Penghinaan Presiden Joko Widodo Melalui Media Sosial Facebook 2

21
Penghinaan Presiden Joko Widodo Melalui Media Sosial Facebook Oleh : Pujiyanto (4412210041)

description

ETIKA KOMUNIKASI

Transcript of Penghinaan Presiden Joko Widodo Melalui Media Sosial Facebook 2

Penghinaan Presiden Joko Widodo Melalui Media Sosial Twitter

Penghinaan Presiden Joko Widodo Melalui Media Sosial FacebookOleh :Pujiyanto (4412210041)Latar Belakang MasalahDiundang ke salah satu grup di media sosial FacebookPenasaran dengan isi grup yang berisikan dukungan untuk salah satu Capres Iseng dan ikut meramaikan grup dengan saling mengunggah gambar penghinaan untuk salah satu capres

Nama : Muhammad ArsyadPekerjaan : Tukang Tusuk SateUsia : 23 TahunAlamat : CiracasMA diduga melakukan tindak pidana pornografi, penghinaan, dan pencemaran nama baik melalui media sosial facebook terhadap Jokowi yang saat itu masih menjadi capres.Seperti dilansir dari Solopos.com, Kamis (30/10/2014), dalam foto editan jokowi yang ada di akun Facebooknya, MA memotong wajah Jokowi dan Mantan Presiden RI Megawati. Kemudian wajah-wajah mereka ditempelkan atau disambungkan ke sejumlah foto model dan bintang film dewasa yang berpose tanpa busana, dalam berbagai adegan.Kemudian, MA mem-posting foto-foto hasil sambungannya ke akun FB miliknya. Bukan hanya itu, di foto tersebut, dia juga menyertakan komentar yang dinilai tidak pantas.Foto-foto itu disebar oleh MA sejak masa kampanye Pilpres 2014. MA akhirnya ditahan pada Kamis (23/10/2014). Henry Yosodiningrat mendapatkan info yang berisi penghinaan kepada Jokowi dari temannya kemudian melaporkannya, kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri Brigjen Pol Kamil Razak.

2Pengertian Komunikasi MassaKomunikasi massa adalah sebuah bentuk komunikasi yang memanfaatkan media massa untuk menyebarkan pesan kepada khalayak luas pada saat yang bersamaan.Bersifat tidak langsung, artinya harus melewati media teknis (teknologi media).Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi.Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim.Mempunyai publik yang secara geografis tersebar.Massa dalam hal ini merujuk pada khalayak yang tersebar di berbagai tempat, tidak terbatas jumlahnya dan anonim. Elizabeth Noelle-Neuman (1973 : 92) dalam Rakhmat (2011) menyebutkan empat tanda pokok dari komunikasi massa, yaitu :Bersifat tidak langsung, artinya harus melewati media teknis (teknologi media). Komunikasi massa mengharuskan adanya media massa dalam prosesnya, hal ini dikarenakan teknologi yang membuat komunikasi massa dapat terjadi. Dapat dibayangkan bahwa tidak mungkin seseorang melakukan komunikasi massa tanpa bantuan media massa (teknologi), bahkan bila ia berteriak sekencang-kencangnya.Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi. Dalam istilah komunikasi, reaksi khalayak yang dijadikan masukan untuk proses komunikasi berikutnya disebut umpan balik (feedback). Namun dalam sistem komunikasi massa, komunikator sukar menyesuaikan pesannya dengan reaksi komunikan (khalayak luas dalam hal ini). Komunikasi bersifatirreversible, yang artinya ketika sudah terjadi tidak dapat diputar balik (diulang). Begitu juga halnya dengan komunikasi massa. Sebuah informasi yang telah disebarkan, tidak dapat diputar ulang seperti membuat air menjadi es, kemudian membuat es menjadi air kembali. Dalam komunikasi massa, publik atau khalayak hanya menjadi penerima informasi. Pada saat komunikasi massa dilakukan, khalayak tidak dapat langsung memberikan feedback untuk mempengaruhi pemberi informasi, dalam hal ini untuk aliran komunikasi sepenuhnya diatur oleh komunikator. Namun demikian, dalam komunikasi massa masih terdapat kemungkinan adanya siaran ulang, yaitu memutar ulang tayangan yang sama dalam televisi atau radio.Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim. Komunikasi dengan media massa memungkinkan komunikator untuk menyampaikan pesan kepada publik yang tidak terbatas jumlahnya, siapapun dan berapapun orangnya selama mereka memiliki alat penerima (media) siaran tersebut.Mempunyai publik yang secara geografis tersebar. Seperti dikemukakan sebelumnya, komunikasi massa tidak hanya ditujukan bagi sekelompok orang di kawasan tertentu, namun lebih kepada khalayak luas di manapun mereka berada. Oleh karena itu, lewat media massa seseorang atau sekelompok orang dapat melakukan persuasi kepada banyak orang di berbagai tempat dengan efisien.

