PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG...

80
PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG DALAM PERSPEKTIF HAK CIPTA (Analisis Putusan Nomor 189 K/Pdt.Sus-HKI (H.C)/2013) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh: MUHAMAD ALDI SUBHAN 11140480000136 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440H/2018M

Transcript of PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG...

Page 1: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER

JEPANG DALAM PERSPEKTIF HAK CIPTA

(Analisis Putusan Nomor 189 K/Pdt.Sus-HKI (H.C)/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

MUHAMAD ALDI SUBHAN

11140480000136

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440H/2018M

Page 2: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

2

Page 3: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

ii

Page 4: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan
Page 5: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

v

ABSTRAK

MUHAMAD ALDI SUBHAN. NIM 11140480000136 Penghapusan Persamaan

Logo Asics Tiger Jepang Dalam Persepktif Hak Cipta (Analisis Putusan Nomor

189 K/Pdt.Sus-HKI (H.C)/2013). Program Studi Hukum Bisnis, Fakultas Syariah

dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1440 H/ 2018

M. x + 68 halaman 28 hal lampiran. Penelitian ini menganalisis Putusan Mahkamah

Agung Nomor 189 K/Pdt.Sus-HKI (H.C)/2013 tentang penghapusan persamaan

logo Asics Tiger Jepang dalam perspektif Hak Cipta.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara ilmiah

yakni dalam studi ilmu hukum, dan secara praktis maupun akademis yakni sebagai

masukan bagi peneliti maupun pihak-pihak yang memiliki keinginan untuk

menganalisis kasus perselisihan Hak Cipta seni lukis logo Asics Tiger. Metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kepustakaan (library research) yang bersifat yuridis normatif,

yaitu penelitian mengacu pada norma-norma hukum yang ada dalam peraturan

perundang-undangan, literatur, pendapat ahli, jurnal, makalah-makalah. Dalam

studi kepustakaan, peneliti menganalisi Putusan Mahkamah Agung Nomor 189

K/Pdt.Sus-HKI (H.C)/2013 bahwa apabila terjadi perselisihan Hak Cipta seni lukis

logo Asics Tiger maka pencipta dari suatu logo bisa mendapatkan perlindungan atas

ciptaannya dengan cara mendaftarkan ciptaannya tersebut.

Ciptaan berupa logo tidak dapat dicatatkan dan akibatnya ciptaan berupa

seni lukis logo tidak dapat pengakuan secara sah atas ciptaannya. Hal ini sangat

mengancam perlindungan terhadap ciptaan logo yang telah dibuat oleh seseorang

dengan imajinasi dan pola pikir sehingga menghasilkan sebua karya seni. Saat ini

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan bahwa

seni lukis logo tidak dapat dicatatkan, hal ini dapat menimbulkan banyak

penjiplakan atau plagiasi sehingga sulit menentukan siapa pemegang Hak Cipta

tersebut. Penyelesaian sengketa Hak Cipta logo dapat dilakukan di luar pengadilan

dan di pengadilan. Para pihak yang bersengketa ingin meminta penetapan

sementara bahwa logo tersebut pemilik pencipta dengan memberikan bukti-bukti

yang telah ada. Hal tersebut sangat sulit karena Hak Cipta logo tidak dapat

dicatatkan.

Kata Kunci : Hak kekayaan Intelektual, Hak Cipta, Seni Lukis Logo

Pembimbing : Dr. Nahrowi, S.H., M.H.

Daftar Pustaka : Tahun 1997 Sampai Tahun 2017

Page 6: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

vi

KATA PENGANTAR

حيم حمن الر بسم هللا الر

Segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT. Atas berkat rahmat,

hidayat dan juga anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Penghapusan Persamaan Logo Asics Tiger Jepang Dalam Persepktif

Hak Cipta (Analisis Putusan Nomor 189 K/Pdt.Sus-HKI (H.C)/2013)”.

Sholawat serta salam tidak lupa tercurah oleh penulis kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliah,

kepada zaman islamiyah pada saat ini.

Penelitian skripsi ini dilakukan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum

pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini

tidak dapat diselesaikan oleh peneliti tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak selama penyusunan skripsi ini.

Peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kepada

pihak yang telah memberikan peranan secara langsung dan tidak langsung atas

pencampaian yang telah dicapai oleh peneliti, yaitu antara lain kepada :

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.M, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Asep Syarifuddin Hidayat, S.H., M.H. Ketua Program Studi Ilmu Hukum

dan Drs. Abu Tamrin, S.H., M.Hum. Sekertaris Program Studi Ilmu Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Dr. Nahrowi, S.H., M.H. pembimbing skripsi peneliti, saya ucapkan terima

kasih atas kesempatan waktu, arahan dan kritik serta saran yang diberikan demi

penelitian yang saya lakukan. Semoga ilmu yang diajarkan dapat bermanfaat

dan mendapatkan balasan dari ALLAH SWT.

