PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA...

115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA GURU TERSERTIFIKASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK (Studi Pada Guru PKn SMP Negeri Kota Surakarta Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Berkelanjutan) SKRIPSI Oleh : TRI RAHAYU NINGSIH NIM K6408059 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA...

Page 1: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

PADA GURU TERSERTIFIKASI DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK

(Studi Pada Guru PKn SMP Negeri Kota Surakarta Dalam Rangka

Peningkatan Kualitas Berkelanjutan)

SKRIPSI

Oleh :

TRI RAHAYU NINGSIH

NIM K6408059

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGAJUAN

PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

PADA GURU TERSERTIFIKASI DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK

(Studi Pada Guru PKn SMP Negeri Kota Surakarta Dalam Rangka

Peningkatan Kualitas Berkelanjutan)

Oleh :

TRI RAHAYU NINGSIH

NIM K6408059

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dr. Triyanto, S.H, M.Hum

Sekretaris : Triana Rejekiningsih, S.H, KN, M.Pd

Anggota I : Drs. H. Utomo, M.Pd

Anggota II : Moh. Muchtarom, S.Ag, M.S.I

Disahkan Oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a.n Dekan

Pembantu Dekan I,

Page 4: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

REVISI

Skripsi ini telah direvisi sesuai dengan arahan dari Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dr. Triyanto, S.H, M.Hum

Sekretaris : Triana Rejekiningsih, S.H, K.N, M.Pd

Anggota I : Drs. H. Utomo, M.Pd

Anggota II : Moh. Muchtarom, S.Ag, M.S.I

Page 5: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Tri Rahayu Ningsih. PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMUNIKASI (TIK) PADA GURU TERSERTIFIKASI DAN

IMPLIKASINYA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK (Studi Pada

Guru PKn SMP Negeri Kota Surakarta Dalam Rangka Peningkatan Kualitas

Berkelanjutan). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli. 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Mengetahui dan

mendeskripsikan penguasaan TIK Guru PKn SMP Negeri Kota Surakarta yang

telah tersertifikasi. (2) Mengetahui dan menganalisis Implikasi penguasaan TIK

terhadap kompetensi pedagogik Guru PKn SMP Negeri Kota Surakarta yang telah

tersertifikasi. (3) Mengetahui peningkatan kualitas berkelanjutan pasca sertifikasi

pada Guru PKn SMP Negeri di Kota Surakarta.

Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif. Strategi penelitian

yang digunakan menggunakan strategi tunggal terpancang. Sumber data dari

penelitian ini diperoleh dari informan, tempat, peristiwa dan dokumen. Teknik

sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data

yang digunakan untuk memperoleh dan menyusun data penelitian adalah dengan

wawancara, observasi serta analisis dokumen. Untuk memperoleh validitas data

digunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode. Sedangkan teknik analisis

data menggunakan model analisis interaktif dengan tahap-tahap sebagai berikut:

(1) Pengumpulan Data, (2) Reduksi Data, (3) Sajian Data, (4) Pengambilan

Kesimpulan. Adapun prosedur penelitian dengan langkah-langkah sebagai

berikut: (1) Tahap Pra Penelitian, (2) Tahap Pekerjaan Lapangan, (3) Tahap

Analisis Data, (4) Tahap Penyusunan Laporan Penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa: (1)

Penguasaan TIK pada Guru PKn yang telah tersertifikasi di SMP Negeri Kota

Surakarta masih belum maksimal, banyak guru yang sudah mengerti akan manfaat

positif penerapaan TIK dalam pembelajaran namun untuk melaksanakannya

masih sulit dan baru sebatas penggunaan TIK sebagai media pembelajaran saja.

Mereka masih beranggapan bahwa materi PKn itu sulit untuk diilustrasikan

dengan menggunakan TIK karena penguasaan TIK yang dimiliki guru jarang

diasah. (2) Implikasi penguasaan TIK terhadap kompetensi pedagogik Guru PKn

yang telah tersertifikasi di SMP Negeri Kota Surakarta masih rendah atau belum

cukup terlihat, karena penerapan TIK dalam pembelajaran PKn belum optimal

sehingga penerapan TIK tersebut belum bisa mengatasi permasalahan yang

selama ini terjadi yaitu kebosanan peserta didik pada saat mengikuti

pembelajaran. (3) Peningkatan kualitas berkelanjutan pada Guru PKn yang telah

tersertifikasi di SMP Negeri Kota Surakarta sudah cukup berjalan namun belum

optimal sehingga masih perlu peningkatan lagi. Terutama pada penyelenggaraan

kegiatan peningkatan kompetensi dan keterampilan guru dalam pemanfaatan TIK

serta kesadaran dari individu guru PKn tersertifikasi untuk selalu

mengembangkan kompetensi diri.

Kata kunci : Penguasaan TIK, guru tersertifikasi, kompetensi pedagogik, kualitas

keberlanjutan

Page 6: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Tri Rahayu Ningsih. MASTERY OF INFORMATION AND

COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT) IN CERTIFIED TEACHERS

AND THE IMPLICATIONS OF PEDAGOGICAL COMPETENCE (Studies

of Civic Teachers in State Junior High Schools in Surakarta in the Context of

Sustainable Quality Improvement) Thesis, Surakarta: Faculty of Education and

Teacher Training Sebelas Maret University. July. 2012.

The purposes of this research are: (1) To know and to describe the mastery

of ICT of Civics teachers who have been certified in State Junior High Schools in

Surakarta. (2) To know and to analyze the implications of ICT mastery to

pedagogical competence of Civics teachers who have been certified in State

Junior High Schools in Surakarta. (3) To know the improvement of post-

certification continuation quality of Civics teachers in State Junior High Schools

in Surakarta.

This research used qualitative descriptive. In addition to use descriptive

qualitative approach, the researcher used single-fixed strategy. The data were

obtained from informants, places, events and documents. Sampling technique

used was purposive sampling. The techniques of collecting data used in obtaining

and arranging the data of the research are interview, observation and document

analysis. Triangulation of data and triangulation methods were used to obtain data

validity. While the techniques of data analysis uses interactive analysis model in

the following stages: (1) Data collection, (2) Data reduction, (3) Serving Data, (4)

Decision Conclusion. The research procedures are: (1) Pre-Research Phase, (2)

Field Work Phase, (3) Data Analysis Phase, (4) Research Report Preparation

Phase.

Based on the results of this research, it can be concluded that: (1) ICT

mastery of Civics teachers who have been certified in the Junior High Schools in

Surakarta is still not maximal, many teachers are already aware of the positive

benefits of ICT in learning, but they are still difficult to practice it. They still think

that it is difficult to illustrate Civics material by using ICT. Besides, their

capabilities in ICT are rarely sharpened. (2) The implications of ICT mastery to

pedagogical competence of Civics teachers who have been certified in State

Junior High Schools in Surakarta are less and have not quite seen. Application of

ICT in teaching Civics is not optimal so that the application of ICT has not been

able to overcome the problem occurring all this time, that is, the students get

bored easily. (3) The improvement of continuation quality of Civics teachers who

have been certified in State Junior High Schools in Surakarta has been running but

it is not optimal enough so that it still needs more enhancements, especially the

enhancements in creating activities to support teachers’ skills in using ICT during

the learning process and of individual certified-teachers’ awareness to improve

their competence always.

Kata kunci : Penguasaan TIK, guru tersertifikasi, kompetensi pedagogik, kualitas

keberlanjutan

Page 7: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai dari urusan, kerjakanlah dengan sungguh – sungguh urusan yang lain dan

kepada Tuhan hendaknya kamu berharap”

(Q.S Al-Insyirah : 6-8)

“Bila anda berani bermimpi tentang sukses berarti anda sudah memegang kunci

kesuksesan, hanya tinggal berusaha mencari lubang kuncinya untuk membuka

gerbang kesuksesan itu.”

(John Savique Capone)

“Setiap hari dalam hidupmu adalah satu halaman dari sejarahmu”

(kata-kata bijak dari Arab)

“Think positive - Action positive - Output positive ”

(Penulis)

Page 8: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Kusuntingkan skripsi ini untuk:

Ibu dan Bapak tercinta, terimakasih atas

cinta, dukungan, doa dan pengorbanan yang

telah kalian berikan.

Kakung, Uti, Mz Win, Dhea, keluargaku

tersanyang. Keberadaan kalian memacuku

menyelesaikan skripsi ini

Teman Kost Qurota Ayun khususnya Blok

C: mb Siti, Endah, Ika’, Hanny, Ninin,

Khomsi, Yeni, Uswah, Tia, Aminah, Mutia

dan Titis yang slalu bersedia membantuku.

Terima kasih sahabat.

Teman- teman FICOS dan ICT Center yang

tak henti memberi dukungan dan motivasi.

Civic Comunity angkatan 2008 dan

Almamater

Page 9: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulilah penulis panjatkan Allah SWT, karena atas

rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan untuk memenuhi

persyaratan guna mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini namun atas bantuan dari berbagai pihak hambatan tersebut

dapat teratasi. Untuk itu pada kesempatan kali ini, penulis menghaturkan

terimakasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Muhammad Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini.

2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah menyetujui ijin atas permohonan penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Sri Haryati, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan yang telah memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini.

4. Drs.H.Utomo, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan,

semangat dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Moh. Muchtarom, S.Ag, M.S.I selaku Pembimbing II yang tiada henti-hentinya

memberikan pengarahan, bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

6. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan sehingga

penulis mampu memyelesaikan penyusunan skripsi ini.

7. Kepala – kepala sekolah SMP Negeri se-Kota Surakarta yang telah

memberikan ijin melaksanakan penelitian di sekolah yang dipimpin.

8. Semua guru PKn SMP Negeri Kota Surakarta yang telah tersertifikasi (periode

2007-2010) yang telah membantu dalam pengumpulan data yang diperlukan.

9. Keluarga dan teman – teman yang senantiasa memberi semangat dan

dukungannya dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Page 10: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10. Berbagai pihak yang telah membantu penulis demi lancarnya penyusunan

skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berharap semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan

imbalan dari Allah SWT.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha mencurahkan segala

daya dan kemampuan seoptimal mungkin dengan harapan skripsi ini dapat

memenuhi persyaratan sebagai suatu karya ilmiah yang bermanfaat. Namun

mengingat keterbatasan pengetahuan, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

ada kekurangan dan jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan

skripsi ini. Di samping itu penulis tetap berharap semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi majunya ilmu pendidikan, khususnya bagi kemajuan

Pendidikan Kewarganegaraan.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 11: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN REVISI ...................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

ABSTRACT ..................................................................................................... viii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... x

KATA PENGANTAR ..................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Pembatasan Masalah .................................................................. 5

C. Perumusan Masalah ................................................................... 6

D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6

E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 8

1. Penguasaan TIK ................................................................... 8

2. Sertifikasi Guru .................................................................... 16

3. Kompetensi Pedagogik Guru PKn ........................................ 26

4. Kualitas Keberlanjutan .......................................................... 38

B. Hasil penelitian yang relevan ..................................................... 40

C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 41

Page 12: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 44

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................................. 45

C. Data dan Sumber Data ............................................................... 47

D. Teknik Sampling (Cuplikan) ....................................................... 49

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 50

F. Uji Validitas Data ....................................................................... 52

G. Analisis Data ............................................................................... 53

H. Prosedur Penelitian...................................................................... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data ............................................................................ 57

1. Profil SMP Negeri Kota Surakarta……... ............................. 57

2. Profil Rayon 113 SERGUR UNS.................................... ..... 68

3. Kondisi Umum Guru PKn SMP Yang Tersertifikasi ............ 70

B. Deskripsi Temuan Penelitian ...................................................... 70

1. Penguasaan TIK Guru PKn SMP Negeri Kota Surakarta

yang telah tersertifikasi ......................................................... 71

2. Implikasi penguasaan TIK terhadap kompetensi pedagogik

Guru PKn SMP Negeri Kota Surakarta yang telah

tersertifikasi ……………………………………………….. 81

3. Peningkatan kualitas keberkelanjutan Guru PKn SMP

Negeri yang telah tersertifikasi di Kota Surakarta ................ 83

C. Temuan Studi ............................................................................. 85

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................. 97

B. Implikasi ..................................................................................... 98

C. Saran ........................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 102

LAMPIRAN ..................................................................................................... 105

Page 13: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................ 45

Tabel 4.1 Daftar Fasilitas SMP N 7 Surakarta ................................................ 60

Tabel 4.2 Daftar Kepala Sekolah SMP N 14 Surakarta .................................. 64

Tabel 4.3 Daftar Sarana Fisik SMP N 15 Surakarta ....................................... 66

Tabel 4.4 Daftar Ruang Pendukung SMP N 24 Surakarta .............................. 68

Tabel 4.5 Daftar Ruang Kelas SMP N 24 Surakarta ....................................... 69

Tabel 4.6 Daftar Ruang Lainnya SMP N 24 Surakarta ................................... 69

Tabel 4.7 Daftar Panitia SERGUR Rayon 113 Tahun 2012 ........................... 70

Tabel 4.8 Hasil Observasi Penguasaan TIK pada Guru Tersertifikasi............ 70

Page 14: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Komponen TIK ........................................................................... 13

Gambar 2.2 TIK Sebagai Sumber Bantu ......................................................... 13

Gambar 2.3 TIK Sebagai alat bantu Belajar .................................................... 14

Gambar 2.4 TIK Sebagai Fasilitas pendidikan ................................................ 14

Gambar 2.5. Kerangka Berfikir ........................................................................ 43

Gambar 3.1. Skema Model Analisis Interaktif ................................................ 55

Page 15: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Informan .............................................................................. 105

Lampiran 2. Daftar Panitia Rayon 113 ........................................................... 108

Lampiran 3. Pedoman Wawancara .................................................................. 110

Lampiran 4. Pedoman Observasi .................................................................... 113

Lampiran 5. Catatan Lapangan. ....................................................................... 114

Lampiran 6. Foto Kegiatan Pembelajaran.. ...................................................... 175

Lampiran 7. Perangkat Pembelajaran.. ............................................................ 179

Lampiran 8. Trianggulasi Data ........................................................................ 210

Lampiran 9. Trianggulasi Metode .................................................................... 216

Lampiran 10. Permohonan Ijin Menyusun Skripsi Kepada Dekan FKIP

UNS ........................................................................................... 220

Lampiran 11. Surat Keputusan Dekan FKIP UNS Tentang Ijin Penyusunan

Skripsi ....................................................................................... 221

Lampiran 12. Permohonan Ijin Research/Try Out Kepada Rektor UNS ........ 222

Lampiran 13. Permohonan Surat Pengantar Ijin Penelitian Kepada Walikota

Surakarta ................................................................................... 223

Lampiran 14. Surat Rekomendasi Survey/ Riset dari Dispora Surakarta ........ 224

Lampiran 15. Surat Bukti Selesai Penelitian ................................................... 225

Page 16: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan pondasi awal dalam pembangunan suatu bangsa.

Maka tidak heran jika di negara Indonesia bidang pendidikan itu mendapat

perhatian yang besar. Sistem pendidikan di negara kita terus mengalami

perubahan menuju sistem pendidikan yang paling sesuai dengan karakter bangsa

serta terus berusaha mencapai tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang telah

tertuang jelas di dalam Undang - Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 3 yang menyatakan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka bekembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut maka kualitas dari mutu

pendidikan kita harus ditingkatkan pula. Dalam hal ini, kualitas pendidikan

dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan komponen – komponen

yang ada dalam sistem pendidikan, untuk meningkatkan mutu pendidikan negara

kita maka harus ada upaya peningkatan mutu disemua komponen. Mulai dari

peningkatan kualitas guru/pendidik, strategi pembelajaran, pemerataan persebaran

guru, kurikulum yang terus disempurnakan, sumber belajar, sarana dan prasarana

yang memadai, iklim pembelajaran yang kondusif, serta didukung oleh kebijakan

pemerintah baik pusat maupun di daerah.

Dari faktor - faktor yang saling mempengaruhi tersebut, guru atau

pendidik merupakan komponen yang paling menentukan, karena melalui gurulah

kompenen yang lain seperti kurikulum, sumber belajar, sarana dan prasarana,

iklim pembelajaran bisa mencapai tujuan ataupun fungsi maksimal bagi

kehidupan peserta didik. Oleh sebab itu peningkatan kualitas guru harus

mendapat perhatian sentral, pertama dan utama. Karena guru memegang peran

utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya bagi pendidikan yang

Page 17: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru sangat berpengaruh terhadap

terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu

perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak

akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang

profesional dan berkualitas. Untuk membentuk profesi guru menjadi tenaga

profesional, maka guru dituntut untuk memiliki kemampuan dan keterampilan

atau sering disebut dengan kompetensi. Menurut Undang - Undang No. 14 Tahun

2005 tentang guru dan dosen Pasal 1 ayat 10 dinyatakan bahwa “Kompetensi guru

adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang dimiliki,

dihayati dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugasnya”.

Peningkatan kualitas pendidik terkait kompetnsi tersebut merupakan salah

satu hal yang urgent untuk dilakukan, karena kualitas pendidikan di Indonesia saat

ini semakin memprihatinkan. Mutu lulusan dari sekolah formal semakin merosot

yang sedikit banyak juga dipengaruhi oleh rendahnya kualitas dari guru itu

sendiri. Apalagi dengan munculnya revolusi Teknologi Informasi dan

Komunikasi yang merupakan sebuah tantangan besar khususnya bagi dunia

pendidikan di Indonesia. Dunia pendidikan Indonesia baru mulai mengenal dan

menerapkan teknologi informasi dan komunikasi pada dekade – dekade ini.

Padahal negara lain sudah lebih dulu menerapkan TIK dalam pendidikan, hal ini

menujukkan betapa pendidikan kita tertinggal danbelum mampu bersaing dengan

di dunia global.

Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia juga tercermin dari daya saing di

tingkat internasional. Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global

Monitoring Report tahun 2011 mengenai The Hidden Crisis, Armed Conflict and

Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan

Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang dipublish Kompas

tahun 2011, indeks pembangunan pendidikan atau education development index

(EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan

Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia.Saat ini Indonesia masih

tertinggal dari Brunei Darussalam yang berada di peringkat ke-34. Brunai

Darussalam masuk kelompok pencapaian tinggi bersama Jepang, yang mencapai

Page 18: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

posisi nomor satu dunia kemudian Malaysia berada di peringkat ke-65. Posisi

Indonesia jauh lebih baik dari Filipina (85), Kamboja (102), India (107), dan Laos

(109).Kategori ini untuk menunjukkan kualitas pendidikan di jenjang pendidikan

dasar yang siklusnya dipatok sedikitnya lima tahun.

Salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah

kualitas komponen guru. Rendahnya profesionalitas guru di Indonesia dapat

dilihat dari kelayakan guru mengajar. Menurut Balitbang Depdiknas tahun 2002-

2003 yang , guru-guru yang layak mengajar untuk tingkat SD baik Negeri maupun

swasta ternyata hanya 28,94%. Guru SMP Negeri 54,12%, swasta 60,99%,

Guru SMA Negeri 65,29%, swasta 64,73%, guru SMK Negeri 55,91% dan swasta

58,26%.

Dalam rangka mengatasi permasalahan rendahnya kualitas guru di

Indonesia tersebut ada beberapa program yang dilakukan pemerintah, salah satu

cara yang dilakukan oleh pemerintah yaitu peningkatan kompetensi guru. Hal ini

dilakukan dengan mengadakan program standar kompetensi dan sertifikasi guru

sebagai upaya mewujudkan tujuan nasional pendidikan Indonesia yang telah

tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional yang diperkuat dengan adanya Undang-Undang No.14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen.

Harapannya dengan adanya sertifikasi guru maka harus diikuti dengan

peningkatan kompetensi guru juga. Tidak hanya kompetensi profesional saja yang

harus ditingkatkan tetapi juga kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi tersebut harus dimiliki oleh seorang

guru, apalagi guru yang bersertifikasi. Seorang guru bersertifikasi akan

memperoleh tunjangan profesi sebesar satu kali gaji, baik guru Negeri maupun

guru swasta akan dibayar pemerintah, maka dituntut juga adanya peningkatan

kompetensi agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas.

Guru menjadi faktor penting untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Walaupun untuk mempersiapkan guru berkualitas telah diupayakan sedemikian

rupa, tapi pada kenyataannya tidak semua guru di Indonesia sudah memiliki

Page 19: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

keempat kompetensi tersebut dan sungguh - sungguh dalam melaksanakan

tugasnya.

Hal tersebut bisa dilihat saat ini masih banyak guru yang masih belum

memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi komunikasi dalam

pembelajaranya. Padahal pemanfaatan TIK merupakan salah satu komponen

dalam kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru bersertifikasi. Selain itu

saat ini kemajuan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang dengan

pesat dan menjadi kebutuhan mutlak bagi semua individu di dunia tak terkecuali

dunia pendidikan.

Pada era TIK ini paradigma pembelajaran telah bergeser dari pembelajaran

tradisional menuju pembelajaran berbasis perkembangan teknologi. Sehingga

pendidik harus mampu menguasai teknologi jika ingin pembelajaranya tidak

dianggap ketinggalan jaman dan mebosankan. Selain itu pemerintah juga harus

meningkatkan mutu pendidikan bangsa kita, salah satunya dengan memasukkan

unsur teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan agar mampu

bersaing dengan mutu pendidikan negara lain.

Pemanfaatan TIK merupakan salah satu solusi tepat bagi pemecahan

masalah pendidikan di Indonesia. Setidaknya pemanfaatan TIK dalam pendidikan,

akan mengatasi masalah sebagai berikut:

1. Mengurangi ketertinggalan dalam pemanfaatan TIK dalam pendidikan

dibandingkan dengan negara berkembang dan negara maju lainnya.

2. Akselerasi pemerataan kesempatan belajar dan peningkatan mutu pendidikan

yang sulit diatasi dengan cara-cara konvensional

3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan dan

pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi.

4. TIK akan membantu kinerja pendidikan secara terpadu sehingga akan

terwujud manajemen yang efektif dan efisien, transparan dan akuntabel

Oleh sebab itu penguasaan TIK pada guru merupakan suatu keharusan

agar mampu mengatasi rendahnya mutu pendidikan dan tuntutan jaman saat ini.

Apabila guru telah menguasai TIK dengan baik maka secara tidak langsung hal itu

juga akan mempengaruhi tingkat penguasaan kompetensi pedagogik dan

Page 20: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kompetensi profesionalnya guru sehingga pembelajaran bisa menjadi lebih aktif,

inovatif dan berdaya saing.

Namun, hal itu masih belum maksimal diterapkan dalam dunia

pendidikan kita. Tak jarang masih banyak guru khususnya yang bersertifikasi

hanya mengganggap penguasaan TIK hanya sebagai syarat sertifikasi saja

sehingga dalam pembelajaran selanjutnya tidak diterapkan kembali, mereka

cenderung kembali dengan metode pembelajaran sebelumnya. Banyak diantara

mereka yang merasa kesulitan dan terbebani jika harus menerapkan TIK dalam

pembelajaran yang mereka lakukan.

Kenyataan ini sungguh ironis, ketika realita menunjukkan masih banyak

guru lolos sertifikasi yang tidak memaksimalkan kompetensi yang dimiliki dalam

pembelajaranya, sehingga wajar jika banyak yang mengatakan antara guru yang

sudah lolos sertifikasi dengan yang belum lolos sulit untuk dibedakan. Disamping

itu kualitas berkelanjutan yang diharapkan dari progran standarisasi kompetensi

dan sertifikasi guru yang dirintis pemerintah masih belum tercapai.

Selanjutnya yang harus diperhatikan adalah bagaimana peningkatan

kualitas berkelanjutan dari guru - guru yang sudah lolos sertifikasi bisa berjalan

lancar dan berkesinambungan. Untuk menyikapi hal tersebut maka setiap

komponen sistem pendidikan negara kita harus memahami akan pentingnya

keberlanjutan program pengembangan kualitas dari para pendidik sehingga tidak

berhenti begitu saja. Selain itu, guru yang telah lolos sertifikasi juga harus serta

sadar akan hak dan kewajiban dalam peningkatan kualitas pendidikan nasional

salah satunya dengan sigap mengikuti perkembangan teknologi dan komunikasi

yang menjadi kebutuhan mutlak dalam kehidupan dimasa ini. Bertitik tolak dari

penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA

GURU TERSERTIFIKASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

KOMPETENSI PEDAGOGIK (Studi Pada Guru Pendidikan

Kewarganegaraan SMP Negeri Kota Surakarta Dalam Rangka Peningkatan

Kualitas Berkelanjutan)”

Page 21: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dan untuk mempermudah pembahasan

dalam penelitian, maka dapat dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Guru Tersertifikasi yang dimaksud dalam penelitian adalah Guru Pendidikan

Kewarganegaraan yang sudah tersertifikasi. Dalam hal ini lebih ditunjukan

kepada Guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri yang ada dalam

Pemerintahan Kota Surakarta dan lolos sertifikasi guru pada tahun 2007-2010

di Rayon 113 atau panitia sertifikasi guru UNS.

2. Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah kemampuan dalam memanfaatkan TIK dalam

pembelajaran Pendidikan Keawarganegaraan SMP.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti mencoba meninjau

masalah yang berkaitan dengan penguasaan TIK guru PKn bersertifikasi di SMP

Negeri Kota Surakarta. Adapun perumusan masalah antara lain yaitu :

1. Bagaimana penguasaan TIK Guru PKn SMP Negeri Kota Surakarta yang

telah tersertifikasi ?

2. Bagaimana Implikasi penguasaan TIK terhadap kompetensi pedagogik

Guru PKn SMP Negeri Kota Surakarta yang telah tersertifikasi?

3. Bagaimana peningkatan kualitas berkelanjutan Guru PKn SMP Negeri

yang telah tersertifikasi di Kota Surakarta?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui dan mendeskripsikan penguasaan TIK Guru PKn SMP Negeri

Kota Surakarta yang telah tersertifikasi.

2. Mengetahui dan menganalisis Implikasi penguasaan TIK terhadap

kompetensi pedagogik Guru PKn SMP Negeri Kota Surakarta yang telah

tersertifikasi.

3. Mengetahui peningkatan kualitas berkelanjutan pasca sertifikasi pada

Guru PKn SMP Negeri di Kota Surakarta.

Page 22: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan Pendidikan di Indonesia, khususnya dalam bidang

pendidikan dan pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang berkaitan

dengan kompetensi pedagogik yaitu pemanfaatan TIK. Dalam penelitian ini

harapannya bisa menghasilkan diskripsi mengenai penguasaan TIK Guru PKn

bersertifikasi dan implikasinya terhadap kompetensi pedagogik dalam rangka

peningkatan kualitas berkelanjutan guru PKn SMP Negeri Kota Surakarta

sehingga dapat menambah pengetahuan bagi guru, serta menambah khasanah

pustaka.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

Dapat dijadikan sarana untuk meningkatkan kompetensi keguruan,

sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi pendidikan

kedepannya. Khususnya bagi guru yang telah tersertifikasi bisa digunakan

sebagai pandangan untuk terus meningkatkan dan menerapkan kompetensi

yang dimilikinya.

b. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan pemikiran

bagi sekolah sekolah di Surakarta khususnya SMP Negeri tentang

pemanfaatan TIK dalam pembelajaran dan kulaitas berkelanjutan dari para

lulusan sertifikasi.

c. Bagi Pemerintah

Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil

kebijakan terkait penguasaan teknologi informasi dan komunikasi pada

guru PKn di Kota Surakarta serta keberlanjutan program peningkatan

kualitas berkelanjutan bagi guru di Surakarta.

Page 23: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

Pemahaman terhadap teori–teori yang relevan diperlukan dalam

penelitian ilmiah. Teori–teori tersebut dijadikan sebagai pedoman dalam

melakukan penelitian. Dimana kajian yang tepat akan mempermudah dalam

menyelesaikan permasalahan dalam suatu proses penelitian. Adapun teori-teori

yang terkait penelitian ini yaitu :

1. Tinjauan Tentang Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

a. Penguasaan

Penguasaan menurut ahli pendidikan merupakan salah satu bentuk

perubahan tingkah laku yang didapat dari hasil belajar. Seperti yang

dikemukakan oleh A. Thabrani R (1989) menyatakan bahwa :

Belajar dalam arti yang luas ialah proses perubahan tingkah laku

yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan

penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan

dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau

lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman

yang terorganisasi (hlm.13).

Tingkat penguasaan merupakan tingkat keberhasilan siswa setelah

mengalami proses belajar, menurut B.S.Bloom yang dikutip oleh pakar

pendidikan Indonesia bahwa Indikator penguasaan sebagai hasil belajar

aspek kognitif meliputi:

1) Memiliki ingatan terhadap bahan pelajaran yang sudah dipelajari

sebelumnya.

2) Mampu untuk memahami arti dari suatu bahan yang telah

dipelajari.

3) Mampu menggunakan suatu bahan yang telah dipelajari

kedalam situasi yang baru atau situasi yang konkrit.

4) Mampu menguaraikan suatu materi atau bahan kedalam bagian

bagian sehingga susunannya dapat dimengerti.

5) Mampu untuk menghubungkan bagian-bagian utnuk membentuk

keseluruhan yang baru, yang menitikberatkan pada tingkah laku

kreatif dengan cara memformulasikan pola dari struktur baru.

Page 24: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6) Mampu membuat penilaian terhadap sesuatu bahan atau materi

berdasarkan maksud dan kriteria tertentu.(Moh.Ali, 1984: 32-

33).

Penguasaan menurut WJS Poerwadarminta, “Penguasaan mengandung

arti pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan atau

kepandaian” (1976 :529).

Sedangkan menurut bahasa, kata penguasaan tersusun dari kata dasar

kuasa yang berarti mampu, mengerti benar dan mempelajari bolak-balik

supaya paham. Maka kata penguasaan secara operasional dapat diartikan

sebagai suatu usaha untuk mempelajari dengan sungguh-sungguh sesuatu hal

agar dipahami.

Berdasarkan uraian tentang penguasaan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa seseorang dikatakan mempunyai penguasaan di bidang

tertentu jika memahami, menguasai dan mampu menerapkan pengetahuan di

bidang tersebut dengan baik serta mampu berinovasi di dalamnya,

penguasaan sering disebut sebagai keahlian, kemampuan atau kompetensi

dalam bidang tertentu.

b. Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK)

Teknologi Informasi dan Komunikasi yang selanjutnya disebut TIK,

mencakup dua aspek yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.

Teknologi Informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses,

penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.

Teknologi komunikasi mencakup segala hal yang berkaitan dengan

penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentrasfer data dari perangkat

yang satu ke lainnya. Oleh karena itu keduanya mempunyai padanan yang

tidak terpisahkan.

TIK dalam British Advisory Council for applied Research and

Development dijabarkan, bahwa TIK adalah berbagai aspek yang melibatkan

teknologi, rekayasa dan teknik pengelolaan yang digunakan dalam

pengendalian dan pemrosesan informasi serta penggunaannya, komputer dan

hubungan mesin (komputer) dan manusia, dan hal yang berkaitan dengan

sosial, ekonomi dan kebudayaan

Page 25: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Definisi lain tentang TIK menurut E.W. Martin (1994) yaitu semua

bentuk teknologi yang terlibat dalam pengumpulan, memanipulasi,

komunikasi, presentasi dan menggunakan data (data yang ditransformasi

menjadi informasi).

TIK tidak hanya berupa perangkat komputer saja melainkan teknologi

informasi yang lain juga termasuk dalam TIK, hal itu dapat dikaitkan dengan

salah satu pendapat pakar bahwa TIK merupakan seperangkat alat yang

digunakan untuk berkomunikasi dan menciptakan, mendiseminasikan,

menyimpan, dan mengelola informasi. Teknologi yang dimaksud termasuk

komputer, internet, teknologi penyiaran (radio dan televisi), dan telepon

(Tinio,1994).

Menurut Anatta Sannai (2004) mengungkapkan bahwa, “teknologi

informasi dan komunikasi adalah sebuah media atau alat bantu dalam

memperoleh pengetahuan antar seseorang kepada orang lain”

Dari berbagai definisi mengenai TIK diatas dapat dikatakan bahwa

TIK adalah teknologi untuk saling bertukar informasi maupun berkomunikasi

yang tidak hanya berbentuk komputer dan internet saja melainkan beragam

teknologi seperti radio, televisi, telepon, internet dan komputer. Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan

teknologi, sehingga secara umum definisi TIK adalah semua teknologi yang

berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan,

penyebaran dan penyajian informasi sebagai sebuah ilmu pengetahuan.TIK

terdiri dari software dan hardware yang saling berintegrasi membentuk sistem

informasi yang terpadu.

Perkembangan TIK dari hari ke hari sangatlah pesat dan semakin

mempermudah kinerja kita maupun dalam pertukaran informasi. Namun hal

tersebut juga mempunyai dampak negatif yang juga harus kita perhatikan dan

hadapi, agar manfaat dari perkembangan TIK bisa benar - benar kita rasakan,

filter terhadap kemajuan teknologi harus tetap dilakukan

Page 26: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Pemanfaatan TIK dalam Pendidikan

Saat ini TIK tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita, arus

perkembangan TIK mau tidak mau harus kita manfaatkan sebagai sumber

energi bagi keberlangsungan kehidupan kita, jika kita tidak ingin hanyut

dalam arus perkembangannya kita harus cepat, tanggap dan pintar dalam

menguasai TIK. Begitu pula dalam bidang pendidikan, dalam proses menuju

pendidikan yang baik/maju, pemanfaatan TIK merupakan salah satu elemen

penting yang arus ada dalam peningkatan mutu pendidikan tersebut.

Menurut UNESCO (2009) ada empat level pemanfaatan TIK untuk

pendidikan yaitu:

1) Level 1: Emerging - baru menyadari pentingnya TIK untuk

pendidikan

2) Level 2: Applying - baru mempelajari TIK (learning tom use ICT)

3) Level 3: Integrating - belajar melalui dan atau meng-gunakan TIK

(using ICT to learn)

4) Level 4: Transforming - dimana TIK telah menjadi katalis

efektifitas dan efisiensi pembelajaran serta reformasi pendidikan

secara umum.

Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi mengklasifikasikan

peran TIK dalam dunia pendidikan meliputi, TIK sebagai keterampilan

(skill) dan kompetensi, TIK sebagai infratruktur pedidikan, TIK sebagai

sumber bahan ajar, TIK sebagai alat bantu dan fasilitas pendidikan, TIK

sebagai pendukung manajemen pendidikan, TIK sebagai sistem pendukung

keputusan (PUSTEKOM, 2009)

Menurut Biggs yang dikutip dalam jurnal Efectivitas Penerapan

Pembelajaran kooperatif berbasis ICT, dijelaskan apabila TIK dikaitkan

dengan dunia pendidikan maka TIK/ICT memainkan peran penting dalam

masyarakat. Banyak penelitian kontemporer menunjukkan adanya hubungan

antara pengajaran yang baik dan orientasi yang mendalam untuk belajar

yang meningkatkan pembelajaran siswa, berpikir kritis dan belajar lebih

tinggi Hal tersebut diperkuat dengan banyaknya penelitian yang

menunjukkan bahwa ICT memiliki potensi besar untuk meningkatkan

proses dan motivasi (2003).

Page 27: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sejarah pemanfaatan TIK dalam pendidikan, khususnya dalam

pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan prangkat keras TIK,

khususnya komputer. Teemu Leinonen (2005) membagi perkembangan tersebut

kedalam 5 fase yaitu fase programming/drill and practice, fase computer based

training (CBT) with multimedia, fase Internet-based training (IBT) atau latihan

berbasis internet, fase e-learning yang merupakan fase kematangan pembelajaran

berbasis internet, fase social software + free and open content.

Peranan TIK dalam pendidikan yang diuaraikan di atas mengisyaratkan

bahwa pengembangan TIK untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan di

Indonesia adalah sesuatu yang mutlak.

Renstra Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009 yang berlanjut

sampai sekarang, terkait program pengembangan TIK bidang pendidikan akan

dilaksanakan melalui bebrapa tahap sebagai berikut:

1) Tahap pertama meliputi

a. Merancang sistem jaringan yang mencakup jaringaninternet, yang

menghubungkan sekolah-sekolah dengan pusat data dan aplikasi,

serta jaringan internet sebagai sarana dan media komunikasi dan informasi

di sekolah

b. Merancang dan membuat aplikasi database,

c. Merancang dan membuat aplikasi manajemen untuk pengelolaan

pendidikan di pusat, daerah, dan sekolah, dan

d. Merancang dan membuat aplikasi pembelajaran berbasis web, multimedia,

dan interaktif.

2) Tahap kedua meliputi

a. Melakukan implementasi sistem pada sekolah-sekolah di Indonesia yang

meliputi pengadaan sarana/prasarana TIK dan pelatihan tenaga pelaksana

dan guru dan

b. Merancang dan membuat aplikasi pembelajaran.

3) Tahap ketiga dan keempat adalah tahap memperluas implementasi system di

sekolah-sekolah.

Page 28: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pemanfaatan TIK dalam pendidikan bukan hanya sebagai alat atau media

saja seperti yang masih banyak terjadi saat ini, melainkan bisa berbentuk yang

lain seperti pemanfaatan TIK sebagai metode pembelajaran, TIK sebagai strategi

pembelajaran, maupun TIK sebagai sebagai sumber bahan ajar, seperti yang telah

dijabarkan dalam blue print pendidikan nasional. Komponen TIK dalam

pembelajaran juga tidak hanya berupa LCD Projector dan komputer saja,

komponen yang lain seperti internet, radio, televisi, telepon, radio dan lain

sebagainya juga termasuk dalam komponen TIK dalam pembelajaran.

Gambar 2.1 Komponen TIK

Jika dijabarkan pemanfaatan TIK dalam pendidikan maka sangatlah luas.

Pertama, TIK sebagai gudang ilmu pengetahuan atau sumber belajar, dapat berupa

referensi berbagai ilmu pengetahuan yang tersedia dan dapat diakses melalui

fasilitas TIK secara bebas, pengelolaan pengetahuan, jaringan pakar, jaringan

antara institusi pendidikan, dan lain sebagainya. Jika digambarkan dalam bagan

sebagai berikut:

Gambar 2.2 TIK Sebagai Sumber Belajar

Sedangkan TIK sebagai alat bantu pembelajaran dapat berupa alat

bantu mengajar bagi guru, alat bantu belajar bagi siswa, serta alat bantu

interaksi antara guru dengan siswa.

Internet

Radio

Telepon

Televisi

Printer

LCD

projector

Intranet

PC

TiK

Page 29: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 2.3 TIK sebagai Alat Bantu Pembelajaran

Sebagai fasilitas pendidikan, TIK di sekolah dapat berupa pojok

internet, perpustakaan digital, kelas virtual, lab multimedia, papan

elektronik, dan lain sebagainya.

Gambar 2.4 TIK sebagai Fasilitas Pendidikan

Pemanfaatan TIK di dunia pendidikan saat ini sudah

memungkinkan pemanfaatan TIK yang menyeluruh dalam proses

pembelajaran, baik pembelajaran tatap muka maupun pembelajaran jarak

jauh (distance learning). Bahkan TIK sudah memungkinkan terjadinya

knowledge sharing melalui e-book dan e-library. Hal tersebut telah

dicanangkan di dalam Renstra Depdiknas pada periode 2005-2009,

diantaranya telah mengembangkan kebijakan - kebijakan yang merupakan

Page 30: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terobosan baru, salah satunya dalam penerapan TIK secara massal untuk E -

Pembelajaran dan E - Administrasi.

Bahkan dalam Renstra Depdiknas tahun 2010-2014 juga terus

mempertahankan penyediaan sarana pendidikan yang bersifat massal, yaitu

penyediaan peralatan TIK sebagai media pendukung proses pembelajaran

seperti perangkat komputer, perpustakaan elektronik, dan buku ajar dalam

format elektronik.

d. Penguasaan TIK

Menurut John Naisbit, penulis buku Megatrend 2000, saat ini kita

telah memasuki gelombang ketiga, yakni perubahan teknologi informasi.

TIK telah menjadi simbol gelombang perubahan. Kemudian ketika kita

mulai membicarakan TIK sebagai salah satu faktor perubahan tersebut,

maka yang perlu kita ketahui lebih lanjut ialah pandangan mengenai TIK

dan potensinya dalam dunia pendidikan.

Pandangan mengenai TIK bermacam- macam, banyak guru yang

mengartikan bahwa TIK adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

komputer, kemudian ada pula yang memandang bahwa TIK adalah urusan

guru TIK saja dan lain sebagainya. Stigma inilah yang harus disatukan

terlebih dahulu, bahwa TIK itu terdiri dari hardware dan software sebagai

sautu teknologi yang digunakan sebagai sarana penyampai informasi dan

komunikasi.

Potensinya dalam dunia pendiidkan sangat tinggi, diantara sebagai

upaya menciptakan pembelajaran yang inovatif, efektif dan efisien. Potensi

TIK dalam pendidikan memang cukup besar, namun kita juga harus melihat

kendala - kendala apa yang muncul ketika kita menerapkan TIK dalam

pendiidkan. Seperti salah satunya kemampuan dariguru dalam

mengoperasikan TIK, ketersediaan sarana prasarana, mahalnya biaya dan

lain sebagainya. Sekurang-kurangnya ada lima faktor yang harus dipenuhi

untuk terjadinya optimalisasi pemanfaatan TIK dalam pendidikan. Kelima

faktor tersebut adalah infratsruktur, SDM, konten, kebijakan, dan budaya.

Page 31: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Faktor SDM merupakan faktor yang harus diperbaiki terlebih dahulu

sebelum faktor lain mengikuti. Dimana yang dituntut dari perbaikan SDM dalam

hal ini Guru yaitu mengenai pengetahuan dan kemampuan guru dalam penguasaan

TIK. Seorang guru yang akan menerapkan atau memanfaatkan TIK dalam

pembelajaranya mau tidak mau harus bisa menguasai TIK terlebih dahulu agar

tujuan nasional dalam peningkatan mutu pendidikan kita bisa tercapai.

Menurut Dahlan Abdullah, untuk dapat memanfaatkan TIK dalam

memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu :

1. Siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan

internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru,

2. Harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan

kultural bagi siswa dan guru, dan

3. Guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam

menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu

siswa agar mencapai standar akademik.

Dari berbagai pendapat ahli dan beberapa pendapat mengenai konsep

penguasaan, konsep TIK pada pembahasan sub sebelumnya maka dapat

disimpulkan bahwa seorang guru yang memiliki penguasaan TIK baik setidaknya

ia mampu untuk menerapkan TIK dalam pembelajaran bukan hanya sebagai

media pembelajaran standart saja namun harus mampu mengeksplore TIK secara

menyeluruh baik sebagai sumber belajar maupun strategi belajar. Penguasaan TIK

pada guru pada dasarnya telah diatur dalam renstra Departemen Pendidikan

Nasional tahun 2005-2009 dan juga Renstra selanjutanya, kriteria penguasaan TIK

yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional.

2. Tinjauan Tentang Sertifikasi Guru

a. Sertifikasi

1) Pengertian Sertifikasi

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen, mengemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian

sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat pendidik

adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan

dosen sebagai tenaga profesional. Sedangkan menurut Nataamijaya,

Page 32: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sertifikasi adalah prosedur yang digunakan oleh pihak ketiga untuk

memberikan jaminan tertulis bahwa sesuatu produk, proses atau jasa telah

memenuhi persyaratan yang ditetapkan (Mulyasa, 2007:34).

Suyatno (2008) menyatakan bahwa sertifikasi guru adalah proses

pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat pendidik diberikan

kepada guru yang telah memenuhi standar profesi guru. Sertifikat adalah

dokumen resmi yang menyatakan informasi di dalam dokumen itu adalah

benar adanya. Sertifikasi adalah proses pembuatan dan pemberian dokumen

tersebut. Guru yang telah mendapatkan sertifikat berarti telah mempunyai

kualifikasi mengajar seperti yang dijelaskan dalam sertifikat itu (hlm 2).

Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan

sebagai proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki

kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan

pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh

lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses uji

kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi

seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik.

Adapun dasar hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan

sertifikasi guru adalah:

a) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

b) Undang-Undang No. 14 Tahun Tentang Guru dan Dosen.

c) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar

Nasional Pendidikan.

d) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 Te

ntang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

(Daryanto, 2009)

2) Sasaran Sertifikasi

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Rebuplik Indonesia Nomor 14

Tahun 2005 tentang Guru dan dosen, dan Peraturan Pemerintah Rebuplik

Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

menyatakan guru adalah pendidik profesional, termasuk guru bimbingan

Page 33: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

konseling (guru BK) yang pada uraian ini selanjutnya disebut guru. Untuk

itu, guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik minimal sarjana atau

Diploma IV (SI / D-IV) yang relevan dan menguasai kompetensi

sebagaimana dituntut oleh Undang-Undang Guru dan Dosen.

Kemudian Daryanto (2009:359) menyatakan bahwa Sertifikasi guru

sebagai upaya peningkatan mutu guru yang diikuti dengan peningkatan

kesejahteraan guru, diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan

meningkatkan mutu layanan bimbingan dan konseling bagi guru BK yang

pada akhirnya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia secara

berkelanjutan.

Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 Pasal

90 menyatakan:

Peserta didik pendidik informal dapat memperoleh sertifikat

kompetensi yang setara dengan sertifikat kompetensi dari pendidikan

formal setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan

pendidikan yang terakreditasi atau oleh lembaga sertifikasi mandiri/

profesi sesuai ketentuan yang berlaku. Peserta pendidikan informal

dapat memperoleh ijazah yang setara dengan ijazah dari pendidikan

dasar dan menengah jalur formal setelah lulus uji kompetensi dan

ujian nasional yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang

terakreditasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pencapaian

suatu kompetensi akhir tenaga profesional dibuktikan atau dinyatakan

dengan suatu sertifikat kompetensi ataupun dokumen ijazah di mana

sertifikat kompetensi tersebut diterbitkan oleh satuan pendidikan yang

terakreditasi atau oleh lembaga sertifikasi mandiri yang dibentuk oleh

organisasi profesi yang diakui pemerintah sebagai tanda bahwa peserta didik

yang bersangkutan telah lulus uji kompetensi.

Jurnal National Commission on Educational Services - NCES

(Mulyasa:34) menyatakan “Certification ia a procedure whereby the state

evaluates and reviews a teacher candidate`s credential an provides him or

her a license to teach”. Artinya sertifikasi merupakan prosedur untuk

menentukan apakah seorang guru layak diberikan izin dan kewenangan

untuk mengajar. Berdasarkan rumusan tersebut dapat disimpulkan bahwa

Page 34: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sertifikasi guru merupakan suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang

telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada suatu

pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh

lembaga sertifikasi.

Oleh karena itu, proses sertifikasi dipandang sebagai bagian esensial

dalam upaya memperoleh sertifikat kompetensi sesuai standar yang telah

ditetapkan. Representasi pemenuhan standar kompetensi yang telah ditetapkan

dalam sertifikasi kompetensi adalah sertifikat kompetensi pendidik. Sertifikat ini

sebagai bukti pengakuan atas kompetensi guru yang memenuhi standar untuk

melakukan pekerjaan profesi guru pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu.

Dari uraian diatas dijelaskan bahwa sasaran dari sertifikasi adalah

pendidik profesional, termasuk guru bimbingan dan konseling (guru BK). Dimana

seorang guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademis minimal Sarjana atau

Diploma (SI atau D-IV).

3) Tujuan Sertifikasi

Menurut Suyatno (2008:3) tujuan utama sertifikasi guru ada banyak,

diantaranya yaitu :

(a) Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen

pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

(b) Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan.

(c) Meningkatkan martabat guru.

(d) Meningkatkan profesionalitas guru.

Menurut Wibowo (Mulyasa:35), Sertifikasi guru bertujuan untuk hal-

hal sebagai berikut:

(a) Melindungi profesi pendidik dan tenaga pendidikan.

(b) Melindungi masyarakat dari praktek-praktek yang tidak berkompeten

sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan.

(c) Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan dengan

menyediakan rambu-rambu dan instrument untuk melakukan seleksi

terhadap pelamar yang kompeten.

(d) Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga

kependidikan.

(e) Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan

tenaga pendidikan.

Page 35: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ibrahim Bafaadal (2003) menyatakan “Program sertifikasi bertujuan

untuk tenaga guru dan kependidikan yang lebih berkualitas sehingga

kemampuan guru dapat meningkat dan memiliki standar kualifikasi”. Atau

dengan kata lain target akhir sertifikasi ini adalah tersedianya tenaga guru

terdidik atau terlatih yang memiliki standar kualifikasi dan kompetensi dan

meningkatkanya pengetahuan dan keterampilan tenaga guru (hlm 53-54).