3Model Teori Komunikasi MassaModel teori peluru (bullet theory model) Media massa dianggap memiliki pengaruh yang sangat besar, layaknya jarum suntik yang dimasukkan dalam tubuh pasien, audiens menerimanya secara langsung dan pengaruhnya spontan dirasakan.

Model Efek Terbatas (limited effects model) Tahap pertama dari media massa kepada para pemuka masyarakat (opinion leaders). Tahap kedua dari pemuka masyarakat kepada khalayak ramai (mass audienceataufollowers). Menurut model ini, komunikasi massa hanya akan efektif, khususnya dalam mengubah sikap dan perilaku (behaviour change), apabila ia dikombinasikan penggunaannya dengan komunikasi antarpribadi (interpersonal communication).Berikut ini dikemukakan model-model proses komunikasi massa :1.Model teori peluru (bullet theory model)Teori peluru, yang juga dikenal sebagai teori Hypodermic Needle atau teori Stimulus-Response yang mekanistis merupakan suatu pandangan yang menyatakan, komunikasi massa memiliki kekuatan yang besar atasmass audience. Media massa dianggap memiliki pengaruh yang sangat besar, layaknya jarum suntik yang dimasukkan dalam tubuh pasien, audiens menerimanya secara langsung dan pengaruhnya spontan dirasakan. Hal ini menyebabkan adanya perubahan pemikiran khalayak, maupun perubahan sikap dan perilakunya secara spontan.2.Model Efek Terbatas (limited effects model)Model ini muncul sekitar tahun 1940, ketika para ilmuwan sosial menjadi tertarik oleh efek-efek langsung dan kuat yang ditimbulkan oleh media massa atas individu-individu. Sejak saat itu, mulai dilakukan penelitian-penelitian ilmiah, yang semuanya menunjukkan kesimpulan yang sama : pengaruh komunikasi massa adalah terbatas, tidak all-powerfull, malahan sama sekali tidak efektif manakala tujuannya untuk menimbulkan sikap dan/atau perilaku nyata. Model efek terbatas ini memperoleh dukungan yang kuat dari model alir komunikasi dua tahap (two step flow) yang menyatakan, pesan-pesan media tidak seluruhnya mencapaimass audiencesecara langsung; sebagian besar malahan berlangsung secara bertahap. Tahap pertama dari media massa kepada para pemuka masyarakat (opinion leaders). Tahap kedua dari pemuka masyarakat kepada khalayak ramai (mass audienceataufollowers). Menurut model ini, komunikasi massa hanya akan efektif, khususnya dalam mengubah sikap dan perilaku (behaviour change), apabila ia dikombinasikan penggunaannya dengan komunikasi antarpribadi (interpersonal communication).

