMR adalah merupakan penjumlahan ATMR aktiva

neraca dan ATMR aktiva administratif. ATMR aktiva neraca diperoleh

dengan cara mengalihkan nilai nominal aktiva dengan bobot risiko. ATMR

aktiva administratif diperoleh dengan cara mengalihkan nilai nominalnya

dengan bobot risiko aktiva administrative (Manullang, 2002). Semakin

likuid, aktiva risikonya nol dan semakin tidak likuid bobot risikonya 100,

sehingga risiko berkisar antara (0 - 100%).

Total aset yang lazim digunakan untuk mengukur ROA sebuah bank

adalah jumlah dari asset-asset produktif yang terdiri dari penempatan surat-

surat berharga (seperti Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang,

penempatan dalam saham perusahaan lain, penempatan dalam Call Money

atau Money Market), dan penempatan dalam bentuk kredit (kredit konsumtif

maupun produktif baik kepada perorangan maupun institusi atau perusahaan).

CAR adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

permodalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek atau

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jika terjadi likuidasi dan

sebagai perbandingan antara modal dengan ATMR. Standar minimum CAR

berdasarkan keputusan Bank Indonesia sebesar 8%. Semakin besar rasio

CAR semakin kecil kemungkinan suatu bank mengalami kebangkrutan

(Sucianty dan Naomi, 2009).

CAR menjadi pedoman bank dalam melakukan ekspansi dibidang

perkreditan. Dalam prakteknya perhitungan CAR oleh Bank Indonesia

disebut kewajiban penyediaan modal minimum bank (KPMM). Petunjuk

mengenai hal ini diatur dasar-dasarnya oleh BI melalui pasal 13 dan 20 pada

PBI No.10/15/PBI/2008. Modal bagi bank yang berkator pusat di Indonesia

terdiri dari modal inti, modal pelengkap dan modal pelengkap tambahan,

setelah menghitung faktor-faktor tertentu yang menjadi pengurang modal.

Adapun ketentuan Bank Indonesia tentang faktor-faktor tertentu yang

menjadi pengurangan modal sebagaimana diatur dalam pasal 20 PBI Nomor

10/15/PBI/2008 terdiri dari ; ATMR untuk risiko kredit, ATMR untuk risiko

Page 39: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

20

operasional dan ATMR untuk risiko pasar. ATMR dihitung dari aktiva yang

tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administrasi terhadap

masing masing-masing pos dalam aktiva diberikan bobot risiko yang

besarnya pada kadar risiko yang terkandung pada aktiva itu atau golongan

nasabah atau agunan (Dunil, 2005).

Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio /CAR)

Total Modal Bank ________________________ X 100% ………………………...……… 1 ATMR

2.5. Hasil Pengembalian Equitas (Return on Equity/ROE)

Menurut Riyadi (2006), Return on Equity (ROE) adalah rasio

profitabilitas yang menunjukan perbandingan antara laba (setelah pajak)

dengan modal (modal inti) bank. Rasio ini menunjukan % (persentase) yang

dapat dihasilkan. Menurut Sambas (2009) ROE adalah rasio yang mengukur

kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan bersih dikaitkan dengan

pembayaran deviden. Semakin besar rasio ini maka makin besar laba bersih

bank yang bersangkutan, selanjutnya akan menaikan harga saham bank dan

semakin besar pula dividen yang diterima investor. Kenaikan dalam rasio ini

berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Menurut

ketentuan BI, rasio ROE berkisar antara (5 % -7,50%).

Menurut Berger dalam Kuncoro (2002), bank dalam kegiatan

usahanya tidak efisien akan mengakibatkan ketidakmampuan bersaing dalam

mengelola dana masyakat maupun dalam penyaluran dana tersebut kepada

investor yang membutuhkan modal usaha. Keuntungan maksimum diperoleh

apabila adanya efisiensi biaya, penambahan dana yang disalurkan, suku

bunga lebih kompetitif, peningkatan pelayanan kepada nasabah serta

keamanan dan kesehatan bank meningkat.

Hasil Pengembalian Equitas (Return on Equity/ROE dan BOPO)

ROE : Return on Equity =

Laba Bersih ___________________ X 100% …………………………….……… 2 Modal Sendiri

Page 40: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

21

2.6. Return on Assets (ROA)

Menurut Siamat (2005) Return on Asset (ROA) adalah rasio yang

digunakan untuk mengukur keuntungan yang diperoleh bank dari

penggunaan aktiva. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar tingkat

keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank

dari segi penggunaan asset. Aset terdiri dari aset produktif dan aset tidak

produktif, bila yang dominan aset produktif maka perubahan laba akan tinggi

namun bila yang dominan aset tidak produktif perubahan laba akan rendah.

Laba yangdiperhitungkan adalah laba setelah pajak atau Earning After Tax

(EAT). ROA yang semakin besar menunjukkan kinerja perusahaan semakin

baik karena return semakin besar.

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30DPNP tanggal 14

Desember 2001, rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba

sebelum pajak terhadap total aset (total aktiva). Laba sebelum pajak adalah

laba bersih dari kegiatan operasional bank sebelum pajak. Total aset yang

digunakan untuk mengukur ROA adalah jumlah keseluruhan dari aset yang

dimiliki oleh bank yang bersangkutan. Semakin besar ROA menunjukkan

kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat kembalian (return)

semakin besar. Bank Indonesia selaku pembina dan pengawas perbankan

lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset

yang perolehan dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat

(Siamat, 2005).

Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur dan membandingkan

kinerja profitabilitas bank adalah Return on Asset (ROA) adalah rasio yang

digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh bank dari

penggunaan aktiva. ROA menunjukan kemampuan manajemen bank dalam

mengahasilkan pendapatan dari pengelolaan asset yang dimiliki (Riyadi,

2006). Sambas (2009) menambahkan, ROA yang digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan yang

dihasilkan dari rata-rata total aset bank secara keseluruhan. Semakin besar

rasio ini, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank, sehingga

kemungkinan bank berada dalam kondisi yang bermasalah semakin kecil.

Page 41: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

22

Menurut kriteria Bank Indonesia secara rata-rata bank umum tergolong sehat

kalau rasio ROA < 2.

Return on Assets (ROA)

Laba Sebelum Pajak __________________________ X 100% …………… 3

Rata-Rata Total Aktiva

2.7. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Menurut Kasmir (2008) Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio

untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang disalurkan dibandingkan

dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Rasio ini

menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang

dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan

sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah

kemampuan likuiditas bank.

Rasio LDR juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan

suatu bank apabila kredit yang disalurkan mengalami kegagalan atau

bermasalah, maka bank akan mengalami kesulitan untuk mengembalikan

dana yang dititipkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah membatasi

rasio antara kredit dibandingkan dengan simpanan masyarakat pada bank

yang bersangkutan. Faktor lain yang menyebabkan rendahnya LDR adalah

rendahnya tingkat pencairan (credit disbursement) dibandingkan dengan

fasilitas pinjaman yang telah disepakati (credit approval). Menurut Kasmir

(2008), batas aman LDR menurut peraturan pemerintah adalah 110%. Para

praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu bank

adalah sekitar 85%. Namun batas toleransi berkisar antara 85% - 100% atau

batas aman untuk LDR menurut peraturan pemerintah adalah maksimum

110%. Tujuan penting dari perhitungan LDR adalah untuk mengetahui serta

menilai sampai berapa jauh bank memiliki kondisi sehat dalam menjalankan

operasional atau kegiatan usahanya

Unsur–unsur LDR adalah :

1. Total Loans adalah semua realisasi kredit dalam rupiah dan valuta asing

yang diberikan bank termasuk kantornya di luar negeri, kepada pihak

ketiga bukan bank baik di dalam maupun di luar negeri.

Page 42: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

23

2. Total Deposit adalah dana yang dihimpun oleh bank yang berupa:

(1) Giro, yaitu simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran,

dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,

sarana pembayaran lainnya, atau dengan pemindah bukuan.

(2) Deposito Berjangka, yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat

dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan

dengan bank yang bersangkutan, (3) Sertifikat deposito, yaitu deposito

berjangka yang bukti penyimpanannya dapat diperdagangkan,

(4) Tabungan, yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan

menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik

dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan.

Bank harus tetap menjaga LDR apabila memperoleh lDR optimum karena

berpengaruh terhadap Earning After Tax (EAT) dan sangat bergantung pada

manajemen bank.

Loan to Deposit Ratio (LDR)

Total Kredit ________________________________ X 100% …………… 4

Dana Pihak Ketiga

2.8. Net Interest Margin (NIM)

Teori keuangan menyatakan bahwa Net Interest Margin (NIM)

merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam

mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.

Semakin besar perubahan NIM suatu bank, maka semakin besar pula

profitabilitas bank (ROA) yang diperoleh bank, berarti kinerja keuangan

tersebut semakin membaik atau meningkat. Begitu juga sebaliknya, jika

perubahan NIM semakin kecil, profitabilitas bank (ROA) juga akan semakin

kecil, dengan kata lain kinerja NIM sangat sedikit berhubungan dengan

return saham, karena justru lebih cenderung mempengaruhi ROA. Temuan

ini semakin memperkuat landasan teori keuangan bahwa dalam menilai

kinerja bank diperlukan analisis variabel-variabel lain diluar kinerja

keuangan.

Page 43: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

24

Saat ini perbankan Indonesia secara umum masih sangat

mengandalkan Interest Margin yaitu perbedaan antara biaya dana yang harus

dikeluarkan bank untuk dana yang berhasil dikumpulkannya dari masyarakat

(source of fund) dengan keuntungan bunga yang diperoleh bank dari kegiatan

penyaluran dana (Use of Fund) misalnya dari aktiva produktif bank. Interest

Margin pun akan tinggi jika biaya dana bank adalah rendah misalnya dengan

menekan tingkat suku bunga simpanan, namun keuntungan bank tinggi

misalnya dengan tingkat suku bunga pinjaman tinggi. Prilaku penetapan

harga jual (tingkat suku bunga rata-rata dari penyaluran dana) yang tinggi

dengan menekan biaya produksi (cost of fund) serendah-rendahnya

merupakan prilaku bisnis yang bisa diterima untuk lembaga yang profit

oriented.

NIM merupakan perbandingan antara net interest income dengan

earning assets atau selisih antara suku bunga pinjaman dan suku bunga dana.

Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban

bunga. Aktiva produktif yang diperhitungkan adalah aktiva produktif yang

menghasilkan bunga (interest bearing assets. Rasio keempat dari rasio

profitabilitas bank adalah NIM yaitu rasio antara pendapatan bunga bersih

terhadap jumlah kredit yang diberikan (outstanding credit). Pendapatan

bunga bersih diperoleh dari bunga yang diterima dari pinjaman yang

diberikan dkurangi dengan biaya bunga dari sumber dana yang dikumpulkan.

Sumber dana bank terdiri dari 3 jenis yaitu: (1) dana dari pihak 1 (modal

sendiri), (2) Dana pihak kedua (pinjaman dari bank-bank lain), dan (3) Dana

dari pihak ketiga (dana dari masyarakat). Dana dari masyarakat

dikelompokkan dalam 3 jenis: (1) Giro, (2) Tabungan atau simpanan harian,

(3). Deposito berjangka. Giro yang diterima dari masyarakat adalah dana dari

suatu lembaga (baik pemerintah maupun swasta), dimana penarikannya

dengan menggunakan cek yang dikeluarkan oleh bank. Tabungan atau

simpanan harian merupakan dana yang diperoleh dari masyarakat dimana

pengambilannya dapat dilakukan setiap saat selaina saldo mencukupi.

Penarikan tabungan bisa dilakukan di tempat maupun menggunakan ATM

Page 44: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

25

(Automatic Teller Machine atau sering diterjemahkan sebagai Anjungan

Tunai Mandiri).

Giro dikelompokkan sebagai demand deposit dan tabungan sebagai

saving deposit. Sedangkan deposito berjangka pada awalnya dikelompokkan

dalam 5 jenis yaitu: (1) Deposito satu bulan, (2) Deposito tiga bulan, (3)

Deposito 6 bulan, (4) Deposito 12 bulan, dan (5) Deposito 24 bulan. Namun

sejak 1998 deposito 24 bulan tidak diperkenankan lagi oleh bank sentral.

Rasio Net Interest Margin dapat dihitung sebagai berikut (Muljono 1999).

Menurut peraturan BI Nomor 7/2/PBI/2005 tentang penilaian kualitas

aktiva bank umum yang dimaksud aktiva produktif adalah penyediaan dana

bank untuk memperoleh penghasilan dalam bentuk kredit, surat berharga,

penempatan dana antar bank, tagihan Akseptasi, tagihan atas surat berharga

yang dibeli dengan perjanjian jual beli, tagihan derivative, penyertaan,

transaksi rekening administrasi, serta bentuk penyediaan dana lain yang dapat

dipersamakan dengan itu.

Selain menjaga kualitas aktiva produktifnya, untuk menjaga posisi

NIM perlu memperhatikan perubahan suku bunga. Dalam mencapai

keuntungan maksimal selalu ada risiko yang sepadan, semakin tinggi

keuntungannya semakin besar risiko yang dihadapi. Peningkatan keuntungan

dalam kaitannya dengan NIM yaitu selisih pendapatan bunga dengan biaya

bunga (Januarti dan Indira 2002). Lebih lanjut Sambas (2009), menjelaskan

NIM adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen

Bank dalam mengelola aktiva produktifnya. Pendapatan operasional bunga

bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Aktiva

produktif yang diperhitungkan adalah aktiva produktif yang menghasilkan

bunga. Makin besar rasio NIM semakin meningkatkan pendapatan bunga atas

aktiva produktif yang dikelola bank. Menurut peraturan BI rasio NIM adalah

>10%.

Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Income _________________________ X 100% …………………………………… 5

Rata-Rata Aktiva Produktif

Page 45: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

26

2.9. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

Menurut Sambas (2009) Rasio BOPO adalah perbandingan antara

biaya operasional dengan pendapatan operasional, digunakan untuk

mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan

operasi. Riyadi (2006), menambahkan BOPO adalah alat untuk menganalisis

atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh

bank yang bersangkutan. Semakin besar rasio BOPO semakin tidak efisien

bank. Selanjutnya Sambas (2009), menjelaskan rasio ini digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya

operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio BOPO

berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank. Hal ini

disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit

semakin kecil.

Menurut Peraturan BI, tingkat efisiensi yang cukup baik berkisar

antara 94%-96% (kurang dari 100%). Semakin rendah BOPO berarti

semakin efisien biaya maka keuntungan yang diperoleh bank semakin besar.

Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional

terhadap pendapatan operasional. Sebaliknya, semakin kecil rasio ini berarti

semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan

sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga

dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah

penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional

lainnya.

Rasio BOPO yang merupakan rasio antara biaya operasi terhadap

pendapatan operasi. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh

bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya

bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran dan biaya operasi lainnya).

Pendapatan operasi merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan

bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan

pendapatan operasi lainnya. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin

Page 46: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

27

efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya. Bank yang sehat rasio

BOPO nya kurang dari 1 sebaliknya bank yang kurang sehat (termasuk BBO

dan Take Over) rasio BOPO nya lebih dari 1 Secara matematis (Muljono,

1999).

BOPO : Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional Biaya Operasional ______________________________ X 100% …………… 6 Pendapatan Operasional

2.10. Konsep EVA (Economic Value Added)

Economic Value Added (EVA) pertama kali diperkenalkan pada

tahun 1993 oleh suatu perusahaan konsultan manajemen yaitu Stern Steward

& Co, dan telah diadopsi oleh lebih dari 300 klien perusahaan konsultan

manajemen tersebut termasuk perusahaan-perusahaan multinasional seperti

Coca-Cola dan Simens. Berbeda dengan pengukuran kinerja akuntansi yang

tradisional, EVA mencoba mengukur nilai tambah yang dihasilkan suatu

perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya modal yang timbul sebagai

akibat investasi yang dilakukan.

Menurut David & O’Byrne (2001), bahwa EVA mengukur

perbedaan, dalam pengertian keuangan antara pengembalian atas modal

perusahaan dan biaya modal. EVA mampu menghitung laba ekonomi yang

sebenarnya atau True Economic Profit suatu perusahaan pada tahun tertentu

dan sangat berbeda jika dibandingkan dengan laba akuntansi.

Menurut Dierks & Patel dalam Kusnan (2007), mendefinisikan EVA

sebagai suatu bentuk pengukuran kinerja keuangan dengan

mengkombinasikan antara konsep umum pendapatan bersih dengan prinsip-

prinsip yang ada pada keuangan modern dimana secara khusus menyatakan

bahwa seluruh modal menghasilkan biaya dan pendapatan yang melebihi

biaya modal akan menciptakan nilai bagi pemegang saham.

Menurut Utama (1997), memberikan rumusan EVA secara sederhana

dan digambarkan sebagai berikut : EVA = Laba bersih setelah pajak – Biaya

modal atas ekuitas. Berdasarkan rumusan di atas, EVA ditentukan atas dua

Page 47: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

28

hal, yaitu sebagai berikut (1) Laba bersih yang menggambarkan hasil

penciptaan nilai didalam perusahaan (2) Tingkat biaya modal atas ekuitas.

Husnan dan Pudjiastuti (2004), mengatakan “EVA menunjukan ukuran

yang baik sejauh mana perusahaan telah menambah nilai terhadap para

pemilik perusahaan”. Dari definisi yang dikemukakan di atas dapat

disimpulkan bahwa :

1. EVA merupakan tujuan untuk meningkatkan nilai (value) dari modal

(capital) yang investor atau pemegang saham telah tanamkan dalam

operasi usaha. EVA merupakan selisih dari laba operasi bersih setelah

pajak (Net Operating Profit After Tax/NOPAT) dikurangi dengan biaya

modal (cost of capital)

2. Biaya modal perusahaan merupakan biaya tertimbang modal (Weighted

Averaga Cost of Capital) untuk utang dan ekuitas yang digunakan oleh

perusahaan.

3. Apabila perusahaan memiliki EVA yang positif, maka dapat dikatakan

bahwa manajemen dan perusahaan tersebut telah menciptkan nilai

(creating value). Sebaliknya, apabila nilai EVA negatif, dinamakan

Destroying Value.

4. Biaya modal dan ekuitas dapat juga diartikan sebagai pengorbanan yang

dikeluarkan dalam penciptaan nilai tersebut.

EVA/NITAMI adalah metode manajemen keuangan yang mengukur

laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan

hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi semua biaya

operasi dan biaya modal (Tunggal, 2001). EVA merupakan tujuan

perusahaan untuk meningkatkan nilai atau value added dari modal yang telah

ditanamkan pemegang saham.

Menurut Anthony & Govindarajan (2002), Economic Value Added

(EVA) merupakan jumlah uang bukan rasio yang diperoleh dengan

mengurangkan beban modal (Capital charge) dari laba bersih operasi (net

operating profit). Tunggal (2001) menambahkan metode EVA di Indonesia

dikenal dengan metode nilai tambah ekonomi (NITAMI) merupakan sistem

manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan

Page 48: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

29

yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan

mampu memenuhi semua upaya operasi (operating cost) dan biaya modal

(cost of equity).

Net Operating Profit After Tax (NOPAT)

NOPAT = EAT + Biaya Bunga …………… 7

Invested Capital

Invested Capital = Total utang dan Equitas – Pinjaman Jangka Pendek Tanpa bunga ……………8 Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang dengan Pendekatan Weighted Average

Cost of Capital (WACC)

WACC = [ (D*rd) (1-Tax)+(E* re)] ....................9

5. Perhitungan Capital Charges

Capital Charges = Invested Capital * WACC …………...10

6. Perhitungan Economic Value Added (EVA)

EVA = NOPAT – Capital Charges ……………11

Keterangan :

Tingkat Modal dari Utang :

Total Utang _____________________________ X 100% ……………12

Total utang dan Equitas Cost of Debt (rd) : Beban Bunga _________________ X 100% ……………13 Total Utang Cost of Equity (re) :

Laba Bersih Setelah pajak ______________________________ X 100% ..…………. 14 Total Equitas Total Modal dari Equitas (E) :

Total Equitas _______________________________ X 100% ....................15 Total Utang dan Equitas

Page 49: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

30

Tingkat Pajak (Tax) : Beban Pajak _________________________________ X 100 % ....................16 Laba Bersih setelah Pajak

Terdapat beberapa manfaat EVA yang diperoleh perusahaan menurut

Tunggal (2001), yaitu ; (1) merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang

dapat berdiri sendiri tampa memerlukan ukuran lain baik berupa

perbandingan dengan menggunakan industri sejenis, (2) dapat digunakan

untuk memprediksi (trend) kondisi keuangan perusahaan, (3) Hasil

perhitungan EVA mendorong perusahaan mengalokasikan dana perusahaan

untuk investasi dengan biaya modal yang rendah, (4) pengukuran penting

untuk menilai perusahaan dalam kondisi financial distress (kondisi

bermasalah), (5) menilai perusahaan tidak memperoleh profit diatas required

of return maka EVA negatif dan menjadi warning bagi perusahaan ada

potensi terjadinya financial distress.

Nilai EVA yang dihasilkan dari perhitungan EVA sangat membantu

dalam pertimbangan keputusan manajemen. EVA dapat bernilai positif,

negatif dan nol, yang artinya adalah sebagai berikut:

1. EVA > 0 (positif) berarti menambah nilai bisnis perusahaan. Dalam hal

ini karyawan berhak mendapat bonus, kreditur berhak mendapat

bunga, dan pemegang saham mendapatkan pengembalian yang

sama atau lebih dari yang investasi yang ditanamkan pada

perusahaan.

2. EVA = 0 berarti secara ekonomis ”impas” karena semua laba digunakan

untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik

kreditur maupun pemegang saham, sehingga karyawan dalam

hal ini tidak mendapatkan bonus.

3. EVA < 0 (negatif) berarti tidak memberikan nilai tambah pada perusahaan

tersebut karena laba yang tersedia tidak bisa memenuhi harapan

penyandang dana. Dalam hal ini karyawan tidak mendapatkan

bonus, tetapi kreditur tetap mendapatkan bunga, namun

Page 50: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

31

pemegang saham tidak mendapatkan pengembalian yang

sepadan dengan yang ditanamkan.

2.11. Konsep Market Value Added (MVA)

Menurut Steward dalam Rahayu dan Mariana (2007) Market Value

added (MVA) suatu pengukuran kinerja yang tepat untuk menilai sukses

tidaknya perusahaan dalam menciptakan kekayaan bagi pemiliknya.

Kekayaan atau pemilik perusahaan (pemegang saham) akan bertambah jika

MVA bertambah. Peningkatan MVA dapat dilakukan dengan cara

meningkatkan EVA yang merupakan pengukuran internal kinerja

operasional tahunan, dengan demikian EVA mempunyai hubungan yang

kuat dengan MVA.

Salah satu tolak ukur kinerja adalah nilai tambah pasar (market value

added) yang merupakan perbedaan antara nilai pasar perusahaan (termasuk

ekuitas dan hutang) dan modal yang diinvestasikan dalam perusahaan.

Menurut O’Byrne dan Young (2001) indikator yang digunakan untuk

mengukur MVA yaitu :

1. MVA > 0, bernilai positif, perusahaan berhasil meningkatkan nilai

modal yang telah diinvestasikan oleh penyandang dana,

2. MVA < 0, bernilai negatif, perusahaan tidak berhasil meningkatkan

nilai modal yang telah di investasikan oleh penyandang dana.

Persamaan dari MVA, sebagai berikut :

MVA = (Nilai pasar – Nilai nominal per lembar saham)* Jumlah

saham ………………………………………………………..… 17

MVA dapat digunakan untuk menjelaskan return saham secara

crossectional sebagai ukuran relatif terhadap penelitian saham. Tiga alasan

yang mendasari bahwa MVA dapat digunakan sebagai explanatory

terhadap return adalah sebagai berikut (O’Byrne and Young, 2001):

a. MVA adalah proxy untuk risiko yang akan mempengaruhi

keseimbangan return yang diharapkan.

b. MVA yang rendah mengindikasikan bahwa perusahaan telah

menginvestasikan modalnya secara tidak efektif di masa lalu namun

Page 51: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

32

akan mencapai pertumbuhan di atas rata-rata di masa mendatang.

Perusahaan dapat meningkatkan nilai pasar sahamnya dengan

mengembangkan perubahan strategi yang mendukung, misalnya

dengan melakukan akuisisi terhadap perusahaan lain.

c. Pasar temporarily memberikan penilaian yang rendah terhadap nilai

pasar perusahaan berdampak pada MVA yang rendah. MVA yang

rendah seharusnya memperoleh return yang besar di masa mendatang.

Nilai MVA yang positif mengindikasikan bahwa perusahaan mampu

menciptakan nilai bagi para pemegang saham, sebaliknya MVA yang

negatif menandakan bahwa perusahaan tidak mampu menciptakan

nilai bagi para pemegang saham.

2.12. Tingkat Pengembalian Harga Saham (Rate of Stock Return)

Menurut Wahyudi (2003) Rate of Stock Retunr (ROSR) yaitu cash

flow yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang saham (dalam

bentuk deviden), (2) Capital gain (loss), yaitu selisih antara harga saham

pada saat pembelian dan harga saham pada saat penjualan. Return saham

adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang

dilakukannya dan memiliki dua komponen yaitu current income dan capital

gain.

Bentuk dari current income berupa keuntungan yang diperoleh

melalui pembayaran yang bersifat periodik berupa dividen sebagai hasil

kinerja fundamental perusahaan. Capital gain berupa keuntungan yang

diterima karena selisih antara harga jual dan harga beli saham. Besarnya

capital gain suatu saham akan positif apabila harga jual dari saham yang

dimiliki lebih tinggi dari harga belinya. Anggapan bahwa dengan

menggunakan beragam jenis analisis teknikal yang dikombinasikan satu

sama lain disertai juga dengan analisis fundamental yang paling up to date

akan menghasilkan keputusan yang tepat atau setidaknya mendekati.

Namun kenyataannya pergerakan pasar yang selalu dinamis tetap sulit

diprediksi secara tepat. Oleh karena itu model-model analisis tersebut harus

Page 52: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

33

ditempatkan sebagai fungsi alat bantu pengambilan keputusan (Jugianto,

2003).

Kinerja suatu saham dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk

alat pengukur efisiensi perusahaan. Harga saham yang merefleksikan

seluruh informasi mengenai perusahaan di masa lalu, sekarang dan yang

akan datang, maka kenaikan harga saham dapat dianggap sebagai indikasi

perusahaan yang efisien. Pengertian return saham dalam penelitian ini sama

dengan capital gain, karena belum ada pembagian dividen, dihitung dengan

cara menjumlahkan perubahan harga suatu saham secara bulanan pada

periode pengamatan.

Mengetahui adanya perubahan harga saham dapat diketahui dengan

menghitung return saham. Return saham merupakan return yang

sesungguhnya terjadi pada waktu ke –t yang merupakan selisih harga

sekarang relatif terhadap harga sebelumnya.

ROSR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:

Pt – Pt – 1 Rt = ______________________ .................... 18 Pt

Dalam hal ini:

Rt = Tingkat pengembalian saham periode t (Return of stock exchange)

Pt = Harga saham pada periode t

Pt-1 = Harga saham pada periode t-1

2.13. Strategi Marketing

Menurut Kasmir (2004), pemasaran bank suatu proses untuk

menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditujukan

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara

memberikan kepuasan. Persaingan yang semakin ketat dalam pemasaran

produk dan jasa perbankan perlu adanya strategi pemasaran untuk

mempertahankan pelanggan dan mendapatkan pelanggan baru.

Page 53: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

34

Menurut Majid (2008), Strategi pemasaran adalah pengambilan

keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi

pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan

dan kondisi persaingan. Kuncoro (2006) menambahkan, strategi pemasaran

untuk mencapai tujuan yaitu langkah-langkah segmentasi pasar,

menetapkan posisi pasar, menetapkan strategi menembus pasar dan

mengembangkan strategi bauran pemasaran. Dalam perkembangan

pemasaran moderen menjelaskan strategi pemasaran adalah logika

pemasaran dimana unit bisnis berharap untuk mencapai tujuan

pemasarannya (Kottler dan Amstrong 2008). Strategi pemasaran dapat

dideskripsikan melalui tiga aspek penting :

1. Segmentasi adalah upaya membagi pasar dalam kelompok pembeli yang

berbeda yang mempunyai kebutuhan, karakteristik atau perilaku yang

berbeda dan yang mungkin memerlukan produk atau program pemasaran

terpisah.

2. Targeting adalah proses mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen

pasar dan memilih satu atau lebih jumlah segmen yang dimasuki.

3. Positioning adalah pengaturan suatu produk untuk menduduki tempat

yang jelas, berbeda dan diinginkan, relatif terhadap produk pesaing

dalam pikiran konsumen sasaran.

Dalam strategi pemasaran ada tiga faktor utama yang

menyebabkan terjadinya perubahan strategi yaitu

1. Daur hidup produk

Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap

perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap

kemunduran

2. Posisi persaingan perusahaan di pasar

Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam

persaingan apakah memimpin, menantang, mengikuti atau mengambil

sebagian kecil dari pasar.

3. Situasi ekonomi

Page 54: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

35

Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan

pandangan kedepan, apakah situasi ekonomi dalam keadaan makmur atau

inflasi tinggi.

2.14. Teori Strategi Bauran Pemasaran Jasa (Service Marketing Mix)

Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan komponen-komponen

pemasaran yang dimanfaatkan oleh manajemen didalam kegiatan penjualan.

Pembahasan penerapan bauran pemasaran pada produk dan jasa perbankan

Menurut Kertajaya (1997) bauran pemasaran terdiri dari :

1. 4A (assortment, affordable, available, announcement)

2. 4B (best, bargaining, buffer-stocking, bombarding)

3. 4P (product, price, place, promotion)

4. 4V (variety, value, venue, voice)

5. 4C (customer solution, cost, convience, communication)

Penjelasan lebih lengkap dikemukakan Edratna (2007), dapat

dilihat sebagai berikut :

1. Produk, yang penting diperhatikan dalam desain dan produk jasa bank

adalah atribut yang menyertai, seperti : sistem, prosedur dan

pelayanannya. Desain produk dan jasa bank juga memperhatikan hal-hal

yang berkaitan dengan ukuran bentuk dan kualitas. Produk dana bank

terdiri dari Giro, tabungan, deposito, kredit produktif, dan konsumtif.

2. Harga, pengertian harga dalam produk dan jasa bank, berupa kontra

prestasi dalam bentuk suku bunga,baik untuk produk simpanan maupun

pinjaman, serta fee untuk jasa-jasa perbankan.

3. Promosi, kegiatan promosi pada produk dan jasa bank pada umumnya

dilakukan melalui iklan di media masa atau televisi. Konsep kegiatan

promosi secara menyeluruh meliputi advertising, sales promotion, public

relation, sales trainning, marketing research & development.

4. Tempat, atau disebut juga saluran distribusi,saluran distribusi produk

dan jasa bank, berupa kantor cabang yang secara langsung menyediakan

produk dan jasa yang ditawarkan. Semakin majunya teknologi saluran

Page 55: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

36

distribusi dapat dilakukan melalui telekomunikasi seperti telepon dan

jaringan internet.

5. Orang, ciri bisnis bank adalah dominanya unsur personnal approach

baik dari jajaran front office, back office sampai tingkat manajerial.

Karyawan bank dituntut melayani nasabah secara optimal.

6. Proses, meliputi sistem dan prosedur, termasuk persyaratan ataupun

ketentuan yang diberlakukan oleh bank terhadap produk dan jasa bank.

Sistem dan prosedur akan merefleksikan penilaian apakah pelayanan

cepat atau lambat. Pada umumnya nasabah menyenangi proses yang

cepat, walaupun bagi bank akan menimbulkan risiko yang paling tinggi.

Penggunaan teknologi dapat membantu memberikan pelayanan yang

efektif dan efisien.

7. Pelayanan Pelanggan, bank perlu menambah atau meningkatkan

kapasitas servis dalam rangka memberikan nilai tambah (value added)

sesuai apa yang dibutuhkan oleh nasabah.

2.15. Analisis Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT)

Menurut Rangkuti (2005) Analisis Strengths-Weaknesses-

Opportunities-Threats (SWOT) merupakan metode perencanaan strategis

yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman dalam suatu proyek bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan

yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek bisnis dan mengidentifikasi

faktor internal dan eksternal yang mendukung dan tidak dalam mencapai

tujuan tersebut. Analisis SWOT merupakan singkatan dari ”Kekuatan

(Strenghts), Kelemahan (Weaknesses), Kesempatan (Opportunity), dan

Ancaman (Threats). Teknik ini pertama kali dibuat oleh Albert Humphrey,

yang memimpin proyek riset Universitas Stanford pada tahun 1960-1970-an.

Sedangkan tujuan analisis SWOT adalah untuk mengidentifikasi kondisi

internal dan eksternal yang terlibat sebagai input untuk perancangan proses

sehingga proses yang dirancang dapat berjalan secara efisien, efektif dan

optimal.

Page 56: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

37

Matriks SWOT adalah alat untuk mencocokkan faktor-faktor penting

yang akan membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi, yaitu SO

(kekuatan-peluang atau strenghts-opportunities), WO (kelemahan-peluang

atau weakness-opportunities), ST (kekuatan-ancaman atau strengths-threats)

dan WT (kelemahan-ancaman atau weaknesses-threats) (Hubeis dan Najib

2008). Penjabaran matriks SWOT menggambarkan berbagai alternatif

strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan :

1. Strategi SO adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan

memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki untuk

memanfaatkan berbagai peluang yang ada.

2. Strategi WO adalah strategi yang digunakan perusahaan yang seoptimal

mungkin meminimalisir kelemahan yang ada untuk memanfaatkan

berbagai peluang.

3. Strategi ST adalah strategi yang digunakan oleh perusahaan dengan

memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan untuk mengurangi

berbagai ancaman yang mungkin melingkupi perusahaan.

4. Strategi WT adalah strategi untuk mengurangi kelemahan guna

meminimalisir ancaman yang ada.

Matriks SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-

faktor strategi perusahaan yang menggambarkan secara jelas bagaimana

peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan

dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat

menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi Seperti dijelaskan

pada Tabel 2.

Page 57: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

38

Tabel 2 Matrik SWOT IFAS

EFAS

STRENGHT (S) Tentukan 5-10 faktor-faktor

kekuatan internal

WEAKNESSES (W) Tentukan 5-10 faktor-faktor

kelemahan internal OPPORTUNITIES (O)

Tentukan 5-10 faktor-faktor peluang eksternal

STRATEGI SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang

STRATEGI WO Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan

peluang TREATHS (T)

Tentukan 5-10 faktor-faktor ancaman eksternal

STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman

STRATEGI WT Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber : Rangkuti, 2005

2.16. Tahapan Kerja Perumusan Strategi

Data dan informasi yang digunakan untuk merumuskan strategi yang

kompherensif menurut Hubeis dan Najib (2008), adalah :

1. Tahap input : untuk meringkas informasi dasar yang dibutuhkan dalam

merumuskan strategi. Pada tahap ini dapat menggunakan matriks

Evaluasi Faktor Internal (IFE), Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) dan

matriks profil persaingan (Competitive Profile Matriks atau CPM).

