PENGUKURAN DIAMETER SILINDER MASIF MENGGUNAKAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
-
Upload
truongtruc -
Category
Documents
-
view
238 -
download
0
Transcript of PENGUKURAN DIAMETER SILINDER MASIF MENGGUNAKAN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalwn Penelitian SainseLm Teknolagi MenuJu Era Tinggal Landas
Bandung, 8 - 10 Oktober 1991PPTN - BATAN
PENGUKURAN DIAMETER SILINDER MASIF MENGGUNAKANRADIOGRAFI NEUTRON
Putranto Ilham YazidPusat Penelitian Teknik Nuklir - Badan Tenaga Atom Nasional
ABSTRAKPENGUKURAN DIAMETER SILINDER MASIF MENGGUNAKAN RADIOGRAFI
NEUTRON. 'l'elah dilakukan pengukuran diameter benda l.\iidari grafit dan aluminium yangmenyimulasikan pelet bahan bakar reaktor dengan memanfaatkan teknik radiografi neutron. Benda l.\iidiradiografi neutron pada daya reaktor 500 KWselama 2jam dengan memakailayar Indium sebagai konverter. Bayangan yang dihasilkan di atas film yang telah dipaparioleh layar Indium tersebut diukur kehitamannya dengan densitometer, dalam arah tegaklurus sumbu silinder. Data pengukuran kehitaman kemudian diperhalus dan diperbanyaksecara numerik. Garis tengah benda uji dihitung dengan cara menentukan titik belok darikurva yang diperoleh dari penghalusan data tersebut. Hasil percobaan menunjukkan bahwaketelitian yang diperoleh masih cukup baik, yakni dengan kesalahan berkisar 1,5 sampai 9,5%.
ABSTRACTMEASUREMENT OF SOLID CYLINDRICAL MATERIAL USING NEUTRON
RADIOGRAPHY.'!\vosolid cylindrical samples of graphite and of aluminium, which simulatethe reactor fuel pellets, were neutron radiographed at the reactor power of 500 KW in twohours, with using the Indium as converter screen. The film images resulted from exposing theconverter to the X-ray film were measured accross the cylindrical axis image using densitometer for getting the density data. The results are then converted to transmittance data.Using the piecewise second order polinomial interpola tion, the transmi ttance da ta is smoothedand multiplied numerically. The sample diameters were determined by locating the inflectionpoints of the smoothed data. The experiment showed that the error is within 9.5 %.
PENDAHULUAN
Pengukuran dimensi benda yang berradiasi tinggi, seperti : bahan bakar bekas, tidakdapat dilakukan dengan cara konvensional. Salah satu caranya adalah dengan menerapkanteknik radiografi neutron. Untuk menguasaiteknik pengukuran benda-benda berradiasitinggi dengan radiografi neutron, dalam penelit.ian ini dicoba mengukur dimensi benda ujiberupa silinder masif yang terbuat dari grafitdan aluminium.
Hasil radiografi neutron, yang berupa gamba.r bayangan di atas film x-ray, diukur kehitamannya dengan densitometer. Pengukurandiameter benda uji dilakukan dengan metodeyang dikembangkan oleh Wade J. Richards [1]dari ORNL, yakni dengan cara menentukan titik belok dari kurva transmitansi yang diperoleh dari pengukuran kehitaman film hasil radiografi neutron. Cara ini selain mudah dilakukanjuga menjanjikan ketelitian yang tinggi,asalkan data pengukuran cukup banyak danteli ti.