4. Kepada Staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Syari’ah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan

Page 7: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

vii

studi kepustakaan, sehingga saya dapat memperoleh bahan referensi untuk

melengkapi hasil penelitian saya.

5. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Mohamad Zaenudin Hanafie dan Ibunda

Siti Alimah, yang selalu mengirimkan doa dan mencurahkan kasih sayangnya,

serta Kakakku Putik Nutfie dan Wisik Mayang sari yang memberikan semangat

untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Dhea Reka Putri, terima kasih atas semangat, dukungan dan waktu kepada

peneliti yang tiada hentinya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Keluarga besar Kitlec Indonesia yang telah memberikan semangat dan

dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Kawan-kawan dibawah pohon rindang ilmu hukum Khaerul Rizal, Iqbal

Hardian, Muhzen, Farhan Febriaji. Serta teman-teman seperjungan Ilmu

Hukum 2014.

9. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini,

yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu persatu. Semoga Allah SWT

memberikan berkah dan karunia-Nya serta membalas kebaaikan mereka

(Aamiin)

Sebagai akhir kata semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberikan balasan

atas bantuan yang telah diberikan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini, dan juga menjadi berkah dan amal kebajikan serta bermanfaat bagi

kita semua. Amin.

Jakarta, 13, Desember 2018

Peneliti,

Muhamad Aldi Subhan

Page 8: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

viii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………...…….ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI………………………………….iii

LEMBAR PERNYATAAN……………………………………………………..iv

ABSTRAK………………………………………………………………………..v

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..vi

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...viii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………..x

BAB I PENDAHULUAN …………………...………………………………….1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan , dan Perumusan Masalah ............................ 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………………….8

D. Metode Penelitian……………………………………………………..9

E. Sistematika Penulisan ……………………………………………….12

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Konseptual……………………………………...………...14

1. Sejarah Hak Cipta di Indonesia………………………..……........14

2. Pengertian Hak Cipta………………….…………………….........15

3. Hak- Hak Yang Terkait Dengan Hak Cipta ……………………..18

4. Sejarah Hak Merek …………………………………………........21

5. Pengetian Hak Merek ………………………………………........22

6. Pembatalan Pendaftaran Hak Cipta ………………….……..........24

Page 9: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

ix

7. Penghapusan Pencatatan Hak Cipta ……………….……….........27

8. Profil ASICS TIGER .……………………………………….......28

B. Kerangka Teori……………….....……………………………...........30

1. Teori Keadilan………………………………………………........30

2. Teori Kepastian Hukum……………………………………..........32

C. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu…………………………..........33

BAB III PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA NOMOR 189 K/Pdt.Sus-

HKI/2013 LOGO ASICS TIGER JEPANG DENGAN

INDONEESIA

A. Posisi Kasus …………………………………………………………36

B. Putusan Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.………………........37

Putusan Nomor 48/HAK CIPTA/2012/PN Niaga.Jkt.Pst…………...37

C. Putusan Hakim Mahkamah Agung ……………………………........41

Putusan Nomor 189 K/Pdt.Sus-HKI/2013…………………………..41

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG HAK

CIPTA LOGO

A. Perlindungan Hukum Hak Cipta…………………………………….47

B. Bentuk-Bentuk Perlindungan Hukum……………………………….49

C. Perlindungan Hak Cipta Logo……………….....................................50

D. Analisis Peneliti …………………………………………………….57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………..……...61

B. Rekomendasi …………..…………………………………………...62

DAFTAR PUSTAKA…………….……………………………………………..64

Page 10: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

x

DAFTAR LAMPIRAN

Putusan Mahkamah Agung Nomor 189 K/Pdt.Sus-HKI (H.C)/2013

Page 11: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak awal kemerdekaan, bangsa dan negara Indonesia telah bertekad

untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur, spiritual dan

materiil. Oleh karena itu, bagi Indonesia sebagai negara berkembang telah tiba

saatnya membangun suatu negara untuk maju dan juga berperan aktif

memberikan perlindungan hukum terhadap Hak Cipta.1 Karya intelektual pada

umumnya berhubungan dengan perlindungan penerapan ide dan informasi

yang memiliki nilai komersil. Karya intelektual adalah kekayaan pribadi yang

dapat dimiliki dan diperlakukan sama dengan bentuk-bentuk kekayaan lainnya.

