Pengkajian perawatan anak difteri AKPER PENKAB MUNA
-
Upload
operator-warnet-vast-raha -
Category
Design
-
view
288 -
download
1
Embed Size (px)
Transcript of Pengkajian perawatan anak difteri AKPER PENKAB MUNA

BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
Pengkajian Perawatan Anak
I. Biodata
A. Identitas Klien :
Nama/nama panggilan : An. A.
Tempat tanggal lahir/usia : Kendari, 29 April 2004/ 7 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
A g a m a : Islam
Pendidikan : Kelas 2 SD
Alamat : Jln R..Suprapto No. 15
Tanggal masuk : 9 Mei 2011
Tanggal pengkajian : 9 Mei 2011
Diagnosa Medik : Difteri
Rencana terapi : -
B. Identitas Orang Tua
1. Ayah
a. N a m a : Tn. A
b. U m u r : 45 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Buruh Harian
e. A g a m a : Islam
f. A l a m a t : Jln R..Suprapto No. 15
2. Ibu
a. N a m a : Ny. R
b. U s i a : 35 tahun
c. Pendidikan : SMP
d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
e. A g a m a : I s l a m
f. A l a m a t : Jln R..Suprapto No. 15

C. Identitas Saudara Kandung
No.
N a m a
U s i a
Hubungan
Status Kesehatan
1.
2.
3.
4.
Yasman
Riduwan
Santi
Ratih
15 tahun
14 tahun
6 tahun
5 tahun
Kakak
Kakak
Adik
Adik
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
II. Keluhan Utama
sesak napas disertai dengan nyeri menelan.
III. Riwayat Kesehatan.
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien panas di rumah mulai pada hari minggu jam 10 pagi, kemudian orang tua klien
memberi minum obat paracitamol dan bodreksin panas turun, tapi beberapa hari
kemudian klien demam lagi, dan orang tua klien mengkompres dengan air hangat dan
orang tua mengatakann klien malas makan di rumah karena anak mengeluh nyeri
menelan.. Pada keesokan harinya Klien mengeluh Sesak napas, sakit kepala, BAB dan
BAK lancar tidak ada keluhan, hari Senin siang klien di bawah ke RSUD
B. Riwayat Kesehatan Lalu (khusus untuk anak 0-5 tahun)
1. Prenatal Care
a. Pemeriksaan kehamilan 4 kali /teratur
b. Keluhan selama hamil Ngidam
c. Riwayat terkena sinar tidak ada
d. Kenaikan berat badan selama kehamilan 12 kg
e. Imunisasi 2 kali
f. Golongan darah Ibu : lupa /golongan darah ayah : O
2. N a t a l
a. Tempat melahirkan dirumah
b. Lama dan jenis persalinan : Spontan

c. Penolong persalinan Bidan
d. Tidak ada komplikasi selama persalinan ataupun setelah persalinan
(nifas).
3. Post Natal
a. Kondisi Bayi : BB lahir 2,8 kg, PB 48 cm
b. Pada saat lahir kondisi anak sehat
(untuk semua usia)
Penyakit yang pernah dialami : demam, flu dan ISPA pada umur 5 tahun
Kecelakaan yang pernah dialami: tidak ada
Imunisasi tidak lengkap
Alergi tidak ada
Perkembangan anak dibanding saudara-saudara : sama
B. Riwayat Kesehatan Keluarga
Anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit Alergi, asma, TBC hipertensi,
stroke, DM, ibu klien pernah menderita penyakit difteri pada masa kanak-kanak
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien

IV. Riwayat Imunisasi
No.
Jenis Imunisasi
Waktu
Pemberian
Reaksi setelah
pemberian
1. BCG 1 bulan Demam
2. DPT (I,II,III) 2 bulan (DPT 1) ------
3. Polio Lupa Demam
4. Campak 9 bulan Demam
5. Hepatitis dua kali lupa ------
V. Riwayat Tumbuh Kembang
a. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : 15 kg
2. Tinggi Badan : 115 cm
3. Waktu Tumbuh gigi: 9 bulan, tanggal gigi lupa
B. Perkembangan tiap tahap
Usia anak saat :
1. Berguling : lupa
2. Duduk : Lupa
3. Merangkak : Lupa
4. Berdiri : 9 bulan
5. Berjalan : 11 bulan
6. Senyum kepada orang lain pertama kali : lupa
7 Bicara pertama kali : Lupa
8. Berpakaian tanpa bantuan : lupa
VI. Riwayat Nutrisia
A. Pemberian ASI
1. Pertama kali di susui : satu jam setelah lahir
2. Cara Pemberian : Setiap Kali menangis dan tanpa menangis
3. Lama Pemberin : 15-20 manit
4. Diberikan sampai usia : 2 tahun

