PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN VOKASI UNTUK ...

14
1 PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN VOKASI UNTUK MEMPERKUAT DAYA SAING LULUSAN PENDIDIKAN KEJURUAN Oleh : Prof. Dr. S. Eko Putro Widoyoko (085868317318/[email protected] ) Disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Teknik Otomotif UMPurworejo 14 Mei 2016 Abstrak Dalam rangka mewujudkan keterkaitan antara pendidikan kejuruan dengan dunia kerja, pendidikan kejuruan memerlukan pembelajaran autentik. Pembelajaran autentik memerlukan penilaian autentik. Penilaian autentik adalah bentuk penilaian yang mengharuskan siswa mendemonstrasikan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas- tugas dan menyelesaikan masalah yang ditemui di dunia nyata (autentik) di luar lingkungan sekolah sebagai aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang dikuasainya. Termasuk dalam kategori penilaian autentik adalah penilaian kinerja, penilaian projek, penilaian produk dan penilaian portofolio. Komponen yang harus ada dalam penilaian autentik: a) tugas yang harus dikerjakan siswa, b) lembar penilaian, dan c) rubrik penilaian. Tugas terdiri dari: a) melakukan suatu perbuatan,b) menghasilkan suatu karya, dan c) melakukan sesuatu sekaligus menghasilkan sesuatu. Lembar penilaian merupakan suatu daftar aspek/subaspek penilaian tugas beserta skor hasil penilaian. Rubrik terdiri dari aspek-aspek yang akan dinilai disertai indikator tingkatan mutu untuk setiap aspek tersebut mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai tingkat yang paling buruk disertai dengan skor untuk setiap tingkatan mutu tersebut. Setiap komponen terdiri dari satu atau beberapa aspek. Rubrik biasanya dibuat dalam bentuk tabel. Kata kunci : penilaian kinerja, penilaian projek, penilaian produk, rubrik A. Pendahuluan Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau Asean Economic Community (AEC) sudah dimulai. Dalam era MEA persaingan semakin meluas dalam berbagai bentuk arus barang, jasa, tenaga kerja dan arus modal. MEA merupakan satu peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia dalam menghadapi abad ekonomi Asia ini (Arif Bintoro Johan, 2014). Merupakan peluang karena tenaga kerja dari Indonesia mempunyai peluang untuk memasuki dunia kerja tidak hanya di wilayah Indonesia saja tetapi bisa juga ikut bersaing di seluruh wilayah MEA.Dengan demikian, hadirnya MEA diharapkan akan mengurangi pengangguran karena akan membuka lapangan kerja baru dan menyerap angkatan kerja yang ada saat ini untuk masuk ke dalam pasar kerja (Bagus Prasetyo, 2014). Merupakan tantangan karena kebijakan MEA menjadi ancaman serius bagi tenaga kerja dalam negeri. Indonesia akan dibanjiri oleh tenaga kerja dan pelaku usaha

Transcript of PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN VOKASI UNTUK ...

Page 1: PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN VOKASI UNTUK ...

1

PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN VOKASI UNTUK MEMPERKUAT DAYA SAING LULUSAN PENDIDIKAN KEJURUAN

Oleh : Prof. Dr. S. Eko Putro Widoyoko(085868317318/[email protected])

Disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Teknik Otomotif UMPurworejo

14 Mei 2016

Abstrak

Dalam rangka mewujudkan keterkaitan antara pendidikan kejuruan dengan dunia kerja, pendidikan kejuruan memerlukan pembelajaran autentik. Pembelajaran autentik memerlukan penilaian autentik. Penilaian autentik adalah bentuk penilaian yang mengharuskan siswa mendemonstrasikan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah yang ditemui di dunia nyata (autentik) di luar lingkungan sekolah sebagai aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang dikuasainya.Termasuk dalam kategori penilaian autentik adalah penilaian kinerja, penilaian projek, penilaian produk dan penilaian portofolio. Komponen yang harus ada dalam penilaian autentik: a) tugas yang harus dikerjakan siswa, b) lembar penilaian, dan c) rubrik penilaian. Tugas terdiri dari: a) melakukan suatu perbuatan,b) menghasilkan suatu karya, dan c) melakukan sesuatu sekaligus menghasilkan sesuatu. Lembar penilaian merupakan suatu daftar aspek/subaspek penilaian tugas beserta skor hasil penilaian. Rubrik terdiri dari aspek-aspek yang akan dinilai disertai indikator tingkatan mutu untuk setiap aspek tersebut mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai tingkat yang paling buruk disertai dengan skor untuk setiap tingkatan mutu tersebut. Setiap komponen terdiri dari satu atau beberapa aspek. Rubrik biasanya dibuat dalam bentuk tabel.

