· Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil belajar oleh Pemerintah. 9....

45

Transcript of  · Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil belajar oleh Pemerintah. 9....

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasional

Satuan pendidikan adalah garda terdepan penyelenggaraan sistem

pendidikan. Agar semua program yang ada di sekolah berjalan dengan baik,

maka harus direncanakan dengan baik pula. Salah satu dokumen yang harus

ada dalam sistem perencanaan sekolah adalah dokumen kurikulum, yang

dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah

dokumen yang menggambarkan legalitas sebuah proses pembelajaran di

satuan pendidikan karena KTSP harus disahkan dan disetujui oleh pihak-pihak

yang berwenang. KTSP adalah blueprint proses pembelajaran di sebuah

satuan pendidikan, yang disebut juga dengan desain kurikulum di satuan

pendidikan. KTSP menggambarkan tujuan satuan pendidikan yang akan

dicapai, apa saja yang harus diajarkan kepada peserta didik dan bagaimana

proses serta pengaturan waktunya, serta bagaimana melakukan penilaian

hasil pembelajaran dan evaluasinya. Di dalamnya juga diatur bagaimana

peserta didik difasilitasi untuk mengembangkan kepribadian, minat dan

bakatnya. Hal Ini memberi gambaran bahwa KTSP adalah dokumen yang

harus dipersiapkan, disusun, dikembangkan, dievaluasi, dan direvisi dengan

prosedur yang benar. Dengan demikian proses pengembangannya menuntut

pengetahuan, keterampilan, serta pengalaman yang cukup dari para

pelakunya.

KTSP adalah dokumen sekolah yang khas, sesuai dengan karakteristik

serta kebutuhan masing-masing sekolah tanpa mengurangi bobot minimal

muatan kurikulum secara nasional. KTSP disusun oleh tim pengembang yang

disebut dengan Tim Pengembang Kurikulum atau TPK, yang harus ada di

masing-masing sekolah. Mengingat pentingnya fungsi KTSP dalam

pengelolaan perlu pedoman bagi pihak-pihak yang berkepentingan, agar

KTSP menjadi dokumen yang berkualitas.

2

Pedoman penyusunan KTSP ini disusun sebagai pedoman seluruh

pihak yang berkepentingan dengan kurikulum dan pembelajaran di SMK,

sebagai salah satu upaya menjaga dan meningkatkan mutu SMK di Jawa

Tengah.

B. Pengertian KTSP

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan

di masing-masing satuan pendidikan. KTSP SMK adalah keseluruhan program

aktivitas pembelajaran baik terstruktur maupun hidden yang terdokumentasi

dengan rapi, digunakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran di SMK untuk

memberikan berbagai pengalaman belajar bermakna dan berdampak besar

bagi peserta didik dalam bekerja, melanjutkan pendidikan atau berwirausaha

dan diatur oleh sekolah. KTSP SMK merupakan kurikulum implementatif yang

disusun dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan.

C. Landasan Yuridis

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional;

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang

Pemerintah Daerah

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan;

4. Peraturan Presiden nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan

Karakter

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

3

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar

dan Pendidikan Menengah

6. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan

Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

79 tahun 2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013.

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 4 tahun 2018 tentang

Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil belajar

oleh Pemerintah.

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 tahun 2018

tentang Penguatan Pendidikan Karakter di SMK.

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

34 tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan;

11. Peraturan Daerah Jawa Tengah Nomor 9 tahun 2012 tentang Bahasa,

Sastra, dan Aksara Jawa.

12. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 57 tahun 2013 Petunjuk

Pelaksanaan tentang Peraturan Daerah Jawa Tengah Nomor 9 tahun 2012

tentang Bahasa, Sastra, dan Aksara Jawa.

13. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum

Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan;

14. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 07/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum

Struktur Kurikulum Sekoah Menengah Kejuruan dan Madrasah Aliyah

Kejuruan.

4

D. Tujuan Penyusunan Pedoman KTSP SMK

Pedoman Penyusunan KTSP SMK Jawa Tengah disusun dengan maksud

dapat digunakan sebagai panduan bagi SMK dalam mengembangkan

kurikulum implementatif secara lebih baik, terstruktur, efektif, dan efisien.

Tujuan utama pengembangan KTSP adalah tersusunnya kurikulum

implementatif di SMK sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran di

sekolah yang terdokumentasi dengan baik, dipahami oleh seluruh guru dan

pihak-pihak yang berkepentingan dalam penyelanggaraan pendidikan di SMK di

Jawa Tengah.

KTSP yang baik akan mendorong percepatan peningkatan mutu SMK

sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya manusia, yaitu:

1. Merevitalisasi SMK sebagai lembaga pendidikan untuk penyiapan tenaga

kerja tingkat menengah;

2. Meningkatkan komitmen SMK, kepala sekolah, guru, komite sekolah, dunia

kerja, dan Dinas Pendidikan Provinsi dalam peningkatan kualitas layanan,

output, dan outcome pendidikan kejuruan di SMK;

3. Meningkatnya kapasitas kepala sekolah, ketua kompetensi keahlian dan

para guru dalam mengembangkan kurikulum implementatif yang sesuai

dengan kebutuhaan sekolah dan pemangku kepentingan.

4. Menyinkronkan kompetensi-kompetensi yang tertuang dalam standar isi

ke dalam silabus dan menstrukturkan menjadi program pembelajaran

kejuruan 3 dan 4 tahun.

E. Pengguna Pedoman Penyusunan KTSP SMK.

Pedoman ini disusun untuk digunakan sebagai pedoman pengembangan,

pelaksanaan dan evaluasi KTSP SMK di lingkungan Jawa Tengah, dengan

sasaran pengguna:

1. Tim Pengembang Kurikulum SMK Provinsi Jawa Tengah;

2. Pengawas SMK;

3. Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah;

4. Tim Pengembang Kurikulum Sekolah

5. Ketua program/kompetensi keahlian;

6. Guru; dan

7. Para stake holder (praktisi dunia kerja, akademisi, dewan pendidikan

daerah).

5

ACUAN PENYUSUNAN KTSP

A. Acuan Konseptual

KTSP adalah dokumen yang menggambarkan rancangan seluruh proses

pembelajaran di sebuah satuan pendidikan, yang disebut juga dengan desain

kurikulum di satuan pendidikan. KTSP juga menggambarkan apa saja yang

harus diajarkan kepada peserta didik dan bagaimana proses serta pengaturan

waktunya. Selain itu KTSP juga harus memberi gambaran pengalaman belajar

seperti apa yang harus dialami oleh peserta didik melalui kegiatan

intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler serta budaya sekolah. Oleh sebab itu

KTSP disusun dan dikembangkan dengan acuan konseptual di bawah ini, yaitu:

1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia

Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian

peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat

meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.

2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama

Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi

dan kerukunan inter umat dan antar umat beragama.

3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan

Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan

kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya

memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh

karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap

kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa

dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat

Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik

Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk

meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi

diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal.

6

Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi,

bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual,

emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.

5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu

Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan

keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan

kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu.

6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan

Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan

membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas

bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan

berkolaborasi, menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif,

mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.