B. Pemberian Susu Formula : SGM
1. Alasan pemberian : untuk menambah makanan asi
2. Jumlah Pemberian : sesuai takaran dan disesuaikan dengan umur bayi
3. Cara Pemberian dengan mempergunakan dot
C. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
U s I a
Jenis Nutrisi
Lama Pemberian
1. 0 - 4 bulan
2. 4 – 12 bulan
3. Saat ini
Asi
Asi + pisang yang
dihaluskan
Nasi + Kecap + telur/ikan
Sampai umur 2 tahun
Sampai umur 2 tahun
VII. Riwayat Psiko Sosial
Anak tinggal di rumah sendiri
Lingkungan berada di kota
Rumah tidak ada tempat bermain
Di Rumah tidak ada tangga yang berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan,
anak tidak punya ruangn bermain sendiri
Hubungan antar anggota kelurga harmonis
Pengasuh anak adalah orang tua
VIII. Riwayat spiritual
Anggota Keluarga taat melaksanakan ibadah
Kegiatan keagamaan : jarang mengikuti kegiatan keagamaan
IX. Reaksi Hospitalisasi
A. Pengalaman Keluarga tentang Sakit dan rawat inap
- Orang tua membawa anaknya ke rumah sakit karena khawatir dan
cemas tentang keadaan anaknya
- Dokter menceritakan sebagaian besar kondisi anaknya dan
kelihatannya orang tua mengerti hal ini dibuktikan dengan ekspresi
wajah orang tua dan pertanyaan yang timbul sekitar keadaan anaknya

- Orang tua saat masuk rumah sakit sangat merasa khwatir dengan
keadaan anaknya, namun sekarang sudah mulai agak tenang karena
anaknya sudah diobati dan di rawat di RS
- Orang tua selalu menjaga anaknya bergantian antara ayah dan ibu
B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat Inap
- mengapa keluarga/orang tua membawa kami ke rumah sakit ? anak
tidak menjawab hanya tersenyum
- Klien belum bisa menjawab penyebab ia sakit
- Dokter menceritakan keadaaan klien
- Klien tidak bisa menjawab perasaannya selama di rawat di rumah
sakit
X. Aktivitas Sehari-hari
A. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat sakit
1. Selera Makan
2. Menu makan
3. Frekwensi makan
4. Makanan
pantangan
5. Pembatasan pola
makan
6. Cara makan
7. Ritual saat makan
Kurang ada nafsu makann
Nasi rutin tidak ada
varuasi
2 kali sehari
Tidak ada
Tidak ada
Makan sendiri
Tidak ada
Makan kurang
Bubur + ikan + tempe
makanan yang diberikan
sering tidak dihabiskan
Sering kali dengan jumlah
sedikit
Tidak ada
Tidak ada
Disuapi orang tua/ibu
Tidak ada
B. Cairan
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Jenis minuman
2. frekwensi minum 3. Kebutuhan cairan
Air putih + air teh
Setiap selesai makan + bila haus Tidak diketahui karena ibu
klien tidak tahu berat
Air putih + susu
jarang 2.000 cc

4. Cara pemberian
badan klien sebelum sakit Minum
Jarang minum dan infus
C. Eliminasi (BAB & BAK)
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Tempat
pembuangan
2. Frekwensi/waktu
3. Konsistensi
4. Kesulitan
5. Obat pencahar
WC dalam rumah
BAK= sering BAB = 1 x
sehari
Padat
Tidak ada
Tidak pernah digunakan
Pispot (diatas tempat tidur)
BAK = jarang , BAB = 1 x
sehari
padat
Tidak ada
Tidak pernah digunakan
D. Istirahat/Tidur
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Jam tidur
- Siang
- Malam
2. Pola tidur
3. Kebiasaan sebelum
tidur
4. Kesulitan tidur
Kadang kadang
Jam 21.00- 06.00
Tidur hanya dilakukan
pada malam hari
Tidak ada
Tidak ada
Jam 14.00-15.30
Jam 20.00-7.30
Tidur dilaksanakan pada
siang dan malam hari
Tidak ada
Tidak ada
E. Olahraga
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Program olahraga
2. Jenis dan frekwensi
-----
……
-----
…..

F. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Mandi
- Cara
- frekwensi
- alat mandi
2. Cuci rambut
- frekwensi
- Cara
3. Gunting kuku
- frekwensi
- Cara
4. Gosok gigi
- Frekwensi
- Cara
Dimandikn oleh orang tua
2 x sehari
Sabun
Kadang-kadang
Tidak menentu
Dibantu oleh orang tua
Setiap kali kuku terlihat
penjang
Di kerjakan oleh orang tua
Kadang-kadang
Dibantu oleh orang tua
Tidak pernah mandi
hanya dilap badan
2 x sehari/melap badan
----
belum pernah dilakukan
belum pernah dilakukan
Belum pernah dilakukan
G. Aktifitas/mobilitas fisik
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Kegiatan sehari-
hari
2. Pengaturan jadwal
harian
3. Penggunaan alat
bantu aktifitas
4. Kesulitan
pergerakan tubuh
Bermain
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Istirahat ditempat tidur
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

H. Rekreasi
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Perasaan saat
sekolah
2. Waktu luang
3. Kegiatan hari libur
Klien belum sekolah
Bermain
Bermain
--
--
--
XI. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum klien :lemah dan gelisah
- ekspresi wajah biasa kadang tersenyum bila diajak bicara
- Berpakaian bersih
B. Tanda-tanda vital:
- Suhu : 37,8 º C
- Nadi : 120/m
- Pernafasan :28 / m
- TD : 95/60 mmHg
C. Antropometri
- Tinggi badan : 115 cm
- Berat badan : 15 kg
- Lingkaran lengan atas: 15 cm
- lingkaran kepala : 50cm
- lingkaran dada : 55 cm
- Lingkaran perut :52 cm
- Skin fold :
D. Sistem pernafasan
- Hidung : simetris, pernafasan abdominal, ada sekret
- Leher : ada pembesaran kelenjar
- Dada:
Bentuk dada normal dengan diameter teranfersum lebih besar dari
diameter anteroposterior
Garakan dada tidak normal /simetris tidak ada retraksi
Suara nafas : tidak ada ronchi kesan normal

Tidak ada clubing finger
E. Sistem Cardio Vakuler
- Konjungtiva : tidak anemi bibir tidak sianosis, arteri karotis normal
- Tekanan vena jegularis normal
- Ukuran jantung normal, ictus cordis//apeks jantung nampak
- Suara janttung : S 1 kesan normal, S 2 kesan normal, tidak ditemukan
adanya bising aorta, murmur dan gallop
- Capilellary reffeling Time : 2 detik
F. Sistem pencernaan:
- Sklera : tidak ada iktrus, tidak ada labio skiziz
- Mulut : tidak ada stomatitis, tidak ada palato skizis, jumlah gigi 20 buah,
kemampuan menelan abnormal, gerak lidah normal
- Gaster : kembung pada awal sakit(sekarang normal), nyeri, peristaltik
normal, abdomen hati, lien, ginjal tidak teraba /kesan normal
G. Sistem indra
1. Mata
- Tidak ada odema, alis, bulu mata tidak mudah rontok
- Pemeriksaan visus tidak dilakukan
- Lapang pandang kesan tidak ada gangguan
2. Hidung
- Penciuman kurang, tidak ada perih dihidung, tidak pernah trauma, ada
sekret yang menghalangi penciuman
3. Lidah
⁻ Lidah tampak kotor, ditemukan pseudomembran
4. Telinga
- Keadaan daun telinga : kanal auditorius bersih, tidak ada serumen
- Fungsi pendengaran kesan tidak ada gangguan
H. Sistem Saraf
1. Fungsi serebral:
i. Status mental : Orientasi baik, daya ingat baik, klien kooperatif pada saat
pemeriksan, bahasa yang digunkan baik walaupun masih banyak
pertanyaan yang tidak dimengerti oleh klien
ii. Bicara : klien kadang malas bicara hanya tersenyum bila ditanya

