PENGUMUMAN Equity Research PT Intraco Penta Tbk. (INTA ... filePEFINDO CREDIT RATING INDONESIA...
Transcript of PENGUMUMAN Equity Research PT Intraco Penta Tbk. (INTA ... filePEFINDO CREDIT RATING INDONESIA...
PENGUMUMAN Equity Research
PT Intraco Penta Tbk. (INTA) (Tercatat di Papan : Pengembangan) No.Peng-ER-00022/BEI.PPJ/12-2013
(dapat dilihat di laman: http://www.idx.co.id) PT Bursa Efek Indonesia pada tanggal 9 Desember 2013 telah menerima surat melalui email dari PT Pemeringkat Efek Indonesia dengan No. 2053/PEF-DIR/XII/2013 tanggal 9 Desember 2013 mengenai Publikasi Laporan Penilaian Target Harga Referensi Saham PT Intraco Penta Tbk. sebagaimana terlampir (24 lembar). Demikian untuk diketahui.
10 Desember 2013
Umi Kulsum Andre P.J. Toelle Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Sektor Jasa Kepala Divisi Perdagangan Saham
Tembusan: 1. Yth. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Otoritas Jasa Keuangan; 2. Yth. Direktur Transaksi dan Lembaga Efek, Otoritas Jasa Keuangan; 3. Yth. Direktur Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa, Otoritas Jasa Keuangan; 4. Yth. Direktur PT Indonesian Capital Market Electronic Library; 5. Yth. Direksi PT Intraco Penta Tbk.
psu_INTA_er_20131210_22
PEFINDOCREDIT RATING INDONESIA
2053/PEF-DIR/XII/2013
Jakarta, 9 Desember 2013
Kepada Yth.1. PT Intraco Penta Tbk
Jalan Pangeran Jayakarta 115BlokCNo.1-3Jakarta Pusat 10730
u.p. Bapak Petrus Halim, Direktur Utama
2. PT Bursa Efek IndonesiaGedung Bursa Efek IndonesiaJI. Jend. Sudirman Kav 52-53Jakarta Selatan, 12190
u.p. Bapak Ito Warsito, Direktur UtamaBapak Hoesen, Direktur Penilaian Perusahaan
Perihal: Publikasi laporan Penilaian Target Harga Referensi Saham PT Intraco PentaTbk.
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penugasan yang kami peroleh untuk melakukan Penilaian Target HargaReferensi Saham, dengan ini kami sampaikan hasil penilaian kami atas saham PT Intraco Penta Tbk(INTA) dalam versi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Apabila masih ada hal-hal yang memerlukan penjelasan lebih lanjut, mohon agar menghubungi kami.Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih
Hormat kami,
Ronald T. Andi Kasim, CFADirektur Utama
I
Tembusan : Bapak I Gede Nyoman Yetna, Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Sektor Riil, PT BursaEfek Indonesia
/gll
PT. Pemeringkat Efek IndonesiaPanin Tower Senayan City, 17th FloorJI. Asia Afrika Lot. 19, Jakarta 10270, INDONESIAPhone: (62-21) 7278 2380· Fax: (62-21) 7278 2370
Halaman 1 dari 12
Kontak: Equity & Index Valuation Division Phone: (6221) 7278 2380 [email protected]
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
Intraco Penta, Tbk Laporan Kedua
Equity Valuation
6 Desember 2013
Target Harga
Terendah Tertinggi 350 500
Alat Berat
Kinerja Saham
Sumber:PT Intraco Penta Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham &
Indexing
Informasi Saham Rp
Kode saham INTA
Harga saham per 5 Desember 2013 260
Harga tertinggi 52 minggu terakhir 520
Harga terendah 52 minggu terakhir 255
Kapitalisasi pasar tertinggi 52 minggu (miliar) 1.123
Kapitalisasi pasar terendah 52 minggu (miliar) 551
Market Value Added & Market Risk
Sumber:PT Intraco Penta Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham &
Indexing
Penilaian Saham Sebelumnya Saat ini
Tertinggi 740 500
Terendah 520 350
Pemegang Saham (%)
Westwood Finance Inc. 27,05
Pristine Resources International Pte. Ltd. 18,57
PT Shalumindo Investama 14,73
PT Spallindo Adilong 12,05
Publik (masing-masing di bawah 5%) 27,59
Melakukan Sinergi Rantai Nilai di Masa-masa
Ketidakpastian
PT Intraco Penta Tbk (INTA) didirikan pada tahun 1970 sebagai
perusahaan distributor suku cadang. Setelah mencatatkan sahamnya
di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1993, INTA kini menjadi salah satu perusahaan alat berat terkemuka di Indonesia. Perusahaan memiliki kekuatan 40 tahun pengalaman di perjalanan bisnisnya, jaringan distribusi yang meliputi 44 lokasi di seluruh Indonesia dan lebih dari 2.200 karyawan. INTA memegang lisensi dari merek-merek alat berat internasional ternama seperti Volvo, Bobcat, Ingersoll-Rand, SDLG,
Mahindra dan Sinotruk. Selain bisnis inti sebagai distributor dan jasa perbaikan alat berat, INTA juga menyediakan jasa pembiayaan (termasuk syariah), sewa, kontraktor dan solusi engineering. INTA mengembangkan konsep bisnis Total Solution Provider, yang memungkinkan perusahaan mengintegrasikan dan mengoptimalkan rantai nilai dalam kelompok usahanya untuk memberikan nilai tambah bagi para pelanggan.
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
Intraco Penta, Tbk
6 Desember 2013 Halaman 2 dari 12
Penyesuaian Target Harga
Kami telah melakukan beberapa penyesuaian terhadap proyeksi kami sebelumnya dan menyesuaikan Target Harga kami ke kisaran Rp350–Rp500 per saham, berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
Prospek pertumbuhan ekonomi global dipandang lebih pesimis, dengan proyeksi pertumbuhan yang lebih rendah dari International Monetary Fund (IMF). Cina dan India, dua negara tujuan ekspor yang paling penting bagi Indonesia, juga diperkirakan masing-masing tumbuh lebih rendah sebesar 0,3 dan 0,2 persen, untuk tahun 2013.
Harga batubara internasional telah turun menjadi di bawah USD80 per MT sejak Juni hingga Oktober 2013, harga yang hampir mendekati biaya produksi. Bayang-bayang ketidakpastian larangan Cina terhadap impor batubara kualitas
rendah dan antisipasi lonjakan pasokan batu bara dunia, terutama sebagai akibat dari keberhasilan shale gas di Amerika Serikat dapat menyebabkan prospek harga batubara masih lemah. Walau demikian telah terjadi tren peningkatan sejak akhir Oktober 2013 di mana harga batu bara kembali berada di atas USD80.
Ditengah turunnya permintaan, industri alat berat menghadapi peningkatan impor alat berat bekas. Produksi alat berat juga menurun 28% sepanjang 9M13 dan produksi diperkirakan akan turun 20% sepanjang tahun sejalan dengan penurunan 25% QtQ produksi batubara di 3Q13. Harapan datang dari tren peningkatan harga batubara baru-baru ini dan datangnya musim dingin mendatang di beberapa negara yang dapat mendorong permintaan.
Jasa penyewaan INTA menyediakan alternatif bagi pemilik bisnis, memungkinkan mereka untuk mengantisipasi siklus bisnis yang lemah. Oleh karena itu pendapatan jasa penyewaan hanya turun 5,6% selama 9M13 jauh lebih rendah dari penurunan pendapatan alat berat. INTA berencana untuk memperkuat bisnis jasa penyewaan dan menambahkan sekitar 30-40 unit untuk disewakan pada tahun ini. Sementara itu, pendapatan sewa meningkat 45% di 9M13 setelah melonjak 77% pada tahun 2012, dan kontribusi bisnisnya meningkat dari hanya 2,5% pada tahun 2011 menjadi 5,3% di 9M13.