Berdasarkan rumusan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

sertifikasi sebagai salah satu upaya peningkatan mutu atau kualifikasi

kompetensi dan kesejahteraan guru yang berfungsi untuk meningkatkan

martabat dan peran guru serta meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan

secara berkelanjutan.

4) Manfaat Sertifikasi Guru

a. Manfaat sertifikasi guru bagi guru itu sendiri

Menurut Suyatno (2008:3), manfaat sertifikasi yaitu untuk

melindungi profesi guru dari parktek yang tidak berkompeten yang dapat

merusak profesi citra guru dan juga untuk meningkatkan kesejahteraan

guru.

Kemudian menurut Mulyasa (2007:191-194) ditambahi dengan

beberapa manfaat, yaitu :

1) Sebagai alat untuk mengembangkan standar kompetensi guru.

2) Merupakan alat seleksi penerimaan guru.

3) Untuk mengelompokkan guru.

4) Sebagai bahan acuan dalam pengembangan kurikulum.

5) Merupakan alat pembinaan guru.

6) Mendorong kegiatan dan hasil belajar.

Berdasarkan rumusan diatas dapat disimpulkan bahwa sertifikasi

bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih mengacu

kepada pengawasan dan penjamin mutu tenaga pendidik.

b. Manfaat sertifikasi guru bagi siswa

Menurut Suyatno (2008:3) manfaat sertifikasi guru yaitu untuk

melindungi masyarakat dari praktek-praktek pendidikan yang tidak

berkualitas dan tidak profesional.

Page 36: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kemudian menurut Wibowo yaitu adanya proses pengembangan

profesionalisme dan evaluasi terhadap kinerja praktisi akan menimbulkan

persepsi masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik terhadap organisasi

profesi beserta anggotanya dan sebaliknya organisasi profesi dapat

memberikan jaminan atau melindungi para pelanggan atau pengguna

(Mulyasa, 2005: 35-36).

Jika disimpulkan dari beberapa pendapat pakar diatas maka manfaat

dari program sertifikasi guru bagi siswa yaitu untuk menyediakan tenaga

pendidik yang berkualitas sehingga para siswa bisa mendapatkan ilmu yang

berkualitas juga sehingga mampu bersaing dengan dunia luar.

5) Prinsip Sertifikasi Guru

Menurut Ditjen PMPTK dalam Pedoman Penetapan Peserta

Pelaksanaan Sertifikasi Guru dalam Jabatan (2007: 4-5) mengungkapkan

bahwa prinsip sertifikasi antara lain:

(a) Dilaksankan secara objektif, transparan, dan akuntabel Objektif, yaitu

mengacu kepada proses perolehan sertifikasi pendidik yang impartial,

tidak diskriminaif, dan memenuhi standar pendidikan nasional. Transparan

yaitu mengacu kepada proses sertifikasi yang memberikan peluang kepada

para pemangku kepentingan pendidikan untuk memperoleh akses

informasi tentang proses sertifikasi. Akuntabel merupakan proses

sertifikasi yang dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan

pendidikan secara administratif, finansial, dan akademik.

(b) Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan

guru dan kesejahteraan guru.Sertifikasi guru merupakan upaya pemerintah

dalam meningkatkan mutu guru yang dibarengi dengan peningkatan

kesejahteraan guru. Guru yang telah lulus uji sertifikasi akan diberi

tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai bentuk upaya

pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru. Dengan peningkatan

mutu dan kesejahteraan guru maka diharapkan dapat meningkatkan mutu

pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.

Page 37: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(c) Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.

Program sertifikasi pendidik dilaksanakan dalam rangka memenuhi

amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia

No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah

No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

(d) Dilaksanakan secara terencana dan sitematis.

Sertifikasi mengacu pada kompetensi guru dan standar kompetensi guru.

Kompetensi guru mencangkup empat kompetensi pokok yaitu kompetensi

pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional, sedangkan standar

kompetensi guru mencangkup kompetensi inti guru.

(e) Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah.

Jumlah peserta pendidikan profesi dan uji kompetensi setiap tahunnya

ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan jumlah yang ditetapkan

pemerintah tersebut, maka disusunlah kuota guru peserta sertifikasi untuk

masing-masing Provinsi dan Kabupaten/ Kota.

b. Guru

1) Pengertian Guru dan Tugas Guru

a. Pengertian Guru

Banyak ahli pendidikan yang mengartikan istilah guru, diantaranya:

Mulyasa (2005:37) mengemukakan bahwa “Guru adalah pendidik yang

menjadi tokoh panutan dan identifikasi bagi para peserta didik dan

lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas

pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan

disiplin.”

Moh. Uzer Usman (2002:1) mengemukakan bahwa “Guru

merupakan jabatan profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai

guru”.

Pendapat lain menyatakan bahwa “Guru adalah salah satu

komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan

Page 38: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang

pembangunan”. (Sardiman, 1996:123)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa guru adalah

jabatan profesi yang memerlukan keahlian khusus dan dapat pula berarti

orang yang berprofesi sebagai pengajar dan pendidik harus menjadikan

bidang pendidikan tidak sekedar sumber penghidupan tetapi juga sarana

pengabdian. Guru merupakan pribadi dewasa yang mempersiapkan diri

secara khusus melalui lembaga pendidikan guru, menggunakan

keahliannya, mengajar sekaligus mendidik siswanya menjadi warga

negara yang baik, berilmu, produktif, sosial, sehat dan mampu berperan

aktif dalam peningkatan Sumber Daya Manusia.

b. Tugas Guru

Sardiman AM (1996:148) menyatakan bahwa, “Tugas guru adalah

mendidik, membimbing anak didik agar menjadi manusia berpribadi”.

Seseorang dapat dikatakan sebagai guru tidak cukup tahu sesuatu materi

yang akan diajarkan, tetapi pertama kali ia harus merupakan seseorang

yang memang memiliki kepribadian guru dengan segala ciri tingkat

kedewasaan. Berarti untuk menjadi pendidik atau guru seseorang harus

berpribadi.

Menurut User Usman (2009:6) “Tugas guru dapat dikelompokkan

menjadi tiga yaitu; tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan

tugas dalam bidang kemasyarakatan”.

Tugas guru dalam bidang profesi meliputi mendidik, mengajar, dan

melatih. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat

menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua dan harus mampu menarik

simpati peserta didik sehingga menjadi idola para siswa, pelajaran yang

diberikan hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswa dalam belajar.

Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan guru berkewajiban

mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya

yang berdasarkan Pancasila.

Page 39: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Guru Sebagai Profesi Profesional

Menurut Daryanto (2009:254) Guru profesional adalah

Guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk

melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi yang

dimaksud meliputi pengetahuan, sikap, keterampilan profesional

baik bersifat pribadian, sosial, maupun akademis. Dengan kata lain

pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan

dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu

melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampaun

maksimal.

Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.14

Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10,

dijelaskan bahwa :

(a) Pasal 8:

Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat

pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

(b) Pasal 9 :

Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diperoleh

melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diplomat

empat.

(c) Pasal 10

(1) Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui

pendidikan profesi.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kompetensi guru sebagaimana

dimaksud pada Ayat 1 diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Guru merupakan jabatan

yang memerlukan standar kualifikasi tertentu sebagai tenaga profesional

guru mempunyai kompetensi yang diperlukan untuk mengajar sebagai

penerapan profesionalisme.

3) Guru PKn Bersertifikasi

Page 40: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Guru bersertifikasi harus memenuhi kriteria profesionalisme guru

yang akan menjadi rambu-rambu uji kompetensi dalam rangka standar dan

sertifikasi kompetensi guru. Guru dapat dikatakan bersertifiaksi apabila

telah memenuhi rambu - rambu sebagai berikut: Menguasai pendidikan

makro, menguasai lingkungan akademis kampus, menguasai kurikulum

KTSP, menguasai bahan ajar, menguasai silabus, menguasai RPP,

menguasai teori belajar, menguasai teori pembelajaran, penguasaan

merancang pembelajaran, kemahiran mengajar dengan menguasai

keterampilan seperti (bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi,

menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi

kelompok, mengelola kelas, mengajar kelompok kecil, dan perorangan),

menguasai mekanisme seperti (merancang instrument, menganalisis data,

menganalisis data, kemahiran menggunakan hasil penilaian), kemampuan

merekonstruksi program keberhasilan mengikuti studi lanjut, memiliki misi

karier profesi, semangat etos kerja dan disiplin, ketekunan, keuletan dan

kerajinan, kemampuan sosial seperti (kemampuan memahami dan menerima

peserta didik, kepedulian pada peserta didik, kemampuan bergaul dengan

sejawat, kemampuan hidup bermasyarakat, kegiatan produktif diluar

profesi, partisipasi dalam organisasi profesi sebagai (anggota, pengurus,

tokoh), kegiatan sosial (keterlibatan dalan berbagai lembaga masyarakat).

(Mulyasa, 2007:195-196)

Jadi jika disimpulkan maka guru yang bersertifikasi itu yaitu guru

yang telah memenuhi kriteria guru profesional yang diwujudkan dengan

penguasaan 4 kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi

profesional, kompetensi individu, kompetensi sosial. Pada saat ini pengujian

tentang penguasaan kriteria guru profesional itu dilakukan dengan program

sertifikasi guru dari pemerintah.

Page 41: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Tinjauan Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan

Kewarganegaraan ( PKn)

a. Pengertian Kompetensi

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat 10, dijelaskan bahwa “Kompetensi

adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus

dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan

tugas keprofesionalannya”.

Robbin, S yang dikutip Nia Dinar (2007:20) menyebutkan bahwa

“Kompetensi sebagai ability, yaitu kapasitas seorang individu untuk

mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan”. Selanjutnya ia

menyatakan bahwa “Kemampuan individu ditentukan oleh dua faktor, yaitu

kamampuan intelektual dan kemampuan fisik”.

Leod, Mc. yang juga dikutip Uzer Usman (2002:14) mengatakan

“Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang

dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan”.

Muhaimin (2004: 151) menjelaskan bahwa “Kompetensi adalah

seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki

sebagai syarat untuk dianggap mampu dalam melaksanakan tugas-tugas

dalam bidang pekerjaan tertentu.”

Muhibinsyah (2004:132) mengemukakan “Kompetensi adalah

kemampuan, kecakapan, keadaan, wewenang, atau memenuhi syarat

menurut ketentuan hukum”.

Dari uraian berbagai pendapat ahli mengenai kompetensi tersebut,

bisa dikatakan bahwa kompetensi merupakan kemampuan seseorang dalam

melaksanakan tugas - tugas profesinya sesuai standar ketentuan dari

profesinya. Kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi

disamping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang telah ditetapkan

dalam prosedur dan sistem pengawasan tertentu. Kompetensi diartikan dan

dimaknai sebagai perangkat yang efektif yang terkait dengan eksplorasi dan

investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta memberikan perhatian, dan

Page 42: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mempersepsi yang mengarahkan seseorang menemukan cara-cara untuk

mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien sesuai kreatifitas masing

masing.

Kompetensi guru diperlukan dalam rangka mengembangkan dan

mendemonstrasikan perilaku pendidik yang profesional, bukan sekedar

mempelajari keterampilan - keterampilan mengajar tertentu, tetapi lebih

dituntut untuk menggabungkan dan mengaplikasikan suatu keterampilan

dan pengetahuan yang saling berkaitan dalam bentuk tindakan nyata pada

pembelajaran yang dilakukan. Maka disimpulkan bahwa kompetensi

merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan tugas

profesi keguruannya.

b. Kompetensi yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Guru

Dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007, Standar Kompetensi Guru

Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK meliputi:

1) Kompetensi Pedagogik

(a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,

sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

(1) Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan

aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan

latar belakang sosial-budaya.

(2) Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran

yang diampu.

(3) Mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.

(4) Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata

pelajaran yang diampu.

(b) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

mendidik.

(1) Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran

yang diampu.

Page 43: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(2) Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik

pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata

pelajaran yang diampu.

(c) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran

yang diampu.

(1) Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.

(2) Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu.

(3) Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang diampu.

(4) Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait

dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.

(5) Menata materi pembelajaran secara benar sesuai pendekatan

yang dipilih dan karakteristik peserta didik.

(6) Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.

(d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

(1) Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang

mendidik.

(2) Mengembangkan komponen - komponen rancangan

pembelajaran.

(3) Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk

kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.

(4) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di

laboratorium, dan di lapangan dengan memperhatikan standar

keamanan yang dipersyaratkan.

(5) Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang

releven dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran

yang diampu untuk mecapai tujuan pembelajaran secara utuh.

(6) Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang

diampu sesuai dengan situasi yang berkembang.

Page 44: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

kepentingan pembelajaran.

(1) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam

pembelajaran yang diampu

(f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

(1) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk

mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal.

(2) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk

mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk

kreativitasnya.

(g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta

didik.

(1) Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif,

empatik, dan santun, secara lisan, tulisan, dan/ atau bentuk

lain.

(2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan

peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi

kegiatan/permainan yang mendidik yang terbangun secara

siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik

untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan

contoh, (b) reaksi guru terhadap respon peserta didik, dan

seterusnya.

(h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

(1) Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan

hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang

diampu.

(2) Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting

untuk dinilai dan evalusi sesuai dengan karakteristik mata

pelajaran yang diampu.

Page 45: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(3) Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil

belajar.

(4) Mengembangkan instrument penilaian dan evaluasi proses dan

hasil belajar.

(5) Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara

berkesinambungan dengan menggunakan berbagai instrument.

(6) Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk

berbagai tujuan.

(7) Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.

(i) Memanfaatkan hasil penilaian dan evalusi untuk kepentingan

pembelajaran.

(1) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evalusi untuk

menentukan ketuntasan belajar.

(2) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evalusi untuk

merancang program remedial dan pengayaan.

(3) Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evalusi kepada

pemangku kepentingan.

(4) Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi

pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

(j) Melakukan tindakan reflektif untuk kepentingan kualitas

pembelajaran.

(1) Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah

dilaksanakan

(2) Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan

pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang

diampu.

(3) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir

a dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah

kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman

Page 46: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi

hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya. (Mulyasa, 2007: 75).

2) Kompetensi Profesional

(a) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu.

(1) Memahami materi, struktur, konsep, dan pola piker (peta konsep)

keilmuan yang mendukung mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan.

(2) Memahami substansi Pendidikan Kewarganegaraan yang meliputi

pengetahuan Kewarganegaraan (Civic Knowledge), nilai dan sikap

Kewarganegaraan (Civic Disposition) serta keterampilan

Kewarganegaraan (Civic Skiils).

(3) Menunjukkan manfaat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraa

(b) Menguasai standar kompetesi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang

diampu.

(1) Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu.

(2) Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

(3) Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.

(c) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif

(1) Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik.

(2) Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan

tingkat perkembangan peserta didik.

(d) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan

tindakan reflektif.

(1) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus- menerus.

(2) Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan

keprofesionalan.

(3) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan

keprofesionalan.

Page 47: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(4) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.

(e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri.

(1) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam

berkomunikasi.

(2) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

pengembangan diri.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir

c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah

“Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang

ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan”.

E. Mulyasa (2006:135) menjelaskan ruang lingkup kompetensi

profesional guru meliputi:

a) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi

tanggung jawabnya.

b) Mampu mengembangkan dan menerapkan metode pembelajaran

yang bervariasi.

c) Mampu mengembangkan dan menggunakan alat, media dan sumber

belajar yang relevan.

3) Kompetensi Kepribadian

a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan

nasional Indonesia.

(1) Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut,

suku, adapt- istiadat, derah asal, dan gender.

(2) Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan sosial

yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia

yang beragam.

b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan

bagi peserta didik dan masyarakat.

(1) Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.

(2) Berperilaku yang mencerminkan ketaqwaan dan akhlak mulia.

Page 48: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(3) Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota

masyarakat di sekitarnya.

c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa.

(1) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.

(2) Menampilkan diri sebagai sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan

berwibawa.

d) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi

guru dan rasa percaya diri.

(1) Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.

(2) Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.

(3) Bekerja mandiri secara profesional.

e) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

(1) Memahami kode etik profesi guru.

(2) Menerapkan kode etik profesi guru.

(3) Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir

b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah

kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,

menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

4) Kompetensi Sosial

a) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena

pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang

keluarga, dan status sosial ekonomi.

(1) Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat

dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran.

(2) Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat,

orang tua peserta didik dan lingkungan sekplah karena perbedaan

agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial.

b) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan sopan santun dengan sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

Page 49: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(1) Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya

secara santun, emaptik dan efektif.

(2) Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara

santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan

kemajuan peserta didik.

(3) Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam

program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta

didik.

c) Beradaptasi di tempat bertugas diseluruh wilayah Republik Indonesia yang

memiliki keragaman sosial budaya.

(1) Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka

meningkatkan efektivitas sebagai pendidik.

(2) Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk

mengembangkan dan meningkatkan kulitas pendidikan di daerah

yang bersangkutan.

d) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara

lisan dan tulisan atau bentuk lain.

(1) Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas

ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam

rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.

(2) Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada

komunitas profesi sendiri secara lisan atau tulisan maupun bentuk lain.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)

butir d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial

adalah kemampuan guru sebagai bagian masyarakat untuk berkomunikasi

dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Dari

pengertian tersebut dapat kita rincikan kompetensi guru kedalam 3 bagian,

yaitu :

Page 50: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,

memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan

peserta didik.

b) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama

pendidik dan tenaga kependidikan.

c) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua atau

wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Berkaitan dengan tangung jawab; guru harus mengetahui, serta

memahami nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku dan

berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggung

jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran disekolah, dan dalam

kehidupan bermasyarakat. Sebagai individu yang berkecimpung dalam dunia

pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang

pendidik. Guru sering dijadikan panutan oleh masyarakat, untuk itu guru

harus mengenal nilai-nilai yang dianut dan berkembang dimasyarakat tempat

melaksanakan tugas dan bertempat tinggal.

c. Guru PKn Berkompetensi

1) Guru Berkompetensi

Menurut Furqon (2009) menyatakan bahwa “Guru yang

berkompeten adalah seorang guru yang dapat mengemban amanah,

memiliki keahlian dan profesional” (hlm. 20).

Dalam bidang pendidikan, seorang pendidik dikatakan

berkompeten jika memiliki seperangkat kompetensi. Kaitannya dengan

LPTK yang outputnya menghasilkan pendidik dan tenaga kependidikan,

maka perlu memperhatikan kompetensi lulusan yang relevan dengan

LPTK tersebut. Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan dinyatakan dalam Pasal 28 ayat (3) bahwa

kompetensi agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: kompetensi

Pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional.

Page 51: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Guru PKn Berkompeten

Berangkat dari uraian mengenai kompetensi diatas, seorang Guru

PKn dapat dikatakan berkompeten apabila merupakan lulusan dari LPTK

program studi yang sesuai yaitu program studi Pendidikan

Kewarganegaraan. Selain itu guru PKn juga harus memiliki seperangkat

kompetensi seperti:

a) Kompetensi Pedagogik, kemampuan mengelola pembelajaran peserta

didik yang meliputi pemahaman peserta didik, perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.

b) Kompetensi kepribadian, kemampuan kepribadian yang mantap,

stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta

didik, mandiri dan berakhlak mulia.

c) Kompetensi sosial, kemampuan pendidik sebagai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali

peserta didik, dan masyarakat sekitar.

d) Kompetensi Profesional, kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya

membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang

ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. (Furqon, 2007:22-24)

Peraturan Pemerintah Rebuplik Indonesia No. 19 Tahun 2005 Pasal

19 ayat 10 menyatakan:

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik.

Daryanto (2009:209) mengatakan bahwa seorang guru PKn

berkompeten harus mampu menciptakan pembelajaran aktif, inovatif,

kreatif, efektif seperti yang tertuang pada Peraturan Pemerintah No. 19

Page 52: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tahun 2005 Pasal 19 ayat (1) diatas dijelaskan bahwa dalam paikem

(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) terdapat

beberapa unsur antara lain:

(1) Peserta didik dan guru sama-sama aktif dan kreatif

(2) Menarik minat peserta didik dan menyenangkan

(3) Tingkat penguasaan materi lebih optimal

Guru PKn berkompeten harus mampu mengaktifkan peserta didik,

mendorong kreativitas peserta didik dan menciptakan pembelajaran yang

efektif dan menyenangkan.

3) Implikasi penguasaan TIK terhadap Kompetensi Pedagogik Guru PKn

TIK mempunyai peranan penting dan cukup besar dalam

perkembangan pendidikan. Era perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi ini berdampak besar pada kehidupan masyarakat, karena pada

dasarnya dalam setiap aspek kehidupan orang modern tidak bisa lepas dari

pengetahuan dan teknologi. Masyarakat dituntut untuk melek teknologi atau

menguasai teknologi atau istilah asingnya technology literacy. Masyarakat

yang menguasai teknologi akan mampu memilih, merancang, membuat dan

menggunakan hasil rekayasa-rekayasa teknologi dalam kehidupan sehari -

hari.

Bagian dari Masyarakat tersebut salah satunya adalah sekolah yang

didalamnya ada guru dan peserta didik. Oleh sebab itu program pembelajaran

di sekolah perlu menerapkan teknologi, sehingga secara otomatis seorang

guru juga dituntut menguasai teknologi informasi dan komunikasi supaya

mampu menciptakan pembelajaran yang berbasis TIK. Hal ini selaras dengan

pendapat Mulyasa yang dikutip Jamal Ma’mur (2011:28) bahwa “derasnya

arus informasi yang berkembang di masyarakat menuntut setiap orang untuk

bekerja kerasa agar dapat mengikuti dan memahaminya.”

Menurut Yaumi M, “tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi telah membawa implikasi atau dampak

besar dalam dunia pendidikan” (2011:26).

Page 53: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Seorang guru yang mempunyai penguasaan TIK yang baik maka ia

mampu melakukan pembelajaran yang berbasis TIK dengan baik pula, yang

mana akan membisaakan peserta didik untuk menjadi pembelajar mandiri

yang menyadari pentingnya belajar dimanapun kapan pun, dimana hal ini

merupakan sarana untuk mengembangkan potensi diri. (Jamal Ma’mur, 2011:

135-137)

Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

implikasi penguasaan TIK pada guru PKn Tersertifikasi terhadap kompetensi

pedagogik yaitu menjadikan pembelajaran lebih inovatif, kreatif, menjadikan

siswa menjadi pembelajar mandiri serta kemampuan dan wawasan peserta

didik akan berkembang secara optimal. Guru mampu menjadikan

pemeblajaran yang tidak ketinggalan jaman dan ketinggalan langkah sehingga

pembelajaranya memotivasi peserta didik untuk mengembangkan potensinya

secara mandiri.

Selain itu seorang guru yang menguasai TIK juga tidak akan

mengalami kesulitan dalam menjalani perkembangan kehidupan kedepan

yang semakin maju pesat. Guru juga akan mampu mengikuti perkembangan

sesuai tuntutan jaman sehingga tidak terjadi kesenjangan dalam pola pikir

peserta didik nantinya dengan pendidikan negara lain.Sehingga kompetensi

pedagogik yang menjadi keharusan untuk dimiliki seorang guru akan tercapai

yaitu pembelajaran yang efektif dan dinamis. Teknologi informasi dan

komuikasi sangat penting untuk memacu semangat anak didik, sehingga

mereka merasa ketinggalan zaman dan semkin termotivasi untuk belajar.

Disisi lain guru juga akan terus tertantang untuk tidak ketinggalan

informasi sehingga setiap saat akan mengikuti dinamika publik dalam

berbagai aspek yang pada akhirnya akan selalu membawa sesuatu yang abru

pada anak didik yang inspirasi.

4. Tinjauan Tentang Kualitas Berkelanjutan

H.A.R. Tilaar menjelaskan bahwa seorang profesional menjalankan

pekerjaannya sesuai dengan tuntutan profesi atau dengan kata lain memiliki

kemampuan dan sikap sesuai dengan tuntutan profesinya. Seorang profesional

Page 54: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menjalankan kegiatannya berdasarkan profesionalisme dan bukan secara

amatiran. Seorang profesional akan secara terus-menerus meningkatkan mutu

karyanya secara sadar, melalui pendidikan dan pelatihan.

Pendapat Delors (1996) yang dikutip hoyyima khoiri mengatakan

bahwa:

Memperbaiki mutu pendidikan pertama tama tergantung perbaikan

perekrutan, pelatihan, status sosial dan kondisi kerja para guru.

