Pengkajian program

60
LAPORAN PENGKAJIAN PROGRAM PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN SECARA KREATIF OLEH PENDIDIK PAUD SKB PEMALANG Oleh : Sujud Marwoto 1

Transcript of Pengkajian program

LAPORAN

PENGKAJIAN PROGRAM

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN SECARA KREATIF

OLEH PENDIDIK PAUD SKB PEMALANG

Oleh :

Sujud Marwoto

1

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENGKAJIAN

1. Judul Pengkajian : Pemanfaatan Media Pembelajaran Secara

Kreatif Oleh Pendidik PAUD SKB

Pemalang Kabupaten pemalang

2. Ketua Peneliti :

a. Nama Lengkap dan Gelar : ..............................

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. Golongan/Pangkat : IVa/Pembina

3. Jabatan Fungsional : Pamong Belajar Madya

4. Lokasi Pengkajian Program : SKB Pemalang

5. Biaya yang diperlukan : Rp.4.500.000,-

6. Jumlah Anggota Peneliti : 2 orang

a. Nama Anggota-1 : ..............................

2

b. Nama Anggota-2 : ...............................

Pemalang, 27 April 2012

Mengetahui

Kepala SKB Pemalang

Kabupaten Pemalang

…………………………………..

……………………………….

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

Hidayah-Nya sehingga kami dapat berhasil menyelesaikan laporan pengkajian

program dengan judul “Laporan pengkajian program Pemanfaatan media

pembelajaran secara kreatif Oleh pendidik PAUD di SKB Pemalang”

3

Laporan ini disusun untuk untuk mendeskripsikan kreatifitas Pendidik dalam

memanfaatkan media pembelajaran melalui buku cerita bergambar, adapun

pengkajian yang akan diperoleh adalah sejauh mana media ini mampu

meningkatkan kreatifitas anak didik PAUD di SKB Pemalang

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan baik moral maupun material dari

berbagai pihak, laporan ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu

kami mengucapkan terima kasih yang tulus kepada Bapak Drs. Zubaedi, M.Pd

sebagai Kepala SKB Pemalang dan semua pihak yang telah membantu saya hingga

dapat menyelesaikan laporan ini. Semoga amal sholeh mereka semua mendapat

imbalan pahala dari Allah Subhanahu Wata’ala aminn.

Akhirnya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan

dan kami terima dengan senang hati demi penyempurnaan laporan ini dimasa yang

akan datang.

Pemalang, 27 April 2012

Mengetahui

Kepala SKB Pemalang Penyusun,

……………………………………. Sujud M

…………………………………………

4

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah................................................................... 3

1.3. Tujuan Pengkajian ................................................................... 3

1.4. Manfaat Pengkajian ................................................................. 3

BAB II KAJIAN TEORI................................................................................ 5

2.1. Media Pembelajaran ............................................................... 5

2.1.1. Pengertian Media Pembelajaran.................................. 5

2.1.2. Ciri-ciri Media Pembelajaran........................................ 5

2.1.3. Pemilihan Media Pembelajaran.................................... 6

2.1.4. Jenis-jenis Media Pembelajaran ................................. 8

2.1.5. Fungsi Media Pembelajaran......................................... 9

2.1.6. Manfaat Media Pembelajaran....................................... 10

2.2. Kreativitas ................................................................................ 10

2.2.1. Pengertian Kreativitas ................................................... 10

2.2.2. Ciri-Ciri Guru yang kreatif............................................... 11

2.2.3. Pengertian Anak Kreatif ................................................ 14

2.2.4. Karakteristik Anak Kreatif .............................................. 15

2.2.5. Bentuk-bentuk Kreativitas .............................................. 155

2.2.6. Faktor yang Dapat Menghambat dan Meningkatkan

Kreativitas ........................................................................ 16

2.3. Anak Usia Dini......................................................................... 16

2.3.1. Pengertian Anak Usia Dini............................................ 16

2.3.2. Karakteristik Anak Usia Dini.......................................... 17

2.3.3. Perkembangan Anak Usia Dini..................................... 18

BAB III METODE PENGKAJIAN................................................................. 20

3.1. Pendekatan Pengkajian .......................................................... 20

3.2. Fokus Pengkajian..................................................................... 20

3.3. Sumber Data Pengkajian ........................................................ 20

3.4. Subjek Pengkajian.................................................................... 21

3.5. Teknik Pengumpulan Data....................................................... 21

3.6. Teknik Keabsahan Data........................................................... 22

3.7. Teknik Analisis Data................................................................. 22

3.8. Rencana dan Jadwal Kegiatan................................................ 24

3.9. Organisasi Pelaksana.............................................................. 24

4.0. Rencana Anggaran.................................................................. 25

BAB IV HASIL PENGKAJIAN DAN PEMBAHASAN PROGRAM............... 26

4.1. Hasil Pengkajian ................................................................... 26

4.1.1 Gambaran PAUD SKB................................................... 26

4.1.2 Keadaan SDM................................................................ 27

4.1.3 Karakteristik Anak Didik PAUD...................................... 28

4.1.4 Tugas Tenaga Pendidik dan Karyawan......................... 28

4.1.5 Strategi Pemanfaatan Media Pembelajaran.................. 32

4.2. Pembahasan Hasil Pengkajian ............................................. 27

4.2.1 Pemanfaatan Media Pembelajaran oleh Pendidik......... 42

6

4.2.2 Penerapan Menggunakan Media Pembelajaran

Secara Kreatif Oleh Pendidik.......................................... 46

BAB V PENUTUP....................................................................................... 49

5.1. Simpulan.................................................................................. 49

5.2. Saran........................................................................................ 49

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 51

LAMPIRAN DAFTAR ANAK DIDIK PAUD......................................................... 53

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

7

Diera globalisasi seperti ini terjadi pergeseran paradigma (pandangan/keyakinan

yang cukup besar) mengenai konsep pendidikan anak usia dini mengandung makna

tempat yang nyaman untuk bermain. Berdasarkan makna tersebut, maka pelaksanaan

program kegiatan belajar harus menciptakan suasana nyaman. Bermain merupakan cara

yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak didik. Sebelum bersekolah,

bermain merupakan cara alamiah untuk menemukan lingkungan, orang lain, dan dirinya

sendiri. Pada prinsipnya, bermain mengandung rasa senang, suka rela, dan tanpa

paksaan atau tekanan dari luar serta lebih mementingkan proses dari pada hasil.

(Hibana.S. Rahman, 2002:85)

Perkembangan bermain sebagai cara pembelajaran hendaknya disesuaikan

dengan perkembangan umur dan kemampuan anak didik, yaitu berangsur-angsur

dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsur bermain lebih besar) menjadi belajar

sambil bermain (unsur belajar lebih banyak). Dengan demikian anak didik tidak akan

canggung lagi menghadapi cara pembelajaran ditingkat-tingkat berikutnya. (Depdikbud,

1999:3).

Dalam proses perkembangan anak melalui bermain terutama pada anak usia dini

dan alat permainan merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai atau dimanfaatkan

untuk merangsang daya pikir, kreativitas, perasaan, perhatian dan kemampuan anak

sehingga mampu mendorong terjadinya proses belajar mengajar. Anak sebaiknya dapat

berkembang secara wajar tanpa hambatan dan mampu membangun kreativitasnya.

Salah satu hal yang dapat meningkatkan kreativitas pada anak adalah menggunakan

media pembelajaran yang tepat yang dapat memberikan informasi maupun berbagai

keterampilan kepada anak.

Pendidik dalam proses pembelajaran di kelas dipandang dapat memainkan

peran penting terutama dalam membantu peserta didik untuk membangun sikap positif

dalam belajar, membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong kemandirian dan ketepatan

logika intelektual serta menciptakan kondisi-kondisi untuk sukses dalam belajar. Peran

ini menandakan Pendidik sebagai pelaku dalam penyelenggaraan pendidikan memikul

tanggung jawab utama dalam transformasi orientasi peserta didik dari ketidak tahuan

menjadi tahu, dari ketergantungan menjadi mandiri, dari tidak terampil manjadi

terampil, dari orientasi ke-aku-an menjadi orientasi ke-kita-an. Sehingga Pendidik

dituntut untuk membangun dirinya dan pemikiran yang berkaitan dengan strategi

pembelajaran, yang sesuai dengan karakteristik peserta didik maupun materi

8

pembelajaran. Melalui strategi pembelajaran yang tepat diharapkan hasil belajar dapat

memadai dan sesuai dengan tujuan institusional yang telah ditetapkan

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukuan penulis di PAUD SKB Pemalang

didapatkan hasil wawancara dengan Pendidik sebagai berikut :

1. Pembelajaran yang berlangsung kurang aktif. Hal ini terlihat dari sedikitnya anak

cenderung kurang aktif dalam merespon pertanyaan dan tugas yang diberikan

Pendidik.

2. Media pembelajaran yang digunakan Pendidik kurang melibatkan partisipasi anak

sehingga anak kurang termotivasi dalam pembelajaran dikelas.

Dengan kondisi lapangan seperti tampak di atas menyebabkan pembelajaran

yang berlangsung di kelas kurang efektif dan kurang membangun kreativitas anak. Salah

satu hal yang dapat digunakan sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah

dengan menggunakan media pembelajaran yang mampu merangsang kreativitas anak.

Media pembelajaran yaitu alat yang dapat membantu proses belajar mengajar

dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan (bahan pengajaran) yang disampaikan,

sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Fungsi

utama media pembelajaran ialah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi

iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh Pendidik.

Pemanfaatan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat

membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dari pembelajaran

pada saat itu. Hal ini sesuai dengan pernyataan H. Malik (1986) yaitu pamakaian media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan

minat anak, membangkitkan motivasi anak, serta merangsang kreativitas dalam

kegiatan belajar.

PAUD SKB Pemalang yang terletak di Jl. Sidorejo Comal memiliki profil yang

kurang mendukung dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini berdasarkan pengamatan

Pengkaji terhadap keadaan lingkungan PAUD SKB Pemalang. PAUD ini memiliki 4 tenaga

pengajar dan 25 anak didik, jumlah anak didik tersebut belajar dalam ruang kelas yang

berbeda. Satu ruang untuk kelompok A dengan jumlah 6 anak dan satu ruang untuk

kelompok B dengan jumlah 19 anak. Keadaan dalam kelompok B dengan jumlah anak

tersebut menyebabkan pembelajaran menjadi kurang efektif karena pembelajaran akan

terlalu gaduh. Selain itu media pembelajaran yang digunakan dalam kelas terlalu

monoton karena Pendidik hanya menggunakan media televisi (audio-visual) tanpa

9

menggunakan media lain seperti halnya media audio atau visual. Keadaan ini kurang

melatih kemampuan melihat dan mendengar anak didik. Dengan kurang terlatihnya

kemampuan melihat atau mendengar akan kurang memacu kreativitas anak.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

secara umum rumusan yang akan diteliti adalah “Pemanfaatan Media Pembelajaran

Secara Kreatif Oleh Pendidik PAUD SKB Pemalang.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan yang dikaji

dalam Pengkajian ini adalah sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana pemanfaatan media pembelajaran yang digunakan secara kreatif oleh

Pendidik agar dapat meningkatkan kreativitas Pendidik di PAUD SKB Pemalang?

1.2.2 Bagaimana peningkatan kreativitas anak PAUD SKB Pemalang setelah penerapan

media pembelajaran secara kreatif oleh Pendidik ?

1.3. Tujuan Pengkajian

Tujuan dari Pengkajian ini adalah :

1.3.1 Mendeskripsikan pemanfaatan media pembelajaran yang digunakan secara

kreatif oleh Pendidik agar dapat meningkatkan kreativitas Pendidik di PAUD SKB

Pemalang.

1.3.2 Mendeskripsikan peningkatan kreativitas anak PAUD SKB Pemalang setelah

penerapan media pembelajaran secara kreatif oleh Pendidik

1.4. Manfaat Pengkajian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat Pengkajian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi ilmu

pengetahuan khususnya tentang media pembelajaran untuk mengembangkan

kreativitas pada anak usia dini, serta dapat digunakan sebagai referensi bagi khalayak

yang akan membahas atau meneliti tentang media pembelajaran dan kreativitas anak

usia dini.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat Pengkajian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang

pemanfaatan media pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kreativitas pada

10

anak usia dini. Bagi para pendidik dapat dijadikan sebagai masukan mengenai

pentingnya alat bermain dalam proses pembelajaran dalam rangka mengupayakan

tingkat kreativitas, prestasi dan keberhasilan dikelompok bermain secara optimal.

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Media Pembelajaran

2.1.1 Pengertian Media Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu usaha Pendidik/ pengajar untuk membantu

anak didiknya agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya sedangkan

media merupakan suatu alat yang digunakan dalam proses pembelajaran. Media

pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar.

Media pembelajaran menurut beberapa ahli yaitu:

1. H. Malik (1994: 6) mengartikan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat

11

merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan si belajar dalam kegiatan

belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

2. Heinick (dalam Kustandi, 2011: 9) mengemukakan istilah media pembelajaran

sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.

3. Gagne (dalam Sadiman, 1993: 11) mengatakan bahwa media pembelajaran

merupakan berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan

pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar.

Berdasarkan pendapat di atas media pembelajaran yang dimaksud dalam

Pengkajian ini adalah suatu wahana untuk membantu anak dalam kegiatan bermain,

media pembelajaran dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar yang

berlangsung secara teratur, lancar, efektif dan efisien. Untuk media alamiah

merupakan segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan dari lingkungan alam sekitar

yang bersifat alami untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di PAUD SKB

Pemalang.

