Pengumpulan Data Penelitian

29
TEKNIK PENGUMPULAN DATA PENELITIAN Teknik Pengumpulan Data Primer Teknik pengumpulan data primer yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer membutuhkan perancangan alat dan metode pengumpulan data. Macam – macam metode pengumpulan data primer penelitian: a. Metode Angket (Kuesioner) b. Observasi c. Wawancara d. Pengukuran Fisik e. Percobaan Laboratorium Semua metode mensyaratkan pencatatan yang detail, lengkap, teliti dan jelas. Untuk mencapai kelengkapan, ketelitian dan kejelasan data, pencatatan data harus dilengkapi dengan: a. Nama pengumpul data b. Tanggal dan waktu pengumpulan data c. Lokasi pengumpulan data d. Keterangan-keterangan tambahan data/istilah/responden a. Metode Angket (Kuesioner), Metode angket (kuisioner) yaitu pemberian daftar pertanyaan secara tertutup kepada responden yang

Transcript of Pengumpulan Data Penelitian

Page 1: Pengumpulan Data Penelitian

TEKNIK PENGUMPULAN DATA PENELITIAN

Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer yaitu pengumpulan data yang dilakukan

secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer membutuhkan

perancangan alat dan metode pengumpulan data. Macam – macam metode

pengumpulan data primer penelitian:

a. Metode Angket (Kuesioner)

b. Observasi

c. Wawancara

d. Pengukuran Fisik

e. Percobaan Laboratorium

Semua metode mensyaratkan pencatatan yang detail, lengkap, teliti dan

jelas. Untuk mencapai kelengkapan, ketelitian dan kejelasan data, pencatatan data

harus dilengkapi dengan:

a. Nama pengumpul data

b. Tanggal dan waktu pengumpulan data

c. Lokasi pengumpulan data

d. Keterangan-keterangan tambahan data/istilah/responden

a. Metode Angket (Kuesioner),

Metode angket (kuisioner) yaitu pemberian daftar pertanyaan secara

tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan beberapa altenatif jawaban

yang tersedia.

Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada

responde. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian

dicatat/direkam. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang efisien

bila peneliti mengetahui secara pasti data/informasi apa yang dibutuhkan dan

bagaimana variabel yang menyatakan informasi yang dibutuhkan tersebut diukur.

Page 2: Pengumpulan Data Penelitian

Keuntungan dari teknik angket adalah:

Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat

dikirimkan melalui pos.

Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relatif murah.

Angket tidak terlalu menggangu respoden karena pengisiannya ditentukan

oleh respoden sendiri sesuai dengan kesedian waktunya.

Kerugian teknik angket:

Jika angket dikirimkan melalui pos, maka persentase yang dikembalikan

relatif rendah.

Angket tidak dapat digunkan untuk respoden yang kurang bisa membaca dan

menulis.

Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah dan tidak ada

kesempatan untuk mendapat penjelasan.

1. Jenis Pertanyaan dalam Kuesioner

a) Pertanyaan Terbuka

Pertanyaan yang memungkinkan responden memberikan jawaban

sesuai dengan cara atau pendapatnya

Misal:

Sebutkan lima sifat pemimpin yang Anda sukai:

1) ……………………………

2) ……………………………

3) ……………………………

4) ……………………………

5) ……………………………

Bagaimana pendapat Anda tentang kepemimpinan supervisor Anda?

_________________________________________________________

_________________________________________________________

_________________________________________________________

_________________________________________________________

Page 3: Pengumpulan Data Penelitian

_________________________________________________________

_____________________________________________

Jawaban responden terhadap pertanyaan-pertanyaan terbuka akan

sangat bervariasi. Pengelompokkan jawaban-jawaban serupa akan

menjadi suatu pekerjaan yang tidak mudah

b) Pertanyaan Tertutup

Responden tinggal memilih jawaban di antara pilihan yang sudah

disediakan. Pertanyaan-pertanyaan tertutup dapat dengan mudah

dikodekan dan diolah untuk tahap penelitian selanjutnya.