43
TEORI
Kurva Transmitansi T(x) dari Radiografi NeutronTerhadap Benda Berbentuk Silinder Masif
Radiografi neutron terhadap bendaberbentuk silinder masif dapat digambarkansecara skematis seperti pada Gambar 1a. Layardan benda disinari fluks neutron yang homogendengan arah tegak lurus. Jika layar tersebutkemudian ditempelkan ke film, akan diperolehkurva kehitaman film seperti tampak dalamGambar lb.Bagian layar yang langsung disinari olehneutron akan menghasilkan aktivitas radiasiyang tinggi sehingga kehitaman layar yang dihasilkan akan tinggi pula. Bagian layar yangterhalang benda akan berkurang aktivitasnya,yaitu semakin kecil ke arah pusat benda silinder. Berarti pula bahwa kehitaman film akansemakin rendah untuk tempat yang semakinmendekati pusat benda.Dalam analisis hasilradiografi neutron, suatu besaran lain yaitutransmitansi lebih memiliki arti fisis dibandingkan dengan kehitaman film.Kurva transmitansi yang dihasilkan oleh radiografi neutron terhadap benda silinder dapat
Proceedings Seminar Reakror Nuklir dalam Penelitian Sainsclan Teknologi Menuju Era Tinggal LandaB
Bandung, 8- 10 Okrober 1~'91PPTN - BATAN
I
Ob'ick Silindlr rnn~if <4-/l/////////I/!/llA
,Laynr In diu mt
/ //Ij///f/; /;,1ItI
r
' 1// /, /;/1/1Gombar 1a.
t~
"0'-'E I,IC
IIc;
,t iI'Gambar 1 b.a ,.c
I
~IIII I. I
,0'
•••
- R IRIPOSifi
I
II
,IIIII
~><
:'1II
I\I Gam bart c·'_ I
I'" Ca•..
EVIc()
•... II II
- R I
0'R'PosisiI I
I ,I I1 II
//~. :
2/ '/ I ~I I I
Gem bar1 d·., !: :\c a
tVI , , Ic a•.. , I I....
I I III. ,
-R0RPos,Si
_ R- A ~R + 11~
44
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sains.Ian Tekrwlogi MenuJu Era Tinggal LandaB
dilihat pada Gambar Ie, yang diperoleh darikurva kehitaman film dengan bantuan hubungan berikut :
T(x) = 10-D(x)
'f (x) = transmitansi pada titik xD (x) = kehitaman film pada titik x
Kurva transmitansi seperti pada GambarIe, hanyalah diperoleh dalam keadaan ideal,yaitu bahwa transmitansi mulai meninggi tepatpada posisi dimana benda berada (x = -R atau x= +R). Sebaliknya, dalam keadaan yang sebenarnya, kurva transmitansi yang diperoleh dariradiografi neutron suatu benda berbentuk silinder mas if adalah seperti nampak pada Gambar1d. Transmitansi sudah mulai menaik pada titiksebelum titik di mana benda berada, yakni padax = -R - ~R dan x = R + ~R. Hal ini disebabkansemata- mata oleh proses konversi yang terjadidi dalam layar, akibat interaksi antara neutrondengan benda yang diradiografi dan layar itusendiri.
Kenyataan ini akan mempersulitpenentuan dimensi benda karena harga R sukarsekali ditentukan berdasarkan kurva transmitansi. R bergantung pada jenis material bendayang diradiografi,jenis layar danjugajenis film[2]. Selain itu R tidak bisa diformulasikan seeara tepat. Untuk itu perlu pendekatan [3].
Akan tetapi masih ada satu hal yang menguntungkan bagi kita yakni bahwa kurva transmitansi pada titikx = -Rataupunx = +R adalahmerupakan titik ekstrim, yakni titik belok.Pada titik-titik tersebut berlaku hubungan :
dT ( x ) .:x Ix _ - R = makslmum
dan dTd:) Ix _ R = minimum serta
dT 2 ( x) I = 0dx2 x-R
dan dT 2 ( x) I = 0dx2 x--R
Cara inilah yang digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan diameter bendaberbentuk silinder masif berdasarkan gambarfilm radiografi neutron.Penentuan TiJik Belok
Karena harga transmitansi T(x) yang cliperoleh dari hasil pengukuran adalah diskrit,yaitu berupa data T(xi) pada tiap-tiap titikpengukuran dan adalah sangat sukar bahkantidak mungkin menentukan suatu fungsi analitis yang mendekati data tersebut, dipakai earabeda hingga dari Gregory-Newton dengan 7 titik
Bandung, 8 -10 Oktober 1991PPTN - BATAN
