penghimpun dan pembukuan al quraan

21
Sejarah Penghimpun Dan Pembukuan Al-qur’an Di Susun : MOH. ARIF ABDURRAHMAN Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Ulumul Qur’an Program Studi Hukum Keluarga Islam Pasca Sarjana IAIN SMH Banten 2014

description

ulumul quraan

Transcript of penghimpun dan pembukuan al quraan

Page 1: penghimpun dan pembukuan al quraan

Sejarah Penghimpun Dan Pembukuan Al-qur’an

Di Susun :MOH. ARIF ABDURRAHMAN

Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Ulumul Qur’anProgram Studi Hukum Keluarga Islam

Pasca Sarjana IAIN SMH Banten2014

Page 2: penghimpun dan pembukuan al quraan

Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yang diberi pahala orang yang membacanya.Salah satu yang sangat dibanggakan umat Islam dari dahulu hingga saat ini adalah keotentikan al-Qur’an yang merupakan warisan Islam terpenting dan paling berharga.Setelah Rasulullah Saw wafat, tonggak estafet pemeliharaan al-Qur’an dilanjutkan Abu Bakar al-Siddiq, Umar bin al-Khattab, dan Utsman bin AffanMushaf yang kita kenal sekarang ini berdasarkan rasm Utsman bin Affan.

Page 3: penghimpun dan pembukuan al quraan

Sejarah Pengumpulan dan Pembukuan Al-Qur’an

Yang di maksud dengan pengumpulan Al-Qura’an (jam’ul Qura’an) :

Pengumpulan dalam arti hifzuhu (menghapalnya dalam hati). Jumma’ul Qura’an artinya hufazuhu (Penghapal-penghapalnya,orang yang menghapalnya dalam hati).

� ْأ َر� ِإَذ�ا َق� آَن�ُه ، َف� َر� َع�ُه َو�َق ْم� َل�ْي�َن�ا َج� َل� ِبُه، ِإِّن� ِع اَنَك� ِلَت�َع�َج� ْك� ِبُه ِلَس� َر% َال�ُت َح�ـُه )اِلقْيامة ـُه ، ُث َّم. ِإِّن. ِع�َل�ْي�َن�ا ِب�ْي�اَنـ� آَنـ� َر� �ُت.ِبْع� َق (19-16 : َن�اُه َفا

“janganlah kamu gerakan lidahmu untuk membaca Qur’an karena hendak cepat-cepat menguasainya . Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkanya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami telah selesai membacakanya maka ikutilah bacaanya itu.Kemudian atas tanggungan kamilah penjelasanya” (al-qiyamah 75 :16-19).

Pengumpulan dalam arti kitabatuhu kullihi (penulisan al-quraan semuanya). Menertibkan ayat-ayat al-quraan.

Page 4: penghimpun dan pembukuan al quraan

Nabi muhamad adalah hafiz (penghapal al-quraan) pertama dan merupakan contoh yang paling baik bagi para sahabat dalam menghapalnya.

Dalam kitab sahih nya bukhari telah mengemukakan tentang adanya tujuh hafiz melalui tiga riwayat mereka adalah Abdullah bin mas’ud,salim bin Ma’qal,muaz bin jabal,ubai bin ka’ab,zaid bin tsabit,abu zaid bin sakan dan abu darda.

Page 5: penghimpun dan pembukuan al quraan

Penulisan al-quraan pada masa nabi

Rasullah telah mengangkat para penulis wahyu qur’an dari sahabat-sahabat terkemuka seperti Abu Bakar Al-Shidiq,Usman bin Affan,Umar ibn Khatab,Ali bin Abi Thalib,Amir ibn Fuhairah,Amr ibn Al-Ash,Muawiyah ibn Abi Sufyan,Yazib ibn Abi Sufyan,Al-Mughirah ibn Syu’bah,Zubair ibn Al-Awam Khalid ibn Walid, Muhamad ibn Salamah, Ubay bin Ka’ab, Zabid ibn Tsabit Tsabit Ibn Qais Ibn Syam

Media yang di gunakan seperti pelepah kurma,lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang.

