Penilaian Kelas Otentik Dan Berdasarkan Standar Menurut Kurikulum 2013

22
Penilaian Kelas Otentik dan Berdasarkan Standar Menurut Kurikulum 2013 Penilaian Harus Berdasarkan Standar Suatu standar, serendah apapun selalu akan dibutuhkan sebab standar berperan sebagai patokan dan sekaligus pemicu untuk perbaikan aktivitas dalam kehidupan. Pada konteks pendidikan, standar tentunya juga akan dibutuhkan dalam rangka acuan minimal terkait kompetensi yang musti dipenuhi oleh seorang lulusan pada sebuah lembaga pendidikan (sekolah) dengan demikian tiap calon lulusan akan dinilai apakah ia telah dapat memenuhi standar minimal yang ditetapkan. Melalui penerapan standar dalam bentuk SKL, KI, dan KD sebagai acuan bagi proses pendidikan, maka dapat diharapkan seluruh komponen yang terlibat dalam pengelolaan pendidikan pada semua tingkatan, termasuk siswa sendiri akan berusaha untuk mengarahkan upayanya pada pencapaian standar dikehendaki (ditetapkan). Melalui pendekatan demikian, dapat diharapkan guru akan memiliki orientasi yang jelas tentang apa yang harus dikuasai siswanya pada setiap tingkatan dan jenjang, serta pada saat yang sama guru tetap diberi kebebasan yang luas dalam merancang dan melakukan proses pembelajaran yang dipandangnya terefektif dan terefisien dalam mencapai standar tersebut. Guru akan terus dipicu agar dapat menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) dan tidak sekedar berorientasi pada pencapaian target kurikulum semata. Pengertian Penilaian Kelas Otentik Sebagai bentuk implikasi dari penerapan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) maka proses penilaian yang dilakukan oleh guru, baik yang bersifat formatif maupun sumatif mesti beracuan kriteria. Guru pada intinya harus mengembangkan penilaian otentik berkelanjutan yang akan menjamin pencapaian dan penguasaan kompetensi. Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan siswanya melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan,

Transcript of Penilaian Kelas Otentik Dan Berdasarkan Standar Menurut Kurikulum 2013

Page 1: Penilaian Kelas Otentik Dan Berdasarkan Standar Menurut Kurikulum 2013

Penilaian Kelas Otentik dan Berdasarkan Standar Menurut Kurikulum 2013

Penilaian Harus Berdasarkan Standar

Suatu standar, serendah apapun selalu akan dibutuhkan sebab standar berperan sebagai patokan dan sekaligus pemicu untuk perbaikan aktivitas dalam kehidupan. Pada konteks pendidikan, standar tentunya juga akan dibutuhkan dalam rangka acuan minimal terkait kompetensi yang musti dipenuhi oleh seorang lulusan pada sebuah lembaga pendidikan (sekolah) dengan demikian tiap calon lulusan akan dinilai apakah ia telah dapat memenuhi standar minimal yang ditetapkan. Melalui penerapan standar dalam bentuk SKL, KI, dan KD sebagai acuan bagi proses pendidikan, maka dapat diharapkan seluruh komponen yang terlibat dalam pengelolaan pendidikan pada semua tingkatan, termasuk siswa sendiri akan berusaha untuk mengarahkan upayanya pada pencapaian standar dikehendaki (ditetapkan). Melalui pendekatan demikian, dapat diharapkan guru akan memiliki orientasi yang jelas tentang apa yang harus dikuasai siswanya pada setiap tingkatan dan jenjang, serta pada saat yang sama guru tetap diberi kebebasan yang luas dalam merancang dan melakukan proses pembelajaran yang dipandangnya terefektif dan terefisien dalam mencapai standar tersebut. Guru akan terus dipicu agar dapat menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) dan tidak sekedar berorientasi pada pencapaian target kurikulum semata.

Pengertian Penilaian Kelas Otentik

Sebagai bentuk implikasi dari penerapan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) maka proses penilaian yang dilakukan oleh guru, baik yang bersifat formatif maupun sumatif mesti beracuan kriteria. Guru pada intinya harus mengembangkan penilaian otentik berkelanjutan yang akan menjamin pencapaian dan penguasaan kompetensi.

Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan siswanya melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.

