Pengolahan Data Citra Satelit Landsat

download Pengolahan Data Citra Satelit Landsat

of 31

Transcript of Pengolahan Data Citra Satelit Landsat

Pengolahan Data Citra Satelit Landsat3. 4. 4.1 4.1.1 4.1.2 Pengolahan Data Dalam pengolahan data citra satelit Landsat 8, data diolah menggunakan 2 software, yaitu : software ER Mapper 7.1 dan ArcGIS 9.3. Berikut ini adalah pengolahan data dengan menggunakan software ER Mapper 7.1, yaitu : Buka software ER Mapper 7.1, lalu klik File, pilih menu New.

Gambar 10. Kotak Dialog ER Mapper 7.1 untuk membuka file baru

Gambar 11. Lembar Algorithm baru

Lalu klik kanan pada lembar Algorithm, pilih Algorithm sehingga akan muncul kotak dialog Algorithm.

Gambar 12. Lembar Algorithm untuk mulai pengolahan data

Gambar 13. Kotak Dialog Algorithm Kemudian pilih menu File, lalu klik Open, pilih file yang berformat TIF. Sehingga muncul kotak dialog seperti berikut.

Gambar 14. Kotak Dialog Open Berikut ini adalah lembar Algorithm yang menampilkan file di atas.

Gambar 15. Lembar Algorithm yang menampilakan file berformat .tif tersebut Kemudian gandakan file Pseudo Layer dengan klik Duplicate sebanyak 5 kali. Hal ini dikarenakan band dalam data citra Landsat lebih dari 1 band.

Gambar 16. Kotak Dialog Algorithm Lalu rename setiap file dengan angka yang berurutan (1, 2, 3, 4, 5, dan 7), dan pastikan setiap file berisi band sesuai nomor pada file. Dengan cara klik dan akan muncul kotak dialog Raster Dataset. Pilih file .TIF dan klik OK this layer only.

Gambar 17. Kotak Dialog Raster Dataset

Setelah semua file berisi band yang sesuai nomor file, simpan file dengan pilih menu File, klik Save AsSimpan dengan format .ers.

Gambar 18. Pilihan untuk menyimpan File baru

Gambar 19. Kotak Dialog Save As file format .ers Untuk menyimpan file, isi pada kolom Null Value dengan angka 0 dan biarkan default untuk kolom yang lain. Setelah itu klik OK.

Gambar 20. Kotak Dialog Save As ER Mapper Dataset Berikut adalah tampilan hasil penyimpanan dalam lembar Algorithm.

Gambar 21. Lembar Algorithm yang menampilkan file yang telah tersimpanPemotongan Hasil Olahan Data Citra LandsatDalam melakukan pemotongan hasil olahan data citra Landsat 8, menggunakan menu Quick Zoom dan pengaturan pada ukuran gambar Lembar Algorithm dengan cara menarik batas gambar. Diantara alih, adalah sebagai berikut : Buka file yang telah disimpan dalam format .ers. Perbesar Lembar Algorithm dengan menarik ke luar pada ujung-ujungnya. Lalu klik kanan pada Lembar Algorithm, pilih menu Quick Zoom, klik Zoom to All Datasets.

Gambar 22. Lembar Algorithm yang akan diperbesar gambarnya Berikut adalah hasil pembesaran Lembar Algorithm.

Gambar 23. Lembar Algoithm yang telah diperbesar Kemudian perkecil dengan klik , pilih daerah yang akan dihitung luas sebarannya.

Gambar 24. Lembar Algorithm yang telah diperkecil Kemudian simpan seperti penyimpanan file ers. di atas, dengan nama file yang berbeda.

Gambar 25. Kotak Dialog Save As ER Mapper Dataset untuk file yang telah diperkecil Kemudian buka file yang telah disimpan (file yang telah diperkecil).

Gambar 26. Lembar Algorithm yang berisi file yang telah diperkecil Lalu simpan file setelah mengecek kotak dialog Algorithm, dengan tujuan memastikan file memiliki layer RGB. Dan simpan file dengan format .tif.

Gambar 27. Menu untuk penyimpanan file

Gambar 28. Kotak Dialog Save As untuk file berformat .tif Berikut adalah file yang telah disimpan, ditampilkan dalam Lembar Algorithm.

Gambar 29. Lembar Algorithm yang menampilkan file berformat .tifProses DigitasiProses digitasi pada hasil olahan ER Mapper 7.1, selanjutnya diolah dengan software ArcGIS 9.3. Peoses ini akan berlanjut dengan proses layouting peta, lalu proses perhitungan luas sebaran wilayah sesuai dengan peta yang telah terbuat.

Buka software ArcGIS 9.3, dan akan muncul kotak dialog ArcMap, klik OK.

Gambar 30. Tampilan pertama Software ArcGIS 9.3 Lalu klik gambar untuk membuka file berformat .tif hasil olahan software ER Mapper 7.1 tersebut, maka akan muncul kotak dialog Add Data.