Mereka membutuhkan pengetahuan dan keterampilan, karakter

personal, prospek profesional dan motivasi ynag tepat jika ingin

memenuhi harapan stakeholder pendidikan. (2010:57)

Konsep Belajar dalam pekerjaan (learning by doing) yang artinya setiap

individu dihadapkan pada berbagai persoalan yang muncul, sehingga

diperoleh pengalaman sebagai akibat kebisaaan, dan menjadi modal (keahlian,

pengetahuan dan pengalaman) dalam mengatasi masalah yang muncul

selanjutnya. Sehingga setiap pengalaman yang didapat dari setiap kegiatan

merupakan sarana untuk terus belajar. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat

dari Hoyyima K (2010: 54) yang mengatakan bahwa “pembinaan guru harus

berlangsung secara berkesinambungan karena prinsip dasarnya, guru

merupakan seorang pembelajar”

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa profesionalisme seseorang

dalam suatu profesi dapat tercapai jika seseorang itu secara terus menerus

meningkatkan kompetensinya dan selalu menjadi agen pembelajar. Dimana

selalu belajar dari pengalaman dan juga belajar hal hal yang baru sesuai

tuntutan zaman. Begitu pula yang harus dilakukan oleh guru bersertifikasi.

Guru yang sudah lolos sertifikasi belum tentu sudah dianggap

profesional dalam mengajar oleh masyarakat. Sehingga guru dituntut untuk

selalu meningkatkan kompetensinya dan menerapkan ilmu dan kompetensi

yang telah dimiliki dalam setiap pembelajaran walaupun sudah lolos

sertifikasi. Selain itu seorang guru yang telah tersertifikasi juga harus mampu

mengikuti perkembangan zaman seperti kemajuan IPTEK yang terus

berkembang dengan pesat. Kualitas berkelanjutan dari guru yang telah

mengikuti sertifikasi harus terlihat pasca proses stadarisasi kompetensi dan

Page 55: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sertifikasi guru, profesionalisme guru harus selalu dipegang dan dilaksanakan

setiap saat.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian terdahulu yang menjadi acuan penelitian ini ialah penelitian

yang dilakukan oleh Kartika Sari Nuri Wardani (2010) dalam “Kompetensi Guru

PKn Bersertifikasi dalam Meningkatkan Keberhasilan Belajar Siswa di SMP

Negeri Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran

2009/2010”. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut yaitu bahwa (1)

Kompetensi guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri Kecamatan Karanganyar bisa

dilihat melalui penerapan kompetensi profesional, Kompetensi kepribadian,

kompetensi pedagogic, kompetensi social yang dilakukan. (2) Kendala-kendala

yang dihadapi oleh guru PKn bersertifikasi dalam upaya menerapkan kompetensi

guru antara lain: kurangnya alat media pembelajaran atau pengadaan sarana dan

prasarana sekolah masih kurang, tidak semua guru dapat mengikuti perkembangan

IPTEK dengan cepat, terbatasnya guru dalam penguasaan TIK, sarana media

pembelajaran yang masih terbatas disekolah khususnya yang berkaitan dengan

TIK, adanya pemahaman yang keliru dari siswa dan orang tua siswa bahwa mata

pelajaran yang tidak UAN tidak penting. (3) Upaya-upaya yang dilakukan oleh

guru PKn bersertifikasi dalam upaya meningkatkan keberhasilan belajar siswa

melalui: mengadakan remidi, penugasan baik individu maupun kelompok,

melakukan bimbingan dan pendekatan kepada siswa, peran guru sebagai penunjuk

jalan kepada nara sumber.

Penelitian ini mempunyai kesamaan dan perbedaan denagn penelitian yang

peneliti lakukan. Persamaannya terletak pada topiknya yaitu mengenai

kompetensi Guru PKn tersertifikasi, sedangkan perbedaanya yaitu jika penelitian

terdahulu mengkaji mengenai penerapan kompetensi yang dimiliki serta kendala

kendalanya, sedangkan penelitian yang dilakukan ini mengkaji mengenai

penguasaan TIK dan implikasinya terhadap kompentsi pedagogik. Selain itu

lokasi penelitian juga berbeda.

Page 56: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Kerangka Berfikir

Standar kompetensi dan sertifikasi guru dilakukan sebagai salah satu

upaya dalam meningkatkan kompetensi guru agar tercipta guru - guru yang

profesional yang pada akhirnya mutu pendidikan Indonesia kedepannya bisa

meningkat pula. Program ini diharapkan bisa memberi sumbangan besar bagi

peningkatan kompetensi profesional guru, khususnya kompetensi pedagogik.

Kompetensi pedagogik dalam profesi guru merupakan salah satu yang

menentukan keberhasilan dalam suatu pembelajaran. Apalagi dalam era

globalisasi saat ini. Inovasi daam dunia pembelajaran sangat dibutuhkan, apalagi

saat ini kemajuan teknologi sangatlah mempengaruhi dunia pendidikan.

Pemanfaatan teknologi dan informasi merupakan sesuatu yang harus diterapkan

agar pendidikan di Indonesia bisa bersaing dengan pendidikan negara lain/dunia

global. Maka secara otomatis penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi

pada guru itu sangat penting. Apalagi bagi guru - guru yang telah tersertifikasi,

penguasaan TIK merupakan suatu hal yang wajib dimiliki oleh guru tersertifikasi.

Penguasaan guru PKn dalam TIK tidak boleh ketinggalan dengan guru

mata pelajaran lain, walaupun materi Pendidikan Kewarganegaraan kebanyakan

berupa konsep-konsep namun dalam penyampaiannya memerlukan contoh -

contoh yang berupa visualisasi dari materi yang disampaikan serta harus up to

date dalam mengikuti kemajuan jaman saat ini. Maka guru perlu inovatif dan

kreatif dalam meramu materi serta dalam pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi. Guru PKn tidak boleh mengesampingkan penerapan TIK dalam mata

pelajaran yang diampu, materi berupa konsep tidak menutup kemungkinan untuk

disampaikan menggunakan TIK, hal ini justru bisa dijadikan inovasi baru dan

cara alternatif untuk mengembalikan exsistensi mata pelajaran PKn setelah tidak

masuk dalam ujian nasional.

Tidak dapat dipungkiri bahwa penguasaan TIK yang baik juga akan

berdampak pada kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru guru tersebut.

Pembelajaran yang dilakukan akan menarik, inovatif dan selalu memberikan hal

baru bagi peserta didik, yang mana hal ini akan memberikan efek positif pada

Page 57: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

motivasi dan prestasi belajar peserta didik khususnya bagi Pendidikan

Kewarganegaraan yang dianggap membosankan.

Namun, penguasaan TIK pada guru tersertifikasi dalam rangka

peningkatan kualitas berkelanjutan ini tidak boleh berhenti begitu saja pasca

mendapatkan tunjangan sertifikasi. Kompetensi tersebut harus terus berlanjut,

dipertahankan dan ditingkatkan oleh guru yang telah lolos sertifikasi guru

tersebut, sehingga kualitas berkelanjutan yang menjadi cita - cita dan harapan dari

program pemerintah ini bisa tercapai. Peningkatan kualitas berkelanjutan ini juga

bukan hanya menjadi kewajiban dari guru saja, pemerintah juga harus ikut andil

dalam program peningkatan kualitas berkelanjutan ini. Adapun kerangka berpikir

dalam penelitian ini jika diilustrasikan dalam bagan adalah sebagai berikut:

Gambar. 2.5 Kerangka berfikir

STANDARISASI KOMPETENSI

DAN SERTIFIKASI GURU

KUALITAS BERKELANJUTAN GURU

BERSERTIFIKASI

KOMPETENSI

PEDAGOGIK

PENGUASAAN TIK

MUTU PENDIDIKAN INDONESIA

KOMPETENSI

SOSIAL

KOMPETENSI

KEPRIBADIAN

KOMPETENSI

PROFESIONAL

Page 58: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Suatu penelitian memerlukan lokasi yang akan dijadikan objek

penelitian yang berkaitan erat dengan data-data atau informasi yang bisa

diperoleh sesuai dengan permasalahan atau objek penelitian. Sesuai dengan

masalah yang diteliti yakni mengenai penguasaan TIK guru PKn SMP

Negeri Kota Surakarta yang bersertifikasi, maka peneliti memilih lokasi di

wilayah Kota Surakarta, dengan pertimbangan pertimbangan sebagai

berikut:

a. Adanya data guru PKn yang telah tersertifikasi yang berguna untuk

mengidentifikasi penguasaan TIK dan peningkatan kualitas guru - guru

PKn SMP N Kota Surakarta yang telah bersertifikasi.

b. Masih belum ada penelitian mengenai penguasaan TIK guru PKn

tersertifikasi dan kualitas bagi guru yang bersertifikasi di Kota

Surakarta ini.

c. Penelitian ini membutuhkan waktu untuk observasi secara langsung dan

mendalam maka kemudahan akses lokasi penelitian sangat

mempengaruhi kelancaran penelitian ini.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam enam tahap

dalam waktu 6 bulan, yaitu meliputi tahapan pengajuan judul skripsi ke tim

skripsi program studi kemudian dilanjutkan ke tahap pengajuan proposal

skripsi ke pembimbing masing - masing mahasiswa. Setelah itu masuk pada

tahap perijinan penelitian, baru setelah perijinan selesai tahap pelaksanaan

penelitian baru bisa dilaksanakan. Setelah informasi dan data - data yang

dibutuhkan terkumpul semua maka peneliti masuk ke tahap akhir yaitu

analisis data dan penulisan laporan akhir skripsi.

Page 59: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Adapun pembagian waktu dan jadwal kegiatannya dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

No Tahap Tahun 2012

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1 Pengajuan Judul

2 Pengajuan Proposal

3 Perizinan Penelitian

4 Pelaksanaan Penelitian

5 Analisis Data

6 Penyusunan Laporan Akhir

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan ialah pendekatan

secara kualitatif, berdasarkan jenis data yang diperlukan maka bentuk

penelitiannya adalah deskriptif kualitatif artinya pendekatan kualitatif yang

bersifat deskriptif karena memaparkan obyek yang diteliti (orang, lembaga,

dokumen atau lainnya berdasarkan fakta).

Menurut Bogdan dan Tylor yang dikutip Lexy J.Moleong (2004:4)

yang mengemukakan, “Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang diamati”.

Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini

merupakan penelitian yang berbentuk kualitatif karena deskripsi

permasalahannya yang dijabarkan dalam bentuk data. Data kualitatif seperti

wawancara dari guru PKn SMP Negeri di Kota Surakarta yang telah

Page 60: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

bersertifikasi dan hasil observasi pembelajaran guru PKn SMP Negeri Kota

Surakarta yang telah tersertifikasi.

2. Strategi Penelitian

Dalam penelitian deskriptif ada empat macam strategi penelitian yang

dapat digunakan untuk menyusun penelitian, yaitu:

a. Studi KasusTunggal terpancang

“Studi yang memusatkan pada variabel yang telah ditentukan terlebih

dahulu atau dengah istilah (Embeded Case Study)”. (Sutopo, HB, 1996:10)

kemudian hanya menggunakan satu lokasi penelitian saja.

b. Ganda terpancang

Sedang strategi penelitian ganda terpancang yang membedakan hanya

lokasi penelitian, dimana ada dua lokasi penelitian yang digunakan.

c. Tunggal holistik

Studi yang mengarahkan pada subyeknya secara menyeluruh dengan

berdasarkan satu aspek .

d. Ganda holistik

Studi yang mengarahkan pada dua subyeknya secara menyeluruh dengan

berbagai aspek.

Dalam penelitian ini strategi yang digunakan adalah tunggal

terpancang, dimana peneliti hanya ingin mengungkapkan masalah yang

berhubungan dengan penguasaan TIK guru PKn bersertifikasi secara utuh

sebagai satu kesatuan. Pemilihan strategi tersebut berdasarkan pendapat ahli

yang mengatakan bahwa strategi penelitian tunggal terpancang dalam

penelitian mengandung pengertian, tunggal yang artinya hanya ada satu lokasi

yaitu Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Surakarta. Sedangkan

terpancang yaitu hanya pada tujuan untuk mengetahui penguasaan TIK guru

PKn SMP Negeri Kota Surakarta dalam rangka peningkatan kualitas

berkelanjutan kompetensi guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri Kota

Surakarta. Dengan demikian proses pengumpulan data dan analisis data akan

lebih terarah pada permasalahan yang sudah ditentukan.

Page 61: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

C. Data dan Sumber Data

Menurut Suharsimi Arikunto (1993:114) yang dimaksud dengan sumber

data adalah “ Subjek dari mana data dapat diperoleh.” Adapun sumber data yang

dipreoleh dalam penelitian kualitatif dapat berupa “Manusia, peristiwa, atau

aktivitas, tempat atau lokasi, dokumen dan arsip serta berbagai benda lain”. (HB.

Sutopo 2002:50)

Berdasarkan pendapat diatas, maka yang menjadi sumber data dalam

penelitian ini adalah:

1. Informan

Pengertian informan menurut Suharsimi Arikunto (1993:114) adalah

“Sumber data yang memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara

atau jawaban tertulis melalui angket”. Informan diharapkan dapat memberikan

informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan yang

akan diteliti. Adapun informan dalam penelitian ini adalah:

a. Guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri Kota Surakarta yaitu Guru lolos

sertifikasi rayon 113 UNS tahun 2008 – 2010 sejumlah 15 guru PKn SMP

Negeri, dan yang menjadi informan dalam penelitian ini sejumlah 11 guru

yaitu

1. Ruliana, S.Pd, SMP N 1 Surakarta

2. Susniwati Rahayu, S.Pd, SMP N 4 Surakarta

3. Prasmani, S.Pd, SMP N 7 Surakarta

4. Dimyati, S.Pd, SMP N 7 Surakarta

5. Marimin, S.Pd, SMP N 12 Surakarta

6. Wardoyo, S.Pd, SMP N 14 Surakarta

7. Ngastiasto, S.Pd, SMP N 14 Surakarta

8. Dra. Titin Hanuraningsih, SMP N 15 Surakarta

9. Suwarno, S.Pd, SMP N 24 Surakarta

10. Dra.Tri Agustini, SMP N 24 Surakarta

11. Yuniandar Gempar Prakoso, S.Pd, SMP N 26 Surakarta

b. Ketua MGMP PKn SMP N Kota Surakarta, bapak Marimin, S.Pd

c. Siswa SMP N 8 Surakarta

Page 62: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

2. Dokumen dan Arsip

Dokumen ada dua yaitu dokumen pribadi dan dokumen resmi,

dokumen pribadi yaitu tulisan tentang diri seseorang yang ditulisnya sendiri,

sedang dokumen resmi adalah dokumen yang dikeluarkan suatu instansi.

Sumber arsip merupakan informasi yang dapat diperoleh peneliti tentang

subjek yang akan diteliti. Macam-macam dokumen yang digunakan disini

meliputi seluruh dokumen resmi tentang hal- hal yang terkait dengan

penguasaan TIK guru PKn tersertifikasi di SMP Negeri Kota Surakarta yaitu

antara lain:

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan.

c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang

Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

d. Modul PLPG PKn

e. RPP guru PKn Tersertifikasi

3. Tempat dan peristiwa

Kegiatan penelitian kualitatif tidak lepas dari wawancara dan

observasi yang akan melibatkan tempat, pelaku dan peristiwa yang terjadi.

Hal ini dilakukan agar peneliti dapat berhasil sesuai dengan tujuan. Melalui

tempat dan peristiwa peneliti dapat memperoleh data yang sesuai dengan

masalah yang diteliti yaitu dengan menggunakan wawancara maupun

observasi di SMP Negeri di Kota Surakarta. Dalam penelitian, tempat yang

dimaksud disini adalah lokasi dimana penelitian dapat dilakukan yaitu kelas

atau instansi yang diampu oleh guru PKn Tersertifikasi di SMP Negeri Kota

Surakarta. Sedangkan peristiwanya yaitu, kegiatan belajar mengajar (KBM)

di kelas yang diampu informan, serta observasi pada RPP yang dijalankan

dalam pembelajaran.

Page 63: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

D. Teknik Sampling (Cuplikan)

Sampling pada penelitian kualitatif digunakan untuk menjaring sebanyak

mungkin informasi dari berbagai macam sumber. Hal ini sesuai dengan pendapat

Lexy J. Moleong (2008:224) yang mengatakan bahwa sampling memiliki tujuan

diantaranya:

1. Untuk merinci kekhususan yang ada dalam ramuan konteks yang unik.

2. Menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang

akan muncul.

Teknik pengambilan sampel ada beberapa cara, yaitu :

1. Sampling Sistematis

Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari

anggota populasi yang telah diberi nomor urut.

2. Sampling Purposive

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu.

3. Snowball Sampling

Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula

jumlahnya kecil, kemudian membesar. (Sugiyono, 2010:123)

Dalam penelitian kualitatif sampel ditentukan oleh peneliti sendiri

dengan mempertimbangkan bahwa sampel untuk mengetahui masalah yang

diteliti, jujur, dapat dipercaya, dan datanya bersifat obyektif. Sehingga dalam

penelitian kualitatif, teknik cuplikan yang bisaa digunakan adalah teknik cuplikan

yang bersifat selektif dengan menggunakan pertimbangan konsep teoritis yang

digunakan dan keingintahuan pribadi peneliti. Oleh karena itu, cuplikan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive sampling.

Seperti pendapat Goetz dan Le Comte dalam HB. Sutopo (2002:185)

“Purposive sampling yaitu teknik mendapatkan sampel dengan memilih individu-

individu yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam

dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data.”

Page 64: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Populasi merupakan sampel. Apabila yang menjadi populasi adalah guru

PKn bersertifikasi SMP Negeri Kota Surakarta berjumlah 15. Maka sampel yang

diambil dalam penelitian ini adalah 12 guru PKn tersertifikasi.

E. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah utama dalam penelitian,

karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui

teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang

memenuhi standar data yang ditetapkan. Sesuai sumber data yang digunakan

dalam penelitian, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Observasi

Menurut Lexy J. Moleong (2001:117) mengemukakan bahwa ciri khas

penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dan pengamatan berperan serta,

namun peran penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya.

Pengamatan berperan serta menceritakan kepada peneliti apa yang dilakukan

oleh orang-orang dalam situasi peneliti memperoleh kesempatan mengadakan

pengamatan.

Menurut Soetardi (1996:72) “Observasi adalah pengamatan dan

pencatatan dengan sistematis fenomena - fenomena yang diselidiki”.

Teknik observasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

observasi berperan pasif, observasi ini peneliti lakukan dikelas dimana guru

PKn bersertifikasi melakukan kegiatan belajar mengajar. Peneliti mengamati

tempat dan peristiwa penelitian, sehingga mengetahui bagaimana kompetensi

guru PKn bersertifikasi dan penguasaan TIK dalam pembelajaran yang mereka

lakukan.

2. Wawancara

Wawancara adalah “Percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang

membebankan jawaban atas pertanyaan itu”. (Moleong, 2004: 135)

Page 65: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2010:33) mengemukakan

beberapa macam wawancara yaitu :

a. Wawancara terstruktur ( Structured interview )

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan

data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan

pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh

b. Wawancara semi terstruktur ( Semistructure interview )

Wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan

secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta

pendapat, dan ide-idenya.

c. Wawancara tak berstruktur

Wawancara yag bebas dimana peneliti tidak menggunakan

pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan

lengkap untuk pengumpulan datanya.

Kegiatan wawancara dalam penelitian ini yaitu wawancara semi

terstruktur. Wawancara semi terstruktur yaitu wawancara yang menggunakan

pedoman wawancara tetapi apabila ada umpan balik dari responden yang dirasa

perlu ditanyakan lebih lanjut oleh peneliti maka peneliti bisa menanyakan

kepada responden walaupun didalam pedoman wawancara tidak ada

pertanyaan tersebut, yang terpenting penyampaiannya kepada informan bebas

tetapi tetap mengarah pada maksud dari pewawancara.

Data yang dikumpulkan melalui wawancara meliputi, penguasaan TIK

pada guru SMP N Kota Surakarta yang telah tersertifikasi, Implikasi

penguasaan TIK terhadap kompetensi pedagogik dan upaya peningkatan

kualitas berkelanjutan. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap

beberapa informan, yaitu:

b. Guru PKn SMP N Kota Surakarta yang telah tersertifikasi

c. Ketua MGMP PKn SMP Negeri Kota Surakarta

d. Siswa SMP N 8 Kota Surakarta

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan

mengklasifikasikan bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah

penelitian. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen yang dimaksud disini yaitu merupakan bahan tertulis yang

Page 66: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

berhubungan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu yang berkaitan

dengan obyek penelitian.

Dokumen atau arsip juga termasuk sumber data yang penting dalam

penelitian kualitatif, terutama bila sasarannya berkaitan dengan peristiwa yang

dilakukan oleh obyek dalam penelitian, apalagi dokumen yang memperkuat

dan mempertajam informasi yang didapat sebelumnya. Dalam penelitian ini

dokumen yang digunakan adalah sebagai berikut:

a) Data guru PKn bersertifikasi di SMP Negeri Kota Surakarta.

b) Rencana Proses Pembelajaran (RPP) Guru PKn bersertifikasi di SMP

Negeri Kota Surakarta

c) Materi bahan ajar (berbasis TIK)

F. Uji Validitas Data

Validitas data atau kesahihan data merupakan kebenaran data dari kancah

peneliti. Hal ini dilakukan oleh peneliti dengan maksud supaya hasil penelitiannya

benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, karena validitas data menunjukkan

mutu seluruh proses pengumpulan data dalam penelitian. Data yang telah

dikumpulkan, diolah, dan diuji kesahihannya melalui teknik pemeriksaan tertentu.

Agar data yang diperoleh benar-benar valid, maka pemeriksaan keabsahan

data menggunakan teknik trianggulasi. Dalam bukunya Metodologi Penelitian

Kualitatif, H.B Sutopo (2002:78-82) menyebutkan bahwa ada empat trianggulasi

yaitu:

a. Trianggulasi data, artinya data yang sama atau sejenis atau lebih

mantap kebenarannya bisa digali dari beberapa sumber data yang

berbeda.

b. Trianggulasi metode, jenis triangulasi ini bisaanya dilakukan oleh

seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan

menggunakan teknik dan metode pengumpulan data yang berbeda.

c. Trianggulasi penelitian, adalah hasil peneliti yang baik data atau

simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji

validitasnya dari beberapa peneliti.

d. Trianggulasi teori, trianggulasi ini dilakukan oleh peneliti dengan

menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas

permasalahan yang dikaji. (H.B Sutopo, 2002:78-82)

Page 67: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Jenis trianggulasi yang digunakan untuk mencapai validitas data dalam

penelitian ini adalah trianggulasi data dan triangulasi metode. Adapun yang

menjadi alasan peneliti memilih trianggulasi data adalah untuk menutup

kemungkinan adanya kekurangan data dari sumber yang lain. Peneliti

memanfaatkan jenis informasi dari narasumber yang berbeda-beda posisinya

dengan teknik wawancara mendalam yaitu mewawancarai dengan pertanyaan

yang sama dari narasumber yang berbeda yaitu guru PKn bersertifikasi di SMP

Negeri Kota Surakarta. Dengan demikian informasi dari narasumber yang satu

bisa dibandingkan informasi dari narasumber yang lain.

Kemudian diperkuat dengan analisis triangualasi metode supaya data yang

didapat lebih akurat dan valid, datainformasi yang sejenis yang menjadi

permasalahan maka dicari/dikumpulkan menggunakan beberapa cara atau teknik

pengumpulan data yang berbeda. Sehingga data informasi yang didapat dengan

teknik wawancara bisa dibandingkan atau di croscek dengan menggunkan metode

lain seperti observasi atau dokumentasi.

G. Analisis Data

Menurut Lexy J. Moleong (2004:280) “Analisis data adalah proses

pengorganisasian dan pengurutan data ke dalam pola, kategori, dan satu uraian

dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data”.

Sedangkan menurut H.B Sutopo (2003:91) berpendapat bahwa “Dalam

proses analisis data terdapat empat komponen utama yang harus dipahami oleh

setiap peneliti kualitatif. Empat komponen utama tersebut adalah: (1)

pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) sajian data, (4) penarikan kesimpulan atau

verifikasi”.