Semakin tinggi tingkat peradaban manusia dan meningkatnya karya-

karya intelektual manusia, kebutuhan akan jaminan perlindungan hukum atas

karya-karya intelektual tersebut menjadi hal yang sangat utama untuk terhindar

dari tindakan-tindakan persaingan curang seperti pemalsuan, peniruan,

penjiplakan, pendomplengan, pembajakan. Menyadari akan pentingnya

perlindungan karya intelektual, lahirlah konvensi-konvensi Internasional yang

mengatur perlindungan karya-karya intelektual tersebut.

Pemerintah negara hukum modern bertugas selain menjaga keamanan

rakyatnya juga berfungsi untuk memajukan kesejahteraan bangsanya, bahkan

ia pun dituntut untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia. Tugas pemerintah

negara modern bukan semata-mata hanya dibidang pemerintahan saja,

melainkan harus melaksanakan kesejahteraan sosial dalam rangka mencapai

tujuan negara.2

1 Eddy Damian, Hukum Hak Cipta,(Bandung: Alumni, 2009), h. 1.

2 Syarifuddin, Perjanjian Lisensi dan Pedaftaran Hak Cipta, (Bandung: Alumni, 2013), h.

1.

Page 12: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

2

2

HKI (menurut pasal 8 huruf g Keputusan Presiden Nomor 177 Tahun

2000 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Departemen dan Surat Keputusan

Menteri Hukum dan PerUndang-Undangan Republik Indonesia Nomor

M.03.PR.07.10 Tahun 2000 dan Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara, dalam surat Nomor 24/M/PAN/1/2000 istilah “Hak

Kekayaan Intelektual”(tanpa “Atas” dapat disingkat “HKI” atau akronim

“HKI” telah resmi dipakai)3menjadi sangat penting untuk menggairahkan laju

perekonomian dunia yang pada akhirnya membawa kesejahteraan umat

manusia. Meski terus ada upaya pengurangan angka tarif dan kuota secara

gradual dalam ragka mempercepat terbentuknya perdagangan bebas, jika

produk impor barang dan jasa dibiarkan bebas dipublikasi dan diproduksi

secara illegal, ini merupakan beban berat bagi pelaku perdagangan

Internasional.4

Menurut Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002

tentang Hak Cipta, bahwa Hak Cipta adalah adalah hak ekslusif bagi pencipta

atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau

memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan

menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menurut Pasal 1 Angka

1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, bahwa Hak Cipta

adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip

deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa

mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Kepemilikan Hak Cipta terkait hak-hak yang melekat atau dimiliki

pemegang Hak Cipta. Dalam Hak Cipta terdapat beberapa hak yang dikenal

dengan hak eksklusif (a number exclusive rights). Dalam pembahasan ini

sangat diperlukan untuk mendeskripsikan beberapa traktat dan perjanjian

3https://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl3290/dasar-hukum-perubahan-istilah-

HKI-menjadi-hki diakses pada tanggal 23 September 2018.

4 Adrian Sutedi, Hak Atas Kekayaan Intelektual, (Jakarta : Sinar Grafika, 2013), h. 5.

Page 13: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

3

3

internasional yang mengatur khusus dalam bidang Hak Cipta karena

kesepakatan internasional yang tertuang dalam persetujuan TRIP’s Agreement.

WIPO sebagai lembaga internasional yang bertanggung jawab dalam

kerangka mengadministrasi aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan revisi

beberapa traktat internasional bidang Hak Kekayaan Intelektual. Tugas WIPO

dalam kerangka perlindunagan Hak Cipta dan hak terkait, termasuk di ataranya

sebagai berikut:

a. Konvensi Berne tentang perlindungan karya seni dan karya satra (Berne

Convention for the Protection of Literary and Artictic Works 1886).

b. Konvensi Hak Cipta Universal (Universal Copyright Convention

1995).

c. Konvensi Roma tentang Perlindungan Pelaku, Produser Rekaman:

(International Convention for the Protection of Performers, Producers

of Phonogram and Broadcating Organization Rome Convention 1961).

d. Konvensi Jenewa tentang Perlindungan Produser Rekaman Suara dan

perbanyak Tidak sah Rekaman Suara: (Geneva Convention for the

Protection of Producers of Phonogram Againts Unnauthorized

Duplication of Their Phonograms (Geneva Convention) 1971).

e. Persetujuan tentang Aspek Perlindungan Hak atas Kekayaan

Intelektual: (Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual

Property Rights (TRIPs), 1994).5

Hak Cipta terdiri dari hak ekonomi (economic rights) dan Hak Moral

(moral rights). Hak Ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi

atas ciptaan serta produk hak terkait. Hak Moral adalah hak yang melekat pada

diri Pencipta atau Pelaku yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus tanpa

alasan apa pun, walaupun Hak Cipta atau hak terkait telah dialihkan.

