PENILAIAN HASIL BELAJAR

116
i PENILAIAN HASIL BELAJAR SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PETUNJUK TEKNIS DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JAKARTA 2008

description

LBH SMK KTSP

Transcript of PENILAIAN HASIL BELAJAR

Page 1: PENILAIAN HASIL BELAJAR

i

PPEENNIILLAAIIAANN HHAASSIILL

BBEELLAAJJAARR

SSEEKKOOLLAAHH MMEENNEENNGGAAHH

KKEEJJUURRUUAANN

PPEETTUUNNJJUUKK TTEEKKNNIISS

DDEEPPAARRTTEEMMEENN PPEENNDDIIDDIIKKAANN NNAASSIIOONNAALL

DDIIRREEKKTTOORRAATT JJEENNDDEERRAALL MMAANNAAJJEEMMEENN PPEENNDDIIDDIIKKAANN DDAASSAARR DDAANN MMEENNEENNGGAAHH

DDIIRREEKKTTOORRAATT PPEEMMBBIINNAAAANN SSEEKKOOLLAAHH MMEENNEENNGGAAHH KKEEJJUURRUUAANN JJAAKKAARRTTAA –– 22000088

Page 2: PENILAIAN HASIL BELAJAR

ii

Page 3: PENILAIAN HASIL BELAJAR

iii

KATA PENGANTAR

Sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah menyelesaikan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang kemudian dikukuhkan menjadi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Nomor 24 Tahun 2006 yang disempurnakan dengan Nomor 6 tahun 2007 tentang ketentuan pelaksanaannya. BSNP juga telah menerbitkan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

Pengalaman melakukan persiapan untuk penyusunan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan (KTSP-SMK), ternyata berbagai ketentuan tentang penyusunan KTSP yang termuat pada peraturan-peraturan tersebut, termasuk pedoman penyusunannya, masih memerlukan analisis dan upaya pensistematisan yang tidak sederhana, terutama karena ada beberapa ketentuan yang saling terkait tapi berada pada dokumen yang berbeda-beda. Atas dasar itulah, maka sesuai dengan tugas dan fungsinya, Direktorat Pembinaan SMK berupaya merevisi Bahan Bimbingan Teknis Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan tahun 2006 menjadi Edisi 2008 yang sepenuhnya diturunkan secara sistematis dari peraturan-peraturan tersebut dan pedoman pelaksanaannya.

Bahan bimbingan teknis hasil revisi ini diharapkan dapat membantu para pihak yang terlibat dalam pengembangan dan implementasi KTSP-SMK serta satuan pendidikan SMK pada umumnya, dalam upaya menerapkan peraturan-peraturan dimaksud. Pada gilirannya, seperti yang diharapkan, setiap SMK atau kelompok SMK akan mampu menyiapkan sendiri KTSP yang akan diimplementasikannya.

Seri bahan bimbingan teknis (Bimtek) ini meliputi judul-judul berikut.

1. Teknik Penyusunan KTSP dan Silabus SMK;

2. Teknik Penyusunan RPP;

3. Teknik Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal SMK;

4. Teknik Penyusunan Modul/Bahan Ajar;

Page 4: PENILAIAN HASIL BELAJAR

iv

5. Teknik Pelaksanaan Pengembangan Diri pada SMK;

6. Model-model Pembelajaran SMK;

7. Penilaian dan Pelaporan Hasil Belajar Peserta Didik SMK;

8. Implementasi Sistem Kredit Semester pada SMK

Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi sehingga terwujud seri buku bahan bimbingan teknis ini, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Jakarta, November 2008 Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Dr. Joko Sutrisno NIP. 131415680

Page 5: PENILAIAN HASIL BELAJAR

v

DAFTAR ISI

HAL

KATA PENGANTAR .................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................ v

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................... 1

B. Tujuan ......................................................................... 1

C. Ruang Lingkup ............................................................ 2

D. Sasaran Pengguna ..................................................... 2

BAGIAN 1

PENILAIAN DAN PELAPORAN HASIL BELAJAR

BAB I. KONSEP DASAR PENILAIAN

A. Pengertian Penilaian ............................................ 5

B. Prinsip Penilaian .................................................. 6

C. Kegunaan Penilaian ............................................. 7

D. Fungsi Penilaian ................................................... 7

E. Jenis Penilaian ..................................................... 8

F. Penetapan KKM ................................................... 12 G. Kriteria Penilaian .................................................. 13

BAB II. TEKNIK PENILAIAN

A. Penilaian Unjuk Kerja .......................................... 17

B. Penilaian Sikap .................................................... 19

C. Penilaian Tes Tertulis .......................................... 24

D. Penilaian Proyek .................................................. 25

E. Penilaian Portofolio .............................................. 27

F. Penilaian Diri ........................................................ 32

Page 6: PENILAIAN HASIL BELAJAR

vi

BAB III. PELAKSANAAN PENILAIAN

A. Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi ... . 37

B. Pemetaan Penilaian Standar Kompetensi

Komptensi Dasar, dan Indikator ..................... ... 38

C. Penetapan Teknik Penilaian .............................. 39

D. Contoh Alat dan Penskoran dalam Penilaian .... 39

BAB IV. PELAPORAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

A. Interpretasi Hasil Penilaian ................................. 43

B. Pemanfaatan Penilaian ………………………….. 46

C. Pelaporan Hasil Penilaian ………………………. 47

BAGIAN 2 PENGEMBANGAN BUTIR SOAL

BAB I. PENGEMBANGAN KISI-KISI

A. Penyusunan Kisi-Kisi ......................................... 57

B. Kisi-Kisi Soal ...................................................... 59

BAB II. PENULISAN SOAL PILIHAN GANDA

A. Pengertian .......................................................... 63

B. Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda .............. 63

BAB III. PENULISAN SOAL BENTUK URAIAN

A. Pengertian .......................................................... 75

B. Perbandingan antara soal Bentuk Uraian Obyektif

dan Non-obyektif ................................................. 75

C. Kaidah-kaidah Penulisan Soal Bentuk Uraian ... 76

D. Penyusunan Petunjuk Teknis Penskoran (skoring) 77

E. Pembobotan Soal dan Nilai Butir Soal ................ 82

BAB IV. PENULISAN SOAL PRAKTIK

A. Pengertian .......................................................... 85

B. Kaidah Penyusunan Soal Praktik ....................... 85

C. Contoh Format Soal Praktik ............................... 86

Page 7: PENILAIAN HASIL BELAJAR

vii

PENUTUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Contoh Tabel Penilaian Sikap ................................... 93

2. Contoh Kisi-kisi dan Pengembangan Soal ............... 96

3. Contoh Format LEGER ………………………………. 97

4. Contoh Format RAPOR ………………………........... 99 5. Contoh Format

TRANSKRIP AKHIR TAHUN PENDIDIKAN ............ 101

6. Contoh Format PASPOR KETERAMPILAN ………. 102

7. Contoh Kartu Hasil Studi ……………………………. . 103

8. Contoh Perumusan Kalimat Soal Sesuai Tingkat Kesulitan ……………………………... 104

Page 8: PENILAIAN HASIL BELAJAR

viii

Page 9: PENILAIAN HASIL BELAJAR

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Implementasi Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas Nomor 20 Tahun

2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan membawa implikasi

terhadap sistem penilaian, termasuk model dan teknik penilaian

proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar

dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah.

Penilaian hasil belajar pada Sekolah Menengah Kejuruan, selain

dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah juga

oleh masyarakat (Du/Di). Penilaian oleh pendidik dan satuan

pendidikan merupakan penilaian internal (internal assessment)

dalam rangka penjaminan mutu, sedangkan penilaian oleh

pemerintah dan masyarakat (Du/Di) merupakan penilaian eksternal

(external assessment) sebagai pengendali mutu.

Kurikulum berbasis kompetensi menuntut model dan teknik

penilaian yang dilakukan secara internal dan eksternal sehingga

dapat diketahui perkembangan dan ketercapaian berbagai

kompetensi peserta didik. Oleh karena itu, dibutuhkan petunjuk

teknis penilaian yang diperuntukkan bagi pelaksanaan penilaian

proses dan hasil belajar peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan

B. Tujuan

Penyusunan petunjuk teknis bertujuan sebagai berikut.

1. Memberikan penjelasan mengenai orientasi baru dalam

penilaian hasil belajar yang berbasis kompetensi.

2. Memberikan wawasan secara umum tentang konsep penilaian

internal dan eksternal.

3. Memberikan rambu-rambu proses penilaian hasil belajar.

4. Memberikan penjelasan tentang prinsip-prinsip pengolahan dan

pelaporan hasil penilaian.

5. Memberikan penjelasan tentang pengembangan butir soal yang

didalamnya mencakup pengembangan kisi-kisi dan

pengembangan soal, baik soal teori maupun praktik.

Page 10: PENILAIAN HASIL BELAJAR

2

C. Ruang lingkup

Ruang lingkup petunjuk teknis penilaian ini meliputi konsep dasar

penilaian, teknik penilaian, langkah-langkah pelaksanaan penilaian,

pengelolaan hasil penilaian, serta pemanfaatan dan pelaporan hasil

penilaian, dilengkapi dengan bagaimana cara mengembangkan

butir soal.

1. Konsep dasar penilaian menjelaskan tentang maksud

penilaian, manfaat penilaian, fungsi penilaian, dan rambu-

rambu penilaian.

2. Teknik penilaian menjelaskan berbagai cara dan alat penilaian

serta pengelolaan hasil penilaian yang memberikan arahan

dalam menganalisis, menginterpretasi, dan menentukan nilai

pada setiap proses dan hasil pembelajaran.

3. Langkah-langkah pelaksanaan penilaian memberikan arahan

penetapan indikator, pemetaan kompetensi dan teknik

penilaian yang sesuai serta contoh penilaiannya.

4. Pemanfaatan hasil penilaian dan pelaporan hasil penilaian

mencakup pemanfaatan hasil, bentuk laporan hasil penilaian,

dan penentuan kenaikan kelas

5. Pengembangan butir soal yang didalamnya mencakup : Kisi-

kisi Soal, Penulisan Soal Pilihan Ganda, Penulisan Soal Uraian,

dan Penulisan Soal Pilihan Praktik.

D. Sasaran Pengguna

Petunjuk Teknis Penilaian ini diperuntukkan bagi pihak-pihak

berikut:

1. Para guru di sekolah sebagai petunjuk teknis dalam menyusun

serta melaksanakan program penilaian peserta didik.

2. Pembina/Penanggung jawab langsung sekolah (pengawas dan

kepala sekolah) bagaimana merancang dan melibatkan

program supervisi pendidikan di sekolah.

3. Para penentu kebijakan di daerah sebagai bahan pertimbangan

membuat kebijakan penilaian pendidikan bagi sekolah kejuruan.

Page 11: PENILAIAN HASIL BELAJAR

3

Page 12: PENILAIAN HASIL BELAJAR

4

Page 13: PENILAIAN HASIL BELAJAR

5

BAB I

KONSEP DASAR PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI

A. Pengertian Penilaian

Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi

(angka atau deskripsi verbal), analisis, dan interpretasi untuk

mengambil keputusan. Sedangkan penilaian pendidikan adalah

proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan

pencapaian hasil belajar peserta didik.

Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan

sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam hal ini, keputusan

berhubungan dengan sudah atau belum berhasilnya peserta didik

dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi, penilaian merupakan

salah satu pilar dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi.

Penilaian merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-

langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan

informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian

hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi

tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian dilaksanakan melalui

berbagai bentuk antara lain: penilaian unjuk kerja (performance),

penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian

proyek, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik

(portfolio), dan penilaian diri.

Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam

suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta

didik menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya.

Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk

dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil

yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian

peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk

mencapai apa yang diharapkan.

Page 14: PENILAIAN HASIL BELAJAR

6

B. Prinsip Penilaian

Dalam melaksanakan penilaian mempertimbangkan prinsip-prinsip

sebagai berikut.

1. Memandang penilaian dan kegiatan pembelajaran secara

terpadu.

2. Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat

penilaian sebagai cermin diri.

3. Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program

pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi

tentang hasil belajar peserta didik.

4. Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik.

5. Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang

bervariasi dalam pengamatan kegiatan belajar peserta didik.

6. Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi. Penilaian

dapat dilakukan dengan cara tertulis, lisan, produk portofolio,

unjuk kerja, proyek, dan pengamatan tingkah laku.

7. Melakukan penilaian secara berkesinambungan untuk

memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil, dalam

bentuk: ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan

akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Ulangan harian

dapat dilakukan bila sudah menyelesaikan satu atau beberapa

indikator atau satu kompetensi dasar (KD), ulangan tengah

semester dilakukan bila telah menyelesaikan beberapa KD atau

satu stándar kompetensi (SK), ulangan akhir semester

dilakukan setelah menyelesaikan semua KD atau SK semester

bersangkutan, sedangkan ulangan kenaikan kelas dilakukan

pada akhir semester genap dengan menilai semua SK

semester ganjil dan genap, dengan penekanan pada semester

genap.

8. Penilaian kompetensi pada uji kompetensi melibatkan pihak

sekolah dan Institusi Pasangan/Asosiasi Profesi, dan pihak lain

terutama DU/DI. Idealnya, lembaga yang menyelenggarakan uji

kompetensi ini independen; yakni lembaga yang tidak dapat

diintervensi oleh unsur atau lembaga lain.

Page 15: PENILAIAN HASIL BELAJAR

7

Agar penilaian objektif, pendidik harus berupaya secara optimal

untuk (1) memanfaatkan berbagai bukti hasil kerja peserta didik dari

sejumlah penilaian, (2) membuat keputusan yang adil tentang

penguasaan kompetensi peserta didik dengan mempertimbangkan

hasil kerja (karya).

C. Kegunaan Penilaian

Kegunaan penilaian antara lain sebagai berikut:

1. Memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui

kekuatan dan kelemahan dirinya dalam proses pencapaian

kompetensi.

2. Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang

dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan

remedial.

3. Untuk umpan balik bagi pendidik/guru dalam memperbaiki

metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang

digunakan.

4. Memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah

tentang efektivitas pendidikan.

5. Memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (Dinas

Pendidikan Daerah) dalam meningkatkan kualitas penilaian

yang digunakan.

D. Fungsi Penilaian

Penilaian memiliki fungsi untuk:

1. Menggambarkan sejauhmana peserta didik telah menguasai

suatu kompetensi.

2. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka

membantu memahami dirinya, membuat keputusan tentang

langkah berikutnya, baik untuk perencanaan program belajar,

pengembangan kepribadian, maupun untuk penjurusan

(sebagai bimbingan).

3. Menemukan kesulitan belajar, kemungkinan prestasi yang bisa

dikembangkan peserta didik, dan sebagai alat diagnosis yang

Page 16: PENILAIAN HASIL BELAJAR

8

membantu pendidik/guru menentukan apakah seseorang perlu

mengikuti remedial atau pengayaan.

4. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran

yang sedang berlangsung guna perbaikan proses

pembelajaran berikutnya.

5. Pengendali bagi pendidik/guru dan sekolah tentang kemajuan

perkembangan peserta didik.

E. Jenis-Jenis Penilaian

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tetang

Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas No. 20 Tahun

2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan, jenis penilaian dan

bentuk pengadministrasiannya diuraikan seperti tabel berikut.

Page 17: PENILAIAN HASIL BELAJAR

9

Tabel Jenis-jenis Penilaian

Penilai No Jenis

Penilaian Unsur yang

terlibat Ruang lingkup

materi

Bentuk Administrasi Penilaian

Produktif Normatif

dan Adaptif

Pendidik 1 Ulangan Harian (Penilaian pro-ses akhir KD/tatap muka)

Guru KD KHS KHS

2 Ulangan Tengah Semester (Penilaian akhir beberapa KD atau akhir sebuah SK)

Guru (Internal/QA) dan Unsur Eksternal/ QC

Beberapa KD atau SK

KHS/Skill Passport

KHS

3 Ulangan Akhir Semester Ganjil (komprehensif, seluruh kompe-tensi dalam satu semester)

Guru, dan Unsur Eksternal

Dapat berupa beberapa KD atau SK

KHS/ Skills

Passport

Laporan Hasil Belajar

Leger

Raport

Leger

Pendidik (Satuan Pendidikan)

1 Ulangan Kenaikan Kelas/ akhir semester genap

Guru dan Unsur Eksternal

SKL yang dipelajari pada tahun yang bersangkutan

KHS/Skill Passport

Laporan Hasil Belajar

Transkrip

Raport

Leger

Page 18: PENILAIAN HASIL BELAJAR

10

Penilai No Jenis

Penilaian Unsur yang

terlibat Ruang lingkup

materi

Bentuk Administrasi Penilaian

Produktif Normatif

dan Adaptif

Leger

Penilai No Jenis

Penilaian Unsur yang

terlibat Ruang lingkup

materi

Bentuk Administrasi Penilaian

Produktif Normatif

dan Adaptif

2

Ujian Sekolah

Sekolah, Pemerintah

(Internal/QA dan atau Eksternal/QC)

Mata pelajaran yang tidak diujikan dalam UN untuk seluruh SKL yang sudah diajarkan

KHS/ Skills

Passport

Laporan Hasil Belajar

Translrip

Ijazah

Leger

Ijazah

Transkrip

Leger

Pemerintah

1 Ujian Nasional (UN) Pememrintah dan Du/Di

Seluruh SKL Ujian Nasional

Transkrip

Ijazah

Ijazah

SKHUN

Page 19: PENILAIAN HASIL BELAJAR

11

Penilai No Jenis

Penilaian Unsur yang

terlibat Ruang lingkup

materi

Bentuk Administrasi Penilaian

Produktif Normatif

dan Adaptif

SKHUN

Sertifikat Kompetensi

Leger

Page 20: PENILAIAN HASIL BELAJAR

12

Keterangan jenis penilaian:

1. Ulangan Harian

Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur proses pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih dalam proses pembelajaran.