Misal:

Atasan Anda mendelegasikan tugas dengan jelas:

1) Sangat Setuju Sekali

2) Sangat Setuju

3) Setuju

4) Tidak Setuju

5) Sangat Tidak Setuju

c) Pertanyaan Terbuka dan Tertutup

Kadangkala pertanyaan disajikan secara terbuka sekaligus tertutup

Misal:

Pekerjaan Anda:

1) Pegawai Negeri Sipil

2) TNI

3) Professional:

a. Dokter

b. Guru

c. Pengacara

d. lainnya (Sebutkan): ______________________

4) Pengusaha

5) Lainnya (Sebutkan): ___________________________

Page 4: Pengumpulan Data Penelitian

2. Bentuk Pertanyaan

a) Pernyataan Positif

Pernyataan positif adalah pernyataan yang jawabannya sesuai dengan

harapan peneliti

b) Pernyataan Negatif

Pernyataan negatif adalah pernyataan yang jawabannya tidak sesuai

dengan harapan peneliti

Contoh:

Misal: Jika ingin diketahui kinerja kasir sebuah toko swalayan

Pernyataan Positif (Contoh LSR)

Kasir di toko swalayan ini ramah:

1) Tidak Setuju 2) Setuju 3) Sangat Setuju

Pernyataan Negatif (Contoh LSR)

Kasir tidak sopan:

1) Sangat Setuju 2) Setuju 3) Tidak Setuju

Pertanyaan dalam kuesioner ditulis dalam bentuk pernyataan bukan

pertanyaan

3. Pengkodean atau Pembobotan Nilai Jawaban:

Pada pernyataan positif, nilai paling positif diberi bobot paling

besar (karena paling positif berarti paling sesuai harapan). Pada pernyataan

negatif, nilai paling negatif diberi bobot paling besar (karena paling

negatif berarti paling sesuai harapan)

Idealnya dalam suatu kuesioner penelitian, komposisi bentuk

pernyataan positif dan negatif berimbang, misalnya dari 30 pernyataan

dirancang terdiri dari 15 pernyataan positif dan 15 pernyataan negatif.

Pernyataan positif dan negatif harus diletakkan secara bergantian.

Dengan meletakkan pernyataan positif dan negatif bergantian, responden

benar-benar membaca pernyataan-pernyataan dengan teliti dan menjawab

dengan benar

Page 5: Pengumpulan Data Penelitian

4. Teknik Pengukuran (Teknik Penskalaan)

Dua teknik pengukuran dengan kuesioner yang paling populer adalah:

a) Likert’s Summated Rating (LSR)

LSR adalah skala atau pengukuran sikap responden

Jawaban pernyataan dinyatakan dalam pilihan yang

mengakomodasi jawaban antara Sangat Setuju Sekali sampai

Sangat Tidak Setuju

Banyak pilihan biasanya 3, 5, 7, 9 dan 11

Dalam prakteknya yang paling sering digunakan adalah 5

Terlalu sedikit pilihan jawaban menyebabkan pengukuran menjadi

sanagt kasar

Terlalu banyak pilihan jawaban menyebabkan responden sulit

membedakan pilihan

Banyak pilihan ganjil juga menimbulkan masalah, responden yang

malas/enggan akan menjawab pilihan yang di tengah (jawaban

netral)

b) Semantic Differential (SD)

Responden menyatakan pilihan di antara dua kutub kata sifat atau

frasa

Dapat dibentuk dalam suatu garis nilai yang kontinyu, dan dapat

diukur dalam satuan jarak atau dalam bentuk pilihan seperti LSR

Misal:

Sikap kasir (responden memilih kotak 10 sampai dengan 0,

misalnya 8) atau sikap kasir (responden meletakkan jawaban di antara

garis bilangan, nilai jawaban kemudian diukur dalam cm). Prinsip sifat

positif diberi nilai paling besar dan sifat negatif diberi nilai paling kecil

tetap dipertahankan, demikian juga prinsip menggabungkan positif–

negatif dan negatif−positif secara bergantian

5. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Page 6: Pengumpulan Data Penelitian

Kesalahan operasionalisasi variabel mungkin terjadi karena

dimensi yang penting luput direalisasikan menjadi butir pertanyaan dalam

kuesioner. Kesalahan dapat diminimalkan dengan melakukan pengujian

validitas dan reliabilitas kuesioner.

a) Validitas

Validitas mengacu pada apakah kuesioner benar-benar dapat mengukur

apa yang ingin diukur. Sebagian besar validitas diukur secara logika

(subyekif), hanya validitas konstruk yang dapat diukur secar

matematika/statistika.

