Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

41
Purwokerto, 28 Maret 2015

Transcript of Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

Page 1: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

Purwokerto, 28 Maret 2015

Page 2: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

Curriculum Vitae

• NAMA NAMA : AGUS WINOTO,SH.MKn.: AGUS WINOTO,SH.MKn.• TEMPAT/TGL LAHIRTEMPAT/TGL LAHIR : Semarang / 22 Januari 1969: Semarang / 22 Januari 1969• ALAMAT RUMAH ALAMAT RUMAH : Perum Klipang Permai G 83 Semarang: Perum Klipang Permai G 83 Semarang• NOMOR HPNOMOR HP : 085641421968: 085641421968• Email Email : [email protected]: [email protected]• Pin BB Pin BB : 7612920D: 7612920D

• RIWAYAT PENDIDIKANRIWAYAT PENDIDIKAN• 1. SMA1. SMA : SMA 1 Semarang: SMA 1 Semarang• 2. SARJANA HUKUM2. SARJANA HUKUM : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang: Universitas 17 Agustus 1945 Semarang• 3. S2 KENOTARIATAN3. S2 KENOTARIATAN : UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG: UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG• 4. Sekarang 4. Sekarang : Mahasiswa Program Doktor Ilmu HukumUNISSULA: Mahasiswa Program Doktor Ilmu HukumUNISSULA

• DIKLATDIKLAT• 1. Diklat PIM IV Tahun 20051. Diklat PIM IV Tahun 2005• 2. Diklat Kurator dan Pengurus Tahun 2006 2. Diklat Kurator dan Pengurus Tahun 2006 • 3. Diklat PIM III Tahun 20083. Diklat PIM III Tahun 2008• 4. Diklat Perbankan Syariah Tahun 20124. Diklat Perbankan Syariah Tahun 2012• 5. Diklat SABH Online Tahun 20125. Diklat SABH Online Tahun 2012• 6. Diklat Lelang Tahun 20136. Diklat Lelang Tahun 2013• 7. Diklat PKPA (Pendidikan Khusus Profesi Advokat) Tahun 20137. Diklat PKPA (Pendidikan Khusus Profesi Advokat) Tahun 2013

Page 3: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

• RIWAYAT JABATANRIWAYAT JABATAN• 1. Anggota Tehnis Hukum BHP Semarang 1. Anggota Tehnis Hukum BHP Semarang • 2. KURATOR 2. KURATOR • 3. Anggota Majelis Pengawas Notaris : - Kota Semarang ( 2006-2009 )3. Anggota Majelis Pengawas Notaris : - Kota Semarang ( 2006-2009 ) - Kab. Grobogan ( 2009-2012 )- Kab. Grobogan ( 2009-2012 ) - Kab. Semarang ( 2012-2015 )- Kab. Semarang ( 2012-2015 )• 4. 4. Anggota Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia Kota SemarangAnggota Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia Kota Semarang • 5. 5. Anggota Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia Jawa TengahAnggota Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia Jawa Tengah

Page 4: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

PENGATURAN KEPAILITAN

DI INDONESIA

Page 5: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

Istilah KepailitanDlm bahasa Indonesia : kepailitanDlm bahasa Belanda : faillissementDlm bahasa Italia : banca ruptaDlm bahasa Inggris : bankruptcy dikena juga istilah insolvency

Page 6: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

Sejarah hukum kepailitanKepailitan pertama kali dikenal sejak zaman

romawi ;Di Indonesia kepailitan termasuk dalam hukum

dagang.Antara tahun 1838 sampai dengan tahun 1896, di

Belanda terdapat dualisme pengaturan kepailitan, yaitu:1. Peraturan kepaitan dalam Buku III WvK, yang

mengatur kepailitan khusus bagi pedagang; 2. Peraturan kepailitan dalam Buku III Titel 8

Wetboek Van Burgerlijke Rechsvordering (BRV), yang mengatur kepailitan bagi bukan pedagang.