Kata kunci : penilaian kinerja, penilaian projek, penilaian produk, rubrik

A. Pendahuluan

Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau Asean Economic Community (AEC)

sudah dimulai. Dalam era MEA persaingan semakin meluas dalam berbagai bentuk arus

barang, jasa, tenaga kerja dan arus modal. MEA merupakan satu peluang sekaligus

tantangan bagi Indonesia dalam menghadapi abad ekonomi Asia ini (Arif Bintoro Johan,

2014). Merupakan peluang karena tenaga kerja dari Indonesia mempunyai peluang

untuk memasuki dunia kerja tidak hanya di wilayah Indonesia saja tetapi bisa juga ikut

bersaing di seluruh wilayah MEA.Dengan demikian, hadirnya MEA diharapkan akan

mengurangi pengangguran karena akan membuka lapangan kerja baru dan menyerap

angkatan kerja yang ada saat ini untuk masuk ke dalam pasar kerja (Bagus Prasetyo,

2014). Merupakan tantangan karena kebijakan MEA menjadi ancaman serius bagi

tenaga kerja dalam negeri. Indonesia akan dibanjiri oleh tenaga kerja dan pelaku usaha

Page 2: PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN VOKASI UNTUK ...

2

dari negara asing di kawasan ASEAN. Tahun 2016 ini tenaga kerja Malaysia sudah

membanjiri DIY (KR, 12 Maret 2016). Bila tenaga kerja Indonesia tidak siap

menghadapi persaingan terbuka ini, MEA menjadi momok bagi tenaga kerja Indonesia

karena akan kalah bersaing dengan tenaga kerja dari Negara ASEAN lainnya. Oleh

karena itu perlu dipersiapkan tenaga kerja yang berkualitas yang mampu bersaing baik di

tingkat lokal, nasional maupun regional.

Pemenuhan tenaga kerja yang berkualitas dapat dilakukan melalui pendidikan

ketenagakerjaan, baik formal maupun non formal.Pendididikan ketenagakerjaan non

formal dapat dilakukan oleh Balai Latihan Kerja (BLK), lembaga pelatihan kerja, kursus

latihan kerja, dan lainnya.Sedangkan pendidikan ketenagakerjaan secara formal

umumnya dilakukan pada jenjang pendidikan menengah atas (SMK/MAK) dan

pendidikan tinggi dengan jenis pendidikan kejuruan, vokasi, professional dan akademik

(Arif Bintoro Johan, 2014).Agar lulusan pendidikan kejuruan bisa memasuki persaingan

di wilayah ASEAN diperlukan adanya standarisasi dan sertifikasi.Dengan mengantongi

sertifikat keahlian, para lulusan pendidikan kejuruan diharapkan lebih pede saat terjun

pada persaingan global.Standarisasi dilakukan tidak hanya standar dari Standar Nasional

Indonesia (SNI) melainkan harus diakui di pasar kerja international (Konferensi

Regional Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan, 2014).

Selain standarisasi dan sertifikasi, pendidikan kejuruan juga perlu memperhati-kan

hal-hal sebagai berikut: a) Tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat, dan mesin

yang sama seperti yang digunakan di tempat kerja, b) siswa dilatih dan dibiasakan

berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri, dan c)

pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata. Dengan hal-hal tersebut akan terjalin

keterkaitan antara dunia pendidikan kejuruan dan dunia pekerjaan. Secara paradigmatik

memerlukan pengajaran autentik (authentic teaching) dan belajar autentik (authentic

learning). Pengajaran autentik dan belajar autentik memerlukan penilaian autentik

(authentic assessment)

B. Penilaian Autentik

1. Konsep Dasar Penilaian

Ada tiga istilah yang sering digunakan dan berkaitan dengan penilaian, yaitu tes,

pengukuran, dan evaluasi. (test, measurement, and evaluation). Dalam kehidupan

sehari-hari orang sering menyamakan pengertian ke empat istilah tersebut (test,

Page 3: PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN VOKASI UNTUK ...

3

measurement, assessment and evaluation), padahal ke empat istilah tersebut memiliki

makna yang berbeda. Beberapa orang juga sering rancu menggunakan istilah-istilah

tersebut karena ke empat istilah digunakan untuk merujuk kegiatan yang sama.

