Penilaian Potensi dan Pemantauan Aspek Sosial-Budaya dan ...
penilaian kinerja aspek finansial.pdf
-
Upload
aditya-novanto -
Category
Documents
-
view
305 -
download
5
description
Transcript of penilaian kinerja aspek finansial.pdf
TESIS
PENILAIAN KINERJA ASPEK FINANSIAL DAN
NON-FINANSIAL PERUSAHAAN DAERAH PASAR
KOTA DENPASAR
D A A RATIH ISWARI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011
TESIS
PENILAIAN KINERJA ASPEK FINANSIAL DAN
NON-FINANSIAL PERUSAHAAN DAERAH PASAR
KOTA DENPASAR
D A A RATIH ISWARI
NIM 0991462002
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011
PENILAIAN KINERJA ASPEK FINANSIAL DAN
NON-FINANSIAL PERUSAHAAN DAERAH PASAR
KOTA DENPASAR
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister
pada Program Magister, Program Studi Ilmu Ekonomi
Program Pascasarjana Universitas Udayana
D A A RATIH ISWARI
NIM 0991462002
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI
PADA TANGGAL 7 OKTOBER 2011
Pembimbing I,
Prof. Dr. Md Kembar Sribudhi, Drs. MP
NIP. 19580212 198601 1001
Pembimbing II,
I Ketut Sudiana, SE., M.Si
NIP. 19551212 198601 1001
Ketua Program Studi Magister Ilmu Ekonomi
Program Pascasarjana
Universitas Udayana
Prof. Dr. I Wayan Sudirman, SE., SU
NIP. 19500510 197803 1002
Mengetahui
Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S (K)
NIP 1959021519 8510 2001
Tesis Ini Telah Diuji pada
Tanggal 7 Oktober 2011
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor
Universitas Udayana, No : 1752 / UN 14.4 / HK / 2011 , Tanggal : 5 Oktober
2011
Ketua : Prof. Dr. Md Kembar Sri Budhi, Drs. MP
Anggota :
1. I Ketut Sudiana, SE., M.Si
2. Prof. Dr. I Made Sukarsa, MS
3. Drs. I Made Jember, M.Si
4. Dra. Lasmini Soedjono, M.Si
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Dewa Ayu Agung Ratih Iswari
NIM : 0991462002
Tempat dan Tanggal Lahir : Denpasar, 2 September 1988
Alamat : Jl. Purnawira XI No. 6 Denpasar
Telepon/Hp : 085739333747
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tidak menjiplak setengah atau
sepenuhnya tesis orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya, dan apabila dikemudian hari ternyata
tidak benar, maka saya bersedia dituntut dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
Denpasar, 10 Oktober 2011
(Dewa Ayu Agung Ratih Iswari)
NIM. 0991462002
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur
kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
atas asung wara nugraha-Nya/ karunia-Nya, tesis ini dapat diselesaikan tepat
waktu.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
pada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Made Bakta, Sp.PD (KHOM)
atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti
dan menyelesaikan pendidikan Program Magister pada Program Pascasarjana di
Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur
Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A. A.
Raka Sudewi, Sp.S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk
menjadi mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa
pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE.,
MM., Ak., CPA Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana atas ijin yang
diberikan kepada penulis untuk mengikuti Program Magister. Pada kesempatan
ini penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Ketua Program
Magister Ilmu Ekonomi Prof. Dr. I Wayan Sudirman, SE., SU, kemudian
Sekretaris Program Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, SE., MS dan Kabid
Akademik Dra. Ni Putu Martini Dewi, M.Si atas kesempatan yang diberikan
untuk mengikuti Progam Magister. Tak lupa pula Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi
Dr. I. G. W. Murjana Yasa, SE., M.Si dan Sekretaris Jurusan Drs. I Made
Jember, M.Si atas bimbingan dan masukannya selama penulis menjadi
mahasiswa Magister.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga ditujukan kepada Prof.
Dr. Md Kembar Sri Budhi, Drs., MP, Pembimbing I yang dengan penuh
perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran selama
penulis mengikuti Program Magister, khususnya dalam penyelesaian tesis ini.
Terima kasih sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada I Ketut Sudiana,
SE., M.Si, Pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada para penguji Prof. Dr. I Made Sukarsa, MS
kemudian Drs. I Made Jember, M.Si, dan Dra. Lasmini Soedjono, M.Si atas
saran, sanggahan, masukan dan koreksi sehingga tesis dapat terwujud seperti ini.
Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih yang tulus
disertai penghargaan kepada seluruh guru-guru yang telah membimbing penulis,
mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Juga penulis ucapkan terima
kasih pada Aji Drs. Dewa Weraspati Wangi, Ibu Dra. A. A. Ayu Harwati, D. A.
A. Candra Hari dan D. G. A. Prabujana keluarga kecil yang selalu mendoakan
dan mendukung segala kegiatan penulis hingga akhirnya mampu
menyelesaikan pendidikan Magister. Tak lupa sahabat seperjuangan Tica,
Wulan, Ari Sintya, Ari Pradnyani, rekan-rekan MIE angkatan XVII, seluruh
staf sekretariat MIE, seluruh karyawan PT LG Electronics Indonesia dan PD
Pasar Kota Denpasar atas dukungan, bantuan dan kerjasamanya yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Akhirnya penulis sampaikan terima
kasih kepada A. A. Ngr. A. Satria Wibawa, ST atas segala dukungan, doa, kasih
sayang dan bantuan dalam segala proses perkuliahan sejak awal hingga sampai
pada tahap ini.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu
pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini sehingga dapat bermanfaat dan
memberikan wawasan bagi kita semua.
Denpasar, 10 Oktober 2011
Penulis
ABSTRAK
PENILAIAN KINERJA ASPEK FINANSIAL DAN NON-FINANSIAL
PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA DENPASAR
Kebijakan otonomi daerah memberikan kewenangan kepada pemerintah
daerah untuk menggali potensi yang ada di daerahnya guna mewujudkan
kemandirian financial, namun terdapat beberapa indikasi yang menunjukkan
bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah masih belum
mampu dibiayai sepenuhnya oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD). Perusahaan
Daerah (PD) Pasar Kota Denpasar merupakan salah satu PD yang ada di Kota
Denpasar. Meskipun memberikan kontribusi yang kecil terhadap PAD, namun
dengan mengelola secara profesional PD yang sudah ada, dapat menjadi satu
alternatif untuk meningkatkan PAD. Penilaian kinerja dengan memanfaatkan
informasi keuangan sebagai single indicator telah digunakan secara luas, tetapi
hanya dengan meninjau ukuran financial sebagai single indicator belum
menunjukkan hasil yang sempurna untuk menilai kinerja suatu perusahaan.
Oleh sebab itu berkembanglah system penilaian kinerja dengan menggunakan
aspek non-finansial sebagai bagian system informasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kinerja PD Pasar
Kota Denpasar ditinjau dari aspek finansial dengan menggunakan konsep Value
for Money dan non-finansial melalui penilaian kepuasan pedagang pasar.
Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan kuesioner.
Jumlah responden dalam penelitian ini berdasarkan rumus Slovin adalah
sebanyak 99 pedagang pasar yang tersebar pada enam belas unit pasar secara
proporsional.
Dilihat dari rasio ekonomis secara rata-rata selama tahun 2001 sampai
2010 rasio ekonomis PD Pasar Kota Denpasar berada pada kriteria yang tidak
ekonomis karena presentase rasio ekonomisnya berada diatas 100 persen yaitu
106,8 persen. Dilihat dari rasio efisiensi secara rata-rata selama tahun 2001
sampai 2010 rasio efisiensi PD Pasar Kota Denpasar berada pada kriteria yang
kurang efisien karena presentase rasio efisiensinya berada diantara 90-100
persen yaitu 94,1 persen. Dilihat dari rasio efektivitas secara rata-rata selama
tahun 2001 sampai 2010 rasio efektivitas PD Pasar Kota Denpasar berada pada
kriteria yang efektif karena presentase rasio efektivitasnya berada diantara 90-
100 persen yaitu sebesar 96,6 persen. Kinerja aspek non-finansial melalui
perspektif kepuasan pedagang pasar dapat disimpulkan bahwa pedagang pasar
merasa cukup puas dengan pelayanan dan jasa yang telah diberikan. Hal ini
terbukti dari total 99 responden, 60 responden setuju untuk memberikan
penilaian positif terhadap kinerja PD Pasar Kota Denpasar dengan perhitungan
efektifitas sebesar 60,88 persen dengan kriteria efektivitas cukup efektif.
Kata Kunci : Penilaian Kinerja, Ekonomis, Efisiensi, dan Efektivitas.
ABSTRACT
FINANCIAL AND NON-FINANCIAL ASPECTS OF PERFORMANCE
APPRAISAL IN DENPASAR REGIONAL MARKET ENTERPRISE
Regional autonomy policy gives authority to local governments to
explore the potential of the region in order to achieve financial independence,
but there are some indications that governance and regional development are
still not able to be funded entirely by revenue (PAD). Regional market
enterprises (PD Pasar Denpasar) is one of the regional enterprises in the city of
Denpasar. Although a small contribution to the regional revenue, but by
professionally managing the existing one, can be an alternative to increase
revenue. Assessment of performance by utilizing financial information as a
single indicator has been widely used, but only by reviewing the financial size
as a single indicator has not shown a perfect result for assessing the
performance of a company. Therefore, the performance appraisal system
developed by using non-financial aspects as part of information systems. The study was conducted to determine how the performance of PD
Pasar Denpasar terms of financial aspects by using the concept of Value for
Money and non-financial assessment of satisfaction with the market traders.
Techniques of data collection is using interviews and questionnaires. The
number of respondents in this study by Slovin formula is as much as 99 market
traders who spread the sixteen units in proportion to the market. Judging from the ratio of economically on average during 2001 to 2010
the ratio of economically PD Denpasar City Market is on criteria that are not
economical because of economies of the percentage ratio is above 100 percent
of 106.8 percent. Judging from the ratio of efficiency on average during 2001 to
2010 the ratio of the efficiency of PD Pasar Denpasar are on criteria that are
less efficient because efficiency is the percentage ratio is between 90-100
percent of 94.1 percent. Judging from the ratio of effectiveness on average
during 2001 to 2010 the ratio of the effectiveness of PD Pasar Denpasar is at an
effective criterion for the percentage ratio is between 90-100 percent
effectiveness that is equal to 96.6 percent. Non-financial aspects of performance
through the perspective of the market traders satisfaction can be concluded that
the market traders were satisfied with the service and services rendered. This is
evident from the average customer satisfaction scores for respondents who
answered yes or a positive assessment statement is in the interval of the
effectiveness ratio is between 60 to 100 percent amounting to 60,88 percent.
Thus in general the performance of PD Pasar Denpasar terms of non-financial
aspects of satisfaction through the perspective of market traders perform well
categorized.
Key Words : Performance Appraisal, Economic, Effectiveness, and Efficiency
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM……………………………………………………………….. i
PRASYARAT GELAR…………………………………………………………... ii
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………... iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI…………………………………………….. iv
SURAT PERNYATAAN………………………………………………………… v
UCAPAN TERIMAKASIH……………………………………………………… vi
ABSTRAK………………………………………………………………………… viii
ABSTRACT………………………………………………………………………. ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………................ x
DAFTAR TABEL……………………………........................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR…………………………....................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………... xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….. 1
1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................……………………………..... 9
1.2.1 Tujuan Penelitian……………………………………………………. 10
1.2.2 Kegunaan Penelitian............................................................................ 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasaan Teori............................................................................................ 12
2.1.1 Pelaku Kegiatan Ekonomi………………………….……………….. 12
2.1.2 Konsep Kinerja.................................................................................... 17
2.1.3 Penilaian Kinerja................................................................................. 19
2.1.4 Ukuran dan Metode Penilaian Kinerja................................................ 20
2.1.5 Penilaian Kinerja Sektor Publik.......................................................... 23
2.1.5.1 Value for Money sebagai Penilaian Kinerja Sektor Publik…... 25
2.1.5.2 Kepuasan Pelanggan sebagai Penilaian Kinerja Sektor Publik 30
2.1.6 Pengertian Perusahaan Daerah............................................................. 32
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya…...………………………………. 33
BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 35
3.2 Kerangka Konsep ........................................................................................ 37
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Objek Penelitian......................................................................... 39
4.1.1 Lokasi Penelitian…………………………………………………….. 39
4.1.2 Objek Penelitian……………………………………………………… 39
4.2 Identifikasi Variabel...................................................................................... 39
4.3 Definisi Operasional Variabel....................................................................... 40
4.4 Jenis dan Sumber Data.................................................................................. 41
4.4.1 Jenis Data Menurut Sifatnya................................................................ 41
4.4.2 Jenis Data Menurut Sumbernya........................................................... 42
4.5 Responden Penelitian.................................................................................... 42
4.6 Metode Penentuan Sampel............................................................................ 43
4.7 Metode Pengumpulan Data........................................................................... 46
4.8 Teknik Analisis Data..................................................................................... 47
4.8.1 Penilaian Kinerja Aspek Finansial....................................................... 47
4.8.2 Penilaian Kinerja Aspek Non-Finansial............................................... 48
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Gamabran Umum Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar....................... 50
5.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar............. 50
5.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar............ 53
5.1.3 Fasilitas pada Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar..................... 62
5.2 Karakteristik Responden............................................................................... 63
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan Hasil Penelitian........................................................................ 67
6.1.1 Penilaian Kinerja Aspek Finansial....................................................... 67
6.1.2 Penilaian Kinerja Aspek Non-Finansial............................................... 73
6.1.2.1 Variabel Bukti Langsung........................................................... 73
6.1.2.2 Variabel Keandalan.................................................................... 76
6.1.2.3 Variabel Daya Tanggap............................................................. 79
6.1.2.4 Variabel Jaminan....................................................................... 81
6.1.2.5 Variabel Empati......................................................................... 84
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan ...................................................................................................... 89
7.2 Saran............................................................................................................. 90
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 92
LAMPIRAN............................................................................................................ 96
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
1.1 Realisasi PAD Kota Denpasar Tahun Anggaran 2001-2009 (Rupiah)..... 3
1.2 Jumlah Pedagang Berdasarkan Pasar yang Dikelola oleh Perusahaan
Daerah Pasar Kota Denpasar tahun 2011 (orang)...................................... 6
2.1 Kriteria Ekonomis Kinerja Keuangan........................................................ 27
2.2 Kriteria Efisiensi Kinerja Keuangan.......................................................... 29
2.3 Kriteria Efektivitas Kinerja Keuangan....................................................... 30
4.1
Jumlah Populasi dan Sampel Pedagang Pasar Berdasarkan Kecamatan
pada Pasar yang Dikelola oleh PD Pasar Kota Denpasar tahun
2011……………………………………………………………………… 45
5.1
Data Luas Area, Jumlah Pasar dan Pedagang pada Pasar yang Dikelola
oleh PD Pasar Kota Denpasar Dirinci Perkecamatan, Desa dan
Kelurahan tahun 2011................................................................................ 52
5.2 Distribusi Usia Responden pada Pasar yang Dikelola oleh Peruasahaan
Daerah Pasar Kota Denpasar..................................................................... 64
5.3 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden pada Pasar yang Dikelola
oleh Peruasahaan Daerah Pasar Kota Denpasar......................................... 65
5.4 Distribusi Lama Berdagang Responden pada Pasar yang Dikelola oleh
Peruasahaan Daerah Pasar Kota Denpasar................................................. 66
6.1 Rasio Ekonomis Kinerja Finansial PD Pasar Kota Denpasar Tahun
Anggaran 2001-2010 (jutaan Rupiah)........................................................ 68
6.2 Rasio Efisiensi Kinerja Finansial PD Pasar Kota Denpasar Tahun
Anggaran 2001-2010 (jutaan Rupiah)........................................................ 70
6.3 Rasio Efektivitas Kinerja Finansial PD Pasar Kota Denpasar Tahun
Anggaran 2001-2010 (jutaan Rupiah)........................................................ 72
6.4 Jawaban Responden Mengenai Kerapihan Karyawan Saat Bekerja pada
PD Pasar Kota Denpasar............................................................................ 74
6.5 Jawaban Responden Mengenai Kunjungan Rutin ke Unit Pasar PD
Pasar Kota Denpasar.................................................................................. 74
6.6 Jawaban Responden Mengenai Bukti Pembayaran atas Penyewaan Kios,
Los, Pelataran dan Tanah pada PD Pasar Kota Denpasar.......................... 75
6.7 Jawaban Variabel Bukti Langsung dalam Penilaian Kinerja Non-
Finansial PD Pasar Kota Denpasar ........................................................... 75
6.8 Jawaban Responden Mengenai Keandalan Karyawan PD Pasar Kota
Denpasar dalam Melayani Kebutuhan Pedagang....................................... 76
6.9
Jawaban Responden Mengenai Keandalan Karyawan Pasar PD Pasar
Kota Denpasar dalam Memberikan Pelayanan Secara Ramah dan
Memuaskan…............................................................................................ 77
6.10
Jawaban Responden Mengenai Keandalan Karyawan PD Pasar Kota
Denpasar dalam Memberikan Informasi dengan Cepat dan
Lengkap……….......................................................................................... 77
6.11 Efektivitas Variabel Keandalan dalam Penilaian Kinerja Non-Finansial
PD Pasar Kota Denpasar............................................................................ 78
6.12 Jawaban Responden Mengenai Daya Tanggap Karyawan PD Pasar Kota
Denpasar dalam Menindaklanjuti Keluhan Pedagang............................... 79
6.13
Jawaban Responden Mengenai Daya Tanggap Karyawan PD Pasar Kota
Denpasar dalam Memberikan Tanggapan terhadap Keluhan
Pedagang………………………………………………………………… 79
6.14 Jawaban Responden Mengenai Daya Tanggap Karyawan PD Pasar Kota
Denpasar dalam Memahami Kebutuhan Pedagang................................... 80
6.15 Efektivitas Variabel Daya Tanggap dalam Penilaian Kinerja Non-
Finansial PD Pasar Kota Denpasar............................................................ 81
6.16 Jawaban Responden Mengenai Jaminan Keamanan Pasar oleh PD Pasar
Kota Denpasar.......................................................................................... 82
6.17 Jawaban Responden Mengenai Jaminan Keselamatan Pedagang oleh PD
Pasar Kota Denpasar................................................................................ 82
6.18 Jawaban Responden Mengenai Jaminan Kebersihan Pasar oleh PD
Pasar Kota Denpasar................................................................................. 83
6.19 Efektivitas Variabel Jaminan dalam Penilaian Kinerja Non-Finansial PD
Pasar Kota Denpasar................................................................................. 83
6.20
Jawaban Responden Mengenai Empati Karyawan PD Pasar Kota
Denpasar dalam Perhatian yang Besar terhadap Keluhan
Pedagang................................................................................................... 84
6.21 Jawaban Responden Mengenai Empati Karyawan PD Pasar Kota
Denpasar dalam Berkomunikasi dengan Pedagang.................................. 85
6.22
Jawaban Responden Mengenai Empati Karyawan PD Pasar dalam
Memahami Kebutuhan Pedagang Secara Personal dan
Spesifik...................................................................................................... 85
6.23 Efektivitas Variabel Empati dalam Penilaian Kinerja Non-Finansial PD
Pasar Kota Denpasar.................................................................................. 86
6.24 Efektivitas Kinerja Non-Finansial PD Pasar Kota Denpasar..................... 87
DAFTAR GAMBAR
No Gambar
Halaman
1.1 Grafik Jumlah Pedagang yang Dikelola Perusahaan Daerah Pasar Kota
Denpasar tahun 2001-2009 (ribuan orang)..................................................
