Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013

32
WATERPASS 1 PENGUKURAN WATERPASS ( W1 ) I. NAMA PERCOBAAN : PENGUKURAN WATERPASS (W1) II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Mengenal prinsip kerja dan kegunaan dari waterpas 2. Menggunakan alat waterpass dengan baik dan benar cara menggunakannya 3. Mencari ketinggian titik pada suatu lokasi beserta jaraknya sehingga dapat digambarkan areal yang diukur ke dalam suatu media dengan skala tepat 4. Penentuan sudut horizontal III. ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN 1. Waterpass 2. Statis GRUP PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2014 GROUP : II

description

eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeemkjwenjwnejnwknekwnekwneknwkejnwjndjwnkjnwkjcnwkjnwknckwncjkwcnkjwncj w n wn cwjckwjkjwwk

Transcript of Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013

Page 1: Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013

WATERPASS 1

PENGUKURAN WATERPASS ( W1 )

I. NAMA PERCOBAAN : PENGUKURAN WATERPASS (W1)

II. TUJUAN PERCOBAAN :

1. Mengenal prinsip kerja dan kegunaan dari waterpas

2. Menggunakan alat waterpass dengan baik dan benar cara

menggunakannya

3. Mencari ketinggian titik pada suatu lokasi beserta jaraknya sehingga

dapat digambarkan areal yang diukur ke dalam suatu media dengan

skala tepat

4. Penentuan sudut horizontal

III. ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN

1.Waterpass

2. Statis

GRUP PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2014GROUP : II

Page 2: Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013

WATERPASS 1

3. Baak ukur

4. Jalon

5. Patok Kayu

6. Unting – unting

GRUP PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2014GROUP : II

Page 3: Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013

WATERPASS 1

7. Payung

8. Meter gulung

9. Kompas

Gambar 1. Alat – alat pendukung waterpas

IV. FUNGSI MASING – MASING ALAT

1. Waterpass : Alat Ukur penyipat datar.

2. Statif : Tempat kedudukan dan berdirinya alat – alat

Waterpass

3. Baak Ukur : Alat pembantu Waterpass untuk menentukan

bedatinggi, membaca Benang Atas, Benang

Tengah dan Benang Bawah

GRUP PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2014GROUP : II

Page 4: Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013

6

7

5

4

21

3

WATERPASS 1

4. Jalon / Rambu Ukur : Untuk membantu alat Waterpass

dalamMemperjelas sasaran yang akan di bidik.

5. Patok kayu : Untuk menentukan letak titik yang akan di

ukur.

6. Unting – Unting : Untuk menyetel dasar ( untuk pendekatan )

sumbupertama terhadap patok tempat

berdirinya alat

7. Payung : Untuk melindungi alat Waterpass dari

pengaruhcuaca.

8. Meter gulung : Untuk mengukur tinggi alat dan jarak pegas.

9. Kompas : untuk menentukan arah utara dan selatan

V. GAMBAR DAN BAGIAN – BAGIAN WATERPASS (B21)

Gambar 2. Waterpass

1. Lensa objektif

Untuk melihat/membentuk bayangan dari objek yang baik sejelas mungkin

baak ukur

2. Nivo

GRUP PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2014GROUP : II

A 1

Page 5: Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013

WATERPASS 1

Untuk mengetahui bahwa kedua garis yakni garis bidik dan sumbu mekanis

sudah dalam keadaan horizontal

Gambar 3. Gelembung nivo

3. Skrup pengatur nivo

Untuk mengatur bidan nivo agar datar dan tegak lurus pada sumbu pertama

4. Lensa okuler

Untuk melihat bayangan silang pada bak ukur yang menjadi benda (bacaan

benang baak) yang terlihat atau jatuh pada fokus mata (benang diagragma)

5. Skrup pengatur lensa objektif

Untuk mengatur pembentukan bayangan nagar sasaran atau baak ukur terlihat

jelas

6. Skrup pengatur halus

Untuk mengatur dan memutar waterpasss seccara halus ke arah sasaran

sehingga garis silang diafragma berada tepat di baak ukur.

7. Skrup pengatur bidikan

Untuk memperjelas pembentukan bayangan benang silang diagragma pada

waterpass.