Tes (test) merupakan suatu cara untuk memprediksi tingkat pengetahuan

seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus

atau pertanyaan. Respons peserta tes terhadap sejumlah pertanyaan menggambarkan

tingkat pengetahuan peserta tes dalam bidang tertentu. Tes merupakan alat ukur

untuk memperoleh informasi hasil belajar siswa yang memerlukan jawaban atau

respon benar atau salah. Tes merupakan bagian tersempit dari evaluasi (Eko Putro

Widoyoko, 2016).

Pengukuran dinyatakan sebagai proses penetapan angka terhadap individu atau

karakteristiknya menurut aturan tertentu (Ebel & Frisbie, 1986). Esensi dari

pengukuran adalah kuantifikasi atau penetapan angka tentang karakteristik atau

keadaan individu menurut aturan-aturan tertentu. Hasil pengukuran berupa skor atau

angka. Pengukuran memiliki konsep yang lebih luas dari pada tes. Kita dapat

mengukur karakteristik suatu objek tanpa menggunakan tes, misalnya dengan

pengamatan, wawancara, atau cara lain untuk memperoleh informasi dalam bentuk

kuantitatif (Eko Putro Widoyoko, 2016).

Penilaian dalam kontek hasil belajar diartikan sebagai kegiatan menafsirkan

atau memaknai data hasil pengukuran tentang kompetensi yang dimiliki siswa

setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Data hasil pengukuran dapat diperoleh

melalui tes, pengamatan, wawancara, portofolio, jurnal, maupun instrumen lainnya

(Eko Putro Widoyoko, 2015).

Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan,

analisis dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan

keputusan serta penyusunan program selanjutnya. Selanjutnya Griffin & Nix (1991)

menyatakan:

Measurement, assessment and evaluation are hierarchial. The comparison of observation with the criteria is a measurement, the interpretation and description of the evidence is an assessment and the judgement of the value or implication of the behavior is an evaluation.

Page 4: PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN VOKASI UNTUK ...

4

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan

proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan,

mengintepretasikan dan menyajikan informasi tentang suatu program untuk dapat

digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun

menyusun program selanjutnya. Adapun tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh

informasi yang akurat dan objektif tentang suatu program. Informasi tersebut dapat

berupa proses pelaksanaan program, dampak/hasil yang dicapai, efisiensi serta

pemanfaatan hasil evaluasi yang difokuskan untuk program itu sendiri, yaitu untuk

mengambil keputusan apakah dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan. Selain itu, juga

dipergunakan untuk kepentingan penyusunan program berikutnya.

Dalam konteks pembelajaran lingkup atau cakupan penilaian hanya pada

individu siswa dalam kelas, sedangkan lingkup evaluasi adalah seluruh komponen

dalam program pembelajaran, mulai dari input, proses, sampai pada hasil

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, cakupan evaluasi meliputi siswa, guru,

kurikulum, sarana dan prasana atau media pembelajaran, iklim kelas, sikap siswa

dalam pembelajaran dan sebagainya. Dengan demikian perbedaan prinsip antara

penilaian dengan evaluasi adalah pada cakupan. Penilaian mencakup satu aspek,

sedangkan evaluasi mencakup beberapa aspek dalam program.Kegiatan evaluasi

selalu terkait dengan program. Cakupan evaluasi lebih luas dibandingkan dengan

cakupan penilaian. Adapun persamaannya yaitu sama-ama proses atau kegiatan

menafsirkan, memaknai dan mendeskripsikan atau menetapkan kualitas hasil

pengukuran (Eko Putro Widoyoko, 2015).

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan dalam bentuk penilaian

autentik dan non-autentik. Penilaian autentik merupakan pendekatan utama dalam

penilaian hasil belajar oleh pendidik (Pasal 2 ayat 1 Permendikbud No. 104 Tahun

2014)

2. Pengertian Penilaian Autentik

Penggunaan penilaian autentik(authentic assessment) sebagai jawaban atas

banyaknya kritikan terhadap penilaian tradisional yang hanya menggunakan tes

tertulis (paper anda pencil test). Tes tertulis hanya dapat digunakan untuk mengukur

hasil belajar dalam ranah kognitif, tidak bisa untuk menilai hasil belajar keterampilan

maupun sikap. Test tertulis hanya digunakan untuk mengukur “apa yang diketahui

Page 5: PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN VOKASI UNTUK ...

5

oleh siswa”, tidak dapat mengukur “apa yang mampu siswa kerjakan”. Dengan kata

lain tes tertulis hanya dapat mengukur sebagian kecil dari hasil belajar siswa.