Perlindungan Hak Cipta tidak diberikan kepada ide atau gagasan karena karya

cipta harus memiliki bentuk yang has, bersifat pribadi dan menunjukkan

5 Suyud Margono, Hukum Hak Cipta Indonesia, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2010), h. 30.

Page 14: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

4

4

keaslian sebagai ciptaan yang lahir berdasarkan kemaampuan, kreatifitas, atau

keahlian sehingga ciptaan itu dapat dilihat, dibaca, atau didengar.

Hukum Hak Cipta melindungi karya intelektual dan seni dalam bentuk

ekspresi. Ekspresi yang di maksud adalah dalam bentuk tulisan seperti lirik

lagu, puisi, artikel, dan buku, dalam bentuk gambar seperti foto, gambar

arsitektur, dan peta, serta dalam bentuk suara atau video seperti rekaman lagu,

pidato, video pertunjukan, dan video koreografi.

Hukum Hak Cipta bertujuan untuk melindungi hak pembuat dalam

mendistribusikan, menjual, atau membuat turunan dari karya tersebut.

Perlindungan yang didapatkan oleh pembuat (author) adalah perlindungan

terhadap penjiplakan (plagiat) oleh orang lain. Hak Cipta sering diasosiasikan

sebagai jual beli, sebab dipakai dan didistribusikan (tanpa jual beli). Misalnya

yang kita kenal dalam dunia Open Source (sistem pengembangan yang tidak

dikoordinasi oleh suatu individu / lembaga pusat, tetapi oleh para pelaku yang

bekerja sama dengan memanfaatkan kode sumber (source-code) yang tersebar

dan tersedia bebas (biasanya menggunakan fasilitas komunikasi internet)6,

keaslian karya tetap dimiliki oleh pembuat, namun distribusi dan redistribusi

mengacu pada aturan Open Source.7

Dalam kerangka ciptaannya yang mendapatkan Hak Cipta setidaknya

harus memperhatikan beberapa prinsip-prinsip dasar Hak Cipta, yakni:

1. Yang dilindungi Hak Cipta adalah ide yang berwujud dan asli;

2. Hak Cipta timbul dengan sendirinya (otomatis);

3. Suatu ciptaan tidak perlu diumumkan untuk memperoleh Hak Cipta;

4. Hak Cipta suatu ciptaan merupakan suatu hak yang diakui hukum (legal

right) yang harus dipisahkan dan harus dibedakan dari penguasaan fisik

suatu ciptaan;

6 https://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_terbuka diakses pada tanggal 24 september 2018.

7 Adrian Sutedi, Hak Atas Kekayaan Intelektual, … , h. 116.

Page 15: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

5

5

5. Hak Cipta bukan hak mutlak (absolut);

Untuk ciptaan yang ada dalam ketentuan Pasal 12 Undang -Undang

Nomor 22 tahun 2002 tentang Hak, ciptaan ini dilindungi dalam wilayah dalam

negeri maupun luar negeri, sementara itu untuk ciptaan yang terdapat pada

ketentuan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2002 tentang Hak Cipta,

sifat perlindungannya hanya berlaku ketika ciptaan itu digunakan oleh orang

asing. Undang-Undang Hak Cipta selain mengatur ciptaan yang diberikan

perlindungan hukum, juga mengatur ciptaan-ciptaan yang tidak diberikan

perlindungan hukum.8

Bahwa perlindungan HKI akan memberikan pengaruh besar bagi

masuknya investor asing. Selain mewujudkan hal tersebut, perlindungan HKI

juga sangat diperlukan bagi eksistensi produk HKI indonesia sendiri, termasuk

desain industri. Salah satu kendala untuk dapat memberikan perlindungan

tersebut adalah justru masyarakat Indonesia sendiri yang di satu sisi masih

menganggap HKI merupakan suatu public right yang mempunyai fungsi sosial,

bukan sebagai suatu hak privat yang membutuhkan perlindungan.9

Perlu ditambahkan bahwa undang-undang Hak Cipta juga memberikan

perlindungan hukum terhadap ciptaan hukum warga negara indonesia bukan

penduduk indonesia atau bahkan badan hukum indonesia. Ciptaan tersebut

diumumkan untuk pertama kali di indonesia atau negara dari warga negara atau

penduduk atau badan hukum tersebut mengadakan perjanjian bilateral

mengenai perlindungan Hak Cipta dengan Indonesia, atau menjadi peserta

perjanjian multilateral yang sama di bidang Hak Cipta yang diikuti pula oleh

Indonesia.10

8 Budi Agus Riswandi dan Syamsudin, Hak Kekayaaan Intelektual dan Budaya Hukum,

(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004).

