Penguatan Kapasitas Pemerintah Daerah Dalam...
Transcript of Penguatan Kapasitas Pemerintah Daerah Dalam...
Disampaikan oleh:
DIREKTUR MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA DAN KEBAKARAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI RI
2017
KEMENTERIAN DALAM NEGERIREPUBLIK INDONESIA
Jakarta, Mei 2017
Penguatan Kapasitas Pemerintah
Daerah Dalam Penanggulangan
Bencana Di Daerah Tertinggal
PENGERTIAN
PERMASALAHAN DAERAH TERTINGGAL
(Lampiran UU No 17 Tahun 2007 ttg RPJPN 2005 – 2025)
1. Terbatasnya Akses Transportasi
2. Kepadatan Penduduk Relatif Rendah dan Tersebar
3. Sumberdaya miskin (SDA dan SDM)
4. Belum menjadi prioritas oleh Pemda dianggap belum menghasilkan PAD
secara langsung
5. Belum optimalnya dukungan sektor terkait
Menjadi fokus perhatian dalam penanggulangan bencana
KELOMPOK ZOONOSIS PRIORITAS
Menurut Perpres 131 Tahun 2015
terdapat 122 Kab merupakan daerah
tertinggal dan berdasar IRBI 2013, 95
daerah Kab tsb berisiko tinggi, yang
secara nasional perlu menjadi
prioritas termasuk penyelenggaraan
penanggulangan bencana, sehingga
perlu ada sinkronisasi dengan daerah
Provinsi dan daerah
Kabupaten/Kota.
Alenia ke IV Pembukaan Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun1945
• Mengamanatkan bahwa “PemerintahNKRI melindungi segenap bangsa danseluruh tumpah darah Indonesia,memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa danikut melaksanakan ketertiban duniayang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
UU No. 23 Tahun 2014
UU No. 24 Tahun 2007 tentangPenanggulangan Bencana
ALAM NON ALAM SOSIAL
BPBD & OPD DALAM MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA
TATA KELOLA
PENYELENGGARAAN
URUSAN PB
Kelembagaan
Personil
Perencanaan
Monev & Binwas
Anggaran
BNPB dan K/LMelakukan binwas teknis
operasional & koord. dalam penyelenggaraan PB
KEMENDAGRImelakukan binwasdal keg.
pembangunan daerah(Penyelengaraan
Penanggulangan Bencana - PB)
PRA BENCANA
TANGGAP DARURAT
PASKA BENCANA Sarpras
PERLINDUNGAN BAHAYA BENCANA
ALAM NON ALAM SOSIAL
PRA BENCANA
TANGGAP DARURAT
PASKA BENCANA
Pemerintah Daerah
PEMRTH MASY DUNIAUSAHA
Dilaksanakan
Melalui:
1. Kegiatan
Pemerintah
Pusat (APBN)
2. Transfer ke
daerah
•TP
•Dekon
•DAK
3. Dana Darurat
Kebijakan Penanggulangan Bencana
Lanjutan
KONKUREN
YAN
DASAR
NON YAN
DASAR
Pendidikan, Kesehatan, PU &Penataan Ruang, Perum Rakyat& Kawasan Permukiman,TRANTIBUM DAN LINMAS(Trantibum, Bencana, &Kebakaran) & Sosial.
ditentukan SPM nya
Kelautan & Perikanan, Pariwisata, Pertanian,Kehutanan,
ESDM, Perdagangan, Perindustrian, & Transmigrasi
mengacu pada NSPK
URS. PEM . WAJIB URS. PEM . PILIHAN(Pusat, Prov., Kab/Kota)
Naker, PemberdayaanPerempuan & PerlindunganAnak, Pangan, Pertanahan,Likungan Hidup, AdmindukCapil, PMD, PengendalianPenduduk & KB, Perhubungan,Kominfo, Koperasi UKM,Penanaman Modal,Kepemudaan & Olah raga,Statistik, Pesandian,Kebudayaan, Perpustakaan &Kearsipan,
KONSEKUENSI MENJADI URUSAN WAJIB YANSAR
(BENCANA & KEBAKARAN)
1. Mengandung Pelayanan Dasar
Pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar
warga negara.
2. Memerlukan SPM:Ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang merupakan UrusanPemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara
minimal.
PR
INS
IP
3. Menjadi Prioritas:Penyelenggara Pemerintahan Daerah memprioritaskan pelaksanaan Urusan
Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar.