Jenis Validitas

1) Validitas Konstruk (Construct Validity)

Konstruk adalah penyusun atau elemen suatu konsep/variabel

Misal: Jika suatu konsep disusun berdasarkan 5 elemen tetapi

dalam kuesioner hanya diukur 3 elemen maka validitas konstruk

kuesioner ini rendah

Ukuran validitas konstruk dinyatakan dalam koefisien korelasi (R)

setiap butir pernyataan dengan nilai total seluruh butir. Valid

tidaknya setiap butir kemudian dibandingkan dengan nilai kritik

pada Tabel Kolstoe, 1973

2) Validitas Isi (Content Validity)

Bertujuan memeriksa apakah butir-butir pertanyaan sesuai dengan

pengetahuan aau kemampuan responden.

3) Validitas Eksternal (External Validity)

Membandingkan kuesioner yang dibuat dengan kuesioner yang

sudah dibakukan

4) Validitas Prediktif (Predictive Validity)

Mengukur apakah kuesioner dapat digunakan meramalkan perilaku

di masa depan. Validitas prediktif diberi nilai tinggi jika apa yang

diramalkan terbukti

5) Validitas Rupa (Face Validity)

Validitas tampilan kuesioner, sesuai dengan format

Page 7: Pengumpulan Data Penelitian

6) Validitas Budaya (Culture Validity)

Apakah butir-butir pernyataan dalam kuesioner sudah sesuai

budaya atau kondisi responden

b) Reliabilitas

Reliabilitas menyatakan derajat keandalan dan konsistensi kuesioner

Beberapa metode penghitungan reliabilitas, misalnnya:

1. Metode Test − Retest

2. Metode Test − Retest Paralel

3. Teknik Belah Dua (Split Half)

4. Analisis Diskriminan

Pada prinsipnya, semua metode perhitungan itu mengukur reliabilitas

melalui koefisien korelasi setiap butir pernyataan dengan total seluruh

butir (sama dengan Validitas Konstruck).

6. Uji Coba Kuesioner

Sebelum kuesioner benar-benar digunakan untuk mengumpulkan

data, dilakukan uji coba dengan menyebarkan kuesioner kepada kira-kira

30 responden

Hasil uji coba kemudian dignakan untuk menguji validitas dan

reliabilitas. Butir-butir yang tidak valid atau tidak reliabel kemudian

diperbaiki, diubah, atau jika tidak memungkinkan dihilangkan dan

selanjutnya kuesioner diuji kembali

7. Alat Bantu Pembuat Kuesioner

Metode perhitungan validitas dan reliabilitas ini dapat

diaplikasikan dengan bantuan program komputer (Misalnya EXCEL atau

SPSS) Kuesioner apat dibuat dengan pengolah kata atau dengan program-

program komputer lainnya yang memang dibuat untuk membuat kuesioner

(Misalnya: EPI-INFO atau Lotus Notes)

Pembuatan kuesioner dengan program komputer memungkinkan

publikasi kuesioner secara on-line di internet. Beberapa web di internet

Page 8: Pengumpulan Data Penelitian

juga menyediakan fasilitas membuat kuesioner atau pooling) on-line,

misalnya web votepedia yang dibangun di atas teknologi Wikipedia

b. Observasi

Observasi yaitu pengumpulan data dengan pengamatan langsung terhadap

sejumlah acuan yang berkenaan dengan topik penelitian dilokasi penelitian.

Observasi atau pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran,

penciuman, pembau, perasa). Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan bantuan

alat rekam elektronik kemudian dituliskan sebagai skrip

Kelebihan :

Derajat kepercayaan tinggi

Konteks sosial yang diamati belum dipengaruhi faktor lain (natural)

Tidak terbatas hanya pada manusia

Dapat menggunakan alat bantu

Kelemahan :

Memerlukan waktu yang lama

Kurang efektif mengamati gejala pada individu seperti sikap, motivasi,

pandangan dan sebagainya

Tidak dapat mengamati gejala yang peka / rahasia

Tidak dapat mengamati gejala masa lampau.

1. Macam-macam Observasi

Nasution dalam Sugiyono (2006) menyatakan bahwa observasi

adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja

berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh

melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan

berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat

kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang

angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.