Berdasarkan uraian beberapa pengertian media pembelajaran diatas, berikut

dikemukakan ciri-ciri media pembelajaran.

2.1.2 Ciri-ciri Media Pembelajaran

Media pembelajaran identik artinya dengan keperagaan yaitu suatu bentuk

yang dapat dilihat, diraba, didengar dan diamati melalui panca indera. Tekanan

utama media terletak pada benda atau hal-hal yang dapat dilihat, diraba, dan

didengar. Dalam pengertian lain media pembelajaran merupakan suatu perantara

dan digunakan dalam rangka pendidikan dan pengajaran.

Ciri-ciri media pembelajaran yang dikemukakan oleh beberapa ahli adalah

sebagai berikut:

1. Gerlach dan Erly (dalam Kustandi, 2011: 14) mengatakan bahwa media

pembelajaran memiliki ciri manipulatif, distributif, fiksatif.

2. Sanaky (2011: 40) mengatakan media pembelajaran memiliki ciri-ciri adanya

unsur alat (media), metode menyampaikan media dan tehnik penggunaan media.

3. Bovee (dalam Sanaky, 2011: 3) mengatakan bahwa media pembelajaran memiliki

suatu bentuk atau hal-hal yang dilihat, didengar dan diraba yang digunakan

dalam proses pembelajaran antara pengajar dan pembelajar.

12

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri media

pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Media pembelajaran harus mampu merekam suatu objek agar objek tersebut

dapat dimunculkan kembali pada waktu tertentu.

2. Media pembelajaran memiliki kemampuan memanipulasi objek.

3. Media pembelajaran dapat diterima penyebarannya pada beberapa tempat.

4. Media pembelajaran memiliki alat peraga untuk menyampaikan pesan.

5. Media pembelajaran memiliki tehnik dan metode tertentu dalam penggunaannya.

2.1.3 Pemilihan Media Pembelajaran

Usia dini merupakan masa bermain (time play), jadi biarkan anak

menikmatinya. Anak perlu bermain sebagai sarana untuk tumbuh kembang dalam

lingkungan budaya dan persiapan dalam belajar norma. Dalam kegiatan bermainnya

anak membutuhkan beberapa media pembelajaran yang sesuai dengan tingkat

pemahamannya. Selain itu dalam pemilihan media pembelajaran perlu

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Media pembelajaran tidak berbahaya.

2. Bukan pilihan orang tua tetapi berdasarkan minat anak terhadap

permainan tersebut.

3. Media dan sumber belajar sebaiknya beraneka macam, sehingga anak dapat

bereksplorasi dengan berbagai macam alat permainan.

4. Tingkat kesulitan media sebaiknya disesuaikan pada rentang usia dini.

5. Media yang digunakan tidak perlu rapuh (Sujiono, 2005: 142-143).

Ada empat hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media

pembelajaran, yakni:

a) Alasan Memilih Media Pembelajaran

Pemilihan media yang akan dipergunakan dalam proses belajar mengajar

hendaknya dilakukan, sebab ada berbagai macam media yang mempunyai

kemungkinan dapat dipakai dalam proses belajar mengajar, ada media yang

mempunyai kecocokan untuk menyampaikan informasi tertentu, ada perbedaan

situasi dan kondisi tempat media dipergunakan.

b) Waktu yang Tepat untuk Memilih Media Pembelajaran

13

Penggunaan media mempunyai tujuan dapat menunjang tercapainya tujuan

instruksional, maka pemilihan media dilakukan setelah mengetahui tujuan

instruksional dan sudah tentu dilakukan setelah mengajar (melaksanakan

program pengajaran). Pemilihan media tersebut hendaknya dilakukan pada waktu

merencanakan program pembelajaran.

c) Pemilihan Media Pembelajaran

Pada umumnya pemilihan media dilakukan oleh Pendidik, sebab pada umumnya

Pendidik juga yang menyusun desain instruksional. Akan tetapi tidak selamanya

demikian. Apabila desain instruksional disusun oleh seorang professional dalam

pemediaan (bukan seorang Pendidik) maka orang tersebut yang memilih media.

Dengan demikian akan lebih tepat apabila diakatakan bahwa yang hendak memilih

media atau berhak memilih media itu ialah si penyusun desain instruksional baik

sebagai seorang Pendidik atau bukan.

d) Cara Memilih Media Pembelajaran

Dalam memilih media hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:

1. Memilih media yang sesuai dengan tujuan yang hendaknya dicapai saat akan

melakukan pengajaran.

2. Memilih media yang sesuai dengan materi yang akan dipergunakan.

3. Memilih media yang sesuai dengan materi yang akan dikomunikasikan.

4. Memilih media yang sesuai situasi dan kondisi lingkungan tempat itu

dipergunakan.

2.1.4 Jenis-jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran sangat banyak jenisnya. Maka, untuk menggunakan suatu

media pembelajaran secara baik, efektif, dan efisien dalam proses pembelajaran

diperlukan kemampuan, pengetahuan dalam memilih, dan menggunakan media

pembelajaran tersebut.

Jenis-jenis media pembelajaran menurut beberapa ahli antara lain :

1. Rudy Bretz (1971: 17) mengemukakan jenis media pembelajaran yaitu: media

visual, media audio, media audio visual, media alam.

2. Schramm (1977: 15) mengatakan bahwa jenis media pembelajaran yakni: media

massal, media kelompok, media individual.

3. Briggs (1973: 19) mengatakan jenis media pembelajaran yaitu: media cetak, media

trasparansi, suara langsung, obyek, model, papan tulis.

14

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan jenis-jenis media

pembelajaran yaitu:

1. Media visual (media grafis) : media yang menyalurkan pesan melalui simbol-

simbol visual (gambar/foto).

2. Media audio (radio, kaset-audio) : merupakan perlengkapan elektronik yang dapat

digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus, kaset audio sering digunakan

di sekolah untuk memberikan kegiatan pada anak-anak.

3. Media audio visual (media video) : merupakan salah satu jenis media udio visual

selain film, yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran biasanya

dikemas dalam bentuk VCD.

4. Media alam (bermain keluar ruangan kelas atau memanfaatkan lingkungan) untuk

belajar.

Berdasarkan jenis-jenis media pembelajaran tersebut diatas maka media

pembelajaran yang akan digunakan Pengkaji yaitu:

a. Media visual (gambar dan foto)

b. Media audio (radio atau tape)

c. Media audio visual (televisi - VCD )

d. Media alam (memanfaatkan lingkungan)

Kelemahan dan kelebihan jenis media yang digunakan:

a. Media Visual

Kelemahan: Hanya menekankan persepsi indera mata, ukurannya sangat

terbatas, kurang bisa membantu daya ingat.

Kelebihan : Sifatnya konkret, dapat mengatasi batasan pengamatan, dapat

memperjelas suatu masalah.

b. Media Audio

Kelemahan: Komunikasi satu arah, membutuhkan konsentrasi dalam

mendengarkan, bisa terhapus dan tidak bisa disimpan lama.

Kelebihan : Individual, relatif lebih murah, mengatasi batas waktu dan ruang

c. Media Audio Visual

Kelemahan: Kurang bisa membantu daya ingat, membutuhkan konsentrasi

dalam mendengarkan, tidak bisa disimpan dalam waktu lama.

Kelebihan : Sangat tepat untuk materi musik dan bahasa, relatif lebih murah,

mengatasi batas ruang dan waktu

15

d. Media Alam

Kelemahan: Membutuhkan waktu lama, membutuhkan persiapan terlebih

dahulu

Kelebihan : Menambah pengetahuan tentang lingkungan, bermain alam bebas.

2.1.5 Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran difungsikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Media pembelajaran hendaknya melibatkan peserta didik, baik dalam

benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata, sehingga

pembelajaran dapat terjadi.

Menurut Keemp dan Dayton (1985: 28), media pembelajaran di atas memiliki

fungsi utama yaitu:

1. Memotivasi minat atau tindakan, untuk memenuhi fungsi motivasi media.

2. Menyajikan informasi untuk fungsi informasi media pembelajaran dapat

digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa.

3. Memberi instruksi didalam informasi yang terdapat dalam media itu

hendaknya melibatkan anak baik dalm bentuk mental maupun dalam bentuk

aktifitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.

Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan

dengan teknik drama (main peran). Sedangkan untuk tujuan informasi, media

pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi di hadapan

sekelompok peserta didik.

2.1.6 Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan sebuah alat yang berfungsi dan digunakan

untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Media pembelajaran merupakan proses

komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Dapat dikatakan bahwa,

bentuk komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan

pesan.

Berikut merupakan manfaat media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton

(1985 : 3-4):

1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku, Pendidik menafsirkan isi

pembelajaran dengan cara-cara yang berbeda-beda, dengan penggunaan media

16

yang beragam hasil tafsiran itu dapat menginformasikan yang sama disampaikan

pada anak.

2. Pembelajaran lebih menarik, media sebagai penarik perhatian dan

membuat anak tetap terjaga serta memperhatikan.

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar

yang diterima dalam hal partisipasi anak, umpan balik dan pengetahuan.

4. Sikap positif terhadap apa yang siswa pelajari dan proses belajar dapat

ditingkatkan.

5. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana saja diinginkan atau

diperlukan.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan media merupakan alat permainan

yang dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar yang berlangsung. Semua

kegiatan bermain dapat menggunakan media atau alat permainan tertentu sesuai

dengan kebutuhannya. Hal yang terpenting dalam pelaksanaan dan pemilihan media

pembelajaran yang menyenangkan dan menarik perhatian hendaknya disesuaikan

dengan usia khususnya anak usia dini, sehingga dapat melakukan kegiatan belajar

dengan minat dan perasaan senang tanpa ada paksaan.

2.2 Kreativitas

2.2.1 Pengertian Kreativitas

Kreatif merupakan kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru atau

yang sudah ada sebelumnya. Oleh karena itu jika kreativitas ini dapat berkembang

dengan baik maka anak akan memiliki kemampuan keterampilan yang baik jika

diberi lingkungan yang mendukung.

Pengertian kreativitas menurut beberapa ahli:

1. Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, dalam

bentuk suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang

baru (Hurlock dalam Basuki, 2010).

2. Kreativitas adalah suatu proses upaya manusia atau bangsa untuk membangun

dirinya dalam berbagai aspek kehidupannya dengan tujuan menikmati kualitas

kehidupan yang semakin baik (Alvian dalam Basuki, 2010).

3. Kreativitas adalah suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan

(fleksibilitas) dan originalitas dalam berfikir (Munandar dalam Basuki, 2010).

17

Berdasarkan pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan kreativitas dalam Pengkajian ini adalah kemampuan seseorang untuk

menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik

dalam bentuk karya baru maupun gabungan dengan hal-hal yang sudah ada dan yang

belum pernah ada sebelumnya dengan menekankan kemampuan yaitu berkaitan

dengan kemampuan untuk memecahkan atau menjawab masalah dan cerminan

kemampuan operasional anak kreatif di PAUD SKB Pemalang.

2.2.2 Ciri-Ciri Pendidik yang Kreatif

Sebagaimana termaktub UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 pada pasal 40 ayat 2

dinyatakan kewajiban-kewajiban Pendidik, (a) menciptakan suasana pendidikan

yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis, (b) mempunyai

komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan (c)

memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai

dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya

Berdasarkan hal tersebut, peran Pendidik dalam pembelajaran memegang

peran strategis terutama membangun budaya kreatif pada anak didiknya. Melalui

bimbingan dan arahan Pendidik yang kreatif akan memberikan kemudahan kepada

anak didik mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan. Sebelum dijelaskan

tentang ciri-ciri Pendidik yang kreatif dalam pembelajaran khususnya dalam

memanfaatkan media pemberlajaran, berikut dikemukakan ciri-ciri kreativitas.

Ciri-ciri kreativitas menurut beberapa ahli yaitu:

1. Guilford (dalam Munandar 2009) mengatakan ciri-ciri kreativitas adalah fluency

(kelancaran), flexibility (fleksibilitas), originality (keaslian), elaboration

(keterperincian atau pengurangan).

2. (David Campbell, 2011: 46) menyatakan ciri-ciri kreativitas yaitu sifat yang

secara umum yang ada diantara individu, adanya kemauan untuk bekerja keras,

menghargai pendapat orang lain, mengembangkan bakat yang ada dalam diri.

3. Rogers (dalam Munandar 2009) menyatakan seseorang yang memiliki motivasi

yang tinggi untuk melakukan sesuatu dari dirinya sendiri selain didukung oleh

perhatian, dorongan dan pelatihan lingkungan merupakan bagian dari ciri-ciri

kreativitas seseorang.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka disimpulkan bahwa ciri-ciri

kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru walaupun

18

sesungguhnya yang diciptakan itu tidak perlu berupa hal-hal yang baru tetapi

merupakan hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa ciri-ciri kreativitas merupakan suatu kemampuan untuk memperbanyak,

mengembangkan suatu gagasan dan melengkapi gagasan tersebut.