2 Ulangan Tengah Semester Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran.

3 Ulangan Akhir Semester Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester ganjil. Cakupan materi meliputi indikator-indikator yang merepresentasikan semua standar kompetensi (SK) pada semester tersebut.

4 Ulangan Kenaikan Kelas Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap, untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap. Cakupan materi meliputi indikator-indikator yang merepresentasikan standar kompetensi (SK) pada tahun tersebut dengan mengutamakan materi yang dipelajari pada semester genap.

5 Ujian Sekolah Ujian sekolah adalah kegiatan penilaian pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar peserta didik dan merupakan salah satu syarat kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada ujian nasional, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang diatur dalam Permendiknas yang dikeluarkan oleh Depdiknas untuk tahun yang bersangkutan dan Prosedur Operasional Standar (POS) ujian sekolah yang diterbitkan oleh BSNP.

6 Ujian Nasional Ujian Nasional adalah kegiatan penilaian pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar peserta didik dan merupakan salah satu syarat lulus dari satuan pendidikan. Pelaksanaan Ujian

Page 21: PENILAIAN HASIL BELAJAR

13

Nasional (UN) mengikuti Permendiknas yang dikeluarkan setiap tahun oleh Depdiknas dan Prosedur Operasional Standar (POS) yang diterbitkan oleh BSNP.

F. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal untuk setiap

mata pelajaran yang ditentukan oleh satuan pendidikan, berkisar

antara 0-100%.

1. KKM Program Normatif dan Adaptif

Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator

program normatif dan adaptif adalah 75%.

KKM program normatif dan adaptif ditentukan dengan

mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik,

kompleksitas kompetensi, dan kemampuan sumber daya

pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran dengan

rincian sebagai berikut:

a. Tingkat kemampuan rata-rata peserta didik ”A”

Rata-rata nilai = 80 - 100, A diberi skor 3

Rata-rata nilai = 60 - 79, A diberi skor 2

Rata-rata nilai = < 60, A diberi skor 1

b. Tingkat kompleksitas/kesulitan kompetensi ”B”

Kompleksitas/kesulitan rendah, B diberi skor 3

Kompleksitas/kesulitan sedang, B diberi skor 2

Kompleksitas/kesulitan tinggi, B diberi skor 1

c. Sumber daya pendukung pembelajaran (SDM, alat dan

bahan) ”C”

Dukungan tinggi, C diberi skor 3

Dukungan sedang, C diberi skor 2

Dukungan rendah, C diberi skor 1

Page 22: PENILAIAN HASIL BELAJAR

14

Contoh penentuan KKM

Jika dalam pembelajaran suatu kompetensi/mata pelajaran

memiliki kondisi: kemampuan rata-rata peserta didik ”65”,

tingkat kesulitan/kompleksitas ”sedang”, dan sumber daya

pendukung ”sedang”, maka nilai KKM-nya adalah :

(A + B + C) KKM = ---------------- X 100

9

(2 + 2 + 2) = ---------------- X 100

9 = 66,7 atau dibulatkan 67

2. KKM Program Produktif

KKM program produktif mengacu kepada standar minimal

penguasaan kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang

bersangkutan. Kriteria ketuntasan untuk masing-masing

kompetensi dasar (KD) adalah terpenuhinya indikator yang

dipersyaratkan dunia kerja yaitu kompeten atau belum

kompeten dan diberi lambang/skor 7,00 bila memenuhi

persyaratan minimal.

G. Kriteria Penilaian

1. Validitas

Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan

menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.

Misal, dalam pelajaran bahasa Indonesia, pendidik/guru ingin

menilai kompetensi berbicara. Bentuk penilaian valid jika

menggunakan tes lisan. Jika menggunakan tes tertulis

penilaian tidak valid.

2. Reliabilitas

Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil

penilaian. Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan

perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi. Misal,

guru menilai dengan proyek, penilaian akan reliabel jika hasil

yang diperoleh itu cenderung sama bila proyek itu dilakukan

Page 23: PENILAIAN HASIL BELAJAR

15

lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk menjamin

penilaian yang reliabel petunjuk pelaksanaan proyek dan

penskorannya harus jelas.

3. Berfokus pada kompetensi

Dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang

berbasis kompetensi, penilaian harus terfokus pada

pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan hanya

pada penguasaan materi (pengetahuan).

4. Menyeluruh/Komprehensif

Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam

cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi atau

kemampuan peserta didik, sehingga tergambar profil

kemampuan peserta didik.

5. Objektivitas

Penilaian harus dilaksanakan secara objektif. Untuk itu,

penilaian harus adil, terencana, berkesinambungan, dan

menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor.

6. Mendidik

Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran

bagi pendidik/guru dan meningkatkan kualitas belajar bagi

peserta didik.

Penilaian Hasil Belajar Kelompok Mata Pelajaran adalah sebagai

berikut:

1. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan

akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan

dan kepribadian dilakukan melalui:

a. Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk

menilai perkembangan afeksi dan kepribadian peserta

didik.

b. Ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur

aspek kognitif peserta didik.

Page 24: PENILAIAN HASIL BELAJAR

16

2. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi diukur melalui ulangan, penugasan,

dan/atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi

yang dinilai,

3. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika

dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku

dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan ekspresi

psikomotorik peserta didik.

4. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani,

olahraga, dan kesehatan dilakukan melalui:

a. Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik, dan

b. Ulangan dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.

Page 25: PENILAIAN HASIL BELAJAR

17

Page 26: PENILAIAN HASIL BELAJAR

18

BAB II

TEKNIK PENILAIAN

Berbagai teknik penilaian dapat dilakukan untuk mengumpulkan

informasi kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan

dengan proses belajar maupun hasil belajar, sesuai dengan kompetensi

yang harus dikuasai. Penilaian kompetensi dilakukan melalui

pengukuran indikator-indikator pada setiap kompetensi dasar. Dalam

penilaian hasil belajar dapat digunakan berbagai teknik penilaian

diantaranya adalah: penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian

tertulis, penilaian proyek, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

A. Penilaian Unjuk Kerja

1. Pengertian

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan

dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan

suatu pekerjaan/tugas. Penilaian ini cocok digunakan untuk

menilai ketercapaian penguasaan kompetensi yang menuntut

peserta didik melakukan tugas tertentu, seperti: praktik di

bengkel/laboratorium, praktik sholat, praktik olah raga,

presentasi, diskusi, bermain peran, memainkan alat musik,

bernyanyi, dan membaca puisi/deklamasi. Cara penilaian ini

dianggap lebih otentik daripada tes tertulis, karena apa yang

dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang

sebenarnya.

Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:

a. langkah-langkah kerja yang diharapkan untuk dilakukan

peserta didik dalam menunjukkan kinerja dari suatu

kompetensi.

b. kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam

kinerja tersebut.

c. kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas.

Page 27: PENILAIAN HASIL BELAJAR

19

d. kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak (hanya

yang esensial), sehingga semua dapat diamati.

e. kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan

yang akan diamati.

2. Teknik Penilaian Unjuk Kerja

Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai

konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan

tertentu. Misalnya, untuk menilai kemampuan berbicara peserta

didik perlu dilakukan pengamatan atau observasi berbicara

yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil,

berpidato, bercerita, dan melakukan wawancara. Dengan

demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh.

Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan

daftar cek (”ya”/”tidak”), terhadap indikator-indikator pada setiap

KD. Peserta didik dinyatakan ”kompeten” apabila seluruh

indikator terpenuhi (ya) dan ”tidak kompeten” apabila ada

indikator yang tidak terpenuhi.

Contoh

Format Penilaian Pembuatan Telor Asin

Nama peserta didik: ___________ Kelas: ________

No. KD/Indikator Ya Tidak

A. Memilih telor:

1. Telor dipilih berdasarkan kesegarannya

menurut candle system

2. Telor dipilih berdasarkan keutuhannya

B. Membuat adonan

1. Komposisi garam dan bahan

pembungkus 1:3

2. Dst.

C. Dst.

Page 28: PENILAIAN HASIL BELAJAR

20

3. Pengolahan Data Penilaian Unjuk Kerja

Data penilaian unjuk kerja adalah skor yang diperoleh dari

pengamatan terhadap unjuk kerja peserta didik dari suatu

kompetensi. Skor diperoleh dari format penilaian unjuk kerja,

berupa daftar ceklist.

Nilai yang dicapai oleh peserta didik dalam suatu unjuk kerja

adalah tingkat ketercapaian indikator pada setiap KD. Nilai

unjuk kerja suatu kompetensi ditetapkan berdasarkan skor KD

terendah.

B. Penilaian Sikap

1. Pengertian

Penilaian sikap merupakan penilaian yang dilakukan dengan

mengamati sikap peserta didik dalam berperilaku di lingkungan

tempat belajar.

Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk untuk terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan.

Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut:

a. Sikap terhadap materi pelajaran; Peserta didik perlu

memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran. Dengan

sikap`positif dalam diri peserta didik, akan tumbuh dan

berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi

motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran

yang diajarkan.

b. Sikap terhadap guru/pengajar; Peserta didik perlu

memiliki sikap positif terhadap guru. Peserta didik yang

tidak memiliki sikap positif terhadap guru, akan cenderung

mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian,

peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru

Page 29: PENILAIAN HASIL BELAJAR

21

akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh

guru tersebut.

c. Sikap terhadap proses pembelajaran; Peserta didik juga

perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran

yang berlangsung. Proses pembelajaran di sini mencakup

suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik

pembelajaran yang digunakan.

Proses pembelajaran yang menarik, nyaman, dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

d. Sikap berkaitan dengan nilai-nilai atau norma-norma

tertentu berhubungan dengan suatu materi pelajaran;

Misalnya: kasus atau masalah lingkungan hidup, berkaitan dengan materi Biologi atau Kimia. Peserta didik juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar. Dalam kasus yang lain, peserta didik memiliki sikap negatif terhadap kegiatan ekspor kayu glondongan ke luar negeri.

e. Sikap-sikap lain yang dimuat dalam tujuan pendidikan

Misalnya: mandiri, kreatif, bertanggung jawab, demokratis,

dan lain-lain yang secara umum digunakan pada unjuk

kerja.

2. Teknik Penilaian Sikap

Penilaian sikap dapat dilakukan dengan melakukan observasi

perilaku peserta didik. Penggunaan skala penilaian (rating

scale) memungkinkan penilai memberi skor/nilai terhadap

sikap/perilaku tertentu secara lebih cermat.

Page 30: PENILAIAN HASIL BELAJAR

22

Berikut contoh penggunaan penilaian skala:

No Jenis/Aspek

Sikap

Standar Pencapaian Strategi Penilaian Deskripsi Skor

1 Sikap percaya diri

Mampu tampil secara wajar dalam kegiatan di depan massa

Observasi aktivitas siswa dalam berdiskusi, kegiatan massa di sekolah/ber- masyarakat

selalu 5

sering 4

kadang-kadang 3

jarang 2

sangat jarang 1

Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan

menggunakan buku harian catatan khusus tentang kejadian-

kejadian yang berkaitan dengan peserta didik selama di

sekolah. Berikut contoh format buku catatan harian.

Contoh: Isi Buku Catatan Harian

No. Hari/tanggal Nama

peserta didik Kejadian

Tanda tangan peserta didik

Catatan dalam lembaran buku tersebut untuk menilai perilaku peserta didik. Kejadian yang ditulis mencakup sikap positif maupun negatif peserta didik.

Page 31: PENILAIAN HASIL BELAJAR

23

Contoh: Format Penilaian Sikap

No. (n)

Aspek Sikap /ranah Non-instruksional/ (Attitude)

Skor Perolehan

Believe (B) (Preferensi oleh

Peserta didik ybs.)

Evaluation (E) (Oleh Guru/

mentor)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Kedisiplinan

2. Kejujuran

3. Kerja sama

4. Mengakses dan mengorganisasi informasi

5 Tanggung jawab

6 Memecahkan masalah

… Kemandirian

nmax Ketekunan

(Bn + En )

Nilai Attitude (NAt) = X Smax (5 + 5) x nmax

Keterangan: nmax = banyaknya aspek sikap (dalam contoh diatas nmax = 8);

Smax = Skor maksimum; 10,00; 100; atau sesuai ketetapan tertentu.

Bn dan En : skor B dan E pada aspek sikap ke n;

Pesrta didik dapat mengisi skor diri sendiri terlebih dahulu, kemudian diserahkan kepada guru/mentor untuk diisi dan diolah nilai NAt

Contoh deskripsi aspek sikap sebagaimana halaman berikut.

Page 32: PENILAIAN HASIL BELAJAR

24

DESKRIPSI PENETAPAN SKOR SIKAP (ATTITUDE)

No Komponen Deskripsi Skor Perolehan

5 4 3 2 1

1 Disiplin Mentaati semua peraturan kerja secara konsisten tanpa instruksi dan pengawasan guru

Mentaati semua peraturan kerja secara konsisten dengan sedikit pengawasan dari guru

Mentaati semua peraturan kerja dengan pengawasan guru

Peraturan kerja kadang-kadang dilanggar meski- pun diawasi

Peraturan kerja sering dilanggar meskipun diawasi

2 Kejujuran Selalu jujur Jujur selama diawasi23 Kadang-kadang jujur Kadang-kadang tidak jujur walaupun diawasi

Sering tidak jujur

3 Kerja sama Dapat bekerjasama dengan semua pihak (sesama teman maupun guru, pegawai)

Bisa bekerjasama dengan group tertentu tanpa pengawasan guru

Dapat bekerjasama dalam group kerja selama diawasi guru

Hanya dapat bekerjasama dengan guru

Tidak dapat bekerjasama walaupun dalam grup kerja

4 Mengakses dan meng-organisasi informasi

Dapat mengskses dan memanfaatkan informasi terbaru

Dapat mengakses informai tapi kurang memanfaatkannya

Kadang-kadang mencari informasi baru

Dapat memanfaatkan informasi baru tetapi terlambat

Kurang mampu mengakses informasi baru

5 Tanggung jawab Dapat bertanggung jawab dalam segala kewajiban

Bertanggungjawab tetapi hanya sebagian saja

Kadang kadang bertanggung- jawab jika diawasi

Bertanggungjawab selama menguntungkan dan diawasi

Kurang bertanggung- jawab pada kewajibannya

6 Memecahkan masalah

Dapat memecahkan masalah dengan baik tanpa bimbingan

Dapat memecahkan masalah dengan baik atas bimbingan

Dapat memecahkan sebagian besar masalah tanpa bimbingan

Dapat memecahkan sebagian masalah walau tanpa bimbingan

Semua masalah diselesaikan selalu dengan bantuan penuh

7 Kemandirian Dapat belajar sendiri tanpa pengawasan guru

Dapat belajar sendiri dengan pengawasan guru

Kadang kadang dapat belajar mandiri

Kadang kadang mandiri jika daiawasi

Kurang mampu bekerja mandiri

8 Ketekunan Tekun tanpa harus dibimbing Tekun selama dibimbing Kadang kadang tekun Kadang kadang kurang tekun walau dibimbing

Kurang tekun walau dibimbing

Page 33: PENILAIAN HASIL BELAJAR

25

3. Pengolahan Data Penilaian Sikap

Penilaian sikap memiliki dua makna, yaitu: sikap minat mengikuti pembelajaran dan sikap (attitude) di lingkungan pembelajaran (sekolah, masyarakat, dan DU/DI).

Nilai sikap mengikuti pembelajaran diperoleh dari data buku catatan harian peserta didik. Penilaian sikap (attitude) idealnya dilakukan oleh dua penilai atau lebih. Skor hasil penilaian selanjutnya dimasukkan dalam fishbean analysis.