2. Tahap pencocokan : berfokus pada penciptaan alternatif strategi yang

layak dengan mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci. Tahap

ini mencakup penggunaan matriks SWOT

2.17. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (Exsternal Factor Evaluation) SPACE (Strategic Position and Action Evaluation)

Menurut David (2009), matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

adalah suatu alat analisis untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan

kelemahan utama dalam area-era fungsional bisnis dan landasan untuk

mengidentifikasi, serta mengevaluasi hubungan di antara area tersebut.

Jauch dan Glueck (2001) menambahkan analisis lingkungan internal

merupakan proses menentukan dimana perusahaan memiliki kekuatan dan

kelemahan yang berarti sehingga dapat mengelola peluang secara efektif

dan menghadapi ancaman yang terdapat dalam lingkungan. Formulasi

strategi bisnis menuntut adanya pemahaman yang cermat terhadap faktor

internal perusahaan. Selain itu, analisis lingkungan internal mengembangkan

Page 58: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

39

penilaian atas kekuatan perusahaan. Faktor-faktor internal yang dianalisis

adalah faktor pemasaran dan distribusi, faktor penelitian dan pengembangan

faktor produksi operasi dan teknik, faktor sumber daya manusia, dan faktor

keuangan dan akuntansi. Matriks IFE yang di daftar adalah faktor-faktor

lingkungan internal (Strenghts dan Weaknesses) dengan langkah-langkah

yang sama seperti matriks EFE.

Menurut David (2009), matriks External Factor Evaluation (EFE)

memungkinkan para penyusun strategi untuk meringkas dan mengevaluasi

informasi ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik,

pemerintahan, hukum, teknologi dan kompetitif. Whelen dan Hunger

(2004) menambahkan matriks EFE bertujuan membantu manajer

mengorganisir faktor-faktor strategis eksternal ke dalam kategori-kategori

yang diterima secara umum mengenai peluang dan ancaman. Matriks EFE

digunakan untuk mengevaluasi lingkungan eksternal perusahaan baik

lingkungan umum maupun lingkungan industrinya.

Menurut Rangkuti (2006) setelah menggunakan analisis matrik IE,

perusahaan dapat melakukan analisis matrik SPACE untuk mempertajam

analisisnya. SPACE merupakan singkatan dari Strategic Position and Action

Evaluation. Tujuan menggunakan analisis SPACE yaitu agar perusahaan

dapat melihat posisinya dan arah perkembangan selanjutnya dari kegiatan

usaha yang dilakukan. Berdasarkan matrik SPACE, analisis tersebut dapat

memperlihatkan dengan jelas garis vektor yang bersifat positif atau negatif,

baik untuk kekuatan keuangan (financial strength), kekuatan industri

(industri strength), keunggulan kompetitif (competitive advantage) dan

stabilitas lingkungan (environmental stability) (David 2004).

Keseluruhan elemen analisis dalam variabel kekuatan keuangan

(financial strength), kekuatan industri (industri strength), keunggulan

kompetitif (competitive advantage) dan stabilitas lingkungan (environmental

stability) merupakan alternatif yang dapat membantu dalam mengetahui

gambaran secara mendetail pada analisis SPACE, seperti pada Gambar 3.

Page 59: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

40

FS 6 5 4 3 2 1 CA -6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 IS -1 -2 -3 -4 -5 -6 ES

Gambar 3 Matriks SPACE

Sumber : David (2004) Kuadran I : Pada kuadran ini merupakan situasi yang sangat

menguntungkan. Perusahaan dapat menggunakan kekuatan dan

peluang untuk menghindari kelamahan dan ancaman secara optimal.

Alternatif strategi yang dapat diterapkan pada posisi agresif yaitu

penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk,

integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal,

diversifikasi konsentrik, diversifikasi horizontal, diversifikasi

konglomerat atau kombinasi dari semua yang dapat dijalankan,

tergantung kondisi spesifik yang dihadapi oleh perusahaan.

Kuadran II : Pada kuadran ini perusahaan tetap dekat pada

kompetensi dasar perusahaan dan jangan mengambil resiko

berlebihan. Strategi konservatif yang sering digunakan yaitu

penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan

diversifikasi konsentrik.

Kuadran III : Pada kuadran ini perusahan harus memfokuskan pada

perbaikan kelemahan internal dan menghindari ancaman internal.

Strategi yang sering diambil yaitu rasionalisasi, divestasi, likuidasi

dan diversifikasi konsentrik.

Konservatif II

Agresif I

Bersaing IV

Defensif III

Page 60: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

41

Kuadran IV : Pada kuadran ini perusahaan berada pada strategi

kompetitif. Strategi kompetitif yang sering digunakan yaitu integrasi

ke belakang, ke depan dan horizontal, penetrasi pasar,

pengembangan pasar, pengembangan produk dan usaha patungan.

2.18. Analisis Quantitative Strategies Planning Matrix (QSPM)

Menurut Umar (2002), Analisis Quantitative Strategies Planning

Matrix (QSPM) adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi

untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif,

berdasarkan key success factors internal – eksternal yang telah

diidentifikasi sebelumnya. Secara konseptual, tujuan QSPM adalah

menetapkan relative attractiveness (RA) dari strategi yang bervariasi yang

telah dipilih untuk menentukan strategi yang dianggap paling baik untuk

diimplementasikan.

Menurut David (2003), keunggulan analisis QSPM adalah rangkaian

–rangkaian strateginya dapat diamati secara bersamaan seperti strategi

tingkat perusahaan dapat dievaluasi terlebih dahulu, diikuti dengan strategi

tingkat divisi, dan strategi tingkat fungsi. Keunggulan lain dari QSPM

adalah mendorong para penyususun strategi untuk memasukan faktor

eksternal dan internal yang relevan dalam proses keputusan. Keterbatasan

QSPM adalah selalu membutuhkan penilaian intuitif dan asumsi yang

berdasar. Pemeringkatan dan skor daya tarik membutuhkan keputusan

penilaian, meskipun hal itu didasarkan pada informasi yang obyektif.

2.19. Penelitian Terdahulu

Pengukuran kinerja dengan metode FPR, EVA dan MVA serta

return saham telah menarik perhatian akademisi untuk melakukan

penelitian, di antaranya sebagai berikut :

1. Subbarao (2010), melakukan penelitian Trend and Progress of

Banking in India 2010-2011 bahwa metode trend dapat memprediksi

kondisi keuangan bank di India tahun 2011.

2. Mulyaningrum (2008), melakukan analisis dengan metode trend

pengaruh rasio keuangan terhadap prediksi kebangkrutan bank di

Page 61: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

42

Indonesia. Temuannya rasio keuangan bank berpengaruh terhadap

prediksi kebangkrutan bank.

3. Iswati (2006), memprediksi kinerja keuangan dengan modal intelektual

pada perusahaan perbankan terbuka di Bursa Efek Jakarta. Temuannya

menunjukan modal intelektual tidak dapat mempengaruhi kinerja

keuangan bank.

4. Widayanto (1993), melakukan penelitian tentang analisis pengaruh

rasio keuangan terhadap prediksi kondisi bermasalah Bank Perkreditan

Rakyat. Temuannya menunjukan rasio keuangan sangat berguna

sebagai prediktor kondisi keuangan bank.

5. Mardiah (2006), melakukan pengujian perbedaan EVA/MVA

terhadap return saham bank pemerintah dan swasta di BEJ. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa nilai EVA dan MVA bank swasta

dan pemerintah berbeda secara signifikan terhadap tingkat

pengembalian harga saham.

6. O’Byrne dan Young (2001), dalam penelitiannya ditemukan bahwa

EVA secara teoritis dan empiris terbukti memiliki korelasi yang erat

dengan setiap perubahan dan penciptaan nilai MVA pada pasar modal

di Amerika Serikat.

7. Stern Steward dan Bennet (1991), dalam studinya pada pasar modal di

Amerika Serikat memperlihatkan lebih dari 400 perusahaan

menggunakan EVA dalam menilai kinerja perusahaan. Hasil studinya

menunjukan bahwa EVA memiliki korelasi tinggi dengan setiap

perubahan dan penciptaan nilai MVA dipasar modal dibandingkan

dengan ukuran-ukuran umum penilaian kinerja perusahaan.

2.20. Diagram Sebab Akibat (Causal Loop Diagram)

Pada Gambar 4 di bawah ini dijelaskan hubungan antar variable

secara positif dan negatif maka dijelaskan melalui diagram Sebab Akibat

(Causal Loop Diagram). Peningkatan pertumbuhan kinerja keuangan Bank

Agro Niaga disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan dana pihak ketiga

(DPK), melalui peningkatan mobilitas dana masyarakat. Peningkatan DPK

Page 62: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

43

dipengaruhi oleh pilihan strategi pemasaran yang tepat, terutama melalui

variabel marketing mix (product, price, place, promotion dan service).

Meningkatnya pertumbuhan kinerja keuangan bank secara positif

mempengaruhi peningkatan pertumbuhan investasi surat berharga dipasar

modal sehingga terjadi peningkatan return saham yang berdampak positif

juga terhadap peningkatan kinerja keuangan bank.

Pihak manajemen akan meningkatkan penyaluran kredit (pinjaman)

kepada masyarakat melalui kredit investasi, konsumsi dan UMKM apabila

terjadi peningkatan keuangan bank. Meningkatnya fungsi lending bank

dalam penyaluran DPK, maka akan berdampak positif terhadap

peningkatan pendapatan bunga bank yang dapat meningkatkan kinerja

keuangan. Adanya pengaruh kinerja keuangan yang positif maka harga

saham bank akan mengalami peningkatan sehingga return saham yang

dihasilkan dari perdagangan saham mengalami apresiasi positif dan hal ini

secara umum berdampak pada kinerja pasar modal. Pengujian dan

bagaimana analisis trend kinerja keuangan bank dan return saham sebagai

indikator yang mempengaruhi pertumbuhan investasi di pasar modal.

Peneliti menggunakan metode analisa EVA, MVA, financial performance

ratio, analisis trend, serta analisis matriks EFI dan EFE, SPACE, SWOT.

Dengan menggunakan metode analisis ini akan menghasilkan langkah-

langkah strategis (exit strategy) untuk diaplikasikan oleh pihak manajemen

Bank Agro Niaga dalam meningkatkan market share.

Page 63: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

44

+

Gambar 4 Diagram Sebab Akibat (Causal Loop Diagram)

+

+

+

+ +

+

+

+

+ +

+

+

+

+

+

+

+

+

+

Peningkatan Pertumbuhan

Kinerja Keuangan Bank Agro

Niaga

Peningkatan Pertumbuhan

DPK

Peningkatan Mobilitas Dana

Masyarakat

Peningkatan Pertumbuhan

Investasi Surat Berharga (Pasar

Modal)

Peningkatan Return Saham

Langkah Strategis Market Share

Pinjaman Kredit :

• Kredit Modal Kerja • Kredit Investasi • Kredit Program • Kredit Sindikasi

Pertumbuhan Investasi di Pasar Modal

Peningkatan Return Saham

Strategi Marketing

+ +

Page 64: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Penelitian

Kerangka pemikiran merupakan miniatur dari keseluruhan proses

penelitian untuk menerangkan empat aspek: mengapa penelitian dilakukan,

bagaimana proses dilakukan, apa yang akan diperoleh dari penelitian dan

untuk apa hasil penelitian dilakukan. Konsep alur pikir penelitian

merupakan rencana penelitian yang akan digunakan oleh peneliti di Bank

Agro Niaga. Berdasarkan latar belakang masalah yang ditemukan pada

laporan keuangan Bank Agro Niaga dari tahun 2004-2010 dapat diidentifikasi

lima masalah pokok sebagai berikut :

1. Kompleksitasnya persaingan antar bank di Indonesia mencapai 126 bank

yang berakibat pada pengelolaan bank yang prudent, tingkat suku bunga

yang kompetitif dan pangsa pasar yang rendah, inovasi produk, pelayanan

nasabah dan teknologi perbankan;

2. Rendahnya pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) bank membawa

konsekuensi pada pangsa pasar bank cukup kecil dibandingkan rata-rata

industrinya seperti giro 0,09%, tabungan 0,02%, deposito 0,19%, modal

kerja 0,10% dan konsumsi 0,11% .

3. Rendahnya pertumbuhan kredit yang berakibat pada menurunnya

pendapatan yang dihasilkan oleh bank dilihat dari konsekuensi pada

pertumbuhan pangsa pasar dalam penyaluran kredit hanya mencapai

2,48% tahun 2009 dan tahun 2010 mencapai 2,71%. Pertumbuhan ekuitas

(modal-kewajiban) bank rendah dengan indikator ROE dan ROA yang

rendah tidak sesuai standar BI, dimana pertumbuhan ROE tahun 2008

negatif -1,67% dan 2007 negatif -1,72%. Tahun 2008 rasio ROA negatif

sebesar -0,11%, 2007 -0,15%. Rentabilitas Bank yang ditunjukan oleh

rasio BOPO yang masih tinggi diatas ketentuan BI (94%-96%)

menunjukan in- efisiensi pengelolaan bank dan NIM juga negatif tahun

2008 sebesar -85,10%. Sementara kinerja keuangan Bank Agro Niaga

Page 65: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

46

pada indikator tingkat likuiditas bank rendah masih dibawah ketentuan BI

>110%. LDR Bank Agro tahun 2007 sebesar 77,02% dan 2010 sebesar

86,68%.

4. Kondisi keuangan seperti ini akan berdampak pada return saham Bank

Agro Niaga pada harga Rp.126 per lembar saham, sehingga kinerja

perusahaan tidak menciptakan laba ekonomis atau nilai EVA dan MVA

negatif.

5. Strategi pemasaran Bank Agro Niaga selama ini mengandalkan Captive

market PTPN dan related captive market seperti koperasi karyawan

PTPN, namun pasar sasaran yang dituju sebenarnya perusahaan agro

bisnis dalam skala besar.

Dua faktor yang dapat mempengaruhi kondisi kinerja keuangan

Bank Agro Niaga yaitu faktor yang tidak dapat dikendalikan seperti

perkembangan lingkungan dekat yaitu Peraturan Bank Indonesia tentang giro

wajib minimum yang terkait dengan LDR dan CAR bank yang berlaku

efektif 1 November 2010, suku bunga, inflasi, nilai tukar (kurs), regulasi, dan

risiko. Setiap instrumen investasi mengandung potensi risiko yang berbeda-

beda, tetapi prinsip yang berlaku semakin besar potensi hasil suatu investasi,

instrumen tersebut mengandung potensi risiko yang semakin besar. Risiko

investasi saham terdiri dari risiko non sistematis yang berhubungan dengan

internal bank seperti pertumbuhan laba, aset, besar kecilnya hutang (financial

risk), risiko bisnis yaitu sifat bisnis suatu bank. Risiko sistematis

berhubungan dengan kondisi perekonomian makro, politik, hukum dan

keamanan. Sementara dari sisi faktor yang dapat dikendalikan adalah kinerja

managerial, NPL, dan efisiensi operasional. Kedua Faktor ini akan

mempengaruhi secara langsung terhadap pertumbuhan kinerja keuangan

bank.

Berdasarkan Existing problem yang dipengaruhi oleh kedua faktor

tersebut diatas, merupakan faktor input untuk mengkaji dan menganalisis

data laporan keuangan Bank Agro Niaga dari Desember 2007 sampai dengan

Februari 2011 dan juga data perdagangan saham di pasar sekunder di Bursa

Efek Indonesia, melalui metode pengumpulan data dengan teknik observasi

dan dokumentasi.

Page 66: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

47

Proses analisa data yang digunakan dalam penelitian adalah

menghitung nilai financial performance ratio (NPR) dengan indikator rasio

ROA, ROE, CAR, LDR, NIM dan BOPO, metode EVA dan MVA serta

return saham, kemudian dianalisis dengan metode statistik yaitu analisis

trend, dan untuk menganalisis dan mengukur kondisi kinerja bank dalam

menentukan strategi marketing digunakan analisis SWOT. Analisis kinerja

keuangan, statistik dan SWOT dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu

pertumbuhan ekonomi, kebijakan moneter, kebijakan fiskal, persaingan dan

keamanan serta krisis global. Parameter kontrol yang menjadi standar

pengukuran analisis adalah : Nilai EVA/MVA >0 artinya bank dapat

memberikan laba ekonomis dan kesejahteraan kepada pemegang saham. Nilai

rasio CAR, ROA, ROE, LDR, NIM dan BOPO sesuai ketentuan Bank

Indonesia. Secara langsung faktor penilaian dengan sejumlah metode analisis

diatas akan mempengaruhi expected return.

Output yang dihasilkan dari analisis ini adalah untuk memperoleh

nilai financial performance ratio yaitu CAR, ROA, ROE, LDR, NIM dan

BOPO, Nilai EVA dan MVA, tinggi rendahnya return saham, analisis trend

untuk memprediksi nilai EVA/MVA kedepan. Selanjutnya dilakukan tahap

analisis input untuk meringkas informasi dasar yang dibutuhkan dalam

merumuskan strategi menggunakan matriks IFE dan EFE, tahap pencocokan

menggunakan analisis SWOT dan SPACE untuk menentukan strategic

marketing planning bank.

Outcome yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah

menghasilkan model pendekatan baru untuk pengukuran kinerja keuangan

bank yang memadukan pendekatan konvensional berdasarkan regulatory

policy dengan konsep modern. Outcome lain yang diharapkan adalah

menghasilkan konsep Marketing strategic planning untuk bahan pembanding

bagi manajemen Bank Agro Niaga dalam merumuskan strategi operasional

yang tepat, terukur dan realibel. Dampak dari hasil penelitian ini secara

langsung diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan Bank Agro Niaga

di masa akan datang. Analisis ini berguna bagi investor untuk mendapatkan

informasi yang komherensif teantang kinerja keuangan bank untuk

pengambilan keputusan investasi. Dampak penelitian ini juga diharapkan

Page 67: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

48

sebagai informasi tambahan bagi pemegang saham dalam menilai kinerja

managerial bank apakah sudah memaksimumkan kekayaan bagi pemegang

saham sebagai tujuan dari bisnis. Pada Gambar 5 dapat dilihat kerangka

penelitian.

Gambar 5 Kerangka Pemikiran Penelitian

Existing Problem

• Kompleksitasnya persaingan antar Bank di Indonesia

• Rendahnya Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK)

• Rendahnya Pertumbuhan kredit

• Rendahnya Harga saham

• Strategi pemasaran yang mengandalkan captive market

Outcome :

• Menghasilkan Model Pendekatan baru untuk pengukuran kinerja keuangan bank

• Menghasilkan Konsep Marketing strategic planning

Impact :

• Manager : Pertumbuhan kinerja keuangan Bank Agro Niaga

• Investor : Analisa kompherensif keputusan investasi

• Pemegang saham : Menambah atau mengurangi kekayaan pemegang saham

Input :

• Laporan keuangan 2007-2011

• Data perdagangan saham

Process :

• EVA/MVA

• Analisa Rasio FPR

• Analisis return saham

• Analisis trend

• Analisis SWOT

Output :

• Nilai Rasio FPR

• Nilai EVA dan MVA

• Tinggi rendahnya return saham

• Koefisien Regresi FPR,EVA/MVA terhadap return saham

• Hasil Analisis SWOT

Fee

dbac

k

Parameter Kontrol : • EVA /MVA > 0 • Rasio FPR ketentuan BI

(LDR=110%) CAR=8%.ROA<2.ROE.7,50%.NIM>10%)

• BOPO (94%-96%) • Trend +/- • Nilai return > 0

Faktor tidak dapat dikendalikan :

• Peraturan BI GWM • Suku bunga • Nilai tukar • Risiko Pasar

Faktor dapat dikendalikan :

• Kinerja Mangerial • NPL • Operational cost ratio

Pengaruh Eksternal: • Pertumbuhan ekonomi • Kebijakan moneter • Kebijakan fiskal • Persaingan • Krisis global

Expected Return

Metode Pengumpulan

Data

Page 68: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

49

3.2. Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Bank Agro Niaga Tbk Kantor Pusat.

Jln. HR.Rasuna Said Blok X2 No.1, Jakarta 12950. Penelitian tidak

dilakukan pada kantor cabang Bank Agro Niaga yang tersebar diseluruh

Indonesia saat ini berjumlah 18 (delapan belas) kantor cabang. Kegiatan

penelitian dilaksanakan dari bulan Mei 2010 sampai dengan bulan Februari

2011.

Data pendukung dalam penelitian ini, dilakukan melalui Bursa Efek

Indonesia Jl. Jenderal Sudirman Jakarta Selatan 12190, dan Bank Indonesia,

Jl.MH Thamrin No.2 Jakarta. Selain itu, untuk mendapatkan sumber data

tambahan mengunjungi website melalui internet dibeberapa institusi

berikut :

1. Bank Indonesia,dengan alamat http://www.bi.go.id

2. Bursa Efek Indonesia,dengan alamat http://www.idx.co.id

3.3. Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

untuk analisis SWOT dan data sekunder yang bersumber dari :

1. Studi dokumentasi dari laporan keuangan Bank Agro Niaga yang

dilaporkan kepada Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia. Data

Laporan keuangan Bank Agro Niaga berbentuk data time series dari

bulan Desember sampai dengan Februari 2011 atau 39 bulan meliputi data

Neraca, laporan perubahan modal dan laporan rugi/laba dan harga saham

Bank Agro Niaga.

2. Studi pustaka dengan cara mempelajari dan memperdalam teori-teori, hasil

penelitian terdahulu dan jurnal ilmiah yang terkait dengan topik penelitian.

3.4. Penentuan Jumlah Sampel dan Metode Penarikan Sample

Sampel penelitian ini adalah PT. Bank Agro Niaga, Tbk. Kantor

pusat Jakarta Selatan, termasuk 18 kantor cabang pembantu diseluruh

Indonesia periode laporan keuangan Desember 2007 sampai dengan Februari

Page 69: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

50

2011. Metode yang digunakan adalah non probability sampling dengan

teknik penarikan sample dilakukan melalui Sampel pertimbangan (judgement

sampling) dengan kriteria sebagai berikut :

1. Bank Agro Niaga sebagai satu-satunya Bank di Indonesia dengan fokus

pada sektor Agribisnis seperti; Perkebunan, Perikanan, Peternakan dan

Pengolahan.

2. Bank Agro Niaga merupakan perusahaan yang sudah go public yang telah

mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia

3. Laporan keuangan yang dijadikan sampel adalah laporan keuangan

perbulan yang disampaikan oleh Bank Agro Niaga kepada Bank Indonesia

dan Laporan harga saham dan keuangan yang ada di Bursa Efek Indonesia.

3.5. Metode Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan teknik observasi dalam pengumpulan data

yang relevan dengan tujuan penelitian.

3.6. Pengolahan dan Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif, dan analisa

kuantitatif dengan cara menghitung secara manual untuk analisa rasio

keuangan, analisa EVA dan MVA serta return saham. Sedangkan analisa

trend dan forecasting menggunakan MINITAB. Untuk analisa strategi

pemasaran menggunakan SWOT. Adapun tahapan analisis sebagai berikut :

1. Analisa kinerja keuangan menggunakan :

a. Analisa Financial Performance Ratio (CAR,ROA,ROE,LDR,NIM dan

BOPO) :

Total Modal Bank CAR = ____________________________________________ X 100% ..................1

Rata-rata Aktiva Produktif ( ATMR)

Laba Sebelum Pajak ROA = _________________________ X 100% .......................................... 2

Total Aktiva

Page 70: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

51

Laba bersih ROE = ____________________ X 100% .................................................. 3

Modal sendiri

Total Kredit LDR = ____________________________ X 100% ........................................ 4

Total Dana Pihak ke Tiga

Biaya Beban Operasional BOPO = ______________________________ X 100% ...................................... 5

Pendapatan Operasional

Pendapatan Bunga bersih NIM = ________________________________ X 100% ...................................... 6

Rata-Rata Aktiva Produktif

b. Analisa Economic Value Added (EVA)

EVA = NOPAT- ( WACC x Invested Capital) ....................................... 7 c. Analisa Market Value Added (MVA)

MVA = Nilai pasar – Modal yang diinvestasikan atau : ................... 8

MVA = Equity Market Value (EMV) - Equity Book Value (EBV)

EMV = Jumlah Lembar Saham (Paid Up Capital) x Harga pasar

nominal perlembar saham

EBV = Jumlah Lembar Saham (Paid Up Capital) x Harga nominal

perlembar saham

d. Analisa Return Saham

Pt–Pt–1 Rt ______________________ ............................................................... 9

Pt

Pt = Harga saham pada periode t

Pt-1 = Harga saham pada periode t-1

Rt = Tingkat pengembalian saham periode t

Page 71: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

52

2. Analisa Trend Linear dan Forecasting dengan Persamaan :

dengan menggunakan metode Moving Average

n ∑ Di

Man = i = 1 n .................................................................................. 10 Dimana : MA : Moving Average (rata – rata bergerak)

n : Jumlah periode dalam Moving Average

Di : Data selama periode i

Mengukur kesalahan prediksi atau ketepatan pengukuran (accuracy measures)

alat ukur yang digunakan adalah ;

MAPE (Mean Absolute Persentage Error ) :

MAPE = ∑ Yt - Ỳt /Yt X 100

N Yt ≠ 0 ................................................11 MAD (Mean Absolute Deviation ) n

MAD = ∑ Y t - Ỳt t =1 N .....................................................12

MSD = ( Mean Square Devition) n

MSD = ∑ Yt - Ỳ t 2 .................................................................13

t =1 N

Dimana : Yt = Data Aktual waktu ke t Ỳ = Data Forecasting pada waktu ke t N = Jumlah data

3. Selanjutnya Menggunakan tahap analisis input untuk meringkas informasi

dasar yang dibutuhkan dalam merumuskan strategi yaitu : matriks IFE dan

EFE, dan pada tahap pencocokan menggunakan matriks SPACE, QSPM dan

analisis SWOT untuk menentukan strategic marketing planning bank yang

bersumber dari data primer.

Page 72: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Umum Perusahaan

Penelitian telah dilakukan pada PT. Bank Agro Niaga, Tbk dengan

mengambil data laporan kinerja keuangan (Neraca, Laporan Rugi Laba, dan

Laporan Perubahan Modal yang sesuai dengan standar penilaian kinerja

keuangan bank. PT. Bank Agro Niaga, Tbk didirikan pada tanggal 27

September 1989 di Jakarta, tujuan pendiriannya adalah bank dengan fokus

pada sektor Agrobisnis, seperti perkebunan, perikanan, peternakan dan

pengolahan. Bahkan saat ini Bank Agro merupakan satu-satunya Bank

Agrobisnis di Indonesia. Pada tahun 2003 Bank Agro memperoleh

persetujuan Badan Pengawas Pasar Modal (BPPM) menjadi perusahaan

publik sehingga namanya menjadi PT. Bank Agroniaga Tbk. Pada tahun yang

sama mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Surabaya. Sejak tahun 2007

seiring merger antar Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta menjadi

Bursa Efek Indonesia, saham Bank Agro dengan kode AGRO tercatat di

Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2006 Bank Agro meningkatkan statusnya

menjadi Bank Umum Devisa.

Sejak Bank Agro Niaga Tbk berdiri, hingga saat ini portofolio kredit

Bank Agro sebagian besar (antara 65% - 75%) disalurkan disektor

Agrobisnis, baik on farm seperti usaha perkebunan kelapa sawit, perkebunan

tebu, teh maupun peternakan sapi dan off farm seperti pengembangan pabrik

Pengolahan Kelapa Sawit (PKS), pembiayaan perdagangan gula, hingga

pembiayaan ekspor impor minyak sawit (CPO), kakao, teh, dan sapi.

Skema produk yang ditawarkan oleh Bank Agro Niaga terdiri dari;

(1) produk Funding rekening giro, tabungan, deposito on call dan deposito

berjangka; (2) produk lending kredit modal kerja, kredit investasi, kredit

program (KKPA, KKP, inti plasma), kredit usaha kecil, kredit program

karyawan, kredit multy guna, kredit agro griya dan kredit agro mobil; (3)

bank service bank garansi, letter of kredit lokal, safe deposito bank dan

pembayaran layanan umum.

Page 73: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

54

Bank Agro mengembangkan jaringan kantor pelayanan di sentra-

sentra Agrobisnis baik dikota besar maupun dipelosok perkebunan seperti di

Medan, Pekanbaru, Kasikan (Kampar), Dalu-Dalu (Rokan Hulu), Lampung,

Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, Balikpapan, dengan kantor

pelayanan saat ini berjumlah 18 kantor didukung oleh 454 karyawan. Selain

dari sisi jaringan pelayanan, Bank Agro terus melakukan upaya

restrukturisasi yang mencakup aspek manajemen, karyawan, organisasi

sistem, budaya perusahaan dan identitas perusahaan. Upaya tersebut berhasil

meletakan landasan dan infrastruktur yang baru guna mendukung

pertumbuhan berdasarkan pringsip transparansi, tanggung jawab, integritas

dan profesional.

Inisiatif pengembangan produk baru terus dikembangkan dengan

sasaran dunia bisnis yang mengacu pada spesifik untuk masing-masing

segmen pasar seperti kredit pada PT. Perkebunan Nusantara, berikut

kelompok usaha pendukungnya (rekanan dan kontraktor) maupun penyaluran

dana untuk kesejahteraan para petani melalui kredit program baik kredit

untuk koperasi primer kepada anggotanya maupun kredit ketahanan pangan.

Sedangkan untuk karyawan dan pensiunan usaha Agrobisnis telah

dikembangkan kredit pensiunan dan kredit karyawan.

Seiring dengan tantangan dan perubahan lingkungan bisnis di

Indonesia Bank Agro harus didukung oleh modal yang kuat sesuai dengan

ketentuan Bank Indonesia, maka pada tanggal 4 april 2011 Bank Agro

resmi di akuisisi oleh Bank Rakyat Indonesia dan sekarang telah menjadi

anak perusahaan PT. BRI. Sejak diambil alih BRI Bank Agro mencatatkan

kenaikan laba bersih sangat signifikan 840% menjadi Rp. 11.94 milyar atau

Rp. 3.30 perlembar saham di semester I 2011 dibandingkan periode yang

sama tahun lalu laba Rp. 1.27 milyar atau Rp. 0.37 persaham.

4.2. Hasil Penelitian

Dalam mengukur capital menggunakan indikator rasio keuangan, yaitu CAR

untuk Earning, menggunakan ROA, ROE, BOPO, LDR, dan NIM.

Sementara itu, untuk variabel kajian nilai tambah bagi pemegang saham dan

pasar menggunakan indikator EVA dan MVA serta return saham untuk

Page 74: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

55

melihat kinerja perdagangan saham bank di Bursa Efek Indonesia berupa data

time series mulai Desember 2007 sampai dengan Februari 2011. Pengukuran

kinerja keuangan bank dengan pendekatan CAR, ROE, ROA, LDR, NIM dan

BOPO berdasarkan peraturan Bank Indonesia No.5/12/PBI/2003 tanggal 23

Juli 2003.

4.2.1. Kinerja Rasio CAR

Berdasarkan hasil analisis selama periode Desember 2007 sampai

dengan Desember 2008ju mlah modal yang terhimpun sebesar

Rp.2.520.912 juta dengan rata-rata pertumbuhan perbulan sebesar 122,60%.

Sementara itu perkembangan ATMR sebesar Rp. 28.068.970 juta dengan

rata-rata pertumbuhan mencapai 0,23%. Perbandingan kedua indikator

tersebut, menghasilkan nilai rasio CAR sebesar 8,96%. Demikian juga

perkembangan total modal bank pada periode Januari sampai dengan

Desember 2009 terjadi peningkatan sebesar Rp.2.856.705 juta dengan rata-

rata pertumbuhan 81,75%. Sementara itu, ATMR meningkat sebesar Rp.

31.416.734 juta atau rata – rata pertumbuhan meningkat sebesar 2,77%

dengan nilai CAR meningkat sebesar 9,79%. Peningkatan ini disebabkan

kenaikan rasio modal bank dibandingkan ATMR.

Periode Januari sampai dengan Desember 2010 terjadi peningkatan

jumlah modal bank sebesar Rp. 4.308.685 juta atau dengan rata-rata

pertumbuhan sebesar 5,70% dan total ATMR sebesar Rp. 35.782.461 juta

atau mengalami pertumbuhan sebesar 1,03%. Dari peningkatan nilai kedua

indikator tersebut, maka nilai rasio CAR ikut meningkat sebesar 12,92%.

Pertumbuhan yang positif ini berlanjut pada periode Januari – Februari

2011 dimana nilai rasio CAR mencapai pertumbuhan sebesar 16,44%.

Secara keseluruhan rasio kecukupan modal bank telah memenuhi

persyaratan Bank Indonesia 8%. Pada lampiran 5 dapat dilihat data CAR

Desember 2007 – Februari 2011.

Kinerja Permodalan bank yang mengalami peningkatan disebabkan ;

(1) Kemampuan bank dalam penyaluran kredit efektif dengan semakin

kompetitifnya penetapan suku bunga acuan, (2) Perkembangan pemberian

kredit tumbuh pesat yang diikuti kecukupan modal, (3) Kualitas kredit

Page 75: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

56

yang membaik akibat penerapan sistem manajemen risiko yang prudent

yang mengakibatkan cadangan penyisihan aktiva produktif menurun secara

tajam yang berimplikasi kenaikan modal, dan (4) Menurunnya kewajiban

bank mengakibatkan cadangan penghapusan aktiva produktif yang dapat

menaikan modal.

Peningkatan CAR Bank Agro sangat tergantung pada portofolio

asetnya. Pada periode ini bank tidak melakukan penempatan dana pada aset

yang berisiko tinggi jangka panjang seperti kredit investasi, tetapi aset

kredit jangka pendek seperti surat berharga di pasar modal yang berisiko

rendah, artinya bank mengamankan prospek modalnya melalui diversifikasi

(menekan risiko). Peningkatan rasio kecukupan modal akan mendorong

bank akan menurunkan portofolio kredit dan mengalihkan investasinya

kedalam bentuk surat berharga yang mempunyai bobot risiko yang lebih

rendah. Pergeseran portofolio aset yang berisiko tinggi ke aset produktif

berisiko rendah, maka dapat dimaknai terjadi peningkatan modal Bank

Agro yang mendorong kinerja keuangan bank semakin baik.

Rasio CAR Bank Agro secara rata-rata sudah sesuai ketentuan Bank

Indonesia di atas 8%, artinya kualitas pertumbuhan CAR yang semakin

baik ini harus dipertahankan untuk mencapai standar Basel II yakni

transparansi bank, yaitu terkait dengan penilaian pengawas tentang klaim

manajemen terhadap kondisi bank. Pengawas harus melihat standar CAR

8% sudah benar-benar sesuai aturan (Supervisory Judgement).

Kebijakan direksi Bank Agro apabila ingin meningkatkan atau

memperbaiki rasio CAR sesuai ketentuan Bank Indonesia di masa depan,

maka strategi yang harus dilakukan adalah :

a. Menjaga kualitas aktiva produktif melalui ; (1) Business Process;

pengelolaan perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance

dan pengelolaan risiko, (2) Shareholders; penambahan modal inti

(tier1) diatas ketentuan BI yakni minimal 40% dari total CAR. Selain

itu jika pertumbuhan kredit bank naik 20% - 30%, maka CAR harus

naik minimal >13% berarti bank harus menambah modal, sehingga

dapat meningkatkan kemampuan ”lending” perbankan pada level 22%

setiap tahunnya.

