PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT TERKOMPAKSI,...

12
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979 ______________________________________________________________________________ 423 PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT TERKOMPAKSI, TAK TERKOMPAKSI DAN TAK TERBAKAR UNTUK MENJAMIN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PEKERJA Bung Tomo Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ABSTRAK PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT TERKOMPAKSI, TAK TERKOMPAKSI DAN TAK TERBAKAR UNTUK MENJAMIN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PEKERJA. Untuk menjamin keamanan dan keselamatan pekerja radiasi telah dilakukan kegiatan pengolahan limbah radioaktif padat yang berpedoman pada prosedur dan instruksi kerja yang berlaku. Jenis limbah radioaktif yang diolah adalah limbah radioaktif padat terkompaksi, takterkompaksi dan takterbakar. Jenis limbah yang terkompaksi berjumlah 101 drum 100 liter dan jenis limbah takterkompaksi dan tak terbakar 64 drum 100 liter. Pengolahan bertujuan untuk menjamin keselamatan, kesehatan pekerja dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi dan atau kontaminasi. Pengolahan limbah radioaktif padat dilakukan dengan proses reduksi volume menggunakan kompaktor dengan gaya tekan 600 kN dan imobilisasi dengan matriks semen. Limbah yang diolah seluruhnya berjumlah 165 drum 100 liter dan diolah menjadi 84 drum 200 liter Koefisien atenuasi limbah hasil olah antara 0,0045 - 0,8733 cm -1 . Dosis paparan pada permukaan wadah limbah sebelum diolah antara 1,01 - 550 μSv/jam dan setelah diolah menjadi 0,21 – 480 μSv/jam. Limbah setelah diolah menjadi lebih aman, radionuklidanya terfiksasi, terkungkung, dan tertahan dalam rongga diantara kristal matriks semen, sehingga paparan radiasi setelah diolah akan menjadi lebih kecil. Setelah proses pengolahan, limbah disimpan di Interim Storage agar lebih aman dan selamat. Kata kunci : keselamatan, reduksi volume, imobilisasi, ABSTRACT SOLID RADIOACTIVE WASTE TREATMENT IN COMPACTION, CAN NOT COMPACTION AND NOT BURNED TO ENSURE SECURITY AND SAFETY WORKERS. To ensure the security and safety of radiation workers have been made of solid radioactive waste treatment activities are guided by the procedures and work instructions that apply. Types of radioactive waste is radioactive waste compaction processed solid, can not compaction and not burned. Types of waste 101 drums compaction of 100 litres and the type of waste and unburned can not compaction 64 drums of 100 litres. Treatment is aimed at ensuring the safety, health workers and the environment from radiation hazards and or contamination. Solid radioactive waste treatment is done with the use of volume reduction compactor with compressive force 600 kN and immobilization with cement matrix. Waste processed amounth 165 drums of 100 liters and processed into 84 drums of 200 liters of waste results if the attenuation coefficient between 0.0045 to 0.8733 cm -1 . Exposure dose at the surface of the waste container before processed between 1.01 to 550 μSv/h and after processed into 0.21 to 480 μSv/h. Waste after it is processed into safer, fixed radionuclides, confined, and restrained in the cavity between the cement matrix crystals, so the radiation exposure after being processed will be smaller. After processing, the waste is stored in the Interim Storage make it more secure and safe. Keywords: safety, volum reduction, immobilization PENDAHULUAN Undang – undang No. 10 tahun 1997 tentang ketenaganukliran, industri nuklir mendefinisikan limbah radioaktif sebagai zat radioaktif dan bahan serta peralatan yang terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian insalasi nuklir yang tidak dapat dipergunakan lagi [1] . Dengan

Transcript of PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT TERKOMPAKSI,...

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979

______________________________________________________________________________

423

PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT TERKOMPAKSI, TAK

TERKOMPAKSI DAN TAK TERBAKAR UNTUK MENJAMIN

KEAMANAN DAN KESELAMATAN PEKERJA

Bung Tomo

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN

ABSTRAK

PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT TERKOMPAKSI, TAK

TERKOMPAKSI DAN TAK TERBAKAR UNTUK MENJAMIN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PEKERJA. Untuk menjamin keamanan dan keselamatan pekerja radiasi telah

dilakukan kegiatan pengolahan limbah radioaktif padat yang berpedoman pada prosedur dan

instruksi kerja yang berlaku. Jenis limbah radioaktif yang diolah adalah limbah radioaktif padat

terkompaksi, takterkompaksi dan takterbakar. Jenis limbah yang terkompaksi berjumlah 101 drum

100 liter dan jenis limbah takterkompaksi dan tak terbakar 64 drum 100 liter. Pengolahan

bertujuan untuk menjamin keselamatan, kesehatan pekerja dan lingkungan hidup dari bahaya

radiasi dan atau kontaminasi. Pengolahan limbah radioaktif padat dilakukan dengan proses

reduksi volume menggunakan kompaktor dengan gaya tekan 600 kN dan imobilisasi dengan

matriks semen. Limbah yang diolah seluruhnya berjumlah 165 drum 100 liter dan diolah menjadi

84 drum 200 liter Koefisien atenuasi limbah hasil olah antara 0,0045 - 0,8733 cm-1

. Dosis paparan

pada permukaan wadah limbah sebelum diolah antara 1,01 - 550 µSv/jam dan setelah diolah

menjadi 0,21 – 480 µSv/jam. Limbah setelah diolah menjadi lebih aman, radionuklidanya

terfiksasi, terkungkung, dan tertahan dalam rongga diantara kristal matriks semen, sehingga

paparan radiasi setelah diolah akan menjadi lebih kecil. Setelah proses pengolahan, limbah

disimpan di Interim Storage agar lebih aman dan selamat.

