Penilaian Acuan Norma

18
http://blogwirabuana.wordpress.com/2011/03/16/penilaian- acuan-norma-pan-dan-penilaian-acuan-patokan-pap/ PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN) DAN PENILAIAN ACUAN PATOKAN (PAP) 11 Komentar PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seringkali pengembang intruksional termasuk pengajar menyusun tes setelah proses instruksional berakhir. Ia menyusunnya dalam waktu yang singkat berdasarkan isi pelajaran yang telah diajarkan dan masih segar dalam ingatannya. Keadaan yang seperti itu sangat memungkinkan tidak berfungsinya tujuan intruksional yang telah dirumuskannya. Tes yang disusunnya mungkin konsisten dengan isi pelajaran, tetapi tidak konsisten dengan perilaku yang seharusnya diukur. Tes yang seharusnya disusun adalah tes yang mengatur tingkat pencapaian mahasiswa terhadap perilaku yang terdapat dalam tujuan intruksional. Tes tersebut mungkin tidak dapat mengukur penguasaan mahasiswa terhadap seluruh uraian pengajar dalam proses intruksional, sebab apa yang diberikan pengajar selama proses tersebut belum tentu seluruhnya relevan dengan tujuan intruksional. Isi pelajaran bukanlah kriteria untuk mengukur keberhasilan proses pelaksanaan intruksional. Sebagaimana ditunjukkan sebelumnya suatu tes hasil belajar dapat dipakai untuk menyatakan : 1. Deretan kedudukan mahasiswa yang relatif, atau 2. Memberikan suatu gambaran tentang tugas-tugas yang dapat atau belum dapat dilakukan oleh mahasiswa.

description

share

Transcript of Penilaian Acuan Norma

Page 1: Penilaian Acuan Norma

http://blogwirabuana.wordpress.com/2011/03/16/penilaian-acuan-norma-pan-dan-penilaian-acuan-patokan-pap/

PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN) DAN PENILAIAN ACUAN PATOKAN (PAP)

11 Komentar

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seringkali pengembang intruksional termasuk pengajar menyusun tes setelah

proses instruksional berakhir. Ia menyusunnya dalam waktu yang singkat

berdasarkan isi pelajaran yang telah diajarkan dan masih segar dalam

ingatannya. Keadaan yang seperti itu sangat memungkinkan tidak

berfungsinya tujuan intruksional yang telah dirumuskannya. Tes yang

disusunnya mungkin konsisten dengan isi pelajaran, tetapi tidak konsisten

dengan perilaku yang seharusnya diukur.

Tes yang seharusnya disusun adalah tes yang mengatur tingkat pencapaian

mahasiswa terhadap perilaku yang terdapat dalam tujuan intruksional. Tes

tersebut mungkin tidak dapat mengukur penguasaan mahasiswa terhadap

seluruh uraian pengajar dalam proses intruksional, sebab apa yang diberikan

pengajar selama proses tersebut belum tentu seluruhnya relevan dengan

tujuan intruksional. Isi pelajaran bukanlah kriteria untuk mengukur

keberhasilan proses pelaksanaan intruksional.

Sebagaimana ditunjukkan sebelumnya suatu tes hasil belajar dapat dipakai

untuk menyatakan :

1. Deretan kedudukan mahasiswa yang relatif, atau

2. Memberikan suatu gambaran tentang tugas-tugas yang dapat atau

belum dapat dilakukan oleh mahasiswa.

Hasil tes jenis pertama secara relatif menunjukkan deretan kedudukan setiap

mahasiswadi antara mahasiswa lain. Metode menafsirkan hasil tes seperti ini

disebut tafsiran yang mengacu kepada sebuah norma.

Page 2: Penilaian Acuan Norma

Hasil tes jenis kedua dinyatakan dengan jenis-jenis pengetahuan dan

ketrampilan yang dapat diperlihatkan oleh setiap mahasiswa. Metode

penafsiran seperti ini disebut mengacu kepada sebuah patokan.

Untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan

berbagai cara, salah satunya adalah dengan menggunakan tes-tes dengan

standar-standar tertentu sesuai dengan perkembangannya. Maka dari itu bagi

seorang pendidik harus mengetahui bagaimana cara atu teknik-teknik yang

baik untuk mengevaluasi anak didiknya, sejauhmana pencapaian siswa dalam

menguasai materi yang disampaikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis sampaikan, maka

penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah pengertian dari Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian

Acuan Patokan (PAP)

2. Persamaan dan perbedaanPAN dan PAP

3. Kekurangan dan kelebihan PAN dan PAP

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Dalam setiap kegiatan tentunya ada tujuan yang hendak dicapai oleh

pelakunya, begitu pula dengan penulisan makalah ini penulis hendak

mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui teknik-teknik yang tepat untuk memberikan pemeriksaan,

penskoran dan penilaian.

2. Mampu membandingkan teknik-teknik yang ada dan menyesuaikannya

dengan situasi dan kondisi perkembangan dunia pendidikan.

3. Mengetahui perbedaan, kelemahan dan kelebihan dari tiap teknik.

4. Mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum

memperolah dan meberikan nilai.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian Acuan Norma

Ada beberapa pendapat tentang pengertian Penilaian Acuan Norma, yaitu:

1. Acuan norma merupakan elemen pilihan yang memeberikan daftar

dokumen normatif yang diacu dalam standar sehingga acuan tersebut

tidak terpisahkan dalam penerapan standar. Data dokumen normatif

Page 3: Penilaian Acuan Norma

yang diacu dalam standar yang sangat diperlukan dalam penerapan

standar.

2. Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai dilakukan

dengan mengacu pada norma atau kelompok. Cara ini dikenal sebagai

penilaian acuan norma (PAN).

3. PAN adalah Nilai sekelompok peserta didik (siswa) dalam suatu proses

pembelajaran didasarkan pada tingkat penguasaan di kelompok itu.

Artinya pemberian nilai mengacu pada perolehan nilai di kelompok itu.

4. Penilaian Acuan Norma (PAN) yaitu dengan cara membandingkan nilai

seorang siswa dengan nilai kelompoknya. Jadi dalam hal ini prestasi

seluruh siswa dalam kelas / kelompok dipakai sebagai dasar penilaian.

Dari beberapa pengertian ini dapat disimpulkan bahwa Penilaian Acuan

Norma adalah penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma

kelmpok; nilai-nilai yang diperoleh siswa diperbandingkan dengan nilai-nilai

siswa yang lain yang termasuk di dalam kelompok itu.

B. Penilaian Acuan Norma (PAN)

Penilaian acuan norma (PAN) merupakan pendekatan klasik, karena tampilan

pencapaian hasil belajar siswa pada suatu tes dibandingkan dengan

penampilan siswa lain yang mengikuti tes yang sama. Pengukuran ini

digunakan sebagai metode pengukuran yang menggunakan prinsip belajar

kompetitif. Menurut prinsip pengukuran norma, tes baku pencapaian

diadministrasi dan penampilan baku normative dikalkulasi untuk kelompok-

kelompok pengambil tes yang bervariasi. Skor yang dihasilkan siswa dalam

tes yang sama dibandingkan dengan hasil populasi atau hasil keseluruhan

yang telah dibakukan. Guru kelas kemudian mengikuti asas yang sama,

mengukur pencapaian hasil belajar siswa, dengan tepat membandingkan

terhadap siswa lain dalam tes yang sama. Seperti evaluasi empiris, guru

melakukan pengukuran, mengadministrasi tes, menghitung skor, merangking

skor, dari tes yang tertinggi sampai yang terendah, menentukan skor rerata

menentukan simpang baku dan variannya .

Berikut ini beberapa ciri dari Penilaian Acuan Normatif :

1. Penilaian Acuan Normatif digunakan untuk menentukan status setiap

peserta didik terhadap kemampuan peserta didik lainnya. Artinya,

Penilaian Acuan Normatif digunakan apabila kita ingin mengetahui

Page 4: Penilaian Acuan Norma

kemampuan peserta didik di dalam komunitasnya seperti di kelas,

sekolah, dan lain sebagainya.

2. Penilaian Acuan Normatif menggunakan kriteria yang bersifat

“relative”. Artinya, selalu berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi dan

atau kebutuhan pada waktu tersebut.