dalam menentukan harga-harga _d_T_(_x_)_dan
dT 2 ( x ) kn'dx 2 ' ya 1 :
dT ( x ) , 1I x = x i = T i = 60 h [- T i - 3 + 9T i - 2 -
45T i _ 1 + 45T i + 1 - 9T i +2 + T i + 3] (1)
d 2 T ( x) I = T"; = 1 [ 2T . _x - x i 180 h 2 1- 3
27T i _ 2 + 270T i _ 1 - 490T i + 270T i + 1 -27T i + 2 + 2T i +3] (2)
dimana :
h =xi+1 -xi
T i- 3' T i- 2 , T i+2' T i+3adalah harga transmitansi di titik-titikxi _3 ' x i _ 2 , x i +2 ' xi +3
Metode ini dianggap eukup memadai asalkandata yang tersedia eukup banyak dan halus.·
Penghalusan dataKeberhasilan persamaan (1) dan (2) dalam
menentukan titik belok dari kurva transmitansi
yang diperoleh dari data pereobaan sangat bergantung pada data yang tersedia. Selain haruseukup banyak, data juga harus eukup haluskarena persamaan-persamaan tersebut sangatsensitif terhadap fluktuasi data.Kedua persyaratan di atas tidak bisa dipenuhidalam penelitian ini karena pertama, datayang diperoleh sangat sedikit, yakni masingmasing hanya 21 dan 31 titik pengukuran. Halini disebabkan karena pengukuran kehitamanfilm hanya dilakukan dengan densitometeryang memiliki lebar eelah minimum 1 mm,sehingga pengukuran yang dilakukan seearamanual hanya bisa dilaksanakan tiap selang 1mm. Kedua, data yang diperoleh ternyata amatberfluktuasi seperti nampak dalam Gambar 3adan 3b ( lihat halaman berikut). Penyebabnyaantara lain adalah mutu film yang buruk, proses pengembangan film yang kurang sempurna dan juga karena ketidakseragaman fluksneutron dalam koli mator radiografi neutron.
Untuk mengatasi permasalahan di ataspenghalusan data am at diperlukan, selain untuk meredam fluktuasi data tersebutjuga untukmemperoleh data tambahan berupa interpolasidi antara data yang terkumpul.Tiap-tiap titikdata dihaluskan dengan eara meneari polinomial orde 2 yang terbaik berdasarkan metodekuadrat terkeeil. Koefisien polinomial tersebutdiperoleh dari 5 titik di sekitar titik data yang
45
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sainsdon- Tekrwlogi MenuJu Era Tinggal Landas
Bandung, 8 -10 Oktober 1991PPTN - BiITAN
a.017 -
0.014
-- kurva interpolosi••••• data percoboon
(f)
C 0.016o
data tersebut. Dengan mengulang proses penghalusan data beberapa kali, dimana setiap kaliperhitungan dipakai hasil penghalusan datayang sebelumnya, diperoleh data yang lebih haIus dan berjumlah jauh lebih banyak. Pengulangan dilakukan sampai batas maksimum data tercapai. Setelah itu penghalusan data kembali dilanjutkan,tetapi kali ini tanpa melakukaninterpolasi. Ini dilaksanakan sampai databenar-benar halus, yakni tidak ada perbedaanantara hasil penghalusan terakhir dengan hasilpenghalusan yang sebelumnya.
Semua proses penghalusan di atas dimaksudkan agar baik kurva data maupun turunannya benar-benar halus. Gambar 3a dan 3bmenunjukkan contoh data percobaan dan hasilpenghalusan data. Dari 21 titik data yang diperoleh dari pengukuran kehitaman film daribayangan silinder grafit, didapat kurva penghalusan data yang terdiri dari 321 titik. Sedangkan 31 titik data hasil pengukuran bayangansilinder aluminium diperhalus dan diperbanyaksampai 481 titik.
Gambar 4 : Posisi benda uji dalam radiografineutron
Gambar 2 : Titik-titik data.
PERCOBAANDalam penelitian ini dilakukan radiografi
neutron terhadap benda uji berbentuk silindermasif yang terbuat dari grafit dan aluminium.Benda uji grafit memiliki garis tengah 1mm danAl berdiameter 2 mm. Kedua benda uji dilekatkan ke dinding luar pembungkus layar radiografi neutron. Radiografi neutron dilakukanpada daya reaktor 500 KWselama 2jam. Waktuirradiasi diambil dua jam untuk dapat memperoleh kehitaman film latar belakang yang cukup (""2). Layar yang digunakan adalah Indium(Gambar 4).
