Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara

15
Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara Tri Widodo W. Utomo Deputi Inovasi Administrasi Negara, LAN-RI Jl. Veteran No. 10 Jakarta Disampaikan pada FGD “Memperkokoh Sistem Presidensial Dalam Era Demokrasi Guna Meningkatkan Stabilitas Nasional” Lemhannas, 15 September 2014
  • date post

    21-Oct-2014
  • Category

    Documents

  • view

    532
  • download

    2

description

Disampaikan pada FGD “Memperkokoh Sistem Presidensial Dalam Era Demokrasi Guna Meningkatkan Stabilitas Nasional” Lemhannas, 15 September 2014

Transcript of Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara

Page 1: Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara

Penguatan SistemPresidensial Ditinjau dariPerspektif Administrasi

Negara

Tri Widodo W. UtomoDeputi Inovasi Administrasi Negara, LAN-RI

Jl. Veteran No. 10 Jakarta

Disampaikan pada FGD “MemperkokohSistem Presidensial Dalam Era Demokrasi Guna

Meningkatkan Stabilitas Nasional”

Lemhannas, 15 September 2014

Page 2: Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara

Paradoks di sekitar kita …

1. Eksekutif & Legislatif sama2 mengaku memperjuangkanrakyat, namun dengan cara yg sering berbeda bahkankonfrontatif …

2. Penguatan lembaga kepresidenan (seolah2) trade-off bagi lembaga perwakilan, dan sebaliknya …

3. Suara rakyat begitu menentukan saat Pemilu, namunbegitu tak berdaya sepanjang 5 thn berikutnya …

4. Salah satu kesepakatan dasar pada saat AmandemenUUD 45 adalah mempertegas sistem Presidensial, namun Penjelasan Umum V, VI, dan VII dihapus …

Page 3: Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara

Paradoks Demokrasi

1. Kontradiksi antara konflik (conflict) dengan konsensus(consensus);

2. Kontradiksi antara keterwakilan (representativeness) dengan kepemerintahan (governability);

3. Kontradiksi antara persetujuan rakyat (consent) dengan efektivitas pemerintahan (effectiveness).

Larry Diamond, 1990, Three Paradoxes of Democracy, in Journalof Democracy, Vol. 1, No. 3, pp. 48-60. The John Hopkins UP

Page 4: Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara

Kunci Stabilitas Nasional

1. Relasi yg harmonis antara poros politik (legislatif, parpol) dgn poros administrasi (eksekutif, birokrasi)� Check and balances baru?� Shared vision, mutual trust n respect.

2. Efektivitas pemerintahan� Pertumbuhan ekonomi yang merata antar sektor dan antar

wilayah;� Pemberantasan KKN dan mafia peradilan;� Pelayanan publik yang semakin prima, terutama pada

pelayanan dasar;� Kohesi sosial yang makin kuat (menurunnya konflik berbasis

SARA, tawuran antar pelajar, sengketa antar lembaga, dst).

Page 5: Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara

Relasi Politik – Administrasi

“Nothing is more central in thinking about public administration than the nature and interrelations of politics and administration.

What is more important in the day-to-day, year-to-year, decade-to-decade operation of government than the ways in which politics and administration are conceptualized, rationalized, and related one to the other?”

(Dwight Waldo, 1987)

Page 6: Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara

Relasi Politik – Administrasi

• Interaksi Politik & Administrasi tidak bisa dihilangkansama sekali, mengingat Administrasi Negara bukanlahkonsep yg bebas nilai � clear division is impossible!(Colin Campbell 1983, Carl Friedrich 1965, Donald Kingsley 1944, Guy Peters 2001, Nelson Polsby 1984, Fred Riggs 1964, Herbert Simon 1976, James Svara 1998, dalam Dag Ingvar Jacobsen 2006).

• Perlu keseimbangan peran & tanggungjawab. Sebab, too much control by politics will inevitably “produce evil rather than good” by fostering “inefficient administration”(Goodnow 1990, dalam Dunn and Legge Jr 2002).

Page 7: Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara

Model C & B di AS

Legislatif thd Eksekutif Eksekutif thd Legislatif

• Power to determine what laws exist.

• Power to write laws to constrain the internal operation of government.

• Power to write laws limiting searches, arrest, and detentions.

• Power to make laws concerning what regulations may be declared by the executive.

• Sole power to declare war.

• Responsibility for confirming executive appointments (senate).

• Power to set the budget of the executive.

• Power to impeach and remove executive officers (two third majority).

• Power to set limits.

• May veto laws (but this may be overridden by a two-third majority in both houses)

• May refuse to enforce certain laws.

• May refuse to spend money allocated for certain purposes.

• Sole power to wage war (operational command of the military).

• Responsibility for making declarations (eg. declaring a state of emergency) and promulgating lawful regulations & executive orders.

• Executive privilege (refusal to submit to legislative subpoena).