Page 76: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

57

b. Pinjaman subordinasi bersumber dari kredit likuiditas dari Bank

Indonesia, merupakan kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada

bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas.

c. Melalui strategi IPO dan obligasi

d. Recovery menjaga tingkat hasil secara optimal, menjaga NPL tidak

boleh lebih dari 5%, mengurangi atau memperkecil komitmen

pinjaman yang tidak digunakan (tidak produktif) sehingga

memperkecil risiko.

Berdasarkan analisa trend dengan metode Moving Avarage pada Gambar 6

terlihat pola data hijau yang naik ke kanan atas, yang menunjukan adanya

unsur trend pada data. Pola titik yang berwarna merah menunjukan data

hasil dekomposisi (FITS) yang terlihat berimpit dengan data aktual yang

berwarna hitam. Hasil forecast bulan ke 40 karena data terakhir 39

(Februari 2011) maka t (Maret 2011) rasio CAR sebesar 0,103. Dengan

tingkat kesalahan prediksi MAPE (Mean Absolute Percentage Error)

65,5415 dan MAD (Mean Absolute Deviation) 0,0212 artinya terdapat

indikasi kenaikan rasio CAR pada bulan Maret tahun 2011 yang

menunjukan adanya kemampuan bank tersebut untuk bertahan dari

pengaruh gejolak pasar akan semakin baik dan dapat menjamin keamanan

dana pihak ketiga yang terhimpun apabila terjadi kerugian pada bank itu

sendiri. Mengingat peranan modal sangat penting selain digunakan untuk

kepentingan ekspansi, juga digunakan sebagai “buffer” untuk menyerap

kerugian kegiatan usaha. Dalam hal ini Bank wajib memenuhi ketentuan

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang berlaku untuk

peningkatan modal (SE. Intern BI, 2004).

Page 77: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

58

Index

CA

R

726456484032241681

0,18

0,16

0,14

0,12

0,10

0,08

0,06

0,04

0,02

0,00

Moving Average

Length 5

Accuracy Measures

MAPE 65,5415

MAD 0,0212

MSD 0,0009

Variable

Forecasts

95,0% PI

Actual

Fits

Grafik CAR

Gambar 6 Trend Analysis CAR Desember 2007-Februari 2011

Memperhatikan hasil forecasting pada bulan ke 40 terjadi

kecenderungan rasio CAR Bank Agro kedepan meningkat bahkan diatas

ketentuan Bank Indonesia,namun yang perlu diwaspadai jika terjadinya

fluktuasi pergerakan CAR bank pada periode sebelumnya atau gejolak

ekonomi sehingga dikhawatirkan akan mengganggu kemampuan bank

dalam pemenuhan tambahan modal untuk memperkuat likuiditas bank.

Kebijakan Perseroan kedepan untuk menjaga likuiditas bank yaitu; (1)

Menyiapkan instrumen baru untuk mengatasi potensi kegagalan usaha

bank. (2) Penyediaan dana yang cukup, maka bank wajib menerapkan

prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit, antara lain dengan

melakukan penyebaran (diversifikasi) portofolio, baik kepada pihak terkait

maupun kepada pihak bukan terkait. Pembatasan penyediaan dana adalah

persentase tertentu dari modal bank yang dikenal dengan batas maksimum

pemberian kredit (BMPK).

BI > 8%

Page 78: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

59

4.2.2. Kinerja Rasio ROE

Hasil analisis pada Lampiran 5 selama periode Desember 2007

sampai Desember 2008 perkembangan nilai laba bersih bank cukup positif

sebesar Rp. 53.879 juta dan rata-rata pertumbuhan 54,61% perbulan.

Sementara itu nilai total equity bank mencapai Rp. 3.188.739 juta dengan

rata-rata pertumbuhan -0,46% perbulan. Hasil perbandingan kedua

indikator ini diperoleh nilai ROE sebesar 21,51% dengan rata-rata

pertumbuhan sebesar 1,65% jauh dibawah ketentuan BI > 7,50%. Kondisi

ini mencerminkan Bank Agro tidak mampu menghasilkan laba dengan

menggunakan ekuitasnya.

Perkembangan laba bersih selama periode Januari 2009 sampai

Desember 2009 menunjukan terjadinya peningkatan sebesar Rp.86.379 juta

dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 68,14% atau naik 24,78%.

Sementara itu total equity mencapai Rp. 3.058.373 juta dengan rata-rata

pertumbuhan sebesar 3,84%. Hasil perbandingan tersebut menunjukan

Rasio ROE negatif sebesar -11,98% atau rata-rata pertumbuhan -1,00%.

Peningkatan laba bersih pada tahun 2009 tidak diikuti dengan kenaikan

ROE, hal ini menunjukan pengelolaan equity bank tidak efektif. Artinya

terjadi kondisi bermasalah atau bank dikategorikan tidak sehat. Hal ini

terutama disebabkan oleh tiga faktor, yaitu : (1) Perseroan mengalami

kerugian bersih dalam tiga tahun terakhir ini, tahun 2007 mencatatkan rugi

bersih sebesar Rp. 5.939 juta, tahun 2008 rugi bersih sebesar Rp. 3.826

juta, mengalami penurunan sebesar Rp. 2.100 juta atau -35,57%

dibandingkan tahun 2007 dan tahun 2009 sebesar Rp. 9.117 juta untuk

periode yang berakhir pada tanggal 31 Mei 2009. (2) Tingkat efisiensi

perusahaan dalam mengelola aset (assets management) sangat rendah,

dimana beban operasional bank tahun 2007 sebesar Rp. 112.221 juta

mengalami peningkatan sebesar Rp. 13.020 juta atau 13,13% dibandingkan

2006 sebesar Rp. 99.200 juta. Kenaikan juga terjadi tahun 2008 sebesar Rp.

113,717 juta, atau 1,33% dibandingkan tahun 2007, dan tahun 2009 sebesar

Rp. 51.754 juta. (3) Hutang yang dipakai dalam melakukan usaha (financial

Page 79: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

60

leverage) meningkat sebesar Rp. 2.346,800 juta menjadi Rp. 2.248.804 juta

tahun 2009.

Periode Januari sampai Desember 2010 bank mencatatkan laba

bersih sebesar Rp.90.662 juta dengan rata-rata pertumbuhan sebesar

53,29%. Sementara itu nilai Equity meningkat sebesar Rp.4.104.734 juta

dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -0,02%. Implikasi dari kenaikan

laba bersih dan equity pada periode ini berdampak positif terhadap

kenaikan ROE sebesar 20,28% dengan rata-rata pertumbuhan 1,69% atau

naik 0,69% dari rata-rata pertumbuhan tahun 2009. Perkembangan laba

bersih bank Januari – Februari 2011 sebesar Rp.28.064 juta dengan rata-

rata pertumbuhan 8,84% dan total equity sebesar Rp.602.018 juta atau rata-

rata pertumbuhan 3.99% dengan nilai ROE negatif -7,87% dengan rata-rata

pertumbuhan -3,93% perbulan.

Penurunan kinerja rasio ROE akan berdampak pada harga saham

bank dan pembagian deviden kepada investor. Dengan demikian hubungan

yang terjadi adalah hubungan timbal balik antara ROE dengan return

saham, temuan ini memberikan bukti tambahan bahwa dengan rasio ROE

Bank Agro yang masih dibawah ketentuan BI memperkuat dasar analisis

technical fundamental penting sebagai dasar pengukuran harga saham.

Strategi untuk mengatasi kerugian yang dialami oleh bank Agro,

maka kebijakan yang diambil Perseroan kedepan adalah

1. Bank Agro harus meningkatkan jumlah dana pihak ketiga di bank

sehingga aktiva Perseroan meningkat, karena kemampuan bank dalam

memperoleh sumber-sumber dana pihak ketiga yang diinginkan sangat

mempengaruhi kelanjutan usaha bank. Dalam mencari sumber-sumber

dana bank harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti kemudahan

untuk memperolehnya, jangka waktu sumber dana, serta biaya yang

harus dikeluarkan untuk memperoleh dana tersebut.

2. Bank Agro harus meningkatkan penyaluran kredit investasi disektor

retail sehingga pendapatan bunga meningkat.

Page 80: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

61

3. Bank Agro harus menurunkan beban operasional dan administrasi

Perseroan pada skala yang efisiensi karena sebuah bank ingin

meningkatkan profit margin-nya harus bisa mengendalikan sedemikian

rupa biaya-biaya yang ditimbulkan dari kegiatan operasional (

economies of scales). Pringsip ini di satu sisi sangat bagus karena

ingin mendapatkan bank yang efisien dalam menjalankan usaha

haruslah memiliki skala usaha (assets) dan permodalan yang cukup

besar. Sebaliknya masalah economies of scale sangatlah sulit dicapai

dengan skala aset yang kecil karena kemampuan bank sangat terbatas

4. Manajemen Perseroan harus memperhatikan kenaikan ROE apakah

berasal dari net profit margin atau asset turnover, maka itu merupakan

indikasi positif, artinya profitabilitas meningkat atau penggunaan asset

semakin optimal. Namun, jika leverage meningkat padahal utang

perusahaan sudah cukup tinggi, maka ini menjadi semakin berisiko.

5. Memperluas ruang lingkup wilayah usaha (scope of territories) untuk

menjadi National Champions, bank haruslah mampu beroperasi pada

wilayah yang sangat luas dan kalau perlu melakukan ekspansi di luar

Indonesia.

Apabila kebijakan ini dilakukan secara konsisten maka bank mampu

menghasilkan laba dengan menggunakan ekuitasnya karena semakin

tingginya profit margin berarti semakin tinggi juga ROE yang dihasilkan.

Implikasinya, pemahaman yang baik mengenai ROE akan memberikan

gambaran kepada investor mengenai bagaimana perusahaan dikelola.

Selanjutnya akan membantu dalam melakukan penilaian terhadap kondisi

Perseroan dan mempengaruhi keputusan investasi. Dengan menganalisa

ROE berarti dapat mengetahui lebih lanjut kualitas penghasilan yang bisa

didapatkan dari kinerja bank.

Hasil analisis trend pada Gambar 7 dengan metode Moving Average

menunjukan adanya trend positif untuk hasil forecast bulan ke 40 karena

data terakhir 39 (Februari 2011) maka t (Maret 2011) rasio ROE sebesar

0,914% dengan tingkat kesalahan prediksi MAPE 917,214 dan MAD

Page 81: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

62

2,332. Hasil ini menggambarkan profitabilitas yang dihasilkan bank positif

dari hasil pengunaan equitasnya. Nilai ROE yang positif berdasarkan

peramalan dengan metode trend diharapkan adanya peningkatan kinerja

keuangan perusahaan yang berimplikasi terhadap pertumbuhan expected

return saham Bank Agro dimasa akan datang. Apabila kondisi ini dapat

dipertahankan maka bank memiliki akses likuiditas yang baik sebagai

persyaratan untuk melakukan ekspansi secara lebih efisien.

Index

RO

E

726456484032241681

7,5

5,0

2,5

0,0

-2,5

-5,0

Moving Average

Length 5

Accuracy Measures

MAPE 917,214

MAD 2,332

MSD 9,317

Variable

Forecasts

95,0% PI

Actual

Fits

Grafik ROE

Gambar 7 Trend Analysis ROE Desember 2007 – Februari 2011

4.2.3. Kinerja Rasio ROA

Pada Lampiran 5 menjelaskan hasil perhitungan ROA Bank Agro, dimana

Selama periode Desember 2007 sampai dengan Desember 2008

perkembangan total aktiva bank mencapai Rp. 37.064.433 juta dengan

rata-rata pertumbuhan perbulan sebesar 7,53%. Sedangkan kemampuan

bank dalam menghasilkan laba sebelum pajak dari penggunaan aktiva

sebesar Rp. 57.139 juta dengan rata-rata pertumbuhan perbulan sebesar

7,65%. Nilai perbandingan kedua indikator tersebut diperoleh ROA

-BI >7,50%

Page 82: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

63

sebesar 1,97% dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,15% perbulan.

Selama tahun 2008 ROA bank belum memenuhi persyaratan Bank

Indonesia ≤ 2%. Hal ini disebabkan terjadi penurunan laba sebelum pajak

yang signifikan pada bulan November sebesar Rp.49 juta, artinya

manajemen pengelolaan aktiva bank baik aktiva lancar maupun aktiva

tetap dalam menghasilkan laba kurang baik, sehingga performance aktiva

an-liquid.

Dampak penurunan ROA berimplikasi kepada ketidakmampuan

bank menjaga kinerjanya dengan baik terutama tingkat profitabilitas yang

tinggi sehingga mengalami kesulitan membagikan dividen. Prospek

bisnisnya tidak dapat berkembang secara optimal serta tidak dapat

memenuhi ketentuan prudential banking regulation dengan baik, maka

kemungkinan nilai saham dari bank yang bersangkutan di pasar sekunder

dan jumlah dana dari pihak ketiga yang berhasil dikumpulkan akan turun

khusus pada tahun 2008.

Sementara itu, perkembangan total aktiva bank tahun 2009 mencapai

Rp. 31.417.034 juta dengan rata – rata pertumbuhan perbulan sebesar

1,30%. Sedangkan nilai laba sebelum pajak mencapai Rp. 88.354 juta

dengan rata-rata pertumbuhan perbulan sebesar 5,76%. Sementara itu, nilai

ROA sebesar 3,37% atau meningkat sebesar 71,32% dari tahun 2008.

Kinerja ROA bank sudah positif diatas persyaratan Bank Indonesia ≤ 2%.

Artinya pengelolaan aktiva bank cukup baik selama periode ini dilihat dari

perolehan laba sebelum pajak perbulan meningkat.

Perkembangan total Aktiva tahun 2010 mencapai Rp. 34.895.778

juta dengan rata – rata pertumbuhan perbulan sebesar 0,41% dan perolehan

laba sebelum pajak sebesar Rp.109.490 juta dengan rata-rata pertumbuhan

perbulan sebesar 1,30%. Sementara itu terjadi kenaikan ROA sebesar

3,73% dan rata-rata perbulan sebesar 0,31% atau naik sebesar 10,59% dari

tahun 2009. Perkembangan kinerja ROA cukup positif diatas persyaratan

Bank Indonesia, walaupun kondisi ini masih belum cukup feasible untuk

meningkatkan daya saing bank.

Page 83: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

64

Kebijakan startegis kedepan yang harus diperhatikan adalah

menjaga likuiditas bank sehingga rasio ROA meningkat signifikan dengan

memerankan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi. Tujuan

meningkatkan likuditas, maka bank harus mencari sumber pendanaan dari

masyarakat dengan empat strategi berikut harus dilakukan secara

konsekuen dan paralel.

1. Bank harus meningkatkan jumlah dana pihak ketiga DPK (Tabungan,

Deposito dan Giro) melalui penetapan suku bunga yang sesuai dengan

ekspektasi atau keinginan nasabah pemilik dana (deposan).

2. Bank harus menaikkan ekuitas melalui penambahan modal yang

bersumber dari penjualan saham.

3. Bank harus menambah setoran modal untuk memperkuat rasio

permodalan bank melebihi ketentuan Bank Indonesia rasio modal

minimum 8%.

4. Bank harus tetap menjaga kualitas aktiva produktif dengan menerapkan

pringsip prudent dan efisien.

Hasil analisa trend pada Gambar 8 dengan metode Moving

Average menunjukan adanya peningkatan untuk hasil forecast bulan ke 40

karena data terakhir 39 (Februari 2011) maka t (Maret 2011), rasio ROA

sebesar 0,0064 atau 0,64% dari periode dasar sebesar 0,37% Februari 2011

atau diprediksi naik sebesar 0,42 basis poin dengan tingkat kesalahan

prediksi MAPE 54,1634 dan MAD 0,0016. Hasil ini menggambarkan

terdapat indikasi terjadinya kenaikan rasio ROA pada bulan Maret 2011,

artinya bank memiliki potensi terjadinya kenaikan laba sebelum pajak yang

dihasilkan dari pengunaan aktivanya.

Page 84: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

65

Index

RO

A

726456484032241681

0,010

0,008

0,006

0,004

0,002

0,000

Moving Average

Length 5

Accuracy Measures

MAPE 54,1634

MAD 0,0016

MSD 0,0000

Variable

Forecasts

95,0% PI

Actual

Fits

Grafik ROA

Gambar 8 Trend Analysis ROA Desember 2007 – Februari 2011

4.2.4. Kinerja LDR

Hasil perhitungan pada Lampiran 5 menunjukan bahwa LDR Bank

Agro masih diatas ketentuan BI antara 80% - 110%. Artinya bank cukup

prudent dalam penyaluran kredit. Kinerja LDR selama periode analisis

Desember 2007 sampai dengan Desember 2008 dilihat dari besarnya total

kredit yang diberikan mencapai Rp.25.570.968 juta dengan rata-rata

pertumbuhan sebesar 0,40%. Besarnya total kredit yang disalurkan

ditunjang oleh besarnya DPK yang berhasil dihimpun oleh bank pada

periode ini sebesar Rp.31.243.663 juta, tetapi besaran rata-rata

pertumbuhan perbulan tidak signifikan karena rata-rata pertumbuhan

negatif sebesar -1,04%. Perbandingan dari kedua indikator diatas

menghasilkan nilai CAR sebesar 82,97%. Faktor yang menjadi penyebab

adalah rendahnya tingkat pencairan (credit disbursement) dibandingkan

dengan DPK.

BI ≤2%

Page 85: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

66

Data Bank Agro menunjukkan bahwa persetujuan kredit baru pada

Desember 2007 sebesar Rp. 1.956.450 juta, 2008 sebesar Rp. 2.043.076

juta, 2009 Rp. 1.965.681, dan tahun 2010 sebesar Rp. 1.528.970 juta.

Sementara dana pihak ketiga Desember 2007 sebesar Rp. 2.537.446 juta,

2008 sebesar Rp. 2.163.332 juta, 2009 sebesar Rp. 2.424.296 juta, dan

tahun 2010 sebesar Rp. 2.386.869 juta. Selama ini penyaluran kredit

Perseroan di fokuskan pada usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah dan

UKM, sehingga rasio kredit bermasalah (NPL) masih dibawah 5% dari

ketentuan Bank Indonesia, dimana tahun 2007 sebesar 4,67%, tahun 2008

turun sebesar 3,36%, dan tahun 2009 sebesar 4,47% dan 2010 kembali

turun sebesar 1,84%.

Perkembangan yang positif ini berlanjut pada periode Januari –

Desember 2009 dengan nilai total kredit yang diberikan sebesar Rp.

24.041.667 juta dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -0,13%. Sementara

total DPK pada periode ini sebesar Rp.25.934.791 juta dengan rata-rata

pertumbuhan sebesar 1,09%. Adapun besarnya nilai LDR yang dihasilkan

dari perbandingan kedua indikator ini sebesar 99,84% atau naik sebesar

16,87%. Rasio LDR pada periode ini belum maksimal mendekati 110%

sesuai ketentuan Bank Indonesia.

Kondisi LDR bank yang belum maksimal karena, masih cukup

tingginya suku bunga kredit Perseroan baik kredit Agrobisnis maupun

kredit UKM dan investasi. Besaran rata-rata suku bunga kredit perseroan

antara 10 % - 12% pada tahun 2009-2010. Tingkat kredit diatas satu digit,

menyebabkan pinjaman perbankan menjadi lebih mahal, dan akhirnya

berpengaruh pada competitiveness Bank Agro dibandingkan bank-bank

lainya atau bank asing yang mendapatkan rate pinjaman rendah. Maka

sesuai dengan keputusan BI tanggal 8 Februari 2011 menerbitkan SEBI

No.13/5/DPNP untuk mendorong perbankan memiliki LDR 75%-102%.

Trend seperti ini akan memungkinkan perbankan mengambil langkah

strategis meningkatkan loyalitas nasabah, sehingga perbankan bersaing

dalam funding, tetapi juga lending.

Page 86: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

67

Hasil analisis periode Januari – Desember 2010 total kredit yang

diberikan sebesar Rp.24.781.870 juta dengan rata-rata pertumbuhan positif

sebesar 1,39%. Sedangkan perkembangan total DPK mengalami kenaikan

sebesar Rp. 26.439.104 juta dengan rata-rata pertumbuhan 4,79% atau naik

sebesar 3,70% dari tahun 2009. Kenaikan DPK pada periode ini berdampak

positif terhadap peningkatan LDR sebesar 105,35% atau naik sebesar

5,51% dari tahun 2009. Kinerja yang positif ini juga terus berlanjut periode

Januari- Februari 2011 dimana nilai LDR meningkat sebesar 125,26%.

Rasio LDR berada pada angka dibawah 80% (misalkan 70%) maka

dapat disimpulkan bahwa bank tersebut hanya dapat menyalurkan sebesar

70% dari seluruh dana yang berhasil dihimpun. Semakin tinggi LDR

menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin

rendah LDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan

kredit sehingga hilangnya kesempatan bank untuk memperoleh laba.

Kenaikan yang signifikan selama tahun 2010 disebabkan terjadi

peningkatan total kredit yang diberikan dengan porsi dana pihak ketiga.

Kondisi ini menunjukan pihak Bank Agro dalam menyalurkan kredit

kepada pihak ketiga cukup baik, artinya manajemen bank sudah efektif

memasarkan dana yang dimiliki sudah maksimal mendekati 110% dari

ketentuan BI karena, bank cukup efektif menjalankan fungsi sebagai

lembaga intermediasi dengan pihak yang membutuhkan dana (Unit Deficit

of Funds). Langkah-langkah strategis kedepan Perseroan akan tetap terus

1. Melakukan ekspansi kredit hingga rasio intermediasi menembus 110%,

dengan mengandalkan likuiditas lainnya, seperti dana hasil rights issue,

sehingga Bank Agro yang memiliki LDR di atas 100% akan

dikecualikan dari sanksi bila memiliki rasio kecukupan modal minimal

14%.

2. Melakukan ekspansi kredit kepada sektor ritel karena sektor ini

mengalami pertumbuhan sangat signifikan dan memiliki peluang pasar

yang prospektif di Indonesia. Total omzet mencapai Rp.120 triliun 2011

dan tahun 2012 diperkirakan tumbuh 15%. Sementara itu rata-rata suku

bunga kredit turun menjadi 15,8% pada Juni 2011 dari 16,9% pada Juni

2010 didukung oleh semakin membaiknya pertumbuhan ekonomi tahun

Page 87: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

68

2012 diperkirakan mencapai 6,5%. Kebijakan ekspansi kredit Perseroan

juga didukung oleh pertumbuhan laba bersih Bank Agro pada

September 2011, sebesar Rp 26.160 miliar, yang sebelumnya hanya Rp

8.340 miliar sejak menjadi anak usaha BRI.

Hasil analisis trend pada Gambar 9 dengan menggunakan metode

Moving Average menunjukan adanya peningkatan hasil forecast bulan ke

40 karena data terakhir 39 (Februari 2011) maka t (Maret 2011) rasio LDR

sebesar 0.82%. Tingkat kesalahan prediksi MAPE 11,2520 dan MAD

0,1089. Hasil ini menggambarkan bank cukup baik melaksanakan fungsi

intermediasi dalam penyaluran kredit dari dana pihak ketiga.

Index

LD

R

726456484032241681

1,75

1,50

1,25

1,00

0,75

0,50

Moving Average

Length 5

Accuracy Measures

MAPE 11,2520

MAD 0,1089

MSD 0,0289

Variable

Forecasts

95,0% PI

Actual

Fits

Grafik LDR

Gambar 9 Trend Analysis LDR Desember 2007 – Februari 2011

Memperhatikan peramalan di atas dari pengamatan periode dasar

bulan Februari 2011 dimana nilai LDR sebesar 0,71%, maka dapat

diproyeksi besarnya LDR periode bulan ke 40 sebesar 0,82% artinya terjadi

peningkatan 0,11% basis poin. Bank dengan tingkat agresivitas tinggi

(tercermin dari angka LDR,0,82% belum mendekati 110%) artinya bank

cukup positif mengelola likuiditas. Hal ini didasarkan pada anggapan

bahwa loan/pinjaman dinilai sebagai earning asset bank yang kurang atau

BI = 110%

Page 88: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

69

bahkan sangat tidak likuid. LDR pada posisi ini, dapat diduga cash inflow

dari pelunasan pinjaman dan pembayaran bunga dari debitur pada bank

menjadi sebanding dengan kebutuhan untuk memenuhi cash outflow

penarikan dana giro, tabungan dan deposito yang jatuh tempo dari

masyarakat dan diduga dengan LDR yang posistif ini, bank secara potensial

tidak dapat mengalami kesulitas likuiditas.

4.2.5. Kinerja Rasio NIM

Berdasarkan hasil perhitungan rasio NIM Bank Agro masih

dibawah ketentuan bank Indonesia >10%. Selama periode Desember 2007

sampai dengan Desember 2008 pendapatan bunga bersih yang dihasilkan

oleh bank sebesar Rp. 824.238 juta dengan nilai rata-rata pertumbuhan

sebesar 18%. Sementara itu, rata-rata aktiva produktif mencapai

Rp. 60.383.183 juta, dengan rata-rata pertumbuhan perbulan sebesar 0%.

Sedangkan selama periode Januari – Desember 2009 pendapatan bunga

bersih mencapai Rp.780.703 juta dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 14%

dan rata-rata aktiva produktif sebesar Rp.34.440.619 juta lebih rendah dari

tahun 2008 dengan pertumbuhan negatif sebesar -3%, tetapi dari

perbandingan kedua indikator diatas menghasilkan rasio NIM lebih tinggi

dari periode sebelumnya yaitu sebesar 2,36% atau naik sebesar 0,98%.

Selanjutnya periode Januari - Desember 2010 pendapatan bunga

bersih sebesar Rp.1.105.655 juta dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10%

dan rata –rata aktiva produktif sebesar Rp. 38.643.029 juta dengan

pertumbuhan sebesar 2%. Perkembangan yang positif ini memberikan

kontribusi yang signifikan dengan kenaikan rasio NIM sebesar 3,11%, lebih

tinggi dari periode sebelumnya sebesar 0,75%. Hal ini menunjukkan

perbankan masih mempertahankan pendapatan bunga sebagai sumber

pendapatan utama meskipun suku bunga acuan BI rate cenderung turun.

Kinerja rasio NIM Bank Agro masih sangat rendah jika

dibandingkan dengan ketentuan BI>10%. Kondisi ini disebabkan Bank Agro

lebih cenderung mempertahankan bunga kredit sebaliknya bunga simpanan

mengalami penurunan, karena selama periode 2007 sampai 2010 bank

Page 89: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

70

cenderung tidak exspansif dalam penyaluran kredit, walupun suku bunga

acuan BI-rate pada periode ini menurun. Pada periode yang sama, BI rate

turun dari 12,75% pada akhir 2007 menjadi 6,75% hingga September 2011.

Hal ini mengindikasikan penurunan suku bunga kredit lebih lambat

dibandingkan pengurangan suku bunga Deposito, Tabungan, dan Giro yang

mengikuti penurunan BI rate. Trend NIM Bank Agro yang fluktuatif

cenderung berbeda dengan perkembangan suku bunga acuan Bank

Indonesia.

Paling tidak ada enam faktor yang mempengaruhi NIM Bank Agro,

yaitu :

1. Struktur persaingan dari produk perbankan semakin tinggi untuk pasar

deposit dan loan. Suku bunga tabungan bergerak antara 2,27% sampai

3,11%, sedangkan untuk deposito berkisar antara 5% - 7% sepanjang

tahun 2010 sedangkan suku bunga rata-rata Bank Agro sepanjang tahun

2009 - 2010 sebesar 4% - 8% dan untuk deposito berjangka 2,09% -

11,27%. Sedangkan suku bunga kredit Bank Agro sangat tinggi, rata-rata

sekitar 11,25% - 13,25% makin kompetitif.

2. Suku bunga pasar tersebut menimbulkan besaran NIM akan semakin

kecil dan sebaliknya. Hal ini terjadi karena dalam pasar yang kompetitif,

tidak ada peluang bagi pelaku usaha (bank) untuk menetapkan excessive

margin atau melakukan abuse of market power. Pengaruh persaingan

dan atau struktur pasar terhadap tingkat NIM adalah positif.

3. Rata-rata biaya operasional. Secara teori, bank harus tetap

mempertahankan marjin positif untuk menutup biaya operasionalnya.

Makin tinggi biaya operasional, makin tinggi tingkat NIM yang

ditetapkan bank. Sebaliknya, apabila bank dapat meningkatkan efisiensi

operasionalnya, maka spread atau marjin dapat juga ditekan atau

dikurangi. Pengaruh biaya (efisiensi) operasional terhadap tingkat NIM

adalah positif. Besarnya beban operasional Bank Agro seperti beban

bunga deposito, tabungan, pinjaman yang diterima, giro, pinjaman

subordinasi, provisi dan komisi meningkat tahun 2010 sebesar Rp.

150.759 juta, dan 2009 mencapai Rp. 102.778 juta. Kemudian tahun

Page 90: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

71

2008 sebesar Rp. 224.659 juta, serta tahun 2007 sebesar Rp. 235.851

juta. Sedangkan beban operasional lainnya seperti beban umum dan

administrasi, beban tenaga kerja serta penyisihan aktiva produktif tahun

2009 sebesar Rp. 155.008 juta, 2008 sebesar Rp. 143.939 juta dan tahun

2007 sebesar Rp. 116.374 juta.

4. Perbankan diasumsikan memiliki sikap risk averse. Dalam kondisi risk

averse, makin tinggi risiko yang dihadapi oleh bank, maka kompensasi

marjin terhadap risiko tersebut juga akan makin besar, begitu juga

dengan kondisi sebaliknya. Pengaruh persepsi risiko bank berdampak

positif terhadap tingkat net interest marjin.

5. Volatilitas suku bunga pasar uang. Pada prinsipnya, makin tinggi tingkat

volatilitas suku bunga pasar uang, maka makin tinggi pula tingkat risiko

dan premi yang harus dihadapi oleh perbankan. Semakin besar tingkat

NIM yang harus ditetapkan oleh perbankan, begitu juga dengan kondisi

sebaliknya. Volatilitas suku bunga berdampak positif terhadap tingkatan

NIM .

6. Tingkat risiko kredit. Hampir sama dengan prinsip pengaruh volatilitas

suku bunga pasar uang, makin tinggi tingkat risiko kredit yang dihadapi

oleh perbankan, makin tinggi pula tingkat premi risiko yang harus

ditanggung sehingga NIM akan semakin besar, begitu juga dengan

kondisi sebaliknya. Perkembangan rasio kredit bermasalah Bank Agro

tahun 2007 sebesar 4,67%, tahun 2008 turun sebesar 3,36%, kemudian

tahun 2009 meningkat lagi sebesar 4,47% dan tahun 2010 kembali turun

sebesar 1,84%. Sebagaimana pada volatilitas suku bunga, faktor risiko

kredit juga berdampak positif terhadap tingkat Net Interest Margin.

7. Volume atau nilai dari kredit dan deposit. Pada intinya, makin besar

jumlah kredit yang diberikan dan deposit yang dikumpulkan oleh bank,

maka makin besar pula tingkat potensial loss yang dihadapi oleh bank,

sehingga perlu dikompensasi dengan tingkat Net Interest Margin yang

besar pula. Perkembangan rasio dana terhadap kredit Bank Agro tahun

2007 sebesar 77,02%, tahun 2008 meningkat sebesar 94,36%, kemudian

periode tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 80,99%. Demikian

Page 91: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

72

juga tahun 2010 turun sebesar 86,69%. Alokasi kredit yang paling tinggi

pada sektor Agrobisnis mencapai 63% dari total portofolio kredit

perseroan. Namun dari perspektif skala ekonomis, makin besar

penyaluran kredit maka seharusnya terdapat benefit efisiensi yang

ditimbulkan terkait dengan biaya per unit untuk pengelolaan dan

penyaluran portfolio kredit. Kebijakan penguatan NIM Bank Agro

kedepan dapat dilakukan dengan meningkatkan strategi pemasaran bank

untuk pembiayaan kredit investasi Agrobisnis dan UKM serta ekspansi

kredit pada sektor ritel, disamping itu juga peningkatan efisiensi

operasional bank dengan menurunkan beban administrasi serta

meningkatkan taransaksi e-money dan fokus pada jaringan teknologi

informasi yang ada. Fungsi bank sebagai intermediasi dana masyarakat

ke sektor usaha saat ini harus digenjot. Bank mulai mengurangi

penempatan dananya di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan kembali

aktif memberikan kredit.

Index

NIM

726456484032241681

0,06

0,05

0,04

0,03

0,02

0,01

0,00

Moving Average

Length 5

Accuracy Measures

MAPE 93,4405

MAD 0,0107

MSD 0,0002

Variable

Forecasts

95,0% PI

Actual

Fits

Grafik NIM

Gambar 10 Trend Analysis NIM Desember 2007-Februari 2011

BI >10%

Page 92: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

73

Hasil analisis trend pada Gambar 10 dengan menggunakan metode

Moving Average menunjukan adanya kenaikan untuk hasil forecast bulan ke

40 karena data terakhir 39 (Februari 2011) maka t (Maret 2011) rasio NIM

sebesar 0.0296% dengan tingkat kesalahan prediksi MAPE 93,4405 dan

MAD 0,0107. Hasil ini mengindikasikan terdapat potensi kenaikan rasio

NIM pada bulan Maret 2011, artinya bank memiliki kemampuan

meningkatkan pendapatan bunga, dari penggunaan aktiva produktifnya.

Hasil Forecasting pada periode bulan ke 40 dengan nilai NIM

sebesar 0,0296% dari periode dasar Februari 2011 sebesar 0,830% atau

terjadi penurunan sebesar 0,800%. Berdasarkan peramalan ini Bank Agro

sulit menaikan pendapatan bunga bersih kedepan yang berimplikasi pada

penurunan laba bank. Data tersebut jika dibandingkan NIM rata-rata industri

perbankan umum masih jauh dibawah rata-rata untuk tahun 2010 5,73% dan

Juni 2011 sebesar 5,79%. Oleh karena itu manajemen dapat mengambil

kebijakan strategis untuk mengendalikan beban operasional bank karena

penurunan NIM biasanya disebabkan kenaikan biaya dana (cost of fund) dan

penurunan pendapatan bunga bersih.

Kenaikan biaya dana disebabkan peningkatan suku bunga acuan

Bank Indonesia dan peningkatan bunga penjaminan dari Lembaga Penjamin

Simpanan (LPS). Jika kenaikan BI rate tidak disusul dengan peningkatan

bunga penjaminan, kemungkinan besar biaya dana Perseroan tidak akan

meningkat. Adapun penurunan pendapatan bunga bersih dipengaruhi

ketatnya persaingan bunga kredit di pasar. Rata-rata suku bunga kredit turun

menjadi 15,8% pada Juni 2011 dari 16,9% pada Juni 2010. Kondisi ini perlu

diperhatikan agar suku bunga yang ditawarkan cukup kompetitif agar

likuiditas bank terjaga.

Page 93: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

74

4.2.6. Kinerja Rasio Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO)

Perkembangan BOPO pada Bank Agro periode Desember 2007

sampai dengan Desember 2008 menunjukan terjadinya perubahan yang

signifikan, dimana beban operasional bank sebanding dengan pendapatan

operasional. Jumlah beban operasional sebesar Rp. 808.223 juta dengan

rata-rata pertumbuhan sebesar 18,64%. Sedangkan pendapatan operasional

sebesar Rp. 862.946 juta dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 17,53%.

