Pengolahan Dan Pemurnian Bijih Nikel Laterit

6
PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN BIJIH NIKEL LATERIT PT. VALE INDONESIA Penambangan nikel dapat dilakukan dengan cara tambang terbuka dan sistem tambang dalam. Di Indonesia penambangan nikel dilakukan dengan cara tambang terbuka dengan membuat jenjang (bench) pada lereng bukit dan penggaliannya dilakukan secara backfilling. Operasi penambangan nikel PT vale di Sorowako digolongkan sebagai tambang terbuka dengan tahapan sebagai berikut: Pemboran pada jarak spasi 25 - 50 meter untuk mengambil sample batuan

description

nikel

Transcript of Pengolahan Dan Pemurnian Bijih Nikel Laterit

PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN BIJIH NIKEL LATERITPT. VALE INDONESIA

Penambangan nikel dapat dilakukan dengan cara tambang terbuka dan sistem tambang dalam. Di Indonesia penambangan nikel dilakukan dengan cara tambang terbuka dengan membuat jenjang (bench) pada lereng bukit dan penggaliannya dilakukan secara backfilling.Operasi penambangan nikel PT vale di Sorowako digolongkan sebagai tambang terbuka dengan tahapan sebagai berikut:Pemboranpada jarak spasi 25 - 50 meter untuk mengambil sample batuan dan tanah guna mendapatkan gambaran kandungan nikel yang terdapat di wilayah tersebutPembersihan dan pengupasan lapisan tanah penutup setebal 10 20 meter yang kemudian dibuang di tempat tertentu ataupun dipakai langsung untuk menutupi suatu wilayah purna tambang.Penggalianlapisan bijih nikel yang berkadar tinggi setebal 5-10 meter dan dibawa ke stasiun penyaringan.Pemisahanbijih di stasiun penyaringan berdasarkan ukurannya. Produk akhir hasil penyaringan bijih tipe Timur adalah -6 inci, sedangkan produk akhir bijih tipe Barat adalah 4/-2 inci.Penyimpananbijih yang telah disaring di suatu tempat tertentu untuk pengurangan kadar air secara alami, sebelum dikonsumsi untuk proses pengeringan dan penyaringan ulang di pabrik.

Bijih nikel dari mineral oksida (Laterite) ada dua jenis yang umumnya ditemui yaitu Saprolit dan Limonit dengan berbagai variasi kadar. Perbedaan menonjol dari 2 jenis bijih ini adalah kandungan Fe (Besi) dan Mg (Magnesium), bijih saprolit mempunyai kandungan Fe rendah dan Mg tinggi sedangkan limonit sebaliknya. Pabrik pengolahan PT Inco di Sorowako mempunyai kapasitas produksi 72.500 ton nikel setahun. Proses pengolahan dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan kadar nikel di atas 75 persen. Tahap-tahap utama dalam proses pengolahan adalah sebagai berikut:Pra Pengolahan1. Persiapan bahan bakuBahan baku dalam proses pengolahan adalah bijih nikel (laterit) dengan antrasit sebagai reduktor serta batu kapur sebagai flux dengan komsumsi sebagai berikut : Bijih nikel sebanyak 320.000 ton bijih basah per tahun Antrasit sebanyak 30-40 kg per ton bijih basah. Batu kapur sebanyak 20-40 kg per ton bijih basah. Bijih basah dari tambang diumpankan ke dalam shake out machine (SOM) untuk memisahkan boulder yang berukuran di atas 30 cm, bijih yang berukuran di bawah 30 dm diangkut ke ripple flow screen (RFS) dengan belt conveyor di mana butiran berukuran lebih kecil dari 5 cm bersama-sama dengan produk impeller breaker selanjutnya diangkut ke dalam dua buah bin yang masing-masing berkapasitas 120 ton. bijijh nikel terpisah masing-masing ditampung dalam bin-bin yang berkapasitas 70 ton secara Pengolahan dan ekstraksi bijih nikel

Pengolahan1. Crushingbertujuan untuk menghancurkan bongkahan bijih nikel sebagai bahan baku dan campuran bahan baku lainnya.Pada proses ini menggunakan Jaw Crusher sebagai Primay crushing dan Impact Crusher sebagai Secondary CrushingGrinding Pada proses ini menggunakan alat yaitu Ball Mill , dan menggunakan Wet Grinding Process sehingga hasil dari proses ini haruslah dilakukan pengeringan dengan menggunakan proses drying 2. Dryingbertujuan untuk menurunkan kadar air bijih laterit yang dipasok dari bagian Tambang dan memisahkan bijih yang berukuran +25 mm dan 25 mm.3. Kalsinasi dan Reduksi di Tanur Pereduksiuntuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi. Alat yang digunakan adalah Reduction Kiln. Tahapan pada proses kalsinasi : Bahan baku ditimbang diangkut ke reduction kiln dengan belt konveyor untuk proses kalsinasi bahan bakar yang dipakai untuk burner tersebut adalah Heavy Oil (MFO) Jumlah bijih yang diolah dalam reduction kiln rata-rata sebanyak 40 ton bijih basah per jam 4. Peleburan di Tanur Listrik (Electric Furnace)untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan matte dan terak. Suhu yang biasa di gunakan dalam furnace 1500 oC.

5. Pengkayaan di Tanur Pemurni (converter)untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27 persen menjadi di atas 75 persen.6. Granulasi dan Pengemasanuntuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.7. Nikel matte dingin yang berbentuk butiran-butiran halus ini, yang kemudian dikeringkan dengan tanur pengering, disaring dan siap dikemas dalam kantong dengan kapasitas 3 ton matte (Gambar 2.15). Kemasan siap dikapalkan.

Gambar 2.2Alur proses pengolahan peleburan primer bijih nikel