Gambar 31. Kotak Dialog Add Data untuk membuka File Baru Berikut ini adalah tampilan file berformat .tif pada software ArcGIS 9.3.

Gambar 32. File berformat .tif yang akan didigitasi Kemudian klik kanan pada layer suramadurpseudo.tif tersebut, klik Properties Hal ini bertujuan untuk mengatur pilihan band pada RGB, yang akan digunakan untuk membedakan warna mangrove dan kawasan lainnya.

Gambar 33. Menu untuk memulai proses Digitasi Lalu muncul kotak dialog Layer Properties, pada kotak dialog tersebut pilih tab Symbology. Kemudian atur pilihan band pada masing-masing channel Red, Green, Blue, dan biarkan default untuk Alpha. Pilih menu Statistics dengan From Current Display Extent. Klik OK.

Gambar 34. Kotak Dialog Layer Properties Berikut adalah hasil tampilah setelah dilakukan pengaturan pada Layer Properties. Warna akan berubah secara signifikan.

Gambar 35. Tampilan File berubah Warna Kemudian buat shapfile di software ArcCatalog, untuk mulai melakukan proses digitasi. Dengan cara klik kanan pada halaman Contents, lalu pilih New, klik Shapefile

Gambar 36. Kotak Dialog ArcCatalog Kemudian muncul kotak dialog Create New Shapefile, isi menu Name dengan nama sesuai daerah yang akan didigitasi, lalu isi Featur Type Type dengan Polyline untuk digitasi tipe garis. Lalu klik Edit untuk pengaturan koordinat daerah yang akan didigitasi. Maka akan muncul kotak dialog Spatial Reference System. Pada kotak dialog tersebut, klik Select untuk menentukan pilihan koordinat daerahnya, pilih WGS 1984 UTM Zona 49S. Karena wilayah Surabaya dan Madura termasuk zona 49 bagian selatan.

Gambar 37. Kotak Dialog untuk Pengaturan Daerah Digitasi

Berikut adalah isi dari kotak dialog Create New Shapefile setelah melakukan pengaturan pada koordinat daerah. Setelah itu klik OK.

Gambar 38. Kotak Dialog New Shapefile Lalu kembali pada software ArcGIS 9.3 yang masih terbuka, klik gambar untuk menambahkan data shapefile yang telah dibuat pada software ArcCatalog. File berformat .shp. klik Add.

Gambar 39. Kotak Dialog Add Data untuk menambahkan Data Shapefile Lalu klik menu Editor, plih Start Editing untuk melakukan proses digitasi.

Gambar 40. Proses Awal Digitasi

Gambar 41. Tampilan Hasil Digitasi Mangrove Kemudian setelah proses digitasi selesai, klik Editor, pilih Stop Editing, lalu pilih Save Edits.

Gambar 42. Menu untuk Penyimpanan Daerah yang telah didigitasi Lalu klik pada layer mangrove, setelah itu lihat pada menu ArcToolbox, pilih menu Data Management Tools, lalu pilih Features, dan klik dua kali pada menu Featur To Polygon. Hal ini bertujuan untuk mengubah format polyline pada layer mangrove menjadi format polygon. Hal ini dilakukan juga untuk mempersingkat waktu, jika dibandingkan memilih format polygon untuk layer mangrove dari awal. Setelah itu akan muncul kotak dialog Featur To Polygon.

Gambar 43. Menu untuk mengubah format Polyline menjadi Polygon

Gambar 44. Kotak Dialog Feature To Polygon Kemudian isi kotak Input Features dengan klik , pilih mangrove. Biarkan semuanya default. Klik OK. Secara otomatis akan masuk pada software Arc Catalog. Sehingga langsung klik gambar pada software ArcGIS 9.3 untuk menambahkan data shapefile mangrove hasil perubahan polyline ke polygon.

Gambar 45. Kotak Dialog Add Data untuk menambahkan Data Shapefile Mangrove baru Lalu klik kanan layer mangrove berformat polyline, pilih Remove.

Gambar 46. Menu untuk menghapus salah satu Layer Kemudian membuat data fileshape serupa dengan mangrove, yaitu daratan. Lalu digitasi seperti mendigitasi daerah mangrove dan simpan.

Gambar 47. Layer Daratan yang telah tersimpan

Lalu rubah format data fileshape daratan menjadi polygon seperti fileshape mangrove.

Gambar 48. Kotak Dialog Feature To Polygon untuk merubah fileshape Daratan Berikut adalah hasil digitasi untuk layer mangrove dan daratan. Juga dengan menghapus layer daratan berformat polyline.

Gambar 49. Tampilan File yang berisi Layer Mangrove dan Daratan Selanjutnya, membuat data fileshape untuk Laut, dengan polygon. Dengan menonaktifkan layer mangrove dan daratan, maka layer laut bisa didigitasi dengan mengacu total luas wilayah Surabaya dan Madura bagian selatan.