C. Penilaian Tertulis

1. Pengertian

Penilaian tertulis merupakan penilaian yang dilakukan menggunakan perangkat penilaian berupa soal dan jawaban dalam bentuk tulisan (pen and paper test).

2. Teknik Penilaian

Ada dua bentuk soal penilaian tertulis, yaitu:

a. objektif meliputi:

1) pilihan ganda; 2) dua pilihan (”benar”/”salah”, ”ya”/”tidak”); 3) menjodohkan; 4) isian singkat atau melengkapi; 5) jawaban singkat atau pendek;

b. subjektif berupa uraian

Dalam mengembangkan instrumen butir/soal perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. materi: kesesuaian soal dengan standar kompetensi,

kompetensi dasar, dan indikator pencapaian pada

kurikulum.

b. konstruksi: rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan

tegas.

c. bahasa: rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat

yang menimbulkan penafsiran ganda.

Page 34: PENILAIAN HASIL BELAJAR

26

3. Pengolahan Data Penilaian Tertulis

Data penilaian tertulis adalah skor yang diperoleh peserta didik dari hasil tes tertulis pada setiap KD dan ulangan komprehensif.

D. Penilaian Projek (Project Work)

1. Pengertian

Penilaian proyek (project work) merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa kegiatan sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pelaksanaan tugas, pengolahan, dan penyajian produk (barang dan jasa). Teknik ini dimaksudkan untuk menilai kemampuan peserta didik secara menyeluruh (comprehensive) dalam pengorganisasian dan pelaksanaan suatu kompetensi.

2. Teknik Penilaian Projek

Komponen/kegiatan yang perlu dinilai: penyusunan disain atau proposal, unjuk kerja, produk (barang/jasa), penyajian hasil/produk, dan laporan tertulis.

Dalam penilaian projek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:

a. Kemampuan melaksanakan projek

Kemampuan peserta didik dalam memilih topik / mencari informasi, melaksanakan tugas/projek, mengelola waktu, dan penulisan laporan.

b. Relevansi

Kesesuaian antara standar kompetensi yang dipelajari dengan jenis pekerjaan di masyarakat (Du/Di).

c. Keaslian produk

Produk yang dihasilkan peserta didik harus merupakan hasil karyanya. Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.

1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.

Page 35: PENILAIAN HASIL BELAJAR

27

2) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.

3. Pengolahan Data Penilaian Projek

Data penilaian projek (project work) meliputi skor perolehan dari penilaian perencanaan, pelaksanaan, kulminasi, produk, dan attitude. Dalam menilai setiap tahap, guru dapat menggunakan 4 (empat) rentang skor,

Status Skor Predikat

tidak kompeten 0,00 - 6,90 kurang

kompeten

7,00 - 7,90 baik

8,00 - 8,90 sangat baik

9,00 - 10 istimewa

Berikut ini contoh deskripsi dan penskoran untuk empat tahapan pengerjaan projek.

Tahap Deskripsi Skor

Perencanaan/ persiapan

Memuat: topik, tujuan, bahan/alat, langkah-langkah kerja, jadwal, waktu, perkiraan data yang akan diperoleh, tempat pelaksanaan proyek, daftar pertanyaan atau format yang digunakan sesuai dengan tujuan.

7,00 - 10

Pengumpulan data/informasi

a. Data/informasi tercatat dengan rapi, jelas dan lengkap. b. Ketepatan menggunakan alat/bahan

7,00 - 10

Pengolahan data/Pelaksanaan pekerjaan

a. Ada pengklasifikasian data, penafsiran data sesuai dengan tujuan pelaksanaan pekerjaan. b. Ada uraian tentang pelaksanaan pekerjaan.

7,00 - 10

Penyajian data/ laporan

Merumuskan topik, merumuskan tujuan, menuliskan alat dan bahan, menguraikan cara kerja (langkah-langkah kegiatan) Penulisan laporan sistematis, menggunakan bahasa yang komunikatif.

7,00 - 10

Page 36: PENILAIAN HASIL BELAJAR

28

Penyajian data lengkap, memuat kesimpulan dan saran.

Total Skor

Semakin lengkap dan sesuai informasi pada setiap tahap semakin tinggi skor yang diperoleh.

E. Penilaian Portofolio

1. Pengertian

Penilaian portofolio merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan dengan menggunakan bukti-bukti hasil belajar (evidence) yang relevan dengan kompetensi keahlian yang dipelajari. Evidence tersebut dapat berupa karya peserta didik (hasil pekerjaan) dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi keahlian tertentu.

Portofolio adalah kumpulan hasil karya seorang peserta didik, sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh peserta didik bersama guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Jadi, tidak setiap kumpulan karya seorang peserta didik disebut portofolio. Portofolio digunakan sebagai instrumen penilaian atau salah satu komponen dari instrumen penilaian, untuk menilai kompetensi peserta didik, atau menilai hasil belajar peserta didik.

Sebagai instrumen penilaian, portofolio difokuskan pada dokumen tentang kerja siswa yang produktif, yaitu ‘bukti’ tentang apa yang dapat dilakukan oleh siswa, bukan apa yang tidak dapat dikerjakan (dijawab atau dipecahkan) oleh siswa. Bagi guru, portofolio menyajikan wawasan tentang banyak segi perkembangan siswa dalam belajarnya: cara berpikirnya, pemahamannya atas pelajaran yang bersangkutan, kemampuannya mengungkapkan gagasan-gagasannya, sikapnya terhadap mata pelajaran yang bersangkutan, dan sebagainya.

Page 37: PENILAIAN HASIL BELAJAR

29

Portofolio penilaian bukan sekedar kumpulan hasil kerja siswa, melainkan kumpulan hasil siswa dari kerja yang sengaja diperbuat siswa untuk menunjukkan bukti tentang kompetensi, pemahaman, dan capaian siswa dalam mata pelajaran tertentu. Portofolio juga merupakan kumpulan informasi yang perlu diketahui oleh guru sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan langkah-langkah perbaikan pembelajaran, atau peningkatan belajar siswa.

Portofolio peserta didik untuk penilaian merupakan kumpulan produk siswa, yang berisi berbagai jenis karya seorang siswa, misalnya:

a. Hasil proyek, penyelidikan, atau praktik siswa, yang disajikan secara tertulis atau dengan penjelasan tertulis.

b. Gambar atau laporan hasil pengamatan siswa, dalam rangka melaksanakan tugas untuk mata pelajaran yang bersangkutan.

c. Analisis situasi yang berkaitan atau relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan.

d. Deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah, dalam mata pelajaran yang bersangkutan.

e. Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antara konsep-konsep dalam mata pelajaran atau antarmata-pelajaran.

f. Penyelesaian soal-soal terbuka.

g. Hasil tugas pekerjaan rumah yang khas, misalnya dengan cara yang berbeda dengan cara yang diajarkan di sekolah, atau dengan cara yang berbeda dari cara pilihan teman-teman sekelasnya.

h. Laporan kerja kelompok.

i. Hasil kerja siswa yang diperoleh dengan menggunakan alat rekam video, alat rekam audio, dan komputer.

j. Fotokopi surat piagam atau tanda penghargaan yang pernah diterima oleh siswa yang bersangkutan.

k. Hasil karya dalam mata pelajaran yang bersangkutan, yang tidak ditugas-kan oleh guru (atas pilihan siswa sendiri, tetapi relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan).

Page 38: PENILAIAN HASIL BELAJAR

30

l. Cerita tentang kesenangan atau ketidaksenangan siswa terhadap mata pelajaran yang bersangkutan.

m. Cerita tentang usaha siswa sendiri dalam mengatasi hambatan psikologis, atau usaha peningkatan diri, dalam mempelajari mata pelajaran yang bersangkutan.

2. Teknik Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Jelaskan kepada peserta didik maksud penggunaan portofolio.

b. Jelaskan sampel-sampel portofolio yang dapat digunakan.

c. Peserta didik diharuskan mengumpulkan dan mengarsipkan portofolio.

d. Cantumkan tanggal pembuatan pada setiap evidence.

e. Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel portofolio.

f. Lakukan penilaian diri peserta didik.

g. Lakukan perbaikan terhadap portofolio yang belum sesuai dengan kriteria.

Page 39: PENILAIAN HASIL BELAJAR

31

Contoh: Penilaian Portofolio

Kompetensi Keahlian : Teknik Gambar Bangunan Mata Pelajaran/SK : Menggambar Teknik Bangunan Gedung Alokasi Waktu : 1 (Satu) Semester

Nama Siswa : .................................................. Kelas : X/1

No

Standar Kompetensi/

Kompetensi Dasar Periode

Kriteria

Keterangan Keaslian Kesesuaian

Kualitas / Kerapihan

Waktu Pembuatan

1. Menggambar macam-macam pondasi

30/7

10/8

dst.

2. Membuat analisa perencanaan bangunan gedung

1/9

30/9

dst.

3. Dan seterusnya ...

Catatan: Setiap karya peserta didik sesuai Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar yang masuk dalam daftar portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai bukti pekerjaannya. Skor untuk setiap kriteria menggunakan skala penilaian 0,00 - 0,00 atau 0 - 100. Semakin baik hasil penugasan/karya peserta didik, semakin tinggi skor yang diberikan. Kolom keterangan diisi dengan catatan guru tentang kelemahan dan kekuatan/kelebihan bukti belajar (evidence) yang dinilai.

Page 40: PENILAIAN HASIL BELAJAR

32

3. Pengolahan Data Penilaian Portofolio

Data penilaian proyek meliputi skor yang diperoleh dari tahap-tahap: perencanaan/persiapan, pengumpulan data, dan pengolahan data, pelaksanaan pekerjaan dan penyajian data/laporan. Dalam menilai setiap tahap, pendidik dapat menggunakan skor yang terentang dari 1 sampai 4. Skor 1 merupakan skor terendah dan skor 4 adalah skor tertinggi untuk setiap tahap. Jadi total skor terendah untuk keseluruhan tahap adalah 4 dan total skor tertinggi adalah 16. Berikut tabel yang memuat contoh deskripsi dan penskoran

Tahap Deskripsi Skor

Perencanaan/ persiapan

Memuat: topik, tujuan, bahan/alat, langkah-langkah kerja, jadwal, waktu, perkiraan data yang akan diperoleh, tempat pelaksanaan proyek, daftar pertanyaan atau format yang digunakan sesuai dengan tujuan.

7,00 - 10

Pengumpulan data/informasi

a. Data/informasi tercatat dengan rapi, jelas dan lengkap. b. Ketepatan menggunakan alat/bahan

7,00 - 10

Pengolahan data/Pelaksanaan pekerjaan

a. Ada pengklasifikasian data, penafsiran data sesuai dengan tujuan pelaksanaan pekerjaan. b. Ada uraian tentang pelaksanaan pekerjaan.

7,00 - 10

Penyajian data/ laporan

Merumuskan topik, merumuskan tujuan, menuliskan alat dan bahan, menguraikan cara kerja (langkah-langkah kegiatan) Penulisan laporan sistematis, menggunakan bahasa yang komunikatif. Penyajian data lengkap, memuat kesimpulan dan saran.

7,00 - 10

Total Skor

Semakin lengkap dan sesuai informasi pada setiap tahap semakin tinggi skor yang diperoleh.

Page 41: PENILAIAN HASIL BELAJAR

33

F. Penilaian Diri

1. Pengertian

Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses, dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

a. Penilaian ranah kognitif, misalnya: peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan, melalui hasil kerjanya.

b. Penilaian ranah afektif, misalnya peseta didik melakukan penilaian sikap terhadap penerapan penggunaan alat keselamatan kerja di bengkel.

c. Penilaian ranah psikomotorik, misalnya peserta didik diminta untuk menilai kecakapan dalam berpidato, dengan kriteria yang telah ditetapkan.

2. Teknik Penilaian

Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh karena itu, penilaian diri oleh peserta didik perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.

b. Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.

c. Merumuskan format penilaian, dapat berupa petunjuk teknis penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian.

d. Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.

e. Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.

f. Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.

Page 42: PENILAIAN HASIL BELAJAR

34

Contoh: Penilaian Diri

Kompetensi Keahlian : Geologi Pertambangan Mata Pelajaran/SK : Melaksanakan Kegiatan Pemboran dan Peledakan Alokasi Waktu : 1 Semester Nama Siswa : _________________ Kelas : XI/2

No Standar Kompetensi/ Kompetensi Dasar

Tanggapan Verifikasi

Guru

1 0 ya tidak

1. Melakukan pemboran untuk peledakan dengan arah : vertikal, miring, dan horisontal

2. Mengidentifikasi perlengkapan dan peralatan peledakan yang diterapkan yang sesuai dengan metode peledakannya

3. dan seterusnya

Keterangan: 1 = Paham 0 = Tidak

Catatan:

Guru menyarankan kepada peserta didik untuk menyatakan

secara jujur sesuai kemampuan yang dimilikinya, karena tidak

berpengaruh terhadap nilai akhir. Hanya bertujuan untuk

perbaikan proses pembelajaran.

Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang

dapat mengumpulkan informasi hasil dan kemajuan belajar

peserta didik secara lengkap. Penilaian tunggal tidak cukup

untuk memberikan gambaran/informasi tentang kemampuan,

keterampilan, pengetahuan, dan sikap seseorang. Lagi pula,

interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi karena peserta

didik terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar

yang dialaminya.

Page 43: PENILAIAN HASIL BELAJAR

35

Untuk menjamin obyektivitas hasil penilaian, dilakukan proses

verifikasi oleh pemeriksa (verifier), baik pemeriksa internal

maupun eksternal.

a. Verifikasi internal

Verifikasi internal sebagai proses penjaminan mutu (Quality

Assurance) dilakukan oleh unsur sekolah, bisa terdiri atas

guru kejuruan, ketua kompetensi keahlian, dan wakil kepala

sekolah, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Memahami tujuan pembelajaran/kriteria unjuk kerja

yang harus dikuasai peserta didik;

2) Memantau pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh

guru;

3) Memverifikasi hasil penilaian;

4) Menguji peserta didik secara sampling melalui bukti

fisik portfolio;

5) Menyusun umpan balik;

6) Mengkonfirmasikan hasil verifikasi penilaian kepada

guru, dan

7) Mengajukan hasil verifikasi kepada external verifier.

b. Verifikasi eksternal

Verifikasi eksternal sebagai proses pengendalian mutu

(Quality Control) dapat dilakukan oleh penilai (assessor)

yang diakui lembaga sertifikasi profesi, DU/DI atau asosiasi

profesi, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Memahami tujuan pembelajaran/kriteria kinerja yang

harus dikuasai peserta didik;

2) Memantau pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh

guru;

3) Memverifikasi hasil penilaian guru, dan

4) Menguji peserta didik secara sampling melalui bukti

belajar berupa portfolio.

3. Pengolahan Data Penilaian Diri

Data penilaian diri adalah data yang diperoleh dari hasil penilaian tentang kemampuan, kecakapan, atau penguasaan kompetensi tertentu, yang dilakukan oleh peserta didik sendiri, sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Hasil penilaian ini

Page 44: PENILAIAN HASIL BELAJAR

36

tidak digunakan sebagai alat untuk menilai siswa tetapi hanya untuk mengetahui perkembangan/kemajuan belajar siswa.

Pada tahap awal, hasil penilaian diri yang dilakukan oleh peserta didik tidak dapat langsung diterima dan digunakan, karena peserta didik belum terbiasa, terlatih, dan sangat terbuka sehingga kemungkinan banyak melakukan kesalahan. Alasan lain karena kemungkinan peserta didik sangat subjektif adanya terdorong oleh keinginan untuk mendapatkan nilai yang baik. Oleh karena itu, guru perlu menelaah hasil penilaian diri peserta didik.

Guru perlu mengambil sampel antara 5% sampai dengan 10% untuk ditelaah, dikoreksi, dan dilakukan penilaian ulang. Apabila hasil koreksi ulang yang dilakukan oleh guru menunjukkan peserta didik banyak melakukan kesalahan, guru dapat mengembalikan seluruh hasil pekerjaan kepada peserta didik untuk dikoreksi kembali, dengan menunjukkan catatan tentang kelemahan-kelemahan yang telah mereka lakukan. Dua atau tiga kali guru melakukan langkah koreksi dan telaah, peserta didik menjadi terlatih dalam melakukan penilaian diri secara baik, objektif, dan jujur.

Setelah peserta didik terlatih dalam melakukan penilaian diri akan sangat membantu meringankan beban tugas guru. Hasil penilaian diri yang dilakukan peserta didik juga dapat diterima/dipercaya serta dapat dipahami, diinterpretasikan, dan dapat digunakan sebagai hasil penilaian guru.