Prinsip-Prinsip Penilaian Otentik

Di bawah ini dijelaskan prinsip-prinsip penilaian otentik, yaitu:

1. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran. Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan masalah dunia sekolah

2. Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metoda dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar,

Page 2: Penilaian Kelas Otentik Dan Berdasarkan Standar Menurut Kurikulum 2013

3. Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (sikap, keterampilan, dan pengetahuan).

Karakteristik penilaian kelas

Beberapa karakteristik penilaian kelas menurut Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:

1. Pusat belajarPenilaian kelas lebih memfokuskan perhatian guru dan siswa pada pengamatan dan perbaikan belajar daripada pengamatan dan perbaikan mengajar. Penilaian kelas ini akan dapat memberikan informasi dan petunjuk bagi guru dan siswa untuk membuat pertimbangan dalam rangka melakukan perbaikan terhadap hasil belajar.

2. Partisipasi-aktif siswaKarena difokuskan pada belajar, maka penilaian kelas memerlukan partisipasi aktif siswa. Kerjasama di dalam penilaian harus dilakukan dimana siswa memperkuat penguasaan materi matapelajaran dan keterampilan (skill) pada dirinya. Sementara itu, guru harus memberikan motivasi kepada siswanya agar terus meningkat. Dalam kaitan ini ada tiga pertanyaan bagi guru yang selalu menjadi perhatiannya, yaitu: (a) Apakah kemampuan dasar dan pengetahuan saya sudah tepat untuk mengajar?; (b) Bagaimana saya dapat mengetahui bahwa siswa saya memang sedang belajar?; (c) Bagaimana saya dapat membantu siswa saya agar dapat belajar dengan lebih baik? Karena guru bekerja lebih dekat dengan siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, maka diharapkan pada akhirnya guru juga akan dapat selalu memperbaiki skill (keterampilan) mengajarnya.

3. FormatifPelaksanaan penilaian kelas yang bersifat formatif mempunyai tujuan untuk memperbaiki mutu hasil belajar peserta didik.

4. Kontekstual spesifikPelaksanaan penilaian kelas adalah jawaban terhadap kebutuhan khusus bagi guru dan siswa. Kebutuhan khusus berada dalam kontekstual guru dan siswa yang harus belajar dengan baik dalam kelas.

5. Umpan balikPenilaian kelas merupakan suatu alur proses umpan balik di kelas. Dengan sejumlah TPK (tujuan pembelajaran khusus), guru dan siswa dengan cepat dan mudah menggunakan umpan balik dan melakukan saran perbaikan belajar berdasarkan hasil-hasil penilaian yang diperoleh. Untuk mengecek pemanfaatan saran tersebut, pimpinan sekolah menggunakan hasil penilaian kelas, dan melanjutkan pengecekan alur umpan balik. Karena pendekatan umpan balik ini dalam kegiatan di kelas setiap hari,

Page 3: Penilaian Kelas Otentik Dan Berdasarkan Standar Menurut Kurikulum 2013

maka komunikasi alur hubungan antara pimpinan sekolah, guru dan siswa dalam KBM akan menjadi lebih efisien dan lebih efektif.

6. Berakar kepada praktek mengajar yang baikPenilaian kelas adalah suatu usaha untuk membangun praktek mengajar guru yang lebih baik dengan melakukan umpan balik pada pembelajaran siswa secara lebih sistematik, lebih fleksibel, dan lebih efektif. Guru siap menanyakan dan mereaksi pertanyaan siswa, memonitor bahasa tubuh (body language) dan ekspresi wajah peserta didik, mengoreksi PR (pekerjaan rumah) dan hasil tes siswa, dan seterusnya. Penilaian kelas memberi sebuah cara untuk melakukan penilaian secara menyeluruh (holistik) dan sistematik dalam proses pembelajaran di kelas.

Demikian, anda telah membaca uraian tentang penilaian kelas otentik menurut Kurikulum 2013 yang meliputi penilaian berdasarkan stand ar, prinsip-prinsip penilaian otentik, dan karakteristik-karakteristik penilaian kelas otentik dari blog penelitian tindakan kelas. Semoga bermanfaat.

= = = = = = = = = = = = =

Komponen Penilaian Hasil Belajar Menurut Kurikulum 2013

Labels: kurikulum

Berikut adalah pembahasan tentang komponen penilaian hasil belajar menurut Kurikulum 2013 dari blog penelitian tindakan kelas. Perlu kita ketahui bahwa dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 perlu diperhatikan prinsip-prinsip, pendekatan-pendekatan, dan karakteristik-karakteristik penilaian yang diamanahkan oleh Kurikulum 2013.