Kedua peraturan ini diberlakukan di Indonesia berdasarkan asas Konkordansi,

Page 7: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

Sejarah hukum kepailitanBanyak para cendekiawan tdk setuju dg dualisme

pengaturan,antara lain Molengraff dengan alasan:1. Wvk dianggap hny berlaku bg kaum pedagang

saja, sedangkan yg dpt dinyatakan pailit bukan pedagang saja melainkan setiap orang;2. WvK hanya berisi hukum materiil saja, sdgkan

perat kepailitan menyangkut baik hukum formal maupun material;

3. Dualisme pengaturan kepailitan menimbulkn kesulitan, keruwetan, waktu penyelesaian lama dan memakan biaya yang besar;

Page 8: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

Sejarah hukum kepailitanPada Tahun 1896, di Belanda belaku satu

peraturan kepailitan dalam buku tersendiri. Peraturan tersebut mencabut Buku III WvK dan Buku III Titel 8 BRV.

Kemudian dengan Stb. 1905 No. 217 dinyatakan berlaku peraturan kepailitan yang baru, yaitu Faillisementsverordening, yang selanjutnya disingkat FV dan mulai berlaku sejak tanggal 1 Nopember 1906.

Setelah Indonesia merdeka, FV ini tetap berlaku berdasarkan Pasal II Aturan peralihan Undang-Undang Dasar 1945., jadi FV tersebut dianggap sebagai Hukum Kepailitan Indonesia.

Page 9: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

Sejarah hukum kepailitanPada tahun 1998, Indonesia mengeluarkan Perpu

No. 1 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang Kepailitan. Perpu ini mengubah dan menambah FV dan tidak mencabut FV.

Dengan demikian berdasarkan Perpu No. 1 Tahun 1998 di Indonesia terjadi lagi ada dua peraturan kepailitan;1. FV, yang sebagian masih berlaku selama tidak

diubah dan ditambah;2. Perpu kepailitan yg mengubah dan menambah

FV.

Page 10: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

Sejarah hukum kepailitanDasar pertimbangan keluarnya Perpu no. 1 Tahun

1998, antara lain: 1. Gejolak moneter sejak tahun 1997, sangat

berpengaruh kepada dunia usaha dalam memenuhi kewajiban kepada kreditor.

2. Memberikan kesempatan baik kpd kreditor & debitor, mengupayakan penyelesaian secara adil, diperlukan sarana hukum yg dpt digunakan secara cepat, terbuka & efektif melalui pengadilan khusus di lingkungan peradilan umum;

3. Sbg salah satu sarana hukum yg mjd landasan penyelesaian utang piutang.

Page 11: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

Sejarah hukum kepailitanPerpu No. 1/1998 ditetapkan menjadi

undang-undang, berdasarkan Undang-undang No. 4 /1998 tentang Penetapan Perpu No. 1/1998 ttg perubahan atas UU kepailitan mjd UU (Tgl 9 September 1998)

Dg demikian Sejak 9 Sept 1998, kepailitan juga masih diatur dlm 2 (dua) peraturan: yaitu1. UU No. 4/19982. Sebagian Faillissementsverordening (FV), kecuali yang diubah dan ditambah oleh UU No. 4/1998

Page 12: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

Sejarah hukum kepailitanTahun 2004, 5 tahun setelah berlakunya UU.

4/1998, dicabut dengan UU No. 37/2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban pembayaran utang.

UU No. 37 tahun 2004 mulai berlaku sejak tanggal 18 Oktober 2004, yaitu sejak tanggal diundangkan.

Page 13: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

Sistimatika UU no. 37/2004BAB I : Ketentuan Umum (Ps. 1)BAB II : Kepailitan

Bagian Kesatu : Syarat & putusan pailitBagian Kedua : Akibat KepailitanBagian Ketiga : Pengurusan Harta Pailit:

Hakim pengawas Kutrator Panitia Kreditor Rapat Kreditor Penetapan Hakim

Bagian Keempat:Tindakan setelah pernyataan pailit & Tugas Kurator

Bagian Kelima :Pencocokan piutang

Page 14: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

Sistimatika UU no. 37/2004

Bagian Keenam : Perdamaian Bagian Ketujuh : Pemberesan harta pailit Bagian Kedelapan Keadaan Hukum Debitor setelah berakhirnya

pemberesan Bagian Kesembilan : Kepailitan Harta Peninggalan Bagian Kesepuluh Ketentuan Hukum internasional; Bagian Kesebelas : Rehabilitasi

Bab III : Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Bagian Kesatu :Pemberian PKPU & akibatnya Bagian Kedua : Perdamaian;

Bab IV : Permohonan Peninjauan KembaliBab V : Ketentuan Lain-lainBab VI : Ketentuan PeralihanBab VII : Ketentuan Penutup.

Page 15: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

Pengertian Kepailitan Kamus Hukum “Fockema Andreae”, dikemukanan “failliesement”

(kepailitan), Kepailitan seorang debitor adalah keadaan yang ditetapkan oleh pengadilan bahwa debitor telah berhenti membayar utang-utangnya yang berakibat penyitaan umum atas harta kekayaan dan pendapatannya demi kepentingan semua debitor di bawah pengawasan pengadilan.

R. Sukebti dan R. Tjitrosudibio.Pailit berarti keadaan seorang debitor apabila telah menghentikan pembayaran utang-utangnya, suatu keadaan yang menghendaki campur tangan hakim guna menjamin kepentingan bersama dari para kreditornya.

Martias gelar Iman Radjo Mulana, mengemukakan:Hukum pailit (Failissemenrecht) sebagai asas dalam BW ditentukan bahwa seluruh harta kekayaan dari debitor menjadi jaminan seluruh utang-utangnya. Pilit merupakan penyitaan umum atas seluruh kekayaan debitor untuk kepentingan kreditor secara bersama-sama.

Page 16: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

PengertianKamus hukum yang disusun oleh IPM. Rahuhandoko.

Bankruptcy berarti keadaan tidak mampu membayar utang dalam mana harta yang berutang diambil oleh penagih atau persero-persero. Status seseorang yang secara hukum dinyatakan tidak mampu membayar utang-utangnya.

Kamus Besar Bahasa IndonesiaPailit berarti bangkrut. Jatuh untuk perusahaan.

Kartono:Kepailitan adalah suatu sitaan umum dan eksekusi atas seluruh harta kekayaan debitor untuk kepentingan semua kreditornya.

Page 17: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

PengertianSiti Soemantri Hartono

Pailit berarti mogok melakukan pembayaran

Selain istilah Kepailitan, Faillisement, bankruptcy, dikenal juga istlah Insolvency.

Insolvency ada dua jenis, yaitu1. Technical insolvency, perusahaan yang gagal bayar utang, apabila penyebabnya adalah kesulitan uang tunai yang bersifat sementara.2. Bankruptcy insolvensi, peusahaan yang gagal bayar utang , yang disebabkan karena fundamental bisnisnya memang jelek, artinya total utangnya sudah jauh melebihi nilai pasar yang wajar dari assetnya.

Page 18: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

Pengertian Mnrt UU KepPs. 1 angka 1

Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitor pilit yg pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam undang-undang iniRumusan tsb. Mengandung unsur-unsur:1. Sita umum, adalah penyitaan atau pembeslahan terhadap seluruh harta debitor pailit.2. terhadap kekayaan debitor pailit. Ini menunjukkan bahwa kepailitan itu terhadap harta bukan terhadap pribadi debitor;3. pengurusan dan pemberesan oleh kurator. Sejak pernyataan pailit debitor pailit kehilangan haknya untuk mengurus dan menguasai hartanya4. terdapat hakim pengawas, melakukan pengawasan atas pengurusan dan penguasaan harta debitor pailit oleh kurator.