Page 45: PENILAIAN HASIL BELAJAR

37

Page 46: PENILAIAN HASIL BELAJAR

38

BAB III PELAKSANAAN PENILAIAN

A. Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator merupakan penanda untuk menentukan ketercapaian

suatu kompetensi dasar. Indikator pencapaian kompetensi

dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional, spesifik

dan terukur, seperti: mengidentifikasi, menghitung, membedakan,

menyimpulkan, menceritakan kembali, mempraktikkan,

mendemonstrasikan, dan mendeskripsikan.

Berikut contoh penetapan indikator mata pelajaran Pengolahan

Hasil Pertanian.

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Ranah

P S K

Membuat telur asin

Memilih telur

Telur dipilih kesegarannya menurut candle system dengan tingkat ketelitian 100%

Telur dipilih berdasarkan keutuhannya tingkat ketelitian 100%

Kesegaran telur dijelaskan pengaruhnya terhadap kualitas telur asin

Keutuhan telur dijelaskan pengaruhnya terhadap proses osmose

V

V

V

V

V

V

Page 47: PENILAIAN HASIL BELAJAR

39

B. Pemetaan Penilaian Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar

dan Indikator

Pemetaan standar kompetensi dilakukan untuk memudahkan guru

dalam menentukan teknik penilaian.

Contoh: Pemetaan Teknik Penilaian mata pelajaran Pengolahan

Hasil Pertanian

No SK KD Indikator Teknik Penilaian

Tes Perfm Proy …..

1 Membuat telur asin

Memilih telur

Telur dipilih kesegarannya menurut candle system dengan tingkat ketelitian 100% Telur dipilih

berdasarkan keutuhannya tingkat ketelitian 100% Kesegaran

telur dijelaskan pengaruhnya terhadap kualitas telur asin Keutuhan telur

dijelaskan pengaruhnya terhadap proses osmose

V

V

V

V

Page 48: PENILAIAN HASIL BELAJAR

40

C. Penetapan Teknik Penilaian

Dalam memilih teknik penilaian hendaknya mempertimbangkan ciri

indikator, contoh:

1. Apabila tuntutan indikator melakukan sesuatu, maka teknik penilaiannya adalah unjuk kerja (performance).

2. Apabila tuntutan indikator berkaitan dengan pemahaman konsep, maka teknik penilaiannya adalah tertulis.

D. Contoh Alat dan Penskoran dalam Penilaian

Berikut adalah contoh-contoh alat dan cara penskoran dalam

penilaian berbagai mata pelajaran. Contoh-contoh penilaian

tersebut dapat diadopsi atau dimodifikasi sesuai kebutuhan.

Contoh: Lembar Penilaian Unjuk Kerja

Standar Kompetensi : Membuat telur asin Nama peserta : Anang Sartono NIS : 00706 Tanggal : 8 Juni 2008

No. Kompetensi Dasar Indikator

Pencapaian

Ya Tidak

A Memilih telor: Telor dipilih berdasarkan kesegarannya menurut candle system dengan tingkat ketelitian 100%

Telor dipilih berdasarkan keutuhannya dengan tingkat ketelitian 100%

B Membuat adonan Komposisi garam dan bahan pembungkus 1:3

Dst.

C Dst.

Page 49: PENILAIAN HASIL BELAJAR

41

Contoh: Lembar Penilaian Sikap Nama peserta : Anang Sartono N I S : 070810170 Tanggal : 8 Juni 2007

No. (n)

Aspek Sikap /ranah Non-instruksional/ (Attitude)

Skor Perolehan

Believe (B) (Preferensi oleh

Peserta didik ybs.)

Evaluation (E) (Oleh Guru/

mentor)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Kedisiplinan √ √

2. Kejujuran √ √

3. Kerja sama √ √

4. Mengakses dan mengorganisasi informasi

√ √

5 Tanggung jawab √ √

6 Memecahkan masalah √ √

7 Kemandirian √ √

8 Ketekunan √ √

(Bn + En )

Nilai Attitude (NAt) = x Smax ; Smax = 9,00 (5 + 5) x nmax

(5+4) + (5+4) + (5+4) + (5+4) + (5+4) + (5+3) + (5+5) + (5+4)

NAt = x 9,00 (5 + 5) x 8 = {(9 + 9 + 9 + 9 + 9 + 8 + 10 + 9)/80} x 9,00

= (72/80) x 9,00 = 8,10

Page 50: PENILAIAN HASIL BELAJAR

42

Contoh: Lembar Penilaian Produk (Barang/Jasa)

Standar Kompetensi : Merakit PC Nama peserta : Anang Sartono NIS : 070810166 Tanggal : 8 Juni 2008

No Aspek Yang Dinilai Kriteria / Indikator

Penilaian

Ya Tidak

7 8 9

1

Keselamatan kerja

Pemakaian peralatan merakit komputer

Mengindahkan penggunaan gelang anti static atau dengan memegang casing terlebih dahulu sebelum melakukan perakitan PC

2 Urutan Perakitan

a. Merakit Casing Sesuai SOP yaitu menyiapkan kebutuhan lubang dan pemasangan Power Supply

b. Merakit Motherboard

Memasang motherboard di casing dan pemasangan kabel

c. Merakit Processor Memasang Processor di Motherboard sesuai SOP

d. Merakit RAM Memasang RAM di slot yang sesuai SIMM dan DIMM

e. Merakit peripheral lain (VGA,

NIC, dan lain sebagainya

Memasang peripheral di slot expantion ISA, PCI atau VGA

Page 51: PENILAIAN HASIL BELAJAR

43

No Aspek Yang Dinilai Kriteria / Indikator

Penilaian

Ya Tidak

7 8 9

3 Hasil Perakitan PC

Berhasil baik dan beroperasi PC ada beep dan tampilan konfigurasi hardware di monitor (POST) dan Hard Disk siap digunakan

4 Waktu

Waktu yang digunakan untuk perakitan

Waktu perakitan dan pengujian sesuai dengan konfigurasi dan spesifikasi PC

5 Kerapian

Rapi Pengkabelan pada PC tertata, merapikan kembali peralatan dan bahan yang sudah tidak digunakan.

Keterangan: a. Kolom penilaian : diberi tanda √ sesuai dengan pencapaian kriteria/indikator yang dipersyaratkan. b. Batas minimal kompeten diberi nilai 7,00. Gradasi nilai dideskripsikan sebagai berikut:

7,00 (baik) = dengan tepat waktu dapat mencapai indikator sesuai kualitas standar minimal yang ditetapkan; 8,00 (amat baik) = lebih cepat dari ketentuan dapat mencapai indikator sesuai kualitas standar minimal yang ditetapkan; 9,00 (istimewa) = lebih cepat dari ketentuan mencapai indikator dan melebihi kualitas standar minimal yang ditetapkan.

c. Nilai produk/jasa (Npj) diambil dari nilai terendah diantara nilai pencapaian setiap indikator keberhasilan

Page 52: PENILAIAN HASIL BELAJAR

44

BAB IV

PELAPORAN HASIL PENILAIAN

Penilaian menghasilkan informasi tentang pencapaian kompetensi

peserta didik yang dapat digunakan sebagai: (1) perbaikan (remedial)

bagi peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan, (2)

pengayaan bagi peserta didik yang sudah mencapai kriteria ketuntasan

(KKM) lebih cepat dari waktu yang disediakan, (3) perbaikan program

dan proses pembelajaran, (4) pelaporan, dan (5) penentuan kenaikan

kelas.

A. Interpretasi Hasil Penilaian

Penilaian dilakukan untuk menentukan apakah peserta didik telah

berhasil menguasai suatu kompetensi mengacu ke indikator yang

telah dikembangkan. Penilaian dilakukan pada waktu pembelajaran

atau setelah pembelajaran berlangsung. Sebuah indikator dapat

dijaring dengan beberapa soal/tugas.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap indikator dalam suatu

Kompetensi Dasar (KD) diberikan skor 0% - 100%. Kriteria ideal

pencapaian masing-masing indikator adalah lebih dari 70%, tetapi

sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian

indikator (misalnya: mulai dari 50%), dengan rasional acuan: tingkat

kemampuan akademis peserta didik, kompleksitas indikator, dan

ketersediaan daya dukung guru serta sarana dan prasarana.

Kriteria ketuntasan untuk masing-masing Kompetensi Dasar (KD)

adalah terpenuhinya indikator yang dipersyaratkan dunia kerja yaitu

kompeten atau belum kompeten dan diberi lambang/skor 7,00 bila

memenuhi persyaratan minimal.

Kualitas sekolah akan dinilai oleh pihak luar/masyarakat secara

berkala, antara lain melalui keberhasilan sekolah dalam ujian

nasional. Penilaian ini akan menunjukkan peringkat suatu sekolah

dibandingkan dengan sekolah lain (benchmarking). Dengan

pemeringkatan ini diharapkan sekolah terpacu untuk meningkatkan

kualitasnya, dalam arti meningkatkan kriteria pencapaian indikator.

Page 53: PENILAIAN HASIL BELAJAR

45

Berikut ini beberapa contoh ilustrasi Interpretasi hasil penilaian

1. Apabila perolehan nilai peserta didik pada suatu indikator KKM, artinya telah menuntaskan indikator tersebut.

2. Apabila semua indikator telah tuntas, artinya peserta didik telah menguasai KD terkait. Dengan demikian, peserta didik diinterpretasikan telah menguasai SK dan mata pelajaran.

3. Apabila jumlah indikator dari suatu KD yang telah tuntas

50%, peserta didik dapat mempelajari KD berikutnya dengan

mengikuti remedial untuk indikator yang belum tuntas,

Sebaliknya, apabila nilai indikator dari suatu KD < KKM, artinya

peserta didik belum menuntaskan indikator. Apabila jumlah

indikator dari suatu KD yang belum tuntas > 50%, peserta didik

belum dapat mempelajari KD berikutnya (artinya harus

mengulang KD tersebut).

Page 54: PENILAIAN HASIL BELAJAR

46

Contoh: Penghitungan nilai KD dan ketuntasan belajar suatu mata pelajaran.

Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator KKM Perolehan Nilai Ketuntasan

Menyimpulkan bahwa tiap wujud benda memiliki sifatnya masing-masing dan dapat mengalami perubahan

1. Mendeskripsikan sifat-sifat benda padat, cair, dan gas

Mendeskripsikan benda padat berdasarkan sifatnya.

Menunjukkan bukti tentang sifat benda cair.

Menunjukkan bukti tentang sifat benda gas

70%

70%

60%

70

69

69

Tuntas

Belum tuntas

Tuntas

2. Mendemonstrasikan bahwa beberapa benda dapat melarutkan benda lainnya

Menunjukkan benda padat yang dapat dilarutkan pada benda cair.

Mengidentifikasi benda cair yang dapat melarutkan benda padat.

Mengartikan larutan dan pelarut

60%

70%

60%

61

80

90

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Nilai indikator pada hasil belajar No.1 cenderung 70, jadi nilai hasil belajar No.1 adalah 70 atau 7,00.

Nilai indikator pada hasil belajar No.2 bervariasi, dihitung nilai rata-rata indikator. Jadi nilai hasil belajar No.2 :

7,70 atau 773

908061

; Dengan demikian nilai KD = 73,5

2

7770

Pada hasil belajar No.1, indikator No.2 belum tuntas. Jadi peserta didik perlu mengikuti remedial untuk indikator No.2.

Page 55: PENILAIAN HASIL BELAJAR

46

B. Pemanfaatan Hasil Penilaian

1. Bagi peserta didik yang memerlukan remedial

Guru harus percaya bahwa setiap peserta didik dalam kelasnya

mampu mencapai kriteria ketuntasan setiap kompetensi, bila

peserta didik mendapat bantuan yang tepat. Misalnya, bantuan

sesuai dengan gaya belajar peserta didik pada waktu yang

tepat sehingga kesulitan dan kegagalan tidak menumpuk.

Dengan demikian peserta didik tidak patah semangatnya

(frustasi) dalam mencapai kompetensi yang harus dikuasainya.

Remedial dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru kelas, atau

oleh guru lain yang memiliki kemampuan memberikan bantuan

dan mengetahui kekurangan peserta didik. Remedial diberikan

kepada peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan

belajar. Kegiatan dapat berupa tatap muka dengan guru atau

diberi kesempatan untuk belajar sendiri, kemudian dilakukan

penilaian dengan cara: menjawab pertanyaan, membuat

rangkuman pelajaran, atau mengerjakan tugas mengumpulkan

data. Waktu remedial diatur berdasarkan kesepakatan antara

peserta didik dengan guru, dapat dilaksanakan pada atau di

luar jam efektif. Remedial hanya diberikan untuk indikator yang

belum tuntas.

2. Bagi peserta didik yang memerlukan pengayaan

Pengayaan dilakukan bagi peserta didik yang memiliki

penguasaan lebih cepat dibandingkan peserta didik lainnya,

atau peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar ketika

sebagian besar peserta didik yang lain belum. Peserta didik

yang berprestasi baik perlu mendapat pengayaan, agar dapat

mengembangkan potensi secara optimal. Salah satu kegiatan

pengayaan yaitu memberikan materi tambahan, latihan

tambahan atau tugas individual yang bertujuan untuk

memperkaya kompetensi yang telah dicapainya. Hasil penilaian

kegiatan pengayaan dapat menambah penguasaan/nilai

peserta didik pada matapelajaran bersangkutan. Pengayaan

dapat dilaksanakan setiap saat baik pada atau di luar jam

efektif. Bagi peserta didik yang secara konsisten selalu

Page 56: PENILAIAN HASIL BELAJAR

47

mencapai kompetensi lebih cepat, dapat diberikan program

akselerasi.

3. Bagi Guru

Guru dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan

program dan kegiatan pembelajaran. Misalnya, guru dapat

mengambil keputusan terbaik dan cepat untuk memberikan

bantuan optimal kepada kelas dalam mencapai kompetensi

yang telah ditargetkan dalam kurikulum, atau guru harus

mengulang pelajaran dengan mengubah strategi pembelajaran,

dan memperbaiki program pembelajarannya. Oleh karena itu,

program yang telah dirancang, strategi pembelajaran yang telah

disiapkan, dan bahan yang telah disiapkan perlu dievaluasi,

direvisi, atau mungkin diganti apabila ternyata tidak efektif

membantu peserta didik dalam mencapai penguasaan

kompetensi. Perbaikan program tidak perlu menunggu sampai

akhir semester, karena bila dilakukan pada akhir semester bisa

saja berarti perbaikan itu akan sangat terlambat.

4. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penilaian dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk

menilai tingkat keberhasilan peserta didik, kinerja guru, dan

kinerja sekolah, serta sebagai bahan kajian dalam pengambilan

keputusan dalam rangka pembinaan sekolah yang dipimpinnya.

C. Pelaporan Hasil Penilaian

1. Laporan Sebagai Akuntabilitas Publik

Kurikulum berbasis kompetensi dirancang dan dilaksanakan

dalam kerangka manajemen berbasis sekolah, di mana peran-

serta masyarakat di bidang pendidikan tidak hanya terbatas

pada dukungan dana saja, tetapi juga di bidang akademik.

Unsur penting dalam manajemen berbasis sekolah adalah

partisipasi masyarakat, transparansi, dan akuntabilitas publik.

Atas dasar itu, laporan kemajuan hasil belajar peserta didik

dibuat sebagai pertanggungjawaban lembaga sekolah kepada

orang tua/wali peserta didik, komite sekolah, masyarakat, dan

instansi terkait lainnya. Laporan kemajuan hasil belajar peserta

didik merupakan sarana komunikasi dan sarana kerja sama

Page 57: PENILAIAN HASIL BELAJAR

48

antara sekolah, orang tua, dan masyarakat yang bermanfaat

baik bagi kemajuan belajar peserta didik maupun

pengembangan sekolah.

Pelaporan hasil belajar hendaknya:

a. Merinci hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria yang

telah ditentukan, dikaitkan dengan penilaian yang

bermanfaat bagi pengembangan peserta didik.

b. Memberikan informasi yang jelas, komprehensif, dan

akurat.

c. Menjamin informasi yang akurat dan tepat waktu bagi

orang tua, dan secepatnya diketahui bilamana anaknya

bermasalah dalam belajar.

2. Bentuk Laporan

Laporan kemajuan belajar peserta didik dapat disajikan dalam

data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif disajikan dalam

angka (skor), misalnya seorang peserta didik mendapat nilai 6

(enam) pada mata pelajaran matematika. Baik peserta didik

maupun orang tua yang kurang memahami makna angka

tersebut dapat berkonsultasi dengan guru dan melihat buku

nilai. Hal ini perlu dilakukan agar orang tua dapat

menindaklanjuti, apakah anaknya perlu dibantu dalam bidang

aritmetika, aljabar, geometri, statistika, atau hal lain.

