PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK...

132
PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PARAMETRIK DAN NON-PARAMETRIK PERIODE 2011-2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) LENI INDRIANI NIM 1112046100044 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M / 1437 H

Transcript of PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK...

Page 1: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK UMUM

SYARIAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN

PARAMETRIK DAN NON-PARAMETRIK PERIODE 2011-2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Ekonomi (S.E)

LENI INDRIANI

NIM 1112046100044

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M / 1437 H

Page 2: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

i

EDUCATION IS A LIFESTYLE

Page 3: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik
Page 4: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik
Page 5: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik
Page 6: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

v

ABSTRAK

Leni Indriani. NIM 1112046100044. Pengukuran Efisiensi dan

Produktivitas Bank Umum Syariah di Indonesia Menggunakan Pendekatan

Parametrik dan Non-Parametrik Periode 2011-2015. Perbankan Syariah, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2016.

Skripsi ini bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi bank umum syariah

dengan menggunakan pendekatan frontier, dengan pendekatan parametrik dan

pendekatan non-parametrik, dan menganalisis produktivitas bank mum syariah di

Indonesia, serta menguji hasil pengukuran melalui pendekatan parametrik dan

non-parametrik dengan rasio OER/BOPO sebagai benchmark pengujian. Metode

parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

digunakan metode DEA. Dalam mengukur tingkat produktivitas Bank Umum

Syariah (BUS) digunakan Malmquist Index Total Factor Productivity- DEA,

sedangkan dalam melakukan uji beda digunakan Kruskal-Wallis Test dan Mann-

Whitney Test. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan tingkat

efisiensi yang dilakukan dengan SFA dan DEA pada BUS di Indonesia bergerak

fluktuatif. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa Technical Change menjadi

sumber utama peningkatan produktivitas BUS, sedangkan saat terjadi penurunan,

Technical Change dan Efficiency Change secara bersama-sama menjadi penyebab

pertumbuhan peroduktivitas. Selain itu penelitian ini mendapat temuan bahwa

pengukuran tingkat efisiensi antara pendekatan parametrik Stochastic Cost

Efficiency dan rasio OER adalah tidak berbeda secara signifikan, sedangkan

pengukuran tingkat efisiensi antara pendekatan non-parametrik Technical

Efficiency dan OER adalah berbeda secara signifikan.

Kata Kunci: X-Efisiensi, Produktivitas, SFA, DEA, Malmquist Index

Advisor: Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, MSc, Ph.D.

Page 7: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi

ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi (S.E) Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari

bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sampaikan

terima kasih kepada:

1. Kepada Bapak DR. Asep Saepudin Jahar, MA., selaku dekan Fakultas

Syariah dan Hukum yang saya hormati dan menjadi guru bagi kita semua.

2. Kepada Bapak A.M Hasan Ali, MA., selaku ketua program studi

Muamalat yang selalu memberikan arahan dan bimbingan kepada saya

selama menjadi mahasiswa Prodi Muamalat.

3. Kepada Bapak Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, MSc, Ph.D selaku dosen

pembimbing dan pembimbing akademik yang telah menyediakan waktu ,

tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi dan

dalam menjalani masa studi.

4. Kepada Emak dan Abah, salam takzim dari saya, terima kasih untuk selalu

mendidik, bersabar dan memberi dorongan kepada anakmu ini. Semoga

Allah masih memberikan banyak waktu untuk saya, membalas kasih

sayang kalian.

Page 8: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

vii

5. Kepada Adik-adik tercinta Lena, Andi, dan Laila yang selalu menjadi

motivasi saya untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Ingat,

pendidikan adalah gaya hidup.

6. Kepada The Only Exception Imam Salman Alfarisi, yang selalu setia

menemani dalam susah dan senangku, menjadi tempat berbagi dan

bertukar pikiran dan menjadi orang yang sangat istimewa di hatiku.

7. Kepada Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komfaksy, terimasih atas

pengalaman dan pembelajarannya. “Tidak ada nahkoda ulung yang

dilahirkan dilautan yang tenang”.

8. Kepada Cengek 4L4y terima kasih atas pembelajarannya.

9. Kepada Anak Kontrakan terima kasih atas kebersamaannya. Semoga

silaturahim kita tetap terjaga.

10. Kepada seluruh mahasiswa perbankan syariah angkatan 2012 yang

menjadi teman berdiskusi yang menyenangkan.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

penulisan skripsi ini, maka dengan terbuka penulis mengharapkan kritik dan saran

yang dapat membangun guna penyempurnaan penulisan-penulisan lainnya di

masa mendatang. Akhir kata, penulis berharap Allah SWT membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa

manfaat bagi pengembangan ilmu.

Jakarta, 2 Desember 2016

Leni Indriani

Page 9: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

viii

DAFTAR ISI

Table of Contents

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ...................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... iv

ABSTRAK ..............................................................................................................v

KATA PENGANTAR ...........................................................................................vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................viii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................x

DAFTAR GRAFIK ................................................................................................xi

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang penelitian .....................................................................1

B. Batasan Masalah ...................................................................................5

C. Rumusan Masalah .................................................................................5

D. Tujuan Penelitian ..................................................................................6

E. Manfaat Penelitian ................................................................................6

F. Studi Penelitian Terdahulu ...................................................................7

G. Kerangka Pemikiran ............................................................................15

H. Sistematika Penulisan ..........................................................................16

BAB II: LANDASAN TEORI

A. Bank Syariah .......................................................................................18

B. Efisiensi Bank .....................................................................................29

C. Pengukuran Efisiensi Bank .................................................................37

D. Hubungan Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi ..................40

E. Stochastik Frontier Approach .............................................................42

F. Data Envelopment Analysis ................................................................43

Page 10: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

ix

G. Keunggulan –Keterbatasan DEA dan SFA .........................................53

H. Malmquist Index – DEA .....................................................................56

I. Operating Efficiency Ratio .................................................................57

BAB III: METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ....................................................................................60

B. Jenis dan Sumber Data ........................................................................60

C. Populasi dan Sampel ...........................................................................61

D. Objek Penelitian ..................................................................................61

E. Metode Pengumpulan Data .................................................................61

F. Metode Analisis Data ..........................................................................62

G. Definisi Variabel Operasional .............................................................66

BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskriprif Variabel Operasional..........................................................69

B. Tingkat Efisiensi dengan Pendekatan Parametrik SFA ......................69

C. Tingkat Efisiensi dengan pendekatan Non-Parametrik DEA .............75

D. Pertumbuhan Produktivitas Malmquist Index TFP ............................84

E. Uji Beda Hasil Pengukuran Efisiensi .................................................90

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................101

B. Saran .................................................................................................103

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................105

LAMPIRAN

Page 11: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Peringkat Bank Berdasarkan Rasio BOPO ........................................58

Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian..............................................69

Tabel 4.2. Hasil Estimasi Regresi Berganda BUS ..............................................71

Tabel 4.3. Korelasi Pearson Variabel Input Output ............................................75

Tabel 4.4. Skor dan Komponen Produktivitas BUS ...........................................84

Tabel 4.5. Pertumbuhan Produktivitas BUS .......................................................86

Tabel 4.6. Deskriptif Skor Efisiensi .................................................................. 91

Tabel 4.7. Hasil Uji Beda Kruskal-Wallis...........................................................95

Tabel 4.8. Hasil Uji Beda Mann-Whitney...........................................................97

Page 12: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

xi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 15

Grafik 2.1. Efisiensi Teknis dan Alokatif Pendekatan Input ................................ 34

Grafik 2.2. Efisiensi Teknis dan Alokatif Pendekatan Output .............................. 37

Grafik 2.3. Proyeksi Frontier Orientasi Input Model CCR ................................... 46

Grafik 2.4. Proyeksi Frontier Orientasi Output Model CCR ................................ 47

Grafik 4.1. Trend Stochastic Cost Efficiency BUS............................................... 72

Grafik 4.2. Rata-rata Stochastic Cost Efficiency BUS ......................................... 73

Grafik 4.3. Skor Technical Efficiency BUS.......................................................... 77

Grafik 4.4. Skor Allocative Efficiency BUS ......................................................... 79

Grafik 4.4. Skor Cost Efficiency BUS .................................................................. 81

Grafik 4.6. Rata-rata Efisiensi BUS.......................................................................82

Grafik 4.7. Pertumbuhan Produktivitas BUS.........................................................89

Grafik 4.8. Skor Efisiensi DEA, SFA, dan BOPO.................................................93

Page 13: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perbankan syariah merupakan industri keuangan yang memegang

peranan penting dalam mendorong perkembangan sistem ekonomi syariah

di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan peran dan fungsi perbankan syariah

dalam memobilisasi dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam

bentuk pembiayaan untuk berbagai aktivitas ekonomi, khususnya

penyediaan pembiayaan bagi dunia usaha. Selain itu, segala sesuatu yang

berhubungan dengan kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa

perbankan baik bank syariah maupun bank konvensional, misalnya

mengedarkan uang, menyediakan uang untuk menunjuang kegiatan usaha,

tempat mengamankan uang, sarana melakukan investasi dan jasa keuangan

lainnya.

Perbankan syariah sebagaimana tertuang dalam pasal 4 Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah, memiliki dua kekhususan yang tidak dapat dilakukan oleh bank

konvensional; pertama, dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk

lembaga baitul mal yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak,

sedekah, hibah atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada

organisasi pengelola zakat. Kedua, dapat menghimpun dana sosial yang

berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf

Page 14: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

2

sesuai dengan kehendak pemberi wakaf. Hal ini mempertegas peranan

perbankan syariah dalam pengembangan sistem ekonomi syariah yang

juga secara sinergis dengan bank konvensional membantu mendorong

pertumbuhan ekonomi nasional.

Melihat pentingnya peran perbankan syariah, maka kesehatan dan

stabilitas perbankan syariah menjadi suatu hal yang sangat penting. Bank

yang sehat, kuat, dan efisien merupakan kebutuhan mutlak bagi

perekonomian yang ingin tumbuh dan berkembang dengan baik. Dalam

kaitan ini, semakin efisien industri perbankan syariah maka akan semakin

efisien pula proses mobilisasi dana masyarakat dan penyaluran

pembiayaan sebagai faktor dominan dalam alokasi sumber daya dan dana

sosial dalam perekonomian.

Efisiensi lembaga keuangan merupakan sesuatu yang perlu dicapai

karena dapat meningkatkan laba, jumlah dana yang dapat disalurkan,

kualitas layanan dan produk terhadap konsumen, serta dapat meningkatkan

cadangan modal untuk meminimalkan resiko (Berger, Hunter dan Time,

1993). Bank dikatakan efisien apabila mampu mengelola input dan

outputnya dengan optimal. Input dan output dalam perbankan terdiri dari

multiple input dan multiple output, tidak hanya terbatas pada input tunggal

atau output tunggal.

Perbankan syariah di Indonesia dalam melakukan pengukuran

efisiensi bank secara deterministik menggunakan rasio BOPO (biaya

Page 15: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

3

operasional dibagi pendapatan operasional) dan NPF (non performing

financing). Ahmad Husein menyatakan bahwa, kinerja perbankan dapat

dikatakan efisien apabila rasio BOPO mengalami penurunan.1 Rasio

BOPO merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi

dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasional. Semakin

tinggi nilai rasio BOPO menunjukkan bahwa semakin tinggi biaya

opersional yang ditanggung oleh bank, sehingga berdampak pada

operasional bank yang semakin tidak efisien.

Industri perbankan sebagai lembaga intermediasi yang

menggunakan multiple input dan output, maka pengukuran tingkat

efisiensi menggunakan rasio BOPO dianggap belum mampu

merepresentasikan tingkat efisiensi suatu bank karena tidak mampu

mengakomodasi input dan output yang lebih dari satu variabel. Selain itu,

pengukuran kinerja berdasarkan rasio tidak secara langsung dapat

mengukur tingkat efisiensi yanag dicapai oleh suatu bank dengan bank

lainnya.2 Hal ini menyebabkan perlunya pengukuran efisiensi

menggunakan pendekatan dan metode lain guna mendapatkan pengukuran

efisiensi yang lebih baik.

Menurut Berger dan Humphrey, metode pengukuran tingkat

efisiensi dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu melalui

1 Ahmad Husein Fadhlullah, Efisiensi Bank Pembangunan Daerah: Pendekatan Stochastic

Frontier, Signifikan Vol. 4 No.1, 2015, hlm. 3 2 Imam Subekti, Investigasi Empiris Cost-Efficiency Perbankan Indonesia Berdasarkan

Metode Data En velopment Analysis (DEA), Lintasan Ekonomi 21 (1), 2004, hal. 95-115

Page 16: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

4

pendekatan parametrik dan non-parametrik.3 Adapun pendekatan

parametrik meliputi Stochastic Frontier Approach (SFA), Distribution

Free Approach (DFA), dan Thick Frontier Approach (TFA), sedangkan

pendekatan non-parametrik meliputi pendekatan Data Envelopment

Analysis (DEA) dan Free Disposal Hull (FDH).

Hingga saat ini penelitian mengenai pengukuran efisiensi dengan

pendekatan parametrik dan non-parametrik dilakukan secara terpisah

dengan keunggulan dan kelemahan tiap metodenya. Adapun penelitian

yang dilakukan oleh Hassan dengan judul X-Efficiency in Islamic Banks,

melakukan pengukuran efisiensi dengan pendekatan parametrik dan non-

parametrik, akan tetapi tidak melakukan pengujian antara hasil pengukuran

kedua pendekatan tersebut. Maka perlu dilakukan penelitian dengan

mengangkat judul “Pengukuran Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah di

Indonesia Menggunakan Pendekatan Parametrik dan Non-Parametrik

Periode 2011-2015”.

3 Allen N. Berger dan David B. Humphrey, Efficiency of Financial Institutions:

International Survey and Directions for Future Research, European Journal of Operational

Research, 1997, hlm. 4

Page 17: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

5

B. Batasan Masalah

Berdasarkan masalah yang sudah diidentifikasikan pada sub-bab

sebelumnya maka terdapat batasan masalah dalam penelitian ini yakni:

1. Analisis dilakukan pada lima variabel yang diteliti merupakan data

historis pada rentang waktu kuartal ke-I 2011 hingga kuartal ke-IV

2015

2. Variabel yang diteliti berasal dari 6 laporan keuangan bank syariah,

yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah, Bank BRI Syariah,

Bank Bukopin Syariah, Bank Mega Syariah, dan Bank BCA Syariah.

3. Data diolah menggunakan metode SFA (Stochastic Frontier

Approach) dan DEA (Data Envelopment Analysis) dalam pengukuran

efisiensi serta Malmquist DEA dalam pengukuran produktivitas.

C. Rumusan Masalah

Dengan didukung oleh data-data yang diambil dari penelitian

terdahulu oleh para ahli dan argumen pendukung yang sudah dikemukakan

pada sub-bagian sebelumnya, maka terdapat beberapa rumusan masalah

yang dapat diklasifikasikan pada penelitian kali ini, yakni:

1. Bagaimana tingkat efisiensi bank umum syariah dari periode

triwulan ke-I tahun 2011 hingga kuartal ke-IV tahun 2015 dengan

menggunakan metode SFA dan DEA?

Page 18: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

6

2. Bagaimana tingkat produktivitas dan pertumbuhan bank umum

syariah selama periode penelitian yang dihitung dengan Malmquist

Index-DEA?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil pengukuran dengan

metode SFA dan DEA dengan rasio BOPO?

D. Tujuan penelitian

Terkait dengan rumusan masalah yang telah diformulasikan, maka

terdapat tujuan penelitian secara umum yang ingin dicapai, yakni:

1. Menganalisis tingkat efisiensi bank syariah berdasarkan variabel input

dan output digunakan yang diolah dengan SFA dan DEA, pada

periode triwulan ke-I tahun 2011 hingga triwulan ke-IV tahun 2015.

2. Menganalisis dan mengevaluasi tingkat produktivitas dan

pertumbuhan bank umum syariah selama periode penelitian.

3. Menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil

pengukuran dengan pendekatan parametrik dan non-parametrik

terhadap rasio Operational Earning Rasio/ OER (BOPO).

E. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun secara praktis dalam bidang kajian efisiensi perbankan

syariah dengan tiga jenis metode pengukurannya, terutama dalam

menjelaskan faktor inefisiensi dan pola perkembangan efisiensi tiap bank

syariah.

Page 19: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

7

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menjadi bukti empiris mengenai pengukuran

efisiensi dan pertumbuhan produktivitas bank umum syariah di

Indonesia serta pengujian antara hasil pengukuran efisiensi

menggunakan pendekatan frontier dan pendekatan rasio, sehingga

dapat memberikan wawasan dan pengetahuan serta memberikan

kontribusi dalam memperkaya penelitian tingkat efisiensi dan

produktivitas perbankan syariah.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan bukti empiris

tentang pengukuran tingkat efisiensi dan pertumbuhan produktivitas

bank umum syariah sehingga manajemen bank dapat membuat

kebijakan yang tepat dalam rangka mengevaluasi perkembangan

tingkat efisiensinya.

F. Studi Penelitian Terdahulu

Sebelumnya beberapa ahli telah melakukan penelitian untuk

melakukan pengukuran efisiensi perbankan syariah dengan variasi waktu

dan metode yang beragam, yakni:

1. M. Kabir Hassan, meneliti tentang efisensi bank Islam dengan

sampel berjumlah 43 bank Islam di 21 negara. Analisis menggunakan

pendekatan parametrik (Cost dan Profit Efficiency) dan non-

parametrik (Data Enveploment Analysis dan Malmquist DEA), dengan

Page 20: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

8

rentang data tahunan selama periode tahun 1995 hingga tahun 2001.

Penelitian menggunakan tiga vektor input (Labor, Fixed Capital, dan

Customer and Short-term Funding Funds) dan tiga vektor output

(Total Loans, Other Earning Assets, dan Off-balance Sheet Items).

Pada penelitian tersebut terdapat temuan bahwa; 1) Efisiensi bank

Islam sebesar 84% dengan pengukuran stochastic profit frontier, lebih

tinggi dibandingkan dengan pengukuran stochastic cost frontier yakni

sebesar 74%, yang artinya bank Islam lebih efisien dalam mengelola

profit dibandingkan dengan mengelola biaya (cost). 2) Sumber utama

inefisiensi bank Islam adalah alokatif efisiensi dari pada tehnikal

efisiensi. 3) Hasil pengukuran efisiensi memiliki korelasi yang tinggi

dengan rasio performa bank; ROA dan ROE.4

Persamaan dengan penelitian ini adalah metode yang

digunakan dalam mengukur tingkat efisiensi, yaitu SFA dan DEA.

Selain itu persamaan lainnya adalah fokus penelitian yang tidak hanya

pada pengukuran tingkat efisiensi melankan juga pada pengukuran

pertumbuhan produktivitas bank, serta dua variabel input yang

digunakan (labor dan customer and shor funding funds) dan satu

variabel output yang digunakan yaitu total loans. Sedangkan

perbedaan dengan penelitian ini selain objek dan periode penelian

adalah pengukuran tingkat efisiensi dengan SFA hanya dilakukan satu

jenis efisiensi dengan fungsi biaya; tidak menggunakan fungsi profit.

4 M. Kabir Hassan, The X-Efficiency in Islamic Banks, Islamic Economic Studies, Vol.13

No.2, 2005, hal. 49-78

Page 21: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

9

Selain itu peneliatian ini tidak mengkorelasikan dengan ROA dan

ROE, tetapi melakukan pengujian terhadap kedua hasil pengukuran

tingkat efisiensi dengan BOPO sebagai acuan.

2. Aysen Altun Ada dan Nilufer Dalkilic, penelitian yang mereka

lakukan adalah sebuah perbandingan atas efisiensi skala, pertumbuhan

efisiensi, dan pertumbuhan Total Factor Productivity (TFP) bank

Islam di Malaysia dan Turki menggunakan data panel dari 22 bank

Islam (4 bank Islam di Turki dan 18 bank Islam di Malaysia) yang

dianalisis menggunakan DEA selama periode tahun 2009 hingga

tahun 2011. Penelitian menggunakan dua variabel input (Total Asset

dan Total Equity) dan dua variabel output (Total Deposits dan Periode

Net Income/ Loss). Temuan menunjukan bahwa bank Islam di Turki

rata-rata memiliki efisiensi skala lebih tinggi dari pada Malaysia pada

tahun 2009, tapi pada tahun 2010 dan 2011 bank Islam di Turki

memiliki efisiensi skala lebih rendah daripada bank Islam di Malaysia.

Pertumbuhan TFP bank Islam pada periode 2010-2011 dibandingkan

dengan periode 2010-2009 menunjukkan bahwa terjadi penurunan

pada bank di Turki dan terjadi peningkatan pada bank Islam di

Malaysia kecuali tiga bank didalamnya.5

Persamaan dengan penelitian ini adalah metode yang

digunakan dalam mengukur tingkat produktivitas yaitu malmquist

DEA dan satu variabel output yang digunakan yaitu periode net

5 Aysen Altun Ada dan Nilufer Dalkilic, Efficiency Analysis in Islamic Banks: a Study for

Malaysia and Turkey, BDDK Bankacilik ve Finansal Piyasar, Vol.8 No.1, 2014, hal. 9-33

Page 22: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

10

income (pendapatan operasional). Sedangkan perbedaan dengan

penelitian ini adalah perbandingan yang dilakukan bukan pada objek

penelitian melainkan pada penggunaan metode yang digunakan dalam

mengukur tingkat efisiensi. Selain itu perbedaan juga terletak pada

periode penelitian serta variabel kedua variabel inpu dan satu variabel

output yang digunakan yaitu deposit, dimana dalam penelitian ini

deposit (DPK) digunakan sebagai variabel input.