7. Tuntutan Dunia Kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya

pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai

kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa

kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk membekali peserta didik

dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi

peserta didik pada satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang

tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

8. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa

masyarakat berbasis pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan

sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus

melakukan penyesuaian terhadap perkembangan Ipteks sehingga tetap

relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum

harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan

dengan perkembangan Iptek.

9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan

Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan

karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan

7

yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-

hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk

menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan

daerah dan lingkungan.

10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media

pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong

partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.

Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara

kepentingan lokal, daerah dan nasional.

11. Dinamika Perkembangan Global

Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada

individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan

oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang semakin dekat

memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai

kemampuan untuk hidup berdampingan dengan bangsa lain.

12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial

budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman

budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuh

kembangkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah

dan bangsa lain.

13. Karakteristik Satuan Pendidikan

Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan

pendidikan.

B. Prinsip Pengembangan

Agar KTSP dapat digunakan sebagai pegangan bagi seluruh pihak yang

berkepentingangan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di SMK, maka

KTSP harus dikembangkan dengan prinsip-prinsip:

8

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik

memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk

mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi

peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan pada masa kini dan

yang akan datang. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan

pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.

2. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan

pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.

Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan

formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan

tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan

manusia seutuhnya.

3. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap,

pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata

pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan

antar jenjang pendidikan.

C. Prosedur Operasional

Prosedur operasional pengembangan KTSP sekurang-kurangnya meliputi:

1. Analisis

Ada tiga macam analisis yang harus dilakukan oleh Tim Pengembang

Kurikululum Sekolah dan guru sebelum mengembangkan kurikulum, yaitu:

a. Analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai

Kurikulum.

9

Sebelum merancang, mengembangkan atau me-review KTSP, setiap

personal yang terlibat di dalamnya harus menganalis berbagai

peraturan perundangan yang berlaku. Peraturan-peraturan berupa

undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri

pendidikan, peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain yang

berkaitan dengan kurikulum dan pembelajaran di SMK dibaca, dikaji,

dan digunakan sebagai landasan dalam menysusn KTSP.

b. Analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan.

KTSP disusun sebagai acuan bagi penyelenggara pendidikan di

sekolah untuk menfasilitasi peserta didik berkembang sesuai dengan

potensinya melalui berbagai kegiatan di sekolah. Oleh karena itu

peserta didik menjadi fokus utama pengembangan KTSP. Agar KTSP

sesuai dengan kebutuhan peserta didik, perlu dianalisis kebutuhan

peserta didik sesuai dengan minat, bakat, dan berbagai potensi yang

dimiliki, sehingga sekolah dapat mengakomodasi potensi dan

kebutuhan peserta didik di dalam KTSP antara lain untuk kegiatan

pengembangan diri, penguatan pendidikan karakter, penentuan KKM,

dan sebagainya.

KTSP adalah dokumen spesifik yang harus sesuai dengan kebutuhan

dan ciri khas sekolah, oleh karena itu juga perlu dilakukan analisis

satuan pendidikan, baik visi, misi, tujuan, branding, keunggulan-

keunggulan tertentu yang ingin dikembangkan dan sebagainya.

Agar KTSP berkesesuaian dengan lingkungan setempat, maka perlu

dilakukan analisis lingkungan. Dengan analisis ini sekolah dapat

menentukan muatan lokal atau global yang sesuai, atau potensi

lingkungan sebagai sumber belajar peserta didik.

c. Analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.

Analisis ketersediaan sumber daya dilakukan agar KTSP yang disusun

sekolah dapat diimplementasikan dengan baik. Dengan analisis ini

SMK dapat mengetahui sumber daya yang ada sekaligus untuk

13

10

memperhitungkan kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan. Analisis

sumber daya meliputi analisis pendidik dan tenaga kependidikan,

analisis ketercukupan sarana dan prasarana, analisis sumber dana,

dan analisis sumber daya lainnya.

2. Penyusunan KTSP mencakup:

a. perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;

b. pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;

c. pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik

tingkat kelas;

d. penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;

e. penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal; dan

f. penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan

pembelajaran.

3. Penetapan dilakukan kepala sekolah/madrasah berdasarkan hasil rapat

dewan pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite

sekolah/madrasah.

4. Pengesahan dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi

Jawa Tengah.

D. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Pengembangan KTSP.

1. Tim pengembang kurikulum satuan pendidikan terdiri atas:

a. tenaga pendidik,

b. konselor,

c. kepala sekolah/madrasah sebagai ketua merangkap anggota.

Dalam kegiatan pengembangan KTSP, tim pengembang kurikulum satuan

pendidikan perlu mengikutsertakan (1) komite sekolah/madrasah, (2)

nara sumber, (3) dunia usaha dan industri atau DUDI serta (4) pihak-pihak

lain yang terkait. Keterlibatan DUDI dalam pengembangan KTSP SMK

mutlak diperluan agar muatan kurikulum SMK sesuai dengan tuntutan

kebutuhan dunia kerja.

Agar dokumen kurikulum yang dihasilkan oleh TPK sekolah memiliki

kekuatan hukum, maka TPK perlu disahkan dalam bentuk surat keputusan

(SK) kepala sekolah.

11

2. Dinas pendidikan Provinsi Jawa Tengah sesuai dengan kewenangannya

melakukan koordinasi dan supervisi, serta pengesahan dokumen.

Di dalam menjalankan kewenangannya, Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan provinsi Jawa tengah menugaskan cabang Dinas Pendidikan

untuk mengawal kebijakan tersebut dalam bentuk pendataan, pemberian

rekomendasi, dan pembinaan sesuai dengan kewenangannya.

E. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Pada KTSP

Gerakan PPK menempatkan nilai karakter sebagai dimensi terdalam

pendidikan yang membudayakan dan memberadabkan para pelaku pendidikan.

Agar gerakan PPK di SMK berjalan secara terarah dan terukur, maka desain

PPK harus secara eksplisit digariskan di dalam KTSP. Mengintegrasikan PPK di

sekolah dimulai dengan mengkaji nilai-nilai yang akan dikembangkan di

sekolah, merumuskan kembali visi, misi, dan tujuan sekolah, melakukan kajian

kegiatan intrakurikuer, kokurikuler, ekstrakurikuler, dan budaya sekolah,

mengatur strategi bagaimana nilai-nilai PPK tersebut dibelajarkan kepada

peserta didik secara langsung maupun tidak langsung, serta bagaimana

melakukan penilaiannya. Semua hal tersebut dimasukkan ke dalam KTSP agar

menjadi pedoman dan pegangan seluruh warga sekolah dalam menfasilitasi

peserta didik menjadi manusia Indonesia seutuhnya.

Sebagai gambaran, PPK di satuan pendidikan dapat dilakukan dengan

berbagai strategi, antara lain:

1. Implementasi PPK berbasis kelas

Pengintegrasian PPK dalam kurikulum mengandung arti bahwa

pendidik mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK ke dalam proses

pembelajaran dalam setiap mata pelajaran. Pembelajaran yang

mengintegrasikan nilai-nilai utama karakter dimaksudkan untuk

menumbuhkan dan menguatkan pengetahuan, menanamkan kesadaran,

dan mempraktikkan nilai-nilai utama PPK. Pendidik dapat memanfaatkan

secara optimal materi yang sudah tersedia di dalam kurikulum secara

kontekstual dengan penguatan nilai-nilai utama PPK.