Catatan ; Lihat Psal 1131 KUH Pdt

Page 19: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

Akibat Sita Umum/Pailit

Tuntutan mengenai hak atau kewajiban yang menyangkut harta pailit harus diajukan oleh atau terhadap Kurator

Semua perikatan Debitur yang terbit sesudah putusan pailit tidak lagi dapat dibayar dari harta pailit

Dengan prinsip zero our rule, Debitur demi hukum kehilangan hak untuk menguasai dan mengurus harta pailit

Dalam hal terdapat perjanjian timbal balik yang belum atau baru sebagian dipenuhi, pihak berkontrak dapat meminta kepastian dari Kurator untuk melanjutkan atau tidak termasuk jangka waktu yang

dibutuhkan

Gugatan terhadap Debitur gugur sejak putusan pailit diucapkan

Tuntutan hukum yang diajukan oleh Debitur dan sedang berjalan selama kepailitan berlangsung atas permohonan tergugat, perkara harus

ditangguhkan untuk memberi kesempatan pada Kurator mengambil alih perkara dalam jangka waktu yang ditentukan oleh Hakim. Jika Kurator

tidak mengindahkan tergugat berhak agar perkara digugurkan.

Pekerja atau Kurator dapat memutuskan hubungan kerja

Kesepakatan uang sewa dibayar dimuka, maka perjanjian sewa tidak dapat dihentikan sebelum berakhir jangka waktunya

Kewajiban harus menyerahkan barang yang telah disepakati batal, yang dirugikan dapat mengajukan diri sebagaian Kreditur Konkuren

2

Page 20: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

Konsekwensi Sita Umum

Seluruh konsekwensi hukum acara perdata dalam hal sita jaminan, sita eksekusi dan

sita revindikasi seluruhnya harus diangkat/dihapus

Tidak dapat dilakukan pembayaran terhadap salah satu Kreditur

Seluruh harta Debitur berada dalam pengurusan dan pemberesan KURATOR

Seluruh harta Debitur yang berada di bawah kekuasaan pihak lain harus

dikembalikan boedel

Penahanan yang telah dilakukan terhadap Debitur pailit harus segera dilepas

4

Page 21: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

Konsep Dasar Kepailitan• Pasal 1131=> Segala kebendaan siberhutang,

baik yg bergerak maupun tak bergerak, baik yg sdh ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari menjadi tanggungan utk semua perikatan perseorangan

• Pasal 1132=> Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama-sama orang yg mengutangkan, pendapatan penjualan benda2 itu dibagi menurut keseimbangan yaitu menurut besar kecilnya piutang masing2, kecuali apabila diantara para piutang itu ada alasan yg sah utk didahulukan

Page 22: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

LanjutanHarta kekayaan debitor mmenjadi jaminan

bersama-sama (Concorcus Critorum);Semua kreditor mempunyai kedudukan dan

hak yang sama (paritas creditorum);Harta Dibitor dibagi berdasarkan besar

kecilnya piutang (pro rata parte)

Page 23: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

Tujuan Kepailitan• Untuk menghindari perebutan harta debitor

apabila dalam waktu yang sama ada beberapa kreditor yang menagih piutangnya dari debitor secara bersama-sama;• Untuk menghindari kreditor pemegang hak

jaminan kebendaan yang menuntut haknya dengan cara menjual barang milik debitor atau para kreditor lainnya tanpa memprhatikan kepentingan Kreditor lainnya;• Untuk menghindari kecurangan-kecurangan yg

dilakukan oleh salah seorang atau beberapa kreditor

Page 24: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

Syarat kepailitanSyarat agar debitor dapat dinyatakan pailit, diatur dlm Psl.

2 ayat (1):Debitor yg mempunyai dua atau lebih kreditor & tdk

membayar lunas sedikitnya satu utang yg telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih kreditornya

Jadi syarat untuk dpt dinyatakan pailit :1. harus melalui putusan pengadilan;2. terdapat minimal 2 orang kreditor3. debitor tdk membayar lunas sedikitnya 1 utang;4. Utang tersebut telah jatuh waktu dan dpt ditagih

Catatan : lihat Pasal 1132 & Pasal 1132 KUH Pdt

Page 25: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

Subjek pernyataan pailit (Psl. 2)

Pihak yg dpt mengajukan permohonan pailit:1. Debitor ybs.2. Kreditor atau para kreditor;3. Kejaksaan untuk kepentingan umum;4. BI apabila debitornya bank;5. Bapepam apabila debitornya Perusahaan Efek,

Bursa Efek, Lembaga Kliring & penjaminan, Lembaga Penyimpanan & Penyelesaian;

6. Menteri Keuangan apabila debitornya Perusahaan asuransi, Perusahaan reasuransi, Dana Pensiun, atau BUMN yg bergerak di bdg kepentingan publik.