Hasil perbandingan kedua indikator tersebut diperoleh rasio BOPO sebesar

90%. Sementara itu, periode Januari – Desember 2009 beban operasional

mengalami peningkatan sebesar Rp.2.126.999 juta dengan rata-rata

pertumbuhan 20,04%. Kenaikan beban operasional diikuti oleh kenaikan

pendapatan operasional sebesar Rp.2.303.419 juta dengan tingkat

pertumbuhan 20,73%. Dampak dari kenaikan ini adalah tingginya rasio

BOPO mencapai 101% diatas ketentuan Bank Indonesia antara (70%-80%).

Indikasi kenaikan BOPO bank berlanjut pada periode Januari-

Desember tahun 2010 dimana beban operasional bank meningkat sebesar

Rp. 3.150.676 juta dengan tingkat pertumbuhan sebesar 34,85%.

Sedangkan pendapatan operasional juga mengalami kenaikan sebesar Rp.

3.276.470 juta dengan tingkat pertumbuhan sebesar 33,11%, sehingga

menyebabkan rasio BOPO juga meningkat sebesar 103%. Kenaikan rasio

BOPO yang terjadi pada bank ini, mencerminkan belum adanya perbaikan

tingkat efisiensi kegiatan operasional akibat perbaikan business process

dari penerapan low cost leadership strategic, namun justru yang terjadi

adalah jumlah beban operasional ekuivalen dengan pendapatan operasional.

Kondisi Bank Agro selama Desember 2007 Februari 2011 belum

mencerminkan adanya perbaikan tingkat efisiensi, karena rasio BOPO

masih diatas ketentuan BI antara range 70% - 80%.

Kenaikan BOPO ini disebabkan oleh kenaikan beban operasional

tahun 2010 sebesar 22,49% menjadi Rp 145.435 juta, tahun 2009

meningkat sebesar 4,40% menjadi Rp.118.726 juta. Meskipun porsi dana

murah bank tidak meningkat, karena pertumbuhan dana tabungan tahun

2010 sebesar Rp. 144.486 juta atau 1,67%. Kenaikan yang signifikan pada

Page 94: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

75

beban non-bunga ini didorong oleh kenaikan biaya administrasi sebesar

51,67% atau Rp. 57.369 juta tahun 2009 menjadi Rp 59.179 juta tahun

2010 atau sebesar 59,30 % dan biaya tenaga kerja yang naik 22,44%

menjadi Rp. 55.985 juta dari sebelunya Rp. 45.723 juta. Sementara itu,

beban bunga bank tahun 2010 turun sebesar -15,57% menjadi Rp. 194.535

juta, tetapi tahun 2009 mengalami kenaikan 7,96 % menjadi Rp. 224.838

juta sebelumnya Rp. 224.659 juta. Kenaikan yang tinggi pada biaya umum

dan administrasi membuat laba operasi perseroan stagnan dilevel Rp.

27.189 juta. Sedangkan laba bersih tahun 2009 turun -42,52% menjadi Rp.

2.199 juta. BOPO yang tinggi mencerminkan kondisi bank yang tidak

efisien sehingga bank cenderung mengurangi penyaluran kredit untuk

menghindari kerugian yang lebih besar dan mengalihkan investasinya

dalam surat berharga.

Berdasarkan hasil analisis pada Lampiran 5 dimana beban

operasional yang tertinggi berada pada periode Desember 2010 dengan

total biaya operasional mencapai Rp.441.410 juta sedangkan yang terendah

berada pada periode Januari 2008 dengan nilai sebesar Rp.7.285 juta.

Sedangkan untuk akumulasi pendapatan operasional yang terbesar berada

pada periode Desember 2010 dengan total pendapatan operasional

mencapai Rp. 465.899 juta dan untuk akumulasi pendapatan operasional

yang paling rendah berada pada periode Januari 2008 dengan nilai sebesar

Rp.8.522 juta.

Kondisi ini menunjukan Bank Agro tidak mampu

mengimplementasikan manajemen risiko, menekan tingkat suku bunga

perbankan dan pada akhirnya tidak mampu meningkatkan efisiensi.

Berbagai teori manajemen keuangan menyatakan bahwa bank yang efisien

akan menciptakan persaingan yang sehat dalam industri perbankan.

Langkah perbaikan kedepan, untuk menurunkan rasio BOPO dengan cara

menggunakan teknologi untuk meningkatkan transaksi elektronik (e-

channel) perbankan, perbaikan sistem administrasi dan pengendalian

risiko.

Page 95: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

76

Hasil analisis trend pada Gambar 11 dengan metode Moving Average

menunjukan adanya peningkatan hasil forecast bulan ke 40 karena data

terakhir 39 (Februari 2011) maka t (Maret 2011) rasio BOPO sebesar

0.972%. Tingkat kesalahan prediksi MAPE 4,83392 dan MAD 0,04552.

Hasil ini menggambarkan rasio BOPO yang tinggi, mencerminkan kondisi

bank yang tidak efisien sehingga bank cenderung mengurangi penyaluran

kredit untuk menghindari kerugian.

Index

BO

PO

726456484032241681

1,10

1,05

1,00

0,95

0,90

0,85

0,80

Moving Average

Length 5

Accuracy Measures

MAPE 4,83392

MAD 0,04552

MSD 0,00310

Variable

Forecasts

95,0% PI

Actual

Fits

Grafik BOPO

Gambar 11 Trend Analysis BOPO Desember 2007-Februari 2011

Hasil Forecasting pada periode bulan ke 40 dengan nilai BOPO

sebesar 97,22% dari periode dasar Februari 2011 sebesar 88.16% atau

terjadi kenaikan sebesar 9,06%. Berdasarkan peramalan ini Bank Agro

terjadi kenaikan beban operasional kedepan yang berimplikasi pada

penurunan laba bank, oleh karena itu manajemen dapat mengambil

kebijakan strategis untuk mengendalikan beban operasional bank. BOPO

yang tinggi mencerminkan kondisi bank yang tidak efisien sehingga bank

BI = 80-90%

Page 96: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

77

cenderung mengurangi penyaluran kredit untuk menghindari kerugian yang

lebih besar dan mengalihkan investasinya dalam surat berharga atau

obligasi.

4.2.7. Analisa EVA

Berdasarkan analisis dan perhitungan EVA yang telah dilakukan pada

Lampiran 5 nilai EVA yang sangat rendah bahkan negatif. Selama periode

bulan Desember 2007 – Desember 2008 nilai EVA Bank Agro hanya

sebesar Rp. 3.158.405 juta atau 0,133% dr 0,43%. Pada periode ini nilai

EVA bank positif karena Net Operational After Taxs (NOPAT) cukup

tinggi yaitu sebesar Rp.49.532 juta. Sementara akumulasi Invested Capital

sebesar Rp.36.844.104 dengan nilai Capital Charges sebesar Rp.3.158.405

juta. Nilai EVA pada periode ini mencerminkan kinerja bank memberikan

laba ekonomis kepada pemegang saham.

Hasil analisis tahun 2009 menunjukan nilai EVA negatif sebesar -

0,079% atau Rp. 2.163.042 dengan rata-rata pertumbuhan 0,23%. Kondisi

ini disebabkan perolehan NOPAT turun sebesar Rp.24.718 juta dengan

nilai invested capital Rp.31.089.987 juta. Sementara itu nilai Capital

Charges sebesar Rp. 2.243.779 juta atau pertumbuhan -1,81%. Kondisi ini

berlanjut tahun 2010 dimana nilai EVA negatif – 0,233% atau sebesar

Rp.2.163.042 juta . Nilai EVA yang rendah disebabkan Invested Capital

naik sementara NOPAT turun. Akumulasi pendapat operasional bersih

sebesar Rp.73.062 juta dan Invested Capital sebesar Rp.34.401.601 juta

dengan nilai Capital Charges sebesar Rp.2.236.104 juta.

Berdasarkan hasil analisis pada Lampiran 5 EVA yang tertinggi

berada pada periode Februari 2008 dengan total nilai EVA mencapai

Rp.264.016 juta sedangkan yang terendah berada pada periode September

2009 dengan nilai sebesar Rp.155.102 juta. Sedangkan untuk akumulasi

pendapat operasional bersih yang terbesar berada pada periode Desember

2010 dengan total pendapatan operasional bersih mencapai Rp. 20.018 juta

Page 97: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

78

dan untuk akumulas pendapatan operasional bersih yang paling rendah

berada pada periode November 2008 dengan nilai sebesar Rp.42 juta.

Hasil analisis untuk pertumbuhan dari masing-masing indikator EVA

dan NOPAT dimana pertumbuhan tertinggi EVA terjadi pada periode

Januari 2008 sebesar 63,33% dan terendah pada bulan Januari 2011 sebesar

-100%. Sedangkan pertumbuhan pendapatan operasional bersih tertinggi

terjadi pada periode bulan Desember 2008 sebesar 7121,43% dan terendah

April 2010 sebesar -371,45%.

Penurunan laba ekonomis tersebut di atas dicerminkan oleh

pendapatan operasional bersih bank yang lebih rendah dibandingkan

dengan Capital Charges. Penurunan laba terlihat pada November 2009

sebesar Rp.42 juta di bandingkan Capital Charges sebesar Rp.240.733 juta,

hal yang sama juga terjadi pada Agustus 2009 sebesar Rp. 57 juta

sementara Capital Charges Rp.168.525 juta. Kontraksi laba yang signifikan

ini mencerminkan kinerja bank tidak memberikan nilai tambah ekonomis

kepada pemegang saham karena laba yang diperoleh lebih rendah dari nilai

equitas yang dikeluarkan, walaupun parameter yang digunakan oleh

Steward nilai EVA >0.

Kecenderungan nilai EVA yang rendah bahkan negatif

menggambarkan secara umum bahwa bahwa biaya equitas lebih besar dari

pada laba bersih yang diperoleh. Hal ini disebabkan tingginya persentase

biaya equitas (saham) yang disebabkan beberapa faktor yaitu; jumlah

earning per - share, devident growth, dan nilai pasar saham Agro yang

kurang diminati Investor. Laba/rugi persaham bank Agro tahun 2007 Rp.

2.35 juta, tahun 2008 sebesar Rp. 1.63 juta, tahun 2009 sebesar Rp.69 juta

dan tahun 2010 sebesar Rp.4.32 juta. Sejak tercatat di Bursa Efek Surabaya

perseroan baru pertama kalinya membayar dividen tunai kepada seluruh

pemegang saham hanya untuk tahun buku 2005 sebesar Rp. 5 per saham

dengan persentase dividen tunai terhadap laba bersih sebesar 44,33%.

Selanjunya sampai dengan tahun buku 2010 perseroan tidak pernah

membagikan dividen kepada pemegang saham.

Page 98: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

79

Kebijakan strategis perseroan kedepan untuk menciptakan nilai

tambah ekonomis kepada pemegang saham adalah melalui peningkatan

laba bersih perusahaan, pengelolaan kegiatan operasional yang efisien

untuk meningkatkan rentabilitas yang optimal dan penguatan struktur

permodalan bank diatas 8% serta ekspansi kredit pada sektor yang

prospektif baik sektor Agribisnis maupun sektor retail dan pembiayaan

ekspor-import.

Index

EV

A

726456484032241681

0,0100

0,0075

0,0050

0,0025

0,0000

-0,0025

-0,0050

Moving Average

Length 5

Accuracy Measures

MAPE 100,716

MAD 0,002

MSD 0,000

Variable

Forecasts

95,0% PI

Actual

Fits

Grafik EVA

Gambar 12 Trend Analysis EVA Desember 2007-Februari 2011

Hasil analisis trend pada Gambar 12 dengan metode Moving Average

menunjukan adanya peningkatan. Hasil forecast bulan ke 40 karena data

terakhir 39 (Februari 2011) maka t (Maret 2011) nilai EVA sebesar

0.0026%. Tingkat kesalahan prediksi MAPE 100,716 dan MAD 0,002.

Hasil ini dapat memberikan indikasi nila EVA yang positif pada bulan

maret 2011, artinya bank dapat memberikan laba ekonomis kepada

pemegang saham.

EVA>0

Page 99: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

80

Melihat besaran nilai peramalan pariode ke 40 sebesar 0,0026%

dibandingkan dengan periode dasar 39 Februari 2011 sebesar -0,371%

atau naik sebesar 0,368 basis poin, maka terdapat indikasi kenaikan trend

laba ekonomis yang diciptakan oleh Bank Agro kedepan. Hasil peramalan

yang positif ini dapat digunakan sebagai acuan untuk merumuskan

kebijakan perseroan dalam mempertahankan laba bersih bank dengan

mengendalikan business process bank secara prudent dengan

memanfaatkan peluang pertumbuhan pasar perbankan di Indonesia.

4.2.8. Analisa MVA

Pada Lampiran 5 nilai MVA Bank Agro Niaga periode Desember

2007 sampai dengan Oktober 2008, nampaknya tidak memberikan nilai

tambah pasar MVA, karena nilai MVA sama dengan nol. Penurunan nilai

EVA pada periode ini disebabkan pergerakan harga pasar saham bank

konstan pada angka Rp.235 perlembar sehingga selama periode ini tidak

ada trading saham Bank Agro di Bursa Efek Indonesia.

Kinerja MVA cenderung meningkat sepanjang Januari – Desember

2009. Selama periode ini nilai MVA sebesar Rp.225.541 juta atau sekitar

0,70%. Hal ini disebabkan terjadinya trading dengan jumlah lembar saham

yang ditawarkan sebanyak 148.342 lembar pada harga pasar Rp.239,

sementara harga nominal sebesar Rp.100 perlembar. Indikasi peningkatan

juga terjadi pada Januari – Desember 2010 nilai MVA sebesar

Rp.5.568.824 juta atau 0,61%. Kenaikan MVA disebabkan kenaikan

jumlah lembar saham yang dijual sebanyak 1.840.538 pada harga pasar

Rp.181 dan harga nominal Rp.100 perlembar yang mengakibatkan naiknya

Equity Market Value (EMV) sebesar Rp. 14.178.839 juta dan Equity Book

Value (EBV) sebesar Rp. 7.996.200. Hal ini menunjukkan, bahwa

ekspektasi pasar terhadap saham Bank Agro masih jauh diatas nilai

bukunya. Nilai MVA yang dihasilkan ini menjadi dasar untuk menilai

kesuksesan atau kegagalan perusahaan dalam menciptakan kekayaan bagi

pemegang saham karena perhitungan MVA memasukan nilai pasar dari

perusahaan yang merupakan nilai terpenting bagi shareholders.

Page 100: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

81

Berdasarkan hasil analisis pada Lampiran 5, EMV yang tertinggi berada

pada periode Juli 2010 sebesar Rp.2.600.150, sedangkan yang terendah

berada pada periode Desember 2007 sampai dengan Oktober 2009 tidak

ada perdagangan saham yang dilakukan Bank Agro di Bursa Efek

Indonesia sehingga nilai EMV Rp.0. Sedangkan untuk EBV tertinggi

terjadi pada Juni 2010 sebesar Rp.1.485.800 dan terendah periode

Desember 2007 sampai dengan Oktober 2009 sebesar Rp.0. Sedangkan

nilai MVA tertinggi terjadi pada Juni 2010 sebesar Rp.1.161.942 dan

terendah periode Desember 2007 sampai dengan Oktober 2009 sebesar

Rp.0. Sementara itu, hasil analisis untuk pertumbuhan jumlah MVA

tertinggi terjadi pada periode April 2010 sebesar 173,53% dan terendah -

40,35% terjadi pada Maret 2010

Kondisi ini mencerminkan kinerja bank menurut persepsi investor

telah memberikan nilai tambah pasar kepada pemegang saham karena nilai

pasar bank lebih besar dari nilai bukunya. Implikasinya positif kepada

Investor/pemegang saham yang menanamkan modal nya di bank agro

ternyata menghasilkan kekayaan kepada mereka, dibandingkan mereka

malakukan investasi pada portofolio lain.

Page 101: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

82

Index

MV

A

726456484032241681

1,0

0,8

0,6

0,4

0,2

0,0

Moving Average

Length 5

Accuracy Measures

MAPE 39,8074

MAD 0,1010

MSD 0,0308

Variable

Forecasts

95,0% PI

Actual

Fits

Grafik MVA

Gambar 13 Trend Analysis MVA Desember 2007 – Februari 2011

Hasil analisis trend Gambar 13 dengan metode Moving Average

menunjukan adanya peningkatan. Hasil forecast bulan ke 40 karena data

terakhir 39 (Februari 2011) maka t (Maret 2011) nilai MVA sebesar 0.628%.

Tingkat kesalahan prediksi MAPE 39,8074 dan MAD 0,1010. Hasil ini

dapat memberikan indikasi nila MVA yang positif pada bulan maret 2011,

artinya bank dapat memberikan nilai tambah pasar kepada pemegang saham.

Indikasi utama pencapaian positif tersebut terlihat jelas pada

peningkatan nilai peramalan MVA pariode ke 40 sebesar 0,628%

dibandingkan dengan periode dasar 39 Februari 2011 sebesar 0,41% atau

naik sebesar 0,218 basis poin, maka terdapat indikasi kenaikan trend nilai

tambah pasar yang diciptakan oleh Bank Agro kedepan. Hasil peramalan

yang positif ini dapat digunakan sebagai acuan untuk merumuskan kebijakan

perseroan dalam mempertahankan kinerja pasar bank dengan mengendalikan

business process.

MVA>0

Page 102: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

83

4.2.9. Analisa Return Saham

Pada tahun 2007 kinerja return saham Bank Agro Niaga menunjukan

perkembangan yang konstan dari Januari hingga Oktober 2009 seperti

terlihat pada Lampiran 5. Harga saham ditawarkan oleh Bank Agro Niaga

sebesar Rp. 235 per saham dengan return 0 (nol). Kondisi ini memberikan

tekanan yang signifikan sebagaimana dilihat dari nilai return saham 0%

Desember 2008. Sejalan dengan kondisi harga saham pada periode

sebelumnya, maka kinerja return saham Bank Agro Niaga tidak

menunjukan hasil yang positif Januari - Desember 2009 dengan nilai return

saham –40 % harga saham diperdagangkan pada kisaran rata-rata Rp. 221

dengan jumlah lembar saham mencapai 5.501.000. Sementara itu,

perkembangan return saham Januari –Desember 2010 sebesar -0,10%

dengan harga saham diperdagangkan rata-rata Rp.179 per lembar mencapai

86.288.000 atau 21,43%. Selanjutnya periode Februari 2011 nilai return

saham kembali turun -8%.

Hal ini menggambarkan risiko yang terkait dengan pergerakan pasar,

atau ukuran risiko sistematis (systematic risk) perusahaan. Kondisi ini

praktis tidak memberikan return yang posisitif bagi investor. Secara umum

harga saham Bank Agro yang rendah ini menunjukan minat investor untuk

membeli saham sangat rendah karena volume saham yang diperdagangakan

hingga Februari 2011 hanya sebesar 6,712 lembar saham dengan nilai Rp.

1.004 milyar.

Berdasarkan hasil analisis pada Lampiran 5 jumlah lembar saham

yang tertinggi berada pada periode Juli 2010 sebanyak 14.858.000 lembar,

sedangkan yang terendah berada pada periode Desember 2007 sampai

dengan Oktober 2009 tidak ada perdagangan saham yang dilakukan Bank

Agro di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan untuk return saham tertinggi

terjadi pada Juni 2010 sebesar 44% dan terendah Maret 2010 sebesar –

81%.

Hasil analisis untuk pertumbuhan dari masing-masing indikator

dimana pertumbuhan jumlah lembar saham terjadi pada periode Desember

2009 sebesar 581,39% dan terendah pada bulan November 2010 sebesar -

64%. Sedangkan pertumbuhan harga saham tertinggi terjadi pada periode

Page 103: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

84

bulan Juni 2010 sebesar 44,03% dan terendah Mei 2010 sebesar -14,65%.

Nilai perbandingan kedua indikator diatas, maka dapat diketahui kinerja

tertinggi return saham terjadi pada bulan Januari 2011 sebesar 361,11%

dan terendah Oktober 2010 sebesar -1685,71%. Kondisi pada periode ini

menggambarkan adanya apresiasi pasar terhadap kinerja keuangan Bank

Agro Niaga yang disebabkan informasi akan di akuisisi oleh BRI.

Hasil analisis trend pada Gambar 14 dengan metode Moving

Average menunjukan adanya peningkatan. Hasil forecast bulan ke 40

karena data terakhir 39 (Februari 2011) maka t (Maret 2011) nilai return

saham sebesar 0,0926% dengan tingkat kesalahan prediksi MAPE

157,118 dan MAD 0,100. Hasil ini dapat memberikan indikasi nila return

saham yang positif pada bulan Maret 2011, artinya bank dapat memberikan

return positif kepada Investor.

Sementara itu, respon positif trend return saham terlihat pada

perubahan yang signifikan pada peramalan periode ke 40 sebesar 0,0926%

terjadi kenaikan sebesar 201,29% basis poin dibandingkan periode dasar

sebesar -201,20%. Perubahan yang signifikan ini menunjukan adanya

harapan adanya kenaikan return saham Bank Agro dimasa akan datang.

Page 104: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

85

Index

Re

tu

rn

Sa

ha

m

726456484032241681

0,50

0,25

0,00

-0,25

-0,50

-0,75

Moving Average

Length 5

Accuracy Measures

MAPE 157,118

MAD 0,100

MSD 0,043

Variable

Forecasts

95,0% PI

Actual

Fits

Grafik Return Saham

Gambar 14 Trend Analysis Return Saham Desember 2007 – Februari 2011

4.3. Analisa Lingkungan Internal dan Eksternal Bank Agro

Setelah dilakukan penelitian terhadap postur kinerja Bank Agro

Niaga per Desember 2007-Februari 2011 berbasiskan rasio-rasio laporan

keuangan, profile kinerja Bank Agro Niaga, analisa EVA, MVA dan return

saham yang diciptakan, terdapat poin-poin penting yang dapat di simpulkan

dengan analisa SWOT sebagai berikut :

Return Saham >0

Page 105: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

86

Tabel 2 Matrik IFE (Kekuatan) No Faktor Kekuatan Perusahaan Rating Bobot Skor Kode

1 Manajemen secara konsisten menerapkan Good Corporate Governance (GCG) sesuai peraturan Bank Indonesia 4 0,071567 0,29 S1

2 Bank memiliki segmen Captive Market Agro bisnis di Indonesia 4 0,059961 0,24 S2

3 Performance bank cukup baik setelah diakuisisi oleh Bank Rakyat Indonesia 3 0,052224 0,16 S3

4 Jaringan kantor pelayanan bank didukung oleh ketersediaan teknologi perbankan 3 0,056093 0,17 S4

5 Likuiditas pengelolaan aktiva produktive terjaga 3 0,054159 0,16 S5

6 Penerapan manajemen risiko dan mitigasi risiko sesuai peraturan Bank Indonesia 3 0,061896 0,19 S6

7 Memiliki SDM yang berusia muda dan potensial untuk dikembangkan 4 0,056093 0,22 S7

8 Biaya modal relatif rendah 3 0,044487 0,13 S8

9 Bank menjalin kerjasama Co- Financing dengan mitra bisnis 4 0,058027 0,23 S9

10 Bank mampu menjaga Net Performing Loan (NPL) di bawah 5% 4 0,054159 0,22 S10

Sumber : Data Primer diolah tahun 2012 4.3.1. Analisis Internal Factor Evaluation (IFE)

Dalam mengukur kekuatan Bank Agro dalam menjalankan bisnis

perbankan terkait dengan memperkuat bisnis lending dan funding serta jasa

transaksi perbankan diperlukan analisis menyeluruh terhadap kondisi

perbankan saat ini, sehingga manajemen bank dapat menetapkan strategi

pemasaran yang tepat dalam meningkatkan daya saing bank. Berikut ini

diuraikan indikator kunci yang menjadi kekuatan Bank Agro sebagai

berikut :

A. Kekuatan

Komponen kekuatan Bank Agro merupakan modal utama untuk

membangun daya saing pada pasar Perbankan di Indonesia. Kekuatan

dapat digunakan sebagai alternatif mengembangkan differensiasi dan

positioning untuk meraih peluang dan mengatasi ancaman. Berikut ini

beberapa indikator kekuatan yang dimiliki Bank Agro :

1. Manajemen secara konsisten menerapkan Good Corporate

Governance (GCG) sesuai peraturan Bank Indonesia NO.

8/4/PBI/2006, tanggal 5 Oktober 2006. Aspek-aspek GCG yang telah

diterapkan Bank Agro adalah ; menyempurnakan tugas dan

tanggungjawab direksi dan komisaris, melengkapi pelaksanaan tugas-

Page 106: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

87

tugas komite melaksanakan Fungsi kepatuhan dilaksanakan sesuai

dengan PBI no 1/6/PBI/1999, penerapan fungsi audit intern dan dan

ekstern, prinsip kehati-hatian dalam penyedian dana kepada pihak

terkait dan debitur besar, transparansi dan akuntabilitas.

2. Bank memiliki kekuatan pada segmen Captive Market Agro bisnis di

Indonesia. Portofolio kredit Bank Agro sebagian besar antara (65%-

75%) disalurkan disektor bisnis, baik on farm seperti usaha

Perkebunan Kelapa Sawit, Perkebunan Teh, Tebu maupun Peternakan

Sapi dan on farm seperti Pengembangan Pabrik Pengolahan Kelapa

Sawit, Pembiayaan Perdagangan Gula hingga pembiayaan Ekspor

Import CPO, Kakao, Sapi dan Teh.

3. Performance bank cukup baik setelah diakuisisi oleh BRI. Bank

Agro menambah modal dengan cara di akuisisi oleh BRI dengan nilai

saham 88,65% senilai 3.030.239.023 lembar saham yang ditunjukan

dengan kenaikan harga saham Maret 2011 sebesar Rp.171/lembar

dengan value of share sebesar Rp.343.670 juta tertinggi sejak perode

Desember 2007.

4. Bank memiliki jaringan operasi sebanyak 7 (tujuh) kantor cabang dan

8 (delapan) kantor cabang pembantu yang yang dilengkapi ATM

sebanyak 19 buah tersebar di wilayah di Indonesia

5. Likuiditas pengelolaan aktiva produktif terjaga, hal ini dilihat dari

kinerja keuangan bank diakhir 2010 mencerminkan laba bersih Rp.

14.027 juta, laba rugi bersih per saham Rp. 4.320 juta, NPL 1,84%,

NPL gross 8,75%, Aset bersih Rp. 12.012 juta.

6. Penerapan manajemen risiko dan mitigasi risiko sesuai peraturan

Bank Indonesia. Bank Agro telah melakukan langkah-langkah

penyempurnakan pedoman kebijakan, strategi, ketentuan dan

peraturan Manajemen Risiko untuk mencapai tujuan atau sasaran

(goals) yang telah ditetapkan manajemen Bank, mereview dan

menyempurnakan atas usulan penetapan besarnya limit risiko dan

limit transaksi serta limit produk dan menerapkan sistem scoring

model untuk kredit konsumer/karyawan dan kredit multiguna.

Page 107: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

88

Sedangkan untuk pengukuran risiko kredit korporasi, saat ini masih

dilakukan pengkajian dan perumusan atas kebutuhan sistem informasi

manajemen yang dibutuhkan, merumuskan dan membuat sistem

manajemen risiko yang memadai dan terintegrasi dengan core

banking system yang saat ini masih dilakukan pengkajian dan

perumusan atas kebutuhan sistem informasi manajemen yang

dibutuhkan dan melakukan sosialisasi rencana penerapan internal

credit models yang telah dikembangkan oleh Bank, sehingga dapat

dilaksanakan secara menyeluruh dan konsisten.

7. Memiliki SDM yang berusia muda dan potensial untuk

dikembangkan. Manajemen Bank Agro didukung oleh SDM

berkualitas dengan sistem penilaian risk based grading untuk

peningkatan prestasi dan budaya kerja disemua unit. Saat ini jumlah

karyawan mencapai 454 orang.

8. Biaya modal relatif rendah yang ditunjukan dengan rasio biaya

operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional dibawah

ketentuan Bank Indonesia, untuk tahun 2010 sebesar 95,84% dan

tahun 2009 sebesar 97,98%. Sedangkan tingkat bunga acuan yang

ditetapkan bank cukup kompetitif sebesar sebesar 6,10% tahun 2010.

9. Bank Agro menjalin kerjasama Co-financing dengan LPEI untuk

pembayaran ekspor Agrobisnis senilai Rp. 169.520 milyar dan PT.

Permodalan Nasional Madani terkait kredit petani senilai Rp. 18.750

milyar.

10. Bank mampu menjaga Net Performing Loan (NPL) di bawah > 5%.

Tingkat kesehatan bank sebagai bagian dari penerapan praktik

pengelolaan Bank dengan kehati-hatian dapat dikelola dengan baik.

Kredit bermasalah bersih (NPL) terbukti dapat dipertahankan sebesar

1,84%, tahun 2010 4,47% tahun 2009 dan 3,36% tahun 2008 di

bawah NPL maksimal arahan Bank Indonesia sebesar 5%.

Page 108: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

89

Tabel 3. Matriks IFE (Kelemahan) No Faktor Kelemahan Perusahaan Rating Bobot Skor Kode

1 Bank Agro belum dikenal luas oleh pasar (brand marketable) 2 0,058027 0,12 W1

2 Pengembangan kantor cabang baru di seluruh Indonesia 2 0,069632 0,14 W2

3 Efektifitas fungsi intermediasi untuk menjaga tidak terjadinya undisbursed loan 2 0,058027 0,12 W3

4 Inovasi produk baru yang ditawakan ke pasar dalam tiga tahun terakhir ini 1 0,059961 0,06 W4

5 Cara berkomunikasi dengan masyarakat melalui promosi produk, iklan, brosur, media on-line. 1 0,061896 0,06 W5

6 Kecukupan mekanisme Internal kontrol yang dimiliki bank 2 0,061896 0,12 W6

7 Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang,pasar modal dan sumber pendanaan lain 1 0,061896 0,06 W7

Total Skor Kekuatan + Kelemahan 1 2,68 Sumber : Data Primer diolah (2012)

Mengukur kelemahan Bank Agro dalam menjalankan bisnis perbankan

terkait dengan memperkuat bisnis lending dan funding serta jasa transaksi

perbankan diperlukan analisis menyeluruh terhadap kondisi perbankan saat

ini, sehingga manajemen bank dapat menetapkan strategi pemasaran yang

tepat dalam meningkatkan daya saing bank. Berikut ini diuraikan indikator

kunci yang menjadi kelemahan Bank Agro sebagai berikut :

A. Kelemahan

Beberapa aspek penting berikut ini merupakan indikator yang dapat

dijadikan parameter untuk mengukur kelemahan Bank Agro yaitu;

1. Bank Agro belum dikenal luas oleh pasar (brand marketable). Perseroan

baru memiliki jaringan operasi sebanyak 7 (tujuh) kantor cabang dan 8

(delapan) kantor cabang pembantu yang tersebar diwilayah Jakarta,

Tangerang, Surabaya, Medan, Pekan baru, Bandung, Semarang dan

Balikpapan. Jumlah kantor cabang yang masih terbatas ini menyebabkan

Bank Agro belum dikenal luas di Masyarakat. Selain itu, kurangnya

promosi yang dilakukan bank selama ini menyebabkan masyarakat

belum terbiasa bertransaksi melalui fasilitas yang dimiliki bank Agro.

Demikian juga dalam hal tabungan, deposito dan giro. Indikasi tersebut

dapat dilihat dari pertumbuhan pangsa pasar bank cukup kecil

dibandingkan rata-rata industrinya seperti giro tumbuh 0,09%, tabungan

0,02%, deposito 0,19%, modal kerja 0,10% dan konsumsi 0,11%.

Page 109: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

90

2. Pengembangan kantor cabang baru di seluruh Indonesia. Belum ada

rencana aksi korporasi untuk menambah jaringan kantor Bank Agro

sejak tahun 2010 masih berjumlah 21 kantor cabang dengan jumlah

fasilitas ATM sebanyak 26 unit, kecuali adanya rencana pembukaan

kantor cabang pembantu ke wilayah Jambi.

3. Efektifitas fungsi intermediasi untuk menjaga tidak terjadinya

undisbursed loan. Kebanyakan perseroan menempatkan dana pada pasar

uang antar bank (PUAB) untuk meminimalisasi biaya dana yang timbul

sebagai akibat dana yang belum disalurkan ke kredit dan mengambil

kesempatan trading untuk mendapatkan keuntungan spread/margin.

Kebijakan ini menimbulkan lemahnya fungsi intermediasi bank dalam

penyaluran kredit dimana tahun 2010 kredit modal kerja tumbuh 0,10%,

konsumsi 0,11% sementara rata-rata industri mencapai > 10,6%.

Sementara suku bunga rata-rata tahunan selama tahun berjalan adalah

sebesar 4,00%-8,00% untuk deposito on call dan 2,09% - 11% untuk

deposito berjangka

4. Inovasi produk baru yang ditawakan ke pasar dalam tiga tahun terakhir

sangat kurang dibandingkan rata-rata industri. Sepanjang tahun 2010

bank terlalu berfokus pada portofolio kredit Agrobisnis mencapai 65% -

75%, sementara usaha pengembangan produk baru untuk sasaran dunia

usaha atau kredit korporasi dan retail kurang diminati. Demikian juga

produk funding masih terbatas pada deposito, giro dan tabungan

sementara pemanfaatan layanan taransaksi bank masih kurang hal ini

dilihat dari pendapatan bersih bank non bungan masih rendah dimana

tahun 2009 hanya tumbuh 5,01% dibandingan rata-rata industri 23,57%.

5. Tehnik berkomunikasi dengan masyarakat melalui promosi produk,

iklan, brosur, media on-line. Strategi marketing komunikasi bank belum

maksimal dilihat dari intensitas promosi produk, iklan, brosur maupun

media on-line. Berdasarkan hal ini Bank Agro belum memanfatkan

teknologi yang semakin maju dalam menunjang pelayanan bank seperti

layanan perbankan yang dapat diakses dengan mudah melalui internet

dan ponsel untuk menjawab kebutuhan nasabah yang dalam

Page 110: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

91

keseharianya mengutamakan fleksibilitas, kecepatan dan keamanan

untuk bertransaksi 24 jam dimanapun mereka berada. Brand positioning

bank juga belum kelihatan untuk di promosikan kepada masyarakat

melalui mobile banking sebagai upaya terobosan strategi promosi untuk

meningkatkan potensi pasar pengguna e-banking yang masih terbuka

lebar.

6. Kecukupan mekanisme Internal kontrol yang dimiliki bank. Manajemen

Bank Agro masih terus meningkatkan kemampuan dalam memperbaiki

internal kontrol sebagai wujud penerapan GCG. Penerapan fungsi audit

internal yang belum berjalan maksimal di bank terkait dengan macro risk

assessment terhadap aspek pemantauan dan pengendalian kredit existing.

Selama ini pemantauan dan pengendalian hanya dikantor pusat saja,

sementara untuk kantor cabang hanya sistem sampling saja untuk debitur

plafon besar.

7. Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar

modal dan sumber pendanaan lain. Sumber pendanaan bank yang berasal

dari penjualan saham masih rendah karena harga saham bank kurang

diminati investor range harga saham rata-rata masih dibawah Rp.300 /

lembar saham bahkan tidak ada trading selama Desember 2007 sampai

dengan Oktober 2009 sehingga sumber pendanaan dari penjualan saham

tidak signifikan. Selama ini sumber dana yang dipakai perseroan berasal

dari akuisisi oleh BRI tahun 2010, fasilitas pinjaman dari Bank

Indonesia untuk membiayai kredit koperasi dari nasabah bank serta

penerbitan obligasi.