Beberapa kritik diajukan terhadap pengembang tes tulis, yakni perlunya penekanan

lebih pada asesmen autentik, berupa tugas-tugas kehidupan sesungguhnya (Gronlund,

1998)

Penilaian autentik adalah metode penilaian di mana siswa melakukan tugas-

tugasyang sesuai dengan kehidupan nyata untuk menunjukkan kemampuan mereka

dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang relevan (Franklin, B, 2016)

Permendikbud Nomor 104 tahun 2014 mendefinisikan penilaian autentik sebagai

bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan

pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan

tugas pada situasi yang sesungguhnya (Pasal 1 ayat 2). Aitken & Pungur (2014)

menyatakan bahwa “Authentic assessment captures aspects of students’ knowledge,

deep understanding, problem-solving skills, social skills, and attitudes that are used

in a real-world”. Sedangkan Hart, D (1994) mengatakan bahwa “an assessment is

authentic when it involves students tasks that are worthwhile, significant, and

meaningful”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas hakikat penilaian autentik adalah bentuk

penilaian yang mengharuskan siswa mendemonstrasikan kemampuannya dalam

menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah yang ditemui di dunia nyata

(autentik) di luar lingkungan sekolah sebagai aplikasi pengetahuan dan keterampilan

yang dikuasainya. Termasuk dalam kategori penilaian autentik adalah penilaian

kinerja (performance assessment), penilaian projek (project assessment), penilaian

produk (product assessment) dan penilaian portofolio (portfolio assessment) (Powers

K & Gamble B, 2009).

3. Komponen-Komponen Penilaian Autentik

Komponen yang harus ada dalam penilaian autentik ada tiga macam, yaitu a)

tugas yang harus dikerjakan siswa, b) lembar penilaian, dan c) rubrik penilaian.Tugas

yang harus dikerjakan siswa bisa berupa: a) melakukan suatu perbuatan, seperti

menyanyi, menari, membaca puisi dan lain-lain, b) menghasilkan suatu karya, seperti

membuat gambar, membuat kerajinan kayu, dan sebagainya.Tidak menutup

kemungkinan tugasnya merupakan gabungan kedua hal tersebut, yaitu melakukan

Page 6: PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN VOKASI UNTUK ...

6

sesuai sekaligus menghasilkan sesuatu, seperti melakukan pengamatan dan

melaporkan hasil pengamatannya dalam bentuk laporan tertulis. Lembar penilaian

merupakan suatu daftar aspek maupun aspek penilaian tugas yang diberikan beserta

skor hasil penilaian terhadap tugas-tugas siswa.

4. Rubrik Penilaian Autentik

a. Pengertian

Rubrik secara umum dapat diartikan sebagai pedoman pemberian skor

(guidance score) dalam penilaian yang bersifat subjektif. Sebuah rubrik skor

menggambarkan tingkat kinerja siswa yang diharapkan untuk dapat dicapai. Hart,

D (1994) mengatakan bahwa:

“a rubrik is an established set of criteria used for scoring or rating student’s tests, portfolios, or performances. A scoring rubrik describes the levels of performance student might be expectred to attain relative to a desired standard of achievement”.

Smith C, Sadler R, & Davies L (2015) menyatakan bahwa :

” An assessment rubric is a matrix, grid or cross-tabulation employed with the intention of making expert judgments of student work both more systematic and more transparent to students”.

b. Isi Rubrik

Rubrik terdiri dari komponen-komponen atau aspek-aspek yang akan dinilai

disertai tingkatan mutu untuk setiap aspek penilaian tersebut mulai dari tingkat

yang paling sempurna sampai tingkat yang paling buruk disertai dengan skor untuk

setiap tingkat mutu tersebut (Eko Putro Widoyoko, 2016). Secara singkat rubrik

terdiri dari beberapa komponen, yaitu:

a. Dimensi kinerja/aspek penilaian.

b. Indikator mutu beserta capaian indikator yang menunjukkan tingkatan mutu

aspek penilaian mulai dari yang paling sempurna sampai yang paling buruk.

c. Skor untuk tiap-tiap tingkatan mutu dari aspek/subaspek penilaian.

d. Skala yang akan digunakan untuk menilai dimensi kinerja/aspek penilaian,

mulai dari skala 3, 4 atau skala 5.

c. Deskriptor Rubrik

Deskriptor rubrik menggambarkan indikator tingkatan pencapaian mutu

yang bisa dicapai oleh peserta didik. Deskripsi tingkatan mutu dalam rubrik

Page 7: PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN VOKASI UNTUK ...

7

penilaian dibedakan menjadi dua, yaitu umum dan khusus. Deskriptor bersifat

umum apabila indikator tersebut dapat digunakan untuk mendeskripsikan mutu

berbagai dimensi kinerja atau aspek penilaian.