12

2. Implentasi PPK berbasis budaya sekolah

Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah

merupakan sebuah kegiatan untuk menciptakan iklim dan lingkungan

sekolah yang mendukung praksis Pendidikan Karakter mengatasi ruang-

ruang kelas dan melibatkan seluruh sistem, struktur, dan pelaku

pendidikan di sekolah.

Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah berfokus

pada pembentukan budaya yang merepresentasikan nilai-nilai utama

Pendidikan Karakter yang menjadi prioritas satuan pendidikan, meliputi

kegiatan: pembiasaan, keteladanan, pendampingan, tradisi sekolah,

ekstrakurikuler, dan evaluasi norma dan peraturan sekolah. Budaya

sekolah ini diintegrasikan dalam keseluruhan kegiatan di sekolah yang

tercermin dari suasana dan lingkungan sekolah yang kondusif.

Salah satu budaya penting yang harus dibangun di sekolah budaya

literasi, melalui gerakan literasi sekolah atau GLS . Mengingat pentingnya

literasi dalam peningkatan kualitas kemanusiaan, gerakan literasi sekolah

wajib dilakukan di SMK, dengan berbagai tahapannya.

3. Implemenasti PPK Berbasis Masyarakat

Pendidikan karakter berbasis masyarakat adalah berbagai macam

bentuk kolaborasi antara sekolah dengan pihak lain di luar lingkungan

sekolah, terutama orang tua, dalam bentuk komite sekolah, atau

kerjasama sekolah dengan lembaga-lembaga dan komunitas lain yang

mendukung proses pembentukan karakter peserta didik.

Penguatan nilai-nilai utama PPK sangat dimungkinkan dilaksanakan

melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini tersebut bertujuan untuk

mengembangkan kepribadian dan bakat peserta didik, sesuai dengan

minat dan kemampuannya masing-masing.

Ada dua jenis kegiatan ekstrakurikuler, yakni ekstrakurikuler wajib

(pendidikan kepramukaan) dan pilihan (sesuai dengan kegiatan yang

dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan).

Semua kegiatan ekstrakurikuler harus memuat dan menegaskan

nilai-nilai karakter yang dikembangan dalam setiap bentuk kegiatan yang

13

dilakukan. Meskipun secara implisit kegiatan ekstra kuirkuler sudah

mengandung nilai-nilai karakter, namun tetap harus diungkap secara

eksplisit serta direfleksikan dan ditegaskan kembali di akhir kegiatan.

F. Mekanisme Pengembangan KTSP .

1. Pengembangan KTSP

Pengembangan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan

satuan pendidikan. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja satuan

pendidikan dan/atau kelompok satuan pendidikan yang diselenggarakan

sebelum tahun pelajaran baru.

Tahap kegiatan pengembangan KTSP secara garis besar meliputi:

(1) penyusunan draf berdasarkan analisis konteks; (2) reviuw, revisi, dan

finalisasi; serta (3) penetapan oleh sekolah dan komite, dan (4)

pengesahan oleh pejabat yang berwenang. Langkah yang lebih rinci dari

masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh tim pengembang

kurikulum satuan pendidikan.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah sesuai

dengan kewenangannya berkewajiban melakukan koordinasi dan

supervisi.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan KTSP merupakan tanggung jawab bersama seluruh

unsur satuan pendidikan yakni kepala sekolah/madrasah, tenaga pendidik

dan tenaga kependidikan.

3. Daya Dukung

a. Kebijakan Satuan Pendidikan

Pengembangan dan pelaksanaan KTSP merupakan

kewenangan dan tanggung jawab penuh dari satuan pendidikan.

Oleh karena itu untuk dapat mengembangkan dan melaksanakan

KTSP diperlukan kebijakan satuan pendidikan yang ditetapkan dalam

rapat satuan pendidikan dengan melibatkan komite

sekolah/madrasah baik langsung maupun tidak langsung.

b. Ketersediaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pengembangan dan pelaksanaan KTSP merupakan proses

perwujudan kurikulum yang sesungguhnya. Oleh karena itu tenaga

14

pendidik merupakan unsur yang mutlak diperlukan dalam kuantitas

dan kualitas yang memadai. Selain itu tenaga kependidikan pada

masing-masing satuan pendidikan sangat diperlukan untuk

mendukung pelaksanaan KTSP.

c. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan

Pengembangan dan pelaksanaan KTSP memerlukan dukungan

berupa ketersediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan. Yang

termasuk sarana satuan pendidikan adalah segala kebutuhan fisik,

sosial, dan kultural yang diperlukan untuk mewujudkan proses

pendidikan pada satuan pendidikan. Selain itu unsur prasarana

seperti lahan, gedung/bangunan, prasarana olahraga dan prasarana

kesenian, serta prasarana lainnya sangat diperlukan sebagai unsur

penunjang yang memberikan kemudahan pelaksanaan KTSP.

2. Alur Pengembangan KTSP

No AGENDA OUTPUT ADMINISTRASI KETERANGAN

PROSES MANUAL 1 Sekolah membentuk atau

memperbarui Tim Pengembang Kurikulum

SK Tim Pengembang Kurikulum Sekolah

2 Sekolah melakukan analisis konteks (analisis regulasi, analsis daya dukung, dan analisis kebutuhan siswa)

Hasil analisis.

3 Sekolah melakukan workshop pengembangan KTSP sesuai prosedur dengan melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan.

Draft Buku I, II, dan III Dibawah binaan dan disupervisi oleh pengawas pembina.

4 Sekolah melaksanakan sinkronisasi kurikulum dengan DUDI (minimal satu DUDI setiap kompetensi keahlian)

Surat keterangan tentang keterlibatan DUDI dalam pengembangan KTSP setiap kompetensi keahlian.

Bukti muatan kurikulum hasil sinkronidsasi dengan DUDI.

Contoh surat keterangan terlampir

5 Verifikasi Buku I, II, dan III oleh pengawas sekolah.

Instrumen verifkasi Buku I, II, dan III

Instrumen verifikasi terlampir.

6 Pengesahan dokumen KTSP secara on-line

Bukti keterlaksanaan pengembangan KTSP.

Langkah selengkapnya dapat dibaca di laman apliasi E-KTSP.