Ti-2 Ti-1 Ti Ti+1 Ti+21--1---\--1--1Xi-2 Xi-1 Xi Xi+1 Xi+2
\\
\\,
. iII
\) I)lK -j
1
0017 'j,. it) "0'" jC Ia J
:;:' n (J1~ -1
~ jl r
o .... IL (1014 ", ,.
+-' , l:'-./
D.O'3 L- --- ku(vQ inlerpolasl••••• IInlo per~('Iboon
0.012 T'T"T""O"TTTTrrT"1 "T"rTT'"Tj"TTTT1T'''T'fTT"TT'TTT'1''TT"'"''"T''''''''''"T1o ~ 10 15 20 25
pOSlsi (mm)
0.013 1 " ", .., """',.~o 10 20 30 40
p0"'i~i (mm)
Gambar 3b. Data percobaan dann hasil penghalusan data dari benda uji aluminium.
hendak dihaluskan. Apabila terdapat 5 titikdata yang diperoleh dari lima titik pengukuranyang masing-masing berjarak ~ yakni:T i _ 2 = T (x i _ 2 ) , T i _ 1 = T ( x i - 1 ) ,
T i = T (x i) , T i + 1 = T ( x i + 1) , dan
T i + 2 = T (x i + 2 ) , seperti nampak pada Gambar 2, maka di dalam selang xi S x S xi+lberlaku hubungan T (x-~ ) = a + b (x-Xi) + c{x_~)2 di mana :
1 2a = - ~ ( 17 - 5i 2 ) T .
35 i_-2 1
1 2.b = __ . ~ 1Tii --2
1 2c = 2 ~ ( i 2 - 2 ) Ti146 x i_-2
dan 6 x = x i + 1 - x iDengan bentuk persamaan-persamaan di
atas diperhaluslah titik data yang diperoleh daripercobaan. Selain itu dihitung pula harga interpolasi di titik tengah tiap selang pengukuran
Et~C 0.015o•..
.•....
Gambar 3a. Data percobaan dann hasil penghalusan data dari benda uji grafit.
46
Proceedings Seminar Reakwr Nuklir dalam Penelitian Sainsdan Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landas
Bandung, 8 -10 Okwber 1991PPTN - BATAN
Setelah radiografi selesai dilaksanakan,reaktor dipadamkan dan layar serta benda ujidisingkirkan dari kolimator radiografi neutron.Di dalam kamar gelap, film x-ray ditempelkanke layar Indium tersebut selama ± 50 menit.Kemudian film terse but dikem- bangkan.lIasilnya, berupa bayangan di atas film yangkemudian diukur kehitamannya dengandensitometer dalam arah tegak lurus sumbus.ilinder (Gambar 5).
1(1 1
1
1\
I'
"1 ~
1\1\.----.. I
I
x /1 ,\ 1\
I?---' I' \ I
I
r- \ I \ I 1
I
cool" ' "
Io \ I 1 I
I
: (' '",
x J
-: -0.5 ..j
- .... 1'(x)- -- r"(x). \.0 1. , ,
,," 'I' , ••.. , , , ' , ,,IV,
'. '," I
[]102030<0
paSISI(mm)
Gambar 5 : Titik pengukuran kehitaman film
Gambar 6a. Kurva turunan pertama dan kedua dari transmitansi dari benda uji grafit.
HASILDAN PEMBAHASAN
Salah satu contoh hasil perhitungan persamaan (1) dan (2) dapat dilihat pada GambarEiadan 6b, yang diperoleh berdasarkan kurvaT(x) pada Gambar 3a dan 3b.
Jelas terlihat bahwa harga maksimum danminimum dari T' (x) tercapai pada saat Tit(x) =O. Hal ini merupakan keuntungan karena dengan memperhatikan kedua kurva tersebut dapat ditentukan dengan tepat dimana titik-titikbelok berada, sehingga penentuan diameterbenda uji dapat dengan mudah pula·tlitentukan.Kehalusan kurva' T' (x)merupakari bukti bahwaproses penghalusan data dengan cara yangtelah diterangkan di atas adalah cukup akurat.Kurva TIt(x)nampak kurang memberikan informasi yang tepat tentang letak 1itik belok,
Gambar 6b. Kurva turunan pertama dan kedua dari transmitansi dari benda uji aluminIum.
karena terdapat lebih dari 2 titikyangmemilikiharga sarna dengan nol. Akan tetapi denganmemperhatikan kurva T' (x) dapat segeradiperoleh letak titik belok yang sebenarnya.Hasil penentuan garis tengah benda uji yangdiradiografi neutron dalam penelitian iniselengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1. Darimasing-masing benda uji diperoleh 6 kelompokdata ( Tabel1 dan 2, lihat halamn berikutnya).