Meskipun pendapatan menurun 14% di tahun 2012 dan kemudian turun 5% di 9M13, kami memperkirakan INTA membukukan pertumbuhan moderat sekitar 6%, mempertimbangkan adanya indikasi permintaan alat berat akan sedikit rebound demikian pula pertumbuhan positif pada bisnis sewa guna usaha
(leasing), suku cadang (spareparts) dan pemeliharaan alat berat (maintenance).
Marjin sebelum pajak INTA 9M13 turun menjadi -9.8% terutama disebabkan oleh pembayaran bunga yang lebih tinggi sejalan dengan peningkatan utang dan efek rugi selisih kurs. Namun, jika kita melihat untuk laba sebelum pajak disesuaikan terhadap efek selisih kurs, INTA masih membukukan Rp66 miliar di 9M13. Meskipun laba sebelum pajak disesuaikan terhadap efek selisih kurs di 9M13 turun 12%, sehubungan laba kotor diharapkan akan meningkat di tahun ini, INTA diperkirakan akan membukukan laba sebelum pajak disesuaikan terhadap efek selisih kurs sekitar Rp113 miliar atau tumbuh 8%.
Asumsi risk free rate, risk premium, and beta adalah berturut-turut sebesar
8,8%, 1,7%, dan 1,1x.
Prospek Usaha Menyusutnya permintaan global dan jatuhnya harga komoditas, terutama batu bara, tampaknya berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan. Ketidakpastian membayangi ekonomi dan bisnis. Namun, kami percaya bahwa risiko dapat menjadi peluang bagi perusahaan seperti INTA dengan memperkuat kapasitas untuk tumbuh di masa depan selama dalam keadaan seperti saat ini. Kami melihat strategi INTA untuk mengoptimalkan rantai nilai bisnis telah terbukti dapat berjalan, dengan kombinasi usaha inti dan penunjang yang dapat bersinergi. Kami percaya permintaan akan terus tumbuh sejalan dengan pembangunan negara dan peningkatan
kesejahteraan rakyat.
PARAMETER INVESTASI
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
Intraco Penta, Tbk
6 Desember 2013 Halaman 3 dari 12
Tabel 1: Ringkasan Kinerja 2010 2011 2012 2013P 2014P
Pendapatan [Rp miliar] 1.833 3.000 2.593 2.738 3.158
Laba sebelum pajak [Rp miliar] 118 169 27 (212) 36
Laba bersih [Rp miliar] 86 134 30 (178) 30
EPS [Rp] 200 62 14 (82) 14
Pertumbuhan EPS [%] 107 (69) (78) (700) (117)
P/E [x] 2.5 9.5 32.8 N.A. 18.3*
PBV [x] 0.5 2.4 1.9 1.4* 1.3*
Sumber: PT Intraco Penta Tbk, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
* Berdasarkan harga saham INTA per 5 Desember 2013 – Rp 260 /saham
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
Intraco Penta, Tbk
6 Desember 2013 Halaman 4 dari 12
Growth-Value Map memberikan gambaran akan ekspektasi pasar untuk perusahaan-
perusahaan yang tercatat di BEI. Metrik Current Performance (“CP”), sumbu horisontal, adalah bagian dari nilai pasar saham saat ini yang dapat dihubungkan dengan nilai perpetuitas dari kinerja profitabilitas perusahaan. Metrik Growth Expectations (“GE”), sumbu vertikal, merupakan perbedaan antara nilai pasar saham saat ini dengan nilai current performance. Kedua metrik tersebut dinormalisasikan dengan nilai buku perusahaan. Growth-Value Map membagi perusahaan-perusahaan ke dalam empat kluster, yaitu:
Excellent value managers (“Q-1”) Pasar memiliki ekspektasi terhadap perusahaan-perusahaan di Q-1 melebihi benchmark mereka dalam hal profitabilitas dan pertumbuhan.
Expectation builders (“Q-2”)
Pasar memiliki ekspektasi yang relatif rendah terhadap profitabilitas perusahaan-perusahaan di Q-2 dalam jangka pendek, tetapi memiliki ekspektasi pertumbuhan yang melebihi benchmark.
Traditionalists (“Q-3”) Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap pertumbuhan perusahaan-perusahaan di Q-3, walaupun mereka menunjukkan profitabilitas yang baik dalam jangka pendek.
Asset-loaded value managers (“Q-4”) Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan-perusahaan di Q-4.
Gambar 1: Growth-Value Map
(INTA dan Industri Perdagangan Besar Barang Produksi)
Sumber: Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
INTA terletak di kuadran Expectation Builders (Q-2), yang berarti bahwa profitabilitas dalam jangka pendek berada di bawah ekspektasi pasar rata-rata, sementara peluang pertumbuhan di masa depan dianggap lebih tinggi dibanding patokan pasar. Sejalan dengan kondisi yang dijelaskan, kami memiliki ekspektasi
positif terhadap kinerja INTA di masa depan, meskipun saat ini data menunjukkan kondisi pertumbuhan dan profitabilitas Perusahaan yang tidak menguntungkan
GROWTH-VALUE MAP
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
Intraco Penta, Tbk
6 Desember 2013 Halaman 5 dari 12
Ekonomi Global: Lebih Pesimis?
Pertumbuhan ekonomi global diproyeksi lebih pesimis, pada laporannya di bulan Oktober 2013 Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global melemah dari 3,2% menjadi 2,9% pada tahun 2013 dan 3,8% menjadi 3,6% pada tahun 2014 disebabkan melambatnya permintaan domestik dan melambatnya kredit di berbagai pasar berkembang utama, resesi berkepanjangan di zona Europa, dan kontraksi fiskal yang kuat di Amerika Serikat. Cina dan India, dua negara yang paling utama bagi ekspor Indonesia, juga diperkirakan bertumbuh melemah, IMF memangkas proyeksi mereka masing-masing sebesar 0,2 dan 1,8 persen, untuk tahun 2013, kemudian 0,4 dan 1,1 persen untuk tahun 2014.
Gambar 2: Pertumbuhan Ekonomi Global
Sumber: IMF, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tantangan yang Sulit bagi para Produsen Batubara Harga batubara internasional telah turun menjadi di bawah USD80 per MT sejak Juni hingga Oktober 2013, harga yang hampir mendekati biaya produksi. Bayang-bayang ketidakpastian larangan Cina terhadap impor batubara kualitas rendah dan antisipasi lonjakan pasokan batu bara dunia, terutama sebagai akibat dari keberhasilan shale gas di Amerika Serikat dapat menyebabkan prospek harga batubara masih lemah. Walau demikian telah terjadi tren peningkatan sejak akhir Oktober 2013 di mana harga batu bara kembali berada di atas USD80. Sementara itu, di lingkungan bisnis domestik, defisit perdagangan yang telah muncul sejak di tahun lalu memberikan tekanan pada kesehatan fiskal negara ini, menyebabkan rupiah terdepresiasi. Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM untuk mengurangi defisit fiskal dan perdagangan tidak efektif mempengaruhi kurs mata uang, sehubungan dengan reaksi pasar yang berlebihan terhadap pengumuman bank sentral AS yang akan mengurangi stimulus moneter. Kenaikan harga BBM mendorong inflasi pada bulan Agustus menjadi 8,8% YoY, tertinggi sejak tahun 2008, kemudian BI rate menjadi 7,5 % pada bulan November 2013. Dengan biaya yang lebih tinggi dan harga jual yang lebih rendah, tantangan berat akan terus membayangi produsen batu bara dan industri-industri terkait.