3. Zuhroh, Ismail, dan Maskie, meneliti efisiensi biaya bank syariah di

Indonesia menggunakan Stochastic Frontier Analysis (SFA).

Penelitian melibatkan 3 bank umum syariah dan 19 bank konvensional

yang listing di bursa efek Indonesia, dengan rentang waktu kuartal

pertama tahun 2004 hingga kuartal ke-empat tahun 2010. Hasil

penelitian menunjukan bahwa bank syariah unggul dalam efisiensi

teknik dibandingkan bank konvensional, akan tetapi rata-rata efisiensi

biaya jauh lebih rendah dibandingkan bank konvensional. Penelitian

juga menemukan bahwa sumber dari inefisiensi biaya bank syariah

adalah inefisiensi alokatif.6

4. Fadzlan Sufian dan Muzafar Shah Habibullah, meneliti tentang

efisiensi bank saat krisis finansial dan peranan IMF pada empat negara

di ASEAN yaitu Indonesia, Filipina, Malaysia dan Thailand dengan

periode penelian tahun 1997-1998, menggunakan Data Envelopment

Analysis dengan pendekatan intermediasi dan revenue. Hasil empiris

6 Idah Zuhroh, Munawar Ismail, dan Ghozali Maskie, Cost Efficiency of Islamic Bank in

Indonesia- A Stochastic Frontier Approach, Procedia Social and Behavioral Sciences 211,

Elsevier, 2015, 1122-1131

Page 23: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

11

memperlihatkan adanya asimetri yang besar antar bank terkait dengan

skor efisiensi teknis mereka. Secara khusus, pendekatan yang berbeda

dalam mengukur input dan output bank menghasilkan estimasi

efisiensi yang berbeda pula. Secara umum, estimasi efisiensi teknis

terlihat secara konsisten lebih tinggi dalam pendekatan pendapatan

(revenue).7

Persamaan dengan penelitian ini adalah Metode yang

digunakan, yaitu metode DEA dengan pendekatan intermediasi, serta

variabel input yang digunakan meliputi total simpanan/DPK,

pengeluaran bunga (setara dengan biaya bagi hasil) dan variabel

output yang digunakan yaitu kredit/ pembiayaan yang diberikan.

Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini selain objek dan periode

penlian adalah metode yang digunakan tidak hanya DEA melainkan

juga SFA, jumlah variabel input-output yang digunakan berbeda yaitu

4-4, serta tidak mengaitkan dengan faktor makro ekonomi.

5. Adb. Elrhman Elzahi Saaid, et.al., meneliti tentang X-Efisiensi

Bank Islam di Sudan dengan masa rentang penelitian dari tahun 1989

hingga tahun 1998. Data diolah menggunakan fungsi biaya

menggunkan metode Stochastic Frontier Approach. Pendekatan yang

digunakan dalam menentukan input dan output yang digunakan adalah

pendekatan intermediasi. Menggunakan satu variabel output yang

digunakan adalah Investments yang merupakan total dari pembiayaan

7 Fadzlan Sufian dan Muzafar Shah Habibullah, “Financial Crisis, IMF, and Bank

Efficiency: Empirical Evidence from The ASEAN-4 Banking Sectors”, Buletin Ekonomi Moneter

dan Perbankan (2009): 133-159

Page 24: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

12

musharakah, mudharabah, murabahah, dan salam. Sedangkan variabel

input yang digunakan adalah Labor, Fixed Assets, dan Core Deposits.

Temuan dalam penelitian ini menunjukan bahwa inefisiensi bank

Islam di Sudan lebih disebabkan oleh penggunaan input yang tidak

optimal (technical inefficiency) dari pada oleh kombinasi input yang

tidak tepat (allocative inefficiency). Lebih rinci, secara rata-rata

selama periode penelitian didapat skor TE 0,86 dan AE 0,91.8

Persamaan dengan penelitian ini adalah metode yang

digunakan menjadi salah satu metode yang peneliti gunakan yaitu

SFA dengan fungsi biaya, pendekatan intermediasi dalam penentuan

variabel input-output,variabel output yang digunakan yaitu total

pembiayaan (investments), dan 2 variabel input yang digunakan, yaitu

labor (biaya personalia) dan core deposit (DPK). Sedangkan

perbedaan dengan penelitian ini adalah objek penelitian, periode

pengamatan, metode yang digunakan tidak hanya SFA tetapi

digunakan juga metode DEA, serta fokus penelitian tidak semata pada

pengukuran efisiensi melainkan juga pada pengukuran produktivitas

dan pertumbuhannya.

6. Ibrahim Onour dan Abdelgadir Abdalla, meneliti tentang efisiensi

skala dan efisiensi teknis 12 bank Islam di Sudan menggunakan Data

Envelopment Analysis (DEA) melalui model CCR, BCC, dan

Additive pada periode 2007 dan 2008. Variabel input yang digunakan

8 Abd Elrhman Elzahi Saaid, et al., “The-X Efficiency Of The Sudanese Islamic Banks”,

IIUM Journal of Economics and Management 11, No.2 (2003): 123-141

Page 25: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

13

adalah salaries and wages dan deposits, sedangkan variabel output

yang digunakan adalah loans dan net incomes. Hasil penelitian

menunjukan bahwa hanya terdapat 2 dari 12 bank Islam di sudan yang

efisien pada scale efficiency dan pure technical efficiency, namun

mengalami inefisiensi pada efisiensi skala. Temuan dalam penelitian

juga menunjukan bahwa bank Islam dibawah kepemilikan pemerintah

tidak selalu lebih baik dibandingkan dengan bank Islam swasta. Pada

pengukuran produktivitas didapat temuan bahwa terdapat dua bank

Islam yang mengalami peningkatan selama periode penelitian.9

Persamaan dalam penelitain ini adalam metode yang

digunakan, yaitu DEA dengan model BCC. Fokus penelitian yaitu

pengukuran efisiensi dan pertumbuhan produktivitas, variabel input

dan yang digunakan. Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini

selain objek dan periode penelitian adalah model yang digunakan

dalam penelitian ini hanya menggunakan model BCC, penelitian ini

dilengkapi dengan uji beda hasil pengukuran antara metode SFA dan

DEA, serta variabel input yang digunakan ditambah biaya bagi hasil.

7. Velid Efendic, meneliti tingkat efisiensi sektor perbankan di Bosnia-

Herzegovina dengan periode penelitian tahun 2009. Tujaun utama

dalam penelitiannya adalah mengestimasi tingkat efisiensi satu-

satunya bank Islam di Bosnia dan Herzegovina dengan sampel

penelitian berjumlah 18 bank konvensional dan 1 bank Islam. Data

9 Ibrahim Onour dan Abdelgadir Abdalla, “Scale and Technical Efficiency of Islamic Banks

in Sudan: Data Envelopment Analysis”, Munich Personal Repec Archieve No.29885 (2010)

Page 26: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

14

diolah menggunakan pendekatan non-parametrik DEA dengan 2

variabel output dan 3 variabel input sebagaimana pada pengukuran

berorientasi input. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan

indikator utama bank Islam di Bosnia-Herzegovina memiliki tingkat

efisiensi yang lebih rendah dibandingkan dengan bank konvensional

rekanannya. Namun demikian ada potensi yang signifikan dalam

peningkatan tingkat efisiensi.10

Persamaan dengan penelitian ini adalah metode yang

digunakan yaitu Data Envelopment Analysis (DEA) orientsi VRS,

pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan intermediasi, dan 2

variabel input yang digunakan yaitu total deposit (DPK) dan

employee (biaya personalia). Sedangkan perbedaan penelitian ini

selain pada objek dan periode penelitian adalah metode yang

digunakan dalam mengukur tingkat efisiensi tidak hanya

menggunakan pendekatan non-parametrik DEA melainkan digunakan

juga pendekatan parametrik SFA. Selain itu perbedaan juga terletak

pada fokus penelitian yang tidak hanya mengukur tingkat efisiensi

melainkan juga dilengkapi dengan pengukuran pertumbuhan

produktivitas, serta terdapat 1 variabel input yang berbeda yaitu fixed

assets.

10

Velid Efendic, “Efficiency of The Banking Sector of Bosnia-Herzegovina with Special

Reference to Relative Efficiency of The Existing Islamic Bank”, Center for Islamics Economics

and Finance Qatar Foundation, 8th International Conference on Islamic Economics and Finance

Page 27: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

15

G. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini akan dianalisis tingkat efisiensi dan

pertumbuhan produktivitas pada bank umum syariah di Indonesia pada

tahun 2011 hingga tahun 2015 menggunakan data publikasi triwulanan.

Dimana dalam mengukur tingkat efisiensi menggunakan pendekatan

frontier parametrik (SFA) dan non parametrik (DEA), dan menganalisis

pertumbuhan produktivitas bank umum syariah menggunkan Malmquist

Index-DEA, serta melakukan pengujian hasil pengukuran melalui metode

SFA dan DEA terhadap BOPO/ OER dengan uji beda Kruskal-Wallis dan

Mann-Whitney. Kerangka pemikiran dari masalah yang ada beserta

pemecahannya digambarkan sebagai berikut:

Laporan Keuangan Publikasi Bank Indonesia Triwulan I 2011 -

Triwulan IV 2015

Variabel Input: - Biaya Personalia

- Dana Pihak Ketiga - Biaya Bagi Hasil

Variabel Output: - Total Pembiayaan

- Pendapatan Operasional

Pengukuran Produktivitas Menggunakan Malmquist

Index Total Factor Productivity (TFP)

Pengukuran Tingkat Efisiensi Menggunakan

Pendekatan Parametrik (SFA)

Pengukuran Tingkat Efisiensi Menggunakan

Pendekatan Non-parametrik (DEA)

Model: InTC = 2,147 + 1,115InP1 - 0,186InP2 +

0,007InP3 + 0,95InY1 - 0,053InY2

Indeks Produktivitas dan Pertumbuhan

Produktivitas BUS

Tingkat Eisiensi BUS (Stochastic Cost

Efficiency)

Tingkat Efisiensi BUS (Technical Efficiency, Allocative Efficiency, dan

Cost Efficiency)

Uji Beda Kruskal-Wallis Skor SCE, TE, dan OER

Uji Beda Mann-Whitney antara SCE dan OER, TE

dan OER, SCE dan TE Hasil, Kesimpulan, dan Saran

Page 28: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

16

Hasil dan kesimpilan pada penelitian ini diharapkan dapat

memberikan gambaran mengenai trend tingkat efisiensi beserta

perkembangan produktivitas bank umum syariah selama periode

pengamatan, dan dapat menjadi referensi pada penelitian-penelitian

selanjutnya dalam pengujian hasil pengukuran antara pendekatan

parametrik dan non-parametrik.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan pola dalam penyusunan laporan

untuk gambaran secara garis besar bab demi bab. Dengan sistematika

penulisan, diharapkan para pembaca akan lebih dalam memahami isi dari

sebuah laporan:

1. BAB I: Pendahuluan

Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, dan sistematika penelitian.

2. BAB II: Landasan Teori

Menguraikan teori-teori yang melandasi penelitian ini sebagai dasar

dalam melakukan analisis terhadap permasalahan.

3. BAB III: Metode Penelitian

Mencakup definisi operasional dari variabel penelitian, populasi dan

sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode

analisis.

4. BAB IV: Analisis dan Pembahasan

Page 29: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

17

Menguraikan deskripsi objek penelitian, analisis kuantitatif deskriptif

dan inferensial, interpretasi hasil dan argumentasi terhadap hasil uji

penelitian.

5. BAB V: Penutup

Menyajikan secara singkat apa yang telah diperoleh dari hasil

penelitian yang telah dilaksanakan, terangkum dalam bagian simpulan

dan rekomendasi di bagian saran.

Page 30: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

18

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bank Syariah

1. Pengertian Bank Syariah

Bank berasal dari kata bangque (bahasa Perancis) dan dari kata

banco (bahasa Italia) yang berarti peti/ lemari atau banku. Definisi

tersebut menjalaskan fungsi dasar dari bank komersial, yaitu: pertama,

sebagai fungsi penyimpanan yang aman dengan menyediakan tempat

untuk menitipkan uang dengan aman, kedua, sebagai fungsi transaksi

yakni menyediakan alat pembayaran untuk membeli barang dan jasa.11

Sedangkan definisi bank menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang

usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas

pembayaran dan peredaran uang.12

Pengertian bank syariah atau bank

Islam dalam bukunya Edy Wibowo adalah bank yang beroperasi sesuai

dengan prinsip–prinsip syariah Islam, yang mana tata cara dalam

operasionalnya nmengacu kepada ketentuan-ketentuan al-Quran dan

hadits.

Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

Islam maksudnya adalah bank yang dalam operasionalnya mengikuti

ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata

11

M. Syafi’i Antonio, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alfabeta,

cet. ke-4, 2006, h.2 12

Drs. Suharso, dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Lux, Semarang: CV. Widya

Karya, h. 75

Page 31: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

19

cara bermuamalah secara Islam. Dalam tata cara bermuamalat tersebut

dihindari praktik-praktik yang dikhawatirkan mengandung unsur riba,

yang kemuadian diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar

bagi hasil dan pembiayaan perdagangan atau praktik-praktik usaha

yang dilakukan di zaman Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha yang

telah ada sebelumnya, tetapi tidak dilarang oleh beliau.13

Sedangkan menurut Sutan Remy Shahdeiny, bank syariah

adalah lembaga yang berfungsi sebagai intermediasi yaitu

mengerahkan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-

dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk

pembiayaan tanpa berdasarkan prinsip bunga, melainkan berdasarkan

prinsip syariah.14

Menurut undang-undang No.21 tahun 2008, bank syariah adalah

bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah

dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)15

. Dapat disimpulkan

bahwa definisi bank syariah adalah bank yang operasionalnya

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada

masyarakat berupa pembiayaan dengan sistem bagi hasil yang

berdasarkan ketentuan-ketentuan syariat Islam.

13

Edy Wibowo, dkk., Mengapa Memilih Bank Syariah?, Bogor: Ghalia Indonesia, cet.I,

2005, h. 33 14

Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam, Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, cet. ke-3,

2007, h.1 15

M. Nur Rianto Al-Arif, Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis,

Bandung: CV. Pustaka Setia, h. 98

Page 32: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

20

2. Prinsip-prinsip Bank Syariah

Prinsip dasar bank syariah berdasarkan pada al-Quran dan

sunah. Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai

seluruh hubungan transaksinya berprinsip pada tiga hal, yaitu efisiensi,

keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada prinsip saling

membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan. margin

seoptimal mungkin. Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak

dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi

masukan dan pengeluarannya. kebersamaan mengacu pada prinsip

saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan

produktivitas.16

Dalam mewujudkan arah kebijakan suatu perbankan yang sehat,

kuat dan efisien, sejauh ini telah didukung oleh enam pilar dalam

Arsitektur Perbankan Indonesia (API), yaitu struktur perbankan yang

sehat, sistem pengaturan yang efektif, sistem pengawasan yang

independen dan efektf, industri perbankan yang kuat, infrastruktur

pendukung yang mencukupi, dan perlindungan konsumen.

3. Dasar Hukum Bank Syariah

Bank syariah secara yuridis normatif dan yuridis empiris diakui

keberadaannya di Indonesia. Pengakuan secara yudis normatif tercatat

dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia, sedangkan secara

16

Edy Wibowo, dkk., Mengapa Memilih Bank Syariah?, h. 33

Page 33: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

21

yuridis empiris bank syariah diberi kesempatan dan peluang yang baik

untuk berkembang di seluru wilayah Indonesia. Upaya intensif

pendirian bank syariah di Indonesia dapat ditelusuri sejak tahun 199,

yaitu pada saat pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober

(Pakto) yang mengatur deregulasi industri perbankan syariah di

Indonesia, dan para ulama waktu itu telah berusaha mendirikan bank

bebas bunga.17

Hubungan yang bersifat akomodatif antara masyarakat muslim

dengan pemerintah telah memunculkan lembaga keuangan (bank

syariah) yang dapat melayani transaksi kegiatan bebas buga. Kehadiran

bank syariah pada perkembangannya telah mendapat pengaturan dalam

sistem perbankan nasional. pada tahun 1990, terdapat rekomendasi dari

MUI untuk mendirikan bank syariah, tahun 1992 dikeluarkannya

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang

mengatur bunga dan bagi hasil. Dikeluarkan Undang-Undang Nomor

10 Tahun 1998 yang mengatur bank beroperasi secara ganda (dual

banking system), dikeluarkan UU No. 23 Tahun 1999 yang mengatur

kebijakan moneter yang didasarkan prinsip syariah, kemudian

dikeluarkan Peraturan Bank Indonesia tahun 2001 yang mengatur

kelembagaan dan kegiatan operasional berdasarkan prinsip syariah,

17

M. Syafi’i Antonio, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, h. 6

Page 34: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

22

dan terakhir pada tahun 2008 dikeluarkan UU No. 21 Tahun 2008

tentang perbankan syariah.18

Regulasi perbankan syariah bertujuan untuk menjamin kepastian

hukum bagi stakeholder dan memberikan keyakinan kepada

masyarakat luas dalam menggunakan produk dan jasa perbankan

syariah.

4. Tujuan Bank Syariah

Bank syariah memiliki tujuan yang lebih luas dibandingkan

bank konvensional, berkaitan dengan keberadaannya sebagai institusi

komersial dan kewajiban moral yang disandangnya. Selain bertujuan

meraih profit sebagaimana layaknya bank konvensional, bank syariah

juga bertujuan sebagai berikut:

a. Menyediakan lembaga keuanga perbankan sebagai sarana

meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Pengimpulan modal dari masyarakat dan pemanfaatannyakepada

masyarakat diharapkan dapat mengurangi kesenjangan sosial guna

tercipta peningkatan pembangunan nasional yang semakin mantap.

metode bagi hasil akan membantu orang yang lemar

permodalannya untuk bergabung dengan bank syariah untuk

mengembangakan usahanya. Metode bagi hasil akan memunculkan

18

Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, Kebijakan Pengembangan Perbankan

Syariah, Jakarta: 2011, h. 5

Page 35: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

23

usaha-usaha baru dan pengembangan usaha yang telah ada

sehingga dapat mengurani pengangguran.

b. Meningkatnya partisipasi masyarakat banyak dalam proses

pembangunan karena keengganan sebagian masyarakat untuk

berhubungan dengan bank yang disebabkan oleh sikap

menghindari bunga telah terjawab oleh bank syariah. Metode

perbankan yang efisien dan adil akan menggalakan usaha ekonomi

kerakyatan.

c. Membentuk masyarakat agar berpikir secara ekonomis dan

berperilaku bisnis untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

d. Berusaha bahwa metode bagi hasil pada bank syariah dapat

beroperasi, tumbuh, dan berkembang melalui bank-bank dengan

metode lain.19

5. Produk-produk Bank Syariah

Secara garis besar, produk yang ditawarkan oleh perbankan

syariah terbagi menjadi tiga bagian besar, yaitu produk penghimpunan

dana (funding), produk penyaluran dana (financing), dan produk jasa

(service).20

a. Produk Penghimpuna Dana (funding)

1) Tabungan

19

Edy Wibowo, dkk., Mengapa Memilih Bank Syariah?, h. 47 20

M. Nur Rianto Al-Arif, Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis, h.133

Page 36: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

24

Menurut Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun

2008, tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah

atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad

lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang

penarikannya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan

tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,

bilyet giro atau yang dipersamakan dengan itu.

tabungan adalah bentuk simpanan nasabah yang bersifat likuid.

Artinya, produk ini dapat diambil sewaktu-waktu

apabilanasabah membutuhkan, tetapi bagi hasil yang

ditawarkan kepada nasabah penabung kecil.

2) Deposito

Deposito menurut UU Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008

adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad

lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah, yang

penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu

berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah

dan/ atau Unit Usaha Syariah (UUS).

Deposito adalah bentuk simpanan nasabah yang mempunyai

jumlah minimal tertentu, jangakan waktu tertentu, dan bagi

hasilnya lebih tinggi daripada tabungan.

3) Giro

Page 37: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

25

Giro menurut UU Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008

adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang

tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya

dapat dilakuakan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet

giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan

pemindahbukuan.

Giro adalah entuk simpanan nasabah yang tidak diberikan bagi

hasil, dan pengambilan dana menggunakan cek, biasanya

digunakan oleh perusahaan atau yayasan dan atau bentuk badan

hukum lainnya dalam proses keuangan mereka. Dalam giro,

meskipun tidak diberikan bagi hasil, pihak bank berhak

memberikan bonus kepada nasabah yang besarannya tidak

ditentukan di awal, bergantung pada kebaikan pihak bank.

Prinsip operasional bank syariah yang telah diterapkan secara

luas dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip

wadi’ah dan mudharabah.

a) Prinsip Wadi’ah

Prinsip wadi’ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad

dhamanah. Bank dapat memanfaatkan dan menyalurkan

dana yang disimpan serta menjamin bahwa dana tersebut

dapat ditarik setiap saat oleh nasabah penyimpanan dana.

Page 38: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

26

Namun demikian, rekening ini tidak boleh mengalami saldo

negatif (overdraft). Landasan hukum prinsip ini adalah:

(1) Q.S An Nisa ayat 58, yang terjemahannya:

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan

amanat kepada yang berhak menerimanya, dan

(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara

manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.

Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi

Maha Melihat”.