1. Pengumpulan Data

Merupakan kegiatan memperoleh informan yang berupa kalimat-

kalimat yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi, wawancara, dan

dokumen. Data yang diperoleh masih berupa data mentah yang tidak teratur,

sehingga diperlukan analisis agar data menjadi teratur.

Page 68: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dan

catatan-catatan yang tertulis dilapangan. Selama pengumpulan data

berlangsung terjadilah proses reduksi yang kemudian membuat ringkasan,

mengkode, menelusuri tema, menguatkan data yang diperoleh dan menentukan

batas-batas permasalahan. Proses ini terus-menerus sampai pada laporan akhir

penelitian selesai.

H.B Sutopo (2002:92) berpendapat bahwa “Reduksi data adalah bagian

dari proses analis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus,

membuang hal-hal yang tidak penting, dan menyatukan data sedemikian rupa

sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan”.

3. Sajian Data

Alur penting dari kegiatan analisis adalah penyajian data. Suatu

penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang

sering digunakan pada data kualitatif adalah bentuk teks naratif.

Proses analisis selanjutnya adalah penyajian data yang mengorganisir

informasi secara sistematis untuk mempermudah peneliti dalam

menggabungkan dan merangkai keterkaitan antar data dalam menyusun

penggambaran proses serta memahami fenomena yang ada pada obyek

penelitian. Melalui penyajian data akan memungkinkan peneliti untuk

menginterprestasikan fenomena-fenomena tersebut. Penyajian data disajikan

dalam bentuk label dan teks yang naratif yang berupa catatan lapangan.

4. Penarikan Kesimpulan

Dari data yang diperoleh dilapangan, sejak awal peneliti sudah menarik

kesimpulan. Kesimpulan mula-mula masih belum jelas dan masih bersifat

sementara kemudian meningkat sampai pada kesimpulan yang mantap yaitu

pernyataan yang telah memiliki landasan yang kuat dari proses analisis data

yang dilaksanakan. Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari hasil

Page 69: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

wawancara, observasi dan dokumen dapat segera ditarik kesimpulan yan

bersifat sementara.

Agar kesimpulan tersebut lebih mantap maka peneliti memperjuangkan

pada waktu observasi. Dari observasi tersebut dapat ditemukan data baru yang

dapat mengubah kesimpulan sementara, sehingga diperoleh kesimpulan yang

mantap. Proses analisis dengan model analisis interaktif dapat ditujukkan

dengan bagan sebagai berikut:

Gambar 3.2. Model Analisi Interaktif

Sumber : Sutopo (2002:96)

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah penelitian dari awal

sampai akhir. Menurut Sutopo, H.B (2002:187-190) kegiatan dalam prosedur

penelitian terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : (1) persiapan, (2) pengumpulan

data, (3) analisis data, dan (4) penyusunan laporan penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tahap-

tahap sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Tahap ini meliputi menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan

penelitian, mengurus perijinan, menjajaki dan menilai keadaan lapangan,

memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan yang

dibutuhkan dalam penelitian.

2. Tahap Pengumpulan Data

Tahapan ini merupakan upaya peneliti untuk mendapatkan informasi dengan

berbagai teknik atau metode. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tida

PENARIKAN

SIMPULAN/VERIFIKASI

SAJIAN DATA

PENGUMPULAN DATA

REDUKSI DATA

Page 70: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

macam teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.

Tahap ini dimulai dengan kegiatan pengumpulan data di lokasi penelitian

melalui wawancara dan pencatatan dokumen-dokumen dan observasi lapangan.

3. Tahap Analisis Data

Data – data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan menentkan

teknik analisis data yang tepat sesuai dengan desain penelitian. Dalam tahap

analisis data ini, kegiatan yang dilakukan adalah menyeleksi, mengatur,

mengurutkan, mengelompokkan data yang telah diperoleh.

4. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian

Dalam tahap ini, peneliti mulai menyusun laporan dengan melakukan

pengambilan kesimpulan akhir dari permasalahan yang diteliti, kemudian hasil

dari penelitian ditulis laporan dalam bentuk skripsi dan

dipertanggungjawabkan dihadapan penguji.

Page 71: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Deskripsi lokasi penelitian merupakan tahapan dimana peneliti

memperoleh data berdasarkan data yang diperoleh di lapangan. Lokasi penelitian

ini dilakukan di wilayah Surakarta dengan mengambil tempat penelitian di SMP

– SMP Negeri Kota Surakarta yang didalamnya terdapat guru PKn yang telah

lolos sertifikasi guru. Peneliti melakukan pengumpulan data di lokasi tersebut

yang selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis sehingga menjadi data

informasi yang disajikan secara sistematis. Adapun penjabaran dari beberapa

aspek yang diteliti oleh peneliti, sebagai berikut:

1. Profil SMP Negeri di Kota Surakarta

Dalam penelitian ini, SMP Negeri yang dijadikan lokasi penelitian

ada 9 SMP Negeri, profil dari ke 9 SMP Negeri tersebut sebagai berikut :

a. Profil SMP N 1 Surakarta

Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 SURAKARTA

No. Statistik Sekolah : 201036105001

Tipe Sekolah : A/A1/A2/B/B1/B2/C/C1/C2

Alamat Sekolah : Jl M.T. Haryono No.4 Manahan, Kec.

Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah.

Telepon/HP/Fax : (0271) 714866 Fax. (0271) 736223

Status Sekolah : Negeri

Nilai Akreditasi Sekolah: A

Kepala Sekolah : Dra. Hj. Sri Suwartinah,M.Pd

NIP : 19540815 197803 2 005

Sejarah :

SMP Negeri 1 Surakarta merupakan sebuah sekolah menempati

bangunan megah peninggalan jaman Belanda yang memiliki nilai sejarah

dan merupakan salah satu cagar budaya. Sekolah ini beralamatkan di JL.

Page 72: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

MT. Haryono No. 4 Surakarta Telp : (0271) 714866 dekat dengan Stadion

Manahan Surakarta. SMP Negeri 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah

yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai penyelenggara program Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) Angkatan ke-I yang sebelumnya

juga telah ditetapkan sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN), Pilot Project

KBK, Sekolah Koalisi Nasional.

b. Profil SMP Negeri 4 Surakarta

Nama sekolah : SMP Negeri 4 Surakarta

Alamat/desa : Jl. DI. Panjaitan 14

Kecamatan : Banjarsari

Kota : Surakarta

Propinsi : Jawa Tengah

Nomor telepon : ( 0271 ) 633880

Status sekolah : Negeri

SK Kelembagaan: 1254 / B.17.2.1950

NSS : 200040

Type Sekolah : Tipe A

Tahun didirikan : 1950

Status tanah : Hibah

Luas tanah : 4621 m2

Kepala Sekolah

Nama : Hariadi Giarso, S. Pd

Pendidikan : S.1

Jurusan : Bahasa Inggris

Website : http://www.SMPn4solo.sch.id

Email : [email protected]

c. Profil SMP N 7 Surakarta

SMP Negeri 7 Surakarta sebelumnya bernama SGB Surakarta,

yang kemudian diganti menjadi namanya sekarang, yaitu SMP Negeri 7

Surakarta sesuai dengan keputusan tanggal 23 mei 1960 dengan nomor :

187/SKB/B/III.

Page 73: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Keadaan berkembang terus sejalan dengan meningkatnya

kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan sehingga jumlah siswa

setiap tahun selalu bertambah. Dalam perjalanan sejarahnya SMP Negeri 7

Surakarta mengalami perpindahan tempat dan nama. Pada tahun 1997

berdasarkan usul perubahan dari kantor Depdikbud menjadi SLTP Negeri 7

Surakarta, kemudian pada tahun 2004 diubah lagi menjadi SMP Negeri 7

Surakarta.

Lokasi keberadaan SMP Negeri 7 Surakarta sekarang ini

beralamatkan di jalan Mr.Sartono No. 34 Surakarta, Kecamatan Banjarsari,

Surakarta dengan nomor telepon 0271 – 852674. Lokasi SMP Negeri 7

Surakarta berada di antara instansi pendidikan yang lain, seperti SMK TP 1,

SMA TP 1, SMA N 6, SMA N 5, SDN Bibis 1, dan lain sebagainya. Hal ini

menimbulkan suasana pendidikan yang kondusif untuk melaksanakan

kegiatan belajar mengajar (KBM).

Tabel 4.1. Daftar Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Surakarta

No. N a m a Masa Jabatan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

R. Sosro Soewigyo

Siswo padmono

Hadi Suripto

Soendimin, BA

Mardimin, BA

S. Soetarno, BA

Soewarsono

Slamet Soebroto

Masroeri, BA

Drs. Suhardji

Maryono, BA

Siman, BA

Soepeno

Drs. Sarman

Dra. Sri Atmiyah Ami

Drs. Karyana, MM

1960 s/d 1962

1962 s/d 1964

1964 s/d 1966

1-6-1966 s/d 1-11-1981

1-11-1981 s/d 1-7-1983

1-7-1983 s/d 30-12-1987

31-12-1981 s/d 1-9-1990

1-9-1990 s/d 2-2-1991

2-2-1991 s/d 9-5-1992

9-5-1992 s/d 1-10-1992

1-10-1992 s/d 31-10-1995

31-12-1995 s/d 1-7-1996

1-7-1996 s/d 4-1-2001

4-1-2001 s/d 24-1-2004

24-1-2004 s/d 1 april 2008

25 April 2008 s/d sekarang

sumber : web paspitu79

Page 74: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Ruang kelas yang berada di SMPN 7 Surakarta berjumlah 20

ruang kelas dengan ukuran (7x8) m2 untuk bagian bawah dan (8X9) m

2

untuk kelas bagian atas. Sebagian besar ruang kelas tersebut dilengkapi

dengan papan tulis putih- papan tulis hitam, meja tulis serta kursi.

Namun ruang kelas tersebut masih belum dilengkapi dengan

fasilitas LCD. Hanya saja di SMP N 7 Surakarta telah memiliki 1 buah

Laboratorium Multimedia dan juga 1 LCD portabel yang digunakan secara

bergantian.

d. Profil SMP N 8 Surakarta

1) Sejarah Berdirinya SMP N 8 Surakarta

Sekitar tahun 1950 masyarakat Tionghoa Surakarta mendirikan

sekolah yang berlokasikan di Jalan Urip Sumoharjo No. 90 Surakarta.

Menurut sumber masyarakat sekitar tahun 1952 oleh pemerintah sekolah

tersebut dijadikan SGB Negeri II (Puteri) Surakarta.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran

dan Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 25 Mei 1960 nomor : 187/

SK/ B/ III SBG Negeri II (Puteri) Surakarta menjadi SMP Negeri 8

Surakarta.

Sejalan dengan perkembangan SMP Negeri 8 Surakarta, jumlah

muridnya bertambah banyak sehingga lokasi di Jalan Urip Sumoharjo

No. 90 Surakarta kurang memadai. Sehubungan dengan hal tersebut pada

tahun 1982 lokasi SMP Negeri 8 Surakarta pindah ke Jalan H.O.S

Cokroaminoto No. 15 Surakarta.

Kemudian pada tahun 1997 berdasarkan usul perubahan

nomenklatur dari Kantor Depdikbud Kota Madya Surakarta nama SMP

Negeri 8 Surakarta berubah menjadi SLTP Negeri 8 Surakarta.

Kemudian pada tahun 2004 kembali menjadi SMP Negeri 8 Surakarta.

SMP Negeri 8 Surakarta sudah mengalami pergantian Kepala

Sekolah sebanyak 14 kali, yaitu:

a) Hadi Soeripto (1 Agustus 1960 s.d. 1 Februari 1962)

b) Siswopadmono (1 Februari 1962 s.d. 10 November 1965)

Page 75: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

c) Salyo Hadisoelarso (10 November 1965 s.d. 30 Nov 1965)

d) Mardimin, BA (1 Desember 1965 s.d. 31 Mei 1969)

e) Djuali Hadiwiryanto (2 Juni 1969 s.d. 12 Januari 1972)

f) RF. Rahuto MK (1975 s.d. 1986)

g) Drs. Saleh Widosanyoto (Januari 1987 s.d. 1993)

h) Drs. Sunarto (SMP N 8 Surakarta pindah tempat s.d. 30 Mei 1993)

i) H. Sarwani (1 Juni 1993 s.d. 31 Januari 1996)

j) Drs. Sarman (1 Februari 1996 s.d. 24 April 1996)

k) Dra. Suyati (24 April 1996 s.d. 17 April 2001)

l) Abu Umar, SH (18 April 2001 s.d. 2005)

m) Sarinah, S.Pd (2005 s.d 2010 )

n) Drs. Y Himawan Samodra (2010 sampai sekarang)

2) Visi, Misi, dan Tujuan SMP Negeri 8 Surakarta

Dalam meningkatkan mutu pendidikan, SMP Negeri 8 Surakarta

bertumpu pada visi, misi serta tujuan pendidikan yaitu :

a) Visi :

Berprestasi, berbudaya berdasarkan iman dan taqwa Diharapkan

dengan visi tersebut, semua warga sekolah mempunyai gambaran

atau idealisme secara utuh tentang keberadaan SMP Negeri 8

Surakarta di masa mendatang. Secara sederhana visi sekolah adalah

profil sekolah yang diingginkan di masa depan oleh sekolah yang

bersangkutan agar sekolah tersebut semakin berkualitas.

b) Misi

Misi merupakan penjabaran dari visi dalam bentuk rumusan tugas,

kewajiban dan rancangan tindakan untuk mewujudkan visi tersebut.

Page 76: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

e. Profil SMP N 14 Surakarta

SMP Negeri 14 Surakarta berdiri sejak tanggal 1 April 1979 adalah

hasil integrasi atau alih fungsi dari SKKP (Sekolah Kesejahteraan Keluarga

Pertama) Negeri Surakarta. Berdasarkan surat keputusan menteri pendidikan

dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 030/U/1979 tertanggal 17

febbruari 1979.

SKKP Negeri Surakarta merupakan hasil perubahan dari SKP Negeri

14 Surakarta terhitung mulai tanggal 1 Agustus 1962 berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Republik Indonesia

No : 90/1963 (A.26564/UU) ter-tanggal 7 September 1963.

SKP Negeri 14 Surakarta berdiri sejak tahun 1946. SKKP SMP

Negeri Surakata awal tahun pelajaran 1977 mulai menerima siswa baru

putra dan putri, mulai saat itu siswa baru bukan siswa SKKP Negeri 14

Surakarta melainkan siswa baru SMP transisi yang akhirnya menjadi SMP

Negeri 14 Surakarta dan lulus pada bulan juni 1980, karena pada tahun 1979

ada perpanjangan waktu 1 semester.

1) Lokasi SMP 14 Negeri Surakarta

SKKP Negeri Surakarta yang juga SMP 14 Negeri Surakarta

yang semula menempati gedung atau sekolah di jalan Adisucipto

Manahan Suakarta yang sekarang dipakai SMEA Negeri 3 Surakarta

atau SMKN 6 Surakarta atas dasar perintah dari Kabid Dikmenjur

Kanwil Depdikbud Provinsi Jawa Tangeh pada tahun 1978 SKKPN

atau SMP 14 Negeri Surakarta pindah ke gedung HO HP di jalan

Uripsumoharjo 53 bekas SMEA Negeri 3 Surakarta dan gedung bekas

SD Negeri Tegalharjo Dimargorejo Gilingan Surakarta atau bekas SD

Negeri Cemara 2. Menempati dua lokasi/dua gedung karena tempatnya

tidak cukup.

Pada tahun 1980 SMP Negeri 14 Surakarta pindah lokasi di

jalan Sultan Sahir Widuran baik yang di jalan Uripsumoharjo 53 dan di

Margorejo Gilingan, menempati bekas gedung SMP Negeri 6 Surakarta

Page 77: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

karena ruang kelas tidak mencukupi/ kurang untuk siswa kelas 1 dan

tidak masuk pagi sedangkan siswa kelas 2 masuk sore selama 1 tahun.

Pada tahun 1981 siswa kelas 2 menempati lokasi di Kerkop

Jagalan (jalan Belik dan sekarang menjadi jalan Prof. WZ. Yohanes 54

Surakarta) yang sedianya untuk SMEA Negeri 3 Surakarta karena

SMEA Negeri 3 Surakarta telah menempati gedung bekas SKKP

Negeri Surakarta sedangkan untuk kelas 1 dan 3 masaih bertempat di

widuran.

Pada tanggal 23 Juli 1984 baru semua pindah kelokasi yang

sekarang ini di tempati yakni di jalan Prof. WZ. Yohanes 54 Kaluran

Purwodiningratan kec. Jebres, Surakarta kode pos 57128.

2) Kepala Sekolah

Beberapa personil atau nama yang telah menjabat sebagai

kepala sekolah SMP Negeri 14 Surakarta.

Tabel 4.2 Daftar kepala sekolah SMP N 14 Surakarta

No Nama NIP TMT-SD

1. Srinartini Suprapto 130 015 447 01/04/79-14/06/86

2. Slamet Soebroto 130 038 980 15/06/86-23/08/81

3. Drs. Soenarto 130 086 868 24/08/91-30/03/95

4. Suyadi, S.Pd 130 340 037 31/03/95-24/03/00

5. Drs. Sudarno Ms 130 258 504 25/03/00-03/01/03

6. Drs. Y. Himawan. S 130 610 503 04/01/03-/02/10

7. Hj. Ratna PW, S.Pd M.Pd 19610428 1098112

2 001

f. Profil SMP N 15 Surakarta

SMP Negeri 15 Surakarta terletak di Purwonegaran No.60 Jalan.

Tirtosari, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa

Tengah. Luas tanah sekitar 7843 m2.

SMP N 15 Surakarta, dimulai dengan

berdirinya sampai sekarang telah mengalami banyak perubahan yang

meliputi asal, lokasi, gedung kurikulum maupun kepala sekolahnya.

Page 78: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

1) Sejarah Berdirinya SMP Negeri 15 Surakarta.

Tahun 1943 sebelum pemerintahan Republik Indonesia

memproklamasikan kemerdekaannya, sekolah ini merupakan “sekolah

pertukangan” yang berlokasi di Baron, Laweyan, Surakarta, dimana

tanahnya adalah milik swasta.

Pada zaman Jepang, sekolah ini bernama “Kogya Kokho”.

Kemudian pada tahun 1945 sekolah ini dibuka kembali. Sekolah ini

dibuka oleh pemerintahan Jepang dan diberi nama “ST Hapsoro” yang

kemudian digabung menjadi ST 4 tahun. Oleh karena banyaknya murid

dan tuntutan perkembangan zaman, sehingga lokasi dan tempat tidak

memadai, maka sekolah ini dipindah ke Panggung, Jebres, Surakarta.

Pada tahun 1952 ST 4 tahun dipindahkan ke Sriwedari,

Laweyan, Surakarta. Adapun bangunan yang digunakan adalah milik

Kanjeng Tumenggung Purwonegoro dan bangunan ini masih bercirikan

khas keraton. Bentuk bangunan ini masih tetap (sekarang untuk

perkantoran, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang administrasi dan

lainnya). Kemudian ada pergantian dari ST 4 tahun menjadi ST 3 Tahun

pada tahun 1957.

Tahun 1957 ST 3 Tahun dibagi menjadi 2 sekolah yaitu ST

Negeri 1 Surakarta dengan jurusan bangunan gedung, air, ukur tanah

dan ST Negeri 3 Surakarta dengan jurusan teknik mesin, listrik dan

mobil. Dengan perkembangan dinamika pendidikan akhirnya

pemerintah pusat memutuskan untuk mengintegrasikan Sekolah Teknik

menjadi Sekolah Menegah Pertama dan pada tahun 1976 terjadilah

proses transfer dari ST Negeri I menjadi SMP Negeri 15 Surakarta,

dengan kepala sekolah yaitu BP. R Harjono Soenarjono yang pada saat

itu kelas 1 sudah transfer menjadi SMP Negeri 15 Surakarta, sedangkan

kelas 2 dan 3 tetap ST Negeri 1 Surakarta. Kemudian tanggal 1 April

1979 resmi menjadi SMP Negeri 15 Surakarta dengan SK No. 030/

IV/1979 tertanggal 17 Desember 1979 dan selanjutnya menjadi SLTP

Negeri 15 Surakarta dengan SK. Mendagri RI No.034/0/1997.

Page 79: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Sedangkan untuk ST Negeri 3 Surakarta ditransfer menjadi SMPN

Celep Kedawung, Sragen.

2) Fasilitas Sekolah

a) Sarana Fisik

Tabel 4.3 Sarana fisik SMP N 15 Surakarta

NO SARANA JUMLAH

1 Ruang kelas 21

2 Ruang tata usaha 1

3 Ruang Kepala Sekolah 1

4 Laboratorium IPA 1

5 Laboratorium komputer 1

6 Ruang guru 1

7 Perpustakaan 1

8 Aula 1

9 Ruang BP/BK 1

10 Ruang UKS 1

11 Ruang OSIS 1

12 Ruang Pramuka 1

13 Ruang Koperasi Siswa 1

14 Ruang Koperasi Guru 1

15 Kantin 3

16 Kamar Kecil Siswa 7

17 Kamar Kecil Guru 3

18 Masjid 1

19 Karawitan 1

20 Tempat parker 3

21 Lapangan Basket / Tenis 1

22 Lapangan Bola voli 1

b) Sarana non fisik

Ada dua golongan yaitu Bentuk bukan materi berupa

administrasi dan media cetak (surat kabar dan majalah). Dan bentuk

materi yang bukan ruang yaitu berupa alat olahraga, alat tulis

menulis, alat kebersihan, alat kesenian, alat ketrampilan, komputer,

printer, scanner, alat ketrampilan memasak, peralatan praktikum

kimia, peralatan praktikum fisika, peralatan praktikum biologi, serta

bahan-bahan praktikum.

Page 80: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Selain itu masih ada sarana non fisik yang dapat menunjang

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang ada di tiap kelas, antara lain:

(1) Kipas angin

(2) Papan White Board

(3) Meja dan kursi siswa serta untuk guru

(4) Sarana belajar lainnya seperti penggaris, penghapus, penggaris, spidol

white board ( boardmaker) dan lainnya

(5) Untuk ruang tertentu dilengkapi dengan LCD Proyektor, Komputer,

Televisi Berwarna dengan VCD Player serta sound system.

g. Profil SMP N 24 Surakarta

Nama Sekolah : SMP Negeri 24 Surakarta

Alamat :

Jalan / Desa : Dr.Muwardi No.36

Kecamatan / Kota : Laweyan / Surakarta

Kepala Sekolah : Drs. Suharno

No Telp / HP : 081329720771

Kategori Sekolah : SSN

Tahun didirikan /Th. Beroperasi: 1922 / 1928

Kepemilikan Tanah/ Bangunan : Milik Pemerintah

Luas Tanah / Status : 6.250 m² / HGB

Luas Bangunan : 2.169 m² /

Rekening Sekolah (Rutin) : 2.11.03.24.1.02.02.2, a.n SMP Negeri 24

Surakarta Bank BPD Cabang/Unit Pemkot.

Sejarah :

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0259 / O / 1994 tentang Alih

Fungsi Sekolah Teknik Negeri dan Sekolah Kesejahteraan Keluarga

Pertama Negeri menjadi Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri. Untuk

itu diberlukan bagi semua Sekolah Teknik Negeri yang berada di

Kotamadya Surakarta dan sekitarnya, termasuk Sekolah Teknik Negeri 4

Surakarta yang berlokasi di Jalan Dr. Muwardi No.2 Surakarta/Laweyan,

Page 81: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Surakarta beralih fungsi menjadi STN 1 Surakarta kemudian berubah lagi

alih fungsi sekolah tersebut pada tanggal 22 Februari 1994 menjadi Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 24 Surakarta.