3. Nilai hasil dari Penilaian Acuan Normatif tidak mencerminkan tingkat

kemampuan dan penguasaan siswa tentang materi pengajaran yang

diteskan, tetapi hanya menunjuk kedudukan peserta didik

(peringkatnya) dalam komunitasnya (kelompoknya).

4. Penilaian Acuan Normatif memiliki kecendrungan untuk menggunakan

rentangan tingkat penguasaan seseorang terhadap kelompoknya, mulai

dari yang sangat istimewa sampai dengan yang mengalami kesulitan

yang serius.

5. Penilaian Acuan Normatif memberikan skor yang menggambarkan

penguasaan kelompok.

C. Penilaian Acuan Patokan (PAP)

Penilaian acuan patokan (PAP) biasanya disebut juga criterion evaluation

merupakan pengukuran yang menggunakan acuan yang berbeda. Dalam

pengukuran ini siswa dikomperasikan dengan kriteria yang telah ditentukan

terlebih dahulu dalam tujuan instruksional, bukan dengan penampilan siswa

yang lain. Keberhasilan dalam prosedur acuan patokan tegantung pada

penguasaaan materi atas kriteria yang telah dijabarkan dalam item-item

pertanyaan guna mendukung tujuan instruksional .

Dengan PAP setiap individu dapat diketahui apa yang telah dan belum

dikuasainya. Bimbingan individual untuk meningkatkan penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran dapat dirancang, demikian pula untuk

memantapkan apa yang telah dikuasainya dapat dikembangkan. Guru dan

setiap peserta didik (siswa) mendapat manfaat dari adanya PAP.

Melalui PAP berkembang upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

dengan melaksanakan tes awal (pre test) dan tes akhir (post test).

Perbedaan hasil tes akhir dengan test awal merupakan petunjuk tentang

kualitas proses pembelajaran.

Pembelajaran yang menuntut pencapaian kompetensi tertentu sebagaimana

diharapkan dan termuat pada kurikulum saat ini, PAP merupakan cara

pandang yang harus diterapkan.

Page 5: Penilaian Acuan Norma

PAP juga dapat digunakan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,

misalnya kurang terkontrolnya penguasaan materi, terdapat siswa yang

diuntungkan atau dirugikan, dan tidak dipenuhinya nilai-nilai kelompok

berdistribusi normal. PAP ini menggunakan prinsip belajar tuntas (mastery

learning).

D. Persamaan dan Perbedaan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan

Penilaian Acuan Patokan (PAP)

Penilaian Acuan Norma dan Penilaian Acuan Patokan mempunyai beberapa

persamaan sebagai berikut:

1. Penilaian acuan norma dan acuan patokan memerlukan adanya tujuan

evaluasi spesifik sebagai penentuan fokus item yang diperlukan. Tujuan

tersebut termasuk tujuan intruksional umum dan tujuan intruksional

khusus

2. Kedua pengukuran memerlukan sample yang relevan, digunakan

sebagai subjek yang hendak dijadikan sasaran evaluasi. Sample yang

diukur mempresentasikan populasi siwa yang hendak menjadi target

akhir pengambilan keputusan.

3. Untuk mandapatkan informasi yang diinginkan tenyang siswa, kedua

pengukuran sama-sama nenerlukan item-item yang disusun dalam satu

tes dengan menggunakan aturan dasar penulisan instrument.

4. Keduanya mempersyaratkan perumusan secara spesifik perilaku yang

akan diukur.

5. Keduanya menggunakan macam tes yang sama seperti tes subjektif,

tes karangan, tes penampilan atau keterampilan.

6. Keduanya dinilai kualitasnya dari segi validitas dan reliabilitasnya.

7. Keduanya digunakan ke dalam pendidikan walaupun untuk maksud

yang berbeda.

Perbedaan kedua penilaian adalah sebagai berikut:

1. Penilaian acuan norma biasanya mengukur sejumlah besar perilaku

khusus dengan sedikit butir tes untuk setiap perilaku. Penilaian acuan

patokan biasanya mengukur perilaku khusus dalam jumlah yang

terbatas dengan banyak butir tes untuk setiap perilaku.

2. Penilaian acuan norma menekankan perbedaan di antara peserta tes

dari segi tingkat pencapaian belajar secara relatif. Penilaian acuan

patokan menekankan penjelasan tentang apa perilaku yang dapat dan

yang tidak dapat dilakukan oleh setiap peserta tes.