Page 8: Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara

Model C & B di RI Berdasar UUD 45

Legislatif thd EksekutifEksekutif thd

Legislatif

• Mengusulkan pemberhentian Presiden dan/atauWapres dalam masa jabatannya kpd MPR (Ps 7)

• Mengambil sumpah menurut agama, atau janjiPresiden dan Wapres sebelum memangku jabatannya(Ps 9: bisa dilakukan juga oleh MPR)

• Memberi persetujuan atas pernyataan perang, perdamaian & perjanjian dengan negara lain (Ps 11)

• Memberi pertimbangan dalam hal pengangkatan danpenempatan duta (Ps 13)

• Memberi pertimbangan dalam pemberian amnesti danabolisi (Ps 14)

• Memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan, serta memiliki hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat (Ps 20A)

• Menyetujui Perpu (Ps 22)

• Mengajukan RUUkepada DPR (Ps 5)

• Tidak dapatmembekukandan/ataumembubarkanDPR (Ps 7)

• Mengesahkan RUU yang telahdisetujui bersama(Ps 20)

Page 9: Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara

Relasi Politik – Administrasi

Gejala Legislative Heavy? �Perlu penguatan SistemPresidensial dengan memberi / mengakui hak-hak Presiden selainyang diatur dalam UUD 45.

Legislatif Eksekutif

Penguatan Presidensial ����Efektivitas Pemerintahan ����

Legitimasi Pemerintahan ����

STABILITAS NASIONAL.

Page 10: Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara

Perspektif Adm. Negara untukMemperkuat Sistem Presidensial

1. Hak penuh membentuk kelembagaan eksekutif (K/L)

2. Hak penuh mengangkat para Menteri atau pejabatsetingkat Menteri;

3. Hak penuh untuk mengalokasikan anggaran kedalamprogram dan kegiatan, sebagai implementasi UU APBN;

4. Hak menolak RDP dengan menyertakan alasannya.

“Membangun Efektivitas Pemerintahan MelaluiPenguatan Model C & B”

Page 11: Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara

Hak Penuh Membentuk KelembagaanEksekutif (K/L)

1. Menghindari fragmentasi antar K/L (tumpang tindihwewenang atau program, mis-koordinasi dll).

2. Peningkatan efisiensi kelembagaan melalui re-grouping Kementerian yang serumpun denganmempertimbangkan beban kerja, span of control, pengawasan, dll.

3. Penguatan kantor kepresidenan untuk menjaminintegrasi & pencapaian target-target strategistertentu (perencanaan & penganggaran, RB, Otda).

Page 12: Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara

Hak Penuh Mengangkat Menteri / PejabatSetingkat Menteri

Presiden Terpilih Jokowi:

“Saya akan mengundang anggota kabinet yg ideologis ygpaham bagaimana membuat program taktis dan strategis ygmenguntungkan bagi NKRI, bersih dari korupsi, kompeten, danmemiliki jiwa leadership yg tinggi. Mereka tidak hanya harusmampu memimpin kementerian, tetapi juga harus mampumeyakinkan anggota dewan dan publik tentang perencanaandan pelaksanaan program. Mereka tidak hanya pejabatpemerintah yg mampu menjalankan program secara teknis, tetapi sekaligus adalah pejabat politik yg trampil mengawalprogram menurut tata negara RI dan berhadapan dengansemua pemangku kepentingan”.

Akun FB Ir. H. Joko Widodo, 27 Agustus 2014

Page 13: Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara

Hak Penuh Mengalokasikan Anggaran & Hak Menolak RDP dengan Alasan

1. Selama ini DPR (cq. Komisi) terlalu jauh membahasprogram kerja dan anggaran K/L;

2. Frekuensi RDP juga terlalu sering sehingga energiK/L banyak tersita untuk menyiapkan laporansewaktu-waktu;

3. Fungsi perencanaan dan pengawasan DPR tidakperlu terlalu teknis dan detil, karena sudah adaBappenas dan Ditjen Anggaran untuk perencanaandan BPK untuk wasrik. DPR cukup pada level strategis.

Page 14: Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara

Simpulan

• Perlu penguatan sistem birokrasi yg relatif lebih tahan(immune) dari pengaruh / intervensi yg kurang positif. Hal ini bisa dilakukan melalui Amandemen UUD ataumekanisme Konvensi;

• Dari perspektif Administrasi Negara, dimensiKelembagaan, SDM, Anggaran harus diminimalkan dandiisolasi dari pengaruh politik agar dapat menjamintercapainya Efektivitas Pemerintahan.

• Suprastruktur politik yg dihasilkan melalui proses demokrasi (Pemilu) harus membangun konsensus besarkebijakan ekonomi nasional, yang harus dijaga bersamameski ada perbedaan antara politik dengan adm. negara.

Page 15: Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara

Terima Kasih

Tri Widodo W. UtomoDeputi Inovasi Administrasi Negara, LAN-RI

Jl. Veteran No. 10 Jakarta

Semoga Bermanfaat …