Gambar 3: Pergerakan Harga Batu Bara dan Kurs Rupiah
Harga Batubara Internasional Kurs Rupiah terhadap USD
Sumber: Bloomberg, Bank Indonesia, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
INFORMASI USAHA
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
Intraco Penta, Tbk
6 Desember 2013 Halaman 6 dari 12
Industri masih Muram Sementara permintaan menurun, industri alat berat juga menghadapi peningkatan
impor alat berat bekas. Data menunjukkan peralatan konstruksi diimpor selama 1H13 sudah mencapai 63% dari total impor tahun 2012. Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan menurunnya penjualan alat berat. Misalnya, penjualan Komatsu turun 42% YoY dan INTA turun 14% YoY selama 1H13. Sehubungan dengan alat berat yang disewakan, unit disewakan dan jumlah pembiayaan diperkirakan akan menurun 10%-15% dibandingkan dengan 14.000 unit dan Rp105.1 triliun yang tercatat pada tahun 2012, melanjutkan tren yang terjadi sejak awal tahun. Produksi alat berat juga menurun 28% sepanjang 9M13 dan produksi diperkirakan akan turun 20% sepanjang tahun sejalan dengan 25% QtQ penurunan produksi batubara di 3Q13. Harapan datang dari tren peningkatan harga batubara baru-baru ini dan datangnya musim dingin mendatang di beberapa negara yang dapat mendorong permintaan.
Gambar 4: Produksi Alat Berat dan Batubara
Sumber: PT Intraco Penta Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Penjualan Alat Berat Sedikit Bertumbuh Kami estimasikan penurunan penjualan alat berat INTA akan melambat, mengingat pendapatan alat berat 9M13 hanya turun 12% dibandingkan dengan 21% pada tahun 2012. Volvo akan tetap mendominasi penjualan alat berat yang dipimpin oleh articulated dump trucks (ADT) dan excavator. Kami juga melihat bahwa Sinotruk akan terus memberikan kontribusi yang signifikan bagi bisnis alat berat khususnya untuk segmen produk non-Volvo. Aplikasi yang luas di berbagai industri, seperti industri semen, industri kimia, transportasi bulk-material dan antar kota, membuat Sinotruk, salah satu merek unggulan INTA dapat mengimbangi ketergantungan Perusahaan
pada industri pertambangan.
Gambar 5: Volume Penjualan dan Pendapatan Alat Berat
Volume Penjualan Alat Berat dalam Unit Pendapatan Alat Berat
Sumber: PT Intraco Penta Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Model Total Solution Provider Bekerja dengan Efektif Jasa penyewaan INTA menyediakan alternatif bagi pemilik bisnis, yang memungkinkan mereka untuk mengantisipasi siklus bisnis yang lemah. Oleh karena itu pendapatan jasa penyewaan hanya turun 5,6% selama 9M13, jauh lebih baik dari penurunan pendapatan alat berat. INTA berencana untuk memperkuat bisnis jasa penyewaan dan menambahkan sekitar 30-40 unit untuk disewakan pada tahun ini.
KEUANGAN
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
Intraco Penta, Tbk
6 Desember 2013 Halaman 7 dari 12
Para pelanggan INTA yang puas cenderung terus memperbarui kontrak sewa mereka, seperti apa yang dilakukan PT Aneka Tambang Tbk baru-baru ini. INTA juga menyediakan jasa penyewaan dengan opsi beli sebagai bagian dari inisiatif pemasaran
dan upaya untuk meningkatkan layanannya. Sementara itu, pendapatan sewa guna usaha (leasing) meningkat 45% di 9M13 setelah melonjak 77% pada tahun 2012, dan kontribusi bisnisnya meningkat dari hanya 2,5% pada 2011 menjadi 5,3% pada 9M13. Melihat pada kinerja kedua bisnis demikian pula bisnis pemeliharaan alat berat (maintenance) yang terus membukukan pertumbuhan positif, kami yakin model total solution provider INTA telah bekerja secara efektif, memungkinkan Perusahaan dapat bertahan di masa-masa sulit di industri saat ini.
Gambar 6: Pendapatan Jasa Penyewaan dan Sewa Guna Usaha
Source: PT Intraco Penta Tbk, Pefindo Equity & Index Valuation Division
Pendapatan diharapkan untuk Tumbuh Moderat Pendapatan INTA telah berada pada tren menurun. Penurunan 14% pada tahun 2012 diikuti oleh penurunan 5% pada 9M13, terutama disebabkan oleh penurunan penjualan alat berat. Namun, kami yakin INTA akan membukukan pertumbuhan positif moderat sekitar 6% pada tahun ini, mepertimbangkan adanya indikasi permintaan alat berat akan sedikit rebound demikian pula pertumbuhan positif pada bisnis sewa guna usaha (leasing), suku cadang (spareparts) dan pemeliharaan alat
berat (maintenance). Untuk mendukung pertumbuhannya, meskipun ditengah ketidakpastian di industri pertambangan, INTA terus berkembang dengan membuka dua kantor cabang baru di Makassar (Maret 2013) dan Banjarmasin (Mei 2013). Setiap kantor dilengkapi dengan pusat layanan, bengkel, unit display dan gudang. Meningkatnya Laba Kotor Meskipun pendapatan melambat, marjin laba kotor INTA melonjak menjadi 22,2% pada tahun 2012 dan bahkan lebih tinggi 24,1% di 9M13 dibandingkan dengan 17,5% pada tahun 2011. Ini adalah hasil dari keputusan INTA untuk membekukan sementara usaha jasa pertambangan, termasuk menjual aset bisnisnya. Keputusan itu diambil sehubungan dengan bisnis tersebut terus mencatatkan kerugian dan kondisi industri pertambangan yang masih belum menguntungkan. Di sisi lain, marjin 9M13 sebelum
pajak INTA turun menjadi -9.8% terutama disebabkan oleh pembayaran bunga yang lebih tinggi sejalan dengan utang yang lebih tinggi dan efek dari rugi selisih kurs. Manajemen mengatakan bahwa mereka membutuhkan pinjaman bank lebih banyak untuk membayar letter of credit (L/C) yang jatuh tempo. Beban keuangan dan bagi hasil laba syariah masing-masing tumbuh 77% dan 38%, dibandingkan 9M12, sedangkan pinjaman bank naik 23% dari posisi pada akhir tahun 2012 dan 167% dari akhir tahun 2011. Depresiasi Rupiah juga mendorong rugi selisih kurs mencapai Rp259 miliar selama 9M13 dibandingkan dengan hanya Rp34 miliar pada 9M12. Walau demikian, jika kita melihat pada laba sebelum pajak disesuaikan dengan efek selisih kurs, INTA masih membukukan Rp66 miliar pada 9M13 dibandingkan dengan minus Rp192 miliar dalam hal laba sebelum pajak. Meskipun di 9M13 laba sebelum
pajak disesuaikan dengan efek selisih kurs turun 12%, sehubungan laba kotor diharapkan akan meningkat di tahun ini, INTA diperkirakan akan membukukan laba sebelum pajak disesuaikan dengan efek selisih kurs sekitar Rp113 miliar atau tumbuh 8%.