Kata kunci : keselamatan, reduksi volume, imobilisasi,

ABSTRACT

SOLID RADIOACTIVE WASTE TREATMENT IN COMPACTION, CAN NOT

COMPACTION AND NOT BURNED TO ENSURE SECURITY AND SAFETY WORKERS.

To ensure the security and safety of radiation workers have been made of solid radioactive waste

treatment activities are guided by the procedures and work instructions that apply. Types of

radioactive waste is radioactive waste compaction processed solid, can not compaction and not

burned. Types of waste 101 drums compaction of 100 litres and the type of waste and unburned

can not compaction 64 drums of 100 litres. Treatment is aimed at ensuring the safety, health

workers and the environment from radiation hazards and or contamination. Solid radioactive

waste treatment is done with the use of volume reduction compactor with compressive force 600

kN and immobilization with cement matrix. Waste processed amounth 165 drums of 100 liters and

processed into 84 drums of 200 liters of waste results if the attenuation coefficient between 0.0045

to 0.8733 cm-1

. Exposure dose at the surface of the waste container before processed between 1.01

to 550 μSv/h and after processed into 0.21 to 480 μSv/h. Waste after it is processed into safer,

fixed radionuclides, confined, and restrained in the cavity between the cement matrix crystals, so

the radiation exposure after being processed will be smaller. After processing, the waste is stored

in the Interim Storage make it more secure and safe.

Keywords: safety, volum reduction, immobilization

PENDAHULUAN

Undang – undang No. 10 tahun 1997 tentang ketenaganukliran, industri

nuklir mendefinisikan limbah radioaktif sebagai zat radioaktif dan bahan serta

peralatan yang terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena

pengoperasian insalasi nuklir yang tidak dapat dipergunakan lagi[1]

. Dengan

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979

______________________________________________________________________________

424

demikian, segala bahan radioaktif yang telah dipakai dalam pemanfaatan tenaga

nuklir termasuk bahan bakar nuklir bekas yang keluar dari reaktor adalah limbah

radioaktif [2]

. Zat radioaktif adalah setiap zat yang memancarkan radiasi pengion

dengan aktivitas jenis lebih besar dari pada 70 kBq/kg (2 nCi/g) (kBq = kilo

Becquerel, nCi = nano Curie, 1 Ci = 3,7 x 1010

Bq). Kita semua menyadari bahwa

peran pendukung lingkungan terhadap kehidupan manusia atau sistem ekonomi

harus dipertahankan. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan lingkungan Hidup. Lingkungan mempunyai fungsi daya dukung

terhadap kehidupan manusia yaitu sebagai pemasok bahan baku sistem ekonomi,

wadah limbah yang ditimbulkan dari sistem ekonomi dan penyedia fasilitas

kehidupan manusia. Bahan sisa proses industri yang dibuang ke lingkungan

sampai batas tertentu yang diizinkan (baku tingkat radioaktivitas di lingkungan),

lingkungan mampu mengasimilasikan buangan tersebut dan dapat

mempertahankan mutu lingkungan. Namun bila pembuangan terus menerus dan

intensif melebihi batas yang diizinkan maka lingkungan kehilangan kemampuan

asimilasinya dan akan timbul sejumlah polutan di lingkungan, terjadilah

pencemaran lingkungan. Dibutuhkan waktu lama untuk memulihkan kemampuan

asimilasi lingkungan akibat pencemaran tersebut. Akibat pencemaran lingkungan

dapat menyebabkan daya dukung lingkungan terhadap kehidupan manusia hilang

sehingga mengganggu program pembangunan berkelanjutan [3]

.

Banyak usaha dilakukan untuk melindungi dan mempertahankan mutu

lingkugan melalui pencegahan, pengurangan dan penghilangan limbah dari

sumbernya. Limbah radioaktif yang timbul dari kegiatan pemanfaatan teknologi

nuklir harus diupayakan sekecil mungkin dalam batas kelayakan teknologi dan

ekonomi. Pengelolaan limbah adalah bagian yang tak terpisahkan dari upaya

keselamatan pemanfaatan teknologi nuklir yang diimplementasikan pada tahap

perencanaan, pembangunan dan pengoperasian fasilitas nuklir. Tujuan akhir dari

pengelolaan limbah radioaktif adalah melindungi lingkungan dan masyarakat dari

potensi dampak radiologi limbah radioaktif. Perlindungan keselamatan tersebut

tidak saja bagi generasi saat ini yang memperoleh keuntungan pemanfaatan

teknologi nuklir, tetapi juga bagi lingkungan dan generasi yang akan datang yang

mungkin tidak memperoleh keuntungan[4]

