Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...

25
Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan (BW 3102) Dosen Pengampu : Dr Ir H Hikmat Ramdan, S.Hut, M.Si, IPU Dr Ir Asep Suheri,. S.Hut., MT., IPM Topik : Penginderaan Jauh - Satelit Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung

Transcript of Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...

Page 1: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...

Penginderaan Jauh &Sistem Informasi Geografis Kehutanan (BW 3102)

Dosen Pengampu :

Dr Ir H Hikmat Ramdan, S.Hut, M.Si, IPU

Dr Ir Asep Suheri,. S.Hut., MT., IPM

Topik : Penginderaan Jauh - Satelit

Sekolah Ilmu dan Teknologi HayatiInstitut Teknologi Bandung

Page 2: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...

Penginderaan Jauh [remote sensing]

Page 3: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...

Penginderaan Jauh [remote sensing]

• Inderaja berasal dari bahasa Inggris remote sensing, bahasa Perancis télédétection, bahasa Jermanfernerkundung, bahasa Portugis sensoriamentoremota, bahasa Spanyol percepcion remote dan bahasa Rusia distangtionaya.

• Upaya untuk memperoleh data dari jarak jauh dengan menggunakan peralatan tertentu

• Pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objekatau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secarafisik melakukan kontak dengan objek tersebut ataupengukuran atau akuisisi data dari sebuah objekatau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh

Page 4: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...
Page 5: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...
Page 6: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...

Various platforms and sensors used for remote sensing (Yamazaki & Liu, 2016)

Page 7: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...

Drone dan Satelit

Page 8: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...

Setiap “warna” cahaya memiliki panjang gelombang

yang berbeda-beda, misalnya, kita menerima cahaya

dengan panjang gelombang antara 0,4 dan 0,5

mikrometer

• Biru, dari sekitar 0,4 hingga 0,5 mikrometer

• Hijau dari 0,5 hingga 0,6 mikrometer dan

• Merah dari 0,6 hingga 0,7 mikrometer

Page 9: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...

Kurva reflektansi spektrum untuk beberapa zat umum. Proporsi radiasi yang masuk

yang dipantulkan bervariasi di sepanjang gelombang (diadaptasi dari Lillesand

dan Kiefer, 1999).

Page 10: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...

Jalur energi dari sumber ke sensor. Cahaya dan energi elektromagnetik lainnya dapat diserap, dikirim, atau

dipantulkan oleh atmosfer. Cahaya yang dipantulkan dari permukaan dan diteruskan ke sensor digunakan

untuk membuat gambar. Gambar mungkin rusak oleh hamburan atmosfer karena uap air, debu, asap, dan

unsur lainnya. Energi yang masuk atau dipantulkan mungkin tersebar.

Page 11: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...

Inderaja Pasif dan Aktif• Kebanyakan sistem penginderaan jauh adalah pasif, karena mereka menggunakan energi yang

dihasilkan oleh matahari dan dipantulkan dari objek sasaran. Citra udara dan sebagian besar data satelit dikumpulkan menggunakan sistem pasif. Gambar dari sistem pasif ini dapat dipengaruhi oleh kondisi atmosfer dengan berbagai cara.

• Sistem aktif adalah alternatif untuk mengumpulkan data penginderaan jauh dalam kondisi mendung atau malam hari. Sistem aktif menghasilkan sinyal energi dan mendeteksi energi yang dikembalikan. Perbedaan kuantitasdan arah energi yang dikembalikan digunakan untuk mengidentifikasi jenis dan sifat fitur dalam gambar. Radar (deteksi dan dering radio) adalah sistem penginderaan jauh aktif yang paling umum, sementara penggunaan sistem LiDAR (deteksi dan jangkauan cahaya), semakin meningkat. Radar memfokuskan berkas energi melalui antena, dan kemudian merekam energi yang dipantulkan.

• Sinyal-sinyal ini disapu ke seluruh lanskap, dan hasilnya dikumpulkan menghasilkan citra radar. Karena sistem radar tertentu biasanya dibatasi pada satu panjang gelombang, gambar radar biasanya monokromatik (dalam bayangan abu-abu). Gambar-gambar ini mungkin dikumpulkan siang atau malam, dan kebanyakan sistem radar menembus awan karena uap air tidak menyerap panjang gelombang radar yang relatif panjang

Page 12: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...
Page 13: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...
Page 14: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...

Remote sensing platforms of satellite, manned aviation and low-altitude UAV (Xiang et.al, 2018)

Page 15: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...

Characteristics of common multispectral remotely sensed imagery (Thompson, 2015)

Page 16: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...