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
Intraco Penta, Tbk
6 Desember 2013 Halaman 8 dari 12
Gambar 7: Pendapatan Total dan Laba
Pendapatan Total Laba
Sumber: PT Intraco Penta Tbk, Estimasi Pefindo Equity & Index Valuation Division
Tabel 2: Ringkasan Kinerja INTA dan Perusahaan Sejenisnya per Sep-13
INTA UNTR KOBX* HEXA**
Pendapatan [Rp miliar] 1.962 37.305 67.167 132.429
Laba kotor [Rp miliar] 474 6.791 14.285 23.300
Laba bersih [Rp miliar] (192) 4.545 329 11.842
Total aset [Rp miliar] (165) 3.379 106 8.883
Total liabilitas [Rp miliar] 4.814 56.619 111.595 430.800
Total ekuitas [Rp miliar] 4.442 22.769 72.347 203.907
Pertumbuhan [YoY]
Pendapatan [%] (5,3) (15,5) (36,3) (38,7)
Laba kotor [%] 12,5 (17,4) (37,3) (43,8)
Laba sebelum pajak [%] NA (21,7) (96,0) (60,7)
Laba bersih [%] NA (24,4) (98,3) (60,6)
Profitabilitas
Marjin laba kotor [%] 24,1 18,2 21,3 17,6
Marjin laba sebelum pajak [%] (9,8) 12,2 0,5 8,9
Marjin laba bersih [%] (8,4) 9,1 0,2 6,7
ROA [%]*** (4,6) 8,0 0,1 4,1
ROE [%]*** (5,0) 19,8 0,2 8,7
Leverage
Debt to assets [x] 0,9 0,4 0,6 0,5
Debt to equity [x] 11,9 0,7 1,8 0,9
Sumber: IDX, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
* dalam USD juta
** dalam USD juta dan per Juni 2013 *** disetahunkan
PERBANDINGAN INDUSTRI
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
Intraco Penta, Tbk
6 Desember 2013 Halaman 9 dari 12
PENILAIAN
Metodologi Penilaian
Kami mengaplikasikan metode Discounted Cash Flow (DCF) sebagai metode penilaian utama dengan pertimbangan bahwa pertumbuhan pendapatan adalah merupakan faktor yang sangat mempengaruhi nilai (value driver) jika dibandingkan pertumbuhan aset. Selanjutnya, kami juga mengaplikasikan Guideline Company Method (GCM)
sebagai metode pembanding lainnya. Penilaian ini didasarkan pada nilai 100% saham INTA per tanggal 5 Desember 2013 dan Laporan Keuangan per tanggal 30 September 2013 sebagai dasar dilakukannya analisis fundamental.
Estimasi Nilai
Kami menggunakan cost of capital dan cost of equity sebesar 9,4% dan 10,6% berdasarkan asumsi-asumsi berikut: Tabel 3: Asumsi
Risk free rate [%]* 8,8
Risk premium [%]* 1,7
Beta [x]** 1,1
Cost of Equity [%] 10,6
Marginal tax rate [%] 25,0
WACC [%] 9,4
Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
* per tanggal 5 Desember 2013 ** Pefindo Beta per 5 Desember 2013
Target harga saham untuk 12 bulan berdasarkan posisi penilaian pada
5 Desember 2013, adalah sebagai berikut:
Dengan menggunakan metode DCF dengan asumsi tingkat diskon 9,4%,
adalah Rp373 – Rp546 per saham. Dengan menggunakan metode GCM (P/EBITDA 3,9x dan P/BV 1,6x)
adalah Rp296 – Rp393 per saham.
Untuk mendapatkan nilai yang mewakili kedua indikasi nilai pembobotan terhadap kedua metode DCF dan GCM sebesar 70%: 30%.
Berdasarkan perhitungan di atas, target harga INTA untuk 12 bulan adalah
Rp350 – Rp500 per saham.
Tabel 4: Ringkasan Penilaian dengan Metode DCF
Konservatif Moderat Agresif
PV of Free Cash Flows [Rp miliar] 238 251 264
PV Terminal Value [Rp miliar] 3.327 3.503 3.678
Cash and cash equivalents [Rp miliar] 102 102 102
Net Debt [Rp miliar] (2.863) (2.863) (2.863)
Number of Share [juta saham] 2.160 2.160 2.160
Fair Value per Share [Rp] 373 460 546
Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
TARGET HARGA
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
Intraco Penta, Tbk
6 Desember 2013 Halaman 10 dari 12
Tabel 5: Perbandingan GCM
INTA UNTR KOBX HEXA Rata-rata
P/EBITDA [x] 0,7 4,8 5,9 4,2 3,9
P/BV [x] 1,7 2,2 1,5 1,1 1,6
Sumber: Bloomberg, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 6: Ringkasan Penilaian dengan Metode GCM
Multiple [x] Est. EPS [Rp] Est. BV/share [Rp] Value [Rp]
P/E 3,9 101 - 393
P/BV 1,6 - 184 296
Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 7: Rekonsiliasi Nilai Wajar
Nilai Wajar per Saham [Rp]
DCF GCM Rata-rata
Batas atas 546 393 500
Batas bawah 373 296 350
Bobot 70% 30%
Sumber: Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing Cat: harga rata-rata dibulatkan sesuai fraksional harga yang berlaku di BEI
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
Intraco Penta, Tbk
6 Desember 2013 Halaman 11 dari 12
Tabel 8: Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi
Rp miliar 2010 2011 2012 2013P 2014P
Pendapatan 1.833 3.000 2.593 2.738 3.158
Beban pokok pendapatan
(1.517) (2.477) (2.017) (2.078) (2.394)
Laba kotor 317 524 576 660 763
Beban usaha (199) (355) (550) (873) (728)
EBITDA 233 352 301 137 424
Laba sebelum pajak 118 169 27 (213) 36
Pajak (33) (49) (14) 15 (2)
Laba bersih 86 134 30 (179) 30
Sumber: PT Intraco Penta Tbk, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 9: Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi
Rp miliar 2010 2011 2012 2013P 2014P
Aktiva
Aktiva Lancar
Kas dan setara kas 65 331 113 101 109
Piutang usaha 222 515 421 586 672
Investasi neto sewa pembiayaan
151 212 339 479 553
Persediaan 408 765 1.186 983 1.128
Aktiva lancar lainnya 102 178 278 401 458
Total aktiva lancar 948 2.001 2.337 2.550 2.921
Investasi neto sewa
pembiayaan 114 197 329 411 474
Aktiva tetap 157 365 320 296 297
Aset tetap disewakan 153 291 342 437 478
Aset Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik
156 684 817 943 1.043
Aktiva tidak lancar
lainnya 107 199 125 143 165
Total Aktiva 1.635 3.738 4.269 4.779 5.378
Liabilitas
Hutang usaha 324 1.462 832 1.217 1.404
Hutang jangka pendek 438 660 1.539 1.529 1.709
Liabilitas jangka pendek lainnya
108 261 327 401 463
Hutang jangka panjang 272 775 1.022 1.169 1.301
Liabilitas jangka panjang
lainnya 56 43 48 65 78
Total liabilitas 1.198 3.201 3.768 4.381 4.954
Total ekuitas 437 537 501 398 424
Sumber: PT Intraco Penta Tbk, Estimasi, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Gambar 8: P/E dan P/BV
Sumber: PT Intraco Penta Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Gambar 9: ROA, ROE dan Asset Turnover
Sumber: PT Intraco Penta Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 10: Rasio-rasio Utama
2010 2011 2012 2013P 2014P
Pertumbuhan [%]
Pendapatan 55,2 63,7 (13,6) 5,6 15,3
Laba usaha 65,5 43,6 (84,3) (903,7) (116,7)
EBITDA 17,4 51,4 (14,5) (54,4) 208,8
Laba bersih 107,5 54,9 (77,8) (700,2) (117,3)
Profitabilitas [%]
Marjin laba kotor 17,3 17,5 22,2 24,1 24,2
Marjin laba usaha 6,4 5,6 1,0 (7,8) 1,1
Marjin EBITDA 12,7 11,7 11,6 5,0 13,4
Marjin laba bersih 4,7 4,5 1,1 (6,5) 1,0
ROA 5,3 3,6 0,7 (3,7) 0,6
ROE 19,7 24,9 5,9 (44,6) 7,2
Solvabilitas [x]
Debt to equity 2,7 6,0 7,5 11,0 11,7
Debt to asset 0,7 0,9 0,9 0,9 0,9
Likuiditas [x]
Current ratio 1,7 2,2 1,3 1,3 1,3
Quick ratio 1,0 1,3 0,6 0,8 0,8
Sumber: PT Intraco Penta Tbk, Estimasi, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman
akhir merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dokumen ini”
www.pefindo.com
Intraco Penta, Tbk
6 Desember 2013 Halaman 12 dari 12
DISCLAIMER