Page 26: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

TUGAS KURATOR :

1. KURATOR BERWENANG MELAKSANAKAN TUGAS PENGURUSAN

DAN/ATAU PEMBERESAN ATAS HARTA PAILIT SEJAK TANGGAL PUTUSAN

PAILIT DIUCAPKAN MESKIPUN TERHADAP PUTUSAN TERSEBUT

DIAJUKAN KASASI ATAU PENINJAUAN KEMBALI (Pasal 16 Ayat 1).

2. MELAKUKAN PENGURUSAN DAN/ATAU PEMBERESAN HARTA PAILIT (Pasal 69 ayat 1).

Page 27: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

KURATOR – BALAI HARTA PENINGGALAN / LAINNYA (Pasal 70)

1. Sejak mulai pengangkatannya, Kurator harus melaksanakan semua upaya untuk mengamankan Harta Pailit dan menyimpan semua surat, dokumen, uang, perhiasan, efek dan surat berharga lainnya (Pasal 98).

2. Paling lambat 2 hari, harus membuat Pencatatan Harta Pailit (Pasal 100).

3. Paling lambat 5hari, harus mengumumkan adanya Kepailitan di Berita Negara Republik Indonesia dan minimal 2 Surat Kabar (Pasal 15 ayat 4)

Isinya antara lain :oIdentitas Debitor Pailit.oIdentitas Kurator.oNama Hakim Pengawas.oIdentitas Panitya Kreditor Sementara, bila telah ditunjuk.oTempat dan waktu Rapat Kreditor Pertama ≥ 30 hari setelah Putusan.oTempat dan Batas waktu Pengajuan Tagihan KreditoroTempat dan Batas waktu Verifikasi Pajak. Pasal 113oTempat dan waktu rapat pencocokan Piutang/Verifikasi

Dalam Rapat Verifikasi/Pencocokan Piutang :Hakim Pengawas wajib menawarkan pembentukan Panitia Kreditor tetap (Pasal 80 ayat 1)Apakah Debitor mengajukan Rencana Perdamaian atau tidak ? (Debitor berhak menawarkan Rencana Perdamaian (Pasal 144).

A. Apabila Debitor mengajukan Rencana Perdamaian•Paling lambat 8 hari sebelum rapat verifikasi menyediakan di Kepaniteraan Pengadilan (Pasal 145 ayat 1).•Wajib dibicarakan dan diambil Keputusan segera setelah selesainya Rapat Verifikasi (Pasal 145 ayat 1).

a) Apabila Rencana Perdamaian diterima semua Kreditor dan setelah di Homologasi / Pengesahan perdamaian maka Kepailitan berakhir (Pasal 166).

b) Apabila Rencana Perdamaian yang di tawarkan tidak diterima atau pengesahan ditolak maka demi Hukum Harta Pailit berada dalam Keadaan Insolvensi (Pasal 178 (1) PEMBERESAN