Agar peran serta masyarakat semakin meningkat, bentuk

laporan harus disajikan dalam bentuk yang lebih komunikatif

(memuat catatan guru/deskripsi), sehingga “profil” atau tingkat

kemajuan belajar peserta didik mudah terbaca dan dapat

dipahami oleh orang tua atau pihak yang berkepentingan

(stakeholder).

Dari laporan tersebut, orangtua dapat mengidentifikasi

kompetensi apa saja yang belum dikuasai anaknya.

Berdasarkan laporan tersebut, orangtua/wali dapat menentukan

jenis bantuan apa yang diperlukan anaknya, sedangkan di

pihak anak, yang bersangkutan dapat mengetahui kekuatan

dan kelemahan dirinya serta aspek mana yang perlu

ditingkatkan.

Page 58: PENILAIAN HASIL BELAJAR

49

3. Isi Laporan

Pada umumnya orang tua menginginkan jawaban akurat atas

pertanyaan berikut:

a. Bagaimana keadaan anak waktu belajar di sekolah secara

akademik, fisik, sosial dan emosional?

b. Sejauh mana anak berpartisipasi dalam kegiatan di

sekolah?

c. Kemampuan/kompetensi apa yang sudah dan belum

dikuasai dengan baik?

d. Apa yang harus orang tua lakukan untuk membantu dan

mengembangkan anak lebih lanjut?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, informasi yang diberikan

kepada orang tua hendaknya:

a. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

b. Menitikberatkan kekuatan dan apa yang telah dicapai anak.

c. Memberikan perhatian pada pengembangan dan

pembelajaran anak.

d. Berkaitan erat dengan hasil belajar yang harus dicapai

dalam kurikulum.

e. Berisi informasi tentang tingkat pencapaian hasil belajar.

4. Jenis Administrasi dan Pelaporan

a. Leger

Leger merupakan buku yang berisi informasi pencapaian

hasil belajar peserta didik dalam satu kelas, yang memberi

gambaran secara rinci tentang kemampuan prestasi

akademik maupun catatan pribadi dalam kurun waktu satu

tahun (Lampiran 3. Contoh Format Leger).

Leger ini dimaksudkan:

1) Untuk merekam perkembangan kemajuan belajar

peserta didik satu kelas yang berisi:

a) Identitas peserta didik;

b) Uraian mata pelajaran yang dipelajari;

c) Kelulusan dan tanggal perbaikan dari setiap mata

pelajaran yang dinyatakan belum lulus.

Page 59: PENILAIAN HASIL BELAJAR

50

2) Memberi informasi tentang keadaan hasil belajar

peserta didik dalam satu kelas.

b. Buku Laporan (Rapor)

Rapor adalah buku laporan hasil belajar peserta didik yang

secara administratif dilaporkan setiap satu semester, untuk

semua mata pelajaran yang ditempuhnya dengan tuntas.

Bagi mata pelajaran yang belum mencapai ketuntasan

tidak dimasukan ke dalam rapor. Untuk mengatasi hal

tersebut sekolah dapat menerbitkan rapor sementara.

Format dan isi laporan disesuaikan dengan karakteristik

kompetensi keahlian.

(Lampiran 4. Contoh Format Rapor).

Penjelasan dan contoh format rapor, serta tata cara

pengisiannya dapat dilihat pada Buku Petunjuk teknis

Penyusunan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik SMK

(Rapor SMK).

c. Transkrip

Transkrip merupakan kumpulan laporan pencapaian hasil

belajar pada akhir pendidikan, memberikan gambaran

secara rinci dan menyeluruh kompetensi dan prestasi

peserta didik selama proses pendidikan. Transkrip

dimaksudkan untuk memberi penjelasan secara rinci

prestasi peserta didik pada akhir pendidikan (Lampiran 5.

Contoh Format Transkrip).

Transkrip berisi komponen-komponen antara lain:

1) identitas sekolah;

2) identitas peserta didik;

3) uraian mata pelajaran yang dipelajari peserta didik;

4) uraian waktu pencapaian setiap mata pelajaran

5) kualifikasi dalam bentuk kompeten dan belum

kompeten;

6) keterangan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

proses pencapaian prestasi;

7) pengesahan oleh kepala sekolah dan distempel.

Page 60: PENILAIAN HASIL BELAJAR

51

d. Paspor Keterampilan (Skill Passport)

Paspor keterampilan atau skill passport adalah dokumen

rekaman pengakuan atas kompetensi yang telah dikuasai

oleh pemiliknya. Dengan demikian paspor keterampilan ini

dapat digunakan sebagai:

1) Bukti atau pengakuan atas kemampuan yang dikuasai

oleh pemiliknya;

2) Bahan pertimbangan bagi pemakai tenaga kerja

(DU/DI) dalam memilih calon pekerja atau

mempromosikan karyawan yang terbukti mempunyai

kemampuan sesuai dengan yang dibutuhkan;

3) Piranti, baik bagi pekerja maupun pengusaha/unsur

manajemen dalam merencanakan peningkatan

keterampilan maupun penambahan keterampilan baru

secara sistematis dan diakui.

Skill passport dimaksudkan untuk menginformasikan

kompetensi yang telah dikuasai, dan menginformasikan

kepada dunia kerja (DU/DI) atau pihak lain yang terkait

tentang riwayat pencapaian kompetensi yang dimiliki oleh

pemegangnya (Lampiran 6. Contoh Format Skill Passport).

Skill passport minimal berisi komponen-komponen antara

lain:

1) identitas pemegang/peserta didik;

2) identitas sekolah;

3) nama program keahlian;

4) penjelasan tentang Skill Passport;

5) daftar standar kompetensi dan kompetensi dasar,

pencapaian dan legalitas;

6) keterangan lain yang diperlukan.

e. Ijazah

Ijazah adalah surat pengakuan bahwa pemiliknya telah

menyelesaikan atau menamatkan belajar sekaligus lulus

jenjang pendidikan tertentu, dalam hal ini Sekolah

Menengah Kejuruan. Ijazah diberikan pada akhir jenjang

pendidikan (tingkat III atau tingkat IV) kepada setiap

Page 61: PENILAIAN HASIL BELAJAR

52

peserta didik yang telah menyelesaikan semua program

dan lulus ujian yang diselenggarakan.

Ijazah setidak-tidaknya mengandung:

1) identitas lembaga yang mengeluarkan;

2) identitas pemegang;

3) jenjang dan jenis pendidikan yang ditempuh;

4) tanggal, bulan, dan tahun penerbitan;

5) bidang/program studi (keahlian);

6) daftar kompetensi yang dikuasai;

7) legalisasi oleh pejabat lembaga yang mengeluarkan.

f. Sertifikat Kompetensi

Sertifikat kompetensi merupakan bukti fisik lulus uji

kompetensi yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi

profesi/asosiasi-profesi/DU/DI atau lembaga pendidikan

yang terakreditasi.

Sertifikat kompetensi memberikan legalitas (kewenangan)

bagi pemiliknya untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai

dengan kompetensi yang dikuasainya.

Sertifikat minimal berisi komponen-komponen antara lain:

1) Identitas lembaga yang mengeluarkan sertifikat; 2) Identitas pemegang sertifikat; 3) Judul kompetensi dan kualifikasinya; 4) Waktu pencapaian; 5) Legalitas oleh pejabat lembaga/perusahaan yang

mengeluarkan sertifikat.

5. Penentuan Kenaikan Kelas

Bila kegiatan penilaian dilakukan secara berkesinambungan,

sehingga tindakan perbaikan dan pengayaan diberikan sedini

mungkin dan tepat waktu, diharapkan tidak ada peserta didik

yang tidak mencapai kompetensi yang ditargetkan, walaupun

dengan kecepatan dan gaya belajar yang berbeda satu dengan

lainnya. Kalau setiap peserta didik bisa dibantu secara optimal

sesuai dengan keperluannya mencapai kompetensi tertentu,

tidak perlu ada peserta didik yang tidak naik kelas (automatic

Page 62: PENILAIAN HASIL BELAJAR

53

promotion). Namun apabila karena alasan yang kuat, misalnya:

karena gangguan kesehatan fisik, emosi, atau mental sehingga

tidak mungkin bisa berhasil mencapai kompetensi yang

ditargetkan, maka hasil penilaian bisa menjadi dasar peserta

didik tersebut tinggal kelas.

Automatic promotion, adalah bila semua indikator, hasil belajar

(HB), KD, dan SK suatu mata pelajaran telah terpenuhi

ketuntasannya, maka peserta didik dinyatakan telah layak naik

ke kelas berikutnya.

Jika peserta didik belum menuntaskan indikator, HB, KD, dan

SK maksimum pada 3 (tiga) mata pelajaran sampai batas akhir

tahun ajaran, maka peserta didik dapat dianggap telah layak

naik ke kelas berikutnya. Jumlah mata pelajaran yang belum

tuntas di kelas berikutnya (XI dan XII) maksimal 20% dari

jumlah mata pelajaran di tahun berjalan (3 mata pelajaran)

Jika peserta didik masih belum menuntaskan indikator, HB, KD,

dan SK pada lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran sampai batas

akhir tahun ajaran, maka peserta didik tersebut harus

mengulang di kelas yang sama.

Sekolah mempertimbangkan mata pelajaran, SK, KD, HB, dan

indikator yang telah tuntas pada tahun ajaran sebelumnya

apabila nilai mata pelajaran yang telah tuntas tersebut lebih

rendah dari tahun ajaran sebelumnya.

Page 63: PENILAIAN HASIL BELAJAR

54

Page 64: PENILAIAN HASIL BELAJAR

55

Page 65: PENILAIAN HASIL BELAJAR

56

Page 66: PENILAIAN HASIL BELAJAR

57

BAB I

PENGEMBANGAN KISI-KISI SOAL

A. PENYUSUNAN KISI-KISI

1. Pengertian Kisi-kisi

Kisi-kisi adalah suatu format atau matriks berisi informasi yang

dapat dijadikan petunjuk teknis dalam menulis soal atau

merakit soal menjadi alat tes/evaluasi. Kisi-kisi disusun

berdasarkan tujuan evaluasi. Dengan demikian dapat

diperoleh berbagai macam kisi-kisi. Misalnya, kisi-kisi yang

dimaksudkan untuk mendiagnosis kesukaran belajar berbeda

dengan kisi-kisi soal yang dimaksudkan untuk mengukur

pencapaian kompetensi (prestasi hasil belajar) peserta didik.

Penyusunan kisi-kisi merupakan langkah penting yang harus

dilakukan sebelum penulisan soal, tanpa adanya indikator

dalam kisi-kisi tidak dapat diketahui arah dan tujuan setiap butir

soal.

2. Kegunaan/Fungsi dan Persyaratan Kisi-kisi

Kisi-kisi soal berfungsi sebagai petunjuk teknis dalam penulisan

butir soal dan perakitan soal. Dengan adanya petunjuk teknis

ini, penyusun soal akan dapat menghasilkan butir-soal yang

sesuai dengan tujuan penilaian dan perakit soal dapat

menyusun perangkat soal dengan mudah.Jika tersedia sebuah

kisi-kisi yang baik, maka pengembang soal yang berbedapun

akan dapat menghasilkan perangkat soal yang relatif sama,

baik dari tingkat kedalaman maupun cakupan materi yang

diukur (ditanyakan).

Kisi-kisi soal/tes prestasi belajar harus memenuhi beberapa

persyaratan, yaitu :

a. mewakili isi kurikulum (SK/KD) yang akan diujikan;

b. komponen-komponennya rinci, jelas dan mudah dipahami;

c. butir-soal dapat dikembangkan sesuai dengan indikator

dan bentuk soal yang ditetapkan pada kisi-kisi.

Page 67: PENILAIAN HASIL BELAJAR

58

3. Komponen Kisi-kisi

Komponen terdiri atas dua kelompok, yaitu: identitas dan

matriks/format. Kelompok identitas dicantumkan di bagian atas

matriks, sedangkan matriks/format dicantumkan dalam baris-

kolom yang sesuai.

a. Kelompok identitas, antara lain :

1) Jenis /jenjang sekolah

2) Kompetensi Keahlian

3) Mata Pelajaran/SK

4) Alokasi waktu

5) Jumlah soal

6) Bentuk soal

b. Kelompok matriks/format isi, antara lain:

1) Standar Kompetensi (SK)

2) Kompetensi Dasar (KD)

3) Indikator / Kinerja

4) Indikator Soal

5) Nomor urut soal

Komponen SK/KD perlu dipilih mengacu hasil analisis dengan

memperhatikan kriteria sebagai berikut :

a. Urgensitas, yaitu SK/KD yang mutlak harus dikuasai

oleh siswa/peserta didik,

b. Kontinuitas, merupakan SK/KD lanjutan yang

merupakan pendalaman dari satu atau lebih SK/KD

yang sudah dipelajari sebelumnya,

c. Relevansi, SK/KD terpilih harus merupakan pokok

(core) yang diperlukan untuk menguasai kompetensi

keahlian,

d. Keterpakaian, SK/KD memiliki nilai terapan tinggi

dalam pekerjaan didunia usaha/industri atau kehidupan

sehari-hari.

Selain kriteria pemilihan di atas perlu pula diperhatikan bahwa

penguasaan materi SK/KD terpilih harus dapat diukur dengan

menggunakan bentuk soal yang sudah ditetapkan.

Page 68: PENILAIAN HASIL BELAJAR

59

B. KISI-KISI SOAL

1. Kisi-Kisi Soal Teori

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian : Alokasi Waktu : Jumlah Soal :

No Standar

Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD)

Indikator Indikator Soal

Bentuk Soal

Nomor Soal

1 2 3 4 5 6 7

Keterangan pengisian kolom/format kisi-kisi Kolom 1 : Diisi nomor urut Kolom 2 : Diisi SK yang representatif (inti/aplikatif dan pengetahuan kejuruan) terhadap Kompetensi Keahlian. Kolom 3 : Diisi KD dari SK yang ada di kolom dua. Kolom 4 : Diisi indikator aspek pengetahuan dari KD di kolom 3. Kolom 5 : Diisi indikator soal dari indikator pengetahuan di kolom 4. Setiap indikator pengetahuan dapat di tuliskan lebih dari satu

indikator soal Kolom 6 : Diisi bentuk soal/tes Kolom 7 : Diisi nomor sebaran soal

Page 69: PENILAIAN HASIL BELAJAR

60

Indikator soal : adalah suatu rumusan yang menggunakan kata

kerja operasional, memuat perilaku peserta didik dan materi

yang akan diukur sesuai dengan Indikator.

Indikator soal sebagai pertanda atau indikasi pencapaian

kompetensi

Indikator soal menggunakan kata kerja operasional yang

dapat diukur

Indikator soal mengacu pada kriteria kinerja sesuai SK/KD

Kriteria indikator soal yang baik adalah :

Memuat ciri-ciri SK/KD yang hendak diukur

Memuat satu kata kerja operasional yang dapat diukur.

(khusus butir soal bentuk uraian dapat lebih dari satu)

Berkaitan erat dengan kriteria kinerja

Dapat dibuatkan butir soal sesuai dengan bentuk yang

ditetapkan dalam kisi-kisi.

2. Kisi-Kisi Soal Praktik

Kisi-kisi soal praktik disiapkan sebagai dasar untuk

menetapkan indikator performansi dan menjadi acuan dalam

merumuskan soal/penugasan dan petunjuk teknis penilaian

unjuk kerja.

No SK / KD Indikator Indikator Soal

1 2 3 4

1

Page 70: PENILAIAN HASIL BELAJAR

61

Keterangan Pengisian Kolom :

Kolom 1 : Diisi nomor urut SK/KD

Kolom 2 : Diisi SK/KD sesuai dengan silabus

Kolom 3 : Dituliskan Indikator Performansi dari KD yang ada di kolom 2.

Indikator menggambarkan standar yang dipersyaratkan oleh KD,

dengan mengacu standar yang berlaku di DU/DI.

Kolom 4 : Diisi indikator soal yang akan dikembangkan oleh guru.

Page 71: PENILAIAN HASIL BELAJAR

62

Page 72: PENILAIAN HASIL BELAJAR

63

BAB II

PENULISAN SOAL PILIHAN GANDA

A. Pengertian, Keunggulan, dan Keterbatasan

Soal bentuk pilihan ganda adalah suatu soal yang jawabannya

harus dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah

disediakan. Secara umum, setiap soal pilihan ganda terdiri dari

pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban

terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor). Kunci jawaban

ialah jawaban yang benar atau paling benar. Pengecoh merupakan

jawaban yang tidak benar, namun memungkinkan seseorang

memilihnya apabila tidak menguasai materinya.