Page 6: penghimpun dan pembukuan al quraan

Kepada para penulis wahyu ini rasullah letak masing-masing ayat yang akan mereka tuliskan yaitu di dalam surat mana sebelum atau sesudah ayat mana. Hal ini di sebabkan susunan ayat itu tidak kronologis sebab kebanyakan surat tidak lah di turunkan sekaligus komplit,

Untuk memisahkan antara surat yang satu dengan yang lainya rasullah menyuruh meletakan lafaz basmallah.

Dalam rangka penulisan ayat-ayat al-quraan rasullah membuat suatu aturan yaitu hanya ayat-ayat al-quraan saja yang mereka tuliskan selain dari pada al-quraan yang mereka terima dari rasullah tidak boleh di tuliskan di masa itu,

Page 7: penghimpun dan pembukuan al quraan

Sebagaimana di riwaytkan oleh imam muslim dari kitab saheh nya dari hadist abi sa’adia berkata : rasullah bersabda : Janganlah kamu menulis suatu pada ku selain al-qura’an.

Usaha yang di lakukan rasullah untuk memberantas buta huruf di antaranya

Memberikan penghargaan kepada orang-orang yang telah pandai membaca dan menulis

“rasullah bersabda : pada hari kiamat tinta para ulamadi timbang dengan darah para syuhada”

Menggunakan tenaga para tawanan perang untuk mengajar 10 orang kaum muslimin

Menyuruh para sahabat untuk menghapalkan al-qura’an

Page 8: penghimpun dan pembukuan al quraan

Penulisan pada masa ini belum terkumpul menjadi satu mushaf disebabkan beberapa faktor ,yakni ;

Tidak adanya faktor pendorong untuk membukukan al-Qur’an menjadi satu mushaf mengingat Rasulullah masih hidup, dan sama sekali tidak ada unsur-unsur yang diduga akan mengganggu kelestarian al-Qur’an.

Al-qur’an diturunkan berangsur-angsurSelama proses turun al-Qur’an, masih terdapat

kemungkinan adanya ayat-ayat al-Qur’an yang mansukh. (Muhammad Abd al-Azim al-Zarqani, al-‘Irfan fi Ulum al-Qur’an, h. 248.)

Periode pengumpulan Al-qura’an pada masa Nabi ini di namakan :

a. Periode penghapalanb. Periode pembukuan yang pertama kali

Page 9: penghimpun dan pembukuan al quraan

Periode pengumpulan al-quraan pada masa KhalufaurosyidinAbu Bakar As ShidiqUmar Bin KhatabUsman Bin AffanAli Bin Abi Thalib

Page 10: penghimpun dan pembukuan al quraan

Pada Masa Abu Bakar Latar belakang Penulisan Al-quraan pada masa Abu

Bakar

Banyak terjadi pemberontakan cth Pemberontakan golongan yang tdak mau bayar Zakat (Mani Al-Zakat), timbulnya nabi-nabi palsu(musailamah dr suku bani Hanifah,sajah dr suku bani taghlab,thulaihah ibnu khuwalid dr suku bani asad. dll), banyaknya orang-orang yang keluar dr agama islam.

Adanya kekhawatiran dari Umar bin Khatab di karenakan banyaknya para qura yang wafat dalam peperangan.

Perintah penulisan dan pengumpulan al-quraan di ketuai oleh Zaid bin Tsabit. Mushaf al-quraan pada masa Abu Bakar ini merupakan mushaf yang pertma kali Mushaf ini di simpan oleh Abu Bakar

Page 11: penghimpun dan pembukuan al quraan

Pada masa Umar bin Khatab Selama pemerintahan khalifah Umar tidak di lakukan

usaha –usaha penyempurnan mushaf hal ini terjadi karena : Lebih fokus pada perang penaklukan wilayah Sudah tidak adanya kekhawtiran dr umat islam dengan

adanya mushaf yang di buat pada masa Abu Bakar.Upaya yang di lakukan umar untuk melestarikan al-quraan fokus pada pengembangan ajaran islam dan wilayah

kekuasaan Islam Pemahan al-quraan tdk hanya kontekstual saja tapi lbh ke

konseptual Melakukan penyebaran Al-quraan ke wilayah-wilayah yg

sudah memeluk islam. Mengirim para sahabat untuk mengajarkan al-quraan (Mas’ud

ke Kufah, Mu’adz, Ubadah dan Abu Darda ke palestina) Setelah umar wafat mushaf al-quraan di pegang Hafshah

binti Umar. Hal ini dikarenakan 2 alasan. Pertama, Hafshah adalah seorang penghafal al-quran. Dan kedua dia adalah istri Rasul sekaligus putri Umar