Berdasarkan hasil analisis internal, telah teridentifikasi sebanyak 10

indikator kekuatan dan tujuh indikator kelemahan Bank Agro. Jumlah

responden yang diminta mengisi kuesioner 1 (satu) orang yaitu kepala bagian

pengembangan produk dan riset pasar. Hasil analisis skoring kuesioner

sebesar 2,68. Hasil tersebut menunjukan secara internal Bank Agro memiliki

kemampuan untuk mengembangkan bisnis perbankan kedepan dengan

berfokus pada pertumbuhan Core Business yang dijalankan saat ini pada

segmen Captive Market, yaitu berhubungan dengan sektor Agrobisnis.

Page 111: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

92

Kekuatan yang dimiliki Bank Agro dengan nilai tertinggi pada

indikator kemampuan manajemen secara konsisten menerapkan GCG sesuai

peraturan Bank Indonesia dengan nilai 0,29. Nilai terendah faktor kekuatan

adalah kemampuan Likuiditas pengelolaan aktiva produktif sebesar 0,16.

Sedangkan kelemahan Bank Agro berdasarkan analisa IFE yang tertinggi

adalah pengembangan kantor cabang baru diseluruh Indonesia dengan nilai

0,14 sedangkan faktor kelemahan dengan nilai terendah adalah Inovasi

produk baru yang ditawakan ke pasar dalam tiga tahun terakhir ini. Cara

berkomunikasi dengan masyarakat melalui promosi produk, iklan, brosur,

media on-line dan kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar

uang, pasar modal dan sumber pendanaan lain masing – masing dengan nilai

0,06%.

4.3.2. Analisis Eksternal Factor Evaluation (EFE)

Kajian faktor eksternal terdiri dari 10 (sepuluh) indikator yang dinilai

menjadi peluang pertumbuhan bisnis Bank Agro Niaga terdiri atas peluang

10 (sepuluh) indikator dan ancaman sebanyak 9 (smbilan) indikator seperti

terlihat pada Tabel 5 berikut ini :

Tabel 5 Matriks EFE (Peluang) No Faktor Peluang Perusahaan Rating Bobot Skor Kode

1 Luasnya pasar Agrobisnis di Indonesia 4 0,061350 0,25 O1

2 Trend Pertumbuhan ekonomi yang positif dalam lima tahun terakhir ini 3 0,058282 0,17 O2

3 Potensi pembiayaan kredit Agrobisnis meningkat 4 0,050613 0,20 O3

4 Meningkatnya potensi investor asing dan domestik pada industri Agrobisnis 3 0,052147 0,16 O4

5 Regulasi dan kebijakan perbankan yang kondusif 4 0,059816 0,24 O5

6 Melemahnya kondisi pasar keuangan global akibat krisis di Amerika dan Eropa 4 0,049080 0,20 O6

7 Ekspektasi stakeholders terhadap manajemen organisasi tinggi 3 0,049080 0,15 O7

8 Tingginya suku bunga kredit perbankan 3 0,055215 0,17 O8

9 Prioritas kebijakan pemerintah dibidang energi dan ketahanan pangan 3 0,050613 0,15 O9

10 Peningkatan akses kredit UMKM melalui lembaga penjaminan kredit daerah (LPKD) 3 0,047546 0,14 O10

Sumber : Data Primer diolah tahun 2012

Hasil identifikasi alisisis EFE berdasarkan hasil kuesioner berikut ini dijelaskan

indikator peluang dan ancaman yang teridentifikasi sebagai berikut:

Page 112: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

93

A. Peluang

1. Luasnya pasar Agrobisnis di Indonesia dilihat dari potensi geografis

meliputi Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Lampung, Nusa Tenggara

Timur, Jambi, Jawa Barat, Papua, Maluku dan Aceh. Sedangkan untuk

sektor korporasi sangat terbuka untuk bekerjasama dengan Perusahan

seperti Group Sampoerna Agro, Grup Rajawali, Group Gunung Sewu,

Group Jarum, Indofood Sukses Makmur, Asia Agri, Astra Agro, Sinar

Mas, Davomas Abadi, Budi Acid Jaya, Tunas Baru lampung, Sorini Asia

Agro Corporation, Group Incasi Raya Musim Mas, PT.London Sumatera,

Group Para dan lain-lain

2. Trend Pertumbuhan ekonomi yang positif dalam lima tahun terakhir ini

dimana tahun 2011 mencapai 6,1% dan diperkirakan tahun 2012 mencapai

6,5% merupakan pondasi untuk menciptakan peluang bisnis. Disamping

itu, pertumbuhan sektor riel yang cukup tinggi mendorong peningkatan

ekspansi kredit perbankan tahun 2010 mencapai 22,80%, dan tahun 2011

24,64% dan 2012 diproyeksi meningkat sebesar 27%. (BPS, 2011)

3. Pertumbuhan potensi pembiayaan kredit Agrobisnis meningkat dimana

trend kredit sektor pertanian, perkebunan dan sarana pertanian terus

meningkat, tahun 2011 mencapai 11,62%, dapat dimanfaatkan oleh Bank

Agro untuk meningkatkan pembiayaan kredit. Sebagai pondasi untuk

melakukan ekspansi usaha kedepan selain pertumbuhan kredit juga

adanya peluang Indonesia sebagai negara penghasil utama CPO dengan

total produksi mencapai 20,7 juta ton dengan nilai ekspor CPO mencapai

U$$13 milyar. Potensi lain yang dapat dimanfaatkan adalah akselarasi

kebijakan Pemerintah mendorong investasi sektor Agribisnis sebagai

driver ketahanan pangan dan energi nasional. Sementara itu proyeksi

kebutuhan investasi pertanian sebesar Rp 1.360, 6 trilyun (PMDN 73%

dan PMA 27%). Target kebutuhan investasi swasta pada tahun 2012

diharapkan dapat mencapai Rp 56,28 trilyun dari investor asing (PMA)

dan Rp 144,42 trilyun investor dalam negeri (PMDN).

Page 113: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

94

4. Meningkatnya potensi investor asing dan domestik pada industri

Agrobisnis Nilai kapitalisasi saham sektor agribisnis tercatat naik tertinggi

secara year to date sebesar 18,98% menjadi Rp 125,18 triliun per 22 Juni

2011, dibandingkan akhir 2010 yang tercatat Rp 105,23 triliun. Analis

memprediksi nilai kapitalisasi sektor agribisnis berpotensi bisa lebih besar

jika perusahaan-perusahaan perkebunan nasional mencatatkan saham di

Bursa Efek Indonesia. Kondisi ini dimanfaatkan oleh Investor asing untuk

menanamkan modalnya di Indonesia pada sektor Agrobisnis sektor

pangan dan perkebunan di Tanah Air pada 2011 mencapai Rp8,3 triliun

penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing sebesar

US$1 miliar. (Kementrian Pertanian 2012).

5. Regulasi dan kebijakan perbankan yang kondusif untuk mendorong

perbankan nasional melaksanakan fungsi intermediasi secara efektif.

Disamping itu juga BI menjaga stabilitas makro ekonomi dengan

pengendalian suku bunga acuan bank, (SBI), inflasi dan nilai tukar yang

cukup stabil. Kondisi ini dapat dimanfaatkan oleh Bank Agro untuk

menjalankan bisnis perbankan.

6. Melemahnya kondisi pasar keuangan global akibat krisis di Amerika dan

Eropa. Krisis Eropa ternyata mulai mempengaruhi perbankan nasional.

Pengaruh tersebut berasal dari nasabah bank yang terkait langsung dengan

ekspor Agrobisnis Eropa. Bank yang nasabahnya memiliki hubungan

dagang dengan Yunani, Spanyol, dan negara Eropa lainnya mulai

terganggu. Investor asing dari sejumlah negara melakukan sorted dan

penarikan dana investasi valuta asing.

7. Ekspektasi stakeholders terhadap manajemen organisasi tinggi. Bank

Agro setelah diakuisisi oleh Bank Rakyat Indonesia dengan penyertaan

saham sebesar 79,80% dan DAPENBUN 14,00% memberikan dukungan

yang kuat terhadap penambahan modal bank, sehingga menimbulkan

ekspektasi yang cukup tinggi terhadap kinerja Perseroan dimasa akan

datang. Implikasi dari kebijakan ini adalah naiknya harga saham bank

Page 114: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

95

Oktober 2010 sebesar Rp.210 persaham dengan volume trading mencapai

Rp.26.211 juta.

8. Tingginya suku bunga kredit perbankan masih sekitar 12 persen,

sementara di luar negeri suku bunga kredit rata-rata 3-4 persen. Kondisi ini

berbanding terbalik dengan Penurunan BI Rate menjadi 5,75 persen

semestinya harus diikuti dengan penurunan bunga kredit perbankan.

Penurunan ini penting untuk mendorong pertumbuhan usaha kecil dan

menengah sehingga masing-masing bank dapat menetapkan suku bunga

kompetitif termasuk Bank Agro.

9. Prioritas kebijakan pemerintah dibidang energi dan ketahanan pangan

yang telah dirumuskan dalam Peraturan Pemerintah No 68 tahun 2001

menekankan prioritas ketahanan pangan dan energi nasional akan

mendorong kenaikan pembiayaan investasi angan dan energi yang dapat

dibiyai oleh Bank Agro.

10. Peningkatan akses kredit UMKM melalui Lembaga Penjaminan Kredit

Daerah (LPKD). Potensi peningkatan kredit UKMK (kredit usaha mikro,

usaha kecil dan menengah) Triwulan IV 2010 mencapai Rp.332.600

triliun dan Triwulan I 2011 sebesar Rp.15.700 triliun dengan net ekspansi

perbankan mencapai Rp.332.600 triliun tahun 2010 dan 2011 mencapai

Rp.58.190 triliun. Sedangkan potensi kredit MKM tahun 2010

berdasarkan plafon kredit sebesar Rp.193.700 triliun dan tahun 2011

mencapai Rp.48.949.320 juta. Potensi ini dapat dimanfatkan oleh Bank

Agro untuk meningkatkan kredit UMKM karena baru dimanfaatkan

sebesar 37,04% atau Rp.1.965.681 juta tahun 2009 (Bank Indonesia

2011).

Page 115: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

96

Tabel 6 Matriks EFE (Ancaman)

No Faktor Ancaman Perusahaan Rating Bobot Skor Kode

1 Kompetisi yang ketat antar perbankan 2 0,053681 0,11 T1

2 Meningkatnya pangsa pasar bank BUMN dalam pembiayaan kredit Agrobisnis 2 0,050613 0,10 T2

3 Ketatnya persyaratan Bank Indonesia tentang ketentuan modal inti (tier1) 3 0,053681 0,16 T3

4 Nasabah belum sepenuhnya memahami manfaat dan risiko produk Bank Agro. 2 0,062883 0,13 T4

5 Pertumbuhan kredit perbankan nasional meningkat 3 0,055215 0,17 T5

6 Praktek transfer pricing bank-bank swasta 2 0,047546 0,10 T6

7 Meningkatnya kepemilikan asing di Perbankan 2 0,050613 0,10 T7

8 Mahalnya investasi teknologi Perbankan 3 0,050613 0,15 T8

9 Potensi pertumbuhan produk jasa keuangan akibat pergeseran demografi (kelas menengah baru) 2 0,041411 0,08 T9

Total Peluang +Ancaman 1 2,91 Sumber : Data primer diolah (2012)

Hasil identifikasi alisisis EFE berdasarkan hasil kuesioner berikut ini

dijelaskan indikator ancaman yang teridentifikasi sebagai berikut:

B. Ancaman

Hasil kajian faktor eksternal yang menjadi potensi ancaman bagi Bank Agro

dapat teridentifikasi beberapa indikator sebagai berikut ;

1. Kompetisi yang ketat antar perbankan. Berdasarkan data Bank Indonesia

jumlah bank yang beroperasi di Indonesia terdiri dari Bank umum swasta

nasional non devisa yang mencapai 29 bank dari total Bank umum

lainnya termasuk Bank Asing 165 Bank. Kondisi pasar yang semakin

kompetitif, menyebabkan Bank Umum Swasta Nasional non devisa

menghadapi persaingan yang sangat ketat dan merupakan ancaman bagi

Bank Agro Niaga.

2. Meningkatnya pangsa pasar bank BUMN dan dalam pembiayaan kredit

UMKM Agrobisnis. Pada tahun 2011 Bank BNI dan BRI memberikan

total pembiayaan kredit modal kerja untuk memperkuat sektor Agrobisnis

khususnya BUMN Perhutani masing – masing mencapai Rp.10 triliun.

Kondisi ini akan memperkecil peluang Bank Agro bersaing dalam skema

penyaluran kredit.

Page 116: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

97

3. Ketatnya persyaratan Bank Indonesia tentang ketentuan modal inti

(tier1). Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.9/12/PBI/2007 tentang

pesyaratan rasio kecukupan modal bank minimum 8% atau senilai Rp.100

milyar berimplikasi pada kemampuan bank mencari tambahan modal inti

untuk memperkuat tingkat likuiditas bank termasuk Bank Agro.

4. Nasabah belum sepenuhnya memahami manfaat dan risiko produk Bank

Agro. Reputasi brand Bank Agro belum dikenal luas oleh masyarakat di

Indonesia sehingga masyarakat belum terbiasa menyimpan,meminjam

dan bertransaksi melalui Bank Agro. Disamping itu juga, jenis produk

yang ditawarkan belum sepenuhnya dipahami masyarakat.

5. Potensi pertumbuhan kinerja kredit perbankan nasional tahun 2010 terus

meningkat sebesar 22,80%, DPK 18,54%, dan laba meningkat 26,75%.

Periode Maret 2011 Kredit 24,64% DPK 18,64% dan Laba 20,73%.

Kondisi ini akan mendukung pertumbuhan kinerja Bank Agro karena

potensi pasar perbankan nasional yang terus meningkat seiring dengan

stabilnya pertumbuhan makro ekonomi.

6. Praktek transfer pricing bank-bank swasta. Adanya perbedaan tarif pajak

di berbagai negara telah mendorong perbankan asing melakukan

penghematan pajak melalui akuisisi bank di negara yang tarif pajaknya

rendah. Disisi lain, banyak perbankan di Indonesia sedang menghadapi

masalah transfer pricing karena diduga melakukan penghematan pajak

melalui praktek transfer pricing.

7. Meningkatnya kepemilikan asing di Perbankan. Data Bank Indonesia, per

Februari 2011 terdapat empat bank persero, 36 bank umum swasta

nasional (BUSN) devisa, 31 BUSN nondevisa, 26 bank pembangunan

daerah, 14 bank campuran, dan 10 bank asing. Kredit yang dikucurkan

bank asing mencapai Rp.117,057 triliun per Februari 2011. Dana pihak

ketiga yang dihimpun sebesar Rp.127.249 triliun. Total aset 10 bank

asing sebesar Rp.228.171 triliun.

Page 117: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

98

8. Mahalnya investasi teknologi Perbankan. Investasi teknologi perbankan

untuk meningkatkan layanan perbankan membutuhkan sedikitnya biaya

25% dari belanja modal (cost of capital) hal ini memberatkan perbankan.

Kemajuan teknologi juga mempengaruhi tinggi-rendahnya biaya

operasional suatu bank. Membangun infrastruktur teknologi untuk cabang-

cabang Bank Agro biayanya besar.

9. Potensi pertumbuhan produk jasa keuangan akibat pergeseran demografi

(kelas menengah baru). Pada 2010 kelas menengah Indonesia mencapai

134 juta jiwa atau 56,5% . Menurut studi Bank Dunia, kalangan kelas

menengah dengan pendapatan US$6-US$10 atau Rp.2,6-5,2 juta

perbulan 5% serta golongan menengah berpendapatan US$10-US$2 atau

Rp. 5,2 – Rp. 6 juta perbulan atau 1,3%. Kondisi ini akan mendorong

naiknya konsumsi dan saving. Namun kedepannya, akan menjadi sumber

pembiayaan pembangunan melalui pasar keuangan seiring meningkatnya

pendapatan karena Sektor keuangan sangat terkait dengan peningkatan

kelas menengah.

Peluang pasar yang dimiliki Bank Agro dengan nilai tertinggi pada

indikator luasnya pasar pasar Agrobisnis di Indonesia dengan nilai 0,25.

Nilai terendah faktor kekuatan adalah Ekspektasi stakeholders terhadap

manajemen organisasi dan prioritas kebijakan pemerintah dibidang energi

dan ketahanan pangan masing-masing sebesar 0,15. Sedangkan faktor

ancaman Bank Agro berdasarkan analisa IFE yang tertinggi adalah tingginya

suku bunga kredit perbankan dengan nilai 0,17 sedangkan faktor kelemahan

dengan nilai terendah adalah melemahnya kondisi pasar keuangan global

akibat krisis di Amerika dan Eropa dengan nilai 0,08%.

4.4. Penentuan Posisi Bank Agro Niaga

Penentuan posisi Bank Agro Niaga didasarkan pada analisis total skor

faktor internal dan faktor eksternal dengan menggunakan model Internal –

Eksternal matriks. Berdasarkan Internal – Eksternal matriks dengan nilai

Page 118: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

99

total skor untuk IFE = 2,91 dan EFE = 2,68. Berikut ini tabel Matrik IFE dan

EFE.

Kuat Rata-Rata Lemah 4,0 3,0 2,68 2,0 1,0

Gamba 15 Matriks Internal-External (IE)

Pada Gambar 15 analisis internal-eksternal matriks posisi Bank Agro

Niaga berada pada skor nilai rata-rata dibawah 3,00 dengan nilai IFE 2,68

artinya Bank Agro berada pada strategi pertumbuhan dengan konsentrasi dan

fokus pada Core Business yang dijalankan saat ini pada segmen Captive

Market, dan hasil analisis eksternal dengan skor tinggi dibawah 3,00 atau

EFE = 2,91. Artinya dapat memanfaatkan kestabilan lingkungan eksternal

dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki secara internal.

Berdasarkan hasil penilaian IFE-EFE nampaknya bahwa strategi Bank

Agro Niaga adalah menggunakan strategi pertumbuhan dengan

memanfaatkan lingkungan eksternal yang cukup stabil. Untuk memperkuat

pertumbuhan Bank Agro kedepan dapat melakukan penerbitan obligasi

untuk meningkatkan sktruktur permodalan sesuai ketententuan Bank

Indonesia hingga mencapai Rp. 100 milyar, walaupun saat ini Bank Agro

telah di jual sahamnya kepada Bank Rakyat Indonesia sebesar Rp.

3.030,239,023 lembar saham atau 88,65% dari seluruh saham yang

Tinggi

3,0

Menengah

2,0

Total Skor Strategi Eksternal

Total Skor Strategi Internal

2,91 Bank Agro

Page 119: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

100

ditempatkan, mengingat rasio kecukupan modal bank baru mencapai 14,42%

tahun 2010 dari 19,63 % tahun 2009.

Strategi pertumbuhan ke depan perseroan dapat meningkatkan

kerjasama dengan Group Sampoerna Agro, Grup Rajawali, Group Gunung

Sewu, Group Jarum, Indofood Sukses Makmur, Asia Agri, Astra Agro, Sinar

Mas, Davomas Abadi, Budi Acid Jaya, Tunas Baru lampung, Sorini Asia

Agro Corporation, Group Incasi Raya Musim Mas, PT.London Sumatera,

Group Para dan lain-lain. Strategi Bank Agro Niaga diarahkan pada strategi

pertumbuhan dengan diferensiasi produk, brand equity, penggunaan

teknologi baru, perluasan captive market untuk mendapatkan market share

yang kuat.

4.5. Pemilihan Marketing Strategik Planning

Penentuan alternatif strategi yang sesuai dengan kebutuhan Bank Agro

Niaga adalah untuk memperkuat pertumbuhan perusahaan dimasa akan

datang adalah dengan cara membuat matriks SWOT. Analisa SWOT

dibangun berdasarkan hasil analisis (self assesment) data-data sekunder

maupun primer dari penilaian faktor-faktor strategis baik faktor eksternal

maupun internal yang terdiri dari faktor peluang,ancaman,kelemahan dan

kekuatan yang dimiliki Bank Agro Niaga. Berdasarkan SWOT analisis

tersebut dapat disusun empat startegi utama yaitu: SO, WO, ST dan WT

unsur detailnya dapat dilihat pada Gambar 7. Masing-masing strategi ini

memiliki karakteristik tersendiri dan hendaknya dalam implementasi strategi

(execution strategic) dilaksanakan secara simultan oleh seluruh jajaran

manajemen bank.

Adapun strategi yang digunakan oleh bank dengan mengoptimalkan

kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada (Strategi SO)

terdiri dari : (1). Melakukan repositioning Bank sebagai Captive Market Agro

bisnis untuk meningkatkan competitiveness, (2) menciptakan variasi produk

sesuai dengan skeman pasar agrobisnis untuk memperluas size bisnis, (3)

meningkatkan linkage program untuk penyaluran kredit investasi, (4)

meningkatkan HRD Competency. Sedangkan Strategi meminimalisir

kelemahan untuk memanfaatkan peluang terdiri dari; (1) Quality Service

Page 120: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

101

dengan membuka kantor cabang baru untuk meningkatkan pelayanan. (2)

memperkuat struktur modal bank. (3) memperbaiki kualitas bisnis proses.

Selanjutnya strategi mengoptimalkan kekuatan untuk mengurangi

ancaman yang dihadapi oleh bank (strategi ST) terdiri dari; (1). memperkuat

implementasi GCG dan manajemen risiko. (2) menerapkan suku bunga

kompetitif. (3) mengembangkan kerjasama promosi dengan mitra strategis.

Sementara itu, strategi untuk mengurangi kelemahan dalam meminimalisir

ancaman adalah; (1) membangun Brand Equity. (2) mengelola cash flow

secara lebih baik. (3) meningkatkan value of share di pasar modal

Page 121: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

102

Tabel 7. Matriks SWOT IFE EFE

KEKUATAN (S) 1. Manajemen konsisten

menerapkan Good Corporate Governance (GCG) sesuai peraturan BI (S1)

2. Bank memiliki kekuatan pada segmen Captive Market Agro bisnis (S2)

3. Performance bank cukup baik setelah diakuisisi oleh BRI (S3)

4. Jaringan kantor pelayanan bank didukung oleh ketersediaan teknologi perbankan (S4)

5. Likuiditas pengelolaan aktiva produktive terjaga (S5)

6. Penerapan manajemen risiko dan mitigasi risiko sesuai peraturan BI (S6)

7. Memiliki SDM yang berusia muda dan potensial untuk dikembangkan (S7)

8. Biaya modal relatif rendah (S8) 9. Bank Agro menjalin kerjasama

Co- Financing dengan mitra bisnis (S9)

10. Bank mampu menjaga Net Performing Loan (NPL) di bawah > 5% (S10)

Kelemahan ( W) 1. Bank Agro belum dikenal luas

oleh pasar (brand marketable) (W1)

2. Pengembangan kantor cabang baru di seluruh Indonesia (W2)

3. Efektifitas fungsi intermediasi untuk menjaga tidak terjadinya undisbursed loan (W3)

4. Inovasi produk baru yang ditawakan ke pasar dalam tiga tahun terakhir ini (W4)

5. Cara berkomunikasi dengan masyarakat melalui promosi produk, iklan, brosur,media on-line.(W5)

6. Kecukupan mekanisme Internal kontrol yang dimiliki bank (W6)

7. Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang,pasar modal dan sumber pendanaan lain (W7)

Peluang (O) 1. Luasnya pasar Agrobisnis di Indonesia (O1) 2. Trend Pertumbuhan ekonomi positif (O2) 3. Potensi bisnis pembiayaan kredit Agrobisnis

meningkat (O3) 4. Meningkatnya potensi investor asing dan

domestik industri Agrobisnis (O4) 5. Regulasi dan kebijakan perbankan yang kondusif

(O5) 6. Potensi pertumbuhan produk jasa keuangan

akibat dari pergeseran demografi (06) 7. Ekspektasi stakeholders terhadap manajemen

organisasi tinggi (O7) 8. Pertumbuahan kredit perbankan nasional

meningkat (08) 9. Prioritas pemerintah dibidang energi dan

ketahanan pangan (09) 10. Peningkatan akses kredit UMKM melalui LPKD

(010)

Strategi S-O: 1. Melakukan repositioning Bank

sebagai Captive Market Agro bisnis untuk meningkatkan competitiveness (S1-O2), (S3-O1), (S8 – O4)

2. Menciptakan variasi produk sesuai dengan skeman pasar agrobisnis untuk memperluas size bisnis (S2- O5), (S6 – O8), (S10 – O3)

3. Meningkatkan lingkage program untuk penyaluran kredit investasi (S9-O10 ), (S4- O6), (S5-O9)

4. HRD Competency (S7-O7)

Strategi W-O : 1. Quality Service dengan

membuka kantor cabang baru untuk meningkatkan pelayanan (W1- O3), (W2-01), (W7-O9), (W5-O10)

2. Memperkuat struktur modal bank (W3-O6), (W4 – O8), (W7-O4)

3. Memperbaiki kualitas bisnis proses (W6-O5), (W2-O2), (W3-O7)

Ancaman (Treaths) 1. Kompetisi yang ketat antar perbankan (T1) 2. Meningkatnya pangsa pasar bank BUMN dalam

pembiayaan kredit Agrobisnis (T2) 3. Ketatnya persyaratan BI tentang ketentuan modal

inti (T3) 4. Nasabah belum memahami manfaat dan risiko

produk Bank Agro.(T4) 5. Tingginya suku bunga kredit perbankan (T5) 6. Praktek transfer pricing bank-bank swasta (T6) 7. Meningkatnya kepemilikan asing di Perbankan

(T7) 8. Mahalnya investasi teknologi Perbankan (T8) 9. Melemahnya kondisi pasar keuangan global

akibat krisis di Amerika dan Eropa (T9)

Strategi S-T 1. memperkuat implementasi Good

Corporate Gorvanance (GCG) dan manajemen risiko (S1-T3), (S5-T8), (S6-T4)

2. Menerapkan suku bunga kompetitif (S8 – T5), (S2 – T6), (S3 – T7), (S4 – T1), (S10 – T9)

3. Mengembangkan kerjasama promosi dengan mitra strategis (S9 – T2), (S7 – T6),

WT Strategi 1. Membangun Brand Equity

(W1 – T3), (W3 – T5), (W6 – T1), (W5-T4)

2. Mengelola cash flow secara lebih baik (W6 – T8), (W3-T6)

3. Meningkatkan value of share di pasar modal (W7 – T9), (W6 – T2), (W4 – T7)

Sumber : Data Primer diolah (2012)

Page 122: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

103

4.6. Analisa SPACE Matriks

Dalam rangka melihat posisi Bank Agro, analisis Space Matrix

digunakan untuk melihat posisi dan arah pengembangan strategi bank

selanjutnya. Berdasarkan analisis Space Matrix tersebut dapat terlihat dengan

jelas garis vektor bersifat negatif baik untuk kekuatan keuangan (KU)

maupun kekuatan industri (KI), sehingga dapat dikatakan bahwa Bank Agro

ini secara keuangan relatif lemah sehingga tidak dapat mendayagunakan

secara optimal keuntungan kompetitifnya. Bank Agro Niaga disarankan

melaksanakan strategi marketing yang kompetitif untuk merebut market

share. Pada Tabel 8 dapat dilihat analisis matriks SPACE.

Tabel 8 Matrik SPACE Analisis Kekuatan Keuangan dan Stabilitas Lingkungan

Bisnis Posisi Faktor Strategi Internal Rating Posisi Faktor Strategi Eksternal Rating

Kekuatan Keuangan (KU) Stabilitas Lingkungan Bisnis (SL) 1. Imbal hasil atas aset 2009

sebesar 0,18%, dan sebesar 2010 0,67%

2. Imbal hasil atas equitas 2009 sebesar 0,79% dan 2010 sebesar 4,17%

3. Rasio kecukupan modal 2009 sebesar 19,63%, dan 2010 sebesar 14,42%

4. Rasio dana terhadap kredit 2009 sebesar 80,99% dan 2010 sebesar 86,68%

5. Rasio kredit bermasalah bersih 2009 sebesar 4,47% dan 2010 sebesar 1,84%

6. Margin bunga bersih 2009 sebesar 4,98% dan sebesar 2010 5,03%

7. Biaya opersional/Pendapatan operasional 2009 sebesar 97,98% dan 2010 sebesar 95,84%

8. Harga saham Q IV Rp.168/lembar

9. Nilai EVA dan MVA rendah

1 2 2 1 2 2 1 1 1

1. Inflasi 2011 sebesar 6,38 % 2. Pertumbuhan ekonomi 2010

sebesar 6,1% dan 2011 sebesar 6,5%

3. Suku bunga bank Indonesia sebesar 6,7% tahun 2011

4. Kompetisi pasar semakin tinggi

5. Kemajuan teknologi perbankan

6. Melemahnya kondisi pasar modal akibat krisis USA dan Eropa

7. Kebijakan ekonomi pemerintah memperkuat sektor agrobisnis

8. Inovasi,new business model disegmen retail

-2

-6

-2

-2

-6

-2

-6

-6

13 32 Sumber : Data Sekunder diolah tahun 2012

Page 123: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

104

Berdasarkan Tabel 8 di atas, maka dapat dijelaskan posisi faktor strategis

yaitu;

A. Faktor internal dari kekuatan keuangan bank dan Keunggulan Kompetitif

(KK) sebagai berikut;

1. Kekuatan keuangan bank menunjukan imbal hasil atas aset tahun 2009

sebesar 0,18%, meningkat sebesar 0,67% tahun 2010. Kenaikan ini disebabkan

kemampuan Peseroan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang dimiliki

yang dukur dari perbandingan antara laba bersih dengan rata-rata jumlah aktiva

meningkat. Imbal hasil atas equitas tahun 2009 sebesar 0,79% meningkat sebesar

4,17% tahun 2010. Kinerja Perseroan dalam menghasilka laba bersih dari modal

sendiri yang di investasikan meningkat. Imbal hasi ekuitas rata – rata juga

mengalami perbaikan karena rugi bersih sejak tahun 2008 berkurang

dibandingkan tahun sebelumnya dan hal ini berpengaruh pada laporan keuangan

pada tahun 2009 dan 2010.

2. Rasio kecukupan modal tahun 2009 sebesar 19,63%, dan menurun sebesar

14,42% tahun 2010 hal ini disebabkan pengelolaan aktiva produktif kurang lancar

atau NPL meningkat, tetapi posisi CAR diatas masih memenuhi ketetuan Bank

Indonesia diatas > 8%, artinya Perseroan mampu mengembangkan usaha lebih

baik. Sementara itu, Rasio dana terhadap kredit tahun 2009 sebesar 80,99% dan

tahun 2010 meningkat sebesar 86,68%. Pada posisi ini bank cuku efektif

menjalankan fungsi intermedisi

3. DPK yang dihimpun oleh bank untuk disalurkan kepada Industri. Sedangkan

perkembangan Rasio kredit bermasalah bersih 2009 sebesar 4,47% menurun

signifikan tahun 2010 sebesar 1,84% artinya bank menjalankan fungsi

intermediasi secara prudent sesuai ketentuan Bank Indonesia tentang fungsi

pengendalian risiko.

4. Pendapatan bank dari margin bunga bersih tahun 2009 sebesar 4,98% meningkat

menjadi 5,03% tahun 2010. Kenaikan ini disebabkan kualitas aktiva produktif

yang dimiliki Perseroan dikelola dengan prinsip kehati-hatian. Kemudian disisi

operasional bank mampu mengendalikan beban operasional secara efektif untuk

menaikan laba bersih bank terbukti dengan menurunnya rasio BOPO yang

dimiliki Biaya opersional/Pendapatan operasional tahun 2009 sebesar 97,98%

menurun sebesar 95,84% tahun 2010, masih dibawah ketentuan Bank Indonesia.

5. Perkembangan harga saham Q IV Rp.168/lembar tahun 2010 menunjukan

trend yang positif dibandingkan periode sebelumnya Desember 2007

Page 124: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

105

sampai dengan Oktober 2009 tidak terjadi perdagangan saham, walaupun

apresiasi pasar belum positif menaggapi kinerja bank. Kondisi ini

menyebabkan return saham bank rendah sehingga tidak menciptakan laba

ekonomis dan nilai tambah pasar.

6. Keunggulan kompetitif Bank Agro dilihat dari besarnya pertumbuhan

Captive market agrobisnis mencapai 63% dari keseluruhan kegiatan usaha

bank. Bank Agro didirikan untuk menunjang terwujudnya industri

agrobisnis yang semakin tumbuh dan berkembang pesat di Indonesia

dengan pendirian awal modal saham dimiliki DAPENBUN

PT.Perkebunan Nusantara. Dalam menjalankan usahanya Perseroan

menerapkan suku bunga cukup kompetitif dibandingkan dengan rata-rata

industri perbankan. Suku bunga kredit tahun 2009 dan tahun 2010 berkisar

10% - 12% dibandingkan rata – rata industri mencapai 12%. Suku bunga

acuan ini cukup kompetitif untuk meningkatkan ekspansi kredit.

7. Menghimpun DPK bank dengan menawarkan produk keuangan inovatif

seperti tabungan, giro, dan deposito dengan tetap menjaga positif spread

bagi perseroan. Selain itu perseroan mengembangkan produk dan jasa

layanan transaksi yang dapat meningkatkan pendapatan komisi. Kekuatan

penawaran produk disertai dengan strategi Financial service marketing

melalui hadia dan undian yang menarik para nasabah.

8. Dalam menjalankan manajemen perseroan, direksi secara konsisten

menerapkan GCG sesuai peraturan Bank Indonesia. Prinsip – prinsip GCG

yang dijalankan adalah transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,

independensi dan kewajaran. Selanjutnya untuk mendukung GCG direksi

membangun core values perusahaan untuk menjaga faktor kepercayaan

yang merupakan aset utama yang diletakan pada posisi prioritas. Core

values bank terletak pada Visi bank terdepan dan terpercaya disektor

agrobisnis nasional denagn menjadi bank yang sehat, efisien dengan

menawarkan produk layanan yang berkualitas. Strategi mewujudkan usaha

tersebut bank menerapkan manajemen risiko secara efektif agar tetap

protektif terhadap kemungkinan risiko dalam menjalankan bisnis.

Kemudian disamping produk yang inovatif dan layanan yang berkualitas

Page 125: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

106

bank juga membangun technology banking system untuk menunjang

kegiatan operasional bank dalam melayani kebutuhan nasabah, antara lain

dengan membuka kantor pelayanan ATM disetiap kantor cabang

pembantu.