VI. TEORI

A. Pemakaian dalam sifat datar / Waterpass dalam menetukan beda tinggi

1. Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan pengukuran

adalah sebagai berikut :

Garis bidik teropong harus sejajar dengan garis nivo.

Garis arah nivo harus tegak lurus pada sumbu pertama.

Garis mendatar diafragma harus tegak lurus pada sumbu pertama.

2. Sistem pembacaan Baak Ukur

GRUP PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2014GROUP : II

Page 6: Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013

Garis Sumbu Utama

WATERPASS 1

Posisi pembacaan dilakukan pada saat :

Benang Nivo mendatar di tengah-tengah.

Benang vertikal berhimpit dengan garis tengah rambu.

Benang datar diafragma tegak lurus sumbu pertama.

Rambu dalam sumbu Vertikal (tegak lurus)

Nivo harus dalam posisi koinsudensi.

Setelah syarat terpenuhi maka pembacaan rambu sudah dapat dilakukan.

Garis Bidik Teropong

Pada gambar diatas terlihat bayangan sebagian dari baak ukur dan terliahat

pula adanya tiga benang yang sejajar secara horizontal satu sama lain. Benang itu

adalah benang tengah yaitu benang melalui optis dan benang atas serta benang

bawah yang sejajar benang tadi. Untuk kontrol, apakah pembacaan kita sudah

tepat dipakai rumus:

Rumus : BT =

BA+BB2

Hal ini memberi kita kontrol terhadap pengamatan benag tengah. dan hasil

pembacan Ba,Bt,Bb kita dapat menentukan panjangnya jarak optis antara tempat

berdirinya baak ukur, jika dimisalkan tempay berdirinya alat titik A dan tempat

berdirinya baaj ukur titik B maka :

d = ( Ba – Bb ) x 100

GRUP PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2014GROUP : II

Page 7: Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013

TB

TA∆HA-B

A

B

WATERPASS 1

jarak optis (d ) baak ukur

titik A titik B

Penentuan beda tinggi antara dua titik dilakukan dengan cara waterpassing

atau sifat datar.

Waterpassing adalah suatu pengukuran titik atau tinggi titik dimana selisih

tinggi antara titik-titik yang berdekatan ditentukan dengan sisi horizontal yang

ditujukan ke yang rambu-rambu (baak ukur) yang vertical. Dengan pertolongan

suatu nivo maka garis bidik dibuat horizontal. Garis bidik yang horizontal tersebut

diarahkan pada baak ukur yang ditempatkan pada titik yang akan ditentukan

selisihnya.

H(A–B) = Ta – BtB

TA = tinggi alat di titik A

BtB = benang tengah pada titik B

HA-B = TA – TB,

GRUP PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2014GROUP : II

Page 8: Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013

WATERPASS 1

Pada jarak yang datar, bidang-bidang nivo dianggap sebagai bidang mendatar

yang saling sejajar satu sama lain.

..............................................................................................Bidang datar

A B

Pada titik A

Pada titik B

Prinsip pengukuran beda tinggi dengan cara waterpassing adalah garis

mendatar pada alat yang diarahkan pada mistar yang berdiri tegak. Pengukuran

dengan cara waterpassing merupakan cara penentuan beda tinggi yang paling teliti

dan cara baromatis adalah paling tidak teliti. Pada percobaan ini dilaksanakan atau

digunakan adalah dengan waterpassing atau sifat datar .

Pada pengukuran tinggi dengan cara menyipat datar, yang dicari selalu

titik potong garis bidik yang mendatar dengan mistar yang dipasang diatas titik,

sedang diketahui bahwa garis bidik adalah garis lurus yang menghubungkan titik

potong dua benang atau garis diafragma titik tengah lensa obyektif teropong,

maka pada pengukuran akan selalu dibaca pada mistar – mistar tempat titik

potong dua garis diafragma itu pada mistar.