Prinsip Penilaian Menurut Kurikulum 2013Adapun prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru pada saat melaksanakan penilaian untuk implementasi Kurikulum 2013 baik pada jenjang pendidikan dasar (SD/MI) maupun pada jenjang pendidikan menengah (SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK) adalah:

Sahih

Penilaian yang dilakukan haruslah sahih, maksudnya penilaian didasarkan pada data yang memang mencerminkan kemampuan yang ingin diukur.

Objektif

Penilaian yang objektif adalah penilaian yang didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas dan tidak boleh dipengaruhi oleh subjektivitas penilai (guru).

Adil

Page 4: Penilaian Kelas Otentik Dan Berdasarkan Standar Menurut Kurikulum 2013

Penilaian yang adil maksudnya adalah suatu penilaian yang tidak menguntungkan atau merugikan siswa hanya karena mereka (bisa jadi) berkebutuhan khusus serta memiliki perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

Terpadu

Penilaian dikatakan memenuhi prinsip terpadu apabila guru yang merupakan salah satu komponen tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

Terbuka

Penilaian harus memenuhi prinsip keterbukaan di mana kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan yang digunakan dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan.

Menyeluruh dan berkesinambungan

Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan oleh guru dan mesti mencakup segala aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai. Dengan demikian akan dapat memantau perkembangan kemampuan siswa.

Sistematis

Penilaian yang dilakukan oleh guru harus terencana dan dilakukan secara bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku.

Beracuan kriteria

Penilaian dikatakan beracuan kriteria apabila penilaian yang dilakukan didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

Akuntabel

Penilaian yang akuntabel adalah penilaian yang proses dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

Edukatif

Penilaian disebut memenuhi prinsip edukatif apabila penilaian tersebut dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan siswa.

Pendekatan Penilaian Menurut Kurikulum 2013

Page 5: Penilaian Kelas Otentik Dan Berdasarkan Standar Menurut Kurikulum 2013

Menurut Kurikulum 2013, penilaian yang dilakukan harus menggunakan pendekatan-pendekatan berikut:

Acuan Patokan

Dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 pada aspek penilaiannya, maka semua kompetensi perlu dinilai dengan menggunakan acuan patokan berdasarkan pada indikator hasil belajar. Sekolah terlebih dahulu harus menetapkan acuan patokan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing.

Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar menurut kurikulum 2013 ditentukan sebagai berikut:

Ketuntasan belajar dan konversi nilai menurut Kurikulum 2013

Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, siswa dapat dikatakan belum tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya bila menunjukkan indikator nilai < 2.66 dari hasil tes formatif.

Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, siswa dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai ≥ 2.66 dari hasil tes formatif.

Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan siswa dilakukan dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh matapelajaran, yakni jika profil sikap siswa secara umum berada pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan.

Adapun implikasi dari adanya persyaratan ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut.

Page 6: Penilaian Kelas Otentik Dan Berdasarkan Standar Menurut Kurikulum 2013

Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual sesuai dengan kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 2.66;

Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan untuk melanjutkan pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh nilai 2.66 atau lebih dari 2.66; dan

Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari 2.66.

Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang secara umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik (paling tidak oleh guru matapelajaran, guru BK, dan orang tua).

Karakteristik Penilaian Menurut Kurikulum 2013

Belajar Tuntas

Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4), siswa tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik. Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah siswa dapat belajar apapun, hanya waktu yang dibutuhkan yang berbeda. Siswa yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan siswa pada umumnya.

Otentik

Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh siswa, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh siswa.

Berkesinambungan

Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar siswa, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas).

Berdasarkan acuan kriteria

Kemampuan siswa tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal, yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing.

Page 7: Penilaian Kelas Otentik Dan Berdasarkan Standar Menurut Kurikulum 2013

Menggunakan  teknik penilaian yang bervariasi

Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.

= = = = = = = =

Konsep Penilaian Hasil Belajar Menurut Kurikulum 2013Beberapa waktu yang lalu blog penelitian tindakan kelas telah menampilkan uraian tentang prinsip, pendekatan dan karakteristik penilaian dalam Kurikulum 2013. Kini saatnya menguraikan tentang apa esensi konsep penilaian hasil belajar menurut Kurikulum 2013 yang baru diterapkan pada beberapa sekolah ini.