Contoh deskriptor mutu yang bersifat umum:

Indikator Mutu SkorSangat Baik (SB) 4Baik (B) 3Cukup (C) 2Kurang (K) 1

Indikator dalam deskriptor mutu tersebut lebih mudah dan lebih sederhana

dalam menyusun, tetapi kurang akurat, karena kriteria kurang terukur. Bagi

seorang guru belum tentu mempunyai persepsi yang sama dengan guru yang lain

sehingga masih ada unsur subjektivitas penilai.

Contoh rubrik dengan deskriptor bersifat umum

Untuk menilai produk yang dihasilkan oleh siswa dapat didasarkan pada

aspek: a) tahap perencanaan bahan, b) tahap proses pembuatan, dan c) tahap akhir

(hasil produk). Proses pembuatan dapat dinilai dari aspek persiapan alat dan bahan,

tekhnik pengolahan, dan aspek keselamatan, kemanan, kebersihan. Berdasarkan

aspek dan sub aspek tersebut dapat disusun rubrik penilain produk (product

assessment) sebagai berikut:

No Aspek PenilaianSkor

1 2 3 41. Tahap Perencanaan Bahan2. Tahap Proses Pembuatan

a. Persiapan Alat dan bahanb.Teknik Pengolahanc. K3 (keselamatan, keamanan & kebersihan)

3. Tahap Akhir (Hasil Produk)a. Bentuk Fisikb.Inovasi

Skor Total

Keterangan Skor :1 = Kurang, 2 = Cukup, 3 = Baik, 4 = Sangat Baik

Rubrik di atas masih mengandung subjektivitas karena ukuran baik atau

kurang baik terhadap kinerja maupun hasil kerja peserta didik antara penilai yang

satu dengan penilai yang lain berbeda-beda, sehingga hasil karya yang sama masih

Page 8: PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN VOKASI UNTUK ...

8

ada kemungkinan memperoleh skor berbeda apabila dinilai oleh penilai yang

berbeda walaupun rubriknya sama.

Deskriptor mutu dikatakan bersifat khusus apabila deskriptor tersebut mampu

mendeskripsikan mutu secara secara jelas dan terukur terhadap dimensi kinerja

atau aspek penilaian. Hal ini dapat terjadi apabila deskriptor tersebut hanya

mendeskripsikan satu dimensi atau aspek penilaian tertentu dan tidak bisa

digunakan untuk mendeskripsikan dimensi kinerja/aspek penilaian yang lain.

Contoh deskriptor khusus kegiatan pratikum aspek merangkai alat pratikum:

Deskriptor SkorRangkaian alat benar, rapi, dan memperhatikan keselamatan kerja 3

Rangkaian alat benar, tetapi tidak rapi atau tidak memperhatikan keselamatan kerja

2

Rangkaian alat tidak benar 1

Model di atas memiliki kelemahan karena dalam realitanya pasangan deskripsi

yang muncul seperti tidak selalu sama seperti yang sudah ditentukan dalam rubrik.

Untuk mengatasi kelemahan tersebut dapat digunakan model lain yaitu dengan

indikator mutu dan capaian indikator. Merangkai alat pratikum dianggap baik

(bermutu) apabila memenuhi tiga indikator, yaitu :

1. Rangkaian alat benar.

2. Rangkaian alat rapi.

3. Memperhatikan keselamatan kerja.

Skor yang dicapai siswa tergantung capaian indikator (indikator yang terpenuhi

atau muncul), semakin banyak indikator yang dicapai semakin tinggi skornya

sebaliknya semakin sedikit indikator yang dicapai semakin rendah

skornya.Tingkatan mutu bisa menggunakan skala, 3, 4 atau 5.

Berdasarkan ketentuan tersebut tingkatan mutu dari hasil merangkai alat

pratikum dapat disusun sebagai berikut:

Tingkatan mutu skala 3

Indikator dan Capaian Indikator SkorRangkaian alat benar, rapi, dan memperhatikan keselamatan kerjaTerpenuhi 3 indikator 3Terpenuhi 2 indikator 2Terpenuhi 1 indikator 1

Page 9: PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN VOKASI UNTUK ...

9

Tingkatan mutu skala 4

Indikator dan Capaian Indikator SkorRangkaian alat benar, rapi, dan memperhatikan keselamatan kerjaTerpenuhi 3 indikator 4Terpenuhi 2 indikator 3Terpenuhi 1 indikator 2Tidak ada indikator yang terpenuhi 1

Berdasarkan model kedua tersebut pasangan indikator yang muncul tidak

ditentukan terlebih dulu tetapi tergantung yang muncul di lapangan.

