PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN CAIRAN RUMEN · PDF fileIimbah rumah potong (RPH). Cairan rumen...

2
Ringkasan Eksekutif ________________________ Hasil-Hasil Peneiitian Tstnm 2007 PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN CAIRAN RUMEN LlMBAH RUMAH POTONG HEWAN DI DKI JAKARTA SEBAGAI BIOMINERAL Ir. Anita S. Tjakradidjaja, MRlIr.Sc. I ), Dr.lr. Baehtar Bakrie, M.S( 2 ), dan Dr. Ir. H. Suryahadi, DEA I) Rendahnya kuantitas dan kualitas pakan di Indonesia menyebabkan produksi dan kualitas produk ternak yang rendah sebagai akibat dari defisiensi nutrien yang dialami ternak seperti defiensi protein, minerals, dan lain-lain. Suplementasi yang diberikan kepada ternak selalu memperlihatkan adanya respon positif pada ternak melalui peningkatan ketersediaan nutrien, dan memperbaiki metabolisme pakan dan zat makanan di dalam saluran pencernaan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produksi ternak dan memperbaiki kualitas produk yang dihasilkan. Oleh karena itu suplemantasi merupakan suatu keharusan dalam pemberian pakan ternak, dan suplemen yang diberikan harus bagus dalam kadar dan kualitasnya, mempunyai nilai biologis yang baik, berdsifat alami sebagai pakan ternak, dan mudah diproduksinya serta harganya murah, Suplernen semacam ini dapat diproduksi dari cairan rumen Iimbah rumah potong (RPH). Cairan rumen mengandung zat makanan, seperti proteinvitamin, mineral dan lain-lain, yang diproduksi oleh mikroba rumen. Potensi nutrien dari cairan rumen ini dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi suplemen biomineral. Selain itu potensi produksi yang cukup tinggi yang berasal dari pemotongan hewan (Iokasi RPH Cakung, Pulo Gadung, Mampang dan Tanjung Priok) di tahun 2005, yaitu 64.567 ekor sapi, 1.847 ekor kerbau dan 72.553 ekor kambing/domba, dapat diprediksi besarnya Iimbah isilcairan rumen yang terakumulasi (dengan volume 40 I/ekor ternak sapi, dan bahan kering sebesar 85-93%). Pemanfaatannya sebagai biomineral dapat I. Pengajar Institut Pertanian Bogor 2. Peneliti Badan Litbang Pertanian menurunkan pencemaran Iingkungan di daerah perkotaan seperti DKI Jakarta. Untuk menghasilkan biomineral dari cairan rumen Iimbah rumah potong, dapatdilakukan dengan proses pemanenan produk inkorporasi zat makanan oleh mikroba rumen ke dalam protein miklrobialnya melalui penggunaan pelarut asam, pengendapan, penambahan bahan "carrie.r" dan pengeringan di bawah sinar matahari. Produk ini kemudian dapat ditambahkan ke dalam ransum sebagai suplemen atau imbuhan mineral organi karena pemberian mineral organik lebih efektif dalam meningkatkan penampilan dan produksi ternak dari pada pemberian mineral anorganik. Oleh karena itu, tujuan dari kajian yang dikembangkan ini adalah I). Memproduksi suplemen biomineral dari cairan rumen Iimbah rumah potong hewan, 2). Mengkarakterisasi suplemen biomineral yang meliputl kompisisi dan kadar zat makanan, dan stabilitas di dalam saluran pencernakan ternak, dan 3). Mengkaji manfaat biologis suplernen biomineral pada tikus (hewan monogastik) dan sapi potong (hewan poligastik). Dalam kajian ini metode yang digunakan adalah: I). Merancang teknik pemanenan biomineral yang efektif, murah, efisien dan bernilai hayati bagus sebagai suplemen, 2). Mengkarakterisasi komposisi dan kandungan zat makanan suplemen biomineral, 3). Memformulasi dan melakukan pengkayaan biomineral cairan rumen menjadi suplemen mineral organik yang siap pakai, dan 4). r-tengevaluas' ketersediaan nutrien suplemen biomineral yang meliputi uji stabilitas di dalam saluran pencernakan ternak, serta 5). Melakukan uji biologis dalam bentuk 'feeding trial' pada tikus dan sapi potong. Kajian ini Kerjasama Kemitraan Peneflfian Pertanian -------------------- dengan Perguruan Tinggi (KKP3T) 99

Transcript of PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN CAIRAN RUMEN · PDF fileIimbah rumah potong (RPH). Cairan rumen...