15

BAB III

KOMPONEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

A. Komponen KTSP

Sebagai sebuah dokumen yang yang menjadi pedoman dalam

penyelenggaraan pembelajaran pendidikan di satuan pendidikan, KTSP harus

memuat komponen-komponen yang diperlukan sebagai panduan pihak-pihak

yang berkepentingan yang ada di satuan pendidikan tersebut. Adapun

komponen-komponen yang perlu ada di dalam KTSP SMK adalah sebagai

berikut:

1. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Satuan Pendidikan SMK/MAK

a. Visi mendeskripsikan cita-cita yang jelas, realistik, dan terukur yang

hendak dicapai oleh satuan pendidikan SMK dimasa yang akan

datang. Batasan waktudi masa datang dinyatakan secara jelas.

b. Misi mendeskripsikan indikator-indikator yang harus dilakukan oleh

SMK melalui rencana tindakan nyata dalam mewujudkan visi satuan

pendidikan.

c. Tujuan pendidikan mendeskripsikan hal-hal yang perlu diwujudkan

sesuai dengan karakteristik satuan Pendidikan SMK. Tujuan PMK

adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak

mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

2. Standar Kompetensi Lulusan SMK

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan Menengah Kejuruan

adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup

sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan bidang dan lingkup

kerja.

Standar kompetensi lulusan SMK/MAK dirumuskan secara

menyeluruh dalam satu kemampuan utuh dengan mengintegrasikan

dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan Gradasi

Kompetensi pada masing-masing program pendidikan 3 (tiga) tahun dan 4

(empat) tahun. Pengintegrasian ini dilakukan sebab ketiga dimensi tersebut

bukan merupakan komponen yang saling terpisahkan melainkan saling

melengkapi antara 1 (satu) dengan yang lain. Gradasi Kompetensi

16

diharapkan dapat memberikan ruang dan kesempatan berkembangnya

kompetensi lulusan secara optimal dengan mempertimbangkan lingkungan

peserta didik, fungsi satuan pendidikan, kesinambungan, lingkup dan

kedalaman materi, serta tahapan perkembangan psikologis peserta didik.

Khusus untuk dimensi sikap, internalisasi nilai-nilai sikap ke dalam diri

setiap peserta didik dapat dilakukan melalui strategi: (1) pemberian

keteladanan; (2) pemberian nasehat sesuai dengan konteks materi, waktu,

dan tempat; (3) penguatan positif dan negatif; (4) pembiasaan; dan (5)

pengkondisian.

Rumusan SKL SMK selengkapnya mengacu Lampiran 1 Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 tahun 2018 tentang

Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah

Kejuruan.

3. Profil Lulusan SMK

Setiap satuan pendidikan semestinya berorientasi pada mutu

lulusan. Agar setiap pihak yang berkentingan dalam penyelenggaraan

pendidikan di sekolah berfokus pada mutu lulusan, seyogyanya profil

lulusan dijabarkan secara operasional.

Profil lulusan adalah gambaran konkrit kompetensi dan

karakteristik lulusan dari masing-masing satuan pendidikan. Acuan dalam

menyusun profil lulusan masing-masing satuan pendidikan dijabarkan

dari:

a. Standar Kompetensi Lulusan

b. Visi, misi, dan tujuan sekolah,

c. Ciri khusus atau branding sekolah.

4. Struktur dan Muatan KTSP SMK

Struktur dan muatan KTSP SMK ditetapkan melalui Keputusan

Dirjen Dikdasmen Nomor 130/D/KEP/KR/2017. Struktur Kurikulum

Pendidikan Menengah Kejuruan berisi Muatan Umum yang terdiri atas:

(A) Muatan Nasional dan (B) Muatan Kewilayahan yang dikembangkan

sesuai kebutuhan wilayah dan (C) Muatan Peminatan Kejuruan yang

17

terdiri atas Dasar Bidang Keahlian, Dasar Program Keahlian, dan

Kompetensi Keahlian.

Muatan Nasional terdiri atas enam mata pelajaran yaitu: (1)

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti; (2) Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan; (3) Bahasa Indonesia; (4) Matematika; (5) Sejarah

Indonesia; (6) Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya. Muatan

Kewilayahan berisi dua Mata Pelajaran yaitu: (1) Seni Budaya dan (2)

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Muatan Peminatan

Kejuruan yang terdiri atas tiga subkelompok, yaitu: (1) Dasar Bidang

Keahlian; (2) Dasar Program Keahlian; (3) Kompetensi Keahlian.

Struktur Kurikulum dan Mata Pelajaran KTSP SMK dari masing-

masing Kompetensi Keahlian dapat dilihat dalam Keputusan Dirjen

Dikdasmen Nomor 130/D/KEP/KR/2017, sedangkan untuk Kompetensi

Inti dan Kompetensi Dasar (KI/KD) tertuang dalam Keputusan Dirjen

Dikdasmen Nomor 330/D.D5/KEP/2017 tentang Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A), Muatan

Kewilayahan (B), Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Program Keahlian

(C2) dan Kompetensi Keahlian (C3).

5. Program Muatan Lokal

Muatan lokal adalah bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan

pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi

dan keunikan lokal. Muatan lokal merupakan bahan kajian atau mata

pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses

pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk

membentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan

di daerah tempat tinggalnya. Muatan lokal diajarkan dengan tujuan

membekali peserta didik dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan

yang diperlukan untuk:

a. mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya,

dan spiritual di daerahnya; dan

b. melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan

daerah yang berguna bagi diri dan lingkungannya dalam rangka

menunjang pembangunan nasional.

Penyajian muatan lokal dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan

18

dua cara, yaitu (1) dintegrasikan pada mata pelajaran yang sudah ada,

dan (2) berdiri sebagai mata pelajaran tersendiri. Muatan lokal juga tidak

lepas dari kebijakan daerah. Dalam konteks Jawa Tengah, muatan lokal

Bahsa Jawa disajikan sebagai mata pelajaran dan wajib diberikan di

satuan pendidikan.

Muatan lokal yang dipilih dan diajarkan harus terdokumentasikan

dalam bentuk kompetensi dasar, silabus dan RPP. Kompetesi dasar

muatan lokal dicantumkan di dalam buku 1 KTSP, sedangkan silabus dan

RPP di Buku 2 dan Buku 3.

6. Kegiatan Pengembangan Diri

Secara umum, pengembangan diri di sekolah mempunyai tujuan

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan

dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,

minat, kondisi dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan

kondisi sekolah.

Secara khusus, pengembangan diri bertujuan menunjang dan

menfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan (1) bakat, (2) minat,

(3) kreativitas, (4) kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan, (5)

kemampuan kehidupan keagamaan, (6) kemampuan sosial, (7)

kemampuan belajar, (8) wawasan dan perencanaan karir, (9) Kemampuan

pemecahan masalah, dan ( 10) kemandirian.

Kegiatan pengembangan diri di SMK dapat dilakukan dengan dua

cara, yaitu (1) terprogram, dan (2) tidak terprogram. Kegiatan terprogram

dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu

untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok dan

atau klasikal melalui penyelenggaraan :

a. layanan dan kegiatan pendukung konseling;

b. kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat

dilaksanakan sebagai berikut :

a. kegiatan terjadwal, seperti: upacara bendera, senam, ibadah khusus

keagamaan bersama, keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan

kesehatan diri.

19

b. spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus

seperti : pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah

pada tempatnya, antri, mengatasi silang pendapat (pertengkaran).

c. Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari

seperti : berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca,

memuji kebaikan dan atau keberhasilan orang lain, datang

tepat waktu, serta kebiasaan-kebiasaan postif lainnya.