Marshall dalam Sugiyono (2006) menyatakan bahwa “through

observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached

Page 9: Pengumpulan Data Penelitian

to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku,

dan makna dari perilaku tersebut.

Sanapiah Faisal dalam Sugiyono (2006) mengklasifikasikan

observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant observation),

observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation dan

covert observation), dan observasi yang tak berstruktur (unstructed

observation). Selanjutnya Spradley, dalam Susan Stainback (1988)

membagi observasi berpartisipasi menjadi empat, yaitu pasive

participation, moderate participation, active participation, dan complete

participation.

a) Observasi Partisipatif

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari

orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data

penelitian. Susan Stainback dalam Sugiyono (2006) menyatakan “In

participant observation, the researcher observes what people do, listent to

what they say, and participates in their activities” Dalam obeservasi

paarticipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang,

mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam

aktivitas mereka.

Observasi ini dapat digolongkan menjadi empat, yaitu partisipasi

pasif, partisipasi moderat, observasi yang terus terang dan tersamar, dan

observasi yang lengkap.

1) Partisipasi pasif : peneliti datang di tempat kegiatan orang yang

diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

2) Partisipasi moderat : terdapat keseimbangan antara peneliti menjadi

orang dalam dengan orang luar.

3) Partisipasi aktif : peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh

nara sumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap.

4) Partisipasi lengkap : peneliti sudah terlibat sepenuhnya terhadap

apa yang dilakukan sumber data.

Page 10: Pengumpulan Data Penelitian

b) Observasi Terus Terang atau Tersamar

Peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus

terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Tetapi

dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam

observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari

merupakan data yang masih dirahasiakan.

c) Observasi Tak Terstruktur

Observasi tidak terstuktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan

secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Peneliti akan

melakukan penelitian pada suku terasing yang belum dikenalnya, maka

peneliti akan melakukan observasi tidak terstruktur.

2. Manfaat Observasi

Menurut Patton dalam Nasution yang dikutip Sugiyono (2006),

dinyatakan bahwa manfaat observasi adalah sebagai berikut.

a) Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami

konteks data dalam keseluruhan situasi sosial. Jadi akan dapat diperoleh

pandangan yang holistik atau menyeluruh.

b) Dengan observasi maka akan diperoleh pangalaman langsung sehingga

memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak

dipengarugi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan

induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.

c) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang kurang atau

tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam

lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa’ dan karena itu tidak akan

terungkapkan dalam wawancara.

d) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya

tidak akan diungkapkan oleh responden dalam wawancara karena

bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama

lembaga.

Page 11: Pengumpulan Data Penelitian

e) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar

persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih

komprehensif.

f) Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan

data yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan

merasakan suasana/ situasi sosial yang teliti.

3. Obyek Observasi

Obyek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi

menurut spradley dinamakan situasi sosial, yang terdiri atas tiga

komponen yaitu place (tempat), actor (pelaku), activities (aktivitas).

a) Place, atau tempat di mana interkasi dalam situasi sosial sedang

berlangsung

b) Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu

c) Avtiviti, atau kegiatan yan dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial

yang sedang berlangsung.

d) Object, benda-benda yang terdapat di tempat itu

e) Act, perbuatan / tindakan tertentu

f) Event, rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang

g) Time, urutan Kegiatan

h) Goal, tujuan yang ingin dicapai

i) Feeling, emosi yang dirasakan dan diekspresikan orang-orang

4. Tahapan Observasi

Menurut Spradley dalam Sugiyono (2006) tahapan observasi ada

tiga yaitu bservasi deskriptif, observasi terfokus, observasi terseleksi.

a) Observasi Deskriptif

Observasi deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi

sosial tertentu sebagai obyek penelitian. Penelitian menghasilkan

kesimpulan pertama. Peneliti melakukan analisis domain, sehingga

mampu mendeskripsikan terhadap semua yang ditemui.