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil-hasil percobaan di atas dapatlahdisimpulkan hal-hal berikut ini :1. Ketelitian pengukuran garis tengah benda
uji cukup baik, walaupun data pengukuranyang diperoleh sangat sedikit dan berfluktuasi. Sumber kesalahan antara lain adalahresolusi densitometer yang terlampau kasar, minimum 1 mm, sehingga data yangdiperoleh terlalu sedikit. Buruknya homogenitas fluks neutron, proses pengembanganfilm yang tidak sempurna, mutu film yangjelek serta pengukuran kehitaman film yangdilakukan secara manual turut menyumbangkan kesalahan hasil penentuan diameter benda uji tersebut.
2. Proses penghalusan data terbukti amatmembantu analisis data, terutama dalammemperoleh kurva T' (x) dan Tit (x). Hal inijelas terlihat bahwa walaupun data yangdidapat sangat berfluktuasi, tetapi hasil perhitungan T' (x) dan Tit (x) memperlihatkankurva yang halus. Sekaligus ditunjukkanpula bahwa metode penghalusan data yang
I' dipakai dalam penelitian ini adalah cukupandal.
Trr-~·~L!: 7')
(mn~)10
pOSISI
I/
l'f
r', \
I '\ I
\ ; I\ / " I
,I 'I
J ,
-- 1'(x)- - r"(x) I""."""" "I""" ,/
1.0
0.5
-1.0o
r-c 0.0o"D
.----..x~
i=- -0.5
47
Proceedings Seminar Realttor Nuklir dolam Penelitian Sainsa.m Teknologi Menuju Era Tinggal Landas
Bandung, 8 - 10 Oktober 1991PPTN - BAj~AN
Tabel 1 : Hasil penentuan diameter benda uji grafit dan Al yang diperoleh dalam tiap-tiapkelompok data percobaan.
Grafit AluminiumNo.
Persamaan 1Persamaan 2Persamaan 1Persamaan 2dia. (mm)
beda (%)dia. (mm)beda (%)dia. (mm)beda (%)dia. (mm)beda (%)
1
8,3125-16,98,2500-17,518,3750- 8,118,4375- 7,82
8,6250-13,88,6875-13,118,3125- 8,418,2500- 8,83
9,0000-10,09,0000-10,021,25006,321,25006,34
9,3750- 6,39,3750- 6,321,18758,421,68758,45
9,0000-10,09,0000-10,021,43757,221,37506,86
9,9375- 6,310,000- 0,020,75003,820,68754,4
Tabel 2 : Rangkuman hasil pengukuran benda uji grafit dan aluminium.
MaterialMinimumMaksimumRerata
dia. (mm)
beda (%)dia. (mm)beda (%)dia. (mm)beda (%)
Grafit
825- 17.5110 000009 0469 ± 0,55669.50Aluminium
18,25- 8,8021,698,4020,2917 ± 1,47041,50
3. Walaupun hasil pengukuran kehitaman filmuntuk benda uji aluminium terlihat sangattidak simetris, akan tetapi hasil analisisdata tetap menghasilkan akurasi yangcukup baik. lni berarti bahwa ketidak seragaman fluks neutron, kualitas film maupunproses pengembangan film tidak begitu dominan terhadap hasil penentuan dimensibenda uji. Faktor yang paling penting adalahresolusi pengukuran data, yang berarti pulajumlah data pengukuran.
Dari hal-hal di atas dapatlah disarankanagar penggunaan mikrodensitometer dalampengukuran kehitaman film sesegera mungkin
DAFTAR PUSTAKA
diwujudkan. Dengan peralatan tersebut selainresolusi pengukuran dapat dipertinggi, jugapengukuran akan semakin mudah dan tepatdilakukan, karena semua berjalan secaraotomatis.Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwametode pengukuran dimensi benda berbentuksilinder masif dengan radiografi neutron menjanjikan ketelitian yang tinggi dan am at sederhana prinsipnya. Di kemudian hari penelitianini dapat benar-benar diterapkan dalam menentukan dimensi benda yang berradiasi tinggi, seperti pelet bahan bakar reaktor bekas.