4Model Efek Moderat (moderate effects model) The Information-Seeking ParadigmThe Uses and Gratifications ApproachThe Agenda-Setting FunctionThe Cultural Norms Theory

Model efek kuatPrinsip mengulang-ulang (redundancy)Mengidentifikasikan dan memfokuskan pada suatu audiens tertentu yang ditargetkan (segmentasi khalayak), kemudia tujuan dari komunikasi atau kampanye itu dirumuskan secara khusus dalam arti pesan-pesannya benar-benar terkait dan terarah kepada pencapaian tujuan.Ide atau gagasan dari teori-teori komunikasi juga dapat digunakan dalam pengembangan tema-tema komunikasi, pesan-pesan yang akan diciptakan dan media yang digunakan.

3.Model Efek Moderat (moderate effects model)Model ini merupakan hasil studi atau riset tentang efek yang dilakukan pada periode 1960-1970an. Studi pada periode itu berangkat dari posisi audiens (bukan dari posisi komunikator) dan lebih memusatkan perhatiannya pada pola-pola komunikasi mereka, khususnya dalam hubungannya dengan pesan-pesan media. Model ini meliputi pendekatan-pendekatan sebagai berikut :a).The Information-Seeking Paradigmkecenderungan audiens untuk secara aktif mencari informasi dan tidak semata-mata pasif menerima informasi, bergantung padaopinion leader. Paradigma ini memusatkan perhatiannya pada perilaku individual dalam menceri informasi dan berusaha mengidentifikasikan faktor-faktor yang menentukan perilaku.b).The Uses and Gratifications ApproachPendekatan tentang kebutuhan individu terhadap pesan-pesan media berdasarkan asas manfaat dan kepuasan. Menurut pendekatan ini, komunikasi massa mempunyai kapasitas menawarkan sejumlah pesan yang dapat dimanfaatkan oleh komunikannya, sekaligus dapat memuaskan berbagai kebutuhannya. Dengan demikian, orang yang berbeda dapat menggunakan pesan-pesan media yang sama untuk berbagai tujuan atau maksud yang berbeda-beda. Rakhmat (2011) menyebutkan, pendekatan ini pertama kali dinyatakan oleh Elihu Katz (1959) sebagai reaksi terhadap Bernard Berelson yang menyatakan bahwa penelitian komunikasi mengenai efek media massa sudah mati. Karena penggunaan media adalah salah satu cara untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan, maka efek media sekarang didefinisikan sebagai situasi ketika pemuasan kebutuhan tercapai.c).The Agenda-Setting FunctionModel lain yang termasuk model efek moderat adalah pendekatan agenda setting yang dikembangkan oleh Maxwell E. McComb dan Donald L. Shaw. Model ini menunjuk pada kemampuan media massa untuk bertindak selaku agenda (catatan harian) komunikan-komunikannya. Hal ini disebabkan media memiliki kapasitas untuk memilih materi atau isi pesan bagi komunikannya. Materi atau isi pesan ini diterima komunikan sebagai sesuatu yang penting yang dapat mempengaruhi sikap dan perilakunya mengenai sesuatu hal. Menurut teori ini, media massa memang tidak dapat mempengaruhi orang untuk mengubah sikap, tetapi media massa cukup berpengaruh terhadap apa yang dipikirkan orang. Ini berarti media massa mempengaruhi persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting.d).The Cultural Norms TheoryMenurut teori ini komunikasi massa memiliki efek yang tidak langsung atas perilaku melalui kemampuannya dalam membentuk norma-norma baru. Norma-norma ini berpengaruh terhadap pola sikap untuk pada akhirnya akan mempengaruhi pola-pola perilakunya.4.Model efek kuatModel efek kuat ini baru merupakan suatu indikasi, pada suatu saat orang akan benar-benar mendapati, komunikasi massa memiliki efek yang besar,all-powerfulldalam versi yang baru. Sejumlah studi agaknya sependapat, komunikasi massa dapat mewujudkanpowerfull effectapabila ia digunakan dalam program-program atau kampanye-kampanye yang dipersiapkan lebih dulu secara cermat sesuai dengan prinsip-prinsip komunikasi yang ada. prinsip-prinsip itu antara lain sebagai berikut :a). Prinsip mengulang-ulang (redundancy), yaitu mengulang-ulang suatu pesan selama periode waktu tertentu. Dengan cara ini ternyata banyak membawa hasil dibanding dengan hanya menyajikan pesan tunggal dalam memperoleh efek yang diinginkan.b). Mengidentifikasikan dan memfokuskan pada suatu audiens tertentu yang ditargetkan (segmentasi khalayak), kemudia tujuan dari komunikasi atau kampanye itu dirumuskan secara khusus dalam arti pesan-pesannya benar-benar terkait dan terarah kepada pencapaian tujuan. Dengan cara ini audiens merasa, pesan-pesan itu ditujukan kepadanya dan tidak kepada setiap orang.c). Ide atau gagasan dari teori-teori komunikasi juga dapat digunakan dalam pengembangan tema-tema komunikasi, pesan-pesan yang akan diciptakan dan media yang digunakan.d). Sejumlah prinsip-prinsip yang lain.