Contoh rubrik dengan deskriptor khusus

Kegiatan pratikum dapat dinilai dari aspek: a) keterampilan merangkai alat, b)

kemampuan mengamati, c) data yang diperoleh, dan d) kemampuan menyusun

kesimpulan. Berdasarkan aspek-aspek tersebut kemudian dapat disusun rubrik

keterampilan siswa dalam melakukan pratikum sebagai berikut.

Aspek Penilaian Indikator & Capaian Indikator Skor

1. Merangkai alat

Rangkaian alat benar, rapi, dan memperhatikan keselamatan kerjaTerpenuhi 3 indikator 3Terpenuhi 2 indikator 2Terpenuhi 1 indikator 1

2. Pengamatan

Pengamatan cermat dan bebas interpretasiTerpenuhi 2 indikator 3Terpenuhi 1 indikator 2Tidak ada indikator yang terpenuhi 1

3. Data yang diperoleh

Data lengkap, terorganisir, dan ditulis dengan benarTerpenuhi 3 indikator 3Terpenuhi 2 indikator 2Terpenuhi 1 indikator 1

4. Kesimpulan

Semua benar, atau sesuai tujuanTerpenuhi 2 indikator 3Terpenuhi 1 indikator 2Tidak ada indikator yang terpenuhi 1

d. Jumlah Indikator dan Skor

Kebutuhan jumlah indikator pencapaian mutu terbaik dan tingkatan skor

tergantung pada jumlah tingkatan mutu yang digunakan.

1) Penilaian dengan menggunakan 3 tingkatan mutu membutuhkan minimal 2

indikator yang memiliki bobot sama dengan ketentuan:

a) terpenuhi dua indikator, skor 3,

Page 10: PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN VOKASI UNTUK ...

10

b) terpenuhi satu indikator, skor 2,

c) tidak ada indikator yang terpenuhi, skor 1.

Apabila kedua indikator memiliki bobot berbeda maka indikator yang

memiliki bobot lebih dijadikan sebagai indikator pertama, dan ketentuan

tingkatannya menjadi sebagai berikut:

a) terpenuhi dua indikator, skor 3,

b) terpenuhi indikator pertama, skor 2,

c) terpenuhi indikator kedua, skor 1.

2) Penilaian dengan menggunakan 4 tingkatan mutu membutuhkan minimal 3

indikator yang memiliki bobot sama dengan ketentuan:

a) terpenuhi tiga indikator, skor 4,

b) terpenuhi dua indikator, skor 3,

c) terpenuhi satu indikator, skor 2,

d) tidak ada indikator yang terpenuhi, skor 1.

Apabila memiliki 4 indikator yang memiliki bobot sama ketentuannya

sama dengan nomor satu (1) di atas.

Apabila memiliki dua indikator dengan bobot berbeda maka indikator

yang memiliki bobot lebih dijadikan sebagai indikator pertama, dan ketentuan

tingkatannya menjadi sebagai berikut:

a) terpenuhi dua indikator, skor 4,

b) terpenuhi indikator pertama, skor 3,

c) terpenuhi indikator kedua, skor 2,

d) tidak ada indikator yang terpenuhi, skor 1.

e. Macam-macam Rubrik

Berdasarkan dimensi kinerja (aspek penilaian atau komponen) rubrik dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu rubrik holistik dan rubrik analitik (Mueller,

John.2016).

1) Rubrik Holistik

Rubrik holistik (holistic rubrik) adalah rubrik yang deskripsi aspek

penilaiannya dibuat secara umum. Karena deskripsi aspek penilaian dibuat

umum maka biasanya rubrik holistik dapat digunakan untuk menilai

berbagai jenis kinerja maupun hasil kerja siswa. Penskoran dilakukan

Page 11: PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN VOKASI UNTUK ...

11

terhadap proses keseluruhan atau kesatuan produk tanpa menilai bagian

komponen secara terpisah.

Contoh rubrik penilaian untuk menilai tugas yang dikerjakan oleh siswa.

Rubrik ini digunakan sebagai instrumen penilaian produk (product

assessment). Secara umum aspek-aspek yang dinilai meliputi:

1) kualitas pengerjaan tugas,

2) kreativitas dalam mengerjakan tugas, dan

3) produk tugas.

Setiap aspek yang akan dinilai ditentukan indikator tingkatan mutu

bersifat khusus dari yang paling baik sampai yang paling tidak baik. Dengan

memperhatikan aspek-aspek pengerjaan tugas tersebut maka dapat disusun

rubrik holistik dengan indikator khusus sebagai berikut.