Konsep Pengukuran, Penilaian dan Asesmen

Penilaian, Pengukuran, dan Asesmen dalam Kurikulum 2013

Yang dimaksud dengan penilaian di dalam Kurikulum 2013 adalah sama dengan asesmen. Selanjutnya buku pedoman pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013 menyebutkan bahwa ada tiga kegiatan yang perlu didefinisikan dalam kaitan dengan konsep penilaian (asesmen), yaitu:

1. Pengukuran2. Penilaian

3. Evaluasi

Sebenarnya istilah pengukuran, penilaian dan evaluasi mempunyai makna yang tidak sama, tetapi masing-masing saling terkait. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu kriteria atau ukuran. Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi/bukti melalui pengukuran, menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-bukti hasil pengukuran. Evaluasi adalah proses mengambil keputusan berdasarkan hasil-hasil penilaian.

Page 8: Penilaian Kelas Otentik Dan Berdasarkan Standar Menurut Kurikulum 2013

Cakupan Penilaian Menurut Kurikulum2013Di dalam Kurikulum 2013, kompetensi inti (KI) dirumuskan menjadi 4 bagian yaitu:

1. KI-1: kompetensi inti sikap spiritual. 2. KI-2: kompetensi inti sikap sosial.

3. KI-3: kompetensi inti pengetahuan.

4. KI-4: kompetensi inti keterampilan.

Pada tiap materi pokok tertentu akan terdapat rumusan KD untuk masing-masing aspek KI. Jadi, pada suatu materi pokok tertentu, akan selalu muncul 4 KD sebagai berikut:

1. KD pada KI-1: aspek sikap spiritual (untuk matapelajaran tertentu bersifat generik, artinya berlaku untuk seluruh materi pokok).

2. KD pada KI-2: aspek sikap sosial (untuk matapelajaran tertentu bersifat relatif generik, namun beberapa materi pokok tertentu ada KD pada KI-3 yang berbeda dengan KD lain pada KI-2).

3. KD pada KI-3: aspek pengetahuan

4. KD pada KI-4: aspek keterampilan

Nah, penilaian yang harus dilakukan adalah mencakup keempat kompetensi inti tersebut.

Metode dan Instrumen Penilaian dalam Kurikulum 2013

Bermacam-macam metode dan instrumen baik dalam bentuk formal maupun nonformal dipergunakan pada kegiatan penilaian dalam rangka mengumpulkan informasi. Informasi yang dikumpulkan menyangkut semua perubahan yang terjadi baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil/produk).

Penilaian Nonformal/InformalPenilaian nonformal bisa berupa komentar-komentar guru yang diberikan/diucapkan selama proses pembelajaran. Saat seorang peserta didik menjawab pertanyaan guru, pada waktu siswa atau beberapa siswa mengajukan pertanyaan kepada guru atau temannya, atau saat seorang siswa memberikan komentar terhadap jawaban guru atau siswa lainnya, dengan demikian berarti guru telah melakukan penilaian nonformal/informal terhadap performansi siswa tersebut.

Penilaian FormalPenilaian proses formal adalah sebaliknya dari penilaian informal. Penilaian formal adalah teknik pengumpulan informasi yang didesain untuk mengidentifikasi dan merekam pengetahuan dan keterampilan siswa. Tidak sama dengan penilaian proses informal, penilaian proses formal merupakan kegiatan yang disusun dan dilakukan secara sistematis dengan tujuan untuk membuat suatu simpulan tentang kemajuan siswa.