Page 6: Penilaian Acuan Norma

3. Penilaian acuan norma lebih mementingkan butir-butir tes yang

mempunyai tingkat kesulitan sedang dan biasanya membuang tes yang

terlalu mudah dan terlalu sulit. Penilaian acuan patokan mementingkan

butir-butir tes yang relevan dengan perilaku yang akan diukur tanpa

perduli dengan tingkat kesulitannya.

4. Penilaian acuan norma digunakan terutama untuk survey. Penilaian

acuan patokan digunakan terutama untuk penguasaan.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian-uraian singkat yang telah penulis sampaikan, maka penulis dapat

memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Penilaian acuan patokan adalah penilaian yang mengacu kepada

tujuan instruksional atau untuk mengukur tingkat penguasaan peserta

didik terhadap perilaku yang terdapat dalam tujuan instruksional khusus

tersebut. Penilaian acuan norma adalah penilaian yang mengacu kepada

norma untuk menentukan kedudukan atau posisi seorang peserta didik

di antara kelompoknya.

2. Persamaan penilaian acuan norma dan acuan patokan antara lain

adalah keduanya mempersyaratkan perumusan secara spesifik perilaku

yang diukur, disusun dari sampel butir-butir tes yang relevan dan

representatif, keduanya dinilai kualitasnya dari segi validitas dan

reliabilitas dan digunakan ke dalam pendidikan walaupun untuk maksud

yang berbeda.

3. Adapun perbedaan dari kedua penilaian tersebut antara lain:

a)      Penilaian acuan norma biasanya mengukur sejumlah besar perilaku

khusus dengan sedikit butir tes untuk setiap perilaku. Penilaian acuan

patokan biasanya mengukur perilaku khusus dalam jumlah yang terbatas

dengan banyak butir tes untuk setiap perilaku.

b)      Penilaian acuan norma menekankan perbedaan di antara peserta tes

dari segi tingkat pencapaian belajar secara relatif. Penilaian acuan patokan

menekankan penjelasan tentang apa perilaku yang dapat dan yang tidak

dapat dilakukan oleh setiap peserta tes.

c)      Penilaian acuan norma lebih mementingkan butir-butir tes yang

mempunyai tingkat kesulitan sedang dan biasanya membuang tes yang

Page 7: Penilaian Acuan Norma

terlalu mudah dan terlalu sulit. Penilaian acuan patokan mementingkan butir-

butir tes yang relevan dengan perilaku yang akan diukur tanpa perduli

dengan tingkat kesulitannya.

d)      Penilaian acuan norma digunakan terutama untuk survey. Penilaian

acuan patokan digunakan terutama untuk penguasaan.

B. Saran

Dalam hal ini penulis mencoba memberikan saran dari uraian di atas :

1. Pendidik sebaiknya mengetahui berbagai macam teknik dalam

pengolahan dan pengonversian hasil evaluasi dengan memanfaatkan

metode penilaian acuan norma dan acuan patokan.

2. Pendidik mampu menangani peserta didiknya dalam proses

pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Sukardi. E, dan Maramis. W. F. Penilaian Keberhasilan Belajar,Jakarta:

Erlangga:University Press,1986.

Bistok Sirait. Menyusun Tes Hasil Belajar. Semarang Press, 1985.

Atwi Suparman, Desain Instruksional, Jakarta: PAU ,1997.

http://nandangfkip.blogspot.com/2008/07/penilaian-pan-dan-pap_2459.html

http://muhammad-husna.blogspot.com/2012/05/pan-penilaian-acuan-norma.html

Page 8: Penilaian Acuan Norma

PAN (PENILAIAN ACUAN NORMA)

I.        PENDAHULUANEvaluasi merupakankegiatan yang meliputi pengumpulan bukti-bukti yang

kemudian dijadikan dasardalam pengambilan keputusan tentang keberhasilan siswa mengikuti pelajaran.Agar pengambilan keputusan tidak merupakan perbuatan yang subyektif, makadiperlukan patokan tertentu. Kriteria tersebut berfungsi sebagai ukuran, apakahseseorang telah memenuhi persyaratan untuk digolongkan sebagai siswa yangberhasil, pandai, baik, naik kelas, lulus atau tidak. Kriteria penilaian itu disebutdengan istilah “Standar Penilaian”. Standar penilaian yang dimaksud dibedakanmenjadi 2 (dua) jenis, yaitu Standar penilaian yang relatif (penilaian acuan norma)dan standar penilaian yang mutlak (penilaian acuan patokan).