7
3.1 Kerangka Berpikir Penelitian Penilaian Kinerja Aspek Finansial dan Non-
Finansial Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar.................................... 36
3.2 Kerangka Konsep Penelitian Penilaian Kinerja Aspek Finansial dan Non-
Finansial Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar.....................................
38
5.1 Struktur Organisasi PD Pasar Kota Denpasar..............................................
54
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran
Halaman
1 Kuesioner Penelitian.....................................................................................
96
2 Rekapitulasi sampel Penilaian Kinerja Non-Finansial PD Pasar Kota
Denpasar ......................................................................................................
100
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia telah menerapkan kebijakan otonomi daerah selama hampir
sepuluh tahun sejak resmi diberlakukan pada tahun 2001. Tujuan utama
otonomi daerah adalah untuk meningkatkan pelayanan publik dan memajukan
perekonomian daerah. Pemerintah pusat memberikan kewenangan kepada
pemerintah daerah kabupaten/kota untuk menggali potensi dan sumber-sumber
keuangan yang ada di daerahnya guna mewujudkan kemandirian finansial
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah (Koswara,
2000). Pada prinsipnya pembangunan daerah bertujuan untuk memberdayakan
masyarakat secara menyeluruh, melalui peningkatan kapasitas pemerintahan
daerah sehingga mampu memanfaatkan sumber daya yang tersedia baik yang
berasal dari pelayanan pemerintah, kapasitas sosial-ekonomi masyarakat, serta
sumber daya alam yang ada di daerah. Untuk mencapai tujuan ini secara efektif
pemerintah daerah telah diberikan kewenangan yang lebih luas melalui otonomi
daerah. Dengan demikian pemerintah daerah dapat mengurangi
ketergantungannya pada bantuan atau subsidi dari pemerintah pusat.
Seiring dengan keadaan ekonomi, sosial dan politik yang fluktuatif,
penyelenggaraan otonomi daerah ternyata belum berjalan secara optimal.
Sebagian besar kabupaten/kota di Indonesia masih belum mampu mendanai
penyelenggaraan pemerintahan secara mandiri, Dana Alokasi Umum (DAU)
dan Dana Alokasi Khusus (DAK) di beberapa kabupaten/kota masih tinggi, dan
pelayanan publik masih belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Hal
tersebut juga menunjukkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dan
pembangunan daerah masih belum mampu dibiayai sepenuhnya oleh
Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Berdasarkan Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, tercantum sumber-sumber PAD
terdiri dari : 1) Hasil Pajak Daerah, 2) Hasil Retribusi Daerah, 3) Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan antara bagian laba BUMD dan
hasil kerjasama dengan pihak lain, 4) Lain-lain PAD yang sah.
Provinsi Bali merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memperoleh
manfaat dari diberlakukannya kebijakan otonomi daerah dengan pariwisata
sebagai leading sector. Kota Denpasar sebagai ibu kota Provinsi Bali dan pusat
pemerintahan mendapatkan tantangan guna menggali suber-sumber penerimaan
sesuai potensi yang dimiliki. Kota Denpasar memiliki prioritas pembangunan
yang diletakkan pada sektor budaya, pariwisata, perdagangan, jasa, industri dan
sektor pertanian sebagai sektor unggulan dan mendorong sektor pelayanan
dasar, pengembangan dan pemberdayaan ekonomi lokal dengan pembenahan
kelembagaan secara menyeluruh melalui sistem ekonomi kerakyatan. Berikut
realisasi PAD kota Denpasar dijabarkan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Realisasi PAD Kota Denpasar Tahun Anggaran 2001-2009
(jutaan Rupiah)
Tahun
Sumber PAD
Pajak Daerah Retribusi
Daerah Bagian Laba
Usaha Daerah
Lain-Lain PAD
yang Sah Total
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp
2001 60.582 74 14.211 17 1.266 2 5.625 7 81.684
2002 60.018 65 20.833 23 3.284 4 7.628 8 91.763
2003 49.173 56 26.309 30 3.250 4 9.816 11 88.548
2004 56.271 62 27.308 30 3.247 4 4.001 4 90.827
2005 75.653 65 29.059 25 4.081 4 7.508 6 116.301
2006 58.622 50 40.493 35 5.108 4 11.925 10 116.148
2007 85.524 62 38.234 28 4.819 3 9.904 7 138.481
2008 114.369 65 47.126 27 5.049 3 9.528 5 176.072
2009 146.007 68 20.126 9 5.616 3 43.160 20 214.909
Sumber : Denpasar Dalam Angka 2001-2010
Tabel 1.1 menunjukkan dari keempat sumber PAD, kontribusi terbesar bagi
PAD Kota Denpasar didominasi oleh pajak daerah, namun demikian pajak
daerah mengalami penurunan yang cukup tajam yg terutama diakibatkan olah
peristiwa penting di tahun 2002 dan 2005 yaitu Bom Bali I dan II. Tidak
demikian dengan sumber PAD yang berasal dari bagian laba usaha daerah yang
sejak tahun 2007 berubah menjadi hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan antara bagian laba BUMD dan hasil kerjasama dengan pihak lain,
dimana berdasarkan Tabel 1.1 meskipun memberikan kontribusi yang kecil,
bagian laba usaha daerah secara umum selalu stabil, meskipun akhirnya
mengalami penurunan. Hal tersebut yang kemudian menarik untuk dikaji lebih
mendalam mengenai kinerja perusahaan daerah, agar dapat menjadi suatu
sumber penerimaan nyata dari daerah.
Di era otonomi daerah, pemerintah daerah kabupaten/kota diharapkan
mampu mengoptimalkan seluruh komponen PAD dan tidak hanya tergantung
pada komponen pajak daerah dan retribusi daerah. Semua komponen PAD
harus mendapat perhatian yang sama dan harus dikelola secara ekonomis,
berdayaguna dan berhasilguna, sehingga masing-masing komponen PAD
diharapkan akan memberi kontribusi yang memadai terhadap peningkatan PAD
pada masa yang akan datang.
Perusahaan daerah atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) merupakan
salah satu sumber PAD yang potensial. Meskipun memberikan kontribusi yang
kecil terhadap PAD, namun dengan membenahi dan mengelola secara
profesional perusahaan daerah yang sudah ada, dapat menjadi suatu alternatif
positif untuk meningkatkan PAD. Kontribusi perusahaan daerah terhadap PAD
diwujudkan dalam bentuk laba yang kemudian akan dituangkan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dengan demikian
perusahaan daerah menambah kemampuan APBD dalam melaksanakan
kegiatan pembangunan daerah. Selain menjadi salah satu sumber PAD yang
potensial, perusahaan daerah juga berpotensi menjadi beban pemda jika
mengalami defisit pendapatan. Hal ini terjadi apabila perusahaan daerah yang
ada tidak dikelola secara profesional sehingga mengakibatkan kinerja dari
perusahaan tersebut buruk.
Kota Denpasar sebagai pusat segala kegiatan masyarakat dengan sifat
perkotaan yang begitu melekat masih mempertahankan nilai-nilai kebudayaan
tradisional masyarakat lokal. Hal ini terbukti dari masih dapat dijumpainya
pasar tradisional di beberapa tempat di wilayah Kota Denpasar. Pasar
tradisional sebagai basis ekonomi rakyat memiliki potensi besar untuk
menyediakan lapangan pekerjaan, menyediakan pilihan kesempatan usaha
sehingga mampu menggerakkan roda perekonomian rakyat (Caroline dkk,
2007). Pasar tradisional tetap konsisten melayani dan menyediakan kebutuhan
pokok masyarakat dalam keadaan ekonomi yang selalu mengalami fluktuasi.
Hal tersebut diterapkan pula oleh pasar tradisional yang didirikan dan dikelola
oleh Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar.
Perusahaan Daerah Kota Denpasar merupakan salah satu perusahaan daerah
yang bergerak di bidang jasa perpasaran dimana khusus mengelola pasar yang
berada di wiliayah kota Denpasar. Perusahaan daerah ini memiliki tujuan untuk
turut serta melaksanakan pembangunan daerah (khususnya) dan pembangunan
ekonomi nasional (umumnya) serta mengusahakan ketertiban dan kelancaran
distribusi bahan-bahan pokok bagi masyarakat. Untuk mewujudkan tujuan
tersebut, maka tugas pokok PD Pasar Kota Denpasar adalah membina,
mengelola, mengembangkan dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan di
bidang perpasaran, yang diarahkan kepada pelayanan masyarakat dan
pemberian jasa serta melaksanakan prinsip-prinsip perusahaan yang dapat
mempertahankan hidup dan pengembangannya. Pedagang pada pasar yang
dikelola oleh Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar terbagi menjadi
pedagang kios, los, tanah dan pelataran.
Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar saat ini telah mengelola sebanyak
enam belas pasar yang tersebar di seluruh wilayah Kota Denpasar dengan
jumlah total pedagang pasar pada tahun 2011 sebanyak 7.525 pedagang.
Banyaknya pasar dan jumlah pedagang yang dikelola oleh PD Pasar Kota
Denpasar dijabarkan pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Jumlah Pedagang Berdasarkan Pasar yang Dikelola oleh
Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar tahun 2011 (orang)
No Nama Pasar
Jumlah Pedagang (orang)
1 Pasar Sanglah 464
2 Pasar Inpres Sanglah 301
3 Pasar Senggol Sanglah 29
4 Pasar Satrya 301
5 Pasar Ketapian 257
6 Pasar Kumbasari 898
7 Pasar Lokitasari 50
8 Pasar Anyar Sari 547
9 Pasar Gunung Agung 235
10 Pasar Senggol Kumbasari 517
11 Pasar Badung 1.979
12 Pasar Abian Timbul 171
13 Pasar Suci Sari Jaya 67
14 Pasar Kreneng 938
15 Pasar Senggol Asoka 506
16 Pasar Pidada 265
Total 7.525
Sumber : PD Pasar Kota Denpasar 2011
Tabel 1.2 memperlihatkan dari enam belas pasar yang dikelola oleh
Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar, Pasar Badung memiliki jumlah
pedagang terbanyak dibandingkan lima belas pasar lainnya. Berdasarkan data
yang diperoleh, secara umum dari tahun ketahun jumlah pedagang pada enam
belas pasar yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar terus
mengalami penurunan (Gambar 1.1). Hal ini menunjukkan indikasi bahwa
potensi yang dimiliki oleh PD Pasar Kota Denpasar belum dioptimalkan secara
maksimal.
Gambar 1.1 Grafik Jumlah Pedagang yang Dikelola Perusahaan Daerah
Pasar Kota Denpasar tahun 2001-2009 (ribuan orang)
Sumber : Denpasar dalam Angka 2001-2010
Gambar 1.1 menunjukkan secara umum jumlah pedagang pasar pada enam
belas pasar yang dikelola oleh PD Pasar Kota Denpasar dari tahun 2001 hingga
2009 terus mengalami penurunan. Bom Bali I tahun 2002 memberikan efek
peningkatan jumlah pedagang yang cukup drastis di tahun 2004. Banyaknya
karyawan yang dirumahkan atau di PHK akibat sepinya wisatawan pasca Bom
Bali I menyebabkan banyak karyawan alih profesi dan mencoba
peruntungannya menjadi pedagang di pasar yang dikelola oleh PD Pasar Kota
Denpasar. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama, karena jumlah pedagang
pasar normal kembali pada tahun 2005.
Motivasi pembentukan perusahaan daerah sebetulnya mengarah pada
peningkatan sumber PAD. Walaupun memiliki kontribusi kecil dibandingkan
dengan sumber-sumber PAD lain, namun penilaian terhadap kinerja perusahaan
daerah sangat penting dilakukan untuk memperbaiki pengambilan keputusan
internal dan alokasi sumber daya yang ada pada perusahaan, sehingga
tujuannya dalam meningkatkan PAD dapat diwujudkan. Menurut peraturan
daerah kota Denpasar No 2 tahun 2001 tentang PD Pasar kota Denpasar,
penggunaan laba bersih setelah dipotong pajak ditetapkan antara lain untuk
dana pembangunan daerah (PAD) 35 persen, untuk anggaran perusahaan daerah
25 persen, cadangan umum 10 persen, jasa produksi 10 persen, dana sosial dan
pendidikan 10 persen, dan sumbangan dana pensiun dan pesangon 10 persen.
Indikator yang digunakan untuk menilai kinerja sebuah perusahaan daerah
haruslah sesuai dengan tujuan yang diharapkan pada saat didirikan, yaitu untuk
menambah sumber pendapatan bagi daerah (PAD) dalam bentuk laba yang
diperoleh dan meningkatkan kualitas pelayanan publik, oleh sebab itu dalam
penilain kinerja perusahaan daerah perlu dilakukan penelitian melalui aspek
finansial dan non-finansial.
Organisasi sektor publik dalam menjalankan kinerjanya perlu
mmperhatikan aspek finansial, salah satunya menggunakan konsep value for
money yang merupakan konsep pengelolaan yang mendasarkan pada tiga
elemen utama yaitu ekonomis, efisiensi dan efektivitas. Adapun manfaat dari
implementasi konsep value for money antara lain menurunkan biaya pelayanan
publik karena terjadi inefisiensi akibat pemborosan dalam penggunaan input,
alokasi belanja yang berorientasi pada kepentingan publik, dan meningkatkan
kesadaran akan uang publik (pubic cost awareness) sebagai akar akuntabilitas
publik.
Motivasi pembentukan perusahaan daerah selain mengarah pada
peningkatan sumber PAD tetapi juga pemberian jasa pelayanan publik terhadap
seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi daerah. Setiap
pembicaraan tentang pelayanan publik maka akan menyentuh masalah kualitas
layanan yang diberikan oleh organisasi publik pada masyarakat sebagai
pelanggan. Kualitas pelayanan umumnya berfokus pada pelanggan, sehingga
produk pelayanan didesain, diproduksi serta diberikan untuk memenuhi
keinginan dan kepuasan pedagang pasar yang dalam penelitian ini merupakan
pelanggan PD Pasar Kota Denpasar. Maka dalam penelitian ini penilaian
kinerja non-finansial ditinjau melalui kepuasan pedagang pasar. Menurut
Dwiyanto (2002) penilaian kinerja organisasi publik tidak cukup hanya
dilakukan dengan menggunakan indikator yang melekat pada birokrasi seperti
efisiensi dan efektivitas, tetapi harus dilihat juga dari indikator yang melekat
pada pengguna jasa, seperti kepuasan pengguna jasa.
Penilaian kinerja dengan memanfaatkan informasi keuangan sebagai single
indicator telah digunakan secara luas, tetapi hanya dengan meninjau ukuran
finansial sebagai single indicator belum menunjukkan hasil yang sempurna
untuk menilai kinerja suatu perusahaan (Kaplan dkk, diterjemahkan oleh Yosi
Pasla, 2000), oleh sebab itu berkembanglah sistem penilaian kinerja dengan
basis yang lebih komperhensif, yang tidak hanya menggunakan aspek finansial
untuk mengukur kinerja perusahaan tapi juga menggunakan aspek non-finansial
sebagai bagian sistem informasi.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana kinerja Perusahaan
Daerah Pasar Kota Denpasar yang ditinjau dari aspek finansial dan non-
finansial?”
1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.2.1 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui kinerja Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar dari aspek
finansial dan non-finansial.
1.2.2 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari hasil penelitian ini dapat dibedakan menjadi
kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan yang lebih luas mengenai kinerja Perusahaan Daerah Pasar
Kota Denpasar. Selain itu hasil penelitian ini juga diharapkan dapat
digunakan sebagai referensi bagi penelitian serupa yang mengangkat
tentang pengukuran kinerja khususnya perusahaan daerah.
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Perusahaan Daerah
Pasar Kota Denpasar dan memberikan sumbangan informasi mengenai
kinerja instansi selama ini sehingga dapat digunakan untuk pengambilan
langkah-langkah kebijakan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pelaku Kegiatan Ekonomi
Di dunia ini setiap orang melakukan kegiatan ekonomi yang berbeda-beda
dan dalam analisis ekonomi tidak mungkin untuk menyebutkan kegiatan
mereka secara satu per satu. Perlu untuk dijelaskan adalah garis besar dari corak
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh berbagai golongan masyarakat. Untuk
mecapai tujuan ini pelaku kegiatan ekonomi dibedakan menjadi tiga golongan,
yaitu : rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. Masing-masing golongan ini
menjalankan peranan yang sangat berbeda dalam satu perekonomian. Berikut
ini diuraikan peranan mereka dalam kegiatan perekonomian negara (Sukirno,
2004).
1. Rumah tangga
Rumah tangga adalah pemilik berbagai faktor produksi yang tersedia dalam
perekonomian. Sektor ini menyediakan tenaga kerja dan tenaga wirausaha.
Selain itu sektor ini memiliki faktor-faktor produksi yang lain, yaitu barang-
barang modal kekayaan alam, dan harta tetap seperti tanah dan bangunan.
Mereka akan menawarkan faktor-faktor produksi ini kepada sektor perusahaan.