KONSEKUENSI MENJADI URUSAN WAJIB YANSAR
(BENCANA & KEBAKARAN) lanjutan....
4. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang melaksanakan urusan pemerintahan:a. Bencana dan kebakaran merupakan sub urusan dari urusan pemerintahan wajib yang
berkaitan dengan pelayanan dasar pada bidang Trantibum dan Linmas (Pasal 12 ayat 1huruf e dan lampiran matrik pembagian kewenangan, UU 23/2014).
b. Untuk melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dibentukdinas daerah. (Pasal 217 UU 23/2014).
PR
INS
IP
5. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menyelenggarakan sub urusan
bencana dan kebakaran yang mempunyai fungsi:a. pelaksana ;b. komando; danc. koordinasi.
ARAH KEBIJAKAN MANAJEMEN BENCANA DAN KEBAKARAN
KEMENDAGRI SELAKU PEMBINA UMUM MEMBERIKAN PEDOMAN, PENGATURAN KEWENANGAN, KELEMBAGAAN, PELATIHAN,
SUPERVISI SERTA MONEV.
PENANGGULANGANBENCANA DAN KEBAKARAN
GUBERNUR SELAKU WAKIL PEMERINTAH
URUSAN YANG DIKERJAKAN BERSAMA PEMERINTAH, PEMDA PROV & KAB/KOTA (UU 23/2014 & UU 24/2007).
MANAJEMEN PENGURANGAN
RESIKO BENCANA
PENGUATAN KELEMBAGAAN, SDM BENCANA &
KEBAKARAN
DUKUNGAN SARPRAS
PENANGGULANGAN BENCANA DAN
KEBAKARAN
MANAJEMEN PENGURANGAN
RESIKO KEBAKARAN
DEKONSENTRASI
KONSEKWENSI KELEMBAGAAN
1. KALAU URUSAN BENCANA MENJADI URUSAN YG DI DESENTRALISASIKAN; BAGI URUSANNYA DAN TENTUKAN KELEMBAGAAN YANG MENANGANI DI PUSAT, PROVINSI, DAN KAB/KOTA
2. DALAM ERA OTONOMI LUAS SEMUA URUSAN PEMERINTAHAN DI DESENTRALISASIKAN KECUALI URUSAN PERTAHANAN, KEAMANAN, MONETER, LUAR NEGERI, PERADILAN DAN AGAMA.
8
KONSEKWENSI PENDANAAN
1. URUSAN BENCANA SKALA NASIONAL PEMBIAYAAN
KESELURUHAN MENJADI TANGGUNG JAWAB PUSAT
(APBN)
2. URUSAN BENCANA SKALA PROVINSI PEMBIAYAANNYA
MENJADI TANGGUNG JAWAB PROVINSI (APBD PROVINSI),
3. URUSAN BENCANA SKALA KAB/KOTA MENJADI
TANGGUNG JAWAB APBD KAB/KOTA
4. URUSAN BENCANA SKALA NASIONAL DAPAT DI TUGAS
PEMBANTUAN-KAN KE PROVINSI ATAU KE
KABUPATEN/KOTA DIBIAYAI DGN APBN;
PENGAWASANNYA DILAKUKAN OLEH GUBERNUR
SEBAGAI WAKIL PUSAT MELALUI DANA DEKONSENTRASI
(PP 19/2010 JO PP 23/2011)
9
PERLUNYA KLASIFIKASI BENCANA
1. ADANYA KLASIFIKASI STATUS KEBENCANAAN; NASIONAL;
PROVINSI (REGIONAL); ATAU KAB/KOTA (LOKAL)
2. RUMUSKAN NSPK BERSAMA STAKEHOLDERS TERKAIT DALAM
SETIAP TINGKATAN BENCANA; MENENTUKAN SIAPA
MELAKUKAN APA DAN ATAS BEBAN BIAYA SIAPA
3. NSPK MENJADI ACUAN BAGI SETIAP TINGKATAN
PEMERINTAHAN DALAM MENJALANKAN TUPOKSINYA DAN
HUBUNGAN TINGKATAN PUSAT; PROVINSI DENGAN
KAB/KOTA
4. BPBD SEBAIKNYA MENJADI KORDINATOR DALAM
PENANGGULANGAN BENCANA UNTUK MENGHINDARI
OVERLAPING DAN PENGABAIAN TANGGUNG JAWAB MASING2
TINGKATAN PEMERINTAHAN
10
SELAKU BINWASDAL PENYELENGGARAAN URUSAN
PEMERINTAHAN, MAKA KEMENDAGRI MEMILIKI
PERAN UNTUK MENDORONG PEMDA DALAM :
PERAN KEMDAGRI
1. Perencanaan dan anggaran penanggulangan bencana di
daerah
2. Penguatan penyelenggaraan PTSP dan Paten Berbasis PB
3. Pemaduan PRB dalam perencanaan tata ruang
4. Mendorong Mengintegrasikan PRB kedalam Kurikulum
sekolah dan Sekolah siaga Bencana/Sekolah Aman
5. Mendorong daerah dalam pengembangan pusat riset
kebencanaan di daerah masing-masing