9 Ranti Fauza Mayana, Perlindungan Desai Industri Di Indonesia Dalam Era Perdagangan

Bebas,( Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004), h. 7.

10 Farida Hasyim, Hukum Dagang, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 193.

Page 16: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

6

6

Terdapat perbedaan antara pencipta dengan pemegang Hak Cipta. Jika

pencipta adalah pembuat logo, maka pemegang Hak Cipta belum tentu

pencipta logo tersebut, melainkan bisa pihak lain yang menggunakan jasa

pencipta tersebut untuk membuatkan logo tertentu. Hal ini biasa terjadi di

perusahaan. Semua ciptaan dalam berbagai bidang pada prinsipnya

mendapatkan perlindungan dalam ruang lingkup HKI. Pasal 40 Undang-

Undang Nomor 28 tahun 2014 Tentang Hak Cipta yang mengatur terkait

dengan bidang-bidang ciptaan yang dilindungi. Pasal 40 ayat (1) huruf (f)

Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 menentukan bahwa ciptaan yang

dilindungi salah satunya adalah gambar. Makna gambar tersebut kemudian

dijelaskan dalam penjelasan Pasal 40 Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014.

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka jelas bahwa logo termasuk dalam

ciptaan yang dilindungi oleh Hak Cipta dalam hukum Indonesia. Hal ini karena

terdapat Hak Cipta yang tidak dilindungi Hak Cipta, sebagaimana diatur dalam

Pasal 41 Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014.11

Hal ini terjadi dalam banyak kasus, seperti yang diputus dalam Putusan

Nomor 189 K/Pdt.Sus-HKI (H.C)/2013 bahwa Asics Corporation sebagai

pemilik Hak Cipta logo STRIP dan Asics Tiger di Jepang yang sudah terdaftar

sebagai Hak Cipta diberbagai negara eropa. Logo Asics dibuat oleh desainer

grafis asal Amerika Serikat, F Lubalin pada 1977. Lubalin bekerja untuk

Jepang Design Centre dan kantor desain PAOS, Tokyo. Desain itu berupa

penciptaan seni lukis logo setrip, logo a dan kata Asics/Asics Tiger berserta

variasinya. Indonesia telah meratifikasi Bern Convention melalui Keputusan

presiden Nomor 18 Tahun 1997 yang mengatakan perlindungan Hak Cipta atas

ciptaan yang telah dipublikasikan di negara anggota Bern Convention, maka

secara simultan harus diakui oleh negara anggota Bern Convention.12

11 Direktorat Hak Kekayaan Intelektual, http://www.dgip.go.id diakses pada tanggal 6 April

2018.

12 https://news.detik.com/berita/d-3521502 diakses pada tanggal 6 April 2018.

Page 17: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

7

7

Gugatan Asics mencampuradukan antara gugatan Hak Cipta dengan

hak merek sehingga menjadi kabur. Hubungan hukum yang menyebabkan

penggugat mempunyai legal standing untuk mengajukan gugatan ini menjadi

tidak tegas, dari pencipta atau pemakai Hak Cipta. Dalam hal ini gugatan

menjadi cacat formil.13

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul : Penghapusan

Persamaan Logo Asics Tiger Jepang Dalam Persepktif Hak Cipta

(Analisis Putusan Nomor 189 K/Pdt.Sus-HKI (H.C)/2013).

B. Identifikasi, Pembatasan, Dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang sudah diuraikan , terdapat

persoalan yang berkaitan dengan putusan Nomor 189 K/Pdt.Sus-HKI

(H.C)/2013 tentang Penghapusan Persamaan Logo Asics Tiger Jepang

Dalam Perspektif Hak Cipta muncul berbagai permaslahan.

Dari latar belakang tersebut timbul berbagai masalah tentang Hak

Cipta logo adalah sebagai berikut :

a. Indonesia telah meratifikasi Bern Convention melalui Keputusan

presiden Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pengesahan Bern Convention

For The Protection Of Literary And Artistic Works yang mengatakan

perlindungan Hak Cipta atas ciptaan yang telah dipublikasikan di

negara anggota Bern Convention, maka secara simultan harus diakui

oleh negara anggota Bern Convention.

b. Hak Cipta logo ASISC TIGER telah didaftarkan di berbagai negara

tetapi hanya di Indonesia Hak Cipta logo tersebut dapat ditiru oleh

pihak lain.