Page 9: Penilaian Kelas Otentik Dan Berdasarkan Standar Menurut Kurikulum 2013

Penilaian Kelas Otentik dan Berdasarkan Standar Menurut Kurikulum 2013

Penilaian Harus Berdasarkan Standar

Suatu standar, serendah apapun selalu akan dibutuhkan sebab standar berperan sebagai patokan dan sekaligus pemicu untuk perbaikan aktivitas dalam kehidupan. Pada konteks pendidikan, standar tentunya juga akan dibutuhkan dalam rangka acuan minimal terkait kompetensi yang musti dipenuhi oleh seorang lulusan pada sebuah lembaga pendidikan (sekolah) dengan demikian tiap calon lulusan akan dinilai apakah ia telah dapat memenuhi standar minimal yang ditetapkan. Melalui penerapan standar dalam bentuk SKL, KI, dan KD sebagai acuan bagi proses pendidikan, maka dapat diharapkan seluruh komponen yang terlibat dalam pengelolaan pendidikan pada semua tingkatan, termasuk siswa sendiri akan berusaha untuk mengarahkan upayanya pada pencapaian standar dikehendaki (ditetapkan). Melalui pendekatan demikian, dapat diharapkan guru akan memiliki orientasi yang jelas tentang apa yang harus dikuasai siswanya pada setiap tingkatan dan jenjang, serta pada saat yang sama guru tetap diberi kebebasan yang luas dalam merancang dan melakukan proses pembelajaran yang dipandangnya terefektif dan terefisien dalam mencapai standar tersebut. Guru akan terus dipicu agar dapat menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) dan tidak sekedar berorientasi pada pencapaian target kurikulum semata.

Pengertian, Prinsip-Prinsip, dan Karakteristik Penilaian Kelas Otentik Menurut Kurikulum 2013

Pengertian Penilaian Kelas Otentik

Sebagai bentuk implikasi dari penerapan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) maka proses penilaian yang dilakukan oleh guru, baik yang bersifat formatif maupun sumatif mesti beracuan kriteria. Guru pada intinya harus mengembangkan penilaian otentik berkelanjutan yang akan menjamin pencapaian dan penguasaan kompetensi.

Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan

Page 10: Penilaian Kelas Otentik Dan Berdasarkan Standar Menurut Kurikulum 2013

pencapaian pembelajaran yang dilakukan siswanya melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.

Prinsip-Prinsip Penilaian Otentik

Di bawah ini dijelaskan prinsip-prinsip penilaian otentik, yaitu:

1. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran. Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan masalah dunia sekolah

2. Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metoda dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar,

3. Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (sikap, keterampilan, dan pengetahuan).

Karakteristik penilaian kelas

Beberapa karakteristik penilaian kelas menurut Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:

1. Pusat belajarPenilaian kelas lebih memfokuskan perhatian guru dan siswa pada pengamatan dan perbaikan belajar daripada pengamatan dan perbaikan mengajar. Penilaian kelas ini akan dapat memberikan informasi dan petunjuk bagi guru dan siswa untuk membuat pertimbangan dalam rangka melakukan perbaikan terhadap hasil belajar.

2. Partisipasi-aktif siswaKarena difokuskan pada belajar, maka penilaian kelas memerlukan partisipasi aktif siswa. Kerjasama di dalam penilaian harus dilakukan dimana siswa memperkuat penguasaan materi matapelajaran dan keterampilan (skill) pada dirinya. Sementara itu, guru harus memberikan motivasi kepada siswanya agar terus meningkat. Dalam kaitan ini ada tiga pertanyaan bagi guru yang selalu menjadi perhatiannya, yaitu: (a) Apakah kemampuan dasar dan pengetahuan saya sudah tepat untuk mengajar?; (b) Bagaimana saya dapat mengetahui bahwa siswa saya memang sedang belajar?; (c) Bagaimana saya dapat membantu siswa saya agar dapat belajar dengan lebih baik? Karena guru bekerja lebih dekat dengan siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, maka diharapkan pada akhirnya guru juga akan dapat selalu memperbaiki skill (keterampilan) mengajarnya.

3. FormatifPelaksanaan penilaian kelas yang bersifat formatif mempunyai tujuan untuk memperbaiki mutu hasil belajar peserta didik.

Page 11: Penilaian Kelas Otentik Dan Berdasarkan Standar Menurut Kurikulum 2013

4. Kontekstual spesifikPelaksanaan penilaian kelas adalah jawaban terhadap kebutuhan khusus bagi guru dan siswa. Kebutuhan khusus berada dalam kontekstual guru dan siswa yang harus belajar dengan baik dalam kelas.

5. Umpan balikPenilaian kelas merupakan suatu alur proses umpan balik di kelas. Dengan sejumlah TPK (tujuan pembelajaran khusus), guru dan siswa dengan cepat dan mudah menggunakan umpan balik dan melakukan saran perbaikan belajar berdasarkan hasil-hasil penilaian yang diperoleh. Untuk mengecek pemanfaatan saran tersebut, pimpinan sekolah menggunakan hasil penilaian kelas, dan melanjutkan pengecekan alur umpan balik. Karena pendekatan umpan balik ini dalam kegiatan di kelas setiap hari, maka komunikasi alur hubungan antara pimpinan sekolah, guru dan siswa dalam KBM akan menjadi lebih efisien dan lebih efektif.