. Pengelolaan limbah radioaktif ialah

penanganan, penampungan dan pengolahan limbah radioaktif termasuk

pengungkungan unsur radioaktif dalam limbah dengan bahan matriks (pemadatan)

dan penyimpanan blok hasil pengungkungan sehingga limbah radioaktif tidak

membahayakan manusia dan lingkungan

Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Limbah

Radioaktif, Pengelolaan limbah radioaktif adalah merupakan rangkaian kegiatan

yang meliputi pengumpulan, pengelompokan, pengolahan, pengangkutan,

penyimpanan, dan atau pembuangan limbah radioaktif. Pusat Teknologi Limbah

Radioaktif (PTLR) – BATAN bertugas untuk mengelola limbah radioaktif yang

berasal dari instansi dan industri pengguna zat radioaktif di Indonesia. Limbah

radioaktif padat berupa material terkontaminasi dikelompokkan menjadi limbah

radioaktif padat terbakar, limbah radioaktif padat tak terbakar terkompaksi, dan

limbah radioaktif tak terbakar tak terkompaksi. Limbah yang diolah adalah jenis

material padatan yang terkontaminasi radionuklida 60

Co, 137

Cs, 134

Cs. 232

Th, 134

Ce

dan 131

I yang mempunyai waktu paro berbeda – beda. Limbah radioaktif padat

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979

______________________________________________________________________________

425

berupa material terkontaminasi yang ditimbulkan dari kegiatan pemanfaatan

teknologi nuklir sangat beragam jenis dan laju paparan radiasinya. Kegiatan

preparasi limbah radioaktif padat ini semestinya sudah dimulai dari instansi

penimbul limbah dengan pemisahan limbah tersebut berdasarkan sifat-sifat

fisiknya seperti terbakar, terkompaksi, tak terbakar dan tak terkompaksi. Sebelum

dilakukan proses pengolahan di PTLR, limbah ini disimpan terlebih dahulu di

gudang limbah untuk menurunkan aktivitas radionuklida yang memiliki waktu

paro (t½) pendek. Limbah yang telah meluruh aktivitasnya dipisahkan

berdasarkan sifat fisiknya, kemudian ditempatkan dalam wadah yang sesuai

dengan proses pengolahan, diukur laju paparan radiasi terkini, diberi penomoran

(identifikasi) dan akhirnya dilakukan pengolahan sesuai dengan sifat fisik limbah

tersebut.

Pengolahan dilakukan dengan cara kompaksi dengan gaya tekan 600 kN.

Persyaratan limbah radioaktif padat yang diolah antara lain limbah tidak

mengandung pemancar alfa, dosis paparan pada permukaan drum 100 l tidak

melebihi 250 µSv/jam, tidak mengandung zat yang korosif dan tidak

mengandung bahan yang tidak mudah meledak. Proses pengolahan dilakukan

dengan cara kompaksi, limbah dalam drum 100 liter dikompaksi dalam drum

200 liter. Satu drum 200 liter mampu menampung antara 3-7 buah drum 100 liter.

Limbah yang takterkompaksi dan takterbakar diimobilisasi langsung dalam drum

200 liter dengan adonan semen. Drum 200 liter yang telah berisi limbah kemudian

pada sela – selanya diisi batu koral berdiameter 2,5 cm. Drum 200 liter digetar

pada meja getar dan diimobilisasi dengan adonan semen. Pada bagian atas drum

200 liter diberi pengunci agar limbah yang ada didalam drum tidak naik pada saat

diisi dengan adonan semen. Setelah limbah disementasi akan terjadi pengurangan

kuantitas radiasi pada saat radiasi menembus materi semen akibat interaksi antara

radiasi dengan materi tersebut atau disebut dengan atenuasi. Koefisien atenuasi

materi adalah fraksi berkas radiasi yang diserap pada saat radiasi menembus materi

setebal x cm.

Koefisien atenuasi dihitung dengan rumus :

A1 = A0 . e-µx

[ 1 ]

Keterangan :

A1 = Paparan limbah setelah diolah (µSv/jam)

A0 = Paparan limbah sebelum diolah (µSv/jam)

x = Tebal penahan (cm)

µ = Koefisien atenuasi linier (cm-1

)

Densitas bulk hasil imobilisasi limbah dalam drum 200 liter dapat dihitung. Densitas bulk

adalah berat persatuan volume produk secara keseluruhan dan dihitung dengan

menggunakan rumus :

ρ = m

v [ 2 ]

keterangan :

ρ = Densitas bulk kg/m3

m = Massa kg

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979

______________________________________________________________________________

426

v = Volume m3

Pengolahan limbah radioaktif aktivitas rendah dengan cara reduksi volume

dan sementasi dengan matriks semen adalah untuk mengungkung dan

mengurangi dosis paparan radiasi limbah. Limbah akan berkurang volumenya

dan juga dosis paparannya, sehingga lebih aman dan selamat dalam

penyimpanannya di Interim Storage. Pengolahan dengan cara ini prosesnya lebih

sederhana dan lebih ekonomis walaupun kemampuan reduksi volume tidak begitu

besar dibandingkan dengan proses insenerasi.

TATA KERJA

Bahan yang digunakan meliputi :

Semen Portland 6.300 kg, drum 200 liter 84 buah, drum 100 liter berisi

limbah 165 buah, ring fleksibel 20 buah, palang anti dispersal 84 buah, batu koral

diameter 5 cm, batu koral diameter 2.5 cm, pasir, aditif tricosal dan air.

Alat yang digunakan meluputi :

Unit kompaksi dengan gaya tekan 600 kN, Crane kapasitas 2 ton,

handlift kapasitas 1 ton, unit meja getar, unit pembuatan semen slurry, tool set,

sendok semen. kawat pengikat, tang, palu, linggis, sendok semen, sendok pasir.