Tabel 9 Matrik SPACE Analisis Keunggulan Kompetitif dan Kekuatan Industri Keunggulan Kompetitif (KK) Rating Kekuatan Industri (KI) Rating 1. Captive market agrobisnis

sebesar 63% 2. Tingkat suku bunga kompetitif 3. Produk keuangan inovatif 4. Financial service marketing 5. Good corporate governance 6. Core values perusahaan 7. Management risk 8. Teknologi perbankan

-6 -2 -2 -3 -4 -4 -3 -2

1. Market share kredit BUSN devisa 2010 sebesar 39,59%

2. Pertumbuhan pangsa pasar kredit tinggi 2010 sebesar 20,10%

3. Pertumbuhan DPK sebesar 13,30%

4. Pertumbuhan aset naik sebesar 13,23%

5. Prospek laba naik sebesar 28,04%

6. NPL turun sebesar 3,98 % dari ketentuan BI 5%

7. Kondisi kecukupan modal baik sebesar 16,44%, NIM sebesar 6%

8. Capital intensive ( arus dana masuk meningkat di pasar modal)

9. Kebutuhan modal yang tinggi

6 6 6 5 4 2 4 5 4

-26 42

KU = 13/9 = 1,45 KK = -26/8= -3,25

SL = -32/8 = -4,00 KI = 42/9 = 4,67

Sumber : Data Sekunder diolah (2012)

B. Faktor eksternal dari stabilitas lingkungan bisnis dan Kekuatan Industri

(KI) sebagai berikut;

1. Pada tahun 2010, posisi harga dipengaruhi oleh tekanan inflasi yang

cenderung meningkat, terutama bersumber dari kelompok volatile

foods. Sampai dengan 2010 inflasi IHK tercatat sebesar 6,33% dan

laju inflasi 2011 sebesar 6,38 %. Kenaikan laju inflasi berpengaruh

terhadap penetapan SBI dan juga akan terjadi penyesuain suku bunga

perbankan.

Page 126: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

107

2. Perekonomian Indonesia di tahun 2010 menunjukkan pertumbuhan

yang cukup tinggi di tengah ketidakseimbangan pemulihan ekonomi

global. Sepanjang tahun 2010 perekonomian tumbuh sebesar 6,1%

dan 2011 sebesar 6,5%. Kondisi ini dapat dimanfaatkan oleh bank

untuk meningkatkan portofolio bisnis.

3. Perkembangan Suku bunga bank Indonesia tahun 2010 sebesar 6,5%

tahun 2011 terjadi kenaikan sebesar 6,7% atau kenaikan 0,2 basis poin.

Kenaikan ini akan diikuti kenaikan suku bunga perbankan nasional.

Sementara suku bunga kredit naik berkisar antara 10 % - 12% . Suku

bunga yang dibebankan pada debitor (lending rate) adalah

penjumlahan dari SBDK ditambah dengan premi risiko akan

mengganggu kinerja perbankan dari margin revenue rate.

4. Kompetisi pasar semakin tinggi dengan dengan banyaknya jumlah

bank beroperasi di Indonesia. Data Bank Indonesia tahun 2010 jumlah

bank umum nasional yang beroperasi mencapai 122 bank dan

diantaranya termasuk bank non devisa mencapai 29 bank. Dengan

ketatnya persaingan antar bank akan berpengaruh pada penetapan suku

bunga pinjaman dan kredit dan posisi pinjaman investasi rupiah dan

valas. Impikasi lain adalah berlomba –lombanya bank dalam investasi

teknologi perbankan untuk meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat.

5. Melemahnya kondisi pasar modal akibat krisis USA dan Eropa akan

berdampak pada pasar modal di Indonesia. Kondisi ini juga akan

mempengaruhi kinerja saham perbankan nasional.

6. Kebijakan ekonomi pemerintah memperkuat sektor agrobisnis telah

menjadi kekuatan yang medorong perbankan membiyai kredit investasi

Agobisnis. Posisi investasi perbankan tahun 2011 untuk sektor

Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan mecapai Rp.54.381

triliun.

7. Inovasi, new business model disegmen retail. Para pelaku industri

perbankan melihat peluang pasar yang cukup besar untuk memasuki

industri retel. Pertumbuhan sektor ritel tahun 2011 mencapai 11% di

Page 127: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

108

Indonesia tertinggi di Asia Pasifik. Bank Agro perlu melakukan

inovasi produk untuk memasuki bisnis ritel.

8. Data Bank Indonesia menunjukan terjadi kenaikan Market share kredit

BUSN devisa 2010 sebesar 39,59% dengan total alokasi kredit

mencapai Rp. 48.757 triliun dan tahun 2011 sebesar Rp. 68.143 triliun.

Peningkatan yang cukup signifikan ini disertai dengan kenaikan

pertumbuhan pangsa pasar kredit tahun 2010 sebesar 20,10%

pertumbuhan DPK sebesar 13,30%, pertumbuhan aset naik sebesar

13,23%, prospek laba naik sebesar 28,04% dan NPL turun sebesar

3,98 % dari ketentuan BI 5%. Sementara kondisi kecukupan modal

bank berada pada level baik 16,44%, dan NIM mencapai 6%.

9. Memburuknya perekonomian di AS dan zona Eropa makan capital

intensive atau arus dana masuk melalui pasar modal dan obligasi

meningkat sepanjang tahun ini diperkirakan mencapai US$ 960 miliar

atau Rp.8.640 triliun. Peningkatan arus modal dapat dimanfaatkan oleh

perbankan sebagai sumber untuk memperkuat struktur modal bank.

(BKPM, 2011).

KU + SL = 1,45 + (-4,00) = -2,55 KK + KI = -3,25 + 4,67 = 1,42

Gambar 16 Diagram Matriks SPACE Bank Agro Niaga

+1.00

+6.00

-1.00

-6.00

-6.00 +6.00+1

-2.55

1.42

KU

KK KL

SL

Competitive Defensive

Conservative Aggresive

Page 128: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

109

Matriks SPACE adalah matriks untuk evaluasi posisi dan tindakan

strategik merupakan alat penting lainnya untuk mencocokan posisi bank saat

ini. Kerangka kerja SPACE matriks menggambarkan kuadrat yang

mengindikasikan strategi agresif, konservatif, defensif atau kompetitif. Sumbu

matriks SPACE mewakili kondisi internal yaitu kekuatan keuangan (financial

strenght atau FS),dan keunggulan kompetitif (competitive advantage atau CA)

dan dua dimensi eksternal yaitu stabilitas lingkungan (enviromental stability

atau ES) dan kekuatan industri (industrial strenght atau IS).

Hasil analisis SPACE matriks menunjukan posisi Bank Agro Niaga

berada pada strategi competitive dimana nilai kekuatan keuangan KU =1,45

dan stabilitas lingkungan SL = -4,00 atau (KU + SL = 1,45 + (-4,00) = -2,55).

Dengan posisi seperti ini Bank Agro Niaga menggunakan Strategi

pertumbuhan dengan memanfaatkan kekuatan keuangan dan stabilitas

lingkungan.

4.7. Penetapan Strategik Marketing Bank Agro Niaga

Berdasarkan analisis matrik SWOT, diperoleh tiga belas rumusan

strategi yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam kerangka (frame work)

marketing strategic. Tiga belas rumusan strategi, empat rumusan merupakan

upaya memaksimalkan kekuatan dan peluang, tiga rumusan untuk

memaksimalkan peluang dan meminimalkan kelemahan, tiga rumusan

merupakan upaya memaksimalkan kekuatan meminimalkan ancaman, serta

tiga strategi meminimalkan kelemahan dan ancaman.

Perumusan strategi berdasarkan analisis SWOT dengan

menggunakan data dari Tabel EFE dan Tabel IFE untuk dirumuskan kedalam

formulasi bentuk strategi seperti pada Tabel 7 dapat dirumuskan strategi

untuk Bank Agro Niaga adalah sebagai berikut :

1. Strategi Strenght – Opportunities (S-O), yaitu alternatif strategi

mengunakan kekuatan internal bank untuk memanfaatkan peluang

lingkungan eksternal. Hasil alternatif strategi S-O adalah :

a. Re-positioning pasar bank sebagai captive market untuk meningkatkan

competitiveness. Memperkuat Re-positioning pasar bank dengan

Page 129: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

110

memperhatikan core competency bank. Berdasarkan Matriks SPACE

Bank Agro berada pada kondisi pasar yang kompetitive sehingga

diperlukan redefenisi posisi pasar bisnis bank saat ini. Ada dua

karakteristik utama yang harus dipertimbangkan oleh manajemen bank

ke depan :

1. Redefenisi dilakukan melalui perluasan cakupan bisnis dan pasar,

dari captive market agrobisnis kepada pasar makro agrobisnis yaitu

corporate banking dan invesment banking agrobisnis.

2. Pergeseran orientasi bank dari orientasi produk kepada customer

focus artinya bank menciptakan skema bisnis dalam bentuk

exstended produk sesuai permintaan pasar dengan memberikan

nilai yang diinginkan pasar.

b. Menciptakan variasi produk sesuai dengan skeman pasar agrobisnis

untuk memperluas size bisnis. Differensiasi merupakan strategi bank

menciptakan eksistensifikasi produk yang ditawarkan memiliki

perbedaan positif dari sudut pandang pasar dibandingkan dengan

pesaing. Diferensiasi produk bukan hanya sesuai dengan skema pasar

Agrobisnis, tetapi produk yang ditawarkan pada, pasar sektor Retail

dan kredit ekspor. Demikian juga produk pada sisi funding

menawarkan produk tabungan pada pasar mikro seperti produk petani,

pedagang pasar, usaha dagang bangunan,usaha peternakan dan

kerajinan.

c. Meningkatkan linkage program untuk penyaluran kredit investasi Bank

Agro dapat melalui penambahan jumlah kantor cabang pada daerah-

daerah sentral agro bisnis dengan program kerjasama fasilitas kredit

daerah seperti di Kalimantan, wilayah Provinsi Sumatera Barat, Riau

dan Kepulauan Riau, Sulawesi, Jambi, Aceh, Palembang, Papua, NTB,

Bali, dan Lampung dan Jawa Barat. Selain itu juga memperkuat

kerjasama dengan perusahaan – perusahaan besar melalui kredit

korporasi.

Page 130: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

111

d. Membangun kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM). Saat ini bank

didukung oleh SDM yang berusia produktif dan profesional yang

berjumlah 454 orang di kantor pusat dan seluruh kantor cabang yang

terdiri dari; 46,89% Sarjana, 9,33% Pasca sarjana dan sisanya sarjana

muda dan tamatan Sekolah Menengah Umum (SMU). SDM

merupakan aset maka perlu ditingkatkan competensi mereka melalui

pendidikan dan pelatihan yang intensif (performance, motivasi dan

corporate cultural) untuk mendukung pertumbuhan bisnis bank

kedepan. Program pengembangan SDM yang kompeten selaras dengan

kebutuhan organisasi. Program yang dapat diterapkan seperti ;

penyempurnaan infrastruktur Human Capital Information System

(HCIS) yang berbasis Web based dan mempermudah prosedur terkait

dengan kepersonaliaan, performance management dan E-learning,

corporate cultural sehingga fungsi dan peran Human Capital sebagai

mitra strategis dapat ditingkatkan dan dioptimalkan di masa datang.

2. Strategi Weakness – Opportunity (W-O) adalah alternatif strategi yang

bertujuan meminimalisasi kelemahan internal Bank Agro dengan

optimalisasi pemenfaatan peluang lingkungan eksternal. Hasil strategi W-

O adalah :

a. Membuka kantor cabang baru untuk meningkatkan pelayanan bank

dengan infrastruktur teknologi E-banking. Menambah Jumlah kantor

cabang Bank Agro pada daerah sentral industri Agrobisnis dengan

pemanfaatan berbagai teknologi E- bangking yang berkembang sangat

cepat. Ketepatan dalam pemanfaatan teknologi memberikan efisiensi

optimal dan nilai tambah bagi bank. Fungsi teknologi akan

mempermudah pelayanan bank dengan menggunakan network

provider terbaik, jaringan online seluruh kantor, ATM, serta layanan

elektonik lainnya (seperti corporate internet banking dll) selalu siap

melayani kebutuhan nasabah. Disamping itu juga manajemen dapat

melakukan integrasi dan otomasi sistem financial melalui teknologi.

Prioritas pelayanan kepada nasabah melalui otomasi sistem financial

dengan melakukan transaksi melalui ATM dan jaringan elektronik

Page 131: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

112

lainnya seperti Call Center, SMS Banking dan internet banking. Untuk

meningkatkan layanan kepada nasabah, Bank Agro secara aktif

menambah fitur baru dalam jaringan elektroniknya termasuk

kemampuan transfer antar bank melalui jaringan ATM Prima

b. Memperkuat brand equity sebagai yang dipercaya masyarakat. Bank

Agro harus memperkuat Merek menjadi bank kepercayaan oleh

stakeholders. Merek yang marketable merupakan aset terpenting

perusahaan. Merek yang yang baik dapat menciptakan puluhan kali

nilai buku perusahaan. Strategi membangun merek bank dapat dimulai

dari kualitas produk yang ditawarkan sesuai kebutuhan pasar,

komunikasi pemasaran yang rasional yang mudah dipahami oleh pasar

disertai kesan kualitas pada pelayanan bank.

c. Memperbaiki kualitas bisnis proses dengan Memperkuat manajemen

sumber daya manusia, penerapan protokol manajemen risiko,

kecukupan mekanisme dan sistem perbankan yang akuntabel dan

transparan serta mendukung proses bisnis dengan penerapan teknology

core banking.

3. Strategi Strenght – Threat (S-T) adalah alternatif strategi untuk bertahan

dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman.

Manajemen bank harus mengambil keputusan agar tidak kalah bersaing

dengan bank-bank lainnya baik dalam kelompok industri maupun diluar

kelmpok industri. Hasil strategi S-T adalah :

a. Memperkuat implementasi GCG dan manajemen risiko Tata Kelola

Perusahaan (Good Corporate Governance/GCG) merupakan unsur

penting di industri perbankan, mengingat risiko dan tantangan yang

dihadapi oleh industri perbankan yang semakin meningkat. Penerapan

GCG secara konsisten akan memperkuat posisi daya saing perusahaan,

memaksimalkan nilai perusahaan, mengelola sumber daya dan risiko

secara lebih efisien dan efektif, yang pada akhirnya akan

memperkokoh kepercayaan pemegang saham dan stakeholders,

sehingga Bank Agro dapat beroperasi dengan baik dan tumbuh secara

berkelanjutan dalam jangka panjang.

Page 132: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

113

b. Menerapkan suku bunga kompetitif. Bank dapat menentukan suku

bunga kredit berdasarkan skala prioritas sesuai dengan skema pasar.

Penetapannya tidak hanya berdasarkan suku bunga komersial yang

terjadi pada kredit investasi, kredit pembiayaan ekspor dan impor dan

modal kerja. Skema kredit pada usaha kecil mikro misalnya kredit

ketahanan pangan bagi petani suku bunganya harus rendah.

c. Mengembangkan kerjasama promosi dengan mitra strategis. Peranan

marketing Bank Agro harus diperkuat pada semua level organisasi.

Kerjasama promosi dapat dilakukan melalui Edukasi pasar untuk

memberikan pembelajaran pelanggan sehingga dapat membentuk

pemahaman, persepsi, logika, dan preferensi terhadap produk dan merk

yang ditawarkan Bank Agro. Keberadaan Bank Agro belum

sepenuhnya dipahami oleh pasar dibandingkan bank-bank lain. Program

edukasi pasar dapat dilakukan melalui Cororate Social Responsibility

(CSR), program kemitraan dan pendampingan kredit UKMK, atau

progam kelestarian lingkungan hidup. Program sosialisasi dan edukasi

masyarakat secara lebih luas dan efisien melalui berbagai sarana

komunikasi langsung, maupun tidak langsung (media cetak, elektronik,

online/web-site), yang bertujuan untuk memberikan pemahaman

tentang kemanfaatan produk serta jasa perbankan yang dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat.

4. Strategi Weakness – Threat (W-T) adalah alternatif strategi untuk bertahan

dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman.

Manajemen Bank Agro dihadapkan dengan sejumlah kelemahan internal

dan ancaman eksternal, maka kondisi bank rentan terhadap risiko. Hasil

strategi W-T adalah :

a. Penguatan struktur modal bank Menambah sruktur modal bank secara

bertahap sampai pada level 20%-30% dari modal sekarang. Strategi

penambahan modal dapat dilakukan melalui pebnerbitan obligasi datau

pinjaman melalui pasar uang antar bank.

b. Mengelola cash flow secara lebih baik. Manajemen bank harus

mengevaluasi perubahan dalam aset bersih bank, struktur keuangan

Page 133: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

114

(likuiditas dan solvabilitas) terutama strategi perseroan dalam

menghasilkan kas dan setara kas untuk memperkuat struktur keuangan

bank dan future cash flows. Proyeksi arus kas yang baik dapat

meminimalisir atau mengantispasi terjadinya tunggakan hutang pokok

dan bunga pinjaman.

c. Meningkatkan value of share di pasar modal. Bank dapat melakukan

strategi, buyback untuk menjaga nilai nominal dari total modal disetor

dan ditempatkan, jika sebagian dari modal tersebut tidak likuid di pasar

dalam jangka waktu tertentu bisa menjadi salah satu cara untuk

menaikkan harga saham, atau setidaknya menahannya dari penurunan.

Atau bisa juga untuk meningkatkan likuiditas. Jadi kita bisa menyebut

buyback ini sebagai: salah satu teknik untuk menjaga value of share.

4.8. Analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

Analisis QSPM merupakan analisis terakhir yang dilakukan dalam

proses manajemen strategis untuk melakukan proses pengambilan keputusan.

QSPM adalah sebagai alat utama dari upaya mengembangkan strategi

pemasaran kompetitif untuk mendukung upaya pengembangan pasar bank.

Hasil kajian menunjukan prioritas tertinggi terdapat pada variasi produk

dengan skor sebesar 5,39. Prioritas kedua pada indikator Service Quality

sebesar 5,43 dan prioritas ketiga pada indikator suku bunga kompetitif

dengan skor 4,76. Selanjutnya prioritas keempat pada indikator membangun

brand equity dengan skor 4,36. Peringkat kelima pada indikator repositioning

dengan skor 3,99. Terakhir pada indikator implimentasi GCG dengan skor

2,72. Hasil selengkapnya analisis QSPM dapat dilihat pada Lampiran 4.

1. Prioritas strategi yang pertama adalah Service Quality dengan skor 5,43.

Manajemen bank harus meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah

maupun debitur, sehingga mereka merasa cukup puas. Langkah strategis

perseroan difokuskan pada pelatihan SDM, meningkatkan utilisasi

pemanfaatan teknologi informasi, sistem pembayaran on-line, yang

terhubung dengan masing – masing kantor cabang dengan core banking

system. Berbagai praktek terbaik bank di Indonesia menunjukan

Page 134: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

115

kepercayaan nasabah dan debitur akan terbangun apabila bank mampu

memberikan pelayanan terbaik bahkan harus melampaui harapan

konsumen.

2. Prioritas kedua strategi berdasarkan analisis QSPM dengan skor sebesar

5,39 meciptakan variasi produk. Bank Agro harus mendiferensiasikan

skema produk yang sesui dengan keinginan pasar terutama dengan

memperhatikan potensi size business yaitu produk sektor retail, sektor

korporasi agrobisnis, dan pengembangan kredit Industri, pertanian,

peternakan UMKM, dan KMM atau kredit modal kerja permanen,

ekspor/import produk agrobisnis. Bank harus memperkuat pada aspek

transfer of payment seperti pelayanan pembayaran, ingkaso, bank card,

bank note, bank draft, bank letter of credit (LC) telepon, pajak, dana

pensiun, uang kuliah, deviden. Sedangkan dipasar modal bank dapat

menjadi Penjamin emisi (underwriter) Penjamin (guarantor) Wali amanat

(trustee) untuk sektor Agrobisnis. Pada sisi funding menawarkan produk

tabungan pada pasar mikro seperti produk petani, pedagang pasar, usaha

dagang bangunan, usaha peternakan dan kerajinan.

3. Prioritas ketiga pada indikator suku bunga kompetitif dengan skor 4,76.

Bank dapat menentukan suku bunga kredit berdasarkan skala prioritas

sesuai dengan skema pasar. Penetapannya tidak hanya berdasarkan suku

bunga komersial yang terjadi pada kredit investasi, kredit pembiayaan

ekspor dan impor dan modal kerja. Skema kredit pada usaha kecil mikro

misalnya kredit ketahanan pangan bagi petani suku bunganya harus

rendah.

4. Prioritas ke empat pada indikator membangun brand equity dengan skor

4,36. Dalam framework brand equity, hubungan dengan customer

bukanlah hal yang tidak penting. Hubungan yang baik dengan customer

dapat membantu meningkatkan brand loyalty terhadap brand yang

bersangkutan. Demikian juga dalam framework customer equity, brand

mempunyai peranan penting dalam menjalin hubungan dengan customer.

Kualitas brand yang tinggi bisa memudahkan manager dalam akuisisi

customer baru dan kegiatan retensi. Bank Agro harus memperkuat Merek

Page 135: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

116

menjadi bank kepercayaan oleh stakeholders. Merek yang marketable

merupakan aset terpenting perusahaan dan menciptakan menciptakan

puluhan kali nilai buku perusahaan. Strategi membangun merek bank

dapat dimulai dari kualitas produk yang ditawarkan sesuai kebutuhan

pasar, komunikasi pemasaran yang rasional yang mudah dipahami oleh

pasar disertai kesan kualitas pada pelayanan bank.

5. Prioritas kelima Re-positioning pasar bank sebagai captive market untuk

meningkatkan competitiveness dengan skor 3,99. Memperkuat Re-

positioning pasar bank dengan memperhatikan core competency bank.

Berdasarkan Matriks SPACE Bank Agro berada pada kondisi pasar yang

kompetitive sehingga diperlukan redefenisi posisi pasar bisnis bank saat ini.

Ada dua karakteristik utama yang harus dipertimbangkan oleh manajemen

bank ke depan :

1. Redefenisi dilakukan melalui perluasan cakupan bisnis dan pasar, dari

captive market agrobisnis kepada pasar makro agrobisnis yaitu

corporate banking dan invesment banking agrobisnis.

2. Pergeseran orientasi bank dari orientasi produk kepada customer focus

artinya bank menciptakan skema bisnis dalam bentuk exstended

produk sesuai permintaan pasar dengan memberikan nilai yang

diinginkan pasar.

6. Prioritas keenam Good Corporate Governance (GCG) dengan skor 2,72.

Manajemen bank dapat merumuskan kebijakan untuk memperkuat kualitas

proses bisnis bank dengan cara menerapkan GCG, melengkapi standar

operasional prosedur mitigasi risiko, memperkuat pengawasan pemegang

saham dan optimalisasi fungsi komite audit internal serta peningkatan

kompetensi sumber daya manusia. Kebijakan ini harus didukung dengan

penguatan infrastruktur teknologi perbankan sehingga bank dapat

menjalankan kegiatan operasional secara efisien, mengingat hasil kajian

nilai ROE, ROA, NIM dan BOPO bank tidak memenuhi persayatan Bank

Indonesia sebagai bank yang sehat. Peningkatan efisiensi dan efektivitas

proses bisnis bank untuk menghasilkan nilai tambah ekonomis dan nilai

Page 136: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

117

tambah pasar sangat tergantung sejauhmana manajemen bank sudah

memenuhi standar Bank Indonesia.

4.9. Implikasi Manajerial

Bisnis perbankan terkait dengan kompleksitas dan risiko pasar akibat

pengaruh lingkungan eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi

kinerja keuangan bank dan penetapan kebijakan strategi marketing.

Berdasarkan hasil kajian kinerja keungan Bank Agro ditemukan kondisi

keuangan yang belum sesuai dengan persyaratan Bank Indonesia sebagai

bank yang sehat. Implikasi manajerial terkait dengan kinerja keuangan dan

penetapan strategi marketing bank adalah;

1. Pihak Direksi dapat membuat kebijakan baru untuk meningkatakan rasio

CAR diatas 8% dalam bentuk modal pinjaman, pinjaman subordinasi, dan

cadangan yang dibentuk tidak berasal dari laba atau melalui penerbitan

obligasi. Kebijakan ini didasarkan atas kondisi CAR bank yang masih

terus ditingkatkan untuk menjaga tingkat likuiditas bank dalam jangka

panjang. Kondisi CAR Bank Agro saat ini memang sudah cukup

memenuhi persyaratan Bank Indonesia, tetapi tidak cukup kuat untuk

melakukan ekspansi dalam memperluas size business, maka diperlukan

adanya tambahan modal sampai 10% sehingga bank leluasa menjalankan

bisnis dari sisi lending dan funding.

2. Kebijakan pengelolaan Cashflow secara efektif dan efisien untuk menjaga

kesembangan posisi keuangan bank antara pengeluaran dan penerimaan.

Kajian rasio keuangan bank menunjukan kecilnya rasio NIM, ROA dan

ROE menunjukan adanya indikasi bank tidak mampu menghasilkan laba

dari pengelolaan aset dan modal bank sehingga bank tidak mampu

menghasilkan profitabilitas dan berpengaruh pada rendahya harga saham.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan naiknya beban operasional bank

dilihat dari rasio BOPO diatas ketentuan Bank Indonesia. Pihak direksi

dapat mengambil kebijakan untuk mengendalikan Cashflow bank agar

dapat menjaga posisi likuiditas dan solvabilitas.

Page 137: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

118

3. Kebijakan optimalisasi fungsi lending bank dengan menetapkan suku

bunga kredit yang kompetitif dibawah 15%-16%. Kebijakan ini didasarkan

atas kajian LDR bank yang perlu ditingkatkan agar fungsi intermediasi

bank berjalan secara efektif. Faktor perlu diperhatikan adalah pengaturan

yang ketat untuk menjaga rendahnya tingkat pencairan (credit

disbursement) dibandingkan dengan fasilitas pinjaman yang telah

disepakati (credit approval).

4. Manajemen bank dapat merumuskan kebijakan untuk memperkuat kualitas

proses bisnis bank dengan cara menerapkan GCG, melengkapi standar

operasional prosedur mitigasi risiko, memperkuat pengawasan pemegang

saham dan optimalisasi fungsi komite audit internal serta peningkatan

kompetensi sumber daya manusia. Kebijakan ini harus didukung dengan

penguatan infrastruktur teknologi perbankan sehingga bank dapat

menjalankan kegiatan operasional secara efisien, mengingat hasil kajian

nilai ROE, ROA, NIM dan BOPO bank tidak memenuhi persayatan Bank

Indonesia sebagai bank yang sehat. Peningkatan efisiensi dan efektivitas

proses bisnis bank untuk menghasilkan nilai tambah ekonomis dan nilai

tambah pasar sangat tergantung sejauhmana manajemen bank sudah

memenuhi standar Bank Indonesia.

5. Kebijakan differensiasi produk perlu mendapatkan skala prioritas,

mengingat hasil kajian menunjukan terbatasnya produk yang ditawarkan

bank dipasar. Direksi dapat mengambil kebijakan untuk memperkuat

struktur produk bank berdasarkan follow of market seperti memperkuat

produk sektor ritel, korporasi, pembiayaan ekspor impor serta peningkatan

akses kerjasama pembiyaan UMKM/ KMM di sektor Agrobisnis.

Kebijakan ini harus didukung oleh perluasan kapasitas jankauan layanan

(outreach scale) dengan menambah jaringan kantor diseluruh Indonesia.

6. Memperkuat kebijakan strategi pemasaran bank dapat melalui framework

customer equity, brand market equity, kerjasama pemasaran, publisitas,

internet banking, dan komunikasi pemasaran yang rasional yang mudah

dipahami oleh pasar disertai dengan perbaikan kualitas pelayanan bank.

Kebijakan lain adalah peningkatan kompetensi SDM pemasaran dalam

Page 138: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

119

komunikasi pemasaran internal, eksternal dan komunikasi interaktif

melalui program pendikan dan pelatihan secara berkelanjutan.

7. Memperkuat kebijakan pelayanan bank secara prima bahkan harus

melampaui harapan konsumen dengan memperbaiki proses bisnis,

pemanfaatan teknologi core banking system yang dapat mempermudah

nasabah dan debitur bertransaksi dengan bank dimanapun mereka berada.

Page 139: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

120

Page 140: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitan dapat disimpulkan sebagai berikut;

1. Pertumbuhan kinerja keuangan Bank Agro Niaga Secara umum

dikategorikan tidak sehat menurut ketentuan Bank Indonesia :

No.30/277/KEP/DIR kecuali yang memenuhi persyaratan adalah Capital

Adequasy Ratio (CAR) dan Loan To Deposit Ratio (LDR).

2. Berdasarkan penilaian Economic Value Added (EVA) kinerja keuangan

bank belum mampu memberikan nilai tambah ekonomis kepada

pemegang saham karena laba yang diperoleh lebih rendah dari nilai

equitas yang dikeluarkan. Hasil analisis Market Value Added (MVA)

menunjukan kinerja manajemen belum mampu memaksimalkan nilai

tambah pasar yang dapat menciptakan kekayaan bagi shareholder.

Demikian juga kinerja return saham, tidak terjadi transaksi perdagangan

saham bank selama Desember 2007 sampai dengan Oktober 2009

sehingga tidak menghasilkan return yang positif kepada investor.

3. Hasil analisa trend kinerja keuangan Bank Agro Niaga menunjukan trend

yang positif. Artinya dapat diprediksi pertumbuhan kinerja keuangan bank

kedepan cukup positif. Sehingga dapat ditetapkan strategi pemasaran

berdasarkan QSPM adalah; suku bunga kompetitif, mengelola Service

Quality, menciptakan variasi produk, membangun brand equity,

repositioning pasar, dan GCG.

5.2. Saran

1. Sebagai upaya perbaikan tingkat kesehatan Bank Agro kedepan sebaiknya

direksi melakukan langkah-langkah strategis yaitu; Penambahan modal

bank, mengelola Cash Flow secara efektif dan efisien,

mengimplementasikan GCG dan Risk Management (RM) secara konsisten,

memperluas jaringan pelayanan kantor cabang Bank Agro yang

terintegrasi dengan techology banking system.

Page 141: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

121

2. Sebaiknya direksi dan pemegang saham, melakukan upaya

penyempurnaan business process bank untuk meningkatkan value of

share dipasar modal agar kinerja saham bank meningkat yang berimplikasi

pada kenaikan EVA dan MVA bank.

3. Perlu mengkaji kebijakan strategi pemasaran yang berfokus pada ;

a. Penerapan suku bunga kompetitif.

b. Meningkatkan kualitas pelayanan (Service Quality.)

c. Menciptakan variasi produk untuk memperluas size business sesuai

skema pasar Agrobisnis di Indonesia.

d. Penguatan brand equity sebagai bank terpercaya oleh masyarakat.

Page 142: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, N, E. 2008. Kinerja Keuangan dan Efisiensi Perbankan, Pendekatan CAMEL, DEA dan SFA, Jakarta : ABFI Institut Perbanas.

Anthony, R, G. 2002. Sistem Pengendalian Manajemen, Volume ke-1, F.X. Kurniawan Tjakrawala, penerjemah; Jakarta : PT.Salemba Empat. Terjemahan dari: Management Control System.2th

Ary, S. S, M. 2003. Membeda Krisis Perbankan, Anatomi Krisis dan Penyehatan Perbankan, Jakarta : Yayasan SAD Satia Bhakti.

Asna & Andi Nugraha. 2006. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap return Saham Perbankan Jakarta. http/ Repository. usu. ac. id/bitstream/123456789/Chapter II/Pdf [16 Oktober 2010]

Bank Agro Niaga. 2009. Ikhtisar Data Keuangan Bank Agro Niaga Tbk. http : www.bank agro.co.id. [15 Mei 2010].

Bank Agro Niaga. 2010. Company Report” Bank Agro Niaga Tbk. http: www.bankagro.co.id .[ 12 Desember 2010].

Bank Indonesia.1998. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/11/KEP/DIR tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum 30 April 1998, Jakarta : Bank Indonesia.

Bank Indonesia. 1999. Undang – Undang perbankan No tahun 1998, Revisi Undang-Undang No.14 Tahun 1999 tentang Perbankan. Jakarta: Bank Indonesia.

Bank Indonesia.2001. Surat Edaran No 3/30/ DPNP tanggal 14 Desember 2001, http:www.bi.go.id. [ 5 Agustus 2010].

Bank Indonesia.2004. Surat Edaran No.6/23/DPNP Tanggal 31Mei 2004, Perihal Tata Cara Penilaian Kesehatan Bank. http: www.bi.go.id. [ 5 Agustus 2010].

Bank Indonesia.2004. Surat Edaran No 6/10/Intern DPNP tanggal 24 April 2004, http: www.bi.go.id. [ 5 Agustus 2010].

Bank Indonesia.2008. Surat Edaran No 5/PBI/ DPNP tanggal 7 Maret 2008, http: www.bi.go.id. [ 5 Agustus 2010].

Bank Indonesia. 2010. Perihal Pedoman Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (CAMELS Rating) . http: www.bi.go.id. [ 5 Agustus 2010].

Page 143: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

Bank Indonesia.2010. Laporan Keuangan Publikasi Bank. http:www.bi.go.id.t [ 10 Novemeber 2010].

Bank Indonesia. 2010. Indonesian Banking Booklet. Vol 7. Jakarta : Bank Indonesia.

Bangun, N. V. 2008. Analisis Hubungan Komponen Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan, Jurnal Akuntansi Universitas Pancasila No.3 Vol. XII, hlm. 43.

BPS.2012. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Biro Pusat Statistik Indonesia. http: www.bps.go.id. [ 2 April 2012].

Bursa Efek Indonesia. 2011. Laporan Keuangan Bank Agro Niaga Tahun 2007-2011, Jakarta: Bursa Efek Indonesia.

David, Y. O’Byrne, F. 2001. EVA and Value Based Management, A.Practical Guide to Implementation, Washington, D.C : MC.Grauw-Hill New York Fransisco.

David,F.R. Wheelen, H.T.L. 2003. Manajemen Strategis, Julianto, penerjemah; Yogyakarta : PT. Andi. Terjemahan dari : Strategic Management. 5th edition.

Djawahir, K.M. 2007. Mengukur Kekayaan Perusahaan. http:// www. swa.co.id/sekunder/kolom/manajemen. [15 April 2008].

Dunil, Z. 2005. Bank Auditing : Risk-Based Audit: Dalam Pemeriksaan Perkreditan Bank Umum. Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Emry, D. R. Finnerty, J.D. 1991. Principles of Finance With Corporate Applications,West Publishing Company. New York USA.

Eradna.2007. Bauran Pemasaran Jasa, http: www.eradna.world.press.com. [ 13November 2011].

Harahap, S.S. 2001. Teori Akuntansi, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Hubeis, M. Nazib. 2008. Manajemen Strategik dalam Pengembangan Daya Saing Organisasi, Kompas Gramedia, Jakarta: PT. Elex Media Computindo.

Husnan, S. Pudjiastuti. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi 2, Yogyakarta: UPP AMP-YKPN.

Page 144: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Iswati, S. 2007. Memprediksi Kinerja Keuangan Dengan Modal Intelektual Pada Perusahaan Perbankan Terbuka di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Ekuitas Fakultas Ekonomi UNAIR, Surabaya, No.2 Vol. 11, Maret 2007, hal 159-171.

Jauch, L.R Glueck, W. 2001. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, Edisi ketiga, Murat Henry S. dan Herman W, penerjemah, Jakarta: PT. Erlangga. Terjemahan dari: Strategic Management and Corporate Policy.

Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 2, Yogyakarta: BPFE.

Kasmir. 2004. Pemasaran Bank, Jakarta: PT. Kencana.

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Kementrian Pertanian.2012. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil pertanian Kementrian Pertanian Republik Indonesia. http:www.deptan.go.id. [ 5 Maret 2012].

Keown, M. Scott, P. JR. 2004. Manajemen Keuangan Prinsip-Prinsip dan Aplikasi, Edisi Kesembilan, Bambang Sarwiji, penerjemah; Jakarta: PT.Indeks. Terjemahan dari: The Principal of Financial Management and Application.