Waktu melakukan pembacaan pada mistar-mistar, gelembung nivo selalu

ditempatkan ditengah-tengah supaya pembacaan dilakukan dengan garis bidik

yang mendatar ( syarat utama telah dipenuhi ). Sehingga sumbu pertama letaknya

tegak lurus ( syarat tambahan pertama telah dipenuhi ). Bila garis mendatar

diafragma tidak tegak lurus pada sumnbu pertama, garis mendatar a – a diafragma

akan miring. Titik potong garis bidik dengan mistar ditentukan dengan

menentukan perbandingan antara x dan y lagi sedemikian rupa sehingga dua

GRUP PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2014GROUP : II

Page 9: Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013

WATERPASS 1

angka perbandingan harus mempunyai jumlah yang sama dengan 10, supaya x

dinyatakan dalam mm bila suatu garis pada mistar adalah 1 cm penentuan x dan y

akan lebih mudah dilakukan, bila garis a – a diafragma mendatar sehingga

perbandingan itu dicari akan dapat harga x yang sama. Berlainan dengan keadaan

dimana selalu diambil titik potong dua garis diafragma sendiri baris a – a garis

diafragma mendatar, bila letak tegak lurus dengan gelembung nivo ditengah–

tengah penentuan tempat titik potong dua garis diafragma yang merupakan titik

potong garis bidik dan mistar, maka lebih mudah dikerjakan dan jalannya

pekerjaan dengan sendirinya akan lebih cepat.

Posisi gelembung nivo yang salah posisi gelembung nivo yang benar

B.Membuat garis mendatar Diafragma harus tegak lurus pada sumbu pertama

Tempatkan nivo sejajar dengan dua skrup penyetel dan mengeser

gelembung ketengah – tengah dengan kedua skrup penyetel diputar, putar nivo 90o

dan mengeser gelembung ketengah –m tengah dengan penyetel ke tiga. Karena

GRUP PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2014GROUP : II

posisi gelembung nivo tepat ditengahposisi gelembung nivo tidak tepat ditengah

Page 10: Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013

WATERPASS 1

garis arah nivo teleh dibuat tegak lurus dengan sumbu pertama, maka dengan

tegak lurusnya sumbu pertama pada dua jurusan yang mendatar sumbu pertama

menjadi tegak lurus. Arahkan teropong kesatu titik tertentu dan tempatkan titik itu

pada ujung kiri garis mendatar diafragma, goyangkan sekarang teropong dengan

sumbu pertama sebagai sumbu putar. Bila garis mendatar diafragma telah tegak

lurus pada sumbu jadi mendatar, maka didalam teropong titik akan bergerak diatas

garis mendatar dan setelah tiba disebelah kanan, titik akan berhimpit dengan

ujung kanan garis datar diafragma. Bila garis mendatar diafragma belum mendatar

jadi belum tegak lurus pada sumbu pertama yang letaknya tegak lurus, maka

setelah tiba di sebelah kanan titik tidak berhimpit dengan ujung kanan garis

mendatar diafragma tetapi tiba dititk P.

Putar sekarang seluruh diafragma sedemikian sehingga jarak Pa1 menjadi ½

yang berarti bahwa ujung kanan garis mendatar diafragma menjadi a2 a2’ yang

letaknya mendatar. Ulangi pekerjaan ini pada pemutaran teropong dengan sumbu

pertama sebagai sumbu putar, tidak bergerak diatas garis mendatar diafragma itu.

C. Persiapan pengukuran dengan alat Waterpass

Sebelum peraktek kelapangan dilakukan terlebih dahulu peninjauan lokasi

yang akan diukur dan mengetahuitujuan dari pada pengukuran tersebut. dan

selanjutnya membuat sket-sket yang berhubungan dengan pekerjaan yang

diinginkan. Sehingga sket tersebut merupakan dasar sementara untuk pekerjaan

selanjutnya. Setelah itu periksa alat yang akan dipergunakan apakah alat tersebut

dalam keadaan baik atau tidak baik.

D. Lembaran Rumus Yang Dipakai Dalam Perhitungan W1

1) Perhitungan Beda Tinggi (elevasi)

Rumus : Elevasi titik n = Titik BM di A + Δh (A-B)

Δh (n-m) = Tinggi Alat di A – BT titik

GRUP PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2014GROUP : II

Page 11: Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013

WATERPASS 1

2) Perhitungan Jarak Optis (d)

Rumus : d = (Ba – Bb) x 100

Jarak Optis (d)

3) Kontrol Benang Tengah (Bt)

Rumus :Bt =

BA+BB2

VII. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Membuat situasi daerah, lapangan atau areal yang akan

dilakukanpercobaan.

2. Menentukan dua titik patok untuk tempat berdirinya alat yaitu A dan B.

3. Menentukan 6 titik disekeliling pesawat waterpass.

4. Mendirikan statif lalu mengunci sekrup pengunci setelan kepala

statifdiatursedatar mungkin, keadaan kaki kira-kira membentuk segitiga

sama kaki, lalu kaki statif diinjak ketanah hingga kaki statif kokoh.

5. Memasang unting-unting pada pengunci pesawat kira-kira 0,5 cm – 1 cm

dari titik agar diketahui secara kasar bahwa pesawat berada pada titik yang

telah ditentukan.

6. Lalu instrumen penyipat datar dipasang diatas statif sekrup pengunci

dikuncikan sekedarnya, supaya pesawat mudah di geser saat disetel.

GRUP PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2014GROUP : II

Page 12: Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013

WATERPASS 1

7. Sekrup pengunci pesawat dikencangkan dengan hati-hati supaya

kedudukan pesawat tidak berubah lagi.

8. Mengatur teropong sejajar dengan dua sekrup pengatur penyetel nivo,

(Sekrup A dan B) kemudian sekrup pengunci dikecangkan.

9. Sumbu pertama harus vertical.

10. Garis bidik teropong harus sejajar garis nivo.

11. Benang mendatar diafragma tegak lurus sumbu pertama.

12. Setelah pesawat memenuhi syarat diatas maka pengukuran sudah dapat

dimulainamun terlebih dahulu baak ukur kita letakkan tegak lurus pada

patok-patok yang telah ditentukan.

13. Membidik teropong mulai dari titik yang pertama, baca : Ba, Bt, Bb.Pada

waktu melakukan pembacaan baak ukur dilakukan pengontrolan bacaan.

Kemudian pindah ketitik 2 ,membaca kembali nilai-nilai Ba, Bt, Bb.

14. Demikian seterusnya sampai titik 6.

15. Pindahkan alat untuk penempatan kedua.

16. Pesawat disetel kembali untuk siap dioprasikan

17. Membidik teropong pada salah satu titik ( titik 7 ) pada pengukuran kedua

ini.

18. Arahkan pesawat pada titik 7 kemudian melakukan pembacaan, demikian

seterusnya sampai titk 12.

19. Melaporkan hasil praktikum pada dosen pembimbing apakah hasil

pengukuran dilapangan sama dengan teori.

GRUP PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2014GROUP : II

Page 13: Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013

WATERPASS 1

LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN (ITM)

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANJURUSAN TEKNIK SIPIL

Jalan Gedung Arca No. 52 Medan – 20217 Telp (061)7363771

TABEL PERCOBAAN W1

ALAT : WATERPASS 1

TANGGAL : 17 NOVEMBER 2014 GROUP : II

TEMPAT ALAT

TITIK BIDIK

PEMBACAAN SUDUT

JARAK PEGAS

(m)

SUDUT HORIZONTAL

BA BT BB

A

(1.50)

1 1.640 1.5651

.50013,90 1550

2 1.678 1.5801

.48119,34 1460

3 1.630 1,5301.

39026,32 1570

4 1.725 1.5651.

40032,50 1480

5 1.650 1.4501.2

4940,10 1550

6 1.760 1.5301.

36046,00 1490

B 2.265 1.8451

.42584,00 590

B

(1.38)

7 1.410 1.3761

.3456,50 1460

8 1.307 1.2611.

2159,20 850

9 1.342 1.2751

.20413,80 2000

10 1.369 1.2691.