Metode

Proses reduksi volume

Pengolahan limbah radioaktif padat yang dapat dikompaksi dilakukan

dengan metode reduksi volume. Proses pengolahan dilakukan dengan cara

kompaksi menggunakan kompaktor dengan gaya tekan 600 kN. Drum 200 liter

disiapkan untuk wadah hasil kompaksi, drum 200 liter diidentifikasi dengan

nomor urut pengolahan, pada dasar drum diletakkan ring flexibel dan batu

berdiameter 5 cm. Drum 200 liter diletakan pada lori kemudian dimasukkan ke

alat kompaksi. Proses kompaksi diawali dengan menghidupkan unit hidraulik,

Jacket diturunkan sampai pada dasar drum 200 liter, lampu indikator akan

menyala jika posisi jacket sudah sampai pada dasar drum. Drum 100 liter berisi

limbah dimasukkan ke dalam jacket kompaksi. Piston kompaksi dioperasikan

untuk menekan drum 100 liter yang berisi limbah dengan kekuatan 600 kN.

Piston bekerja menekan limbah sampai pada tekanan maksimum dan switch akan

bekerja jika tekanan maksimum tercapai. Piston kompaksi dioperasikan untuk

kompaksi limbah yang lain sampai drum 200 liter penuh. Banyaknya drum 100

liter yang dapat direduksi volumenya dalam drum 200 liter dapat dikontrol

melalui mistar penunjukkan. Setelah drum 200 liter penuh kemudian dikeluarkan

dari alat kompaksi. Setelah proses kompaksi kemudian dilakukan preparasi

drum 200 liter yaitu dengan memberikan batu koral diameter 2,5 cm pada sela –

sela drum. Palang antidispersal diatas drum hasil reduksi volume dan kemudian

dipasang pengunci untuk menahan drum pada saat proses imobilisasi [5]

.

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979

______________________________________________________________________________

427

Proses imobilisasi

Limbah Radioaktif padat yang tidak dapat dikompaksi dan tidak dapat

dibakar dilakukan pengolahan dengan cara imobilsasi menggunakan matriks

semen. Limbah jenis ini tidak bisa direduksi volume, hanya dilakukan

kondisioning dalam drum 200 liter dan diimobilisasi menggunakan matriks

semen, sehingga mengakibatkan volumenya menjadi lebih besar. Jenis limbah

yang tidak dapat dikompaksi dan dibakar berupa tanah, sludge, bongkahan semen

dan besi. Limbah dalam drum 100 liter dimasukkan dalam drum 200 liter yang

pada dasarnya sudah diberi batu koral dengan diameter 5 cm, kemudian pada sisi-

sisinya diberi batu koral dengan diameter 2,5 cm. Palang anti dispersal dipasang

pada sisi atas drum 100 liter kemudian dikunci untuk menahan tekanan pada saat

diimobilisasi dengan matriks semen [5].

Pembuatan semen slurry dilakukan di

ruang mixer, komposisi untuk satu liter semen slurry adalah 1,313 kg semen,

0,326 kg pasir, 0,437 liter air dan 0,029 aditive tricosal [6]

. Tangki mixer dengan

kapasitas 200 liter di isi air sebanyak 45 liter kemudian mixer dihidupkan.

Campuran semen kering, pasir dan aditive dimasukkan kedalam tangki secara

perlahan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Adonan semen diaduk

sampai kurang lebih 10 menit sehingga siap untuk dialirkan ke drum 200 liter

yang akan diimobilisasi melalui pompa peristaltik yang tersedia. Drum 200 liter

yang telah berisi limbah, ditempatkan diatas meja getar, sungkup (hood) dipasang

diatas untuk menghindari terbangnya debu radioaktif. Pipa untuk mengalirkan

adonan semen diarahkan kesisi atas permukaan drum 200 liter yang sudah siap

untuk diimobilisasi. Meja getar dioperasikan, meja dan drum 200 liter akan

bergetar, adonan semen melalui pompa peristaltik dengan debit 0,8 m3/jam. akan

mengalir dan mengisi seluruh sela – sela drum dan dasar drum sehingga penuh.

Pada saat volume adonan semen hampir penuh, kecepatan pompa dirubah menjadi

0,4 m3/jam agar aliran semen adonan semen dapat terkendali. Setelah penuh drum

dipindahkan dan operasi untuk drum yang lain [7]

.

Penyimpanan

Limbah setelah melalui proses reduksi volume dan imobilisasi dengan

matriks semen, atau proses imobilisasi langsung dengan matriks semen

dipindahkan ketempat tang aman untuk dilakukan pengukuran paparan dan

penimbangan. Pengukuran dilakukan pada kontak permukaan drum 200 liter hasil

olah dan pada jarak 1 meter. Semua drum hasil proses kompaksi maupun proses

imobilisasi langsung diukur paparannya dan dipasang label. Hasil pengukuran

dicatat pada label yang ditempelkan pada sisi luar drum untuk identifikasi. Hasil

pengukuran juga dicatat dalam form hasil pengolahan sebagai rekaman. Limbah

hasil olah kemudian ditempatkan di atas palet, satu palet memuat 4 buah drum

200 liter. Limbah kemudian disimpan di interim storage untuk menjaga keamanan

dan keselamatan pekerja.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Solidifikasi limbah radioaktif merupakan proses imobilisasi yang

bertujuan agar radionuklida terfiksasi, terkungkung, dan tertahan dalam rongga

diantara kristal matriks bahan pemadat. Dengan demikian radionuklida tersebut

tidak mudah lepas oleh rembesan air yang menembus ke dalam hasil solidifikasi

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 20

______________________________________________________________________________

dan radiasinya tertahan.