(2) Al-hadits:

“sampaikan (tunaikan) amanat kepada yang berhak

menerimanya dan jangan membalas khianat kepada

orang yang telah mengkhianatimu.” (H.R Abu Dawud).

b) Prinsip Mudharabah

Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpanan

dana atau deposan bertindak sebagai shahibul mal (pemilik

modal) dan bank sebagai mudharib (pengelola). Bank

kemudian melakukan penyaluran pembiayaan kepada

nasabah nasabah peminjam yang membutuhkan dengan

menggunakan dana yang diperoleh tersebut, baik dalam

bentuk murabahah, ijarah, mudharabah, musyarakah, atau

bentuk lainnya. Hasil usaha ini selanjutnya akan

Page 39: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

27

dibagihasilkan kepada nasabah penabung berdasarkan

nisbah yang disepakati. Apabila bank menggunakannya

untuk melakukan mudharabahkedua, bank bertanggung

jawab penuh atas kerugian yang terjadi.

b. Produk Penyaluran Dana/ Pembiayaan (financing)

Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh

suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang

telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.

Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan

untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.

Secara garis besar, produk pembiayaan kepada nasabah yaitu

sebagai berikut:

1) Pembiayaan dengan insip jual beli. Seperti bai’ murabahah.

bai’ salam, dan bai’ al istishna.

2) Pembiayaan dengan prinsip sewa. Meliputi ijarah dan ijarah

muntahiya bit tamlik.

3) pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. meliputi musyarakah,

mudharabah, muzara’ah, dan musaqah.

c. Produk Jasa (Service)

Selain menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi antara

pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana, bank

syariah dapat pula melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan

Page 40: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

28

kepada nasabah dengan mendapat imbalan berupa sewa atau

keuntungan. Jasa perbankan tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Sharf (jual beli valuta asing)

Pada prinsipnya, jual beli valuta asing sejalan dengan prinsip

sharf. Jual beli mata uang yang tidak sejenis ini harus

dilakukan pada waktu yang sama (spot). Bank mengambil

keuntungan dari jual beli valuta asing. prinsip ini dipraktikan

pada bank syariah devisa yang memiliki izin untuk melakukan

jual beli valuta asing.

2) Wadi’ah (titipan)

Pada dasarnya dalam akad wadi’ah yad dhamanah. penerima

simpanan hanya dapat menyimpan titipan, tanpa berhak untuk

menggunakakannya. Dia tidak bertanggung jawab atas

kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada aset titipan selama

hal ini bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan yang

bersangkutan dalam memelihara barang titipan (karena faktor-

faktor diluar batas kemampuan).21

21

M. Nur Rianto Al-Arif, Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis,

h.191

Page 41: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

29

B. Efisiensi Bank

1. Konsep Efisiensi

Efisiensi adalah suatu parameter kinerja dimana suatu

perusahaan dapat mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki. Suatu

perusahaan yang efisien dapat menghasilkan output yang maksimal

dengan input yang ada atau menghasilkan output dengan jumlah

tertentu dengan input minimal. Begitu pula pada lembaga keuangan

bank, pengukuran efisiensi menjadi suatu parameter kinerja yang

popular diteliti di seluruh dunia. Efisiensi juga dapat didefinisikan

sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan

(input), atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu input yang

digunakan.22

Ditinjau dari teori ekonomi, terdapat dua pengertian efisiensi

yaitu efisiensi teknis dan efisiensi ekonomi.23

Efisiensi ekonomi

mempunyai sudut pandang makro yang mempunyai jangkauan lebih

luas dibandingkan dengan efisiensi teknik yang bersudut pandang

mikro. Pengukuran efisiensi teknik cenderung terbatas pada hubungan

teknis dan operasional proses konversi input menjadi output.

Akibatnya usaha untuk meningkatkan efisiensi teknis hanya

22

Huri, M.D dan Diah Susilowati, “Pengukuran Efisiensi Relatif Perbankan dengan Metode

Data Envelopment Analysis (DEA) Studi Kasus Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”,

Jurnal Dinamika Pembangunan, Vol.1 No.2 (2002), h. 95-107 23

Muhammad Ghafur, Potret Perbankan Syariah Terkini (Yogyakarta: Biruni Press, 2007),

h. 120

Page 42: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

30

memerlukan kebijakan mikro yang bersifat internal, yaitu dengan

pengendalian dan alokasi sumber daya yang optimal.

2. Jenis Efisiensi

Teori ekonomi telah menjabarkan tiga jenis efisiensi pada

perusahaan, diantaranya adalah efisiensi alokasi, operasional, dan

ekonomis.24 Efisiensi alokasi mengacu pada pilihan kombinasi input

yang konsisten dengan harga relatif faktor produksi. Efisiensi

operasional juga dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu efisiensi

skala (scale efficiency) dan efisiensi operasional murni (pure technical

efficiency).

Pure technical efficiency mengacu pada kemampuan perusahaan

untuk menghindari pemborosan dengan memproduksi output yang

banyak selama penggunaan input yang memungkinkan atau dengan

menggunakan sedikit input selama produksi output memungkinkan.

Scale efficiency mengacu pada kemampuan perusahaan untuk bekerja

pada skala yang optimal. Jenis efisiensi yang terakhir adalah efisiensi

ekonomi yang dapat ditentukan dari efisiensi teknis dan alokasi.

Alternatif lain dalam mengukur efisiensi ekonomi ini adalah melalui

efisiensi biaya yang mengukur seberapa jauh biaya perusahaan

menyimpang dari biaya maksimal perusahaan.

24

Muljawan, dkk, Bank Indonesia WP No. 02, 2014, hal. 7

Page 43: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

31

Farrell menyatakan bahwa efisiensi sebuah perusahaan terdiri

dari dua komponen, yaitu: technical efficiency dan allocative

efficiency.25

Technical efficiency menggambarkan kemampuan

perusahaan untuk mencapai tingkat output yang maksimum dengan

menggunakan tingkat input tertentu. Technical efficiency mengukur

proses produksi dalam menghasilkan sejumlah output tertentu dengan

menggunakan input seminimal mungkin. Dengan kata lain, technical

efficiency mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan output yang maksimal dengan menggunakan sejumlah

input yang tersedia. Sedangkan allocative efficiency menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan inputnya

dengan struktur harga dan teknologi tertentu. Kombinasi antara

technical efficiency dan allocative efficiency akan menjadi economic

efficiency. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisien secara ekonomi

jika dapat meminimalkan biaya produksi untuk menghasilkan output

tertentu dengan tingkat teknologi yang umumnya digunakan serta

harga pasar yang berlaku.

3. Orientasi Pengukuran Efisiensi

Pemikiran awal mengenai pengukuran efisiensi dari Farrell

dimana analisisnya berkenaan dengan ruang input, yang berfokus pada

upaya pengurangan input (on input-reducing focus). Metode ini

25

Farrel, The Measurement of Efficiency, h. 253-290

Page 44: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

32

disebut dengan pengukuran berorientasi input (Input-oriented-

measures).

a. Pengukuran Berorientasi Input26

Farrel mengilustrasikan idenya dengan menggunakan

sebuah contoh sederhana dengan kasus sebuah perusahaan tertentu

yang menggunakan dua buah input ( x1 dan x2) untuk

memproduksi sebuah output tunggal (q) dengan sebuah asumsi

constant return to scale (CRS). Dengan menggunakan garis

isoquant dari sebuah perusahaan dengan kondisi efisiensi penuh

(fully efficient firm), yang diwakili oleh kurva SS’ dalam Grafik

2.1, maka dapat dilakukan penghitungan technical efficiency.

Jika sebuah perusahaan telah menggunakan sejumlah

tertentu input yang ditunjukkan oleh titik P, untuk memproduksi

satu unit output, maka inefisiensi produksi secara teknis (technical

inefficiency) dari perusahaan tersebut diwakili oleh jarak QP yang

merupakan jumlah dari semua input yang secara proporsional dapat

berkurang atau dikurangi tanpa menyebabkan terjadinya

pengurangan output yang dapat dihasilkan. Indikator tersebut

biasanya dituliskan secara matematis dalam persentase yang

merupakan rasio dari QP/0P, yang merupakan penggambaran

persentase dari input yang dapat dikurangi. Tingkat efisiensi teknis

26

Coelli, A Guide to DEAP Version 2.1: A Data Envelopment Analysis (Computer)

Program, (Australia: Centre For Efficiency and Productivity Analysis Department od Economic

University of New England Armidale, No.8/96), h. 4-6

Page 45: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

33

(technical efficiency/TE) dari perusahaan pada umumnya diukur

dengan menggunakan nilai rasio:

TE = 0Q/0P

Persamaan tersebut akan sama dengan persamaan 1-QP/0P,

dimana nilainya berkisar antara nol dan satu, dan karena itu

menghasilkan indikator dari derajat technical efficiency dari

perusahaan tersebut. Nilai satu mengimplikasikan bahwa

perusahaan telah mencapai kondisi efisien secara penuh. Sebagai

contoh titik Q telah mencapai technical efficiency karena ia berada

pada kurva isoquant yang efisien.

Jika rasio harga input Grafik 2.1 diwakili oleh garis AA’

juga telah diketahui, maka titik produksi yang efisien secara

alokatif dapat juga duhitung. Tingkat efisiensi alikatif (allocative

efficiency/AE) dari suatu perusahaan yang berorientasi dari titik P

dapat didefinisikan sebagai rasio dari:

AE = 0R/0Q

di mana jarak RQ menggambarkan pengurangan dalam biaya

produksi yang dapat diperoleh apabila tingkat produksi berada pada

titik Q’ yang efisiensi secara alokatif (dan secara teknis), berbeda

dengan titik Q yang efisien secara teknis (technical efficient), akan

tetapi tidak-efisien secara alokatif (allocatively inefficient). Total

Page 46: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

34

efisiensi ekonomis (total economic efficiency) didefinisikan sebagai

rasio dari:

EE = 0R/0P

dimana jarak dari titik R ke titik P dapat juga diinterpretasikan

dengan istilah pengurangan biaya (cost reduction). Perhatikan

bahwa produk yang efisien secara teknis dan secara alokatif

memberikan makna telah tercapainya efisiensi ekonomis secara

keseluruhan.

TE x AE = (0Q/0P) x (0R/0Q) = (0R/0P) = EE

dimana semua ukuran ketiganya terletak pada daerah yang bernilai

antara nol dan satu.

Grafik 2.1 Efisiensi Teknis dan Alokatif Pendekatan Input

b. Pengukuran Berorientasi Output27

Pengukuran efisien secara teknis yang berorientasi input,

pada dasarnya bisa ditujukan untuk menjawab sebuah pertanyaan;

27

Coelli T.J

Page 47: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

35

“Sampai seberapa banyak kuantitas input dapat dikurangi secara

proporsional tanpa mengubah kuantitas output yang diproduksi?”.

Sedangkan dalam pengukuran berorientasi output pertanyaan yang

timbul adalah; “Sampai seberapa banyak kuantitas dari output

dapat ditambah tanpa mengubah kuantitas input yang digunakan?”.

Dengan kata lain pengukuran berorientasi output merupakan

kebalikan dari pengukuran berorientasi input.

Pengukuran tingkat efisiensi berorientasi output ini dapat

dianalisis lebih dalam dengan sebuah contoh kasus dimana fungsi

produksi melibatkan dua macam output (q1 dan q2) dan sebuah

input tunggal (x). Jika kita mengasumsikan kondisinya constant

return to scale, maka dapat direpresentasikan tingkat teknologi

dengan sebuah kurva unit kemungkinan produksi (unit production

possibility curve ) dalam bentuk dua dimensi. Contoh ini

digambarkan dalam Grafik 2.2 dimana garis ZZ’ adalah merupakan

kurva unit kemungkinan produksi (unit production possibility

curve) dan titik A dapatlah diumpamakan dengan sebuah

perusahaan yang tidak efisien. Perhatikan bahwa A sebagai titik

yang tidak efisien dalam kasus ini terletak dibawah kurva karena

ZZ’ mewakili batasan atau titik tertinggi dari garis kemungkinan

produksi.

Farrell menjelaskan pengukuran efisiensi berorientasikan

output dapat didefinisikan sebagaimana yang terilustrasikan dalam

Page 48: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

36

Grafik 2.2, dimana jarak A ke B mewakili ketidakefsiensi secara

teknis (technical inefficiency), yang menunjukkan arti bahwa

jumlah output dapat ditingkatkan tanpa memerlukan penambahan

input. Oleh sebab itu, sebuah pengukuran efisiensi teknis

berorientasikan output merupakan rasio:

TE = 0A/0B

Dengan revenue efficiency (RE) yang merupakan rasio:

RE = 0A/0C

Jika diperoleh informasi tentang harga, maka dapat digambarkan

sebuah kurva isorevenue yaitu garis DD’ dan mendefinisikan

efisiensi alokatif sebagai:

AE = 0B/0C

dimana mempunyai sebuah interpretasi adanya peningkatan

pendapatan (an increasing revenue interpretation ), dimana pada

contoh kasus pengukuran efisiensi berorientasi input, serupa

dengan interpretasi adanya pengurangan biaya (cost reducing)

dalam kondisi ketidakefisienan yang bersifat alokatif. Lebih lanjut

dapat didefinisikan efisiensi ekonomi secara keseluruhan (overall

economic efficiency) sebagai hasil dari dua pengukuran efisiensi

teknis dan efisiensi alokatif.

EE = (0A/0C) = (0A/0B) x (0B/0C) = TE x AE

Page 49: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

37

Grafik 2.2 Efisiensi Teknis dan Alokatif Pendekatan Output

C. Pengukuran Efisiensi Bank

Terdapat tiga jenis pendekatan dalam mengukur efisiensi

perbankan:28

1. Pendekatan Rasio

Adalah pendekatan yang dalam mengukur efisiensi dengan cara

menghitung perbandingan output dengan input yang digunakan.

Pendekatan ini akan dinilai memiliki efisiensi yang tinggi apabila

dapat memproduksi jumlah output yang maksimum dengan input

tertentu.

Efisiensi = Output/ Input

Kelemahan dari pendekatan ini adalah apabila terdapat banyak

input dan output yang akan dihitung secara bersamaan, sehingga

banyak perhitungan yang menimbulkan asumsi yang tidak tegas.

2. Pendekatan Regresi

28

Muharram dan Pusvitasari,” Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di Indonesia

dengan Metode Data Envelopment Analysis”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol.II No.3

(2005)

Page 50: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

38

Adalah pendekatan yang menggunakan sebuah model dari

tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input

tetentu. Bentuk fungsi dalam pendekatan regresi:

Y = f {X1, X2, X3, X4, .................... X4}

Dimana Y = Output dan X = Input

Pendekatan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang

dapat digunakan untuk memproduksi tingkat input yang dihasilkan

sebuah Decision Making Unit (DMU) pada tingkat output tertentu.

DMU tersebut dinilai efisien, apabila mampu menghasilkan jumlah

output lebih banyak dibandingkan jumlah output hasil estimasi.

Pendekatan ini juga tidak dapat mengatasi kondisi banyak output

karena hanya satu indikator output yang dapat ditampung dalam

sebuah persamaan regresi. Apabila dilakukan penggabungan banyak

output dalam satu indikator, informasi yang dihasilkan menjadi tidak

rinci lagi.

3. Pendekatan Frontier

Pendekatan ini mempunyai dua jenis yaitu parametrik dan non-

parametrik. Pendekatan parametrik terdiri dari Stochastic Frontier

Approach (SFA) yaitu perluasan dari model asli deterministik untuk

mengukur efek-efek yang tidak terduga (stochastic frontier) di dalam

batas produksi, Distribution Free Approach (DFA) mengukur efisiensi

biaya mengukur seberapa dekat biaya dari suatu bank dengan biaya

terendah yag dibutuhkan untuk memproduksi output yang sama pada

Page 51: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

39

kondisi yang sama dan Thick Frontier Approach (TFA), sedangkan

non-parametrik meliputi Data Envelopment Analysis (DEA) yaitu

model pemrograman linier fraksional yang dapat mencakup banyak

input dan banyak output tanpa perlu menentukan bobot untuk setiap

variabel sebelumnya, tanpa perlu penjelasan eksplisit mengenai

hubungan fungsional antara input dengan output (tidak seperti

regresi).

Beberapa tahun terakhir ini perhitungan kinerja lembaga

keuangan lebih difokuskan pada pendekatan frontier efficiency atau x-

efficiency, mengukur penyimpangan dari lembaga keuangan

berdasarkan “best practice” atau berlaku umum pada pendekatan

frontier. Pendekatan frontier dari suatu lembaga keuangan dapat

diukur melalui bagaimana kinerja lembaga keuangan tersebut bersifat

relatif terhadap perkiraan kinerjanya yang “terbaik” dari industri

tersebut. Kondisi ini terjadi, apabila semua lembaga keuangan tersebut

menghadapi kondisi pasar yang sama.29

Pendekatan frontier lebih unggul karena penggunaan teknik

program atau statistik yang menghilangkan pengaruh dari perbedaan

harga input dan faktor eksogen lainnya dalam mempengaruhi kinerja

yang akan diobservasi. Pendekatan ini telah digunakan secara lebih

luas dalam analisis regulasi, yaitu untuk mengukur pengaruh dari

29

Bauer, P.W., Berger, A.N and Ferrier, G.D., Consistency Condition for Regulatory

Analysis of Financial Institution: A Comparison of Frontier Approach Method, Journal of

Economic Business, 1998

Page 52: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

40

merger dan akuisisi, regulasi modal, deregulasi suku bunga deposito,

pergeseran restriksi geografis pada cabang dan holding dari

perusahaan akuisisi. Keuntungan yang paling utama dari pendekatan

ini adalah dapat mengukur secara objektif kuantitatif dengan

menghilangkan pengaruh dari harga pasar dan faktor eksogen lainnya

yang mempengaruhi kinerja yang akan diobservasi.

D. Hubungan Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi Bank

Menurut Muliaman D. Hadad, Wimboh S., Dhaniel I. dan Eugenia

M., terdapat tiga pendekatan yang lazim digunakan dalam metode

parametrik dan nonparametrik untuk mendefinisikan hubungan input dan

output dalam kegiatan financial suatu lembaga keuangan, yaitu:30

1. Pendekatan Aset (Asset Approach)

Produksi aset mencerminkan fungsi primer sebuah lembaga

keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman (loans). Pendekatan ini,

output benar-benar didefinisikan ke dalam bentuk aset.

2. Pendekatan Produksi (Production Approach)

Pendekatan ini menganggap lembaga keuangan sebagai

produsen dari akun deposito (deposit account) dan kredit pinjaman

(credit accout), kemudian output didefinisikan sebagai jumlah tenaga,

pengeluaran modal pada aset-aset tetap dan material lainnya.

30

Muliaman D. Hadad, dkk., Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan

Metode NonParametrik Data Envelopment Analysis (DEA), Workong Paper Series Bank

Indonesia, 2003, h.3

Page 53: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

41

3. Pendekatan Intermediasi (Intermediary Approach)

Pendekatan ini memandang sebuah lembaga keuangan sebagai

intermediator, yaitu merubah dan mentransfer aset-aset keuangan dari

surplus unit kepada defisit unit. Input-input lembaga keuangan

tersebut meliputi: biaya tenaga kerja, modal dan pembayaran bunga

pada deposito, kemudian output yang diukur dalam bentuk kredit

pinjaman (loans) dan investasi keuangan (financial investment).

Konsekuensi terdapat tiga pendekatan dalam mengukur efisiensi

bank adalah perbedaan dalam menentukan input dan output. Perbedaan

penentuan input dan output antara pendekatan produksi dan intermediasi

adalah dalam memperlakukan simpanan. Simpanan sebagai output pada

pendekatan produksi, dikarenakan simpanan merupakan jasa yang

dihasilkan oleh kegiatan bank. Pendekatan intermediasi menganggap

simpanan sebagai input. Hal ini disebabkan simpanan yang dihimpun bank

akan ditransformasikan ke dalam berbagai bentuk aset yang menghasilkan

terutama pinjaman yang diberikan.

E. Stochastic Frontier Approach (SFA)

Metode SFA dikembangkan oleh Aigner. Lovell, dan Schmidt

(1977). Pada metode SFA biaya dari suatu bank dimodelkan untuk

terdeviasi dari cost efficiency frontier-nya akibat adanya random noise dan

inefisiensi. Fungsi standar stochastic cost frontier memiliki bentuk umum

sebagai berikut:

Page 54: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

42

In Ci = ƒ(In Xji , In Yki) + ei ........................................................ (2.1)

Dimana:

Ci = Total biaya bank n

Xji = Input j bank n

Yki = Output k pada bank n

ei = Error

ei terdiri dari 2 fungsi, yaitu:

ei = ui + vi .................................................................................... (2.2)

Dimana:

ui = faktor error yang dapat dikendalikan

vi = faktor error yang bersifat random yang tidak dapat

dikendalikan. Diasumsikan bahwa v terdistribusi normal N

(0, ) dan u terdistribusi half-normal, ǀ(0,

)ǀ dimana uit =

(ui exp(-h (t-T)

)3 dan h adalah parameter yang akan diestimasi.