13 https://news.detik.com/berita/3520158 diakses pada tanggal 6 April 2018

Page 18: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

8

8

c. Logo yang dimiliki oleh suatu perusahaan biasanya dihasilkan dalam

bentuk gambar. Gambar termasuk dalam salah satu ciptaan yang

dilindungi oleh Hak Cipta berdasarkan Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

d. Pandangan HKI menyatakan bahwa pihak penggugat

mencampuradukan Hak Cipta dengan Hak Merek sehingga masalahnya

menjadi kabur atau kurang jelas.

2. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah berguna untuk memberikan suatu gambaran

yang jelas masalah-masalah yang menjadi pusat perhatian dalam

penelitian hukum ini dan untuk menghindari adanya perluasan masalah

yang dikaji serta agar penelitian ini bisa lebih terarah dari apa yang telah

menjadi dasar permasalahan dan tujuan yang akan dicapai, maka ruang

lingkup permasalahan dalam penelitian ini penelitian ini difokuskan pada

masalah penghapusan persamaan logo Asics Tiger.

3. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalan penelitian ini yaitu kurangnya

perlindungan terhadap Hak Cipta logo yang sudah terdaftar,. Dalam pasal

1 angka 4 Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta

dijelaskan bahwa Pemegang Hak Cipta adalah pencipta sebagai pemilik

Hak Cipta, pihak yang menerima hak tersebut secara sah dari pencipta,

atau pihak lain menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak

tersebut secara sah. Maka dari itu peneliti membuat beberapa pertanyaan

penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimana pertimbangan hakim dalam sengketa logo Asics Tiger

yang telah dijiplak?

b. Bagaimana perlindungan hukum terhadap pemegang Hak Cipta

yang telah terdaftar?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Page 19: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

9

9

1. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh

mengenai Putusan Nomor 189 K/Pdt.Sus-HKI (H.C)/2013 tentang sengketa

Hak Cipta logo yang terjadi antara Asics Corporation dengan Theng Tjing

Djie. Secara khusus tujuan yang ingin dicapai oleh penulis berkaitan dengan

penelitian ini adalah:

a. Untuk menjelaskan perlindungan hukum terhadap Hak Cipta logo garis

yang terlah terdaftar.

b. Untuk mengetahui pertimbangan Hakim yang dapat dilakukan dalam

sengketa Hak Cipta logo garis.

2. Manfaat penelitian

a) Secara Teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembelajaran

peneliti, dan pengaplikasian teori-teori ilmu hukum yang telah dipelajari

selama ini. Dan sebagai acuan untuk pembelajaran dan pembuatan karya

ilmiah khususnya yang berkaitan dengan Hak Kekayaan Intelektual

terutama tentang Hak Cipta.

b) Secara Praktis, penelitian ini dapat menambah wawasan penulis tentang

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta dan lebih

spesifiknya dalam penulisan skripsi ini adalah Undang-Undang Nomor

28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta dan dapat dijadikan bahan masukan

terhadap pemerintah agar lebih teliti dalam menjalankan undang-undang

tersebut serta lebih mengedepankan sikap keadilan agar dalam

masyarakat tidak timbul kekhawatiran terhadap peraturan tersebut. Serta

menjadi bahan masukan terhadap aparatur penegak hukum (polisi, jaksa,

hakim, advokat, dan lembaga Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual

(DJKI), sehingga aparat penegak hukum dan para pihak terlibat dalam

HKI mendapatkan literatur atau bahan sehingga terbentuk suatu persepsi

yang sama.

D. Metode Penelitian

Page 20: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

10

10

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan

analisa dan konstruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan

konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu;

sistematis adalah berdasarkan suatu sistem, sedangkan konsisten berarti tidak

adanya hal-hal yang bertentangan dalam suatu kerangka tertentu.

1. Tipe Penelitian

Jenis yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif. Tipe penelitian ini adalah penelitian yuridis

normatif. Penelitian yuridis normatif adalah penelitian hukum

keputakaan yang meliputi surat-surat pribadi, buku-buku harian, buku-

buku, sampai pada dokumen-dokumen resmi yang dikeluarkan

pemerintah.14

2. Pendekatan Masalah

Mengingat pada penelitian ini menggunakan tipe penelitian

yuridis normatif dengan menggunakan pendekatan ilmu perundang-

undangan, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan ilmu perundang-undangan (Statue Approach) dan

pendekatan konseptual (Conceptual Approach). Pendekatan ilmu

perundang-undangan ini digunakan untuk menelaah aturan-aturan yang

berkaitan dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak

Kekayaan Intelektual dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

Tentang Hak Cipta berkaitan dengan putusan Mahkamah Agung

Nomor 189 K/Pdt.Sus-HKI (H.C)/ 2013 berjudul Penghapusan

Persamaan Logo Asics Tiger Jepang Dengan Perspektif Hak Cipta.