5Studi KasusMengunggah foto Presiden Joko Widodo yang tidak senonoh dan berbau pornografi ke media sosial FacebookDilaporkan oleh kuasa hukum Presiden Joko Widodo ke pihak berwenang (27 Juli 2014)Saudara Muhammad Arsyad ditangkap dan ditahan di Bareskrim Polri (23 Oktober 2014)Dijerat pasal berlapis yaitu Pasal 29 Juncto Pasal 4 ayat 1 UU Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi, Pasal 310 dan 311 KUHP, Pasal 156 dan 157 KUHP, dan Pasal 27, 45, 32, 35, 36, 51 UU Informasi dan Transaksi Elektronik atau ITE.Dimaafkan oleh Presiden Joko Widodo dan dibebaskan (3 November 2014)Pelaku dan kedua orang tuanya meminta maaf kepada Presiden Joko Widodo (1 November 2014)Muhammad Arsyad, tersangka penghina Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa menikmati kebebasan, meski hanya sementara. Permohonan penanggguhan penahanannya dikabulkan polisi dan dia berkumpul dengan keluarga di rumahnya di Ciracas, Jakarta Timur.

Arsyad lalu menuturkan dari mana dia mendapatkan beberapa gambar berbau penghinaan berupa konten pornografi terhadap Presiden Jokowi. Kala pemilu presiden 2014, dia memang sedang luntang-lantung dan tidak memiliki pekerjaan.

Saat memiliki sedikit uang lebih, dia menyempatkan diri berselancar di warung internet (warnet). Dia lalu membuka akun facebook miliknya dengan nama Arsyad Assegaf.

"Waktu itu pada masa kampanye saya kan lagi nggak kerja di rumah kalau megang uang main warnet, malam pengajian. Paling pagi nganter adik sekolah," ungkap Arsyad di kediamannya di Jalan Haji Jum, Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Senin (3/11/2014).

Saat sedang asyik membuka akun facebooknya, tiba-tiba dia diundang untuk bergabung ke grup facebook berbau politik mendukung salah satu capres. Hal itu membuat pria yang bekerja di warung sate itu penasaran melihat isi grup.

Grup itu ternyata banyak menampilkan gambar saling hina antar kedua capres. Dia akhirnya memutuskan untuk menyalin beberapa gambar untuk di unggah melalui akun facebook pribadinya.

"Di grup itu saling hujat, posting gambar-gambar. Saya ambil, saya masukin ke FB terus buat posting lagi," lanjut pria 24 tahun itu.

Arsyad tak menyangka, apa yang dilakukan beberapa bulan lalu berbuntut panjang. Sampai akhirnya harus merasakan dinginnya sel tahanan Mabes Polri.

"Itu bukan saya yang bikin. Saya nggak tahu kalau akhirnya sampai kayak gini," ujar Arsyad.