Cost Efficiency pada dasarnya mengukur tingkat biaya suatu bank

yang dibandingkan dengan bank yang memiliki biaya operasi terbaik (best

practice bank’s cost) yang sama dengan teknologi yang sama. Cost

efficiency ini diderivasi dari suatu fungsi biaya, misalkan fungsi biaya

dengan bentuk persamaan umum (log) sebagai berikut:

In C = ƒ (w,y) + e ..................................................................... (2.3)

Dengan menggunakan bentuk persamaan stochastic cost frontier

maka persamaan biaya dapat dituliskan sebagai berikut:

Page 55: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

43

In C = ƒ (w,y) + In u + In v ....................................................... (2.4)

Dimana:

C = total biaya atau cost efficiency

w = jumlah input

y = jumlah output

u dan v = error

Maka cost efficiency dapat dituliskan sebagai berikut:

=

( ) ( )

( ) ( ) =

F. Data Envelopment Analysis (DEA)

DEA adalah tehnik pemrograman linier yang digunakan untuk

mengukur tingkat efisiensi suatu organisasi dengan menggunakan

sejumlah input dan output sebagai alat evaluasi dan sebagai tolak ukur

dalam membuat suatu keputusan. DEA dikembangkan pertama kali oleh

Farrell tahun 1957 yang mengukur efisiensi teknik satu input dan satu

output menjadi multi input dan multi output, menggunakan kerangka nilai

efisiensi relatif sebagai rasio input (single virtual input) dengan output

(single virtual output).31

Menurut Muliaman D. Hadad, Wimboh S., Dhaniel I. dan Eugenia

M., pendekatan DEA memiliki beberapa keunggulan yaitu: dapat

menggunakan data yang lebih sedikit, lebih sedikit asumsi yang diperlukan

31

Adrian Sutawijaya dan Etty Puji Lestari, “Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia Pasca

Krisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA”, Jurnal Ekonomi Pembangunan,

Vol.10 No.1 (2009), h.56

Page 56: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

44

dan sampel yang lebih sedikit dapat dipergunakan. Namun demikian,

kesimpulan secara statistika tidak dapat diambil jika menggunakan metode

non-parametrik. Pendekatan DEA tidak memasukkan random error, oleh

karena itu hasil ketidakefisienan hanya dijadikan faktor inefisiensi secara

umum oleh sebuah Decision Making Unit (DMU). Pendekatan non-

parametrik dapat digunakan untuk mengukur inefisiensi secara lebih

umum.32

Keuntungan menggunakan DEA adalah kemampuan DEA

mengidentifikasi unit yang digunakan sebagai referensi yang dapat

membantu menentukan penyebab dan jalan keluar dari ketidakefisienan,

yang merupakan keuntungan utama dalam aplikasi manajerial. DEA dapat

menggunakan banyak input dan output serta tidak membutuhkan asumsi

bentuk fungsi antara variabel input dan output tersebut. DEA juga tidak

memerlukan spesifikasi yang lengkap dari bentuk fungsi yang menunjukan

hubungan produksi dan distribusi dari observasi.33

Keuntungan utama dari

DEA adalah tidak membutuhkan asumsi awal mengenai bentuk fungsi

produksi. Sebaliknya, DEA membentuk fungsi produksi yang paling baik

semata-mata berdasarkan data observasi.34

32

Mualiaman D. Hadad, dkk., Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan

Metode NonParametrik Data Envelopment Analysis (DEA), h.2 33

M. Fethi D dan F. Pasiouras, “Assesing Bank Efficiency and Performance with

Operational Research and Artificial Intelligence Techniques”, European Journal of Operational

Reseach, (2010), h. 189-198 34

I. Jemric dan Vujcic B., “Efficiency of Bank in Croatia: A DEA Approach”,

Comparative Economic Studies, XLIV, h. 169-193

Page 57: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

45

Kekurangan dari DEA adalah frontier sangat sensitif terhadap

observasi-observasi ekstrim dan perhitungan-perhitungan error. Hal ini

terjadi karena asumsi dasar DEA tidak memasukkan random error,

sehingga deviasi-deviasi dari frontier diindikasikan sebagai inefisiensi.

Karena DEA merupakan pengukuran dengan metode non-parametrik,

maka uji hipotesis secara statistik atas hasil DEA sulit dilakukan sehingga

tidak dapat diambil kesimpulan secara statistik. DEA hanya mengukur

efisiensi relatif antar DMU dalam suatu penelitian bukan efisinsi absolut.35

Dalam perkembangan pengukuran efisiensi melalui metode DEA

oleh para ahli, ditemukan 2 (dua) model dalam mengaplikasikan metode

DEA dalam mengukur efisiensi teknis suatu organisasi atau perusahaan

yang dalam literature DEA disebut dengan Decision Making Unit (DMU).

Model pengukuran efisiensi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Orientasi Pengukuran dalam DEA

Terdapat dua orientasi yang digunakan dalam metodologi

pengukuran efisiensi, yaitu:

a. Orientasi Input

Perspektif yang melihat efisiensi sebagai pengurangan

pengunaan input meski memproduksi output dalam jumlah yang

35

Fitria Maharani, “Pengukuran Efisiensi Perbankan dengan Menggunakan Pendekatan

DEA dan Pengaruh Efisiensi Perbankan Terhadap Stock Return pada Bank Umum Konvensional

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Program Studi

Manajemen, Universitas Indonesia, 2012), h. 14

Page 58: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

46

tetap. Cocok untuk industri dimana manager memiliki kontrol

yang besar terhadap biaya operasional.

Grafik 2.3 Proyeksi frontier orientasi input model CCR36

b. Orientasi Output

Perspektif yang melihat efisiensi sebagai peningkatan

output secara proporsional dengan menggunakan tingkat input

yang sama. Cocok untuk industri dimana unit pembuat keputusan

diberikan kuantitas sumber daya dalam jumlah yang fix dan

diminta untuk memproduksi output sebanyak mungkin dari

sumber daya tersebut.

Perbedaan antara orientasi input dan output model DEA

hanya terletak pada ukuran yang digunakan dalam menentukan

efisiensi (yaitu dari sisi input dan output), namun kedua orientasi

tersebut akan mengestimasi frontier yang sama.

36

Cooper et al., Handbook on Data Envelopment Analysis, Second Edition, (New York:

Springer Science and Business Media, 2011), hal. 15

Page 59: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

47

Grafik 2.4 Proyeksi frontier orientasi output model CCR37

2. Pendekatan Optimisasi dalam DEA

1. Constant Return to Scale(CRS)38

Model CCR merupakan model dasar DEA menggunakan

asumsi constan return to scale yang membawa implikasi pada

bentuk efficient set yang linier. Model constan return to scale

dikembangkan oleh Charnes, Cooper dan Rhodes (model CCR)

pada tahun 1978. Model ini mengasumsikan bahwa rasio antara

penambahan input dan output adalah sama (constan return to

scale). Artinya, jika ada tambahan input sebesar x kali, maka

output akan meningkat sebesar x kali juga. Asumsi lain yang

digunakan dalam model ini adalah bahwa setiap perusahaan atau

decision making unit (DMU) beroperasi pada skala yang optimal.

37

Cooper et al., Handbook on Data Envelopment Analysis, Second Edition, hal.16 38

Coelli T.J., A Guide to DEAP version 2.1: A Data Envelopment Analysis (Computer

Program), No.8/96, hal.10

Page 60: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

48

Nurul Komaryatin melakukan pembahasan dengan

mendefinisikan beberapa notasi.39

Dengan asumsi bahwa K

adalah input dan M adalah output untuk setiap perusahaan atau

seringkali disebut dengan DMU (Decision Making Unit) dalam

literatur DEA. Untuk DMU ke-I diwakili secara berturut-turut

oleh vektor x1 dan y1. Dalam hal, x adalah matrik input K x n,

dan Y adalah matriks output M x n, maka representasi tersebut

merupakan cara merumuskan data dalam bentuk matriks dari

semua n DMU.

Tujuan dari DEA adalah membentuk sebuah frontier non-

parametric envelopment terhadap suatu data dari titik pengamatan

yang berada di bawah frontier. Asumsi CRS ini juga dapat

diwakili oleh unit isokuan dalam input space. Cara terbaik untuk

memperkenalkan DEA adalah melalui bentuk rasio. Untuk setiap

DMU, kita akan mendapatkan ukuran rasio dari semua output

terhadap inputnya, seperti ujyj / v’xi, dimana u mrupakan vektor

M x l dari output tertimbang (weight output) dan v adalah vektor

K x l dari input tertimbang (weight input). Untuk penimbang yang

optimal kita harus menspesifikan problema matematis (the

mathematical programming problem) sebagai berikut:

39

Muhammad Arif Amrillah, Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2005-2009, h.50

Page 61: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

49

dimana:

hs = efisiensi teknis bank s

uis = bobot output i yang dihasilkan oleh bank s

yis = bobot input i yang diproduksi oleh bank s

vjs = bobot input j yang digunakan oleh bank s

xjs = jumlah input j yang diberikan oleh bank s

dalam hal ini, termasuk juga menemukan nilai untuk u dan v,

sebagai sebuah pengukuran efisiensi hs yang maksimal. Dengan

tujuan untuk kendala bahwa semua ukuran efisiensi haruslah

kurang atau sama dengan satu, salah satu masalah dengan

formulasi atau rumusan rasio ini adalah bahwa ia memiliki

sejumlah solusi yang tidak terbatas (infinite). Untuk menghindari

hal ini, maka kita dapat menentukan kendala yang akan

menspesifikasikan dan memudahkan dalam proses selanjutnya

menggunkan teknik komputasi yang terus mengalami

perkembangan. Adapun fungsi kendala tersebut adalah:

ui dan vj ≥ 0

dimana N menunjukkan jumlah bank dalam sampel.

Pertidaksamaan pertama menunjukkan adanya efisiensi rasio

Page 62: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

50

untuk perusahaan lain tidak lebih dari 1, sememtara

pertidaksamaan kedua berbobot positif. Angka rasio akan

bervariasi antara 0 sampai dengan 1. Bank dikatakan efisien

apabila memiliki angka rasio mendekati 1 atau 100 persen,

sebaliknya jika mendekati 0 menunjukkan efisiensi bank semakin

rendah. Pada DEA, setiap bank dapat menentukan pembobotnya

masing-masing dan menjamin bahwa pembobot yang dipilih akan

menghasilkan ukuran kinerja yang terbaik. Berapa bagian

program linier ditransformasikan sebagai berikut:

Maksimasi ∑

Kendala ∑ ∑

Efisiensi pada masing-masing bank dihitung menggunakan

programasi linier dengan memaksimumkan jumlah output yang

dibobot dari bank s. Kendala jumlah input yang dibobot harus

sama dengan satu untuk semua bank, yaitu jumlah output yang

dikurangi jumlah input yang dibobot harus kurang atau sama

dengan 0. Hal ini berarti semua bank akan berada atau di bawah

referensi kinerja frontier yang merupakan garis lurus yang

memotong sumbu origin.

Page 63: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

51

2. Variable Return to Scale (VRS)40

Model ini dikembangkan oleh Banker, Charnes, dan Cooper

(model BCC) pada tahun 1984 dan merupakan pengembangan dari

model CCR. Model ini beranggapan bahwa perusahaan tudak atau

belum beroperasi pada pada skala yang optimal. Asumsi dari model

ini adalah bahwa rasio antara penambahan input dan output tidak sama

(variable return to scale). Artinya, penambahan input sebesar x kali

tidak akan menyebabkan peningkatan output sebesar x kali, bisa lebih

kecil atau lebih besar dari x kali. Pendekatan ini relatif lebih tepat

digunakan dalam menganalisis efisiensi kinerja pada perusahaan jasa

termasuk bank.

Variabel return to scale merupakan asumsi yang lebih tepat

digunakan untuk sampel besar.41

Variabel return to scale

menggambarkan technical efficiency secara keseluruhan yang terdiri

dari dua komponen: pure technical efficiency dan scale efficiency.

Pure technical efficiency menggambarkan kemampuan manajer

perusahaan atau DMU untuk memanfaatkan sumber daya yang

dimilikinya. Sedangkan scale efficiency menggambarkan suatu DMU

atau perusahaan dapat beroperasi pada skala produksi yang tepat.

40

Coelli T.J., A Guide to DEAP version 2.1: A Data Envelopment Analysis, hal. 18 41

N. Avkiran K.,”The Evidence on Efficiency Gains: The Role of Mergers and The

Benefits to The Public”, Journal of Banking and Finance, 23 (2009), h.991-1013

Page 64: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

52

Nurul komaryatin berpendapat bahwa asumsi CRS hanya cocok

jika semua perusahaan beroperasi pada skala yang optimal.42

Persaingan tidak sempurna, kendala keuangan dan sebagainya

mungkin menyebabkan sebuah perusahaan tidak beroperasi pada skala

yang optimal. Bankers, Charnes dan Cooper pada tahun 1984

menganjurkan sebuah perluasan dari model CRS DEA dengan

menerapkan perhitungan VRS (variable return to scale). Penggunaan

dari spesifikasi CRS ketika tidak semua perusahaan beroperasi pada

skala yang optimal, akan menghasilkan pengukuran efisiensi teknis

(technical efficiency/ TE) yang berbaur atau dikacaukan dengan hasil

pengukuran efisiensi skala (scale efficiency/ SE). Kegunaan dari

spesifikasi VRS ini akan memungkinkan perhitungan TE yang dapat

menghilangkan sama sekali efek dari SE ini.

Permasalahan program linier untuk CRS dapat dengan mudah

dimodifikasi guna menjelaskan pendekatan VRS dengan cara

menambahkan kendala konektivitas (convexity constraint) ke dalam

persamaan sehingga rumus matematisnya menjadi:

Maksimasi = ∑

Kendala ∑ ∑

42

Muhammad Arif Amrillah, Efisiensi Perbankan Syriah di Indonesia Tahun 2005-2009,

hal.53

Page 65: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

53

Dimana U0 merupakan penggal yang dapat bernilai positif atau

negatif.

G. Keunggulan – Keterbatasan DEA dan SFA

Metode Data Envelopment Analysis (DEA) yang digunakan untuk

mengukur efisiensi relatif ini memiliki kelebihan dibandingkan metode

tradisional ekonometri dalam mengukur efisiensi. Sebagai metode non-

parametrik salah satu kelebihan DEA adalah tidak membutuhkan asumsi

mengenai bentuk fungsi produksi tertentu untuk menghubungkan antara

input dan output. Oleh karena itu probabilitas kesalahan spesifikasi

berkaitan dengan teknologi produksi sama dengan nol. Namun kekurangan

DEA sebagai metode non-parametrik adalah sensitifnya terhadap masalah

kesalahan pengukuran. Jika terjadi kesalahan pengukuran pada observasi

bukan pada batasan (frontier) yang diestimasi, maka kesalahan ini akan

masuk dalam skor efisiensi. Jika terjadi kesalahan acak (random error)

pada observasi pada frontier, maka kesalahan ini akan masuk pada skor

efisiensi seluruh observasi yang diukur relatif terhadap observasi pada

frontier sebelumnya (Elvira, 2012, hal.37).

Selain itu terdapat beberapa kelebihan metode DEA dibandingkan

dengan metode-metode lain yang dimukakan oleh Purwantoro (2005),

yaitu :

1) Model DEA dapat mengukur banyak variabel input dan variabel

output.

Page 66: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

54

2) Tidak diperlukan asumsi hubungan fungsional antara variabel-variabel

yang diukur.

3) Variabel input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang

berbeda.

Kelebihan lain juga dikemukakan oleh Trick (1996), yaitu :

1) DEA tepat untuk model yang mempunyai banyak input dan output.

2) Fungsi persamaan/pertidaksamaan dari DEA tidak memerlukan

asumsi yang berkaitan dengan input dan output-nya.

3) Unit yang diukur akan dibandingkan secara langsung dengan unit-unit

yang dievaluasi input dan output dapat mempunyai satuan yang

berbeda.

Dalam buku lain yaitu yang ditulis oleh Makmun (2002)

berpendapat, walaupun analisis DEA memiliki banyak kelebihan

dibandingkan analisis rasio parsial dan analisis regresi, DEA memiliki

beberapa keterbatasan, yaitu:

1) DEA mensyaratkan semua input dan output harus spesifik dan dapat

diukur (demikian pula dengan analisis rasio dan regresi). Kesalahan

dalam memasukkan input dan output akan memberikan hasil yang

bias.

2) DEA berasumsi bahwa setiap unit input atau output identik dengan

unit lain dalam tipe yang sama. Tanpa mampu mengenali perbedaan-

perbedaan tersebut, DEA akan memberi hasil yang bias.

Page 67: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

55

3) Dalam bentuk dasarnya DEA berasumsi constant return to scale

(CRS). CRS menyatakan bahwa perubahan proporsional pada semua

tingkat input akan menghasilkan perubahan proporsional yang sama

pada tingkat output.

4) Bobot input dan output yang dihasilkan oleh DEA tidak dapat

ditafsirkan dalam nilai ekonomi.

Kelemahan metode DEA menurut Purwantoro (2003) adalah :

1) Bersifat simpel spesifik.

2) Merupakan extreme point technique, kesalahan pengukuran dapat

berakibat fatal.

3) DEA sangat bagus untuk estimasi efisiensi realtif DMU tetapi sangat

lambat untuk mengukur efisiensi absolut dengan kata lain bisa

membandingkan sesama DMU tetapi bukan membandingkan

maksimisasi secara teori.

4) Uji hipotesis secara statistik atas hasil DEA sulit dilakukan.

5) Menggunakan perumusan linier programming terpisah untuk tiap

DMU (perhitungan secara manual sulit dilakukan apalagi untuk

masalah berskala besar).

6) Bobot dan input yang dihasilkan oleh DEA tidak dapat ditafsirkan

dalam nilai ekonomi.

Metode Stochastic Frontier Analysis (SFA) merupakan metode

parametrik, SFA mengasumsikan bahwa semua entitas adalah tidak

efisien. SFA juga menghitung adanya noise. SFA dapat digunakan untuk

Page 68: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

56

pengujian hipotesis. SFA juga dapat digunakan untuk mengukur efisiensi

teknis dan perubahan TFP (jika berupa data panel). Selain itu metode SFA

juga dapat digunakan untuk mengukur data panel dan cross-section.

Namun metode SFA memiliki kelemahan yaitu misalnya SFA

mensyaratkan spesifikasi bentuk fungsi dan bentuk distribusi unit yang

tidak efisien. Dengan penggunaan informasi harga disamping kuantitas,

kesalahan pengukuran tambahan mungkin dimasukan dalam hasil. Unit

yang tidak efisien merupakan hasil perhitungan efisiensi teknis dan

alokatif.

H. Malmquist Index – DEA

Malmquist Index merupakan metode DEA yang dapat

dipergunakan untuk mengolah data panel non-parametrik. Malmquist

index (MI) sering kali digunakan untuk mengukur perubahan produktivitas

(productivity change) sebuah DMU. Nilai index tersebut dapat

didekomposisikan dari perubahan teknologi (technology change) dan

perubahan efisiensi (efficiency change).

Perubahan dalam total produksi sebuah DMU dapat dikatakan baik

apabila DMU tersebut dapat menggunakan input secara efisien untuk

menghasilkan (memproduksi) barang-jasa dan perusahaan menggunakan

proses teknologi dalam proses produksi tersebut. Nilai MI yang lebih besar

dari 1 mengindikasikan bahwa DMU tersebut mengalami peningkatan

dalam total produktivitas (increasing return to scale). Namun, jika nilai

Page 69: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

57

MI lebih kecil dari 1, maka nilai tersebut mengindikasikan bahwa DMU

mengalami penurunan dalam total produktivitas. Peningkatan atau

penurunan dalam Total Factor Productivity (TFP) dapat disebabkan oleh

dua hal, yaitu dari sisi perubahan teknologi dan perubahan efisiensi. Selain

dapat mengindikasikan peningkatan atau penurunan TFP, malmquist index

juga dapat mengindikasikan peningkatan atau penurunan perubahan

efisiensi dan perubahan teknologi.

I. Operating Efficiency Ratio (OER/ BOPO)

Operating Efficiency Ratio (OER) atau lebih dikenal BOPO (Biaya

Operasional terhadap Pendapatn Operasional) merupakan rasio yang

menunjukkan besaran perbandingan antara beban atau biaya operasional

terhadap pendapatan operasional suatu perusahaan pada periode tertentu

(Riyadi, 2004). BOPO telah menjadi salah satu rasio yang perubahan

nilainya sangat diperhatikan terutama bagi sektor perbankan mengingat

salah satu kriteria penentuan tingkat kesehatan bank oleh Bank Indonesia

adalah besaran rasio ini.

Bank yang nilai rasio BOPO-nya tinggi menunjukkan bahwa bank

tersebut tidak beroperasi dengan efisien karena tingginya nilai dari rasio

ini memperlihatkan besarnya jumlah biaya operasional yang harus

dikeluarkan oleh pihak bank untuk memperoleh pendapatan operasional.

Disamping itu, jumlah biaya operasional yang besar akan memperkecil

jumlah laba yang akan diperoleh karena biaya atau beban operasional

bertindak sebagai faktor pengurang dalam laporan laba rugi. Nilai rasio

Page 70: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

58

BOPO yang ideal berada antara 50-75% sesuai dengan ketentuan Bank

Indonesia.

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal

31 Mei 2004, kategori peringkat yang akan diperoleh bank dari besaran

nilai BOPO yang dimiliki adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Peringkat Bank berdasarkan Rasio BOPO

Peringkat Predikat Besaran nilai BOPO

1 Sangat

Sehat

50-75%

2 Sehat 76-93%

3 Cukup

Sehat

94-96%

4 Kurang

Sehat

96-100%

5 Tidak

Sehat

>100%

Sumber : SE BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004

Pada Bank, beban operasional umumnya terdiri dari biaya bunga

(beban bunga yang dibayarkan oleh pihak bank kepada nasabah yang

menyimpan uangnya di bank dalam bentuk dana pihak ketiga seperti giro,

tabungan dan deposito), biaya administrasi, biaya tenaga kerja, biaya

pemasaran dsb. Sedangkan, pendapatan operasional bank umumnya terdiri

dari pendapatan bunga (diperoleh dari pembayaran angsuran kredit dari

masyarakat, komisi dsb. BOPO dapat dirumuskan berdasarkan ketentuan

Bank Indonesia sebagai berikut :

BOPO =

x 100%

Page 71: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

59

Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total

beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional

adalah penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan

operasional lainnya.