Selanjutnya terkait dengan pemanfaatan media secara kreatif oleh Pendidik

sebagaimana di nyatakan oleh Torrance (1981) dalam Creativity Research Journal

the purpose of creative teaching is to create a “responsible environment” through high

teacher enthusiasm, appreciation of individual differences, and so on

(www.creativeeducation.co.uk/ -diunduh, tgl 15-12-2011)

Pernyataan tersebut dalam terjemahan bebas diartikan bahwa tujuan

pengajaran kreatif untuk menciptakan sebuah lingkungan yang bertanggungjawab,

melalui antusiasme Pendidik yang tinggi, menghargai perbedaan individu dan

sebagainya. Lebih jauh ditegaskan oleh Treffinger (1980) dan Davis (1991)

bagaimana Pendidik menciptakan iklim kreatif adalah penting terutama untuk

merangsang berfikir kreatif.

Demikian pula dalam jurnal lain sebagaimana pada Mendeley dinyatakan bahwa :

Analisis ini berfokus pada pengalaman Pendidik siswa 'terlibat dalam kegiatan kreatif untuk mempersiapkan, mengajar dan mengevaluasi proyek berbasis sekolah, dan tema diidentifikasi pemahaman mereka dan pengalaman pribadi dari kreativitas, kontribusi ICT, dan refleksi mereka pada pengembangan professional http://www.mendeley.com/research/developing-conceptual-frameworks-creativity-ict-teacher-education-1/ diunduh, tgl 15-12-2011)

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat dinyatakan betapa pentingnya

seorang Pendidik memanfaatkan media pembelajaran agar tercipta iklim kreatif pada

proses pembelajaran.

Beberapa ciri Pendidik yang kreatif dalam memanfaatkan media pembelajaran

direkomendasikan sebagaimana dimuat pada Creativity Research Journal Copyright

2000–2001 by Lawrence Erlbaum Associates, Inc.2000–2001, Vol. 13, Nos. 3 & 4,

317–327 antara lain sebagai berikut:

1. Support and reinforce unusual ideas and responses of students.2. Use failure as a positive to help students realize errors and meet acceptable

standards in a supportive atmosphere.3. Adapt to student interests and ideas in the classroom whenever possible.4. Allow time for students to think about and develop their creative ideas. Not all

creativity occurs immediately and spontaneously.

19

5. Create a climate of mutual respect and acceptance between students and between students and teachers, so that students can share develop, and learn together and from one another as well as independently.

6. Be aware of the many facets of creativity besides arts and crafts: verbal responses, written responses both in prose and poetic style, fiction and nonfiction form. Creativity enters all curricular areas and disciplines.

7. Encourage divergent learning activities. Be a resource provider and director.8. Listen and laugh with students. A warm, supportive atmosphere provides freedom

and security in exploratory thinking.9. Allow students to have choices and be a part of the decision-making process. Let them

have a part in the control of their education and learning experiences.10. Let everyone get involved, and demonstrate the value of involvement by supporting

student ideas and solutions to problems and projects (www.creativeeducation.co.uk/ -diunduh, tgl 15-12-2011)

Rekomendasi tersebut dalam terjemahan bebasnya berarti :

1. Dukungan dan memperkuat ide-ide yang tidak biasa dan tanggapan siswa.

2. Gunakan kegagalan sebagai upaya untuk membantu siswa menyadari

kesalahan dan memenuhi standar yang dapat diterima dalam suasana yang

mendukung.

3. Beradaptasi terhadap minat dan ide siswa .

4. Luangkan waktu bagi siswa untuk berpikir dan mengembangkan ide-ide kreatif

mereka.

5. Menciptakan iklim saling menghormati Antara siswa dan siswa serta pendidik.

6. Jadilah menyadari banyak aspek selain kreativitas seni dan kerajinan tanggapan

secara lisan, tanggapan tertulis baik dalam bentuk prosa dan gaya puitis, fiksi dan

nonfiksi bentuk. Kreativitas memasuki semua bidang kurikuler dan disiplin.

7. Mendorong kegiatan belajar yang berbeda. Menjadi penyedia sumber daya dan

direktur.

8. Dengarkan dantertawa dengansiswa. Suasana yanghangat mendukung

memberikan kebebasan dan keamanan dalam berpikir eksplorasi.

9. Memungkinkan siswa untuk memiliki pilihan dan menjadi bagian dari proses

pengambilan keputusan. Biarkan mereka memiliki bagian dalam kontrol dari

pendidikan dan pengalaman belajar.

10. Biarkan semua orang terlibat, dan menunjukkan nilai dari keterlibatan

mahasiswa mendukung ide-ide dan solusi untuk masalah dan proyek-proyek

2.2.3 Pengertian Anak Kreatif

20

Kemampuan yang dimiliki anak dalam menemukan ide, gagasan dari gagasan

dan ide tersebut maka anak dapat mengembangkannnya sendiri sesuai dengan

tingkat kemampuan yang dimilikinya.

Anak kreatif menurut beberapa ahli yaitu:

1. Suratno (2005: 10) mengatakan bahwa:

anak kreataif adalah anak yang mampu memperdayakan pikirannya untuk

menghasilkan gagasan baru, memecahkan masalah dan ide yang mempunyai

maksud dan tujuan yang di tentukan. Ketika anak mengekspresikan pikirannya

atau kegiatannya yang berdaya cipta, berinisiatif sendiri, dengan cara-cara yang

original, maka dapat dikatakan bahwa anak itu adalah anak yang kreatif.

2. Amabile (dalam Suratno, 1990: 10) menyatakan anak kreatif adalah Individu

kreatif dengan sendirinya memiliki motivasi dalam dirinya atau motivasi intrinsik

yang kuat untuk menghasilkan ide atau karya dalam memuaskan diri bukan

karena tekanan dari luar.

3. Campbell (1986: 11) menyatakan bahwa anak kreatif mampu menemukan ide,

gagasan-gagasan, dan dapat mengambil keputusan sesuai dengan kemampuannya.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan anak kreatif yaitu:

a. Motivasi dalam diri anak atau intrinsik tercipta dengan sendirinya yang akan

mendorong timbulnya kreativitas.

b. Suatu hal yang dapat membantu anak untuk hidup secara efektif dan produktif.

c. Anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, mampu mengembangkan sikap

mental positif mampu mengembangkan kreativitasnya.

2.2.4 Karakteristik Anak Kreatif

Paul Torrance (dalam Suratno, 2005:11) menyebutkan karakteristik tindakan

kreatif anak adalah sebagai berikut :

1. Anak kreatif belajar dengan cara-cara yang kreatif

2. Anak kreatif memiliki rentang perhatian yang panjang terhadap hal yang

membutuhkan usaha kreatif

3. Anak kreatif memiliki kemampuan mengorganisasikan yang menakjubkan

4. Anak kreatif dapat kembali kepada sesuatu yang sudah dikenalnya dan melihat

dari cara yang berbeda

21

5. Anak kreatif belajar banyak melalui fantasi, dan memecahkan permasalahan

dengan menggunakan pengalamannya

6. Anak kreatif menikmati permainan dengan kata-kata dan tempat sebagai pencerita

yang alami.

2.2.5 Bentuk-bentuk Kreativitas

Bentuk-bentuk kreativitas anak usia dini dikemukakan oleh Ratih (2009) terdiri dari:1. Gagasan

Gagasan adalah pemikiran yang menghasilkan timbulnya konsep dan berbagai macam pengetahuan.

2. Sikap Sikap adalah perilaku yang dihasilkan oleh sesorang. Rasa ingin tahu,

kesediaan untuk menjawab, keterbukaan, berani mengambil resiko, percaya diri, merupakan bagian dari sikap.

3. Karya

Karya adalah sesuatu yang dihasilkan oleh seseorang. Karangan anak,

permainan, mampu menggambar merupakan bagian dari karya.

Dari bentuk-bentuk kreativitas seperti tampak diatas maka dapat

disimpulkan bahwa bentuk-bentuk kreativitas yaitu:

a. Mampu menyusun berbagai bentuk permainan

b. Mampu menyusun karangan berupa tulisan maupun gambaran

c. Mampu menggambar sesuatu yang baru

d. Mampu mengungkapkan ide dan pendapat yang dimiliki

e. Mampu menjawab dan melakukan sesuatu yang dianggap menantang untuk

diselesaikan

f. Senang bertanya dan mencoba hal-hal yang baru serta tidak canggung dengan

situasi yang baru.

2.2.6 Faktor yang Dapat Menghambat dan Mendukung Peningkatkan Kreativitas

Menurut Imam Musbikin (2007: 7) menyatakan ada lima penghambat kreativitas anak diantaranya sebagai berikut:1. Tidak ada dorongan bereksplorasi2. Jadwal yang terlalu ketat3. Terlalu menekankan kebersamaan keluarga4. Orang tua over protektif5. Orang tua disiplin otoriter

22

Selain faktor yang menghambat kreativitas tersebut di atas, Hurlock (1978: 11) menyatakan bahwa faktor yang dapat mendukung meningkatkan kreativitas anak adalah:1. Waktu

Anak kreatif membutuhkan waktu untuk menuangkan ide atau gagasan dan konsep-konsep dan mencobanya dalam bentuk baru atau original.

2. Kesempatan MenyendiriAnak membutuhkan waktu dan kesempatan menyendiri untuk mengembangkan imajinasinya.

3. Dorongan Terlepas seberapa jauh hasil belajar anak memenuhi standar orang dewasa, anak memerlukan dorongan atau motivasi untuk kreatif dan bebas dari ejekan yang sering kali dilontarkan pada anak kreatif.

4. Sarana (lengkap)Sarana untuk bermain disediakan untuk merangsang dorongan eksperimen dan eksploitasi yang penting untuk mengembangkan kreativitas. Cerita merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan kreativitas anak, karena dengan mendengarkan cerita imajinasi dan fantasi anak dapat terasah. Selain itu cerita dapat meningkatkan rasa ingin tahu anak, menambah perbendaharaan kata serta meningkatkan rentang perhatian anak. Apabila imajinasi dan rasa ingin tahu anak berkembang maka secara otomatis kreativitas anak akan meningkat.

Dari paparan tersebut penulis menyimpulkan bahwa ada banyak kondisi

yang dapat diciptakan untuk meningkatkan kreativitas anak diantaranya dengan

menyediakan waktu, memberi kesempatan untuk menyendiri, dorongan atau

motivasi dan sarana. Sarana yang dimaksud dalam Pengkajian ini adalah buku cerita

bergambar.

2.3 Anak Usia Dini

2.3.1 Pengertian Anak Usia Dini

Usia dini merupakan awal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Anak usia dini adalah anak mulai lahir sampai umur delapan tahun yang mengalami

perkembangan pesat. Anak usia dini berhak mendapatkan pembinaan untuk

peningkatan kesejahteraan dan kesehatan fisik dan mental yang kemudian akan

berdampak pada peningkatan prestasi belajar.

Berdasarkan pengertian di atas terdapat beberapa definisi mengenai anak usia

dini yaitu:

1. Hibana S Rahman (2002: 32) mengemukakan anak usia dini adalah anak yang

berusia nol tahun atau sejak lahir sampai berusia kurang lebih delapan tahun (0-8)

yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.

23

2. Menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 1 Butir 14 yang menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini

adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

3. Prof. Marjory Ebbeck (1991) seorang pakar anak usia dini menyatakan bahwa

pendidikan anak usia dini adalah pelayanan kepada anak mulai sejak lahir sampai

umur delapan tahun.

Yang dimaksud dengan anak usia dini dalam Pengkajian ini adalah anak yang

berusia 2- 4 tahun yang menempuh pendidikan di PAUD SKB Pemalang.

2.3.2 Karakteristik Anak Usia Dini

Kartini Kartono dalam Saring Marsudi (2006: 6) mendeskripsikan

karakteristik anak usia dini sebagai berikut :

1. Bersifat Egoisantris Naif

Anak memandang dunia luar dari pandangannya sendiri, sesuai dengan

pengetahuan dan pemahamannya sendiri, dibatasi oleh perasaan dan pikirannya

yang masih sempit. Maka anak belum mampu memahami arti sebenarnya dari suatu

peristiwa dan belum mampu menempatkan diri kedalam kehidupan orang lain.

2. Relasi Sosial yang Primitif

Relasi sosial yang primitif merupakan akibat dari sifat egoisantris naif. Ciri

ini ditandai oleh kehidupan anak yang belum dapat memisahkan antara dirinya

dengan keadaan lingkungan sosialnya. Anak pada masa ini hanya memiliki minat

terhadap benda-benda atau peristiwa yang sesuai dengan daya fantasinya. Anak

mulai membangun dunianya dengan khayalan dan keinginannya sendiri.

3. Kesatuan Jasmani dan Rohani yang Hampir Tidak Terpisahkan

Anak belum dapat membedakan antara dunia lahiriah dan batiniah. Isi

lahiriah dan batiniah masih merupakan kesatuan yang utuh. Penghayatan anak

terhadap sesuatu dikeluarkan atau diekspresikan secara bebas, spontan dan jujur

baik dalam mimik, tingkah laku maupun pura-pura, anak mengekspresikannya

secara terbuka karena itu janganlah mengajari atau membiasakan anak untuk tidak

jujur.

24

4. Sikap Hidup yang Fisiognomis

Anak bersikap fisiognomis terhadap dunianya, artinya secara langsung anak

memberikan atribut atau sifat lahiriah atau sifat konkrit, nyata terhadap apa yang

dihayatinya. Kondisi ini disebabkan karena pemahaman anak terhadap apa yang

dihadapinya masih bersifat menyatu (totaliter) antara jasmani dan rohani. Anak

belum dapat membedakan antara benda hidup dan benda mati. Segala sesuatu yang

ada disekitarnya dianggap memiliki jiwa yang merupakan makhluk hidup yang

memiliki jasmani dan rohani sekaligus, seperti dirinya sendiri.