7. Beban Belajar di SMK/MAK

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti

peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun

pelajaran.

a. Beban belajar di Sekolah Menengah Kejuruan dinyatakan dalam jam

pelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu Kelas X, XI, XII,

dan XIII adalah 46 jam pelajaran. Durasi setiap satu jam pelajaran

adalah 45 menit.

b. Beban belajar di Kelas X dan XI dalam satu semester 18 minggu.

c. Beban belajar di kelas XII dan XIII pada semester ganjil 18 minggu.

d. Beban belajar di kelas XII dan XIII pada semester genap paling

sedikit 14 minggu dan paling banyak 16 minggu.

Setiap satuan pendidikan SMK boleh menambah jam belajar per

minggu berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik

dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang

dianggap penting.

8. Skor Ketuntasan Minimal

Sebagai pembeda antara SMK dan satuan pendidikan lain

adalah penetapan KriteriaPencapaian Kompetensi. Kriteria Pencapaian

Kompetensi yang selanjutnya disebut KPK adalah penguasaan kompetensi

minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada

Standar Kompetensi Kelulusan, indikator pencapaian kompetensi dan/atau

kriteria unjuk kerja pada unit kompetensi dalam SKKNI yang sepadan

dengan kompetensi dasar dalam kurikulum. Lebih lanjut KPK digunakan

untuk menentukan skor ketuntasan minimal (SKM)

20

SKM atau yang secara istilah pengukuran disebut dengan cut off

score merupakan bagian dari standard setting yang secara operasional

ditetapkan dalam bentuk angka. SKM digunakan sebagai acuan

penentuan peserta didik yang wajib mengikuti pembelajaran remedial

hingga memenuhi KPK dan sebagai salah satu acuan kriteria kenaikan

kelas. Nilai ketuntasan belajar kompetensi pada mata pelajaran wajib A, B

dan C1 adalah minimal 60, sedangkan untuk mata pelajaran C2 dan C3

nilai ketuntasan belajar adalah minimal 65 dengan menyesuaikan

karakteristik kompetensi/paket keahlian.

Sekolah dapat menentukan SKM di atas ketentuan minimal

berdasarkan hasil analisis yang didasarkan atas potensi sekolah dan

potensi peserta didik. Adapun pemberian predikat atau kategori hasil

penilaian dapat dilihat sepenuhnya pada Panduan Hasil Belajar dan

Pengembangan Karakter yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMK

tahun 2018 atau peraturan terbaru yang diterbitkan oleh pemerintah.

9. Mekanisme Penilaian

Sebagai sebuah tahapan penting dalam proses pembelajaran,

penilaian yang dilakukan di satuan pendidikan harus direncanakan dengan

baik. Oleh karena itu untuk menjamin agar mekanisme penilaian di SMK

berjalan dengan baik, seyogyanya hal tersebut dicantumkan di KTSP.

Mekanisme penilaian yang perlu di atur dalam KTSP antara lain.

a. Jenis-jenis ulangan, tes, atau ujian yang akan dilakukan di satuan

pendidikan. Akan lebih baik lagi manakala satuan pendidikan juga

mencantumkan rencana uji kompetensi sesuai dengan skema

sertifikasi yang dikehendaki.

b. Mekanisme penjaminan kualitas instrumen penilaian.

c. Salah satu faktor penting dalam penilaian adalah ketepatan alat ukur

yang digunakan. Oleh karena itu satuan pendidikan sebaiknya

membuat mekanisme atau semacam POS agar instrumen yang

digunakan dalam proses penilaian menjadi berkualitas.

d. Mekanisme pengolahan dan pemanfaatan hasil penilaian.

e. Sistem pelaporan penilaian.

10. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kriteria Kelulusan

21

a. Kenaikan Kelas Kenaikan kelas dalah sebuah tahapan penting dalam pembelajaran.

Oleh karena itu kriteria kenaikan kelas harius dicantumkan dengan

jelas di dalam KTSP sebagai dasar pengambilan keputusan kenaikan

kelas. Seluruh hasil penilaian untuk semua mata pelajaran yang

diperoleh siswa baik sikap, pengetahuan, maupun keterampilan

setelah diolah dan dianalisis akan menentukan apakah siswa tersebut

berhak naik kelas atau tidak. Kriteria kenaikan kelas ditetapkan oleh

sekolah mengacu pada peraturan yang berlaku.

b. Kelulusan Kriteria Kelulusan menyesuaikan ketentuan yang berlaku dari

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Standar Nasional

Pendidikan dan satuan pendidikan.

11. Kalender Pendidikan

a. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan

pembelajaran peserta didik selama satu tahun pelajaran yang

mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu

pembelajaran efektif dan hari libur.

b. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan

pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan

pendidikan.

c. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran

untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. d. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap

minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata

pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan

ekstrakurikuler. e. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan

kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang

dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda

antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari

libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

22

f. Kalender pendidikan ditetapkan oleh kepala sekolah dalam bentuk

surat keputusan, apabila ada perubahan sekolah melaporkan kepada

dinas pendidikan.

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya

tertera pada Tabel di bawah ini.

23

Tabel 2 Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1. Minggu efektif Minimum 34 minggu Digunakan untuk kegiatan Belajar dan maksimum 36 pembelajaran efektif pada Minggu setiap satuan pendidikan.

2. Jeda tengah Maksimum 2 minggu Satu minggu setiap semester. Semester

3. Jeda Maksimum 2 minggu Antara semester I dan II. Antarsemester

4. Libur akhir Maksimum 3 minggu Digunakan untuk penyiapan Tahun kegiatan dan administrasi akhir Pelajaran dan awal tahun pelajaran.

5. Hari libur 2 – 4 minggu Daerah khusus yang Keagamaan memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.

6. Hari libur Maksimum 2 minggu Disesuaikan dengan Peraturan umum/nasional Pemerintah.

7. Hari libur Maksimum 1 minggu Untuk satuan pendidikan Khusus sesuai dengan ciri kekhususan

masing-masing.

8. Kegiatan Maksimum 3 minggu Digunakan untuk kegiatan Khusus yang diprogramkan secara sekolah/madra khusus oleh sekolah/madrasah s am tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan

waktu pembelajaran efektif.

B. Sistematika KTSP

1. Bagian Pendahuluan Halaman Judul

Lembar Pengesahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

2. Bagian Isi

Bab I Pendahuluan

A. Rasional

B. Dasar Hukum

C. Visi Satuan Pendidikan

24

D. Misi Satuan Pendidikan

E. Tujuan Satuan Pendidikan

F. SKL Kompetensi Keahlian

G. Profil Lulusan

H. Deskripsi KKNI Level 2 atau 3 sesuai Kompetensi Keahlian

BAB II STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

A. Struktur Kurikulum Satuan Pendidikan

B. Kompetensi Mata Pelajaran

C. Program Muatan Lokal

D. Kegiatan Pengembangan Diri

E. Pengaturan Beban Belajar

F. Ketuntasan Belajar (Skor Ketuntasan Minimal)

G. Mekanisme Penilaian

H. Kriteria Kenaikan Kelas

I. Kriteria Kelulusan

J. Kalender Pendidikan

25

BAB IV

PENUTUP

KTSP adalah dokumen yang menggambarkan legalitas sebuah proses

pembelajaran di satuan pendidikan karena KTSP harus disahkan dan disetujui oleh

pihak-pihak yang berwenang. KTSP adalah blueprint proses pembelajaran di sebuah

satuan pendidikan, yang disebut juga dengan desain kurikulum di satuan

pendidikan.