SMP N 24 Surakarta memiliki ruang kelas yang cukup nyaman

walupun belum semua terpenuhi saran prasarana yang mendukung

penerapan pembelajaran berbasis TIK. Selain ruang kelas, di SMP N 24

Surakarta juga memiliki beberapa ruang pendukung diantaranya :

Tabel 4.4 Ruang pendukung SMP N 24 Surakarta

Jenis Ruang Jumlah Ukuran

( m ²) Jenis Ruang Jumlah

Ukuran

( m ² )

1. Perpustakaan 1 7 x 15 4. Lab. Kmputer 1 8 x 9

2. Lab. IPA 5. Ketrampilan - -

3. Lab. Bahasa 1 8 x 9 6. Kesenian - -

h. Profil SMP N 26 Surakarta

Nama Sekolah : SMP Negeri 26 Surakarta

Alamat : Jl. Joyonegaran No. 2 Kec. Jebres Surakarta

No.Telp (0271) 642172

Kepala Sekolah : Drs. Sutrisno, M.Pd

NSS/NSM/NDS : 201.03.61.04.112

Jenjang Akreditasi : A (amat baik)

Tahun didirikan : 1952 (STP 2 Ska) Th. 1956 (ST Negeri 6 Ska)

Tahun Beroperasi : 1994

Kepemilikan Tanah : Pemerintah/Yayasan Pribadi/

Menyewa/Menumpang

Status Tanah : SHM/HGB/Hak Pakai/Akte Jual Beli/Hibah*)

Luas Tanah : 6846 m2

Luas seluruh bangunan : 6846 m2

No. Rekening Sekolah : 0097-01-00621-50-3 cabang Unit BRI Sudirman

Page 82: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Tabel 4. 5 Data Ruang Kelas SMP N 26 Surakarta

Jumlah Ruang Kelas Asli (d) Jumlah

ruang

lainnya

yang

digunakan

utk ruang

kelas (e)

Jumlah ruang

yang

digunakan

utk ruang

kelas f=(d+e)

Ukuran

7x9 m2

(a)

Ukuran

> 63

m2

(b)

Ukuran

< 63

m2

(c)

Jumlah

d=(a+b+c)

Ruang

Kelas 19 - - 19 - 19 ruang

Tabel 4.6 Data Ruang Lainnya

Jenis Ruang Jumlah Ukuran

(m2)

Jenis Ruang Jumlah Ukuran

(m2)

1. Perpustakaan 1 ruang 7 x 15 6.Lab Multimedia Belum

Ada

2. Lab. IPA 1 ruang 7 x 15 7. Lab. Bahasa Belum

Ada

3. Koperasi siswa 1 ruang 3,5 x 11,25 8. Ruang Musik Belum

Ada

4. Aula 1 ruang 15 x 21 9. Asrama Guru Belum

Ada

5. Lab. TIK 1 ruang 8 x 8

2. Rayon Sertifikasi UNS (113)

Rayon Sertifikasi 113 adalah panitia sertifikasi guru untuk wilayah

Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Blora, Kabupaten Boyolali, Kabupaten

Grobogan, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Sragen, Kabupaten

Temanggung, Kabupaten Wonosobo, Kota Surakarta. Lokasi panitia sertifikasi

ini tepatnya berada di Universitas Sebelas Maret Surakarta yang diketuai oleh

Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S.

Panitia Rayon 113 cukup memiliki akreditasi yang baik di mata

masyarakat, karena dalam pelaksanaannya baik panitia pelaksana, peserta

sertifikasi, instruktur sertifikasi maupun instansi yang terkait dengan kegiatan

sertifikasi memiliki komitmen dan menunjukkan akuntabilitas kinerjanya yang

didasari nilai moral yang tinggi. Adapun daftar panitia sebagai berikut :

Page 83: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tabel 4.7 Daftar Panitia Rayon 113 UNS Tahun 2012

Nama Panitia PLPG Rayon 113 Tahun 2012

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS 14. Dra. Ning Yuliastuti

2. Prof. (rer) Dr. Ir. Kapti Rahayu K 15. Drs. Hartono, M.Hum.

3. Drs. Sumargono, M.Si 16. Drs. Udiyono, M.Pd

4. Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D. 17. Drs. Sulistyo Saputro, Ph.D.

5. Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si 18. Sukaryono, S.Pd

6. Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. 19. Hadi Saffrudin, ST

7. Drs. Dwi Tiyanto, SU. 20. Rosihan Ariyuana, S.Si., M.Kom.

8. Dr. Widodo Muktiyo 21. Dwi Hartanto, S.Pd

9. Drs. Sugiyanto, M.Si. M.Si, 22. Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd

10. Dra. Kartini Haryati 23. Sutinem, S.Pd

11. Prof. Dr. Furqon Hidayatulloh, M.Pd 24. Esy Asmaryani, SE

12. Drs. Sutoyo, M.Pd 25. Nurul Shofiatin Zuhro, S.Pd

13. Drs. Amir Fuady, M.Hum.

Daftar detail Panitia PLPG Rayon 113 Tahun 2012 bisa dilihat pada

Lampiran 3.

Dalam rangka menjunjung prinsip akuntabilitas sertifikasi guru yang

jujur, transparan, objektif, Rayon 113 Universitas Sebelas Maret Surakarta

(UNS) menyediakan Website yang dijadikan sebagai sumber informasi dan

komunikasi oleh semua pihak yang berkepentingan dengan penyelenggaraan

sertifikasi guru yaitu website dengan alamat http://sertifikasi.fkip.uns.ac.id.

Adanya website ini diharapkan dapat memperlancar proses komunikasi dan

meningkatkan kualitas penyelenggaraan sertifikasi guru sehingga pada

akhirnya mampu meningkatkan kualitas kinerja guru dan peningkatan mutu

pendidikan nasional secara keseluruhan.

Page 84: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

3. Kondisi Umum Guru PKn Tersertifikasi di SMP Negeri Kota Surakarta

SMP – SMP Negeri di Kota Surakarta sebagian besar minimal sudah

memiliki satu guru PKn yang sudah tersertifikasi, bahkan ada SMP Negeri

yang memiliki dua atau lebih guru PKn yang telah tersertifikasi. Dalam kurun

waktu 3 tahun terakhir ini jumlah guru PKn yang sudah tersertifikasi di SMP

Negeri Kota Surakarta kurang lebih sebanyak 15 orang. Lima belas orang

tersebut adalah peserta yang mengikuti program sertifikasi guru di Rayon 113

UNS dan telah lolos standar kompetensi guru profesional yang telah menjadi

ketetapan dalam program sertifikasi dan standarisasi kompetensi guru.

Pengalaman mengajar dari guru – guru PKn SMP Negeri yang telah

tersertifikasi tersebut sudah lebih dari standar minimal sertifikasi guru yaitu 5

tahun, hampir dari seluruh informan yang diwawancarai peneliti telah

berprofesi sebagai guru kurang lebih 20 tahun dan sudah S1.

Sehingga Guru – guru PKn di SMP Negeri Kota Surakarta yang telah

tersertifikasi tersebut sebagian besar telah memiliki pengalaman mengajar yang

cukup banyak dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di tingkat

Sekolah Menengah Pertama. Dari lima belas guru tersebut, 8 diantaranya sudah

berumur 50 tahun keatas dan sebagian besar dari mereka lulusan D3 yang

kemudian tranfer ke S1.

B. Deskripsi Temuan Penelitian

Berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan oleh

peneliti, maka peneliti melakukan analisis terhadap data sehingga data yang

diperoleh sistematis dan bisa menjawab pertanyaan – pertanyaan yang telah

dirumuskan. Dalam penelitian ini peneliti menunjuk 12 informan sebagai

sumber informasi guna mendukung kelengkapan data yang dibutuhkan, yaitu:

1. Guru PKn SMP yang telah tersertifikasi

a. Informan 1 yaitu Ruliana, S.Pd, SMP N 1 Surakarta

b. Informan 2 yaitu Susniwati Rahayu, S.Pd, SMP N 4 Surakarta

c. Informan 3 yaitu Prasmani, S.Pd, SMP N 7 Surakarta

d. Informan 4 yaitu Dimyati, S.Pd, SMP N 7 Surakarta

Page 85: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

e. Informan 5 yaitu Wardoyo, S.Pd, SMP N 14 Surakarta

f. Informan 6 yaitu Ngastiasto, S.Pd, SMP N 14 Surakarta

g. Informan 7 yaitu Dra. Titin Hanuraningsih, SMP N 15 Surakarta

h. Informan 8 yaitu Suwarno, S.Pd, SMP N 24 Surakarta

i. Informan 9 yaitu Dra.Tri Agustini, SMP N 24 Surakarta

j. Informan 10 yaitu Yuniandar Gempar P, S.Pd, SMP N 26 Surakarta

2. Informan 11 yaitu Marimin, S.Pd, SMP N 12 Surakarta selaku Ketua

MGMP

3. Informan 12 yaitu Fandi siswaSMP N 8 Surakarta

Kedua belas informan tersebut telah digali dan diteliti informasi

maupun data yang terkait penelitian guna menjawab rumusan masalah yang

telah ditetapkan. Gambaran data penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Penguasaan TIK pada Guru PKn Tersertifikasi di SMP Negeri Kota

Surakarta

a. Kondisi Guru PKn Yang Telah Tersertifikasi

Program sertifikasi ialah program pemerintah yang bertujuan untuk

meningkatkan kualitas dan kompetensi dari para pendidik. Sehingga

diharapkan dengan adanya program sertifikasi ini, mutu pendidikan di negara

kita menjadi lebih baik dan mampu bersaing dengan negara lain.

Program sertifikasi ini pada awalnya ada 2 jalur yang harus dilalui yaitu

jalur penilaian Portofolio dan jalur PLPG. Masing - masing mempunyai tujuan

yang sama yaitu meningkatkan kualitas profesionalisme guru. Namun pada

periode akhir - akhir ini program sertifikasi guru dilakukan langsung dengan

PLPG tanpa tahap portofolio terlebih dahulu, kebijakan ini dilakukan karena

banyak pendapat dari berbagai pihak yang mengatakan bahwa program

sertifikasi melalui PLPG lebih terasa manfaatnya dibanding dengan pengujian

melalui tahap Portofolio, maka diambillah kebijakan yang berlaku saat ini yaitu

program sertifikasi guru melalui PLPG disamping masih ada penilaian dan

pengujian secara online terlebih dahulu.

Page 86: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Para guru yang mengikuti program PLPG, mereka dibekali beberapa

materi keahlian untuk meningkatkan profesionalisme sebagai seorang guru, yang

diberikan pada kurun waktu 10 hari nonstop. Selama kurun waktu tersebut mereka

harus mampu meningkatkan kompetensi yang mereka miliki. Selain mereka telah

dibekali dengan materi kompetensi profesionalisme, mereka yang lulus juga

diberikan tunjangan kesejahteraan bagi yang lolos pengujian.

Harapannya bekal ilmu dan tunjangan kesejahteraan yang diberikan

kepada guru yang lolos sertifikasi bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan

kompetensi mereka, namun pada kenyataannnya banyak diantara peserta PLPG

yang telah lolos dan mendapatkan tunjangan, setelah kembali ke komunitasnya

mereka lupa akan tanggungjawab sebagai seorang guru tersertifikasi. Sebagian

besar mereka menggunakan tunjangan kesejahteraan mereka untuk hal - hal yang

tidak mendukung peningkatan kompetensi yang mereka miliki. Banyak yang

semangatnya mulai menurun atau bahkan hilang pasca sertifikasi.

Oleh sebab itu masyarakat banyak yang mengatakan bahwa antara guru

yang telah tersertifikasi dengan yang belum itu perbedaannya tipis sekali, bahkan

tidak terlihat. Banyak diantara mereka yang lupa akan tanggung jawab yang

seharusnya mereka lakukan setelah dinyatakan lolos sertifikasi, bekal

ilmu/kompetensi yang diberikan ketika program sertifikasi jarang mereka

terapkan dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Hal ini sesuai dengan

penuturan dari Bpk. Prasmani, S.Pd selaku guru PKn di SMP 7 Surakarta

sekaligus sebagai wakil ketua MGMP PKn SMP Kota Surakarta:

Kalau perbedaan antara yang tersertifikasi dengan yang belum itu

bedanya tipis mb. Semua itu kembali ke individu masing – masing. Ada

guru yang sudah tersertifikasi dan dapet tunjangan tapi tidak ada

perubahan, malah semakin menurun, datangnya telat banyak ijin,

padahal mobilnya baru hahaha. Tapi ada juga guru yang menunjukkan

perubahan dan sadar akan tanggung jawabnya sebagai guru yang telah

tersertifikasi. Semua itu kembali ke kesadaran individu masing –

masing kok mbak.... (Catatan Lapangan 3)

Penuturan tersebut senada dengan pendapat dari Ibu Ruliana

Kuswartinah, S.Pd guru PKn di SMP N 1 Surakarta :

Page 87: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Tentu ada perbedaan tapi tidak begitu terlihat, terkadang banyak guru

yang tidak ada perubahan setelah mereka dapat sertifikasi, sama saja

dengan sebelum mereka sertifikasi. Tapi tentu tidak semua seperti itu,

ada juga yang berubah menjadi semakin baik. (Catatan Lapangan 1)

Ada juga yang mengatakan, bahwa program sertifikasi itu juga

memberikan perubahan pada tingkat pemahaman seorang guru terhadap

kemampuan berinovasi dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Seperti

penuturan Bapak Wardoyo pada tanggal 18 maret 2012 di ruang guru SMP N 14

Surakarta :

“Ada perbedaanya, lulusan PLPG lebih paham mengenai

pembelajaran inovatif itu seperti apa, dibanding yang tidak ikut.”

(catatan lapangan 5)

Beberapa pendapat dari informan diatas menunjukkan bahwa tidak

semua lulusan program sertifikasi itu mempunyai kompetensi yang semakin baik

dan meningkat, semuanya tergantung pada individu masing masing dan juga

tindak lanjut dari pemerintah untuk menjaga mutu hasil lulusan. Banyak guru

yang lolos sertifikasi pada saat penilaian di PLPG menunjukkan kompetensi yang

baik dalam melaksanakan profesinya namun ketika kembali ke komunitas awal,

mereka tidak menggunakan kompetensi yang dimiliki tersebut. Kecenderungan

untuk menganggap mudah (sepele) tanggungjawab sebagai seorang pendidik

membuat mereka malas untuk menggunakan atau menerapkan inovasi dan

kreatifitas dalam pembelajaranya.

b. Penerapan TIK dalam Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi itu

mempunyai peranan yang sangat penting dan tidak bisa dipisahkan. Apalagi

saat ini, dimana teknologi itu menjadi konsumsi utama bagi semua orang,

kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah mewarnai setiap sisi

kehidupan dari mulai bidang ekonomi, budaya, sosial maupun pendidikan.

Perkembangan ini lah yang mau tidak mau harus diikuti supaya tidak

tertinggal dengan negara lain, khususnya dalam bidang pendidikan dimana

pendidikan merupakan pondasi pembangunan bangsa.

Page 88: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Saat ini penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia

pendidikan sudah semakin baik dari tahun ke tahun. Pembelajaran di setiap

tingkatan sudah mulai memperkenalkan teknologi informasi dan komunikasi.

Apalagi sejak dikeluarkannya renstra pendidikan yang mengamanatkan bahwa

pendidikan harus mengikuti perkembangan teknologi serta memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaranya.

Namun dalam praktiknya, penerapan TIK saat ini masih dalam tahap

awal, seperti yang ditemukan dalam penelitian yang penulis lakukan ini,

dimana ditingkat sekolah menengah pertama (SMP) khususnya mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan, penerapan Teknologi Informasi dan

Komunikasi masih sebatas sebagai media pembelajaran saja belum sampai ke

tahap TIK sebagai sumber belajar maupun sistem pembelajaran/ pendidikan.

Bahkan ada pula yang dalam mindset guru tersebut, TIK dalam pembelajaran

itu hanya sebatas menggunakan powerpoint yang ditayangkan dengan LCD

Proyektor atau OHP saja, masih banyak yang belum memaksimalkan/

mengoptimalkan teknologi informasi dan komunikasi yang ada saat ini.

Padahal penerapan TIK dalam pendidikan itu sebenarnya ada berbagai macam

bentuk. Dari mulai TIK sebagai media, TIK sebagai sumber belajar serta TIK

sebagai sistem atau metode pembelajaran yang perkembangannya juga ada

tahap – tahapannya tersendiri.

Seperti yang diungkapkan oleh Ketua MGMP PKn SMP di Kota

Surakarta bapak Marimin, S.Pd bahwa penerapan TIK itu masih belum familier

dalam pembelajaran PKn, hal itu dikarenakan beberapa faktor yang

mempengaruhinya seperti waktu, kepadatan materi, sarana prasarana maupun

SDMnya. Bapak Marimin,S.Pd juga mengungkapkan apabila pembelajaran

PKn dilakukan dengan menerapkan TIK secara menyeluruh, pembelajaran PKn

akan menjadi kurang efektif artinya target penguasaan materi menjadi kurang

optimal karena sedikitnya waktu yang disediakan. Namun dalam hal

penugasan, anak sudah diajarkan untuk mengenal TIK dan internet. (Catatan

lapangan 12)

Page 89: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Hal tersebut sejalan dengan penuturan Bpk. Ngastiasto, S.Pd :

Saya bisaanya baru sebatas TIK sbegai media pembelajaran saja seperti

menggunakan LCD proyektor dan Powerpoint, kalau internet itu baru

sebatas penugasan. Kalo yang lainkan perlu sarana prasarana jadi belum

saya terapkan. (Catatan Lapangan 6)

Ada pula yang mengatakan bahwa ceramah lebih sering digunakan

dalam pembelajaran PKn, seperti penuturan bu Susniawati guru PKn di SMP

N 4 Surakarta:

“Kalau saya, bisaanya ceramah mba tapi kadang juga menggunakan

power point.” (Catatan Lapangan 2)

Diperkuat dengan pendapat dari pak Wardoyo yang mengatakan lebih

suka menggunakan Ceramah bervariasi dalam pembelajaranya dibanding

menerapakan TIK :

Tidak sering tapi pernah, kebetulan disini belum semua kelas ada LCD

jadi harus gantian menggunakan LCD Proyektor yang portabel itu mba.

Lagipula saya lebih suka menggunakan ceramah bervariasi dalam

pembelajaran saya mbak. (Catatan Lapangan 5)

Beberapa pendapat diatas mengindikasikan bahwa, penerapan TIK

dalam pembelajaran khususnya Pendidikan Kewarganegaraan masih dalam

tahap awal dan jika diprosentase masih sangat rendah. Hal tersebut ditunjukkan

dengan masih kurangnya intensitas penerapan TIK dalam pembelajaran serta

bentuk penerapannya yang masih sebatas sebagai media saja. Hal ini juga

mengindikasikan bahwa penerapan TIK dalam pembelajaran yang berjalan

saat ini belum sesuai dengan konsep yang dirancang oleh pemerintah serta

belum sesuai harapan atau layout awal dari renstra pendidikan.

Selain dari beberapa jawaban informan diatas, temuan mengenai

penguasaan TIK dalam pembelajaran diperkuat dengan hasil observasi

pengamatan oleh peneliti yang ternyata ditemukan bahwa penguasaan para

guru tersebut baru sebatas menjadikan TIK sebagai media pembelajaran saja

dan masih pada tahap awal. Hal ini ditujukan dalam pembelajaran guru baru

menggunakan LCD projektor saja untuk membantu pembelajaranya belum

melibatkan komponen TIK lain. Selain itu power point yang ditampilkan juga

masih sebatas teks tanpa suara atau video.

Page 90: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

c. Penguasaan TIK pada Guru PKn Yang telah tersertifikasi di SMP Negeri

Kota Surakarta

Penguasaan TIK pada guru tentu saja menjadi suatu aspek yang

dituntut ada dan sangat berperan dalam setiap pembelajaran, karena saat ini

teknologi menjadi kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dalam berbagai lini

kehidupan di era globalisasi ini. Semua serba digitalisasi dan realtime sehingga

tidak ada batas ruang dan waktu. Hampir semua sendi kehidupan sudah

tersentuh dengan teknologi, tak terkecuali dunia pendidikan.

Masuknya teknologi dalam dunia pendidikan membawa konsekuensi

bagi semua aparatur dalam sistem pendidikan itu sendiri. Sarana prasarana

harus mendukung, SDM didalamnya pun juga harus mendukung. SDM utama

dalam sistem pendidikan ialah guru, maka guru harus mampu untuk menikuti

setiap perubahan yang terjadi. Seorang guru yang profesional harus siap siaga

dalam mengikuti perkembangan maupun perunbahan jaman, salah satuya

perkembangan teknologi. Guru harus menguasai teknologi informasi dan

komunikasi untuk menunjang pembelajaranya apalagi guru yang telah

tersertifikasi seharusnya lebih menguasai TIK dari pada yang belum lolos

sertifikasi karena telah dibekali kompetensi tambahan serta mendapat

tunjangan kesejahteraan.

Namun dalam kenyataannya, penguasaan guru PKn terhadap TIK

masih kurang atau rendah karena sebagian besar pembelajaran PKn belum

menerapkan TIK secara komprehensif. Banyak guru yang masih nyaman

dengan metode konfensional yang selama ini mereka gunakan padahal peserta

didik saat ini sudah mulai kritis dengan hal- hal yang berkaitan dengan

teknologi apalagi mata pelajaran lain sudah menerapkan Teknologi Informasi

dan Komunikasi dalam pembelajaran yang meraka lakukan. Hal tersebut

lambat laun akan semakin mengurangi motivasi belajar siswa terhadap mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang pada akhirnya tujuan dari

Pendidikan Kewarganegaraan tidak akan terwujud. Maka penguasaan TIK

pada guru itu menjadi sesuatu yang urgent di masa sekarang ini.

Page 91: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Pemahaman guru baik yang telah sertifikasi dengan yang belum

mengenai TIK dalam pembelajaran masih sangat kurang bahkan terkadang ada

yang salah kaprah. Banyak yang masih menganggap kalau

penerapan/pemanfaatan TIK dalam pemeblajaran itu hanya sebatas

menggunakan LCD Proyektor dan powerpoint saja. Pengetahuan tentang TIK

dalam pembelajaran yang masih rendah ini mengakibatkan penguasaan TIK

pada guru PKn juga rendah dan belum optimal.

Penguasaan TIK yang masih belum optimal ini bisa dilihat dan

dibuktikan dari pembelajaran yang dilakukan selama ini yaitu, masih banyak

guru yang menggunakan LCD Proyektor sebagai alat untuk menayangkan slide

Powerpoint namun isinya hanya berupa teks, jarang yang sudah menambahkan

kreatifitasnya dalam menampilkan atau mengilustrasikan materi dengan

gambar, suara dan video. Banyak tool ataupun perangkat teknologi yang

belum dimaksimalkan atau belum dioptimalkan sebagai penerapan TIK yang

inovatif dan kreatif.

Seperti yang disampaikan oleh bapak Prasmani, guru PKn SMP N 7

Surakarta dalam wawancara tanggal 10 mei 2012 pukul 10.00- 10.50 wib di

lobby depan kantor TU SMP N 7 Surakarta:

Saya biasanya pakainya slide - slide materi dari buku itu mba sama bagan

mba, tapi kalau yang bagan – bagan saya bisaanaya bikin manual mba,

bagan bagan itu entah itu digambar atau ditempel. Kalau internet itu

sifatnya baru penugasan. Kalo yang lainkan perlu sarana prasarana jadi

belum saya terapkan. (Catatan lapangan 3)

Setali tiga uang dengan pernyataan bpk Prasmani, ibu Susniawati mengatakan :

“Kalau dalam pemebelajaran, powerpoint yang saya gunakan masih

sebatas Teks, video atau audio masih belum. Kalau penugasan, anak

malah lebih canggih mba, mereka malah bisa menunjukkan video

kerusuhan, pidato ir soekarno dan lain sebagainya mba. Jadi anak malah

lebih aktif.” (catatan lapangan 2)

Penguasaan TIK yang rendah atau belum optimal khususnya pada

guru PKn yang tersertifikasi ini bukan semata - mata disebabkan karena

kurangnya pemahaman akan TIK namun juga disebabkan oleh beberapa faktor

yang saling berkaitan, diantaranya yaitu faktor Usia atau umur dari

Page 92: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

pendidik/guru, materi PKn, waktu dan sarana pendukung.

1) Faktor Usia Guru

Guru yang disertifikasi pada dasarnya diprioritaskan bagi guru

yang sudah berkerja lebih dari 5 tahun, yang kemudian pemerintah

mengutamakan bagi guru yang telah lama pengabdiannya yang mana secara

otomatis usainya sudah lanjut. Apalagi sebagian besar guru PKn di

Surakarta ini sudah berumur lebih dari 50 tahun dan pengetahuan dasar

mengenai TIK tidak sebaik generasi yang lebih muda karena telah dibekali

sebelumnya dalam pendidikannya.

Hal inilah yang sering mereka keluhkan, dimana dahulu mereka

belum mendapat pengetahuan mengenai Teknologi Informasi dan

Komunikasi namun sekarang guru dituntut untuk menguasai. Mereka harus

mulai belajar dari awal agar mampu menerapkan pembelajaran yang

inovatif dan menarik sesuai harapan pemerintah sejalan dengan program

sertifikasi guru.