Dalam makalah ini akan membahas standar penilaian acuan norma atau kelompok atau biasa disebut penilaian yang relatif.

II.        RUMUSAN MASALAHA.      Apa Konsep dasar Penilaian Acuan Norma (PAN)?B.       Bagaimana Teknik dan Prosedur Pengolahan dengan PAN?C.       Bagaimana Penerapan PAN dalam Sistem Pembelajaran?

III.        PEMBAHASANA.      Konsep Dasar PAN

Penilaian Acuan Norma (PAN) atau PAK (Penilaian Acuan Kelompok) adalah penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma  kelompok; nilai-nilai yang diperoleh siswa diperbandingkan dengannilai-nilai siswa yang lain yang termasuk di dalam kelompok itu.

Yang dimaksud “norma” dalam hal ini adalah kapasitas atau prestasi kelompok, sedangkan yang dimaksud dengan “kelompok” di sini adalah semua siswa yang mengikuti tes tersebut. Jadi pengertian “kelompok” yang dimaksud dapat berarti sejumlah siswa dalam suatu kelas, sekolah, rayon, dan propinsi atau wilayah.[1]

Penilaian beracuan kelompok ini mendasarkan diri pada asumsi sebagai berikut:

1.      Bahwa pada setiap populasi peserta didik yang sifatnya heterogen (berbeda jenis kelamin, berbeda latar belakang pendidikan, berbeda status sosial orang tuanya, berbeda lingkungan sosialnya, berbeda IQnya, dan sebagainya), akan selalu didapati kelompok “baik”, kelompok “sedang” dan kelompok “kurang”.Asumsi pertama ini mengandung makna bahwa pada setiap kegiatan pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik, sebagian besar dari peserta didik tersebut nilai-nilai hasil belajarnya terkonsentrasi atau memusat di sekitar nilai pertengahan (nilai rata-rata), dan hanya sebagian kecil saja yang nilainya sangat tinggi atau sangat rendah.

2.      Bahwa tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk menentukan posisis relatif dari para peserta tes dalam hal yang sedang dievaluasi itu, yaitu apakah seorang peserta tes posisi relatifnya berada di “atas”, di “tengah” atau di “bawah”.

Page 9: Penilaian Acuan Norma

Penilaian beracuan norma atau beracuan kelompok ini sering dikenal dengan istilah penentuan nilai secara relatif atau penilaian dengan mendasarkan diri pada standar relatif. Penentuan nilai dengan menggunakan standar relatif ini sangat cocok untuk diterapkan pada tes-tes sumatif (ulangan umum, ujian akhir semester, EBTANAS, atau yang setara dengan itu),  sebab dipandang lebih adil, wajar dan bersifat manusiawi.[2]

B.       Teknik dan Prosedur Pengolahan Skor dengan PANTeknik-teknik  pengolahan data dengan pendekatan PAN adalah sebagai

berikut:1.    Penyusunan distribusi frekuensi

Jika banyaknya skor yang diolah kurang dari 30, maka digunakan tabel distribusi frekuensi tunggal, dan jika banyaknya skor yang diolah lebih dari 30, maka digunakan distribusi frekuensi bergolong.

Adapun prosedur penyusunan distribusi frekuensi adalah:a.    Urutkan data dari terkecil sampai terbesarb.    Mencari jarak atau range (R)

R  = nilai maximum- nilai minimum

c.    Mencari banyak interval kelas (K)K = 1 + 3,3  log n

keterangan: K = banyak kelasn= banyaknya data3,3= bilangan konstanta

d.   Mencari panjang interval kelas (i)i = 

keterangan: i = panjang interval kelasR = rangeK = banyak kelas

e.    Menyusun tabel distriusi frekuensi[3]

2.    Menghitung rata-rata dengan rumus  = 

3.    Menghitung deviasi standara.       Mencari deviasi standar untuk data tunggal

SD= b.      Mencari deviasi standar untuk data kelompok

1)        Menggunakan terkaanSD= 

Page 10: Penilaian Acuan Norma

2)        Menggunakan rumus panjang[4]