Tapi, kini dia bisa bernapas lega. Penangguhan penahanan yang diajukan dikabulkan kepolisian. Presiden Jokowi yang dihina melalui facebook sudah memaafkannya.Muhammad Arsyad dilaporkan ke polisi oleh kuasa hukum Jokowi pada 27 Juli 2014 atas dugaan pencemaran nama baik dan penyebaran gambar konten pornografi yang dipasangi foto Presiden Jokowi. Pada Kamis 23 Oktober 2014, ia ditangkap dan ditahan di Bareskrim Polri.

Atas tindakannyamenghina Jokowi, Arsyad dijerat pasal berlapis, yaitu Pasal 29 Juncto Pasal 4 ayat 1 UU Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi, Pasal 310 dan 311 KUHP, Pasal 156 dan 157 KUHP, dan Pasal 27, 45, 32, 35, 36, 51 UU Informasi dan Transaksi Elektronik atau ITE. Pengacara dan pihak keluarga lalu memohon untuk penangguhan pembebasan Arsyad. Mereka juga bertemu dengan Presiden Jokowi. (Mut)

6

Analisa MasalahKurangnya pemahaman mengenai etika penggunaan media komunikasi massal.Kurangnya kesadaran akan saling menghargai antar manusia.Kurangnya rasa nasionalisme, sehingga tega untuk melecehkan tokoh nasional bangsa Indonesia.Mudahnya terpengaruh terhadap provokasi yang menyesatkan.Solusi Pemecahan MasalahMelaporkan dan menindak perbuatan penghinaanMenangkap dan mehanan pelaku Menyelidiki motif di balik perbuatan tidak menyenangkan tersebutMencari bukti dan saksi yang kongkritPihak Presiden Joko Widodo berupaya menyelesaikan dengan cara kekeluargaanMendengarkan penjelasan dari pelakuMenerima permohonan maaf yang disampaikan oleh pelaku beserta keluarganyaMencabut gugatan yang telah dilayangkan dengan syarat tidak akan mengulanginya lagiMenjadikan kasus tersebut sebagai pembelajaran bagi siapa saja pengguna komunikasi massalHikmah dari KasusDapat mengetahui hal-hal apa saja yang harus diperhatikan saat menggunakan media komunikasi massal.Dapat menjaga diri dari provokasi negatif orang-orang yang tak bertanggung jawab.Dapat menghindari diri dari kelompok-kelompok yang memberikan dampak negatif.Pencegahan MasalahMenjauhkan diri dari kelompok yang tidak memberikan manfaat.Menghindari perselisihan.Jangan mudah terprovokasi dan ikut-ikutan.Memahami etika berkomunikasi massal dengan baik.Meningkatkan moral, simpati, dan empati antar sesama umat manusia.Meningkatkan rasa nasionalisme.Mencari kegiatan yang bermanfaat.MelecehkanMelecehkanMelecehkanMelecehkanMelecehkanMenghargaiMenghargaiMenghargaiMenghargaiMenghargaiEtika Penggunaan Media Komunikasi MassalMenghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara langsung berkaitan dengan masalah pornografi dan nudisme dalam segala bentuk.Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang memiliki tendensi menyinggung secara langsung dan negatif masalahsuku,agamadanras(SARA), termasuk di dalamnya usahapenghinaan,pelecehan,pendiskreditan,penyiksaanserta segala bentukpelanggaran hakatas perseorangan, kelompok / lembaga / institusi lain.Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang berisi instruksi untuk melakukan perbuatanmelawan hukum(illegal) positif di Indonesia dan ketentuan internasional umumnya.Tidak berusaha atau melakukanserangan teknisterhadap produk, sumber daya (resource) dan peralatan yang dimiliki pihak lain.Menghormati etikadan segala macam peraturan yang berlaku di masyarakat internet umumnya dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap segala muatan / isi situsnya.Untuk kasus pelanggaran yang dilakukan oleh pengelola, anggota dapat melakukan teguran secara langsung.