Citra Satelit :

▪ Resolusi Rendah : resolusi spasial > 30 m

▪ Resolusi Tinggi : resolusi spasial < 4 m

▪ Resolusi Menengah : diantara keduanya

Pemilihan Citra Satelit tergantung dari Skala Peta yang akan dibuat

Skala Peta 1: 5.000 ➔ [5.000 : 1.000] = 2,5 meter2

Resolusi Citra Satelit

Tobler, Waldo. 1987. “Measuring Spatial Resolution”, Proceedings, Land Resources Information Systems Conference, Beijing, pp. 12-16

Page 17: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...

Hubungan Skala Peta dan Resolusi Spasial Untuk Berbagai Citra Satelit

Sulistiyo (2016)

Page 18: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...

http://www.satimagingcorp.com/satellite-sensors/

Contoh Wahana yang Menghasilkan CSRT

Page 19: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...

No Pengolahan Citra Penjelasan

1 Koreksi Radiometrik,

Penghilangan Awan dan

Penajaman

Tahap ini berupaya untuk memperbaiki kualitas citra sedemikian rupa sehingga citra lebih tajam dan lebih mudah untuk

dilakukan interpretasi

2Penyusunan Mosaik. • Proses ini bertujuan untuk menggabungkan beberapa kawasan citra agar dapat mencangkup semua area yang akan

digunakan dalam penyusunan rencana tata ruang.

• Penyusunan mosaik hanya dilakukan apabila kawasan yang akan dikaji dicakup oleh lebih dari satu citra. Jika kualitas

citra antara satu lokasi dengan lokasi yang lainnya kurang seimbang, maka perlu dilakukan lagi koreksi radiometrik,

khususnya color balancing.

3 Koreksi Geometrik dan

Pengecekan Hasilnya

• Proses Koreksi geometrik pada citra dilakukan dengan merelasikan koordinat pada obyek yang terekam pada citra

dengan koordinat obyek yang sama yang sesungguhnya di bumi / lapangan (GCP / Ground Control Point). Termasuk

dalam koreksi geometrik yaitu rektifikasi untuk memperbaiki kondisi piksel citra akibat dilakukan registrasi (piksel citra

tertarik karena memposisikan citra sesuai acuan yang digunakan berdasarkan GCP). Sebagai nilai ambang dalam

melakukan koreksi geometrik yaitu jika memenuhi syarat nilai ketelitiannya (RMS Error) ≤ 1 piksel.

• Citra satelit yang sudah dilakukan koreksi geometris kemudian ditumpansusunkan (overlay) dengan Peta Garis skala

1:5000 pada lokasi yang sama. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pergeseran linearnya. Apabila pergeserannya lebih

besar daripada nilai ambang yang ditentukan, maka koreksi geometris perlu diulang lagi.

4 Analisis / Interpretasi /

Klasifikasi

• Pada tahap ini dilakukan analisis / interpretasi / pengklasifikasian merupakan kegiatan mengkaji citra dengan maksud

untuk mengidentifikasi obyek yang tergambar dalam citra dan menilai arti penting obyek tersebut.

• Pada umumnya, dan yang lebih mudah, tahap ini dilakukan dengan menggunakan teknik on-screen digitizing, yaitu

melakukan digitasi (pengubahan data raster digital menjadi data vektor digital) menggunakan citra satelit yang

ditayangkan pada layar monitor.

• Dalam digitasi tersebut analis memanfaatkan kunci-kunci interpretasi dalam menentukan obyek.

5 Pengecekan Lapangan

(Ground Check) dan

Penambahan Informasi

Lapangan

• Pengecekan terhadap hasil analisis / interpretasi / klasifikasi yang diperoleh sehingga diperoleh informasi ketelitian atas

analisis yang sudah dilakukan.

• Pada tahap ini juga dikumpulkan kelengkapan informasi tambahan, seperti nama jalan, nama bangunan, nama sungai,

nama fasilitas ibadah / pendidikan / sosial / ekonomi / budaya, serta informasi lain yang diperlukan.

Page 20: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...

TAHAPAN PENTING PEMETAAN

Akuisisi Data Pengolahan Data DisseminasiInterpretasi/Analisis

• Langsung

(teresterial)

• Penginderaan Jauh

(Remote Sensing)

• Hardware

• Software

• Metode Analisis

• Kemampuan

Personil

• Data menjadi

Informasi Spasial

sesuai yang

dibutuhkan

• Interpretation/

Analytical Skills dari

analisis sesuai

dengan tujuan

• Deliverable dalam

bentuk hardcopy

dan softcopy. Saat

ini juga

berkembang dalam

bentuk digital map.

• Dilengkapi dengan

penjelasan tertulis

dan lisan (jika

dalam presentasi

langsung)

Page 21: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...
Page 22: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...
Page 23: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...
Page 24: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...
Page 25: Penginderaan Jauh & Sistem Informasi Geografis Kehutanan ...