dilakukan pengolahan dengan metode

dengan matriks semen agar limbah dapat dikungkung

penyimpanannya. Limbah yang

101 drum 100 liter dan dikompaksi

reduksi volume mencapai 83,79

antara 2,5 - 208 µSv/jam. dan setelah

dengan koefisien atenuasi antara

menampung 4 - 7 drum 100 liter

dengan cara kompaksi dan imobilisasi sebanyak 20 drum 200 liter

ditunjukkan bahwa paparan

disementasi akan terjadi pengurangan kuantitas radiasi pada saat radiasi

menembus materi semen akibat interaksi antara radiasi dengan materi tersebut

Dari 20 drum 200 liter hasil olah

permukaan drum lebih besar

872 dan 883 dengan paparan 15,9, 102, 13,2 dan 30,1

hasil olah sejumlah 16 drum 200 liter sudah aman un

di Interim Storage. Hasil olah limbah dalam drum 200 liter yang mempunyai nilai

paparan masih di atas batas aman bagi pekerja pada penyimpannnya diatur

sedemikian rupa sehingga penempatannya diletakkan pada posisi yang

pekerja. Pada Tabel 1. Lampiran

terbesar pada drum 200 liter nomor

drum 200 liter nomor 886. yaitu

oleh densitas semen hasil imobilisasi. Semakin besar densitas semen yang

terbentuk maka akan semakin besar pula nilai

koefisien atenuasi berpengaruh terhadap paparan radiasi

olah. Semakin besar nilai

besar paparan radiasi yang terserap sehingga paparan yang keluar dari wadah

limbah semakin kecil .

Gambar 1. Perbandingan antara Paparan limbah sebelum

diolah

ian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852

______________________________________________________________________________

428

Limbah radioaktif padat yang dapat dikompaksi

dilakukan pengolahan dengan metode reduksi volume kemudian diimobilisasi

men agar limbah dapat dikungkung dengan baik dalam

nnya. Limbah yang diolah dengan poses reduksi volume

dikompaksi dalam 20 buah drum 200 liter

83,79 %, dosis paparan radiasi limbah sebelum diolah

µSv/jam. dan setelah diolah menjadi 0,43 – 102

atenuasi antara 0,0961 - 0,5365 cm-1. Satu drum 200 liter mampu

drum 100 liter limbah terkompaksi. Jumlah limbah hasil olah

dengan cara kompaksi dan imobilisasi sebanyak 20 drum 200 liter. Pada gambar 1

paparan pada kontak permukaan drum setelah

disementasi akan terjadi pengurangan kuantitas radiasi pada saat radiasi

menembus materi semen akibat interaksi antara radiasi dengan materi tersebut

er hasil olah yang mempunyai paparan pada kontak

lebih besar ada 4 buah yaitu pada drum 200 liter No. 868, 869,

872 dan 883 dengan paparan 15,9, 102, 13,2 dan 30,1 µSv/jam, sehingga dari

16 drum 200 liter sudah aman untuk dilakukan penyimpanan

. Hasil olah limbah dalam drum 200 liter yang mempunyai nilai

paparan masih di atas batas aman bagi pekerja pada penyimpannnya diatur

sedemikian rupa sehingga penempatannya diletakkan pada posisi yang

Pada Tabel 1. Lampiran 1. hasil perhitungan terhadap koefisien atenuasi

terbesar pada drum 200 liter nomor 873 yaitu 0,5365 cm-1 dan yang terkecil pada

. yaitu 0,0429 cm-1

. Nilai koefisen atenuasi dipengaruhi

oleh densitas semen hasil imobilisasi. Semakin besar densitas semen yang

terbentuk maka akan semakin besar pula nilai koefisien atenuasinya

berpengaruh terhadap paparan radiasi pada drum 200 liter hasil

koefisien atenuasi akan semakin baik, karena semakin

besar paparan radiasi yang terserap sehingga paparan yang keluar dari wadah

Gambar 1. Perbandingan antara Paparan limbah sebelum diolah dan

ISSN 0852-2979

______________________________________________________________________________

g dapat dikompaksi

kemudian diimobilisasi

dengan baik dalam

dengan poses reduksi volume sebanyak

drum 200 liter. Faktor

osis paparan radiasi limbah sebelum diolah

µSv/jam

Satu drum 200 liter mampu

imbah hasil olah

. Pada gambar 1

setelah limbah

disementasi akan terjadi pengurangan kuantitas radiasi pada saat radiasi

menembus materi semen akibat interaksi antara radiasi dengan materi tersebut.

mempunyai paparan pada kontak

ada 4 buah yaitu pada drum 200 liter No. 868, 869,

sehingga dari

tuk dilakukan penyimpanan

. Hasil olah limbah dalam drum 200 liter yang mempunyai nilai

paparan masih di atas batas aman bagi pekerja pada penyimpannnya diatur

sedemikian rupa sehingga penempatannya diletakkan pada posisi yang jauh dari

koefisien atenuasi

dan yang terkecil pada

dipengaruhi

oleh densitas semen hasil imobilisasi. Semakin besar densitas semen yang

koefisien atenuasinya. Nilai

pada drum 200 liter hasil

akan semakin baik, karena semakin

besar paparan radiasi yang terserap sehingga paparan yang keluar dari wadah

dan sesudah

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979

______________________________________________________________________________

429

Limbah radioaktif padat yang tidak dapat dikompaksi dan tidak dapat

dibakar dilakukan pengolahannya dengan imobilisasi langsung dalam drum 200

liter. Pada saat proses pengolahan diperlukan pemisahan jenis radionuklida

sehingga agar lebih mudah pemantauan dalam penyimpannya di Interim Storage.

