Penguatan Rupiah

download Penguatan Rupiah

of 7

Transcript of Penguatan Rupiah

Mohamad Bastomi 146020206011016

UPAYA PEMERINTAH DALAM PENGUATAN RUPIAH

Pemerintah sebagai penggerak perekonomian Indonesia mempunyai sensitifitas terhadap kebijakan dalam penentuan penguatan atau pelemahan rupiah. Pemerintah mempunyai kewenangan kebijakan maupun interfensi untuk melindungi pelemahan kurs rupiah terhadap asing. Hal ini perlu dilakukan agar perekonomian Indonesia tetap stabil, dengan artian bahwa kesejahteraan masyarakat dapat terpenuhi. Apabila rupiah melemah, maka daya beli masyarakat akan menurun. Hal ini dilatarbelakangi karena sebagian besar bahan pokok kebutuhan masyarakat diimpor dari Negara orang lain. Oleh karena itu, perlu adanya strategi yang diterapkan pemerintah agar pelemahan rupiah tidak semakin parah, sebagai berikut:

A. Stabilisasi Ekonomi MakroKebijakan moneter Bank Indonesia ditujukan untuk mengelola tekanan harga yang berasal dari sisi permintaanaggregat(demand management) relatif terhadap kondisi sisi penawaran. Kebijakan moneter tidak ditujukan untuk merespon kenaikan inflasi yang disebabkan oleh faktor yang bersifat kejutan yang bersifat sementara (temporer) yang akan hilang dengan sendirinya seiring dengan berjalannya waktu.Ada beberapa contoh kebijakan ekonomi makro yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan untuk menjaga stabilitas harga di dalam negeri dan nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Sedangkan kebijakan fiskal adalah kebijakan untuk mengurangi tingkat inflasi yang cenderung meningkat. Kebijakan Moneter. Alat-alat kebijakan moneter:1) Politik Diskonto (Discount Policy). Politik diskonto adalah politik Bank Sentral untuk memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat bunga.2) Politik Pasar Terbuka (Open Market Policy). Politik Pasar Terbuka adalah politik Bank Sentral untuk membeli dan menjual surat-surat berharga.3) Politik Persediaan Kas (Cash Ratio Policy). Politik Persediaan Kas adalah Politik Bank Sentral untuk memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan perbandingan minimum antara uang tunai yang dimiliki oleh bank umum dengan uang giral yang boleh dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan. Kebijakan Fiskala. Pengaturan Pengeluaran Pemerintah. Menjaga penggunaan anggaran negara sesuai dengan perencanaanb. Peningkatan Tarif Pajak. Meningkatkan tarif pajak agar penghasilan rumah tangga berkurang dan daya beli masyarakat berkurangc. Peningkatan Pinjaman Pemerintah. Meningkatkan pinjaman pemerintah dengan jalan tanpa paksaan atau dengan pinjaman paksa.

B. Penekanan InflasiKarakteristik inflasi Indonesia yang cukup rentan terhadap kejutan-kejutan (shocks) dari sisi penawaran memerlukan kebijakan-kebijakan khusus seperti kenaikan harga minyak dunia dan adanya gangguan panen atau banjir. Tingkat konsumsi yang tinggi berpengaruh besar terhadap peningkatan inflasi. Penanggulangan inflasi yang sangat parah (hyper inflation) ditempuh dengan cara melakukan sneering (pemotongan nilai mata uang). Sanering berasal dari bahasa Belanda yang berarti penyehatan, pembersihan, reorganisasi. Kebijakan sanering antara lain:a. Penurunan nilai uangPembekuan sebagian simpanan pada bankbank dengan ketentuan bahwa simpanan yang dibekukan akan diganti menjadi simpanan jangka panjang oleh pemerintah. Senering ini pernah dilakukan oleh pemerintah pada tahun 1960-an pada saat inflasi mencapai 650%. Pemerintah memotong nilai mata uang pecahan Rp. 1.000,00 menjadi Rp. 1,00.b. Kebijakan yang berkaitan dengan output.Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijakan penurunan bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang di dalam negeri cenderung menurunkan harga.c. Kebijakan penentuan harga dan indexing. Ini dilakukan dengan penentuan ceiling price.d. Devaluasi adalah penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Jika hal tersebut terjadi biasanya pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil. Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan dengan menurunnya nilai uang satu negara terhadap nilai mata uang asing. Devaluasi juga merujuk kepada kebijakan pemerintah menurunkan nilai mata uang sendiri terhadap.

C. Neraca Transaksi Berjalan Ke DesifitBesarnya defisit transaksi berjalan akan berakibat pada terus dilakukannya kebijakan moneter ketat oleh Bank Indonesia.BI dan pemerintah mewaspadai defisit transaksi berjalan agar bisa mengarah pada tingkatsustainableguna mendukung petumbuhan perekonomian nasional. Stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan kondisi fundamentalnya, untuk mendukung penyesuaian keseimbangan eksternal tersebut.Hal ini dapat ditempuh dengan cara: memperkuat operasi moneter untuk mendukung stabilitas nilai tukar rupiah dan pengendalian likuiditas. meningkatkan pendalaman pasar valas, termasuk dengan merelaksasi ketentuan terkait tenorforwarddengan nonresiden dari yang sebelumnya minimum 3 bulan menjadi minimum 1 pekan. kebijakan makroprudential melalui pengelolaan pertumbuhan kredit dengan memperkuat implementasiloan to value(LTV) termasuk rencana penerapan untuk industri keuangan berbasis syariah dan larangan pemanfaatan Kredit Tanpa Agunan (KTA) untuk uang muka kredit.