Sebagai balas jasa terhadap penggunaan berbagai jenis faktor produksi ini maka
sektor perusahaan akan memberikan berbagai jenis pendapatan kepada sektor
rumah tangga. Tenaga kerja menerima gaji dan upah, pemilik alat-alat modal
menerima bunga, pemilik tanah dan harta tetap lain menerima sewa dan pemilik
keahlian wirausaha menerima keuntungan. Berbagai jenis pendapatan tersebut
akan digunakan oleh rumah tangga untuk dua tujuan, yang untuk membeli
berbagai barang dan jasa yang diperlukannya dan akan disimpan atau ditabung.
Penabungan ini akan dilakukan untuk memperoleh bunga atau deviden.
2. Perusahaan
Perusahaan adalah organisasi swasta yang dikembangkan oleh seseorang
atau sekumpulan orang dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai jenis
barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tujuan didirikan perusahaan
adalah untuk memperoleh keuntungan. Untuk memperoleh keuntungan yang
maksimum, para pengusaha akan menganalisis struktur biaya dan pendapatan
total yang diterimanya. Berdasarkan kepada lapangan usaha yang dijalankan,
perusahaan yang ada dalam perekonomian dapat dibedakan menjadi tiga
golongan yaitu industri primer, industri sekunder, dan industri tersier.
3. Permerintah
Yang dimaksudkan dengan pemerintah adalah badan-badan pemerintah
yang bertugas untuk mengatur kegiatan ekonomi. Badan-badan seperti itu
termasuk berbagai departemen pemerintahan, badan yang mengatur penanaman
modal, bank sentral, parlemen, pemerintahan daerah, angkatan bersenjata dan
sebagainya. Badan-badan tersebut akan mengawasi kegiatan rumah tangga dan
perusahaan agar mereka melakukan kegiatan dengan cara yang wajar dan tidak
merugikan masyarakat secara keseluruhan.
Disamping mengatur dan mengawasi kegiatan-kegiatan ekonomi rumah
tangga dan perusahaan, pemerintah juga melakukan beberapa kegiatan
ekonomi. Biasanya kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah adalah
kegiatan mengembangkan prasarana ekonomi seperti jalan-jalan, jembatan,
perlabuhan dan lapangan terbang. Prasarana tersebut penting artinya dalam
mengembangkan kegiatan ekonomi lainnya. Pemerintah juga mengembangkan
prasarana sosial seperti institusi pendidikan, badan-badan penyelidikan,
menjaga ketertiban dan keamanan negara, dan menyediakan jasa-jasa yang
penting peranannya dalam perekonomian.
Oleh karena pemerintah cukup aktif dalam kegiatan sektor ekonomi, sektor
ekonomi dapat dibedakan menjadi sektor pemerintah dan sektor swasta.
Produksi sektor pemerintah berarti hasil-hasil kegiatan ekonomi yang dilakukan
oleh badan pemerintah sedangkan produksi sektor swasta berarti hasil-hasil
kegiatan ekonomi yang dikelola oleh perusahaan swasta. Pemerintah dalam
membiayai pengeluarannya mengenakan berbagai jenis pajak kepada rumah
tangga dan perusahaan.
Sedangkan berdasarkan UUD 1945 pelaku kegiatan ekonomi dibedakan
menjadi tiga yaitu pemerintah, swasta dan koperasi. Berikut ini diuraikan
peranan mereka dalam kegiatan perekonomian negara.
1. Pemerintah
Negara atau pemerintah termasuk dalam pelaku ekonomi. Selain sebagai
pelaku ekonomi negara juga berperan sebagai pengatur kegiatan ekonomi.
Peran pemerintah sebagai pelaku kegiatan ekonomi berarti pemerintah
melakukan kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi. Pemerintah dalam
menjalankan perannya sebagai pelaku kegiatan produksi mendirikan
perusahaan negara atau sering dikenal dengan sebutan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN). Pemerintah sebagai pelaku kegiatan konsumsi seperti
membeli barang-barang untuk administrasi pemerintahan, menggaji pegawai
pemerintah, dan sebagainya. Selain kegiatan konsumsi dan produksi,
pemerintah juga melakukan kegiatan distribusi. Kegiatan distribusi yang
dilakukan pemerintah dalam rangka menyalurkan barang-barang yang telah
diproduksi oleh perusahaan-perusahaan negara kepada masyarakat.
Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di bidang ekonomi tidak
hanya berperan sebagai salah satu pelaku ekonomi, akan tetapi pemerintah juga
berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan terhadap
jalannya roda perekonomian demi tercapainya tujuan pembangunan nasional.
2. Swasta (BUMS)
BUMS adalah salah satu kekuatan ekonomi di Indonesia. BUMS
merupakan badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh pihak swasta. Tujuan
BUMS adalah untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. BUMS didirikan
dalam rangka ikut mengelola sumber daya alam Indonesia, namun dalam
pelaksanaannya tidak boleh bertentangan dengan peraturan pemerintah dan
UUD 1945. BUMS dalam melakukan perannya mengandalkan kekuatan
pemilikan modal. Perkembangan usaha BUMS terus didorong pemerintah
dengan berbagai kebijaksanaan. Perusahaan-perusahaan swasta sekarang ini
telah memasuki berbagai sektor kehidupan antara lain di bidang perkebunan,
pertambangan, industri, tekstil, perakitan kendaraan, dan lain-lain. Perusahaan
swasta terdiri atas dua bentuk yaitu perusahaan swasta nasional dan perusahaan
asing. Perusahaan-perusahaan swasta tersebut sangat memberikan peran penting
bagi perekonomian di Indonesia. Peran yang diberikan BUMS dalam
perekonomian Indonesia antara lain membantu meningkatkan produksi
nasional, menciptakan kesempatan dan lapangan kerja baru, membantu
pemerintah dalam usaha pemerataan pendapatan, membantu pemerintah
mengurangi pengangguran, menambah sumber devisa bagi pemerintah, dan
meningkatkan sumber pendapatan negara melalui pajak.
3. Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan. Koperasi diharapkan dapat mengembangkan potensi ekonomi
rakyat dan mewujudkan demokrasi ekonomi yang sesuai dengan yang
diamanatkan dalam UUD 1945. Landasan koperasi Indonesia adalah pedoman
dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan koperasi terhadap
pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Sesuai dengan UU No. 25 Tahun 1992 pasal 4
menyatakan bahwa fungsi dan peran koperasi adalah membangun dan
mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
dan sosial mereka, turut serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat, memperkokoh perekonomian rakyat
sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi
sebagai soko gurunya dan berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan
perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
2.1.2 Konsep Kinerja
Kinerja merupakan kombinasi antara kemampuan dan usaha untuk
menghasilkan sesuatu dari apa yang dikerjakan. Agar menghasilkan kinerja
yang baik, seseorang harus memiliki kemampuan, mempunyai kemauan, usaha,
serta kegiatan yang dilaksanakan, agar tidak mengalami hambatan yang berat
dalam lingkungannya. Kemauan dan usaha dapat menghasilkan motivasi
sehingga menimbulkan sebuah kegiatan (Berry dan Houston, 1993).
Definisi kinerja menurut Mc Cloy dkk (1994) adalah kelakuan atau kegiatan
yang berhubungan dengan tujuan organisasi. Organisasi tersebut merupakan
keputusan dari pimpinan. Dikatakan bahwa kinerja bukan outcome,
konsekuensi atau hasil dari perilaku atau perbuatan. Disisi lain kinerja adalah
perbuatan atau aksi itu sendiri. Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai
oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. (Prawirosentono, 1999). Terdapat hubungan erat antara kinerja
perorangan dengan kinerja organisasi, dengan kata lain bila kinerja karyawan
baik maka kemungkinan besar kinerja organisasi baik.
Handoko (1995) mengistilahkan kinerja (performance) dengan prestasi
kinerja yaitu proses melalui mana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi
kerja karyawan. Selanjutnya As’ad (2000) menyatakan penampilan kinerja (job
performance) sebagai hasil kerja adalah menyangkut yang dihasilkan seseorang
dari perilaku kerjanya. Tingkat sejauh mana seseorang berhasil menyelesaikan
tugasnya disebut tingkat prestasi (level of performance).
2.1.3 Penilaian Kinerja
Pengertian penilaian kinerja menurut Siagian (2004) merupakan
pengukuran dan perbandingan hasil-hasil kinerja nyata dengan hasil-hasil yang
diharapkan akan tercapai. Menurut Anthony dan Govindarajan (dikutip dari
Sriani, 2004), sistem penilaian kinerja adalah suatu mekanisme yang
memperbaiki kemungkinan untuk perusahaan agar strategi yang dijalankan
dapat berhasil. Penilaian kinerja menurut Mulyadi dan Jony Setyawan (1999)
yaitu penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian
organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Sony Yuwono dkk (2004) menyimpulkan bahwa penilaian kinerja adalah
tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rentan
nilai yang ada dalam perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian
dilakukan sebagai umpan balik yang akan memberikan prestasi pelaksanaan
suatu rencana dan titik dalam perusahaan yang memerlukan penyesuaian-
penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian. Tujuan pokok
penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai tujuan
atau sasaran organisasi dan dalam mematuhi perilaku yang telah ditetapkan
sebelumnya (yang berupa kebijakan atau rencana formal yang dituangkan
dalam anggaran) agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.
2.1.4 Ukuran dan Metode Penilaian Kinerja
Menurut Mulyadi (2001) terdapat tiga ukuran yang dapat digunakan untuk
mengukur kinerja secara kuantitatif :
1) Ukuran Kriteria Tunggal (Single Criteria)
Ukuran kriteria tunggal adalah ukuran kinerja yang hanya menggunakan
satu ukuran dalam menilai kinerja.
2) Ukuran Kriteria Beragam (Multiple Criteria)
Ukuran kriteria beragam adalah ukuran kinerja yang mrnggunakan
berbagai macam ukuran untuk menilai kinerja subuah perusahaan.
3) Ukuran Kriteria Gabungan (Composite Criteria)
Adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran,
memperhitungkan bobot masing-masing ukuran dan menghitung rata-
ratanya sebagai ukuran menyeluruh kinerja perusahaan.
Metode pengumpulan data menurut Sri Hadiati (2002) dapat dibagi kedalam
tiga bagian, yaitu :
1. Metode Penilaian dengan Orientasi Masa Lalu
Metode ini merupakan metode dengan menggunakan data-data yang
sudah ada untuk kemudian dilakukan perbandingan atau perhitungan
pertumbuhan baik pertumbuhan penjualan diberbagai pasar sasaran,
wilayah, maupun kelompok pelanggan. Pertumbuhan mengukur
seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mempertahankan dan
meningkatkan keberhasilan yang dicapai dari satu periode ke periode
berikutnya. Dengan diketahuinya pertumbuhan masing-masing
komponen sumber pendapatan dapat dievaluasi potensi-potensi mana
yang perlu mendapat perhatian.
2. Metode Penilaian dengan Orientasi Masa Sekarang
a. Metode Skala Peringkat
Metode ini bersifat subyektif, dibuat dua kolom dimana satu kolom
berisi variabel yang dinilai dan kolom lainnya berisi kategori
penilaian yang biasa dinyatakan dalam bentuk amat baik, baik,
cukup, kurang, dan sangat kurang. Biasa juga dalam kategori ini
diberi angka 90-100 amat baik, 80-89 baik, 70-79 cukup, 60-69
kurang, 0-59 sangat kurang
b. Metode Check List
Pada metode ini penilai memberi tanda ( ) pada uraian perilaku
pegawai baik negatif maupun positif, masing-masing perilaku diberi
bobot nilai yang besarnya tergantung pada tingkat kepentingan
perilaku tersebut terhadap keberhasilan suatu pekerjaan.
c. Metode Insiden Teritikal
Dalam metode ini penilai menuliskan sejumlah pertanyaan terbuka
yang terbagi ke dalam beberapa kategori.
d. Metode Tes dan Observasi
Untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu penilaian dapat berupa tes dan
observasi. Tes bias merupakan ujian tertulis yang menyangkut
berbagai hal atau ujian praktek yang langsung diamati oleh penilai.
3. Penilaian Kinerja dengan Orientasi Masa Depan
a. Penilaian Diri Sendiri (Self Assessment)
Metode ini mendasarkan pendapat bahwa seorang pegawai
mempunyai kedewasaan mental, intelektual dan psikologis,
sehingga dianggap bahwa mereka mampu menilai diri sendiri, baik
mengenai prestasi dimasa lalu maupun potensinya yang dapat
dikembangkan di masa mendatang.
b. Manajemen Berdasarkan Sasaran (Management by Objective)
Metode ini menggunakan target sebagai acuan kerja. Metode ini
didasari pada pendapat bahwa apabila seseorang dilibatkan dalam
penentuan sasaran kelompok, yang notabene juga akan merupakan
bagian dari sasaran organisasi, maka dia akan merasa bertanggung
jawab untuk mencapai sasaran tersebut.
c. Penilaian Psikologikal
Dalam penilaian ini para ahli dapat menggunakan berbagai teknik
seperti wawancara, berbagai tes psikologi, diskusi dengan para
superior.
d. Penggunaan Pusat-Pusat Penilaian
Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi para manajer tingkat
menengah yang akan dipromosikan. Dengan semakin banyaknya
pusat-pusat penilaian didirikan semakin mudah organisasi menilai
kinerjanya.
2.1.5 Penilaian Kinerja Sektor Publik
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkaran pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/ program. Kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi,
misi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic
planning) suatu organisasi (Indra Bastian, 2001). Secara umum dapat juga
dikatakan bahwa kinerja merupakan prestasi yang dapat dicapai oleh organisasi
dalam periode tertentu. Untuk mengetahui keberhasilan/ kegagalan suatu
organisasi seluruh aktivitas organisasi tersebut harus dapat diukur.
James B Whittaker dalam Indra Bastian (2001) menyatakan pengukuran/
penilaian kinerja adalah suatu alat manajemen untuk meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Kinerja sektor publik bersifat
multidimensional, sehingga tidak ada indikator tunggal yang dapat digunakan
untuk menunjukkan kinerja secara komperhensif. Pengukuran kinerja sektor
publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud antara lain :
1. Untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah, sehingga akan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektor pubik dalam
pemberian pelayanan publik.
2. Untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan.
3. Untuk mewujudkan pertanggung jawaban publik dan memperbaiki
komunikasi kelembagaan.
Pengukuran kinerja dalam sektor publik sangat penting dilakukan untuk
menilai akuntabilitas organisasi dan manajemen dalam menghasilkan pelayanan
publik yang lebih baik. Akuntabilitas bukan sekedar kemampuan menunjukkan
bahwa uang publik di belanjakan secara ekonomis, efektif dan efisien.
Mardiasmo (2009) menjelaskan sistem pengukuran sektor publik adalah suatu
sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian
suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non-finansial. Tujuan sistem
penilaian kinerja adalah :
1. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik
2. Untuk mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang
3. Untuk mengakomodasikan pemahaman kepentingan manajer level
menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal
congruence
4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan
individual dan kemampuan kolektif yang rasional.
Manfaat pengukuran kinerja antara lain :
1. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk
menilai kinerja manajemen.
2. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.
3. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan
membandingkannya dengan tingkat kinerja serta melakukan tindakan
korektif untuk memperbaiki kinerja
4. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward
and punishment) secara objektif atas pencapaian prestasi yang diukur
sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati.
5. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka
memperbaiki kinerja organisasi.
6. Membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah
terpenuhi
7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah
8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.
2.1.5.1 Value for Money sebagai Penilaian Kinerja Sektor Publik
Mardiasmo (2009) menyatakan value for money merupakan konsep
pengelolaan organisasi sector public yang mendasarkan pada tiga elemen utama
yaitu ekonomis, efisiensi dan efektifitas. Ketiga hal tersebut merupakan elemen
pokok value for money. Value for money merupakan inti pengukuran kinerja
pada unit-unit kerja pemerintah. Pengembangan indikator kinerja sebaikanya
memusatkan perhatian pada pertanyaan mengenai ekonomis, efisiensi, dan
efektifitas program dan kegiatan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai konsep
value for money yang dikenal dengan 3E.
1) Rasio Ekonomis
Ekonomis adalah praktik pembelian dengan tingkat kualitas tertentu dengan
harga terbaik yang dimungkinkan (spendingless). Pengertian ekonomis sering
disebut kehematan yang mencakup juga pengelolaan secara hati-hati atau
cermat dan tidak ada pemborosan. Suatu kegiatan operasional dapat dikatakan
ekonomis jika dapat menghilangkan atau mengurangi biaya yang tidak perlu.
Dengan demikian pada hakekatnya ada pengertian yang serupa antara efisiensi
dan ekonomis, karena kedua-duanya menghendaki penghapusan dan penurunan
biaya (cost reduction). Terjadinya peningkatan biaya mestinya terkait dengan
peningkatan manfaat yang lebih besar. Pengukuran tingkat ekonomis
memerlukan data-data anggaran biaya dan realisasi biaya.
Teknik analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat ekonomi adalah :
Realisasi biaya untuk memperoleh pendapatan
Anggaran biaya untuk memperoleh pendapatan
Kinerja pemerintah daerah dalam melakukan pemungutan pendapatan
dikatakan ekonomis apabila rasio yang dicapai kurang dari seratus persen.
Semakin kecil rasio ekonomis berarti kinerja pemerintah semakin baik. Adapun
kriteria ekonomis penilain kinerja keuangan yang diberikan oleh Mahsun
(2006) dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kriteria Ekonomis Kinerja Keuangan
Persentase Kinerja Keuangan Kriteria
Kurang dari 100% Ekonomis
Sama dengan 100% Ekonomis Berimbang
Lebih dari 100% Tidak Ekonomis
Sumber : Mohamad Mahsun, 2006
Ekonomis = x 100%
2) Rasio Efisiensi
Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara
output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output). Proses
kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil
kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan yang
serendah-rendahnya (spending well).
Efisiensi merupakan hal penting dari tiga pokok bahasan value for money.
Rasio efisiensi menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan yang
diterima, formulasinya adalah :
Realisasi biaya untuk memperoleh pendapatan
Realisasi Pendapatan
Rasio efisiensi tidak dinyatakan dalam bentuk absolut tapi dalam bentuk
relatif karena efisiensi diukur dengan membandingkan keluaran dan masukan
maka perbaikan efisiensi dapat dilakukan dengan cara :
a. Meningkatkan output pada input yang sama
b. Meningkatkan output pada proporsi yang lebih besar dari pada
proporsi peningkatan input.
c. Menurunkan input pada tingkatan output yang sama
d. Menurunkan input dalam porsi yang lebih besar dari pada
proporsi penurunan output.