Pada gambar 2 menunjukkan grafik antara paparan radiasi permukaan drum 200

liter sebelum dan sesudah diolah, terlihat bahwa setelah limbah terkungkung oleh

matrik semen paparan radiasinya menunjukkan penurunan yang besar. Hal ini

disebabkan matrik semen sebagai media perisai radiasi dan dilapisi dengan

permukaan drum mampu mengungkung paparan radiasi sehingga paparan drum

200 liter hasil olah aman untuk disimpan di interim storage. Paparan paling

tinggi adalah limbah yang berasal dari PT. BATEK dengan No. wadah 895,

paparan 550 µSv/jam setelah diolah menjadi 480 µSv/jam pada kontak

permukaan drum 200 liter. Pada jarak 1 m 25 µSv/jam serta faktor atenuasi

0,0227 cm-1 . Jumlah limbah yang diolah adalah 64 drum 100 liter dan masing –

maing drum 100 liter dikondisioning dalam drum 200 liter menggunakan matriks

semen. Metode pengolahan ini bertujuan agar radionuklida terkungkung,

terfiksasi dan tertahan dalam rongga diantara kristal matriks semen, sehingga

limbah dalam dalam penyimpanannya menjadi lebih aman dan selamat di tempat

penyimpanan sementara. Limbah yang diolah berjumlah 64 drum 100 liter dan

masing – masing drum 100 liter dikondisioning dalam drum 200 liter. Dari 64

drum 200 liter hasil olah yang mempunyai paparan pada kontak permukaan drum

lebih besar dari 10 µSv/jam ada 7 buah, yang lainnya berjumlah 57 paparannya

dibawah 10 µSv/jam. Menurut Perka BAPETEN No. 1 tahun 1999 batas aman

untuk pekerja radiasi adalah 10 µSv/jam, sehingga dari hasil olah sejumlah 57

drum 200 liter sudah aman untuk dilakukan penyimpanan di Interim Storage .

Limbah setelah diolah menjadi lebih aman, radionuklidanya terfiksasi,

terkungkung, dan tertahan dalam rongga diantara kristal matriks semen, sehingga

paparan radiasi setelah diolah akan menjadi lebih kecil. Pada Tabel 2 lampiran 2

ditunjukkan perhitungan densitas hasil pengolahan limbah radioaktif padat

dengan imobilisasi langsung mengunakan matriks semen yaitu antara 2,24 - 3,66

g/cm3. Densitas drum 200 liter hasil pengolahan adalah jumlah keseluruhan berat

drum dibagi dengan volume drum, sehingga dalam hal ini densitas hasil olah

masih dipengaruhi oleh berat limbah yang diolah. Semakin besar berat limbah

yang diolah akan semakin besar pula densitas drum 200 liter yang berisi hasil

olah. Semakin besar densitasnya akan semakin baik dalam dalam mengurangi

laju dosis paparan yang ditimbulkan[8]

.

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 20

______________________________________________________________________________

Gambar 2. Perbandingan antara Paparan limbah sebelum

diimobilisasi dengan matriks semen.

Proses imobilisasi dengan matrik semen dilakukan diatas meja getar,

pembuatan adonan semen

matrik semen dengan komposisi

semen, 0,326 kg pasir, 0,437 liter air dan 0,029

terhadap kebutuhan semen slurry pada tiap

liter. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan

hampir sama karena volume bidang yang diisi masing

hampir sama. Perbedaan diperoleh jika butiran

ukuran yang berbeda. Semakin besar ukuran batu koral maka akan diperoleh

rongga yang lebih besar sehingga akan dibutuhkan

banyak.

Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja radiasi dalam

melakukan kegiatan pengolahan limbah radioaktif selalu didasarkan atas

tetap. Dalam melakukan semua kegiatan

berdasarkan prosedur yang terkait,

pelaksanaan. Secara administrasi akan

tertelusur, sehingga semua hasil pengolahan akan terekam dalam sebuah

rekaman yang akan mendukung kegiatan pengolahan dalam mencatat data

kegiatan pengolahan. Dalam proses pengolahan jika terjadi ketidaksesuaian pada

peralatan proses, peralatan pendukung dan peralatan penunjang akan segera

dilaporkan sesuai dengan prosedur la

segera akan menindak lanjuti laporan ketidaksesuian sehingga

pengolahan akan berlangsung dengan baik dan diperoleh hasil pengolahan yang

sesuai dengan baku mutu. Proses pengolahan

Prosedur tetap akan dapat menjamin

diperoleh data rekaman yang tertelusur untuk memudahkan kita

mengadministrasikan semua kegiatan pengolahan.

ian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852

______________________________________________________________________________

430

. Perbandingan antara Paparan limbah sebelum diolah dan sesudah

diimobilisasi dengan matriks semen.

Proses imobilisasi dengan matrik semen dilakukan diatas meja getar,

pembuatan adonan semen Adonan semen yang digunakan untuk pembuatan

komposisi untuk satu liter semen slurry adalah

0,326 kg pasir, 0,437 liter air dan 0,029 aditive tricosal. Pengamatan

terhadap kebutuhan semen slurry pada tiap – tiap drum 200 liter antara 58

liter. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan adonan semen untuk tiap –