A

A

Apabila descriptor/indikatornya dibuat bersifat umum maka rubrik

holistik tersebut di atas menjadi sebagai berikut:

Aspek PeniaianSkor

1 2 3 4Kualitas pengerjaan tugasKreativitas dalam pengerjaan tugas

Produk tugas

Keterangan Skor :1 = Kurang, 2 = Cukup, 3 = Baik, 4 = Sangat Baik

Aspek Kinerja Indikator & Capaian Indikator Skor

1. Kualitas pengerjaan tugas

Tugas dikerjakan dengan sangat baik dan akuratTerpenuhi dua indicator 4Terpenuhi indikator pertama 3Terpenuhi indikator kedua 2Tidak ada indikator yang terpenuhi 1

2. Kreativitas dalam pengerjaan tugas

Mampu memodifikasi prosedur tanpa bantuan instrukturTerpenuhi dua indikator 4

Terpenuhi indikator pertama 3

Terpenuhi indikator kedua 2Tidak ada indikator yang terpenuhi 1

3. Produk tugasSecara keseluruhan produk tugas baik 4Sebagian besar produk tugas baik 3Sebagian besar produk tugas tidak baik 2Secara keseluruhan produk tugas tidak baik 1

Page 12: PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN VOKASI UNTUK ...

12

2) Rubrik Analitik

Rubrik analitik (analytic rubrik) merupakan rubrik yang aspek-aspek

atau komponen-komonen penilaian dan indikator kinerja serta pencapaian

indikator setiap aspek penilaian dibuat lebih rinci. Aspek penilaian yang

akan dinilai disesuaikan dengan kinerja yang akan diukur. Berikut contoh

rubrik untuk menilai gambar motif batik dari Produk Seni Kriya Tekstil

SMK. Penilaian ditujukan pada ketepatan gambar motif, besaran garis motif,

kerapihan & kebersihan, dan tampilan gambar motif.

Rubrik Penilaian Hasil Kerja Gambar Motif BatikAspek Penilaian Indikator & Capaian Indikator Skor

Ketepatan Gambar Motif

Gambar motif sesuai dengan tema, gambar motif sesuai kaidah (pakem), pengulangan motif tepatTerpenuhi 3 indikator 4Terpenuhi 2 indikator 3Terpenuhi 1 indikator 2Tidak ada indikator yang terpenuhi 1

Besaran Garis motif

Ukuran besar garis sama, warna garis rata, perbedaan garis (garis motif pokok dan isen) jelas, goresan garis pas/akurat.Terpenuhi 4 indikator 4Terpenuhi 3 indikator 3Terpenuhi 2 indikator 2Terpenuhi ≤1 indikator 1

Kerapian dan Kebersihan

Gambar motif tidak salah gores, tidak terlihat bekas hapusan, tidak ada garis ganda, dan tidak kotorTerpenuhi 4 indikator 4Terpenuhi 3 indikator 3Terpenuhi 2 indikator 2Terpenuhi ≤1 indikator 1

Tampilan Gambar Motif

Tampilan bagus, bersih, rapi, goresan kuatTerpenuhi 4 indikator 4Terpenuhi 3 indikator 3Terpenuhi 2 indikator 2Terpenuhi ≤1 indikator 1

Penilaian menggunakan rubrik holistik dapat memberikan hasil yang lebih

cepat jika dibandingkan dengan menggunakan rubrik analitik, apalagi

deskriptornya bersifat umum. Hal ini disebabkan karena proses pemeriksaannya

hanya sekali untuk mendapatkan gambaran tentang apa yang dapat siswa

Page 13: PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN VOKASI UNTUK ...

13

lakukan/hasilkan dari suatu proses atau tugas lainnya. Berbeda dengan rubrik

analitik yang mengharuskan guru untuk memeriksa dengan memperhatikan

komponen-komponen dari suatu proses atau produk tugas siswa secara lebih rinci,

sehingga hasilnya lebih objektif. Karena sifatnya yang lebih rinci, rubrik analitik

hanya dapat digunakan untuk menilai suatu kinerja tertentu.

C. Simpulan

Dalam rangka mewujudkan keterkaitan (link and match) antara pendidikan

kejuruan dengan dunia kerja, pendidikan kejuruan perlu melakukan hal-hal berikut: a)

Tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat, dan mesin yang sama seperti yang

digunakan di tempat kerja, b) siswa dilatih dan dibiasakan berpikir dan bekerja seperti

yang diperlukan dalam pekerjaan, dan c) pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata.