Page 1: PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN CAIRAN RUMEN · PDF fileIimbah rumah potong (RPH). Cairan rumen mengandung zat makanan, seperti proteinvitamin, mineral dan lain-lain, ... menurunkan pencemaran

Ringkasan Eksekutif________________________ Hasil-Hasil Peneiitian Tstnm 2007

PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN CAIRAN RUMEN LlMBAHRUMAH POTONG HEWAN DI DKI JAKARTA SEBAGAI BIOMINERAL

Ir. Anita S. Tjakradidjaja, MRlIr.Sc.I), Dr.lr. Baehtar Bakrie, M.S(2),

dan Dr. Ir. H. Suryahadi, DEA I)

Rendahnya kuantitas dan kualitas pakan diIndonesia menyebabkan produksi dan kualitasproduk ternak yang rendah sebagai akibat daridefisiensi nutrien yang dialami ternak sepertidefiensi protein, minerals, dan lain-lain.Suplementasi yang diberikan kepada ternakselalu memperlihatkan adanya respon positifpada ternak melalui peningkatan ketersediaannutrien, dan memperbaiki metabolisme pakandan zat makanan di dalam saluran pencernaan,yang pada akhirnya dapat meningkatkanproduksi ternak dan memperbaiki kualitasproduk yang dihasilkan. Oleh karena itusuplemantasi merupakan suatu keharusan dalampemberian pakan ternak, dan suplemen yangdiberikan harus bagus dalam kadar dankualitasnya, mempunyai nilai biologis yang baik,berdsifat alami sebagai pakan ternak, dan mudahdiproduksinya serta harganya murah, Suplernensemacam ini dapat diproduksi dari cairan rumenIimbah rumah potong (RPH).

Cairan rumen mengandung zat makanan,seperti proteinvitamin, mineral dan lain-lain,yang diproduksi oleh mikroba rumen. Potensinutrien dari cairan rumen ini dapatdimanfaatkan dan diolah menjadi suplemenbiomineral. Selain itu potensi produksi yangcukup tinggi yang berasal dari pemotonganhewan (Iokasi RPH Cakung, Pulo Gadung,Mampang dan Tanjung Priok) di tahun 2005,yaitu 64.567 ekor sapi, 1.847 ekor kerbaudan 72.553 ekor kambing/domba, dapatdiprediksi besarnya Iimbah isilcairan rumen yangterakumulasi (dengan volume 40 I/ekor ternaksapi, dan bahan kering sebesar 85-93%).Pemanfaatannya sebagai biomineral dapat

I. Pengajar Institut Pertanian Bogor2. Peneliti Badan Litbang Pertanian

menurunkan pencemaran Iingkungan di daerahperkotaan seperti DKI Jakarta.

Untuk menghasilkan biomineral dari cairanrumen Iimbah rumah potong, dapatdilakukandengan proses pemanenan produk inkorporasizat makanan oleh mikroba rumen ke dalamprotein miklrobialnya melalui penggunaan pelarutasam, pengendapan, penambahan bahan"carrie.r" dan pengeringan di bawah sinarmatahari. Produk ini kemudian dapatditambahkan ke dalam ransum sebagai suplemenatau imbuhan mineral organi karena pemberianmineral organik lebih efektif dalam meningkatkanpenampilan dan produksi ternak dari padapemberian mineral anorganik. Oleh karena itu,tujuan dari kajian yang dikembangkan ini adalahI). Memproduksi suplemen biomineral daricairan rumen Iimbah rumah potong hewan, 2).Mengkarakterisasi suplemen biomineral yangmeliputl kompisisi dan kadar zat makanan, danstabilitas di dalam saluran pencernakan ternak,dan 3). Mengkaji manfaat biologis suplernenbiomineral pada tikus (hewan monogastik) dansapi potong (hewan poligastik).