2.3.3 Perkembangan Anak Usia Dini

Periode ini merupakan kelanjutan dari masa bayi (lahir sampai usia 4 tahun)

yang ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik, motorik dan kognitif

(perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku) dan psikososial serta diikuti oleh

perubahan-perubahan yang lain. Perkembangan anak usia dini dapat dipaparkan

sebagai berikut :

a. Perkembangan Fisik dan Motorik

Pertumbuhan fisik pada masa ini (kurang lebih usia 4 tahun) lambat dan relatif

seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada panjang

badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya

ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.

Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi

dibandingkan dengan masa bayi. Pada masa ini anak bersifat spontan dan selalu

aktif. Anak mulai menyukai alat-alat tulis dan anak sudah mampu membuat desain

maupun tulisan dalam gambarnya. Anak juga sudah mampu menggunakan alat

manipulasi dan konstruktif.

b. Perkembangan Kognitif

Pikiran anak berkembang secara berangsur-angsur pada periode ini. Daya pikir

anak yang masih bersifat imajinatif dan egosentris pada masa sebelumnya maka

pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang kearah yang lebih konkrit,

rasional dan objektif. Daya ingat anak menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-

benar berada pada stadium belajar.

c. Perkembangan Bahasa

25

Hal yang penting dalam perkembangan bahasa adalah persepsi, pengertian

adaptasi, imitasi dan ekspresi. Anak harus belajar mengerti semua proses ini,

berusaha meniru dan kemudian baru mencoba mengekspresikan keinginan dan

perasaannya. Perkembangan bahasa pada anak meliputi perkembangan fonologis,

perkembangan kosakata, perkembangan makna kata, perkembangan penyusunan

kalimat dan perkembangan pragmatik.

d. Perkembangan Sosial

Anak-anak mulai mendekatkan diri pada orang lain disamping anggota

keluarganya. Meluasnya lingkungan sosial anak menyebabkan anak berhadapan

dengan pengaruh-pengaruh dari luar. Anak juga akan menemukan Pendidik

sebagai sosok yang berpengaruh.

e. Perkembangan Moral

Perkembangan moral berlangsung secara berangsur-angsur, tahap demi tahap.

Terdapat tiga tahap utama dalam pertumbuhan ini, tahap amoral (tidak

mempunyai rasa benar atau salah), tahap konvesional (anak menerima nilai dan

moral dari orang tua dan masyarakat), tahap otonomi (anak membuat pilihan

sendiri secara bebas) (Tadkiroatun Musfiroh, 2005: 6).

BAB III

METODE PENGKAJIAN

3.1. Pendekatan Pengkajian

Pendekatan Pengkajian yang digunakan adalah Pengkajian kualitatif yang

bersifat deskripsi yaitu pemaparan tentang data-data empiris yang ada di lapangan.

Pemilihan metode ini karena dalam mengolah data, Pengkaji menganalisis data yang

berbentuk kata-kata dan bukan data yang berbentuk angka (Moleong, 2002: 11).

Metode kualitatif dengan pendekatan ini digunakan karena dirasa sesuai apabila

26

digunakan untuk Pengkajian pemanfaatan media pembelajaran untuk meningkatkan

kreativitas anak, motivasi yang melatarbelakangi anak dan faktor pendukung serta

penghambat proses tersebut.

3.2. Fokus Pengkajian

Fokus dalam Pengkajian adalah pemanfataan media pembelajaran oleh

Pendidik secara kreatif pada PAUD SKB Pemalang. Adapun pemanfaatan media

pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas yang akan diteliti berdasarkan

indikator sebagai berikut:

1. Jenis media pembelajaran di sekolah.

2. Motivasi pemanfaatan media pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas di

sekolah.

3. Faktor pendukung dan penghambat dalam peningkatan kreativitas melalui

pemanfaatan media pembelajaran anak di sekolah.

3.3. Sumber Data Pengkajian

Dalam pengumpulan data ini Pengkaji mengambil dari dua sumber data terdiri

dari:

1. Sumber data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Dalam

hal ini data merupakan hasil wawancara mendalam dan pengamatan langsung

terhadap PAUD SKB Pemalang(observasi)

2. Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung, dalam

Pengkajian ini data diperoleh dari catatan tentang ketersediaan media

pembelajaran, rekaman, gambar atau foto serta bahan-bahan lain yang

berhubungan dengan Pengkajian.

3.4. Subyek Pengkajian

Subyek Pengkajian berkaitan langsung dan menjadi pelaku dari suatu

kegiatan yang diharapkan dapat memberi informasi secara jelas dan tepat. Dengan

demikian yang menjadi subyek dalam Pengkajian adalah Pendidik PAUD SKB

Pemalang dalam pemanfaatan media pembelajaran secara kreatif. Sedangkan

pengelola, kepala sekolah dan orang tua dijadikan sebagai informan.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data Pengkaji merupakan instrumen yang utama,

karena kehadiran Pengkaji senantiasa akan menilai keadaan dan mengmbil

27

keputusan menentukan tolok ukur keberhasilan. Sehingga instrumen bersifat

mendukung. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Pengkajian ini yaitu:

3.5.1. Wawancara

Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam.

Wawancara mendalam ini dilakukan agar Pengkaji mendapatkan informasi yang

lebih detail dari obyek wawancara. Wawancara dilakukan terhadap pengelola PAUD,

pengajar dan orang tua. Kedudukan orang tua dalam wawancara yang dilakukan

Pengkaji adalah sebagai obyek wawancara. Wawancara ini bertujuan untuk

memperoleh informasi secara langsung tentang pemanfaatan media pembelajaran di

kelas serta kesesuaian antara prosedur dan teknik pemanfaatan media

pembelajaran.

3.5.2. Observasi

Beberapa hal yang menjadi obyek observasi dalam Pengkajian ini di

antaranya adalah ketersediaan media pembelajaran di kelas, pemanfaatan media

pembelajaran serta interaksi antara Pendidik dengan anak dengan melibatkan media

pembelajaran. Observasi merupakan pengamatan secara langsung di lapangan,

untuk mendapatkan suatu data dari hasil pengamatan tersebut.

3.5.3. Dokumentasi

Merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada

subyek Pengkajian. Dalam Pengkajian ini dokumentasi digunakan untuk

memperoleh data terkait dengan buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat,

dokumen media pembelajaran, catatan kasus dan dokumen lainnya yang berkaitan

dengan Pengkajian ini.

Pertimbangan Pengkaji menggunakan teknik dokumentasi adalah : karena

dokumentasi merupakan sumber data yang stabil, menunjukkan suatu fakta yang

telah berlangsung dan mudah didapatkan. Data dari dokumentasi memiliki tingkat

kepercayaan yang tinggi akan kebenaran atau keabsahan. Dan dokumentasi sebagai

sumber data yang kaya untuk memperjelas keadaan atau identitas subyek Pengkajian,

sehingga dapat mempercepat proses Pengkajian. Data yang diperoleh dengan teknik

dokumentasi adalah data mengenai pemanfaatan media pembelajaran sebagai sarana

untuk meningkatkan kreativitas anak usia dini di lokasi Pengkajian PAUD SKB

Pemalang Jl. Raya Sidorejo Comal Pemalang.

28

3.6. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data diterapkan dalam rangka membuktikan temuan hasil

Pengkajian dengan kenyataan yang diteliti di lapangan. Pemeriksaan keabsahan data

ini, didasarkan atas kriteria tertentu, yaitu: derajat kepercayaan, ketergantungan dan

kepastian.

Dalam Pengkajian ini Pengkaji menggunakan teknik pemeriksaan dengan

memanfaatkan penggunaan sumber, yang berarti membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan: (1) membandingkan data hasil

pengamatan dengan data hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang dikatakan

anak didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, dan (3)

membandingkan apa yang dikatakan anak-anak tentang situasi Pengkajian dengan

apa yang dikatakan sepanjang waktu.

Dengan teknik trianggulasi, Pengkaji membandingkan hasil wawancara yang

telah diperoleh dari kepala sekolah dengan Pendidik, Pendidik dengan orang tua

anak. Di samping itu, Pengkaji mengecek kebenaran data hasil wawancara dengan

teori yang terkait dengan Pengkajian.

3.7. Teknik Analisis Data

Analisis data bukan hanya merupakan tindak lanjut logis dari pengumpulan

data tetapi juga merupakan proses yang tidak terpisahkan dengan pengumpulan data.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari

sumber, yaitu dari wawancara, dari hasil pengamatan (observasi) yang tercatat

dalam berkas lapangan.

Analisis data yang digunakan dalam Pengkajian ini adalah analisis deskriptif

kualitatif. Cara ini dipilih karena sesuai dengan sasaran Pengkajian yang intinya

adalah untuk mengetahui pemanfaatan media pembelajaran sebagai sarana

peningkatan kreativitas anak usia dini.

Pelaksanaan analisis data dalam Pengkajian ini ditempuh dengan melakukan

kegiatan-kegiatan : reduksi data, yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

tertulis di lapangan. Dengan tujuan untuk memudahkan pemahaman terhadap data

yang terkumpul.

29

Aspek yang direduksi yaitu peningkatan kreativitas anak usia dini melalui

media pembelajaran. Proses reduksi dilakukan dengan cara : (1) mengumpulkan data

dari hasil wawancara, observasi, kemudian dipilih dan dikelompokkan berdasarkan

kemiripan data, dan (2) data yang telah dikategorikan tersebut diorganisir sebagai

bahan penyajian data. Setelah dilakukan reduksi data, langkah yang harus dilakukan

selanjutnya adalah penyajian data, yaitu sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penyajian data dilakukan secara perspektif yang didasarkan pada aspek yang diteliti.

Dengan demikian, memungkinkan dapat mempermudah gambaran

seluruhnya atau bagian tertentu dari aspek yang diteliti. Langkah yang terakhir yang

ditempuh dalam menganalisis data adalah melakukan penarikan kesimpulan atau

verifikasi, yaitu sebagian dari suatu kegiatan konfigurasi yang utuh.

Kesimpulan ini dibuat dalam berdasarkan pada pemahaman data yang telah

disajikan dan dibuat dalam pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan

mengacu pada pokok permasalahan yang diteliti.

3.8. Rencana Dan Jadwal Kegiatan

1.8.1. Rencana dan Jadwal Pengkajian

Jadwal kegiatan pengkajian dapat dilihat pada tabel berikut:

No Kegiatan MingguI

MingguII

MingguIII

MingguIV

MingguV

MingguVI

1. Identifikasi Masalah x2. Desain Pengkajian

dan koordinasix

3. Penyusunan instrument

x

4. Uji coba instrumen dan analisa

x x

5. Pengumpulan data x6. Verifikasi, data x7. Analisis data x8. Pelaporan x

Pelaksanakan Pengkajian Program : Tanggal 23 – 27 April 2012

3.9. Organisasi Pelaksana

1) Ketua Pelaksana :

a. Nama lengkap : ………………………………

b. Golongan, Pangkat : IV a /Pembina

30

c. Jabatan Fungsional : Pamong Belajar Madya

d. Bidang keahlian : Pendidikan Luar Sekolah

e. Waktu pengkajian : 15 jam/minggu

2) Anggota Pelaksana

a. Nama lengkap : ……………………………….

b. Golongan, Pangkat : IIIa/Penata Muda

c. Jabatan Fungsional : Pamong Berlajar Pertama

d. Bidang keahlian : Pendidikan Luar Sekolah

e. Waktu pengkajian : 10 jam/minggu

3) Anggota Pelaksana :

a. Nama lengkap : ……………………………….

b. Golongan, Pangkat : IIIa/Penata Muda

c. Jabatan Fungsional : Pamong Belajar Pertama

d. Bidang keahlian : Pendidikan Luar Sekolah

e. Waktu pengkajian : 10 jam/minggu

A. RENCANA ANGGARAN

No Jenis Keperluan Besarnya (Rupiah)1 Honorarium 1.000.000,-2 Bahan dan peralatan pengkajian 500.000,-3 Studi Pendahuluan 750.000,-4 Pengoalahan data dan Analisis data 750.000,-5 Seminar/Publikasi 1.000.000,-6 Laporan Pengkajian 500.000,-7 Jumlah 4.500.000,-

31

BAB IV

HASIL PENGKAJIAN DAN PEMBAHASAN PROGRAM

4.1 Hasil Pengkajian

4.1.1. Gambaran Umum PAUD SKB Pemalang

PAUD SKB Pemalang merupakan PAUD Negeri di bawah UPT SKB Pemalang.

PAUD ini mempunyai 2 kelas yaitu kelas untuk kelompok A dan kelas untuk kelompok B.

PAUD SKB Pemalang beralamatkan di Jalan Raya Sidorejo Comal Telp. (0285) 577234.

Letak PAUD SKB Pemalang ini sangat strategis, terletak dipinggir jalan raya jurusan

Jakarta sehingga mudah dijangkau dengan mobil dan kendaraan bermotor.