Tujuan Media Komunikasi MassalInformasiKorelasiKesinambunganHiburanMobilisasiMedia massa memiliki nilai edukasi sebagai salah satu fungsinya.Dari dasar ide dan gagasan para ahli di atas, serangkaian fungsi komunikasi massa untuk masyarakat terdiri sebagai berikut:a) InformasiFungsi informasi terdiri dari sebagai berikut: Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam amsyarakat dan dunia. Menunjukkan hubungan kekuasaanMemudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan.b) KorelasiFungsi korelasi terdiri dari sebagai berikut: Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna dan informasi Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan Melakukan sosialisasi Mengkoordinasikan beberapa kegiatan Membentuk kesepakatan Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatifc) KesinambunganDiantaranya terdiri dari: Mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus (subculture) serta perkembangan budaya baru Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilaid) HiburanDiantaranya terdiri dari: Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan sarana relaksasi Meredakan ketegangan sosiale) MobilisasiDiantaranya terdiri dari: Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan dan kadang kala juga dalam bidang agama.Fungsi lain dari media massa juga di tinjau dari sudut pandang kepuasan indovidual. Hal ini menyangkut tentang kepuasaan individu terhadap tayangan yang di sajikan oleh media massa. Teori tentang kepuasaan atau di sebut dengan fungsionalisme individual ini di sebut Mc Quail sebagai salah satu fungsi media untuk kepentingan pribadi. Mc Quail menyebutkan fungsi media massa atau komunikasi massa untuk kepentingan pribadi sebagai berikut:a) InformasiDiantaranya terdiri dari: Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalahpraktis, pendapat dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum Belajar atau pendidikan diri sendiri Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuanb) Indentitas PribadiDiantaranya terdiri dari: Menentukan penunjangan nilai-nilai pribadi Menemukan model prilaku Mengindentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media) Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiric) Integrasi dan Interaksi SosialDiantaranya terdiri dari: Memperoleh pengetahuan tentang diri orang lain atau empati sosial Mengindentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki Menemukan bahan percakapan dalam interaksi sosial Memperoleh teman selain dari manusia Membantu menjalankan peran sosial Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak-keluarga, teman dan masyarakatd) HiburanDiantaranya terdiri: Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan Bersantai Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis Mengisi waktu Penyaluran emosi15Alasan Memilih Media Komunikasi MassalAkses yang cepatAliran informasi yang cepat dan menyebarBiaya cukup murahWaktu relatif singkatArea cakupan luasResiko kecil

Mengapa Komunikasi Massal Menelan Banyak Korban?Pengguna yang tidak selektif memilih rekan komunikasi.Pengguna tidak beretika yang seharusnya.Menyinggung SARA.Tidak menempatkan diri pada tempat dan kondisi yang benar.Iseng dan tidak memiliki kegiatan yang positif.Tidak mampu mengendalikan nafsu dan emosi.Seperti Apa Penggunaan Media Komunikasi Massal yang Baik?Tidak menyinggung SARA.Sopan dalam menyampaikan pendapat dan beretika.Berargumen pada forum atau wadah yang tepat.Tidak mendewakan nafsu dan emosi.Hal yang disampaikan berupa fakta dan dapat dipertanggungjawabkan.

KesimpulanKasus penghinaan Presiden Joko Widodo yang dilakukan oleh pelaku Muhammad Arsyad dengan mengunggah foto yang berbau pornografi ke salah satu grup Facebook.Melalui kuasa hukumnya, Presiden Joko Widodo melaporkan tindakan tidak menyenangkan tersebut kepada pihak berwajib.Setelah melalui pertemuan secara kekeluargaan, pihak M.Arsyad memohon maaf kepada Presiden Joko Widodo dan diterima oleh Presiden Joko Widodo.M.Arsyad dibebaskan.SaranAgar kasus serupa menjadi pembelajaran dan tidak terulang kembali, sebaiknya pelaku yang menyalahgunakan media sosial untuk kegiatan yang negatif diusut kasusnya hingga tuntas dan diberi sanksi yang setara. Hal ini dimaksudkan agar memberikan efek jera bagi pelaku dan menjadi pertimbangan bagi calon pelaku yang memiliki niat yang serupa.Sekian dan Terima Kasih