D. Cadangan Devisa Yang SehatPeningkatan pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan penggunaan devisa dalam rangka stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya mendorong turunnya posisi cadangan devisa. Salah satu upaya menstabilkan devisa adalah dengan meminta agar ekspor Indonesia tetap terjaga serta perlunya membatasi impor.Selain itu, pentingnya upaya untuk mendorong ekspor dalam negeri untuk membuka pasar baru ekspor sehingga eksportir Indonesia memiliki daya saing dan dapat membantu memperbaiki keseimbangan perdagangan dalam negeri.

E. Pengelolaan Utang Luar Negeri Yang SehatStrategi Pengelolaan Utang Negara dievaluasi minimal sekali dalam setahun agar sesuai dengan perkembangan lingkungan dan kondisi pasar keuangan. Ada banyak cara yang dapat digunakan agar utang luar negeri dapat stabil. Hal ini tergantung kemampuan pemerintah dalam melaksanakan cara-cara tersebut. Cara yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengelola utang luar negerinya yaitu:a) Pengelolaan APBN. Pada dasarnya yang terjadi sebetulnya adalah konsep anggaran defisit. Karena itu, mengamati pengelolaan APBN sebagai sumber timbulnya utang merupakan suatu hal yang sangat penting.b) Pilihan Sumber Utang Luar Negeri. Pemerintah dapat memilih sumber utang luar negeri yang paling menguntungkan bagi negara.c) Membangun Institusi Penelolaan Utang. Dalam menghadapi permasalahan utang, dibutuhkan adanya institusi yang memiliki kemampuan yang kuat untuk mengelola utang pemerintah. d) Membangun Landasan Hukum. Dengan adanya landasan hukum dapat menghindarkan negara dengan masalah-masalah yang dapat mengancam stabilitas negara. Selain itu pengelolaan utang (utang) akan semakin jelas dan dapat mengantisipasi adanya korupsi.e) Memaksimalkan Sumber Daya. Dengan memaksimalkan penggunaan sumber daya dapat meningkatkan pendapatan negara. Jika pendapatan negara tinggi maka pelunasan utang akan lebih mudah. Jika hal ini terus ditingkatkan maka sumber biaya pembangunan negara dapat diambil dari pendapatan negara itu sendiri.f) Pembatasan Utang Luar Negeri. Dengan adanya pembatasan utang yang disesuaikan dengan kemampuan untuk melunasi utang tersebut dapat memudahkan dalam pengelolaan utang. Sehingga kemungkinan terjadinya penumpukan utang saat jatuh tempo dapat diminimalkan.

F. Pendalaman Pasar Uang Yang Disertai Kegiatan Fasilitas Lindung NilaiBagi perusahaan swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dituntut menggunkan instrumen hadging atau lindung nilai bagi yang memiliki utang luar negeri. Instrumen tersebut untuk menyelamatkan nilai utang agar tidak membengkak dan pada akhirnya menyulitkan likuditas. Upaya pendalaman pasar uang yang disertai kegiatan fasilitas lindung nilai, perusahaan akan menata agar tidak ada risiko likuiditas, kredit, dan kurs berlebihan. Tentu BI mendorong agar perbankan akan memfasilitasi fasilitas lindung nilai

G. Penggunaan Transaksi Rupiah Dalam Negeri.Bank sentral dapat merespon pelemahan rupiah dengan penekanan penggunaan rupiah dalam transaksi dalam negeri. Bank Indonesia (BI) akan memberi sanksi kepada siapa saja yang melakukan transaksi dengan menggunakan uang non rupiah. BI melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 17/3/PBI/2015 pada Maret 2015 mewajibkan penggunaan uang rupiah di seluruh tanah air dalam upaya menjaga kestabilan rupiah. Hal ini dilatarbelakangi oleh penggunaan uang non rupiah saat ini juga masih marak terjadi di Batam, Atambua. Dalam pemberitaan juga diketahui bahwa di Bandung banyak yang bertransaksi dengan menggunakan mata uang Malaysia, ringgit, dan mata uang Singapura, dolar Singapura. Sementara di Bali banyak menggunakan dolar Amerika Serikat.Banyak korporasi yang menggunakan bahan baku impor mengenakan harga jual kepada pembeli dalam negeri dengan valas. Untuk itu, menurut dia diperlukan aturan penggunaan dolar agar resiko fluktuasi nilai tukar berkurang dan akan terfokus hanya pada importir saja. Sehingga BI juga dapat merekomendasikan kepada otoritas yang berwenang untuk melakukan tindakan seperti, pencabutan izin usaha atau penghentian kegian usaha apabila melanggar ketentuan transaksi dengan non rupiah.