6. Berakar kepada praktek mengajar yang baikPenilaian kelas adalah suatu usaha untuk membangun praktek mengajar guru yang lebih baik dengan melakukan umpan balik pada pembelajaran siswa secara lebih sistematik, lebih fleksibel, dan lebih efektif. Guru siap menanyakan dan mereaksi pertanyaan siswa, memonitor bahasa tubuh (body language) dan ekspresi wajah peserta didik, mengoreksi PR (pekerjaan rumah) dan hasil tes siswa, dan seterusnya. Penilaian kelas memberi sebuah cara untuk melakukan penilaian secara menyeluruh (holistik) dan sistematik dalam proses pembelajaran di kelas.

= = = = =

Penilaian Kelas Otentik dan Berdasarkan Standar Menurut Kurikulum 2013

Penilaian Harus Berdasarkan Standar

Suatu standar, serendah apapun selalu akan dibutuhkan sebab standar berperan sebagai patokan dan sekaligus pemicu untuk perbaikan aktivitas dalam kehidupan. Pada konteks pendidikan, standar tentunya juga akan dibutuhkan dalam rangka acuan minimal terkait kompetensi yang musti dipenuhi oleh seorang lulusan pada sebuah lembaga pendidikan (sekolah) dengan demikian tiap calon lulusan akan dinilai apakah ia telah dapat memenuhi standar minimal yang ditetapkan. Melalui penerapan standar dalam bentuk SKL, KI, dan KD sebagai acuan bagi proses pendidikan, maka dapat diharapkan seluruh komponen yang terlibat dalam pengelolaan pendidikan pada semua tingkatan, termasuk siswa sendiri akan berusaha untuk mengarahkan upayanya pada pencapaian standar dikehendaki (ditetapkan). Melalui pendekatan demikian, dapat diharapkan guru akan memiliki orientasi yang jelas tentang apa yang harus dikuasai siswanya pada setiap tingkatan dan jenjang, serta pada saat yang sama guru tetap diberi kebebasan yang luas dalam merancang dan melakukan proses pembelajaran yang dipandangnya terefektif dan terefisien dalam mencapai standar tersebut. Guru akan terus dipicu agar

Page 12: Penilaian Kelas Otentik Dan Berdasarkan Standar Menurut Kurikulum 2013

dapat menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) dan tidak sekedar berorientasi pada pencapaian target kurikulum semata.

Pengertian, Prinsip-Prinsip, dan Karakteristik Penilaian Kelas Otentik Menurut Kurikulum 2013

Pengertian Penilaian Kelas Otentik

Sebagai bentuk implikasi dari penerapan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) maka proses penilaian yang dilakukan oleh guru, baik yang bersifat formatif maupun sumatif mesti beracuan kriteria. Guru pada intinya harus mengembangkan penilaian otentik berkelanjutan yang akan menjamin pencapaian dan penguasaan kompetensi.

Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan siswanya melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.

Prinsip-Prinsip Penilaian Otentik

Di bawah ini dijelaskan prinsip-prinsip penilaian otentik, yaitu:

1. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran. Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan masalah dunia sekolah

2. Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metoda dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar,

3. Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (sikap, keterampilan, dan pengetahuan).

Karakteristik penilaian kelas

Page 13: Penilaian Kelas Otentik Dan Berdasarkan Standar Menurut Kurikulum 2013

Beberapa karakteristik penilaian kelas menurut Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:

1. Pusat belajarPenilaian kelas lebih memfokuskan perhatian guru dan siswa pada pengamatan dan perbaikan belajar daripada pengamatan dan perbaikan mengajar. Penilaian kelas ini akan dapat memberikan informasi dan petunjuk bagi guru dan siswa untuk membuat pertimbangan dalam rangka melakukan perbaikan terhadap hasil belajar.

2. Partisipasi-aktif siswaKarena difokuskan pada belajar, maka penilaian kelas memerlukan partisipasi aktif siswa. Kerjasama di dalam penilaian harus dilakukan dimana siswa memperkuat penguasaan materi matapelajaran dan keterampilan (skill) pada dirinya. Sementara itu, guru harus memberikan motivasi kepada siswanya agar terus meningkat. Dalam kaitan ini ada tiga pertanyaan bagi guru yang selalu menjadi perhatiannya, yaitu: (a) Apakah kemampuan dasar dan pengetahuan saya sudah tepat untuk mengajar?; (b) Bagaimana saya dapat mengetahui bahwa siswa saya memang sedang belajar?; (c) Bagaimana saya dapat membantu siswa saya agar dapat belajar dengan lebih baik? Karena guru bekerja lebih dekat dengan siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, maka diharapkan pada akhirnya guru juga akan dapat selalu memperbaiki skill (keterampilan) mengajarnya.