Gambar 50. Kotak Dialog Create New Shapefile untuk membuat Data Shapefile Laut Berikut ini adalah tampilan file berisi layer mangrove, daratan, dan laut. Lalu menghapus layer suramadurpseudo.tif.

Gambar 51. File yang berisi Layer Mangrove, Daratan, dan Laut

Gambar 52. Tampilan daftar Layer pada File yang terbaru

Proses Layouting PetaProses layouting peta merupakan proses pengolahan file-file dari software ArcGIS 9.3 untuk menjadi peta luas sebaran mangrove pada wilayah Surabaya dan Madura bagian selatan. Pada software ArcGIS 9.3 yang masih terbuka, klik menu View, pilih Layout View. Lalu muncul tampilan seperti gambar di bawah ini.

Gambar 53. Menu Awal Proses Layouting

Gambar 54. Tampilan File untuk Proses Layouting Kemudian klik menu File, pilih Page and Print Setup Sehingga muncul kotak dialog Page and Print Setup. Hal ini bertujuan untuk mengatur ukuran halaman peta apabila ingin dicetak.

Gambar 55. Menu untuk mengatur Ukuran Halaman Peta

Gambar 56. Kotak Dialog Page and Print Setup Kemudian pilih menu Insert untuk menambahkan Data Frame, Title, Text, Neatline, Legend, North Arrow, Scale Bar, Scale Text, Picture dan Grid. Hal ini bertujuan untuk menambahkan keterangan dalam mempermudah membaca peta. Setelah itu, simpan dalam tempat sesuai yang ditentukan dan export file menjadi file yang berformat JPEG. Berikut peta hasil layouting dalam software ArcGIS 9.3.

Gambar 57. Peta Luas Sebaran Mangrove untuk Wilayah Surabaya dan Bangkalan bagian Selatan

Gambar 58. Peta Luas Sebaran Mangrove untuk Wilayah Surabaya

Gambar 59. Peta Luas Sebaran Mangrove untuk Wilayah (1) Bangkalan bagian Selatan

Gambar 60. Peta Luas Sebaran Mangrove untuk Wilayah (2) Bangkalan bagian Selatan

Gambar 61. Peta Luas Sebaran Mangrove untuk Wilayah (3) Bangkalan bagian SelatanPerhitungan Luas Sebaran MangroveDalam menghitung luas sebaran mangrove pada wilayah Surabaya dan Madura bagian selatan, menggunakan cara pengaturan dalam layer mangrove. Diantara lain adalah sebagai berikut : Buka file peta luas sebaran mangrove untuk wilayah Surabaya dan Madura bagian selatan berformat .mxd yang telah tersimpan sebelum melakukan export file seperti di atas.

Gambar 62. Tampilan Peta Luas Sebaran Mangrove untuk Wilayah Surabaya dan Madura bagian Selatan pada ArcGIS 9.3 Kemudian klik kanan pada layer mangrove, pilih Open Attribut Table.

Gambar 63. Menu dalam Layer Mangrove Sehingga muncul kotak dialog Attributes of Mangrove. Lalu klik Options, pilih Add Field dan muncul kotak dialog Add Field. Isi kolom Nmae dengan nama Luas, lalu isi kolom Type dengan pilihan Long Integer, karena hasil yang diinginkan bukan angka di belakang koma. Klik OK.

Gambar 64. Kotak Dialog Attributes of Mangrove

Gambar 65. Kotak Dialog Add Field Kemudian terlihat Field Luas yang masih kosong pada kotak dialog Attributes of Mangrove. Untuk menghitung luas, klik kanan pada atas field luas, pilih Calculate Geometry Sehingga akan muncul kotak dialog Calculate Geometry. Pada kotak dialog tersebut, isi kolom Property dengan Area, lalu pilih koordinat sesuai koordinat peta, dan isi kolom Units dengan pilihan Square Meters [sq m] atau m2, karena luas sebaran mangrove pada wilayah tersebut terlalu kecil.

Gambar 66. Field Luas pada Kotak Dialog Attributes of Mangrove

Gambar 67. Menu untuk menghitung Luas pada Field Luas

Gambar 68. Kotak Dialog Calculate Geometry

Lalu buka Microsoft Excel untuk menjumlah total luas per kolom dalam field luas pada kotak dialog Attributes of Mangrove.

Gambar 69. Tampilan Awal Microsoft Excel Kemudian buka file baru, buka file hasil perhitungan dari field luas, pilih file dengan type OpenDocument Spreadsheet. Klik Open. Lalu jumlah dengan formula penjumlahan dalam Microsoft Excel, yaitu =SUM(:).

Gambar 70. Kotak Dialog Open pada Microsoft Excel

Gambar 71. Hasil Penjumlahan Luas pada Microsoft Excel Lalu melakukan penghitungan luas untuk peta luas sebaran mangrove pada masing-masing wilayah Surabaya, Madura bagian selatan wilayah 1,2, dan 3 seperti di atas.

Gambar 73. Peta Luas Sebaran Mangrove Wilayah Surabaya dan Bangkalan Selatan, Jawa Timur tahun 2012