iii. Kesadaran : Eyes (membuka mata spontan) = 4, motorik (bergerak
mengikuti perintah) = 6, verbal (bicara normal) = 5
2. Fungsi kranial :
Saat pemeriksaan ditemukan tanda-tanda kelainan dari Nervus yaitu pada
Nervus VII dan IX.
3. Fungsi motorik : Klien nampak lemah, seluruh aktifitasnya dibantu oleh oleh
orang tua
4. Fungsi sensorik : suhu, nyeri, getaran, posisi, diskriminasi (terkesan
normal/tidak ditemukan tanda-tanda kelainan)
5. Fungsi cerebellum : Koordinasi, keseimbangan kesan normal tidak ditemukan
kelainan
6. Refleks : bisip, trisep, patela dan babinski terkesan normal.
7. Iritasi meningin : tidak ditemukan adanya refleks patologis (kaku kuduk,
Brudzinki, lasique sign)
I. Sistem Muskulo Skeletal
1. Kepala : Bantuk Normal, tidak ada nyeri dan tidak kaku
2. Vertebrae: Tidak ditemukan skoliosis, lordosis, kiposis, ROM pasif, klien
malas bergerak (takut infus tercabut/bengkak), aktifitas utama klien ada
berbaring di tempat tidur.
3. Pervis : (Thomas test, Trandelenberg Test , ortolani test, ROM) hasil negatif
4. Lutut : tidak bengkak, tidak kaku, gerakan aktif, kemampuan jalan baik
5. Tangan tidak bengkak, gerakan dan ROM aktif
J. Sistem integumen
Rambut warna hitam, tidak mudah untuk di cabut
Kulit warna sawu matang, temperatur panas, kering, tidak ada ruam
Kuku warna putih,agak kotor permukaan kuku rata tidak mudah patah
K. Sistem endokrin
Kelenjar tiroid tidak nampak, teraba tidak ada pembesaran
Ekskresi urine sedikit, tidak ada polidipsi, polifagi
Suhu tubuh tidak tetap, keringat normal,
Tidak ada riwayat bekas air seni dikelilingi semut
L. Sistem Perkemihan
Tidak ditemukan odema

Tidak ditemukan adanya noktouria, disuria , dan kencing batu
M. Sistem Reproduksi
Alat genetalia termasuk glans penis dan orificium uretra eksterna tampak
bersih dan tidak ada pembesaran
N. Sistem Imun
Klien tidak ada riwayat alergi
Imunisasi tidak lengkap (DPT)
Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca tidak ada
Riwayat transfusi darah tidak ada
XII. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
6 tahun ke atas
1. Perkembangan kognitif : Klien mampu bekerja sama dengan orang lain hal
ini dibuktikan dengan klien sering bermain bola bersama teman-temannya
waktu sebelum sakit
XIII. Hasil Laboratorium tanggal
LED/BBS ; 12/35 WBC : 6,4 x 10 µl
RBC ; 4,.08 x 10 µl HGB = 10,5 gr/dl
HCT = 32, 9 % MCV = 225,7 MCHC31,9 gr
PLT = 219 x 10µl

XIV. Analisa Data
No Data Eteilogi Masalah
1.
2.
3.
DO :
P : 28
klien tampak sesak
DS :
Klien menangis dan mengatakan sulit
bernapas
Klien mengeluh
sakit perut
DO :
Nadi cepat 120/m
ekspresi wajah meringis saat
menelan DS :
Klien mengatakan
nyeri pada daerah leher
DO:
Mual dan muntah.
anoreksia
Makanan yang
dihidangkan tidak habis.
DS :
klien mengatakan
Cynobacterium difteriae
Masuk melalui saluran
pernasapan
Membentuk pseudomonas
Mengeluarkan toksin
Lokal dan sistemik
Infeksi nasal, trakea dan
laring
Produksi sekret meningkat
Penimbunan sekret
Obstruksi jalan napas
Mengeluarkan toksin
Lokal dan sistemik
Infeksi nasal, trakea dan
laring
Reaksi peradangan
Menekan serabut saraf
nyeri
Nyeri dipersepsikan
Membentuk pseudomonas
Mengeluarkan toksin
Lokal
Infeksi tonsil dan laring
Bersihan jalan
napas tidak efektif
Nyeri
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh

4.
5.
nyeri saat menelan makanan
DO :
S : 37,8 ° C DS :
klien mengatakan badannya panas
DO :
Klien mual, muntah.
evaporasi meningkat
Nyeri pada tonsil
Nyeri menelan
Anoreksia
Proses peradangan
Perubahan set point
Reaksi peningkatan suhu tubuh
Reaksi demam
Reaksi peningkatan suhu tubuh
Evaporasi meningkat
Kehilangan cairan tubuh
Peningkatan suhu
tubuh
Resiko kekurangan
volume cairan
tubuh
XV. Diagnosa Keperawatan
1. bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukkan sekret dan
pembesaran kelenjar pseudomembran ditandai dengan klien merasa sesak, P :
28/m, klien kelihatan lemah dan gelisah
2. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pada tonsil dan laring ditandai
dengan klien mengatakan nyeri pada saat menelan, klien tampak meringis.
3. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake in
adekuat ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada saat menelan, porsi makan
tidak dihabiskan.

4. peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi yang ditandai
dengan SB 37,8 “C, Klien berkeringat, Klien kelihatan gelisah, Nadi 120 /m
Klien menangis dan mengatakan badannya terasa panas.
5. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan peningkatan evaporasi
yang ditandai dengan Nadi cepat 120/m dan lemah,Klien kurang minum, P : 28
/m, Klien kurang minum, Klien kelihatan lemah dan gelisah, Orangtua
mengatakan klien tidak suka makan

PENYIMPANGAN KDM Terpapar cynobacterium
difteriae diudara
Masuk dalam tubuh melalui sal. Pernapasan
Hinggap dimukosa tubuh
mengeluarkan toksin (eksotoksin)
Lokal Sistemik
Infeksi infeksi infeksi pd laring nasal Tonsil & laring penumpukkan pembesaran
Peradangan Proses sekret pseudomembran mukosa hidung Peradangan Perubahan set point
influensa menekan serabut Reaksi peningkatan suhu Obstruksi jalan napas
saraf nyeri
produksi sekret↑ Reaksi demam Apneu Nyeri dipersepsikan
penumpukkan sekret
Evaporasi ↑
Nyeri pd tonsil kehilangan cairan tubuh Nyeri menelan
Anoreksia
Bersihan jalan napas tidak
efektif
Nyeri
perubahan nutrisu
kurang dr kebutuhan tubuh
Resiko
kekurangan volume cairan
tubuh
Resiko penyebarluasan
infeksi
Bersihan jalan napas tidak
efektif
Peningkatan Suhu tubuh

Intervensi keperawatan
N
o
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan &
Kriteria Hasil
Intervensi Rasional
1 bersihan jalan
napas tidak
efektif
berhubungan
dengan
penumpukkan
sekret dan
pembesaran
kelenjar
pseudomembran
.
Tujuan :
Pasien menunjukkan
Jalan nafas kembali
bersih
Kriteria hasil:
Jalan nafas kembali
bersih
Mandiri :
Kaji
frekuensi,kedala
man pernafasan
dan ekspansi
paru. Catat
upaya
pernafasan
termasuk
pengguanaan
alat bantu /
pelebaran nasal
Auskultasi
bunyi nafas dan
catat adanya
bunyi nafas
adventisius
seperti krekel ,
mengi, gesekan
pleural.
Atur posisi
yang nyaman /
semi fowler
Pernafasan
biasanya
meningkat. Dispnea
dan terjadi
peningakatan kerja
nafas. Kedalaman
pernafasan
biasanya bervariasi
tergantung derajat
gagal nafas.
Ekspansi dada
terbatas yang
berhubungan
dengan atelektasis/
nyeri dada
pleuritik..
Bunyi naafs
menurun / tidak ada
bila jalan nafas
obstruksi sekunder
terhadap
perdarahan, bekuan
atau kolaps jalan
nafas kecil. Ronki
dan mengi

Tingkatkan
intake cairan
Pertahankan
posisi
lingkungan
minimun sepeti
debu
Dorong latihan
nafas abdomen
atau bibir.
Kolaborasi :
Kolaborasi
dengan dokter
dalam
pemberian O2
lembab atau
inhalasi, bila
perlu dilakukan
trachcostomi..
menyertai
obstruksi jalan
nafas / kegagalan
pernafasan.
Peninggian kepala
mempermudah
fungsi pernafasan
dengan
menggunakan
gravitasi atau
mempermudah
pertukaran O2 dan
CO2.
Memberikan
pasien beberapa
ara untuk
mengatasi dan
mengontrol dispnea
dan menurunkan
jabatan udara.
Mengurangi
pencetus gangguan
pernafasan / alergi
pernafasan.
Membantu
kekentalan sekret
sehingga

mempermudah
pengeluarannya.
2 Nyeri
berhubungan
dengan proses
inflamasi pada
tonsil dan laring
Tujuan :
klien mengalami
pengurangan nyeri
Kriteria Hasil :
Mengikuti aturan
farmakologi yang
ditentukan
Mendemontrasikan
penggunaan
keterampilan
relaksasi dan
aktifitas hiburan
sesuai indikasi
situasi individu.
Mandiri :
Mandiri :
Kaji status nyeri (
lokasi, frekuensi,
durasi, dan
intensitas nyeri )
Berikan
lingkungan yang
nyaman, dan
aktivitas hiburan
( misalnya :
musik, televisi )
Ajarkan teknik
manajemen nyeri,
seperti teknik
relaksasi napas
dalam,
visualisasi, dan
bimbingan
imajinasi.
Kolaborasi :
Berikan analgesik
sesuai kebutuhan
untuk nyeri
memberikan data
dasar untuk
menentukan dan
mengevaluasi
intervensi yang
diberikan.
Meningkatkan
relaksasi klien.
Meningkatkan
relaksasi yang
dapat menurunkan
rasa nyeri klien
Mengurangi nyeri
dan spasme otot