SD= 4.    Menyusun Pedoman konversi.[5]

a.    Berskala limaProsedur-prosedur yang dilakukan dalam menyusun pedoman konversi berskala lima, ialah:

1)        Mengubah skor mentah hasil tes menjadi nilai standar berskala lima atau nilai hurufPengubahan skor mentah hasil tes menjadi nilai standar berskala lima atau nilai huruf, menggunakan patokan sebagai berikut:

a)         Mean + 1,5 SD ke atas = Ab)        Mean + 0,5 SD ke atas = Bc)         Mean – 0.5 SD ke atas = Cd)        Mean – 1,5 SD ke atas = De)         Mean – 1,5 SD ke bawah = E2)        Membuat tabel konversi.3)        Mengkonversi skor-skor mentah menjadi nilai standar berskala lima.

b.    Berskala sembilanProsedur-prosedur yang dilakukan dalam menyusun pedoman berskala sembilan, ialah:

1)   Mengubah skor mentah hasil tes menjadi nilai standar berskala sembilan.Jika skor-skor mentah hasil tes itu akan diubah menjadi nilai standar berskala sembilan, maka patokan yang dipergunakan ialah:

a)        Mean + 1,75 SD ke atas = 9b)        Mean + 1,25 SD ke atas = 8c)        Mean + 0,75 SD ke atas = 7d)       Mean + 0,25 SD ke atas = 6e)        Mean – 0,25 SD ke atas = 5f)         Mean – 0,75 SD ke atas = 4g)        Mean − 1,25 SD ke atas = 3h)        Mean – 1,75 SD ke atas = 2i)          Mean – 1,75 SD ke bawah = 1

2)   Membuat tabel konversi.3)   Mengkonversi skor-skor mentah menjadi nilai standar berskala sembilan.

c.    Berskala sebelasProsedur-prosedur yang dilakukan dalam menyusun pedoman berskala sebelas, ialah:

1)   Mengubah skor mentah hasil tes menjadi nilai standar berskala sebelas.Jika skor-skor mentah hasil tes itu akan diubah menjadi nilai standar berskala sebelas, maka patokan yang dipergunakan ialah:

Page 11: Penilaian Acuan Norma

a)    Mean + 2,25 SD ke atas = 10b)   Mean + 1,75 SD ke atas = 9c)    Mean + 1,25 SD ke atas = 8d)   Mean + 0,75 SD ke atas = 7e)    Mean + 0,25 SD ke atas = 6f)    Mean – 0,25 SD ke atas = 5g)   Mean – 0,75 SD ke atas = 4h)   Mean −1,25 SD ke atas = 3i)     Mean – 1,75 SD ke atas = 2j)     Mean −2,25 SD ke atas = 1k)   Mean – 2,25 SD ke bawah = 02)   Membuat tabel konversi.3)   Mengkonversi skor-skor mentah menjadi nilai standar berskala sebelas.[6]

C.       Penerapan PAN dalam sistem pembelajaranContoh:Diketahui 52 orang peserta didik mengikuti ujian akhir semester mata pelajaran Bahasa Inggris dan memperoleh skor mentah sebagai berikut:

32, 20, 35, 24, 17, 30, 36, 27, 37, 50, 36, 35, 50, 43, 31, 25, 44, 36, 30, 40, 27, 36, 37, 32, 21, 22, 42, 39, 47, 28, 50, 27, 43, 17, 42, 34, 38, 37, 31, 32, 22, 31, 38, 46, 50, 38, 50, 21, 29, 33, 34, 29

Pertanyaan: Tentukan nilai peserta didik dengan menggunakan pendekatan PAN.