Kertajaya, H. 1997. Marketing Plus, Siasat Memenangkan Persaingan Global, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kottler, P. Amstrong, G. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi 12 Jilid 1. Bob Sabran,Penerjemah, Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: The Principle of Marketing,12th

Krisna, W. 2010. Analisis Kebijakan Perbankan Nasional, Jakarta: PT.Gramedia.

Kuncoro, M. 2002. Manajemen Perbankan, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.

Kuncoro, M. 2006. Strategi, Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif Jakarta: Erlangga.

Kusnan, M. 2007. SWA 100 Pemeringkatan EVA dan MVA Terbaik 2007, Para Pencetak Kekayaan di Pasar Modal, Majalah SWA, Edisi No.26/2007, hlm. 78.

Page 145: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

Lukas S. A. 1999. Manajemen Keuangan, Edisi Revisi dilengkapi Soal-Jawab, Yogyakarta: Andi.

Majid, A. 2008. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi 1, Bandung: Alfabeta.

Manullang, L. A. 2002. Analisis Pengaruh Rentabilitas terhadap Rasio Kecukupan Modal Pada Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Media Riset Bisnis dan Manajemen, No.1, Vol.2, hlm. 26 – 47.

Mardiyah, Sugiarto, Siagian. 2006. Analisis Kinerja Bank Pemerintah dan Swasta Dengan Metode EVA dan MVA terhadap Return Saham, Jurnal Akuntability No.1 Vol.6, hlm. 72.

Muljono, T. P. 1999. Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan. Edisi revisi 1999, Cetakan 6, Jakarta: Djambatan.

Mulyaningrum, M. 2008. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kebangkrutan Bank di Indonesia (Thesis). Semarang: Program Studi Magister Akuntansi, Universitas Diponegoro.

Nirmalawati, D. 2001, Dampak Merger antar Bank di Indonesia terhadap Profitabilitas efisiensi pada Bank Pemerintah, Umum, Swasta, Devisa, non Devisa tahun 1995-2000 (Thesis). Yogyakarta: Program Studi Magister Manajemen, Universitas Gajah Mada.

O’Byrne, F. S. Young. 2001. Economic Value Added dan Manajemen Berdasarkan Nilai Panduan Praktis Untuk Implementasi, Tim Terjemah Salemba Empat, penerjemah; Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Economic Value Added and Value Based on Management.

Rahayu, M. 2007. Analisis Pengaruh EVA dan MVA Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Reorientasi Konsep Perencanaan Starategis Untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Rangkuti, F. 2011. SWOT Balanced Scorecard,Teknik Menyusun Strategi Korporat yang Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja dan Resiko, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Riyadi, S. 2006. Banking Asset and Liability Management, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia.

Page 146: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

Risky, C, Wijaya, I. 2009. Analisis Pengaruh Rasio ROA,LDR,NIM dan NPL Terhadap Abnormal Return Saham Perbankan Indonesia Periode Subprime Mortgage. Jurnal of Applied Finance and Accounting Tarumanegara, No.2, Vol 1, hlm. 102.

Sambas, R. 2009. Capital Market Trend Banking Sector, Jakarta: PT Pital Price.

Sharpe, W. F. A., Bailey, J.V. 1997. Investasi. Jilid 2, Henry, N. A. penerjemah; Jakarta: PT. Prenhallindo. Terjemahan dari: Investment.

Siamat, D. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan Moneter dan Perbankan. Edisi kelima, Jakarta: LPFE Universitas Indonesia.

Singgih, S. 2009. Business Forecasting : Metode Peramalan Bisnis Masa Kini dengan MINITAB dan SPSS, Jakarta: PT.Gramedia.

Steward, G. Bennet. 1991. The Quest for Value International Edition, New York.

Subbarao. D. 2011. Report on Trend Progress of Banking In India 2010-11, Published by Mohua Roy,Mumbay -400,02 June 30, p.83.

Subramanyam.J.Halsey, R. F. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 8, cetakan buku 1, Bachtiar, Y. S., Harahap. S. N, penerjemah; Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Financial Statement Analysis, 8th.

Sucianti, N. 2009. Perbandingan Kinerja Bank Dominasi Asing dan Dominasi Negara pada Bank yang go publik di BEI, Jurnal Manajemen IPB, Bogor No 1, Vol 1, hlm. 91-92.

Suyono, A. 2005. Analisis Rasio-rasio Bank yang Berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA) (Thesis), Semarang: Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro.

Taswan. 2006. Manajemen Perbankan (Konsep Teknik & Aplikasi). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Tunggal, W. A. 2001. Memahami Konsep EVA (Economic Value added) dan VBM (Value Based Management). Jakarta: Harvarindo.

Umar, H. 2002. Metodelogi Riset Keuangan dan Bisnis, Jakarta: PT.Gramedia Utama Pustaka.

Usman, B. 2003. Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Bank-Bank di Indonesia, Media Riset Bisnis & Manajemen, No. 1,Vol 3, hlm. 102.

Page 147: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

Utama, S. 1997. Economic Value Added Pengukur Penciptaan Nilai Perusahaan, Usahawan No. 4 April 1997, hlm 10-13.

Utama, S. 2001, Economic Value Added Mengukur Nilai Perusahaan. Majalah Usahawan No 04. TH XXVI, April, hlm. 63.

Wahyudi, S. 2003, Pengaruh Rasio Harga Nilai Buku dan Rasio Hutang Modal Sendiri terhadap Return, Media Ekonomi dan Bisnis, No.2, Vol. XV, hlm. 72.

Waluyo, 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Industri, Jurnal Akuntasi No.2, Vol.9. hlm. 35.

Weston, J.F, Bringham, E. 2005. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan, Wasana, A. J & Kibrandoko, penerjemah; Jakarta: Erlangga.Terjemahan dari:Managerial Finance.9th

Widayanto, G. 2004. EVA/NITAMI Suatu terobosan Baru dalam Pengukuran Kinerja Suatu Perusahaan, Majalah Usahawan No. 12 TH.XXII. Jakarta, hlm. 62.

Widiyanto, G. 1993. EVA / NITAMI: Suatu Terobosan Baru dalam Pengukuran Kinerja Perusahaan. Manajemen Usahawan Indonesia, Desember, No, 12, Tahun XXII, hlm.50-54.

Wilson, A. 2006. Manajemen Perbankan Indonesia, Teori dan Implementasi, Jakarta: LP3ES.

Wolk, H. I . Tearney, Dodd, J.L 2000. Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach. South-Western College Publishing.

Zainudin, J. Hartono. 1999. Manfaat Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. No. 1, Vol. 2, Januari, hlm. 66-90.

Zikmund, W.G. D'Amico, M. 1989. Marketing Management : Analysis, Planning Implementation, United States: John Wiley & Sons, Inc. 5th ed. St. Paul, MN: West Publishing Company.

Page 148: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

Kuesioner Riset SWOT

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI DASAR PENETAPAN STRATEGI MARKETING PT. BANK AGRO NIAGA,Tbk.

__________________________________________________________________ I.Petunjuk Umum Yth Bapak/Ibu Pimpinan Bank Agro Niaga.

Dengan segala hormat, saya atas Nama : Ikhwan,HS.SE.

Mahasiswa Pasca Sarjana Program studi Magister Sains Ilmu Manajemen Institut

Pertanian Bogor sedang melakukan penelitian untuk menyusun thesis dengan

judul “Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan Strategi Marketing

PT. Bank Agro Niaga Tbk”.

Dengan ini mohon Bapak/ibu berkenan membantu saya untuk mengisi daftar

pertanyaan dalam kuesioner ini. Semua data yang kami peroleh hanya digunakan

untuk kepentingan akademis, dan tidak akan disalahgunakan untuk kepentingan

yang lain.

Oleh karena itu, saya berharap kepada Bapak/ibu agar dapat mengisi kuesioner

secara obyektif sehingga saya dapat menghasilkan penelitian yang valid dan

realibel untuk kepentingan akademis. Atas bantuan Bapak/ibu saya capkan terima

kasih.

Jakarta, 2012 Ikhwan HS,SE.MM II. Acuan Pengisian Kuesioner Acuan pengisian kuesioner ini adalah sebagai berikut :

a. Penilaian kondisi saat ini.Responden diminta untuk menilai kinerja perusahaan

saat ini .

Lampiran 1.

Page 149: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

130

Lanjutan Lampiran 1.

b. Penialian Urgensi.Responden diminta untuk menilai tingkat urgensi faktor

tersebut untuk ditangani. Penilaian ini berhubungan dengan skala prioritas

dalam penyelesaian permasalahan yang sedang dihadapi saat ini.

Penilaian kondisi saat ini : Penilaian Urgensi

penanganan :

Angka 1 = sangat kurang Angka 1 = tidak urgen Angka 2 = kurang Angka 2 = kurang urgen Angka 3 = baik Angka 3 = urgen Angka 4 = sangat baik Angka 4 = Sangat Urgen

Data Responden Nama : Divisi/bagian : Isu strategis : Sebutkan masalah strategis yang saat ini yang sedang dihadapi oleh Bank Agro ini ? _______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

No Faktor Internal / Eksternal Kunci Penilaian Kondisi

Saat ini Urgensi

Penanganan

1 2 3 4 1 2 3 4

I Indikator Kekuatan

1. Manajemen secara konsisten menerapkan Good Corporate Governance (GCG) sesuai peraturan Bank Indonesia

2. Bank memiliki kekuatan pada segmen Captive Market Agro bisnis di Indonesia

3. Performance bank cukup baik setelah diakuisisi oleh Bank Rakyat Indonesia

4. Jaringan kantor pelayanan bank didukung oleh ketersediaan teknologi perbankan

5. Likuiditas pengelolaan aktiva produktive terjaga

6. Penerapan manajemen risiko dan mitigasi risiko sesuai peraturan Bank Indonesia

7. Memiliki SDM yang berusia muda dan potensial untuk dikembangkan

8. Biaya modal relatif rendah

Page 150: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

131

Lanjutan Lampiran 1.

9. Bank menjalin kerjasama Co- Financing dengan mitra bisnis strategis

10. Bank mampu menjaga Net Performing Loan (NPL) di bawah > 5%

11 Anda diminta untuk menyebutkan minimal dua faktor kekuatan lain yang saat ini dimiliki Bank Agro..? 1. 2.

II Indiator Kelemahan 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Bank Agro belum dikenal luas oleh pasar

(brand marketable)

2. Pengembangan kantor cabang baru untuk memberikan pelayanan pasar Agro bisnis di seluruh Indonesia

3. • Pencapaian kinerja keuangan bank dalam lima tahun terakhir ini ,terutama indikator

a).Harga saham b).Rasio keuangan c).Modal d).Aset • Berkaitan dengan pertanyaan poin (c).

Kecukupan pemenuhan KPMM terhadap ketentuan berlaku ? ................

4. Efektifitas fungsi intermediasi untuk menjaga tidak terjadinya undisbursed loan

5. Inovasi produk baru yang ditawakan ke pasar dalam tiga tahun terakhir ini Sebutkan :................................................

6.

Jaringan infrastruktur teknologi perbankan untuk mendukung pelayanan kepada nasabah

7. Cara berkomunikasi dengan masyarakat melalui promosi produk,iklan,brosur,media on-line.

8. Kecukupan mekanisme Internal kontrol yang dimiliki bank (sistem pengelolaan risiko,risk management system )

9. Kemampuan Bank dalam menghasilkan fee based income

10. Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang,pasar modal dan sumber-sumber pendanaan lainnya

III Indiator Peluang 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Luasnya pasar Agrobisnis di Indonesia

2. Trend Pertumbuhan ekonomi yang positif dalam lima tahun terakhir ini

3. Potensi pembiayaan kredit Agrobisnis meningkat

4. Meningkatnya potensi investor asing dan

Page 151: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

132

Lanjutan Lampiran 1.

domestik pada industri Agrobisnis 5. Regulasi dan kebijakan perbankan yang

kondusif

6. Potensi pertumbuhan produk jasa keuangan akibat pergeseran demografi (kelas menengah baru )

7. Ekspektasi stakeholders terhadap manajemen organisasi tinggi

8. Pertumbuahan kredit perbankan nasional meningkat

9. Prioritas kebijakan pemerintah dibidang energi dan ketahanan pangan

10. Peningkatan akses kredit UMKM melalui lembaga penjaminan kredit daerah (LPKD)

IV Indikator Ancaman 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Kompetisi yang ketat antar perbankan

2. Meningkatnya pangsa pasar bank BUMN dalam pembiayaan kredit Agrobisnis

3.

Ketatnya persyaratan Bank Indonesia tentang ketentuan modal inti (tier1)

4. Nasabah belum sepenuhnya memahami manfaat dan risiko produk Bank Agro.

5. Tingginya suku bunga kredit perbankan

6. Praktek transfer pricing bank-bank swasta

7. Meningkatnya kepemilikan asing di Perbankan

8. Mahalnya investasi teknologi Perbankan

9. Melemahnya kondisi pasar keuangan global akibat krisis di Amerika dan Eropa

Page 152: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

Total ATMR (Jutaan Rupiah)

Gam

bar 4.1 Trend A

nalysis CA

R

Lampiran 2. Trend Analisis Rasio Keuangan

Page 153: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

134 Lanjutan Lampiran 2.

Total Equity (Jutaan Rupiah)

Page 154: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

135 Lanjutan Lampiran 2.

Gam

bar 4.3 Trend A

nalysis RO

A

Total Aktiva (jutaan rupiah)

Page 155: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

136 Lanjutan Lampiran 2.

Total DPK (Jutaan Rupiah)

Gam

bar 4.4 Trend A

nalysis LD

R

Page 156: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

137 Lanjutan Lampiran 2.

Rata-rata Aktiva Produktif (Jutaan Rupiah)

Page 157: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

138 Lanjutan Lampiran 2.

Pendapatan Operasional (Jutaan Rupiah)

Page 158: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

139 Lanjutan Lampiran 2.

EVA (Dalam Prosentase)

Page 159: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

140 Lanjutan Lampiran 2.

MVA (Dalam Prosentase)

Page 160: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

141 Lanjutan Lampiran 2.

Return Saham (Dalam Prosentase)

Page 161: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

Lampiran 3 Analisa Trend Moving Average for CAR Data CAR Length 39 NMissing 0 Moving Average Length 5 Accuracy Measures MAPE 65,5415 MAD 0,0212 MSD 0,0009 Forecasts Period Forecast Lower Upper 40 0,103 0,0449326 0,161067 41 0,103 0,0449326 0,161067 42 0,103 0,0449326 0,161067 43 0,103 0,0449326 0,161067 44 0,103 0,0449326 0,161067 45 0,103 0,0449326 0,161067 46 0,103 0,0449326 0,161067 47 0,103 0,0449326 0,161067 48 0,103 0,0449326 0,161067 49 0,103 0,0449326 0,161067 50 0,103 0,0449326 0,161067 51 0,103 0,0449326 0,161067 52 0,103 0,0449326 0,161067 53 0,103 0,0449326 0,161067 54 0,103 0,0449326 0,161067 55 0,103 0,0449326 0,161067 56 0,103 0,0449326 0,161067 57 0,103 0,0449326 0,161067 58 0,103 0,0449326 0,161067 59 0,103 0,0449326 0,161067 60 0,103 0,0449326 0,161067 61 0,103 0,0449326 0,161067 62 0,103 0,0449326 0,161067 63 0,103 0,0449326 0,161067 64 0,103 0,0449326 0,161067 65 0,103 0,0449326 0,161067

Page 162: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

143

Lanjutan Lampiran 3.

66 0,103 0,0449326 0,161067 67 0,103 0,0449326 0,161067 68 0,103 0,0449326 0,161067 69 0,103 0,0449326 0,161067 70 0,103 0,0449326 0,161067 71 0,103 0,0449326 0,161067 72 0,103 0,0449326 0,161067 73 0,103 0,0449326 0,161067 74 0,103 0,0449326 0,161067 75 0,103 0,0449326 0,161067 76 0,103 0,0449326 0,161067 77 0,103 0,0449326 0,161067 78 0,103 0,0449326 0,16106

Page 163: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

144

Lanjutan Lampiran 3.

Lanjutan Lampiran 3 Moving Average for ROA * NOTE * Zero values of Yt exist; MAPE calculated only for non-zero Yt. Data ROA Length 39 NMissing 0 Moving Average Length 5 Accuracy Measures MAPE 54,1634 MAD 0,0016 MSD 0,0000 Forecasts Period Forecast Lower Upper 40 0,0064 0,0023715 0,0104285 41 0,0064 0,0023715 0,0104285 42 0,0064 0,0023715 0,0104285 43 0,0064 0,0023715 0,0104285 44 0,0064 0,0023715 0,0104285 45 0,0064 0,0023715 0,0104285 46 0,0064 0,0023715 0,0104285 47 0,0064 0,0023715 0,0104285 48 0,0064 0,0023715 0,0104285 49 0,0064 0,0023715 0,0104285 50 0,0064 0,0023715 0,0104285 51 0,0064 0,0023715 0,0104285 52 0,0064 0,0023715 0,0104285 53 0,0064 0,0023715 0,0104285 54 0,0064 0,0023715 0,0104285 55 0,0064 0,0023715 0,0104285 56 0,0064 0,0023715 0,0104285 57 0,0064 0,0023715 0,0104285 58 0,0064 0,0023715 0,0104285 59 0,0064 0,0023715 0,0104285 60 0,0064 0,0023715 0,0104285 61 0,0064 0,0023715 0,0104285 62 0,0064 0,0023715 0,0104285 63 0,0064 0,0023715 0,0104285 64 0,0064 0,0023715 0,0104285

Page 164: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

145

Lanjutan Lampiran 3.

65 0,0064 0,0023715 0,0104285 66 0,0064 0,0023715 0,0104285 67 0,0064 0,0023715 0,0104285 68 0,0064 0,0023715 0,0104285 69 0,0064 0,0023715 0,0104285 70 0,0064 0,0023715 0,0104285 71 0,0064 0,0023715 0,0104285 72 0,0064 0,0023715 0,0104285 73 0,0064 0,0023715 0,0104285 74 0,0064 0,0023715 0,0104285 75 0,0064 0,0023715 0,0104285 76 0,0064 0,0023715 0,0104285 77 0,0064 0,0023715 0,0104285 78 0,0064 0,0023715 0,0104285

Page 165: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

146

Lanjutan Lampiran 3.

Lanjutan Lampiran 3 Moving Average for ROE Data ROE Length 39 NMissing 0 Moving Average Length 5 Accuracy Measures MAPE 917,214 MAD 2,332 MSD 9,317 Forecasts Period Forecast Lower Upper 40 0,914 -5,06841 6,89641 41 0,914 -5,06841 6,89641 42 0,914 -5,06841 6,89641 43 0,914 -5,06841 6,89641 44 0,914 -5,06841 6,89641 45 0,914 -5,06841 6,89641 46 0,914 -5,06841 6,89641 47 0,914 -5,06841 6,89641 48 0,914 -5,06841 6,89641 49 0,914 -5,06841 6,89641 50 0,914 -5,06841 6,89641 51 0,914 -5,06841 6,89641 52 0,914 -5,06841 6,89641 53 0,914 -5,06841 6,89641 54 0,914 -5,06841 6,89641 55 0,914 -5,06841 6,89641 56 0,914 -5,06841 6,89641 57 0,914 -5,06841 6,89641 58 0,914 -5,06841 6,89641 59 0,914 -5,06841 6,89641 60 0,914 -5,06841 6,89641 61 0,914 -5,06841 6,89641 62 0,914 -5,06841 6,89641 63 0,914 -5,06841 6,89641 64 0,914 -5,06841 6,89641

Page 166: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

147

Lanjutan Lampiran 3.

65 0,914 -5,06841 6,89641 66 0,914 -5,06841 6,89641 67 0,914 -5,06841 6,89641 68 0,914 -5,06841 6,89641 69 0,914 -5,06841 6,89641 70 0,914 -5,06841 6,89641 71 0,914 -5,06841 6,89641 72 0,914 -5,06841 6,89641 73 0,914 -5,06841 6,89641 74 0,914 -5,06841 6,89641 75 0,914 -5,06841 6,89641 76 0,914 -5,06841 6,89641 77 0,914 -5,06841 6,89641 78 0,914 -5,06841 6,89641

Page 167: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

148

Lanjutan Lampiran 3.

Moving Average for LDR Data LDR Length 39 NMissing 0 Moving Average Length 5 Accuracy Measures MAPE 11,2520 MAD 0,1089 MSD 0,0289 Forecasts Period Forecast Lower Upper 40 0,82 0,486607 1,15339 41 0,82 0,486607 1,15339 42 0,82 0,486607 1,15339 43 0,82 0,486607 1,15339 44 0,82 0,486607 1,15339 45 0,82 0,486607 1,15339 46 0,82 0,486607 1,15339 47 0,82 0,486607 1,15339 48 0,82 0,486607 1,15339 49 0,82 0,486607 1,15339 50 0,82 0,486607 1,15339 51 0,82 0,486607 1,15339 52 0,82 0,486607 1,15339 53 0,82 0,486607 1,15339 54 0,82 0,486607 1,15339 55 0,82 0,486607 1,15339 56 0,82 0,486607 1,15339 57 0,82 0,486607 1,15339 58 0,82 0,486607 1,15339 59 0,82 0,486607 1,15339 60 0,82 0,486607 1,15339 61 0,82 0,486607 1,15339 62 0,82 0,486607 1,15339 63 0,82 0,486607 1,15339 64 0,82 0,486607 1,15339 65 0,82 0,486607 1,15339 66 0,82 0,486607 1,15339

Page 168: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

149

Lanjutan Lampiran 3.

67 0,82 0,486607 1,15339 68 0,82 0,486607 1,15339 69 0,82 0,486607 1,15339 70 0,82 0,486607 1,15339 71 0,82 0,486607 1,15339 72 0,82 0,486607 1,15339 73 0,82 0,486607 1,15339 74 0,82 0,486607 1,15339 75 0,82 0,486607 1,15339 76 0,82 0,486607 1,15339 77 0,82 0,486607 1,15339 78 0,82 0,486607 1,15339

Page 169: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

150

Lanjutan Lampiran 3.

Moving Average for BOPO Data BOPO Length 39 NMissing 0 Moving Average Length 5 Accuracy Measures MAPE 4,83392 MAD 0,04552 MSD 0,00310 Forecasts Period Forecast Lower Upper 40 0,9722 0,863106 1,08129 41 0,9722 0,863106 1,08129 42 0,9722 0,863106 1,08129 43 0,9722 0,863106 1,08129 44 0,9722 0,863106 1,08129 45 0,9722 0,863106 1,08129 46 0,9722 0,863106 1,08129 47 0,9722 0,863106 1,08129 48 0,9722 0,863106 1,08129 49 0,9722 0,863106 1,08129 50 0,9722 0,863106 1,08129 51 0,9722 0,863106 1,08129 52 0,9722 0,863106 1,08129 53 0,9722 0,863106 1,08129 54 0,9722 0,863106 1,08129 55 0,9722 0,863106 1,08129 56 0,9722 0,863106 1,08129 57 0,9722 0,863106 1,08129 58 0,9722 0,863106 1,08129 59 0,9722 0,863106 1,08129 60 0,9722 0,863106 1,08129 61 0,9722 0,863106 1,08129 62 0,9722 0,863106 1,08129 63 0,9722 0,863106 1,08129 64 0,9722 0,863106 1,08129 65 0,9722 0,863106 1,08129

Page 170: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

151

Lanjutan Lampiran 3.

66 0,9722 0,863106 1,08129 67 0,9722 0,863106 1,08129 68 0,9722 0,863106 1,08129 69 0,9722 0,863106 1,08129 70 0,9722 0,863106 1,08129 71 0,9722 0,863106 1,08129 72 0,9722 0,863106 1,08129 73 0,9722 0,863106 1,08129 74 0,9722 0,863106 1,08129 75 0,9722 0,863106 1,08129 76 0,9722 0,863106 1,08129 77 0,9722 0,863106 1,08129 78 0,9722 0,863106 1,08129

Page 171: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

152

Lanjutan Lampiran 3.

Moving Average for NIM Data NIM Length 39 NMissing 0 Moving Average Length 5 Accuracy Measures MAPE 93,4405 MAD 0,0107 MSD 0,0002 Forecasts Period Forecast Lower Upper 40 0,0296 0,0039240 0,0552760 41 0,0296 0,0039240 0,0552760 42 0,0296 0,0039240 0,0552760 43 0,0296 0,0039240 0,0552760 44 0,0296 0,0039240 0,0552760 45 0,0296 0,0039240 0,0552760 46 0,0296 0,0039240 0,0552760 47 0,0296 0,0039240 0,0552760 48 0,0296 0,0039240 0,0552760 49 0,0296 0,0039240 0,0552760 50 0,0296 0,0039240 0,0552760 51 0,0296 0,0039240 0,0552760 52 0,0296 0,0039240 0,0552760 53 0,0296 0,0039240 0,0552760 54 0,0296 0,0039240 0,0552760 55 0,0296 0,0039240 0,0552760 56 0,0296 0,0039240 0,0552760 57 0,0296 0,0039240 0,0552760 58 0,0296 0,0039240 0,0552760 59 0,0296 0,0039240 0,0552760 60 0,0296 0,0039240 0,0552760 61 0,0296 0,0039240 0,0552760 62 0,0296 0,0039240 0,0552760 63 0,0296 0,0039240 0,0552760 64 0,0296 0,0039240 0,0552760 65 0,0296 0,0039240 0,0552760 66 0,0296 0,0039240 0,0552760

Page 172: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

153

Lanjutan Lampiran 3.

67 0,0296 0,0039240 0,0552760 68 0,0296 0,0039240 0,0552760 69 0,0296 0,0039240 0,0552760 70 0,0296 0,0039240 0,0552760 71 0,0296 0,0039240 0,0552760 72 0,0296 0,0039240 0,0552760 73 0,0296 0,0039240 0,0552760 74 0,0296 0,0039240 0,0552760 75 0,0296 0,0039240 0,0552760 76 0,0296 0,0039240 0,0552760 77 0,0296 0,0039240 0,0552760 78 0,0296 0,0039240 0,0552760

Page 173: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

154

Lanjutan Lampiran 3.

Moving Average for EVA * NOTE * Zero values of Yt exist; MAPE calculated only for non-zero Yt. Data EVA Length 39 NMissing 0 Moving Average Length 5 Accuracy Measures MAPE 100,716 MAD 0,002 MSD 0,000 Forecasts Period Forecast Lower Upper 40 0,0026 -0,0031288 0,0083288 41 0,0026 -0,0031288 0,0083288 42 0,0026 -0,0031288 0,0083288 43 0,0026 -0,0031288 0,0083288 44 0,0026 -0,0031288 0,0083288 45 0,0026 -0,0031288 0,0083288 46 0,0026 -0,0031288 0,0083288 47 0,0026 -0,0031288 0,0083288 48 0,0026 -0,0031288 0,0083288 49 0,0026 -0,0031288 0,0083288 50 0,0026 -0,0031288 0,0083288 51 0,0026 -0,0031288 0,0083288 52 0,0026 -0,0031288 0,0083288 53 0,0026 -0,0031288 0,0083288 54 0,0026 -0,0031288 0,0083288 55 0,0026 -0,0031288 0,0083288 56 0,0026 -0,0031288 0,0083288 57 0,0026 -0,0031288 0,0083288 58 0,0026 -0,0031288 0,0083288 59 0,0026 -0,0031288 0,0083288 60 0,0026 -0,0031288 0,0083288 61 0,0026 -0,0031288 0,0083288 62 0,0026 -0,0031288 0,0083288 63 0,0026 -0,0031288 0,0083288 64 0,0026 -0,0031288 0,0083288

Page 174: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

155

Lanjutan Lampiran 3.

65 0,0026 -0,0031288 0,0083288 66 0,0026 -0,0031288 0,0083288 67 0,0026 -0,0031288 0,0083288 68 0,0026 -0,0031288 0,0083288 69 0,0026 -0,0031288 0,0083288 70 0,0026 -0,0031288 0,0083288 71 0,0026 -0,0031288 0,0083288 72 0,0026 -0,0031288 0,0083288 73 0,0026 -0,0031288 0,0083288 74 0,0026 -0,0031288 0,0083288 75 0,0026 -0,0031288 0,0083288 76 0,0026 -0,0031288 0,0083288 77 0,0026 -0,0031288 0,0083288 78 0,0026 -0,0031288 0,0083288

Page 175: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

156

Lanjutan Lampiran 3.

Moving Average for MVA * NOTE * Zero values of Yt exist; MAPE calculated only for non-zero Yt. Data MVA Length 39 NMissing 0 Moving Average Length 5 Accuracy Measures MAPE 39,8074 MAD 0,1010 MSD 0,0308 Forecasts Period Forecast Lower Upper 40 0,628 0,284302 0,971698 41 0,628 0,284302 0,971698 42 0,628 0,284302 0,971698 43 0,628 0,284302 0,971698 44 0,628 0,284302 0,971698 45 0,628 0,284302 0,971698 46 0,628 0,284302 0,971698 47 0,628 0,284302 0,971698 48 0,628 0,284302 0,971698 49 0,628 0,284302 0,971698 50 0,628 0,284302 0,971698 51 0,628 0,284302 0,971698 52 0,628 0,284302 0,971698 53 0,628 0,284302 0,971698 54 0,628 0,284302 0,971698 55 0,628 0,284302 0,971698 56 0,628 0,284302 0,971698 57 0,628 0,284302 0,971698 58 0,628 0,284302 0,971698 59 0,628 0,284302 0,971698 60 0,628 0,284302 0,971698 61 0,628 0,284302 0,971698 62 0,628 0,284302 0,971698 63 0,628 0,284302 0,971698

Page 176: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

157

Lanjutan Lampiran 3.

64 0,628 0,284302 0,971698 65 0,628 0,284302 0,971698 66 0,628 0,284302 0,971698 67 0,628 0,284302 0,971698 68 0,628 0,284302 0,971698 69 0,628 0,284302 0,971698 70 0,628 0,284302 0,971698 71 0,628 0,284302 0,971698 72 0,628 0,284302 0,971698 73 0,628 0,284302 0,971698 74 0,628 0,284302 0,971698 75 0,628 0,284302 0,971698 76 0,628 0,284302 0,971698 77 0,628 0,284302 0,971698 78 0,628 0,284302 0,971698

Page 177: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

158

Lanjutan Lampiran 3.

Moving Average for Return Saham * NOTE * Zero values of Yt exist; MAPE calculated only for non-zero Yt. Data Return Saham Length 39 NMissing 0 Moving Average Length 5 Accuracy Measures MAPE 157,118 MAD 0,100 MSD 0,043 Forecasts Period Forecast Lower Upper 40 0,0926 -0,315410 0,500610 41 0,0926 -0,315410 0,500610 42 0,0926 -0,315410 0,500610 43 0,0926 -0,315410 0,500610 44 0,0926 -0,315410 0,500610 45 0,0926 -0,315410 0,500610 46 0,0926 -0,315410 0,500610 47 0,0926 -0,315410 0,500610 48 0,0926 -0,315410 0,500610 49 0,0926 -0,315410 0,500610 50 0,0926 -0,315410 0,500610 51 0,0926 -0,315410 0,500610 52 0,0926 -0,315410 0,500610 53 0,0926 -0,315410 0,500610 54 0,0926 -0,315410 0,500610 55 0,0926 -0,315410 0,500610 56 0,0926 -0,315410 0,500610 57 0,0926 -0,315410 0,500610 58 0,0926 -0,315410 0,500610 59 0,0926 -0,315410 0,500610 60 0,0926 -0,315410 0,500610 61 0,0926 -0,315410 0,500610 62 0,0926 -0,315410 0,500610 63 0,0926 -0,315410 0,500610

Page 178: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

159

Lanjutan Lampiran 3.

64 0,0926 -0,315410 0,500610 65 0,0926 -0,315410 0,500610 66 0,0926 -0,315410 0,500610 67 0,0926 -0,315410 0,500610 68 0,0926 -0,315410 0,500610 69 0,0926 -0,315410 0,500610 70 0,0926 -0,315410 0,500610 71 0,0926 -0,315410 0,500610 72 0,0926 -0,315410 0,500610 73 0,0926 -0,315410 0,500610 74 0,0926 -0,315410 0,500610 75 0,0926 -0,315410 0,500610 76 0,0926 -0,315410 0,500610 77 0,0926 -0,315410 0,500610 78 0,0926 -0,315410 0,500610

Page 179: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

Lanjutan Lampiran 4. Matriks QSPM Bank Agro

Bobot AS TAS Bobot AS TAS Bobot AS TAS Bobot AS TAS Bobot AS TAS BobotI Kekuatan

1 Manajemen secara konsisten menerapkan Good Corporate Governance (GCG) S1 0.07 4 0.29 0.07 2 0.14 0.07 3 0.21 0.07 1 0.07 0.07 5 0.36 0.072 Bank memiliki kekuatan segmen Captive Market Agro bisnis (pangsa pasar sebesar 65%-75%) S2 0.06 5 0.30 0.06 4 0.24 0.06 2 0.12 0.06 3 0.18 0.06 6 0.36 0.063 Performance bank cukup baik setelah diakuisisi oleh BRI dengan nilai saham sebesar 88,65% S3 0.05 3 0.16 0.05 5 0.26 0.05 2 0.10 0.05 6 0.31 0.05 4 0.21 0.054 Jaringan kantor pelayanan bank didukung oleh ketersediaan teknologi ATM sebanyak 19 unit S4 0.06 5 0.28 0.06 3 0.17 0.06 6 0.34 0.06 4 0.22 0.06 2 0.11 0.065 Likuiditas pengelolaan aktiva produktif terjaga menghasilkan laba bersih 2010 RP.14.027 juta S5 0.05 - - 0.05 - - 0.05 - - 0.05 - - 0.05 - - 0.056 Penerapan manajemen risiko dan mitigasi risiko sesuai peraturan Bank Indonesia S6 0.06 5 0.31 0.06 4 0.25 0.06 1 0.06 0.06 3 0.19 0.06 2 0.12 0.067 Memiliki SDM yang berusia muda dan potensial untuk dikembangkan berjumlah 454 orang S7 0.06 1 0.06 0.06 4 0.22 0.06 6 0.34 0.06 2 0.11 0.06 3 0.17 0.068 Biaya modal relatif rendah BOPO 2010 sebesar 95,84% dibawah ketentuan BI <100% S8 0.04 - - 0.04 - - 0.04 - - 0.04 - - 0.04 - - 0.049 Bank menjalin kerjasama Co- Financing dengan mitra bisnis strategis untuk sebesar Rp.169.520 M S9 0.06 - - 0.06 - - 0.06 - - 0.06 - - 0.06 - - 0.06

10 Bank mampu menjaga Net Performing Loan (NPL) di bawah > 5% tahun 2010 4,47% S10 0.05 - - 0.05 - - 0.05 - - 0.05 - - 0.05 - - 0.05II Kelemahan

1 Bank Agro belum dikenal luas oleh pasar (brand marketable) memiliki 15 kantor cabang W1 0.06 2 0.12 0.06 3 0.17 0.06 4 0.23 0.06 6 0.35 0.06 5 0.29 0.062 Pengembangan kantor cabang baru untuk tahun 2012 sebanyak 6 wilayah W2 0.07 2 0.14 0.07 5 0.35 0.07 6 0.42 0.07 4 0.28 0.07 3 0.21 0.073 Efektifitas intermediasi supaya tidak terjadinya undisbursed loan dengan penyaluran

kredit modal kerja sebesar 0,10%, Konsumsi 0,11%, sedangkan rata industri sebesar >10,6% W3 0.06 - - 0.06 - - 0.06 - - 0.06 - - 0.06 - - 0.064 Inovasi produk baru yang ditawakan ke pasar dalam tiga tahun terakhir ini 3 jenis produk W4 0.06 2 0.12 0.06 6 0.36 0.06 4 0.24 0.06 3 0.18 0.06 5 0.30 0.065 Cara berkomunikasi dengan masyarakat melalui promosi produk,iklan,brosur,media on-line. W5 0.06 2 0.12 0.06 4 0.25 0.06 3 0.19 0.06 6 0.37 0.06 5 0.31 0.066 Kecukupan mekanisme kontrol internal yang dimiliki bank W6 0.06 5 0.31 0.06 4 0.25 0.06 3 0.19 0.06 2 0.12 0.06 1 0.06 0.067 Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang,pasar modal dan sumber pendanaan W7 0.06 - - 0.06 - - 0.06 - - 0.06 - - 0.06 - - 0.06

III Peluang1 Luasnya pasar Agrobisnis di Indonesia mencapai 11 wilayah propinsi O1 0.06 4 0.25 0.06 6 0.37 0.06 5 0.31 0.06 2 0.12 0.06 3 0.18 0.06

2 Trend Pertumbuhan ekonomi yang positif dalam lima tahun terakhir ini, tahun 2011 sebesar 6,1% O2 0.06 - - 0.06 - - 0.06 - - 0.06 - - 0.06 - - 0.063 Potensi pembiayaan kredit Agrobisnis meningkat tahun 2011 sebesar 11,62% O3 0.05 4 0.20 0.05 6 0.30 0.05 5 0.25 0.05 3 0.15 0.05 2 0.10 0.054 Potensi investor asing dan domestik industri Agrobisnis tahun 2011 sebesar 18,98% O4 0.05 2 0.10 0.05 5 0.26 0.05 6 0.31 0.05 4 0.21 0.05 3 0.16 0.055 Regulasi dan kebijakan perbankan yang kondusif O5 0.06 6 0.36 0.06 5 0.30 0.06 4 0.24 0.06 3 0.18 0.06 2 0.12 0.066 pertumbuhan produk jasa keuangan akibat pergeseran demografi (kredit konsumsi tumbuh 25% ) O6 0.05 3 0.15 0.05 6 0.29 0.05 5 0.25 0.05 4 0.20 0.05 2 0.10 0.057 Ekspektasi stakeholders pada manajemen tinggi (saham BRI 88,65% dan DAPENBUN 14%) O7 0.05 5 0.25 0.05 1 0.05 0.05 4 0.20 0.05 3 0.15 0.05 2 0.10 0.058 Pertumbuhan kredit perbankan nasional meningkat tahun 2010 sebesar 24,64% O8 0.06 6 0.33 0.06 5 0.28 0.06 4 0.22 0.06 3 0.17 0.06 2 0.11 0.069 Prioritas kebijakan pemerintah dibidang energi dan ketahanan pangan dengan nilai investasi

mencapai Rp.54.381 triliun tahun 2011 O9 0.05 - - 0.05 - - 0.05 - - 0.05 - - 0.05 - - 0.0510 Peningkatan akses kredit UMKM melalui lembaga penjaminan kredit daerah (LPKD) tahun 2010 O10 0.05 - - 0.05 - - 0.05 - - 0.05 - 0.05 - - 0.05

mencapai Rp.336.600 triliun.