Keunggulan soal bentuk pilihan ganda adalah dapat di-skor dengan

mudah, cepat, serta objektif, atau dapat mencakup ruang lingkup

mater uji/kriteria kinerja yang luas dalam suatu tingkat atau jenjang

pendidikan. Bentuk ini sangat tepat untuk ujian yang pesertanya

sangat banyak sedangkan hasilnya harus segera diumumkan. Soal

bentuk pilihan ganda memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:

memerlukan waktu yang relatif lama untuk menyusun butir-butir

soal yang berkualitas, sulit membuat pengecoh yang homogen dan

berfungsi, dan terdapat peluang untuk menebak jawaban.

B. Kaidah Penulisan Soal

Kaidah-kaidah penulisan soal merupakan petunjuk atau petunjuk

teknis yang harus diikuti agar butir soal yang dihasilkan memiliki

kualitas baik. Seperti halnya bentuk soal yang lain, penulisan soal

pilihan ganda harus didasarkan pada spesifikasi soal yang terdapat

dalam kisi-kisi soal. Soal pilihan ganda dapat ditingkatkan

kualitasnya apabila penulisannya, disamping berlandaskan kisi-kisi,

juga mengikuti kaidah-kaidah penulisan soal yang baik.

Kaidah penulisan soal meliputi isi materi soal yang ditanyakan,

konstruksi rumusan soal, dan penggunaan bahasa.

Page 73: PENILAIAN HASIL BELAJAR

64

1. Materi Soal

a. Soal harus sesuai dengan indikator.

Artinya soal harus menanyakan perilaku dan materi yang

hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator.

Indikator: Siswa dapat menerapkan konsep sifat-sifat cahaya yang

dihubungkan dengan fungsi bagian-bagian mata pada

manusia.

Contoh soal kurang baik:

Alat optik yang dapat membantu melihat sesuatu yang jauh menjadi

lebih jelas adalah ….

A. mikroskop

B. kamera

C. teleskop

D. proyektor

E. lensa

Soal yang sesuai dengan indikator:

Bagian mata yang mengatur banyaknya cahaya yang masuk adalah ….

A. pupil

B. retina

C. kornea

D. iris

E. kelopak

b. Pengecoh berfungsi/Pilihan jawaban homogen dan logis.

Semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang

sama, penulisannya harus setara, semua pilihan jawaban

harus logis/masuk akal dan berfungsi (diperkirakan peserta

uji yang tidak menguji materi dengan benar akan terkecoh)

Page 74: PENILAIAN HASIL BELAJAR

65

Contoh soal kurang baik:

Ibu kota Amerika Serikat adalah ….

A. Washington

B. Los Angeles

C. Cicago

D. New York

E. John F. Kennedy

Penjelasan: pilihan E adalah nama orang, sedangkan pilihan lainnya

adalah nama kota.

c. Hanya satu kunci jawaban yang benar.

Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar

atau yang paling benar. Artinya, satu soal hanya

mempunyai satu kunci jawaban. Jika terdapat beberapa

jawaban yang benar, maka kunci jawaban adalah jawaban

yang paling tepat.

Contoh soal kurang baik:

Bagian motor DC yang terdapat pada rotor adalah ….

A. Komutator

B. sikat arang

C. sepatu kutub

D. lilitan medan

E. lilitan jangkar

Penjelasan: memiliki lebih dari satu pilihan jawaban yang benar.

2. Konstruksi Soal

a. Pokok soal dirumuskan secara singkat, jelas, dan tegas.

Bahwa SK/KD/Indikator yang hendak diukur/ditanyakan

harus jelas, tidak menimbulkan pengertian atau penafsiran

yang berbeda dan hanya mengandung satu persoalan

untuk setiap butir soal. Apabila tanpa harus melihat dahulu

pilihan jawaban, peserta didik sudah dapat mengerti

pertanyaan/maksud pokok soal, maka dapat disimpulkan

pokok soal tersebut sudah jelas.

Page 75: PENILAIAN HASIL BELAJAR

66

Contoh soal kurang baik:

Pasal 33 ayat 1 UUD 1945 sebagai dasar untuk membentuk perusahaan tertentu. Bentuk perusahaan yang sesuai dengan pasal 33 ayat 1 UUD 1945 adalah ….

A. Perseroan Terbatas

B. Firma

C. BUMN

D. Koperasi

E. Yayasan

Penjelasan: kalimat pertama pada pokok soal dihilangkan karena sama

saja isinya dengan kalimat kedua.

b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus

merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

Apabila terdapat rumusan atau pernyataan yang

sebetulnya tidak diperlukan, maka rumusan atau

pernyataan tersebut dihilangkan saja.

Contoh soal kurang baik:

Pak Amir ingin mengembangkan usaha perkebunan mangga, oleh

karena itu dia harus menanam bibit mangga yang baik.

Bagaimanakah cara pak Amir untuk memperoleh pohon mangga baru

dengan menggabungkan sifat-sifat yang baik dari pohon mangga golek

dan harum-manis?

A. Melakukan perkawinan silang dari kedua pohon tersebut.

B. Mencangkok pohon mangga harumanis dan memberi pupuk

sebanyak mungkin.

C. Melakukan penyambungan dengan pohon mangga harum-manis

sebagai pokok.

D. Menempelkan bakal tunas dari pohon mangga harumanis ke

batang pohon mangga.

E. Melakukan penyambungan dengan pohon mangga golek sebagai

pokok

Penjelasan: Pokok soal di atas mengandung pernyataan yang tidak

diperlukan, yaitu kalimat pertama. Hal ini membingungkan peserta didik

dan menyita waktu untuk membaca dan memahami maksud soal

Page 76: PENILAIAN HASIL BELAJAR

67

c. Pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah kunci jawaban.

Pada pokok soal jangan terdapat kata/kelompok kata atau

ungkapan yang dapat memberikan petunjuk ke arah kunci

jawaban.

Contoh soal kurang baik:

Jenis unit koperasi apakah yang tepat dijadikan sebagai tempat

pemasaran manisan dan selai Pak Yahya?

A. Koperasi Unit Desa

B. Koperasi Simpan Pinjam

C. Koperasi Konsumsi

D. Koperasi Produksi

E. Koperasi Serba Usaha

Penjelasan: kata unit pada pokok soal akan memberi petunjuk ke arah

jawaban yang benar.

d. Pokok soal tidak mengandung pernyataan yang bersifat

negatif ganda.

Pada pokok soal jangan terdapat dua kata atau lebih yang

mengandung arti negatif. Hal ini untuk mencegah terjadinya

kesalahan penafsiran siswa terhadap arti pernyataan yang

dimaksud.

Contoh soal kurang baik:

Reproduksi yang dapat dilakukan oleh umbi batang tidak dijumpai pada

tumbuhan berikut, kecuali...

A. singkong

B. kentang

C. cemara

D. bamboo

E. semangka

Page 77: PENILAIAN HASIL BELAJAR

68

e. Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.

Kaidah ini diperlukan karena adanya kecenderungan siswa

untuk memilih jawaban yang paling panjang, karena

seringkali jawaban yang lebih panjang itu lebih lengkap dan

merupakan kunci jawaban.

Contoh soal kurang baik

Salah satu isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah ...

A. pembubaran Partai Komunis Indonesia.

B. kembali kepada Undang-undang Dasar 1945.

C. pembentukan Dewan Perwakilan rakyat.

D. pembetukan MPRS.

E. dibentuknya Dewan Nasional yang terdiri dari wakil-wakil semua

partai yang ada.

Penjelasan: Pada contoh soal tersebut pilihan jawaban E paling

panjang. Hal ini perlu dihindari karena ada kecenderungan peserta didik

untuk memilih jawaban terpanjang sebagai kunci.

f. Pilihan jawaban tidak mengandung pernyataan, “Semua

pilihan jawaban di atas salah”, atau “Semua pilihan

jawaban di atas benar, dan sejenisnya”.

Dengan adanya pilihan jawaban seperti ini, maka secara

materi pilihan jawaban berkurang satu, karena pernyataan

itu bukan merupakan materi yang ditanyakan.

Contoh soal kurang baik.

Di antara bentuk-bentuk budaya daerah di bawah ini yang termasuk

folklore lisan adalah ….

A. rumah gadang Minangkabau.

B. perayaan Sekaten bulan Maulud.

C. adat mapalus dari Sulawesi.

D. upacara mandi Balimau di Pekan Baru.

E. Semua pilihan jawaban di atas salah.

Penjelasan: pilihan E diperbaiki, misalnya menjadi: “legenda gunung

Tangkuban Perahu”.

Page 78: PENILAIAN HASIL BELAJAR

69

g. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun

berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut,

atau kronologis.

Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun

berurutan nilainya, dari nilai paling kecil berurutan sampai

nilai yang paling besar, atau sebaliknya.

Demikian juga pilihan jawaban yang menunjukkan waktu

disusun secara kronologis. Penyusunan secara urut

tersebut dimaksudkan untuk memudahkan siswa melihat

pilihan jawaban (ascending atau descending).

Contoh soal kurang baik:

Pelanggaran HAM Timor Timur terjadi pada tahun ….

A. 1999

B. 1996

C. 1998

D. 1997

E. 2008

Penjelasan: Seharusnya disusun berurutan kronologi saja, dari tahun

paling duluan berurutan sampai tahun yang paling akhir, atau

sebaliknya.

h. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya jelas dan

berfungsi.

Gambar dan sejenisnya yang menyertai suatu butir soal

harus jelas, terbaca, dan dapat dimengerti oleh siswa.

Apabila soal tersebut tetap bisa dijawab tanpa melihat

gambar, grafik, tabel atau sejenisnya yang terdapat pada

soal, berarti gambar, grafik, atau tabel tersebut tidak

berfungsi.

Contoh soal baik:

Indikator: Disajikan gambar sepeda, siswa dapat

menentukanperbandingan kelajuan linier dua gir sepeda

yang mempunyai jari-jari berbeda.

Page 79: PENILAIAN HASIL BELAJAR

70

Sebuah sepeda terlihat seperti pada gambar di bawah!

Perbandingan jari-jari gir depan dan jari-jari gir belakang 2 : 1. Jika

sepeda dikayuh, maka perbandingan laju linier gir depan dan laju linier

gir belakang adalah ....

A. 1 : 1

B. 1 : 2

C. 1 : 4

D. 2 : 1

E. 4 : 1

i. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal

sebelumnya.

Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan

siswa yang tidak dapat menjawab benar soal sebelumnya

tidak akan dapat menjawab benar soal berikutnya.

Contoh soal kurang baik:

10. Pelopor angkatan 45 dalam bidang puisi adalah ….

A.. Idrus

B. W.S. Rendra

C. Chairil Anwar*

D. Ayip Rosidi

E. Idris Sardi

Page 80: PENILAIAN HASIL BELAJAR

71

35. Karya dari pengarang pada jawaban soal nomor 10 adalah

A. Tirani

B. Senja di Pelabuhan Kecil*

C. Balada Tercinta

D. Surat dari Ibu

E. Pelangi

Perbaikannya: soal nomor 35 disusun secara independen,

tidak bergantung pada jawaban soal nomor 10.

3. Penggunaan Bahasa Pada Butir Soal

a. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa

Indonesia.

Penggunaan bahasa dalam setiap butir soal sesuai dengan

kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Contoh soal kurang baik:

Amran punya duit Rp 20.000,00 dan Anton Rp 15.000,00. Mereka

pengin beli bola voli seharga Rp 30.000,00. Sisa duit Amran dan Anton

adalah ….

A. Rp 1.000,00

B. Rp 5.000,00

C. Rp 10.000,00

D. Rp 15.000,00

E. Rp 20.000,00

Penjelasan: Bahasa yang digunakan pada rumusan pokok soal tidak

sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

b. Mengunakan bahasa yang komunikatif.

Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan tingkat

penguasaan bahasa bagi peserta uji/siswa sehingga

mudah dimengerti.

Contoh soal baik:

Sebuah taman berbentuk persegi panjang, di dalamnya terdapat kolam.

Panjang kolam adalah 3 m lebih panjang daripada lebarnya dan memiliki

luas 130 m2. Jika di sekeliling kolam ditanami bunga dengan lebar 2 m,

maka ukuran panjang taman tersebut adalah....

Page 81: PENILAIAN HASIL BELAJAR

72

A. 10 m

B. 12 m

C. 13 m

D. 14 m

E. 17 m

Penjelasan: Soal yang komunikatif selain pokok soal diuraikan dengan

jelas, juga diilustrasikan dalam bentuk gambar

c. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat (bias

budaya).

Penggunaan bahasa yang tidak berlaku secara nasional

akan mengakibatkan kesalahan/perbedaan penafsiran.

Contoh soal kurang baik:

"Aturan lalulintas itu harus ditaati bukan dijadikan momok,” kata ibu guru.

Kata momok dalam kalimat itu berarti ....

A. pemberat

B. setan

C. beban

D. lawan

E. kelamin

Penjelasan: kata "momok" memiliki makna yang berbeda di suku Sunda

dan Jawa. Oleh karena itu, kata "momok" diganti dengan kata lainnya.

Pada prinsipnya perilaku apa yang hendak diukur berdasarkan materi

yang bersangkutan.

d. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang

bukan merupakan satu kesatuan pengertian.

Penggunaan kata/kelompok kata tersebut harus pada

pokok soal.

kolam

2

2

Page 82: PENILAIAN HASIL BELAJAR

73

Contoh soal kurang baik:

Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus ditunjukkan dengan …

A. melakukan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya

B. melakukan semua perintah dengan rasa terpaksa

C. melakukan perintah-Nya karena takut dimarahi

D. melakukan perintah dan larangan dengan ikhlas

E. melakukan perintah dan larangan karena malu sama teman

Penjelasan: kata melakukan ditulis secara berulang sampai 5 kali. Hal

ini menyebabkan peserta didik harus membaca kata tersebut berulang

kali, sehinga menyita lebih banyak waktu.

Page 83: PENILAIAN HASIL BELAJAR

74

Page 84: PENILAIAN HASIL BELAJAR

75

BAB III

PENULISAN SOAL BENTUK URAIAN

A. Pengertian

Soal bentuk uraian adalah soal yang jawabannya menuntut peserta

didik/siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-

gagasan atau hal-hal yang telah dipelajari, dengan cara

mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam

bentuk uraian tertulis.

Soal bentuk uraian yang dimaksudkan pada sekolah menengah

kejuruan (ujian kompetensi kejuruan) ini, disamping mengukur

kemampuan peserta didik/siswa dalam hal menyajikan jawaban

terurai secara bebas, juga menyangkut pengukuran kemampuan

peserta didik/siswa dalam hal menguraikan atau memadukan

gagasan-gagasan, atau menyelesaikan hitungan-hitungan terhadap

materi atau konsep tertentu yang terkait dengan atau merupakan

pengembangan dari soal uji kompetensi/praktek secara tertulis.

Berdasarkan cara pemberian skor, soal bentuk uraian dapat

diklasifikasikan atas soal uraian objektif dan uraian non-objektif.

Soal bentuk uraian objektif adalah soal atau pertanyaan yang

menuntut jawaban dengan pengertian/konsep tertentu, sehingga

penskorannya dapat dilakukan secara objektif.

Soal bentuk uraian non-objektif adalah suatu soal yang menuntut

jawaban dengan pengertian/konsep menurut pendapat masing-

masing peserta didik/siswa, sehingga penskorannya mengandung

unsur subjektifitas.

B. Perbandingan Antara Soal Bentuk Uraian Objektif dan Non-

Objektif

Perbedaan antara soal bentuk uraian objektif dan non-objektif

terletak pada kepastian penskorannya.

Soal bentuk uraian objektif, kunci jawaban dan petunjuk teknis skor

lebih pasti, diuraikan secara jelas hal-hal/komponen yang diskor

dan berapa besarnya skor untuk setiap komponen. Sedangkan soal

Page 85: PENILAIAN HASIL BELAJAR

76

bentuk uraian non-objektif kurang pasti. Pengaruh unsur

subjektifitas dalam penskoran dapat dikurangi dengan cara

membuat rentang skor untuk setiap kriteria. Artinya, diperlukan

petunjuk teknis yang rinci dan jelas yang dapat digunakan oleh

penilai yang berbeda, menskor jawaban masing-masing peserta

didik, sehingga hasil penskorannya relatif sama.

Skor soal bentuk uraian non-objektif dinyatakan dalam bentuk

rentangan, karena hal-hal atau komponen yang diskor hanya

diuraikan secara garis besar dan berupa kriteria tertentu.

C. Kaidah-kaidah Penulisan Soal Bentuk Uraian

Dalam menulis soal bentuk uraian, penulis soal harus mempunyai

gambaran tentang ruang lingkup materi yang ditanyakan dan

lingkup jawaban yang diharapkan, kedalaman dan panjang

jawaban, atau rincian jawaban yang mungkin diberikan oleh peserta

didik/siswa. Dengan kata lain, ruang lingkup ini merupakan kriteria

luas atau sempitnya masalah yang ditanyakan. Hal ini harus tegas

dan jelas tergambar dalam rumusan soalnya. Dengan adanya

batasan ruang lingkup tersebut, kemungkinan terjadinya

ketidakjelasan soal dapat dihindari. Ruang lingkup tersebut juga

akan membantu mempermudah pembuatan kriteria/petunjuk teknis

skor.