Lingkungan sekitar PAUD SKB Pemalang juga sangat mendukung proses

pembelajaran, karena tidak terletak ramai dan bising yang mengganggu pembelajaran

seperti terminal, pasar, maupun kawasan industri atau pabrik. Hal ini sangat

mendukung proses pembelajaran karena anak didik tidak akan terganggu dengan

keramaian kendaraan bermotor yang berlalu lalang. Hal tersebut lebih aman bagi anak

didik. PAUD SKB Pemalangcukup kondusif jika digunakan untuk proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dan dibuktikan dengan dokumen tertulis ini yang

didapatkan sebagai berikut :

a. Visi- Memperkenalkan kepada anak-anak usia dini kemandirian, bersosialisasi

dalam kelompok bermain dan berkompetensi dalam berprestasi.- Mengutamakan kualitas materi pendidikan diimbangi dengan kuantitas jam

belajar.32

b. Misi- Menggali potensi diri masing-masing anak dan mengembangkan daya

kreativitas.- Melatih anak-anak dalam hal kedisiplinan baik di luar maupun di dalam

lingkungan sekolah.- Mempersiapkan kemantapan emosi dan mental anak untuk memasuki

kehidupan bermasyarakat yang penuh dinamika.c. Sarana dan Prasarana

1) Jumlah Ruangana. Satu ruang untuk kelompok A dan satu ruang untuk kelompok B dalam

kondisi baik. Ruang kelas ini memiliki luas ± 5 x 7 meter. Tiap-tiap ruang kelas ini didesain menarik dengan cat dinding yang berwarna dan dihiasi bentuk-bentuk menarik dan ditempelkan di dinding-dinding kelas. Hal ini bertujuan agar anak tidak bosan berada dalam kelas. Dalam kelas A terdapat 2 meja dan 8 kursi untuk belajar anak, 1 papan tulis serta dilengkapi dengan alat permainan untuk anak-anak. Dalam kelas B terdapat 5 meja dan 20 kursi dan 2 papan tulis, satu papan tulis untuk menulis dan satu papan tulis untuk menggambar juga dilengkapi dengan alat permainan yang cukup memadahi untuk anak-anak dalam kegiatan bermain dan belajar.

b. Kantor dalam kondisi baik. Kantor ini digunakan sebagai ruang penanggung jawab PAUD.

c. Ruang pendidik dalam kondisi baik. Ruang ini dipergunakan untuk kunjungan-kunjungan wali murid dan tamu-tamu luar yang datang.

d. Ruang perpustakaan dalam kondisi baik. Ruang ini digunakan penyimpanan buku-buku.

e. Ruang makan bersama. Ruangan ini digunakan pada saat waktunya anak-anak untuk makan bersama.

f. Ruang serba guna, ruang ini digunakan ketika ada kegiatan latihan pentas anak-anak, untuk rapat para pendidik, dan juga untuk pertemuan dengan wali murid.

g. Ruang Aula untuk kegiatan anak-anak PAUDh. Kolam renang

2) Sarana Pendukunga. Kamar mandi dan WC yang berjumlah dua, untuk pendidik dan anak

dengan kondisi cukup baik.b. Tempat parkir yang berjumlah satu dalam kondisi baik, digunakan

untuk parkir pendidik dan orang tua wali murid.c. Halaman bermain luar dalam kondisi yang baik yang digunakan untuk

bermain anak.4.1.2 Keadaan SDM (Sumber Daya Manusia)

33

Berdasarkan data tahun pelajaran 2013/2014, PAUD SKB Pemalang dipimpin

oleh Drs. Zubaedi, M. Pd dengan kualifikasi berjenjang pendidikan S2 selaku kepala

SKB sekaligus penanggungjawab PAUD. Dibantu oleh 1 orang pengelola PAUD,

sekretaris, bendahara, anggota dan 1 orang penjaga. Sedangka pendidiknya

berjumlah 5 orang.

Adapun jumlah anak didik di PAUD SKB Pemalang selama tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut:a. Tahun ajaran 2012/2013 : 19 anakb. Tahun ajaran 2013/2014 : 22 anakc. Tahun ajaran 2014/2015 : 25 anak

4.1.3 Karakteristik Anak Didik di PAUD SKB Pemalang

Karakter dan kemampuan anak di PAUD SKB Pemalang sangat beraneka

ragam. Hal ini juga disebabkan oleh latar belakang tempat tinggal dan keluarga yang

beraneka ragam pula. Anak didik di kelas atau kelompok A ini berusia 2 sampai 3

tahun. Sebagaian besar dari anak-anak kelompok A berasal dari keluarga yang

cukup mampu. Tempat tinggal anak-anak ini mayoritas di lingkungan perumahan

elit. Berdasarkan hasil pengamatan di kelas, anak kelompok A rata-rata masih

dalam taraf berkreasi dengan menggambar, bernyanyi dan kegiatan selingan

lainnya. Dengan kegiatan tersebut diharapkan dapat menambah kosa kata baru dan

melatih anak untuk bisa kreatif.

Khusus untuk anak didik di kelompok B yang merupakan subyek pada

Pengkajian ini juga mempunyai karakter yang bermacam-macam. Sebagian besar

anak didik di kelas ini berusia 3 sampai 4,5 tahun. Berdasarkan hasil wawancara

pengkajian dengan pihak sekolah dan orang tua didapatkan hasil bahwa anak-anak

SKB Pemalang adalah anak dari kalangan keluarga yang mampu. Adapun untuk

tempat tinggal yang beragam yaitu ada yang bertempat tinggal di perkampungan

maupun di lingkungan perumahan elit. Mayoritas anak-anak PAUD SKB Pemalang

adalah anak pertama atau kedua dari dua bersaudara. Profesi orang tua yang

sebagaian pengusaha dan sebagaian pegawai negeri sipil merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi kualitas perkembangan anak. Dengan tingkat

pendapatan oaring tua yang cukup memadahi merupakan faktor pendukung untuk

masa depan anak.

Berdasarkan hasil pengamatan di kelas kemampuan anak di kelompok B ini

rata-rata cukup mudah untuk menyerap pengetahuan yang diberikan oleh pendidik.

34

Sebagian besar anak didik di kelompok B sudah bisa membaca dan menulis

sehingga dari kemampuan menulis dan membaca ini sangat membantu anak agar

tidak canggung untuk persiapan menuju Taman Kanak-kanak.

4.1.4 Tugas Tenaga Pendidik dan Karyawan PAUD SKB Pemalang

Tugas-tugas tenaga pendidik dan karyawan PAUD SKB Pemalang dipaparkan dalam suatu tabel pembagian tugas pendidik atau pengajar sebagai berikut :

Pembagaian Tugas Pendidik / PengajarPAUD SKB Pemalang

No Nama Jabatan Tugas123456789

1011121314

Drs. Zubaedi, M. PdRomdanah, S. PdSuci, S. PdRochmawati, S. PdSri Harningsih, S. PdWidarti, S.ENoviWennyTariganDra. Rumdiyah SusilowatiDian Susanti, S. PdSuwarningsih, S. PdWiharjoKarimin

Kepala SKBPengelola PAUDPendidik Pendidik Pendidik Pendidik PendidikGuru TariGuru MusikSekretarisBendaharaAnggotaBag. KebersihanBag. Keamanan

Kebijakan PAUDPengelolaanMengajar kelas AMengajar kelas AMengajar kelas BMengajar kelas BMengajar kelas BMengajar TariMengajar MusikAdministrasiKeuanganMembantu adminKebersihanMenjaga keamanan

Struktur OrganisasiPAUD SKB Pemalang

35

Kepala SKBDrs. Zubaedi, M. Pd

Pengelola PAUDRomdanah, S. Pd

BendaharaDian Susanti, S. Pd

SekretarisDra. Rumdiyah S

Guru Kelas BNovi

Sri HarningsihWidarti, S. E

Guru TariWenny

Guru Kelas ASuci

Rochmawati

Guru MusikTarigan

Bagian KebersihanWiharjoKarimin

Sistem pendidikan yang ada di PAUD SKB Pemalang hanya mengutamakan

pengembangan kemampuan akademik sehingga pengembangan kreativitas kurang

mendapatkan perhatian.

Pada umumnya anak mempunyai kreativitas, akan tetapi kreativitas itu

kurang mendapat perhatian sehingga tidak dapat berkembang secara optimal. Di

samping itu bercerita kurang dilakukan oleh pendidik dalam proses pembelajaran.

Padahal melalui cerita kreativitas anak dapat dikembangkan dan mengatasi rasa

bosan akibat penggunanan metode yang statis dalam proses pembelajaran. Cerita

bergambar juga dapat menghadirkan warna lain dalam proses kegiatan

pembelajaran. Untuk mengetahuai kreativitas anak, pengkaji melakukan Pengkajian

dengan pengamatan pada saat pendidik bercerita tanpa media. Kemudian pada saat

pendidik mencoba mengulas isi cerita pengkaji mengamati reaksi anak.

Adapun kegiatan mengulas di sini adalah merangsang anak untuk berpikir

kreatif seperti merangsang anak untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang

diajukan oleh pendidik. Setelah selesai membacakan buku cerita bergambar penulis

mengajukan pertanyaan. Dari sini anak-anak akan berpikir kemudian menebak-

nebak yang akhirnya memperoleh jawaban. Di sini juga dapat dilihat rentang

perhatian anak dalam mengikuti cerita, apa anak sibuk sendiri atau memperhatikan

cerita yang disampaikan pendidik. Karena ciri anak yang kreatif adalah memiliki

rentang perhatian yang lebih panjang dari biasanya. Pengelola PAUD juga memberi

kesempatan pada anak untuk tampil di depan kelas untuk mengekspresikan

imajinasinya.

Dari sini pengkaji dapat melihat kepercayaan diri anak untuk tampil di depan

kelas serta melihat kemampuan anak dalam mengembangkan imajinasinya. Setelah

itu pengkaji mencoba memberi pertanyaan seputar isi cerita dan tanpa disadari

anak akan mencoba menjawab. Dari jawaban-jawaban itulah anak kadang

36

menggunakan kata-kata yang belum pernah diucapkan sebelumnya sehingga hal ini

dapat menambah perbendaharaan kata sebagai bekal dalam menghasilkan karya

originalnya.

Pada proses pembelajaran bercerita sebelum pelaksanaan, pengkaji

mengamati anak-anak kurang fokus memperhatikan penyampaian cerita dari

pendidik. Hal ini disebabkan karena pendidik tidak menggunakan media baik

gambar ataupun yang lainnya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara,

Pengelola PAUD dan pendidik merasa perlu untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran dan kreativitas. Untuk itu Pengelola PAUD dan pendidik berdiskusi

untuk menentukan langkah selanjutnya.

Pengkaji menyamakan persepsi dengan Pengelola PAUD dan pendidik kelas

mengenai Pengkajian yang akan dilakukan, melalui pemanfaatan media “Buku

Cerita Bergambar” untuk pembelajaran peningkatan kreativitas, pengkaji

mengusulkan observasi sebagai instrumen pokok penilaian peningkatan kreativitas,

menentukan jadwal pelaksanaan pemanfaatan media pembelajaran. Pada waktu

diskusi disepakati bahwa Pengelola PAUD serta pendidik kelas membantu selama

proses pembelajaran dan sebagai observator.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pengelola PAUD terkait dengan

ketersediaan media pembelajaran dinyatakan lumayan lengkap sebagaimana

kutipan berikut:

Media audio, visual, dan audio visual hampir semuanya ada mbak nanti bisa mbak cek sendiri mana yang termasuk media audio, visual dan audio visual karena disini lumayan lengkap.(WW01. Minggu, 22 September 2013)

Demikian pula dinyatakan oleh pendidik bahwa ketersediaan media

pembelajaran:

Jenis-jenis media pembelajaran yang ada dan dipergunakan di PAUD SKB Pemalang lumayan lengkap. Mulai dari media cetakan, media foto, media televisi, media flash card, dan media pembelajaran lain ada di PAUD SKB Pemalang.(WW01. Minggu, 22 September 2013).

Hal tersebut juga dipertegas oleh orang tua anak, dalam wawancaranya dia

menyatakan bahwa:

Menurut saya SKB Pemalang kualitasnya cukup bagus, sarana prasarana lengkap, lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah mbak, dan anak saya juga memang minta disekolahkan disini. (WW03/23/11/2013).

37

Kemudian terkait dengan pemanfaatan media pembelajaran secara kreatif oleh pendidik dinyatakan bahwa metode buku cerita bergambar sangat berpengaruh terhadap peningkatan kreativitas anak-anak, media pembelajaran yang paling sering digunakan dalam rangka peningkatan kreativitas adalah media buku cerita bergambar. Karena dari cerita yang telah disampaikan, anak-anak akan dapat meniru hal-hal yang baik-baik dari cerita tersebut.(WW02/22/09/2013).

Hal tersebut dipertegas oleh Pengelola PAUD sebagaimana petikan hasil

wawancara berikut:

Cukup baik, karena jumlah APE sesuai dengan jumlah anak mbak .(WW02/22/09/2013).

Indikasi digunakan secara kreatif oleh adalah dengan mendengarkan cerita,

anak belajar membaca dari simbol-simbol seperti gambar jadi tidak meninggalkan

model pembelajaran selama ini akan tetapi model pembelajaran menjadi lebih

bervariasi dan menambah semangat belajar anak agar lebih meningkat. Melalui buku

cerita bergambar anak dapat mengembangkan imajinasinya dan dapat

mengembangkan kreativitasnya. Metode bercerita melalui buku cerita bergambar ini

dilakukan agar anak-anak memperoleh suasana baru sehingga anak bersemangat

dalam mengikuti proses pembelajaran, hal sebagaimana dinyatakan Pengelola PAUD

bahwa:

Media pembelajaran digunakan secara bergantian sehingga media pembelajaran tetap dapat dimanfaatkan dengan baik dan waktu tidak terbuang sia-sia dan digunakan itu-itu saja atau tidak diganti menyebabkan anak bosan.(WW03/22/09/2013).