Page 12: penghimpun dan pembukuan al quraan

Masa Utsman Bin Affan Pada masa pemerintahan Utsman, wilayah

negara Islam telah meluas sampai ke Tripoli Barat, Armenia dan Azarbaijan. Pada waktu itu, Islam sudah tersebar ke beberapa wilayah di Afrika, Syiria dan Persia. Para penghafal al-Qur’an pun akhirnya menjadi tersebar, sehingga menimbulkan persoalan baru, yaitu silang pendapat di kalangan kaum muslimin mengenai bacaan (qira’at) al-Qur’an.

Page 13: penghimpun dan pembukuan al quraan

Para pemeluk Islam di masing-masing daerah mempelajari dan menerima bacaan al-Qur’an dari sahabat ahli qira’at di daerah yang bersangkutan. Penduduk Syam misalnya, belajar al-Qur’an pada Ubay bin Ka’ab. Warga Kufah berguru pada Abdullah bin Mas’ud sementara penduduk yang tinggal di Basrah berguru dan membaca al-Qur’an dengan qira’at Abu Musa al-Asy’ari.

Versi qira’at yang dimiliki dan diajarkan oleh masing-masing ahli qira’at satu sama lain berlainan. Hal ini rupanya menimbulkan dampak negatif di kalangan umat Islam waktu itu. Masing-masing saling membanggakan versi qira’at mereka dan saling mengakui bahwa versi qira’at mereka yang paling baik dan benar.

Page 14: penghimpun dan pembukuan al quraan

Melihat kenyataan yang memprihatinkan ini Utsman segera mengundang para sahabat dari Anshar dan Muhajirin bermusyawarah mencari jalan keluar dari masalah serius tersebut.

Akhirnya dicapai suatu kesepakatan agar mushaf Abu Bakar disalin kembali menjadi beberapa mushaf.

Mushaf-mushaf itu nantinya dikirim ke berbagai kota atau daerah untuk dijadikan rujukan bagi kaum muslimin terutama manakala terjadi perselisihan qira’at al-Qur’an antar mereka.

Page 15: penghimpun dan pembukuan al quraan

Untuk terlaksananya tugas tersebut, khalifah Utsman menunjuk satu tim yang terdiri dari empat orang sahabat, yaitu :

Zaid bin Tsabit.Abdullah ibn Zubair.Sa’id ibn al-‘As.Abdurrahman ibn al-Haris ibn Hisyam. Keempat orang ini adalah para penulis

wahyu. Tim ini bertugas menyalin mushaf al-Qur’an yang tersimpan di rumah Hafsah, karena dipandang sebagai mushaf standar.

Page 16: penghimpun dan pembukuan al quraan

Keputusan khalifah Utsman disepakati oleh para sahabat, yang inti kesepakatan ini adalah membukukan mushaf baru dari contoh mushaf yang ada, kemudian tulisan (khat/rasm) ini mencakup tujuh bacaan Qur’an namun penulisannya hanya menggunakan satu bentuk bacaan saja. Mushaf ini tidak saja dibukukan dalam satu buku, namun beberapa buah yang akan disebar ke setiap daerah untuk menseragamkan bacaan. Mushaf ini kemudian dikenal dengan nama Mushaf Imam.

Dibentuklah sebuah tim beranggotakan 12 orang yang berasal dari dua golongan, yaitu dari kalangan Quraisy, yang dipimpin oleh Zaid bin Tsabit dan dari kalangan Anshar, yaitu Ubay bin Ka’ab.

Page 17: penghimpun dan pembukuan al quraan

Hasil kerja tim tersebut berjudul empat mushaf al-Qur’an standar. Tiga diantaranya dikirim ke Syam, Kufah, dan Basrah dan satu mushaf ditinggalkan di Madinah untuk Utsman sendiri yang nantinya dikenal sebagai al-Mushaf al-Imam.