hampir sama karena volume bidang yang diisi masing - masing drum adalah

hampir sama. Perbedaan diperoleh jika butiran – butiran batu koral mempunyai

ukuran yang berbeda. Semakin besar ukuran batu koral maka akan diperoleh

a yang lebih besar sehingga akan dibutuhkan adonan semen

Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja radiasi dalam

pengolahan limbah radioaktif selalu didasarkan atas

. Dalam melakukan semua kegiatan pengolahan limbah radioaktif

yang terkait, meliputi prsedur tetap dan petunjuk

. Secara administrasi akan memperoleh data dan rekaman yang

tertelusur, sehingga semua hasil pengolahan akan terekam dalam sebuah

kaman yang akan mendukung kegiatan pengolahan dalam mencatat data

kegiatan pengolahan. Dalam proses pengolahan jika terjadi ketidaksesuaian pada

peralatan proses, peralatan pendukung dan peralatan penunjang akan segera

dilaporkan sesuai dengan prosedur laporan ketidaksesuaian. Semua pihak

segera akan menindak lanjuti laporan ketidaksesuian sehingga kegiatan proses

pengolahan akan berlangsung dengan baik dan diperoleh hasil pengolahan yang

Proses pengolahan limbah radioaktif yang berdasarkan

akan dapat menjamin keamanan dan keselamatan pekerja dan

diperoleh data rekaman yang tertelusur untuk memudahkan kita

mengadministrasikan semua kegiatan pengolahan.

ISSN 0852-2979

______________________________________________________________________________

dan sesudah

Proses imobilisasi dengan matrik semen dilakukan diatas meja getar,

pembuatan

adalah 1,313 kg

. Pengamatan

00 liter antara 58 - 61

tiap drum

masing drum adalah

butiran batu koral mempunyai

ukuran yang berbeda. Semakin besar ukuran batu koral maka akan diperoleh

adonan semen semakin

Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja radiasi dalam

pengolahan limbah radioaktif selalu didasarkan atas prosedur

radioaktif harus

rsedur tetap dan petunjuk

data dan rekaman yang

tertelusur, sehingga semua hasil pengolahan akan terekam dalam sebuah form

kaman yang akan mendukung kegiatan pengolahan dalam mencatat data

kegiatan pengolahan. Dalam proses pengolahan jika terjadi ketidaksesuaian pada

peralatan proses, peralatan pendukung dan peralatan penunjang akan segera

pihak terkait

kegiatan proses

pengolahan akan berlangsung dengan baik dan diperoleh hasil pengolahan yang

f yang berdasarkan

keselamatan pekerja dan

diperoleh data rekaman yang tertelusur untuk memudahkan kita

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979

______________________________________________________________________________

431

KESIMPULAN

Pengolahan limbah radioaktif padat dilakukan dengan proses reduksi

volume menggunakan kompaktor dengan gaya tekan 600 kN dan diimobilisasi

dengan matrik semen. Jumlah limbah yang dapat diolah sebanyak 101 drum 100

liter dan direduksi volumenya menjadi 20 drum 200 liter. Limbah yang tidak

dapat dikompaksi dan tidak dapat dibakar berjumlah 64 drum 100 liter dilakukan

pengolahan dengan cara imobilisasi langsung dalam drum 200 liter dengan

matriks semen. Secara keseluruhan paparan limbah sebelum diolah adalah 1,01 -

550 µSv/jam dan setelah diolah menjadi 0,21 – 480 µSv/jam. Koefisien atenuasi

limbah hasil olah antara 0,0045 - 0,8733 cm-1

. Limbah setelah diolah menjadi

lebih aman, radionuklidanya terfiksasi, terkungkung, dan tertahan dalam rongga

diantara kristal matriks semen, sehingga paparan radiasi setelah diolah akan

menjadi lebih kecil. Setelah proses pengolahan, limbah disimpan di Interim

Storage agar lebih aman dan selamat.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Republik Indonesia: Undang- Undang No.10 Tahun 1997 Tentang

Ketenaganukliran (1997).

[2]. ZAINUS SALIMIN, “Peran dan dalam menjamin Perkembangan Operasi

Teknik Kimia Pengolahan Limbah Radioaktif Untuk Mendukung Aplikasi

Iptek Nuklir di Indonesia”, Buku Pengukuhan Profesor Riset Bidang Teknologi

Evaporasi, ISBN 978-979-8500-37-4, Badan Tenaga Nuklir, Serpong, 2007.

[3]. ZAINUS SALIMIN, “Proses Detoksifikasi dan dekontaminasi Limbah

Radioaktif Solfen 30% TBP-Kerosin Fase Air dari Fabrikasi Elemen Bakar

Nuklir”

[4]. WASITO, ”Pengolahan Limbah Radioaktif Padat” Diktat Diklat

Pengelolaan Limbah Radioaktif PTPLR Tahun 1998

[5]. Anonim “Prosedur Tetap Unit Kompaksi, PLR/6/COM/II/001/06/2006”

[6]. Anonim “Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Luluhan Semen (cement

slurry) PLR/6/COM/II/003/06/2006”

[7]. Anonim “Petunjuk Pelaksanaan Proses Immobilisasi

PLR/6/COM/II/002/06/2006”

[8]. HAUSER. W., ”Packaging of Low and Medium Level Waste”, IAEA,

International Training, Karishuhe, 1989.

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979

______________________________________________________________________________

432

Lampiran 1.

Tabel. 1. Data hasil reduksi volume dan imobilisasi pada drum 200 liter

No.