1. Richards, Wade J. and Larson, H. A, Radiography experiment at argonne nationallaboratory, Nuclear Technology, vol. 76, Maret (1987)
2. Harms, A A, Heindler, M. and Lowe, D. M., The physical basis for accurate dimensionalmeasurement in neutron radiography, Materials Evaluation, April (1978)
3. ~asham, S.J., Grieser, D.R. and Ray, J. W., Dimensional measurement of cylindricalspecimens ;using neutron radiography, Materials Evaluation, Juni (1970)
DISKUSI
Z.Abidin :1. Metode apa saja yang sudah dilakukan untuk mengukur diameter selain secara neutronradiografi ?2. Ketelitian sampai 1,5 - 9,5 % terhadap data atau percobaan lain yang dinilai ampuh .3. Ketidaktelitian apa yang memberikab kontribusi kesalahan terbesar ?4. Bagaimana bila silinder masifnya tidak homogen, apakah tak menjadi masalah ? (illgathamburannya).
48
Proceedings Seminar Reaktor Nllklir dnJam Penelitian. Sainsdan. Tekrwlogi Menlljll Era Tinggal Landas
Banlhlng, 8-10 Oktober 1991PPTN - BAT AN
Putranto Ilham Yazid:1. Untuk benda-benda berradiasi tinggi, selain metode dengan radiografi neutron, pengukurandiameter juga pernah dilakukan dengan alat ukur biasa, yang dimodifikasi (jadi seeara langsung).2. Ketelitian kesalahan 1,5 - 9,5 % adalah berasal dari analisis data pereobaan.3. Sulit memperkirakannya. Akan tetapi yang paling logis adalah ( misalnya dalam penentuandiameter) bahwa posisi pengambilan data/pengukuran terutama film harus tegak lurus sumbusilinder. Ketidaktepatan posisi ini akan sangat mempengaruhi hasH ukur.4. Asalkan objek tidak memiliki ketidakhomogenan massa jenis yang ekstrim, misalnya :berlubang, maka bisa diharapkan bahwa pada tepi silinder akan tetap dapat diperoleh titik belok.Hamburan neutron lah yang sebenarnya merupakan salah satu faktor yang menyebabkankehitaman film sudah mulai berkurang pada jarak yang agakjauh dari tepi silinder.
Hendro Tjahyono :Seeara sepintas diperoleh kesan bahwa metode pengukuran diameter ini agak rum it denganbanyaknya persyaratan eksperimen yang harus dipenuhi dan diperlukannya pengolahan hasHeksperimen melalui manipulasi matematik/statistik maupun numerik, ketelitian yang dihasilkannyapun tidak lebih baik dari alat-alat ukur konvensional yang biasa digunakan. Jadi apakahmemang ada suatu alasan yang sangat kuat mengenai pentingnya metode ini sehingga tetapdigunakan sampai saat ini, terimakasih.Pllltranto Ilham Yazid :'Memang ada, eontohnya; mengukur diameter pelet yang berada di dalam kelongsong bahanba.kar bekas pakai. Tentu hal ini tidak mungkin dilakukan seeara konvensional ( metode ukurlangsung), tanpa merusak kelongsong tersebut. Contoh lain tentu masih banyak.
TE~gar.S :1. Apakah pertimbangan digunakan benda uji grafit + aluminium?2. Dibandingkan dengan pengukuran menggunakan x-ray, bagaimana tingkat ketelitiannya ?Plltranto Ilham Yazid:1. Grafit memiliki koefisien total yang besar sedangkan aluminium keeil. Dengan memakaikedua bahan ini diharapkan bisa disimpulkan bahwa metode pengukuran diameter denganradiografi neutron bisa dipakai untuk segala jenis material. Selain itu kedua material tersebutbiasa dipakai di dalam reaktor.2. Prinsip pengukuran ini memang bisa diaplikasikan langsung kepada radiografi neutron.Tingkat ketelitiannya tergantung pad a kondisi pereobaannya.
49