Dalam kajian ini metode yang digunakanadalah: I). Merancang teknik pemanenanbiomineral yang efektif, murah, efisien danbernilai hayati bagus sebagai suplemen, 2).Mengkarakterisasi komposisi dan kandungan zatmakanan suplemen biomineral, 3).Memformulasi dan melakukan pengkayaanbiomineral cairan rumen menjadi suplemenmineral organik yang siap pakai, dan 4).r-tengevaluas' ketersediaan nutrien suplemenbiomineral yang meliputi uji stabilitas di dalamsaluran pencernakan ternak, serta 5).Melakukan uji biologis dalam bentuk 'feedingtrial' pada tikus dan sapi potong. Kajian ini

Kerjasama Kemitraan Peneflfian Pertanian --------------------dengan Perguruan Tinggi (KKP3T)

99

Page 2: PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN CAIRAN RUMEN · PDF fileIimbah rumah potong (RPH). Cairan rumen mengandung zat makanan, seperti proteinvitamin, mineral dan lain-lain, ... menurunkan pencemaran

Ringkasan EksekuttfHast/-Hasi/ Pene/itian Tahun 2007 _

akan dilakukan dalam bentuk uji laboratoriumdan uji lapang. Dari kajian ini diharapkan adanyahasil berupa produk suplemen mineral organikyang bermanfaat bagi peningkatan penampilandan produksi ternak sapi potong.

Hasil penelitian menunjukkan bahwapotensi isi rumen dari ternak ruminansia yangdipotong di RPH cukup besar, dan dapatdigunakan untuk pembuatan biomineral. Untukmendapatkan biomineral, sebuah alat panentelah dirancang dan diproduksi. Denganmenggunakan alat ini telah dilakukan percobaanoptimasi pH untuk proses acidifikasi isi rumen,dan percobaan perbandingan sumber isi rumenyang berasal dari dua lokasi RPH yang berbeda.Proses acidifikasi dengan larutan HCImenunjukkan pH yang terbaik pada pH 5,5berdasarkan kadar abu produk biomineral.Kriteria yang sama juga digunakan untukmemilih isi rumen dari RPH DB.

Hasil percobaan menunjukkan bahwabiomineral 'origin' (asli) mengandung kadarabu, protein kasar dan lemak yang tinggi, tetapimengandung fraksi karbohidrat (serat kasar danbahan ekstrak tiada N) yang rendah.Penarnbahan bahan 'carrier' menurunkankadar semua zat makanan, kecuali boar bahankering dan konsentrasi bahan ekstrak tiada Npada biomineral kontrol. Proteksi denganformalin menurunkan kadar abu, tetapi tidak

merubah kadar zat makanan lainnya. Sedangkanperlindungan dengan tannin daun jambu bijimenurunkan kadar abu, protein kasar dan seratkasar, tetapi meningkatkan kadar lemak.Persentase yang dihasilkan pada pembuatanbiomineral kontrol sebesar 14.04%, nilai inimeningkat dengan adanya perlindungan denganformalin (24.15%) dan tannin daun jambu biji(17.45%).

Uji stabilitas biomineral dengan metodeTilley dan Terry menunjukkan bahwa biomineralcukup 'fermentable' dan 'degradable' didalam rumen. Hasil degradasi mineral Ca, Pdan Mg menunjukkan ketersediaan mineral yangcukup untuk mikroba rumen. Tingkat degradasidan kecernaan bahan kering dan bahan organikyang cukup tinggi menunjukkan penggunaanbiomineral yang bagus di rumen dan di organpasca rumen. Proteksi biomineral denganformalin dapat menurunkan manfaat biomineralkontrol, sedangkan penggunaan tannin sebagaipelindung memberikan efek yang sama sepertiyang diperoleh biomineral kontrol. Dengandemikian dapat dinyatakan bahwa biomineralkontrol tidak perlu diproteksi dengan bahanpelindung sehingga penggunaan biomineralkontrol sebagai suplemen mineral lebihdianjurkan. Sebagai kesimpulan, biomineralyang diproduksl dari isi rumen dapat digunakansebagai suplemen mineral untuk memperbaikiproduksi sapi potong.

100 --------------------- Kerjasama Kemitraan Penetitien Pertaniandengan Perguruan Tinggi (KKP3T)