3 perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan intake in
adekuat
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi akan
terpenuhi
Kriteria Hasil :
Napsu makan
baik
Porsi makan yang
dihidangkan
dihabiskan
Mandiri :
Identifikasi faktor
yang
menyebabkan
mual/ muntah,
misal: sputum
banyak,
pengobatan
aeroso, dispnea
beat dan nyeri.
Pemberian
makanan lunak,
bila sakit atau
sulit menelan
diberi makanan
cair (sayur,-
sayuran,buah-
buahan untuk
membantu
peristaltik usus)
Auskultasi bunyi
usus observasi/
palpasi dispnea
abdomen
Berikan wadah
tertutup untuk
sputum dan buang
pilihan intervensi
tergantung pada
terhadap masalah.
tindakan ini dapat
meningkatkan
masukan makanan
klien.
bunyi usus
mungkin
manurunkan /tidak
ada bila proses
infeksi berat
/memanjang .
Distensi abdomen
terjadi akibat
menelan udara atau
menunjukkan
pengaruh toksin
pada saluran
gastrointestinal.
menghilangkan
tanda bahaya, rasa
bau dari
lingkungan pasien
dan dapat
menurunkan mual.
menurunkan efek

sesring mungkin,
berikan dan bantu
kebersihan mulut
setelah muntah .
Jadwalkan
pengobatan
sedikitnya 1 jam
sebelum makan.
Evaluasi stasus
nutrisi, umur,
ukuran berat
badan.
mual yang
berhubungan
dengan pengobatan
ini.
ada kondisi kronis
atau ketebatsan
keuangan dapat
menimbulkan
malnutrisi,
rendahnya tahan
terhadap infeksi
dan atau lambatnya
respon terhadap
terapi.
4 Peningkatan
suhu tubuh
berhubungan
dengan proses
inflamasi.
Suhu tubuh dalam
batas normal ( 36 –
36,8 o c ).
Klien bebas dari
demam
Kaji saat
timbulnya demam
Observasi tanda-
tanda vital tiap 3
jam.
anjurkan klien
untuk minum
banyak + 1500
perhari.
beri kompres
hangat pada
daerah dahi,
axilla, lipat paha.
Anjurkan untuk
tidak memakai
selimut dan
pakaian tebal.
Untuk
mengidentifikasi
pola demam klien
Tanda vital
merupakan acuan
untuk mengetahui
keadaan umum
klien.
Peningkatan suhu
tubuh
mengakibatkan
penguapan tubuh
meningkat sehingga
perlu diimbangi
dengan asupan
cairan yang banyak
Kompres hangat

Kolaborasi untuk
anti peretik
dapat menurunkan
suhu tbuh.
Pakaian yang tipis
akan membantu
mengurangi
penguapan tubuh.
Obat antiperetik
membantu klien
menurunkan suhu
tubuh.
5 Resiko
kurangnya
volume cairan
berhubungan
dengan
peningkatan
evaporasi
Tujuan :
Tidak terjadi
kekurangan cairan
tubuh.
Pantau masukan
dan haluaran
Timbang BB tiap
hari
Pantau TD dan
frekwensi jantung
Perhatikan adanya
mual dan demam
Anjurkan
masukan cairan 3
– 4 l/hari bila
masukan oral
dimulai
Berikan cairan iv
sesuai indikasi
Pantau
pemeriksaan
penurunan
sirkulasi sekunder
terhadap destruksi
SDM dan
pencetusnya pada
tubulus ginjal
pemasukan lebih
dari keluaran dapat
mengindikasikan
memperburuk/obst
ruksi ginjal
perubahan dapat
menunjukkan efek
hipovolemik
mempengaruhi
pemasukan,
kebutuhan cairan
dan rute pergantian
meningkatkan

laboratorium aliran urine
mempertahankan
keseimbangan
cairan/elektrolit
dan menurunkan
komplikasi ginjal
mengidentifikasi
kemungkinan
terjadinya
perdarahan samar