Banyak guru yang peneliti wawancarai, mereka belum menguasai

penggunaan internet secara baik. Para guru tersebut baru menguasai

program program standar saja seperti microsoft word dan power point saja,

bahkan kebanyakan masih perlu bimbingan dari orang lain untuk membuat

suatu bahan pembelajaran. Hal tersebut terjadi karena faktor usia dan

memang mereka belum mempunyai pengetahuan dasar mengenai TIK

karena pada pendidikan yang mereka tempuh sebelumnya belum diajarakan

secara komprehensif.

Faktor usia menjadi salah satu faktor penyebab kurangnya

penguasaan TIK pada guru PKn SMP di Surakarta, penyimpulan tersebut

didasarkan pada hasil wawancara dengan beberapa informan pada tanggal

11 maret 2012 pukul 09.30-10.30 wib :

“.....Kalau perbedaan penguasaan TIK nya, itu tidak semata - mata

disebabkan karena program sertifikasi tapi umur juga. Sebagain guru

yang generasi tua pasti kalah dengan generasi muda (terkait TIK)

karena guru muda sudah diajari mengenai penggunaan TIK sejak awal

sedangkan generasi tua mungkin baru mengenal TIK saat sertifikasi

karna dipaksa/ dituntut mempelajarinya.” (Catatan Lapangan 1)

Page 93: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

2) Faktor Materi PKn

Faktor materi juga mempengaruhi tingkat penguasaan maupun

penerapan TIK dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, hal ini

selaras dengan pendapat dari bapak Dimyati guru PKn di SMP N 7

Surakarata yang mengatakan bahwa, materi PKn itu adalah suatu konsep

jadi terkadang sulit untuk diterjemahkan ke dalam video atau gambar,

sehingga guru PKn lebih banyak menggunakan teknik ceramah yang

diperkuat dengan tampilan power point berisi teks materi tersebut, baru

kemudian diberikan contoh – contoh secara lisan oleh guru.

Dalam pembelajaran, materi merupakan sesuatu yang penting.

Dalam pembelajaran PKn masih banyak guru yang beranggapan bahwa

materi PKn itu sulit untuk diilustrasikan atau diterjemahkan menggunakan

TIK karena sebagian besar berupa konsep, misalnya saja video, televisi,

internet atau yang lainnya terkadang sulit untuk menemukan yang sesuai

dengan materi. Banyak guru yang masih merasa bahwa pembelajaran PKn

paling pas dengan metode ceramah saja.

Hal ini ditunjukkan dari jawaban beberapa informan, diantaranya

bapak Suwarno :

Materi PKn itu lebih ke konsep mba, jadi saya kadang bingung

mau menggunakan TIK itu gimana misalnya saya mau

menjelaskan mengenai ideologi atau pembentukan perundang

undangan, lalu gambar atau videonya seperti apa, na ini yang

sulit mbak .(Catatan lapangan 9)

Pendapat diatas senada dengan pendapat dari Bapak Dimyati pada

wawancara hari kamis pukul 10.00 di ruang perpustakaan SMP N 7

Surakarta yang mengatakan bahwa :

...tidak semua materi PKn itu bisa disampaikan dengan TIK loo

mba, materi PKn itu tidak seperti biologi atau fisika yang

membutuhkan TIK. Menurut saya PKn itu ya paling pas dengan

ceramah walaupun TIK juga penting.

Dari hasil wawancara mengenai pentingnya penerapan TIK dalam

pembelajaran dapat disimpulkan bahwa ternyata dalam pembelajaran PKn

saat ini banyak guru yang masih sering menggunakan metode konvensional

Page 94: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

yaitu ceramah dibanding dengan menggunakan TIK. Menurut para guru

tersebut ada beberapa materi PKn yang sulit atau kurang pas untuk

diilustrasikan dengan TIK, sehingga menurut hemat sebagian guru PKn

tersebut, pembelajaran PKn lebih pas menggunakan metode ceramah

bervariasi.

Namun pada kenyataanya, tak jarang pembelajaran PKn itu

menjadi mata pelajaran no. 2 atau dipandang sebelah mata dan tidak

menarik bagi peserta didik yang disebabkan cara penyampaian yang

monoton dan membosankan. Apalagi materi PKn sebagian besar berupa

konsep dan hafalan dan yang diperparah dengan gaya penyampaian guru

yang monoton sehingga siswa cepat bosan dan tidak termotivasi untuk

belajar, seperti hasil wawancara peneliti pada hari kamis tanggal 24 mei

2012 dengan beberapa siswa SMP N 7, siswa tersebut mengatakan bahwa

mereka kurang suka pelajaran PKn karena membosankan dan tidak ada hal

hal baru seperti mata pelajaran lain. Mereka lebih senang mengikuti

pembelajaran yang menggunakan TIK misalnya saja menyisipkan Video

atau suara dalam penyampaian materi. Hal ini senada dengan pernyataan

dari Vandi siswa SMP N 8 Surakarta pada hari yang sama :

“....Kalau pas pembelajaran PKn saya senang pas pemutaran Film

kemerdekaan itu bu, enak gak bosen. Enggak ngantuk bu. (Catatan

lapangan 12)

3) Faktor Waktu

Banyak guru yang peneliti wawancara mengatakan bahwa, Materi

PKn itu banyak sedangkan waktu yang diberikan sangat mepet, hal ini juga

menjadi salah satu penyebab kurang optimalnya penerapan TIK dalam

pembelajaran sehingga guru juga kurang bisa mengasah ketrampilannya

dalam mengoperasikan teknologi. Maka tidak salah jika penguasaan Guru

PKn terhadap TIK dikatakan masih kurang. Hal ini sesuai dengan pendapat

dari ibu Ruliana Kuswartinah guru PKn di SMP N 1 Surakarta yang dapat

dilihat pada (catatan lapangan 1)

4) Sarana Prasarana

Page 95: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Tidak semua sekolah sudah terpenuhi sarana prasarana penunjang

pembelajaran berbasis TIK. Peneliti melakukan pengamatan pada beberapa

sekolah, ada beberapa sekolah yang sudah lengkap fasilitas penunjang

seperti LCD proyektor disetiap Kelas, Televisi, jaringan Internet,

laboratorium komputer/multimedia dan yang lainnya. Namun ada pula

sekolah yang masih minim fasilitas, LCD proyektor baru mempunyai 1 buah

sehingga harus bergantian ketika ingin menggunakan, akses internet masih

sulit. Kasus kasus tersebut sedikit banyak juga mempengaruhi kurang

optimalnya penguasaan TIK guru PKn di SMP Negeri Kota Surakarta saat

ini.

2. Implikasi Penguasaan TIK pada Guru PKn Tersertifikasi Terhadap

Kompetensi Pedagogik

Guru yang telah tersertifikasi haruslah memiliki dan menguasai

keempat kompetensi profesi guru. Salah satu yang terpenting sebagai

seorang guru ialah kompetensi pedagogik, dimana seorang guru haruslah

mampu menguasai dan mampu mengelola kelas dengan baik, serta harus

mampu menguasai TIK yang sekarang telah menjadi suatu tuntutan.

Bahkan menurut jurnal simposium pendidikan (2: 2008) TIK menjadi

kunci dalam 2 hal yaitu (1) effisiensi proses, dan (2) memenangkan

kompetisi. Maka diperlukan suatu usaha untuk terus meningkatkan

kompetensi para pendidik di bidang TIK ini.

Penguasaan TIK menjadi point penting yang harus dimiliki oleh

guru yang telah lolos sertifikasi. Karena sebagai seorang guru yang telah

disebut sebagai guru profesional haruslah mampu menjawab tuntutan dan

tantangan jaman globalisasi ini, ia harus mulai menerapkan teknologi

informasi dan komunikasi dalam setiap pembelajaran yang mana hal ini

juga termasuk dalam salah satu point dalam kompetensi pedagogik.

Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi pada guru

mempunyai implikasi yang cukup banyak terhadap kompetensi pedagogik.

Seorang guru yang menguasai atau paling tidak menerapkan TIK dalam

Page 96: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

pembelajaranya, maka ia sudah berhasil menguasai setengah kompetensi

pedagogik dengan baik. Mengapa saya bisa mengatakan demikian, karena

jika kita melihat fakta dilapangan, guru yang menguasi TIK dengan baik

maka ia sudah mampu untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik,

mampu mengembangkan kurikulum dan bahan ajar serta mampu

memanfaatkan perkembangan teknologi.

Dalam penelitian ini, ditemukan implikasi yang belum begitu

terlihat pada kompetensi pedagogik yang dimiliki guru PKn saat ini,

karena banyak dari informan yang peneliti wawancarai belum menerapkan

dan belum menguasai TIK secara komprehensif masih setengah-setengah.

Walaupun belum begitu terlihat implikasinya tapi tidak bisa dipungkiri

bahwa penguasaan TIK menunjang kompetensi pedagogik seorang guru.

Seperti yang diungkapkan oleh bapak Wardoyo pada tanggal 18 maret

2012 :

“Penguasaan terhadap TIK itu menungjang kompetensi pedagogik

guru mba.” (Catatan Lapangan 6)

Dan juga penuturan dari bapak Gempar Prakoso, ketua kurikulum

SMP N 26 Surakarta sekaligus guru mata pelajaran PKn, yang

disampaikan di ruang tamu SMP N 26 Surakarta :

“Didalam kompetensi pedagogik kan ada point yang mengatakan

guru harus mampu memanfaatkan perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi kan mba. Nah, secara tidak langsung

guru dituntut untuk menguasai TIK, supaya kompetensi

pedagogiknya baik. Jadi menurut saya keduanya saling

berkaitan.” (Catatan Lapangan 11 )

Petikan wawancara diatas menunjukkan bahwa memang TIK itu

ikut mempengaruhi peningkatan kompetensi pedagogik guru. Peningkatan

yang bisa dirasakan dengan jelas salah satunya motivasi belajar siswa dan

pemahaman siswa, meraka menajdi semakin termotivasi untuk belajar dan

mudha memahami materi konsep yang membutuhkan pemahaman extra,

seperti yang dituturkan Bpk. Yuniandar Gempar Prakoso yang

mengatakan bahwa tingkat motivasi dan pemahaman itu berbeda antara

pembelajaran yang menggunkan TIK dengan yang tidak menggunakan,

Page 97: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

“Pembelajaranya menjadi lebih menarik dan hidup. Lebih inovatif,

efisien dan efektif. Tingakat pemahamannya pun berbeda. Selain tiu

Siswa akan lebih termotivasi mengikuti pembelajaran yang menarik

dan inovatif, apalagi dengan menerapkan TIK didalam pembelajaran.”

(catatan lapangan 11)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa implikasi penguasaan TIK

pada guru PKn yang tersertifikasi terhadap kompetensi pedagogik ialah

untuk meningkatkan kompetensi pedagogik menjadi semakin baik maka

salah satu yang harus dikuasai oleh guru PKn ialah teknologi informasi

dan komunikasi. Semakin baik penguasaan TIK guru maka semakin baik

pula kompetensi pedagogik guru tersebut apalagi dimasa sekarang ini era

globalisasi.

3. Peningkatan Kualitas Keberkelanjutan Guru Pkn Smp Negeri Yang

Telah Tersertifikasi di Kota Surakarta

Masalah yang muncul pasca sertifikasi ialah keberlanjutan dari

program – programnya. Program peningkatan mutu ini adalah program

yang tidak boleh berhenti begitu saja supaya tujuan awal yang ingin

dicapai tidak menguap begitu saja, jangan sampai program pemerintah ini

berakhir seperti program kebijakan yang lainnya yang tak jelas arah

tujuannya.

Pada pelaksanaannya, keberlanjutan program sertifikasi cukup

baik namun masih kurang maksimal dan belum mengarah pada

keberkelanjutannya. Bisa dikatakan cukup baik karena setiap tahun proses

pelaksanaan sertifikasi sudah semakin baik dari segi kontens program

maupun pelaksanaannya. Sedangkan dikatakan belum maksimal dan

belum berkelanjutan karena pasca sertifikasi banyak guru yang lupa akan

tanggungjawabnya sebagai guru tersertifikasi, kemudian masih sedikitnya

program peningkatan kualitas guru yang rutin pelaksanaaannya, serta

banyak guru yang tidak menunjukkan peningkatan apapun, hanya sebatas

pendapatan atau kesejahteraan saja yang berubah, KBM dilaksanakan

sama seperti sebelum sertifikasi tidak ada inovasi. Kegiatan yang bisa

Page 98: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

dikatakan berjalan cukup baik hanya monitoring terhadap hasil peserta

lolos sertifikasi saja walaupun kadang pelaksanaannya juga tersendat,

seperti yang dipaparkan oleh ibu Susniawati, S.Pd guru PKn SMP N 4

Surakarta pada 10 april 2012 :

Ada, seperti pelatihan pelatihan, PTK, monitoring juga mengontrol

kita. Lagipula ada kenaikan golongan jadi ada motivasi lain untuk

terus belajar. Namun pelatihannya tidak rutin jadi masih kurang

maksimal (catatan lapangan 2)

Senada dengan pendapat dari ibu Titin Hanuraningsih guru PKn

SMP N 15 Surakarta, yang mangatakan bahwa :

“Ada mbak program peningkatan kualitas guru, seperti pelatihan,

workshop baik dalam hal TIK maupun penguasaan kompetensi

yang lain. Ya walaupun belum berjalan rutin karena itu kan

berkaitan dengan sumber dana.” (Catatan Lapangan 7)

Oleh sebab itu dikatakan belum berkesinambungan, hal ini

dikarenakan masih minim sekali kegiatan peningkatan ketrampilan guru

baik dari sekolah maupun Pemkot. Pengadaan kegiatan serupa hanya

beberapa kali saja, keberlanjutannya belum ada/optimal. Hal ini sesuai

dengan pernyataan dari Ibu Ruliana yang mengatakan bahwa :

...Kalau monitoring sudah cukup teratur tapi kalau kegiatan MGMP

masih perlu diatur lagi mba. Karena kadang pertemuannya itu tidak

rutin, malah kadang satu semester itu hanya 1 kali pertemuan,

menurut saya itu kurang sekali mba. (Catatan lapangan1 )

Padahal yang namanya program keberlanjutan itu perlu dan

penting sekali untuk peningkatan mutu pendidik maupun mutu pendidikan

indonesia secara keseluruhan. Apalagi, kegiatan ini sudah menguras

sumber dana negara yang cukup besar, jadi jangan sampai disia siakan

hanya dengan program yang tidak tentu arah dan tujuannnya. Semangat

dari para guru untuk terus meningkatkan kompetensinya juga tidak boleh

berhenti begitu saja, jangan sampai seperti yang dikatakan pak Prasmani,

...biasanya setelah selesai sertifikasi itu semangatnya tinggi “koyo

yak yak o” tapi setelah berjalan dan kembali ke aktifitas masing

masing biasanya semangatnya itu menurun malah kadang lupa.

Semua kembali ke individu masing masing. Disamping perlu

program lanjutan seperti pelatihan pelatihan. (Catatan Lapangan )

Page 99: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Semua harus mempunyai kesadaran dan kemauan untuk mensukseskan

tujuan nasional pendidikan kita. Semangat Pasca sertifikasi jangan sampai kendor

harus terus dibangun. Program sertifikasi baru awal langkah menuju perbaikan

jangan smapai terlena dengan kesejahteraan yang diberikan tanpa memperbaiki

kualitas yang menjadi tuntutan.

C. Temuan Studi

Dalam subbab ini peneliti menganalisis informasi yang berhasil

dikumpulkan di lapangan sesuai dengan perumusan masalah dan selanjutnya

dikaitkan dengan teori yang ada. Berdasarkan hasil penelitian yang dihubungkan

dengan kajian teori, maka peneliti menemukan beberapa hal yang penting yaitu

sebagai berikut:

1. Penguasaan TIK Guru PKn Tersertifikasi di SMP Negeri Kota Surakarta

Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi sangatlah penting

dimiliki oleh seorang guru apalagi guru yang telah tersertifikasi. Karena saat

ini kita telah memasuki gelombang ketiga yaitu perubahan informasi, baik cara

penyebarannya maupun perkembangan teknologinya. Salah satu simbol

perubahan informasi ialah TIK, sehingga hal tersebut melahirkan banyak

kebijakan untuk menerapkan TIK di semua lini, tak terkecuali dunia

pendidikan yang harus segera menerapkan TIK dalam pembelajarannya agar

tak tertinggal dengan mutu pendidikan negara lain.

Dimana konsekuensi penerapan TIK dalam pendidikan dapat berjalan

dengan baik maka guru haruslah menguasai TIK terlebih dahulu seperti yang

dipaparkan oleh Dahlan Abdullah (2002), dimana untuk dapat memanfaatkan

TIK guna memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus

diwujudkan, salah satu point yang harus ada yaitu guru harus memiliki

pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber -

sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik.

Berdasar teori pakar diatas, hal ini membawa kita pada suatu

pemahaman bahwa untuk mengikuti perkembangan jaman dan memperbaiki

mutu pendidikan maka pembelajaran di sekolah – sekolah harus menerapkan

Page 100: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

TIK mulai dari tingkatan pendidikan paling rendah sampai ketingkat paling

tinggi, semua jenjang pendidikan harus mulai diperkenalkan dengan TIK.

Semua mata pelajaran seharusnya memahami hal ini, tak terkecuali

mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Namun bisa

dilihat dari deskripsi hasil temuan penelitian diatas, mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan ternyata saat ini masih sangat kurang dalam menerapkan

TIK dalam pembelajaranya. Masih banyak paradigma yang salah mengenai

metode yang paling sesuai sebagai media penyampaian materi PKn, paradigma

konfensional ini merupakan suatu kekeliruan.

Menurut hemat penulis, PKn adalah mata pelajaran yang erat

kaitannya dengan perubahan sosial dan masalah publik yang setiap waktu terus

mengalami perubahan, hal tersebut mematahkan pandangan yang salah

tersebut, seharusnya PKn akan lebih mudah dan lebih menarik jika

disampaikan dengan menerapkan TIK didalamnya, ini akan lebih efektif dan

efisien tanpa harus menghilangkan fungsi dari guru untuk mengajar. Paradigma

inilah yang harus segera diubah demi eksistensi mata pelajaran PKn kedepan.

Menurut UNESCO disebutkan bahwa ada empat level pemanfaatan

TIK untuk pendidikan yaitu: Level 1: Emerging - baru menyadari pentingnya

TIK untuk pendidikan, Level 2: Applying - baru mempelajari TIK (learning to

use ICT), Level 3: Integrating - belajar melalui dan atau menggunakan TIK

(using ICT to learn), Level 4: Transforming - dimana TIK telah menjadi katalis

efektifitas dan efisiensi pembelajaran serta reformasi pendidikan secara umum.

Berdasarkan pemaparan pakar yang telah disampaikan UNESCO

tersebut dapat dianalisis bahwa Guru PKn tersertifikasi di SMP Negeri Kota

Surakarta ini dalam penguasaan dan penerapan TIK baru pada level emerging

menuju level applying (level 1 menuju level 2). Dimana pembelajaran PKn

telah menyadari pentingnya TIK dalam meningkatkan mutu dan motivasi

belajar siswa, namun saat ini masih dalam taraf mulai menerapkan dan

memanfaatkan TIK dalam pembelajaran PKn. Jika diibaratkan naik tangga,

penerapan TIK saat ini di SMP N Kota Surakarta itu masih di tangga pertama

dan baru mengangkat kaki menuju tangga ke dua. Jadi masih bnyak yang perlu

Page 101: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

dipersiapkan untuk bisa menerapkan TIK dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan.

Para guru sebenarnya telah menyadari tuntutan jaman saat ini, yaitu

penerapan TIK pada pembelajaran yang mereka lakukan. Usaha untuk menuju

perubahan itu pun sudah mulai dipikirkan namun sampai saat ini langkah untuk

segera menerapkan TIK dalam pembelajaran PKn masih banyak kendala baik

dari segi SDM, sarana prasarana maupun kebijakan dari sekolah dan

pemerintah terkait penerapan TIK dalam mata pelajaran PKn.

Apabila dilihat dari hasil wawancara dan diperkuat dengan

pengamatan yang peneliti lakukan, Guru PKn yang telah tersertifikasi di SMP

Negeri Kota Surakarta, penguasaan TIK nya bisa dikatakan masih cukup

rendah. Sebagian besar mengganggap bahwa materi PKn kurang sesuai dan

sulit jika disampaikan dengan menggunakan TIK. Kalaupun menggunakan TIK

dalam pembelajaran itu hanya sebatas TIK sebagai alat presentasi saja dan

mereka cenderung hanya memindahkan materi dalam buku kedalam slide

power point saja dan dipindah sama persis, yanag belum menggunakan TIK

juga termasuk masih banyak.

Padahal jika dianalisis berdasarkan blueprint renstra pendidikan

nasional mengenai penguasaan TIK pada guru PKn SMP Negeri yang telah

tersertifikasi seharusnya ada banyak sekali penguasaan TIK yang harus dan

bisa dikuasai para guru tersebut, seperti :

a) Penguasaan TIK sebagai media atau alat pembelajaran

Penerapan TIK yang berfungsi sebagai media/alat pembelajaran di

mata pelajaran PKn SMP Negeri Kota Surakarta merupakan penerapan

yang paling sering dilakukan oleh para guru PKn. Masih banyak dari para

guru PKn tersebut yang berpendapat bahwa penerapan TIK dalam

pembelajaran yang hanya menggunakan LCD dan power point saja.

Padahal yang dimaksud penerapan TIK yang diharapkan pemerintah ialah

penerpan TIK secara keseluruhan dan tidak sebatas penggunaan media

presntasi saja. TIK sebagai alat bantu pembelajaran sendiri juga tidak

hanya sebagai alat bantu menyampaikan materi saja namun juga dapat

Page 102: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

berupa alat bantu mengajar bagi guru, alat bantu belajar bagi siswa, serta

alat bantu interaksi antara guru dengan siswa yang bisaanya berbentuk

presentasi, animasi, ujian on-line, alat demonstrasi virtual dan lain

sebagainya

Namun pada praktiknya, dari hasil penelitian guru PKn di SMP

Negeri Kota Surakarta, sebagian besar baru sebatas menerapkan TIK

sebagai sarana presentasi atau menyampaikan materi saja. Belum sampai

ke penggunaan sebagai alat demonstrasi, guist, atau penambahan animasi,

games atau yang lainnya dalam inovasi pembelajaran yang dilakukan.

Presentasi yang sering para guru PKn ini lakukan ialah menggabungkan 2

alat TIK yaitu LCD Proyektor dengan powerpoint saja, dalam

menyiapakan materi bahan tayang dalam powerpoint juga maish belum

optimal. Dimana materi powerpoint itu berupa teks yang disalin dari buku

–buku teks yang digunakan.

Hal tersebut kurang efektif dan belum memberikan pengaruh yang

signifikan karena sebagian besar slide yang digunakan tidak dilengkapi

dengan gambar, suara maupun video yang berfungsi sebagai inovasi dalam

pembelajaran. Jika materi yang ditayangkan hanya menyalin apa yang ada

dalam buku teks saja maka tidak ada perbedaan antara penyampaian

menggunakan TIK dengan yang tidak menggunakan. Seharusnya media

presentasi tersebut diberi sentuhan kreatifitas dari guru, maka guru juga

harus mengilustrasikan/menjabarkan materi dalam bentuk lain misal

gambar, video ataupun suara agar lebih menarik dan anak juga akan cepat

bosan yang pada akhirnya tujuan dari penerapan TIK dalam pembelajaran

kurang maksimal hasilnya.

Kesalahaan penerapan seperti inilah yang masih sering terjadi

dalam penerapan TIK sebagai sebuah media atau alat pembelajaran. Masih

bnyak komponen TIK yang belum di eksplore lebih jauh oleh para guru,

misalnya saja dalam powerpoint, disana ada fasilitas untuk

menggabungkan video, suara, link, animasi sehingga menjadi lebih

interaktif namun masih banyak yang belum memaksimalkan. Padahal jika

Page 103: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

dimaksimalkan, dampak dari penerapan TIK sebagai media atau alat

pembelajaran ini akan cukup besar dan memberi efek yang signifikan

terhadap eksistensi dan kemajuan mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan.

b) Penguasaan TIK sebagai Sumber Belajar

Dalam blue print pendidikan nasional disebutkan bahwa TIK

sebagai gudang ilmu pengetahuan atau sumber belajar, dapat berupa

referensi berbagai ilmu pengetahuan yang tersedia dan dapat diakses

melalui fasilitas TIK, pengelolaan pengetahuan, jaringan pakar, jaringan

antara institusi pendidikan, dan lain sebagainya.