Laporan ini dibuat berdasarkan sumber-sumber yang kami anggap terpercaya dan dapat diandalkan. Namun kami tidak menjamin kelengkapan, keakuratan atau kecukupannya. Dengan demikian kami tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi yang diambil berdasarkan laporan ini. Adapun asumsi, opini, dan perkiraan merupakan hasil dari pertimbangan internal kami per tanggal penilaian (cut off date), dan kami dapat mengubah pertimbangan diatas sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Kami tidak bertanggung jawab atas kekeliruan atau kelalaian yang terjadi akibat penggunaan laporan ini. Kinerja dimasa lalu tidak selalu dapat dijadikan acuan hasil masa depan. Laporan ini bukan merupakan rekomendasi penawaran, pembelian atau menahan suatu saham tertentu. Laporan ini mungkin tidak sesuai untuk beberapa investor. Seluruh opini dalam laporan in i telah disampaikan dengan itikad baik, namun sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan disajikan dengan benar per tanggal diterbitkan laporan ini. Harga, nilai, atau pendapatan dari setiap saham Perseroan yang disajikan dalam laporan ini kemungkinan dapat lebih rendah dari harapan pemodal, dan pemodal juga mungkin mendapatkan pengembalian yang lebih rendah dari nilai investasi yang ditanamkan. Investasi didefinisikan sebagai pendapatan yang kemungkinan besar diterima dimasa depan, namun nilai dari pendapatan yang akan diterima tersebut kemungkinan besar juga akan berfluktuasi. Untuk saham Perseroan yang penyajian laporan keuangannya didenominasi dalam mata uang selain Rupiah, perubahan nilai tukar mata uang tersebut kemungkinan dapat menurunkan nilai, harga, atau pendapatan investasi pemodal. Informasi dalam laporan ini bukan merupakan pertimbangan pajak dalam mengambil suatu keputusan investasi. Target harga saham dalam Laporan ini merupakan nilai fundamental, bukan merupakan Ni lai Pasar Wajar, dan bukan merupakan harga acuan transaksi yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Laporan target harga saham yang diterbitkan oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing bukan merupakan rekomendasi untuk membeli, menjual, atau menahan suatu saham tertentu, dan tidak dapat dianggap sebagai nasehat investasi oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing yang behubungan dengan cakupan Jasa Pefindo kepada, atau kaitannya kepada, beberapa pihak, termasuk emiten, penasehat keuangan, pialang saham, investment banks, institusi keuangan dan perantara keuangan, dalam kaitannya menerima imbalan atau keuntungan lainnya dari pihak tersebut, Laporan ini tidak ditujukan untuk pemodal tertentu dan tidak dapat dijadikan bagian dari tujuan investasi terhadap suatu saham dan juga bukan merupakan rekomendasi investasi terhadap suatu saham tertentu atau suatu strategi investasi. Sebelum melakukan tindakan dari hasil laporan ini, pemodal disarankan untuk mempertimbangkan terlebih dahulu kesesuaian situasi dan kondisi dan, jika dibutuhkan, mintalah bantuan penasehat keuangan. PEFINDO memisahkan kegiatan Valuasi Saham dengan kegiatan Pemeringkatan untuk menjaga independensi dan objektivitas dari proses dan produk kegiatan analitis. PEFINDO telah menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi non-publik tertentu yang diterima
sehubungan dengan proses analitis. Keseluruhan proses, metodologi dan databse yang digunakan dalam penyusunan Laporan Target Harga Referensi Saham ini secara keseluruhan adalah berbeda dengan proses, metodologi dan database yang digunakan PEFINDO dalam melakukan pemeringkatan. Laporan ini dibuat dan disiapkan Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing dengan tujuan untuk meningkatkan transparansi harga saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Laporan ini juga bebas dari pengaruh tekanan atau paksaan dari Bursa maupun Perseroan yang dinilai. Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing akan menerima imbalan sebesar Rp.20.000.000,- masing-masing dari Bursa Efek Indonesia dan Perseroan yang dinilai untuk 2 (dua) kali pelaporan per tahun. Untuk keterangan lebih lanjut, dapat mengunjungi website kami di http://www.pefindo.com Laporan ini dibuat dan disiapkan oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing. Di Indonesia Laporan ini dipublikasikan pada website kami dan juga pada website Bursa Efek Indonesia.
Page 1 of 11
Contact: Equity & Index Valuation Division Phone: (6221) 7278 2380 [email protected]
“Disclaimer statement in the last page is an
integral part of this report”
www.pefindo.com
Intraco Penta, Tbk Secondary Report
Equity Valuation
December 6, 2013
Target Price
Low High 350 500
Heavy Equipment
Historical Chart
Source: Bloomberg, Pefindo Equity & Index Valuation Division
Stock Information IDR
Ticker code INTA
Market price as of December 5, 2013 260
Market price – 52 week high 520
Market price – 52 week low 255
Market cap – 52 week high (bn) 1,123
Market cap – 52 week low (bn) 551
Market Value Added & Market Risk
Source:PT Intraco Penta Tbk, Pefindo Equity & Index
Valuation Division
Stock Valuation Last Current
High 740 500
Low 520 350
Shareholders (%)
Westwood Finance Inc. 27.05
Pristine Resources International Pte. Ltd. 18.57
PT Shalumindo Investama 14.73
PT Spallindo Adilong 12.05 Public (each below 5%) 27.59
Synergizing Value Chain in Times of Uncertainty
PT Intraco Penta Tbk (INTA) was established in 1970 as a spare parts trading firm. After listing its shares in the Indonesia Stock Exchange in 1993, it has now become one of the leading heavy equipment companies in Indonesia. The company draws strength from its 40-year business journey, distribution network covering 44 locations across Indonesia and more than 2,200 employees. INTA holds licenses from well-known international heavy equipment brands such as Volvo, Bobcat, Ingersoll-Rand, SDLG, Mahindra and Sinotruk. In addition to its core business of distributing and servicing
heavy equipment, INTA also provides financing (including sharia), rental, contracting and engineering solutions services. INTA developed a business concept called Total Solutions Provider, which enables the company to integrate and optimize value chains within the business group to deliver added value to customers.
“Disclaimer statement in the last page
is an integral part of this report”
www.pefindo.com
Intraco Penta, Tbk
December 6, 2013 Page 2 of 11
Target Price Adjustment
We have made several adjustments to our previous forecast and adjusted our target price downward to IDR350–IDR500 per share, based on the following considerations:
More pessimistic outlook for global economic growth, with the International
Monetary Fund revising its forecast downward. China and India, the two most important export destinations for Indonesia, also forecasted lower growths by 0.3 and 0.2 percentage points, respectively, for 2013.