Efisiensi = x 100%
Kinerja pemerintah daerah dalam melakukan pemungutan pendapatan akan
semakin efisien apabila rasio yang dicapai kurang dari seratus persen. Semakin
kecil rasio efisiensi berarti kinerja pemerintah daerah semakin baik. Adapun
kriteria efisiensi penilaian kinerja keuangan sesuai dengan keputusan Menteri
Dalam Negeri nomor 690.900.-327 tahun 1996 dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Kriteria Efisiensi Kinerja Keuangan
Persentase Kinerja Keuangan Kriteria
100% keatas Tidak Efisien
90%-100% Kurang Efisien
80%-90% Cukup Efisien
60%-80% Efisien
Kurang dari 60% Sangat Efisien
Sumber : Keputusan Mendagri No. 690.900-327 tahun 1996
3) Rasio Efektivitas
Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai
tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka organisasi
tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif. Efektivitas tidak menyatakan
tentang seberapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Teknik analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas adalah
rasio efektivitas. Rasio ini menggambarkan perbandingan antara realisasi
pendapatan dengan targetnya.
Realisasi Pendapatan
Target Pendapatan
Kemampuan daerah dalam menjalankan tugasnya dikategorikan efektif
apabila rasio yang dicapai sebesar satu atau seratus persen. Semakin tinggi rasio
efektivitas, menggambarkan kemampuan daerah yang semakin baik. Sesuai
dengan keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 690.900-327 tahun 1996
tentang pedoman penilaian kinerja keuangan, maka kriteria efektivitas kinerja
keuangan dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Kriteria Efektivitas Kinerja Keuangan
Persentase Kinerja Keuangan Kriteria
Diatas 100% Sangat Efektif
90%-100% Efektif
80%-90% Cukup Efektif
60%-80% Kurang Efektif
Kurang dari 60% Tidak Efektif
Sumber : Keputusan Mendagri No. 690.900-327 tahun 1996
2.1.5.2 Kepuasan Pelanggan Sebagai Penilaian Kinerja Sektor Publik
Pada umumnya perusahaan lebih banyak memusatkan diri pada kapasitas
internal dengan mengandalkan kinerja produk dan inovasi teknologi tanpa
memahami dan memperhatikan aspek eksternal yaitu pelanggan. Hal ini
nantinya akan dimanfaatkan oleh pesaing untuk menyerang melalui penawaran
Efektivitas = x 100%
produk dan jasa yang lebih baik sesuai dengan prepensi pelanggan. Kinerja
yang buruk pada aspek ini, akan menurunkan jumlah pelanggan dimasa depan
meskipun saat ini kinerja keuangan terlihat baik. Kaitannya dengan perusahaan
daerah, kepuasan pelanggan merupakan suatu gambaran mengenai keberhasilan
pemerintah daerah dalam mengupayakan pelayanan publik yang optimal,
sehingga dalam jangka panjang kesejahteraan masyarakat dapat terwujud.
Menurut Tjiptono (2000) kepuasan pelanggan terhadap jasa yang diperoleh
pada umumnya dapat dievaluasi dengan menggunakan atribut dalam
menentukan kualitas jasa, yaitu :
1. Bukti langsug (tangible), secara umum meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, karyawan, dan sarana komunikasi.
2. Keandalan (reability), yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan
pelayanan yang menjanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.
3. Daya tanggap (responsiveness) mencakup keinginan para karyawan
untuk membantu para pelanggan dalam memberikan pelayanan dengan
tanggap.
4. Jaminan atau kepastian (insurance) mencakup pengetahuan,
kemampuan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki karyawan, bebas
dari bahaya, risiko atau keragu-raguan.
5. Empati (emphaty) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan
komunikasi dengan baik, perhatian, dan pemahaman terhadap
kebutuhan pelanggan.
Pelanggan dalam Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar adalah para
pedagang pasar yang sudah terdaftar pada Perusahaan Daerah Pasar Kota
Denpasar, sehingga kepuasan pelanggan dalam penelitian ini adalah kepuasan
pedagang pasar.
2.1.6 Pengertian Perusahaan Daerah
Perusahaan daerah atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) didirikan oleh
pemerintah daerah sebagai pusat laba. Artinya Perusahaan Daerah merupakan
unit organisasi dalam tubuh Pemda yang didirikan untuk menghasilkan
pendapatan bagi pemerintah daerah yang mendirikan (Abdul Halim, 2007).
Dengan demikian, disamping wajib menyusun laporan keuangan, pemerintah
daerah suatu provinsi/kabupaten/kota juga menjadi pemakai laporan keuangan
entitas lain, yaitu perusahaan daerah atau BUMD di lingkungannya.
Hal ini akan dapat dilihat dari aspek teori keagenan (agency theory). Teori
keagenan adalah teori hubungan prinsipal dan agen. Dalam hubungan tersebut,
prinsipal (rakyat/DPRD) mempercayakan pengolahan kepada agen (pemerintah
daerah). Dalam konteks teori tersebut, pemerintah daerah bertindak sebagai
agen ataupun sebagai prinsipal. Sebagai agen, pemerintah daerah bertugas
mengelola dana prinsipal yakni rakyat yang diwakili DPRD. Sebaliknya, bagi
prinsipal pemerintah daerah menyerahkan pengelolaan kekayaan kepada
perusahaan daerah atau BUMD yang bertindak sebagai agen. Dalam
kedudukannya sebagai prinsipal, pemerintah daerah harus mampu menganalisis
laporan keuangan yang dihasilkan agennya yaitu perusahaan daerah.
Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar merupakan badan usaha yang
melakukan pembinaan, pengelolaan, pengembangan, dan penyelenggaraan
kegiatan-kegiatan di bidang pemasaran. Kegiatan tersebut terutama diarahkan
kepada pelayanan masyarakat dan pemberian jasa serta melaksanakan prinsip-
prinsip perusahaan dengan tujuan mengembangkan dan mempertahankan
hidup perusahaan.
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya
Wardika (2004) meneliti tentang Kinerja Puskesmas di Kota Denpasar,
ditunjau dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Teknik analisis data yang digunakan adalah rasio keuangan dengan rumus
efektivitas, sarana dan prasarana, kepuasan pengunjung dan karyawan dengan
menggunakan skala Niven. Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa
pelayanan kesehatan yang diberikan sudah cukup baik.
Sriani (2004) meneliti tentang kinerja Kantor Pelayanan Pajak Denpasar
dalam pemungutan PPh. Variabel yang digunakan yaitu kepuasan pengunjung
dan efektivitas kauangan. Teknik analisis data yang digunakan untuk efektivitas
keuangan yaitu dengan membandingkan realisasi penerimaan dan target
penerimaan. Sedangkan analisis data kepuasan pengunjung menggunakan skala
Niven. Secara umum kinerja KPP Denpasar dalam pemungutan PPh dinilai
baik.
Arya Semadi (2005) meneliti tentang kinerja PDAM Kabupaten Klungkung
ditinjau dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Teknik analisis yang digunakan menggunakan rasio keuangan yang biasa
digunakan oleh PDAM Kabupaten Klungkung, indeks kepuasan pengunjung,
MCE (Manufacturing Cycle Efficiency), produktivitas karyawan dan kepuasan
karyawan. Hasil penelitian secara umum menunjukkan hasil yang cukup baik.
Trisna Dewi (2005) meneliti tentang kinerja PDAM Kota Denpasar dengan
empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif
proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Teknik
analisis data yang digunakan adalah rasio keuangan, rasio pertumbuhan, indeks
kepuasan pengunjung, MCE, IKK (Indeks Kepuasan Karyawan) dan tingkat
produktivitas karyawan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan hasil yang baik
dan pengunjung merasa puas terhadap layanan yang diberikan oleh PDAM.
Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya khusus untuk
penelitian Arya dan Trisna adalah sama-sama menilai kinerja perusahaan
daerah dengan aspek financial dan non-finansial. Sedangkan persamaan
penelitian sekarang dengan sebelumnya khusus untuk Wardika dan Sriani yaitu
sama-sama menggunkan rumus efektivitas sebagai teknik analisis data aspek
finansial dan skala Niven sebagai teknik analisis data untuk aspek non-
finansial. Perbedaan penelitian sekarang dengan sebelumnya khusus untuk
Wardika dan Sriani yaitu berbeda obyek penelitian, sedangkan perbedaan
penelitian khusus untuk Arya dan Trisna adalah terletak pada teknik analisis
data baik finansial maupun non-finansial.
BAB III
KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir
Kebijakan otonomi daerah telah memberikan semangat baru dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pemerintah daerah kabupaten dan kota
diberikan kesempatan untuk menggali potensi dan sumber daya yang ada guna
membiayai kegiatan pemerintahan dan memenuhi kebutuhan masyarakat akan
pelayanan publik. Pembentukan BUMD pada tiap daerah dan kota merupakan
salah satu usaha dalam upaya meningkatkan sumber penerimaan daerah.
BUMD yang mampu dikelola dengan baik akan memberikan manfaat positif
kepada pemerintah dan masyarakat, namun apabila BUMD yang ada tidak
dioptimalkan dengan baik, justru akan menjadi beban pemerintah.
Kota Denpasar sebagai ibu kota Provinsi Bali telah memiliki tiga
Perusahaan Daerah, salah satunya adalah Perusahaan Daerah Pasar Kota
Denpasar, dimana PD Pasar ini telah mengelola sebanyak enam belas pasar
yang tersebar di seluruh wilayah Kota Denpasar. Pasar tradisional sebagai basis
ekonomi rakyat mampu menyediakan lapangan pekerjaan dan kebutuhan pokok
masyarakat.
Gambar 3.1
Kerangka Berpikir Penelitian Penilaian Kinerja Aspek Finansial dan Non-
Finansial Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar
Peningkatan partisipasi pembangunan dan
perbaikan alokasi sumber daya produktif
TAP MPR No. XV/ MPR/ 1998
“Penyelenggaraan Otonomi Daerah,
Pengaturan, Pembagian, Pemanfaatan Sumber
Daya Nasional yang berkeadilan serta
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
dalam Kerangka Negara Kesatuan RI”
UU No. 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah
dan UU No. 25 Tahun 1999
tentang Perimbangan antara
Pusat dan Daerah
Otonomi Daerah
Menambah kemampuan daerah untuk mewujudkan kemandirian
finansial dalam pengelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan
Meningkatkan kualitas jasa
pelayanan publik
PD Pasar Kota Denpasar
3.2 Kerangka Konsep
Walaupun memiliki kontribusi kecil dibandingkan dengan sumber-sumber
PAD lain, namun penilaian terhadap kinerja perusahaan daerah sangat penting
dilakukan untuk memperbaiki pengambilan keputusan internal dan alokasi
sumber daya yang ada pada perusahaan, sehingga tujuannya dalam
meningkatkan PAD dapat diwujudkan. Semua komponen PAD harus mendapat
perhatian yang sama dan harus dikelola secara ekonomis, berdayaguna dan
berhasilguna. Motivasi pembentukan perusahaan daerah selain mengarah pada
peningkatan sumber PAD tetapi juga pemberian jasa pelayanan publik terhadap
seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi daerah. Setiap
pembicaraan tentang pelayanan publik maka akan menyentuh masalah kualitas
layanan yang diberikan oleh organisasi publik pada masyarakat sebagai
pelanggan. Kualitas pelayanan umumnya berfokus pada pelanggan, sehingga
produk pelayanan didesain, diproduksi serta diberikan untuk memenuhi
keinginan dan kepuasan pelanggan.
Penilaian kinerja dengan memanfaatkan informasi keuangan sebagai single
indicator telah digunakan secara luas, tetapi hanya dengan meninjau ukuran
finansial sebagai single indicator belum menunjukkan hasil yang sempurna
untuk menilai kinerja suatu perusahaan, oleh sebab penelitian ini menggunakan
sistem penilaian kinerja dengan basis yang lebih komperhensif, yang tidak
hanya menggunakan aspek finansial untuk mengukur kinerja perusahaan tapi
juga menggunakan aspek non-finansial sebagai bagian sistem informasi.
Gambar 3.2
Kerangka Konsep Penelitian Penilaian Kinerja Aspek Finansial dan Non-
Finansial Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar
Penilaian Kinerja PD Pasar Kota
Denpasar
Finansial Non - Finansial
Efektivitas
Efisiensi
Ekonomis
Perspektif Kepuasan Pelanggan
Bukti Langsung
Keandalan
Daya Tanggap
Jaminan
Empati
Buruk Baik Baik Buruk
Evaluasi
Kebijakan
Evaluasi
Kebijakan
Peningkatan Kontribusi PAD Peningkatan Kualitas Pelayanan
Publik
Otonomi Daerah
1. Kecilnya kontribusi PD Pasar Kota Denpasar terhadap PAD
2. Jumlah pedagang pasar secara umum menunjukkan penurunan
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Obyek Penelitian
4.1.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar yang
beralamat di Jalan Sulawesi No.1 Lantai 4 Pasar Badung dan pada enam belas
unit pasar yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar.
4.1.2 Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah kinerja Perusahaan Daerah Pasar Kota
Denpasar yang dinilai dari aspek finansial dan non-finansial.
4.2 Identifikasi Variabel
Variabel-variabel yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Aspek Finansial
a. Target pendapatan
b. Realisasi pandapatan
c. Anggaran biaya
d. Realisasi biaya
2. Variabel Aspek Non-Finansial
a. Bukti langsung
b. Keandalan
c. Daya tanggap
d. Jaminan
e. Empati
4.3 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional untuk variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Target pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan
pendapatan retribusi pasar yang dianggarkan oleh PD Pasar dari tahun
2001 sampai 2010 dalam satuan rupiah.
2. Realisasi pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan
realisasi pendapatan retribusi pasar yang diperoleh oleh PD Pasar Kota
Denpasar dari tahun 2001 sampai 2010 dalam satuan rupiah.
3. Anggaran biaya yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan biaya
yang berkaitan dengan penerimaan retribusi pasar yang dianggarkan
oleh PD Pasar dari tahun 2001 sampai 2010 dalam satuan rupiah.
4. Realisasi biaya yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan realisasi
biaya yang berkaitan dengan penerimaan retribusi pasar yang
dikeluarkan oleh PD Pasar Kota Denpasar dari tahun 2001 sampai 2010
dalam satuan rupiah.
5. Bukti langsung (tangible) dapat dijelaskan dengan alat ukur pernyataan
meliputi penampilan karyawan PD Pasar Kota Denpasar di hadapan
pelanggan, kunjugan rutin ke unit pasar dan bukti fisik pembayaran.
6. Keandalan (reability) yaitu kemampuan PD Pasar Kota Denpasar untuk
memberikan pelayanan dengan alat ukur pernyataan seperti pelayanan
yang menjanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan
7. Daya tanggap (responsiveness) mencakup keinginan para karyawan PD
Pasar Kota Denpasar dengan alat ukur pernyataan seperti membantu
para pelanggan dalam memberikan pelayanan dengan tanggap.
8. Jaminan atau kepastian (insurance) dapat dijelaskan dengan alat ukur
pernyataan terhadap pengetahuan, kamampuan dan sifat yang dapat
dipercaya yang dimiliki karyawan PD Pasar Kota Denpasar, bebas dari
bahaya, risiko dan keraguan.
9. Empati (empathy) dapat dijelaskan dengan alat ukur pernyataan seperti
kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik,
perhatian pribadi dan pemahaman terhadap kebutuhan pelanggan pada
PD Pasar Kota Denpasar.
4.4 Jenis dan Sumber Data
4.4.1 Jenis Data Menurut Sifatnya
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data keuangan Perusahaan
Daerah Pasar Kota Denpasar tahun 2001 sampai 2010 dan data jumlah
pedagang pasar dari tahun 2001 sampai 2010.
2. Data Kualitatif
Data kualitataif dalam penelitian ini mengenai deskripsi responden
secara umum, sejarah dan struktur organisasi Perusahaan Daerah Pasar
Kota Denpasar serta tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian.
4.4.2 Jenis Data Menurut Sumbernya
Sumber data dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Data primer dalam penelitian ini adalah jawaban pengelola Perusahaan
Daerah Pasar Kota Denpasar dari hasil wawancara dan jawaban
responden atau pedagang pasar yang dituangkan dalam
angket/kuesioner selama kurun waktu penelitian.
2. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi catatan keuangan pada
Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar dari tahun 2001 sampai 2010
dan data jumlah pedagang pasar dari tahun 2001 sampai 2010.
4.5 Responden Penelitian
Untuk menilai kinerja aspek non-finansial melaui perspektif kepuasan
pelanggan responden penelitian adalah pelanggan Perusahaan Daerah Pasar
Kota Denpasar dalam hal ini adalah pedagang pasar dengan mengambil sampel
yang dijelaskan lebih rinci pada sub bab metode penentuan sampel.
4.6 Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008 : 115).
Populasi dalam penelitian ini adalah para pedagang pada pasar yang dikelola
oleh Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Proportionate
Stratified Random Sampling dengan penentuan jumlah sampel menggunakan
rumus Slovin, yaitu :
n = ………….………………….(1)
Keterangan :
n = jumlah sampel
N= jumlah populasi
e= derajat penyimpangan
Berdasarkan rumus yang dikemukakan Slovin dengan kesalahan (α) sebesar
10 persen, maka jumlah sampel pedagang pasar adalah sebanyak 99 sampel
dengan perhitungan sebagai berikut.
n = ……
= ……
= 98,6885 ≈ 99
N
1 + (Ne2)
7525
1 + (7525.0,01)
7525
76,25
Proportionate Stratified Random Sampling digunakan bila populasi
mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional (Sugiyono, 2008:118). Proporsionate berdasarkan banyaknya
pedagang di seluruh pasar yang dikelola oleh PD Pasar Kota Denpasar,
stratified menggambarkan sampel yang distratakan di tiap-tiap pasar,
sedangkan random menunjukkan pengambilan sample menggunakan sistem
undian dimana tiap pedagang memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih.
Dengan tingkat kesalahan 10 persen, diperoleh jumlah sampel sebanyak
98,6885 yang dibulatkan menjadi 99 pedagang dan distratakan menurut pasar.