Page 12: Pengumpulan Data Penelitian

b) Observasi Terfokus

Peneliti melakukan analisis taksonomi sehingga dapat menemukan

fokus, peneliti selanjutnya menghasilkan kesimpulan-kesimpulan.

c) Observasi Terseleksi

Peneliti telah menemukan karakteristik kontras-kontras atau perbedaan

dan kesamaan antarkategori, serta menemukan hubungan antara satu

kategori dengan kategori yang lain.

c. Wawancara (Interview)

Menurut pengertiannya wawancara adalah Tekhnik pengumpulan data atau

informasi dari “informan” dan atau “Responden” yang sudah di tetapkan, di

lakukandengan cara ”Tanya jawab sepihak tetapi sistematis” atas dasar tujuan

penelitian yanghendak di capai.

Menurut beberapa ahli, wawancara juga di definiusikan sebagai berikut :

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan

mengadakankomunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan

dengan dialog ( Tanyajawab ) secara lisan, baik langsung maupun tidak

langsung ( I. Djumhur dan Muh.Surya,1985 ).

Wawancara adalah salah satu metode untuk mendapatkan data anak atau

orang tua dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan

informan/face to face relation. ( Bimo Walgito, 1987 ).

Wawancara adalah alat untuk memperoleh data atau fakta atau informasi dari

seorang murid secara lisan ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ).

Wawancara adalah suatu alat untuk memperoleh fakta/data informasi dari

murid secara lisan. Dengan tujuan mendapatkan data yang diperlukan untuk

bimbingan ( WS. Winkel, 1995 ).

Keuntungan wawancara adalah:

Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak bisa membaca dan

menulis.

Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera

menjelaskannya.

Page 13: Pengumpulan Data Penelitian

Wawancara dapat mengecek kebenaran jawaban responden denagn

mengajukan pertanyaan pembanding, atau dengan melihat wajah atau gerak-

gerik responden.

Kerugian wawancara adalah:

Wawancara memerlukan biaya yang sangat untuk perjalanan dan uang harian

pengumpulan data.

Wawancara hanya dapat menjangkau jumalh responden yang lebih kecil.

Kehadiran pewawancara mungkin menggangu responden.

1. Macam-macam wawancara terbagi menjadi:

a) Wawancara Tidak Terstruktur

1) Merupakan langkah persiapan wawancara terstruktur

2) Pertanyaan yang diajukan merupakan upaya mengali isu awal

3) Sifat pertanyaan spontan

b) Wawancara Terstruktur

Pertanyaan sudah disiapkan, karena sudah dirancang data/informasi

apa yang dibutuhkan

2. Jenis Wawancara

a) Wawancara langsung (face to face)

b) Wawancara tidak langsung, misalnya dengan telepon atau internet

(on-line)

3. Langkah-langkah wawancara

Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal dalam Sugiyono (2006),

mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk

mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:

a) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan

b) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan

pembicaraan

c) Mengawali atau membuka alur wawancara

d) Melangsungkan alur wawancara

e) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya

Page 14: Pengumpulan Data Penelitian

f) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan

g) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh

4. Jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara

Patton dan Molleong dalam Sugiyono (2006) menggolongkan

enam jenis pertanyaan yang saling berkaitan, yaitu:

a) Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman

b) Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat

c) Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan

d) Pertanyaan tentang pengetahuan

e) Pertanyaan yang berkenaan dengan indera

f) Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi

Selanjutnya Guba dan Lincoln dalam Molleong dalam Sugiyono

(2006) mengkalsifikasikan jenis-jenis pertanyaan untuk wawancara

sebagai berikut:

a) Pertanyaan hipotesis

b) Pertanyaan yang mempersoalkan sesuatu yang ideal dan informan

diminta untuk memberikan respon

c) Pertanyaan yang menantang informan untuk memberikan hipotesis

alternatif

d) Pertanyaan interpretatif

e) Pertanyaan yang memberikan saran

f) Pertanyaan untuk mendapatkan suatu alasan

g) Pertanyaan untuk mendapatkan suatu argumentasi

h) Pertanyaan untuk mendapatkan suatu alasan

i) Pertanyaan untuk mengungkap sumber

j) Pertanyaan yang mengungkapkan kepercayaan terhadap sesuatu

k) Pertanyaan yang mengarahkan

Spradley dalam Sugiyono (2006) menggolongkan jenis-jenis

pertanyaan menjadi tiga, yaitu: pertanyaan deskriptif, pertanyaan

struktural, dan pertanyaan kontras

Page 15: Pengumpulan Data Penelitian

5. Bias dalam Wawancara

Kesenjangan antara informasi/data yang dinginkan oleh peneliti

dengan informasi/data yang diberikan oleh responden. Bias dalam

wawancara harus diminimalkan

Sumber bias dalam wawancara:

a) Pewawancara

Bias dari Pewawancara

1) Tidak terjadi saling percaya antara responden dengan pewawancara

2) Kekeliruan penafsiran pertanyaan: hal ini terutama terjadi jika

wawancara dilakukan oleh beberapa orang dalam suatu

tim/kelompok pewawancara

3) Secara tidak sengaja atau disadari pewawancara mendorong atau

mencegah responden menjawab ke suatu arah jawaban tertentu

b) Responden

Bias dari Responden

1) Responden tidak jujur menjawab

2) Responden sebenarnya tidak memahami isi pertanyaan tetapi

enggan bertanya atau melakukan klarifikasi

c) Situasi Saat Wawancara

Bias dari situasi

Waktu wawancara tidak tepat, misalnya ketika responden sedang

bekerja atau sedang lelah sehingga enggan menjawab pertanyaan

Sumber bias diperhatikan agar wawancara berjalan efisien dan efektif

6. Alat-Alat Wawancara

Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik, diperlukan alat-alat

sebagai berikut:

a) Buku catatan

b) Tape recorder

c) Camera

Page 16: Pengumpulan Data Penelitian

7. Mencatat Hasil Wawancara

Hasil wawancara segera harus dicatat setelah selesai melakukan

wawancara agar tidak lupa atau bahkan hilang.

8. Teknik Bertanya:

a) Funneling:

Mulai dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka (open-ended questons)

Funneling adalah transisi dari tema yang luas ke tema yang lebih

sempit

b) Pertanyaan yang tidak bias

Pertanyaan harus jelas dan tidak mengandung interpretasi ganda

(ambigous)

c) Menjelaskan pertanyaan sejelas-jelasnya

Jika ada keraguan responden, pewawancara dapat menjelaskan

pertanyaan sekali lagi

Mengajukan pertanyaan sekali lagi dalam bahasa yang lebih sederhana

Memastikan jawaban responden dengan mengajukan pernyataan

sekali lagi.

d) Membantu responden menyatakan pendapatnya

Jika responden kesulitan mengungkapkan pendapatnya, pewawancara

dapat membantu dengan mengutarakan istilah yang tepat

e) Membuat Catatan atau Rekaman

Wawancara dicatat dan direkam dengan seijin atau sepengetahuan

responden

f) Menggunakan bahasa atau istilah yang sesuai dengan kondisi

(misalnya: pendidikan) responden

Bila responden enggan menjawab pertanyaan, karena merasa

pertanyaan bersifat pribadi atau sensitif, pewawancara dapat

mengubah pertanyaan dengan istilah lain

Misalnya: Pendapatan diganti dengan pengeluaran

d. Pengukuran Fisik

Page 17: Pengumpulan Data Penelitian

Adapun syarat dalam pengukuran fisik antara lain :

1. Alat ukur harus dikalibrasi sebelum mulai melakukan pengukuran

2. Alat ukur harus memenuhi standar penelitian

3. Alat ukur harus mudah dijalankan dan dikendalikan

4. Pengukuran memperhatikan kondisi yang disyaratkan dalam perumusan

masalah (misalnya: suhu atau tekanan)

e. Perancangan Percobaan dan Penelitian dalam Laboratorium

Adapun syarat dalam Perancangan Percobaan dan Penelitian dalam

Laboratorium antara lain :