3. FormatifPelaksanaan penilaian kelas yang bersifat formatif mempunyai tujuan untuk memperbaiki mutu hasil belajar peserta didik.

4. Kontekstual spesifikPelaksanaan penilaian kelas adalah jawaban terhadap kebutuhan khusus bagi guru dan siswa. Kebutuhan khusus berada dalam kontekstual guru dan siswa yang harus belajar dengan baik dalam kelas.

5. Umpan balikPenilaian kelas merupakan suatu alur proses umpan balik di kelas. Dengan sejumlah TPK (tujuan pembelajaran khusus), guru dan siswa dengan cepat dan mudah menggunakan umpan balik dan melakukan saran perbaikan belajar berdasarkan hasil-hasil penilaian yang diperoleh. Untuk mengecek pemanfaatan saran tersebut, pimpinan sekolah menggunakan hasil penilaian kelas, dan melanjutkan pengecekan alur umpan balik. Karena pendekatan umpan balik ini dalam kegiatan di kelas setiap hari, maka komunikasi alur hubungan antara pimpinan sekolah, guru dan siswa dalam KBM akan menjadi lebih efisien dan lebih efektif.

Page 14: Penilaian Kelas Otentik Dan Berdasarkan Standar Menurut Kurikulum 2013

6. Berakar kepada praktek mengajar yang baikPenilaian kelas adalah suatu usaha untuk membangun praktek mengajar guru yang lebih baik dengan melakukan umpan balik pada pembelajaran siswa secara lebih sistematik, lebih fleksibel, dan lebih efektif. Guru siap menanyakan dan mereaksi pertanyaan siswa, memonitor bahasa tubuh (body language) dan ekspresi wajah peserta didik, mengoreksi PR (pekerjaan rumah) dan hasil tes siswa, dan seterusnya. Penilaian kelas memberi sebuah cara untuk melakukan penilaian secara menyeluruh (holistik) dan sistematik dalam proses pembelajaran di kelas.

= = = = = =

Beban Belajar Menurut Kurikulum 2013Di dalam Kurikulum 2013, beban belajar setiap mata pelajaran pada SKS dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Beban belajar 1 sks terdiri dari 1 jam pembelajaran tatap muka, 1 jam penugasan terstruktur, dan 1 jam kegiatan mandiri.

Unsur-unsur Beban Belajar Menurut Kurikulum 2013

Adapun untuk unsur-unsur beban belajar yang sudah disebutkan di atas definisinya adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara siswa dengan guru.

2. Kegiatan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh guru.

3. Kegiatan mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaiannya diatur oleh siswa atas dasar kesepakatan dengan guru.

Cara Menetapkan Beban Belajar pada Kurikulum 2013

Adapun cara menetapkan beban belajar dengan sistem kredit semester (sks) untuk SMP/MTs adalah sebagai berikut:

1. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada SMP/MTs berlangsung selama 40 menit;

2. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri bagi siswa pada SMP/MTs maksimum 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.

Harap diperhatikan saat melakukan penetapan beban belajar sks untuk SMP/MTs dilakukan dengan memadukan semua komponen beban belajar, baik untuk Sistem Paket maupun untuk SKS, sebagaimana yang tercantum dalam tabel berikut.

Page 15: Penilaian Kelas Otentik Dan Berdasarkan Standar Menurut Kurikulum 2013

Tabel Penetapan Beban Belajar sks di SMP/MTs berdasarkan pada Sistem Paket

Berdasarkan pada tabel di atas dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa untuk menetapkan beban belajar 1 sks adalah dengan rumus berikut:

Sehingga beban belajar sks untuk SMP/MTs dengan mengacu pada rumus tersebut dapat ditetapkan bahwa setiap pembelajaran dengan beban belajar 1 sks pada SKS sama dengan beban belajar 2 jam pembelajaran pada Sistem Paket. Agar lebih jelas lagi, dalam Tabel di bawah ini disajikan contoh konversi kedua jenis beban pembelajaran tersebut.Tabel Contoh Konversi Beban Belajar

Beban Belajar Minimal Menurut Kurikulum 2013

Agar proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan yang menggunakan SKS dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien maka harus ditentukan suatu batas minimal beban belajar sks yaitu sebagai berikut: Beban belajar yang harus ditempuh oleh siswa SMP/MTs yaitu minimal 114 sks, yang dapat ditempuh paling cepat 2 tahun (4 semester) dan paling lama 5 tahun (10 semester).