Pedoman Penyusunan Dokumen KTSP SMK Provinsi Jawa Tengah

dimaksudkan sebagai acuan pendidikan SMK dalam menyusun dan merencanakan

pembelajaran sesuai dengan kaidah normatif secara nasional. Harapannya agar

kualitas pembelajaran di SMK dapat terencana dengan baik sebagai bagian dari

manajemen kurikulum yang berkesinambungan.

26

Lampiran 1

INSTRUMEN VERIFIKASI BUKU I Nama Sekolah : ........................................... .... Kompetensi Keahlian : ........................................... .... Nama Kepala Sekolah : ........................................... .... Alamat Sekolah : ........................................... .... Kabupaten/Kota : ........................................... ....

No Komponen KTSP/Indikator

Hasil Penelaahan

Catatan Revisi Tidak

sesuai

Sesuai seba-gian

Sesuai seluruh-

nya

SKOR 1 2 3

COVER/HALAMAN JUDUL

1. Logo sekolah dan atau daerah

2. Judul: Kurikulum SMK ............

3. Tahun pelajaran

4. Alamat sekolah

LEMBAR PENGESAHAN

1. Rumusan kalimat pengesahan

2. Tanda tangan kepala sekolah dan

stempel/cap sekolah

3. Tanda tangan ketua komite sekolah dan

stempel/cap Komite Sekolah

4. Tempat untuk tanda tangan kepala/

pejabat dinas pendidikan provinsi

DAFTAR ISI

Kesesuaian dengan halaman

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Latar belakang memuat:

- kondisi nyata

- kondisi ideal

- Potensi dan karakteristik satuan

pendidikan

B Dasar Hukum

Mencantumkan dasar hukum yang relevan

- Undang-undang No 20 thn 2003

- PP tentang SNP

- Permendikbud tentang SNP

- Permen No. 61 th. 2014 ttg.

Pengembangan KTSP

- Permen lain yang relevan.

- Perda yang relevan

- Peraturan pendukung lainnya yang

relevan.

27

No Komponen KTSP/Indikator

Hasil Penelaahan

Catatan Revisi Tidak

sesuai

Sesuai seba-gian

Sesuai seluruh-

nya

SKOR 1 2 3

C. Visi Satuan Pendidikan

1. Ringkas dan mudah dipahami

2.

Mengacu pada tujuan pendidikan menengah yaitu untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

3. Mengacu tuntutan SKL SMK

4. Berorientasi pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik .

5. Berorientasi pada kepentingan daerah, nasional dan internasional.

6. Berorientasi pada perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

7. Memberi inspirasi dan tantangan dalam meningkatkan prestasi secara berkelanjutan untuk mencapai keunggulan

8.

Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga satuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan

9. Mengarahkan langkah-langkah strategis yang konsisten dengan penjabaran misi satuan pendidikan.

D. Misi Satuan Pendidikan

Menjabarkan pencapaian visi dalam bentuk pernyataan yang terukur dan dapat dicapai sesuai dengan skala prioritas, mencakup seluruh indikator visi.

E. Tujuan Satuan Pendidikan

Menjabarkan pencapaian misi dalam bentuk pernyataan yang terukur dan dapat dicapai sesuai dengan skala prioritas.

F. SKL Kompetensi Keahlian

Mencantumkan SKL Kompetensi keahlian.

G.Profil Lulusan

Menggambarkan profil lulusan yang akan dihasilkan sekolah tersebut.

1. Mencerminkan tujuan pendidikan nasional dan Standar Kompetensi Lulusan.

28

No Komponen KTSP/Indikator

Hasil Penelaahan

Catatan Revisi Tidak

sesuai

Sesuai seba-gian

Sesuai seluruh-

nya

SKOR 1 2 3

2. Mencerminkan visi dan misi sekolah.

3. Menggambarkan kompetensi masa depan.

4. Mencakup dimensi sikap, pengetahuan, keterampilan.

H. Deskripsi KKNI Level 2 atau 3 sesuai Kompetensi Keahlian

1. Mencantumlan deskripsi KKNI.

2. Mencantumkan skema sertifikasi/ Uji Kompetensi.

II. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

A. Struktur Kurikulum Satuan Pendidikan, memuat:

1 Daftar mata pelajaran yang meliputi Muatan Nasional, Muatan Kewilayahan, dan Peminatan

2

Pengaturan alokasi waktu per mata pelajaran disesuaikan dengan standar isi, kebutuhan peserta didik dan sekolah dengan total waktu sesuai dengan standar proses.

B. Kompetensi Mata pelajaran

1 Deskripsi KI dan KD mata pelajaran Muatan Nasional (A)

2 Deskripsi KI dan KD mata pelajaran Muatan Kewilayahan (B)

3 Deskripsi KI dan KD mata pelajaran Peminatan Kejuruaan C1 (Dasar Bidang kehalian)

4 Deskripsi KI dan KD mata pelajaran Peminatan Kejuruaan C1 (Dasar Program Keahlian)

5 Deskripsi KI dan KD mata pelajaran Peminatan Kejuruaan C1 (Kompetensi Kahlian)

C. Program Muatan Lokal, mencantumkan:

1 Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dilaksanakan sesuai dengan kebijakan daerah

2

Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan karakteristik sekolah.

3 Daftar KD Muatan Lokal yang dikembangkan oleh sekolah

4 Uraian tentang jenis dan strategi

pelaksanaan program muatan lokal

D. Kegiatan Pengembangan Diri, mencantumkan:

1 Uraian tentang jenis dan strategi

29

No Komponen KTSP/Indikator

Hasil Penelaahan

Catatan Revisi Tidak

sesuai

Sesuai seba-gian

Sesuai seluruh-

nya

SKOR 1 2 3

pelaksanaan program layanan konseling dan atau layanan akademik/belajar, sosial dan pengembangan karier peserta didik

2 Uraian tentang jenis dan strategi

pelaksanaan program pengembangan bakat, minat dan prestasi peserta didik.

3 Uraian tentang jenis dan strategi

pelaksanaan Program Penguatan Pendidikan karakter di sekolah.

E. Pengaturan Beban Belajar, mencantumkan:

1 Uraian tentang rasionalisasi pemanfaatan

tambahan jam pelajaran per minggu

2 Uraian tentang pengaturan alokasi waktu pembelajaran per jam tatap muka, jumlah jam pelajaran per minggu, jumlah minggu efektif per tahun pelajaran, jumlah jam pelajaran per tahun.

3 Uraian tentang pemanfaatan 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka pada mata pelajaran tertentu, untuk penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT).

4 Uraian tentang pelaksanaan program percepatan bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa (bila ada).

F. Ketuntasan Belajar, mencantumkan:

. 1 Daftar Skor Metuntasan minimal (SKM)

untuk semua mata pelajaran pada setiap tingkatan kelas.