Page 72: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

60

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian

kuantitatif merupakan salah satu jenis kegiatan penelitian yang

spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas

sejak awal hingga pembuatan desain penelitian, baik tentang tujuan

penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, sampel data, sumber data,

maupun metodologinya (mulai pengumpulan data hingga analisis data).43

Fokus penelitian kuantitatif didefinisikan sebagai proses kerja yang

berlangsung secara ringkas, terbatas, dan memilah-milah permasalahan

menjadi bagian yang dapat diukur atau dapat dinyatakan dengan angka-

angka.

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,

menggunakan dua tipe data yaitu data panel pada perhitungan tingkat

efisiensi menggunakan metode DEA dan Malmquist Index, dan data time

series pada analisis dalam mengestimasi model untuk pengukuran tingkat

efisiensi dengan metode SFA. Data panel atau data runtun waktu silang

(cross-sectional time series) dimana banyak objek diamati dalam dua

periode atau lebih. Sedangkan data time series adalah data statistik yang

43

Puguh Suharso, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis: Pendekatan Filosofis dan

Praktis (Jakarta: PT. Indeks, cet.1, 2009), hal.3

Page 73: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

61

disusun berdasarkan urutan waktu kejadian. Sumber data pada penelitian

ini didapat melalui laporan keuangan publikasi Bank Indonesia dan data

pada laporan keuangan bank yang menjadi objek penelitian.

C. Populasi dan Sampel

Pada penelitian ini populasi yang dijadikan objek penelitian ini

adalah 12 Bank Umum Syariah di Indonesia. Teknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposiv sampling dengan

kriteria bank umum syariah yang laporan keuangan triwulannya tersedia

secara lengkap selama triwulan I 2011 hingga triwulan IV 2015.

D. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah bank syariah di Indonesia. Data

yang digunakan adalah laporan keuangan triwulanan pada periode kuartal

pertama 2011 sampai kuartal keempat 2015 pada enam bank syariah, yang

meliputi Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah, Bank Mega Syariah,

Bank BRI Syariah, Bank BCA Syariah, dan Bank Bukopin Syariah.

Teknik pengambilan enam sampel bank ini menggunakan teknik random

sampling.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode dokumentasi. Metode ini mencakup penghimpunan

informasi dan data, melalui studi pustaka dan eksplorasi literatur-literatur,

Page 74: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

62

laporan keuangan publikasi Bank Indonesia dan laporan keuangan yang

dipublikasikan oleh bank-bank syariah terkait.

F. Metode Analisis Data

1. Stochastic Frontier Approach (SFA)

Metode SFA dikembangkan oleh Aigner. Lovell, dan Schmidt

(1977). Pada metode SFA biaya dari suatu bank dimodelkan untuk

terdeviasi dari cost efficiency frontier-nya akibat adanya random noise

dan inefisiensi. Fungsi standar stochastic cost frontier memiliki

bentuk umum sebagai berikut:

In Ci = ƒ(In Xji , In Yki) + ei .......................................................... (3.1)

Dimana:

Ci = Total biaya bank n

Xji = Input j bank n

Yki = Output k pada bank n

ei = Error

ei terdiri dari 2 fungsi, yaitu:

ei = ui + vi .................................................................................... (3.2)

Dimana:

ui = faktor error yang dapat dikendalikan

vi = faktor error yang bersifat random yang tidak dapat

dikendalikan. Diasumsikan bahwa v terdistribusi normal N

(0, ) dan u terdistribusi half-normal, ǀ(0,

)ǀ dimana uit =

(ui exp(-h (t-T)

)3 dan h adalah parameter yang akan diestimasi.

Page 75: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

63

Cost Efficiency pada dasarnya mengukur tingkat biaya suatu

bank yang dibandingkan dengan bank yang memiliki biaya operasi

terbaik (best practice bank’s cost) yang sama dengan teknologi yang

sama. Cost efficiency ini diderivasi dari suatu fungsi biaya, misalkan

fungsi biaya dengan bentuk persamaan umum (log) sebagai berikut:

In C = ƒ (w,y) + e ........................................................................ (3.4)

Dengan menggunakan bentuk persamaan stochastic cost frontier

maka persamaan biaya dapat dituliskan sebagai berikut:

In C = ƒ (w,y) + In u + In v ......................................................... (3.5)

Dimana:

C = total biaya atau cost efficiency

w = jumlah input

y = jumlah output

u dan v = error

Maka cost efficiency dapat dituliskan sebagai berikut:

=

( ) ( )

( ) ( ) =

2. Data Envelopment Analysis (DEA)

Data Envelopment Analysis pertama kali diperkenalkan oleh

Charnes, Cooper dan Rhodes pada tahun 1978 dan 1979. Dalam

penelitian kali ini akan digunakan model dengan asumsi Variable

Return to Scale (VRS). Asumsi dari model ini adalah bahwa rasio

antara penambahan input dan output tidak sama (variable return to

Page 76: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

64

scale). Artinya, penambahan input sebesar x kali tidak akan

menyebabkan peningkatan output sebesar x kali, bisa lebih kecil atau

lebih besar dari x kali. Pendekatan ini relatif lebih tepat digunakan

dalam menganalisis efisiensi kinerja pada perusahaan jasa termasuk

bank.

Variabel return to scale menggambarkan technical efficiency

secara keseluruhan yang terdiri dari dua komponen: pure technical

efficiency dan scale efficiency. Pure technical efficiency

menggambarkan kemampuan manajer perusahaan atau DMU untuk

memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Sedangkan scale

efficiency menggambarkan suatu DMU atau perusahaan dapat

beroperasi pada skala produksi yang tepat.

Permasalahan program linier untuk CRS dimodifikasi guna

menjelaskan pendekatan VRS dengan cara menambahkan kendala

konektivitas (convexity constraint) ke dalam persamaan sehingga

rumus matematisnya menjadi:

Maksimasi = ∑

Kendala ∑ ∑

Dimana U0 merupakan penggal yang dapat bernilai positif atau

negatif.

Page 77: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

65

Pada penelitian ini juga menggunakan pengukuran efisiensi

dengan pendekatan berorientasi output, hal tersebut dikarenakan pada

akhirnya tujuan sebuah DMU adalah mendapatkan keuntungan yang

maksimal dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki.

3. Malmquist Index

Pada 1953 Sten Malmquist pertama kalii memberikan sebuah

konsep pengukuran produktivitas yang disebut Malmquist

Productivity Index (MPI). Namun Malmquist index sendiri

diperkenalkan pada tahun 1982 oleh Caves et al. Ada dua hal yang

dihitung dalam pengukuran Malmquist index, yaitu efek catch-up dan

efek frontier-shift. Efek catch-up mengukur tingkat perubahan

efisiensi relatif dari periode 1 ke periode 2 dan seterusnya. Efek

frontier-shift mengukur tingkat perubahan teknologi (kombinasi input-

output) dari periode 1 ke periode 2 dan seterusnya. Efek frontier-shift

pada umumnya disebut efek inovasi.

( ) [

( )

( )

( )

( )

]

Dimana notasi ( ) merupakan jarak dari

pengamatan pada periode t teknologi ke periode s. Nilai > 1

menunjukkan pertumbuhan TFP positif dari periode s ke periode t,

sementara nilai < 1 menunjukkan penunjukkan penurunan TFP.

Page 78: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

66

G. Definisi Variabel Operasional

1. Total Biaya (Total Cost/ TC)

Total Biaya yaitu penjumlahan dari (Hak pihak ketiga atas bagi hasil +

Beban estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi + Biaya

operasional lainnya + Biaya penyisihan penghapusan aktiva + Biaya

non-operasional) dibagi dengan Total Aset.

2. Variabel Input

a. Biaya Personalia, adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan

tenaga kerja sumber daya manusia. Dapat juga diartikan sebagai

balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawan,

elemen biaya tenaga kerja yang merupakan biaya produksi adalah

biaya tenaga kerja untuk karyawan di perusahaan. Biaya tenaga

kerja dapat berupa gaji, provisi maupun fee yang diberikan

perusahaan. Pada penelitian ini, biaya personalia dinyatakan dalam

jutaan rupiah. Pada pengukuran dengan metode SFA, biaya

personalia dibagi dengan Total Aset.

b. Dana Pihak Ketiga (DPK), adalah dana yang dipercayakan oleh

masyarakat kepada bank berdasarkan akad penyimpanan dana.

Simpanan dalam bank syariah diimplementasikan dalam produk

penghimpunan dana. Pada penelitian ini, DPK dinyatakan dalam

jutaan rupiah, dan pada pengukuran dengan metode SFA, variabel

DPK dibagi dengan Total Aset.

Page 79: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

67

c. Biaya Bagi Hasil, adalah biaya operasional bank yang digunakan

untuk membayar biaya bagi hasil atas dana pihak ketiga. Biaya

bagi hasil dinyatakan dalam jutaan rupiah. Pada pengukuran

dengan SFA, biaya bagi hasil dibagi dengan Total Aset.

3. Variabel Output

a. Total Pembiayaan, adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk

mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan

sendiri maupun dikerjakan oleh orang lain. Dalam arti sempit,

pembiayaan digunakan untuk mendefinisikan pendanaan yang

dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah kepada

nasabah. Total pembiayaan dinyatakan dalam jutaan rupiah dan

pada pengukuran dengan SFA, variabel total pembiayaan dibagi

dengan Total Aset.

b. Pendapatan Operasional, adalah arus masuk sumber daya kedalam

suatu perusahaan dalam suatu periode penjualan barang atau jasa,

dimana sumber daya pada umumnya dalam bentuk kas, wesel

tagih, atau piutang pendapatan yang tidak mencakup sumber daya

yang diterima dari sumber-sumber selain dari operasi, seperti

penjualan aktiva tetap, penerbitan saham atau peminjaman.

Pendapatan operasional dinyatakan dalam jutaan rupiah dan pada

perhitungan dengan SFA dibagi dengan Total Aset.

Page 80: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

68

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Efisiensi bank umum syariah di Indonesia dihitung dengan menggunakan

pendekatan frontier, baik pendekatan parametrik Stochatic Fontier Approach

(SFA) maupun pendekatan non-parametrik Data Envelopment Analysis (DEA)

untuk setiap triwulan dalam kurun waktu lima tahun selama periode triwulan

pertama tahun 2011 hingga triwulan keempat tahun 2015.

Pengukuran melalui metode SFA menggunakan fungsi biaya stochatic cost

frontier guna mengukur tingkat efisiensi bank umum syariah dari sisi biaya.

Pengukuran melalui metode DEA menggunakan asumsi VRS yang berorientasi

input. Artinya, seberapa banyak kuantitas input dapat dikurangi secara

proporsional tanpa mengubah kuantitas output yang diproduksi, sehingga bank

tersebut menjadi efisien.

Kemudian analisis diperluas dengan mengukur pertumbuhan produktivitas

bank umum syariah selama periode penelitian menggunakan Malmquist Index.

terakhir, nilai efisiensi tiap bank umum syariah yang diperoleh dengan metode

SFA dan DEA tersebut dibandingkan dengan melakukan uji beda Kruskal-Wallis

dengan pengukuran rasio tingkat efisiensi Operational Efficiency Ratio (OER/

BOPO) bank umum syariah.

Page 81: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

69

A. Deskriptif Variabel Penelitian

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Q1 2011 – Q4 2015

Variabel Minimum Maximum Mean Std. Deviasi

Total

Cost

32230 7730402 1129651,96 1484923,57

Output

Y1 491724 50893511 12756491,97 15179510,98

Y2 5744 7726926 939295,88 1139158,75

Input

X1 7260 1685208 260264,26 314342,656

X2 539889 62112879 14137501,14 17156871,07

X3 1031 168541 46258,65 50210,02

Input Price

P1 ,003620327 ,055830113 ,01695070080 ,010424496225

P2 ,513178569 1,083003734 ,82069874397 ,064699603796

P3 ,000665922 ,005005321 ,00287503347 ,000956338322

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, Bank Indonesia.

Dalam jutaan Rupiah, data diolah.

B. Tingkat Efisiensi Biaya dengan SFA

Tingkat efisiensi tiap bank umum syariah diukur dengan Stochastic

Cost Frontier menggunakan panel data. Data panel dalam hal ini

dimaksudkan untuk mempertimbangkan periode pengamatan suatu bank dan

akan menghasilkan tingkat efisiensi yang didasarkan pada kurun waktu

penelitian, yaitu selama periode triwulan pertama 2011 hingga triwulan

keempat 2015. Tingkat efisiensi tersebut dianalisis dari model fungsi biaya

dengan variabel dependen Total Cost, input yang terdiri dari harga Biaya

Personalia (P1), harga Dana Pihak Ketiga (P2), dan harga Biaya Bagi Hasil

(P3), sedangkan variabel output yang digunakan yaitu Total Pembiayaan (Y1)

Page 82: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

70

dan Pendapatan Operasional (Y2). Setiap variabel menggunakan data rasio

terhadap total aset.

Fungsi biaya yang dihasilkan adalah dalam bentuk model frontier

yang merupakan model translog bukan sebuah model linear atau garis lurus,

oleh karena itu semua variabel dalam penelitian ini yaitu TC, P1, P2, P3, Y1,

dan Y2 diubah dalam bentuk ln44

Dengan meregresi model SFA yang dirumuskan sebagai berikut:

ln Ci = f (ln Xji , ln Yki) + ei…………....………………… (4.1)

Di mana Ci adalah total cost untuk waktu ke-i, X adalah input pada

waktu ke-i, Y adalah output pada waktu ke-i, dan e adalah error. Dengan

menggunakan pendekatan stochastic cost frontier diformulasikan sebagai

berikut:

( ) ( )

( ) ( )

............... (4.2)

Dengan menggunakan variabel input dan output yang telah ditentukan

kedalam model regresi, maka persamaan SFA dapat dirumuskan kembali

menjadi:

In TC = α + β1InP1 +β2InP2 + β3InP3 + β4InY1 + β5InY2 + εi .. (4.3)

Dimana:

TC = Total Cost

P1 = Biaya Personalia

44

Edy Hartono, “Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Indonesia dengan

Menggunakan Metode Parametrik Stochastic Frontier Analysis” (Tesis Program Magister

Manajemen Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang), h.51

Page 83: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

71

P2 = Total DPK

P3 = Biaya Bagi Hasil

Y1 = Total Pembiayaan

Y2 = Pendapatan Operasional

Dalam pengolhan data dengan regresi, digunakan software

pemprograman SPSS 23. Berikut hasil dari efisiensi bank umum syariah.

Tabel 4.2 Hasil Estimasi Regresi Berganda BUS

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,482 ,376 1,283 ,022

LnP1 ,892 ,031 ,984 28,437 ,000

LnP2 -,536 ,306 -,079 -1,753 ,082

LnP3 ,006 ,056 ,004 ,098 ,922

LnY1 -,293 ,259 -,055 -1,130 ,261

LnY2 -,123 ,024 -,224 -5,131 ,000

a. Dependent Variable: LnTC

Bentuk model prediksi tingkat efisiensi biaya bank dapat ditulis

sebagai berikut:

InTC = 0,482 + 0,892InP1 – 0,536InP2 + 0,006InP3 - 0,293InY1 –

0,123InY2

Dalam persamaan regresi diatas, konstanta TC adalah sebesar

0,482. Artinya, jika variabel input dan output dianggap konstan, maka

Bank Umum Syariah akan mengeluarkan biaya minimum untuk tingkat

Page 84: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

72

output tertentu yaitu sebesar 1,619309 juta dari total aktiva (ex 0,482=

1,619309).

Dengan memasukan data-data kedalam rumus 4.2 diatas, diperoleh

skor efisiensi biaya Bank Umum Syariah yang terdapat pada grafik

berikut.

Grafik 4.1 Trend Stochastic Cost Efficiency BUS

Sumber: data diolah

Berdasarkan grafik diatas dapat dijelaskan bahwa tingkat efisiensi

biaya bank umum syariah selama periode penelitian menunjukan trend

yang fluktuatif. Skor efisiensi biaya terendah Bank Syariah Mandiri

(BSM) terjadi pada triwulan III 2015 dengan skor 83,2% dan skor

tertingginya pada triwulan II 2013 dengan skor 92,2%. Bank BNI Syariah

(BNIS) mengalami skor terendah sebesar 76,3% pada triwulan I 2012 dan

skor tertinggi sebesar 99,7% pada triwulan II 2015. Skor tertinggi Bank

Page 85: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

73

Mega Syariah (BMS) terjadi pada triwulan IV 2015 dengan skor 98,9%

dan skor terendahnya pada triwulan III 2011 dengan skor 76,1%. Skor

efisiensi biaya tertinggi BRI Syariah (BRIS) terjadi pada triwulan III 2013

dengan skor 99,5%, sedangkan skor efisiensi terendah BRIS terjadi pada

triwulan III 2015 dengan skor 86,0%. Skor efisiensi tertinggi BCA Syariah

(BCAS) terjadi pada triwulan I 2015 dengan skor 99,4%, dan skor efisiensi

terendahnya terjadi pada triwulan I 2012 dengan skor 74,5%. Pada

triwulan II 2015 Bank Bukopin Syariah (BBS) berada pada skor efisiensi

tertingginya yaitu 99,9%, sedangkan skor efisiensi terndah BBS terjadi

pada triwulan III 2014 dengan skor 93,4%.

Grafik 4.2 Rata-rata Stochastic Cost Efficiency BUS

Sumber: data diolah

Grafik diatas menjelaskan hasil pengukuran rata-rata skor stochatic

cost efficiency tiap bank umum syariah selama periode penelitian. Secara

berturut-turut bank umum syariah yang memperoleh skor efisiensi

Page 86: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

74

tertinggi hingga terendah adalah Bank Bukopin Syariah (98,44%), BRI

Syariah (95,34%), Bank Syariah Mandiri (92,88%), Bank Mega Syariah

(90,62%), BCA Syariah (90,18%), dan BNI Syariah (89,72%). Hal ini

menjelaskan bahwa bank yang memiliki aset yang besar seperti bank

syariah mandiri tidak selalu mencapai skor efisiensi yang tinggi

dibandingkan lima bank umum syariah lainnya yang dari sisi aset berada

dibawah bank syariah mandiri. Artinya bahwa semakin besar aset yang

dimiliki suatu bank menuntut pengelolaan yang baik agar dananya menjadi

efisien. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat efisiensi suatu bank bukan

berdasarkan aset yang dia mimiliki namun seberapa baik manajemen

dalam mengelola dan mengalokasikan dana yang dimilikinya.

Pada pengukuran tingkat efisiensi menggunakan pendekatan

parametrik, metode SFA Stochastic Cost Efficiency (SCE) yang diderivasi

dari fungsi biaya didapat pada penelitian ini adalah secara umum tingkat

efisiensi biaya enam bank umum syariah memiliki trend yang fluktuatif

selama periode pengamatan. Secara individu, Bank Bukopin Syariah

memiliki tingkat efisiensi biaya rata-rata paling tinggi dengan skor 98,44%

dan bank BNI Syariah dengan rata-rata tingkat efisiensi biaya paling

rendah dengan skor 89,72%. Secara keseluruhan rata-rata tingkat efisiensi

biaya bank umum syariah selama triwulan I tahun 2011 hingga triwulan IV

tahun 2015 juga memiliki trend yang fluktuatif dengan tingkat efisiensi

tertinggi dicapai pada triwulan II tahun 2015 dan tingkat efisiensi terendah

dicapai pada triwulan I tahun 2012.

Page 87: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

75

C. Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah dengan DEA

1. Korelasi Pearson Input-Output

Sebelum masuk kedalam analisis efisiensi bank syariah dengan

pendekatan DEA, korelasi pearson digunakan untuk menguji apakah

variabel input dan output memenuhi hipotesis isotonicity.

Tabel 4.3 Korelasi Pearson Variabel Input-Output DEA

Tabel 4.3 menunjukan bahwa hasil uji statistik seluruhnya

signifikan (<0,01), yang artinya H0 ditolak dan terdapat hubungan yang

positif dan kuat antara input dan output. Hal ini mengimplikasikan bahwa

prinsip isotonicity berhasil terpenuhi. Oleh karena itu, pendekatan DEA

dapat digunakan untuk mengevaluasi efisiensi bank.

Correlations

Y1 Y2 X1 X2 X3

Y1 Pearson Correlation 1 ,797** ,836

** ,997

** ,971

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 120 120 120 120 120

Y2 Pearson Correlation ,797** 1 ,822

** ,816

** ,751

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 120 120 120 120 120

X1 Pearson Correlation ,836** ,822

** 1 ,848

** ,809

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 120 120 120 120 120

X2 Pearson Correlation ,997** ,816

** ,848

** 1 ,969

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 120 120 120 120 120

X3 Pearson Correlation ,971** ,751

** ,809

** ,969

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 120 120 120 120 120

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 88: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

76

2. Skor Efisiensi DEA

Hasil pengukuran tingkat efisiensi bank umum syariah melalui

Cost-DEA menghasilkan tiga jenis efisiensi; Technical Eficiency (TE),

Allocative Efficiency (AE), dan Cost Efficiency (CE). Technical efficiency

atau efisiensi operasional adalah efisiensi yang mencerminkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan output yang maksimal dengan

menggunakan sejumlah input yang tersedia. Sedangkan allocative

efficiency menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

mengoptimalkan penggunaan inputnya dengan struktur harga dan

teknologi tertentu. Kombinasi antara technical efficiency dan allocative

efficiency akan menghasilkan cost efficiency atau efisiensi ekonomi yang

mencerminkan kemampuan suatu perusahaan dalam meminimalkan biaya

produksi untuk menghasilkan output tertentu dengan teknologi yang

umumnya digunakan serta dengan harga pasar yang berlaku. Berikut

adalah skor efisiensi bank umum syariah yang diklasifikasikan

berdasarkan jenis efisiensinya.