Untuk memperoleh sampel pada masing-masing pasar digunakan rumus jumlah
populasi masing-masing pasar dibagi total populasi dikali total sampel.
Untuk lebih mengetahui jumlah populasi dan sampel masing-masing pasar
yang dikelola oleh PD Pasar Kota Denpasar, berikut akan ditampilkan pada
Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Jumlah Populasi dan Sampel Pedagang Pasar Berdasarkan
Tempat Berjualan pada Pasar yang Dikelola oleh Perusahaan
Daerah Pasar Kota Denpasar tahun 2011 (orang)
No Nama Pasar
Jumlah Tempat Jml
Populasi
Jumlah Tempat Jml
Sampel Kios Los Tanah Pelataran Kios Los Tanah Pelataran
1. Pasar Sanglah 56 273 - 135 464 1 3 - 2 6
2. Pasar Inpres Sanglah 43 125 75 58 301 1 1 1 1 4
3. Pasar Senggol Sanglah - - 29 - 29 - - 1 - 1
4. Pasar Satrya 37 210 15 39 301 - 3 - 1 4
5. Pasar Ketapian 20 75 100 62 257 - 1 1 1 3
6. Pasar Kumbasari 464 196 - 238 898 6 3 - 3 12
7. Pasar Lokitasari 28 22 - - 50 1 - - - 1
8. Pasar Abian Timbul 25 74 12 60 171 - 1 - 1 2
9. Pasar Gunung Agung 33 202 - - 235 - 3 - - 3
10. Pasar Senggol Kumbasari - - 89 428 517 - - 1 6 7
11. Pasar Anyar Sari 255 233 47 12 547 3 3 1 - 7
12. Pasar Badung 306 1.384 - 289 1.979 4 18 - 4 26
13. Pasar Suci Sari Jaya 67 - - - 67 1 - - - 1
14. Pasar Kreneng 168 623 61 86 938 2 8 1 1 12
15. Pasar Senggol Asoka - - 506 - 506 - - 7 - 7
16. Pasar Pidada 48 201 12 4 265 - 3 - - 3
Total 7.525 99
Sumber : PD Pasar Kota Denpasar 2011(data diolah)
4.7 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung dan observasi
nonpartisipan. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara survei langsung ke lokasi
penelitian. Cara ini dilakukan karena data yang dicari ada di lapangan. Teknik
pengumpulan data dengan cara survei dilakukan peneliti dengan :
1. Wawancara
yaitu suatu cara mengumpulkan data dengan menanyakan langsung
kepada pihak yang berkompeten dalam suatu permasalahan. Dalam
penelitian ini, wawancara dilakukan dengan karyawan pada Perusahaan
Daerah Pasar Kota Denpasar terutama staf Bagian Umum dan Bagian
Keuangan.
2. Kuesioner
yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
menjawabnya (Sugiyono, 2008 : 199). Dalam penelitian ini, kuisioner
diberikan kepada pedagang pada pasar yang dikelola oleh Perusahaan
Daerah Pasar Kota Denpasar.
Observasi nonpartisipan dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap
catatan, dokumen dan beberapa literatur yang terkait dengan penelitian.
Pengumpulan data juga dilakukan melalui riset ke perpustakaan, dokumentasi
dan jurnal yang telah dipubikasikan serta laporan lain yang mendukung
penelitian ini.
4.8 Teknik Analisis Data
4.8.1 Penilaian Kinerja Aspek Finansial
Teknik analisis data yang dapat digunakan untuk menilai kinerja aspek
finansial yaitu dengan melakukan perhitungan-perhitungan terhadap data
keuangan yang diperoleh untuk memecahkan masalah yang ada sesuai dengan
tujuan penelitian. Dalam penilaian kinerja kuangan digunakan konsep Value for
Money dengan tiga elemen utama yaitu ekonomis, efisiensi dan efektifitas.
Perhitungan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Rasio Ekonomis
Rasio ini menunjukkan pengukuran tingkat kehematan dari pengeluaran-
pengeluaran yang dilakukan PD Pasar Kota Denpasar. Rasio ekonomi dapat
dihitung dengan rumus :
Realisasi biaya untuk memperoleh pendapatan
Anggaran biaya untuk memeperoleh pendapatan
b. Rasio Efisiensi
Rasio ini menunjukkan pengukuran tingkat pencapaian hasil kerja yang
dilakukan oleh PD Pasar Kota Denpasar dengan penggunaan sumber daya dan
dana yang serendah-rendahnya. Rasio efisiensi dapat dihitung dengan rumus :
Realisasi biaya untuk memperoleh pendapatan
Realisasi Pendapatan
…………..(2) Ekonomis = x 100%
…………..(3) Efisiensi = x 100%
c. Rasio Efektivitas
Rasio ini menunjukkan pengukuran tingkat pencapaian tujuan atau sasaran
yang telah ditetapkan oleh PD Pasar Kota Denpasar. Rasio efektivitas dapat
dihitung dengan rumus :
Realisasi Pendapatan
Target Pendapatan
4.8.2 Penilaian Kinerja Aspek Non-Finansial
Penilaian kinerja non-finansial melalui perspektif kepuasan pedagang pasar
dengan variabel bukti langsung, keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati
akan dinilai dari pernyataan positif (+) dan negatif (-). Menurut Niven (dikutip
dari Wardika, 2004) pengukuran kinerja masing-masing variabel dapat
dilakukan dengan dasar adanya pernyataan positif (ya) dan negatif (tidak).
Dalam penelitian ini jawaban yang terdiri dari empat kategori yakni : a)
sangat setuju, b) setuju, c) tidak setuju, dan d) sangat tidak setuju akan
digolongkan menjadi dua pernyataan dari empat kategori tersebut. Untuk
kategori pernyataan positif (ya) meliputi jawaban dengan sangat setuju dan
setuju, sedangkan untuk pernyataan negatif (tidak) meliputi jawaban tidak
setuju dan sangat tidak setuju.
Efektivitas = x 100% ….............…………….(4)
Selanjutnya untuk mengetahui kinerja aspek non finasial dilakukan
perhitungan efektivitas kinerja dengan rumus :
Realisasi
Target
Dimana :
Realisasi = Pedagang atau sampel yang menjawab pernyataan positif
Target = Jumlah total pedagang atau sampel
Pengukuran tingkat efektivitas non-keuangan menggunakan standar sesui
dengan acuan Litbang Depdagri Republik Indonesia tahun 1991 sebagai berikut
:
1. Rasio efektif dibawah 40 persen = sangat tidak efektif
2. Rasio efektivitas antara 40 – 59,99 persen = tidak efektif
3. Rasio efektivitas antara 60-79,99 persen = cukup efektif
4. Rasio efektivitas diatas 80 persen = sangat efektif
Efektivitas
=
x 100% …............………….(5)
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Gamabran Umum Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar
5.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar
Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Denpasar didirikan dengan Peraturan
Daerah Kotamadya Dati II Denpasar Nomor : 14 Tahun 1993 tentang PD
Tingkat II Denpasar. Pendirian PD Pasar Kota Denpasar dilakukan melalui
pemisah atau pengurangan dari aset PD Pasar Kabupaten Dati II Badung yang
kemudian diserahkan kepada Pemerintah Daerah Kotamadya Dati II Denpasar
terhitung sejak tanggal 1 Agustus 1994. Neraca likuidasi atas pemisahan aset
PD Pasar tersebut telah diaudit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Provinsi Bali dengan Laporan Nomor : Lap-4081/PW.22.5/1996
tanggal 17 Januari 1996.
Menurut Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 2 Tahun 2001 tentang PD
Pasar Kota Denpasar, maksud dan tujuan pendirian perusahaan adalah turut
serta dalam melaksanakan pembangunan daerah, turut serta melaksanakan
pembangunan ekonomi nasional pada umumnya dan dalam rangka
meningkatkan perdagangan serta kebutuhan masyarakat pada khususnya serta
membantu dan turut menyukseskan keperluan atau kebutuhan, kelancaran
distribusi bahan-bahan pokok keperluan sehari-hari dan ikut serta
mengusahakan stabilitas harga.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka tugas pokok PD Pasar Kota
Denpasar adalah membina, mengelola, mengembangkan dan menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan di bidang perpasaran, yang diarahkan kepada pelayanan
masyarakat dan pemberian jasa serta melaksanakan prinsip-prinsip perusahaan
yang dapat mempertahankan hidup dan pengembangannya. Adapun modal PD
Pasar kota Denpasar adalah kekayaan daerah yang dipisahkan yang besarnya
ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Modal ini dapat di tambah atau
dikurangi dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota
Denpasar. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Denpasar No. 2 Tahun 2001
tentang PD Pasar kota Denpasar, penggunaan laba bersih setelah dipotong pajak
ditetapkan antara lain untuk dana pembangunan daerah (PAD) 35 persen, untuk
anggaran perusahaan daerah 25 persen, cadangan umum 10 persen, jasa
produksi 10 persen, dana sosial dan pendidikan 10 persen, dan sumbangan dana
pensiun dan pesangon 10 persen.
Adapun jumlah pasar yang dikelola oleh PD Pasar Kota Denpasar adalah
sebanyak 16 pasar yang tersebar diseluruh wilayah Kota Denpasar (Tabel 5.1).
Tabel 5.1 Data Luas Area, Jumlah Pasar dan Pedagang pada Pasar yang
Dikelola oleh PD Pasar Kota Denpasar Dirinci Perkecamatan,
Desa dan Kelurahan tahun 2011
Kecamatan/ Desa/
Kelurahan Nama Pasar
Luas Area (M2) Jumlah
Pedagang
(orang) Tanah Bangunan
I. Denpasar Selatan
1. Kelurahan Panjer Pasar Sanglah 4.512 3.797,4 464
2. Kelurahan Panjer Pasar Inpres Sanglah 3.800 1.188,8 301
3. Kelurahan Panjer Pasar Senggol Sanglah 715 - 29
II. Denpasar Timur
1. Kelurahan Dangin Puri Pasar Satrya 1.234 2.500 301
2. Kelurahan Sumerta Pasar Ketapian 2.200 957 257
III. Denpasar Barat
1. Kelurahan Pemecutan Pasar Kumbasari 7.000 12.572 898
2. Kelurahan Pemecutan Pasar Lokitasari 2.750 2.626 50
3. Kelurahan Pemecutan Pasar Abian Timbul 1.470 577,4 171
4. Kelurahan Pemecutan Pasar Gunung Agung 2.300 1.287,2 235
5. Kelurahan Pemecutan Pasar Senggol Kumbasari 1.850 - 517
6. Kelurahan Padangsambian Pasar Anyar Sari 20.900 4.275 547
7. Kelurahan Dauh Puri Pasar Badung 6.230 8.016 1.979
8. Kelurahan Dauh Puri Pasar Suci Sari Jaya 2.850 5.663,4 67
IV. Denpasar Utara
1. Desa Dangin Puri Kangin Pasar Kreneng 13.700 12.894,14 938
2. Desa Dangin Puri Kangin Pasar Senggol Asoka 9.402 - 506
3. Kelurahan Ubung Pasar Pidada 3.187 2.406,5 265
Total 84.100 58.761 7.525
Sumber : PD Pasar Kota Denpasar 2011
5.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar
Organisasi merupakan wadah untuk menampung seluruh aktifitas yang
dilakukan oleh sekelompok orang di dalam mencapai tujuan, sehingga
koordinasi kerja dapat dilaksanakan dengan baik. Struktur organisasi sebuah
organisasi atau lembaga memberikan gambaran secara sistematis mengenai
pembagian tugas dan tanggung jawab serta hubungan yang terdapat dalam
suatu organisasi atau lembaga bersangkutan. Struktur organisasi disusun agar
dapat menggambarkan kerangka hubungan antara satuan-satuan organisasi di
dalam suatu organisasi atau lembaga dalam rangka mempertegas tugas dan
wewenang masing-masing bagian.
Perusahaan Daerah Kota Denpasar menggunakan struktur organisasi garis
dimana wewenangnya mengalir dari pimpinan kepada bawahannya, sehingga
dalam hal ini pemimpin merupakan pemegang tertinggi diatas bagian-bagian
lain yang ada di dalam perusahaan. Adapun struktur organisasi Perusahaan
Daerah Kota Denpasar dapat dilihat Gambar 5.1
Gambar 5.1 Struktur Organisasi PD Pasar Kota Denpasar
KEPALA DAERAH
DIREKTUR UTAMA BDN. PENGAWAS
DIREKTUR I DIREKTUR II
BAG. UMUM BAG. KEUANGAN BAG. PENGAWASAN
& KEAMANAN
BAG. TEKNIK &
PERENCANAAN BAG.KEBER
SIHAN
SEK.ANGGARAN
SEK. PEMBUKUAN
SEK.BENDAHARA
SEK. PEMBINAAN
SEK. PENG. UMUM
SEK. PENDAFTARAN
SEK. KEAMANAN &
KETERTIBAN
SEK. STATISTIK
SEK. PERENCANAAN
SEK. BANGUNAN
SEK. LISTRIK & AIR
SEK. PERIJINAN
SEK. TEKNIS
KEBERSIHAN
SEK. PERALATAN
DAN PERAWATAN
SEK. PERTAMANAN
UNIT PASAR
SUB. UNIT ADMINISTRASI
SUB. UNIT KEUANGAN
SUB. UNIT KAMTIB
SEK. TU
SEK PERSONALIA
SEK. RT
SEK. PERCETAKAN
SEK. HUMAS & PROTOKOL
Sumber : PD Pasar Kota Denpasar, 2011
51
Adapun mengenai tugas dari masing-masing jabatan, akan dijelaskan lebih
rinci.
1) Direktur Utama
Direktur Utama mempunyai tugas :
a. Memimpin dan melaksanakan kebijaksanaan perusahaan,
mengelola serta melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya
berdasarkan pengarahan yang telah digariskan oleh Badan
Pengawas dan Walikota Denpasar.
b. Mengusahakan dan menyelenggarakan pengembangan atau
peningkatan sumber-sumber keuangan, fasilitas dan personil
termasuk di bidang kesejahteraan karyawan.
c. Mengajukan anggaran dan melaksanakan anggaran perusahaan
setelah mendapat pengesahan dari Badan Pengawas.
d. Mengadakan koordinasi dan kerja sama dengan badan-badan
organisasi lain yang berhubungan dengan tugasnya.
e. Direktur Utama dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh
seorang Direktur I.
f. Bilamana Direktur Utama berhalangan maka untuk sementara
tugas-tugasnya dapat dilaksanakan oleh Direktur I.
g. Direktur Utama dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab kepada Badan Pengawas yang diketahui oleh Wali Kota
Denpasar.
2) Badan Pengawas
Badan Pengawas mempunyai tugas :
a. Mengawasi kegiatan operasional Perusahaan Daerah.
b. Memberikan pendapat dan saran kepada Walikota terhadap
pengangkatan dan pemberhentian Direksi.
c. Memberikan pendapat dan saran kepada Walikota terhadap
program kerja yang diajukan Direksi.
d. Memberikan pendapat dan saran kepada Walikota terhadap
Laporan Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi beserta
penjelasannya.
e. Memberikan pendapat dan saran atas Laporan Kerja Perusahaan
Daerah.
3) Direktur I
Direktur I mempunyai tugas :
a. Direktur I merupakan pembantu utama dari Direktur Utama
yang berkewajiban menyelanggarakan kegiatan sehari-hari
terhadap staf perusahaan.
b. Membina, mengelola, mengarahkan dan mengkoordinasikan
semua kegiatan perusahaan dengan unsur-unsurnya untuk
memperoleh hasil guna dan tepat guna.
c. Memberikan saran-saran dan informasi kepada Direktur Utama.
d. Menjalankan tugas Direktur Utama apabila Direktur Utama
berhalangan.
e. Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada
Direktur Utama.
4) Direktur II
Direktur II mempunyai tugas :
a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan perencanaan,
teknik, produksi, dan distribusi.
b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan pemeliharaan instalasi
teknis.
c. Mengkoordinasikan kegiatan perizinan serta pengawasan
pendapatan.
d. Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada
Direktur Utama.
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Utama.
5) Bagian Umum
Bagian umum mempunyai tugas :
a. Melaksanakan urusan tata usaha administrasi personil dan rumah
tangga.
b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
c. Bagian umum dipimpin oleh serorang Kepala Bagian yang
bertanggung jawab kepada Direktur Utama melalui Direktur I.
6) Bagian Keuangan
Bagian Keuangan mempunyai tugas :
a. Mempersiapkan bahan dan menyusun anggaran serta laporan
keuangan perusahaan.
b. Mempersiapkan keuangan perusahaan.
c. Turut serta merencanakan dan mempersiapkan ketentuan-
ketentuan peningkatan pendapatan perusahaan.
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
e. Bagian keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Bagian
Keuangan yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab kepada Direktur Utama melalui Direktur I.
7) Bagian Pengawasan dan Keamanan
Bagian Pengawasan dan Keamanan mempunyai tugas :
a. Melaksanakan tugas-tugas di bidang pengawasan intern dan
ekstern perusahaan.
b. Bagian pengawasan dan keamanan dipimpin oleh Kepala Bagian
Pengawasan dan Keamanan yang dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Direktur Utama melalui Direktur II.
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
8) Bagian Teknik dari Perencanaan
Bagian Teknik dari Perencanaan mempunyai tugas :
a. Merencanakan, mengkoordinir, mengawasi dan menyelesaikan
kegiatan-kegiatan di bidang pemeliharaan dan pembangunan
fasilitas atau bangunan-bangunan.
b. Merencanakan, mengadakan penelitian yang diarahkan kepada
perkembangan atau perluasan pasar.
c. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
d. Bagian Teknik dan Perencanaan dipimpin oleh seorang Kepala
Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab
kepada Direktur Utama melalui Direktur II
9) Bagian Kebersihan
Bagian Kebersihan mempunyai tugas :
a. Melaksanakan dan mengawasi penanganan sampah di masing-
masing pasar.
b. Mewujudkan kebersihan dan keindahan lingkungan dengan
membuat rencana penanganan sampah dan keindahan
lingkungan masing-masing.
c. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
d. Bagian kebersihan dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang
dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada
Direktur Utama melalui Direktur II.
10) Unit Pasar
Unit Pasar mempunyai tugas :
a. Melaksanakan kebijaksanaan dan kewenangan Direktur Utama
PD Pasar di unit-unit pasar.
b. Mengkoordinir serta mengawasi persoalan-persoalan yang ada
di unit pasar.