International coal prices have dropped to below USD80 per MT since June to October 2013, a figure almost close to production costs. China’s looming low-grade coal import ban uncertainty and the anticipated global coal supply spike, mainly as a result of the success of shale gas in the US may keep coal prices
outlook remain poor. However there has been an increasing trend since end of October 2013 where the coal prices back to be at above USD80.
While demand is declining, the heavy equipment industry is seeing increased used heavy equipment imports. Heavy equipment production also declined 28% along 9M13 and the production is expected to drop 20% for the whole year in line with 25% QtQ dropped in coal production in 3Q13. The hope is coming from the recent increasing coal prices trend and the coming winter in some countries that may drives demand.
INTA’s rental service provides an alternative for business owners, allowing them to anticipate weak business cycles. Hence the business revenue only decline 5.6% during 9M13 far lower than heavy equipment revenue. INTA plans
to strengthen its rental business and add about 30-40 units of equipment for rent this year. Meanwhile, its leasing revenue increased 45% in 9M13 after jumping 77% in 2012, and its business contribution rose from only 2.5% in 2011 to 5.3% during 9M13.
Although revenue declined 14% in 2012 and then by 5% in 9M13, we expect INTA to book a moderate growth of about 6%, considering there have been signs that heavy equipment demand will slightly rebound as well as positive growth in the leasing, spare parts and maintenance business.
INTA’s 9M13 pre-tax margin dropped to -9.8% largely due to its higher interest payments in line with higher debts and the effect of forex loss. However, if we look at to pre-tax profit adjusted to forex effect, INTA was still booked IDR66 billion in 9M13. Although in 9M13 pre-tax profit adjusted to forex effect was
declined 12%, as the gross profit expected to boost in this year, INTA estimated to book pre-tax profit adjusted to forex effect of about IDR113 billion or a growth of 8%.
Risk-free rate, equity premium and beta assumption are 8.8%, 1.7% and 1.1x, respectively.
Business Prospects The shrinking of global demand and the fall of commodity prices, mainly coal, seems to be running longer than expected. Uncertainty looms over economies and businesses. However, we believe that risks could be embraced as opportunities for companies like INTA by strengthening its capacity to grow in the future during the
current circumstances. We see that INTA’s strategy to optimize its business value chain has proven to work, with its combination of core and supporting business well-synergized. We believe that demand will continue to grow in line with the country’s development and improvement in people’s welfare. Table 1: Performance Summary
2010 2011 2012 2013P 2014P
Revenue [IDR bn] 1,833 3,000 2,593 2,738 3,158
Pre-tax profit [IDR bn] 118 169 27 (212) 36
Net profit [IDR bn] 86 134 30 (178) 30
EPS [IDR] 200 62 14 (82) 14
EPS growth [%] 107 (69) (78) (700) (117)
P/E [x] 2.5 9.5 32.8 N.A. 18.3*
PBV [x] 0.5 2.4 1.9 1.4* 1.3*
Source: PT Intraco Penta Tbk, Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates *Based on INTA’s share price as of December 5, 2013 – IDR260/share
INVESTMENT PARAMETER
“Disclaimer statement in the last page
is an integral part of this report”
www.pefindo.com
Intraco Penta, Tbk
December 6, 2013 Page 3 of 11
The Growth-Value Map gives a visualization of market expectations for the companies
listed on the IDX. The Current Performance (CP) metric is a portion of current stock market value that can be linked to the perpetuity of a company’s current performance in profitability. The Growth Expectations (GE) metric is the difference between the current stock market value and the value of current performance. Both metrics are normalized by the company’s book value. The Growth-Value Map divides companies into four clusters:
Excellent Value Managers (Q-1)
Market expects companies in Q-1 to surpass their benchmark in profitability and growth.
Expectation Builders (Q-2) Market has relatively low expectations of profitability from companies in Q-2 in the short term, but has growth expectations exceed the benchmark.
Traditionalists (Q-3) Market has low growth expectations of companies in the Q-3, although they showed a good profitability in the short term.
Asset-loaded Value Managers (Q-4)
Market has low expectations in terms of profitability and growth for companies in Q-4.
Figure 1: Growth-Value Map
(INTA and Wholesale Industry)
Source: Pefindo Equity & Index Valuation Division
INTA is located in Expectation Builders (Q-2) quadrant, which means that its profitability in the short term is below average market expectations, while its future growth opportunity is perceived to be higher than market benchmark. In line with the condition described, we have positive expectations of INTA’s future performance, albeit current unfavorable data surrounding the Company’s growth and profitability.
GROWTH-VALUE MAP
“Disclaimer statement in the last page
is an integral part of this report”
www.pefindo.com
Intraco Penta, Tbk
December 6, 2013 Page 4 of 11
Global Economy: More Pessimism? Forecasts for global economic growth are more pessimistic, with the International Monetary Fund (IMF) in its October 2013 report revising projections downward from 3.2% to 2.9% in 2013 and 3.8% to 3.6% in 2014 due to slowing domestic demand and credit in main developing markets, protracted recession in the Euro zone, and stronger fiscal contraction in USA. China and India, the two most important countries for Indonesia’s exports, also forecasted lower growth, with IMF cutting their forecasts by 0.2 and 1.8 percentage points, respectively, for 2013, then 0.4 and 1.1 percentage points for 2014.
Figure 2: Global Economic Growth
Source: IMF, Pefindo Equity & Index Valuation Division
Difficult Challenges for Coal Producers International coal prices have dropped to below USD80 per MT since June to October
2013, a figure almost close to production costs. China’s looming low-grade coal import ban uncertainty and the anticipated global coal supply spike, mainly as a result of the success of shale gas in the US may keep coal prices outlook remain poor. However there has been an increasing trend since end of October 2013 where the coal prices back to be at slightly above USD80. Meanwhile, in the domestic business environment, the trade deficit that has emerged since in the last year is putting pressure on the country’s fiscal health, leading to the rupiah’s depreciation. The government policy to raise fuel prices to reduce the fiscal and trade deficit did not effectively affect the currency, as the market reacted excessively to the US central bank announcement that it would reduce its monetary stimulus. The fuel price hike drove inflation up in August to 8.8% YoY, the highest since 2008, following a BI rate increase of 7.5% in November 2013. With higher costs and lower selling prices, tough
challenges will continue to overshadow coal producers and related industries.
Figure 3: International Coal Price and Exchange Rate Movement
International Coal Price IDR Exchange Rate to USD
Source: Bloomberg, Bank Indonesia, Pefindo Equity & Index Valuation Division
Industry Remain Gloomy While demand is declining, the heavy equipment industry is also facing increasing used heavy equipment imports. Data shows that construction equipment imported during 1H13 has already reached 63% of the total imported in 2012. These has pulled down the sales of heavy equipment. For instance, Komatsu sales dropped 42% YoY and INTA’s declined 14% YoY during 1H13. With regard to leased heavy equipment, units leased and its financing amount are expected to decrease 10%-15% compared to 14,000 units and IDR105.1 trillion figures in 2012, continuing the trend since
BUSINESS INFORMATION
“Disclaimer statement in the last page
is an integral part of this report”
www.pefindo.com
Intraco Penta, Tbk
December 6, 2013 Page 5 of 11
beginning of the year. Heavy equipment production also declined 28% along 9M13 and the production is expected to drop 20% for the whole year in line with 25% QtQ dropped in coal production in 3Q13. The hope is coming from the recent increasing
coal prices trend and the coming winter in some countries that may drives demand.