Terkait denga hal tersebut, oleh pendidik dinyatakan bahwa:

Semula anak hanya menghafal nyanyian-nyanyian yang diajarkan pendidik, sekarang anak menjadi lebih kreatif bisa nyanyi dengan nyanyian sendiri contoh Gajah binatang yang amat besar….dan seterusnya, kosa katanya juga bertambah dilihat dari omongan atau cerita anak dengan temannya, cara mengukurnya dengan kemampuan anak dalam menjawab pertanyaan yang diajukan pendidik, tanpa ditunjuk anak sudah mengacungkan tangan.(WW03/22/09/2013).

4.1.5 Strategi Pemanfaatan Media Pembelajaran

Adapun strategi yang dilakukan Pengelola PAUD dan pendidik sebelum

pemanfaatan media pembelajaran dilakukan yaitu: pendidik mengkondisikan kelas

dan jadwalnya disesuaikan kebutuhan anak, kemudian Pengelola PAUD dan pendidik 38

mengkomunikasikan aturan yang harus dipatuhi selama kegiatan bercerita, setelah

itu pendidik memulai cerita dengan media buku cerita bergambar.

Kami jadwalkan sesuai kebutuhan dan dengan berbagai kombinasi sehingga anak-anak tidak cepat bosan dengan pembelajaran (WW01 dan 02/22/09/2013).

Dalam kegiatan ini pendidik dibantu oleh Pengelola PAUD dan pengkaji

mengamati aktivitas anak selama mengikuti kegiatan bercerita terutama rentang

perhatian anak dalam mendengarkan cerita. Setelah bercerita Pengelola PAUD

mengulas isi cerita pada buku cerita bergambar. Dalam kegiatan ini Pengelola PAUD

memberi kesempatan pada anak untuk bereksplorasi. Pengelola PAUD mencoba

merangsang anak dengan pertanyaan, dari pertanyaan itu anak mulai menebak-

nebak untuk bisa menjawab pertanyaan sampai pada akhirnya anak dapat

menemukan jawabannya.

Secara umum proses pembelajaran seperti yang tersebut di atas, pada tiap-

tiap pertemuan Pengelola PAUD memberi sedikit variasi dengan tujuan untuk

memberikan pengalaman yang baru kepada anak agar anak didik tidak merasa

bosan mengikuti pembelajaran bercerita.

Sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, pembelajaran ini

berlangsung selama 30 menit yaitu dari pukul 07.30 – 08.00 dan berada di dalam

maupun di luar kelas di lingkungan PAUD SKB Pemalang. Pada pertemuan pertama

pengkaji masuk ke dalam kelas B yaitu kelas tempat anak-anak kelompok B belajar.

Sedangkan proses pembelajaran berlangsung dinyatakan oleh kasek dan

pendidik dan juga orang tua

Kegiatan pembelajaran di PAUD ini dari hari Senin sampai Jum’at saja mbak, hampir setiap hari pemanfaatan media pembelajaran dilakukan (WW01.02,03/22-23/11/2013)

Sebelum bercerita pendidik menyebutkan identitas buku cerita seperti judul

dan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita. Selanjutnya pendidik memulai bercerita

dengan media buku cerita bergambar. Setelah pendidik selesai membacakan cerita,

Pendidik PAUD mengulas isi cerita yang telah disampaikan.

Dalam kegiatan mengulas ini, Pendidik PAUD memberi kebebasan terhadap

anak untuk berekspresi mengungkapkan idenya dalam menanggapi isi cerita. Dari

kegiatan ini pengkaji, pendidik PAUD dapat melihat kreativitas anak yang

39

ditunjukan dalam sikap kreatifnya. Anak-anak mengajukan pertanyaan seputar isi

cerita hal ini merupakan salah satu reaksi anak dalam menunjukkan

kreativitasnya. Pada saat inilah anak mengalami proses kreatif, anak mulai

menebak-nebak yang kemudiaan menemukan jawaban dari pertanyaannya seperti

dalam cerita ini karena tangan kiri biasanya untuk memegang benda-benda yang

kotor, lebih sopan menggunakan tangan kanan, dan juga hendaknya cuci tangan

terlebih dahulu supaya tangan bersih dari kuman-kuman penyakit. Di samping itu

pengkaji juga dapat melihat rentang perhatian anak selama pendidik

menyampaikan cerita dan pada saat pendidik PAUD mengulas isi cerita.

Pengkaji juga dapat melihat anak-anak memperoleh kosa kata baru yang

belum pernah anak ucapkan sebelumnya seperti lewat cerita yang disampaikan

salah satu peserta didik. Dari cerita ini dapat dilihat anak bermain dengan

imajinasinya sehingga menghasilkan karya yang original. Dengan kepercayaan diri

yang penuh menyampaikan cerita di depan teman-temannya. Karena Anak-anak

yang kreatif tidak akan takut atau ragu dalam menunjukkan kepercayaan diri

untuk tampil di depan kelas sambil bercerita. Pada akhir pembelajaran pengkaji

melakukan reveiw, mengajukan pertanyaan seputar isi cerita seperti nama tokoh

dan karakter yang dimiliki dalam setiap tokoh. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana pemahaman anak terhadap cerita yang disampaikan pendidik. Dalam

proses tersebut Pengelola PAUD dan pendidik kelas mencatat kreativitas anak

seperti yang ditunjukan dalam ciri-ciri anak kreatif selama mengikuti kegiatan

bercerita.

Paparan tersebut di atas merupakan proses pembelajaran pada pertemuan

pertama. Sebagaimana yang telah direncanakan, secara garis besar proses

pembelajaran seperti yang telah disebutkan di atas. Pada setiap pertemuan

Pengelola PAUD dan pendidik sepakat untuk memberikan variasi agar anak-anak

tidak merasa bosan dan suasana kelas lebih menyenangkan.

Pada pertemuan kedua Pengelola PAUD dan pendidik mencoba memvariasikan suasana kelas dengan melakukan kegiatan bercerita di luar kelas atau alam terbuka. Anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan bercerita di luar kelas atau alam terbuka. Suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif, anak lebih aktif dalam menjawab pertanyaan dari kepala sekolah, kreativitas anakpun juga sudah mulai tampak mengalami peningkatan sebelum menggunakan metode bercerita terlihat hanya 2 anak yang menunjukkan kreativitasnya, setelah

40

menggunakan metode cerita kreativitas anak terlihat bertambah yang semula 5 anak menjadi 9 anak (Hasil Pengamatan 22/09/2013).

Untuk pertemuan ketiga berdasarkan kesepakatan. Pada pertemuan ketiga

ini kegiatan bercerita kembali dilakukan di dalam kelas. Antusias anak dalam

mengikuti kegiatan bercerita pada pertemuan ketiga ini tidak menunjukan

peningkatan kreativitas yang signifikan. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan

kreativitas pada pertemuan kedua mencapai 7 anak sedangkan pada pertemuan

ketiga hanya 10 anak yang menunjukkan kreativitasnya.

Sebagai salah satu strategi kreatif pendidik dalam memanfaatkan media

pembelajaran dilakukan secara bergantian sebagaimana dinyatakan pendidik

untuk:

Mengajak anak bernyanyi secara bergantian, membuat kereta-keretaan keliling bersama pendidik, membuat lingkaran besar dan kecil (WW02/22/09/2013)

Selanjutnya berdasarkan dokumen yang di peroleh di PAUD SKB Pemalang

jenis media pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kreativitas anak

usia dini adalah :

1. Media Cetakan

Media cetakan yaitu meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas

untuk pengajaran dan informasi, lembaran ini biasanya berisi gambar atau foto di

samping teks penjelasan.

Contoh :

Gambar 4.1 Struktur Pohon

41

2. Media Televisi

Televisi merupakan sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan

gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang yang dapat dilihat dan

suaranya dapat didengar. Ketika anak menyaksikan siaran atau peristiwa pada

suatu tempat, anak seakan-akan mengamati dan menjalani kehidupan nyata.

Beberapa tayangan televisi yang mendidik anak contohnya Si Bolang, Laptop Si

Unyil, Dunia Air, Surat Sahabat, Jalan Sesama, dan lain-lain.

Contoh :

Gambar 4.2 Lap Top Si Unyil dan Si Bolang

3. Media Foto

Media foto merupakan suatu media pembelajaran yang mengnghadirkan

ilustrasi melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan dari suatu objek atau

situasi tertentu. Seperti bila pendidik akan menjelaskan tentang binatang maka

sebaiknya pendidik menunjukkan media foto atau gambar dari binatang tersebut

karena pendidik tidak bisa menghadirkan objek binatang yang sesungguhnya

kepada anak didik, selain itu binatang tersebut mungkin termasuk binatang langka

seperti beruang, penguin, singa, dan sebagainya.

Contoh :

Gambar 4.3 Binatang Penguin dan Singa

42

4. Media Flash Card

Flash Card yaitu kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang

mengingatkan atau menuntun anak kepada suatu gambar tertentu. Misalnya kartu

gambar yang berisi gambar-gambar benda-benda, binatang, dan sebagainya dapat

digunakan untuk melatih anak memperkaya kosakata. Kartu-kartu tersebut menjadi

petunjuk dan rangsangan bagi anak untuk memberikan respon yang diinginkan.

Contoh :

Gambar 4.4 Media Flash Card Alfabet dan Buah-Buahan

5. Media Radio, Tape, dan Rekaman

Penggunaan radio, tape, dan rekaman dalam pembelajaran dibatasi hanya

oleh imajinasi pendidik dan anak. Media ini dapat digunakan dalam semua fase

pembelajaran dari pembukaan ketika memperkenalkan topik atau bahasan sampai

kepada evaluasi hasil belajar anak. Contohnya rekaman suara berbagai jenis

binatang dapat digunakan sebagai media bercerita pada anak-anak, bermain,

melakonkan peran atau cerita, menyanyi, dan lain-lain.

6. Media Permainan

Media permainan merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan dan

kepuasan pada anak melalui aktivitas yang dilakukan sendiri atau dengan teman-

teman sepermainan. Media ini sangat penting karena sejatinya anak pasti suka

bermain. Sehingga pendidik hendaknya menemukan cara bagaimana anak-anak bisa

bermain sambil belajar. Permainan yang mendidik anak misalnya permainan

outbond untuk anak usia dini. Permainan ini bisa mendorong anak untuk belajar

mengenal lingkungan dan kerjasama. Koordinasi mata, tangan, dan strategi

permainan secara tepat juga dilatih. Anak bahkan bisa belajar berkompetisi dalam

permaninan ini.

Contoh :

43

Gambar 4.5 Anak-anak Bermain Di Alam

7. Media Wide Game

Media wide game yaitu media pembelajaran dengan mencari jejak dengan

menggunakan tanda-tanda jejak, membuat peta, mencatat berbagai situasi dan

dibagi dalam pos-pos. Misalnya anak ditugaskan untuk membuat garis jalan sekor

unta menuju rumahnya dan anak mencari jalan keluarnya.

Contoh :

Gambar 4.6 Maze Seekor Unta Mencari Jalan Pulang

8. Media Belajar Ke Kebun Binatang

Hal ini dapat mendorong dan mengembangkan kreativitas anak yaitu dengan

mengajak anak secara langsung ke alam dan mengenalkan berbagai macam

binatang.

Contoh :

Gambar 4.7 Anak Melihat Jerapah Didampingi Pendidik

44

9. Media Bermain Di Water Boom

Selain untuk berekreasi bermain di water boom juga memberikan

pengalaman langsung kepada anak mengenai keindahan taman air yang tertata

rapi walaupun itu atraksi buatan namun terlihat alami, anak terlihat sangat senang

ketika berenang mengelilingi taman air dengan menggunakan alat renang yang

disediakan.

Contoh :

Gambar 4.8 Anak Bermain Di Waterboom

10. Media Berpetualangan

Berbagai permainan petualangan dilakukan di luar ruangan kelas

memanfaatkan berbagai lingkungan yang ada di sekolah, seperti kebun atau taman,

halaman sekolah, dibuat suatu tempat berpetualang misal dibuat setting hutan,

anak disuruh mencari jejak-jejak kaki gajah, membuat tenda seolah-olah anak

sedang camping, mendaki gunung.

11. Media Puzzle Binatang

Puzzle yang dibuat untuk usia 4-5 tahun melatih daya pengamatan dan

konsentrasi, mengenal bentuk serta melatih jari-jari, misalnya gambar zebra, gajah,

kelinci sedang meloncat atau ayam. Kombinasi warna yang bagus serta bentuk

potongan yang tidak terlalu sulit biasanya akan menarik minat anak untuk

tertantang merangkainya menjadi bentuk utuh.

Contoh :

45

Gambar 4.9 Puzzle Aneka Binatang

12. Media Seni Rupa

Anak dapat mengekspresikan kesengannnya pada alam melalui kegiatan seni

rupa seperti menggambar, mewarnai, membuat bentuk-bentuk dari plastisin atau

lilin, tanah liat dengan imajinasinya. Melalui kegiatan ini selain dapat

meningkatkan kreativitasnya, anak juga dapat mengembangkan keterampilan

motorik halusnya dan berkreasi.