Secara paradigmatik pendidikan kejuruan memerlukan pembelajaran autentik (authentic

instruction) dan belajar autentik (authentic learning). Pembelajaran autentik dan belajar

autentik memerlukan penilaian autentik (authentic assessment)

Penilaian autentik adalah bentuk penilaian yang mengharuskan siswa

mendemonstrasikan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan

menyelesaikan masalah yang ditemui di dunia nyata (autentik) di luar lingkungan

sekolah sebagai aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang dikuasainya.Termasuk

dalam kategori penilaian autentik adalah penilaian kinerja (performance assessment),

penilaian projek (project assessment), penilaian produk (product assessment) dan

penilaian portofolio (portfolio assessment).

Komponen yang harus ada dalam penilaian autentik ada tiga macam, yaitu a)

tugas yang harus dikerjakan siswa, b) lembar penilaian, dan c) rubrik penilaian.Tugas

yang harus dikerjakan siswa bisa berupa: a) melakukan suatu perbuatan,b) menghasilkan

suatu karya, dan c) merupakan gabungan kedua hal tersebut, yaitu melakukan sesuai

sekaligus menghasilkan sesuatu, seperti melakukan pengamatan dan melaporkan hasil

pengamatannya dalam bentuk laporan tertulis. Lembar penilaian merupakan suatu daftar

aspek maupun aspek penilaian tugas yang diberikan beserta skor hasil penilaian terhadap

tugas-tugas siswa

Rubrik terdiri dari aspek-aspek yang akan dinilai disertai indikator tingkatan

mutu untuk setiap aspek tersebut mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai tingkat

yang paling buruk disertai dengan skor untuk setiap tingkatan mutu tersebut.

Page 14: PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN VOKASI UNTUK ...

14

Daftar Pustaka

Arif Bintoro Johan. 2014. Peranan pendidikan kejuruan dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN. http://journal.ustjogja.ac.id. diunduh tanggal 25 Maret 2016

Aitken & Pungur, 2014, Authentic Assessment, diunduh dari http://www.ntu.edu pada tanggal 16 Nopember 2015

Anonim. 2014. Hadapi MEA 2015, pendidikan keterampilan harus diperkuat. http://sertifikasi-profesi.blogspot.co.id. diunduh tangga; 25 Maret 2016

Bagus Prasetyo. 2014. Menilik Kesiapan Dunia Ketenagaan Indonesia Menghadapi MEA. http://rechtsvinding.bphn.go.id/jurnal_online. diunduh tanggal 25 Maret 2016

Ebel, R.L. & Frisbie, D.A. 1986. Essential of educational measurement. New Jersey:Prentice- Hall, Inc.

Eko Putro Widoyoko, S. 2015. Evaluasi program pembalajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Eko Putro Widoyoko, S. 2016. Penilaian hasil pembalajaran di sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Franklin, B, 2016. Authentic assessment, diunduh dari https://educ6040fall10.pada tanggal 13 Maret 2016

Griffin, P. & Nix, P.1991. Educational assessment and reporting. Sydney: Harcout Brace Javanovich, Publisher.

Gronlund, N.E. 1998. Assessment of student achievement . 6th ed. Boston: Allyn and Bacon

Harian Umum Kedaulatan Rakyat. 2016. Pekerja Malaysia banjiri DIY. Sabtu 12 Maret 2016 halaman 1.

Hart, D.1994. Authentic assessment: A handbook for educators. New York: Addison-Wesley Publishing Company.

Konferensi regional pendidikan dan pelatihan kejuruan. 2014. Ensuring TVET Quality, Preparing for AEC 2015. https://www.regional-tvet-conference-indonesia.org. diunduh tanggal 25 Maret 2016

Mueller, John. 2016. Authentic assessment toolbox. http://jfmueller.faculty.noctrl.edu/toolbox. Diunduh tanggal 25 Maret 2016

Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tentang “penilaian hasil belajar oleh pendidik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah”

Powers K & Gamble B. 2009. Authentic assessment. http://www.education.com/reference/article/authentic-assessment/. Diunduh tanggal 25 Maret 2016

Smith C, Sadler R, & Davies L. 2015. ”Assessment rubrics”. diunduh dari https://griffith.edu.au. pada tanggal 11 Maret 2015

Sri Herlina & Parjiyah. 2015. Pengembangan instrumen penilaian autentik desain dan produksi kriya tekstil mapel batik di SMK (Laporan Penelitian). P4TK Seni Budaya Yogyakarta.