2 Uraian tentang mekanisme dan prosedur

penentuan SKM

3 Uraian tentang upaya sekolah dalam

meningkatkan SKM untuk mencapai KKM ideal.

G.Mekanisme penialaian

1 Mencantumkan sistem penilaian yang

dilaksanakan di sekolah.

2 Mencantumkan jenis-jenis ulangan, tes, dan

ujian di sekolah.

3 Mencantumkan mekanisme Rekognisi

Pengalaman Lampau (RPL) Kompetensi Keahlian

H.Kenaikan Kelas mencantumkan:

1 Kriteria kenaikan kelas sesuai dengan kebutuhan sekolah dengan. mempertimbangkan ketentuan yang berlaku.

30

No Komponen KTSP/Indikator

Hasil Penelaahan

Catatan Revisi Tidak

sesuai

Sesuai seba-gian

Sesuai seluruh-

nya

SKOR 1 2 3

2 Uraian tentang pelaksanaan penilaian hasil belajar siswa (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas), sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Standar Penilaian Pendidikan.

3 Uraian tentang mekanisme dan prosedur

pelaporan hasil belajar peserta didik

4 Uraian tentang pelaksanaan program

remedial dan pengayaan

I. Kelulusan, mencantumkan:

1 Kriteria kelulusan berdasar pada ketentuan

yang berlaku.

2 Uraian tentang pelaksanaan ujian nasional

dan ujian sekolah

3 Target kelulusan yang akan dicapai oleh

sekolah

4 Uraian tentang program-program sekolah

dalam meningkatkan kualitas lulusan.

5 Uraian tentang program pasca ujian

nasional sebagai antisipasi bagi siswa yang belum lulus ujian akhir.

III. KALENDER PENDIDIKAN, Mencantumkan:

1 Pengaturan tentang permulaan tahun

pelajaran.

2 Jumlah minggu efektif belajar satu tahun

pelajaran

3 Jadwal waktu libur (jeda tengah semester, antar semester, libur akhir tahun pelajaran, libur keagamaan, hari libur nasional dan hari libur khusus)

IV.PROSES PENGEMBANGAN KTSP

1 Dilakukan analisis regulasi, kebutuhan

(siswa, satuan pendidikan dan lingkungan), dan ketersediaan sumber daya.

2 Melibatkan seluruh unsur sesuai dengan

Permen 61 tahun 2014 dan instrumen akreditasi terbaru.

3 Melalui proses sesuai dengan dengan

Permen 61 tahun 2014.

JUMLAH SKOR

NILAI

PREDIKAT :

31

Rekomendasi pengawas pembina untuk Buku I: .................................................................................................................................... ...................................................................................................................................... ...................................................................................................................................... .....................................................................................................................................

....................., - - 2019 Pengawas,

-----------------

Keterangan: 1. Nilai = (skor perolehan : skor maksimal) x 100 2. Predikat:

Nilai 91 -100 : Amat Baik Nulai 81- 90 : Baik Nilai 71 – 80 : Cukup Nilai ≤ 70 : Kurang

3. Dokumen KTSP dapat ditetapkan/disahkan apabila mendapat nilai minimal Baik

32

Lampiran 2

Instrumen Verifikasi Buku II (Silabus) Sekolah : ....................................................... Nama Guru : ............................................. ......... Mata pelajaran : …....................................................

Kelas/semester : ….................................................... Kompetensi Keahlian : …....................................................

No Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Skor Catatan revisi 1 2 3

A Identitas Mata Pelajaran Tdk.

Ada/Tidak Sesuai

Kurang Lengkap/

Kurang Sesuai

Sudah Lengkap/

Sudah Sesuai

1.

Terdapat: satuan pendidikan, kelas, semester, tahun pelajaran, mata pelajaran, kompetensi keahlian, jumlah pertemuan.

B Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

1 Kompetensi Inti*)

2 Kompetensi Dasar

C. Perumusan Indikator Tidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dan ketepatan penggunaan kata kerja operasional aspek pengetahuan dengan Kompetensi Dasar

2. Kecukupan jumlah indikator aspek pengetahuan.

3. Kesesuaian dan ketepatan penggunaan kata kerja operasional aspek keterampilan dengan Kompetensi Dasar

4 Kecukupan jumlah indikator aspek keterampilan

D. Perumusan Materi Pembelajaran Tidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1 Kesesuaian urutan materi secara hirarki..

2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.

3 Kesusuaian dengan IPK

4 Mengintegrasikan nilai-nilai karakter, literasi dan kecakapan abad 21.

E. Kegiatan Pembelajaran Tidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesusian dengan IPK

2 Keesuaian dengan materi pelajaran.

33

No Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Skor Catatan revisi 1 2 3

3 Mendororong siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

4 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.

5 Menfasilitasi peserta didik menguasai kompetensi Sabad 21.

F Penilaian

1 Kesesuaian bentuk, teknik dan instrumen dengan indikator pencapaian Kompetensi.

2 Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrumen Penilaian Sikap (khusus untuk mapel PPKn dan PABP)

3 Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrumen Penilaian Pengetahuan

G Alokasi Waktu

1 Kesesuaian dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum

2 Kesesuaian dengan kegiatan pembelajaran

3 Kesesuaian dengan keluasan dan kedalaman materi.

4 Kessuaian dengan rancangan penilaian.

F. Pemilihan Sumber Belajar Tidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan Tujuan pembelajaran

2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran

3 Kesesuaian dengan pendekatan pembelajaran.

4. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.

Jumlah Skor

______100347

XX

diperolehyangSkorNilai

Keterangan:

4. Predikat: Nilai 91 -100 : Amat Baik

Nulai 81- 90 : Baik

Nilai 71 – 80 : Cukup Nilai ≤ 70 : Kurang

5. Dokumen RPP dapat ditetapkan/disahkan apabila mendapat nilai minimal Baik

34

Masukan terhadap silabus secara umum:

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

.................., ...........2019

Guru Pengawas,

..................................... ............................................. .....................................

35

Lampiran 3

Instrumen Verifikasi Buku III (RPP) Sekolah : ............................................. Nama Guru : ............................................. Mata pelajaran : …........................................... Topik/Subtopik : …...........................................

No Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Skor Catatan revisi

1 2 3

A Identitas Mata Pelajaran Tdk.

Ada/Tidak Sesuai

Kurang Lengkap/

Kurang Sesuai

Sudah Lengkap/

Sudah

Sesuai

1.

Terdapat: satuan pendidikan, kelas, semester, tahun pelajaran, mata pelajaran, kompetensi keahlian, jumlah pertemuan.

B Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

1 Kompetensi Inti*)

2 Kompetensi Dasar

C. Perumusan Indikator Tidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dan ketepatan penggunaan kata kerja operasional aspek pengetahuan dengan Kompetensi Dasar

2. Kecukupan jumlah indikator aspek pengetahuan.

3. Kesesuaian dan ketepatan penggunaan kata kerja operasional aspek keterampilan dengan Kompetensi Dasar

4 Kecukupan jumlah indikator aspek keterampilan

D. Perumusan Tujuan Pembelajaran Tidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1 Menggambarkan lingkup materi dalam KD pengetahuan dan KD keterampilan.