Contoh :

Gambar 4.10 Anak Menggambar dan Mewarnai

13. Media yang Berasal Dari Kekayaan Alam

Media yang berasal dari kekayaan alam misalnya air, pasir, tanah, hasil

pepohonan seperti dedaunan, tanaman, dan hasil yang dikumpulkan dari tempat-

tempat seperti pantai, daerah pegunungan, tambang, dan sebagainya.

Pada dasarnya anak menyukai bermain air. Dengan bermain air secara

langsung anak dapat bereksplorasi dengan air dan mengenal sifat air secara alami.

Dari sini anak belajar tentang sifat benda cair yaitu walaupun bentuknya berubah-

46

ubah namun isinya tetap sama. Demikian pula pasir, volume pasir akan tetap

walupun dimasukkan kedalam wadah dengan bentuk yang berbeda-beda.

Contoh :

Gambar 4.11 Anak Bermain Pasir

Hasil dari pepohonan atau tanaman, daun-daun kering, ranting-ranting,

dahan kecil, biji-bijian dapat digunakan sebagai alat bermain atau media

pembelajaran untuk membentuk maupun berekreasi menghasilkan karya dengan

memanfaatkan alam sekitar misalnya membuat sebuah pigura dengan selembar

kertas yang ditempeli biji-bijian dipinggirannya.

Contoh :

Gambar 4.12 Montase Biji-bijian

Media yang berasal dari kekayaan alam juga bisa dilakukan dengan

berwisata. Media wisata bertujuan agar anak lebih dekat dan lebih mengenal

lingkungan serta sebagai sarana edukasi yang nyata secara langsung dapat terlihat.

Media wisata yang mendidik dapat dilakukan dengan mendatangi tempat-tempat

seperti pemancingan, pembibitan tanaman, kebun buah, dan sebagainya. Dengan

secara langsung mendatangi tempat pembibitan tanaman, kebun buah-buahan,

ataupun tambak ikan misalnya, anak dapat secara langsung mengenal berbagai jenis

tanaman, buah-buahan, serta berbagai jenis ikan.

Contoh :

47

Gambar 4.13 Anak Berkunjung Ke Kebun Buah

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan pemanfaatan media

pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas anak yang bersumber dari berbagai

media baik audio, visual, audio visual, dan lingkungan alam yang dapat meningkatkan

kreativitas anak usia dini. Hal ini dapat dilihat dari lingkungan alam yang sangat

berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial dan budaya,

perkembangan emosional, serta intelektual.

4.2. Pembahasan Hasil Pengkajian

4.2.1 Pemanfaatan Media Pembelajaran Oleh Pendidik

Kegiatan belajar pada dasarnya merupakan proses komunikasi. Dalam proses

komunikasi tersebut, pendidik bertindak sebagai komunikator yang bertugas

menyampaikan pesan pendidikan kepada penerima pesan yaitu anak. Agar pesan-

pesan pendidikan yang disampaikan pendidik diterima dengan baik oleh anak,

maka dalam proses komunikasi pendidikan tersebut diperlukan wahana penyalur

pesan yang disebut dengan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran

merupakan komponen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena

tanpa menggunakan media maka pesan yang tersimpan dalam materi suatu

pelajaran tidak akan diterima dengan baik oleh siswa. Semakin kreatif pendidik

dalam memanfaatkan media dan sumber belajar yang digunakan semakin banyak

pula keterlibatan indera siswa dalam penerimaan pesan tersebut dan akan semakin

banyak kesan dan pengalaman yang diserap oleh siswa dan pada gilirannya akan

dapat meningkatkan kreatiifitas anak

Sebagaimana diuraikan di BAB II bahwa lingkungan merupakan kesatuan

ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidupnya. Lingkungan juga

terdiri dari unsur-unsur biotik, abiotik, dan budaya manusia. Maka lingkungan

sebagai sumber belajar dapat dimaknai sebagai segala sesuatu yang ada di

sekeliling anak yang dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan belajar dan

48

pembelajaran anak secara lebih optimal. Pemanfaatan media pembelajaran

mempunyai berbagai arti penting diantaranya lingkungan alam mudah dijangkau,

biayanya relatif murah, objek permasalahan dalam lingkungan alam beranaka

ragam dan menarik serta tidak pernah habis. Sehubungan dengan pemanfaatan

media pembelajaran, pemanfaatan media alam dapat dengan cara membawa

sumber-sumber dari masyarakat ke dalam kelas dan dengan cara membawa siswa

ke lingkungan.

Dalam penggunaan media sebenarnya sudah lama disadari oleh pendidik,

namun kesadaran itu tidaklah berarti bahwa lingkungan alam sudah dimanfaatkan

secara maksimal sebagai media pembelajaran di sekolah dalam menunjang kegiatan

pembelajaran itu sendiri. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor yang

mempengaruhi lingkungan alam sebagai media pembelajaran, mungkin dari segi

pendidik, faktor dana, dan sebagainya. Sehubungan dengan hal ini pemanfaatan

media pembelajaran tergantung pada kreativitas pendidik, kemampuan pendidik,

waktu yang tersedia serta kebijakan-kebijakan lainnya. Berdasarkan hal tersebut

dapat diketahui bahwa dalam pemanfaatan media termasuk lingkungan oleh anak

sangat tergantung pada kreatiifitas pendidik, sehingga dapat menunjang

peningkatan kreativitas anak.

Dalam hal ini pendidik berfungsi sebagai fasilitator, komunikator, motivator,

dan manajer. Fungsi pendidik seperti inilah yang sangat diharapkan dalam

penggunaan media pembelajaran secara alamiah dalam meningkatkan kreativitas

anak usia dini. Pendidik sebagai pendidik hendaknya bisa menyampaikan materinya

dengan komunikasi yang baik dengan anak didik karena tanpa komunikasi proses

pembelajaran tidak akan berjalan, pendidik juga hendaknya mengetahui dan

mengenal dengan baik jenis-jenis media pembelajaran yang akan digunakan, itu saja

belum cukup karena disini dibutuhkan lagi kemauan dan kreativitas pendidik untuk

menyediakan dan mencari pengetahuan tentang cara menggunakan media

pembelajaran dari lingkungan alam. Selain pendidik, Pengelola PAUD juga

hendaknya memperhatikan kebutuhan akan pemanfaatan media pembelajaran

alam dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan agar dapat menunjang

peningkatan kreativitas anak usia dini. Untuk mengatasi kendala yang dihadapi

dalam penggunaan media pembelajaran dari lingkungan alam diperlukan adanya

49

kerja sama yang baik antara pihak sekolah, masyarakat serta yayasan terkait agar

tepat penerapannya.

Dengan memahami hal tersebut, pihak sekolah dapat memanfaatkan

semaksimal mungkin lingkungan sekitar untuk menunjang kegiatan pembelajaran.

Lingkungan alam banyak menyimpan berbagai jenis media pembelajaran yang

hampir tak terbatas. Media-media yang terdapat di lingkungan sekitar, ada yang

berupa benda-benda atau peristiwa yang langsung dapat dipergunakan sebagai

media pembelajaran.

Selain itu dengan penggunaan media pembelajaran secara alam ini akan

memperkaya wawasan dan pengetahuan anak karena anak belajar tidak terbatas

oleh ruang kelas saja. Dalam hal ini lebih akurat, sebab anak dapat mengalami

secara langsung dan dapat mengoptimalkan kreativitas anak melalui panca

inderanya untuk berkomunikasi dengan media pembelajaran alamiah yang

memanfaatkan alam dari lingkungan alam sekitar anak.

Penggunaan dan pemanfaatan media pembelajaran alamiah yang yang kreatif

dalam memanfaatkan lingkungan alam sekitar memungkinkan terjadinya proses

pembelajaran yang lebih bermakna, sebab anak dihadapkan dengan keadaan dan

situasi yang sebenarnya. Dasar yang diperlukan dalam rangka penyiapan

masyarakat belajar dan sumber daya manusia di masa mendatang. Namun

demikian, diperlukan adanya kreativitas dan jiwa inovatif dari para pendidik dan

Pengelola PAUD untuk dapat menggunakan media pembelajaran dari lingkungan

alam sekitar. Lingkungan merupakan media pembelajaran yang kaya dan menarik

untuk anak-anak.

Dalam penggunaan media tersebut pendidik dapat membawa kegiatan-

kegiatan yang biasanya dilakukan di dalam kelas, memanfaatkan lingkungan sekitar

sebagai media pembelajaran yaitu dengan cara membawa anak-anak untuk

mengamati lingkungan sekitar sehingga akan menambah keseimbangan dalam

kegiatan pembelajaran. Artinya belajar tidak hanya terjadi di ruangan kelas namun

juga di luar ruangan kelas dalam hal ini lingkungan alam sebagai media

pembelajarannya yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan kreatif anak,

selain itu dapat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial dan

budaya, perkembangan emosional dan intelektual.

50

Lingkungan sangat berperan dalam merangsang pertumbuhan fisik anak,

untuk mengembangkan otot-ototnya. Anak memiliki kesempatan yang alami untuk

berlari-lari, melompat, berkejar-kejaran dengan temannya dan menggerakkan

tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Ada kesan baik dari pendidik dan

siswa bahwa kegiatan pembelajaran di lingkungan alam sekitar memerlukan waktu

yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu untuk belajar di kelas. Kesan ini

kurang tepat sebab dengan kegiatan pembelajaran di sekitar lingkungan alam dapat

memanfaatkan media pembelajaran alamiah misalnya saja dapat mengetahui atau

memperkenalkan jenis-jenis tanaman dan hewan serta masih banyak lagi lainnya.

Penggunaan alam dimungkinkan dapat mempermudah anak untuk

mengembangkan rasa percaya diri yang positif, misalnya bila anak diajak ke sebuah

taman yang terdapat beberapa pohon yang memungkinkan anak-anak untuk

memanfaatkan sebagai media alamiah. Demikian beberapa hal yang berkaitan

dengan dampak pemanfaatan lingkungan terrhadap aspek-aspek perkembangan

anak. Teknis penggunaan lingkungan alam hendaknya ditempatkan sebagai media

pembelajaran alamiah dalam lingkungannya dengan pembelajaran anak usia dini.

Dengan demikian lingkungan alam dapat berfungsi untuk memperkaya

materi pengajaran, memperjelas prinsip dan konsep yang dipelajari dalam

peningkatan kreativitas anak usia dini melalui pemanfaatan media pembelajaran.

Beberapa bentuk-bentuk media pembelajaran yang dapat meningkatkan

kreativitas Anak Usia Dini adalah (a) Bermain puzzle melatih daya pengamatan dan

konsentrasi, mengenal bentuk serta melatih jari-jari, kombinasi warna yang bagus

serta bentuk potongan yang tidak terlalu sulit akan menarik anak untuk tertantang

merangkaikannya menjadi bentuk yang utuh, (b) Melalui media seni rupa anak

dapat berekspresi dengan menggambar, mewarnai, membuat bentuk-bentuk dari

plastisin dengan imajinasinya, (c) Melalui media buku cerita bergambar anak dapat

mengeluarkan pendapatnya, bertanya dan bercerita tentang peristiwa yang

dialaminya.

Faktor pendukung dalam pemanfaatan media pembelajaran yang memiliki

probabilitas meningkatkan kreativitas adalah dengan (a) Memberikan tambahan

waktu agar anak mempunyai banyak waktu untuk bereksplorasi dan konsentrasi

atau rentang perhatian anak menjadi lebih lama sehingga anak dapat menemukan

kosakata baru yang didapat dari jawaban-jawabannya, dan berkembang

51

imajinasinya dan dapat menghasilkan cerita yang alami serta kepercayaan diri anak

makin kuat, (b) Memberi motivasi pada anak sangat diperlukan agar anak dapat

meningkatkan kreativitasnya melalui media pembelajaran yang diguanakan, (c)

Sarana dan prasarana yang lengkap merupakan hal yang penting untuk anak,

dengan sarana prasarana yang lengkap dapat menunjang dan berpengaruh untuk

peningkatan kreativitas anak usia dini.

Sedangkan faktor-faktor yang dapat menghambat dalam pemanfaatan media

pembelajaran dalam kerangka peningkatan kreativitas adalah (a) tidak adanya

dorongan eksplorasi maka peningkatan kreativitas anak akan terhambat, sebab

dengan adanya hal tersebut anak tidak memiliki keinginan untuk berekspresi, tidak

memiliki keinginan untuk bertanya sehingga menyebabkan peningkatan kreativitas

anak terhambat, (b) Jadwal yang terlalu padat dapat menjadikan anak kehilangan

salah satu unsur dalam peningkatan kreativitas karena anak tidak dapat

mengeksplorasi kemampuannya, (c) Ada kalanya anak membutuhkan waktu untuk

menyendiri namun tetap pada pengawasan orang tua. Dengan kesendiriannya anak

dapat belajar mengembangkan imajinasinya sebagai bekal untuk menumbuhkan

kreativitasnya, (d) Perlindungan yang berlebihan pada anak akan menghilangkan

kesempatan untuk bereksplorasi dalam cara baru atau cara berbeda. Karena

kreativitas anak akan terhalang oleh aturan-aturan dan ketakutan-ketakutan orang

tuanya sebenarnya belum tentu benar dan malah mematikan kreasi anak untuk

bereskplorasi.

4.2.2 Penerapan Menggunakan Media Pembelajaran secara Kreatif Oleh

Pendidik.