Page 89: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

77

a. Technical Efficiency Bank Umum Syariah

Grafik 4.3 Skor Technical Efficiency BUS

Sumber: data diolah

Hasil pengukuran technical efficiency bank umum syariah

menunjukan trend yang fluktuatif. Hanya terdapat satu bank umum syariah

yang nyaris stabil dengan skor efisiensi 100% yaitu Bank Bukopin Syariah

(BBS). BBS mengalami penurunan pada triwulan ketiga tahun 2011

dengan skor 98,1%. Bank Syariah Mandiri (BSM) menunjukkan trend

efisiensi operasional yang fluktuatif dengan skor efisiensi terendah pada

triwulan ketiga 2015 sebesar 82,7% dan skor efisiensi operasional tertinggi

pada triwulan ketiga 2011, triwulan keempat 2011, triwulan keempat

2012, serta triwulan pertama dan kedua tahun 2013 dengan skor 100%.

BNI Syariah (BNIS) mengalami titik terendah pada triwulan pertama 2012

dengan skor 77,2% dan titik tertinggi pada triwulan kedua 2015. Bank

Page 90: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

78

Mega Syariah (BMS) mengalami titik terendah pada triwulan I dan III

2011 dengan skor 77,9% dan tertingginya dengan skor 100% triwulan 1 –

III tahun 2013, triwulan IV 2014, triwulan I dan IV tahun 2015.

Hasil pengukuran skor efisiensi operasional pada BRI Syariah

(BRIS) menunjukan trend fluktuatif dan menurun. BRIS mengalami skor

efisiensi operasional terendahnya pada triwulan III 2015 dengan skor

85,5% dan skor tertingginya 100% pada triwulan I 2011, triwulan IV 2011

– IV 2012, dan triwulan I 2014. Bank BCA Syariah (BCAS) menunjukan

trend fluktuatif dan meningkat, BCAS mencapai skor efisiensi operasional

tertinggi 100% pada triwulan III 2011, kuartal III 2013, dan kuartal III –

IV 2015.

Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa bank

bukopin syariah unggul diantara lima bank umum syariah lainnya dalam

hal kemampuan dalam menghasilkan output yang maksimal dengan

menggunakan sejumlah input yang dimilikinya, yang ditunjukkan dengan

skor efisiensi teknis yang tinggi dan nyaris stabil.

Page 91: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

79

b. Allocative Efficiency Bank Umum Syariah

Grafik 4.4 Skor Allocative Efficiency BUS

Sumber: data diolah

Hasil pengukuran tingkat efisiensi alokasi bank umum syariah

meunjukan trend yang beragam. Bank Syariah Mandiri menunjukan trend

penurunan skor efisiensi alokasi dengan skor terendah berada pada

triwulan IV 2015 sebesar 57,9%, sedangkan untuk skor tertingginya pada

triwulan III tahun 2011 sebesar 100%. Demikian pula dengan bank BNI

Syariah yang mengalami penurunan tingkat efisiensi alokasi, skor tertinggi

sebesar 100% BNIS terjadi pada triwulan I 2011 dan skor terendahnya

pada triwulan IV tahun 2014 dengan skor 43,4%. Bank Mega Syariah

menunjukan trend yang menurun relatif landai selama periode

pengamatan, skor efisiensi alokasi tertinggi BMS terjadi pada triwulan I

2013 dengan skor 46,6% sedangkan tingkat efisiensi terendahnya terjadi

pada triwulan I 2015 dengan skor 25,2%.

Page 92: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

80

BRI Syariah menunjukan trend yang fluktuatif dengan skor

tertinggi pada triwulan I 2015 dengan skor 74,9% dan skor terendahnya

pada triwulan I 2014 dengan skor 52,3%. Skor efisiensi alokasi tertinggi

BCA Syariah terdapat pada triwulan I dan IV tahun 2015 dengan skor

100% sedangkan skor efisiensi alokasi terendahnya terdapat pada triwulan

III 2011 dengan skor 47,6%. Bank Bukopin Syariah (BBS) nyaris

konsisten di setiap triwulan selama periode pengamatan menunjukan skor

tertinggi yakni 100%, terdapat satu kali penurunan skor yaitu pada

triwulan III 2015 dengan skor 94,9%.

Berdasarkan hasil pengamatan diatas, terdapat satu bank umum

syariah yang relatif stabil dengan skor efisien alokasi yang tinggi yaitu

Bank Bukopin Syariah, satu bank yang menunjukan trend meningkat yaitu

BCA Syariah, dan empat bank umum syariah lainnya yang menunjukan

trend penurunan skor yaitu Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, Bank

Mega Syariah, dan BRI Syariah. Dengan demikian, empat dari enam bank

umum syariah harus meningkatkan kemampuannya dalam

mengoptimalkan penggunaan input dengan struktur harga dan teknologi

tertentu yang dimiliki sehingga meningkatkan tingkat efisiensi alokasinya.

Page 93: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

81

c. Cost Efficiency Bank Umum Syariah

Grafik 4.5 Skor Cost Efficiency BUS

Sumber: data diolah

Hasil pengukuran Cost Efficiency bank umum syariah

menunjukan trend yang beragam. Bank Syariah Mandiri mengalami trend

penurunan tingkat cost efficiency. Skor efisiensi tertinggi terdapat pada

triwulan III 2011 dengan skor 100% dan skor mengalami skor efisiensi

terendah pada triwulan IV 2015 dengan skor 50,9%. BNI Syariah

menunjukan trend yang fluktuatif dengan skor terendah BNIS terjadi pada

triwulan II 2013 sebesar 37,4% dan skor tertinggi terjadi pada triwulan I

2011 yaitu 86,3%. Skor efisiensi ekonomi tertinggi Bank Mega Syariah

terjadi pada triwulan I 2013 dengan skor 46,6% dan skor efisiensi ekonomi

terendah Bank Mega Syariah terjadi pada triwulan III 2015 dengan skor

24,5%. BRI Syariah mengalami skor terendah pada triwulan III 2015

dengan skor 50,9% dan skor tertinggi pada triwulan I 2012 dengan skor

Page 94: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

82

70,4%. Skor efisiensi ekonomi tertinggi BCA Syariah pada triwulan I dan

IV 2015 sebesar 100% dan berada pada skor efisiensi terendahnya pada

triwulan III 2012 dengan skor 39,4%. Skor efisiensi ekonomi Bank

Bukopin Syariah relatif stabil nyaris selalu berada pada skor 100 pada tiap

triwulannya, terjadi dua kali penurunan skor efisiesnsi yaitu pada triwulan

III 2011 dengan skor 98,1% dan triwulan I 2015 dengan skor 94,9%.

Grafik 4.6 Rata-rata Efisiensi BUS

Sumber: data diolah

Pada grafik dapat dijelaskan bahwa keenam bank umum syariah

memiliki tingkat efisiensi yang baik pada efisiensi operasional (TE),

artinya keenam bank tersebut memiliki kemampuan yang baik dalam

menghasilkan output yang maksimal dengan menggunakan input yang

tersedia, sedangkan untuk dua jenis efisiensi lainnya bervariatif. Dalam

grafik dapat diketahui bahwa Bank Bukopin Syariah (BBS) unggul dalam

Page 95: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

83

ketiga jenis pengukuran efisiensi, dengan skor TE 99,91%, AE 99,75%,

dan CE 99,65%. Sedangkan untuk skor TE terendah terdapat pada sampel

Bank BCA Syariah yaitu 89,68%, skor terendah AE 36,22% dan CE

sebesar 33,33% terjadi pada sampel Bank Mega Syariah (BMS). Skor

efisiensi yang berada pada kisaran 30 persen menandakan bahwa bank

tersebut mengalami inefisiensi yang besar, yang berimbas pada perolehan

return on aset dan return on equity yang rendah bahkan negatif.

Pada pengukuran tingkat efisiensi menggunakan pendekatan non-

parametrik, metode data envelopment analysis model VRS cost-DEA,

didapat pada penelitian ini tiga jenis efisiensi, yaitu efisiensi operasional

(technical efficiency/ TE), efisiensi alokasi (allocative efficiency/ AE), dan

efisiensi ekonomi (cost efficiency/ CE). Pada hasil pengukuran tiga jenis

tingkat efisiensi terdapat satu bank yang nyaris stabil dengan skor

efisiensi 100% pada tiap triwulannya, yaitu Bank Bukopin Syariah

sedangkan lima bank umum syariah lainnya bergerak fluktuatif. Secara

rata-rata selama periode penelian, tingkat efisiensi operasional (technical

efficiency) tertinggi dicapai oleh Bank Bukopin Syariah dengan skor

99,91% dan terendah dicapai oleh Bank BCA Syariah dengan skor

89,68%. Tingkat efisiensi alokasi tertinggi dicapai oleh Bank Bukopin

Syariah dengan skor 99,75% dan terendah dicapai oleh Bank Mega

Syariah dengan skor 36,22%. tingkat efisiensi ekonomi (cost efficiency)

tertinggi dicapai oleh Bank Bukopin Syariah dengan skor 99,65% dan

terendah dicapai oleh Bank Mega Syariah dengan skor 33,33%.

Page 96: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

84

D. Pertumbuhan Produktivitas Malmquist Index TFP

Tabel 4.4 Skor dan Komponen Produktivitas BUS

Triwulan Effiiency

Change

Technical

Change

Pure

Efficiency

Change

Scale

Efficiency

Change

TFP

Change

II – 2011 1,038 1,147 1,023 1,014 1,190

III – 2011 0,986 1,109 0,983 1,003 1,093

IV – 2011 0,979 0,983 1,002 0,977 0,962

I – 2012 0,962 0,689 0,997 0,965 0,662

II – 2012 1,019 1,199 0,997 1,023 1,222

III – 2012 1,068 1,017 1,016 1,051 1,086

IV – 2012 0,989 1,007 1,010 0,979 0,996

I – 2013 0,965 0,598 0,994 0,971 0,577

II – 2013 0,994 1,301 1,001 0,994 1,294

III – 2013 1,023 1,082 1,009 1,013 1,107

IV – 2013 1,028 1,007 1,007 1,021 1,036

I – 2014 1,011 0,628 0,997 1,013 0,635

II – 2014 1,006 1,155 1,002 1,003 1,162

III – 2014 0,994 1,060 1,000 0,994 1,054

IV – 2014 1,004 1,016 1,000 1,004 1,021

I – 2015 0,972 0,799 0,979 0,993 0,776

II – 2015 1,019 1,055 1,014 1,005 1,075

III – 2015 0,988 1,042 0,997 0,992 1,029

IV – 2015 0,990 0,990 0,991 0,999 0,980

Mean 1,002 0,974 1,001 1,001 0,976

Sumber: data diolah

Berdasarkan tabel diatas, produktivitas bank umum syariah di

Indonesia secara rata-rata mengalami peningkatan terjadi pada triwulan I

dan II 2011, triwulan II dan III 2012, triwulan II – IV 2013, triwulan II –

IV 2014, dan triwulan II dan III 2015. Sedangkan penurunan produktivitas

terjadi pada triwulan IV- 2011, I dan IV-2012, I-2013, I-2014, I-2015, dan

triwulan IV-2015. Penurunan terbesar terjadi pada triwulan I-2013 sebesar

0,5777. Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada terjadi pada triwulan

II-2013 sebesar 1,294. Technical change (perubahan teknologi)

Page 97: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

85

menggambarkan sebuah perubahan pada jumlah output yang dihasilkan

dari jumlah input yang sama. Technical Change dan Efficiency Change

(perubahan efisiensi) menjadi sumber pertumbuhan negatif dari Total

Factor Productivity pada triwulan-triwulan saat terjadi penurunan

produktivitas, ditunjukan dengan nilai technical change dan efficiency

change dibawah 1 pada triwulan-triwulan tersebut. Hal ini menunjukan

bahwa technical change dan efficiency change secara bersama-sama

memiliki peran dalam penurunan produktivitas bank umum syariah di

Indonesia. Nilai technical change dibawah 1 mengindikasikan bahwa

belum optimalnya penggunaan input dan belum maksimalnya output yang

dihasilkan, sedangkan nilai efficiency change dibawah 1 mengindikasikan

perlunya peningkatan efisiensi guna meningkatkan produktivitas bank

umum syariah. Technical change atau perubahan teknologi menjadi

sumber utama dalam peningkatan total factor productivity bank umum

syariah yang ditunjukan dengan nilai technical change ≥ 1. Hal tersebut

menunjukan bahwa technical change (perubahan teknologi) berperan besar

dalam peningkatan produktivitas bank umum syariah di Indonesia.

Page 98: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

86

Tabel 4.5 Pertumbuhan Produktivitas BUS

Triwulan BSM BNIS BMS BRIS BCAS BBS

II - 2011 1,079 1,194 1,566 1,092 1,286 1,006

III - 2011 1,010 1,031 1,275 1,063 1,384 0,872

IV - 2011 0,956 0,919 1,118 0,985 0,793 1,033

I - 2012 0,769 0,677 0,468 0,737 0,540 0,871

II - 2012 1,100 1,249 1,550 1,082 1,381 1,047

III - 2012 1,017 1,096 1,112 1,003 1,243 1,062

IV - 2012 1,006 1,074 1,114 0,970 0,901 0,929

I - 2013 0,704 0,477 0,482 0,587 0,556 0,697

II - 2013 1,066 1,649 1,502 1,263 1,362 1,032

III - 2013 0,972 1,302 1,234 1,047 1,097 1,026

IV - 2013 0,980 1,104 1,133 0,996 0,955 1,057

I – 2014 0,723 0,530 0,493 0,650 0,699 0,764

II – 2014 1,058 1,305 1,419 1,152 1,047 1,040

III – 2014 0,960 1,061 1,266 1,012 1,026 1,022

IV – 2014 0,975 1,018 1,261 0,986 0,998 0,918

I – 2015 0,795 0,684 0,538 0,751 1,017 0,981

II – 2015 1,075 1,043 1,452 1,075 0,872 1,011

III – 2015 1,004 0,936 1,248 0,958 1,064 0,994

IV – 2015 0,963 1,034 1,051 0,952 0,902 0,985

Average 0,958 1,020 1,120 0,966 1,006 0,966

Sumber: data diolah

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, pada triwulan II 2011 secara rata-rata

terjadi peningkatan produktivitas yang ditunjukan dengan malmquist index

diatas 1, produktivitas tertinggi dicapai oleh Bank Mega Syariah dengan

skor 1,566, sedangkan produktivitas terendah dialami oleh Bank Bukopin

Syariah dengan skor 1,006. Indeks malmquist tertinggi pada triwulan III

2011 dicapai oleh Bank BCA Syariah dengan skor 1,384 dan terendah oleh

Bank Bukopin Syariah dengan skor 0,872. Pada triwulan IV 2011 secara

rata-rata terjadi penurunan produktivitas, malmquist index tertinggi dicapai

Page 99: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

87

oleh Bank Mega Syariah dengan skor 1,118 sedangkan indeks terendah

dialami oleh Bank BCA Syariah sebesar 0,773.

Pada triwulan I 2012 terjadi penurunan produktivitas pada semua

sampel, produktivitas tertinggi dicapai oleh Bank Bukopin Syariah dengan

skor 0,871, dan terendah oleh Bank Mega Syariah dengan skor 0,468.

Pada triwulan II 2012 terjadi peningkatan produktivitas, indeks malmquist

tertinggi dicapai oleh Bank Mega Syariah dengan skor 1,550, sedangkan

terendah oleh Bank Bukopin Syariah dengan skor 1,047. Produktivitas

tertinggi pada triwulan III 2012 dicapai oleh BCA Syariah dengan skor

1,243, sedangkan terendah oleh BRI Syariah dengan skor 1,003. Secara

rata-rata pada triwulan IV 2012 produktivitas mengalami penurunan,

produktivitas tertinggi dicapai oleh Bank Mega Syariah dengan skor 1,114,

sedangkan terendah adalah BCA Syariah dengan skor 0,901.

Pada triwulan I 2013 terjadi penurunan produktivitas, indeks

tertinggi dicapai oleh Bank Syariah Mandiri dengan skor 0,704, sedangkan

terendah adalah bank BNI Syariah dengan skor 0,477. Pada triwulan II

2013 terjad peningkatan produktivitas, produktivitas tertinggi dicapai oleh

bank BNI Syariah dengan skor 1,649, sedangkan terendah adalah Bank

Bukopin Syariah dengan skor 1,032. Malmquist index tertinggi pada

triwulan III 2013 dicapai oleh BNI Syariah dengan skor 1,302, sedangkan

terendah oleh Bank Syariah Mandiri dengan skor 0,972. Produktivitas

tertinggi pada triwulan IV 2013 dicapai oleh Bank Mega Syariah dengan

Page 100: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

88

skor 1,133, sedangkan terendah adalah Bank Syariah Mandiri dengan skor

0,980.

Pada triwulan I 2014 terjadi penurunan produktivitas pada semua

sampel, produktivitas tertinggi dicapai oleh Bank Bukopin Syariah dengan

skor 0,764 dan terendah oleh Bank Mega Syariah dengan skor 0,493.

Produktivitas mengalami peningkatan pada triwulan II 2014, produktivitas

teringgi dicapai oleh Bank Mega Syariah dengan skor 1,419, sedangkan

terendah oleh Bank Bukopin Syariah dengan skor 1,040. Produktivitas

tertinggi pada triwulan III 2014 dicapai oleh Bank Mega Syariah dengan

skor1,266 dan terendah oleh Bank Syariah Mandiri dengan skor 0,960.

Secara rata-rata pada triwulan IV 2014 terjadi penurunan produktivitas,

produktivitas tertinggi dicapai oleh Bank Mega Syariah dengan skor 1,261,

sedangkan terendah oleh Bank Syariah Manidiri dengan skor 0,975.

Pada triwulan I 2015 terjadi penurunan produktivitas, indeks

malmquist tertinggi dicapai oleh bank BCA Syariah dengan skor 1,017,

sedangkan terendah oleh Bank Mega Syariah dengan skor 0,538.

Produktivitas tertinggi pada triwulan II 2015 dicapai oleh Bank Mega

Syariah dengan skor 1,452, dan terendah oleh BCA Syariah dengan skor

0,872. Malmquist index tertinggi pada triwulan III 2015 dicapai oleh Bank

Mega Syariah dengan skor 1,248, dan terendah oleh bank BRI Syariah

dengan skor 0,958. Pada triwulan IV 2015 secara rata-rata terjadi

penurunan produktivitas, produktivitas tertinggi dicapai oleh Bank Mega

Page 101: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

89

Syariah dengan skor 1,051, sedangkan terendah adalah bank BCA Syariah

dengan skor 0,902.

Rata-rata selama periode penelitian, diurutkan dari tertinggi hingga

terendah indeks produktivitas bank umum syariah adalah Bank Mega

Syariah (1,120), bank BNI Syariah (1,020), bank BCA Syariah (1,006),

bank BRI Syariah dan Bank Bukopin Syariah (0,966), terakhir Bank

Syariah Mandiri (0,958). Dengan kata lain, secara rata-rata selama periode

pengamatan terdapat tiga bank umum syariah yang mengalami

peningkatan produktivitas (ditunjukan dengan skor diatas 1) yaitu Bank

Mega Syariah, bank BNI Syariah, dan Bank BCA Syariah. Sedangkan tiga

bank umum syariah lainnya mengalami penurunan yaitu bank BRI

Syariah, Bank Bukopin Syariah, dan Bank Syariah Mandiri.

Grafik 4.7 Pertumbuhan Produktivitas BUS

Sumber: data diolah

Page 102: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

90

Berdasarkan grafik diatas, pertumbuhan produktivitas bank umum

syariah selama periode pengamatan bergerak secara fluktuatif. Secara rata-

rata bank umum syariah berada pada produktivitas terendahnya pada

triwulan pertama di setiap tahun pengamatan, sedangkan peningkatan

produktivitas tertinggi bank umum syariah beragam. Hal ini sejalan

dengan kondisi riil dimana arus transaksi kegiatan ekonomi yang tinggi

terjadi pada bulan-bulan menjelang akhir tahun dan mengalami

pelambatan arus transaksi pada awal tahun. Hal ini mengindikasikan

bahwa makro ekonomi seperti arus pembelanjaan negara, pembelanjaan

swasta, pembayaran tunjangan-tunjangan, dan lain-lainnya memiliki

kontribusi terhadap perkembangan produktivitas bank umum syariah di

Indonesia.

E. Uji Beda Hasil Pengukuran Efisiensi

1. Deskriptif Skor Efisiensi DEA, SFA, dan OER

Pada tabel 4.6 dijelaskan bahwa rata-rata skor Stochastic Cost

Efficiency (SCE) pada tahun 2011 adalah sebesar 91,23%, sedangkan

rata-rata skor untuk Operational Efficiency Ratio (OER) dan Technical

Efficiency (TE) adalah sebesar 90,99% dan 92,21%. Pada tahun 2011

skor terendah untuk SCE sebesar 81,88% yang dialami oleh Bank Mega

Syariah (BMS), skor terendah untuk OER sebesar 84,30% dialami oleh

Bank Syariah Mandiri (BSM), sedangkan nilai terendah untuk TE

sebesar 83,05% dialami oleh Bank Mega Syariah (BMS). Pada tahun

2011 skor tertinggi untuk SCE sebesar 99,20% dicapai oleh Bank

Page 103: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

91

Bukopin Syariah (BBS), skor tertinggi untuk OER sebesar 99,95%

dicapai oleh Bank BRI Syariah (BRIS), sedangkan skor tertinggi untuk

TE sebesar 99,53% dicapai oleh Bank Bukopin Syariah (BBS).