Nomor

Drum

200 L

Jumlah

drum

100 liter

diolah

Faktor

reduksi

volume

Paparan

Sebelum

diolah

(µSv/jam)

Paparan

Setelah

diolah

(µSv/jam)

Koefisien

Atenuasi

(cm-1

)

1 868 6 87.07 28.3 15.9 0,0961

2 869 6 85.06 208 102 0,1188

3 870 3 74.14 25.3 8.16 0,1886

4 871 6 87.07 15.1 4.61 0,1977

5 872 5 82.41 40.5 13.2 0,1868

6 873 3 74.14 15.5 0.62 0,5365

7 874 7 87.69 30.1 5.6 0,2803

8 875 5 84.49 10.1 1.02 0,3821

9 876 4 78.45 2.5 0.48 0,2750

10 877 4 82.32 6.9 3.57 0,1098

11 878 5 81.1 13 7.22 0,0980

12 879 6 85.63 16.8 7.4 0,1366

13 880 5 85.35 2.5 0.43 0,2933

14 881 6 85.63 13.5 8.32 0,0807

15 882 5 86.21 15.5 1.12 0,4379

16 883 5 85.06 95.8 30.1 0,1929

17 884 5 85.63 14.5 8.1 0,0970

18 885 5 85.92 15.5 6.2 0,1527

19 886 5 86.21 4.14 3.2 0,0429

20 887 5 86.21 7.36 3.9 0,1058

101 Rata2:

83,79

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979

______________________________________________________________________________

433

Lampiran 2.

Tabel. 2. Data hasil Pengolahan limbah imobilisasi langsung pada drum 200

liter

No Nomor

Drum

200 L

Paparan

sebelum

diolah

(µSv/jam)

Paparan

setelah

diolah

(µSv/jam)

Atenuasi

(cm-1

)

Densitas

drum

200 liter

(g/cm3)

Kuat

Tekan

(N/mm2)

1 888 17.00 16.00 0.0101 2.56 20.50

2 889 36.50 8.10 0.2509 2.25 24.30

3 890 100.00 0.53 0.8733 2.86 23.70

4 891 8.04 0.98 0.3508 3.06 24.00

5 892 2.70 1.30 0.1218 2.75 29.00

6 893 300.00 90.20 0.2003 2.64 26.20

7 894 41.00 0.58 0.7097 2.25 22.10

8 895 550.00 480.00 0.0227 3.49 26.40

9 896 15.30 0.80 0.4918 2.40 22.00

10 897 8.70 2.35 0.2182 2.64 22.50

11 898 2.50 0.60 0.2379 2.81 24.10

12 899 1.01 0.82 0.0347 2.24 23.70

13 900 2.60 1.02 0.1560 2.52 21.60

14 901 2.50 1.87 0.0484 2.68 24.10

15 902 7.80 1.67 0.2569 2.30 23.10

16 903 400.00 4.80 0.7371 2.81 20.90

17 904 7.14 3.65 0.1118 3.06 24.30

18 905 5.50 2.40 0.1382 2.66 24.60

19 906 6.90 1.47 0.2577 2.33 26.80

20 907 3.50 2.50 0.0561 2.33 21.60

21 908 7.10 1.38 0.2730 2.94 24.30

22 909 6.00 0.65 0.3704 2.62 23.10

23 910 280.00 7.90 0.5947 3.66 25.30

24 911 6.00 0.90 0.3162 3.09 26.10

25 912 22.50 11.60 0.1104 2.76 20.50

26 913 7.20 0.53 0.4348 2.99 24.30

27 914 1.50 1.46 0.0045 2.45 23.70

28 915 2.70 0.53 0.2714 2.80 24.00

29 916 2.00 1.84 0.0139 2.49 29.00

30 917 26.50 8.79 0.1839 2.64 26.20

31 918 130.00 7.41 0.4775 2.42 22.10

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979

______________________________________________________________________________

434

No Nomor

Drum

200 L

Paparan

sebelum

diolah

(µSv/jam)

Paparan

setelah

diolah

(µSv/jam)

Atenuasi

(cm-1

)

Densitas

drum

200 liter

(g/cm3)

Kuat

Tekan

(N/mm2)

32 919 7.00 1.60 0.2460 2.56 26.40

33 920 51.60 1.72 0.5669 2.25 23.10

34 921 4.20 1.25 0.2020 2.64 20.90

35 922 137.00 19.40 0.3258 2.43 24.30

36 923 50.20 5.50 0.3685 2.48 24.60

37 924 3.52 0.48 0.3321 2.74 26.80

38 925 42.00 10.70 0.2279 2.61 21.60

39 926 3.13 0.76 0.2359 3.05 24.30

40 927 27.20 4.90 0.2857 2.85 23.10

41 928 6.20 4.15 0.0669 3.00 25.30

42 929 2.93 0.79 0.2185 3.05 26.10

43 930 7.80 2.65 0.1799 2.46 27.50

44 931 6.00 2.05 0.1790 3.12 27.40

45 932 1.98 0.42 0.2584 2.57 26.70

46 933 3.72 2.38 0.0744 2.24 28.20

47 934 2.05 0.48 0.2420 2.24 28.20

48 935 1.92 0.76 0.1545 2.38 21.00

49 936 6.00 0.69 0.3605 2.29 22.40

50 937 4.68 0.45 0.3903 2.24 25.60

51 938 3.05 0.79 0.2251 2.91 25.20

52 939 75.00 37.30 0.1164 2.69 24.60

53 940 5.60 1.98 0.1733 2.67 26.80

54 941 7.00 3.20 0.1305 2.21 21.60

55 942 6.00 0.76 0.3444 2.30 24.30

56 943 26.05 2.53 0.3886 2.35 23.10

57 944 25.00 2.32 0.3962 2.60 25.30

58 945 4.00 2.30 0.0922 2.33 26.10

59 946 10.00 1.80 0.2858 2.97 27.50

60 947 6.00 0.38 0.4599 3.00 27.40

61 948 8.00 3.29 0.1481 3.01 26.70

62 949 20.00 0.43 0.6400 2.97 28.20

63 950 9.00 0.21 0.6263 3.23 28.20

64 951 20.00 0.50 0.6148 3.48 21.00