Berdasarkan hasil pengamatan dilakukan untuk membandingkan peningkatan

kreativitas anak antara tahap pertama dengan tahap kedua. Seperti pada tahap

pertama, pengamatan difokuskan pada pemberian motivasi pada anak untuk berani

bereksplorasi dan menumbuhkan kepercayaan diri untuk tampil didepan kelas

sambil bercerita mengembangkan imajinasinya. Melalui cerita bergambar anak dapat

mengajukan pertanyaan, menebak-nebak yang kemudian menemukan jawaban

(reaksi kreatif) terhadap alur cerita yang mereka dengar, rentang perhatian anak

terhadap cerita menjadi lebih panjang karena anak berkonsentrasi terhadap cerita,

anak juga mampu mengorganisasikan kemampuan diri karena anak belajar dari

pengalaman yang menakbjubkan sehingga akan membangun kepercayaan diri

52

terhadap apa yang disampaikan. Selain itu melalui cerita anak memperoleh kosakata

baru, imajinasi anakpun dapat berkembang dan dari imajinasinya itu merupakan

awal dari anak mengaitkan ide sehingga akan menghasilkan karya yang original

sebagai bekal anak untuk menjadi pencerita yang alami. Hal ini juga di dukung dan

sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Paul Torrance dalam Suratno (2005:

11) yang menyebutkan bahwa karakteristik anak kreatif adalah: (1) Anak kreatif

belajar dengan cara-cara yang kreatif seperti anak belajar mengajukan pertanyaan,

menebak-nebak yang kemudian menemukan jawaban, (2) Anak kreatif belajar

memiliki rentang perhatian yang panjang terhadap hal yang menunjukkan usaha

kreatif seperti mendengarkan cerita, (3) Anak kreatif memiliki kepampuan

mengorganisasikan yang menakjubkan karena anak kreatif akan merasa lebih dari

orang lain sehingga kepercayan diri anak untuk tampil didepan sangat tinggi, (4)

Anak kreatif dapat kembali kepada sesuatu yang sudah dikenalnya dan melihat dari

cara yang berbeda. Melalui cerita anak akan belajar mengaitkan ide-ide sehingga

menghasilkan karya yang original. Dengan bekal ini anak akan terbentuk menjadi

sosok pencerita yang alami, (5) Anak kreatif belajar banyak melalui fantasi, dan

memecahkan permasalahannya dengan menggunakan pengalamannya. Hal ini dapat

terlihat ketika anak mendengarkan cerita, anak akan berimajinasi tentang cerita yang

mereka dengar yang kemudian imajinasi tersebut dapat digunakan sebagi

pengembangan cerita yang mereka bangun, (6) Anak kreatif menikmati permainan

dengan kata-kata dan tempat sebagai pencerita yang alami. Dengan melihat cerita

gambar anak akan sering mendapatkan kosakata baru yang pada akhirnya kosakata

itu dipakai untuk mengekspresikan ide-ide kreatifnya.

Selain dipengaruhi oleh media buku cerita bergambar keberhasilan

peningkatan kreativitas ini juga dipengaruhi oleh metode pendukung yang berupa

pemberian kesempatan pada anak untuk tampil didepan kelas mengekspresikan

kemampuan yang dimiliki. Karena pada dasarnya kreativitas juga memerlukan waktu

untuk bereskplorasi, menuangkan ide atau gagasan dan konsep-konsep serta

mencobanya dalam bentuk baru atau original. Selain metode pemberian waktu,

metode yang lain adalah pemberian rewads seperti very good yang dalam hal ini

dipergunakan untuk memotivsi anak untuk tetap aktif dalam proses pembelajaran

(Hurlock, 1978: 19).

53

Pada umumnya anak dapat mengamati langsung antara sikap, cara dan gaya

hidup serta aktifitas yang kreatif. Secara sadar atau tidak sadar anak akan meniru dan

terdorong untuk bersikap dan bertindak. Dengan adanya hal tersebut maka

kreativitas anak tertanam, dengan berjalannya waktu akan berkembang hingga

mencapai suatu hasil kreatif diwujudkan dalam suatu bentuk. Dalam hal ini media

merupakan salah satu faktor yang mendorong tumbuhnya bakat kreatif dengan

didukung adanya rasa ingin meniru, ingin mencoba, adanya rasa ingin tahu (suka

bertanya) merupakan bentuk kreatif anak. Dengan adanya hal tersebut maka kreatif

anak dapat berkembang sesuai dengan tingkat kemampuannya, (Hamed Yousif dkk,

2001: 69).

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengkaji dan pendidik maka

diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Setelah dibacakan cerita dengan judul yang berbeda,

anak menjadi lebih antusias dalam merespon isi cerita, (2) Setelah diberikan motivasi,

anak-anak menjadi aktif untuk tampil didepan kelas sambil bercerita tanpa menunggu

perintah dari pengkaji, (3)Terjadi peningkatan kreativitas yang sangat memuaskan pada

tahap kedua ini yaitu pada pertemuan pertama kreativitas anak yang menonjol 10 anak

sedangkan pada pertemuan kedua kreativitas yang menonjol 12 anak dan pertemuan

ketiga kreativitas yang menonjol mencapai 16 anak.

Peningkatan kreativitas ini terlihat dari tercapainya indikator yang ditetapkan,

seperti peningkatan kreativitas anak yang mencapai 80.00 %. Antusias anak yang

meningkat serta perhatian dan konsentrasi anak dalam pembelajaranpun membaik.

Pengelola PAUD berkolaborasi dengan pendidik telah berhasil meningkatkan kreativitas

anak serta perhatian dan konsentrasi anak dalam proses pembelajaran. Adapun masih

ditemukannya tiga anak yang kurang memperhatikan pengkaji tidak menjadi masalah

dalam proses pembelajaran, karena perlu diketahui bahwa karakteristik, kemampuan,

dan daya tangkap anak didik itu beraneka ragam. Kreativitas anak pada kelompok B

PAUD SKB Pemalang tahun pelajaran 2013/2014 telah mengalami peningkatan

sebanyak 16 anak dari 19 anak jumlah keseluruhan.

54

BAB V

P E N U T U P

5.1. Simpulan

Berdasarkan pengkajian dan pembahasan dapat diambil simpulan sebagai

berikut:

5.1.1. Pemanfaatan media pemberlajaran oleh pendidik secara kreatif terutama

melalui buku cerita bergambar dapat meningkatkan kreativitas pada anak usia

dini. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan kreativitas dari sebelum

menggunakan buku cerita bergambar sampai dengan pemanfaatan buku cerita

bergambar. Yakni sebelum menggunakan buku cerita bergambar kreativitas

menonjol hanya pada 2 anak, peningkatan kreativitas tahap kedua pertemuan

pertama mencapai 10 anak sedangkan peningkatan kreativitas pada pertemuan

kedua mencapai 12 anak dan pada pertemuan ketiga mencapai 16 anak. Oleh

karena itu buku cerita bergambar merupakan media yang efektif untuk

meningkatkan kreativitas anak usia dini. Hal ini karena buku cerita bergambar

merangsang anak untuk berpikir kreatif, perhatian anak terhadap proses

pembelajaran makin panjang, anak mampu mengorganisasikan kemampuan diri

atau melatih kepercayaan diri pada anak, merangsang imajinasi anak, menambah

perbendaharaan kata sehingga menghasilkan cerita yang original.

5.1.2. Penerapan media pembelajaran secara kreatif oleh pendidik melalui pemberian

waktu dan membuat lingkaran kecil dengan cara mengeksplor kemampuan diri

dan pemberian rewads very good dalam proses pembelajaran juga dapat

meningkatkan anak lebih kreatif. Kendala dari cara ini adalah suasana kelas agak

ribut dan kurang nyaman bagi anak-anak, namun suasana kelas yang kreatif

justru makin meningkat.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil Pengkajian, pengkaji menyampaikan saran-saran yang

berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran PAUD SKB Pemalang:

5.2.1. Kepada Kepala SKB dan Ketua Pengelola PAUD

Kepala SKB dan Pengelola PAUD dapat menjadi motor penggerak dalam

perbaikan terhadap proses pembelajaran dengan cara berkolaborasi dengan

pendidik agar pemanfaatan media pembelajaran secara kreatif oleh pendidik dapat

menciptakan kondisi kelas dengan memperhatikan fasilitas dan sarana prasarana

sekolah yang menunjang proses pembelajaran yang kreatif khususnya pembelajaran

bercerita seperti penyediaan media, buku dan alat-alat pembelajaran yang lain.

5.2.2. Kepada Pendidik Kelas.

Mengoptimalkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media buku

cerita bergambar yang menarik, menyenangkan dan bervariasi agar dapat membuat

anak berminat dan antusias terhadap proses pembelajaran, melakukan pendekatan

secara emosional terhadap anak, sehingga siswa tidak merasa kurang percaya diri

dan selalu siap dalam mengeluarkan ide atau gagasanya terutama dalam bercerita.

Apabila pembelajaran menggunakan metode bercerita hendaklah menggunakan

metode pendukung seperti permainan, dan sebagainya sehingga lebih memotivasi

dan merangsang anak untuk berpikir aktif dan kreatif.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Campbell, David. 1986. Mengembangkan Kreativitas. Yogyakarta: Kanisius.

Diknas. 2006. Pedoman Pembuatan Cerita Anak Untuk Taman Kanak-Kanak.Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak (jilid 2 edisi ke enam). Jakarta :Erlangga.

Hamed, Yousif. 2001. Keuntungan dan Pemanfaatan Media Pembelajaran Zaman Teknologi Komunikasi Maklumat, Jurnal Teknologi, Universitas Teknologi Malaysia. Websait: eprints.vtm.my diakses tanggal 3 Oktober 2011

Kustandi, cecep. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Lawrence Erlbaum Associates, Inc.2000–2001, Creativity Research Journal Copyright 2000–2001,Vol. 13,Nos.3 & 4, 317–327

Lucia, Ennie. 2010. Belajar dengan Heboh. Yogyakarta: Andi.

Marsudi, Saring. 2006. Permasalahan Dan Bimbingan Di Taman Kanak-Kanak.Surakarta: UMS. Tidak diterbitkan.

Megawangi, Ratna dkk. 2005. Pendidikan Yang Patut dan Menyenangkan. Depok: Indonesia Heritage Foundation.

Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Moleong J. lexy. 2007. Metode Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nazir, M. 2003. Metode Pengkajian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nisak, Raisatun. 2011. Game Kreatif untuk Aktivitas Belajar Mengajar. Yogyakarta: Diva Press.

Rahman S Hibana. 2002. Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: PGTKI Press.

Sadiman, Arief dkk. 1996. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Sanaky, AH Hujair. 2011. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Kaukaba.

Santoso, Soegeng. 2002. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Yayasan Citra Pendidikan Indonesia (CPI).

Sujiono, Bambang. 2005. Menu Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakarta: Yayasan Citra Pendidikan Indonesia.

Suratno, 2005. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Torrance, www.creativeeducation.co.uk/ -diunduh, tgl 15-12-2011

DAFTAR ANAK DIDIK PAUD SKB PEMALANG, KAB. PEMALANG

No. Nama Siswa Tempat/Tgl Lahir Alamat Kelas1. Eva Rahma Yuliana Pemalang, 15 Febr 2009 Comal Kelompok A2. Aaron Nathanael Pemalang, 4 Nov 2009 Gedek Kelompok A3. Annastasya Clairine Pemalang, 9 April 2009 Ulu Jami Kelompok A4. Axellino Tristan Pemalang, 8 April 2009 Gedek Kelompok A5. Chaerunissa Pemalang, 9 Agustus 2009 Gedek Kelompok A6. Khanda Qeebo Bonggie Manado, 28 Juli 2009 Gedek Kelompok A7. Saddam Adesta Pemalang, 8 Maret 2009 Gedek Kelompok B8. Freya Tatianna Limanus Palembang, 26 Nov' 2009 Gedek Kelompok B9. Jovan Emanuel Sudjono Pemalang, 17 Agus 2008 Gedek Kelompok B

10. Meisya Feriani Arsa Pemalang, 9 Mei 2008 Comal Kelompok B11. Rayhan Adesta Pemalang, 10 Maret 2008 Comal Kelompok B12. Refael Lovananda Pemalang, 3 Juli 2008 Comal Kelompok B13. Alfen Yanuar Budi Ananta Pemalang, 3 Januari 2008 Comal Kelompok B14. Christophorus Andrew Pemalang, 11 Des 2008 Comal Kelompok B15. Ferel Zaki Nafan Pemalang, 20 Des 2008 Comal Kelompok B16. Kezia ParamithA Pemalang, 9 Juni 2008 Comal Kelompok B17. Rafael Surya Mahendra Pemalang, 23 Septr 2008 Comal Kelompok B18. Sharren Velinda Pemalang, 26 April 2008 Comal Kelompok B19. Immanuela Aline Pemalang, 1 Mei 2008 Comal Kelompok B20. Immanuela Alice Pemalang, 1 Mei 2008 Comal Kelompok B21. Amalia Camell Jakarta, 19 Septr 2008 Ulu Jami Kelompok B22. Aditya Kuniawan Pemalang, 15 oktr 2008 Ulu Jami Kelompok B23. Ardita Kusuma Bogor, 6 Juli 2008 Ulu Jami Kelompok B24. Karinasya Putri Pemalang, 26 Agus 2008 Ulu Jami Kelompok B25. Ardeta Natalia Pemalang, 12 Juli 2008 Ulu Jami Kelompok B

1 | P a g e