Figure 4: Heavy Equipment and Coal Production
Source: PT Intraco Penta Tbk, Pefindo Equity & Index Valuation Division
Slight Growth in Heavy Equipment Sales We expect the decline in INTA’s heavy equipment sales to decelerate, considering that 9M13 heave equipment revenue fell by only 12% compared to 21% in 2012. Volvo will continue to dominate heavy equipment sales led by articulated dump trucks (ADT) and excavators. We also see that Sinotruk will remain contribute significantly to heavy
equipment business particularly for non-Volvo product segment. The wide industry application, such as for cement industry, chemical industry, bulk-material and inter-city transportation, makes Sinotruk, one of INTA’s flagship brand that can counterbalance the Company’s dependency on the mining industry.
Figure 5: Heavy Equipment Sales Volume and Revenue
Heavy Equipment Sales Volume in Units Heavy Equipment Revenue
Source: PT Intraco Penta Tbk, Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates
Total Solutions Provider Model Working Effectively INTA’s rental service provides an alternative for business owners, allowing them to anticipate weak business cycles. Hence the business revenue only decline 5.6% during 9M13 far lower than heavy equipment revenue. INTA plans to strengthen its rental business and add about 30-40 units of equipment for rent this year. INTA’s satisfied
customers tend to keep on renewing their rental contracts, such as what PT Aneka Tambang Tbk did recently. INTA also provides rental services with a buy option as part of its marketing initiatives and efforts to improve its services. Meanwhile, its leasing revenue increased 45% in 9M13 after jumping 77% in 2012, and its business contribution rose from only 2.5% in 2011 to 5.3% during 9M13. Looking at both business performance and the maintenance business that continues to book positive growth, we believe INTA’s Total Solutions Provider model has been
FINANCE
“Disclaimer statement in the last page
is an integral part of this report”
www.pefindo.com
Intraco Penta, Tbk
December 6, 2013 Page 6 of 11
working effectively, allowing the Company to weather the current hard times in the industry.
Figure 6: Rental Service and Leasing Revenue
Source: PT Intraco Penta Tbk, Pefindo Equity & Index Valuation Division
Revenue Expected to Grow Moderately INTA’s revenue has been on a downward trend. A 14% decline in 2012 was followed by a 5% drop in 9M13, mainly due to a slump in heavy equipment sales. However, we believe INTA will book a moderate positive growth of about 6%, considering that there have been indications that heavy equipment demand will rebound slightly and that there is positive growth in the leasing, spare parts and maintenance business. To
support its growth, in spite of uncertainty in the mining industry, INTA continues to expand by opening two new branch offices in Makassar (March 2013) and Banjarmasin (May 2013). Each office is equipped with a service center, workshop, display units and warehouse. Increasing Gross Profit Despite the revenue slow down, INTA’s gross margin jumped to 22.2% in 2012 and an even higher 24.1% in 9M13 compared to 17.5% in 2011. This was a result of INTA’s decision to temporarily freeze its mining service business, including selling its business assets. The decision was taken as the business continued to record losses and the mining industry remained unfavorable. On the other hand, INTA’s 9M13 pre-tax
margin dropped to -9.8% largely due to its higher interest payments in line with higher debts and the effect of forex loss. Management said that they need more bank loans to pay maturing letters of credit (L/C). Its finance cost and sharia profit sharing grew 77% and 38%, respectively, from 9M12, while its bank loans rose 23% from its position at the end 2012 and 167% at the end of 2011. Rupiah depreciation boost forex loss to record IDR259 billion during 9M13 compared to only IDR34 billion during 9M12. However, if we look at to pre-tax profit adjusted to forex effect, INTA was still booked IDR66 billion in 9M13 compared to minus IDR192 billion of pre-tax profit. Although in 9M13 pre-tax profit adjusted to forex effect was declined 12%, as the gross profit expected to boost in this year, INTA estimated to book pre-tax profit adjusted to forex
effect of about IDR113 billion or a growth of 8%.
Figure 7: Total Revenue and Profits
Total Revenue Profits
Source: PT Intraco Penta Tbk, Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates
“Disclaimer statement in the last page
is an integral part of this report”
www.pefindo.com
Intraco Penta, Tbk
December 6, 2013 Page 7 of 11
Table 2: INTA and Its Peers Performance Summary as of Sep-13 INTA UNTR KOBX* HEXA**
Revenue [IDR bn] 1,962 37,305 67,167 132,429
Gross profit [IDR bn] 474 6,791 14,285 23,300
Pretax profit [IDR bn] (192) 4,545 329 11,842
Net profit [IDR bn] (165) 3,379 106 8,883
Total asset [IDR bn] 4,814 56,619 111,595 430,800
Total liabilities [IDR bn] 4,442 22,769 72,347 203,907
Total equity [IDR bn] 372 33,850 39,248 226,893
Growth [YoY]
Revenue [%] (5.3) (15.5) (36.3) (38.7)
Gross profit [%] 12.5 (17.4) (37.3) (43.8)
Pretax profit [%] NA (21.7) (96.0) (60.7)
Net profit [%] NA (24.4) (98.3) (60.6)
Profitability
Gross margin [%] 24.1 18.2 21.3 17.6
Pretax margin [%] (9.8) 12.2 0.5 8.9
Net margin [%] (8.4) 9.1 0.2 6.7
ROA [%]*** (4.6) 8.0 0.1 4.1
ROE [%]*** (5.0) 19.8 0.2 8.7
Leverage
Debt to assets [x] 0.9 0.4 0.6 0.5
Debt to equity [x] 11.9 0.7 1.8 0.9
Source: BEI, Pefindo Equity & Index Valuation Division
* in USD ‘000
** in USD ‘000 and as of June 2013
*** annualized
INDUSTRY COMPARISON
“Disclaimer statement in the last page
is an integral part of this report”
www.pefindo.com
Intraco Penta, Tbk
December 6, 2013 Page 8 of 11
VALUATION
Methodology
We applied the Discounted Cash Flow (DCF) method as the main valuation approach considering that income growth is a value driver instead of asset growth. Furthermore, we also applied the Guideline Company Method (GCM) as comparison method.
This valuation is based 100% on share price as of December 5, 2013, and Financial Report as of September 30, 2013 as the basis for the fundamental analysis.
Value Estimation
We used a cost of capital of 9.4% and cost of equity of 10.6% based on the following assumptions: Table 3: Assumption
Risk free rate [%]* 8.8
Risk premium [%]* 1.7
Beta [x]** 1.1
Cost of Equity [%] 10.6
Marginal tax rate [%] 25.0
WACC [%] 9.4
Source: Bloomberg, Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates
* as of December 5, 2013 ** Pefindo Beta as of December 5, 2013
Target price for 12 months based on the valuation as per December 5, 2013, is as follows:
Using the DCF method with a discount rate assumption 9.4% is IDR373–
IDR546 per share. Using the GCM method (P/EBITDA 3.9x and P/BV 1.6x) is IDR296–IDR393
per share. In order to obtain a value that represents both value indications, we have weighted both DCF and GCM methods by 70%:30%. Based on the above calculation, target price of INTA for 12 month is IDR350–IDR500 per share.
