Pengukuran Kualitas Software Tigan V1.4 denganMenggunakan Aplikasi Understand 2.6

download Pengukuran Kualitas Software Tigan V1.4 denganMenggunakan Aplikasi Understand 2.6

of 8

description

Dalam pengukuran kualitas perangkat lunak, terdapat beberapa standard yang digunakan, semisaldari ISO 9126 atau best practice yang dikembangkan para praktisi dan pengembang perangkat lunak.Taksonomi McCall adalah best practice yang cukup terkenal dan diterima banyak pihak, ditulis oleh J.A. McCall dalam technical report yang dipublikasikan tahun 1977. Sedangkan standard ISO 9001 dapat digunakan untuk mengukur kualitas perangkat lunak. Dan diskusi tentang ini berkembang dengan munculnyatema kajian tentang CMM (The Capability Maturity Model) yang dikembangkan di Software Engineering Institute, Carnegie Mellon University serta beberapa kajian lain seperti SPICE (Software Process Improvement and Capability dEtermination) dan BOOTSTRAP. CMM, SPICE dan BOOTSTRAP mengukur kualitas perangkat lunak dari seberapa matang proses pengembangannyaSaat ini sudah banyak metode pengukuran kualitas suatu software dapat dilakukan denganmenggunakan aplikasi pihak ketiga yang sudah disesuaikan dengan standard ISO 9126 atau ISO 9001. Salahsatu aplikasi yang dapat digunakan dalam pengukuran kualitas software ini adalah Understand 2.6.Understand 2.6 adalah cross-platform, multi-language, maintenance-oriented IDE (Interacticew Development Environment). Aplikasi ini dibuat untuk memudahkan dalam pengembangan software melalui penilaian sourcecode. Sedangkan software yang diukur pada paper ini adalah permainan Tigan V1.4 yang dibuat denganmenggunakan bahasa pemrograman Java

Transcript of Pengukuran Kualitas Software Tigan V1.4 denganMenggunakan Aplikasi Understand 2.6

Pengukuran Kualitas Software Tigan V1.4 dengan Menggunakan Aplikasi Understand 2.6Ferry Andriyanto M0509029 Jurusan Teknik Informatika Universitas Sebelas Maret [email protected] Nurcahya P.T.P M0509051 Jurusan Teknik Informatika Universitas Sebelas Maret [email protected] Teno Siswono M0509069 Jurusan Teknik Informatika Universitas Sebelas Maret [email protected]

Abstraksi Dalam pengukuran kualitas perangkat lunak, terdapat beberapa standard yang digunakan, semisal dari ISO 9126 atau best practice yang dikembangkan para praktisi dan pengembang perangkat lunak. Taksonomi McCall adalah best practice yang cukup terkenal dan diterima banyak pihak, ditulis oleh J.A. McCall dalam technical report yang dipublikasikan tahun 1977. Sedangkan standard ISO 9001 dapat digunakan untuk mengukur kualitas perangkat lunak. Dan diskusi tentang ini berkembang dengan munculnya tema kajian tentang CMM (The Capability Maturity Model) yang dikembangkan di Software Engineering Institute, Carnegie Mellon University serta beberapa kajian lain seperti SPICE (Software Process Improvement and Capability dEtermination) dan BOOTSTRAP. CMM, SPICE dan BOOTSTRAP mengukur kualitas perangkat lunak dari seberapa matang proses pengembangannya Saat ini sudah banyak metode pengukuran kualitas suatu software dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi pihak ketiga yang sudah disesuaikan dengan standard ISO 9126 atau ISO 9001. Salah satu aplikasi yang dapat digunakan dalam pengukuran kualitas software ini adalah Understand 2.6. Understand 2.6 adalah cross-platform, multi-language, maintenance-oriented IDE (Interacticew Development Environment). Aplikasi ini dibuat untuk memudahkan dalam pengembangan software melalui penilaian source code. Sedangkan software yang diukur pada paper ini adalah permainan Tigan V1.4 yang dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Java Kata Kunci : Understand 2.6, Tigan V1.4, Kualitas Perangkat Lunak, Pengukuran Kualitas I. DASAR PENGUKURAN PERANGKAT LUNAK A. Teknik Pengukuran Perangkat Lunak Deras masuknya produk perangkat lunak dari luar negeri di satu sisi menguntungkan pengguna karena banyaknya pilihan produk dan harga. Namun di sisi lain cukup mengkhawatirkan karena di Indonesia tidak ada institusi yang secara aktif bertugas membuat standard dalam pengukuran kualitas perangkat lunak yang masuk ke Indonesia. Demikian juga dengan produk-produk perangkat lunak lokal, tentu akan semakin meningkat daya saing internasionalnya apabila pengembang dan software house di Indonesia mulai memperhatikan masalah kualitas perangkat lunak ini. Kualitas perangkat lunak (software quality) adalah tema kajian dan penelitian turun temurun dalam sejarah ilmu rekayasa perangkat lunak (software engineering). Kajian dimulai dari apa yang akan diukur (apakah proses atau produk), apakah memang perangkat lunak bisa diukur, sudut pandang pengukur dan bagaimana menentukan parameter pengukuran kualitas perangkat lunak. Bagaimanapun juga mengukur kualitas perangkat lunak memang bukan pekerjaan mudah. Ketika seseorang memberi nilai sangat baik terhadap sebuah perangkat lunak, orang lain belum tentu mengatakan hal yang sama. Sudut pandang seseorang tersebut mungkin berorientasi ke satu sisi masalah (misalnya tentang reliabilitas dan efisiensi perangkat lunak), sedangkan orang lain yang menyatakan bahwa perangkat lunak itu buruk menggunakan sudut pandang yang lain lagi (usabilitas dan aspek desain). Di dalam pengukuran kualitas perangkat lunak, adalah apa yang sebenarnya mau kita ukur. Kualitas perangkat lunak dapat dilihat dari sudut pandang proses pengembangan perangkat lunak (process) dan hasil produk yang dihasilkan (product). Dan penilaian ini tentu berorientasi akhir ke bagaimana suatu perangkat lunak dapat dikembangkan sesuai dengan yang diharapkan oleh pengguna.

Dari sudut pandang produk, pengukuran kualitas perangkat lunak dapat menggunakan standard dari ISO 9126 atau best practice yang dikembangkan para praktisi dan pengembang perangkat lunak. Taksonomi McCall adalah best practice yang cukup terkenal dan diterima banyak pihak, ditulis oleh J.A. McCall dalam technical report yang dipublikasikan tahun 1977.

Kualitas software diukur dengan metode penjumlahan dari keseluruhan kriteria dalam suatu faktor sesuai dengan bobot (weight) yang telah ditetapkan [2]. Rumus pengukuran yang digunakan adalah: Fa = w1c1 + w2c2 + + wncn Dimana: Fa adalah nilai total dari faktor a wi adalah bobot untuk kriteria i ci adalah nilai untuk kriteria i Kemudian tahapan yang harus kita tempuh dalam pengukuran adalah sebagai berikut: Tahap 1: Tentukan kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu faktor Tahap 2: Tentukan bobot (w) dari setiap kriteria (biasanya 0