2

Rumusan tujuan pembelajaran menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan atau diukur, mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

3

Rumusan tujuan pembelajaran mengandung komponen Audience, Behaviour, Condition, dan Degree (ABCD).

36

No Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Skor Catatan revisi

1 2 3

4 Mengintegrasikan sikap, nilai-nilai karakter, dan kecakapan abad 21.

E. Pemilihan Materi Ajar Tidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.

2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.

3 Keruntutan uraian materi ajar

4 Mengintegrasikan nilai-nilai karakter, literasi dan kecakapan abad 21.

F. Pemilihan Sumber Belajar Tidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan Tujuan pembelajaran

2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran

3 Kesesuaian dengan pendekatan sainitifik

4. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik

G. Pemilihan Media Belajar Tidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran

3 Kesesuaian dengan pendekatan sainitifik

4. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik

H. Model Pembelajaran Tidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1.

Kesesuaian model yang dipilih dengan arah pernyataan KD3 dan KD4 (pencarian/penemuan atau jasa/produk)

2. Kesesuaian model yang dipilih dengan tingkatan dimensi pengetahuan KD3

3. Kesesuaian model yang dipilih dengan tingkatan taksonomi KD4

4 Mengintegrasikan sikap, nilai-nilai karakter, dan kecakapan abad 21

I Metode Pembelajaran Tidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

37

No Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Skor Catatan revisi

1 2 3

1 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

2 Kesesuaian dengan karakteristik materi

3 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik

4 Mengintegrasikan sikap, nilai-nilai karakter, dan kecakapan abad 21

J. Skenario Pembelajaran Tidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1.

a. Kegiatan pendahuluan berisi: apersepsi (menghubungkan dengan materi terdahulu atau kejadian sehari-hari), ruang lingkup kompetensi yang harsu dipelajari, tujuan pembelajaran, teknik penilaian

b. Mengintegrasikan sikap, nilai-nilai

karakter, dan kecakapan abad 21.

2. Kegiatan inti berisi:

a. Memfasilitasi kegiatan siswa untuk

mengamati, mendengar, menonton dan/atau melihat

b. Mendorong siswa untuk bertanya apa,

mengapa dan bagaimana berbentuk perumusan masalah

c. Membimbing siswa untuk

mengumpulkan informasi/ eksplorasi dalam rangka menjawab pertanyaan

d. Membimbing siswa untuk

menyimpulkan/mensintesia data atau informasi yang terkumpul

e. Memotivasi siswa untuk

mengomunikasikan

f. Mengintegrasikan sikap, nilai-nilai

karakter, dan kecakapan abad 21

3. Kegiatan penutup berisi rangkuman, refleksi, dan tindak lanjut.

a. Memfasilitasi dan membimbing siswa

merangkum materi pelajaran

b. Memfasilitasi dan membimbing siswa

merefleksi kegiatan yang sudah dilaksanakan

38

No Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Skor Catatan revisi

1 2 3

c. Memberikan umpan balik terhadap hasil

pembelajaran

d. Mengintegrasikan sikap, nilai-nilai

karakter, dan kecakapan abad 21

K. Rancangan Penilaian Pembelajaran Tidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya

1 Kesesuaian bentuk, teknik dan instrumen dengan indikator pencapaian kompetensi

2. Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrumen Penilaian Sikap

Khusus untuk mapel PPKn dan PABP

3. Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrumen Penilaian Pengetahuan

4. Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrumen Penilaian Keterampilan

Jumlah Skor

______100347

XX

diperolehyangSkorNilai

Masukan terhadap RPP secara umum

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

.................., ...........2019

Guru Pengawas

......................................... ............................................. .....................................

Keterangan:

6. Predikat: Nilai 91 -100 : Amat Baik

Nulai 81- 90 : Baik

Nilai 71 – 80 : Cukup Nilai ≤ 70 : Kurang

7. Dokumen RPP dapat ditetapkan/disahkan apabila mendapat nilai Baik

39

Lampiran 4: Contoh surat pernyataan keterlibatan DUDI dalam sinkronisasi kurikulum.

SURAT PERNYATAAN KETERLIBATAN DALAM

SINKRONISASI KURIKULUM

Yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama :

Perusahaan :

Jabatan :

Alamat perusahaan :

2. Nama :

Perusahaan :

Jabatan :

Alamat perusahaan :

3. Dst.

Menyatakan dengan sesungguhnya ikut terlibat dalam sinkronisasi kurikulum pada

Kompetensi Keahlian ......................................................... Sekolah Menengah

Kejuruan ........................................................................... tahun pelajaran

2019/2020 yang dilaksanakan pada:

Hari, tanggal :

Waktu :

Tempat :

.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dengan penuh

rasa tanggung jawab.

………………., ……………..

Yang membuat pernyataan

CV ........ PT .......................

.................................... ……………………………….

Catatan:

1. Setiap satu kompetensi keahlian minimal melibatkan satu DUDI. 2. Bentuk surat pernyataan dapat dimodifikasi sesuai dengan jumlah DUDI yang

terlibat, dan disajikan dalam satu lembar. 3. Surat pernyataan ini termasuk salah satu persyaratan yang diunggah ke

dalam bentuk pdf dan dibuat dalam satu halaman.

40

Lampiran 5 SURAT PERNYATAAN PENGEMBANGAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

NIP :

Jabatan : Kepala Sekolah

Unit kerja :

menyatakan bahwa seluruh proses pengembangan KTSP di sekolah sudah dilakukan

sesuai dengan ketentuan, meliputi:

Menyusun tim pengembang kurikulum sekolah.

Melakukan analisis meliputi analisis regulasi, analisis daya dukung, dan

analisis kebutuhan peserta didik.

Melakukan review dan atau menyusun draft dokumen KTSP dalam

bentuk workshop.

Melibatkan dan mengundang nara sumber yang relevan.

Melakukan validasi dan atau sinkronisasi kurikulum bersama dengan

dunia usaha atau dunia industri yang relevan.

Telah dilakukan verifikasi Buku I, Buku II, dan Buku III oleh

pengawas sekolah.

Melakukan finalisasi dokumen kurikulum.

.

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dengan penuh

tanggung jawab.

Mengetahui, ......................, ……………. 2019

Pengawas Sekolah, Kepala SMK ……………………

……………………………… …………………………………

*) Kotak kecil di depan langkah-langkah pengembangan KTSP dicentang dengan

tinta biru, bila langkah tersebut sudah dilakukan.

41

Lampiran 6:

KOP SURAT

SURAT REKOMENDASI No. ......................................

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah .......

menyatakan bahwa SMK ....................................... Kabupaten/Kota ....................

telah melakukan seluruh proses pengembangan KTSP pada:

1. Kompetensi Keahlian ................

2. Kompetensi keahlian ............

3. Dst

Selanjutnya dokumen KTSP tersebut direkomendasikan untuk disahkan oleh Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.

Demikian surat rekomendasi ini dibuat untuk digunakan seperlunya..

......................, ……………. 2019

Kepala ,

…………………………………