Tabel 4.6 Deskriptif Skor Efisiensi

2011

EFISIENSI BSM BNIS BMS BRIS BCAS BBS Average Min Max

SCE 94,38 88,08 81,88 97,80 86,08 99,20 91,23 81,88 99,20

OER 84,30 88,03 87,80 99,95 91,88 93,99 90,99 84,30 99,95

TE 95,98 88,95 83,05 99,23 86,53 99,53 92,21 83,05 99,53

2012

SCE 95,83 81,83 86,63 97,23 82,23 98,23 90,33 81,83 98,23

OER 71,15 85,14 77,88 91,72 92,84 92,04 85,13 71,15 92,84

TE 96,68 82,48 87,28 100 80,50 100 91,00 80,50 100

2013

SCE 96,00 88,28 93,63 97,03 91,98 97,93 94,14 88,28 97,93

OER 80,58 83,96 82,30 87,28 87,87 92,49 85,75 80,58 92,49

TE 96,50 88,93 98,13 97,65 91,13 100 95,00 88,93 100

2014

SCE 90,40 95,90 92,90 94,33 91,80 97,33 93,78 90,40 97,33

OER 91,58 85,41 91,82 97,19 87,85 96,99 91,81 85,41 97,19

TE 88,38 96,05 94,15 95,65 90,43 100 94,00 88,38 100

2015

SCE 87,80 94,53 98,08 90,35 98,83 99,53 94,85 87,80 98,83

OER 94,93 90,37 104,29 94,44 93,56 94,00 87,80 90,37 104,2

TE 87,33 95,40 98,90 89,80 99,80 100 99,53 87,33 100

Sumber: data diolah

Selanjutnya, pada tabel 4.6 dijelaskan juga rata-rata skor SCE pada

tahun 2012 adalah sebesar 90,33%, sedangkan rata-rata skor untuk OER

dan TE adalah sebesar 85,13% dan 91%. Pada tahun 2012 skor terendah

untuk SCE sebesar 81,83% dialami oleh Bank BNI Syariah (BNIS), skor

terendah untuk OER sebesar 71,15% dialami oleh Bank Syariah Mandiri

(BSM), sedangkan skor terendah untuk TE sebesar 80,50% dialami oleh

Bank BCA Syariah (BCAS). Pada tahun 2012 skor tertinggi untuk SCE

Page 104: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

92

sebesar 98,23% dicapai oleh Bank Bukopin Syariah (BBS), skor tertinggi

untuk OER sebesar 85,13% dicapai oleh Bank BCA Syariah (BCAS),

sedangkan skor tertinggi untuk TE sebesar 100% dicapai oleh Bank

Bukopin Syariah (BBS) dan Bank BRI Syariah (BRIS).

Rata-rata skor SCE pada tahun 2013 adalah sebesar 94,14%,

sedangkan rata-rata skor untuk OER dan TE adalah sebesar 85,75% dan

95%. Pada tahun 2013 skor terendah untuk SCE sebesar 88,28% dialami

oleh Bank BNI Syariah (BNIS), skor terendah untuk OER sebesar 80,58%

dialami oleh Bank Syariah Mandiri (BSM), sedangkan skor terendah untuk

TE sebesar 88,93% dialami oleh Bank BNI Syariah (BNIS). Pada tahun

2013 skor tertinggi untuk SCE sebesar 97,93% dicapai oleh Bank Bukopin

Syariah (BBS), skor tertinggi untuk OER sebesar 92,48% dicapai oleh

Bank BCA Syariah (BCAS), sedangkan skor tertinggi untuk TE sebesar

100% dicapai oleh Bank Bukopin Syariah (BBS).

Pada tahun 2014 rata-rata skor SCE adalah sebesar 93,78%,

sedangkan rata-rata skor untuk OER dan TE adalah sebesar 91,81% dan

94%. Pada tahun 2014 skor terendah untuk SCE sebesar 90,40% dialami

oleh Bank Syariah Mandiri (BSM), skor terendah untuk OER sebesar

85,41% dialami oleh Bank BRI Syariah (BRIS), sedangkan skor terendah

untuk TE sebesar 88,38% dialami oleh Bank Syariah Mandiri (BSM). Pada

tahun 2014 skor tertinggi untuk SCE sebesar 97,33% dicapai oleh Bank

Bukopin Syariah (BBS), skor tertinggi untuk OER sebesar 97,19% dicapai

Page 105: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

93

oleh Bank BRI Syariah (BRIS), sedangkan skor tertinggi untuk TE sebesar

100% dicapai oleh Bank Bukopin Syariah (BBS).

Pada tahun 2015 rata-rata skor SCE adalah sebesar 94,85%,

sedangkan rata-rata skor untuk OER dan TE adalah sebesar 95,26% dan

95%. Pada tahun 2015 skor terendah untuk SCE sebesar 87,80% dialami

oleh Bank Syariah Mandiri (BSM), skor terendah untuk OER sebesar

90,37% dialami oleh Bank BNI Syariah (BNIS), sedangkan skor terendah

untuk TE sebesar 87,33% dialami oleh Bank Syariah Mandiri (BSM). Pada

tahun 2015 skor tertinggi untuk SCE sebesar 98,83% dicapai oleh Bank

BCA Syariah (BCAS), skor tertinggi untuk OER sebesar 104,2% dicapai

oleh Bank Mega Syariah (BMS), sedangkan skor tertinggi untuk TE

sebesar 100% dicapai oleh Bank Bukopin Syariah (BBS).

Grafik 4.8 Skor Efisiensi DEA, SFA, dan OER/ BOPO

Sumber: data diolah

Page 106: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

94

Pada grafik 4.8 diatas terlihat bahwa skor efisiensi Stochastic Cost

Efficiency (SCE) yang diderivasi dari fungsi biaya menunjukan skor yang

berbeda dari triwulan ke triwulan, hal ini mengindikasikan skor efisiensi

enam DMU selama dua puluh triwulan cukup fluktuatif dan menunjukan

adanya pergerakan skor efisiensi yang dalam jangka panjang menunjukan

suatu peningkatan. Hal tersebut dapat diinterpretasikan sebagai

kemampuan bank dalam mengelola biaya operasional cukup baik dengan

dicapainya skor efisiensi untuk ke arah mendekati 100 atau efisien.

Pada grafik dijelaskan juga bahwa hasil pengukuran Technical

Efficiency (TE) dengan Cost-DEA pendekatan intermediasi dengan model

VRS menunjukan skor yang fluktuatif sebagaimana hasil pengukuran SCE

dengan pendektanan parametrik SFA yang nyaris memberikan hasil

pengukuran yang sama pada tiap triwulannya. Hal ini mengindikasikan

bahwa pengukuran efisiensi biaya dengan metode SFA dapat digunakan

secara bergantian dengan pengukuran efisiensi teknik dari pendektan non-

parametrik DEA.

Pergerakan skor Operational Efficiency Ratio (OER) atau BOPO

(Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) menunjukan

pergerakan yang meningkat pada jangka panjang meskipun pada jangka

pendek fluktuatif. Artinya bank umum syariah mengalami peningkatan

efisensi operasional dalam jangka panjang selama periode penelitian.

Dibandingkan dengan hasil pengkuran parametrik SFA dan non-

parametrik DEA, skor efisiensi BOPO menunjukan perbedaan yang

Page 107: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

95

signifikan pada triwulan II 2012 hingga triwulan I 2014 skor dengan

pendekatan parametrik dan non-parametrik mengalami upper value

terhadap rasio OER/ BOPO, sedangkan pada periode lainnya bergerak

berhimpitan dengan hasil pengukuran parametrik (SCE) dan non-

parametrik (TE). Guna melihat apakah kedua pengukuran frontier tersebut

dapat mewaliki pengukuran efisiensi yng pada umumnya bank gunakan

yaitu OER/ BOPO, maka dilakukan uji beda dengan Kruskal-Wallis.

2. Uji Beda Menggunakan Kruskal-Wallis

Ranks

Efisiensi N Mean Rank

Skor OER 20 23,05

SCE 20 32,15

TE 20 36,30

Total 60

Hipotesis:

Ho : Ketiga hasil pengukuran skor efisiensi identik (ketiga hasil

pengukuran efisiensi tidak berbeda secara signifikan).

Test Statisticsa,b

Skor

Chi-Square 6,024

Df 2

Asymp. Sig. ,049

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:

Efisiensi

Page 108: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

96

Hi : Minimal satu dari ketiga hasil pengukuran efisiensi tidak

identik (ketiga hasil pengukuran efisiensi berbeda secara

signifikan).

Pengambilan keputusan

1. Dasar pengambilan keputusan menggunakan perbandingan statistik

hitung dengan statistik tabel.

Jika statistik hitung < statistik tabel, maka Ho diterima

Jika ststistik hitung > statistk tabel, maka Ho ditolak

Statistik hitung

Dari tabel output diatas terlihat bahwa statistik hitung kruskal-

wallis adalah 6,024.

Statistik tabel

Dengan menggunakan tabel chi-square untuk df = k–1 = 3-1 =

2 dan tingkat signifikansi = 0,050, maka didapatkan nilai

statistik tabel = 5,991

Keputusan:

Karena statistik hitung > statistik tabel (6,024 > 5,991), maka Ho

ditolak.

2. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas:

Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak

Keputusan:

Page 109: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

97

Terlihat bahwa pada kolom Asymp sig (2-tailed) untuk diuji 2 sisi

adalah 0,049. Karena nilai probabilitas dibawah 0,05, maka Ho ditolak.

Berdasarkan dari hasil kedua pengujian, hasil yang diperoleh sama,

yaitu Ho ditolak atau minimal salah satu dari ketiga hasil pengukuran tidak

identik (skor hasil pengukuran ketiga pendekatan berbeda secara

signifikan). Maka digunakan pengujian dua kelompok sampel uji beda

Mann-Whitney guna melihat lebih spesifik hasil perhingungan tingkat

efisiensi yang identik dan tidak identik dengan skor BOPO/ OER.

3. Uji Beda Menggunakan Mann-Whitney

Ranks

Efisiensi N Mean Rank Sum of Ranks

Skor OER 20 17,15 343,00

SCE 20 23,85 477,00

Total 40

Hipotesis:

Ho : Kedua hasil pengukuran efisiensi identik (skor hasil

pengukuran kedua pendekatan tidak berbeda secara

signifikan)

Test Statisticsa

Skor

Mann-Whitney U 133,000

Wilcoxon W 343,000

Z -1,812

Asymp. Sig. (2-tailed) ,070

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,072b

a. Grouping Variable: Efisiensi

b. Not corrected for ties.

Page 110: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

98

Hi : Kedua hasil pengukuran tidak identik (skor hasil

pengukuran kedua pendekatan berbeda secara signifikan)

Pengambilan keputusan:

Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas:

Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak

Terlihat bahwa pada kolom Asymp sig (2-tailed) untuk diuji 2 sisi

adalah 0,070. Disini didapat probabilitas diatas 0,050, maka Ho diterima,

atau kedua hasil pengukuran identik atau skor hasil pengukuran kedua

pendekatan tidak berbeda secara signifikan.

Terlihat bahwa pada kolom Asymp sig (2-tailed) untuk diuji 2 sisi

adalah 0,027. Disini didapat probabilitas dibawah 0,050, maka Ho ditolak,

Ranks

Efisiensi N Mean Rank Sum of Ranks

Skor OER 20 16,40 328,00

TE 20 24,60 492,00

Total 40

Test Statisticsa

Skor

Mann-Whitney U 118,000

Wilcoxon W 328,000

Z -2,218

Asymp. Sig. (2-tailed) ,027

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,026b

a. Grouping Variable: Efisiensi

b. Not corrected for ties.

Page 111: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

99

atau kedua hasil pengukuran tidak identik atau skor hasil pengukuran

kedua pendekatan berbeda secara signifikan.

Ranks

Efisiensi N Mean Rank Sum of Ranks

Skor SCE

20 18,80 376,00

TE 20 22,20 444,00

Total 40

Test Statisticsa

Skor

Mann-Whitney U 166,000

Wilcoxon W 376,000

Z -,920

Asymp. Sig. (2-tailed) ,358

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,369b

a. Grouping Variable: Efisiensi

b. Not corrected for ties.

Terlihat bahwa pada kolom Asymp sig (2-tailed) untuk diuji 2 sisi

adalah 0,358. Disini didapat probabilitas diatas 0,050, maka Ho diterima,

atau kedua hasil pengukuran identik atau skor hasil pengukuran kedua

pendekatan tidak berbeda secara signifikan.

Berdasarkan hasil kedua pengujian diatas, maka dapat dinyatakan

bahwa hasil pengukuran antara pendekatan non-parametrik DEA (TE) dan

pendekatan rasio (OER/ BOPO) adalah tidak identik atau kedua hasil

pengukuran berbeda secara signifikan. Artinya bahwa DEA dapat menjadi

pertimbangan bank umum syariah untuk digunakan dalam mengestimasi

efisiensi, sementara perhitungan melalui pendekatan parametrik SFA

(SCE) adalah tidak berbeda secara signifikan dengan OER/ BOPO,

Page 112: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

100

sehingga bank umum syariah dapat menggunakan rasio BOPO/OER dalam

mengukur skor efisiensi dengan pendekatan paremetrik (SFA), dengan

kata lain anata hasil penukuran parametrik dan pengukuran rasio saling

mewakili.

Page 113: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

101

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi bank

umum syariah dengan menggunakan pendekatan frontier, baik melalui

pendekatan parametrik (metode SFA) maupun dengan pendekatan non-

parametrik (metode DEA). Selain mengukur tingkat efisiensi bank umum

syariah, penelitian juga bertujuan untuk membandingkan kedua hasil

pengukuran tersebut dengan menggunakan rasio operational efficiency

ratio atau biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)

sebagai benchmark. Selain itu, penelitian dilengkapi dengan pengukuran

dan analisis produktivitas bank umum syariah. Penelitian ini menggunakan

enam bank umum syariah sebagai objel penelitian dengan waktu penelitian

pada triwulan I 2011 hingga triwulan IV 2015. Berkut adalah beberapa

kesimpulan dalam penelitian ini.

1. Pada pengukuran tingkat efisiensi menggunakan pendekatan

parametrik, metode SFA Stochastic Cost Efficiency (SCE) didapat

bahwa secara individu, Bank Bukopin Syariah memiliki tingkat

efisiensi biaya rata-rata paling tinggi dengan skor 98,44% dan bank

BNI Syariah dengan rata-rata tingkat efisiensi biaya paling rendah

dengan skor 89,72%. Secara keseluruhan rata-rata tingkat efisiensi

biaya bank umum syariah selama triwulan I tahun 2011 hingga

triwulan IV tahun 2015 juga memiliki trend yang fluktuatif dengan

Page 114: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

102

tingkat efisiensi tertinggi dicapai pada triwulan II tahun 2015 dan

tingkat efisiensi terendah dicapai pada triwulan I tahun 2012.

2. Pada pengukuran tingkat efisiensi menggunakan pendekatan non-

parametrik, metode DEA, didapat pada penelitian ini tiga jenis

efisiensi, yaitu technical efficiency/ TE, allocative efficiency/ AE, dan

cost efficiency/ CE. Pada hasil pengukuran tiga jenis tingkat efisiensi

terdapat satu bank yang nyaris stabil dengan skor efisiensi 100% pada

tiap triwulannya, yaitu Bank Bukopin Syariah sedangkan lima bank

umum syariah lainnya bergerak fluktuatif.

3. Pada analisis produktivitas enam bank umum syariah dengan

Malmquist Index- DEA model VRS yang dicerminkan dari skor Total

Factor Productivity (TFP), didapat temuan bahwa tingkat

produktivitas bank umum syariah beregerak secara fluktuatif, secara

rata-rata penurunan produktivitas terjadi pada triwulan pertama pada

tiap tahunnya dan peningkatan produktivitas terjadi pada triwulan

keempat pada tiap tahunnya. Sumber utama dalam peningakatan

produktivitas adalah Technical Change, sedangkan sumber dalam

penurunan produktivitas adalah Technical Change dan Efficiency

Change.

4. Pada analisis perbandingan antara hasil pengukuran tingkat efisiensi

melalui pendekatan parametrik metode SFA (SCE) dan non-

parametrik metode DEA (TE) dengan pendekatan rasio (OER)

menggunakan uji beda Kruskal-Wallis menunjukan hasil dimana

Page 115: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

103

terdapat setidaknya terdapat satu hasi pengukuran yang berbeda secara

signifikan. Hasil pengujian dengan Mann-Whitney menunjukan

bahwa pengukuran antara metode SFA dan OER tidak terdapat

perbedaan yang signifikan. Artinya pengukuran melalui metode SFA

dapat digunakan secara bergantian karena saling mewakili, sedangkan

pengujian antara hasil pengukuran dengan motode DEA dengan rasio

OER menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini

menunjukan bahwa pengukuran dengan metode DEA dapat digunakan

bank dalam mengestimasi tingkat efisiensi selain rasio OER.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan yang terangkum dalam

poin-poin kesimpulan di atas, saran-saran yang dapat peneliti berikan

adalah sebagai berikut:

1. Bagi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan selaku regulator

perbankan, diharapkan lebih memonitoring tingkat efisiensi bank

syariah, karena tingkat efisiensi merupakan salah satu cerminan dari

kesehatan bank. Selain itu diharapkan pula agar lebih memberikan

dukungan terhadap peningkatan efisiensi dan produktivitas bank

umum syariah, mengingat bank syariah memiliki peran yang vital

dalm perkembangan sistem keuangan syariah.

2. Bagi Manajemen bank umum syariah diharapkan agar dijadikan bahan

evaluasi kepada manajemen tiap bank umum syariah mengenai kinerja

Page 116: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

104

yang telah dicapai, khususnya dalam mencapai tingkat efisiensi yang

optimal selama periode penelitian.

3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan

pengukuran efisisiensi melalui metode SFA tidak hanya dari sisi biaya

tetapi juga dari sisi profit,serta mengembangkan pengukuran efisiensi

dengan DEA. Hal tersebut dikarenakan metode pengukuran efisiensi

ini akan terus berkembang. Maka berbagai pengembangan mengenai

pengukuran tingkat efisiensi menjadi hal yang sangat mungkin

dilakukan untuk lebih menggali lagi mengenai efisiensi suatu bank.

Page 117: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

105

Page 118: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

106

Page 119: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

105

DAFTAR PUSTAKA

Ada, Aysen Altun dan Nilufer Dalkilic, Efficiency Analysis in Islamic Banks: a

Study for Malaysia and Turkey, BDDK Bankacilik ve Finansal Piyasar,

Vol.8 No.1. 2014.

Al-Arif, M. Nur Rianto, Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis

Praktis.

Amrillah, Muhammad Arif, Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia Tahun

2005-2009.

Antonio, M. Syafi’i, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka

Alfabeta, cet. ke-4, 2006.

Avkiran K.N., The Evidence on Efficiency Gains: The Role of Mergers and The

Benefits to The Public”, Journal of Banking and Finance, 23. 2009.

Berger, Allen N. dan David B. Humphrey, Efficiency of Financial Institutions:

International Survey and Directions for Future Research, European

Journal of Operational Research, 1997.

Coelli, A Guide to DEAP Version 2.1: A Data Envelopment Analysis (Computer)

Program, (Australia: Centre For Efficiency and Productivity Analysis

Department od Economic University of New England Armidale,

No.8/96).

Cooper et al., Handbook on Data Envelopment Analysis, Second Edition, (New

York: Springer Science and Business Media, 2011).

Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, Kebijakan Pengembangan

Perbankan Syariah, Jakarta: 2011.

Efendic, Velid, “Efficiency of The Banking Sector of Bosnia-Herzegovina with

Special Reference to Relative Efficiency of The Existing Islamic Bank”,

Page 120: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

106

Center for Islamics Economics and Finance Qatar Foundation, 8th

International Conference on Islamic Economics and Finance.

Fadhlullah, Ahmad Husein, Efisiensi Bank Pembangunan Daerah: Pendekatan

Stochastic Frontier. Signifikan Vol. 4 No.1. 2015.

Fethi, D M. dan F. Pasiouras, “Assesing Bank Efficiency and Performance with

Operational Research and Artificial Intelligence Techniques”, European

Journal of Operational Reseach, (2010).

Ghafur, Muhammad, Potret Perbankan Syariah Terkini. Yogyakarta: Biruni

Press, 2007.

Hadad, Muliaman D., dkk., Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia:

Penggunaan Metode NonParametrik Data Envelopment Analysis (DEA),

Workong Paper Series Bank Indonesia, 2003.

Hartono, Edy. “Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Indonesia dengan

Menggunakan Metode Parametrik Stochastic Frontier Analysis” (Tesis

Program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Diponegoro,

Semarang).

Hassan, M. Kabir, The X-Efficiency in Islamic Banks, Islamic Economic Studies,

Vol.13 No.2, 2005.

Jemric, I dan Vujcic B., “Efficiency of Bank in Croatia: A DEA Approach”,

Comparative Economic Studies, XLIV.

M.D, Huri, dan Diah Susilowati, “Pengukuran Efisiensi Relatif Perbankan dengan

Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Studi Kasus Bank yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Dinamika Pembangunan,

Vol.1 No.2 (2002).