16720,20 1910

11 1.295 1.2551

.2108,50 2960

12 1.455 1.3801

.30515,00 1080

GRUP PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2014GROUP : II

Page 14: Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013

WATERPASS 1

Group : II Medan, 24 November 2014Dosen Pembimbing

Ir. Syahlan Nasution, M.si

GRUP PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2014GROUP : II

Page 15: Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013

WATERPASS 1

PENENTUAN BEDA TINGGI

a) h (A-n) = Tinggi Alat di A – Benang Tengah titik n

Tempat Alat Di A Tempat A lat Di B

Dik Tinggi Alat Titik A = 1.50 m Dik Tinggi alat Titik B = 1.38 m

A-1 = Tinggi Alat Titik A – Bt 1 B-7 = Tinggi Alat Titik B – Bt 7

= 1.50 – 1.570 = 1.38 – 1.376

= - 0.070 ( titik 1 ) = + 0,004 ( titik 7 )

A-2 = Tinggi Alat Titik A – Bt 2 B-8 = Tinggi Alat Titik B – Bt 8

= 1.50 – 1.579 = 1.38 – 1.261

= - 0.079 ( titik 2 ) = + 0,119 ( titik 8 )

A-3 = Tinggi Alat Titik A – Bt 3 B-9 = Tinggi Alat Titik B – Bt 9

= 1.50 – 1.510 = 1.38 – 1.275

= - 0.010 ( titik 3 ) = + 0,105 ( titik 9 )

A-4 = Tinggi Alat Titik A – Bt 4 B-10 = Tinggi Alat Titik B – Bt 10

= 1.50 – 1.562 = 1.38 – 1.269

= - 0.062 ( titik 4 ) = + 0.111 ( titik 10 )

A-5 = Tinggi Alat Titik A – Bt 5 B-11 = Tinggi Alat Titik B – Bt 11

= 1.50 – 1.449 = 1.38 – 1.255

= + 0,051 (titik 5) = + 0.125 ( titik 11 )

A-6 = Tinggi Alat Titik A – Bt 6 B-12 = Tinggi Alat Titik B – Bt 12

= 1.50 – 1.560 = 1.38 – 1.38

= - 0.060 ( titik 6 ) = + 0,000 ( titik 12)

A-B = Tinggi Alat Titik A – Bt B

= 1.50 – 1.642

= - 0.142 ( titik B )

GRUP PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2014GROUP : II

Page 16: Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013

WATERPASS 1

PENENTUAN DAN PERHITUNGAN ELEVASI

b) Elevasi titik n = Titik BM di A + h (A-n)

Elevasi Titik Di A

Elevasi Di Titik A (BM) = +0.00 ( m )

Elevasi Di Titik 1 = Elevasi Titik A + ∆ A-1= 0.00 + (- 0,070)= - 0,070 m

Elevasi Di Titik 2 = Elevasi Titik A + ∆ A-2= 0.00 + (- 0.079)= - 0.079 m

Elevasi Di Titik 3 = Elevasi Titik A + ∆ A-3= 0.00 + (- 0.010)= - 0.010 m

Elevasi Di Titik 4 = Elevasi Titik A + ∆ A-4= 0.00 + (- 0.062)= - 0.062 m

Elevasi Di Titik 5 = Elevasi Titik A + ∆ A-5= 0.00 + 0,051= + 0.051 m

Elevasi Di Titik 6 = E levasi Titik A + ∆ A-6= 0.00 + (- 0.060)= - 0.060 m

Elevasi Di Titik B = Elevasi Titik A + ∆ A-B= 0.00 + (- 0.142)= - 0.142 m

Tempat Titik Di B

Elevasi Di Titik 7 = Elevasi Titik A + ∆B-7= - 0.142 + (0,004)= - 0. 138 m

Elevasi Di Titik 8 = Elevasi Titik A + ∆B-8= - 0.142 + (0,119)= - 0.023 m

Elevasi Di Titik 9 = Elevasi Titik A + ∆B-9= - 0.142 + (0.105)= - 0.037 m

Elevasi Di Titik 10 = Elevasi Titik A + ∆B-10= - 0.142 + (0.111)= - 0.031 m

Elevasi Di Titik 11 = Elevasi Titik A + ∆B-11

GRUP PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2014GROUP : II

Page 17: Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013

WATERPASS 1

= - 0.142 + (0.125)= - 0.017 m

Elevasi Di Titik 12 = Elevasi Titik A + ∆B-12= - 0.142 + (0.000)= - 0.142 m

PERHITUNGAN JARAK OPTIS (d)

Rumus : d = (Ba – Bb) x 100

dA – 1 = (Ba – Bb) x 100

= (1.640 – 1.500) x 100

= 14.00 m

dA-2 = (Ba – Bb) x 100

= (1.678 – 1.481) x 100

= 19.70 m

dA – 3 = (Ba – Bb) x 100

= (1.630 – 1.390) x 100

= 24.00 m

dA – 4 = ( Ba – Bb) x 100

= (1.725 – 1.400) x 100

= 32.50 m

dA-5 = (Ba – Bb) x 100

= (1.650 – 1.249) x 100

= 40.10 m

dA-6 = (Ba – Bb) x 100

= (1.760 – 1.360) x 100

= 46.00 m

dA-B = (Ba – Bb) x 100

= (2.265 – 1.425) x 100

= 84.00 m

dB-7 = (Ba – Bb) x 100

= (1.410 – 1.345) x 100

= 6.50 m

dB-8 = (Ba – Bb) x 100

= (1.307 – 1.215) x 100

= 9.20 m

dB-9 = (Ba – Bb) x 100

= (1.342 – 1.204) x 100

= 13.80 m

dB-10 = (Ba – Bb) x 100

= (1.369 – 1.167) x 100

= 20.20 m

dB-11 = (Ba – Bb) x 100

= (1.295 – 1.210) x 100

= 8.50 m

dB-12 = (Ba – Bb) x 100

= (1.455 – 1.305) x 100

= 15.00 m

GRUP PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2014GROUP : II

Page 18: Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013

WATERPASS 1

KOREKSI KONTROL BENANG TENGAH

Benang Tengah ¿Ba+Bb

2

Titik 1. BA = 1.640 m

BT = 1.565 m BT = 1.640+1.500

2=1.570 m

BB = 1.500 m

Titik 2. BA = 1.678 m

BT = 1.580 m BT = 1.678+1.481

2=1.579 m

BB = 1.481 m

Titik 3. BA = 1.630 m

BT = 1.530 m BT = 1.630+1.390

2=1.510 m

BB = 1.390 m

Titik 4. BA = 1.725 m

BT = 1.565 m BT = 1.725+1.400

2=1.562 m

BB = 1.400 m

Titik 5. BA = 1.650 m

BT = 1.450 m BT = 1.650+1.450

2=1.449 m

BB = 1.249 m

Titik 6. BA = 1.760 m

BT = 1.530 m BT = 1.760+1.360

2=1.560 m

BB = 1.360 m

Titik B. BA = 2.265 m

BT = 1.845 m BT = 2.265+1.425

2=1.845 m

BB = 1.425 m

GRUP PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2014GROUP : II

Page 19: Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013

WATERPASS 1

Tempat Alat di B :

Titik 7. BA = 1.410 m

BT = 1.376 m BT = 1.410+1.345

2=1.377 m

BB = 1.345 m

Titik 8. BA = 1.307 m

BT = 1.261 m BT = 1.307+1.259

2=1.261 m

BB = 1.259 m

Titik 9. BA = 1.342 m

BT = 1.275 m BT = 1.342+1.204

2=1.273 m

BB = 1.204 m

Titik 10. BA = 1.369 m

BT = 1.269 m BT = 1.369+1.167

2=1.268 m

BB = 1.167 m

Titik 11. BA = 1.295 m

BT = 1.255 m BT = 1.295+1.210

2=1.252 m

BB = 1.210 m

Titik 12. BA = 1.455 m

BT = 1.380 m BT = 1.572+1.171

2=1.380 m

BB = 1.305 m

GRUP PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2014GROUP : II

Page 20: Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013

WATERPASS 1

PERHITUNGAN WATERPASS I

Tempat &

Tinggi alat

Posisi Bidik

Pembacaan Baak Ukur Jarak

Optis

Beda TinggiElevasi

(M)Ket

BA BT BB + -

A (1,50)