B. Apabila Debitor tidak menawarkan Rencana Perdamaian maka demi Hukum Harta Pailit berada dalan keadaan Insolvensi

(Pasal 178 (1) ) PEMBERESAN

Kurator harus memulai pemberesan menjual semua Harta Pailit ( Pasal 184 (1) ).Semua Benda harus di jual dimuka umum/lelang (Pasal 185 (1) )Bila tidak tercapai, di jual di bawah tangan ( Pasal 185 (2) )Apabila Hakim Pengawas berpendapat cukup uang tunai, Kurator diperintah melakukan pembagian kepada Kreditor yang Piutangnya telah dicocokkan (Pasal 188).Kurator wajib menyusun suatu Daftar pembagian ( Pasal 189 (1) )Daftar pembagian yang telah disetujui Hakim Pengawas wajib disediakan di Kepniteraan Pengadilan selama tenggang waktu yang ditetapkan Hakim Pengawas ( Pasal 192 (1) )Kreditor dapat melakukan Perlawanan ( Pasal 193 (1) )Hakim Pengawas menetapkan Hari memeriksa perlawanan ( Pasal 194 (1) ) Wajib memberikan putusan pada hari Sidang 1 atau paling lama 7 hari ( Pasal 194 (6) )Kurator/Kreditor dapat mengajukan Kasasi atas Putusan tersebut ( Pasal 196 (1) )Setelah berakhirnya tenggang waktu untuk melihat Daftar Pembagian atau setelah putusan perlawananan diucapkan, Kurator Wajib segera membayar Pembagian yang sudah ditetapkan (Pasal 201 )Segera setelah kepada Kreditor yang telah dicocokkan dibayar penuh piutang mereka atau segera setelah Daftar Pembagian Penutup menjadi mengikat maka Berakhirlah Kepailitan (Pasal 202)Diumumkan di Berita Negara Republik Indonesia dan 2 Surat Kabar ( Pasal 202 (2) )Kurator memberikan Pertanggungjawaban tentang Pengurusan dan Pemberesan kepada Hakim Pengawas ( Pasal 202 (3) ) Copy Right by : Agus Win, SH, MKn. Email : [email protected]

PENGURUSAN(Setelah Menerima Salinan Putusan) PEMBERESAN

Page 28: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

PENGURUSAN / PEMBERESAN

I. TAHAP PENGURUSAN

1. MENGUMUMKAN IKHTISAR PUTUSAN PAILIT

DALAM 2 (DUA) SURAT KABAR HARIAN DAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA <Pasal 15

Ayat 4 UU. No. 37 Tahun 2004> PALING LAMBAT 5

HARI.

Page 29: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

Pengumuman atas putusan pailit harus

dilakukan oleh Kurator yang ditunjuk

Paling lambat 5 hari setelah Kurator dan Hakim Pengawas

menerima putusan pailitSetidaknya dlm 2 (dua)

surat kabar harian (yand ditentukan

oleh Hakim Pengawas)

Dalam Lembaran Negara Republik Indonesia

Isi dari Pengumuman:

- Ringkasan putusan pailit

- Keterangan jelas mengenai identitas dan domisili Debitur pailit

- Keterangan jelas mengenai identitas Komite Kreditur, apabila ditunjuk

- Tempat dan waktu diadakannya Rapat Kreditur Pertama

- Keterangan jelas mengenai identitas Hakim Pengawas

18

Page 30: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

TAHAP PENGURUSAN (lanjutan.........)

2. MEMBUAT PENCATATAN HARTA PAILIT (INVENTARISASI)

PALING LAMBAT 2 HARI <Pasal 100 UU. NO. 37 Tahun 2004>

PENCATATAN DAN PECOCOKAN HARTA PAILITBerdasarkan Pembukuan DebiturBerdasarkan Catatan (laporan Kreditur)Mencocokkan Laporan Pembukuan dengan Dokumen PendukungMencocokkan data pembukuan dengan keberadaan phisik harta

pailit.Menyusun suatu daftar Harta Pailit berdasarkan Jenis dan lokasi

serta keadaan aktual harta pailit.Melakukan Pengamanan Phisik Harta Pailit

Page 31: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

31

JENIS-JENIS HARTA PAILITKas atau sejenis.Benda Tidak Bergerak (tanah dan

bangunan serta mesin-mesin yang melekat dengan tanah)

Benda Bergerak (mobil, barang dagangan, peralatan kantor dll)

Tagihan-Tagihan (A/R) kepada Pihak lain.Semuanya harus diinventarisasi, dicatat dan Diamankan.

Page 32: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

32

MASALAH-MASALAH YANG TERKAIT DENGAN HARTA PAILITData-data harta pailit tidak tersedia;Harta pailit di kuasai oleh pihak lain;Harta Pailit tidak diketahui keberadaannyaHarta Pailit mudah rusak,Harta Pailit mudah dipindah-tangankan.Dokumen kepemilikan tidak lengkap (Mis.