Maharani, Fitria, “Pengukuran Efisiensi Perbankan dengan Menggunakan

Pendekatan DEA dan Pengaruh Efisiensi Perbankan Terhadap Stock

Return pada Bank Umum Konvensional yang Terdaftar di Bursa Efek

Page 121: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

107

Indonesia”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen,

Universitas Indonesia, 2012).

Muharram dan Pusvitasari,” Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di

Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis”, Jurnal Ekonomi

dan Bisnis Islam, Vol.II No.3. 2005.

Muljawan, dkk, Bank Indonesia WP No. 02, 2014.

Onour, Ibrahim dan Abdelgadir Abdalla, “Scale and Technical Efficiency of

Islamic Banks in Sudan: Data Envelopment Analysis”, Munich Personal

Repec Archieve No.29885. 2010.

P.W. Bauer, Berger, A.N and Ferrier, G.D., Consistency Condition for Regulatory

Analysis of Financial Institution: A Comparison of Frontier Approach

Method, Journal of Economic Business, 1998

Saaid, Abd Elrhman Elzahi, et al. “The-X Efficiency Of The Sudanese Islamic

Banks”. IIUM Journal of Economics and Management 11. No.2. 2003

Sjahdeini, Sutan Remy, Perbankan Islam, Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, cet.

ke-3, 2007.

Subekti, Imam, Investigasi Empiris Cost-Efficiency Perbankan Indonesia

Berdasarkan Metode Data En velopment Analysis (DEA), Lintasan

Ekonomi 21 (1), 2004.

Sufian, Fadzlan dan Muzafar Shah Habibullah, “Financial Crisis, IMF, and Bank

Efficiency: Empirical Evidence from The ASEAN-4 Banking Sectors”,

Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan 2009.

Suharso, dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Lux, Semarang: CV. Widya

Karya.

Suharso, Puguh, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis: Pendekatan

Filosofis dan Praktis (Jakarta: PT. Indeks, cet.1, 2009).

Page 122: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

108

Sutawijaya, Adrian dan Etty Puji Lestari, “Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia

Pasca Krisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA”,

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol.10 No.1. 2009.

Wibowo, Edy, dkk., Mengapa Memilih Bank Syariah?, Bogor: Ghalia Indonesia,

cet.I, 2005.

Zuhroh Idah, Munawar Ismail, dan Ghozali Maskie, Cost Efficiency of Islamic

Bank in Indonesia- A Stochastic Frontier Approach, Procedia Social and

Behavioral Sciences 211, Elsevier, 2015.

Page 123: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

LAMPIRAN

Lampiran I: Data Input Output SFA

LnTC LnP1 LnP2 LnP3 LnY1 LnY2

-3,72 -5,18 -0,13 -5,79 -0,3 -2,79

-3,6 -5,38 -0,23 -5,73 -0,49 -1,43

-2,98 -4,16 -0,12 -5,66 -0,4 -2,09

-3,41 -4,77 -0,19 -5,32 -0,23 -3,38

-3,4 -4,89 -0,4 -6,84 -0,67 -1,4

-3,55 -5,37 -0,29 -5,3 -0,33 -5,9

-3,04 -4,51 -0,13 -5,81 -0,24 -2,84

-2,89 -4,4 -0,22 -5,9 -0,39 -1,76

-2,35 -3,46 -0,15 -6,03 -0,36 -2,13

-2,75 -3,98 -0,16 -5,34 -0,23 -3,37

-2,71 -4,19 -0,44 -6,61 -0,69 -1,44

-2,88 -4,66 -0,24 -5,51 -0,31 -5,95

-2,71 -4,18 -0,14 -5,79 -0,24 -2,96

-2,51 -4,02 -0,21 -5,96 -0,36 -2,17

-1,99 -3,08 -0,14 -5,89 -0,32 -2,2

-2,52 -3,69 -0,13 -5,32 -0,18 -3,58

-2,36 -3,8 -0,67 -6,68 -0,6 -1,55

-2,56 -4,33 -0,2 -5,55 -0,41 -6

-2,42 -3,92 -0,14 -5,93 -0,29 -2,96

-2,22 -3,83 -0,23 -6,02 -0,47 -2,87

-1,81 -2,89 -0,12 -5,74 -0,31 -2,34

-2,29 -3,61 -0,12 -5,61 -0,2 -3,82

-2,2 -3,62 -0,34 -6,51 -0,58 -1,68

-2,32 -4,12 -0,18 -5,49 -0,35 -5,78

-3,77 -5,21 -0,16 -5,86 -0,29 -3,08

-3,64 -5,03 -0,29 -5,88 -0,53 -2,13

-3,17 -4,32 -0,14 -5,7 -0,3 -2,39

-3,4 -4,93 -0,17 -5,43 -0,15 -3,76

-3,47 -4,95 -0,3 -6,54 -0,61 -1,72

-3,55 -5,41 -0,18 -5,6 -0,28 -5,71

-3,06 -4,62 -0,15 -5,81 -0,22 -3,07

-2,8 -4,2 -0,2 -5,85 -0,41 -1,88

-2,5 -3,61 -0,18 -6,06 -0,27 -2,41

-2,87 -4,22 -0,2 -5,56 -0,17 -3,83

Page 124: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

-2,74 -4,17 -0,3 -6,61 -0,56 -1,79

-2,98 -4,86 -0,24 -5,73 -0,31 -4,17

-2,67 -4,28 -0,15 -5,89 -0,21 -3,16

-2,5 -3,89 -0,19 -5,83 -0,35 -2,03

-2,27 -3,4 -0,11 -6,03 -0,27 -2,61

-2,52 -3,87 -0,18 -5,62 -0,18 -4,14

-2,36 -3,78 -0,29 -6,66 -0,38 -1,82

-2,63 -4,53 -0,29 -5,74 -0,3 -4,27

-2,39 -4,02 -0,15 -5,92 -0,2 -3,27

-2,25 -3,51 -0,17 -5,79 -0,33 -2,25

-2,04 -3,22 -0,14 -6,03 -0,27 -2,72

-2,32 -3,77 -0,16 -5,73 -0,21 -4,42

-2,3 -3,71 -0,24 -6,68 -0,46 -2,05

-2,53 -4,25 -0,24 -5,68 -0,32 -4,3

-3,82 -5,32 -0,15 -5,97 -0,18 -3,22

-3,63 -4,88 -0,16 -5,79 -0,38 -2,16

-3,29 -4,72 -0,15 -5,83 -0,16 -2,75

-3,75 -5,01 -0,15 -5,63 -0,23 -4,49

-3,56 -4,94 -0,24 -6,65 -0,39 -2,01

-3,88 -5,62 -0,17 -5,53 -0,3 -4,29

-3,04 -4,6 -0,15 -5,96 -0,19 -3,26

-3,02 -4,08 -0,22 -5,8 -0,41 -1,87

-2,55 -3,96 -0,2 -5,99 -0,16 -2,87

-3,07 -4,37 -0,17 -5,68 -0,21 -4,57

-2,91 -4,3 -0,23 -6,64 -0,38 -2,45

-3,21 -4,93 -0,2 -5,58 -0,28 -3,45

-2,65 -4,2 -0,14 -6,1 -0,22 -3,46

-2,63 -3,72 -0,25 -5,84 -0,29 -1,95

-2,09 -3,52 -0,2 -6,14 -0,17 -2,91

-2,63 -3,93 -0,19 -5,65 -0,2 -4,59

-2,58 -4,02 -0,21 -6,53 -0,33 -2,54

-2,75 -4,51 -0,21 -5,57 -0,27 -3,5

-2,38 -3,98 -0,14 -5,99 -0,24 -3,5

-2,33 -3,46 -0,25 -6,03 -0,27 -2

-1,81 -3,23 -0,17 -5,8 -0,24 -2,97

-2,33 -3,77 -0,19 -5,61 -0,2 -4,63

-2,4 -3,92 -0,18 -6,48 -0,36 -2,95

-2,45 -4,24 -0,28 -5,63 -0,28 -3,55

-3,79 -5,21 -0,14 -6 -0,24 -3,56

Page 125: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

-3,64 -4,86 -0,21 -7,31 -0,25 -1,98

-3,16 -4,62 -0,18 -5,75 -0,22 -2,89

-3,56 -4,87 -0,23 -5,35 -0,23 -4,64

-3,63 -5,31 -0,18 -6,54 -0,3 -2,94

-3,71 -5,59 -0,28 -5,66 -0,3 -3,87

-2,98 -4,52 -0,14 -5,97 -0,24 -3,29

-3,01 -4,17 -0,25 -6,64 -0,26 -2,04

-2,49 -3,92 -0,2 -5,95 -0,26 -2,9

-2,87 -4,32 -0,19 -5,39 -0,25 -3,71

-2,97 -4,56 -0,18 -6,57 -0,34 -3,03

-3,01 -4,91 -0,32 -5,62 -0,3 -3,62

-2,63 -4,16 -0,14 -6,03 -0,28 -3,13

-2,62 -3,8 -0,21 -6,24 -0,27 -2,18

-2,05 -3,45 -0,18 -5,98 -0,28 -2,86

-2,47 -3,95 -0,18 -5,4 -0,24 -3,3

-2,63 -4,24 -0,29 -6,67 -0,37 -3,17

-2,6 -4,54 -0,33 -5,58 -0,29 -3,65

-2,29 -3,9 -0,12 -6,05 -0,31 -3,2

-2,3 -3,41 -0,18 -5,95 -0,26 -2,34

-1,64 -3,02 -0,19 -5,79 -0,26 -2,72

-2,25 -3,82 -0,18 -5,5 -0,26 -3,42

-2,43 -4,06 -0,25 -6,56 -0,34 -3,97

-3,3 -4,32 -0,26 -5,63 -0,33 -3,73

-3,7 -5,15 -0,09 -5,96 -0,25 -3,11

-3,56 -4,6 -0,03 -7,16 -0,12 -2,35

-3,01 -4,31 -0,34 -5,77 -0,35 -2,59

-3,53 -5,13 -0,03 -5,51 -0,21 -3,36

-3,4 -5,34 0,08 -5,74 0 -3,98

-3,74 -5,61 -0,26 -5,64 -0,33 -3,73

-2,7 -4,24 -0,12 -6,12 -0,29 -2,87

-2,91 -4,12 -0,19 -6,51 -0,22 -2,37

-2,28 -3,54 -0,19 -5,84 -0,24 -2,45

-2,9 -4,24 -0,22 -5,55 -0,3 -2,74

-2,69 -4,71 -0,22 -5,71 -0,28 -4,09

-3,03 -4,88 -0,25 -5,72 -0,31 -3,74

-2,16 -3,96 -0,12 -6,02 -0,29 -2,76

-2,57 -3,78 -0,18 -6,19 -0,29 -2,45

-1,37 -3,14 -0,23 -5,87 -0,24 -2,42

-2,55 -3,96 -0,19 -5,6 -0,33 -2,42

Page 126: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

-2,31 -4,37 -0,35 -5,85 -0,33 -5,81

-2,64 -4,59 -0,2 -5,61 -0,28 -3,75

-2,38 -3,73 -0,12 -6,04 -0,32 -2,21

-2,3 -3,57 -0,17 -5,86 -0,26 -2,3

-1,13 -3,04 -0,26 -6,04 -0,28 -2,51

-2,31 -3,86 -0,19 -5,64 -0,37 -2,41

-2,13 -4,23 -0,29 -5,75 -0,38 -4,32

-2,43 -4,38 -0,2 -5,63 -0,3 -3,85

Lampiran II: Hasil Uji Regresi SFA

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,939a ,881 ,876 ,19806

a. Predictors: (Constant), LnY2, LnP2, LnP1, LnP3, LnY1

b. Dependent Variable: LnTC

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 33,066 5 6,613 168,590 ,000b

Residual 4,472 114 ,039

Total 37,538 119

a. Dependent Variable: LnTC

b. Predictors: (Constant), LnY2, LnP2, LnP1, LnP3, LnY1

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,482 ,376 1,283 ,022

LnP1 ,892 ,031 ,984 28,437 ,000

LnP2 -,536 ,306 -,079 -1,753 ,082

LnP3 ,006 ,056 ,004 ,098 ,922

LnY1 -,293 ,259 -,055 -1,130 ,261

LnY2 -,123 ,024 -,224 -5,131 ,000

a. Dependent Variable: LnTC

Page 127: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

Lampiran III: Uji Isotonicity – Pearson Correlation

Correlations

Y1 Y2 X1 X2 X3

Y1 Pearson Correlation 1 ,797** ,836

** ,997

** ,971

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 120 120 120 120 120

Y2 Pearson Correlation ,797** 1 ,822

** ,816

** ,751

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 120 120 120 120 120

X1 Pearson Correlation ,836** ,822

** 1 ,848

** ,809

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 120 120 120 120 120

X2 Pearson Correlation ,997** ,816

** ,848

** 1 ,969

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 120 120 120 120 120

X3 Pearson Correlation ,971** ,751

** ,809

** ,969

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 120 120 120 120 120

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Lampiran IV: Rekap Skor Efisiensi DEA, Rasio OER, dan SFA

TRIWULAN BANK TE AE CE OER SCE

I – 2011

BSM 88,6 96,9 85,9 73,07 87,6

BNIS 86,3 100 86,3 67,98 85,5

BMS 77,9 35,8 27,9 90,03 78

BRIS 100 60,9 60,9 101,38 98,8

BCAS 79 56,2 44,5 92,4 80,5

BBS 100 100 100 93,72 99,7

II – 2011

BSM 95,3 96,1 91,6 94,02 94,3

BNIS 90,2 79,3 71,5 98,2 89,9

BMS 86,8 33,2 28,8 89,49 85

BRIS 99,1 55,6 55,1 100,3 97,6

BCAS 82,7 51,5 42,6 91,96 83,2

BBS 100 100 100 94,43 99,6

III – 2011 BSM 100 100 100 93,85 98,7

Page 128: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

BNIS 92,1 81,8 75,4 98,06 90,5

BMS 77,9 39,3 30,6 90,79 76,1

BRIS 97,8 66,5 65 98,56 96,6

BCAS 100 47,6 47,6 91,42 95,3

BBS 98,1 100 98,1 93,96 98,1

IV – 2011

BSM 100 87,4 87,4 76,44 96,9

BNIS 87,2 76,5 66,7 87,86 86,4

BMS 89,6 34 30,4 80,9 88,4

BRIS 100 70,1 70,1 99,56 98,2

BCAS 84,4 56,8 48 91,72 85,3

BBS 100 100 100 93,86 99,4

I – 2012

BSM 93,3 86,7 81 70,47 93,3

BNIS 77,2 68,8 53,1 91,2 76,3

BMS 83,4 39,4 32,8 80,03 82,4

BRIS 100 70,4 70,4 99,15 98,6

BCAS 72,5 63,1 45,7 95,63 74,5

BBS 100 100 100 94,45 98,6

II – 2012

BSM 97,8 88,2 86,2 94,05 97,8

BNIS 78,6 59,8 47 92,81 77,9

BMS 88,5 33,7 29,8 77,3 87,6

BRIS 100 61,1 61,1 91,16 95,6

BCAS 74,9 52,7 39,4 92,24 76,4

BBS 100 100 100 93,34 98,8

III – 2012

BSM 95,6 89,6 85,6 71,14 95,6

BNIS 85,2 58,9 50,2 86,46 84,2

BMS 85,5 38,9 33,2 76,89 86,5

BRIS 100 58,1 58,1 89,95 96,6

BCAS 91,2 48 43,8 92,61 92,5

BBS 100 100 100 91,69 97,5

IV – 2012

BSM 100 89,4 89,4 73 96,6

BNIS 88,9 52,9 47,1 85,39 88,9

BMS 91,7 40,8 37,4 77,28 90

BRIS 100 69,1 69,1 86,63 98,1

BCAS 83,4 60,6 50,5 90,87 85,5

BBS 100 100 100 88,67 98

I – 2013

BSM 100 83,5 83,5 69,24 98,8

BNIS 81,8 53,6 43,9 82,95 83

BMS 100 46,6 46,6 77,48 96,4

BRIS 94,1 61,9 58,3 85,54 94,1

BCAS 87,9 52,3 46 88,76 88,9

BBS 100 100 100 88,82 99,1

Page 129: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

II – 2013

BSM 100 78,3 78,3 81,63 99,2

BNIS 80,9 46,3 37,4 84,88 79,6

BMS 100 43 43 81,41 89,9

BRIS 98,1 62,7 61,1 87,55 98,1

BCAS 86 55,7 47,9 88,36 87,2

BBS 100 100 100 91,5 97,8

III – 2013

BSM 96,3 79,1 76,2 87,53 96,3

BNIS 95,6 46,4 44,3 84,06 94,4

BMS 100 40,7 40,7 84,21 95,7

BRIS 100 59,5 59,5 80,8 99,5

BCAS 90,6 63 57,1 87,46 99,4

BBS 100 100 100 92,29 97,9

IV – 2013

BSM 89,7 89,4 80,2 84,03 89,7

BNIS 97,4 47,6 46,4 83,94 96,1

BMS 92,5 40,8 37,7 86,09 92,5

BRIS 98,4 68,6 67,4 95,24 96,4

BCAS 82,7 80,4 66,5 86,91 92,4

BBS 100 100 100 97,33 96,9

I – 2014

BSM 93,1 78,8 73,4 81,99 92,1

BNIS 97,2 52,8 51,3 84,51 97,8

BMS 96,4 42,8 41,3 89,82 94,9

BRIS 100 52,3 52,3 92,43 95,3

BCAS 91,1 83,8 76,3 85,37 93,1

BBS 100 100 100 97,33 98,7

II – 2014

BSM 88,8 80,9 71,9 93 97,5

BNIS 97,1 50,9 49,4 86,23 95,5

BMS 92,8 41,6 38,6 81,9 93,5

BRIS 92,5 63 58,2 99,84 93,5

BCAS 83,4 81,4 68 88,95 85,6

BBS 100 100 100 96,83 98

III – 2014

BSM 83 82,6 68,6 93,02 83,4

BNIS 90,8 53,5 48,6 85,85 91,5

BMS 87,4 38,9 34 97,96 86

BRIS 90,7 64 58 97,35 92,1

BCAS 89,3 76,4 68,3 88,95 90,5

BBS 100 100 100 97,08 93,4

IV – 2014

BSM 88,6 74,9 66,4 98,46 88,6

BNIS 99,1 43,4 43,1 85,03 98,8

BMS 100 29,3 29,3 97,61 97,2

BRIS 99,4 65,2 64,8 99,14 96,4

BCAS 97,9 77,9 76,3 88,11 98

Page 130: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

BBS 100 100 100 96,73 99,2

I – 2015

BSM 90 71,7 64,5 91,57 90

BNIS 96,1 44,1 42,4 89,87 94,9

BMS 100 25,2 25,2 110,53 98

BRIS 88 74,9 65,8 96,2 89,5

BCAS 100 100 100 90,62 99,4

BBS 100 94,9 94,9 96,1 99,5

II – 2015

BSM 88,5 60,4 53,5 96,16 88,5

BNIS 100 51,1 51,1 90,39 99,7

BMS 98,5 28,3 27,9 104,8 98,6

BRIS 96,4 55,3 53,3 93,84 95,2

BCAS 99,2 86,8 86 94,89 99,2

BBS 100 100 100 94,78 99,9

III – 2015

BSM 82,7 64,5 53,3 97,41 83,2

BNIS 87,8 50,2 44,1 91,6 87,8

BMS 97,1 25,3 24,5 102,33 96,8

BRIS 85,5 59,5 50,9 93,91 86

BCAS 100 77,1 77,1 94,61 98,8

BBS 100 100 100 93,14 99

IV – 2015

BSM 88,1 57,9 50,9 94,78 89,5

BNIS 97,7 47,4 46,4 89,63 95,7

BMS 100 26,8 26,8 99,51 98,9

BRIS 89,3 61,9 55,2 93,79 90,7

BCAS 99,6 79,6 79,3 94,11 97,9

BBS 100 100 100 91,99 99,7

Rata-rata 93,465 67,77 63,82083 90,12025 92,86417

Lampiran V: Hasil Uji Beda Kruskal-Wallis dan Mann- Whitney

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Efisiensi N Mean Rank

Skor OER 20 23,05

SCE 20 32,15

TE 20 36,30

Total 60

Test Statisticsa,b

Skor

Page 131: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

Chi-Square 6,024

df 2

Asymp. Sig. ,049

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Efisiensi

Mann-Whitney Test

Ranks

Efisiensi N Mean Rank Sum of Ranks

Skor OER 20 17,15 343,00

SCE 20 23,85 477,00

Total 40

Test Statisticsa

Skor

Mann-Whitney U 133,000

Wilcoxon W 343,000

Z -1,812

Asymp. Sig. (2-tailed) ,070

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,072b

a. Grouping Variable: Efisiensi

b. Not corrected for ties.

Ranks

Efisiensi N Mean Rank Sum of Ranks

Skor OER 20 16,40 328,00

TE 20 24,60 492,00

Total 40

Test Statisticsa

Skor

Mann-Whitney U 118,000

Wilcoxon W 328,000

Z -2,218

Asymp. Sig. (2-tailed) ,027

Page 132: PENGUKURAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33908/3/LENI... · parametik yang digunakan adalah SFA sedangkan metode non-parametrik

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,026b

a. Grouping Variable: Efisiensi

b. Not corrected for ties.

Ranks

Efisiensi N Mean Rank Sum of Ranks

Skor SCE 20 18,80 376,00

TE 20 22,20 444,00

Total 40

Test Statisticsa

Skor

Mann-Whitney U 166,000

Wilcoxon W 376,000

Z -,920

Asymp. Sig. (2-tailed) ,358

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,369b

a. Grouping Variable: Efisiensi

b. Not corrected for ties.