Table 4: Summary of DCF Method Valuation
Conservative Moderate Optimist
PV of Free Cash Flows [IDR bn] 238 251 264
PV of Terminal Value [IDR bn] 3,327 3,503 3,678
Non-Operating Assets [IDR bn] 102 102 102
Debt [IDR bn] (2,863) (2,863) (2,863)
Number of Share [mn shares] 2,160 2,160 2,160
Fair Value per Share [IDR] 373 460 546
Source: Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates
TARGET PRICE
“Disclaimer statement in the last page
is an integral part of this report”
www.pefindo.com
Intraco Penta, Tbk
December 6, 2013 Page 9 of 11
Table 5: GCM Comparison
INTA UNTR KOBX HEXA Average
P/EBITDA [x] 0.7 4.8 5.9 4.2 3.9
P/BV [x] 1.7 2.2 1.5 1.1 1.6
Source: Bloomberg, Pefindo Equity & Index Valuation Division
Table 6: Summary of GCM Method Valuation Multiple [x] Est. EPS [Rp] Est. BV/share [Rp] Value [Rp]
P/EBITDA 3.9 101 - 393
P/BV 1.6 - 184 296
Source: Bloomberg, Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates
Table 7: Fair Value Reconciliation
Fair Value per Share [Rp]
DCF GCM Average
Upper limit 546 393 500
Bottom limit 373 296 350
Weight 70% 30%
Source: Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates Note: average price is rounded according to the fractional price prevailing on the IDX
“Disclaimer statement in the last page
is an integral part of this report”
www.pefindo.com
Intraco Penta, Tbk
December 6, 2013 Page 10 of 11
Table 8: Consolidated Statement of Comprehensive Income
IDR bn 2010 2011 2012 2013P 2014P
Revenue 1,833 3,000 2,593 2,738 3,158
Cost of revenue (1,517) (2,477) (2,017) (2,078) (2,394)
Gross profit 317 524 576 660 763
Operating expense (199) (355) (550) (873) (728)
EBITDA 233 352 301 137 424
Pre-tax profit 118 169 27 (213) 36
Tax (33) (49) (14) 15 (2)
Net profit 86 134 30 (179) 30
Source: PT Intraco Penta Tbk, Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates
Table 9: Consolidated Statement of Financial Position
IDR bn 2010 2011 2012 2013P 2014P
Assets
Cash and cash equivalents
65 331 113 101 109
Trade accounts
receivable 222 515 421 586 672
Net investments in
finance lease 151 212 339 479 553
Inventories 408 765 1,186 983 1,128
Other current assets 102 178 278 401 458
Total current assets 948 2,001 2,337 2,550 2,921
Net investments in finance lease
114 197 329 411 474
Property, plant, and equipment
157 365 320 296 297
Property and equipment
for lease 153 291 342 437 478
Assets for Ijarah and
Ijarah Muntahiyah Bittamlik
156 684 817 943 1,043
Other noncurrent assets 107 199 125 143 165
Total assets 1,635 3,738 4,269 4,779 5,378
Liabilities and equity
Trade accounts payable 324 1,462 832 1,217 1,404
Short-term debt 438 660 1,539 1,529 1,709
Other short-term
liabilities 108 261 327 401 463
Long-term debt 272 775 1,022 1,169 1,301
Other long-term liabilities
56 43 48 65 78
Total liabilities 1,198 3,201 3,768 4,381 4,954
Total equity 437 537 501 398 424
Source: PT Intraco Penta Tbk, Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates
Figure 8: P/E dan P/BV
Source: PT Intraco Penta Tbk, Pefindo Equity & Index Valuation Division
Figure 9: ROA, ROE and Total Assets Turnover
Source: PT Intraco Penta Tbk, Pefindo Equity & Index Valuation Division
Table 10: Key Ratios
2010 2011 2012 2013P 2014P
Growth [%]
Revenue 55.2 63.7 (13.6) 5.6 15.3
Pre-tax profit 65.5 43.6 (84.3) (903.7) (116.7)
EBITDA 17.4 51.4 (14.5) (54.4) 208.8
Net profit 107.5 54.9 (77.8) (700.2) (117.3)
Profitability [%]
Gross margin 17.3 17.5 22.2 24.1 24.2
Pre-tax margin 6.4 5.6 1.0 (7.8) 1.1
EBITDA margin 12.7 11.7 11.6 5.0 13.4
Net margin 4.7 4.5 1.1 (6.5) 1.0
ROA 5.3 3.6 0.7 (3.7) 0.6
ROE 19.7 24.9 5.9 (44.6) 7.2
Solvability [x]
Debt to equity 2.7 6.0 7.5 11.0 11.7
Debt to asset 0.7 0.9 0.9 0.9 0.9
Liquidity [x]
Current Ratio 1.7 2.2 1.3 1.3 1.3
Quick Ratio 1.0 1.3 0.6 0.8 0.8
Source: PT Intraco Penta Tbk, Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates
“Disclaimer statement in the last page
is an integral part of this report”
www.pefindo.com
Intraco Penta, Tbk
December 6, 2013 Page 11 of 11
DISCLAIMER
This report was prepared based on trusted and reliable sources. Nevertheless, we do not guarantee its
completeness, accuracy and adequacy. Therefore, we are not responsible for any investment decisions
made based on this report. All assumptions, opinions and predictions were solely our internal judgments
as of the reporting date, and those judgments are subject to change without further not ice.
We are not responsible for any mistakes or negligence that occur by using this report. Recent performance
cannot always be used as a reference for future outcome. This report does not offer a recommendation to
purchase or hold particular shares. This report might not be suitable for some investors. All opinions in
this report have been presented fairly as of the issuing date with good intentions; however, they could
change at any time without further notice. The price, value or income of each share of the Company stated
in this report might be lower than investor expectations, and investors may obtain returns lower than the
invested amount. Investment is defined as the probable income that will be received in the future;
nonetheless such returns may fluctuate. As for companies whose shares are denominated in a currency
other than Rupiah, foreign exchange fluctuation may reduce their share value, price or the returns for
investors. This report does not contain any information for tax considerations in investment decision-
making.
The share price target in this report is a fundamental value, not a fair market value or a transaction price
reference required by regulations.
The share price target issued by the Pefindo Equity & Index Valuation Division is not a recommendation to
buy, sell or hold particular shares. It should not be considered as investment advice from the Pefindo
Equity & Index Valuation Division and its scope of service to some parties, including listed companies,
financial advisors, brokers, investment banks, financial institutions and intermediaries, does not correlate
with receiving rewards or any other benefits from such parties.
This report is not intended for any particular investor and cannot be used as part of an objective
investment analysis of particular shares, an investment recommendation, or an investment strategy. We
strongly recommend investors to consider the suitability of the situation and conditions before making a
decision in relation with the figures in this report. I f necessary, consult with your financial advisor.
PEFINDO keeps the activities of the Equity Valuation Division separate from its Ratings Division to
preserve the independence and objectivity of its analytical processes and products. PEFINDO has
established policies and procedures to maintain the confidentiality of non-public information received in
connection with each analytical process. The entire process, methodology and the database used in the
preparation of the Reference Share Price Target Report as a whole are different from the processes,
methodologies and databases used by PEFINDO in issuing ratings.
This report was prepared and composed by the Pefindo Equity & Index Valuation Division with the
objective of enhancing the transparency of share prices of listed companies in the Indonesia Stock
Exchange (IDX). This report is also free of influence from any other party, including pressure or force
either from IDX or the listed company reviewed. Pefindo Equity & Index Valuation Division earns a reward
amounting to IDR20 million from IDX and the reviewed company for issuing this report twice a year. For
further information, please visit our website at http://www.pefindo.com
This report was prepared and composed by the Pefindo Equity & Index Valuation Division. In Indonesia, this report is published in our website and in the IDX website.