1. Sebelum melakukan percobaan laboratoium, dilakukan perancangan

percobaan

2. Dalam proses perancangan percobaan, unit penelitian dan perlakuan

yang akan dikenakan pada setiap unit penelitian direncanakan

Peerancangan percobaan (experiment design) sangat diperlukan pada

penelitian yang dilakukan dalam laboratorium. Laboratorium tidak hanya

mengacu pada ruangan laboratorium (biologi, kimia, fisika, kedokteran atau

ilmu rekayas) tapi pada setiap ruang termasuk lapangan yang setiap faktornya

dapat dikendalikan

Sebelum melakukan penelitian-penelitian biologi, kimia, fisika dan

rekayasa yang dilakukan dalam laboratorium, umumnya peneliti merancang

unit percobaan yang akan dilakukan

Dalam penelitian biologi, kimia, fisika dan rekayasa memungkinkan

untuk memilih obyek penelitian dan mengusahakan kondisi penelitian

(misalnya suhu, konsentrasi zat kimia, tekanan, media) yang homogen,

sesuatu yang amat sulit dilakukan pada penelitian-penelitian sosial (ekonomi,

psikologi, sosiologi). Dasar perhitungan semua jenis Perancangan Percobaan

adalah Analisis Varians (Analysis of Variance) suatu bidang kajian dalam

Statistika

Page 18: Pengumpulan Data Penelitian

Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder yaitu pengumpulan data yang dilakukan

melalui studi kepustakaan yang terdiri dari :

a. Penelitian Kepustakaan (Library research)

Penelitian Kepustakaan (Library research) Yaitu, pengumpulan data yang

diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki

relevansi dengan masalah yang diteliti.

b. Studi dokumenter (Documentary)

Studi dokumenter (Documentary) teknik yang digunakan dengan

menelaah catatan tertulis, dokumen, arsip yang menyangkut masalah yang diteliti

yang berhubungan dengan instansi terkait. Analisis dokumen lebih mengarah pada

bukti konkret. Dengan instrumen ini, kita diajak untuk menganalisis isi dari

dokumen-dokumen yang dapat mendukung penelitian kita, contohnya analisis

RPP dan SIlabus, apakah sudah koherence apa belum dengan proses belajar

mengajar di kelas.

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen dapat dibedakan

menjadikan dokumena primer ( dokumen yang ditullis oleh orang yang langsung

mengalami suatau peristiwa), dan dokumen sekunder (jika peristiwa dilaporkan

kepada orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang ini) contohnya otobiografi.

Dokumen dapat dibedakan menjadi:

1. Dokumen primer

Dokumen ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa.

Sebagai contoh adalah autobiografi

2. Dokumen sekunder

Peristiwa dilaporkan pada orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang ini.

Contohnya adalah biografi.

Keuntungan studi dokumentasi adalah:

Untuk subjek penelitian yang sukar, studi dokumentasi dapat memberikan

jalan untuk melakukan penelitian

Page 19: Pengumpulan Data Penelitian

Tak kreatif. Karena studi dokumentasi tidak dilakukan secara langsung

dengan orang, maka data yang diperlukan tidak terpengaruh oleh kehadiran

peneliti atau pengumpulan data.

Analisis longitudinal, menjangkau jauh ke masa lalu

Besar sampel. Dengan dokumen-dokumen yang tersedia, teknik ini

memungkinkan untuk mengambil sampel yang lebih besar karena biaya yang

diperlukan relatif kecil.

Kerugian studi dokumentasi adalah:

Bias, karena dokumen yang dibuat tidak untuk kep[erluan penelitian, maka

data yang tersedia mungkin bias

Tersedia secra selektif. Tidak semua dokumen dipelihara untuk dapat dibaca

ulang oleh orang lain.

Tidak lengkap. Karena tujuan penulisan dokumen berbeda dengan tujuan

penelitian.

Format yang tidak baku. Sejalan dengan maksud dan tujuan penulisan

dokumen yang berbeda dengan tujuan penelitian, maka formatnya juga dapat

bermacam-macam sehingga bisa mempersulit pengumpulan data.

Sebagaimana metode historik, dalam studi dokumentasi perlu dilakukan kritik

tehadap sumber data, baik kritik internal maupun kritik eksternal

Teknik Pengumpulan Data Gabungan.

a. Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai teknik pngumpulan data yang

menggabungkan berbagai teknik pengambilan data dari sumber data yang telah

ada, baik sumber primer maupun sumber sekunder.

b. Focus Group Discussion

Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi terpusat

(Focus Group Discussion), yaitu upaya menemukan makna sebuah isu oleh

sekelompok orang lewat diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah

oleh seorang peneliti. Misalnya, sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN

Page 20: Pengumpulan Data Penelitian

2011 di mana nilai rata-rata siswa pada matapelajaran bahasa Indonesia rendah.

Untuk menghindari pemaknaan secara subjektif oleh seorang peneliti, maka

dibentuk kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang peneliti. Dengan beberapa

orang mengkaji sebuah isu diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih

objektif.