IV Ancaman

1 Kompetisi yang ketat antar perbankan di tahun 2011 sebanyak 165 bank beroperasi T1 0.05 4 0.21 0.05 5 0.27 0.05 6 0.32 0.05 3 0.16 0.05 2 0.11 0.052 Pangsa pasar bank BUMN dalam pembiayaan kredit Agrobisnis tahun 2011 sebesar Rp.10 triliun T2 0.05 5 0.25 0.05 4 0.20 0.05 6 0.30 0.05 3 0.15 0.05 2 0.10 0.05

3 Ketatnya persyaratan Bank Indonesia tentang ketentuan modal inti (tier1) > 8% atau Rp.100 milyar T3 0.05 - - 0.05 - - 0.05 - - 0.05 - - 0.05 - - 0.054 Nasabah belum sepenuhnya memahami manfaat dan risiko produk Bank Agro.

dimana Giro tumbuh 0,09%, Deposito 0,19% modal kerja 0,10% dan konsumsi 0,11% T4 0.06 2 0.13 0.06 3 0.19 0.06 5 0.31 0.06 6 0.38 0.06 4 0.25 0.065 Tingginya suku bunga kredit perbankan nasional mencapai 12% diatas BI rate 5,75% T5 0.06 6 0.33 0.06 4 0.22 0.06 5 0.28 0.06 2 0.11 0.06 3 0.17 0.066 Praktek transfer pricing bank swasta dengan penghematan pajak mencapi 13% dari net profit T6 0.05 - - 0.05 - - 0.05 - - 0.05 - - 0.05 - - 0.05

7 Meningkatnya kepemilikan asing di Perbankan dari kucuran kredit sebesar Rp.117.0,57 triliun T7 0.05 - - 0.05 - - 0.05 - - 0.05 - - 0.05 - - 0.058 Mahalnya investasi teknologi Perbankan mencapai 25% dari cost of capital T8 0.05 - - 0.05 - - 0.05 - - 0.05 - - 0.05 - - 0.059 Melemahnya kondisi pasar keuangan global akibat krisis di Amerika dan Eropa T9 0.04 - - 0.04 - - 0.04 - - 0.04 - - 0.04 - - 0.04

Total 1 4.76 1 5.39 1 5.43 1 4.36 1 3.99 1

Brand Equity RepositioningNo Faktor-Faktor Sukses Kritis Kode

Suku Bunga Kompetitif Variasi Produk Service Quality

Page 180: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

AS TAS

6 0.431 0.061 0.051 0.06- -6 0.375 0.28- -- -- -

1 0.061 0.07

- -1 0.061 0.066 0.37- -

1 0.06

- -1 0.051 0.051 0.061 0.056 0.291 0.06

- -- -

1 0.051 0.05

- -

1 0.061 0.06- -

- -- -- -

2.72

GCG

Page 181: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

Lampiran 5 Financial Performance Ratio

Data CAR Desember 2007-Februari 2011 (Dalam Jutaan Rupiah)

Tahun Bulan Total ATMR (Rp)

Growth (%)

Total Modal (Rp)

Growth (%)

CAR (%)

Growth (%)

2007 Desember 2.162.254 254.417 11,77 2008 Januari 2.061.126 -4,68 255.496 0,42 12,40 5,35

Februari 2.111.874 2,46 256.417 0,36 12,14 -2,05 Maret 2.096.352 -0,73 25.175 -90,18 1,20 -90,11 April 2.012.342 -4,01 25.372 0,78 1,26 4,99 Mei 2.012.269 0,00 244.478 863,57 12,15 863,61 Juni 2.116.443 5,18 240.404 -1,67 11,36 -6,51

Juli 2.137.683 1,00 240.343 -0,03 11,24 -1,02 Agustus 2.338.490 9,39 239.977 -0,15 10,26 -8,73 September 2.267.441 -3,04 239.027 -0,40 10,54 2,73 Oktober 2.295.465 1,24 236.744 -0,96 10,31 -2,16 November 2.248.977 -2,03 23.656 -90,01 1,05 -89,80 Desember 2.208.254 -1,81 239.406 912,03 10,84 930,69

Total 28.068.970 2,98 2.520.912 1593,79 116,53 1606,99 Rata-Rata 0,23 122,60 8,96 123,61

2009 Januari 2.638.725 19,49 255.496 6,72 9,68 -10,69 Februari 2.637.409 -0,05 233.735 -8,52 8,86 -8,47 Maret 2.479.715 -5,98 240.513 2,90 9,70 9,44 April 2.546.289 2,68 239.944 -0,24 9,42 -2,84 Mei 2.491.112 -2,17 243.076 1,31 9,76 3,55 Juni 2.497.001 0,24 24.432 -89,95 0,98 -89,97 Juli 2.565.922 2,76 244.916 902,44 9,54 875,51 Agustus 2.613.516 1,85 249.665 1,94 9,55 0,08 September 2.450.624 -6,23 251.776 0,85 10,27 7,55 Oktober 2.670.213 8,96 256.227 1,77 9,60 -6,60 November 2.841.552 6,42 259.086 1,12 9,12 -4,98 Desember 2.984.656 5,04 357.839 38,12 11,99 31,49

Total 31.416.734 33,24 2.856.705 981,05 117,44 927,69 Rata-Rata 2,77 81,75 9,79

2010 Januari 2.965.838 -0,63 365.549 2,15 12,33 2,80 Februari 2.737.351 -7,70 369.101 0,97 13,48 9,40 Maret 2.961.118 8,17 357.257 -3,21 12,06 -10,52 April 3.656.351 23,48 440.351 23,26 12,04 -0,18 Mei 2.966.262 -18,87 350.262 -20,46 11,81 -1,95 Juni 3.073.129 3,60 359.364 2,60 11,69 -0,97 Juli 2.646.596 -13,88 365.159 1,61 13,80 17,99 Agustus 2.682.935 1,37 367.953 0,77 13,71 -0,60 September 2.972.665 10,80 379.992 3,27 12,78 -6,79 Oktober 2.936.999 -1,20 377.873 -0,56 12,87 0,65 November 3.120.101 6,23 287.912 -23,81 9,23 -28,28 Desember 3.063.116 -1,83 287.912 0,00 9,40 1,86

Total 35.782.461 12,32 4.308.685 68,36 154,99 -16,59 Rata-Rata 1,03 5,70 12,92

2011 Januari 2.835.361 -7,44 268.869 -6,61 9,48 0,89 Februari 3.651.364 28,78 382.973 42,44 10,49 10,61

Total 6.486.725 0 651.842 0 32,89 11,49 Rata-Rata 16,44

Sumber : Data sekunder diolah (2012)

Page 182: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

166

Lanjutan Lampiran 5

Data ROE Desember 2007- Februari 2011 (Dalam Jutaan Rupiah)

Tahun Bulan Laba Bersih

(Rp) Growth

(%) Total Equity

(Rp)

Growth (%)

ROE (%)

Growth (%)

2007 Desember 15.108 254.417 5,94 2008 Januari 1.051 -0,930 255.496 0,004 0,41 -0,93

Februari 1.970 0,874 256.417 0,004 0,77 0,88

Maret 3.883 0,971 251.750 -0,018 1,54 1,00

April 5.853 0,507 253.720 0,008 2,31 0,50

Mei 8.105 0,385 244.478 -0,036 3,32 0,44

Juni 4.031 -0,503 240.404 -0,017 1,58 -0,52

Juli 3.970 -0,015 240.343 0,000 1,65 0,04

Agustus 3.605 -0,092 239.977 -0,002 1,50 -0,09

September 2.625 -0,272 239.027 -0,004 1,10 -0,27

Oktober 0.225 -0,914 236.744 -0,010 0,10 -0,91

November 42 0,867 236.560 -0,001 0,02 -0,80

Desember 3.033 6,221 239.406 0,012 1,27 62,50

Total 53.879 709,94 3.188.739 -5,97 21,51 61,84

Rata-Rata

54,61

-0,46 1,65 4,76 2009 Januari 1.409 -0,535 237.288 -0,009 -0,59 -1,465

Februari 4.963 2,522 233.735 -0,015 -2,12 2,593

Maret 10.305 1,076 240.513 0,029 -4,28 1,019

April 12.845 0,246 239.944 -0,002 -5,35 0,250

Mei 9.717 -0,244 243.076 0,013 -3,99 -0,254

Juni 8.349 -0,141 244.320 0,005 -3,41 -0,145

Juli 7.704 -0,077 244.914 0,002 -3,14 -0,079

Agustus 57 -0,926 249.665 0,019 0,02 -1,006

September 3.213 4,637 251.766 0,008 1,27 62,500

Oktober 7.675 1,389 256.227 0,018 2,99 1,354

November 10.696 0,394 259.086 0,011 4,13 0,381

Desember 8.933 -0,165 357.839 0,381 2,49 -0,397

Total 86.379 8,177 3.058.373 0,461 -11,98 64,751

Rata-Rata

0,681

0,038 -1,00 5,396 2010 Januari 3.355 -0,624 341.821 -0,045 0,98 -0,606

Februari 6.561 0,956 341.821 0,000 1,91 0,949

Maret 1.604 -0,756 341.821 0,000 0,46 -0,759

April 4.354 1,714 341.821 0,000 -1,27 -3,761

Mei 4.446 0,021 341.821 0,000 -1,30 0,024

Juni 1.266 -0,715 341.826 0,000 0,37 -1,285

Juli 5.843 3,615 341.826 0,000 1,70 3,595

Agustus 6.413 0,098 341.826 0,000 1,87 0,100

September 8.34 0,300 341.826 0,000 2,43 0,299

Oktober 10.254 0,229 342.477 0,002 2,99 0,230

November 18.208 0,776 342.785 0,001 5,31 0,776

Desember 20.018 0,099 343.063 0,001 5,83 0,098

Total 90.662 6,395 4.104.734 -0,003 20,28 5,056

Rata-Rata

0,533 0,000 1,69 0,421 2011 Januari 14.695 -0,266 258.902 -0,245 -5,67 -1,973

Februari 13.369 -0,090 343.116 0,325 -3,89 -0,314

Total 28.064 0,177 602.018 0,080 -7,87 -1,865

Rata-Rata

0,088

0,040 -3,93 -0,933 Sumber : Data sekunder diolah (2012

Page 183: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

167

Lanjutan Lampiran 5

Data ROA Desember 2007-Februari 2011

Tahun Bulan

Laba sebelum

pajak (Rp)

Growth (%)

Total Aktiva

(Rp)

Growth (%)

ROA (%)

Growth (%)

2007 Desember 15.108 2.993.077 0,50 2008 Januari 1.451 -90,40 3.243.877 8,38 0,04 -91,14

Februari 2.804 93,25 3.342.318 3,03 0,08 87,55 Maret 5.413 93,05 2.982.104 -10,78 0,18 116,36 April 835 -84,57 2.855.683 -4,24 0,03 -83,89 Mei 10.852 1199,64 2.991.012 4,74 0,36 1140,84 Juni 6.778 -37,54 2.834.775 -5,22 0,24 -34,10 Juli 566 -91,65 2.682.358 -5,38 0,02 -91,17 Agustus 5.138 807,77 2.697.047 0,55 0,19 802,83 September 3.739 -27,23 2.680.124 -0,63 0,14 -26,77 Oktober 310 -91,71 2.625.398 -2,04 0,01 -91,54 November 49 -84,19 2.551.174 -2,83 0,00 -83,73 Desember 4.096 8259,18 2.585.486 1,34 0,16 8148,25

Total 57.139 9946 37.064.433 -13,07 1,97 9793 2009 Januari 1.409 -65,60 2.638.725 2,06 0,05 -66,29

Februari 4.963 252,24 2.637.409 -0,05 0,19 252,41 Maret 10.305 107,64 2.479.715 -5,98 0,42 120,84 April 12.845 24,65 2.546.589 2,70 0,50 21,37 Mei 9.717 -24,35 2.491.112 -2,18 0,39 -22,67 Juni 8.349 -14,08 2.497.001 0,24 0,33 -14,28 Juli 7.704 -7,73 2.565.922 2,76 0,30 -10,20 Agustus 57 -99,26 2.613.516 1,85 0,00 -99,27 September 3.819 6600,00 2.450.624 -6,23 0,16 7045,35 Oktober 8.281 116,84 2.670.213 8,96 0,31 99,00 November 11.302 36,48 2.841.552 6,42 0,40 28,25 Desember 9.603 -15,03 2.984.656 5,04 0,32 -19,11

Total 88.354 6912 31.417.034 15,58 3,37 7335 2010 Januari 4.644 -51,64 2.965.838 -0,63 0,16 -51,33

Februari 9.112 96,21 2.737.351 -7,70 0,33 112,59 Maret 2.292 -74,85 2.961.118 8,17 0,08 -76,75 April 4.354 89,97 2.928.826 -1,09 0,15 92,06 Mei 4.446 2,11 2.966.101 1,27 0,15 0,83 Juni 1.809 -59,31 3.073.129 3,61 0,06 -60,73 Juli 8.346 361,36 2.646.590 -13,88 0,32 435,72 Agustus 917 -89,01 2.682.935 1,37 0,03 -89,16 September 11.923 1200,22 2.954.141 10,11 0,40 1080,85 Oktober 14.643 22,81 2.936.999 -0,58 0,50 23,53 November 22.597 54,32 2.979.634 1,45 0,76 52,11 Desember 24.407 8,01 3.063.116 2,80 0,80 5,07

Total 109.490 1560 34.895.778 4,91 3,73 1525 2011 Januari 14.695 -39,79 2.198.635 -28,22 0,67 -16,12

Februari 13.369 -9,02 3.651.364 66,07 0,37 -45,22 Total 28.064 -48,82 5.849.999 37,85 1,03 -61,338

Sumber : Data sekunder diolah (2012)

Page 184: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

168

Lanjutan Lampiran 5

Data LDR Desember 2007-Februari 2011

Tahun Bulan

Total Kredit yang diberikan

(Rp)

Growth (%)

Total DPK (Rp)

Growth (%) LDR (%) Growth

(%)

2007 Desember 1.950.691 2.537.442 76,88 2008 Januari 1.854.034 -4,96 2.795.921 10,19 66,31 -13,74

Februari 1.895.932 2,26 2.899.486 3,70 65,39 -1,39 Maret 1.925.306 1,55 2.550.469 -12,04 75,49 15,45 April 1.840.883 -4,38 2.421.109 -5,07 76,03 0,72 Mei 1.826.200 -0,80 2.570.208 6,16 71,05 -6,55 Juni 1.975.570 8,18 2.385.855 -7,17 82,80 16,54 Juli 1.988.936 0,68 2.236.049 -6,28 88,95 7,42 Agustus 2.046.164 2,88 2.257.196 0,95 90,65 1,91 September 2.088.530 2,07 2.143.903 -5,02 97,42 7,46 Oktober 2.082.510 -0,29 2.184.287 1,88 95,34 -2,13 November 2.053.909 -1,37 2.098.407 -3,93 97,88 2,66 Desember 2.042.303 -0,57 2.163.331 3,09 94,41 -3,55

Total 25.570.968 5,25 31.243.663 -13,54 1078,60 24,80 Rata-Rata 0,40 -1,04 82,97

2009 Januari 1.928.314 -5,58 2.192.961 1,37 87,93 -6,86 Februari 1.956.379 1,46 2.190.275 -0,12 89,32 1,58 Maret 1.921.362 -1,79 2.033.790 -7,14 94,47 5,77 April 1.932.972 0,60 2.108.894 3,69 91,66 -2,98 Mei 1.970.667 1,95 2.047.220 -2,92 96,26 5,02 Juni 1.942.293 -1,44 2.056.848 0,47 94,43 -1,90 Juli 2.046.985 5,39 2.134.084 3,76 95,92 1,58 Agustus 2.091.252 2,16 2.175.594 1,95 96,12 0,21 September 2.093.090 0,09 2.029.596 -6,71 103,13 7,29 Oktober 2.111.013 0,86 2.231.307 9,94 94,61 -8,26 November 2.053.710 -2,71 2.279.926 2,18 90,08 -4,79 Desember 1.993.630 -2,93 2.454.296 7,65 81,23 -9,82

Total 24.041.667 -1,54 25.934.791 13,05 1198,13 -13,16 Rata-Rata -0,13 1,09 99,84

2010 Januari 1.933.537 -3,01 2.379.905 -3,03 81,24 0,02 Februari 1.912.633 -1,08 1.142.183 -52,01 167,45 106,11 Maret 1.998.026 4,46 2.267.135 98,49 88,13 -47,37 April 2.445.182 22,38 2.724.820 20,19 89,74 1,82 Mei 1.988.333 -18,68 2.260.290 -17,05 87,97 -1,97 Juni 1.904.086 -4,24 2.389.425 5,71 79,69 -9,41 Juli 1.958.973 2,88 1.956.975 -18,10 100,10 25,62 Agustus 1.912.468 -2,37 1.981.832 1,27 96,50 -3,60 September 2.606.995 36,32 2.399.897 21,09 108,63 12,57 Oktober 2.011.995 -22,82 2.225.833 -7,25 90,39 -16,79 November 2.038.196 1,30 2.323.940 4,41 87,70 -2,97 Desember 2.071.446 1,63 2.386.869 2,71 86,79 -1,05

Total 24.781.870 16,63 26.439.104 57,52 1264,18 62,98 Rata-Rata 1,39 4,79 105,35

2011 Januari 2.212.320 6,80 2.999.892 25,68 73,75 -15,02 Februari 2.130.598 -3,69 2.982.960 -0,56 71,43 -3,15

Total 4.342.918 4,49 10.424.338 14.767.256 250,5 -18,17

Rata-Rata 2,25 125,2 Sumber : Data sekunder diolah (2012)

Page 185: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

169

Lanjutan Lampiran 5

Data NIM Bank Agro Desember 2007-Februari 2011 (Dalam Jutaan Rupiah)

Tahun Bulan Pendapatan

Bunga Bersih (RP)

Growth (%)

Rata-Rata Aktiva

produktive (Rp)

Growth (%)

NIM (%)

Growth (%)

2007 Desember 109.722 4.730.672 2,32 2008 Januari 8.130 -93 4.834.585 3 0,17 -93

Februari 16.518 103 4.992.808 -7 0,33 97 Maret 26.981 63 4.666.775 -2 0,58 75 April 36. 318 35 4.577.900 1 0,79 37 Mei 46. 348 28 4.644.108 -1 1,00 26 Juni 55. 567 20 4.611.856 -2 1,20 21 Juli 65. 978 19 4.501.710 1 1,47 22 Agustus 75. 081 14 4.532.586 2 1,66 13 September 83.362 11 4.621.624 0 1,80 9 Oktober 91.953 10 4.610.227 -2 1,99 11 November 99.320 8 4.520.863 0 2,20 10 Desember 108.960 10 4.537.469 -39 2,40 9

Total 824.238 228 60.383.183 -4 17,91 236 Rata-Rata 18 0 1,38

2009 Januari 73.410 -33 2.786.140 0 2,63 10 Februari 13.253 -82 2.792.840 0 0,47 -82 Maret 22.065 66 2.800.242 1 0,79 66 April 30.242 37 2.816.268 1 1,07 36 Mei 39.935 32 2.830.461 2 1,41 31 Juni 49.688 24 2.876.590 0 1,73 22 Juli 60.588 22 2.870.039 1 2,11 22 Agustus 72.945 20 2.889.046 1 2,52 20 September 85.505 17 2.907.415 3 2,94 16 Oktober 98.381 15 2.940.043 1 3,35 14 November 110.623 12 2.960.799 1 3,74 12 Desember 124.068 12 2.970.736 0 4,18 12

Total 780.703 162 34.440.619 -32 28,32 179 Rata-Rata 14 -3 2,36

2010 Januari 87.557 -29 4.652.262 57 1,88 -55 Februari 26.770 -69 3.651.364 -22 0,73 -61 Maret 37.671 41 2.995.665 -18 1,26 72 April 57.572 53 2.778.682 -7 2,07 65 Mei 64.964 13 2.999.983 8 2,17 5 Juni 76.331 17 3.004.829 0 2,54 17 Juli 91.596 20 2.993.333 0 3,06 20 Agustus 106.174 16 3.062.810 2 3,47 13 September 113.512 7 2.757.712 -10 4,12 19 Oktober 133.712 18 3.157.778 15 4,23 3 November 147.683 10 3.231.371 2 4,57 8 Desember 162.113 10 3.357.240 4 4,83 6

Total 1.105.655 119 38.643.029 28 37,29 111 Rata-Rata 10 2 3,11

2011 Januari 12.991 -92 2.969.470 -12 0,44 -91 Februari 24.794 91 2.969.833 0 0,83 91

Total 37.785 9 5.939.303 -9 0 0 Rata-Rata 4 -5

Sumber : Data sekunder diolah (2012)

Page 186: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

170

Lanjutan Lampiran 5 Data BOPO Desember 2007-Februari 2011

Tahun Bulan Beban

Operasional (Rp)

Growth (%)

Pendapatan Operasional

(Rp) Growth

(%) BOPO (%)

Growth (%)

2007 Desember 100.984 114.197 88 2008 Januari 7.285 -92.79 8.522 -92.54 85 -3.33

Februari 14.640 100.96 17.354 103.64 84 -1.31 Maret 23.043 57.40 28.117 62.02 82 -2.85 April 29.870 29.63 38.138 35.64 78 -4.43 Mei 37.804 26.56 48.515 27.21 78 -0.51 Juni 51.422 36.02 58.147 19.85 88 13.49 Juli 63.267 23.03 68.930 18.54 92 3.79 Agustus 73.698 16.49 78.342 13.65 94 2.49 September 84.092 14.10 87.233 11.35 96 2.47 Oktober 96.994 15.34 96.474 10.59 101 4.29 November 105.482 8.75 104.445 8.26 101 0.45 Desember 112.642 6.79 114.532 9.66 98 -2.62

Total 801.223 242.29 862.946 227.88 1167 11.93 Rata-Rata 18.64 17.53 90

2009 Januari 28.508 -74.69 29.354 -74.37 97 -1.25 Februari 57.131 100.40 60.161 104.95 95 -2.22 Maret 86.447 51.31 88.995 47.93 97 2.29 April 113.418 31.20 117.382 31.90 97 -0.53 Mei 139.535 23.03 141.328 20.40 99 2.18 Juni 165.198 18.39 175.948 24.50 94 -4.90 Juli 191.059 15.65 205.428 16.75 93 -0.94 Agustus 215.823 12.96 235.835 14.80 92 -1.60 September 241.280 11.80 265.757 12.69 91 -0.79 Oktober 267.718 10.96 296.911 11.72 90 -0.69 November 294.438 9.98 327.005 10.14 90 -0.14 Desember 326.444 10.87 359.315 9.88 91 0.90

Total 2126.999 240.50 2.303.419 248.81 1215 -7.70 Rata-Rata 20.04 20.73 101

2010 Januari 29.185 -91.06 34.530 -90.39 85 -6.97 Februari 54.581 87.02 64.896 87.94 84 -0.49 Maret 93.145 70.65 97.486 50.22 96 13.60 April 340.160 265.19 346.114 255.04 98 2.86 Mei 163.565 -51.92 162.126 -53.16 101 2.65 Juni 232.765 42.31 234.408 44.58 99 -1.57 Juli 263.928 13.39 272.112 16.08 97 -2.32 Agustus 299.781 13.58 308.849 13.50 97 0.07 September 435.995 45.44 457.862 48.25 95 -1.90 Oktober 370.268 -15.08 384.335 -16.06 96 1.17 November 425.893 15.02 447.853 16.53 95 -1.29 Desember 441.410 3.64 465.899 4.03 95 -0.37

Total 3150.676 418.24 3276.470 397.30 1239 5.45 Rata-Rata 34.85 33.11 103

2011 Januari 90.172 -79.57 90.172 -80.65 100 5.55 Februari 88.163 -2.23 88.163 -2.23 100 0.00

Total 178.335 -46.95 178.335 -49.77 200 5.55 Rata-Rata -23.47 -24.88 100

Sumber : Data sekunder diolah (2012)

Page 187: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

171

Lanjutan Lampiran 5

Perhitungan EVA (Economic Value Added)

No Nopat (Rp) Invested Cost of Capital

EVA(Rp) EVA % Tahun Capital (Rp) Capital % Charges (Rp)

2007 1 11.139 2.971.658 8,00 237.733 (226.594) 0,375 2008 2 1.051 3.223.056 8,00 257.844 (256.793) 0,033

3 1.970 3.324.830 8,00 265.986 (264.016) 0,059 4 3.883 2.965.898 8,00 237.272 (233.389) 0,131 5 5.853 2.839.599 8,00 227.168 (221.315) 0,206 6 8.105 2.976.667 8,25 245.575 (237.470) 0,272 7 4.031 2.821.167 8,50 239.799 (235.768) 0,143 8 3.970 2.668.923 8,75 233.531 (229.561) 0,149 9 3.605 2.682.493 9,00 241.424 (237.819) 0,134 10 2.625 2.656.188 9,25 245.697 (243.072) 0,099 11 225 2.611.816 9,50 248.123 (247.898) 0,009 12 42 2.534.030 9,50 240.733 (240.691) 0,002 13 3.033 2.567.779 9,25 237.520 (234.487) 0,118

49.532 36.884.104 112.00 3.158.405 (3.108.873 1,729

8,62 0,133 2009 14 (1.409) 2.621.173 8,75 229.353 (230.762) -0,054

15 (4.963) 2.622.714 8,25 216.374 (221.337) -0,189 16 (10.305) 2.464.941 7,75 191.033 (201.338) -0,418 17 (12.845) 2.521.518 7,50 189.114 (201.959) -0,509 18 (9.717) 2.475.633 7,25 179.483 (189.200) -0,393 19 (8.349) 2.473.301 7,00 173.131 (181.480) -0,338 20 (7.704) 2.550.790 6,75 172.178 (179.882) -0,302 21 57 2.592.685 6,50 168.525 (168.468) 0,002 22 3.213 2.435.612 6,50 158.315 (155.102) 0,132 23 7.675 2.653.574 6,50 172.482 (164.807) 0,289 24 10.696 2.711.504 6,50 176.248 (165.552) 0,394 25 8.933 2.966.542 6,50 192.825 (183.892) 0,301

(24.718) 31.089.987 94,37 2.219.061 (2.243.779) -0.951

7,86 -0,079 2010 26 3.355 2.917.034 6,50 189.607 (186.252) 0,115

27 6.561 2.688.038 6,50 174.722 (168.161) 0,244 28 1.604 2.909.638 6,50 189.126 (187.522) 0,055 29 (4.354) 2.891.656 6,50 187.958 (192.312) -0,151 30 (4.446) 2.928.545 6,50 190.355 (194.801) -0,152 31 1.266 3.036.985 6,50 197.404 (196.138) 0,042 32 5.843 2.609.706 6,50 169.631 (163.788) 0,224 33 6.413 2.646.202 6,50 172.003 (165.590) 0,242 34 8.340 2.916.653 6,50 189.582 (181.242) 0,286 35 10.254 2.897.213 6,50 188.319 (178.065) 0,354 36 18.208 2.939.177 6,50 191.047 (172.839) 0,619 37 20.018 3.020.754 6,50 196.349 (176.331) 0,663

73.062 34.401.601 85,86 2.236.104 (2.163.042) 2,463

7,16 -0,233 2011 38 - - 6,50 -

39 (13.369) 3.603.338 6,75 243.225 (256.594) -0,371

Sumber : Data sekunder diolah (2012)

Page 188: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

172

Lanjutan Lampiran 5

Data MVA Desember 2007-Februari 2011

Tahun Bulan Jumlah

Lembar Saham

Harga Pasar

Nominal /

Lembar Saham

EMV EBV MVA MVA %

2007 Desember 0 235 100 - - - 0 2008 Januari 0 235 100 - - - 0

Februari 0 235 100 - - - 0

Maret 0 235 100 - - - 0

April 0 235 100 - - - 0

Mei 0 235 100 - - - 0

Juni 0 235 100 - - - 0

Juli 0 235 100 - - - 0

Agustus 0 235 100 - - - 0

September 0 235 100 - - - 0

Oktober 0 235 100 - - - 0

November 0 235 100 - - - 0

Desember 0 235 100 - - - 0

Total 3055 1300 Rata-Rata 235 100

2009 Januari 0 235 100 - - - 0

Februari 0 235 100 - - - 0

Maret 0 235 100 - - - 0

April 0 235 100 - - - 0 Mei 0 235 100 - - - 0 Juni 0 235 100 - - - 0 Juli 0 235 100 - - - 0

Agustus 0 235 100 - - - 0 September 0 235 100 - - - 0 Oktober 0 235 100 - - - 0

November 13.351 141 100 99.264 70.400 28.864 41 Desember 121.991 141 100 676.377 479.700 196.677 41 Total 2867 1300 775.641 550.100 225.541 82 Rata-Rata 239 100 18.795 7

2010 Januari 129.257 126 100 372.078 295.300 76.778 26 Februari 1.068.80 136 100 1.082.968 796.300 286.668 36 Maret 207.409 125 100 827.375 661.900 165.475 25 April 278.072 157 100 1.807.541 1.151.300 656.241 57 Mei 151.553 134 100 865.908 646.200 219.708 34 Juni 320.255 193 100 2.411.342 1.249.400 1.161.942 93 Juli 498.557 175 100 2.600.150 1.485.800 1.114.350 75 Agustus 123.729 184 100 1.407.784 765.100 642.684 84 September 59.259 180 100 481.680 267.600 214.080 80 Oktober 134.415 186 100 1.333.434 716.900 616.534 86 November 34.657 165 100 421.905 255.700 166.205 65 Desember 32.632 168 100 566.664 337.300 229.364 68 Total 1807.906 2000 1200 13.240.087 7.996.20 5.339.460 668 Rata-Rata 12 167 100 56

2011 Januari 10.212 154 100 210.364 136.600 73.764 54 Februari 8.595 141 100 186.543 132.300 54.243 41

Sumber : Data sekunder diolah (2012)

Page 189: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

173

Lanjutan Lampiran 5

Return Saham Desember 2007 – Februari 2011

Tahun Bulan Jumlah Lembar

Saham

Growth

(%)

Harga Saham

Return Saham

Growth (%)

2007 Desember -

235 0 2008 Januari -

235 0

Februari -

235 0

Maret -

235 0

April -

235 0

Mei -

235 0

Juni -

235 0

Juli -

235 0

Agustus -

235 0

September -

235 0

Oktober -

235 0

November -

235 0

Desember -

235 0

2009 Januari -

235 0

Februari -

235 0

Maret -

235 0

April -

235 0

Mei -

235 0

Juni -

235 0

Juli - 235 0 Agustus - 235 0 September - 235 0 Oktober - 235 0 November 704.000 141 -40

Desember 4.797.000 581,39 141 0

Total 5.501.000 581,39 2.867 -40% Rata-Rata 221

2010 Januari 2.953.000 -0,384 126 -11 0

Februari 7.963.000 1,697 136 8 -1,75

Maret 6.619.000 -0,169 125 -81 -11,23

April 11.513.000 0,739 157 26 -1,32

Mei 6.462.000 -0,439 134 -15 -1,57

Juni 12.494.000 0,933 193 44 -4,01

Juli 14.858.000 0,189 175 -9 -1,21

Agustus 7.651.000 -0,485 184 5 -1,55

September 2.676.000 -0,650 180 -2 -1,41

Oktober 7.169.000 1,679 186 33 -16,86

November 2.557.000 -0,643 165 11 -0,66

Desember 3.373.000 0,319 168 2 -0,84

Total 86.288.000 2,786 -42,40

Rata-Rata 0,214 -3,53

2011 Januari 1.366.000 154 8 Februari 1.323.000 141 -8

Sumber : Data sekunder diolah (2011)

Page 190: Penilaian Kinerja Keuangan Sebagai Dasar Penetapan ... · diperoleh lebih rendah dari nilai equitas yang dikeluarkan. ... primer bersumber dari laporan keuangan Bank Agro periode

174