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
d. Unit pasar dipimpin oleh seorang Kepala Unit yang dalam
melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur
Utama.
11) Sub Unit Administrasi
Sub Unit Administrasi mempunyai tugas :
a. Menyelenggarakan administrasi pembukuan pada unit-unit pasar
berdasarkan pedoman dan petunjuk-petunjuk dan ketentuan-
ketentuan yang berlaku.
b. Menyelenggarakan pembukuan karcis-karcis, menertibkan
tagihan-tagihan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Membuat laporan mengenai stok karcis dan pemasukan pada
unit pasar.
d. Membuat inventaris mengenai peralatan yang ada di unit pasar.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
f. Sub unit administrasi dipimpin oleh seorang Kepala Sub Unit
yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada
Kepala Unit.
12) Sub Unit Keuangan
Sub Unit Keuangan mempunyai tugas :
a. Bertanggung jawab mengenai keluar masuknya keuangan
dengan menyelenggarakan Buku Kas Umum, Kas Pembantu dan
catatan lainnya yang dianggap perlu.
b. Menerima, meneliti uang setoran dan menyortir uang ke PD
Pasar Kota Denpasar.
c. Menyelesaikan tagihan-tagihan kepada para penyewa tempat dan
fasilitas lainnya.
d. Mengatur dan memberikan petunjuk dan pengawasan kepada
juru tagih.
e. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
f. Sub Unit Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Unit
yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada
Kepala Unit Pasar.
13) Sub Unit Kamtib
Sub Unit Kamtib mempunyai tugas :
a. Membina, mengendalikan dan mencegah gangguan keamanan
fisik dan ketertiban umum pada unit pasar.
b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
c. Sub Unit Kamtib dipimpin oleh Kepala Sub Unit Kamtib yang
dalam melaksanakan tugasnnya bertanggung jawab kepada
Kepala Unit Pasar.
5.1.3 Fasilitas pada Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar
Fasilitas yang disediakan oleh PD Kota Denpasar antara lain :
1. Penyewaan Tempat Berjualan
Penyewa tempat berjualan yang meliputi kios, los dan tanah yang
dimiliki PD Pasar Kota Denpasar berasal dari masyarakat Bali
maupun luar Bali. Penyewaan tempat berjualan ada yang berbentuk
swadaya atau milik perusahaan. Penyewaan tempat berjualan yang
berbentuk swadaya adalah penyewa yang hanya menyewa tanah
beserta fasilitas listrik dan airnya saja, tapi bangunannya dibuat
penyewa sendiri. Sedangkan penyewa tempat berjualan yang
berbentuk milik perusahaan adalah penyewa yang menyewa tempat
yang sudah lengkap dengan dengan bangunan beserta fasilitasnya.
2. Penyediaan Tempat Parkir
Salah satu fasilitas yang diberikan oleh PD Pasar Kota Denpasar
adalah penyediaan tempat parkir. Tempat parkir yang disediakan
khusus untuk masyarakat yang datang kepasar dan pedagang di
lingkungan PD Pasar Kota Denpasar, sehingga dapat memberikan
kenyamanan kepada masyarakat didalam memarkir kendaraannya.
3. Fasilitas Lain
Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar memberikan fasilitas-
fasilitas penunjang lain untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kepada para pelanggan. Fasilitas tersebut meliputi penyediaan WC
umum, penyediaan sarana air bersih, listrik dan penyediaan tempat
sampah.
5.2 Karakteristik Responden
Survey dilakukan terhadap 99 pedagang pasar yang tersebar pada enam
belas unit pasar di wilayah Kota Denpasar dan dikelola oleh PD Kota Denpasar.
Selanjutnya setelah melakukan penelitian, pada responden tersebut akan
dilakukan pengkajian terhadap karakteristiknya guna mendapatkan informasi
mengenai jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan lama berdagang. Hal ini
dibutuhkan untuk mengetahui karakteristik responden (pedagang pasar) yang
dikelola oleh PD Pasar Kota Denpasar.
Untuk jenis kelamin responden, sebagian besar responden adalah berjenis
kelamin perempuan dengan jumlah responden perempuan sebanyak 64 orang
atau persentase sebesar 64,65 persen sedangkan responden laki-laki sebanyak
35 orang atau persentase sebesar 35,35 persen dari total responden.
Selanjutnya karakteristik usia responden ditunjukkan pada Tabel 5.2
Tabel 5.2 Distribusi Usia Responden pada Pasar yang Dikelola oleh
Peruasahaan Daerah Pasar Kota Denpasar
No Usia (tahun) Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
1 ≤ 20 - -
2 21-30 17 17,2
3 31-40 48 48,5
4 > 40 34 34,3
Total 99 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2011
Berdasarkan hasil penelitian dan dirangkum dalam Tabel 5.2 sebagian besar
responden (pedagang pasar) berada pada rentang usia 31 sampai 40 tahun
dengan jumlah pedagang sebanyak 48 orang atau sebesar 48,5 persen dari total
responden. Sisanya sebanyak 34 orang atau 34,3 persen pada rentang usia diatas
40 tahun dan 17 orang atau 17,2 persen pedagang berada pada rentang usia 21
sampai 30 tahun. Rentang usia kurang dari 20 tahun tidak ditemukan pada
penelitian ini.
Dalam penelitian ini responden dengan usia tertua adalah responden dengan
usia 57 tahun, sedangkan responden dengan usia termuda adalah responden
dengan usia 24 tahun.
Tabel 5.3 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden pada Pasar yang
Dikelola oleh Peruasahaan Daerah Pasar Kota Denpasar
No Tingkat
Pendidikan
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
1 SD 22 22,2
2 SMP 54 54,5
3 SMA 23 23,2
4 Perguruan Tinggi - -
Total 99 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2011
Sedangkan karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan (Tabel
5.3) sebagian besar responden (pedagang pasar) berlatar belakang pendidikan
SMP yaitu dengan jumlah pedagang sebanyak 54 orang atau sebesar 54,5
persen dari total responden. Sisanya yaitu sebanyak 23 orang atau 23,2 persen
berlatar belakang pendidikan SMA dan dan sebanyak 22 orang atau 22,2 persen
berlatar pendidikan SD. Latar belakang pedagang pasar pada tingkat pendidikan
perguruan tinggi tidak ditemukan pada penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar lama berdagang responden pada
pasar yang dikelola oleh PD Pasar Kota Denpasar lebih dari sepuluh tahun yaitu
sebanyak 88 pedagang atau 88,9 persen dari total responden, dengan waktu
berdagang terlama yaitu 18 tahun atau mulai berdagang sejak tahun 1993
sampai saat ini. Sisanya sebanyak sebelas orang atau 11,1 persen pedagang
sudah berdagang pada pasar yang dikelola oleh PD Pasar Kota Denpasar berada
pada rentang waktu lebih dari dua tahun namun kurang dari sepuluh tahun,
dengan waktu berdagang terpendek yaitu baru selama tujuh tahun atau mulai
berdagang sejak tahun 2004 sampai saat ini. Lama berdagang kurang dari dua
tahun dan antara dua sampai lima tahun tidak ditemukan dalam penelitian ini
(Tabel 5.4).
Tabel 5.4 Distribusi Lama Berdagang Responden pada Pasar yang
Dikelola oleh Peruasahaan Daerah Pasar Kota Denpasar
No
Lama
Berdagang
(tahun)
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
1 < 2 - -
2 2-5 - -
3 >5-<10 11 11,1
4 ≥ 10 88 88,9
Total 99 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2011
Demikian secara umum berdasarkan penelitian kepada 99 responden
(pedagang pasar) pada enam belas unit pasar yang dikelola oleh PD Pasar Kota
Denpasar sebagian besar responden adalah berjenis kelamin perempuan, berada
pada rentang usia 31 sampai 40 tahun dengan latar belakang pendidikan
terakhir SMP dan telah berdagang lebih dari sepuluh tahun.
Dalam meningkatkan kinerja PD Pasar Kota Denpasar pemerintah perlu
memperhatikan karakteristik pedagang pasar. Sesuai dengan karakteristik
responden dalam penelitian ini, sebagian besar pedagang adalah berjenis
kelamin perempuan, latar belakang pendidikan menengah, usia cukup produktif
dan pengalaman berdagang cukup lama. Informasi ini akan mempermudah
pemerintah dalam merencanakan program utamanya untuk meningkatkan
kesejahteraan pedagang sehingga jumlah pedagang kedepannya akan semakin
meningkat.
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan Hasil Penelitian
6.1.1 Penilaian Kinerja Aspek Finansial
Penilaian kinerja terhadap Perusahaa Daerah (PD) Pasar Kota Denpasar
masih tetap menggunakan aspek finansial atau keuangan sebagai salah satu
perspektif penilaian kinerja. Sebagai perusahaan daerah yang bergerak di
bidang jasa pasar, pengukuran kinerja keuangan pada perusahaan daerah bukan
merupakan hal yang mudah, terlebih lagi institusi pemerintah ini bersifat
pelayanan kepada masyarakat atau publik.
Untuk mengetahui kinerja keuangan PD Pasar Kota Denpasar berdasarkan
konsep value for money tahun anggaran 2001-2010 perlu dilihat anggaran dan
realisasi biaya yang dikeluarkan serta target dan realisasi pendapatan yang
diperoleh pada PD Pasar Kota Denpasar. Adapun biaya yang dianggarkan oleh
PD Pasar Kota Denpasar sepenuhnya digunakan untuk membiayai gaji
pegawai, biaya bahan bakar, biaya konsumsi, biaya umum dan pemeliharaan
gedung. Untuk penerimaan retribusi pasar diperoleh melalui pengenaan biaya
kepada pedagang, antara lain cukai, parkir, kebersihan, sewa tempat (kios, los,
tanah dan pelataran), listrik serta keamanan.
Berikut perhitungan tiga elemen dasar value for money dalam menilai
kinerja aspek finansial PD Pasar Kota Denpasar.
a. Rasio Ekonomis
Rasio ini menunjukkan pengukuran tingkat kehematan dari pengeluaran-
pengeluaran yang dilakukan PD Pasar Kota Denpasar. Adapun perhitungan
rasio ekonomis PD Pasar Kota Denpasar untuk tahun anggaran 2001-2010
dapat dilihat pada Tabel 6.1. Tabel 6.1 memperlihatkan rata-rata rasio ekonomis
PD Pasar Kota Denpasar adalah sebesar 106,8 persen. Hal ini menunjukkan
bahwa secara rata-rata rasio ekonomis PD Pasar Kota Denpasar berada pada
kriteria yang tidak ekonomis karena presentase rasio ekonomisnya berada diatas
100 persen.
Tabel 6.1 Rasio Ekonomis Kinerja Finansial PD Pasar Kota Denpasar
Tahun Anggaran 2001-2010 (jutaan Rupiah)
Tahun Anggaran
Biaya
Realisasi
Biaya
Rasio Ekonomis
(%) Keterangan
2001 4.025 4.315 107,2 Tidak Ekonomis
2002 5.305 5.955 112,3 Tidak Ekonomis
2003 6.072 7.046 116,0 Tidak Ekonomis
2004 7.411 8.311 112,2 Tidak Ekonomis
2005 8.027 8.715 108,6 Tidak Ekonomis
2006 9.788 10.098 103,2 Tidak Ekonomis
2007 10.931 11.187 102,3 Tidak Ekonomis
2008 11.047 12.554 113,6 Tidak Ekonomis
2009 12.624 13.830 109,5 Tidak Ekonomis
2010 13.754 11.444 83,2 Ekonomis
Rata-rata 8.899 9.345 106,8 Tidak Ekonomis
Sumber : PD Pasar Kota Denpasar (data diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan, rasio ekonomis terendah terjadi pada tahun
2010 yaitu sebesar 83,2 persen sedangkan rasio ekonomi pada tahun 2001
sampai 2009 menunjukkan angka diatas 100 persen dimana rasio ekonomis
tertinggi berada pada tahun 2003 yaitu sebesar 116 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa realisasi biaya PD Pasar Kota Denpasar selama sembilan
tahun sejak tahun 2001 selalu melebihi dari anggaran yang ditetapkan, ini
terjadi akibat pembengkakan pada biaya gaji dan rupa-rupa biaya umum karena
penambahan karyawan dan penyelenggaraan Upacara Adat. Pada tahun 2010
sudah terjadi perbaikan rasio ekonomis yang berarti bahwa pemerintah telah
mampu menekan biaya-biaya yang tidak produktif.
b. Rasio Efisiensi
Rasio ini menunjukkan pengukuran tingkat pencapaian hasil kerja yang
dilakukan oleh PD Pasar Kota Denpasar dengan penggunaan sumber daya dan
dana yang serendah-rendahnya. Adapun perhitungan rasio efisiensi PD Pasar
Kota Denpasar untuk tahun anggaran 2001-2010 dapat dilihat Tabel 6.2.
Tabel 6.2 Rasio Efisiensi Kinerja Finansial PD Pasar Kota Denpasar
Tahun Anggaran 2001-2010 (jutaan Rupiah)
Tahun Realisasi
Pendapatan
Realisasi
Biaya
Rasio
Efisiensi
(%)
Keterangan
2001 4.088 4.315 105,6 Tidak Efisien
2002 6.450 5.955 92,3 Kurang Efisien
2003 8.208 7.046 85,8 Cukup Efisien
2004 8.797 8.311 94,5 Kurang Efisien
2005 10.225 8.715 85,2 Cukup Efisien
2006 11.756 10.098 85,9 Cukup Efisien
2007 11.462 11.187 97,6 Kurang Efisien
2008 11.362 12.554 110,5 Tidak Efisien
2009 13.316 13.830 103,9 Tidak Efisien
2010 14.312 11.444 80,1 Efisien
Rata-rata 9.998 9.345 94,1 Kurang Efisien
Sumber : PD Pasar Kota Denpasar (data diolah)
Tabel 6.2 memperlihatkan rata-rata rasio efisiensi PD Pasar Kota Denpasar
adalah sebesar 94,1 persen. Hal ini menunjukkan bahwa secara rata-rata rasio
efisiensi PD Pasar Kota Denpasar berada pada kriteria yang kurang efisien
karena presentase rasio efisiensinya berada diantara 90-100 persen.
Berdasarkan hasil perhitungan, rasio efisiensi terendah terjadi pada tahun
2010 yaitu sebesar 80 persen sedangkan rasio efisiensi pada tahun 2002 sampai
2007 menunjukkan angka diatas 80 persen namun masih dibawah 100 persen
dengan kriteria efisiensi kurang efisien dan cukup efisien. Rasio efisiensi diatas
100 persen berada pada tahun 2001, 2008 dan 2009 dengan kriteria efisiensi
tidak efisien. Tahun 2010 PD Pasar telah mampu memperbaiki kinerja dengan
merealisasikan penerimaan retribusi pasar melebihi dari biaya yang dikeluarkan
dengan kriteria efisiensi efisien.
c. Rasio Efektivitas
Rasio ini menunjukkan pengukuran tingkat pencapaian tujuan atau sasaran
yang telah ditetapkan oleh PD Pasar Kota Denpasar. Melalui pengukuran
efektivitas dapat menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam
merealisasikan pendapatan yang direncanakan dibandingkan dengan target yang
ditetapkan berdasarkan potensi. Adapun perhitungan rasio efektivitas PD Pasar
Kota Denpasar untuk tahun anggaran 2001-2010 dapat dilihat Tabel 6.3. Tabel
6.3 memperlihatkan rata-rata rasio efektivitas PD Pasar Kota Denpasar adalah
sebesar 96,6 persen. Hal ini menunjukkan bahwa secara rata-rata rasio
efektivitas PD Pasar Kota Denpasar berada pada kriteria yang efektif karena
presentase rasio efektivitasnya berada diantara 90-100 persen.
Tabel 6.3 Rasio Efektivitas Kinerja Finansial PD Pasar Kota Denpasar
Tahun Anggaran 2001-2010 (jutaan Rupiah)
Tahun Target
Pendapatan
Realisasi
Pendapatan
Rasio
Efektivitas
(%)
Keterangan
2001 5.647 4.088 72,4 Kurang Efektif
2002 5.752 6.450 112,1 Sangat Efektif
2003 7.181 8.208 114,3 Sangat Efektif
2004 9.529 8.797 92,3 Efektif
2005 10.386 10.225 98,4 Efektif
2006 11.824 11.756 99,4 Efektif
2007 12.108 11.462 94,7 Efektif
2008 12.220 11.362 93,0 Efektif
2009 14.180 13.316 93,9 Efektif
2010 14.962 14.312 95,7 Efektif
Rata-rata 10.379 9.998 96,6 Efektif
Sumber : PD Pasar Kota Denpasar (data diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan, rasio efektivitas terendah terjadi pada tahun
2001 dengan persentase sebesar 72,4 persen dan memenuhi kriteria kurang
efektif, sedangkan rasio efektivitas dengan katgori sangat efektif hanya terjadi
pada tahun 2002 dan 2003, selanjutnya sejak tahun 2004 sampai 2010 rasio
efektivitas memenuhi kriteria efektif karena persentase rasio berada antara 90
sampai 100 persen. Hal ini menunjukkan bahwa target penerimaan yang selama
ini ditetapkan oleh PD Pasar Kota Denpasar masih di bawah potensi yang
sebenarnya, oleh karena itu pemerintah daerah selaku pengelola pasar di
wilayah Kota Denpasar dalam penetapan target pendapatan perlu melakukan
perhitungan secara akurat terhadap besarnya potensi pendapatan sehingga
realisasi pendapatan berdasarkan target yang ditetapkan dapat lebih
ditingkatkan sehingga tidak terjadi lagi tingkat efektivitas di bawah seratus
persen pada tahun-tahun mendatang.
6.1.2 Penilaian Kinerja Aspek Non-Finansial
Penilaian kinerja PD Pasar Kota Denpasar melalui aspek non-finansial yang
dalam hal ini menggunakan perspektif kepuasan pedagang pasar, sangat
diperlukan karena pedagang pasar adalah sumber utama pendapatan yang
diperoleh oleh PD Pasar Kota Denpasar. Penilaian ini dilakukan dengan
mengukur kepuasan pedagang pasar melalui penyebaran kuesioner pada
responden penelitian.