Secara rinci, beberapa kaidah yang perlu diperhatikan dalam

penulisan soal bentuk uraian adalah sebagai berikut:

1. Materi

a) Soal sesuai dengan indikator soal/kriteria kinerja. Artinya

soal harus menanyakan perilaku dan materi yang hendak

diukur sesuai tuntutan indikator soal.

b) Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan (ruang

lingkup) harus jelas.

c) Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran

d) Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan SK/SD

(jenjang, jenis sekolah, tingkat / kelas).

Page 86: PENILAIAN HASIL BELAJAR

77

2. Konstruksi

a) Rumusan kalimat soal atau pertanyaan menggunakan kata

tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai, seperti:

mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, hubungkan,

tafsirkan, buktikan, atau hitunglah.

b) Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal

tersebut.

c) Buatlah petunjuk teknis skoring segera setelah soal selesai

ditulis/disusun.

d) Hal-hal lain yang menyertai soal seperti tabel, gambar,

grafik, peta, atau yang sejenisnya, harus disajikan secara

jelas dan terbaca sehingga tidak menimbulkan penafsiran

yang berbeda.

3. Bahasa

a) Rumusan kalimat soal harus komunikatif, menggunakan

bahasa sederhana dan istilah/kata yang sudah dikenal

peserta didik.

b) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

c) Rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang dapat

menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian.

d) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

e) Rumusan soal tidak mengandung kata yang dapat

menyinggung perasaan peserta didik.

D. Penyusunan Petunjuk Teknis Penskoran (Skoring)

Petunjuk teknis penskoran merupakan petunjuk teknis atau

petunjuk yang menjelaskan tentang:

1. batasan atau kata-kata kunci untuk melakukan penskoran

terhadap soal-soal bentuk uraian objektif.

2. kriteria-kriteria jawaban yang digunakan untuk melakukan

penskoran terhadap soal-soal uraian non-objektif.

Page 87: PENILAIAN HASIL BELAJAR

78

Petunjuk teknis pemberian skor untuk setiap butir soal uraian harus

disusun segera setelah perumusan butir soal tersebut.

Contoh petunjuk teknis skoring serta cara melakukan penskoran

untuk kedua jenis soal uraian, adalah sebagai berikut :

Soal Uraian Objektif

Indikator soal :

Isi bangun ruang (balok) dihitung dan diubah satuannya.

Butir Soal :

1. Sebuah bak mandi berbentuk balok ukuran: panjang = 150 cm, lebar =

80 cm, dan tinggi = 75 cm. Berapa literkah isi bak mandi tersebut?

(Tuliskan langkah-langkahnya).

Kunci Jawaban dan Pedoman Skoring

Langkah Kunci Jawaban Skor

1.

2.

3.

4.

5.

Isi balok = Panjang x lebar x tinggi

= 150 cm x 80 cm x 75 cm

= 900.000 cm3

Isi Bak mandi dalam liter:

= 900 000

1000

.liter

= 900 liter

1

1

1

1

1

Skor maksimum 5

Page 88: PENILAIAN HASIL BELAJAR

79

2. Pada suatu tebing yang mempunyai lereng 15O tersingkap lapisan

batubara dengan kemiringan 45O searah lereng. Jarak antara lapisan

bagian atas dan bawah dari lapisan batu bara 96 meter.

Buatlah : Sketsa penampang singkapan batubara tersebut dengan skala 1 : 1.000 dan hitung ketebalan lapisan batubara!

Kunci Jawaban dan Pedoman Skoring

Langkah Kunci Jawaban Skor

1.

1

2. Menghitung besarnya = Kemiringan lapisan – kemiringan lereng = 45O – 15O = 30O

1

3.

Menggunakan rumus Sin =

AB = tebal lapisan

AC = 96 meter.

= 30O

1

4.

Perhitungan :

Sin 30O = tebal = 96 m . ½ = 48 meter.

1

Skor maksimum 4

C

B

A

Skala : 1 : 1.000

AC

AB

m

Tebal

96

Page 89: PENILAIAN HASIL BELAJAR

80

Soal Uraian Non-objektif

Butir Soal :

3. Mengapa kita perlu berbangga sebagai bangsa Indonesia ?

Jelaskan alasan Anda !

Jawaban boleh bermacam-macam, namun pada pokok

jawabannya dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Kunci Jawaban dan Pedoman Skoring

Kriteria Jawaban Rentang

Skor

Kebanggaan yang berkaitan dengan kekayaan alam

Indonesia.

0 -2

Kebanggaan yang berkaitan dengan keindahan tanah

air Indonesia (pemandangan alamnya, geografisnya,

dan sebagainya).

0 - 2

Kebanggaan yang berkaitan dengan keanekaragaman

budaya, suku, adat istiadat tetapi dapat bersatu.

0 - 2

Kebanggaan yang berkaitan dengan keramah-

tamahan masyarakat Indonesia.

0 - 2

Jumkah skor maksimum 8

Page 90: PENILAIAN HASIL BELAJAR

81

4. Sebutkan 4 (empat) macam batuan intrusi dan jelaskan ciri-ciri ke 4

(empat) macam batuan tersebut.

Kriteria Jawaban dan Pedoman Skoring

Kriteria Jawaban Rentang

Skor

1.

Empat macam batuan intrusi dari batuan berikut:

a. Granit. e. Grano Diorit h. Dunit.

b. Diorit. f. Tonalit. i. Peridotit

c. Gabro. g. Syenit. k. Piroksenit

d. Monzonit. l. Horblende

0 - 2

2.

Ciri-ciri sebagai berikut :

a. Granit :Mineral utama : Ortoklas, Plagioklas

dan Kuarsa.

Mineral karakteristik : Muskovit, Biotit,

Hornblende

b. Diorit : Mineral utama : Plagioklas kaya Na.

Mineral karakteristik : Biotit, Hornblende,

Piroksen.

c. Gabro : Mineral utama : Plagioklas kaya Ca.

Mineral karakteristik : Biotit, Hornblende,

Piroksen.

d. Monzonit : Mineral utama : Ortoklas, Plagioklas.

Mineral karakteristik : Biotit,

Hornblende, Piroksen

e. Granodiorit : Mineral utama : Ortoklas lebih

sedikit daripada Plagioklas.

Mineral karakteristik : Biotit,

Hornblende, Piroksen

f. Tonalit : Mineral utama : Plagioklas kaya Na.

dan seterusnya ....

0 - 6

Jumlah skor maksimum 8

Page 91: PENILAIAN HASIL BELAJAR

82

E. Pembobotan Soal dan Nilai Butir Soal

Pembobotan soal adalah pemberian bobot kepada suatu soal

dengan cara membandingkannya dengan soal lain dalam sebuah

perangkat uji (tes) yang sama, dengan demikian pembobotan soal

uraian hanya dapat dilakukan dalam suatu unit perangkat uji (tes).

Apabila suatu soal uraian berdiri sendiri maka tidak dapat dihitung

atau ditetapkan bobotnya.

Bobot setiap soal uraian yang ada dalam suatu perangkat tes

ditentukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan

dengan materi uji dan karakteristik soal itu sendiri, seperti luas

lingkup materi soal, esensialitas dan tingkat kedalaman materi yang

ditanyakan, serta tingkat kesukaran soal tersebut.

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa tiap butir soal uraian, baik

uraian objektif maupun non-objektif, mempunyai skor maksimum

masing-masing. Skor maksimum suatu butir soal uraian tidak ada

hubungannya dengan bobot soal itu sendiri.

Perhitungan nilai butir soal (NBS) adalah : NBS = a

bc

Catatan : a = skor yang diperoleh siswa untuk butir soal

b = skor maksimum soal c = bobot soal

Setelah diperoleh nilai pada setiap butir soal (NBS), maka dapat

dihitung total nilai butir soal sebagai nilai perolehan siswa (NPS)

untuk serangkaian soal dalam tes itu, dengan menggunakan rumus:

NPS = NBS

Catatan : NPS = Nilai Perolehan Siswa/peserta didik

Page 92: PENILAIAN HASIL BELAJAR

83

Contoh : NPS dengan skala 100

No. Soal

Skor Perolehan

Skor Maksimum

Bobot Soal Nilai

Butir Soal

(a) (b) (c) (NBS)

1. 3 5 20 12,00

2. 4 4 40 40,00

3. 2 8 10 2,50

4. 6 8 30 22,50

NPS 77,00

Dalam penghitungan nilai satu butir soal (NBS) dan skor perolehan

siswa (NPS) untuk suatu perangkat tes, tidak terdapat perbedaan

antara soal uraian objektif dengan soal uraian non-objektif.

NPS

Page 93: PENILAIAN HASIL BELAJAR

84

Page 94: PENILAIAN HASIL BELAJAR

85

BAB IV

PENULISAN SOAL PRAKTIK

A. Pengertian

Soal praktik adalah bentuk soal yang menuntut jawaban peserta

didik dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan. Peserta didik

melaksanakan kegiatan sesuai dengan apa yang ditugaskan,

diperintahkan, dan ditanyakan. Misalnya, penugasan projek:

Pembuatan daun pintu sesuai dengan gambar kerja yang telah

disediakan atau Pembuatan daun pintu dengan rancangan oleh

peserta uji (data teknis/kriteria produk telah ditentukan).

Untuk melihat bagaimana proses/cara membuat daun pintu sesuai

dengan gambar kerja, soal harus memberi instruksi kepada peserta

didik mempraktikkan atau mendemonstrasikan cara membuat pintu

sesuai dengan konstruksi dan ukuran yang ada pada gambar kerja.

Pelaksanaan ujian praktik dapat dilakukan secara individual

maupun kelompok, tetapi penilaiannya tetap secara individu.

B. Kaidah Penyusunan Soal Praktik

Penyusunan soal praktik, hendaknya sesuai dengan petunjuk

berikut:

1. Kompetensi yang diujikan dapat merupakan SK tunggal atau

terdiri beberapa SK (komprehensif);

2. Penugasan praktik maupun pedoman penilainnya

dikembangkan dengan mengacu pada kisi-kisi soal;

3. Hasil penugasan hendaknya dapat berupa produk (benda jadi

atau jasa) yang laku jual/memenuhi pasar;

4. Hendaknya mempertimbangkan dan ditetapkan kondisi unjuk

kerja, namun harus memenuhi standar minimal;

5. Rumusan soal hendaknya meliputi aspek-aspek keselamatan

kerja, alat/komponen/bahan yang akan digunakan dan tugas

yang harus dilakukan oleh peserta didik/siswa;

6. Gambar kerja harus jelas, baik tampak, penampang, maupun

ukurannya dan dibuat sesuai dengan aturan gambar teknik;

7. Bahasa yang digunakan harus singkat dan jelas serta mengacu

kepada aturan yang baku.

Page 95: PENILAIAN HASIL BELAJAR

86

C. Contoh Format Soal Praktik

Judul Tugas : Pengaturan Posisi Silinder Menggunakan PLC

I. Petunjuk

1. Periksalah dengan teliti dokumen soal ujian praktik, yang

terdiri dari 2 halaman.

2. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan sesuai soal ujian

praktik, yaitu:

- Trainer PLC

- Kabel Data

- PC Pentium IV

- Power Supply

- Tool kit

- Multimeter Digital

- Trainer Pneumatik

- Elektro-pneumatik.

3. Laporkan hasil setiap tahapan penyelesaian pekerjaan

kepada penguji/penilai.

4. Bila menemui kesulitan dalam pelaksanaan ujian praktik

konsultasikan kepada pembimbing.

5. Buatlah laporan hasil pelaksanaan ujian praktik.

II. Keselamatan Kerja

1. Gunakan pakaian kerja lengkap selama ujian praktik.

2. Simpan peralatan dan komponen pada tempat yang aman.

3. Periksa rancangan yang Anda buat sebelum di ON-kan.

Page 96: PENILAIAN HASIL BELAJAR

87

III. Daftar Peralatan, Komponen, dan Bahan

IV. Soal/Tugas

Suatu diagram langkah silinder seperti pada gambar di bawah.

1. Lengkapilah dengan tombol START, STOP dan

EMERGENCY STOP dengan ketentuan;

START ditekan mesin berjalan terus menerus sampai

tombol STOP ditekan, sesuai diagram langkah;

EMERGENCY STOP ditekan semua silinder kembali

ke posisi awal secara serentak.

Kecepatan maju silinder A dapat diatur.

2. Realisasikan dan implementasikan dengan program PLC!

No. Nama

Alat/Komponen/Bahan Spesifikasi Jumlah Keterangan

1 2 3 4 5

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Alat Tes /Alat Tangan Toolkit Komputer Power Supply Multimeter Trainer PLC Trainer Pneumatik

Standar Pentium IV 5Vdc, 24 Vdc/1A Digital ( standar ) Standar Standar

1 set 1 unit 1 buah 1 buah 1 unit 1 unit

1.

Komponen Elektro-pneumatik

Festo P2-1

1 unit

1.

Bahan Kabel data

RJ 45

1 buah

Page 97: PENILAIAN HASIL BELAJAR

88

Kerjakan tugas-tugas dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Buatlah rancangan gambar rangkaian sesuai dengan

gambar kerja!

2. Tentukan komponen-komponen yang diperlukan dan

lakukan pemasangan!

3. Lakukan uji coba rangkaian dan analisis rangkaian!

4. Lakukan pengukuran dan pengumpulan data!

Gambar sketsa dan wiring diagram pengontrolan elektro-pneumatik dengan PLC

Page 98: PENILAIAN HASIL BELAJAR

89

No

Komponen/Subkomponen Penilaian Pencapaian Kompetensi

Tidak Ya

7,0-7,9 8,0-8,9 9,0-10

1 2 3 4 5 6

I Persiapan Kerja 1.1. Persiapan peralatan / komponen

1.2. Persiapan perlengkapan kerja

Skor Komponen :

II Proses (Sistematika dan Cara Kerja)

2.1. Menguasai perencanaan teknik pengontrolan kontrol mekanik

2.1. 1. Mengoperasikan system pengontrolan pada sistem instrumentasi

2.2. Menguasai konsep dasar microprossesor, micro controller, dan PLC pada sistem kontrol mekanik

2.2.1. Menguasai programable logic control ( PLC ) pada sistem kontrol mekanik

2.3. Menerapkan konsep pengontrolan pada sistem instrumentasi

Dan seterusnya ...

Skor Komponen :

Page 99: PENILAIAN HASIL BELAJAR

90

III Hasil Kerja

3.1. Membuat rancangan gambar rangkaian

3.2. Menentukan komponen yang diperlukan

3.3. Melakukan uji coba rangkaian

3.4. Melakukan pengukuran dan ujicoba

Skor Komponen :

IV Sikap Kerja

4.1. Penggunaan alat tangan dan alat ukur

4.2. Keselamatan kerja

Skor Komponen :

V Waktu

5.1. Waktu penyelesaian praktik

Skor Komponen :

Page 100: PENILAIAN HASIL BELAJAR

91

PENUTUP

Penilaian hasil belajar peserta didik sebagai bagian integral dari proses

pembelajaran, merupakan peran yang merefleksikan standar kelulusan

dari suatu standar kompetensi. Penilaian harus dijadikan sebagai acuan

dalam membuat rancangan belajar dan proses pembelajaran, karena

pada hakikatnya pembelajaran itu merupakan upaya untuk memenuhi

permintaan penilaian. Apabila dalam penilaian yang dirancang

berdasarkan indikator dari sebuah KD mengandung aspek/ranah

pengetahuan, maka proses pembelajaran harus membahas tentang

pengetahuan, apabila ada penilaian motorik, maka proses pembelajaran

harus ada kegiatan praktik, dan apabila ada penilaian sikap, maka

dalam pembelajaran harus ada proses pembentukan sikap.

Sebuah rancangan penilaian yang baik, akan mampu memberikan

arahan kepada guru bagaimana proses belajar mengajar yang efektif

harus dilakukan. Bagi peserta didik, sebuah rancangan penilaian dapat

memberikan informasi apa yang harus dicapai dan mengarahkan

bagaimana seharusnya peserta didik belajar agar kompeten.

Petunjuk teknis pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik dan

pelaporan hasil hasil belajar ini, dimaksudkan untuk menyamakan

persepsi terhadap proses penilaian hasil belajar peserta didik dan

pelaporan hasil belajar. Demi kesempurnaan bahan ini, kami sangat

mengharapkan partisipasi Anda untuk memberikan saran dan

masukannya.