Agar persoalan silang pendapat mengenai bacaan al-Qur’an dapat diselesaikan secara tuntas, Utsman memerintahkan semua mushaf al-Qur’an yang berbeda dengan hasil kerja “panitia empat” ini segera dibakar

Page 18: penghimpun dan pembukuan al quraan

Beberapa karakteristik mushaf al-Qur’an yang ditulis pada masa Utsman ibn ‘Affan antara lain :

Ayat-ayat al-Qur’an yang ditulis seluruhnya berdasarkan riwayat yang mutawatir.

Tidak memuat ayat-ayat yang mansukh.Surat-surat maupun ayat-ayatnya telah disusun

dengan tertib sebagaimana al-Qur’an yang kita kenal sekarang.

Tidak memuat sesuatu yang tidak tergolong al-Qur’an, seperti yang ditulis sebagian sahabat Nabi dalam masing-masing mushafnya, sebagai penjelasan atau keterangan terhadap makna ayat-ayat tertentu.

Dialek yang dipakai dalam mushaf ini hanya dialek Quraisyi sekalipun pada mulanya diizinkan membacanya dengan menggunakan dialek lain

Page 19: penghimpun dan pembukuan al quraan

Metode Dalam Pembukuan Al-Qur’an Ada beberapa metode yang ditempuh dalam

pembukuan Al-Qur’an oleh Ustman bin Affan, yaitu: Berpegang teguh pada mushaf Qur’an yang sudah ada,

yaitu Mushaf Abu Bakar yang tersimpan di Hafsah, puteri Umar bin Khattab. Pedoman Ustman ini sangat beralasan karena tulisan dalam Mushaf Abu Bakar berasal dari catatan sahabat yang ditulis ketika Rasulullah masih hidup begitu pula berasal dari hafalan para sahabat. Dengan demikian jelas sekali bahwa mushaf Utsman nantinya sama seperti yang terdapat dalam mushaf Abu Bakar dan begitu pula mushaf Abu Bakar sama seperti yang tertulis dalam mushaf Ustman. Pedoman ini tidak memungkinkan adanya anggapan bahwa mushaf Ustman itu akan berbeda seperti yang terdapat dalam mushaf Abu Bakar.

Page 20: penghimpun dan pembukuan al quraan

Pada masa Khalifah AliPada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, tidak

dapat melakukan perkembagan dalam ilmu Al-qur’an, karena pada awal kekhalifahan Ali bin Abi Thalib langsung dihadapi kedalam persoalan yang sangat sulit yaitu masalah pemmbunuhan Utsman dan juga timbulnya kekacauan dalam pemeritahan.

Khalifah Ali wafat pada usia 63 tahun, setelah memerintah selama 5 tahun. Ia terbunuh oleh Abdurrahman bin Muljim, seorang dari aliran Khawarij, yaitu aliran yang tidak memihak pada Khalifah Ali, juga tidak merencanakan pembunuhan terhadap Khalifah Ali, Muawiyah dan Amer bin Ash. Mereka berargumentasi, jika ketiga pemimpin tersebut terbunuh, umat Islam dapat dipersatukan.

Page 21: penghimpun dan pembukuan al quraan

KesimpulanUsaha pengumpulan dan penulisan al-quraan sudah di lakukan

pada masa Rasullah namun pengumpulan dan penulisan al-quraan belum tersusun secara sempurna,karena pada masa ini pengumpulan al-quraan baru sebatas hapalan-hapalan saja melalui para para sahabat sedangkan penulisanya di tuliskan di media-media seperti pelepah kurma,tulang belulang.

Baru lah pada masa Khalifah Abu Bakar mulai di lakukan penulisan dan pengumpulan al-quraan di lakukan secara serius dengan di buatkanya mushaf al-quraan secara menyeluruh.

Pada masa khalifah umar penulisan dan pengumpulan al-quraan tdk di lakukan lagi pada masa khalifah Umar lebih menekankan pada penyebaran pengajaran al-quraan melalui para sahabat

Pada masa khalifah Usman penulisan dan pengumpulan al-quraan kembali di lakukan namun masih mengacu pada mushaf yang di tulis Abu Bakar.

Pada masa Khalifah Ali bin abi Thalib tidak lagi di lakukan penulisan atau pengumpulan al-quraan di karena pada masa Khalifah Ali kondisi politik tdk lagi stabil