Komposisi Beban Belajar Menurut Kurikulum 2013

Komposisi beban belajar di SMP/MTs adalah terdiri atas kelompok A (wajib) dan B (wajib) .

Page 16: Penilaian Kelas Otentik Dan Berdasarkan Standar Menurut Kurikulum 2013

Kriteria Pengambilan Beban Belajar Menurut Kurikulum 2013

Kriteria yang digunakan dalam pengambilan beban belajar adalah sebagai berikut:

1. Fleksibilitas dalam SKS yaitu siswa diberi keleluasaan untuk menentukan beban belajar pada setiap semester.

2. Pengambilan beban belajar oleh siswa didampingi oleh Pembimbing Akademik.Kriteria yang digunakan untuk menentukan beban belajar bagi siswa yaitu: (a) pengambilan beban belajar (jumlah sks) semester berikutnya ditentukan berdasarkan Indeks Prestasi (IP) yang diperoleh pada semester sebelumnya; (b)Siswa wajib menyelesaikan mata pelajaran yang tertuang dalam Struktur Kurikulum; (c)Satuan pendidikan dapat mengatur penyajian mata pelajaran secara tuntas dengan prinsip ”on and off”, yaitu suatu mata pelajaran bisa diberikan hanya pada semester tertentu dengan mempertimbangkan ketuntasan kompetensi pada setiap semester.

Penilaian, Penentuan Indeks Prestasi, dan Kelulusan Menurut Kurikulum 2013

Pengaturan mengenai penilaian, penentuan indeks prestasi, dan kelulusan adalah sebagaimana diuraikan di bawah ini. Penilaian setiap mata pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan, dan kompetensi sikap. Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan menggunakan skala 1–4 (kelipatan 0.33), sedangkan kompetensi sikap menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K), yang dapat dikonversi ke dalam Predikat A - D seperti pada Tabel di bawah ini.

Tabel Konversi Nilai

Ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan yaitu 2.66 (B-). Pencapaian minimal untuk kompetensi sikap adalah B.

Untuk kompetensi yang belum tuntas, kompetensi tersebut dituntaskan melalui pembelajaran remedial

Page 17: Penilaian Kelas Otentik Dan Berdasarkan Standar Menurut Kurikulum 2013

sebelum melanjutkan pada kompetensi berikutnya. Untuk mata pelajaran yang belum tuntas pada semester berjalan, dituntaskan melalui pembelajaran remedial sebelum memasuki semester berikutnya.

Penentuan Indeks Prestasi (IP) di SMP/MTs

IP merupakan rata-rata dari gabungan hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan yang masing-masing dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:IP : Indeks PrestasiΣN : Jumlah mata pelajaransks : Satuan kredit semester yang diambil untuk setiap mata pelajaranJumlah sks : jumlah sks dalam satu semester

Siswa pada semester 2 dan seterusnya dapat mengambil sejumlah mata pelajaran dengan jumlah sks berdasarkan IP semester sebelumnya dengan ketentuan sebagai berikut: (1)IP < 2.66 dapat mengambil maksimal 20 sks. (2)IP 2.66 – 3.32 dapat mengambil maksimal 24 sks. (3)IP 3.33 – 3.65 dapat mengambil maksimal 28 sks. (4)IP > 3.65 dapat mengambil maksimal 32 sks. Selain itu, nilai kompetensi sikap paling rendah B.

Kelulusan Siswa SMP/MTs Menurut Kurikulum 2013

Siswa dapat memanfaatkan semester pendek hanya untuk mengulang mata pelajaran yang belum tuntas. Bagi yang sudah tuntas (mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah) tidak diperbolehkan untuk mengikuti semester pendek.

Kelulusan siswa dari satuan pendidikan yang menyelenggarakan SKS dapat dilakukan pada setiap akhir semester.

Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan di SMP/MTs setelah:

menyelesaikan seluruh program pembelajaran; memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran;

lulus ujian sekolah/madrasah; dan

lulus Ujian Nasional.