Tanah atas nama Pemegang Saham, tetapi tercatat sebagai Asset Debitur dalam Neraca).

HGU atau HGB atau Hak Pakai telah berakhir

Page 33: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

TAHAP PENGURUSAN (lanjutan.........)

3. MEMANGGIL KREDITOR /DEBITOR UNTUK MENGIKUTI RAPAT

PERTAMA KREDITOR, BATAS WAKTU PENDAFTARAN TAGIHAN

DAN RAPAT VERIFIKASI <Pasal 86 Jo. 113 UU. No. 37 Tahun

2004>.

4. RAPAT PENCOCOKAN PIUTANG <Pasal 121,124 UU. No. 37

Tahun 2004>..

Page 34: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

34

PENCOCOKAN PIUTANGPENCOCOKAN PIUTANG

Proses Pencocokan Piutang pada intinya Proses Pencocokan Piutang pada intinya adalah mencocokkan perhitungan piutang adalah mencocokkan perhitungan piutang berdasarkan bukti yang diajukan oleh Kreditor berdasarkan bukti yang diajukan oleh Kreditor dengan bukti atau catatan Debitur.dengan bukti atau catatan Debitur.

Yang dimaksud dengan catatan Debitur Pailit Yang dimaksud dengan catatan Debitur Pailit adalah catatan pembukuan.adalah catatan pembukuan.

Page 35: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

35

TUJUAN PENCOCOKAN PIUTANGMemastikan Keabsahan PiutangMemastikan keabsahan KrediturMemastikan sifat piutangMemastikan jumlah piutangMemastikan tingkatan hak atas piutang (pasal 115 UU Kepailitan)

Page 36: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

36

HASIL PENCOCOKAN PIUTANG DIPERGUNAKAN UNTUK: Menentukan Hak Suara (Voting Right) Dalam

Rapat Kreditur; Menentukan urutan (tingkatan) hak untuk

memperoleh pembayaran dari hasil budel pailit;

Menentukan prosentasi (jumlah) yang diperoleh masing-masing kreditur dari hasil penyelesaian kepailitan.

Page 37: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

II. TAHAP PEMBERESAN:

PENAGIHAN PIUTANG DEBITOR PAILIT (JIKA ADA).

MENJUAL HARTA PAILIT <Pasal 184, 185 UU. No. 37 Tahun

2004>

MEMBUAT DAFTAR PEMBAGIAN <Pasal 188, 189,201 UU. No.

37 Tahun 2004>.

MELAKUKAN PEMBAYARAN KEPADA KREDITUR SESUAI DAFTAR

PEMBAGIAN YANG DISETUJUI OLEH HAKIM PENGAWAS <Pasal

201 jo. Pasal 189 UU. No. 37 Tahun 2004>.

Page 38: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

III. TAHAP PENYELESAIAN :

Page 39: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

III. TAHAP PENYELESAIAN...lanjutan

Page 40: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

LAPORAN KURATOR DALAM KEPAILITAN

LAPORAN KURATOR / PENGURUS KEPADA HAKIM PENGAWAS MAUPUN YANG

DISAMPIKAN DALAM RAPAT KREDITOR SEBAGAI BENTK PERWUJUDAN

TANGGUNGJAWAB KURATOR

JENIS LAPORAN :

LAPORAN AWAL : DALAM RAPAT I KREDITOR

LAPORAN BERKALA : TENTANG KEADAAN BUDEL DAN PELAKSANAAN TUGAS

KURATOR 3 (TIGA) BULAN.

LAPORAN INSIDENTIL (LAPORAN KHUSUS):

KARENA TERJADINYA SUATU PERISTIWA TERTENTU, ATAU DILAKUKAN TINDAKAN

TERTENTULAPORAN AKHIR :DISAMPAIKAN PADA AKHIR PELAKSANAAN TUGAS, KEWAJIBAN (LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN)

Page 41: Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek