PENGUKURAN KESADARAN MEREK (BRAND …... · 1 PENGUKURAN KESADARAN MEREK (BRAND AWARENESS) PADA...

76
1 PENGUKURAN KESADARAN MEREK (BRAND AWARENESS) PADA SIMCARD GSM PASCABAYAR MATRIX (Studi pada Mahasiswa Diploma III Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta) TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya Manajemen Pemasaran Oleh : ADITYA PURWANINGRUM F3206098 PROGRAM STUDI D III MANAJEMEN PEMASARAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Transcript of PENGUKURAN KESADARAN MEREK (BRAND …... · 1 PENGUKURAN KESADARAN MEREK (BRAND AWARENESS) PADA...

1

PENGUKURAN KESADARAN MEREK (BRAND AWARENESS) PADA

SIMCARD GSM PASCABAYAR MATRIX

(Studi pada Mahasiswa Diploma III Manajemen Pemasaran Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan

Ahli Madya Manajemen Pemasaran

Oleh :

ADITYA PURWANINGRUM

F3206098

PROGRAM STUDI D III MANAJEMEN PEMASARAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

2

HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan Judul :

PENGUKURAN KESADARAN MEREK (BRAND AWARENESS) PADA

SIMCARD GSM PASCABAYAR MATRIX (Studi pada Mahasiswa

Diploma III Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta)

Surakarta, Juli 2009

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

Dra. Sri Suwarsi, MM NIP. 194602131975022001

3

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir dengan Judul :

PENGUKURAN KESADARAN MEREK (BRAND AWARENESS) PADA

SIMCARD GSM PASCABAYAR MATRIX (Studi Pada Mahasiswa

Diploma III Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta)

Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir

Program Studi Diploma iii Manajemen Pemasaran

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Juli 2009

Tim Penguji Tugas Akhir

Reza Rahardian, SE, MSi NIP. 197406092000121001 Penguji

Dra. Sri Suwarsi, MM NIP. 194602131975022001 Pembimbing

4

MOTTO

1. Hidup adalah perjuangan, dan jangan pernah pantang

menyerah. (penulis)

2. Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh urusan yang lain (Q.S Al Insyiroh : 7)

3. Allah meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman

dan memiliki ilmu (Q.S Al Mujadilah : 11)

5

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan kepada:

1. Kedua orang tua dan

adikku tersayang.

2. Seluruh teman

seperjuangan.

3. Almamaterku

6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

dengan judul ‘PENGUKURAN KESADARAN MEREK (BRAND

AWARENESS) PADA SIMCARD GSM PASCABAYAR MATRIX (Studi

pada Mahasiswa Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta)’. Tugas Akhir ini disusun untuk

memenuhi syarat memperoleh sebutan Ahli Madya Manajemen

Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret surakarta.

Berbagai kesulitan penulis hadapi dalam menyusun Tugas Akhir ini,

namun berkat bantuan dari berbagai pihak, baik moral maupun spiritual,

lahir maupun batin, dan langsung maupun tidak langsung penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Dalam kesempatan ini, dengan kerendahan dan ketulusan hati,

penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, Ak selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Harmadi, MM selaku Ketua Program Studi Manajemen

Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Dra. Sri Suwarsi, MM selaku Pembimbing dalam penulisan Tugas

Akhir ini.

4. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

5. Bp. M. Tri Prasetya selaku Head of Solo Branch PT. INDOSAT Tbk

yang telah memberi kesempatan untuk melakukan magang kerja.

7

6. Mbak Ninid, Mas Dody, Mas Bram, Mbak Rani, Pak Bowie dan

seluruh staf PT. INDOSAT cabang Solo yang selalu memberi

dukungan serta masukan selama magang kerja.

7. Kedua orang tua dan adikku tersayang yang selalu membimbing,

mendoakan dan mendukungku dengan sepenuh hati.

8. Sahabat dan teman-temanku,

9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna.

Oleh sebab itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun dari berbagai pihak dengan hati terbuka. Penulis berharap

tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i

ABSTRAK…………………………………………………………………... ii

HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………… iii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. iv

MOTTO…………………………………………………………………….. v

PERSEMBAHAN………………………………………………………….. vi

KATA PENGANTAR……………………………………………………… vii

DAFTAR ISI………………………………………………………………… ix

DAFTAR TABEL…………………………………………………………… xii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………......... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………... 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………….. 4

C. Tujuan Penelitian………………………………………………… 5

D. Manfaat Penelitian……………………………………………….. 5

E. Metode Penelitian……………………………………………….. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi dan Perspektif Merek…………………………………… 11

B. Peranan Merek…………………………………………………… 14

C. Brand Equity……………………………………………………… 18

D. Pengertian Brand Awareness………………………………….. 20

E. Peranan Kesadaran Merek ……………………………………. 22

9

F. Mencapai Kesadaran Merek …………………………………… 25

G. Pengukuran Kesadaran Merek ………………………………… 22

H. Kerangka Pemikiran……………………………………………… 30

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan………………………………… 31

1. Sejarah Berdirinya Perusahaan……………………………. 31

2. Lokasi Perusahaan…………………………………………..

33

3. Visi dan Misi Perusahaan…………………………………… 33

4. Struktur Organisasi…………………………………………..

34

B. Laporan Magang…………………………………………………

39

C. Analisis Data dan Pembahasan Masalah ……………………. 41

1. Analisis Deskriptif dan Gambaran Umum

Responden …………………………………………………. 41

a. Distribusi responden Berdasarkan Jenis Kelamin ….. 41

b. Distribusi responden Berdasarkan Usia ……………... 43

c. Distribusi responden Berdasarkan Tempat Tinggal…. 45

d. Distribusi responden Berdasarkan Per Angkatan …… 47

e. Distribusi responden berdasarkan Rata-rata Biaya

Komunikasi yang Dikeluarkan Per

Bulan…………………………….. …………………. …. 49

10

2. Analisis Deskriptif Kesadaran Merek (Brand

Awareness)…………………………………………….….. 51

a. Analisis Top of Mind ………………………………….. 51

b. Analisis Brand Recall…………………………………. 53

c. Analisis Brand Recognition………………………….. 56

d. Analisis Unaware of Brand ………………………….. 58

e. Sumber Media atau Informasi ………………………. 59

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………. 62

B. Saran…………………………………………………….……. 63

1. Bagi Perusahaan ………………………………………… 63

2. Bagi Peneliti yang Akan Datang ………………………. 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

11

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin …….. 42

Tabel 3.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ……………….. 43

Tabel 3.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Tinggal …… 45

Tabel 3.4 Distribusi Responden Berdasarkan Per Angkatan ……... 47

Tabel 3.5 Distribusi Responden Berdasarkan Rata-rata Biaya

Komunikasi yang Dikeluarka Per Bulan………………… 49

Tabel 3.6 Analisis Top of Mind ……………………………………… 52

Tabel 3.7 Analisis Brand Recall ……………………………………. 54

Tabel 3.8 Analisis Brand Recognition ………………………………. 57

Tabel 3.9 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Media

atau Informasi …………………………………………… 59

12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Piramida Brand Awareness ………………………… 22

Gambar 2.2 Nilai-Nilai Kesadaran Merek ……………………….. 24

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ………………………………… 30

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Indosat Cabang Solo…. 35

Gambar 3.2 Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin ……………………………………………… 42

Gambar 3.3 Diagram Distribusi Responden Berdasarka Usia …. 44

Gambar 3.4 Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Tempat

Tinggal ………………………………………………… 46

Gambar 3.5 Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Per

Angkatan …………………………………………… 48

Gambar 3.6 Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Rata-rata

Biaya Komunikasi yang Dikeluarkan Per Bulan…… 50

Gambar 3.7 Diagram Analisis Top of Mind ………………………. 52

Gambar 3.8 Diagram Analisis Brand Recall ……………………… 55

Gambar 3.9 Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Sumber

Media atau Informasi………………………………… 60

13

ABSTRACT MEASUREMENT AWARENESS ON MEREK SIMCARD GSM

POSTPAID MATRIX

ADITYA PURWANINGRUM F3206098

Brand awareness is one of the elements of the rand equity is very important. With the brand awareness of the brand will be better known by consumers. In writing to the end of this task the author take the title 'the measurement of brand awareness (brand awareness) in the post-pay simcard GSM Matrix.

The purpose of conducting this research is to know whether the post-pay simcard GSM Matrix has become top of mind and to learn how the measurement of brand awareness (brand awareness) based on the top levels of the mind, the brand recall, brand recognition, and unaware of the brand. Techniques used in this research is deskriptive, which give a picture or description systematically examined the object, and then do processing data from the questionnaire results, and the frequency are presented in the form of a percentage for to get can deduce whether the post-pay simcard GSM Matrix to be top of mind . Data used are secondary data, which is supporting the data obtained from company archives.

Research results indicate that post-pay simcard GSM Matrix has become top of mind. It is shown with as many as 51 people said the post-pay simcard GSM Matrix GSM simcard as the post-pay the note. GSM post-pay simcard Matrix occupy second position in the analysis of brand recall, that means most of the respondents mentioned the post-pay simcard GSM Matrix as top of mind. Brand recognition in the analysis of 7 people need to be reminded the existence of post-pay simcard GSM Matrix. Although the top position of the mind but there are 6 people of respondents did not know at all (unaware of the brand) for GSM post-pay simcard Matrix.

Conclusions from this research is the analysis of the calculation the brand awareness it was found that post-pay brand GSM simcard Matrix positioned top of mind (51%), post-pay brand GSM simcard Hello occupying the first position in the analysis of brand recall (45%), the analysis of brand recognition that 7% of respondents will need to reminded of the existence of post-pay simcard GSM Matrix, and the analysis unaware of the brand there are 6% of the respondents not considering the presence of post-pay simcard GSM Matrix. And 56% of respondents know of the existence of the post-pay simcard GSM Matrix of ads on TV. Suggestions for the company that the company will need to make the campaign more incentive to be post-pay simcard GSM Matrix is well known by consumers. Keyword : Brand Awareness

14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Di jaman sekarang kegiatan bisnis merupakan kegiatan yang

menjanjikan profit yang sangat menggiurkan. Dengan keadaan yang

seperti ini maka banyak orang yang mendirikan perusahaan bisnis.

Namun dengan keadaan yang seperti ini mengakibatkan persaingan

yang ketat antar perusahaan. Para pengusaha berupaya untuk

menguasai pasar dengan berbagai macam produk yang mereka

tawarkan. Dalam persaingan yang ketat untuk menguasai pasar,

peran sebuah merek akan sangat penting karena atribut-atribut

kompetisi lainnya relative mudah ditiru oleh pesaing. Untuk itu

sebuah perusahaan perlu mengelola brand equity (ekuitas merek)

sebagai salah satu aset yang penting.

Merek yang prestigious adalah merek yang memiliki brand equity

yang kuat sehingga memiliki daya tarik yang besar di mata

konsumen. Semakin kuat ekuitas merek suatu produk, semakin kuat

daya tariknya untuk menggiring konsumen mengkonsumsi produk

tersebut, yang selanjutnya mengantar perusahaan memanen

keuntungan dari waktu ke waktu. Karena itu, aset merek ini dapat

menjadi masukan yang sangat berharga bagi penyusunan langkah

strategis perusahaan.

Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau

kombinasi hal-hal tersebut untuk mengidentifikasi barang atau

15

sekelompok penjual untuk membedakannya dengan pesaing

(Durianto dkk, 2004;2). Merek mengandung janji perusahaan untuk

secara konsisten memberikan ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada

pembeli.

Ekuitas merek merupakan seperangkat asset dan liabilitas.

Menurut Aaker dalam Durianto (2004:3) ada lima elemen utama yang

merupakan pendukung dari ekuitas merek, yaitu kesadaran merek

(brand awareness), asosiasi merek (brand association), persepsi

kualitas (perceived quality), loyalitas merek (brand loyalty), dan

propriety brand assets lainnya. Elemen-elemen tersebuat akan

membentuk ekuitas merek suatu produk yang selanjutnya dapat

dijadikan salah satu modal untuk menentukan keunggulan kompetitif

dan komparatif perusahaan.

Dari kelima elemen tersebut elemen brand awareness

(kesadaran merek) adalah salah satu elemen yang terpenting.bagi

perusahaan. Konsumen cenderung menggunakan merek yang sudah

dia kenal. Karena dengan menggunakan merek yang dia kenal maka

konsumen akan berasumsi bahwa merek tersebut aman untuk

dikonsumsi. Maka di sini kesadaran akan merek sangatlah penting.

Tingkat kesadaran konsumen terhadap jasa telekomunikasi

sangatlah penting bagi perusahaan yang menyediakan jasa

telekomunikasi tersebut. Dengan tingkat kesadaran merek tersebut

perusahaan dapat mengetahui apakah merek produknya dikenal oleh

masyarakat luas apa tidak. Apalagi jasa telekomunikasi saat ini

16

mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Seiring dengan

kesadaran masyarakat akan pentingnya berkomunikasi dengan

mudah dan cepat. Melihat fenomena ini maka banyak perusahaan

operator seluler yang bermunculan dan melakukan perang tarif.

Perusahaan operator seluler mengeluarkan produk. Beberapa produk

mereka untuk memenuhi kebutuhan konsumennya, seperti Indosat

dengan produk Mentari dan IM3. Telkomsel dengan produk Simpati,

dan As. Excellcomindo dengan produk Bebas dan Jempol, serta dari

perusahaan asing mengeluarkan Three dan Axis. Ada pula produk

lain dengan basic layanan pascabayar dan CDMA. Produk-produk

dengan layanan pascabayar seperti Indosat dengan produk Matrix,

Telkomsel dengan produk kartu Halo, dan Excellcomindo dengan

produk Xplor. Sedangkan produk-produk dengan basic layanan

CDMA (Code Division Multiple Acces) seperti Smart, Bakrie Telecom

dengan produk Esia, PT Sampoerna Telecommunication dengan

produk Ceria, Indosat dengan produk Star One, sedangkan PT

Telkom dengan produk Flexi.

Maka untuk dapat menguasai pasar dan bersaing dengan

perusahaan operator seluler lainnya, Indosat mengeluarkan produk

Matrix pascabayar yang selalu memberikan pelayanan yang prima

dan fasilitas yang sangat memanjakan konsumennya, agar

konsumen mengingat dan mengenal produk tersebut. Oleh karena itu

untuk mengetahui, kesadaran dan keberadaan suatu merek perlu

adanya pengukuran kesadaran merek (brand awareness).

17

Pengukuran kesadaran merek didasarkan pada tingkat kesadaran

merek (brand awareness), menurut Aaker dalam Rangkuti (2002:57)

yaitu Top of Mind (puncak pikiran), Brand Recall (pengingatan

kembali terhadap merek). Brand Recognition (pengenalan merek)

dan Unaware of Brand (tidak menyadari merek).

Dari pemaparan latar belakang diatas, maka penulis tertarik

untuk mengukur kesadaran merek (brand awareness) yang

didasarkan pada tingkatan Top of Mind, Brand Recall, Brand

Recognition, dan Unaware of brand pada merek simcard Matrix

pascabayar melalui suatu penelitian yang berjudul PENGUKURAN

KESADARAN MEREK (BRAND AWARENESS) PADA SIMCARD

GSM PASCABAYAR MATRIX (Studi pada Mahasiswa Diploma III

Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta)

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka, perumusan masalah

yang akan diambil dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tingkat kesadaran masyarakat mengenai simcard GSM

pascabayar Matrix dilihat dari Top of Mind, Brand Recall, Brand

Recognition, dan Unaware of Brand?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

18

1. Untuk mengetahui tingkat kesadaran masyarakat mengenai

simcard GSM pascabayar Matrix dilihat dari Top of Mind, Brand

Recall, Brand Recognition, dan Unaware of Brand.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi informasi untuk mengetahui

pengukuran kesadaran merek (brand awareness).

2. Bagi akademisi

Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti lain agar peneliti

lain dapat memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan yang

ada dalam penelitian ini.

3. Bagi penulis

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan khususnya dalam

kaitannya dengan kesadaran merek (brand awareness).

E. METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian survei. Desain

survei dilakukan apabila pengukuran sampelnya dengan

menggunakan instrumen untuk membuat kesimpulan umum

terhadap populasinya.

19

2. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap Mahasiswa Diploma III

Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta, untuk kemudian mengukur kesadaran merek pada

simcard GSM pascabayar Matrix. Pemilihan tempat penelitian

didasarkan atas banyaknya mahasiswa yang menggunakan jasa

telekomunikasi.

3. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

subyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan

peneliti untuk di pelajari dan ditarik kesimpulan (Tjiptono, 1997).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mahasiswa

Diploma III Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki populasi (Sugiyono, 2006:73). Teknik pengambilan

sampel menggunakan convenience sampling yaitu teknik

penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja di mana anggota

populasi yang ditemui peneliti dan bersedia dijadikan responden

dijadikan sampel, namun tetap memperhatikan kriteria-kriteria

20

yang ditentukan pada sampel. Sampel yang diambil adalah 100

responden.

4. Sumber Data

Dalam penelitian ini, terdapat dua sumber data yang digunakan,

yaitu:

a. Data primer, yaitu data yang didapat dari sumber pertama, baik

hasil dari wawancara maupun pengisian kuesioner. Data primer

dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari jawaban

responden yang disebar melalui kuesioner.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui pihak lain,

misalnya studi pustaka dan sumber-sumber lain yang relevan

dengan penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini adalah

data tentang struktur organisasi perusahaan dan sejarah

perusahaan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan kuesioner, yaitu pengumpulan data

dengan memberi seperangkat pertanyaan kepada responden untuk

dijawab. Teknik kuesioner ini dilakukan dengan memberikan daftar

pertanyaan yang harus langsung diisi oleh responden.

Dalam penelitian ini, kuesioner dibagi menjadi dua bagian.

Bagian pertama terdiri dari pertanyaan yang digunakan untuk

mengetahui identitas diri responden. Bagian kedua dari kuesioner

terdiri dari pertanyaan yang berkaitan dengan tingkatan kesadaran

21

merek. Di bagian kedua ini terdiri dari empat pertanyaan, yaitu

pertanyaan yang pertama digunakan untuk mengukur Top of Mind,

pertanyaan kedua untuk mengukur Brand Recall, pertanyaan ketiga

untuk mengukur Brand Recognition dan Unaware of Brand dan

pertanyaan yang keempat untuk mengetahui dari mana responden

mengenal merek.

6. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, menggunakan metode analisis data

diskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang

terkumpul. Beberapa hal yang termasuk dalam bagian ini adalah

mengumpulkan data, mengolah data, menganalisisnya, serta

menyajikannya (Djarwanto, 2001:2).

Kesadaran merek (brand awareness) adalah kesanggupan

calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek

sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Kesadaran

merek dapat diukur dalam beberapa tingkatan, yaitu Top of Mind

(puncak pikiran), Brand Recall (pengingatan kembali terhadap

merek). Brand Recognition (pengenalan merek) dan Unaware of

Brand (tidak menyadari merek), (Durianto dkk, 2004: 6-7).

a. Top of Mind (puncak pikiran)

Menggambarkan merek yang pertama kali diingat responden

atau pertama kali disebut ketika yang bersangkutan ditanya

tentang suatu katagori produk. Top of Mind adalah Single

22

respons question, artinya satu responden hanya boleh

memberikan satu jawaban untuk pertanyaan ini.

b. Brand Recall (pengingatan kembali terhadap merek)

Pengingatan kembali merek mencerminkan merek-merek

apa yang diingat responden setelah menyebutkan merek

yang pertama kali disebut. Brand Recall merupakan multi

response questions yang menghasilkan jawaban tanpa

bantuan (unaided question).

c. Brand Recognition (pengenalan merek)

Tingkat minimal kesadaran merek, dimana pengenalan suatu

merek muncul lagi setelah melakukan pengingatan kembali

lewat bantuan. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui

seberapa banyak responden yang perlu diingatkan akan

keberadaan merek tersebut.

d. Unaware of Brand (tidak menyadari merek)

Tingkatan dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu

merek. Untuk pengukuran Unaware of Brand dilakukan

observasi terhadap pertanyaan pengenalan Brand

Awareness sebelumnya dengan melihat responden yang

menjawab alternatif jawaban tidak mengenal merek sama

sekali.

Data dari hasil kuesioner akan disajikan dalam bentuk

tabel dan penghitungan hasil pengisian kuesioner, serta

frekuensinya disajikan dalam bentuk prosentase.

23

BAB II

LANDASAN TEORI

A. DEFINISI DAN PERSPEKTIF MEREK

Beberapa perusahaan yang peka terhadap nilai suatu

merek, akan sepenuhnya menyadari bahwa merek menjadi

identitas diri perusahaan. Para pemasar menyadari bahwa

pemberian merek adalah seni dan bagian penting dalam

pemasaran (Retnawati, 2003). Kata merek berasal dari kata Old

Norse yaitu Brandr, yang berarti “membakar “. Menurut Aaker

dalam Durianto (2004:2), merek adalah nama, istilah, tanda, simbol,

rancangan, atau kombinasi hal-hal tersebut untuk medefinisikan

barang atau jasa seseorang atau sekelompok penjual dan untuk

membedakannya dari produk pesaing.

Menurut American Marketing Association dalam Rangkuti

(2002:1), definisi merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau

rancangan atau kombinasi hal-hal tersebut. Tujuan pemberian

merek adalah untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang

dihasilkan sehingga berbeda dari produk atau jasa yang dihasilkan

oleh pesaing.

Menurut McDaniel (2001:421), merek adalah suatu nama,

istilah, simbol, desain, atau gabungan keempatnya yang

mengidentifikasikan produk para penjual dan membedakannya

dengan produk pesaing. Sedangkan menurut Wiliam J. Staton

dalam Rangkuti (2002:36), merek adalah nama, istilah, simbol, atau

24

desain khusus atau beberapa kombinasi unsur-unsur ini yang

dirancang untuk mengidentifikasikan barang atau jasa yang

ditawarkan oleh penjual. Dari dua pengertian tersebut, merek dapat

disimpulkan bahwa merek mempunyai dua unsur, yaitu brand name

yang terdiri dari huruf-huruf atau kata-kata yang dapat dibaca, serta

brand mark yang berbentuk simbol, desain, atau warna tertentu

yang spesifik. Kedua unsur tersebut, selain berguna untuk

membedakan satu produk dari produk pesaingnya juga berguna

untuk mempermudah konsumen untuk mengenali dan

mengidentifikasi barang atau jasa yang hendak di beli.

Merek juga dibagi dalam pengertian lainnya (Rangkuti, 2002:2),

seperti:

a. Brand name (nama merek) yang merupakan bagian yang dapat

di ucapkan misalnya, Pepsoden, BMW, Toyota, dan

sebagainya.

b. Brand mark (tanda merek) yang merupakan bagian dari merek

yang dapat dikenali namun tidak dapat di ucapkan, seperti

lambang, desain huruf atau warna khusus.

c. Trade mark (tanda merek dagang) yang merupakan merek atau

sebagian merek yang dilindungi hukum karena kemampuannya

untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa. Tanda dagang ini

melindungi penjual untuk menggunakan nama merek (tanda

merek).

25

d. Copyright (hak cipta) yang merupakan hak istimewa yang

dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi,

menerbitkan dan menjual karya tulis, karya musik, ataupun

karya seni.

Menurut Aaker dalam Durianto (2004:1) menyatakan bahwa

merek memberikan “nilai” sehingga total produk yang

“bermerek” baik menjadi lebih tinggi dibandingkan produk yang

dinilai semata-mata secara obyektif.

Merek mengandung janji perusahaan untuk secara

konsisten memberikan ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada

pembeli. Merek lebih dari sekedar jaminan kualitas karena

didalamnya tercakup enam pengertian berikut ini.

a. Atribut produk, seperti halnya kualitas, gengsi, nilai jual

kembali, desain, dan lain-lain. Mercedes menyatakan

sesuatu yang mahal, produk yang dibuat dengan baik,

terancang baik, tahan lama, bergengsi tinggi, dan

sebagainya.

b. Manfaat, meskipun suatu merek membawa sejumlah atribut,

konsumen sebenarnya membeli manfaat dari produk

tersebut. Dalam hal ini atribut merek diperlukan untuk

diterjemahkan menjadi manfaat fungsional atau manfaat

emosional. Sebagai gambaran, atribut “mahal” cenderung

diterjemahkan sebagai manfaat emosional, sehingga orang

26

yang mengendarai Mercedes akan merasa dirinya dianggap

penting dan dihargai.

c. Nilai, merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai

produsen. Mercedes menyatakan produk yang berkinerja

tinggi, aman, bergengsi, dan sebagainya. Dengan demikian

produsen Mercedes juga mendapat nilai tinggi di mata

masyarakat.

d. Budaya, merek juga mencerminkan budaya tertentu.

Mercedes mencerminkan budaya Jerman yang terorganisir,

konsisten, tingkat keseriusannya tinggi, efisien, dan

berkualitas tinggi.

e. Kepribadian, merek juga mencerminkan kepribadian tertentu.

Seringkali produk tertentu menggunakan kepribadian orang

yang terkenal untuk mendongkrak atau menopang merek

produknya.

f. Pemakai, merek menunjukan jenis konsumen yang membeli

atau menggunakan produk tersebut. Pemakai Mercedes

pada umumnya diasosiasikan dengan orang kaya, kalangan

manajer puncak, dan sebagainya. Pemakai Dimension

Kiddies tentunya adalah anak-anak.

B. PERANAN MEREK

Merek memegang peranan sangat penting, salah satunya

adalah menjembatani harapan konsumen pada saat kita

27

menjanjikan sesuatu kepada konsumen. Dengan demikian dapat

diketahui adanya ikatan emosional yang tercipta antara konsumen

dengan perusahaan penghasil produk melalui merek. Pesaing bisa

saja menawarkan produk yang mirip, tapi mereka tidak mungkin

menawarkan janji emosional yang sama.

Merek menjadi sangat penting bagi perusahaan, karena

beberapa faktor seperti:

a. Emosi konsumen kadang turun naik. Merek mampu membuat

janji emosi menjadi konsisten dan stabil.

b. Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Bisa

dilihat bahwa suatu merek yang kuat mampu di terima diseluruh

dunia dan budaya.

c. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan

konsumen. Semakin kuat suatu merek, makin kuat pula interaksi

dengan konsumen dan makin banyak brand association

(asosiasi merek) yang terbentuk dalam merek tersebut.

d. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku

konsumen. Merek yang kuat akan sanggup merubah perilaku

konsumen.

e. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian

oleh konsumen. Dengan adanya merek, konsumen dapat

dengan mudah membedakan produk yang akan dibelinya

dengan produk lain sehubungan dengan kualitas, kepuasan,

28

kebanggaan, ataupun atribut lain yang melekat pada merek

tersebut.

f. Merek berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi

perusahaan.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa merek

mempunyai peranan yang penting dan merupakan “asset

prestigious” bagi perusahaan. Dalam kondisi pasar yang kompetitif,

preferensi, dan loyalitas pelanggan adalah kunci kesuksesan.

Terlebih lagi pada kondisi sekarang, nilai suatu merek yang mapan

sebanding dengan realitas makin sulitnya penciptaan suatu merek.

Pemasaran dewasa ini merupakan pertempuran persepsi

konsumen, tidak sekedar pertempuran produk. Beberapa produk

dengan kualitas, model, features (karakteristik tambahan dari

produk), serta kualitas yang berbeda-beda di pasar karena

perbedaan persepsi dari produk tersebut di benak konsumen.

Dalam pelaksanaannya, merek bermanfaat bagi pembeli,

perantara, produsen, dan publik. Bagi pembeli, merek bermanfaat

untuk menceritakan mutu, dan membatu memberikan perhatian

terhadap produk baru yang mungkin bermanfaat. Bagi produsen,

merek bermanfaat sebagai alat penunjang promosi. Produk yang

telah merebut hati pembeli mampu mempromosikan dirinya sendiri

sehingga biaya promosi dapat dikurangi. Ketenaran nama merek

produk tertentu juga akan menimbulkan kesetiaan pembeli kepada

produk tersebut selama mutunya terpelihara (Ambadar dkk,

29

2007:58). Sedangkan bagi produsen, merek dapat membantu

penjual untuk melakukan segmentasi pasar. Penentuan strategi

merek akan sangat berpengaruh pada penempatan pasar. Seperti

yang di kemukakan oleh Rangkuti dalam bukunya The Power of

Brand (2004:10), bahwa ada lima pilihan penentuan strategi merek,

yaitu:

1. Perluasan lini (line extension)

Perluasan lini terjadi bila perusahaan memperkenalkan unit

produk tambahan dalam kategori produk yang sama dengan

merek yang sama, biasannya dengan tampilan baru, seperti

bentuk, warna, rasa, kandungan, ukuran kemasan, dan

sebagainya.

2. Perluasan merek (brand extension)

Perluasan merek terjadi apabila perusahaan memutuskan untuk

menggunakan merek yang sudah ada pada produknya dalam

satu kategori baru.

3. Multi brand

Multi brand terjadi apabila perusahaan memperkenalkan

beberapa merek tambahan dalam satu kategori produk yang

sama.

4. Merek baru

Merek baru dapat dilakukan apabila perusahaan tidak memiliki

satupun merek yang sesuai dengan produk yang akan

30

dihasilkan atau apabila citra merek tersebut tidak membatu

untuk produk baru.

5. Merek bersama (co-brand)

Co-branding terjadi apabila dua merek terkenal atau lebih

bergabung dalam satu penawaran. Tujuan co-branding adalah

agar merek yang satu dapat memperkuat merek yang lain

sehingga dapat menarik minat para konsumen.

C. BRAND EQUITY

Aaker dalam Simamora (2002:47) mendefinisikan ekuitas

merek sebagai perangkat asset atau kewajiban yang dimiliki nama,

merek, atau simbol, yang dapat menambah atau mengurangi nilai

produk atau layanan berupa jasa, baik bagi pemasar atau

perusahaan maupun pada pelangan. Agar asset dan liabilitas

mendasari brand equity, maka asset dan liabilitas merek harus

berhubungan dengan nama atau simbol sehingga jika dilakukan

perubahan terhadap nama dan simbol merek, beberapa atau

semua aset dan liabilitas yang menjadi dasar brand equity akan

berubah pula.

Menurut Aaker dalam Durianto dkk (2001:4) menyatakan bahwa

brand equity dapat dikelompokkan kedalam lima kategori, yaitu:

a. Brand awareness (kesadaran merek)

31

Menunjukan kesanggupan seorang calon pembeli untuk

mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek

merupakan bagian dari kategori produk tertentu.

b. Brand association (asosiasi merek)

Mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan

tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup,

manfaat, atribut produk, geografis, harga, pesaing, selebritis,

dan lain-lain.

c. Perceived quality (persepsi kualitas)

Mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan

kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan

berkenaan dengan maksud yang diharapkan.

d. Brand loyalty (loyalitas merek)

Mencerminkan tingkat keterkaitan konsumen dengan suatu

merek produk.

e. Other proprietary brand assets (aset-aset merek lainnya)

Empat elemen brand equity di luar aset-aset merek lainnya

dikenal dengan elemen-elemen utama brand equity. Elemen brand

equity yang kelima secara langsung akan dipengaruhi oleh kualitas

dari empat elemen tersebut.

Bagi pelanggan ekuitas merek dapat memberikan nilai dalam

memperkuat interpretasi proses informasi, memupuk rasa percaya

diri dalam pembelian, serta meningkatkan pencapaian kepuasan.

Nilai ekuitas merek bagi pemasar atau perusahaan dapat

32

mempertinggi keberhasilan program pemasaran dalam memikat

konsumen baru, atau merangkul konsumen lama. Hal ini

memungkinkan karena dengan merek yang telah dikenal maka

promosi yang dilakukan akan lebih efektif.

D. PENGERTIAN BRAND AWARENESS

Kesadaran (awareness) menggambarkan keberadaan merek

di dalam pikiran konsumen, yang dapat menjadi penentu dalam

beberapa kategori dan biasanya mempunyai peranan kunci dalam

brand equity. Meningkatkan kesadaran adalah suatu mekanisme

untuk memperluas pasar merek. Kesadaran juga mempengaruhi

persepsi dan tingkah laku. Kesadaran merupakan key of brand

asset atau kunci pembuka untuk masuk ke elemen lainnya. Jadi jika

kesadaran itu sangat rendah maka hampir dipastikan bahwa

ekuitas mereknya juga rendah.

Menurut Durianto dkk (2001:54), brand awareness adalah

kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat

kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk

tertentu. Bagian dari suatu kategori produk perlu ditekankan karena

terdapat suatu hubungan yang kuat antara kategori produk dengan

merek yang dilibatkan.

Sedangkan menurut Ambadar dkk (2007:67), brand

awareness adalah ukuran kekuatan eksistensi suatu merek di

benak pelanggan. Brand awareness ini mencakup: brand

33

recognition (merek yang pernah di ketahui pelanggan), brand recall

(merek apa saja yang pernah diingat oleh pelanggan untuk

kategori tertentu), top of mind (merek pertama apa yang di sebut

pelanggan untuk satu produk tertentu), dan dominant brand (satu-

satunya merek yang diingat pelanggan).

Secara umum, kesadaran merek menggambarkan persepsi

seseorang dan reaksi kognitif pada sebuah kondisi atau peristiwa.

Kesadaran tidak memerlukan pemahaman penuh karena ia adalah

sebuah konsep yang abstrak. Kesadaran bisa di fokuskan pada

keadaan internal, seperti insting atau pada even-even eksternal

seperti persepsi panca indra. Kesadaran merek adalah kapasitas

konsumen untuk mengenal atau mengingat sebuah merek dan

terdapat hubungan antara merek dan kelas produk, tetapi

hubungan tersebut tidak harus kuat. Kesadaran merek adalah

proses dari mana merek tersebut dikenal pada sebuah level ketika

konsumen telah menempatkan merek tersebut pada tingkat yang

lebih tinggi, maka merek tersebut menjadi “Top of Mind”

(Borndmark dkk, 2005:31).

E. PERANAN KESADARAN MEREK

Peran brand awareness adalah brand equity tergantung

pada tingkatan akan pencapaian kesadaran di benak konsumen.

Menurut Rangkuti (2002:40) tingkatan kesadaran merek secara

34

berurutan dapat digambarkan sebagai suatu piramida seperti

dibawah ini:

Gambar 2.1 Piramida Brand Awareness

Sumber Durianto dkk (2004:7), Brand Equity Ten

Penjelasan mengenai piramida kesadaran merek dari tingkat

terendah sampai tingkat tertinggi adalah sebagai berikut:

a. Unaware of Brand (tidak menyadari merek)

Tingkatan paling rendah dalam piramida kesadaran merek, di

mana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek.

b. Brand Recognition (pengenalan merek)

Tingkat minimal kesadaran merek, di mana pengenalan suatu

merek muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat

bantuan (aided recall).

35

c. Brand Recall (pengingatan kembali terhadap merek)

Pengingatan kembali terhadap merek tanpa bantuan (unaided

recall).

d. Top of Mind (puncak pikiran)

Merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang

pertama kali muncul dalam benak konsumen. Dengan kata lain,

merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek

yang ada dalam benak konsumen.

Menurut Durianto dkk (2004:7) peranan kesadaran merek dalam

membantu merek dapat dipahami dengan mengkaji bagaimana

kesadaran merek menciptakan suatu nilai.

Gambar 2.2 Nilai-Nilai Kesadaran Merek Sumber Durianto dkk (2004:7)

Penjelasan dari keempat nilai tersebut adalah sebagai berikut:

a. Jangkar menjadi cantolan asosiasi lain

Kesadaran merek

Mempertimbangkan merek

Substansi/komitmen

Familier/rasa suka

Jangkar yang menjadi cantolan asosiasi lain

36

Suatu merek yang kesadarannya tinggi akan membantu asosiasi-

asosiasi melekat pada merek tersebut karena daya jelajah merek

tersebut menjadi sangat tinggi dibenak konsumen.

b. Familier (rasa suka)

Jika kesadaran merek kita sangat tinggi, konsumen akan sangat

akrab dengan merek kita, dan lama-kelamaan akan timbul rasa

suka yang tinggi terhadap merek yang kita pasarkan.

c. Substansi (komitmen)

Kesadaran merek dapat menandakan keberadaan, komitmen, dan

inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Jadi, jika

kesadaran atas merek tinggi, kehadiran merek itu akan selalu dapat

kita rasakan.

d. Mempertimbangkan merek

Langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah

menyeleksi merek-merek yang dikenal dalam suatu kelompok untuk

dipertimbangkan dan diputuskan merek mana yang akan dibeli.

Merek dengan Top of Mind yang tinggi mempunyai nilai

pertimbangan yang tinggi.

Sebuah merek dengan kesadaran konsumen tinggi disebabkan

oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Diiklankan secara luas

b. Eksistensi yang sudah teruji oleh waktu

c. Jangkauan distribusi yang luas

d. Merek tersebut dikelola dengan baik.

37

F. MENCAPAI KESADARAN MEREK

Pengenalan maupun pengingatan merek akan melibatkan

upaya mendapatkan identitas nama dan menghubungkannya ke

kategori produk. Menurut Durianto dkk (2001:57) agar brand

awareness dapat dicapai dan diperbaiki dapat ditempuh beberapa

cara berikut:

a. Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda

dibandingkan dengan lainnya serta harus ada hubungan antara

merek dengan kategori produknya.

b. Memakai slogan atau jingle lagu yang menarik sehingga

membantu konsumen untuk mengingat merek.

c. Jika produk memiliki simbol, hendaknya simbol yang dipakai

dapat dihubungkan dengan mereka.

d. Perluasan merek dapat dipakai agar merek semakin banyak

diingat pelanggan.

e. Brand awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu

isyarat yang sesuai kategori produk, merek, atau keduanya.

f. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan

karena membentuk ingatan lebih sulit dibandingkan membentuk

pengenalan.

G. PENGUKURAN KESADARAN MEREK

38

Pengukuran brand awareness didasarkan kepada pengertian-

pengertian dari brand awareness yang mencakup tingkatan brand

awareness menurut Aaker dalam Durianto dkk (2001:57-61), yaitu

Top of Mind (puncak pikiran), Brand Recall (pengingatan kembali

merek) dan Brand Recognition (Pengenalan merek). Informasi

dapat diperoleh dengan menggunakan kuesioner (daftar

pertanyaan) yang berisi pertanyaan tunggal atau pertanyaan jamak.

a. Top of Mind

Top of mind menggambarkan merek yang pertama kali diingat

responden atau pertama kali disebut ketika yang bersangkutan

ditanya tentang suatu kategori produk. Top of Mind adalah

single respons question, artinya satu responden hanya boleh

memberikan satu jawaban untuk pertanyaan ini. Jawaban yang

disebutkan pertama kali oleh responden termasuk katagori Top

of Mind. Misalnya dalam konteks yang sama dapat dinyatakan:

Sebutkan merek simcard GSM pascabayar apa saja yang anda

ketahui?

atau

Sebutkan merek simcard GSM pascabayar yang pertama kali

muncul di benak anda?

b. Brand Recall

Brand Recall atau pengingatan kembali merek mencerminkan

merek-merek apa yang diingat setelah menyebutkan merek

pertama kali tersebut. Brand Recall merupakan multi response

39

question yang menghasilkan jawaban tanpa bantuan (unaided

question). Jawaban berikutnya yang disebutkan oleh responden

termasuk dalam katagori Brand Recall.

Masih dalam konteks yang sama dapat ditanyakan:

Merek-merek simcard GSM pascabayar apa saja yang anda

ketehui?

atau

Sebutkan merek simcard GSM pascabayar lain selain yang

telah anda sebut di atas?

c. Brand Recognition

Brand Recognition atau pengenalan brand awareness

merupakan pengukuran brand awareness responden di mana

kesadaranya diukur dengan memberikan bantuan. Pertanyaan

yang diajukan dibantu dengan menyebutkan ciri-ciri dari produk

merek tersebut (aided question). Pertanyaan diajukan untuk

mengetahui seberapa banyak responden yang perlu diingatkan

akan keberadaan merek tersebut. Untuk mengukur pengenalan

brand awareness selain mengajukan pertanyaan dapat

dilakukan dengan menunjukan foto yang menggambarkan ciri-

ciri merek tersebut (cara ini lebih efektif dilakukan).

1.) Mengajukan pertanyaan

Apakah anda mengenal merek simcard GSM pascabayar

Matrix?

Alternative jawaban terbaik adalah:

40

a) Ya, saya mengenal dan telah menuliskannya dalam

pertanyaan sebelumnya.

b) Ya, saya mengenal setelah mengisi kuesioner ini.

c) Tidak mengenal sama sekali.

Yang termasuk kelompok Brand Recognition adalah yang

menjawab alternative jawaban No. 2, karena jawaban No. 1

sudah termasuk dalam kelompok Brand Recall dan Top of

Mind. Biasanya pertanyaan untuk mengetahui bagaimana

cara responden mengenal merek tersebut sebagai informasi

pendukung dengan pertanyaan:

Di mana anda mengetahui merek simcard GSM pascabayar

Matrix?

2.) Menunjukan foto yang menggambarkan atribut atau ciri

produk simcard GSM pascabayar Matrix tanpa menunjukan

mereknya.

Terhadap responden dapat ditanyakan:

Apakah anda mengetahui merek produk ini?

d. Unaware of Brand

Untuk pengukuran Unaware of Brand dilakukan observasi

terhadap pertanyaan pengenalan brand awareness sebelumnya

dengan melihat responden yang menjawab alternatif no. 1). c),

jawaban tidak mengenal sama sekali atau yang menjawab tidak

tahu ketika ditunjukan foto produknya.

41

H. ALUR PEMIKIRAN

Dari tinjauan pustaka dan beberapa dasar teori, maka

berikut ini di bentuk alur pemikiran yang mengukur kesadaran

merek (brand awareness):

Gambar 2.3 Alur Pemikiran

Dari alur pemikiran diatas maka kesadaran merek dapat

diukur dengan tingkat kesadaran merek (brand awareness) itu

sendiri yaitu Top of Mind (puncak pikiran), Brand Recall

(pengenalan merek), Brand Recognition (pengingatan kembali

merek), dan Unaware of Brand (tidak menyadari merek).

Top of Mind

Brand Recall

Brand Recognition

Unaware of Brand

Brand Awareness

42

BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

INDOSAT (Indonesian Satelitte) didirikan tanggal 20 November

1967 sebagai perusahaan PMA (Perusahaan Milik Asing) milik

International telephone and Telegraph Corporation (ITT) yang

ditunjuk oleh pemerintah Indonesia membangun, mengalihkan dan

mengoperasikan stasiun bumi Intelsat yang mengakses Samudera

Hindia selama jangka waktu 20 tahun. Intelsat merupakan Satelit

Internasionalyang memiliki dan mengoperasikan sejumlah satelit

komunikasi secara global.

PT. INDOSAT adalah andil Indonesia di Intelsat sejak 1985 dan

di Inmarsat sejak 1986 yang memegang otoritas atas pengguna

jaringan satelit Intelsat dan Inmarsat oleh pelanggan dan

penyelenggara jasa telekomunikasi internasional Indonesia. Tahun

1980, ITT menjual INDOSAT kepada pemerintah Indonesia. Sejak

itu INDOSAT menjadi persero atau BUMN dan penyelenggara

tunggal jasa komunikasi internasional di Indonesia.PT. INDOSAT

resmi menjadi BUMN dalam bentuk persero dibawah naungan

Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi pada tanggal 31

Desember 1980. PT. INDOSAT menjadi salah satu BUMN yang

yang memberikan kontribusi terhadap penerimaan Negara yaitu

43

merintis usaha baru, mendorong kegiatan swasta serta sumber

talenta manajemen bagi pembangunan bangsa dan negara.

Pada perkembangan berikutnya tanggal 19 Oktober 1994 PT.

INDOSAT go public dengan melepas sejumlah saham di bursa

saham New York (NYSE), London, Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan

Bursa Efek Surabaya (BES). Tujuan penanaman saham PT.

INDOSAT adalah untuk mendapatkan biaya dalam rangka

pembiayaan pengembangan fasilitas perusahaan jasa

telekomunikasi internasional.

Pada tanggal 1 Agustus 2003 diharapkan PT. INDOSAT dan

PT. TELKOM bersama-sama berfungsi sebagai penyedia layanan

jasa telekomunikasi, baik berskala nasional maupun internasional.

Hal tersebut diputuskan pada 1 Agustus 2003 setelah sebelumnya

melalui UU No 39/1999 tentang telekomunikasi,hak monopoli PT.

INDOSAT dan PT. TELKOM ditiadakan. Walaupun demikian hak

eksklusif pelayanan telekomunikasi internasional masih menjadi

milik PT. INDOSAT hingga tahun 2004. Layanan yang dihasilkan

bersama PT. INDOSAT dan PT. TELKOM adalah telepon lokal dan

internasional serta nirkabel melalui lisensi seluler DCS-1800. selain

itu juga melakukan penyewaan sirkuit, transporder satelit dan MIDI.

Memasuki abad 21 dan sejalan dengan tren dunia, pemerintah

Indonesia melakukan deregulasi industri telekomunikasi

internasional dengan membuka peluang terhadap persaingan pasar

yang yang lebih bebas dan secara bertahap mencabut hak

44

eksklusifvitas yang dimiliki INDOSAT dan TELKOM. INDOSAT

segera menangkap peluang ini dengan mengembangkan bisnis

seluler dan pada tahun 2001 mendirikan perusahaan operator

seluler yaitu PT. INDOSAT MULTI MEDIA MOBILE (IM3) yang

diikuti dengan akuisisi penuh oleh PT Satelite Palapa Indonesia

(Satelindo) di tahun 2002, menjadikan PT INDOSAT sebagai

penyelenggara seluler terbesar kedua di Indonesia.

1. Lokasi

PT. INDOSAT Sub Direksi Carrier Relation – Divisi Carrier

Administration terletak di Jl. Medan Merdeka Barat No 21, Jakarta.

Sedangkan untuk kantor PT. INDOSAT cabang Solo terletak di Jl.

Brigjen Slamet Riyadi 417, Solo.

3. Visi dan Misi

Visi PT. INDOSAT dijabarkan dalam tiga untaian keinginan dari

pemikiran strategis, yaitu :

a. Mempertahankan tingkat pertumbuhan yang berkelanjutan

(Sustainable Growth).

b. Mengokohkan diri sebagai operator telekomunikasi kelas

dunia Menjadi pemain global dalam industri telekomunikasi

(Global Player).

Misi perusahaan yang terbagi dalam misi jangka pendek dan

misi jangka panjang yang dicanangkan oleh PT. INDOSAT, yaitu :

45

Misi Jangka Pendek :

a. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

b. Memberikan hasil yang terbaik kepada masyarakat.

c. Memperoleh citra perusahaan terbaik.

Misi Jangka Panjang :

a. Membangun basis pelanggan untuk berkompetisi dengan

sehat.

b. Membangun infrastruktur jaringan telekomunikasi yang

terbaik.

c. Menjadi perusahaan telekomunikasi yang terpercaya dan

terbaik di Indonesia khususnya dan dunia umumnya.

4. Struktur Organisasi

Dengan adanya ketetapan baru dari PT. INDOSAT pusat bahwa

PT. INDOSAT cabang Solo akan berdiri sendiri tanpa dibawah

naungan Divisi Regional Jawa Tengah, maka PT. INDOSAT

cabang Solo memiliki wilayah eksklusif sendiri dan organisasi yang

berdiri sendiri diluar naungan perwakilan PT. INDOSAT Regional

Jawa Tengah lagi.

1

STRUKTUR ORGANISASI PT. INDOSAT CABANG SOLO Gambar 3.1

Branch Manager

Direct Sales

Management Service

Sales Marketing Communication

Finance Customer Service

Technical Reps. Office Klaten

Indirect Sales

Account Payable

Operational Cashier

Revenue Assurance

Call Collection

Reference & VIP

Account Maintenc.

Walk in Account

BSS Maintenc.

NSS Maintenc.

Transmisi

Quality IT Officer

HRD

Pro-curement

General Affair

Technical

Cashier

Customer Service

Sales

Sales Admin

1

Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya PT. INDOSAT cabang

Solo dipimpin oleh kepala cabang yang memberi perintah dan kebijakan

kepada seluruh staf dan karyawan PT. INDOSAT cabang Solo.

Adapun deskripsi jabatan dan fungsi masing-masing bagian yang

dijabarkan sebagai berikut :

a. Branch Manager

Bertugas memberi wewenang, perintah dan kebijakan kepada

seluruh anggota staf dan karyawan sesuai prosedur dari pusat.

b. Management Service

Bagian ini merupakan perwakilan dari kepala cabang dalam

pelaksanaan operasional kantor. Management Service terdiri dari

beberapa bagian :

1. General Affair

Pengurus rumah tangga perusahaan dan operasional kantor

sehari-hari.

2. Procurement

Bertugas menindaklanjuti kerjasama dengan pihak luar yang

berkaitan dengan operasional perusahaan.

3. HRD

Bagian personalia perusahaan yang bertugas dan

bertanggung jawab terhadap filling dan rekruitmen pegawai.

4. IT Officer

2

Bertugas memberi informasi dan aplikasi yang menunjang

operasional kantor seperti membuat LAN komputer.

c. Finance

Merupakan bagian yang mengurus administrasi keuangan, baik

pemasukan dari produk, gaji pegawai maupun pembiayaan

operasional. Bagian-bagian dalam Finance antara lain:

1. Account Payable

Memiliki tugas untuk mengatur seluruh pembiayaan

operasional perusahaan.

2. Operational Cashier

Bertugas menerima segala jenis pembayaran transaksi yang

ada mulai dari pembelian pulsa, pembayaran tagihan kartu

pascabayar dan penjualan kartu perdana.

3. Revenue Assurance

Bertugas untuk menjaga, memelihara dan mengontrol aset

pendapatan perusahaan.

4. Call Collection

Memiliki tugas untuk mengingatkan pelanggan kartu

pascabayar mengenai tagihan dan jatuh tempo.

d. Sales

Divisi Sales terdiri dari staf Direct Sales, Indirect Sales dan Sales

Admin yang bertugas mengurusi segala transaksi penjualan, baik

penjualan secara langsung melalui armada penjualan, penjualan

3

melalui distributor dan melakukan control dari seluruh transaksi

penjualan.

e. Marketing Communication

Bertugas untuk menterjemahkan segala bentuk strategi promosi,

pemasaran, publisitas dan melakukan kontrol terhadap penjualan dan

promosi produk.

f. Customer Service

Terdiri dari beberapa staf dan divisi seperti Reference & VIP,

Account Maintenance dan Walk in Account yang berfungsi untuk

memberikan servis dan referensi kepada pelanggan dan juga

maintenance kepada pelanggan yang sudah eksis.

g. Technical

Bagian Technical dengan semua divisinya berfungsi melakukan

control terhadap menara BTS, pengadaan pekerjaan yang

berhubungan dengan jaringan, mengontrol transmisi dan pengadaan

barang technical.

h. Reps. Office Klaten

Berfungsi sebagai anak cabang atas kantor cabang pembantu

dari PT. INDOSAT cabang Solo. Semua bentuk operasional

disesuaikan dengan kantor cabang Solo.

4

B. LAPORAN MAGANG

Kegiatan magang kerja merupakan kegiatan penunjang perkuliahan

yang dilaksanakan oleh mahasiswa di luar kegiatan kampus, dengan

langsung terjun langsung kedunia kerja. Tujuan dilakukannya magang

kerja adalah agar mahasiswa mengenal dunia kerja secara langsung,

serta agar mahasiswa berpikir cerdas, kreatif, dan inovatif dalam

beradaptasi dengan lingkungan kerja.

Magang kerja pendidikan berlokasi di kantor Indosat cabang Solo

atau Galeri Indosat Solo, beralamat di Jl. Brigjen Slamet Riyadi 417,

Solo. Pelaksanaan magang kerja tersebut dimulai pada tanggal 2

Februari 2009 sampai 2 Mei 2009 dan hari serta jam kerja magang

disesuaikan dengan hari dan jam kerja pegawai, yaitu hari Senin sampai

Jumat dimulai pukul 08.00 sampai 17.00 WIB, dan hari Sabtu libur.

Kegiatan yang dilakukan selama magang kerja berlangsung:

1. Kegiatan utama yang dilakukan setiap hari selama 3 bulan

magang dari tanggal 2 Februari 2009 sampai dengan 2 Mei 2009

adalah melakukan telpon verifikasi kepada calon pelanggan

Matrix pascabayar. Telpon verifikasi bertujuan untuk

mencocokkan data calon pelanggan Matrix pascabayar, sekaligus

memastikan apakah calon pelanggan tersebut jadi untuk

berlangganan Matrix pascabayar.

2. Kegiatan lainnya adalah menginput billing Matrix pascabayar yang

di kembalikan ke perusahan, biasanya billing Matrix di kembalikan

karena pelanggan Matrix pascabayar pindah alamat atau alamat

5

tidak jelas. Setelah selesai di input maka dilakukan pencocokan

alamat via telpon kepada pelanggan yang billingnya di kembalikan

keperusahaan.

3. Melakukan aktifasi terhadap kartu Matrix pascabayar.

4. Membantu karyawan mendownloud data penjualan dari dealer-

dealer PT. Indosat.

5. Setiap satu bulan sekali mengikuti training yang dilakukan oleh

perusahaan. Training bertujuan untuk memberikan wawasan yang

lebih luas tentang Matrix pascabayar dan cara-cara sukses dalam

memasarkannya.

6. Melakukan tele surve kepada pelanggan Indosat, untuk

mengetahui program-program baru apa yang paling di harapkan

oleh pelanggan.

C. ANALISIS DAN PEMBAHASAN MASALAH

Disini akan dianalisis semua data yang di peroleh dari hasil penelitian

yang didilakukan oleh penulis. Analisis data sangat penting karena

setelah melakukan analisis data maka akan diperoleh kesimpulan dari

penelitian yang telah dilakukan.

1. Analisis Deskriptif dan Gambaran Umum Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Diploma III

Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta. Jumlah responden dalam penelitian ini

berjumlah 100 responden. Berdasarkan informasi yang diperoleh

6

dari kuesioner yang telah dibagikan, maka responden dapat

digolongkan berdasarkan jenis kelamin, usia, tempat tinggal,

angkatan responden dalam program studi Diploma III Manajemen

Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta, dan besarnya biaya komunikasi yang dikeluarkan per

bulan.

a. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin di bedakan menjadi dua, yaitu laki-laki

dan perempuan. Tabel 3.1 dibawah ini menunjukan

distribusi jenis kelamin responden:

Tabel 3.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Frekuensi prosentase Laki-laki 28 28% Perempuan 72 72%

Total 100 100%

Sumber: Data Primer yang diolah, 2009

Gambar 3.2

80% 60% 40% 20% 0%

28%

72%

Pers

enta

se R

espo

nden

Laki-laki Perempuan

Jenis Kelamin Responden

7

Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 3.1 mengenai distribusi responden

berdasarkan jenis kelamin, dapat diketahui bahwa jumlah

responden berjenis kelamin perempuan lebih besar dari

pada jumlah responden berjenis kelamin laki-laki, yaitu

sebanyak 72 orang atau 72% responden.

b. Distribusi responden berdasarkan usia

Dalam penelitian ini responden dikelompokkan dalam

tiga kelompok usia, yaitu usia kurang dari 19 tahun, usia

antara 19 tahun sampai 22 tahun, dan 22 tahun keatas.

Berdasarkan data yang di peroleh dari penelitian, maka

distribusi usia dapat diketahui dalam tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi persentase < 19 tahun 7 7 % 19 – 22 tahun 88 88 % > 22 tahun 5 5 % Total 100 100 % Sumber: Data Primer yang diolah, 2009

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%

7%

88%

Pers

enta

se

< 19 tahun 19-22 tahun

Usia responden

5%

> 22 tahun

8

Gambar 3.3 Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan tabel 3.2 mengenai distribusi

responden berdasarkan usia, maka dapat diketahui

bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berusia

19 tahun sampai 22 tahun, yaitu sebanyak 88%

responden atau 88% responden.

c. Distribusi responden berdasarkan tempat tinggal.

Bila dilihat dari tempat tinggal responden dalam

penelitian ini, maka diperoleh distribusi seperti dalam

tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Tinggal

Tempat tinggal Frekuensi Persentase Solo 49 49 % Boyolali 2 2 % Sukoharjo 11 11 % Sragen 5 5 % Karanganyar 21 21 % Wonogiri 4 4 % Ngawi 2 2 % Klaten 6 6 %

Total 100 100 %

Sumber: Data Primer yang diolah, 2009

9

Gambar 3.4 Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Tempat

Tinggal

Berdasarkan tabel 3.3 mengenai distribusi responden

berdasarkan tempat tinggal, maka dapat diketahui bahwa

mayoritas responden dalam penelitian ini bertempat

tinggal di Solo, sebanyak 49 orang atau 49% responden.

d. Distribusi responden berdasarkan per angkatan

Berdasarkan 100 responden yang diambil sebagai

sampel saat penelitian, maka di peroleh distribusi pada

tabel 3.4 berikut ini:

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%

49%

Pers

enta

se R

espo

nden

Solo Boyolali Sukoharjo Sragen Karanganyar Wonogiri Ngawi Klaten

2%

11%

5%

21%

4% 2% 6%

10

Tabel 3.4 Distribusi Responden Berdasarkan Per Angkatan

Angkatan Frekuensi Persentase 2005 2 2 % 2006 49 49 % 2007 40 40 % 2008 9 9 % Total 100 100 % Sumber: Data Primer yang diolah, 2009

Gambar 3.5 Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Per

Angkatan

Berdasarkan tabel 3.4 mengenai distribusi responden

berdasarkan per angkatan, maka dapat diketahui bahwa

mayoritas responden dalam penelitian ini angkatan 2006,

sebanyak 49 orang atau 49% responden.

e. Distribusi responden berdasarkan rata-rata biaya

komunikasi yang dikeluarkan per bulan.

Dilihat berdasarkan biaya komunikasi yang

dikeluarkan responden dalam penelitian ini, maka hasil

90%

80%

70%

60%

50%

40%

2%

Pers

enta

se

2005 2006 2007 2008

49% 40%

9%

11

yang diperoleh, maka dapat didistribusikan seperti pada

tabel 3.5 berikut ini:

Tabel 3.5 Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Rata-rata

Biaya Komunikasi yang Dikeluarkan Per Bulan

Biaya komunikasi Frekuensi Persentase < Rp 30.000 7 7 % Rp 30.000 – Rp 50.000 59 59 % Rp 50.000 – Rp 70.000 18 18 % > Rp 70.000 16 16 % Total 100 100 %

Sumber: Data Primer yang diolah, 2009

Gambar 3.6 Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Rata-rata

Biaya Komunikasi yang Dikeluarkan Per Bulan

Berdasarkan tabel 3.5 mengenai distribusi responden

berdasarkan rata-rata biaya komunikasi yang dikeluarkan

per bulan, maka dari 100 responden dapat diketahui

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%

7%

Pers

enta

se

< Rp 30.000 Rp 30.000-Rp 50.000 Rp 50.000-Rp 70.000 > Rp 70.000

59%

18% 16%

12

bahwa sebagian besar responden rata-rata

mengeluarkan biaya komunikasi per bulan antara Rp

30.000 sampai Rp 70.000.

2. Analisis Deskriptif Kesadaran Merek (Brand Awareness)

Analisis kesadaran merek (brand awareness) dapat

digolongkan menjadi empat, yaitu top of mind, brand recall, brand

recognition, dan unaware of brand. Berikut ini hasil pengolahan

datanya:

a. Analisis Top of Mind

Top of mind menggambarkan merek yang pertama

kali diingat responden atau pertama kali disebut ketika

yang bersangkutan ditanya tentang suatu kategori

produk. Top of mind adalah single respons question,

artinya satu responden hanya boleh memberikan satu

jawaban untuk pertanyaan ini. Dalam analisis ini

responden diminta untuk menyebutkan satu merek

simcard GSM pascabayar yang paling diingat. Hasil yang

diperoleh maka dapat di distribusikan sebagai berikut:

Tabel 3.6 Analisis Top of Mind

Merek simcard GSM pascabayar

Frekuensi Persentase

Matrix 51 51 % Halo 44 44 % Xplore 5 5 % Total 100 100 % Sumber: Data Primer yang diolah, 2009

13

Gambar 3.7 Diagram Analisis Top of Mind

Berdasarkan tabel 3.6 mengenai analisis top of

mind, menunjukan bahwa 51 orang atau 51 % responden

menyebutkan merek simcard GSM pascabayar Matrix

sebagai merek simcard GSM pascabayar yang paling

diingat. Berdasarkan hasil dari jawaban yang diberikan

oleh responden dalam kuesioner menunjukkan bahwa

merek simcard GSM pascabayar Matrix merupakan

merek yang paling di ingat oleh responden. Hal ini

menunjukkan bahwa Matrix menjadi merek yang

menempati posisi top of mind dalam penelitian ini.

b. Analisis Brand Recall

Brand Recall atau pengingatan kembali merek

mencerminkan merek-merek apa yang diingat setelah

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%

51%

Pers

enta

se R

espo

nden

Matrix Halo Xplore

44%

5%

14

menyebutkan merek pertama kali tersebut. Brand Recall

merupakan multi response question yang menghasilkan

jawaban tanpa bantuan (unaided question).

Responden diminta untuk menyebutkan merek

simcard GSM pascabayar selain yang telah di sebutkan

di pertanyaan nomer 1. Jadi responden yang telah

menyebutkan satu merek di pertanyaan nomer 1, tidak

boleh menyebutkan merek yang telah dia sebutkan

tersebut di pertanyaan nomer 2. Hasil kuesionernya

ditunjukkan pada tabel 3.7 diberikut ini:

Tabel 3.7 Analisis Brand Recall

Merek simcard GSM pascabayar

Frekuensi Persentase

Matrix 35 35 % Halo 45 45 % Xplore 20 20 % Total 100 100 % Sumber: Data Primer yang diolah, 2009

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%

35%

Pers

enta

se R

espo

nden

Matrix Halo Xplore

45%

20%

15

Gambar 3.8 Diagram Analisis Brand Recall

Berdasarkan tabel 3.7 mengenai analisis brand recall,

menunjukkan bahwa merek simcard GSM pascabayar

Matrix menunjukkan peringkat ke dua brand recall, hal

tersebut berarti merek simcard GSM pascabayar Matrix

kebanyakan di sebut oleh responden sebagai top of mind.

c. Analisis Brand Recognition

Brand Recognition atau pengenalan brand awareness

merupakan pengukuran brand awareness responden di

mana kesadaranya diukur dengan memberikan bantuan.

Pertanyaan yang diajukan dibantu dengan menyebutkan

merek simcard GSM pascabayar Matrix dalam kuesioner

tersebut. Pertanyaan diajukan untuk mengetahui

seberapa banyak responden yang perlu diingatkan akan

keberadaan merek tersebut. Hasil kuesionernya

ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.8 Analisis Brand Recognition

Frekuensi Persentase a. Ya, saya mengenal

dan telah menuliskannya dalam pertanyaan sebelumnya.

87 87 %

b. Ya, saya mengenal setelah mengisi

7 7 %

16

kuesioner ini. c. Tidak mengenal sama

sekali 6 6 %

Total 100 100 % Sumber: Data Primer yang diolah, 2009

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terhadap brand

recognition dilakukan analisis berdasarkan banyaknya

responden yang menjawab dengan pilihan jawaban butir

(b). Dari tabel diatas diketahui bahwa responden yang

menjawab pertanyaan dengan pilihan jawaban butir (b)

sebanyak 7 orang atau 7 % responden. Dengan demikian

sebanyak 7 responden harus diingatkan akan

keberadaan merek simcard GSM pascabayar Matrix.

d. Analisis Unaware of Brand

Untuk pengukuran Unaware of Brand dilakukan

observasi terhadap pertanyaan pengenalan brand

awareness sebelumnya dengan melihat responden yang

menjawab pertanyaan nomer 3 dalam kuesioner dengan

pilihan jawaban butir (c), jawaban tidak mengenal sama

sekali.

Dilihat dari tabel 3.8 dalam brand recognition diatas

maka, maka sebanyak 6 orang atau 6 % responden

menjawab pertanyaan dengan pilihan jawaban butir (c).

Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran akan keberadaan

merek simcard GSM pascabayar Matrix masih kurang,

17

karena ada 6 responden yang tidak mengenal merek

simcard GSM pascabayar Matrix.

Untuk menumbuhkan kesadaran akan keberadaan

merek simcard GSM pascabayar Matrix maka

perusahaan perlu menenamkan citra merek yang baik

dibenak konsumen dengan program periklanan.

e. Sumber Media atau Informasi

Hasil penelitian dari 100 responden, maka diperoleh

distribusi sumber media atau informasi yang digunakan

responden untuk mengetahui keberadaan merek simcard

GSM pascabayar Matrix, yang ditunjukkan pada tabel

berikut ini:

Tabel 3.9 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Media atau

Informasi Sumber media/informasi Frekuensi Persentase Iklan di radio 0 0 % Iklan di TV 56 56 % Surat kabar 5 5 % Majalah 5 5 % Teman 21 21 % Sales 3 3 % Internet 1 1 % Billboard (papan reklame) 3 3 % Tidak tahu 6 6 % Total 100 100 % Sumber: Data Primer yang diolah, 2009

18

Gambar 3.9 Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Sumber

Media atau Informasi

Berdasarkan tabel 3.9 mengenai distribusi

responden berdasarkan sumber informasi atau media,

maka dapat di kethui bahwa paling banyak responden

yang mengetahui merek simcard GSM pascabayar Matrix

dari media iklan di TV, sebanyak 56 orang atau 56%

responden. Diketahui juga bahwa responden tidak ada

yang mengetahui keberadaan merek simcard GSM

Pascabayar Matrix dari iklan di radio, karena memang

Matrix tidak mengiklankan diri di radio.

Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

sebagian besar responden dalam mengetahui dan

mengenali merek simcard GSM pascabayar Matrix dari

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

Pers

enta

se R

espo

nden

0%

Iklan di

Radio

Iklan di TV

Surat Kabar

Majalah Teman Sales Tidak Tahu

Internet Billboard

56%

5%

21%

3% 5% 1% 3% 6%

19

sumber media/informasi iklan di TV. Sebagian responden

menjawab tidak tahu karena responden tersebut tidak

mengenali keberadaan merek simcard GSM pascabayar

Matrix (unaware of brand).

20

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Dari analisis diskriptif tentang karakteristik responden dapat

disimpulkan bahwa kebanyakan responden dalam penelitian ini

adalah responden yang berjenis kelamin perempuan (72%

responden), berusia 19 sampai 22 tahun (88% responden),

bertempat tinggal di Solo (49% responden), mahasiswa angkatan

2006 (49% responden), dan rata-rata mengeluarkan biaya

komunikasi per bulan antara Rp 30.000 sampai Rp 50.000 (59%

responden).

2. Pengukuran kesadaran merek dilakukan dengan menggolongkannya

menjadi empat elemen, yaitu top of mind, brand recall, brand

recognition, dan unaware of brand. Dari perhitungan analisis brand

awareness didapat diketahui bahwa:

a. Merek simcard GSM pascabayar Matrix menempati posisi top of

mind (51%).

b. Merek simcard GSM pascabayar Hallo menempati posisi pertama

pada analisis brand recall (45%).

c. Pada analisis brand recognition didapatkan bahwa sebanyak 7%

responden perlu diingatkan akan keberadaan merek simcard

GSM pascabayar Matrix.

21

d. Pada analisis unaware of brand terdapat 6 % responden yang

tidak mengingat keberadaan merek simcard GSM pascabayar

Matrix. Serta 56% responden mengetahui keberadaan merek

simcard GSM pascabayar Matrix dari iklan di TV.

B. Saran

1. Bagi perusahaan

Dari hasil perhitungan analisis top of mind, diketahui bahwa merek

simcard GSM pascabayar Matrix menempati posisi top of mind, akan

tetapi ada sebagian responden (6%) yang tidak mengetahui

keberadaan merek simcard GSM pascabayar Matrix. Perusahan

perlu waspada akan hal tersebut. Perusahaan perlu melakukan

promosi yang lebih gencar agar semua orang dapat mengenal dan

merek simcard GSM pascabayar Matrix dapat tertanam dibenak

konsumen.

2. Bagi peneliti yang akan datang

a. Sebaiknya peneliti selanjutnya dalam penentuan sampel yang

diambil harus bervariasi tidak hanya mahasiswa saja, tetapi juga

masyarakat umum karena semua kalangan sudah banyak yang

memakai merek simcard GSM pascabayar Matrix.

b. Peneliti selanjutnya menambahkan variable lain dalam penelitian,

misalnya untuk pengaruh periklanan terhadap kesadaran merek

(brand awareness).

22

Daftar Pustaka

Ambadar, Jackie, Miranty Abidin, dan Yanty Isa. 2007. Mengelola Merek. Jakarta: Yayasan Bina Karsa Mandiri.

Bornmark, Hanna, Asa Gorason, and Christina Svensson. 2005. A Study To Indicate The Importance Of Brand Awareness In Brand Choice: A Cultural Perspective. Journal Of Retail and Distribution Management. 31:10 498-507, December.

Durianto, Darmadi, Sugiarto, dan Tony Sitinjak. 2001. Strategi Menaklukkan Pasar: Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Durianto, Darmadi. 2004. Brand Equity Ten: Strategi Memimpin Pasar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Lamb, Hair, McDaniel. 2001. Pemasaran Buku I, Alih Bahasa oleh David Octoreva. Jakarta: Salemba Empat.

Rangkuti, Freddy. 2002. The Power of Brands: Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

------------------------- 2004. The Power Of Brand. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Retnawati, Berta Bekti. 2003. Strategi Penguatan dan Revitalisasi Merek Menuju Pengelolaan Merek Jangka Panjang. Usahawan no. 07 th. xxxII, Juli.

Simamora, Bilson. 2002. Aura Merek: 7 Langkah Membangun Merek Yang Kuat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi.

23

24

25

26

27

28

29

30