PENGUKURAN LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN … ARYA 14110310084.pdf · pengukuran layanan...
Transcript of PENGUKURAN LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN … ARYA 14110310084.pdf · pengukuran layanan...
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
PENGUKURAN LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI
DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA
ITIL PADA PT GRAMEDIA ASRI MEDIA
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.)
ARYA PRATAMA
14110310084
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA
TANGERANG
2018
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya ilmiah saya sendiri,
bukan plagiat dari karya ilmiah yang ditulis oleh orang lain atau lembaga lain, dan
semua karya ilmiah orang lain atau lembaga lain yang dirujuk dalam skripsi ini
telah disebutkan sumber kutipannya serta dicantumkan di daftar pustaka.
Jika di kemudian hari terbukti ditemukan kecurangan / penyimpangan, baik dalam
pelaksanaan skripsi maupun dalam penulisan laporan skripsi, saya bersedia
menerima konsekuensi dinyatakan TIDAK LULUS untuk mata kuliah skripsi
yang telah saya tempuh dan status kesarjanaan strata satu yang sudah diterima
akan dicabut.
Tangerang, 6 Agustus 2018
Arya Pratama
11
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
Ketua Sidang
HALAMANPENGESAHAN
Skripsi dengan judul
"Pengukuran Layanan Teknologi Informasi dengan Menggunakan
Kerangka Kerja ITIL pada PT Gramedia Asri Media"
oleh
Arya Pratama
telah diujikan pada hari Senin, 30 Juli 2018,
pukul 08.30 s.d. 10.00 dan dinyatakan lulus
dengan susunan penguji sebagai berikut.
Penguji
�\t/ Ir. Raymond Sun�--i-ttOetama, M.C.I.S. aw; Marcelli Indriana, S.Kom., M.Sc
Dosen Pembimbing
i1- 3/g l'"'
Wella, S.Kom., M.MSI., COBIT 5.0
Disahkan Oleh
Ketua Program Studi Sistem Informasi - UMN
� 62/l/l�
Ririn Ikana Desanti, S.Kom., M.Kom.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
iv
PENGUKURAN LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI
DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA
ITIL PADA PT GRAMEDIA ASRI MEDIA
ABSTRAK
Oleh: Arya Pratama
Penelitian ini direncanakan untuk melakukan pengukuran pada PT Gramedia untuk
mengetahui layanan TI pada perusahaan tersebut apakah sudah sesuai dengan best
practice yang terdapat pada kerangka kerja ITIL V3, Service Operation. Adapun
fokus dari Service Operation antara lain: Problem Management, Incident
Management, Access Management, Request Fulfillment, dan Event Management.
Pengukuran dilakukan dengan 4 tahap, antara lain: Perencanaan, Pemeriksaan
Lapangan, Pelaporan, dan Tindak Lanjut. Hasil dari pengukuran ini adalah
menemukan tingkat kematangan atas implementasi layanan TI. Adapun
pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner ke 5 responden dan
melakukan wawancara kepada Head of Technical Services and Help Desk.
Hasil yang didapat tingkat kematangan layanan TI perusahaan berhenti di level 1
(Initial Level). Penelitian ini juga menghasilkan 70 rekomendasi yang diberikan
untuk perusahaan, agar dapat meningkatkan layanan TI mereka.
Berdasarkan hasil tindak lanjut yang dilakukan, hampir seluruhnya rekomendasi
yang diberikan kepada perusahaan diterima dengan baik, dan juga beberapa
rekomendasi diantaranya telah dilakukan pada PT Gramedia, namun tentu saja
dengan concern yang diperoleh melalui adanya penelitian ini, akan memberikan
keinginan untuk perbaikan layanan dan performa divisi TI kedepannya.
Kata Kunci: Access Management, Event Management, Incident Management, ITIL
V3, Maturity Model, Problem Management, Request Fulfillment, Service
Operation.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
v
HOW MATURE IT SERVICE IN PT GRAMEDIA ASRI MEDIA
USING ITIL V3 FRAMEWORK?
ABSTRACT
By: Arya Pratama
This research is conducted to find out whether the IT services at PT Gramedia is
following the best practice from the ITIL V3, Service Operation framework or not.
As for the focuses of Service Operation among others: Problem Management,
Incident Management, Access Management, Request Fulfillment, and Event
Management. Measuring is done with 4 steps, which are: Planning, Field Checking,
Reporting, and Following-up. The result from these 4 steps is to find out how mature
the IT services implementation. Data collection is done through an interview with
the Head of Technical Services and Helpdesk.
The result shows that the maturity level of IT services of the company stops at the
first level, also called Initial Level. From the research, 70 recommendations to
improve the IT services of the company have been gathered.
Further investigation shows that most of the recommendations suggested are well
received, even some of it are being enforced by PT Gramedia. With the concerns
gained from this research, the IT division will want to improve their services and
performances further in the future.
Keywords: Access Management, Event Management, Incident Management, ITIL
V3, Maturity Model, Problem Management, Request Fulfillment, Service
Operation.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan hikmatnya yang
senantiasa dilimpahkan sehingga penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul
“PENGUKURAN LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN
MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA ITIL PADA PT GRAMEDIA ASRI
MEDIA” ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tujuan
penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Strata 1 Fakultas ICT Jurusan Sistem Informasi Universitas Multimedia Nusantara.
Selama penyusunan skripsi ini, telah banyak memberikan pengalaman dan
pengetahuan yang berguna bagi penulis. Semoga hasil dari skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca mengenai pengukuran layanan teknologi informasi yang
ada dalam perusahaan maupun organisasi.
Pada penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa hal ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak yang turut serta membantu dan mendukung hingga skripsi
ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu melalui kata
pengantar ini penulis mengucapkan terima kasih, kepada :
1. Orang tua dan keluarga tercinta, yang selalu mendoakan, mendukung,
membantu secara moril dan materil, memberikan masukan sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Ibu Wella, S.Kom., M.MSI., COBIT 5, selaku dosen pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan arahan,
masukan dan bantuan dalam penulisan skripsi ini.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
vii
3. Ibu Ririn Ikana Desanti., S.Kom., M.Kom. selaku Ketua Program Studi
Sistem Informasi
4. Sahabat SMA penulis yang tergabung dalam grup Save House yang
senantiasa memberi dukungan moril dalam pengerjaan skripsi ini.
5. Teman seperjuangan ITIL yaitu Anya, Bella, VWL.
6. Partner, sahabat, dan teman-teman penulis yaitu Novia, Jasper, Karissa,
Engel, Aci, Edho, Vina, Risky, Philline, Glennda dan teman penulis
yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan
dukungan semangat bagi penulis selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini.
Harapan penulis semoga dengan adanya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca. Terima kasih.
Tangerang, 8 Febuari 2018
Arya Pratama
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
viii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ...................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
ABSTRACT .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR RUMUS ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 4
1.3 Batasan Masalah.................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
1.5 Sistematika Penulisan ........................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 7
2.1 Pengertian Audit.................................................................................... 7
2.2 Audit Sistem Informasi ......................................................................... 8
2.3 Tujuan Audit Sistem Informasi ............................................................. 9
2.4 Pengertian Tata Kelola TI ................................................................... 10
2.5 Information Technology Service Management (ITSM) ...................... 11
2.6 COBIT ................................................................................................. 13
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
ix
2.7 ITIL ..................................................................................................... 17
2.8 Sejarah ITIL ........................................................................................ 18
2.9 ITIL V.3 .............................................................................................. 19
2.10 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 20
2.11 Fishbone Diagram ............................................................................ 20
2.12 Sejarah Fishbone Diagram ............................................................... 21
2.13 Pembuatan Fishbone Diagram .......................................................... 22
2.14 Tahapan Pengukuran ......................................................................... 24
2.15 Maturity Model.................................................................................. 25
2.16 Pengelompokan Maturity Model ....................................................... 27
2.17 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 33
3.1 Objek Penelitian .................................................................................. 33
3.1.1 Profil Perusahaan .................................................................... 33
3.1.2 Visi & Misi Perusahaan .......................................................... 34
3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan .............................................. 35
3.1.4 Struktur Organisasi IT ............................................................ 35
3.2 Metode Penelitian ................................................................................ 36
3.2.1 Penerapan Kerangka Kerja ITIL pada PT Gramedia .............. 37
3.2.2 Maturity Model ....................................................................... 38
3.2.3 Tahapan Pengukuran .............................................................. 38
3.3 Teknik Pengumpulan data ................................................................... 39
3.3.1 Kuesioner ................................................................................ 40
3.3.2 Wawancara ............................................................................. 41
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
x
3.4 Teknik Analisis Data ........................................................................... 41
3.5 Variabel Penelitian .............................................................................. 42
3.5.1 Event Management ................................................................. 42
3.5.2 Incident Management ............................................................. 42
3.5.3 Problem Management ............................................................. 43
3.5.4 Request Fulfillment ................................................................. 44
3.5.5 Access Management ............................................................... 44
3.6 Kerangka Teori Penelitian .................................................................. 45
BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN ............................................... 47
4.1 Perencanaan......................................................................................... 47
4.2 Pemeriksaan Lapangan........................................................................ 48
4.2.1 Hasil Wawancara .................................................................... 48
4.2.2 Hasil Kuesioner ...................................................................... 50
4.3 Pelaporan ............................................................................................. 58
4.3.1 Temuan dan Rekomendasi ...................................................... 59
4.4 Tindak Lanjut ...................................................................................... 69
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 76
5.1 Simpulan ............................................................................................. 76
5.2 Saran .................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 78
LAMPIRAN .......................................................................................................... 82
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
xi
DAFTAR RUMUS
Rumus 3.1 Perhitungan Index Pertanyaan ............................................................ 38
Rumus 3.2 Perhitungan Index Indikator ............................................................... 38
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 ITSM Scope....................................................................................... 13
Gambar 2.2 Cobit 5.0 Module............................................................................... 14
Gambar 2.3 ITIL V.3 ............................................................................................ 19
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Gramedia ..................................................... 35
Gambar 3.2 Struktur Organisasi TI Gramedia ...................................................... 35
Gambar 3.3 Kerangka Teori Penelitian ................................................................. 45
Gambar 4.1 Grafik Skor Maturity Model Archieved ............................................ 58
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
xiii
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Pedoman Nilai Kuesioner ..................................................................... 26
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 30
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanj.) ................................................................. 31
Tabel 4.1 Pedoman Nilai Kuesioner ..................................................................... 51
Tabel 4.2 Jumlah Pertanyaan Kuesioner ............................................................... 51
Tabel 4.3 Hasil Kuesioner Incident Management ................................................. 52
Tabel 4.4 Hasil Kuesioner Problem Management ................................................ 53
Tabel 4.5 Hasil Kuesioner Access Management................................................... 54
Tabel 4.5 Hasil Kuesioner Access Management (Lanj.) ....................................... 55
Tabel 4.6 Hasil Kuesioner Access Management................................................... 55
Tabel 4.6 Hasil Kuesioner Access Management (Lanj.) ....................................... 56
Tabel 4.7 Hasil Kuesioner Access Management................................................... 56
Tabel 4.7 Hasil Kuesioner Access Management (Lanj.) ....................................... 57
Tabel 4.8 Nilai Indikator Service Operation ......................................................... 57
Tabel 4.9 Pengelompokan Temuan ....................................................................... 60
Tabel 4.10 Temuan dan Rekomendasi Incident Management .............................. 61
Tabel 4.10 Temuan dan Rekomendasi Incident Management (Lanj.) .................. 62
Tabel 4.11 Temuan dan Rekomendasi Problem Management ............................. 62
Tabel 4.11 Temuan dan Rekomendasi Problem Management (Lanj.) ................. 63
Tabel 4.12 Temuan dan Rekomendasi Access Management ................................ 63
Tabel 4.12 Temuan dan Rekomendasi Access Management (Lanj.) .................... 64
Tabel 4.13 Temuan dan Rekomendasi Event Management .................................. 64
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
xiv
Tabel 4.14 Temuan dan Rekomendasi Request Fulfillment.................................. 65
Tabel 4.15 Tabel Followup Rekomendasi ............................................................ 69
Tabel 4.15 Tabel Followup Rekomendasi (Lanj.) ................................................ 70
Tabel 4.15 Tabel Followup Rekomendasi (Lanj.) ................................................ 71
Tabel 4.15 Tabel Followup Rekomendasi (Lanj.) ................................................ 72
Tabel 4.15 Tabel Followup Rekomendasi (Lanj.) ................................................ 73
Tabel 4.15 Tabel Followup Rekomendasi (Lanj.) ................................................ 74
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Information Technology (IT) sebagai salah satu tulang punggung dari
hampir seluruh bisnis saat ini, merupakan sebuah kunci bagi perusahaan dalam
memenangkan persaingan dan pasar (Mulyana, 2013). Layanan TI terhadap proses
bisnis perusahaan yang selaras didukung oleh penerapan ITSM (Information
Technology Service Management). Penerapan ITSM membantu layanan IT pada PT
Gramedia Asri Media berjalan sesuai dengan tujuan bisnis yang dimiliki oleh
perusahaan, juga mendukung perusahaan untuk lebih siap dalam berkompetisi pada
persaingan bisnis.
Untuk tercapainya ITSM dalam perusahaan salah satunya adalah dengan
melakukan audit pada sistem informasi dan pelayanan TI yang berjalan. Aktivitas
audit dilakukan untuk mendeteksi ketidakpatuhan proses dan tidak keselarasan
proses dengan standar pengelolaan aktivitas terkait. Implementasi kedua acuan ini
secara menyeluruh merupakan wujud implementasi framework ITIL pada
perusahaan yang akan mengantarkan pada hasil audit berupa rekomendasi yang
dapat digunakan pihak manajemen perusahaan dalam meningkatkan efektivitas
proses bisnis dalam perusahaan. Kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya
dalam mengimbangi harapan pengguna (Tjiptono, 2007).
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
2
Menurut (Shamsudin & Ahmad, 2013) salah satu alasan cara yang buruk
pelaksanaan ITIL ditangani karena perusahaan tidak memiliki strategi manajemen
proyek. Organisasi perlu mendekati inisiatif dari kerangka kerja ITIL dengan
pemahaman yang jelas tentang bagaimana organisasi beroperasi karena penerapan
kerangka kerja ITIL memerlukan lebih banyak keterampilan daripada hanya
pengetahuan mengenai kerangka kerja ITIL dalam manajemen.
Menurut (Paul, 2008) penerapan support desk dengan pendekatan ITIL
merupakan best practice untuk memastikan layanan teknologi berjalan sesuai
dengan sebagaimana yang meliputi manajemen insiden, manajemen masalah dan
manajemen perubahan. Sedangkan menurut (Gilbert, 2008), dengan menerapkan
support desk akan menciptakan manajemen pengetahuan dari sebuah dokumentasi
resolusi manajemen insiden yang tersimpan pada knowledge base agar dapat
mempersingkat waktu penyelesaian masalah dan memungkinkan pelanggan untuk
menyelesaikan sendiri yang dihadapi dengan memanfaatkan knowledge base yang
telah terbentuk.
Menurut (Klosterboer, 2008) Salah satu tujuan dari ITIL adalah untuk
membantu pengambil keputusan membuat keputusan yang lebih baik karena yakin
bahwa informasi yang diperoleh dari IT adalah informasi yang benar.
Permasalahan yang ditemui pada PT Gramedia adalah perusahaan baru saja
melakukan pergantian ERP dari yang semula menggunakan Oracle sekarang beralih
ke Dynamics AX besutan Microsoft pada bulan Maret 2017. Modul dari ERP
Oracle yang digunakan antara lain E-business Feed dan Oracle Retail, perubahan
ini dilakukan karena PT Gramedia menemui banyak masalah dalam operasional
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
3
perusahaan sehari-hari yaitu sulitnya upgrade yang dilakukan dalam ERP Oracle.
Permasalahan lainnya adalah sulitnya mencari konsultan Oracle di Indonesia, yang
membuat PT Gramedia harus mencari konsultan dari Australia untuk membantu
melakukan pengaturan pada ERP-nya, juga ERP Oracle dirasa sudah cukup tua dan
tidak lagi relevan untuk digunakan, menyebabkan banyak versi dari database
maupun hardware yang sudah tidak lagi mendukung ERP Oracle. Sistem ERP juga
Oracle tidak memiliki bagian pengaturan warehouse sehingga sistem yang
digunakan banyak intervensi yang terjadi.
Melalui pemindahan sistem ERP ke Dynamics AX pun bukan tanpa
kendala, karena diperlukan waktu untuk transisi dari sistem lama ke sistem yang
baru, setelah berjalan kurang lebih 7 bulan dari sejak dipindahkannya Oracle ke
Dynamics AX, performa sehari-hari dari ERP baru juga belum stabil yang masih
menjadi permasalahan utama dalam layanan IT di PT Gramedia. 4 area yang masih
belum stabil dalam performa layanan IT nya adalah infrastruktur, aplikasi, data dan
faktor manusianya. Pada aplikasi sering terjadi error yang cukup mengganggu pada
2 bulan pertama setelah penerapan ERP baru, namun sekarang error tersebut sudah
dapat dikendalikan dan sudah tidak terlalu mengganggu. Pada aplikasi masih sering
terjadi locking pada database sehingga data yang diinput dari satu skenario bisa
tidak masuk ke salah satu database yang terdapat pada sistem. Divisi TI PT
Gramedia sudah mencoba membuat dan melakukan hotfix tentang kendala ini
namun dalam beberapa kesempatan hal serupa masih terjadi walau sudah
diminimalisir. Kemudian sistem ERP yang membutuhkan tuning lagi untuk
memperbaiki performanya dalam melayani kebutuhan IT perusahaan.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
4
Berangkat dari pemikiran tersebut penelitian ini direncanakan untuk
melakukan penelitian pada PT Gramedia untuk mengetahui layanan TI pada
perusahaan tersebut apakah sudah sesuai dengan best practice yang terdapat pada
kerangka kerja ITIL.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang menjadi acuan untuk rumusan masalah,
sebagai berikut rumusan masalah yang dapat disimpulkan :
a. Bagaimana hasil pengukuran mengenai layanan teknologi dan informasi
dalam PT Gramedia Asri Media dengan kerangka kerja ITIL V3?
b. Bagaimana hasil rekomendasi berdasarkan hasil pengukuran layanan TI
yang dilakukan pada PT Gramedia Asri Media?
1.3 Batasan Masalah
Berikut beberapa batasan masalah yang akan diteliti :
a. Framework yang digunakan dalam penelitian ini adalah ITIL V3.
b. Fokus dari modul ITIL yang dipilih adalah Service Operation.
1.4 Tujuan Penelitian
a. Mengetahui hasil dari pengukuran mengenai layanan teknologi dan
informasi dalam perusahaan dengan metode ITIL.
b. Memberikan saran dan rekomendasi untuk perusahaan terkait sistem
yang telah di audit, dengan harapan menyelesaikan permasalahan dan
optimisasi operasional perusahaan.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
5
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi dengan judul ‘Pengukuran Layanan
Teknologi Informasi Dengan Menggunakan Kerangka Kerja ITIL pada PT
Gramedia Asri Media’, memiliki 5 bab yaitu :
a. Pendahuluan
Pendahuluan membahas mengenai latar belakang kenapa membuat skripsi
berdasarkan judul skripsi tersebut, menjelaskan rumusan masalah apa saja yang
akan diselesaikan, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian bagi pihak yang
terkait.
b. Landasan Teori
Landasan Teori merupakan bab yang menjelaskan teori – teori apa saja yang
mendukung penelitian tersebut.
c. Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah pembahasan tentang metode apa yang digunakan
untuk mendukung penelitian yang dilakukan seperti pengumpulan data berdasarkan
wawancara dan menyebarkan kuesioner.
d. Analisis dan Pembahasan
Pada bab ini akan menjelaskan bagaimana analisis dalam penelitian
terhadap data yang telah diperoleh dengan melakukan wawancara dan penyebaran
kuesioner, setelah itu mengolah data tersebut menjadi informasi yang lebih
bermanfaat.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
6
e. Simpulan dan Saran
Simpulan dan saran adalah kesimpulan yang didapat dari semua kegiatan
yang dilakukan dalam melakukan penelitian serta mendapatkan hasil akhir yang
diperoleh.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Audit
Pengertian menurut (Messier, Steven M, & Douglas F, 2014) Auditing
adalah proses yang sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai asersi-asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi untuk
menetukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang
ditetapkan dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Menurut (Agoes, 2012) Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan
sistematis oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang
independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,
beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan
untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut.”
Sehingga dapat disimpulkan audit adalah sebuah proses sistematik untuk
mengumpulkan dan mengevaluasi informasi mengenai kejadian dan proses
ekonomi dalam perusahaan oleh pihak yang independen dan terpisah dari
manajemen untuk dapat menentukan dan melaporkan temuan-temuan dalam sistem
pembukuan keuangan dan kesesuaiannya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
8
2.2 Audit Sistem Informasi
Menurut (Gondodiyoto, Audit Sistem Informasi, 2007) audit sistem
informasi lebih ditekankan pada beberapa aspek penting, yaitu pemeriksaan
dilakukan untuk menilai apakah sistem komputerisasi organisasi dapat mendukung
pengamanan aset, dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi, sudah
memanfaatkan sumber daya secara efisien, serta apakah terjamin konsistensi dan
keakuratan datanya.
Audit sistem informasi dilakukan untuk menilai :
a. Sistem komputerisasi suatu organisasi dapat mendukung pengamanan aset.
b. Sistem komputerisasi dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi.
c. Sistem komputerisasi tersebut efektif, efisien dan terjamin integritasnya.
Menurut (Weber, 1999) audit SI ialah proses mengumpulkan dan
mengevaluasi fakta untuk memutuskan apakah sistem komputer yang merupakan
aset bagi perusahaan terlindungi, integritas data terpelihara, sesuai dengan tujuan
organisasi untuk mencapai efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya.
Dapat disimpulkan bahwa audit sistem informasi adalah proses
mengumpukan bukti-bukti mengenai desain dan implementasi sebuah sistem
aplikasi berbasis komputer pada perusahaan untuk memastikan bahwa sistem
aplikasi tersebut dapat melindungi asset perusahaan, menjaga integritasnya dan
memenuhi kebutuhan sebuah perusahaan secara efektif dan efisien.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
9
2.3 Tujuan Audit Sistem Informasi
Menurut (Gondodiyoto & Henny, Audit Sistem Informasi, 2006) tujuan
audit sistem informasi antara lain:
1. Untuk mengidentifikasi sistem yang terintegrasi dalam setiap
divisi/unit/departemen maupun yang digunakan secara menyeluruh.
2. Untuk lebih memahami seberapa besar sistem informasi mendukung
kebutuhan strategis perusahaan, operasi perusahaan, mendukung
kegiatan operasional divisi/unit/departemen, kelompok kerja maupun
para petugas dalam melaksanakan kegiatannya.
3. Untuk mengetahui pada bidang area mana, fungsi, kegiatan atau
business proves yang didukung dengan teknologi sistem informasi yang
ada.
4. Untuk menganalisis tingkat pentingnya data/informasi yang dihasilkan
oleh sistem dalam rangka mendukung kebutuhan para pemakainya.
5. Untuk mengetahui keterkaitan antara sistem pengolahan dan transfer
informasi.
6. Untuk mengidentifikasi apakah ada kesenjangan antara sistem dan
kebutuhan.
Audit sistem informasi bertujuan untuk meninjau sistem layanan IT
perusahaan, mengukur seberapa membantu IT dalam mencapai tujuan perusahaan
dan memberikan umpan balik berupa saran terhadap perusahaan tersebut agar
pemanfaatan IT lebih mendukung.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
10
2.4 Pengertian Tata Kelola TI
Tata kelola TI adalah struktur kebijakan atau prosedur dan kumpulan proses
yang bertujuan untuk memastikan kesesuaian penerapan TI dengan dukungannya
terhadap pencapaian tujuan institusi, dengan cara mengoptimalkan keuntungan dan
kesempatan yang ditawarkan TI, mengendalikan penggunaan terhadap sumber daya
TI dan mengelola risiko-risiko terkait TI (Isnanto, 2009).
Tata kelola TI memiliki definisi yang mencakup sistem informasi (SI),
yakni teknologi dan komunikasi, bisnis dan hukum yang melibatkan seluruh
pemangku kepentingan (stakeholder), dari direktur, manajemen eksekutif, pemilik
proses, supplier, pengguna TI bahkan pengaudit IT. Pembentukan dan penyusunan
tata kelola tersebut merupakan tanggung jawab dari jajaran direksi dan manajemen
eksekutif (Sarno, 2009).
Tata kelola TI terintegrasi dari pengelolaan perusahaan yang mencakup
kepemimpinan, struktur data dan proses organisasi yang memastikan bahwa TI
perusahaan dapat dipergunakan untuk mempertahankan dan memperluas strategi
dan tujuan organisasi (Surendro, 2009).
Tata kelola IT adalah bagian dari pengelolaan perusahaan yang terdiri dari
pimpinan dan mempunyai proses-proses yang bermaksud memastikan TI yang
mendukung dalam perusahaan sudah selaras dan sesuadi dengan strategi dan tujuan
perusahaan (ITGI, 2003). Hal ini menjadi bagian yang terintegrasi dengan
pengelolaan perusahaan yang mencakup kepemimpinan, struktur, dan proses bisnis
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
11
dengan teknologi informasi pendukungnya dapat disesuaikan untuk mencapai
tujuan dan mempertahankan kinerja perusahaan.
Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan adanya tata kelola TI bermaksud
untuk menyelaraskan sumber daya IT dengan strategi organisasi. Untuk
mewujudkan tata kelola TI dalam suatu organisasi, maka suatu organisasi harus
membangun struktur yang dinamakan dengan kerangka kerja tata kelola TI.
2.5 Information Technology Service Management (ITSM)
ITSM adalah satu set kemampuan khusus suatu perusahaan untuk
memberikan sesuatu yang bernilai kepada pelanggan dalam bentuk layanan.
Kemampuan perusahaan ini dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan oleh pelanggan. Penyedia layanan TI tidak bisa lagi mampu untuk fokus
pada teknologi dan organisasi internal mereka. Sekarang ini Penyedia layanan TI
harus mempertimbangkan kualitas layanan yang mereka berikan dan fokus pada
hubungan dengan pelanggan (Blokdijk, 2008).
ITSM merupakan manajemen dari semua proses yang bekerja sama untuk
memastikan kualitas layanan, sesuai dengan tingkat layanan yang telah disepakati
dengan pelanggan (Cots, 2013).
Dampak besar terhadap standarisasi implementasi IT di perusahaan modern
yang ada di dunia, mengingat pertumbuhan bisnis yang semakin cepat pula,
perusahaan modern akan sangat tergantung pada layanan IT dan pengolahan
komputasi, itulah sebabnya para stakeholder harus mempertimbangkan dalam
membangun dan menerapkan ITSM secara konkret dan mengontrol seluruh proses
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
12
dengan sistem layanan IT yang semakin baik. Kita dapat melihat di sekitar kita di
hampir setiap perusahaan sekarang ada sebuah tim khusus yang bertugas untuk
memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengembangan layanan IT sehingga
implementasi konkret yang dapat terlihat adalah seluruh masalah yang berhubungan
dengan sistem layanan berbasis IT dapat terselesaikan dengan cepat dan efisien.
Kendala-kendala yang dapat terjadi antara lain:
a. Kurangnya pemeliharaan sistem, pengomtimalan insiden dan
manajemen masalah.
b. Kurangnya pertahanan sistem dan pengoptimalan perubahan
manajemen.
c. Terbatasnya waktu untuk merancang layanan baru disaat terjadi urgensi.
d. Kurangnya esisiensi waktu dan bahkan memakai waktu akhir pekan.
e. Kehilangan kepuasan dan loyalitas pelanggan mereka.
f. Mengulangi kesalahan yang telah terjadi karena tidak adanya
dokumentasi dan transfer pengetahuan teknis.
g. Kehilangan kontrol atas ketersediaan pelayanan, keberlanjutan dan
perawatan sistem serta konsekuensi keamanan.
h. Menghabiskan lebih banyak biaya pada layanan tanpa disertai
peningkatan yang memadai.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
13
Gambar 2.1 ITSM Scope
Sumber: isaca.org
2.6 COBIT
COBIT merupakan sebuah model kerangka kerja tata kelola TI yang
representative dan menyeluruh, yang meliputi masalah perencanaan, implementasi
operasional dan pengawasan terhadap seluruh proses teknologi informasi
(Sasongko, 2009).
Menurut (Tanuwijaya & Sarno, 2010) COBIT mendukung tata kelola TI
dengan menyediakan kerangka kerja untuk mengatur keselarasan manfaat TI
dengan proses bisnis. Selain itu, kerangka kerja juga memastikan bahwa TI
memungkinkan bisnis, memaksimalkan keuntungan, resiko TI dikelola secara
tepat, dan sumber daya TI digunakan secara bertanggung jawab.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
14
Dapat disimpulkan COBIT (Control objectives for information and related
technology) adalah kerangka kerja berisikan best practice yang digunakan pada
proses audit sistem informasi yang dikeluarkan oleh ISACA dan terus
dikembangkan secara berkala dan dinilai lengkap dalam membantu auditor,
pengguna, dan manajemen untuk mempertemukan kebutuhan beragam manajemen
dengan menjembatani celah antara risiko bisnis, kebutuhan kontrol, dan masalah-
masalah.
Gambar 2.2 Cobit 5.0 Module
Sumber: isaca.org
Prinsip 1: Meeting Stakeholder Needs
Perusahaan menciptakan nilai bagi stakeholder mereka dengan
mempertahankan keseimbangan antara realisasi manfaat dan optimalisasi risiko
serta penggunaan sumber daya. COBIT 5.0 menyediakan semua proses yang
diperlukan dan enabler lain untuk mendukung penciptaan nilai bisnis melalui
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
15
penggunaan teknologi informasi. Setiap perusahaan memiliki tujuan bisnis yang
berbeda, perusahaan dapat menyesuaikan COBIT 5.0 sesuai dengan konteks yang
ada melalui enterprise goals, menerjemahkan tujuan tertinggi perusahaan dikelola,
khususnya IT related goals dan pemetaan dalam proses yang spesifik.
Prinsip 2: Covering Enterprise End-to-end
COBIT 5.0 mengintegrasikan tata kelola perusahaan teknologi informasi
dalam tata kelola perusahaan, antara lain:
1. Mencakup semua fungsi dan proses dalam perusahaan, COBIT 5.0 tidak
hanya fokus pada fungsi teknologi informasi tapi menjadikan teknologi
dan informasi tersebut sebagai aset yang berhubungan dengan aset-aset
lain yang dikelola semua orang di dalam sebuah perusahaan.
2. Mempertimbangkan seluruh enabler dari governance dan management
terkait teknologi informasi dalam sudut pandang perusahaan dan end-
to-end. Artinya COBIT 5 mempertimbangkan seluruh entitas di
perusahaan sebagai bagian yang saling mempengaruhi.
Prinsip 3: Applying a Single Integrated framework
COBIT 5.0 selaras dengan standar-standar terkait yang biasanya
memberikan panduan untuk sebagian dari aktivitas teknologi informasi. COBIT 5.0
adalah kerangka kerjayang membahas high level dan panduan detailnya disediakan
oleh standar-standar terkait lainnya.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
16
Prinsip 4: Enabling a Holistic Approach
Governance dan management teknologi informasi perusahaan yang efektif
dan efisien membutuhkan pendekatan yang bersifat menyeluruh, yaitu
mempertimbangkan komponen-komponen yang saling berinteraksi. COBIT 5.0
mendefinisikan sekumpulan enabler untuk mendukung implementasi governance
dan management sistem teknologi informasi secara komprehensif. Enabler yang
didefinisikan secara luas sebagai sesuatu yang dapat membantu untuk mencapai
tujuan organisasi/perusahaan.
Prinsip untuk COBIT 5.0 menjelaskan tujuh kategori enabler:
1. Prinsip, kebijakan dan kerangka kerja.
2. Proses.
3. Struktur organisasi.
4. Budaya, etika dan perilaku.
5. Informasi.
6. Layanan, infrastruktur dan aplikasi meliputi infrastruktur.
7. Manusia, kemampuan dan kompetensi.
Prinsip 5: Separating Governance from Management
COBIT 5 memberikan pemisahan yang jelas antara governance dan
management. Kedua hal ini meliputi aktivitas yang berbeda, membutuhkan struktur
organisasi yang berbeda dan melayani tujuan yang berbeda. Perbedaan antara
governance dan management adalah:
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
17
1. Governance memastikan kebutuhan, kondisi dan pilihan dari
stakeholder dievaluasi untuk menentukan objektif dari perusahaan yang
akan disepakati untuk dicapai. Governance memberikan arah bagi
penentuan prioritas dan pengambilan keputusan. Selain itu, governance
juga mengawasi kinerja dan kesesuaian terhadap objektif yang telah
disepakati.
2. Management meliputi aktivitas merencanakan, membangun,
menjalankan dan mengawasi aktivitas yang diselaraskan dengan arahan
yang ditetapkan oleh organisasi governance untuk mencapai objektif
dari perusahaan.
2.7 ITIL
Menurut (Aradea, 2010) , ITIL adalah kerangka kerja best practives yang
dapat digunakan untuk membantu proses organisasi dalam mengembangkan proses
ITSM, yang berfokus dalam penyesuaian kebutuhan IT dengan kebutuhan dan
proses bisnis suatu perusahaan.
Menurut (Yao & Wang, 2010) , ITIL (Information Technology
Infrastructure Library) adalah metodologi proses yang memberikan best practice
untuk manajemen layanan IT yang dapat membantu perusahaan menyelaraskan IT
mereka dengan kebutuhan bisnis, meningkatkan pelayanan, dan menurunkan biaya
jangka panjang dari penyediaan layanan.
ITIL dapat diterapkan secara menyeluruh maupun tidak menyeluruh
tergantung kebutuhan dari proses bisnis perusahaan. (Aradea, 2010), Perusahaan
atau organisasi dapat menggunakan ITIL, baik secara keseluruhan atau sebagian,
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
18
tergantung pada preferensi mereka. ITIL menyediakan panduan tentang bagaimana
menghubungkan proses dan kegiatan yang ada di departemen TI dalam konteks
yang terstruktur, dan kaitannya adalah kunci kualitas layanan.
Adapun keuntungan dari diterapkannya framework ITIL menurut (Trivena
& Anggraini, 2010) antara lain:
1. Meningkatkan kepuasan user dan konsumen akan layanan TI
2. Meningkatkan kemampuan layanan
3. Penghematan keuangan
4. Meningkatkan keuntungan bisnis
5. Organisasi semakin efektif dan semakin fokus dengan tujuan
2.8 Sejarah ITIL
Information Technology Infrastructure Library (ITIL) pertama kali muncul
pada akhir tahun 80an oleh sebuah instansi bernama Central Computer and
Telecommunication Agency atau disingkat CCTA yang sekarang dikenal dengan
The Office of Government Commerce (OGC) (Addy, 2007). CCTA merupakan
bagian dari departemen pemerintahan Inggris, dengan biaya IT sebesar 9 miliar
pound, mendapatkan tekanan besar untuk dapat mengurangi biaya tersebut secara
signifikan. CCTA memutuskan efisiensi besar merupakan salah satu cara potensial
untuk mengurangi biaya tersebut. Akhirnya mereka menciptakan sebuah linkungan
yang berfokus pada proses dan efisiensi untuk pengembangan sebuah kerangka
kerja yang saat ini dikenal sebagai Technology Infrastructure Library (ITIL). Pada
tahun 90an banyak perusahaan besar dan agen pemerintahan di Eropa mulai
mengadopsi kerangka kerja ITIL ini sebagai dasar dalam operasional IT. ITIL mulai
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
19
menyebar secara luas dan dengan cepat menjadi standar de facto untuk manajemen
layanan IT.
2.9 ITIL V.3
Gambar 2.3 ITIL V.3
Sumber: mitratexkonsultan.com
ITIL versi ke-3 dikeluarkan oleh OGC pada tahun 2011 dengan 5 modul
diantaranya :
1. Services Strategy (SS), meliputi perencanaan strategis manajemen
layanan dan keterpaduan pelayanan dengan strategi bisnis.
2. Services Design (SD), outline desain dan pengembangan layanan jasa
dan proses manajemen.
3. Services Transition (ST), mengilustrasikan bagaimana persyaratan
tahapan sebelumnya (strategi dan desain) untuk layanan yang
berkelanjutan dan dapat dipertahankan.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
20
4. Services Operation (SO), meliputi penyampaian yang efektif dan efisien
dan dukungan layanan, juga menyediakan referensi untuk kegiatan
operasional dalam proses-proses lain.
5. Continual Service Improvement (CSI), perbaikan layanan yang
berkelanjutan dan pengukuran kinerja proses yang diperlukan untuk
layanan.
2.10 Teknik Pengumpulan Data
Terdapat 2 teknik pengumpulan data dalam penelitian (Sugiyono, 2010),
diantaranya :
1. Wawancara: komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari
responden. Wawancara dilakukan untuk menemukan masalah secara
lebih terbuka melalui pendapat dan ide yang disampaikan responden.
2. Kuesioner : teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.
2.11 Fishbone Diagram
Fishbone diagram adalah salah satu metode untuk menganalisa penyebab
dari sebuah masalah atau kondisi yang menjadi latar belakang dalam penyusunan
solusi untuk memecahkan suatu masalah. Metode ini kerap kali disebut sebagai
diagram sebab-akibat atau clause effect diagram. Jenis diagram ini terkadang
disebut diagram “Ishikawa" karena ditemukan oleh Kaoru Ishikawa, dan disebut
“diagram tulang ikan” karena bentuknya yang menyerupai tulang ikan. Fishbone
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
21
diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab
masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir pada rutinitas
(Tague, 2005).
(Purba, 2008) Mengungkapkan bahwa suatu tindakan dan improvement
akan lebih mudah dilakukan jika masalah dan akar penyebab masalah sudah
ditemukan. Manfaat fishbone diagram ini dapat menolong kita untuk menemukan
akar penyebab masalah secara user friendly, re yang user friendly disukai orang-
orang di industri manufaktur dimana proses didalamnya terkenal memiliki banyak
ragam variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan.
Menurut (Ariani, 2003) Fishbone Diagram ini dipergunakan untuk :
1. Mengidentifikasi akar penyebab dari suatu permasalahan.
2. Mendapatkan ide-ide yang dapat memberikan solusi untuk pemecahaan
suatu masalah.
3. Membantu dalam pencarian dan penyelidikan fakta lebih lanjut.
2.12 Sejarah Fishbone Diagram
Dikutip dari (Keuangan, 2013), Fishbone diagram ditemukan pada tahun
sekitar tahun 1960-an oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ilmuwan Jepang,
merupakan tokoh kualitas yang telah memperkenalkan user friendly control,
Fishbone cause and effect diagram, emphasised the ‘internal customer’ kepada
dunia. Ishikawa juga yang pertama memperkenalkan 7 (seven) quality tools: control
chart, run chart, histogram, scatter diagram, pareto chart, and flowchart yang
sering juga disebut dengan “7 alat pengendali mutu/kualitas”.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
22
2.13 Pembuatan Fishbone Diagram
Menurut (Scarvada, Tatiana, Susan, Julie, & Arthur, 2004), konsep dasar
dari diagram fishbone adalah permasalahan mendasar diletakkan pada bagian kanan
dari diagram atau pada bagian kepala dari kerangka tulang ikannya. Penyebab
permasalahan digambarkan pada sirip dan durinya. Kategori penyebab
permasalahan yang sering digunakan sebagai start awal meliputi materials (bahan
baku), machines and equipment (mesin dan peralatan), manpower (sumber daya
manusia), methods (metode), Mother Nature/environment (lingkungan), dan
measurement (pengukuran). Keenam penyebab munculnya masalah ini sering
disingkat dengan 6M.
Gambar 2.4 Fishbone Diagram
Sumber: nevron.com
Dalam membuat Fishbone Diagram, ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan, yakni :
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
23
1. Mengidentifikasi masalah
Identifikasikan masalah yang sebenarnya sedang dialami. Masalah
utama yang terjadi kemudian digambarkan dengan bentuk kotak sebagai
kepala dari fishbone diagram. Masalah yang diidentifikasi yang akan
menjadi pusat perhatian dalam proses pembuatan fishbone diagram.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor utama masalah
Dari masalah yang ada, maka ditentukan faktor-faktor utama yang
menjadi bagian dari permasalahan yang ada. Faktor-faktor ini akan menjadi
penyusun “tulang” utama dari fishbone diagram. Faktor ini dapat berupa
sumber daya manusia, metode yang digunakan, cara produksi, dan lain
sebagainya.
3. Menemukan kemungkinan penyebab dari setiap faktor
Dari setiap faktor utama yang menjadi pangkal masalah, maka perlu
ditemukan kemungkinan penyebab. Kemungkinan-kemungkinan penyebab
setiap faktor, akan digambarkan sebagai “tulang” kecil pada “tulang” utama.
Setiap kemungkinan penyebab juga perlu dicari tau akar penyebabnya dan
dapat digambarkan sebagai “tulang” pada tulang kecil kemungkinan
penyebab sebelumnya. Kemungkinan penyebab dapat ditemukan dengan
cara melakukan brain storming atau analisa keadaan dengan observasi.
4. Melakukan analisa hasil diagram yang sudah dibuat
Setelah membuat fishbone diagram, maka dapat dilihat semua akar
penyebab masalah. Dari akar penyebab yang sudah ditemukan, perlu
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
24
dianalisa lebih jauh prioritas dan signifikansi dari penyebabnya. Kemudian
dapat dicari tau solusi untuk menyelesaikan masalah yang ada dengan
menyelesaikan akar masalah.
2.14 Tahapan Pengukuran
Tahapan audit dilakukan berdasarkan tahapan audit (Gallegos, 2008).
Adapun tahapan-tahapannya adalah perencanaan, pemeriksaan lapangan, pelaporan
dan tindak lanjut sebagai acuan bagi pihak TI.
1. Perencanaan
Tahap perancanaan ini adalah menentukan ruang lingkup, objek
yang akan diteliti, standar evaluasi dari hasil pengukuran yang bersangkutan
dengan menganalisa visi, misi dan dan objek penelitian
2. Pemeriksaan Lapangan
Pada tahap ini penelitian dilakukan dengan pengumpulan data dan
informasi yang dilakukan melalui pertemuan dengan narasumber yang
mewakili objek penelitan dan pihak lainnya yang terkait.
3. Pelaporan
Tahap ini adalah tahap dimana penelitian dilanjutkan dengan
pengolahan data yang telah didapat berdasarkan wawancara dan kuesioner
yang dilakukan untuk menentukan maturity level dari layanan TI pada
perusahaan. Berdasarkan hasil kinerja yang didapat pada pengukuran,
selanjutnya akan dilakukan analisis untuk menentukan saran perbaikan
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
25
terhadap kinerja layanan TI pada perusahaan berdasarkan framework ITIL
V3.
4. Tindak Lanjut
Tahap ini yang dilakukan adalah memberikan hasil dari penelitian
berupa rekomendasi tindakan perbaikan kepada objek penelitian yakni
perusahaan untuk selanjutnya menjadi wewenang perusahaan apakah akan
dijadikan acuan perbaikan terhadap layanan TI perusahaan dimasa
mendatang.
2.15 Maturity Model
Maturity model adalah suatu metode untuk mengukur level pengembangan
manajemen proses, yang berarti adalah mengukur sejauh mana kapabilitas
manajemen tersebut. Seberapa bagusnya pengembangan atau kapabilitas
manajemen tergantung pada tercapainya tujuan-tujuan kerangka kerja ITIL.
Sebagai contoh adalah ada beberapa proses dan sistem kritikal yang membutuhkan
manajemen keamanan yang lebih ketat dibanding proses dan sistem lain yang tidak
begitu kritikal. Di sisi lain, derajat dan kepuasan pengendalian yang dibutuhkan
untuk diaplikasikan pada suatu proses adalah didorong pada selera resiko
Enterprise dan kebutuhan kepatuhan yang diterapkan.
Penerapan yang tepat pada tata kelola TI di suatu lingkungan Enterprise,
tergantung pada pencapaian tiga aspek maturity (kemampuan, jangkauan dan
kontrol). Peningkatan maturity akan mengurangi resiko dan meningkatkan
efisiensi, mendorong berkurangnya kesalahan dan meningkatkan kuantitas proses
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
26
yang dapat diperkirakan kualitasnya dan mendorong efisiensi biaya terkait dengan
penggunaan sumber daya TI.
Manfaat dari pengukuran Maturity model dari suatu perusahaan dapat
digunakan untuk memetakan :
a. Status pengelolaan TI perusahaan saat ini.
b. Status standar perusahaan dalam bidang TI saat ini untuk digunakan
sebagai pembanding
c. Strategi pengelolaan TI perusahaan berupa ekspektasi perusahaan
terhadap posisi pengelolaan TI perusahaan.
Setiap skor yang didapatkan pada masing-masing indikator dalam Maturity
Model dapat digambarkan melalui tabel berikut.
Table 2.1 Pedoman Nilai Kuesioner
Level Rating
N – Not Achieved 0% – 15%
P – Partially Achieved 16% – 50%
L – Largely Achieved 51% – 85%
F – Fully Achieved 86% – 100%
Setiap Maturity Model Rating bisa diperoleh apabila level tersebut telah
memenuhi ketentuan yang ada. Adapun penilaiannya dapat dipaparkan sebagai
berikut:
1. N Not Achieved (0 sampai dengan 15% yang telah tercapai) Hanya
terdapat sedikit atau tidak ada bukti bahwa peryaratan telah tercapai
pada proses yang ada.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
27
2. P Partially Achieved (>15% sampai dengan 50% yang telah tercapai)
Terdapat bukti bahwa beberapa pesyaratan telah tercapai dan atribut
yang digunakan dijelaskan pada assessment. Terdapat beberapa aspek
dari pencapain dari atribut yang tidak dapat diprediksi.
3. L Largely Achieved (>50% sampai dengan 85% yang telah tercapai)
Terdapat bukti bahwa telah menggunakan pendekatan secara sistematis,
pencapaian yang signifikan, atribut yang terdefinisi dalam proses yang
dinilai.
4. F Fully Achieved (>85% sampai dengan 100% yang telah tercapai)
Terdapat bukti bahwa adanya pendekatan secara sistematis dan
pencapaian yang signifikan secara penuh dari atribut yang didefinisi
pada proses penilaian (assesment). Tidak ada kelemahan signifikan
yang berkaitan dengan atribut yang ada dalam proses penilaian.
2.16 Pengelompokan Maturity Model
Maturity model terbagi kedalam 6 level berdasarkan kemapanan dari modul
yang terdapat dalam skala pengukuran sesuai kerangka kerja ITIL V.3. (Axelos,
ITIL Maturity Model and Self-assessment Service, 2013)
6 level dalam skala maturity model (Axelos, 2013) adalah sebagai berikut:
a. Level 0 (Non-existent); Perusahaan tidak mengetahui sama sekali proses
teknologi informasi di perusahaannya
b. Level 1 (Initial Level) ; pada level ini, organisasi pada umumnya tidak
menyediakan lingkungan yang stabil untuk mengembangkan suatu
produk baru. Ketika suatu organisasi kelihatannya mengalami
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
28
kekurangan pengalaman manajemen, keuntungan dari
mengintegrasikan pengembangan produk tidak dapat ditentukan dengan
perencanaan yang tidak efektif, respon sistem. Proses pengembangan
tidak dapat diprediksi dan tidak stabil, karena proses secara teratur
berubah atau dimodifikasi selama pengerjaan berjalan beberapa form
dari satu proyek ke proyek lain. Kinerja tergantung pada kemampuan
individual atau term dan varies dengan keahlian yang dimilikinya.
c. Level 2 (Repeatabel Level) ; pada level ini, kebijakan untuk mengatur
pengembangan suatu proyek dan prosedur dalam mengimplementasikan
kebijakan tersebut ditetapkan. Tingkat efektif suatu proses manajemen
dalam mengembangankan proyek adalah institutionalized, dengan
memungkinkan organisasi untuk mengulangi pengalaman yang berhasil
dalam mengembangkan proyek sebelumnya, walaupun terdapat proses
tertentu yang tidak sama. Tingkat efektif suatu proses mempunyai
karakteristik seperti; practiced, dokumentasi, enforced, trained,
measured, dan dapat ditingkatkan. Product requirement dan
dokumentasi perancangan selalu dijaga agar dapat mencegah perubahan
yang tidak diinginkan.
d. Level 3 (Defined Level) ; pada level ini, proses standar dalam
pengembangan suatu produk baru didokumentasikan, proses ini didasari
pada proses pengembangan produk yang telah diintegrasikan. Proses-
proses ini digunakan untuk membantu manager, ketua tim dan anggota
tim pengembangan sehingga bekerja dengan lebih efektif. Suatu proses
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
29
yang telah didefenisikan dengan baik mempunyai karakteristik;
readiness criteria, inputs, standar dan prosedur dalam mengerjakan
suatu proyek, mekanisme verifikasi, output dan kriteria selesainya suatu
proyek. Aturan dan tanggung jawab yang didefinisikan jelas dan
dimengerti. Karena proses perangkat lunak didefinisikan dengan jelas,
maka manajemen mempunyai pengatahuan yang baik mengenai
kemajuan proyek tersebut. Biaya, jadwal dan kebutuhan proyek dalam
pengawasan dan kualitas produk yang diawasi.
e. Level 4 (Managed Level) ; Pada level ini, organisasi membuat suatu
matrik untuk suatu produk, proses dan pengukuran hasil. Proyek
mempunyai kontrol terhadap produk dan proses untuk mengurangi
variasi kinerja proses sehingga terdapat batasan yang dapat diterima.
Resiko perpindahan teknologi produk, prores manufaktur, dan pasar
harus diketahui dan diatur secara hati-hati. Proses pengembangan dapat
ditentukan karena proses diukur dan dijalankan dengan limit yang dapat
diukur.
f. Level 5 (Optimized Level) ; Pada level ini, seluruh organisasi difokuskan
pada proses peningkatan secara terus-menerus. Teknologi informasi
sudah digunakan terintegrasi untuk otomatisasi proses kerja dalam
perusahaan, meningkatkan kualitas, efektifitas, serta kemampuan
beradaptasi perusahaan. Tim pengembangan produk menganalisis
kesalahan dan defects untuk menentukan penyebab kesalahannya.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
30
Proses pengembangan melakukan evaluasi untuk mencegah kesalahan
yang telah diketahui dan defects agar tidak terjadi lagi.
2.17 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
1 Nama Narges Shahsavarani, Shaobo Ji
Tahun 2011
Judul Information technology service management (ITSM) : Theoritic
Perspective Foundation
Metode ITIL
Obyek Penelitian Carleton University, Ottawa, Kanada
Hasil 1. ITSM berusaha untuk mengintegrasikan dan
menyelaraskan operasi TI dengan operasi bisnis dan tujuan
bisnis
2. ITSM mencakup semua kegiatan dan fungsi departemen IT
dan di luar.
Kesimpulan ITSM memberikan kontribusi terhadap kualitas layanan TI,
sehubungan dengan tingkat keselarasan layanan dengan
pelanggan melalui IT operasi.
2 Nama AR. Anggun Cahyaningtyas, Yani Rahardja, Agustinus Fritz W
Tahun 2012
Judul Audit Sistem Informasi dengan ITIL Version 3 Sub Domain
Service Desk, Incident Management, dan Problem
Management di Bidang Keuangan Dishubkombudpar Kota
Salatiga
Metode ITIL
Obyek Penelitian Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Salatiga
Hasil 1. Perlu adanya fasilitas dalam melakukan pemantauan
manajemen layanan dikarenakan akan mempengaruhi
kinerja dari service desk
2. Diperlukan tenaga tambahan agar ketika satu tenaga service
desk tidak dapat menyelesaikan kendala.
Kesimpulan Hubungan antara implementasi ITIL dan manajemen proses
merupakan area penelitian. Tinjauan ini belum
mengidentifikasi literatur yang diterbitkan mengenai masalah
ini. Salah satu peluang penelitian adalah untuk mengetahui
apakah ada korelasi antara implementasi ITIL dan manajemen
proses dalam fungsi TI.
Perlu
3 Nama Malleswara Talla and Raul Valverde
Tahun 2013
Judul An Implementation of ITIL Guidelines for IT Support Process
in a Service Organization
Metode ITIL
Obyek Penelitian Service Level Management (SLM)
Hasil 1. Kebanyakan KPI telah di demonstrasikan dan menunjukan
perkembangan, tidak menutup kemungkinan bahwa setelah
diterapkannya kerangka kerja dari ITIL perkembangannya
belum terlalu signifikan
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
31
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanj.)
Kesimpulan Service Level Management (SLM) adalah sebuah tantangan
bagi perusahaan dalam distribusi proses yang mewajibkan di
dalamnya untuk bersifat konsisten, dapat diandalkan dan
terprediksi dengan baik. Pada awal 1990 kebanyakan organisasi
terancang dengan sistem yang memiliki servis level rendah
yang telah teruji dari indikator-indikator penentu. Maka dari itu
kerangka kerja ITIL perlu untuk diterapkan dalam SLM untuk
memperbaiki nilai yang di ukur dari indicator KPI.
4 Nama Nancy Judith Cruz-Hinojosa, Jos’e Antonio Guti’errez-de-
Mesa
Tahun 2016
Judul Literature review of the situation research faces in the
application of ITIL in Small and Medium Enterprises
Metode ITIL
Obyek Penelitian Computer Standards & Interfaces
Hasil 1. Hanya sebagian kecil perusahaan telah menerapkan
manajemen Layanan IT pada perusahaannya. Diperlukan
tenaga tambahan agar ketika satu tenaga service desk tidak
dapat menyelesaikan kendala.
2. Kerangka kerja ITIL terlalu rumit untuk diterapkan pada
perusahaan mengingat menetapkan pengelolaan ITIL
masih di batasi sumber daya teknis dan keuangan.
Kesimpulan Penelitian terhadap UKM di Indonesia yang berusaha
memanfaatkan dan menerapkan framework ITIL pada
organisasi IT nya. Pertama melalui kajian literatur dan yang
lainnya melalui studi empiris. Bahwa hari ini jumlah pasti
organisasi atau perusahaan yang telah meggunakan atau
mengadopsi ITIL tidak diketahui.
Berdasarkan data yang ada pada Tabel 2.1, penelitian terdahulu yang
dipaparkan masih relevan dengan permasalahan yang sama dengan penelitian ini
adalah Narges Shahsavarani dan Shaobo Ji (2011) dalam penelitiannya mengenai
ITSM sebagai landasan keselarasan layanan TI dan proses bisnis. Anggun
Cahyaningtyas, dkk (2012) mengenai service desk, Incident Management, dan
Problem Management di Bidang Keuangan Dishubkombudpar Kota Salatiga.
Malleswara Talla and Raul Valverde (2013) mengenai bagaimana framework ITIL
dalam membantu Service Level Management (SLM) yang diharuskan bersifat
konsisten. Nancy Judith Cruz-Hinojosa dan Jos’e Antonio Guti’errez-de-Mesa
(2016) mengenai kerangka kerja ITIL yang diterapkan dalam divisi IT sebuah UKM
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
32
di Indonesia. Kesimpulan dari penelitian-penelitian terdahulu memungkinkan
digunakan sebagai referensi penelitian ini dengan penerapan kerangka kerja ITIL
pada layanan TI PT Gramedia Asri Media pada modul Service Operation dan
mengukur maturity level layanan TI dalam PT Gramedia Asri Media.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
3.1.1 Profil Perusahaan
Gramedia, atau lengkapnya PT Gramedia Asri Media adalah anak
perusahaan Kelompok Kompas Gramedia. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 2
Februari 1970 dengan diawali dari satu toko buku kecil berukuran 25m² di daerah
Jakarta Barat dan sampai tahun 2002 telah berkembang menjadi lebih dari 50 toko
yang tersebar di seluruh Indonesia. Produk yang ditawarkan pun saat ini tidak hanya
terbatas pada buku dan alat tulis, tapi juga perlengkapan kantor, alat olahraga,
kamera, kamus elektronik, DVD dan CD musik dan film, sampai alat musik.
Mungkin karena menyasar konsumen pelajar dan mahasiswa, jadi diversifikasi
produk-produk yang ditawarkan adalah yang dekat dengan dunia remaja. Secara
garis besar, kelompok Gramedia Majalah terdiri dari tiga bagian, yaitu Bisnis,
Redaksi dan Supporting. Bagian Bisnis terdiri dari Sirkulasi, Iklan dan Promosi.
Redaksi terbagi dalam lima bagian, yaitu Media Wanita, Media Anak, Media
Otomotif, Media Pria, serta Media Pengetahuan, Teknologi dan Umum. Sedangkan
Bagian Supporting terdiri dari Anggaran, Pracetak, SDM, Umum, dan Teknologi
Informasi. Salah satu nilai diferensiasi yang ditawarkan oleh Gramedia adalah
adanya dukungan sistem teknologi informasi yang memberikan kemudahan bagi
perusahaan dan konsumen. Bagi Gramedia sendiri, penerapan sistem teknologi
informasi akan memberikan gambaran tentang jumlah perputaran barang yang
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
34
masuk dan keluar setiap saatnya. Hal ini bisa membantu perusahaan menjaga
ketersediaan barang dan mencegah kekosongan. Di sisi konsumen, dukungan
sistem teknologi informasi memberikan kemudahan untuk melacak buku yang
dicari. Hanya dengan memasukkan kata kunci berupa judul buku atau nama
pengarang atau nama penerbit maka penjelajahan bisa dilakukan. Informasi itu pun
lengkap dengan map tempat rak dimana buku tersebut diletakan yang akan mengirit
waktu pencarian buku di rak.
3.1.2 Visi & Misi Perusahaan
A. Visi
Turut berpartisipasi dalam pengembangan intelektual bangsa dengan menyebarkan
ilmu pengetahuan dan informasi melalui model retail yang berbeda dan
pendistribusian buku, ATK, dan produk multimedia, ditandai dengan pelayanan
yang terbaik, manajemen yang proaktif, dan perilaku bisnis yang tepat.
B. Misi
1. Untuk menjadi agent of change di dalam masyarakat yang pluralistic.
2. Untuk menjadi pemimpin di dalam retail dan distribusi ilmu pengetahuan,
informasi dan infotainment berbasis media.
3. Untuk menyediakan produk-produk yang canggih, inovatif, dan berorientasi
pasar.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
35
3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Gramedia
Sumber : Data Internal
3.1.4 Struktur Organisasi IT
Gambar 3.2 Struktur Organisasi TI Gramedia
Sumber : Data Internal
Divisi Technical Services and Help Desk berada di bawah Sistem dan
Pengembangan dalam pengawasan Direktur Administrasi dan Keuangan. Divisi ini
dikepalai oleh Bapak Silvester Budihardjo yang memiliki total 40 anggota. Divisi
Technical Services and Help Desk terbagi menjadi 5 sub-divisi.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
36
a. Helpdesk Area 1 yang akan melayani toko-toko retail Gramedia di area
Jabodetabek dan Jawa Barat, setiap anggota dari Helpdesk Area 1
bertanggung jawab atas 3 sampai 4 toko di areanya, dan melakukan
kunjungan untuk pemantauan secara berkala.
b. Helpdesk Area 2 bertanggung jawab atas layanan IT di toko-toko retailer
di seluruh bagian Indonesia selain Jabodetabek dan Jawa Barat.
c. Helpdesk Area 3 bertanggung jawab pada layanan TI di unit pusat PT
Gramedia dan layanan TI unit lainnya seperti publishing, finance,
marketing communication, wholesale, merchandising dan unit
distribusi.
d. Sistem and Database Administrator bertanggung jawab atas
perancangan, pembangunan, kinerja maupun pemeliharan seluruh
sistem TI dan Database yang terdapat dalam PT Gramedia.
e. Infrastructure adalah sub-divisi yang bertanggung jawab atas
pemeliharaan infrastruktur TI pada PT Gramedia.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian berupa pengukuran tingkat kematangan layanan teknologi
informasi pada perusahaan dapat menggunakan beragam macam kerangka kerja
yang telah ada di dunia seperti COBIT, ISO, TOGAF, ITIL, dan lain-lain. ITIL
dipilih sebagai kerangka kerja acuan dalam penelitian ini karena ITIL merupakan
yang paling memiliki konsentrasi terhadap layanan operasional sehari-hari dalam
perusahaan dibandingkan dengan kerangka kerja lain. Versi yang dipilih adalah
ITIL V3 keluaran tahun 2011 karena merupakan kerangka kerja terbaru keluaran
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
37
ITIL dan terlengkap dalam ruang lingkup layanan operasional. Dari 5 modul yang
dimiliki oleh ITIL V3, modul yang terpilih adalah Service Operation karena melihat
kebutuhan dari perusahaan untuk pengembangan layanan teknologi informasi
berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap narasumber, terlebih narasumber
adalah kepala divisi Technical Service dan Help Desk sehingga penelitian
menggunakan ITIL V3 Service Operation adalah modul yang paling tepat untuk
digunakan sebagai acuan.
3.2.1 Penerapan Kerangka Kerja ITIL pada PT Gramedia
Pada umumnya dalam menerapkan atau mengimplementasi framework
ITIL dalam perusahaan, dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi terlebih dahulu
seluruh komponen perangkat yang berkaitan dengan teknologi informasi, terutama
didalam bidang atau divisi IT. Tahap evaluasi dilakukan dalam rangka memastikan
pengelolaan teknologi informasi pada perusahaan telah sesuai dengan ketetapan dan
standar yang berlaku dan lebih sering dikenal dengan istilah audit. Yang mana
kegiatan audit yang dilaksanakan pada dasarnya berupa penemuan terhadap
ketidaktepatan proses yang ada terhadap standar pengelolaan aktivitas terkait.
Aktivitas audit yang ada di dalam ITIL didasarkan kepada Service
Operation secara menyeluruh, merupakan tahap atau wujud dalam
mengimplementasi framework pada perusahaan. Dimana hasil dari audit dapat
berupa rekomendasi yang digunakan oleh pihak manajemen dalam meningkatkan
efektifitas terhadap pengelolaan aktivitas dan perbaikan berkelanjutan dari proses
teknologi informasi. Pada aktivitas audit secara teknis menggunakan lembaran
kertas yang berisi kuesioner – kuesioner yang mengacu kepada framework terkait
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
38
yang harus dijawab oleh pihak manajemen perusahaan guna mengetahui tingkat
pengelolaan teknologi informasi pada perusahaan tersebut. Dan setelah mengetahui
tingkat hasilnya, maka rekomendasi dapat diberikan dengan mudah. Akan tetapi
seringkali auditor memiliki kesulitan dalam merangkum hasil kuesioner yang telah
disebarkan. Ini semua dikarenakan banyaknya lembaran yang harus dirangkum
secara manual serta tidak menutup kemungkinan lembaran tersebut tidak disimpan
dengan rapi, yang berimbas pada hasil analisa auditor pula.
3.2.2 Maturity Model
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎𝑛 =∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐾𝑢𝑒𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
Rumus 3.1 Perhitungan Index Pertanyaan
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 = 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎𝑛
Rumus 3.2 Perhitungan Index Indikator
3.2.3 Tahapan Pengukuran
Tahapan pengukuran yang diterapkan pada penelitian ini mengacu pada
tahapan audit Gallegos tahun 2008.
1. Perencanaan
Perencanaan pengukuran PT Gramedia dilakukan dengan
menganalisa terlebih dahulu profil dari perusahaan beserta visi-misi,
permasalahan apa yang dimiliki oleh perusahaan melalui pra-wawancara
kemudian dilanjutkan dengan menentukan rumusan masalah dan batasan
masalah terhadap penelitian yang dilakukan.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
39
2. Pemeriksaan Lapangan
Pemeriksaan lapangan dilakukan dengan pengumpulan data melalui
wawancara terhadap narasumber dan pengisian kuesioner yang dilakukan
pada objek penelitian yang mengacu pada Service Operation dari kerangka
kerja ITIL V3.
3. Pelaporan
Penelitian dilanjutkan dengan pengolahan data yang telah didapat
untuk menentukan maturity level dari layanan TI pada perusahaan. Hasil
pengukuran didapat berdasarkan hasil kuesioner, survey dan wawancara,
lalu dilakukan peninjauan kembali temuan-temuan tersebut dengan
menggunakan analisa metode Fishbone menggunakan kategori 6M yang
meliputi machine, method, material, measurement, man power, dan yang
terakhir adalah mother nature. Dari hasil yang didapat akan menjadi
kesimpulan dari pengukuran layanan yang dilakukan.
4. Tindak Lanjut
Memberikan hasil dari penelitian berupa hasil temuan dan
rekomendasi tindakan perbaikan kepada perusahaan.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Metodologi penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peristiwa
yang real mengenai rencana proses pengukuran Layanan IT pada PT Gramedia
dengan menggunakan framework ITIL. Hasil penelitian ini diperoleh melalui
proses interview, pengamatan data, studi lapangan dan kuesioner serta studi
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
40
kepustakaan yang bersifat teoritis dan ilmiah yang akan digunakan sebagai
pedoman dalam penulisan ini.
Pengunaan metode-metode ITIL pada penelitian ini ditujukan untuk
memberikan suatu pendekatan untuk meningkatkan kualitas dari layanan IT.
Metode ini memberikan deskripsi detail dari pentingnya suatu proses dalam
organisasi IT yang mencakup peningkatan layanan pekerjaan, prosedur, tanggung
jawab yang dapat digunakan sebagai dasar wawasan yang dibutuhkan dalam setiap
organisasi. (Inform-IT, 2008)
3.3.1 Kuesioner
Dalam memperoleh data untuk diolah dalam penelitian ini, tahap kuesioner
dilakukan untuk mengetahui nilai-nilai dari masing-masing indikator dalam
kerangka kerja. Kuesioner diberikan terhadap anggota divisi Technical Services and
Help Desk berjumlah 5 orang sebagai responden.
Pengetahuan mengenai kerangka kerja acuan diperlukan dalam penyusunan
pertanyaan kuesioner yang akan diajukan. Hal ini dibutuhkan dalam
mengimplementasikan framework ITIL agar dapat dimengerti konteksnya.
Pertanyaan yang dibuat dalam kuesioner harus sesuai dengan indikator dan juga
kebutuhan dalam perusahaan dalam pengukuran kerangka kerja ITIL.
Pertanyaan kuesioner disusun berdasarkan referensi dari User Guide
mengenai ITIL Maturity Model and Self-assessment Service keluaran sebuah
institusi bernama Axelos. Kuesioner yang disusun terbagi kedalam beberapa level
yang dipenuhi secara bertahap dimulai dari level 1 dari 5 cakupan service operation,
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
41
kemudian dilakukan perhitungan nilai dari layanan TI sebelum masuk ke kuesioner
level berikutnya.
3.3.2 Wawancara
Wawancara dilakukan kepada Kepala divisi IT PT Gramedia Asri Media
Bapak Silvester Budianto untuk mengetahui cakupan-cakupan dari IT Service yang
dilakukan pada PT Gramedia Asri Media. Pra-wawancara dilakukan untuk
mengetahui modul ITIL mana yang sesuai dan dibutuhkan perusahaan dalam untuk
dilakukan pengukuran dan mengetahui divisi IT dari PT Gramedia secara struktural
dan jobdesc masing-masing anggota divisi IT serta layanan teknologi informasi
yang diterapkan, permasalahan dan dampak dari penerapan sistem yang ada.
Wawancara dilakukan di Ruang SIT Kantor PT Gramedia yang terletak di Gedung
Kompas Gramedia Unit 1 lantai 4 Palmerah Barat, Jakarta Selatan.
3.4 Teknik Analisis Data
Untuk melakukan analisis data pada penelitian ini, yang dilakukan adalah
studi pustaka untuk mempelajari kerangka kerja ITIL V.3 dengan membaca jurnal-
jurnal terkait, penelitian terdahulu dan referensi buku terkait. Dilanjutkan dengan
mempelajari proses bisnis dari PT Gramedia dengan cara melakukan wawancara
dengan pihak PT Gramedia dan kuesioner.
Selain itu, untuk melakukan analisis data terkait pembuatan rekomendasi
dari hasil pengukuran dilanjutkan dengan pengumpulan bukti atau informasi
dengan cara wawancara, dan penyebaran kuesioner.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
42
3.5 Variabel Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi variabel penelitian sesuai dengan kerangka
kerja ITIL V3 dalam modul service operation yaitu pertama menentukan modul
dari ITIL V3 mana yang ingin diukur pada PT Gramedia yang diketahui
berdasarkan proses pra-wawancara kepada narasumber, dan terpilih modul ITIL
Service Operations berdasarkan analisa masalah yang terjadi pada PT Gramedia
yang masih mengganggu kinerja dari service desk di perusahaan.
3.5.1 Event Management
Event Management merupakan proses melakukan pemantauan terhadap
layanan (Monitoring Service) dan Configuration Item (CI). Segala perubahan pada
keadaan pada CI terdata pada event log yang disediakan oleh sebuah tools. Pada
kerangka kerja ITIL 3 fokus event management adalah:
1. Informational Event
2. Warning Event
3. Exception Event
3.5.2 Incident Management
Incident Management merupakan proses untuk memikirkan bagaimana cara
melakukan pemulihan layanan IT yang mengalami gangguan dan penurunan
kualitas yang tidak direncanakan secara tanggap dan cepat. Proses dari incident
management adalah:
1. Incident Management Support
2. Incident Logging and Categorization
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
43
3. Immediate Incident Resolution by 1st Level Support
4. Incident Resolution by 2nd Level Support
5. Handling Major Incidents
6. Incident Monitoring and Escalation
7. Incident Closure and Evaluation
8. Pro-Active User Information
9. Incident Management Reporting
3.5.3 Problem Management
Problem Management merupakan proses untuk melakukan analisa akar
masalah dan mencari solusi dari hal yang membuat incident terjadi secara berulang-
ulang, atau bertanggung jawab menangani problem lifecycle. Jika dikaitkan dengan
insiden maka biasanya problem terjadi sesudah insiden, penyebab ini umumnya
tidak diketahui ketika tiket problem dibuat, dan proses Problem Management
bertanggung jawab terhadap investigasi lebih lanjut. Berikut proses yang dibahas
dalam problem management:
1. Proactive Problem Identification
2. Problem Categorization and Prioritization
3. Problem Diagnosis and Resolution
4. Problem and Error Control
5. Problem Enclosure and Evaluation
6. Major Problem Review
7. Problem Management Reporting
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
44
3.5.4 Request Fulfillment
Request fulfillment adalah proses bagaimana kita sebagai service provider
bisa menyanggupi atau tidak sebuah permintaan dari user pengguna layanan IT.
Request berbeda dengan incident dan atau problem. Request fulfillment umumnya
berupa permintaan dari layanan yang memang telah disiapkan. Sedangkan incident
adalah terjadinya kejadian yang tidak diharapkan sebelumnya. Proses dalam
request fulfillment antara lain :
1. Request Fulfillment Support
2. Request Logging and Categorization
3. Request Model Execution
4. Request Monitoring and Escalation
5. Request Closure and Evaluation
3.5.5 Access Management
Access Management merupakan proses untuk melakukan pengaturan
otorisasi user untuk dapat melakukan akses terhadap layanan IT sesuai dengan role
dan hak yang berhubungan dengan bidang user tersebut. Yang diatur antara lain
user ID, user group, profile, LDAP atau ActiveDir dan lain-lain. Berikut 2 objektif
dari access management adalah:
1. Maintenance of Catalog of User Roles and Access Profiles
2. Processing of User Access Request
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
45
3.6 Kerangka Teori Penelitian
Gambar 3.3 Kerangka Teori Penelitian
Kerangka teori penelitian adalah teori yang digunakan sebagai landasan
yang akan dilakukan dalam penelitian ini untuk menyusun konsep pemecahan
masalah yang telah diidentifikasi atau dirumuskan.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
46
Pada Penelitian ini ditentukan satu dari lima modul ITIL V3 yang sesuai
dengan permasalahan yang terjadi pada PT Gramedia yakni service operation
karena masih terdapat kendala yang menghambat proses kerja dari service desk PT
Gramedia dalam melakukan pekerjaannya seperti sistem yang berjalan kurang
maksimal karena kecepatan kerja sistem yang kurang memadai akibat sistem masih
dalam proses transisi ERP, juga masih ada bug minor dalam sistem yang
mengganggu proses kerja service desk PT Gramedia dalam memberikan pelayanan
IT. Akibatnya request fulfillment terganggu karena satu dan lebih dari modul sistem
mengalami kegagalan akibat bug yang ada, dilanjutkan dengan penyebaran
kuesioner kepada 5 responden yakni Bapak Budi selaku kepala divisi IT, dan kepala
dari setiap divisi di bawahnya yang berjumlah 4 orang. Setelah diketahui sejauh apa
nilai dari pengukuran maturity level berdasarkan nilai kuesioner, maka akan
diketahui sejauh mana pemanfaatan IT dalam membantu proses bisnis pada PT
Gramedia, kemudian penelitian ini dilanjutkan dengan menyampaikan kesimpulan
dan saran untuk pengembangan layanan TI lanjutan pada objek penelitian.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
47
BAB IV
ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN
4.1 Perencanaan
Dalam tahap perencanaan adalah penyusunan mengenai penelitian yang
akan dilakukan terhadap objek yaitu PT Gramedia Asri Media. Penelitian yang
dilakukan dengan mengemukakan manfaat apa saja yang bisa diperoleh dari
pengukuran, dilanjutkan dengan menganalisa visi dan misi, strategi serta kebijakan
terkait layanan TI dalam perusahaan. Penelitian dilanjutkan dengan mencari
permasalahan apa yang terjadi dalam layanan TI perusahaan, kemudian
mengidentifikasi masalah dengan modul ITIL mana yang cocok dengan kebutuhan
perusahaan dan melakukan seberapa jauh layanan TI dapat berperan dalam
membantu proses bisnis dari PT Gramedia. Diharapkan dalam pengukuran ini PT
Gramedia dapat mencapai level 2 berdasarkan modul Service Operation pada ITIL
V3.
Permasalahan dalam layanan TI perusahaan yang ditemukan berdasarkan
hasil pra-wawancara terhadap narasumber. Masalah yang terjadi yaitu masih belum
stabilnya sistem yang berjalan akibat perubahan ERP yang digunakan dari Oracle
ke Dynamics AX, salah satunya kurangnya penggunaan filter pada sistem yang
menyebabkan terdapatnya Overflow yang terjadi terhadap sistem divisi finansial
dalam perusahaan sehingga masih diperlukan update maupun penyesuaian seiring
waktu ke waktu. Secara penggunaan juga user masih butuh waktu untuk beradaptasi
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
48
terhadap sistem ERP yang baru dengan training yang diberikan pihak vendor ERP
yaitu Microsoft terhadap karyawan PT Gramedia.
4.2 Pemeriksaan Lapangan
4.2.1 Hasil Wawancara
Tahap wawancara lanjutan yang yang dilakukan dengan Bapak Budi
mengacu pada modul ITIL terpilih yakni service operation untuk mendapatkan
informasi serta data-data yang berhubungan dengan penelitian. Pertanyaan dibuat
mengacu terhadap modul terpilih dari kerangka kerja ITIL V3.
Pertanyaan pertama diberikan adalah seputar SOP dan prosedur kerja yang
terdapat dalam divisi TI PT Gramedia. Menurut narasumber, SOP kerja yang
terdapat di perusahaan yang menjadi acuan akan selalu dilakukan evaluasi secara
berkala setiap 2 bulan sekali, namun tidak menutup kemungkinan evaluasi
dilakukan secara mendadak apabila diperlukan, misalnya saat adanya pergantian
sistem maupun alur kerja dalam perusahaan yang berhubungan dengan prosedur
pekerjaan yang akan dilakukan dari para pegawai di dalam divisi TI maupun non
TI.
Service Operation juga berhubungan dengan tersedianya layanan dari divisi
TI dalam perusahaan secara terus menerus, maka dari itu terdapat staff TI yang
bekerja secara shift untuk mendukung berjalannya sistem selama 24/7, yakni
seorang administrator database. Tersedianya layanan 24/7 tersebut dikarenakan
masih terjadi aktivitas penghitungan penjualan dari masing-masing cabang Toko
Gramedia untuk pendataan penjualan perhari yang dilaksanakan secara otomatis
oleh sistem. Admin yang bersiaga 24/7 bertujuan untuk menjaga sistem apabila
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
49
terjadi kesalahan yang tidak dikehendaki selama proses data penjualan dilakukan
setiap harinya.
Dalam divisi Technical Services & Help Desk pada PT Gramedia terbagi
menjadi 5 sub-divisi, masing-masing divisi memiliki service area yang
memisahkan kemana divisi tersebut akan bekerja seperti yang berada dalam
struktur organisasi divisi tersebut. Helpdesk Area 1 yang akan melakukan
pemantauan dan maintenance berkala toko-toko retail Gramedia di area
Jabodetabek dan Jawa Barat. Helpdesk Area 2 bertanggung jawab atas layanan IT
di toko-toko retailer di seluruh bagian Indonesia selain Jabodetabek dan Jawa Barat.
Helpdesk Area 3 akan melakukan pemantauan dan maintenance berkala pada
layanan TI di unit pusat PT Gramedia dan layanan TI unit lainnya seperti
publishing, finance, marketing communication, wholesale, merchandising dan unit
distribusi pusat. System and Database Administrator bertanggung jawab atas
perancangan, pembangunan, kinerja maupun pemeliharan seluruh sistem TI dan
Database yang terdapat dalam PT Gramedia. Terakhir adalah Infrastructure yang
merupakan sub-divisi yang akan memastikan infrastruktur TI pada PT Gramedia
berjalan sesuai dengan kebutuhan.
Dalam penanggulangan masalah sehari-hari, perusahaan juga
memanfaatkan 2 buah aplikasi sebagai handler yang diminta oleh user agar
pekerjaan dapat dilakukan oleh para staff TI khususnya bagian helpdesk. Aplikasi
yang digunakan antara lain adalah GAM Portal. GAM Portal digunakan sebagai
Ticket Request dari layanan yang dibutuhkan oleh user yang ingin dilakukan oleh
staff helpdesk untuk memenuhi kebutuhan user maupun pengaduan mengenai
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
50
malfungsi dari infrastruktur maupun sistem TI yang terdapat pada perusahaan.
Aplikasi helpdesk kedua yang digunakan adalah HD Tools. HD Tools dimanfaatkan
oleh perusahaan untuk melakukan pengecekan yang merupakan tindak lanjut dari
user request sebelumnya untuk kemudian dilakukan tindakan terhadap perbaikan
dan memastikan infrastruktur maupun sistem yang berjalan sudah berjalan dengan
kebutuhan user tanpa adanya malfungsi.
Wawancara dilanjutkan dengan pertanyaan masalah apa yang terjadi pada
divisi TI PT Gramedia. Perusahaan baru saja beralih dari ERP Oracle ke ERP baru
dari Microsoft yaitu Dinamic AX, sehingga penerapan dan peralihan membutuhkan
waktu untuk penyesuaian, mulai dari setting sistem ERP baru dengan kebutuhan
bisnis perusahaan hingga training kepada para SDA dalam menggunakan ERP baru
tersebut. Masalah yang masih terjadi adalah overflow dalam penginputan data yang
dilakukan oleh staff finance masih terjadi karena belum ada filter yang ditanam
dalam sistem ERP baru untuk menangkap overflow yang terjadi saat memasukan
data keuangan. Masalah ini dapat diselesaikan dengan konfigurasi kembali yang
dilakukan oleh vendor ERP baru tersebut yaitu Microsoft.
4.2.2 Hasil Kuesioner
Kuesioner yang diberikan kepada perusahaan dibuat berdasarkan standar
kerangka kerja ITIL V.3 yang diluncurkan pada tahun 2011. Pertanyaan pada
kuesioner dibuat sesuai indikator yang terdapat pada domain service operation yang
terdapat pada buku keluaran Axelos yang berjudul User Guide ITIL Maturity Model
and Self-assessment Service.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
51
Tabel 4.1 Pedoman Nilai Kuesioner
Level Rating
N – Not Achieved 0% – 15%
P – Partially Achieved 16% – 50%
L – Largely Achieved 51% – 85%
F – Fully Achieved 86% – 100%
Tabel tersebut menjelaskan mengenai sejauh apa nilai yang didapat dapat
merepresentasikan kemapanan pelayanan teknologi informasi yang dilakukan oleh
perusahaan.
Responden dari kuesioner ini adalah masing-masing anggota dari divisi
dibawah Technical Services dan Help Desk yang berjumlah 5 orang. Data
perhitungan secara rinci dari semua responden dapat dilihat pada tabel perhitungan
dalam Lampiran 6. Adapun jumlah pertanyaan yang diajukan berdasarkan masing-
masing indikator dapat dilihat pada Tabel 4.2 :
Tabel 4.2 Jumlah Pertanyaan Kuesioner
Kuesioner
Indikator Jumlah Pertanyaan
Incident Management 13
Problem Management 13
Access Management 12
Event Management 11
Request Fulfillment 11
Total Pertanyaan 60 Pertanyaan
Tabel 4.3 sampai tabel 4.7 adalah hasil kuesioner level 1 dari indikator-indikator
dalam Service Operation.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
52
A. Incident Management
Tabel 4.3 Hasil Kuesioner Incident Management
No. Aktivitas Skor
1. Terdapat sedikitnya komitmen manajemen. 79.00%
2. Terdapat tata kelola TI atau fungsi khusus yang sesuai untuk
menangani insiden di dalam perusahaan. 76.00%
3. Terdapat visi yang jelas guna meningkatkan kualitas Service
Operation pada perusahaan. 75.00%
4. Aktivitas hanya dilakukan apabila terdapat pemicu insiden. 63.00%
5. Kegiatan dilakukan secara terarah dan terorganisir dengan baik. 73.00%
6. Dokumentasi dilakukan sesuai prosedur yang berlaku. 65.00%
7. Terdapat definisi secara details mengenai proses dan peran
fungsional. 73.00%
8. Terdapat jobdesk yang jelas di dalam anggota team. 80.00%
9. Terdapat SOP untuk peningkatan kinerja. 74.00%
10. Memberikan training tambahan untuk karyawan. 74.00%
11. Kinerja karyawan minimal dalam melakukan penanganan insiden
yang terjadi. 64.00%
12. Lebih berfokus kepada teknis dibandingkan dengan layanan maupun
pengguna. 59.60%
13. Tidak dibutuhkannya feedback dari stakeholder. 66.00%
Rata-rata 70.89%
Hasil kuesioner pada indikator Incident Management mendapati hasil rata-
rata sebesar 70.89%. Skor yang didapatkan berdasarkan kuesioner ini menunjukan
bahwa tingkatan layanan TI pada indikator Incident Management berada pada level
1. Yang berarti layanan TI pada indikator ini belum bekerja secara maksimal.
Penelitian akan dilanjutkan apabila nilai yang dicapai dari kuesioner di level 1
mencapai nilai 85%.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
53
B. Problem Management
Tabel 4.4 Hasil Kuesioner Problem Management
No. Aktivitas Skor
1. Terdapat sedikitnya komitmen manajemen. 66.00%
2. Terdapat tata kelola TI atau fungsi khusus yang sesuai setelah
problem terjadi di dalam perusahaan. 75.00%
3. Terdapat visi yang jelas guna menghindari terulangnya insiden yang
terjadi di perusahaan. 72.00%
4. Aktivitas hanya dilakukan untuk meminimalisir dari dampak insiden
yang telah terjadi.
74.00%
5. Kegiatan dilakukan untuk memastikan agar insiden tidak terulang di
masa mendatang dan terorganisi dengan baik.
74.00%
6. Terdapat database khusus yang mengenai daftar insiden. 50.00%
7. Membuat details untuk memastikan agar insiden tidak terulang
kembali.
72.00%
8. Terdapat jobdesk yang jelas di dalam anggota team. 76.00%
9. Terdapat SOP untuk mencegah insiden terjadi kembali. 76.00%
10. Memberikan training mengenai problem management tambahan
untuk karyawan
78.00%
11. Kurangnya solusi yang diberikan oleh karyawan dari problem yang
terjadi.
63.00%
12. Lebih berfokus kepada teknis dibandingkan dengan layanan maupun
pengguna.
66.00%
13. Para stakeholder memiliki peranan tersendiri dalam pembuatan
solusi.
64.00%
Rata-rata 69.69%
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
54
Pada indikator Problem Management didapati hasil rata-rata sebesar
69.69%. Skor yang didapatkan pada kuesioner level 1 ini menunjukan pengelolaan
permasalahan pada perusahaan masih belum terlalu baik dan penelitian mengenai
indikator ini harus terhenti karena belum mencapai nilai 85%.
C. Access Management
Tabel 4.5 Hasil Kuesioner Access Management
No. Aktivitas Skor
1. Terdapat sedikitnya komitmen manajemen. 70.00%
2. Terdapat tata kelola TI atau fungsi khusus dalam memberi
pembatasan akses di dalam perusahaan. 76.00%
3. Terdapat visi yang jelas guna menghindari pencurian data atau fraud
yang terjadi di perusahaan. 68.00%
4. Aktivitas hanya dilakukan untuk mempertahankan keamanan data
dan informasi.
72.00%
5. Kegiatan dilakukan untuk memastikan layanan yang digunakan
pengguna sesuai dengan jobdesk masing-masing.
79.00%
6. Terdapat batasan akses mengenai layanan yang tersedia. 80.00%
7.
Membuat details untuk mempertahankan keamanan data dan
informasi untuk mencegah adanya pencurian data atau fraud pada
perusahaan.
69.00%
8. Terdapat jobdesk yang jelas di dalam anggota team. 81.00%
9. Terdapat SOP mengenai batasan akses terhadap layanan yang
tersedia.
79.00%
10. Memberikan training mengenai batasan akses dan keamanan data
dan informasi untuk karyawan.
58.00%
11. Kurangnya keamanan data dan informasi di dalam perusahaan. 65.00%
12. Lebih berfokus kepada teknis dibandingkan dengan layanan maupun
pengguna.
53.00%
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
55
Tabel 4.5 Hasil Kuesioner Access Management (Lanj.)
Rata-rata 70.83%
Penelitian mengenai indikator Access Management berhenti pada level 1
karena didapati nilai dari kuesioner ini sebesar 70.83%. Angka ini membuat
indikator Access Management pada perusahaan masih terbilang kurang optimal
karena belum mencapai 85% sehingga penelitian ini tidak dapat dilanjutkan ke level
berikutnya.
D. Event Management
Tabel 4.6 Hasil Kuesioner Access Management
No. Aktivitas Skor
1. Terdapat sedikitnya komitmen manajemen. 66.00%
2. Terdapat tata kelola TI atau fungsi khusus dalam menanggapi insiden
yang terjadi di perusahaan. 69.00%
3. Terdapat visi yang jelas guna memantau semua kegiatan di dalam
infrastruktur TI. 70.00%
4. Aktivitas hanya dilakukan untuk meningkatkan infrastruktur TI. 72.00%
5. Kegiatan dilakukan untuk memutuskan kegiatan yang akan
dilakukan demi meningkatkan infrastruktur TI.
69.00%
6. Terdapat pengawasan dalam mendeteksi insiden yang terjadi. 67.00%
7. Membuat details untuk mengotomatisasi komponen-komponen
utama pada operasional TI yang ada.
71.00%
8. Terdapat jobdesk yang jelas di dalam anggota team. 77.00%
9. Terdapat SOP mengenai komponen operasional TI dalam
perusahaan.
73.00%
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
56
Tabel 4.6 Hasil Kuesioner Access Management (Lanj.)
10. Kurangnya efisiensi waktu dalam pemberian respon terhadap
penanganan insiden.
56.00%
11. Lebih berfokus kepada operasional TI dibandingkan dengan layanan
maupun pengguna.
55.00%
Rata-rata 67.73%
Skor yang didapatkan pada indikator Event Management rata-ratanya
adalah sebesar 67.73%. Skor ini masih di bawah target untuk naik ke Level
berikutnya yaitu 85% sehingga penelitian ini harus dihentikan pada level 1. Hasil
ini juga menunjukan kinerja mengenai Event Management pada perusahaan masih
kurang baik.
E. Request Fulfillment
Tabel 4.7 Hasil Kuesioner Access Management
No. Aktivitas Skor
1. Terdapat sedikitnya komitmen manajemen. 66.00%
2. Terdapat tata kelola TI atau fungsi khusus dalam penanganan
keluhan pengguna. 71.00%
3. Terdapat visi yang jelas guna menjelaskan tentang layanan yang
tersedia. 72.00%
4. Aktivitas hanya dilakukan untuk memenuhi permintaan layanan dari
pengguna.
68.00%
5. Kegiatan dilakukan untuk menyampaikan segala komponen standar
layanan yang diinginkan.
70.00%
6. Terdapat pengawasan dalam memenuhi permintaan layanan oleh
pengguna.
72.00%
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
57
Tabel 4.7 Hasil Kuesioner Access Management (Lanj.)
7. Membuat details mengenai layanan yang tersedia di dalam
perusahaan.
65.00%
8. Terdapat jobdesk yang jelas di dalam anggota team. 79.00%
9. Terdapat SOP mengenai permintaa layanan di dalam perusahaan. 77.00%
10. Kurangnya respon terhadap keluhan dan permintaan layanan bagi
pengguna.
69.00%
11. Lebih berfokus kepada layanan dibandingkan dengan operasional TI. 73.00%
Rata-rata 71.09%
Didapati nilai rata-rata kuesioner pada indikator Request Fulfillment adalah
sebesar 71.09%. Angka ini menunjukan bahwa Request Fulfillment dari perusahaan
masih terbilang biasa saja sehingga penelitian ini harus di hentikan di level 1.
Tabel 4.8 Nilai Indikator Service Operation
Kuesioner
Indikator Skor
Incident Management 70.89%
Problem Management 69.69%
Access Management 70.83%
Event Management 67.73%
Request Fulfillment 71.09%
Rata-rata 70.04%
Perhitungan kuesioner dilanjutkan dengan melakukan rata-rata dari semua
indikator yang mendapati hasil 70.04%. Angka ini didapat melalui penghitungan
semua kuesioner dari 5 orang responden dari PT Gramedia.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
58
Gambar 4.1 Grafik Skor Maturity Model Achieved
Semua indikator yang didapati hasil yang sama yaitu penelitian terhenti
pada level 1. Berdasarkan hasil pengukuran, didapati indikator yang memiliki nilai
terendah adalah indikator Event Management yakni pada angka 67.73%, dan
indikator yang mendapat skor terbaik adalah Request Fulfillment yakni pada angka
71.09% sehingga dari kelima indikator yang diukur, layanan TI yang paling baik
telah dilakukan dalam perusahaan adalah Request Fulfillment yaitu kemampuan IT
dalam menyanggupi atau tidak sebuah permintaan dari user pengguna layanan IT
yaitu user. Sehingga dapat disimpulkan secara keseluruhan berdasarkan kuesioner
ini Service Operation masih dapat ditingkatkan lagi.
4.3 Pelaporan
Penelitian dilanjutkan dengan tahapan penyusunan laporan berdasarkan
hasil analisa dari pemeriksaan lapangan melalui cara penghitungan kuesioner dan
hal-hal yang diutarakan melalui wawancara yang telah dilakukan pada tahap
sebelumnya. Temuan didapat berdasarkan hasil kuesioner yang memiliki skor di
2
2
2
2
2
1 2 3
Incident Management
Problem Management
Access Management
Event Management
Request Fulfillment
Maturity Achieved vs Target
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
59
bawah rata-rata dari masing-masing indikator dan juga permasalahan yang
diinformasikan oleh narasumber saat wawancara. Hasil pemeriksaan lapangan akan
menjadi pedoman dalam menyimpulkan sejauh mana tingkat kematangan dan
Maturity Model dari divisi TI PT Gramedia dalam memberikan pelayanan terhadap
user. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan akan menghasilkan temuan dan
dampak, kemudian akan diberikan saran dan rekomendasi terhadap layanan TI dari
PT Gramedia yang diharapkan dapat membuat pelayanan yang diberikan dapat
lebih baik dari sebelumnya.
4.3.1 Temuan dan Rekomendasi
A. Rekomendasi Perbaikan Level
Rekomendasi perbaikan level diberikan kepada perusahaan agar layanan IT
yang diberikan semakin mapan. Setidaknya perusahaan seperti PT Gramedia dapat
meningkatkan pelayanan TI sampai dengan level 2 sebagai target dari tingkat
layanan yang diberikan.
Berikut adalah temuan dan rekomendasi dari hasil kuesioner dan wawancara
pada PT Gramedia Asri Media, yang dianalisis menggunakan metode fishbone.
Adapun analisis fishbone yang sudah dibuat menjadi landasan untuk
mengembangkan rekomendasi. Sebelum analisa dilakukan, pengelompokan dibuat
untuk memisahkan temuan-temuan yang berada pada pada masing-masing proses.
Adapun temuan yang dimaksud pada pertanyaan dari kuesioner yang didapati
nilainya dibawah rata-rata dari masing-masing proses dalam kerangka kerja. Tabel
4.9 adalah ringkasan pengelompokan temuan setiap proses.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
60
Tabel 4.9 Pengelompokan Temuan
No Aktivitas Incident Problem Access Event Request
1
Aktivitas hanya dilakukan
apabila terdapat pemicu
insiden. (63.00%)
2
Dokumentasi belum
dilakukan sesuai prosedur
yang berlaku. (65.00%)
3
Kinerja karyawan minimal
dalam melakukan
penanganan insiden yang
terjadi. (64.00%)
4
Lebih berfokus kepada teknis
dibandingkan dengan layanan
maupun pengguna. (59.60%)
5
Tidak dibutuhkannya
feedback dari stakeholder.
(66.00%)
6
Kurangnya solusi yang
diberikan oleh karyawan dari
problem yang terjadi.
(63.00%)
7
Belum Terdapat visi yang
jelas guna menghindari
pencurian data atau fraud
yang terjadi di perusahaan.
(68.00%)
8
Kurang memberikan training
mengenai batasan akses dan
keamanan data dan informasi
untuk karyawan. (58.00%)
9
Kurangnya keamanan data
dan informasi di dalam
perusahaan. (65.00%)
10
Tidak terdapat pengawasan
dalam mendeteksi insiden
yang terjadi. (67.00%)
11
Kurangnya efisiensi waktu
dalam pemberian respon
terhadap penanganan insiden.
(56.00%)
Pada level 1 ini terdapat 52 temuan yang dikelompokan dari 11 pertanyaan
kuesioner. Dari masing-masing hasil temuan tersebut didapatkan melalui 6M yaitu:
materials (bahan baku), machines and equipment (mesin dan peralatan), manpower
(sumber daya manusia), methods (metode), Mother Nature/environment
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
61
(lingkungan), dan measurement (pengukuran). Berikut adalah analisis fishbone
berbentuk tabel untuk seluruh proses yang berhenti di level 1. Pada analisis ini data
disajikan dengan bentuk tabel untuk memudahkan dalam membaca hasil temuan
dan rekomendasi.
Tabel 4.10 Temuan dan Rekomendasi Incident Management
No Kode Temuan Rekomendasi
1 IM-
04-2
Belum terdapat SOP yang jelas
mengenai penanganan dari pemicu
insiden untuk diselesaikan secara
menyeluruh
Pengadaan SOP dan pencatatan mengenai
daftar insiden dan cara penanganannya
untuk dijadikan knowledge kepada para
staff agar penanggulangan insiden
dilakukan secara efektif
2 IM-
04-4
Tenaga kerja melakukan aktifitas
penanganan insiden dengan tempo
lambat dan belum menindaklanjut
insiden hingga ke akar penyebab
Memberikan knowledge kepada para staff
dan selalu menindak lanjut setiap insiden
yang terjadi untuk diselesaikan secara
tuntas
3 IM-
06-1
pengaturan terhadap perangkat
pendukung yang belum sesuai
dengan prosedur untuk mencegah
insiden yang berangsur terjadi
Membuat regulasi dan peraturan yang
tegas terhadap pelanggaran yang terjadi
beserta konsekuensinya dalam standar
pelayanan
4 IM-
06-2
Dokumentasi dan berkas insiden
yang terjadi sebelumnya belum
terdata secara baik
Memastikan sistem yang berjalan dan
diaplikasikan tidak rentan untuk terjadi
fraud dengan adanya sistem approval
bertingkat dan melakukan pembaharuan
untuk memperbaiki kekurangan
5 IM-
06-6
Belum melakukan perhitungan
seberapa berhasil dan keefektifan
aktifitas yang telah dilakukan
dalam menangani insiden
Memiliki statistik pengukuran melalui
feedback seberapa efektif
penanggulangan insiden yang dilakukan
secara rutin
6 IM-
11-2
Masih dibutuhkan peningkatan
SDM
Melakukan pelatihan terhadap SDM agar
memiliki knowled untuk penanganan
insiden
7 IM-
11-4
SDM belum memahami
keseluruhan kegunaan sistem dan
layanan TI sehingga
penanggulangan insiden kurang
sigap
Memastikan SDM familiar terhadap
sistem yang digunakan sebelum terjun ke
lapangan untuk menanggulangi insiden
8 IM-
12-1
layanan TI terhadap pengguna
masih dikesampingkan untuk
mematangkan sisi teknis dari
sistem
Diperlukan form penilaian layanan yang
dilakukan untuk peningkatan layananan
kedepannya terhadap pengguna
9 IM-
12-2
belum adanya proses perencanaan
pengelolaan insiden yang sering
terjadi
Memiliki rencana penanggulangan
insiden secara berkesinambungan
10 IM-
12-5
Fokus terhadap peningkatan
fungsionalitas aplikasi dan sistem
yang berjalan masih kurang dalam
memberikan layanan terhadap user
Peningkatan dan pengembangan sistem
harus diiringi dengan layanan yang baik
kepada penggunanya
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
62
Tabel 4.10 Temuan dan Rekomendasi Incident Management (Lanj.)
11 IM-
13-2
pemberian respon dari High level
Managemen terhadap pelayanan TI
masih lambat
High level manajemen setidaknya juga
melakukan pemantauan secara
menyeluruh mengenai layanan TI
12 IM-
13-6
kurangnya peran stakeholder
dalam berperan yang mengarah
pada layanan sistem
Stakeholder turut ambil bagian dalam
pengambilan keputusan
13 IM-
00-2
Karena pada proses permintaan
layanan user terkadang masih
sering mengalami pending untuk
menunggu respon pada atasan.
Disebabkan proses yang terjadi
lebih signifikan pada teknis.
Melakukan fixing dan pengaturan ulang
ERP baru tersebut dengan cara bekerja
sama dengan vendor
14 IM-
00-3
Sistem ERP yang baru
diaplikasikan belum memenuhi
requirement dari user dalam
verifikasi penginputan data
Alam penginputan data diperlukan sistem
approval bertingkat untuk mencegah
terjadinya kesalahan input
Tabel 4.11 Temuan dan Rekomendasi Problem Management
No Kode Temuan Rekomendasi
1 PM-
01-2
Kurangnya menganalisis segala
masalah dalam perusahaan dan
mengkoordinasikan dalam
menyelesaikan masalah tersebut
secara efektif dan efisien.
Menjaga komunikasi dan koordinasi
mengenai penanganan problem dengan
pengisian tiket dan pendataan
2 PM-
01-4
layanan helpdesk dalam
penerimaan penggunaan sistem
masih kurang responsive
Menerapkan sistem real time terhadap
problem lifecycle
3 PM-
06-2
Pencatatan yang dilakukan untuk
digunakan sebagai pedoman
karyawan dalam mengatasi
problem yang terjadi masih kurang
Membuat standar prosedur
penanggulangan problem terkait
perencanaan dan pengawasan yang akan
dilakukan
4 PM-
06-4
Knowledge dari pada staff masih
kurang dalam menguasai
penanganan problem
Memperinci setiap prosedur
penanggulangan problem agar dapat
dipahami oleh karyawan secara lebih baik
5 PM-
06-5
lingkungan kerja terbiasa dengan
penggunaan fungsi dari sistem IT
bukan terhadap troubleshooting
Menerapkan sistem kerja yang proaktif
terhadap pelayanan yang diberikan
terhadap user pengguna sistem
6 PM-
12-1
layanan TI terhadap pengguna
masih dikesampingkan untuk
mematangkan sisi teknis dari
sistem
Diperlukan peningkatan layanan yang
diiringi juga dengan pematangan aplikasi
7 PM-
00-1
Perubahan dikarenakan beberapa
faktor yang memperngarui life
cycle dari penggunaan sistem lama
tidak lagi dapat mendukung proses
bisnis
Mengadakan response team yang
bertindak sebagai pendukung user apabila
menemui kendala dalam penggunaan
sistem baru
8 PM-
00-4
Pengetahuan terhadap sistem baru
masih kurang karena baru
diaplikasikan kedalam perusahaan
sehingga butuh training lebih
Diadakan waktu khusus untuk training
sistem yang baru diterapkan dan
demonstrasi
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
63
Tabel 4.11 Temuan dan Rekomendasi Problem Management (Lanj.)
9 PM-
00-5
Lingkungan kerja terbiasa dengan
sistem ERP oracle yang merupakan
sistem yang sebelumnya rutin
digunakan
Menyusun dokumen berupa buku
panduan dan FAQ mengenai penggunaan
sistem baru
10 PM-
00-6
Transisi yang dilakukan dari sistem
lama ke sistem baru membutuhkan
waktu lebih untung berkembang
dan memenuhi seluruh requirement
Dokumentasi dan UAT dilakukan terlebih
dahulu untuk memastikan sitem baru
dapat memenuhi kebutuhan bisnis
Tabel 4.12 Temuan dan Rekomendasi Access Management
No Kode Temuan Rekomendasi
1 AM-
03-1
Proteksi pada sistem masih lemah
untuk menghindari fraud yang
mungkin dapat terjadi
Memperukuat proteksi dan monitoring
akses berupa audit trail untuk melihat
aktifitas yang terjadi pada sistem
2 AM-
03-2
Belum jelasnya sistem yang
terancang dikhususkan spesifik
terhadap pencegahan terjadinya
fraud
Memanfaatkan kontrol sistem operasi
untuk mencegah fraud dengan protokol
keamanan
3 AM-
03-4
Belum terdapat visi yang jelas
untuk membuat fraud terhindar
untuk dilakukan oleh para
karyawan pengguna sistem
informasi
Mengelola kembali tata kelola perusahaan
yang terbuka, bertanggung jawab,
beretika, berintegritas, dan perhatian
terhadap semua aspek perusahaan secara
rinci untuk meningkatkan kualitas
4 AM-
03-6
Kurang rutin dilakukannya audit
mengenai kinerja untuk
mendeteksi fraud yang terjadi
Melakukan pengukuran pelayanan secara
terjadwal dan rutin untuk memperbaiki
kinerja
5 AM-
07-2
Belum Adanya petunjuk teknis dan
ketentuan yang berkaitan dengan
otoritas hak akses.
Adanya dokumen mengenai visi misi
secara jelas mengenai perusahaan
khususnya mengenai hak otorisasi
6 AM-
07-4
Belum ada labelling untuk
privillege akses pengguna untuk
mencegah data diakses user yang
tidak berwenang
Mendokumentasi uat dan penyesuaian
kembali terhadap hak akses user
7 AM-
10-1
Autorisasi penggunaan data dan
hak akses perlu ditingkatkan
Meningkatkan autorisasi penggunaan data
dan hak akses user dengan access
parameter dan grup menu
8 AM-
10-3
Penggunaan digital signature dan
biometrics masih belum
menyeluruh
Menerapkan prosedur untuk mewajibkan
penggunaan digital signature untuk
memastikan keamanan data dari akses
keamanan
9 AM-
10-4
Training mengenai batasan akses
data data' belum diberikan kepada
karyawan
Lebih berupaya dalam memberikan
pengarahan kepada karyawan dalam
menanggulangi proses dokumentasi yang
harus secara terinci dan detail dalam
setiap aktivitas yang dilakukan
10 AM-
11-1
Penguncian data untuk alasan
keamanan perlu ditingkatkan untuk
mencegah kebocoran data
Membatasi jam akses dan protokol
keamanan dengan mengadakan activity
log
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
64
Tabel 4.12 Temuan dan Rekomendasi Access Management (Lanj.)
11 AM-
11-2
Kurang menetapkan dan
mengkomunikasikan peran,
tanggung jawab, dan otoritas yang
dibutuhkan untuk melakukan
proses yang berhubungan dengan
penggunaan data
Diperinci kembali mengenai proses dan
peran peran tiap karyawan yang ada
sesuai dengan aktivitas dan tanggung
jawab masing-masing.
12 AM-
11-4
Maintenance mengenai sumber
penyimpanan data belum
dilakukan secara menyeluruh dan
belum selalu terjadwal
Membuat penjadwalan maintenance dan
review secara rutin sumber daya
penyimpanan data
Tabel 4.13 Temuan dan Rekomendasi Event Management
No Kode Temuan Rekomendasi
1 EM-
01-1
Belum terdapatnya modul
tersendiri untuk mendeteksi
insiden yang rutin terjadi
Mengadakan sistem reporting terhadap
event yang terjadi sehari hari
2 EM-
01-2
Pencatatan mengenai insiden yang
rawan terjadi dalam perusahaan
yang dibuat sebagai langkah
penanganan belum terbentuk
Memiliki data mengenai insiden dan
penangan yang dilakukan di hari lampau
dan memiliki antisipasi sebelum insiden
terjadi kembali
3 EM-
01-4
Staff belum mampu untuk
mendeteksi dan memprediksi
insiden yang rawan terjadi dalam
perusahaan
Ada monitoring dan coaching untuk
kinerja karyawan.
4 EM-
01-6
Belum terdapatnya metode
pengukuran untuk memprediksi
apakah insiden yang rutin akan
terjadi dalam waktu dekat
Mengadakan evaluasi mengenai insiden
yang terjadi dan pembahasan dalam rapat
tentang penyelesaian insiden
5 EM-
06-2
Lamanya waktu menghubungi
layanan bisa disebabkan masih
kurangnya sistem pelayanan
konsumen (termasuk sistem
komunikasinya), kurang sigapnya
atau kurangnya petugas layanan
user.
Tersedia dokumentasi, dan weekly
meeting untuk aktivitas yang sedang
berjalan.
6 EM-
06-4
Layanan yang diberikan belum
dipersiapkan secara matang agar IT
staff dapat memuaskan kebutuhan
dari client.
Tersedia dokumentasi, dan weekly
meeting untuk aktivitas yang sedang
berjalan.
7 EM-
11-2
Pelayanan yang diberikan belum
sebaik perkembangan yang
dilakukan dalam sisi teknis dalam
pembuatan sistem secara teknis
Memahami kebutuhan saat ini dan masa
depan untuk sdm agar mendukung
tercapainya tujuan TI
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
65
Tabel 4.14 Temuan dan Rekomendasi Request Fulfillment
No Kode Temuan Rekomendasi
1 RF-
04-2
Metode komitmen untuk
memenuhi permintaan yang
diajukan masih kurang efektif
Mengadakan sistem ticketing untuk setiap
permintaan layanan oleh user beserta due
time nya kapan dibutuhkan layanan tsb
2 RF-
04-4
Staff belum sepenuhnya mengerti
mengenai pedoman permintaan
layanan yang diajukan
User masih kurang mendapati training
mengenai masalah penanganan pemulihan
layanan seperti insiden.
3 RF-
04-5
Lingkungan belum mengetahui
secara menyeluruh layanan apa
yang dapat diajukan dengan tepat
terhadap tim perespons
Mengetahui batasan permintaan layanan
yang dapat diajukan kepada tim perespon
agar tidak terjadi miskomunikasi
4 RF-
05-2
Segala komponen permintaan
layanan masih dapat ditingkat
kecepatan dan kesigapannya
Mengadakan reminder terhadap
permintaan-permintaan layanan yang
belum terpenuhi
5 RF-
07-2
Belum terjabar secara lengkap
segala dokumen fungsionalitas dari
layanan yang ingin diajukan user
terhadap tim perespons dan
layanan apa saja yang dapat
diberikan
Melengkapi dokumentasi mengenai
layanan apa saja yang dapat diberikan
6 RF-
07-3
Belum adanya SOP secara tertulis
seperti formalitas di dalam
perusahaan (tertempel) agar dapat
memotivasi karyawan untuk
memuaskan client atau user.
Memotivasi karyawan dengan
menanamkan pengertian mengenai visi
dan misi yang harus dicapai oleh
perusahaan
7 RF-
07-4
Linkungan belum mengetahui
mengenai layanan apa saja yang
dapat diminta oleh user
Menjabarkan tugas dan bantuan yang bisa
diberikan kepada user mengenai
permntaan layanan
8 RF-
10-2
Respon untuk menyelesaikan
permasalahan jaringan masih
lambat karena hal tersebut
merupakan salah satu bentuk
komitmen dalam menyediakan
layanan yang selalu tersedia
Diperinci kembali mengenai proses dan
peran peran tiap karyawan yang ada
sesuai dengan aktivitas dan tanggung
jawab masing-masing.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
66
B. Rekomendasi Pencapaian Level Target
Berikut pencapaian level pada setiap proses pada Service Operation
1. Setidaknya perusahaan membuat penjadwalan terhadap pengembangan
incident management melalui rapat dan umpan balik yang dilakukan
dengan anggota divisi TI untuk mempercepat dan memperbaiki tempo
penanggulangan insiden
2. Memperlengkap dokumentasi dari berkas insiden yang ada sebelumnya
dan disimpan dalam database sehingga penanggulangan insiden yang
serupa dapat diatasi dengan lebih baik
3. Memperlengkap prosedur dan keterangan mendetil dalam SOP
penanggulangan insiden sehingga karyawan dapat lebih memahami
insiden yang terjadi serta memberikan kasus-kasus yang biasa terjadi
4. Mengadakan waktu bagi pemangku kepentingan dalam memberikan
umpan balik terhadap kinerja dari layanan TI pada perusahaan
5. Melakukan penyesuaian terhadap ERP baru dengan kebutuhan bisnis
dengan menanamkan filter untuk menyaring data yang hendak diinput
oleh pengguna serta diuji dahulu dengan scenario yang bermacam-
macam selama beberapa waktu
6. Melengkapi dokumen penyelesaian dan penanggulangan masalah yang
terjadi agar karyawan lebih familiar dalam menghadapi masalah yang
timbul secara solutif
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
67
7. Fokus terhadap user adalah perilaku yang baik dalam memberikan
layanan namun faktor teknis setidaknya diperhatikan demi peningkatan
kualitas yang lebih baik dan inovatif
8. Menyediakan informasi yang lengkap mengenai penanganan masalah
yang telah dilakukan sebelumnya
9. Mempelajari kinerja yang telah dilakukan sebelumnya dan dijadikan
acuan terhadap pengembangan layanan TI dalam perusahaan
10. Menganalisa kejadian beserta penanggulangan insiden yang terjadi
sebelumnya, kemudian membuat FAQ terdahap insiden sebelumnya.
11. Memberikan training terhadap penggunaan ERP baru oleh vendor ERP
tersebut maupun divisi TI internal perusahaan kepada user dan
karyawan dalam perusahaan.
12. Menambah pengamanan khusus data-data penting yang tidak boleh
diakses sembarang orang
13. Monitoring semua akses dari segala jaringan kedalam ruang
penyimpanan atau database
14. Memberikan sosialisasi dan pelatihan guna menghindari fraud
15. Mengetatkan batasan akses bagi setiap pengguna aplikasi perusahaan
16. Membuat batasan pengawasan untuk kinerja proses pengelolaan data
dan akses
17. Memahami infrastruktur dan sumber daya layanan TI untuk mencari
kelemahan dari masing-masing perangkat penunjang proses bisnis
untuk kemudian dibuat langkah pencegahan fraud yang sesuai.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
68
18. Memastikan seluruh informasi dan sumber daya yang dibutuhkan
sebelum pelaksanaan pengelolaan data sudah terdokumentasi dan aman
untuk diakses (sesuai dengan hak dari user).
19. Mengadakan pengawasan terhadap kinerja staff
20. Membuat target pengembangan infrastruktur pendukung layanan TI.
21. Scheduling agar event management dilakukan lebih tertib dan menjaga
efisiensi waktu terhadap penanganan insiden
22. Memastikan kemampuan dari sumber daya mendukung untuk proses
bisnis dalam perusahaan
23. Membuat penjadwalan terhadap pemenuhan permintaan pelanggan agar
tidak ada permintaan yang terlewat dan terlambat
24. Memberikan knowledge terhadap peminta layanan apabila terjadi
kekeliruan dalam melakukan permintaan layanan
25. Mengadakan SOP agar layanan yang diminta setidaknya sesuai dengan
prosedur kerja yang dapat diberikan oleh service provider layanan TI
26. Membuat panduan penempatan sumber daya dan kemampuan.
27. Menjelaskan layanan yang tersedia dalam perusahaan terhadap user
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
69
4.4 Tindak Lanjut
Tahapan terakhir dari penelitian ini adalah melakukan sosialisasi mengenai
hasil penelitian terkait layanan TI yang dilakukan, memberikan saran perbaikan
maupun rekomendasi terhadap layanan sesuai dengan basis kerangka kerja ITIL.
Hasil penelitian akan diberikan terhadap narasumber yaitu Bapak Budi selaku
kepala divisi TI pada PT Gramedia Asri Media dengan harapan dapat membantu
meningkatkan kinerja dalam memberikan layanan TI terhadap seluruh pemangku
kepentingan perusahaan khususnya dalam ruang lingkup Service Operation.
Rekomendasi ini bersifat masukan untuk perbaikan pelayanan TI yang
dilakukan divisi TI PT Gramedia Asri Media. Dalam melakukan proses ini, akan
diberikan tabel followup yang bersifat checklist yang memperbolehkan pihak
perusahaan untuk menerima rekomendasi, menerima rekomendasi dengan
persyaratan lain yang harus dipenuhi terlebih dahulu dan menolak rekomendasi
yang diberikan apabila kurang relevan dengan pelayanan yang diberikan, juga
alasan yang mendukung. Rekomendasi dari kelima aktivitas dalam service
operation dapat dilihat pada tabel 4.15.
Tabel 4.15 Tabel Followup Rekomendasi
No Rekomendasi ✓/✕ Alasan Estimasi
1.
Memastikan sistem yang berjalan dan
diaplikasikan tidak rentan untuk terjadi
fraud dengan adanya sistem approval
bertingkat dan melakukan pembaharuan
untuk memperbaiki kekurangan
✓ Hanya untuk beberapa
case penting Secepatnya
2.
Menerapkan sistem kerja yang proaktif
terhadap pelayanan yang diberikan
terhadap user pengguna sistem ✓
Dengan syarat tergantung
pada case yang terjadi Secepatnya
3.
Diperlukan peningkatan layanan yang
diiringi juga dengan pematangan
aplikasi ✓ Secepatnya
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
70
Tabel 4.15 Tabel Followup Rekomendasi (Lanj.)
4.
Mengadakan response team yang
bertindak sebagai pendukung user
apabila menemui kendala dalam
penggunaan sistem baru
✓ Refreshment dilakukan
berkala Secepatnya
5.
Memanfaatkan kontrol sistem operasi
untuk mencegah fraud dengan protokol
keamanan ✓ Baru terdapat access list Secepatnya
6.
Meningkatkan autorisasi penggunaan
data dan hak akses user dengan access
parameter dan grup menu ✓ Secepatnya
7.
Menerapkan prosedur untuk
mewajibkan penggunaan digital
signature untuk memastikan keamanan
data dari akses keamanan
✓
Sudah ada permintaan user
access, namun masih butuh
enhancement
Secepatnya
8. Mengadakan sistem reporting terhadap
event yang terjadi sehari hari ✓ Secepatnya
9.
Memiliki data mengenai insiden dan
penangan yang dilakukan di hari lampau
dan memiliki antisipasi sebelum insiden
terjadi kembali
✓ Secepatnya
10.
Memahami kebutuhan saat ini dan masa
depan untuk sdm agar mendukung
tercapainya tujuan TI ✓ Secepatnya
11.
Mengetahui batasan permintaan layanan
yang dapat diajukan kepada tim
perespon agar tidak terjadi
miskomunikasi
✓ Secepatnya
12. Melengkapi dokumentasi mengenai
layanan apa saja yang dapat diberikan ✓ Secepatnya
13.
Menjabarkan tugas dan bantuan yang
bisa diberikan kepada user mengenai
permntaan layanan ✓ Secepatnya
14.
Diperinci kembali mengenai proses dan
peran peran tiap karyawan yang ada
sesuai dengan aktivitas dan tanggung
jawab masing-masing.
✓ Secepatnya
15.
Memperlengkap dokumentasi dari
berkas insiden yang ada sebelumnya dan
disimpan dalam database sehingga
penanggulangan insiden yang serupa
dapat diatasi dengan lebih baik
✓ Secepatnya
16.
Memperlengkap prosedur dan
keterangan mendetil dalam SOP
penanggulangan insiden sehingga
karyawan dapat lebih memahami
insiden yang terjadi serta memberikan
kasus-kasus yang biasa terjadi
✓ Secepatnya
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
71
Tabel 4.15 Tabel Followup Rekomendasi (Lanj.)
17.
Mengadakan waktu bagi pemangku
kepentingan dalam memberikan umpan
balik terhadap kinerja dari layanan TI
pada perusahaan
✓ Secepatnya
18.
Melengkapi dokumen penyelesaian dan
penanggulangan masalah yang terjadi
agar karyawan lebih familiar dalam
menghadapi masalah yang timbul secara
solutif
✓ Secepatnya
19.
Fokus terhadap user adalah perilaku
yang baik dalam memberikan layanan
namun faktor teknis setidaknya
diperhatikan demi peningkatan kualitas
yang lebih baik dan inovatif
✓ Secepatnya
20.
Menyediakan informasi yang lengkap
mengenai penanganan masalah yang
telah dilakukan sebelumnya ✓ Secepatnya
21.
Mempelajari kinerja yang telah
dilakukan sebelumnya dan dijadikan
acuan terhadap pengembangan layanan
TI dalam perusahaan
✓ Secepatnya
22.
Menganalisa kejadian beserta
penanggulangan insiden yang terjadi
sebelumnya, kemudian membuat FAQ
terdahap insiden sebelumnya.
✓ Secepatnya
23.
Menambah pengamanan khusus data-
data penting yang tidak boleh diakses
sembarang orang ✓ Secepatnya
24.
Monitoring semua akses dari segala
jaringan kedalam ruang penyimpanan
atau database ✓ Secepatnya
25. Mengetatkan batasan akses bagi setiap
pengguna aplikasi perusahaan ✓ Secepatnya
26.
Membuat batasan pengawasan untuk
kinerja proses pengelolaan data dan
akses ✓ Secepatnya
27.
Memahami infrastruktur dan sumber
daya layanan TI untuk mencari
kelemahan dari masing-masing
perangkat penunjang proses bisnis untuk
kemudian dibuat langkah pencegahan
fraud yang sesuai.
✓
Divisi selalu melakukan
riset untuk pengembangan
layanan
Secepatnya
28. Membuat target pengembangan
infrastruktur pendukung layanan TI. ✓
Target dibuat berdasarkan
hasil review yang diterima Secepatnya
29.
Memastikan kemampuan dari sumber
daya mendukung untuk proses bisnis
dalam perusahaan ✓ Secepatnya
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
72
Tabel 4.15 Tabel Followup Rekomendasi (Lanj.)
30.
Mengadakan SOP agar layanan yang
diminta setidaknya sesuai dengan
prosedur kerja yang dapat diberikan oleh
service provider layanan TI
✓ Secepatnya
31. Membuat panduan penempatan sumber
daya dan kemampuan. ✓
Akan dilakukan dengan
dibantu oleh HRD utk
support dan kepanjangan
tangan
Secepatnya
32. Menjelaskan layanan yang tersedia
dalam perusahaan terhadap user ✓ Secepatnya
33.
Melakukan pelatihan terhadap SDM
agar memiliki knowled untuk
penanganan insiden ✓ Rutin dilakukan bulanan Juli 2018
34.
Memastikan SDM familiar terhadap
sistem yang digunakan sebelum terjun
ke lapangan untuk menanggulangi
insiden
✓ Rutin dilakukan bulanan Juli 2018
35. Memiliki rencana penanggulangan
insiden secara berkesinambungan ✓
Dilaksanakan pada
Management Review
Bulanan
Juli 2018
36.
Peningkatan dan pengembangan sistem
harus diiringi dengan layanan yang baik
kepada penggunanya ✓ Training Rutin Bulanan Juli 2018
37.
High level manajemen setidaknya juga
melakukan pemantauan secara
menyeluruh mengenai layanan TI ✓
Saat meeting management
review bulanan Juli 2018
38. Stakeholder turut ambil bagian dalam
pengambilan keputusan ✓
Dengan syarat berdasarkan
yang ditentukan oleh SMO Juli 2018
39.
Memperukuat proteksi dan monitoring
akses berupa audit trail untuk melihat
aktifitas yang terjadi pada sistem ✓
Akan mulai dilakukan
rutin Juli 2018
40.
Pengadaan SOP dan pencatatan
mengenai daftar insiden dan cara
penanganannya untuk dijadikan
knowledge kepada para staff agar
penanggulangan insiden dilakukan
secara efektif
✓ Q3 2018
41.
Membuat regulasi dan peraturan yang
tegas terhadap pelanggaran yang terjadi
beserta konsekuensinya dalam standar
pelayanan
✓ Sudah terdapat IT policy
monitoring setiap 2 bulan Q3 2018
42.
Mengadakan sistem ticketing untuk
setiap permintaan layanan oleh user
beserta due time nya kapan dibutuhkan
layanan tsb
✓ Q3 2018
43.
Memberikan knowledge kepada para
staff dan selalu menindak lanjut setiap
insiden yang terjadi untuk diselesaikan
secara tuntas
✓ Q3 2018
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
73
Tabel 4.15 Tabel Followup Rekomendasi (Lanj.)
44.
Memiliki statistik pengukuran melalui
feedback seberapa efektif
penanggulangan insiden yang dilakukan
secara rutin
✓ Dilakukan Rutin Tahunan Q4 2018
45.
Diperlukan form penilaian layanan yang
dilakukan untuk peningkatan layananan
kedepannya terhadap pengguna ✓
Dilaksanakan secara rutin
tahunan Q1 2019
46.
Melakukan fixing dan pengaturan ulang
ERP baru tersebut dengan cara bekerja
sama dengan vendor ✓
Sudah
dilakukan
47.
Alam penginputan data diperlukan
sistem approval bertingkat untuk
mencegah terjadinya kesalahan input ✓
Sudah berlaku sistem
approval dari ERP
Sudah
dilakukan
48.
Menjaga komunikasi dan koordinasi
mengenai penanganan problem dengan
pengisian tiket dan pendataan ✓
Sudah
dilakukan
49. Menerapkan sistem real time terhadap
problem lifecycle ✓
Sudah terdapat alert sistem
+ activity log
Sudah
dilakukan
50.
Membuat standar prosedur
penanggulangan problem terkait
perencanaan dan pengawasan yang akan
dilakukan
✓ Diperlukan enchancement Sudah
dilakukan
51.
Memperinci setiap prosedur
penanggulangan problem agar dapat
dipahami oleh karyawan secara lebih
baik
✓ Dilakukan oleh SMO Sudah
dilakukan
52.
Diadakan waktu khusus untuk training
sistem yang baru diterapkan dan
demonstrasi ✓
Sudah
dilakukan
53.
Menyusun dokumen berupa buku
panduan dan FAQ mengenai
penggunaan sistem baru ✓
Sudah
dilakukan
54.
Dokumentasi dan UAT dilakukan
terlebih dahulu untuk memastikan sitem
baru dapat memenuhi kebutuhan bisnis ✓
Sudah
dilakukan
55.
Melakukan pengukuran pelayanan
secara terjadwal dan rutin untuk
memperbaiki kinerja ✓
Dilakukan oleh KPI (Key
Performance Index)
Sudah
dilakukan
56.
Adanya dokumen mengenai visi misi
secara jelas mengenai perusahaan
khususnya mengenai hak otorisasi ✓
Sudah
dilakukan
57. Mendokumentasi UAT dan penyesuaian
kembali terhadap hak akses user ✓
Dilakukan sebelum
implementasi sistem baru
Sudah
dilakukan
58.
Lebih berupaya dalam memberikan
pengarahan kepada karyawan dalam
menanggulangi proses dokumentasi
yang harus secara terinci dan detail
dalam setiap aktivitas yang dilakukan
✓
Refreshment rutin
dilakukan oleh kasir besar,
user dan EDP
Sudah
dilakukan
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
74
Tabel 4.15 Tabel Followup Rekomendasi (Lanj.)
59.
Membatasi jam akses dan protokol
keamanan dengan mengadakan activity
log ✓
Sudah
dilakukan
60.
Diperinci kembali mengenai proses dan
peran peran tiap karyawan yang ada
sesuai dengan aktivitas dan tanggung
jawab masing-masing.
✓ KPI (Key Performance
Indicator) ber parameter
Sudah
dilakukan
61.
Membuat penjadwalan maintenance dan
review secara rutin sumber daya
penyimpanan data ✓
Maintenance dilakukan
setiap hari selesai
perhitungan transaksi
Sudah
dilakukan
62. Ada monitoring dan coaching untuk
kinerja karyawan. ✓
Rutin dilakukan setiap
menerapkan sistem baru
Sudah
dilakukan
63.
Mengadakan evaluasi mengenai insiden
yang terjadi dan pembahasan dalam
rapat tentang penyelesaian insiden ✓
Rutin dilakukan per bulan
management review per
seksi, department, divisi
Sudah
dilakukan
64.
User mendapati training mengenai
masalah penanganan pemulihan layanan
seperti insiden. ✓
Sudah
dilakukan
65.
Mengadakan reminder terhadap
permintaan-permintaan layanan yang
belum terpenuhi ✓
Sudah
dilakukan
66.
Melakukan penyesuaian terhadap ERP
baru dengan kebutuhan bisnis dengan
menanamkan filter untuk menyaring
data yang hendak diinput oleh pengguna
serta diuji dahulu dengan scenario yang
bermacam-macam selama beberapa
waktu
✓ Sudah
Dilakukan
67.
Memastikan seluruh informasi dan
sumber daya yang dibutuhkan sebelum
pelaksanaan pengelolaan data sudah
terdokumentasi dan aman untuk diakses
(sesuai dengan hak dari user).
✓ Sudah terdapat di ERP Sudah
dilakukan
68.
Scheduling agar event management
dilakukan lebih tertib dan menjaga
efisiensi waktu terhadap penanganan
insiden
✓ Sudah
dilakukan
69.
Mengelola kembali tata kelola
perusahaan yang terbuka, bertanggung
jawab, beretika, berintegritas, dan
perhatian terhadap semua aspek
perusahaan secara rinci untuk
meningkatkan kualitas
X Bukan merupakan
wewenang divisi TI
70.
Tersedia dokumentasi, dan weekly
meeting untuk aktivitas yang sedang
berjalan.
X
Dilakukan secara monthly,
jika per minggu dilakukan
less formal
Dari hasil keseluruhan rekomendasi level 1 dapat disimpulkan bahwa 68
dari 70 rekomendasi yang diberikan diterima oleh perusahaan, dan 2 rekomendasi
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
75
ditolak oleh perusahaan karena saran yang diberikan tidak lagi relevan dengan
keadaan kondisi sistem dan layanan dalam perusahaan. Dari 68 rekomendasi yang
diberikan kepada perusahaan, dikelompokan lagi kedalam beberapa kriteria dan
juga waktu target pelaksanaan maupun realisasi dari rekomendasi tersebut. Dari
rekomendasi yang diterima, berdasarkan keterangan dari narasumber yaitu Bapak
Budi, menjelaskan bahwa rekomendasi yang diberikan beberapa diantaranya telah
dilaksanakan oleh perusahaan dalam usaha untuk meningkatkan layanan TI pada
PT Gramedia, namun kedepannya diperlukan pengembangan terus-menerus agar
pelayanan TI yang berjalan dapat lebih baik lagi. Adapun pelaksanaan rekomendasi
yang diberikan akan dilaksanakan secepatnya yang berarti segera diterapkan setelah
adanya penyampaian hasil pengukuran layanan dalam rapat umum yang akan
dilakukan, biasanya adalah setiap bulan.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
76
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dapat disimpulkan dari penelitian ini merupakan pengukuran terhadap
layanan yang diberikan oleh divisi TI dari PT Gramedia Asri Media terhadap para
pemangku kepentingannya. Hasil yang didapat dari pengukuran ini adalah
memberikan masukan dan rekomendasi dengan harapan semakin mapannya
layanan divisi TI, dan juga untuk membantu memastikan investasi PT Gramedia di
bidang TI dipergunakan secara maksimal.
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh, layanan TI pada PT Gramedia
sesuai dengan kerangka kerja ITIL V.3 terhenti di level 1 karena kelima indikator
yang diuji menunjukan hasil masih dibawah 85% sehingga pengukuran tidak dapat
dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Hal ini juga menunjukan bahwa tingkat
kemapanan layanan TI pada PT Gramedia masih dalam tahap initial level. Dimana
pada level ini, organisasi pada umumnya tidak menyediakan lingkungan yang stabil
untuk mengembangkan suatu produk baru. Ketika suatu organisasi kelihatannya
mengalami kekurangan pengalaman manajemen, keuntungan dari
mengintegrasikan pengembangan produk tidak dapat ditentukan dengan
perencanaan yang tidak efektif, respon sistem.
Berdasarkan hasil tindak lanjut yang dilakukan, hampir seluruhnya
rekomendasi yang diberikan kepada perusahaan diterima dengan baik, dan juga
beberapa rekomendasi diantaranya telah dilakukan pada PT Gramedia, namun tentu
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
77
saja dengan concern yang diperoleh melalui adanya penelitian ini, akan
memberikan keinginan untuk perbaikan layanan dan performa divisi TI
kedepannya.
Sejauh ini layanan TI pada PT Gramedia sudah berjalan cukup baik dan
melalui penelitian ini diharapkan performa divisi TI PT Gramedia akan menjadi
lebih baik, juga diharapkan adanya perhatian penuh dari para pemangku
kepentingan untuk mewujudkan rekomendasi yang diberikan untuk dilaksanakan.
5.2 Saran
Setelah melakukan kegiatan pengukuran layanan menggunakan kerangka
kerja ITIL V3 keluaran tahun 2011 ini, menunjukan hasil yang kurang memuaskan
dan perlu perhatian dalam pengembangan layanan kedepannya agar dapat
disampaikan kepada para stakeholder untuk mendukung pelayanan TI di
perusahaan yang semakin baik.
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk memastikan layanan yang
dilakukan dalam perusahaan sesuai dengan fokus dari framework yang digunakan,
untuk memastikan proses bisnis yang dilakukannya sesuai dengan fokus utama dari
kerangka kerja. Bukan hanya layanan TI yang ditingkatkan tapi juga memberikan
rekomendasi bagaimana divisi TI sebuah perusahaan dapat bekerja optimal untuk
membantu proses bisnis, dan juga mengenal dengan baik visi, misi maupun tujuan
perusahaan melalui implementasi kerangka kerja ITIL yang dilakukan pada
perusahaan.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
78
DAFTAR PUSTAKA
Addy, R. (2007). Effective IT Service Management to ITIL and Beyond! New York:
Springer-Verlag Berlin Heidelberg.
Agoes, S. (2012). Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik.
Jakarta: Salemba Empat.
Aradea. (2010). Model Strategi Layanan Teknologi Informasi. Jurnal Ilmiah
Bidang Ilmu Teknologi ”Tekno Insentif”, Volume 4 Nomor 1, ISSN: 1907-
4964, 33.
Ariani, D. W. (2003). Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi Kualitatif. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Axelos. (2013). ITIL Maturity Model and Self-assessment Service.
Blokdijk, G. (2008). ITIL IT Service Management - 100 Most Asked. Questions on
IT Service Management and ITIL Foundation Certification,. Training and
Exams. Queensland: Emereo Publishing.
Cots, S. (2013). Implementing ISO 20000: proposals from learned lessons. TMQ –
TECHNIQUES, METHODOLOGIES AND QUALITY .
Gallegos, F. (2008). Information Technology Control and Audit, Third Edition.
USA: CRC Press.
Gilbert, G. (2008). Measuring Customer Satisfaction in The Fast Food Industry: A
cross-national Approach. The Journal of Services Marketing, 18.
Gondodiyoto, S. (2007). Audit Sistem Informasi. Jakarta: Audit Sistem Informasi .
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
79
Gondodiyoto, S., & Henny, H. (2006). Audit Sistem Informasi. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Inform-IT. (2008). Foundations of ITIL®, Volume 3. Zaltbommel: Van Haren.
Isnanto, R. (2009, August 7). IT Governance. Diambil kembali dari Tata Kelola
Teknologi Informasi: rizal.blog.undip.ac.id/files/2009/08/7_Pertemuan-ke-
7-Terakhir-IT-Governance.pdf
Keuangan, B. P. (2013, May 1). TEKNIK ILUSTRASI MASALAH – FISHBONE
DIAGRAMS. Diambil kembali dari
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/id/publikasi/artikel/418-artikel-soft-
competency/10999-teknik-ilustrasi-masalah-fishbone-diagrams
Klosterboer, L. (2008). Implementing ITIL Change and Release Management.
Indianapolis: IBM Press.
Messier, W. F., Steven M, G., & Douglas F, P. (2014). Jasa Audit dan Assurance.
Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyana, R. (2013, September 10). Slide Share. Diambil kembali dari Linked In:
https://www.slideshare.net/rahmatmoelyana/isaca-indonesia-technical-
session-feat-erik-guldentops-panelist-rahmat-mulyana-it-governance-
bumn-per02mbu2013-x-cobit-5
Paul, A. D. (2008). ITIL White Paper.
Purba, H. (2008). Diagram fishbone dari Ishikawa.
Sarno, R. (2009). Audit Sistem & Teknologi Informasi. Surabaya: ITS Press.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
80
Sasongko, N. (2009). Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan
Framework COBIT VERSI 4.0, Ping Test dan CAAT Pada PT. Bank X.
Tbk di Bandung. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, 108-113.
Scarvada, A. J., Tatiana, B. C., Susan, M. G., Julie, M. H., & Arthur, V. H. (2004).
A Review of the Causal Mapping Practice and Research Literature. Cancun.
Shamsudin, Z. M., & Ahmad, N. (2013). Systematic Approach to Successful
Implementation of ITIL. Information Technology and Quantitative
Management.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Administrasi: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. . Bandung: Alfabeta.
Surendro, K. (2009). Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi. Bandung:
Informatika.
Tague, N. R. (2005). The quality toolbox (2th ed.). Milwaukee: ASQ Quality Press.
Tanuwijaya, H., & Sarno, R. (2010). Comparation of CobiT Maturity Model and
Structural Equation Model for Measuring the Alignment between
University Academic Regulations and Information Technology Goals.
IJCSNS International Journal of Computer Science and Network Security,
VOL.10 No.6, June 2010 , 80-92.
Tjiptono, F. (2007). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.
Trivena, D. Y., & Anggraini, D. (2010). Pengelolaan TI PT.X dengan. ITIL V.3,
Service Operation. Jurnal Sistem Informasi Vol. 5 No. 2, ISSN : 1907-1221
.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
81
Weber, R. (1999). Information System Control and Audit. New Jersey: Prentice Hall
Inc.
Yao, Z., & Wang, X. (2010). An ITIL based ITSM practice: A case study of steel
manufacturing enterprise. IEEE.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
82
LAMPIRAN
1. Transkrip Wawancara 1
2. Transkrip Wawancara 2
3. Kuesioner Level 1
4. ITIL 2011 Maturity Model Assessment Report
5. Tabel Perhitungan Kuesioner
6. Lembar Tindak Lanjut kepada PT Gramedia Asri Media
7. Izin Penelitian Skripsi
8. Formulir Konsultasi Skripsi 1
9. Formulir Konsultasi Skripsi 2
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
LAMPIRAN 1
Transkrip Wawancara dengan Bapak Budi
Kepala divisi Technical Service & Help Desk
PT.Gramedia Asri Media
Wawancara 1
Tempat : Gedung Kompas Gramedia Unit 1 Lt.4 – Palmerah Barat
Waktu : 6 Oktober 2017, 13.00-14.00
Keterangan
P : Peneliti
N : Narasumber
P : Apakah sebelumnya PT. Gramedia sudah pernah menjadi objek penelitian layanan TI yang
serupa ?
N : Belum pernah, baru pertama kali.
P : Mengenai tata kelola TI didalam perusahaan sendiri, apakah PT. Gramedia sudah perna
dilakukan audit mengenai pelayanan maupun sistem informasi yang telah beroperasi ?
N : Audit diadakan rutin oleh tim audit internal dari grup Kompas Gramedia, tapi dilakukannya
secara general yaitu antar departemen, jadi dari setiap departemen di perusahaan memiliki
giliran untuk di Audit, bukan hanya dari sistem informasi, tapi juga SOP yang ada dan dari
sisi keuangan atau cash flow.
P : Kalau boleh tahu, saat dilakukan internal audit, terutama mengenai layanan TI dari divisi pak
Budi sendiri, framework yang digunakan itu framework apa ?
N : Selama ini yang digunakan framework berdasarkan ISO. Divisi yang melakukan disini
dinamakan SMO. SMO adalah divisi yang dibentuk untuk mengawasi bisnis proses dari
segala aspek.
P : Kalau boleh tahu, divisi dan organigram resmi dari pak Budi sendiri terdiri dari berapa orang
ya pak ? dan bagaimana pembagiannya di dalam divisi tersebut ?
N : Divisi saya secara resmi namanya adalah “Technical Service & Help Desk”, tim kami terdiri
dari kurang lebih 40 orang. Technical Service & Help Desk terbagi kedalam 5 bagian yang
membedakan area kerja ataupun jobdesc dari masing-masing subdivisi. Yaitu ada helpdesk
area 1, helpdesk area 2, helpdesk area 3, system administrator dan database administrator,
dan bagian infrastructure.
P : Bagaimana pembagian jobdesc dari masing-masing sub divisi tersebut?
N: Helpdesk area 1 bertanggung jawab kepada merchant ato cabang retailer Gramedia di daerah
Jabodetabek dan sekitarnya, helpdesk area 2 bertanggung jawab untuk merchant di kota-kota
lain selain jabodetabek yaitu seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Helpdesk area
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
3 bertanggung jawab pada unit pusat yang terdapat di Palmerah ini, seperti department
publishing, finance, distribution, markom, wholesale, merchandising dan department lain.
Lalu ada database dan system administrator, mereka orang yang kerja 24/7 terbagi kedalam
beberapa shift untuk memastikan sistem selalu up saat dibutuhkan, lalu yang terakhir adalah
subdivisi infrastruktur, mereka yang melakukan maintenance dan sterilisasi masalah yang
terjadi maupun dilaporkan oleh user.
P : Kalo metode kerja dari helpdesk area 1 2 3 itu bagaimana ya pak ? jika ada request baru
melakukan kunjungan ke merchant, atau dilakukan secara rutin ?
N : Keduanya sih pak, kita memang ada jadwal yang tetap untuk melakukan kunjungan ke
cabang retailer kita, biasanya setiap 2 bulan sekali atau 1 bulan sekali, 1 staff biasanya
bertanggung jawab terhadap 4 toko, jadi rutin dari masing-masing pekerja setiap minggu
pasti melakukan kunjungan ke cabang.
P : Apakah pemerosesan data dilakukan pada masing-masing cabang ato terdapat mainframe
sendiri di pusat untuk menghitung semua data dari semua cabang ?
N : Penghitungan data dilakukan secara terpusat, di gedung ini, jadi setiap cabang terhubung ke
server untuk melakukan perhitungan, secara client server, jadi maintenancenya akan lebih
mudah.
P : Selama pak Budi berada dalam divisi ini, apakah ada kendala, masalah atau tantangan yang
pernah terjadi ?
N : Ada pak, yang paling dekat ini adalah tantangan karena baru ganti ERP, kita baru beralih dari
menggunakan Oracle sekarang menjadi Dynamic AX, itu ERP buatan Microsoft sejak bulan
maret 2017.
P : Kalau boleh tahu, apa yang mendasari keputusan beralih ERP itu pak ?
N : Jadi kita pake modul dari Oracle, Ebusiness Feed, dan Oracle Retail. ERP Oracle bisa
dibilang sudah lawas, karena kesulitan yang kita temui adalah sulit melakukan upgrade,
sedangkan kita banyak melakukan pergantian infrastruktur yang lebih baru, dan juga ERP
Oracle tidak mencakup bagian warehouse, menjadi warehouse menggunakan sistem yang
berbeda. Versi database tidak mendukung database baru, versi ERP juga sudah tua dan di
Indonesia konsultan, teknisi dari Oracle agak sulit.
P : Setelah beralih ke ERP baru, apakah masalah teratasi ?
N : Saat ini ERP masih dalam tahap penyesuaian, teknisi Microsoft masi mensupport untuk
melakukan setting agar sesuai dengan kebutuhan kita dalam perusahaan. Karena masih
peralihan, kestabilan sistemnya juga masih kurang baik, terkadang terjadi locking database
juga saat baru di implementasi maret lalu, tapi perlahan masalah mulai terselesaikan, support
dari Microsoft dengan melakukan bugfixing secara hotfix itu efektif.
P : Untuk kedepannya perbaikan apa lagi yang ingin dilakukan untuk memperbaiki kinerja
Layanan TI ?
N : Untuk kedepannya kita lagi merencanakan untuk mengubah format partisi harddisk server
dari RAID 5 ke RAID 1. Dan paling melakukan tuning di beberapa sistem untuk
mendapatkan performa yang lebih baik. Kemudian kalau bisa mau implementasi CRM,
perbaikan infrastruktur, memperbaiki security database dan juga data dijajaki DRC, tapi yang
ini tentative karena biayanya mahal.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
LAMPIRAN 2
Transkrip Wawancara dengan Bapak Budi
Kepala divisi Technical Service & Help Desk
PT.Gramedia Asri Media
Wawancara 2
Tempat : Gedung Kompas Gramedia Unit 1 Lt.4 – Palmerah Barat
Waktu : 19 Desember 2017, 12.00-13.00
Keterangan
P : Peneliti
N : Narasumber
P : Mengenai Help Desk, sistem atau aplikasi apa yang digunakan dalam permintaan layanan ?
N : Kita pakai 2 aplikasi yaitu GAM Portal dan HD Tools. GAM Portal itu untuk request layanan
seperti ticketingnya sedangkan HD Tools untuk melakukan pengecekan dan tindak lanjut dari
anggota service desk.
P : Mengenai request layanan terhadap help desk, apakah selama ini pernah ada request yang
pernah tidak terlaksana dan terpenuhi?
N : Selama ini sih selalu terpenuhi, mungkin secara waktu tidak 100% sesuai permintaan, tapi
tidak ada task yang kita gak selesaikan.
P : Mengenai SOP yang ada di perusahaan, apakah selalu dilakukan evaluasi secara terjadwal ?
atau cenderung by request apabila diperlukan saja ?
N : SOP biasa dilakukan revisi sebulan atau 2 bulan sekali tergantung kebutuhan, jika ada
request SOP, baru akan dilakukan peninjauan dahulu.
P : Pada wawancara sebelumnya database admin dan system admin bekerja selama 24/7, alur
bisnis seperti apa yang membuat mereka diharuskan sedia 24/7 ?
N : Jadi semua data penjualan itu diproses setiap hari di server pusat, masing-masing toko
mengirimkan ke pusat sini, setiap harinya diproses setelah jam operasional (9pagi sampai
10malam) pemerosesan data bisa berlangsung sampai jam 5 subuh, untuk melakukan
perhitungan keuangan, sehingga diperlukan admin yang selalu stanby apabila terjadi
deadlock maupun masalah lain pada sistem dan database. Jadi mereka seperti piket saja
setiap harinya untuk mengawasi server.
P : Mengenani sistem ERP yang baru, dari wawancara 2 bulan lalu, apakah ada tantangan baru
yang terjadi ?
N : Ada, tapi support dari Microsoft lumayan bagus karena mereka sudah menunjuk 1 supervisor
untuk mengawasi kinerja ERP kita, kemarin sempat terjadi data overflow pada department
Finance, karena belum ada filter yang ditanamnkan untuk validasi data inputan, tiba-tiba
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
dalam laporan ada data uang bernilai triliunan akibat salah input namun sudah di fix oleh
pihak Microsoft.
P : Secara penggunaan apakah pergantian ERP yang dilakukan menyulitkan pengguna ? atau
tidak ada efek yang ditimbulkan ?
N : User masih dalam tahap transisi ke penggunaan ERP baru, makanya kita juga masih
melakukan training terhadap karyawan-karyawan dari divisi lain terkait penggunaan ERP
baru tersebut, trainingnya dibantu dari pihak Microsoft juga, jadi mereka yang provide
trainernya ke staff kita.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
Kuesioner Penelitian Layanan TI PT. Gramedia Asri Media
Framework ITIL V.3 Level 1 Service Operation
1. Ada sedikit komitmen manajemen. There is little management commitment. 2. Tidak ada tata kelola proses atau fungsi. No process or function governance exists. 3. Tidak ada visi yang jelas. There is no defined vision. 4. Aktivitas hanya bereaksi secara aktif
terhadap pemicu yang tepat; tidak ada aktivitas pro.
Activities respond only reactively to appropriate triggers; there is no pro-activity.
5. Tidak ada arahan strategis; Kegiatan tidak terkoordinasi dengan konsistensi sedikit atau tidak sama sekali.
There is no strategic direction; activities are uncoordinated with little or no consistency.
6. Ada sedikit, jika ada, prosedur terdokumentasi.
There are few, if any, documented procedures
7. Tidak ada definisi proses atau peran fungsional.
There is no definition of process or functional roles.
8. Kinerja kegiatan bervariasi sesuai dengan siapa yang melakukannya.
Performance of the activities varies according to who undertakes them.
9. Ada sedikit, atau tidak, otomatisasi aktivitas apapun.
There is little, or no, automation of any activities.
10. Sedikit, jika ada, catatan disimpan dari kinerja.
Few, if any, records are kept of performance
11. Tidak ada prosedur formal untuk melakukan perbaikan.
There is no formal procedure for making improvements.
12. Orang yang melakukan peran menerima sedikit pelatihan di luar pembelajaran 'di tempat kerja'.
People performing the role receive little training beyond ‘on-the-job’ learning.
13. Kinerja kegiatan tidak sesuai, atau hanya dasar, ukuran seperti volume dan tingkat kegagalan.
Performance of the activities is subject to no, or only basic, measures such as volume and failure rate.
Incident Management Proses untuk memikirkan bagaimana cara melakukan pemulihan layanan IT yang mengalami gangguan dan penurunan kualitas yang tidak direncanakan. Problem Management Proses untuk melakukan analisa akar masalah dan mencari solusi dari hal yang membuat incident terjadi secara berulang-ulang, atau bertanggung jawab menangani problem lifecycle. Access Management Proses untuk melakukan pengaturan otorisasi user untuk dapat melakukan akses terhadap layanan IT sesuai dengan role dan hak yang berhubungan dengan bidang user tersebut. Event Management Proses melakukan pemantauan terhadapa layanan (Monitoring Service) dan Configuration Item. Segala perubahan pada keadaan pada CI terdata pada event log yang disediakan oleh sebuah tools. Request fulfillment Proses bagaimana kita sebagai service provider bisa menyanggupi atau tidak sebuah permintaan dari user pengguna layanan IT.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
Pengisian Kuesioner
1. Kolom skor diisi dengan skala 1-100 tergantung kesesuaian pernyataan dengan keadaan. 2. Keterangan diisi sesuai kebutuhan terhadap informasi lanjutan terhadap pernyataan dalam
tabel, kolom keterangan boleh dikosongkan
Level 1: Incident Management No. Aktifitas Skor Keterangan / Alasan
1. Terdapat sedikitnya komitmen
manajemen.
2. Terdapat tata kelola TI atau fungsi
khusus yang sesuai untuk menangani
insiden di dalam perusahaan.
3. Terdapat visi yang jelas guna
meningkatkan kualitas Service
Operation pada perusahaan.
4. Aktivitas hanya dilakukan apabila
terdapat pemicu insiden.
5. Kegiatan dilakukan secara terarah dan
terorganisir dengan baik.
6. Dokumentasi dilakukan sesuai
prosedur yang berlaku.
7. Terdapat definisi secara details
mengenai proses dan peran fungsional.
8. Terdapat jobdesk yang jelas di dalam
anggota team.
9. Terdapat SOP untuk peningkatan
kinerja.
10. Memberikan training tambahan untuk
karyawan.
11. Kinerja karyawan minimal dalam
melakukan penanganan insiden yang
terjadi.
12. Lebih berfokus kepada teknis
dibandingkan dengan layanan maupun
pengguna.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
13. Tidak dibutuhkannya feedback dari
stakeholder.
Level 1 : Problem Management No. Aktifitas Skor Keterangan / Alasan
1. Terdapat sedikitnya komitmen
manajemen.
2. Terdapat tata kelola TI atau fungsi
khusus yang sesuai setelah problem
terjadi di dalam perusahaan.
3. Terdapat visi yang jelas guna
menghindari terulangnya insiden yang
terjadi di perusahaan.
4. Aktivitas hanya dilakukan untuk
meminimalisir dari dampak insiden
yang telah terjadi.
5. Kegiatan dilakukan untuk memastikan
agar insiden tidak terulang di masa
mendatang dan terorganisi dengan
baik.
6. Terdapat database khusus yang
mengenai daftar insiden.
7. Membuat details untuk memastikan
agar insiden tidak terulang kembali.
8. Terdapat jobdesk yang jelas di dalam
anggota team.
9. Terdapat SOP untuk mencegah insiden
terjadi kembali.
10. Memberikan training mengenai
problem management tambahan untuk
karyawan
11. Kurangnya solusi yang diberikan oleh
karyawan dari problem yang terjadi.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
12. Lebih berfokus kepada teknis
dibandingkan dengan layanan maupun
pengguna.
13. Para stakeholder memiliki peranan
tersendiri dalam pembuatan solusi.
Level 1 : Access Management
No. Aktifitas Skor Keterangan / Alasan
1. Terdapat sedikitnya komitmen
manajemen.
2. Terdapat tata kelola TI atau fungsi
khusus dalam memberi pembatasan
akses di dalam perusahaan.
3. Terdapat visi yang jelas guna
menghindari pencurian data atau fraud
yang terjadi di perusahaan.
4. Aktivitas hanya dilakukan untuk
mempertahankan keamanan data dan
informasi.
5. Kegiatan dilakukan untuk memastikan
layanan yang digunakan pengguna
sesuai dengan jobdesk masing-masing.
6. Terdapat batasan akses mengenai
layanan yang tersedia.
7. Membuat details untuk
mempertahankan keamanan data dan
informasi untuk mencegah adanya
pencurian data atau fraud pada
perusahaan.
8. Terdapat jobdesk yang jelas di dalam
anggota team.
9. Terdapat SOP mengenai batasan akses
terhadap layanan yang tersedia.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
10. Memberikan training mengenai
batasan akses dan keamanan data dan
informasi untuk karyawan.
11. Kurangnya keamanan data dan
informasi di dalam perusahaan.
12. Lebih berfokus kepada teknis
dibandingkan dengan layanan maupun
pengguna.
Level 1 : Event Management
No. Aktifitas Skor Keterangan / Alasan
1. Terdapat sedikitnya komitmen
manajemen.
2. Terdapat tata kelola TI atau fungsi
khusus dalam menanggapi insiden
yang terjadi di perusahaan.
3. Terdapat visi yang jelas guna
memantau semua kegiatan di dalam
infrastruktur TI.
4. Aktivitas hanya dilakukan untuk
meningkatkan infrastruktur TI.
5. Kegiatan dilakukan untuk memutuskan
kegiatan yang akan dilakukan demi
meningkatkan infrastruktur TI.
6. Terdapat pengawasan dalam
mendeteksi insiden yang terjadi.
7. Membuat details untuk
mengotomatisasi komponen-
komponen utama pada operasional TI
yang ada.
8. Terdapat jobdesk yang jelas di dalam
anggota team.
9. Terdapat SOP mengenai komponen
operasional TI dalam perusahaan.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
10. Kurangnya efisiensi waktu dalam
pemberian respon terhadap
penanganan insiden.
11. Lebih berfokus kepada operasional TI
dibandingkan dengan layanan maupun
pengguna.
Level 1 : Request Fulfillment No. Aktifitas Skor Keterangan / Alasan
1. Terdapat sedikitnya komitmen
manajemen.
2. Terdapat tata kelola TI atau fungsi
khusus dalam penanganan keluhan
pengguna.
3. Terdapat visi yang jelas guna
menjelaskan tentang layanan yang
tersedia.
4. Aktivitas hanya dilakukan untuk
memenuhi permintaan layanan dari
pengguna.
5. Kegiatan dilakukan untuk
menyampaikan segala komponen
standar layanan yang diinginkan.
6. Terdapat pengawasan dalam
memenuhi permintaan layanan oleh
pengguna.
7. Membuat details mengenai layanan
yang tersedia di dalam perusahaan.
8. Terdapat jobdesk yang jelas di dalam
anggota team.
9. Terdapat SOP mengenai permintaa
layanan di dalam perusahaan.
10. Kurangnya respon terhadap keluhan
dan permintaan layanan bagi
pengguna.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
11. Lebih berfokus kepada layanan
dibandingkan dengan operasional TI.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
ITIL 2011 Maturity Model Assessment Report
Universitas Multimedia Nusantara/Departemen TI/ITIL 2011
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
Daftar Isi
1 Abstraksi
2 Pendahuluan
2.1. Tujuan Penilaian
2.2. Lingkup Penilaian
2.2.1. Struktur Organisasi
2.2.2. Proses dan Maturity Model
2.3. Teknik Pengumpulan Data
2.3.1. Wawancara
2.3.2. Kuesioner
2.4. Teknik Analisis Data
2.5. Anggota Penilai
3 Rangkuman Hasil
4 Temuan dan Dampak
5 Rekomendasi
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
1. Abstraksi
Penerapan ITSM akan memastikan bahwa layanan IT pada PT. Gramedia Asri Media
sudah berjalan sesuai dengan tujuan bisnis yang dimiliki oleh perusahaan, juga ini
mendukung perusahaan untuk lebih siap dalam berkompetisi pada persaingan bisnis.
Karena Penerapan yang dilakukan pertama kali dengan observasi infrastruktur IT
perusahaan, kemudian melakukan pengujian apakah sesuai dengan base practice ITIL lalu
melakukan evaluasi dengan seluruh komponen IT yang berkaitan dalam perusahaan. Lalu
pengukuran pelayanan dapat disebut juga dengan melakukan aktivitas audit sistem
informasi pada perusahaan.
Pada penelitian kali ini, kerangka kerja yang digunakan adalah ITIL Versi 2011.
Hasil pengukuran yang telah ditemukan antaralain: incident management problem
management, event management dan request fulfillment dan access management sampai di
level 1. Hasil dari pengukuran dan rekomendasi yang diberikan diharapkan dapat menjadi
bahan masukkan dan menjadi bahan pengembangan yang bisa digunakan oleh pihak divisi
TI PT. Gramedia Asri Media kedepannya.
2. Pendahuluan
2.1. Tujuan Penilaian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil dari pengukuran mengenai layanan
teknologi dan informasi dalam perusahaan dengan metode ITIL serta Memberikan
saran dan rekomendasi untuk perusahaan terkait sistem yang telah di audit, dengan
harapan menyelesaikan permasalahan dan optimisasi operasional perusahaan.
2.2. Lingkup Penilaian
Scope dari pengukuran ini adalah berbatas pada bagian service operation, yang
memiliki 5 buah indikator yaitu:
1. Inicident Management
2. Problem Management
3. Access Management
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
4. Event Management
5. Request Fulfillment
2.2.1. Struktur Organisasi
Divisi Technical Services and Help Desk dikepalai oleh Bapak Budi Silvestre
yang memiliki total 40 anggota. Divisi Technical Services and Help Desk terbagi
menjadi 5 sub-divisi.
1. Helpdesk Area 1 yang akan melayani toko-toko retail Gramedia di area
Jabodetabek dan Jawa Barat, setiap anggota dari Helpdesk Area 1 bertanggung
jawab atas 3 sampai 4 toko di areanya, dan melakukan kunjungan untuk
pemantauan secara berkala.
2. Helpdesk Area 2 bertanggung jawab atas layanan IT di toko-toko retailer di
seluruh bagian Indonesia selain Jabodetabek dan Jawa Barat.
3. Helpdesk Area 3 bertanggung jawab pada layanan TI di unit pusat PT.Gramedia
dan layanan TI unit lainnya seperti publishing, finance, marketing
communication, wholesale, merchandising dan unit distribusi.
4. Sistem and Database Administrator bertanggung jawab atas perancangan,
pembangunan, kinerja maupun pemeliharan seluruh sistem TI dan Database
yang terdapat dalam PT.Gramedia.
5. Infrastructure adalah sub-divisi yang bertanggung jawab atas pemeliharaan
infrastruktur TI pada PT.Gramedia.
2.2.2. Proses dan Maturity Model
Level Rating
N – Not Achieved 0% – 15%
P – Partially Achieved 16% – 50%
L – Largely Achieved 51% – 85%
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
F – Fully Achieved 86% – 100%
Setiap Maturity Model Rating bisa diperoleh apabila level tersebut telah
memenuhi ketentuan yang ada. Adapun penilaiannya dapat dipaparkan sebagai berikut:
a. N Not Achieved (0 sampai dengan 15% yang telah tercapai)
Hanya terdapat sedikit atau tidak ada bukti bahwa peryaratan telah tercapai
pada proses yang ada.
b. P Partially Achieved (>15% sampai dengan 50% yang telah tercapai)
Terdapat bukti bahwa beberapa pesyaratan telah tercapai dan atribut yang
digunakan dijelaskan pada assessment. Terdapat beberapa aspek dari
pencapain dari atribut yang tidak dapat diprediksi.
c. L Largely Achieved (>50% sampai dengan 85% yang telah tercapai)
Terdapat bukti bahwa telah menggunakan pendekatan secara sistematis,
pencapaian yang signifikan, atribut yang terdefinisi dalam proses yang
dinilai.
b. F Fully Achieved (>85% sampai dengan 100% yang telah tercapai)
Terdapat bukti bahwa adanya pendekatan secara sistematis dan pencapaian
yang signifikan secara penuh dari atribut yang didefinisi pada proses
penilaian (assesment). Tidak ada kelemahan signifikan yang berkaitan
dengan atribut yang ada dalam proses penilaian.
2.3.Teknik Pengumpulan Data
2.3.1. Wawancara
Wawancara dilakukan peneliti dengan Kepala divisi IT PT. Gramedia Asri
Media Bapak Silvester Budianto untuk mengetahui cangkupan-cangkupan dari IT
Service yang dilakukan pada PT. Gramedia Asri Media. Pra-wawancara dilakukan
untuk mengetahui Modul ITIL mana yang sesuai dan dibutuhkan perusahaan dalam
untuk dilakukan pengukuran dan mengetahui divisi IT dari PT. Gramedia secara
struktural dan jobdesc masing-masing anggota divisi IT serta layanan teknologi
informasi yang diterapkan, permasalahan dan dampat dari penerapan sistem yang ada.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
Wawancara dilakukan di Ruang SIT Kantor PT. Gramedia yang terletak di Gedung
Kompas Gramedia Unit 1 lantai 4 Palmerah Barat, Jakarta Selatan.
2.3.2. Kuesioner
Pertanyaan kuesioner disusun berdasarkan referensi dari User Guide mengenai
ITIL Maturity Model and Self-assessment Service keluaran sebuah institusi bernama
Axelos. Kuesioner yang disusun terbagi kedalam beberapa level yang dipenuhi secara
bertahap dimulai dari level 1 dari 5 cakupan service operation, kemudian dilakukan
perhitungan nilai dari layanan TI sebelum masuk ke kuesioner level berikutnya.
2.4 Teknik Analisis Data
Untuk melakukan analisis data pada penelitian ini, yang dilakukan adalah
studi pustaka untuk mempelajari kerangka kerja ITIL V.3 dengan membaca jurnal-
jurnal terkait, penelitian terdahulu dan referensi buku terkait. Penulis juga
mempelajari proses bisnis dari PT. Gramedia dengan cara melakukan wawancara
dengan pihak PT. Gramedia dan kuesioner.
Selain itu, untuk melakukan analisis data terkait pembuatan rekomendasi dari
hasil pengukuran penulis melakukan pengumpulan bukti atau informasi dengan cara
wawancara, dan penyebaran kuesioner.
2.5 Anggota Penilai
Role Name Organisation Position in the organisation
Assessor (s) Arya Pratama Universitas
Multimedia
Nusantara
Student
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
3. Rangkuman Hasil
Achieved Maturity Model
Indicator 1
Initial
2
Repeatable
3
Defined
4
Managed
5
Optimized
Incident
Management L
Problem
Management L
Access
Management L
Event
Management L L
Request
Fulfillment L
Semua indikator yang dihitung didapati hasil yang sama yaitu penelitian
terhenti pada level Berdasarkan hasil pengukuran, didapati indikator yang memiliki
nilai terendah adalah indikator Event Management yakni pada angka 67.73%, dan
indikator yang mendapat skor terbaik adalah Request Fulfillment yakni pada angka
71.09% sehingga dari kelima indikator yang diukur, layanan TI yang paling baik telah
dilakukan dalam perusahaan adalah Request Fulfillment yaitu kemampuan IT dalam
menyanggupi atau tidak sebuah permintaan dari user pengguna layanan IT yaitu user.
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
Sehingga dapat disimpulkan secara keseluruhan berdasarkan kuesioner ini Service
Operation masih dapat ditingkatkan lagi.
4 Temuan dan Dampak
Incident Management
Temuan Dampak
Aktivitas hanya dilakukan apabila terdapat pemicu insiden.
Penanggulangan dilakukan dengan tempo lebih lambat karena belum ada persiapan sebelumnya.
Dokumentasi dilakukan sesuai prosedur yang berlaku.
Hal-hal diluar prosedur tidak tercakup dalam dokumentasi, daftar pedoman yang tersedia hanya terpaut pada dokumentasi yang tersedia
Kinerja karyawan minimal dalam melakukan penanganan insiden yang terjadi.
Penangan dilakukan terbatas sesuai pedoman pada SOP, memungkinkan insiden terjadi berulang-ulang
Lebih berfokus kepada teknis dibandingkan dengan layanan maupun pengguna.
Peningkatan layanan TI secara teknis mengalami keterlambatan karena fokus pada pengguna
Tidak dibutuhkannya feedback dari stakeholder.
Tidak ada umpan balik yang diminta dari pemangku kepentingan untuk perkembangan incident management
Belum ditanamkan filter untuk verifikasi penginputan data kedalam sistem finansial pada ERP baru
Dapat terjadi data overflow yang menyebabkan nilai uang yang diinput ke sistem berlebih secara signifikan.
Problem Management
Temuan Dampak
Kurangnya solusi yang diberikan oleh karyawan dari problem yang terjadi.
Inisiatif dari karyawan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi kurang solutif.
Lebih berfokus kepada teknis dibandingkan dengan layanan maupun pengguna.
Peningkatan layanan TI dalam menanggulangi masalah secara teknis berjalan secara lambat
User belum terbiasa dengan sistem ERP yang baru digunakan pasca pergantian sistem
Terjadi kesalahan dalam penggunaan sistem, dan kurang pahamnya user dalam menggunakan ERP baru
Terdapat database khusus yang mengenai daftar insiden.
Insiden yang terjadi berulang kali tidak tercatat dalam sebuah database khusus
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
Access Management
Temuan Dampak
Belum Terdapat visi yang jelas guna menghindari pencurian data atau fraud yang terjadi di perusahaan.
Pelayanan TI yang dilakukan sehari-hari lebih rentan terhadap terjadinya fraud
Kurangnya keamanan data dan informasi di dalam perusahaan.
Resiko tersebarnya data rahasia yang dimiliki perusahaan lebih besar
Lebih berfokus kepada teknis dibandingkan dengan layanan maupun pengguna.
Perkembangan keamanan secara teknis kurang cepat karena fokus terhadap pengguna
Kurang memberikan training mengenai batasan akses dan keamanan data dan informasi untuk karyawan.
Terjadi kesalahan mengenai hak akses suatu dokumen terhadap pengguna sistem
Kurangnya details untuk mempertahankan keamanan data dan informasi untuk mencegah adanya pencurian data atau fraud pada perusahaan.
User tidak memahami mana dokumen yang dapat diakses secara legal, user rentan melakukan akses illegal terhadap suatu dokumen
Event Management
Temuan Dampak
Tidak terdapat pengawasan dalam mendeteksi insiden yang terjadi.
Insiden yang telah terjadi rentan untuk terjadi lagi dan ditanggapi secara lambat karena kurang pencegahan yang dilakukan.
Kurangnya efisiensi waktu dalam pemberian respon terhadap penanganan insiden.
Penanganan insiden dilakukan secara lambat karena tanggapan membutuhkan waktu yang lama
Lebih berfokus kepada operasional TI dibandingkan dengan layanan maupun pengguna.
Inovasi dan perkembangan dalam operasional layanan TI terhambat karena lebih mengutamakan layanan terhadap pengguna
Request Fulfillment
Temuan Dampak
Aktivitas hanya dilakukan untuk memenuhi permintaan layanan dari pengguna.
Kurang menawarkan inovasi secara inisiatif dari TI service provider terhadap pengguna
Membuat details mengenai layanan yang tersedia di dalam perusahaan.
Identifikasi permintaan layanan terhadap kebutuhan TI berlangsung lambat
sehingga terjadi problem yang penanggulangannya dilakukan secara lambat
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
Kegiatan dilakukan untuk menyampaikan segala komponen standar layanan yang diinginkan.
Kurang adanya kesempatan dari peminta layanan setelah pelayanan setelah diberikan untuk pengembangan layanan
Kurangnya respon terhadap keluhan dan permintaan layanan bagi pengguna.
Menghambat pekerjaan dari peminta layanan karena respon terhadap pengguna kurang tanggap
5 Rekomendasi
Rekomendasi Perbaikan Incident Management
Setidaknya perusahaan membuat penjadwalan terhadap pengembangan incident management melalui rapat dan umpan balik yang dilakukan dengan anggota divisi TI untuk mempercepat dan memperbaiki tempo penanggulangan insiden
Memperlengkap dokumentasi dari berkas insiden yang ada sebelumnya dan disimpan dalam database sehingga penanggulangan insiden yang serupa dapat diatasi dengan lebih baik
Memperlengkap prosedur dan keterangan mendetil dalam SOP penanggulangan insiden sehingga karyawan dapat lebih memahami insiden yang terjadi serta memberikan kasus-kasus yang biasa terjadi
Mengadakan waktu bagi pemangku kepentingan dalam memberikan umpan balik terhadap kinerja dari layanan TI pada perusahaan
Melakukan penyesuaian terhadap ERP baru dengan kebutuhan bisnis dengan menanamkan filter untuk menyaring data yang hendak diinput oleh pengguna serta diuji dahulu dengan scenario yang bermacam-macam selama beberapa waktu
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
Rekomendasi Perbaikan Problem Management
Melengkapi dokumen penyelesaian dan penanggulangan masalah yang terjadi agar karyawan lebih familiar dalam menghadapi masalah yang timbul secara solutif
Fokus terhadap user adalah perilaku yang baik dalam memberikan layanan namun faktor teknis setidaknya diperhatikan demi peningkatan kualitas yang lebih baik dan inovatif
Menyediakan informasi yang lengkap mengenai penanganan masalah yang telah dilakukan sebelumnya
Mempelajari kinerja yang telah dilakukan sebelumnya dan dijadikan acuan terhadap pengembangan layanan TI dalam perusahaan
Menganalisa kejadian beserta penanggulangan insiden yang terjadi sebelumnya, kemudian membuat FAQ terdahap insiden sebelumnya.
Memberikan training terhadap penggunaan ERP baru oleh vendor ERP tersebut maupun divisi TI internal perusahaan kepada user dan karyawan dalam peruashaan.
Rekomendasi Perbaikan Access Management
Menambah pengamanan khusus data-data penting yang tidak boleh diakses sembarang orang
Monitoring semua akses dari segala jaringan kedalam ruang penyimpanan atau database
Memberikan sosialisasi dan pelatihan guna menghindari fraud
Mengetatkan batasan akses bagi setiap pengguna aplikasi perusahaan
Membuat batasan pengawasan untuk kinerja proses pengelolaan data dan akses
Memahami infrastruktur dan sumber daya layanan TI untuk mencari kelemahan dari masing-masing perangkat penunjang proses bisnis untuk kemudian dibuat langkah pencegahan fraud yang sesuai.
Memastikan seluruh informasi dan sumber daya yang dibutuhkan sebelum pelaksanaan pengelolaan data sudah terdokumentasi dan aman untuk diakses (sesuai dengan hak dari user).
Rekomendasi Perbaikan Event Management
Mengadakan pengawasan terhadap kinerja staff
Membuat target pengembangan infrastruktur pendukung layanan TI.
Scheduling agar event management dilakukan lebih tertib dan menjaga efisiensi waktu terhadap penanganan insiden
Memastikan kemampuan dari sumber daya mendukung untuk proses bisnis dalam perusahaan
Rekomendasi Perbaikan Request Fulfillment
Membuat penjadwalan terhadap pemenuhan permintaan pelanggan agar tidak ada permintaan yang terlewat dan terlambat
Memberikan knowledge terhadap peminta layanan apabila terjadi kekeliruan dalam melakukan permintaan layanan
Mengadakan SOP agar layanan yang diminta setidaknya sesuai dengan prosedur kerja yang dapat diberikan oleh service provider layanan TI
Membuat panduan penempatan sumber daya dan kemampuan.
Menjelaskan layanan yang tersedia dalam perusahaan terhadap user
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
Incident Management
Pertanyaan/Responden 1 2 3 4 5 Rata-rata
1 85 90 80 60 80 79.00
2 80 90 80 50 80 76.00
3 75 90 60 60 90 75.00
4 75 100 50 60 30 63.00
5 75 90 70 50 80 73.00
6 75 90 50 50 60 65.00
7 75 90 60 60 80 73.00
8 80 90 80 70 80 80.00
9 70 90 60 60 90 74.00
10 80 100 70 50 70 74.00
11 80 100 50 60 30 64.00
12 78 50 60 60 50 59.60 13 80 100 50 60 40 66.00
70.89
Problem Management
Pertanyaan/Responden 1 2 3 4 5 Rata-rata
1 80 50 60 60 80 66.00
2 80 85 70 60 80 75.00
3 80 90 60 60 70 72.00
4 80 100 80 60 50 74.00
5 75 85 60 60 90 74.00
6 70 50 30 60 40 50.00
7 80 90 60 60 70 72.00
8 80 90 80 60 70 76.00
9 80 100 60 60 80 76.00
10 80 100 70 60 80 78.00
11 75 100 50 60 30 63.00
12 70 100 60 60 40 66.00 13 75 85 70 60 30 64.00
69.69
Access Management
Pertanyaan/Responden 1 2 3 4 5 Rata-rata
1 80 60 70 60 80 70.00
2 80 90 80 60 70 76.00
3 65 85 60 60 70 68.00
4 80 90 60 60 70 72.00
5 85 100 80 50 80 79.00
6 80 100 80 60 80 80.00
7 70 85 50 60 80 69.00
Skor
Skor
Skor
PERHITUNGAN KUESIONER LEVEL 1
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
8 75 100 80 70 80 81.00
9 75 100 80 50 90 79.00
10 70 50 50 70 50 58.00
11 70 85 50 60 60 65.00 12 75 50 30 60 50 53.00
70.83
Event Management
Pertanyaan/Responden 1 2 3 4 5 Rata-rata
1 70 60 70 60 70 66.00
2 70 85 60 60 70 69.00
3 70 90 70 60 60 70.00
4 70 100 60 60 70 72.00
5 75 70 70 60 70 69.00
6 65 90 60 50 70 67.00
7 75 90 60 50 80 71.00
8 75 90 80 60 80 77.00
9 75 100 60 50 80 73.00
10 70 70 50 60 30 56.00 11 75 50 50 60 40 55.00
67.73
Request Management
Pertanyaan/Responden 1 2 3 4 5 Rata-rata
1 80 50 70 60 70 66.00
2 70 85 70 60 70 71.00
3 70 100 60 60 70 72.00
4 70 100 50 60 60 68.00
5 70 90 50 60 80 70.00
6 70 90 70 60 70 72.00
7 70 85 50 50 70 65.00
8 75 100 80 60 80 79.00
9 75 100 80 60 70 77.00
10 75 100 60 60 50 69.00 11 75 100 80 60 50 73.00
71.09
Skor
Skor
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018
Pengukuran layanan teknologi..., Arya Pratama, FTI UMN, 2018