6. Mendorong daerah dalam PRB melalui prinsip GG
LANJUT
7. Mendorong Pemda untuk merevitalisasi Satpol PP, Kesbanglinmas
dan Damkar dalam PB
8. Membentuk BPBD
9. Pengembangan/menguatkan kearifan dan muatan lokal dalam PB
10. Memantapkan rencana kontinjensi
11. Mengembangkan kerjasama antar daerah dalam PB
12. Meningkatkan pengelolaan administrasi pemerintahan dan
kependudukan
13. Menyelenggarakan advokasi kepada DPRD/A
14. Mendelegasikan sebagian kewenangan Bupati/Walikota kepada
Camat dalam rangka PB
15. Mempertegas batas antar daerah/kecamatan/desa
16. Penguatan peran Gubernur dalam PB
17. Mengkoordinasikan sektor dan lembaga donor ke daerah
1. Permendagri no 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua
Permendagri 13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, pasal 162 yang mengatur tentang penggunaan anggaran
pada keadaan darurat bencana;
2. Penyusunan Pedoman Teknis Pendanaan Tanggap Darurat
Bencana yang bersumber dari Belanja Tidak Terduga (BTT)
dalam bentuk Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor:
360/2903/SJ Tanggal 3 Juni 2015 tentang Pedoman Pendanaan
Tanggap Darurat Bencana yang Bersumber dari Belanja Tidak
Terduga.
Anggaran
Rencana Kebijakan ke Depan
Penyusunan dan penyempurnaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bencana sesuai amanat Undang-Undang nomor 23tahun 2014
Memfasilitasi penguatan pemda dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana dan kebakaran dari aspek kelembagaan,aparatur, perencanaan, anggaran, dan sarana prasarana.
Fasilitasi penguatan Pemda dalam tahap prabencana yang berfokus pada aspek pencegahan, kesiapsiagaan, Mitigasi danAdaptasi Perubahan Iklim (MAPI) dan rehabilitasi dan rekonstruksi.
Peningkatan kesiapsiagaan dan respon Pemda pada saat tanggap darurat melalui penyusunan Pedoman Belanja TidakTerduga (BTT).
Membangun pusat pelatihan Pemadam Kebakaran dan rescue skala nasional dan regional.
Peningkatan kapasitas aparatur dan penguatan kelembagaan penanggulangan bencana dan kebakaran di daerahmelalui pelatihan, bimtek, ToT, dan lokakarya.
Pembangunan fasilitas umum yang terkena dampak bencana melalui alokasi dana darurat
15
BAPPEDA
DINAS
PU
DINAS
PERTANIA
N
DINAS
ESDM
DINAS
INFOKOM
DINAS
PERHUBUNGAN
PPKD
INSTANSI
PENEGAK
HUKUM
DINAS
KESEHATAN
DINAS
PENDIDIKAN
SETDA
BMKG
BPBD
PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN YG
BERBASIS
PENANGGULANGAN
BENCANA
KOORDINASI LINTAS OPD DAN INSTANSI TERKAIT
DINAS
KEHUTANAN
DINAS
PERDAGANGA
N
PERMASALAHAN
Adanya perubahan organisasi perangkat daerah, berdampak kepadaperubahan tugas dan fungsi, anggaran, mutasi, dll.
Keterbatasan sumber daya pemda utk penanggulangan bencana;
Belum optimalnya pelaks. chain of command antara pem & pemdakhususnya dlm penanggulangan bencana langsung pd sumbernya;
Belum optimalnya implementasi regulasi tentang penanggulanganbencana di daerah.
Penanggulangan bencana masih dianggap sebagai urusanpemerintah saja & upaya yang dilakukan masih terfokus padalangkah-langkah kedaruratan.
SUMATERAKALIMANTAN
JAVA
IRIAN JAYA
TERIMA KASIH