1. Sumber Data

14 Soerjono Soekanto dan Sri Mahmudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan

Singkat, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2011, Cet. Ketigabelas), h. 24.

Page 21: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

11

11

Sumber pada penelitian ini antara lain mencakup bahan hukum

primer, bahan hukum sekunder, bahan non hukum.

a. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat

autoritatif artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer

meliputi perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah

dalam pembuatan perundang-undangan, dan putusan-putusan

Hakim.15 Dalam penelitian ini yang termasuk dalam bahan hukum

primer adalah:

1) Undang-Undang Nomor 19 Tahub 2002 Tentang Hak

Kekayaan Intelektual.

2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.

3) Putusan Mahkamah Agung Nomor 189 K/Pdt.Sus-HKI

(H.C)/ 2013

b. Bahan hukum Sekunder berupa semua publikasi tentang hukum

yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang

hukum dalam bidang persaingan usaha tidak sehat meliputi meliputi

buku-buku teks, jurnal hukum, dan komentar-komentar atas norma

hukum.

c. Bahan non-hukum adalah bahan diluar bahan hukum primer dan

bahan hukum sekunder yang dipandang perlu. Bahan non hukum

dapat berupabuku-buku mengenai Ilmu Ekonomi, Sosiologi, Filsafat

atau laporan-laporan penelitian non-hukum sepanjang mempunyai

relevansi dengan topik penelitian. Bahan-bahan non-hukum tersebut

dimaksudkan untuk memperkaya dan memperluas wawasan peneliti.

4. Prosedur Pengumpulan Bahan Hukum

Untuk memperoleh suatu kebenaran ilmiah dalam penulisan

ini, makapenulis menggunakan prosedur pengumpulan bahan

15 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum. (Jakarta: Kencana, cet-IV 2010), h. 35.

Page 22: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

12

12

hukum dengan cara studi kepustakaan (library research), yaitu

mempelajari dan menganalisa secara sistematis buku-buku, majalah-

majalah, surat kabar, peraturan perundang- undangandan bahan-

bahan lain yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam

skripsi ini.

5. Metode Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum

Adapun bahan hukum yang diperoleh dalam penelitian studi

kepustakaan, aturan perundang-undangan dimaksud penulis

deskriptif dan hubungkan sedemikian rupa, sehingga disajikan

dalam penulisan lebih sistematis guna menjawab permasalahan yang

telah dirumuskan.

Selanjutnya bahan hukum yang dianalisis untuk melihat

pokok-pokok penting dalam Hak Cipta logo terutama dalam hal

penggunaan Hak Cipta yang telah terdaftar sehingga dapat

membantu sebagai dasar acuan dan pertimbangan hukum yang

berguna dalam menangani masalah peniruan logo.

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun sesuai dengan “Petunjuk Penulisan Skripsi Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2017”. Masing-masing bab terdiri atas beberapa subbab sesuai pembahasan

dan materi yang diteliti, adapaun perincian sebagai berikut:

BAB I : Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode

penelitian, rancangan penelitian, dan daftar pustaka sementara.

Page 23: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

13

13

BAB II : Kerangka konseptual, bab ini membahas uraian penelitian

kepustakaan yang meliputi :Sejarah Hak Cipta, pengertian Hak

Cipta, hak-hak terkait Hak Cipta, sejarah Merek, pengertian Merek,

pembatalan pendaftaran Hak Cipta, Penghapusan pencatatan Hak

Cipta, profil Asics Tiger, kerangka teori dan tinjauan review

terdahulu. Materi ini merupakan landasan untuk menganalisis

putusan Mahkamah Agung Nomor. 189 K/Pdt.Sus-HKI (H.C)/2013.

BAB III : Bab ini memuat tentang Putusan Mahkamah Agung Nomor 189

K/Pdt.Sus-HKI (H.C)/2013 dimana terdapat kekeliruan tentang Hak

Cipta logo yang sudah terdaftar.

BAB IV : Bab ini berisi hasil Putusan Nomor 189 K/Pdt.Sus-HKI (H.C)/2013

yang dimana pada bab ini membahas tentang perlindungan hukum

bagi Hak Cipta logo garis , dan analisis peneliti.

BAB V : Bab ini merupakan bab terakhir dalam penelitian di skripsi ini yang

berisi kesimpulan dan rekomendasi.