Dalam melakukan penelitian, yang menjadi responden adalah pedagang
pasar pada pasar yang dikelola oleh PD Pasar Kota Denpasar. Berdasarkan
perhitungan jumlah sampel dengan menggunakan rumus Slovin, jumlah
pedagang yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 99
pedagang. Berikut ditampilakan hasil pengolahan data kepuasan pedagang
pasar berdasarkan penelitian langsung yang dijelaskan secara rinci pada setiap
variabel kepuasan pedagang.
6.1.2.1 Variabel Bukti Langsung
Pendapat responden mengenai variabel bukti langsung dipaparkan dalam
tiga pernyataan yang dijawab oleh responden. Jawaban atas pernyataan pada
kuesioner dikategorikan pada jawaban negatif dan positif. Jawaban sangat
setuju dan setuju adalah positif dan tidak setuju dan sangat tidak setuju adalah
negatif.
Tabel 6.4 Jawaban Responden Mengenai Kerapihan Karyawan Saat
Bekerja pada PD Pasar Kota Denpasar
No Jawaban Responden Jumlah Responden
Orang %
1 Positif 99 100
2 Negatif 0 0
Jumlah 99 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 201, Lampiran 2
Berdasarkan Tabel 6.4 dapat dilihat bahwa dari 99 responden 100 persen
atau seluruh responden menyatakan setuju bahwa karyawan berpenampilan rapi
saat bekerja.
Tabel 6.5 Jawaban Responden Mengenai Kunjungan Rutin ke Unit Pasar
PD Pasar Kota Denpasar
No Jawaban Responden Jumlah Responden
Orang %
1 Positif 84 84,8
2 Negatif 15 15,1
Jumlah 99 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 201, Lampiran 2
Pada Tabel 6.5 dilihat dari pernyataan bahwa karyawan rutin melakukan
kunjungan ke unit pasar pada pasar yang dikelola oleh PD Pasar kota Denpasar
diperoleh bahwa 84 orang atau 84,8 persen responden menyatakan jawaban
positif dan 15 orang atau 15,1 persen menyatakan jawaban negatif.
Terdapat 96 orang atau 96,9 persen responden yang memberikan jawaban
positif dan 3 orang atau 3,03 persen responden memberikan jawaban negatif
atas pernyataan karyawan memberikan bukti pembayaran atas penyewaan kios,
los pelataran dan tanah (Tabel 6.6).
Tabel 6.6 Jawaban Responden Mengenai Bukti Pembayaran atas
Penyewaan Kios, Los, Pelataran dan Tanah pada PD Pasar
Kota Denpasar
No Jawaban Responden
Jumlah
Responden
Orang %
1 Positif 96 96,9
2 Negatif 3 3,03
Jumlah 99 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 201, Lampiran 2
Berdasarkan ketiga pernyataan yang telah dipaparkan secara detail
berdasarkan jawaban responden, maka secara umum efektivitas variabel bukti
langsung dapat dilihat Tabel 6.7
Tabel 6.7 Jawaban Variabel Bukti Langsung dalam Penilaian Kinerja
Non-Finansial PD Pasar Kota Denpasar
No Daftar Pernyataan Realisasi
(orang)
Target
(orang)
Efektivitas
(%) Kriteria
1 Karyawan berpenampilan rapi saat
bekerja 99 99 100,00 Sangat Efektif
2 Karyawan melakukan kunjungan rutin
ke unit-unit pasar 84 99 84,85 Sangat Efektif
3
Karyawan memberikan bukti
pembayaran atas penyewaan kios, los, pelataran dan tanah
96 99 96,97 Sangat Efektif
Rata-rata 93 99 93,94 Sangat Efektif
Sumber : Tabel 6.5, Tabel 6.7 dan Tabel 6.8
Tabel 6.7 menunjukkan bahwa dari 99 responden, rata-rata 93 responden
memberikan jawaban positif atas pernyataan variabel bukti langsung dengan
perserntase efektivitas sebesar 93,94 persen dan kriteria efektivitas sangat
efektif.
6.1.2.2 Variabel Keandalan
Pendapat responden mengenai variabel keandalan dipaparkan dalam tiga
pernyataan yang dijawab oleh responden. Jawaban atas pernyataan pada
kuesioner dikategorikan pada jawaban negatif dan positif. Jawaban sangat
setuju dan setuju adalah positif dan tidak setuju dan sangat tidak setuju adalah
negatif.
Pada Tabel 6.8 dapat dilihat bahwa 84 orang atau 84,85 persen responden
memberikan jawaban positif dan sisanya 15 orang atau 15,15 persen responden
memberikan jawaban negatif pada pernyataan bahwa karyawan melayani
kebutuhan pedagang dengan baik.
Tabel 6.8 Jawaban Responden Mengenai Keandalan Karyawan PD Pasar
Kota Denpasar dalam Melayani Kebutuhan Pedagang
No Jawaban Responden Jumlah Responden
Orang %
1 Positif 84 84,85
2 Negatif 15 15,15
Jumlah 99 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 201, Lampiran 2
Dilihat dari pernyataan bahwa karyawan memberikan pelayan secara ramah
dan memuaskan diperoleh bahwa 83 orang atau 83,84 persen responden
menyatakan jawaban positif dan 16 orang atau 16,16 persen menyatakan
jawaban negatif (Tabel 6.9)
Tabel 6.9 Jawaban Responden Mengenai Keandalan Karyawan Pasar PD
Pasar Kota Denpasar dalam Memberikan Pelayanan Secara
Ramah dan Memuaskan
No Jawaban Responden Jumlah Responden
Orang %
1 Positif 83 83,84
2 Negatif 16 16,16
Jumlah 99 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 201, Lampiran 2
Berdasarkan Tabel 6.10 dapat dijelaskan bahwa terdapat 76 orang atau
76,77 persen responden yang memberikan jawaban positif dan 23 orang atau
23,23 persen responden memberikan jawaban negatif atas pernyataan karyawan
dapat memberikan informasi yang diminta pedagang dengan cepat dan lengkap.
Tabel 6.10 Jawaban Responden Mengenai Keandalan Karyawan PD Pasar
Kota Denpasar dalam Memberikan Informasi dengan Cepat
dan Lengkap
No Jawaban Responden Jumlah Responden
Orang %
1 Positif 76 76,77
2 Negatif 23 23,23
Jumlah 99 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 201, Lampiran 2
Berdasarkan ketiga pernyataan yang telah dipaparkan secara detail
berdasarkan jawaban responden, maka secara umum efektivitas variabel
keandalan dapat dilihat Tabel 6.11
. Tabel 6.11 Efektivitas Variabel Keandalan dalam Penilaian Kinerja Non-
Finansial PD Pasar Kota Denpasar
No Daftar Pernyataan Realisasi
(orang)
Target
(orang)
Efektivitas
(%) Kriteria
1 Karyawan melayani kebuthuan
pedagang dengan baik 84 99 84,85 Sangat Efektif
2 Karyawan memberikan pelayanan
secara ramah dan memuaskan 83 99 83,84 Sangat Efektif
3 Karyawan dapat memberikan informasi yang diminta dengan cepat
dan lengkap
76 99 76,77 Cukup Efektif
Rata-rata 81 99 81,82 Sangat Efektif
Sumber : Tabel 6.8, Tabel 6.9 dan Tabel 6.10
Tabel 6.11 menunjukkan bahwa dari 99 responden, rata-rata 81 responden
memberikan jawaban positif atas pernyataan variabel keandalan dengan
persentase efektivitas sebesar 81,82 persen dan kriteria efektivitas sangat
efektif.
6.1.2.3 Variabel Daya Tanggap
Pendapat responden mengenai variabel daya tanggap dipaparkan dalam tiga
pernyataan yang dijawab oleh responden. Jawaban atas pernyataan pada
kuesioner dikategorikan pada jawaban negatif dan positif. Jawaban sangat
setuju dan setuju adalah positif dan tidak setuju dan sangat tidak setuju adalah
negatif.
Tabel 6.12 Jawaban Responden Mengenai Daya Tanggap Karyawan PD
Pasar Kota Denpasar dalam Menindaklanjuti Keluhan
Pedagang
No Jawaban Responden Jumlah Responden
Orang %
1 Positif 6 6,06
2 Negatif 93 93,94
Jumlah 99 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 201, Lampiran 2
Pada Tabel 6.12 dapat dilihat bahwa hanya 6 orang atau 6,06 persen
responden memberikan jawaban positif dan sisanya sebanyak 93 orang atau
93,94 persen responden memberikan jawaban negatif atas pernyataan bahwa
karyawan dengan cepat dapat menindaklanjuti keluhan pedagang.
Tabel 6.13 Jawaban Responden Mengenai Daya Tanggap Karyawan PD
Pasar Kota Denpasar dalam Memberikan Tanggapan terhadap
Keluhan Pedagang
No Jawaban Responden Jumlah Responden
Orang %
1 Positif 34 34,34
2 Negatif 65 65,66
Jumlah 99 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 201, Lampiran 2
Dilihat dari pernyataan bahwa karyawan memberikan tanggapan atas
keluhan pedagang diperoleh bahwa hanya 34 orang atau 34,34 persen
responden menyatakan jawaban positif dan sebanyak 65 orang atau 65,66
persen menyatakan jawaban negatif (Tabel 6.13)
Berdasarkan Tabel 6.14 dapat dijelaskan bahwa hanya terdapat 41 orang
atau 41,41 persen responden yang memberikan jawaban positif dan sebanyak
58 orang atau 58,59 persen responden memberikan jawaban negatif atas
pernyataan karyawan dengan cepat dapat memahami kebutuhan pedagang.
Tabel 6.14 Jawaban Responden Mengenai Daya Tanggap Karyawan PD
Pasar Kota Denpasar dalam Memahami Kebutuhan Pedagang
No Jawaban Responden Jumlah Responden
Orang %
1 Positif 41 41,41
2 Negatif 58 58,59
Jumlah 99 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 201, Lampiran 2
Berdasarkan ketiga pernyataan yang telah dipaparkan secara detail
berdasarkan jawaban responden, maka secara umum efektivitas variabel daya
tanggap dapat dilihat Tabel 6.15
. Tabel 6.15 Efektivitas Variabel Daya Tanggap dalam Penilaian Kinerja
Non-Finansial PD Pasar Kota Denpasar
No Daftar Pernyataan Realisasi
(orang)
Target
(orang)
Efektivitas
(%) Kriteria
1 Karyawan dengan cepat menindaklanjuti
keluhan pedagang 6 99 6,06 Sangat Tidak Efektif
2 Karyawan dengan cepat memberikan
tanggapan atas keluhan pedagang 34 99 34,34 Sangat Tidak Efektif
3 Karyawan dengan cepat dapat
memahami kebutuhan pedagang 41 99 41,41 Tidak Efektif
Rata-rata 27 99 27,27 Sangat Tidak Efektif
Sumber : Tabel 6.12, Tabel 6.13 dan Tabel 6.14
Tabel 6.15 menunjukkan bahwa dari 99 responden, rata-rata hanya 27
responden memberikan jawaban positif atas pernyataan variabel daya tanggap
dengan persentase efektivitas sebesar 27,27 persen dan kriteria efektivitas
sangat tidak efektif.
6.1.2.4 Variabel Jaminan
Pendapat responden mengenai variabel jaminan dipaparkan dalam tiga
pernyataan yang dijawab oleh responden. Jawaban atas pernyataan pada
kuesioner dikategorikan pada jawaban negatif dan positif. Jawaban sangat
setuju dan setuju adalah positif dan tidak setuju dan sangat tidak setuju adalah
negatif.
Berdasarkan Tabel 6.16 dapat dilihat bahwa sebanyak 58 orang atau 58,59
persen responden memberikan jawaban positif dan sisanya 41 orang atau 41,41
persen responden memberikan jawaban negatif atas pernyataan perusahaan
memberikana jaminan keamanan pada pasar yang dikelola olej PD Pasar Kota
Denpasar.
Tabel 6.16 Jawaban Responden Mengenai Jaminan Keamanan Pasar oleh
PD Pasar Kota Denpasar
No Jawaban Responden Jumlah Responden
Orang %
1 Positif 58 58,59
2 Negatif 41 41,41
Jumlah 99 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 201, Lampiran 2
Dilihat dari pernyataan bahwa PD Pasar Kota Denpasar memberikan
jaminan terhadap keselamatan pedagang pasar diperoleh bahwa hanya 40 orang
atau 40,40 persen responden menyatakan jawaban positif dan sebanyak 59
orang atau 59,60 persen menyatakan jawaban negatif (Tabel 6.17)
Tabel 6.17 Jawaban Responden Mengenai Jaminan Keselamatan
Pedagang oleh PD Pasar Kota Denpasar
No Jawaban Responden Jumlah Responden
Orang %
1 Positif 40 40,40
2 Negatif 59 59,60
Jumlah 99 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 201, Lampiran 2
Berdasarkan Tabel 6.18 dapat dijelaskan bahwa terdapat 62 orang atau
62,63 persen responden yang memberikan jawaban positif dan sebanyak 37
orang atau 37,37 persen responden memberikan jawaban negatif atas
pernyataan bahwa perusahaan memberikan jaminan terhadap kebersihan pasar
Tabel 6.18 Jawaban Responden Mengenai Jaminan Kebersihan Pasar oleh
PD Pasar Kota Denpasar
No Jawaban Responden Jumlah Responden
Orang %
1 Positif 62 62,63
2 Negatif 37 37,37
Jumlah 99 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 201, Lampiran 2
Berdasarkan ketiga pernyataan yang telah dipaparkan secara detail
berdasarkan jawaban responden, maka secara umum efektivitas variabel
jaminan dapat dilihat Tabel 6.19
. Tabel 6.19 Efektivitas Variabel Jaminan dalam Penilaian Kinerja Non-
Finansial PD Pasar Kota Denpasar
No Daftar Pernyataan Realisasi
(orang)
Target
(orang)
Efektivitas
(%) Kriteria
1 Perusahaan dapat memberikan jaminan terhadap keamanan pasar
58 99 58,59 Tidak Efektif
2 Perusahaan memberikan jaminan terhadap keselamatan pedagang
40 99 40,40 Tidak Efektif
3 Perusahaan memberikan jaminan terhadap kebersihan pasar
62 99 62,63 Cukup Efektif
Rata-rata 53 99 53,9 Tidak Efektif
Sumber : Tabel 6.16, Tabel 6.17 dan Tabel 6.18
Tabel 6.20 menunjukkan bahwa dari 99 responden, rata-rata hanya 53
responden memberikan jawaban positif atas pernyataan variabel jaminan
dengan persentase efektivitas sebesar 53,9 persen dan kriteria efektivitas tidak
efektif.
6.1.2.5 Variabel Empati
Pendapat responden mengenai variabel empati dipaparkan dalam tiga
pernyataan yang dijawab oleh responden. Jawaban atas pernyataan pada
kuesioner dikategorikan pada jawaban negatif dan positif. Jawaban sangat
setuju dan setuju adalah positif dan tidak setuju dan sangat tidak setuju adalah
negatif.
Berdasarkan Tabel 6.20 dapat dilihat bahwa terdapat 32 orang atau 32,32
persen responden memberikan jawaban positif dan sisanya sebanyak 67 orang
atau 67,68 persen responden memberikan jawaban negatif pada pernyataan
karyawan memberikan perhatian yang besar terhadap keluhan pedagang
Tabel 6.20 Jawaban Responden Mengenai Empati Karyawan PD Pasar
Kota Denpasar dalam Perhatian yang Besar terhadap Keluhan
Pedagang
No Jawaban Responden Jumlah Responden
Orang %
1 Positif 32 32,32
2 Negatif 67 67,68
Jumlah 99 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 201, Lampiran 2
Dilihat dari pernyataan bahwa PD Pasar Kota Denpasar memberikan empati
dengan komunikasi yang baik antar karyawan dan pedagang diperoleh bahwa
hanya 57 orang atau 57,58 persen responden menyatakan jawaban positif dan
sebanyak 42 orang atau 42,42 persen menyatakan jawaban negatif (Tabel 6.21)
Tabel 6.21 Jawaban Responden Mengenai Empati Karyawan PD Pasar
Kota Denpasar dalam Berkomunikasi dengan Pedagang
No Jawaban Responden Jumlah Responden
Orang %
1 Positif 57 57,58
2 Negatif 42 42,42
Jumlah 99 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 201, Lampiran 2
Berdasarkan Tabel 6.22 dapat dijelaskan bahwa terdapat 52 orang atau
52,63 persen responden yang memberikan jawaban positif dan sebanyak 47
orang atau 47,37 persen responden memberikan jawaban negatif atas
pernyataan bahwa karyawan dapat memahami kebutuhan pedagang secara
personal dan spesifik.
Tabel 6.22 Jawaban Responden Mengenai Empati Karyawan PD Pasar
dalam Memahami Kebutuhan Pedagang Secara Personal dan
Spesifik
No Jawaban Responden Jumlah Responden
Orang %
1 Positif 52 52,53
2 Negatif 47 47,47
Jumlah 99 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 201, Lampiran 2
Berdasarkan ketiga pernyataan yang telah dipaparkan secara detail
berdasarkan jawaban responden, maka secara umum efektivitas variabel empati
dapat dilihat Tabel 6.23
. Tabel 6.23 Efektivitas Variabel Empati dalam Penilaian Kinerja Non-
Finansial PD Pasar Kota Denpasar
No Daftar Pernyataan Realisasi
(orang)
Target
(orang)
Efektivitas
(%) Kriteria
1 Karyawan memberikan perhatian yang
besar terhadap keluhan pedagang 32 99 32,32 Sangat Tidak Efektif
2 Karyawan dapat berkomunikasi
dengan baik pada pedagang 57 99 57,58 Cukup Efektif
3 Karyawan memahami kebutuhan
pedagang secara personal dan spesifik 52 99 52,53 Cukup Efektif
Rata-rata 47 99 47,47 Tidak Efektif
Sumber : Tabel 6.20, Tabel 6.21 dan Tabel 6.22
Tabel 6.23 menunjukkan bahwa dari 99 responden, rata-rata hanya 47
responden memberikan jawaban positif atas pernyataan variabel empati dengan
persentase efektivitas sebesar 47,47 persen dan kriteria efektivitas tidak efektif.
Untuk mengetahui efektivitas kinerja seluruh variabel non-finansial PD
Pasar Kota Denpasar, maka dilakukan perhitungan dengan membandingkan
realisasi dan target pada responden yang diteliti. Oleh karena jumlah responden
adalah sebanyak 99 sampel, maka target dalam efektivitas kinerja ini adalah
seluruh responden atau sampel pedagang pasar pada pasar yang dikelola oleh
PD Pasar Kota Denpasar.