Hasil analisis terhadap data hasil wawancara dan hasil observasi

menunjukkan bahwa penguasaan TIK sebagai sumber belajar pada Guru

PKn SMP Negeri di Kota Surakarta masih belum maksimal. Dimana guru

masih sangat kurang menjadikan TIK sebagai Sumber ilmu bagi dirinya

sendiri maupun bagi peserta didik. Saat ini, yang mereka lakukan baru

sebatas penugasan pada siswa untuk mengakses internet saja. Para guru

kurang mengoptimalkan apa yang ada didalam internet maupun TIK

secara luas, misalnya saja e-book, blog, forum - forum diskusi maupun

komunitas - komunitas belajar di dalamnya, padahal ini merupakan

kesempatan guru untuk mengenalkan internet dan TIK sebagai sesuatu

yang lebih positif bukan hanya sebatas sarana untuk mencari kawan.

Pemanfaatan jejaring sosial sebagai sumber belajarpun masih

belum diterapkan, misalnya menggunakan facebook untuk menshare info

terbaru yang berkaitan dengan materi atau menggunakan facebook untuk

sarana diskusi, sharing ilmu dan lain sebagainya. Dari 11 guru yang

peneliti wawancarai hanya 1 guru yang menggunakan facebook sebagai

sarana sharing dan komunikasi. Padahal hal tersebut bisa dilakukan dengan

mudah namun hasilnya pasti akan jauh lebih baik dan lebih bermanfaat.

Pada dasarnya masih banyak komponen TIK yang masih belum

tersentuh atau masih belum dimanfaatkan oleh para guru tidak hanya guru

PKn saja, banyak guru mata pelajaran lain yang masih belum

Page 104: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

memanfaatkannya pula. Misalnya saja jejaring sosial, fasilitas ini familiar

sekali dengan peserta didik, walaupun selama ini pemanfaatannya tidak

100% positif namun bukan berarti tidak bisa digunakan untuk segala

sesuatu yang lebih positif. Pada kenyataannya ternyata kebanyakan dari

informan yang diwawancarai juga menganggap bahwa jejaring sosial

hanya sebagai sarana untuk komunikasi saja dan tidak bisa digunakan

untuk sesuatu yang lebih positif bagi pendidikan padahal jika dipelajari

lebih detail fasilitas ini bisa juga digunakan untuk sharing, untuk

pembelajaran, untuk tanya jawab, diskusi dan lain sebagainya.

Menurut hemat penulis, hal tersebut kedepannya akan lebih mudah

masuk kedalam pemahaman peserta didik. Selain jejaring sosial masih

banyak komponen TIK yang belum termaksimalkan. Inilah pemahaman

yang harus segera dirubah dan ditingkatkan pula, open minded harus

dilakukan untuk melakukan perubahan sesuai tuntutan jaman.

c) Penguasaan TIK sebagai strategi/metode Belajar

Pemanfaatan TIK di dunia pendidikan, yaitu berbentuk

pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran, baik pembelajaran tatap

muka maupun pembelajaran jarak jauh (distance learning). Bahkan TIK

sudah memungkinkan terjadinya knowledge sharing melalui e-book dan e-

library. Hal tersebut telah dicanangkan di dalam Renstra Depdiknas pada

periode 2005-2009, di antaranya telah mengembangkan kebijakan-

kebijakan terobosan baru, salah satunya dalam penerapan TIK secara

massal untuk E - Pembelajaran dan E – Administrasi.

Jika dianalisis, maka pada point ini guru PKn belum menguasai

TIK sebagai strategi pembelajaran, sangat jarang guru yang menggunakan

TIK sebagai strategi pembelajaran. Hal ini mungkin disebabkan karena

pada tataran sekolah menengah pertama belum sampai pada level

penggunaan TIK sebagai strategi pembelajaran namun untuk jenjang

pendidikan yang lebih tinggi harusnya sudah mulai merambah pada

tingkatan ini.

Page 105: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Sehingga secara keseluruhan jika dianalisis, penguasaan TIK pada guru

tersertifikasi masih belum optimal. Penguasaan TIK yang dikuasai oleh Guru PKn

baru sebatas penguasaan TIK sebagai media pembelajaran saja. Penguasaan TIK

sebagai sumber belajar maupun strategi masih belum dimaksimalkan. Hanya

beberapa informan saja yang sudah memasukkan sumber belajar berbasis TIK

seperti dari internet ataupun e-book ataupun peemaksimalan jejaring. Hasil dari

observasi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut :

Tabel. 4.8 Hasil Observasi terhadap penguasaan TIK pada Guru

No Nama

Informan

Jenis Penguasaan TIK

Megoperasikan

LCD

Materi PPT

Masih standa

r

Materi PPT

sudah inter- aktif

(animasi, video, suara)

Menggunakan

sumber Internet, e book,

Me- miliki blog

untuk pemblaj

aran

Mampu mengat

asi trobel

shoting

memanfaat- kan jejaring sosial u/ pembelaj

ar- an

ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk y

a tdk

1 Prasmani,

S.Pd √ √ √ √ √ √ √

2 Yuniandar

G P, S.Pd √ √ √ √ √ √ √

3 Ruliana K,

S.Pd. √ √ √ √ √ √ √

4 Wardoyo,S.

Pd √ √ √ √ √ √ √

5 Susniawati,

S.Pd √ √ √ √ √ √ √

6 Ngastiasto,

S.Pd √ √ √ √ √ √ √

7 Dimyati,

S.Pd Kn √ √ √ √ √ √ √

8 Suwarno,

S.Pd √ √ √ √ √ √ √

9 Dra. Tri

Agustini √ √ √ √ √ √ √

10 Marimin,

S.Pd √ √ √ √ √ √ √

11 Dra. Titin H √ √ √ √ √ √ √

Page 106: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

2. Implikasi Penguasaan TIK Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru PKn

yang Telah Tersertifikasi di SMP Negeri Kota Surakarta

Mulyasa (2007: 75) dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan

Pasal 28 ayat (3) butir a mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan

kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta

didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan

pelaksanaan pembelajaran, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi,

evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Seorang guru dikatakan mempunyai kompetensi pedagogik yang baik

jika menguasai 10 point yang harus dikuasainya, salah satunya memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Kesepuluh hal

tersebut saling melengkapi dan saling mempengaruhi. Kemampuan untuk

mengetahui kesulitan belajar peserta didik, melakukan pembelajaran yang

baik, memaksimalkan potensi anak dan tentunya akan lebih kreatif dan efektif

jika dikemas dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi,

begitupun sebaliknya. Apalagi di masa globalisasi ini, kita tidak bisa terlepas

dari yang namnya teknologi informasi dan komunikasi, maka implikasi dari

penguasaan TIK pada guru PKn terhadap kompetensi pedagogik yang

dimiliki guru itu sangat besar.

Seorang guru yang penguasaan TIKnya baik maka hampir bisa

dipastikan ia memiliki kompetensi pedagogik yang baik pula. Mengapa

demikian hal ini disebabkan karena guru yang bisa menerapkan TIK dengan

tepat guna dan tepat sasaran pasti guru tersebut telah mampu untuk

mengembangkan materi dan kurikulum, mampu menyelenggarakan

pembelajaran yang mendidik, inovatif dan mempunyai kemampuan untuk

memfasilitasi potensi peserta didik serta kemampuan pedagogik yang lainnya.

Sebagai contoh seorang guru menggunakan animasi kartun atau video

dalam menjelaskan materi sistem pembentukan perundang - undangan maka

pembelajaranya akan lebih hidup dan materi lebih mudah dipahami oleh

peserta didik. Karena pada dasarnya sebelum guru memilih menggunakan

Page 107: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

TIK yang berbentuk Video atau animasi tersebut, pasti sudah melalui

serangkaian pertimbangan yang semuanya berkaitan dengan kompetensi

pedagogik seperti penguasaan karakteristik peserta, pertimbangan teori,

pengembangan kurikulum, memfasilitasi pengembangan potensi peserta

didik, kemampuan berkomunikasi secara efektif.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Jamal Ma’mur yang

mengatakan bahwa guru yang menguasai TIK dengan baik maka ia mampu

membisaakan peserta didik untuk menjadi pembelajar mandiri yang

menyadari pentingnya belajar dimanapun kapan pun, dimana hal ini

merupakan sarana untuk mengembangkan potensi diri sehingga tidak

ketinggalan zaman. Hal inilah yang menajdi tujuan dari pendidikan yaitu

inovatif, kreatif dan dinams.

Namun dalam penelitian ini implikasi penguasaan TIK tersebut belum

banyak dirasakan dalam peningkatan kompetensi pedagogik guru PKn yang

telah tersertifikasi. Hal tersebut disebabkan karena penguasaan TIK pada

Guru PKn di SMP Negeri Surakarta belum optimal, sebagian besar masih

menguasai pemanfaatan TIK secara sederhana atau dasarnya saja misalnya

presentasi. Selain itu kuantitas dari penerapan TIK dalam pembelajaran PKn

juga masih sangat minim. Hambatan hambatan inilah yang menyebabkan

implikasi penguasaan TIK menjadi kurang dirasakan.

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP N Kota Surakarta

saat ini masih dalam taraf permulaan dalam menggunakan teknologi

informasi dan komunikasi sehingga implikasinya belum begitu terlihat

walaupun sudah ada dampak yang ditimbulkan namun belum maksimal.

Seperti yang peneliti temukan dalam penelitian ini. Masih banyak guru yang

belum bisa memaksimalkan teknologi yang ada guna berinovasi dalam

pembelajaranya. Banyak diantara para guru yang menjadi informan

mengatakan bahwa kurang menguasai TIK itu disebabkan oleh faktor ekstern

yang mempengaruhi seperti srana prasaran, kemudian beban materi

kurikulum dan tentu faktor intern dari guru itu sendiri juga turut andil.

Page 108: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Namun ada juga guru yang telah menerapkan TIK dengan baik

walupun belum optimal tapi usaha menuju ke sana sudah ada dan didukung

oleh sekolah. Implikasinya juga cukup terlihat, guru tersebut mampu

membuat peserta didik merasa trermotivasi terhadap pembelajaran PKn

bahkan peserta didik menjadi aktif dan tidak mau ketinggalan dalam

memanfaatkan TIK guna mencari info terkait masalah publik yang menjadi

pembahasan di materi Pendidikan Kewarganegaraan. Hal serupa inilah yang

seharusnya menjadi tujuan dari para guru PKn tersertifikasi tersebut,

semangat untuk berkembang dan tidak menyerah pada keadaan yang

dibutuhkan agar implikasi penguasaan TIK terhadap kompetensi pedagogik

bisa terlihat dan optimal.

Guru terampil dan kreatif akan mampu menguasai dan membawa

situasi pembelajaran menajdi menyenangkan dengan bekal keterampilan dan

ide-ide kreatifnya. Sehingga peserta didik pun lebih interest mengikuti

pelajaran, tidak jenuh dan berpikiran bahwa guru tersebut adalah sumber yang

valid dan mempunyai banyak pengalaman dan profesional. Jika seorang guru

menguasai TIK dengan baik maka diharapkan pembelajaran yang menarik

dan inovatif bisa tercapai.

Hal ini sesuai dengan pendapat dari Prof. Dr. Sudarwan Danim, yang

mengatakan bahwa guru yang benar - benar profesional mampu

membangkitkan citra diri pada anak didiknya, lebih dari sekedar

mendeminasikan bahan ajar. Guru harus terbuka terhadap hal hal baru demi

pengembangan karier dan akademik misalnya pemanfaatan TIK. Maka

dibutuhkan kemampuan mengelola peserta didik yang mencakup pemahaman

terhadap peserta didik, pelaksanaaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar

serta pengembangan peserta didik berbasis TIK untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimiliki diri siswa.

Guru harus mampu memutuskan kapan, dimana dan bagaimana TIK

mampu mendukung tujuan pengajaran serta guru harus mampu memilih jenis

TIK yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Mampu menguasai prinsip

dasar pembelajaran berbasis TIK dan mampu mengembangkan kurikulum

Page 109: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

TIK yang akan digunakan. Beberapa kemampuan diatas merupakan

kemampuan yang harus dimiliki oleh guru PKn agar pembelajaran TIK yang

diterapkan mampu memberikan pengaruh positif bagi keberhasilan belajar

PKn.

3. Peningkatan Kualitas Berkelanjutan Guru PKn yang Telah

Tersertifikasi di SMP Negeri Kota Surakarta

Menurut H.A.R. Tilaar, seorang profesional menjalankan kegiatannya

berdasarkan profesionalisme, dan bukan secara amatiran. Profesionalisme

bertentangan dengan amatirisme. Seorang profesional akan terus-menerus

meningkatkan mutu karyanya secara sadar, melalui pendidikan dan pelatihan.

Sesuai pendapat pakar diatas maka hasil temuan penelitian ini dapat

dianalisis bahwa guru yang telah lolos sertifikasi mempunyai konsekuensi

untuk terus meningkatkan kualitas dan kompetensinya sebagai seorang yang

profesional. Namun pada pelaksanaannya banyak guru tersertifikasi hanya

menerima tunjangannya saja dan melupakan tanggungjawab sebagai tenaga

profesional.

Kurangnya pengawasan serta tindak lanjut yang terarah dari pemerintah

membuat program ini kurang maksimal dalam keberlanjutannya. Program

monitoring yang pada awalnya dilakukan sebagai penjaminan kualitas ternyata

masih kurang maksimal dalam mencapai fungsi dan tujuannya.

Seorang guru yang telah mendapatkan sertifikat pendidik belum bisa

dijamin akan memiliki peningkatan kualitas pembelajaran dan akan tetap

mengembangkan kompetensi akademik dan profesionalismenya secara

berlanjutan. Sebagian besar guru, setelah mendapat sertifikat pendidik dan

mendapat tambahan tunjangan, mengalami degradasi semangat

mengembangkan diri. Tentu saja hal ini berimplikasi negatif terhadap kinerja

dan kompetensi seorang guru serta amanat undang-undang. sehingga tidak

menutup kemungkinan program sertifikasi akan memperparah kondisi

pendidikan di Indonesia.

Page 110: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Menurut hemat penulis, apabila fenomena tersebut tidak ditindak lanjuti

oleh pemerintah, maka akan membenarkan apa yang dipaparkan pemerhati

pendidikan Moechtar Buchori bahwa kebijakan pendidikan nasional saat ini

tidak jelas orientasinya, hanya berkutat pada hal-hal yang bersifat teknis dan

belum menyentuh persoalan-persoalan substansial, sehingga mutu pendidikan

tidak kunjung membaik (2006).

Langkah yang harus diambil oleh pemerintah untuk mengatasi

permasalahan tersebut atau paling tidak meminimalisir dampak yang akan

ditimbulkan maka diperlukan beberapa tindakan yang harus dilaksanakan

secara berkesinambungan yaitu do monitoring and evaluation, do up-grading,

do quality assurance, dan should be proactive and creative.

Guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik harus sadar bahwa

mereka mengemban tanggung jawab moral dan intelektual terhadap

pemerintah. Maka dari itu guru yang lolos sertifikasi harus proaktif dan kreatif

mengembangkan diri. Guru harus terus mengembangkan kompetensinya

dalam menguasai TIK, harus terus belajar tidak hanya yang terkait dengan

cara pemanfaatan TIK namun juga tentang cara menyajikan materi

pembelajaran yang bermakna dan berbasis TIK.

Page 111: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

1. Penguasaan TIK pada Guru PKn yang telah tersertifikasi di SMP

Negeri Kota Surakarta masih belum maksimal, banyak guru yang

masih beranggapan bahwa PKn tidak begitu membutuhkan sentuhan

TIK karena materi PKn kurang sesuai jika diterapkan dengan TIK.

Padahal banyak guru yang sudah tau akan manfaat positif penerapaan

TIK dalam pembelajaran namun untuk melaksanakannya masih sulit.

Hal tersebut disebabkan beberapa faktor yaitu faktor usia dari

guru yang telah tersertifikasi dimana sebagian besar guru PKn di SMP

Negeri Kota Surakarta itu berusia lebih dari 45 tahun yang

pengetahuan dasar mengenai TIK masih sangat kurang. Kemudian

faktor materi dan waktu, banyak guru yang kurang menguasai karena

kurang waktu untuk berlatih menerapkan TIK dan juga adanya

anggapan bahwa materi PKn itu sulit untuk diilustrasikan dengan

menggunakan TIK. Dan yang terakhir yaitu faktor sarana prasarana,

faktor ini sama dengan faktor materi dan waktu tadi, dimana sarana

prasarana sekolah banyak yang kurang mendukung penerapan TIK

sehingga mereka tidak bisa mengembangkan penguasaan TIK yang

dimiliki.

2. Implikasi penguasaan TIK terhadap kompetensi pedagogik Guru PKn

yang telah tersertifikasi di SMP Negeri Kota Surakarta belum cukup

terlihat atau kurang. Hal tersebut disebabkan guru PKn masih sangat

jarang dalam menggunakan TIK dalam pembelajaran, sehingga

penguasaan TIKnya pun belum maksimal. Penggunakan TIK sebagai

media presentasi masih kurang optimal. Materi presentasi yang

digunakan masih berupa teks dan belum ada sentuhan kreatifitas dari

guru PKn misalnya menampilkan gambar atau video. Sehingga

penerapan TIK tersebut belum bisa mengatasi permasalahan yang

Page 112: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

selama ini terjadi yaitu peserta didik mudah merasa bosan karena

kemonotonan dalam penyampaian materi.

3. Peningkatan kualitas berkelanjutan pada Guru PKn yang telah

tersertifikasi di SMP Negeri Kota Surakarta sudah cukup berjalan

namun belum optimal sehingga masih perlu peningkatan lagi.

Terutama pada sisi kegiatan – kegiatan penunjang ketrampilan guru

dalam pemanfaatan TIK dalam pembelajaran masih kurang. Selain itu

kesadaran dari individu guru yang telah tersertifikasi juga masih

sangat rendah.

Padahal untuk menerapkan TIK dalam dunia pendidikan

membutuhkan komitmen kuat dari semua pihak yang terkait. Pada

tingkat sekolah, pemanfaatan TIK sekurang-kurangnya diupayakan

untuk mendukung terciptanya manajemen sekolah yang efektif dan

terjadinya pembelajaran yang menyenangkan dengan mutu yang lebih

baik. Untuk itu, komitmen kepala sekolah, guru, dan staf administrasi

sangat dibutuhkan untuk dapat membekali diri dengan pengetahuan

dan keterampilan untuk dapat menggunakan TIK.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka implikasi yang ditimbulkan adalah

sebagai berikut:

1. Pemahaman tentang manfaat dan urgensi pemanfaatan TIK yang masih

rendah dan masih minimnya dukungan sekolah/pemerintah terhadap

penyempurnaan infrastruktur berdampak pada penguasaan TIK pada

guru PKn yang belum optimalnya sehingga pembelajaran berbasis TIK

masih belum bisa berjalan dengan baik sampai saat ini, maka

diperlukan upaya bersama antara guru, sekolah, pemerintah untuk terus

meningkatkan penguasaan TIK pada guru melalui berbagai kebijakan

dan regulasi yang tepat.

2. Penguasaan guru terhadap TIK berimplikasi terhadap kompetensi

pedagogik guru, implikasinya ialah menjadikan pembelajaran itu

Page 113: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

berjalan lebih aktif, menarik dan inovatif. Seorang guru yang

menguasai TIK dengan baik maka ia mampu memanfaatkan kemajuan

teknologi dalam pembelajaranya yang menjadi salah satu point yang

harus dikuasai sebagai kompetensi pedagogik guru. Namun berdasarkan

kesimpulan penelitian ini, dimana penguasaan TIK guru PKn masih

rendah sehingga implikasinya terhadap kompetensi pedagogik belum

maksimal pula. Berdasarkan hal itu maka guna meningkatkan

kompetensi pedagogik yang lebih baik dan mampu bersaing dalam

dunia global saat ini, semua guru harus belajar untuk menguasai TIK

dan menerapkan TIK dalam pembelajaranya.

3. Keberlanjutan dari suatu program peningkatan kualitas guru memang

menjadi suatu keharusan jika ingin tujuan dari sertifikasi guru yang

diharapkan bisa tercapai maka keberlanjutan dari program – program

peningkatan kualitas Guru PKn pasca sertifikasi harus terus digerakkan,

baik oleh pemerintah pusat sebagai tinjak lanjut program sertifikasi

guru dan juga MGMP sebagai komunitas sharing guru mata pelajaran

juga harus ikut serta dalam keberlanjutan program peningkatan kualitas

guru tersebut dan yang tak kalah pentingnya yaitu kesadaran dan

semangat dari individu guru itu sendiri merupakan faktor utama dan

yang terpenting dari keberlanjutan program pasca sertifikasi yang

notabene tidak memiliki konsekuensi hukum tegas namun harus tetap

dijalankan agar tujuan akhir program sertifikasi yaitu kualitas

profesional guru itu tercapai.

Page 114: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari penelitian ini, maka

peneliti dapat mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah

a. Adanya kebijakan penerapan TIK dalam pembelajaran PKn SMP.

b. Kegiatan penjaminan kualitas terus dilaksanakan secara rutin dan

terarah melalui supervisi profesi misalnya dengan evaluasi proses

dan perangkat pembelajaran oleh pengawas pendidikan dari dinas.

c. Memperbanyak kegiatan dan sharing informasi kepada para guru

tersertifikasi mengenai kemajuan teknologi secara lebih

menyeluruh, seperti diskusi guru - guru PKn tersertifikasi seluruh

Indonesia.

2. Bagi MGMP

a. Kurangnya pemahaman mengenai pentingnya pemanfaatan TIK

dalam pembelajaran guru PKn sehingga akan lebih baik jika

MGMP sebagai organisasi para guru tersebut untuk memberikan

dan menyebarkan informasi mengenai pentingnya pemanfaatan

TIK dalam pembelajaran dalam berbagai bentuk dan media

misalnya MGMP membuat forum komunikasi yang berfungsi

untuk sharing informasi misalnya group facebook atau sms

gateway agar informasi itu bisa terdistribusi dengan baik.

b. MGMP memperbanyak kegiatan yang bertujuan peningkatan

kuatitas guru dan mutu pendidikan seperti workshop TIK, pelatihan

bahasa inggris dan lain sebagainya.

c. Mengadakan pelatihan pelatihan tentang penerapan TIK dalam

pembelajaran misalnya pelatihan pembuatan media pembelajaran

interaktif, powerpoint, trobel shoting LCD maupun pelatihan

lainnya.

Page 115: PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN … filePENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

3. Bagi Sekolah

a. Sekolah meningkatkan pengadaan fasilitas pendidikan yang

mendukung penerapan TIK agar mampu bersaing di dunia global.

b. Mengadakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas

guru di sekolah masing-masing.

4. Bagi Guru Tersertifikasi

a. Ketrampilan yang telah di berikan selama masa PLPG seharusnya

dijadikan sebagai bekal ilmu untuk terus meningkatkan kompetensi

dalam rangka mencapai mutu pendidikan yang lebih baik.

b. Persepsi negatif yang mengatakan bahwa materi PKn itu sulit

disampaikan dengan TIK hendaknya segera dirubah. Materi PKn

pada dasaranya sama dengan mata petajaran lain, bisa disampaikan

dengan memanfaatkan TIK, semua tergantung kreatifitas dan

inovasi dari individu guru masing – masing.

5. Bagi Panitia PLPG

a. Pendalaman materi PLPG yang berkaitan dengan penguasaan TIK

dalam pembelajaran hendaknya penyampaiannya lebih difokuskan

baik penerapan ilmu, waktu maupun materi yang disampaikan.

b. Para instruktur, panitia dan segenap panitia hendaknya lebih

profesional dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas agar

mutu lulusan sertifikasi guru semakin baik.

c. Keberlanjutan dari program sertifikasi hendaknya juga menjadi

salah satu fokus program sertifikasi kedepannya bukan hanya

sebatas forlmalitas untuk mendapatkan tunjangan semata.

d. Bekal spiritual dan emosional skill hendaknya juga diberikan agar

kesadaran dan rasa tanggungjawab guru peserta sertifikasi terhadap

peningkatan kompetensi meningkat.