Page 101: PENILAIAN HASIL BELAJAR

92

Page 102: PENILAIAN HASIL BELAJAR

93

Lampiran 1

Contoh Tabel Penilaian Sikap

No Jenis/Aspek

Sikap

Standar Pencapaian Strategi Penilaian

Deskripsi Skor 1 Beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Melaksanakan kegiatan keagaman sesuai agama yang dipeluknya

Observasi aktivitas keagamaan siswa Verifikasi jurnal

kegiatan

Rutin, tidak ada yang tertinggal

5

Rutin, tidak melaksanakan 20 %

4

Rutin, tidak melaksanakan 40 %

3

Rutin, tidak melaksanakan 60 %

2

Rutin, tidak melaksanakan 80 %

1

2 Berakhlak mulia

Berlaku hormat pada masyarakat di ingkungannya

Observasi aktivitas siswa dalam bermasya-rakat di sekolah

Selalu 5

sering 4

kadang-kadang 3

jarang 2 sangat jarang 1

3 Mandiri Melaksanakan pekerjaan/tugas-tugas siswa tanpa harus di suruh/ditunggui

Observasi aktivitas siswa dalam melaksa-nakan tugas Verifikasi

rekaman penyerahan tugas-tugas siswa.

Selalu 5 sering 4 kadang-kadang 3 jarang 2 sangat jarang 1

4 Menjadi warga negara yang demokratis

Mampu menghargai pendapat orang lain

Observasi aktivitas siswa dalam berdiskusi, bermasyarakat di sekolah

Selalu 5

sering 4

kadang-kadang 3

jarang 2

sangat jarang 1

Page 103: PENILAIAN HASIL BELAJAR

94

No Jenis/Aspek

Sikap

Standar Pencapaian Strategi Penilaian

Deskripsi Skor

5 Bertanggung jawab

Tidak menyontek dalam ulangan Menyelesaikan tugas sesuai dan tepat waktu

Observasi aktivitas siswa dalam ulangan

Selalu 5

sering 4

kadang-kadang 3

jarang 2

sangat jarang 1

6 Sikap percaya diri

Mampu tampil secara wajar dalam kegiatan dengan massa

Observasi aktivitas siswa dalam berdiskusi, kegiatan massa di sekolah/ber- masyarakat

Selalu 5

sering 4

kadang-kadang 3

jarang 2

sangat jarang 1

7 Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial

Melaksanakan pekerjaan/tugas-tugas tanpa harus di suruh/ditunggui

Observasi ketaatan siswa dalam mengikuti peraturan tata tertib sekolah

Selalu 5

sering 4

kadang-kadang 3

jarang 2

sangat jarang 1

8 Kedisiplinan masuk sekolah

Kehadiran di sekolah/ presensi siswa

Verifikasi presensi siswa

Selalu 5

Absensi 10 % 4

Absensi 10 % s.d 15 % 3

Absensi 15 % s.d 20 % 2

Absensi lebih dari 20 % 1

Page 104: PENILAIAN HASIL BELAJAR

95

No Jenis/Aspek

Sikap

Standar Pencapaian Strategi Penilaian

Deskripsi Skor

9 Menjaga kebersihan lingkungan

Membuang sampah pada tempatnya, tidak mengotori lingkungan

Observasi perilaku siswa dalam kehidupan di sekolah Selalu 5

Sering 4

Kadang-kadang 3

jarang 2

Jarang sekali 1

10 Menjaga kesehatan dan keamanan diri,

Menggunakan alat keselamatan kerja dalam kegiatan pembelajaran praktik

Observasi terhadap kebiasaan siswa menggunakan keselamatan kerja dalam kegiatan praktik.

Selalu 5

sering 4

kadang-kadang 3

jarang 2

sangat jarang 1

11 Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat

Menghargai hak orang lain, memenuhi kewajiban, bersikap tegas dalam kebenaran

Observasi perilaku siswa dalam kehidupan bermasyarakat (penegakan aturan)

Selalu 5

Sering 4

Kadang-kadang 3

jarang 2

Jarang sekali 1

12 Berempati terhadap orang lain

Perduli terhadap masyarakat sekolah

Observasi perilaku siswa dalam keperdulian terhadap sesama

Selalu 5

Sering 4

Kadang-kadang 3

jarang 2

Jarang sekali 1

Page 105: PENILAIAN HASIL BELAJAR

96

Lampiran 2 Contoh Kisi-kisi dan Pengembangan Soal

Mata pelajaran : DASAR DASAR KELISTRIKAN DAN ELEKTRONIKA Kelas/Semester : X/1

NO STANDAR

KOMPETENSI KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

TEKNIK PENILAIAN

CONTOH SOAL

1

Menguasai dasar-dasar kelistrikan dan elektronika

Menggunakan alat ukur listrik dan elektronika

Peralatan ukur listrik diidentifikasi dan diklasifikasi sesuai dengan karakteristik kerjanya

...

Macam-macam alat ukur listrik dijelaskan kakateristiknya sesuai dengan fungsi utamanya

Tes tertulis (pilihan ganda)

Watt meter, Ampere meter, dan Volt meter ac/dc karakteristik kerjanya berdasarkan …. a. kumparan putar. b. elektro dinamis. c. Induksi. d. besi Putar. e. magnit Jarum.

Sesuai karakteristiknya watt meter berfungsi untuk mengukur … listrik a. arus b. tegangan c. energi d. daya e. frekuensi

Page 106: PENILAIAN HASIL BELAJAR

97

Lampiran 3 Contoh Format L E G E R

Bidang Studi Keahlian : Program Studi Keahlian : Kompetensi Keahlian :

No

NIS

NA

MA

PE

SE

RT

A D

IDIK

TA

HU

N

NORMATIF ADAPTIF PRODUKTIF DATA

PRIBADI Absensi Catatan

AG

AM

A

PK

n

BA

HA

SA

IND

ON

ES

IA

PE

ND

. JA

S &

OR

SE

NI B

UD

AY

A

IPA

BA

HA

SA

ING

GR

IS

Dan

set

erus

nya

KE

LAK

UA

N

KE

RA

JIN

AN

KE

RA

PIH

AN

SA

KIT

IJIN

ALP

A

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 21 22 23 24 25 26 27 28

I

Kelulusan

Perbaikan

Tgl

II

Kelulusan

Perbaikan

Tgl

Page 107: PENILAIAN HASIL BELAJAR

98

AG

AM

A

PK

n

BA

HA

SA

IND

ON

ES

IA

PE

ND

. JA

S &

OR

SE

NI B

UD

AY

A

IPA

BA

HA

SA

ING

GR

IS

Dan

set

erus

nya

KE

LAK

UA

N

KE

RA

JIN

AN

KE

RA

PIH

AN

SA

KIT

IJIN

ALP

A

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 21 22 23 24 25 26 27 28

III

Kelulusan

Perbaikan

Tgl

IV

Kelulusan

Perbaikan

Tgl

Kelulusan

Perbaikan

Tgl

Page 108: PENILAIAN HASIL BELAJAR

99

Lampiran 4 Contoh Format R A P O R

Nama Peserta didik : .............................................. Nomor Induk : ................................ Bidang Studi Keahlian : .............................................. Program Studi Keahlian : ................................ Tahun Pelajaran : .............................................. Kompetensi Keahlian : ................................

Kelas/Semester : ................................

No Mata Pelajaran KKM

Nilai Hasil Belajar

Angka Huruf Predikat Deskripsi Kemajuan Belajar

I Normatif

1 Pendidikan Agama Islam

75 75 Tujuh puluh lima Baik Mampu memahami dan mengamalkan tentang sifat adil, ridla, dan amal shaleh, dengan baik

2 Pendidikan Kewarganegaraan

75 76 Tujuh puluh enam Baik Mampu memahami dan mengamalkan Pancasila dengan baik

3 Bahasa Indonesia 75 75 Tujuh puluh Baik Cukup mampu dalam menyimpulkan dan menyimak informasi dan cukup baik dalam memahami perintah kerja tertulis

4 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

70 72 Tujuh puluh dua Cukup

Cukup mampu mempraktikkan permainan olahraga beregu , atletik serta nilai kerjasama, kejujuran, menghargai, semangat dan percaya diri

5 Seni Rupa 70 73 Tujuh puluh tiga Cukup Cukup memahami keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa di wilayah Nusantara

Page 109: PENILAIAN HASIL BELAJAR

100

No Mata Pelajaran KKM

Nilai Hasil Belajar

Angka Huruf Predikat Deskripsi Kemajuan Belajar

6 Seni Musik 70 90 Sembilan puluh Amat Baik

Mampu mengidentifikasi fungsi dan latar belakang musik dengan sangat baik Mampu menunjukkan nilai-nilai , hasil pengalaman yang didapatkan melalui pertunjukan musik dengan sangat baik

7 Seni Tari 70 74 Tujuh puluh empat Cukup

Cukup mampu mengidentifikasi jenis, peran, dan perkembangan tari, keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni tari di wilayah Nusantara

II Adaptif

1 Bahasa Inggris 72 75 Tujuh puluh lima Baik Mampu memahami percakapan terbatas dengan penutur asli dan surat-surat bisnis sederhana

2 Matematika 72 75 Tujuh puluh lima Baik Mampu menerapkan konsep kesalahan pengukuran, dan menerapkan konsep operasi hasil pengukuran

...

...

Dan seterusnya ...

Catatan: Lihat contoh Buku dan Petunjuk Pengisian Laporan Hasil Belajar (Rapor)

Page 110: PENILAIAN HASIL BELAJAR

101

Lampiran 5 Contoh Format

TRANSKRIP AKHIR TAHUN PENDIDIKAN

Nama : ___________________________ N I S : ___________________________ Tempat/tgl lahir : ___________________________ Bidang/Program Studi Keahlian : ___________________________ Kompetensi Keahlian : ___________________________

NO MATA PELAJARAN JML JAM

KKM NILAI

ANGKA HURUF

1 2 3 4

NORMATIF

1 2 3 4

dst

ADAPTIF

1 2 3

dst

PRODUKTIF

IPK (Indeks Prestasi Komulatif)

_______ , ___________

Kepala SMK ___________

____________________

Page 111: PENILAIAN HASIL BELAJAR

102

Lampiran 6 Contoh Format

PASPOR KETERAMPILAN (SKILL PASSPORT)

NO STANDAR KOMPETENSI/

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

NILAI PENCAPAIAN KOMPETENSI NAMA GURU/

QA/QC CAP

INSTANSI BELUM

KOMPETEN TGL. KOMPETEN TGL.

Page 112: PENILAIAN HASIL BELAJAR

103

Lampiran 7

Contoh KARTU HASIL STUDI (KHS)

TAHUN PELAJARAN ………./…………

Nama Peserta didik: ......................

Nomor Induk : ...................

Tempat/Tgl. Lahir : .....................

Bidang Studi Keahlian : .......................

Prog. Studi Keahlian : ........................

Kompetensi Keahlian : ………………..

Kelas/Semester : ………………..

No.

Mata Pelajaran/Standar

Kompetensi

Kode Standar Kompetensi/ Kompetensi

Dasar

KKM

Nilai Kelulusan

Angka Predikat

Program Normatif

1

2

3

Program Adaptif

1

2

3

Program Produktif

1

2

3

Page 113: PENILAIAN HASIL BELAJAR

104

Lampiran 8

Contoh Perumusan Kalimat Soal Sesuai Tingkat Kesulitan

Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis 1. Membandingkan - Jelaskan persamaan dan perbedaan antara ... dan .... - Bandingkan dua cara berikut tentang ....

2. Hubungan sebab-akibat - Apa penyebab utama .... - Apa akibat ....

3. Memberi alasan (justifying) - Manakah pilihan berikut yang Anda pilih, mengapa? - Jelaskan mengapa Anda setuju/tidak setuju dengan pernyataan

tentang ....

4. Meringkas - Tuliskan pernyataan penting yang termasuk .... - Ringkaslah dengan tepat isi ....

5. Menyimpulkan - Susunlah beberapa kesimpulan yang berasal dari data ....

- Tulislah sebuah pernyataan yang dapat menjelaskan peristiwa berikut ....

6. Berpendapat (inferring) - Berdasarkan ..., apa yang akan terjadi bila .... - Apa reaksi A terhadap ....

7. Mengelompokkan - Kelompokkan hal berikut berdasarkan .... - Apakah hal berikut memiliki ....

8. Menciptakan - Tuliskan beberapa cara sesuai dengan ide Anda tentang .... - Lengkapilah cerita ... tentang apa yang akan terjadi bila ....

9. Menerapkan - Selesaikan hal berikut dengan menggunakan kaidah .... - Tuliskan ... dengan menggunakan pedoman ....

Page 114: PENILAIAN HASIL BELAJAR

105

10. Analisis - Manakah benih yang baik dari pernyataan pada tulisan paragraf

.... - Daftarlah dan beri alasan singkat tentang ciri utama benih yang

baik ....

11. Sintesis - Tuliskan satu rencana untuk pembuktian .... - Tuliskan sebuah laporan ....

12. Evaluasi - Apakah kelebihan dan kelemahan .... - Berdasarkan kriteria ..., tuliskanlah pandangan Anda tentang .... Mengukur Keterampilan Pemecahan Masalah 1. Mengidentifikasi masalah Contoh indikator soal: Disajikan deskripsi suatu situasi/masalah, siswa dapat

mengidentifikasi masalah yang nyata atau masalah apa yang harus dipecahkan.

2. Merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan yang berisi sebuah masalah, siswa

dapat merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan.

3. Memahami kata dalam konteks Contoh indikator soal: Disajikan beberapa masalah yang konteks kata atau kelompok

katanya digarisbawahi, siswa dapat menjelaskan maknanya yang berhubungan dengan masalah itu dengan kata-katanya sendiri.

4. Mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai Contoh indikator soal:

Disajikan beberapa informasi yang relevan dan tidak relevan terhadap masalah, siswa dapat mengidentifikasi semua informasi yang tidak relevan.

5. Memilih masalah sendiri Contoh indikator soal:

Page 115: PENILAIAN HASIL BELAJAR

106

Disajikan beberapa masalah, siswa dapat memberikan alasan satu masalah yang dipilih sendiri, dan menjelaskan cara penyelesaiannya.

6. Mendeskripsikan berbagai strategi Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan masalah, siswa dapat memecahkan

masalah ke dalam dua cara atau lebih, kemudian menunjukkan solusinya ke dalam gambar, diagram, atau grafik.

7. Mengidentifikasi asumsi Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan masalah, siswa dapat memberikan

solusinya berdasarkan pertimbangan asumsi untuk saat ini dan yang akan datang.

8. Mendeskripsikan masalah Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan masalah, siswa dapat menggambarkan sebuah diagram atau gambar yang

menunjukkan situasi masalah.

9. Memberi alasan masalah yang sulit Contoh indikator soal: Disajikan sebuah masalah yang sukar dipecahkan atau informasi

pentingnya dihilangkan, siswa dapat menjelaskan mengapa masalah ini sulit dipecahkan atau melengkapi informasi penting yang dihilangkan.

10. Memberi alasan solusi Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan masalah dengan dua atau lebih

kemungkinan solusinya, siswa dapat memilih satu solusi yang paling tepat dan memberikan alasannya.

11. Memberi alasan strategi yang digunakan Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan masalah dengan dua atau lebih

strategi untuk menyelesaikan masalah, siswa dapat memilih satu strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah itu dan memberikan alasannya.

12. Memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah Contoh indikator soal:

Page 116: PENILAIAN HASIL BELAJAR

107

Disajikan sebuah cerita, kartun, grafik atau tabel dan sebuah pernyataan masalah, siswa dapat memecahkan masalah dan menjelaskan prosedur yang dipergunakan untuk menyelesaikan masalah.

13. Membuat strategi lain Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan masalah dan satu strategi untuk

menyelesaikan masalanya, siswa dapat menyelesaikan masalah itu dengan menggunakan strategi lain.

14. Menggunakan analogi Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan masalah dan strategi penyelesaian

nya, siswa dapat: (1) Mendeskripsikan masalah lain (analog dengan masalah ini)

yang dapat diselesaikan dengan menggunakan strategi itu, (2) Memberikan alasannya.

15. Menyelesaiakan secara terencana Contoh indikator soal: Disajikan sebuah situasi masalah yang kompleks, siswa dapat

menyelesaikan masalah secara terencana mulai dari input, proses, output, dan outcomenya.

16. Mengevaluasi kualitas solusi Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan masalah dan beberapa strategi untuk

menyelesaikan masalah, siswa dapat: (1) menjelaskan dengan menerapkan strategi itu, (2) mengevaluasinya, (3) menentukan strategi mana yang tepat, (4) memberi alasan mengapa strategi itu paling tepat dibandingkan dengan strategi lainnya.

17. Mengevaluasi strategi sistematikanya Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan masalah, beberapa strategi

pemecahan masalahnya, dan prosedurnya, siswa dapat mengevaluasi strategi pemecahannya berdasarkan prosedur yang disajikan.