Tabel 6.25 memperlihatkan bahwa secara umum dari 99 responden, 60
responden setuju untuk memberikan penilaian positif terhadap kinerja PD Pasar
Kota Denpasar dengan perhitungan efektifitas sebesar 60,88 dan kriteria
efektivitas yaitu cukup efektif.
Tabel 6.25 Efektivitas Kinerja Non-Finansial PD Pasar Kota Denpasar
Variabel Daftar Pernyataan Realisasi
(orang)
Target
(orang)
Efektivitas
(%) Kriteria
BUKTI
LANGSUNG
Karyawan berpenampilan rapi saat
bekerja 99 99 100,00 Sangat Efektif
Karyawan melakukan kunjungan rutin ke
unit-unit pasar 84 99 84,85 Sangat Efektif
Karyawan memberikan bukti pembayaran
atas penyewaan kios, los, pelataran atau
tanah 96 99 96,97 Sangat Efektif
KEANDALAN Karyawan melayani kebuthuan pedagang
dengan baik 84 99 84,85 Sangat Efektif
Karyawan memberikan pelayanan secara
ramah dan memuaskan 83 99 83,84 Sangat Efektif
Karyawan dapat memberikan informasi
yang diminta dengan cepat dan lengkap 76 99 76,77 Cukup Efektif
DAYA
TANGGAP
Karyawan dengan cepat menindaklanjuti
keluhan pedagang 6 99 6,06
Sangat Tidak
Efektif
Karyawan dengan cepat memberikan
tanggapan atas keluhan pedagang 34 99 34,34
Sangat Tidak
Efektif
Karyawan dengan cepat dapat memahami
kebutuhan pedagang 41 99 41,41 Tidak Efektif
JAMINAN Perusahaan dapat memberikan jaminan
terhadap keamanan pasar 58 99 58,59 Tidak Efektif
Perusahaan memberikan jaminan terhadap
keselamatan pedagang 40 99 40,40 Tidak Efektif
Perusahaan memberikan jaminan terhadap
kebersihan pasar 62 99 62,63 Cukup Efektif
EMPATI Karyawan memberikan perhatian yang
besar terhadap keluhan pedagang 32 99 32,32
Sangat Tidak
Efektif
Karyawan dapat berkomunikasi dengan
baik pada pedagang 57 99 57,58 Tidak Efektif
Karyawan memahami kebutuhan
pedagang secara personal dan spesifik 52 99 52,53 Tidak Efektif
Rata-rata 60 99 60,88 Cukup Efektif
Sumber : Tabel 6.7, Tabel 6.11, Tabel 6.15, Tabel 6.19 dan Tabel 6.23
Berdasarkan hasil perhitungan efektivitas pada lima variable penilaian
kinerja non-finansial diperoleh kriteria sangat tidak efektif terdapat pada tiga
instrumen pernyataan pada variable daya tanggap dan empati dengan masing-
masing persentase hanya sebesar 6,06 persen, 32,32 persen dan 34,34 persen.
Sedangkan rasio efektivitas dengan kategori sangat efektif menunjukkan
persentase efektivitas tertinggi yaitu sebesar 100 persen terdapat pada
instrumen pernyataan variable bukti langsung. Hal ini menunjukkan bahwa
pemerintah daerah selaku pengelola PD Pasar Kota Denpasar harus
memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan daya tanggap dan empati
terhadap pedagang pasar. Selain itu pemerintah daerah juga dirasa perlu
meningkatkan kepuasan pedagang pasar melalui peningkatan kepastian jaminan
keselamatan dan keamanan pedagang.
Pedagang selain sebagai pelanggan dan sumber utama penerimaan
pendapatan juga merupakan refleksi masyarakat secara keseluruhan, dimana
pemerintah harus senantiasa meningkatkan kualitas jasa layanan. Peningkatan
kualitas jasa oleh pemerintah daerah pengelola PD Pasar Kota Denpasar
diharapkan mampu meningkatkan jumlah pedagang pasar pada tahun-tahun
mendatang dan fungsi pasar sebagai penyediaan kesempatan kerja dapat
terealisasi.
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Hasil penilaian kinerja aspek finansial dengan menggunakan konsep value
for money pada tahun anggaran 2001 sampai 2010 diperoleh antara lain :
1. Dilihat dari rasio ekonomis secara rata-rata selama tahun 2001
sampai 2010 PD Pasar Kota Denpasar berada pada kriteria yang
tidak ekonomis karena persentase rasio ekonomisnya berada diatas
100 persen yaitu 106,8 persen.
2. Dilihat dari rasio efisiensi secara rata-rata selama tahun 2001 sampai
2010 rasio efisiensi PD Pasar Kota Denpasar berada pada kriteria
yang kurang efisien karena persentase rasio efisiensinya berada
diantara 90-100 persen yaitu 94,1 persen.
3. Dilihat dari rasio efektivitas secara rata-rata selama tahun 2001
sampai 2010 rasio efektivitas PD Pasar Kota Denpasar berada pada
kriteria yang efektif karena persentase rasio efektivitasnya berada
diantara 90-100 persen yaitu sebesar 96,6 persen.
Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian dalam menilai kinerja aspek non-
finansial melalui perspektif kepuasan pedagang pasar dapat disimpulkan bahwa
pedagang pasar merasa cukup puas dengan pelayanan dan jasa yang telah
diberikan. Hal ini terbukti dari total 99 responden, 60 responden setuju untuk
memberikan penilaian positif terhadap kinerja PD Pasar Kota Denpasar dengan
perhitungan efektifitas sebesar 60,88 persen dengan kriteria efektivitas cukup
efektif.
7.2 Saran
PD Pasar Kota Denpasar sebaiknya menerapkan value for money untuk
melakukan penilaian kinerja karena dapat memberikan informasi yang lebih
komprehensif. Untuk mencegah terjadinya rasio yang tidak ekonomis, PD Pasar
Kota Denpasar juga harus meningkatkan pengawasan dan pengendalian kepada
karyawan dalam merealisasikan anggaran yang telah ditetapkan. Pemerintah
juga sebaiknya teliti, transparan dan objektif dalam penentuan anggaran.
Penyusunan anggaran hendaknya memperhatikan bahwa pendapatan yang
direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat
dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sehingga nantinya anggaran yang
diperoleh benar-benar mencerminkan potensi yang dimiliki. Meningkatkan
kepuasan pedagang pasar melalui peningkatan kualitas pelayanan dan
memberikan tanggapan atas segala keluhan pedagang dirasa perlu dilakukan.
Hal ini dapat diwujudkan dengan melakukan komunikasi yang baik dengan
pedagang pasar melalui kunjungan secara kontinyu ke unit-unit pasar yang
dikelola oleh PD Pasar Kota Denpasar. Meningkatakan kepuasan pedagang
pasar harus terus diupayakan mengingat para pedagang pasar merupakan
sumber pendapatan PD Pasar Kota Denpasar sehingga tujuannya meningkatkan
kontribusi terhadap PAD dapat segera terealisasi.
Selain meningkatkan kepuasan pedagang pemerintah juga harus
memperhatikan keselamatan kerja pedagang pasar. Hal ini sesuai dengan
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, dimana
pemerintah sebagai pengelola usaha harus memberikan jaminan keselamatan
dan kesehatan kerja yang diperlukan di areal kerja. Baik pemerintah daerah dan
pedagang bekerja sama mengaktualisasikan keselamatan dan kesehatan kerja,
pedagang setiap saat melaporkan penyebab tidak aman di lingkungan kerja
kepada pemerintah dan pemerintah juga bertanggung jawab melakukan
perbaikan lingkungan. Hal ini dapat dimulai dengan memberikan pendidikan
dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja, hingga terbentuk budaya
keselamatan dan kesehatan kerja, yang akhirnya dapat membuat para pedagang
terjamin keselamatannya, menjamin kelancaran proses kegiatan perdagangan,
dan mencapai tujuan nol kecelakaan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah.
Edisi Ketiga. Jakarta : Salemba Empat.
Anonim. 2010. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Tesis dan Disertasi.
Denpasar : Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
_____. 2003. Strategi Pembangunan Ekonomi Bali. Denpasar : PT. Bali Post.
Arya Semadi, I Putu. 2005. Penelitian Kinerja PDAM Kabupaten Klungkung
dengan Menggunakan Balanced Scorecard Periode 2001-2005. Skripsi
Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana,
Denpasar.
As’ad, M. 2000. Psikologi Industri. Cetakan Kelima. Yogyakarta : Liberty.
Badan Pusat Statistik. 2001. Denpasar dalam Angka. Denpasar : BPS.
_____. 2002. Denpasar dalam Angka. Denpasar : BPS.
_____. 2003. Denpasar dalam Angka. Denpasar : BPS.
_____. 2004. Denpasar dalam Angka. Denpasar : BPS.
_____. 2005. Denpasar dalam Angka. Denpasar : BPS.
_____. 2006. Denpasar dalam Angka. Denpasar : BPS.
_____. 2007. Denpasar dalam Angka. Denpasar : BPS.
_____. 2008. Denpasar dalam Angka. Denpasar : BPS.
_____. 2009. Denpasar dalam Angka. Denpasar : BPS.
_____. 2010. Denpasar dalam Angka. Denpasar : BPS.
_____. 2011. Denpasar dalam Angka. Denpasar : BPS.
Caroline Paskarina, Dede Mariana, Tjipto Atmoko. 2007. Evaluasi Kebijakan
Pengelolaan Pasar di Kota Bandung. Bandung : Lembaga Penelitian
Iniversitas Padjajaran Bandung.
Departemen Dalam Negeri. 2004. Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keungan Pemerintah Pusat dan Daerah. Sekretariat Negara,
Jakarta.
_____. 1996. Keputusan Dalam Negeri No. 690 900 327 tentang Pedoman
Penilaian dan Kinerja Keuangan. Sekretariat Negara, Jakarta.
Departemen Perdagangan RI. 2007. Ringkasan Eksekutif : Kajian Dampak
Ekonomi Keberadaan Hypermarket terhadap Ritel/Pasar Tradisional.
Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perdagangan dalam Negeri.
Dwiyanto, A. 2002. Reformasi Birokrasi Publik Indonesia. Yogyakarta : UGM
Handoko, T.H. 1995. Manajemen Personalia dan SDM. Edisi Dua.
Yogyakarta : BPFE.
Indra Bastian. 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Yogyakarta : Pusat
Pengembangan Akuntansi FE UGM.
Kaplan, Robert S, dan Norton, David P (Peter R. Yosi Pasla, penerjemah). 2002
Balanced Scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Jakarta :
Erlangga.
Koswara, E. 2002. Menyongsong Pelaksanaan Otonomi Daerah Berdasarkan
UU No 22 tahun 1999 : Suatu Telaah Menyangkut Kebijaksanaan
Pelaksanaannya dan Kompleksitasnya. CSIS 26 (1): h.51-52.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Andi Offsite.
Mc Cloy, R.A., Campbel, J. P., and Cudeck R. 1994. A Confirmatory Test of
Model Performance Determinant, Journal of Applied Psychology. 79(4):h:
493-505.
Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Edisi ke-1.
Yogyakarta : BPFE.
Mulyadi dan Jhony Setyawan. 1999. Sistem Perencanaan dan Pengendalian
Manajemen : Sistem Pelipatgandaan kinerja Perusahaan. Yogyakarta :
Arditya Media.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajeman : Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Edisi
Ketiga. Jakarta : Salemba Empat.
Obsorne. 1997. PAD Dalam Rangka Otonomi Daerah. Bandung : Citra Umbara.
Pemerintah Kota Denpasar. 2001. Peraturan Daerah kota Denpasar No. 2 tahun
2001 Tentang Perusahaan Daerah Kota Denpasar.
Prawirosentono, S. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta : BPFE.
Siagian, Sondang P. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi
Aksara.
Sony Yuwono, Edy Sukarno, Mohammad Ichsan. 2004. Petunjuk Praktis
Penyusunan Balanced Scorecard. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Sriani, Ni Ketut. 2004. Kinerja KPP Denpasar dan Pemungutan Pajak
Penghasilan. Tesis Magister Ekonomi Pembangunan pada Fakultas
Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar.
Sri Hadiati. 2002. Strategi dan Program Pemasaran. Edisi 2. Yogyakarta :
Andi
Sugiarto, Dergibson, Siagian, Ichsan. 2004. Petunjuk Praktis Penyusunan
Balanced Scorecard. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada.
Suryatmaja, IGB. 2004. Pekerjaan Rumah yang Besar. (online). Available :
Blog Ekonomi Indonesia http://www.google.com diakses pada 22 April
2011.
Tjiptono, Fauzi. 2000. Prinsip-Prinsip Total Quality Services. Jakarta : Andi.
Trisna Dewi. 2005. Balanced Scorecard sebagai Alat Pengukuran Kinerja pada
PDAM kota Denpasar. Tesis Magister Ekonomi Pembangunan pada
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar.
.
Wardika, I Gusti Agung Made. 2004. Kinerja Puskesmas di Kabupaten Badung.
Tesis Magister Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana, Denpasar.
Widodo, H G Suseno T. 1990. Indikator Ekonomi Dasar Perhitungan
Perekonomian Indonesia. Yogyakarta : Kanisius.
Wientor, Rah Made. 2006. Peran Perusahaan Daerah sebagai Perusahaan Jasa
(online). Available : http://www.jurnalekonomiku.com diakses pada 23
April 2011.
Lampiran 1
Kepada
Yth. Bapak/Ibu Pedagang
PD Pasar Kota Denpasar
Dengan hormat,
Dalam rangka penyusunan Tesis yang berjudul ”Penilaian Kinerja
Finansial dan Non-Finansial PD Pasar Kota Denpasar” pada Program Studi
Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Udayana, mohon kesediaan
Bapak/Ibu pelanggan PD Pasar Kota Denpasar untuk mengisi kuesioner yang
telah kami persiapkan.
Adapun tujuan dari penelitian ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan
segala informasi serta identitas anda akan kami jaga kerahasiaannya. Atas
bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
D A A Ratih Iswari, SE
IDENTIFIKASI RESPONDEN
Yang dimaksud responden dalam penelitian ini adalaj pelanggan (pedagang
pasar) yang terdaftar pada PD Pasar Kota Denpasar. Jawablah pertanyaan
berikut dengan memberikan tanda lingkaran pada jawaban yang anda pilih dan
memberikan jawaban pada ruang isian.
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
a. Laki-laki b. Perempuan
3. Usia anda saat ini :
a. ≤ 20 tahun b.21-30 tahun c.31-40 tahun d.> 40 tahun
4. Pendidikan terakhir :
a. SD b.SMP c. SMA d. Perguruan Tinggi
5. Lama anda berdagang pada pasar yang dikelola oleh PD Pasar Kota
Denpasar :
a. ≤ 2 tahun b. 2-5 tahun c. >5-<10 tahun d.≥ 10 tahun
PETUNJUK
Nyatakan pendapat anda secara bebas, sesuai dengan penilaian anda
terhadap kinerja dari variabel pelayanan pada PD Pasar Kota Denpasar dengan
memberikan tanda (√) kepada salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai
diantara pilihan berikut ini yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS),
atau sangat tidak setuju (STS).
No Daftar Pernyataan SS S TS STS
A BUKTI LANGSUNG
1 Karyawan berpenampilan rapi saat bekerja
2 Karyawan melakukan kunjungan rutin ke unit-unit pasar
3
Karyawan memberikan bukti pembayaran atas
penyewaan kios, los, pelataran atau tanah
B KEANDALAN
4
Karyawan melayani kebutuhan pedagang dengan baik
5
Karyawan memberikan pelayanan secara ramah dan
memuaskan
6
Karyawan dapat memberikan informasi yang diminta
dengan cepat dan lengkap
C DAYA TANGGAP
7
Karyawan dengan cepat menindaklanjuti keluhan
pedagang
8
Karyawan dengan cepat memberikan tanggapan atas
keluhan pedagang
9
Karyawan dengan cepat dapat memahami kebutuhan
pedagang
D JAMINAN
10
Perusahaan dapat memberikan jaminan terhadap
keamanan pasar
11
Perusahaan memberikan jaminan terhadap keselamatan
pedagang
12
Perusahaan memberikan jaminan terhadap kebersihan
pasar
E EMPATI
13
Karyawan memberikan perhatian yang besar terhadap
keluhan pedagang
14
Karyawan dapat berkomunikasi dengan baik pada
pedagang
15
Karyawan memahami kebutuhan pedagang secara
personal dan spesifik
Lampiran 2
Rekapitulasi Sampel Penilaian Kinerja Non-Finansial PD Pasar
Kota Denpasar (orang)
N
o Daftar Pernyataan SS S TS STS
A BUKTI LANGSUNG
1
Karyawan berpenampilan rapi saat
bekerja
99
-
-
-
2 Karyawan hadir pada jam kerja
80
4
8
7
3
Karyawan memberikan bukti
pembayaran atas penyewaan kios, los,
pelataran atau tanah
80
16
3
-
B KEANDALAN
4 Karyawan melayani kebuthuan
pedagang dengan baik
53
31
10
5
5 Karyawan memberikan pelayanan
secara ramah dan memuaskan
62
21
9
7
6 Karyawan dapat memberikan informasi
yang diminta dengan cepat dan lengkap
57
19
14
9
C DAYA TANGGAP
7 Karyawan dengan cepat
menindaklanjuti keluhan pedagang
2
4
82
11
8 Karyawan dengan cepat memberikan
tanggapan atas keluhan pedagang
19
15
63
2
9 Karyawan dengan cepat dapat
memahami kebutuhan pedagang
23
18
42
16
D JAMINAN
10 Karyawan dapat memberikan jaminan
terhadap keamanan pasar
47
11
24
17
11 Karyawan memberikan jaminan
terhadap keselamatan pedagang
31
19
39
10
12 Karyawan memberikan jaminan
terhadap kebersihan pasar
51
11
18
19
E EMPATI
13 Karyawan memberikan perhatian yang
besar terhadap keluhan pedagang
22
10
53
14
14 Karyawan dapat berkomunikasi dengan
baik pada pedagang
41
16
23
19
15 Karyawan bersedia terjun langsung ke
pasar untuk mengetahui kondisi pasar
33
19
40
7