A - - - - - - 0

1 1.640 1.570 1.500 14.00 0.070 - 0.070

2 1.678 1.579 1.481 19.70 0.079 - 0.079

3 1.630 1.510 1.390 24.00 0.010 - 0.010

4 1725 1.562 1.400 32.50 0.062 - 0.062

5 1.650 1.449 1.249 40.10 0.051 0.051

6 1.760 1.560 1.360 46.00 0.060 - 0.060

B 2.265 1.845 1.425 84.00 0.142 - 0.142

B (1,38)

7 1.410 1.377 1.345 6.50 0.004 - 0.138

8 1.307 1.261 1.215 9.70 0.119 - 0.023

9 1.342 1.273 1.204 13.80 0.105 - 0.037

10 1.369 1.268 1.167 20.20 0.111 - 0.031

11 1.295 1.252 1.210 8.50 0.125 - 0.017

12 1.455 1.380 1.305 15.00 0,000 - 0.142

Medan, 24 November 2014Dosen Pembimbing

Ir. Syahlan Nasution, M.si

GRUP PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2014GROUP : II

Page 21: Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013

WATERPASS 1

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam pengukuran terdapat kesalahan – kesalahan yang terjadi dari

kesalahan itu terlihat jelas dari hasil kontrol perhitungan , misalnya :

a) Kesalahan praktikan yang kurang melindungi waterpass dari panas sinar

matahari, sehingga mengakibatkan kesalahan membaca benang. Dengan

demikian kami mengambil kesimpulan bahwa data yang diperoleh dari

lapangan masih terdapat beberapa data yang tidak sesuai dengan data yang

diperoleh dari hasil perhitungan.

b) Kesalahan pembacaan benang tengah di A-3, dan A-6 disebabkan kekeliruan

si pembaca

c) Perbedaan nilai juga terjadi pada hasil jarak pegas berdasarkan pengukuran di

lapangan dengan hasil perhitungan melalui data yang ada seperti pada A-1 dan

A-2, dan yang sangat berbeda adalah pada hasil A-3

B. Saran

- Kepada praktikan sebaiknya mendengar dan memperhatikan dengan seksama,

seperti langkah – langkah penjelasan dan arahan yang diberikan oleh dosen

pembimbing sebelum melaksanakan praktek.

- Sebaiknya memeriksa alat terlebih dahulu sebelum dipergunakan dilokasi

praktek dan dikontrol dengan cermat alat tersebut, untuk menghindari

timbulnya kesalahan pada alat sewaktu praktek, yang dapat mengakibatkan

hasil pengukuran dilapangan tidak sesuai atau menyimpang dari hasil

perhitungan supaya tidak terjadi hal seperti tersebut diatas atau timbul

kesalahan – kesalahan yang diakibatkan oleh alat itu sendiri.

Untuk menghindari besarnya nilai persentase beda jarak, kita dapat

melakukan pengukuran antar titik dengan jarak yang pendek tetapi jarak

tersebut harus efisien (tidak terlalu pendek), sehingga waktu yang dibutuhkan

untuk mengumpulkan data yang diperlukan tidak terlalu lama.

KESIMPULAN BEDA JARAK

Perbedaan jarak titik dilapangan dengan jarak titik analisa data dapat

diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu :

GRUP PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2014GROUP : II

Page 22: Pengukuran Waterpass 1 Kel II Stb.2013

WATERPASS 1

Pembacaan benang kurang teliti didalam membaca benang pada alat

waterpass.

Para praktikan kurang teliti mengukur jarak pegas.

Tingkat elastisitas bahan meter gulung. Dimana persentase beda jarak antar

titik berbanding linier terhadap tingkat elastisitas bahan meter gulung,

sehingga semakin elastis bahan meter gulung maka semakin besar pula

persentase beda jarak antar titik dilapangan dengan jarak titik setelah

dianalisa melalui data yang ada.

Keadaan kontur jalan diantara dua titik dilapangan juga mempengaruhi nilai

jarak pegas, seperti : polisi tidur, kemiringan jalan, jalan yang bergelombang,

dsb. Sedangkan pengukuran jarak melalui waterpass adalah berdasarkan garis

lurus.

GRUP PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2014GROUP : II