Penyelesaian:1.         Penyusunan Distribusi Frekuensi

a)    Menyusun skor terkecil sampai yang terbesar17        25        30        34        37        42        5017        27        31        34        37        42        5020        27        31        35        37        43        5021        27        31        35        38        43        5021        28        32        36        38        44       22        29        32        36        38        4622        29        32        36        39        4724        30        33        36        40        50

b)   Mencari Range (R)R = nilai maximum- nilai minimum=  50−17= 33

c)    Mencari banyak interval kelas (k)k= 1 + 3,3  log n

Page 12: Penilaian Acuan Norma

= 1 + 3,3 log 52= 1 + 3,3 (1,716)= 1 + 5,663= 6, 663 (dibulatkan 7)

d)   Mencari panjang interval kelas (i)i = 

= = 4, 953 (dibulatkan 5)

e)    Menyusun daftar distribusi frekuensi

Kelas Interval

Frekuensi (f)

17-2122-2627-3132-3637-4142-4647-51

541112866

Jumlah 52

2.         Menghitung rata-rata (mean)

Kelas interval F X FX

17-2122-2627-3132-3637-4142-4647-51

541112866

19242934394449

9596319408312264294

Jumlah

  =   = 

 = 34,3853.         Menghitung standar deviasi

Interval F  )

17-2122-2627-3132-36

541112

+3+2+10

158110

9410

4516110

Page 13: Penilaian Acuan Norma

37-4142-4647-51

866

-1-2-3

-8-12-18

149

82454

Jumlah 52 -4 158

SD= SD= = = = = 5 X 1,741= 8,705

4.         Menyusun pedoman konversia.    Skala lima1)   Mengubah skor mentah hasil tes menjadi nilai standar berskala limaa)    Mean + 1,5 SD ke atas = A

= 34,385 + (1,5 X 8,705)= 34,385 + 13,058= 47,443

b)    Mean + 0,5 SD ke atas = B= 34,385 + (0,5 X 8,705)=34,385 + 4,353=38,738

c)     Mean – 0.5 SD ke atas = C= 34,385 - (0,5 X 8,705)= 34,385 – 4,353= 30,032

d)    Mean – 1,5 SD ke atas = D= 34,385 – (1,5 X 8,705)= 34,385 – 13,058= 21,327

e)     Mean – 1,5 SD ke bawah = E= 34,38 – (1,5 X 8,71)= 34,385 – 13,058= 21,327

2)   Membuat tabel konversi

Skor mentah Skala lima

47 ke atas39 – 4630 - 38

ABC

Page 14: Penilaian Acuan Norma

21 – 2920 ke bawah

DE

3)   Mengkonversi skor-skor mentah menjadi nilai standar berskala lima

No urut

Skor mentah

Skala lima

No urut

Skor mentah

Skala lima

12345678910111213141516171819202122232425

32362750223420353627312935503743382443321746173121

CCDADCECCDCDCACBCDBCEBECD

262728293031323334353637383940414243444546474849505152

425030252234383644423850273639372137304731295040283233

BACDDCCCBBCADCBCDCCACDABDCC

b.    Skala sembilan1)        Mengubah skor mentah hasil tes menjadi nilai standar berskala sembilan.

a)    Mean + 1,75 SD ke atas = 9= 34,385+ 1,75 (8,705)= 34,385 + 15,234

Page 15: Penilaian Acuan Norma

= 49,619b)   Mean + 1,25 SD ke atas = 8

= 34,385 + 1,25 (8,705)= 34,385 + 10,881= 45,266

c)    Mean + 0,75 SD ke atas = 7= 34,385 + 0,75 (8,705)= 34,385 + 6,529= 40,914

d)   Mean + 0,25 SD ke atas = 6= 34,385 + 0,25 (8,705)= 34,385 + 2,176= 36,561

e)    Mean – 0,25 SD ke atas = 5= 34,385 – 0,25 (8,705)= 34,385 – 2,176= 32.209

f)    Mean – 0,75 SD ke atas = 4= 34,385 − 0,75 (8,705)= 34,385 – 6,529= 27,856

g)   Mean − 1,25 SD ke atas = 3= 34,385 – 1,25 (8,705)= 34,385 – 10,881= 23,504

h)   Mean – 1,75 SD ke atas = 2= 34,385 – 1,75 (8,705)= 34,385 – 15,234= 19,151

i)     Mean – 1,75 SD ke bawah = 1= 34,385 – 1,75 (8,705)= 34,385 – 15,234= 19,151

2)        Membuat tabel konversi.

Skor mentah Skala sembilan

50 ke atas45-4941-4437-4032-3628-31

987654

Page 16: Penilaian Acuan Norma

24-2719-2318 ke bawah

321

Diposkan oleh Muhammad Husna Mubarok   di 00.29