Page 24: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Konseptual

1. Sejarah Hak Cipta Di Indonesia

Perkembangan Hak Cipta di Indonesia dimulai sejak tahun 1886,

dikalangan negara-negara kawasan Eropa telah diberlakukan Konvensi Bern

1886, yang ditujukan bagi perlindungan ciptaan- ciptaan di bidang sastra dan

seni, dapat dikatakan bahwa Konvensi Bern ini adalah suatu pengaturan

perlindungan hukum Hak Cipta yang dianggap modern pada waktu itu.

Kecenderungan negara-negara Eropa Barat untuk menjadi peserta pada

Konvensi ini, hal ini yang mendorong kerajaan Belanda untuk memperbaharui

undang-undang Hak Ciptanya yang sudah berlaku sejak 1881. Tidak lama

setelah pemberlakuan undang-undang ini, kerajaan Belanda mengikatkan diri

tanggal 1 April 1913 pada Konvensi Bern 1886 dengan beberapa reservation.

Indonesia sebagai negara jajahan Belanda diikutsertakan pada konvensi ini

sebagaimana diumumkan dalam staatsblad 1914 nomor 797.

Kedudukan dalam hubungan internasional dan pengaturan dalam hukum

nasionalnya sebagai negara jajahannya ditentukan dan bergantung sepenuhnya

kepada kerajaan Belanda. Dengan kondisi sedemikian ini hukum positif tentang

Hak Cipta yang secara formal berlaku di Indonesia pada zaman penjajahan

kerajaan Belanda adalah A.W. 1912 (Set van23 September 1912, staatsblad

1912-600) mulai berlaku 23 September 1912. Pada tanggal 12 April 1982

pemerintah Indonesia memutuskan untuk mencabut A.W. 1912 Staatsblaad

Nomor 600 Tahun 1912 dan sekaligus mengundangkan Undang-Undang Nomor

6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta yang dimuat dalam Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1982 Nomor 15.

Dalam waktu lima tahun sejak pengundangannya, Undang-Undang Nomor

2 Tahun 1982 tentang Hak Cipta telah mengalami perubahan pada tahun 1987.

Page 25: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

15

Yang menjadi latar belakang perubahan tersebut karena meluasnya pelanggaran

Hak Cipta, dengan pengamatan terhadap keadaan yang mendorong pelanggaran

secara lebih besar untuk memperoleh keuntungan ekonomi yang besar secara

cepat dengan mengabaikan kepentingan para pemilik atau pemegang Hak Cipta.1

Sebagai bagian dari upaya pembangunan hukum nasional, penyusunan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta pada dasarnya

merupakan tonggak awal era pembangunan sistem Hak Kekayaan Intelektual

nasional di Indonesia. Meski bernuansa monopoli dan berkarakter

individualistik, kelahiran Undang-Undang Hak Cipta nyaris tanpa reaksi. Reaksi

pro-kontra justru sumber penplakannya adalah langkah kebijakan pemerintah

dalam mengembangkan sistem nasional Hak Kekayaan Intelektual Hak Cipta

yang dimulai kurang tepat pada waktu itu.

Kebijakan itu dianggap tidak sejalan dengan nilai-nilai dan semangat gotong

royong yang telah menjadi budaya yang mengakar dalam kehidupam masyarakat

Indonesia. Pengembangan konsepsi dan pengaturan Hak Cipta secara pragmatis

dianggap tidak kondusif dan bahkan bersebrangan dengan upaya mencerdaskan

kehidupan bangsa. Pandangan-pandangan yang sering muncul dalam seminar-

seminar Hak Cipta ini mendalilkan perlunya “kebebasan” untuk memanfaatkan

ciptaan secara cuma-cuma guna membantu endidikan anak-anak bangsa agar

pandai, cerdas dan berbudaya. Setelah direvisi kedua kalinya tahun 1997,

Undang-Undang Hak Cipta diganti dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun

20022, dan pada akhirnya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 yang kini

berlaku.

2. Pengertian Hak Cipta

Pengertian Hak Cipta menurut ketentuan Auteurswet 1912 dapat dilihat

dalam Pasal 1 yang menyebutkan pengertian Hak Cipta adalah Hak tunggal dari

pada pencipta atau hak dari yang mendapat hak tersebut, atas hasil ciptaannya

1 Suyud Margono, Hukum Hak Cipta Indonesia, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2010), h. 53.

2 Henry Soelistyo, Hak Cipta Tanpa Hak Moral, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 45.

Page 26: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

16

dalam lapangan kesusasteraan, pengetahuan dan kesenian untuk mengumumkan

dan memperbanyak dengan mengingat pembatasan-pembatasan yang ditentukan

oleh undang-undang. Istilah Hak Cipta telah diusulkan untuk pertama kalinya

oleh Prof. St. Moh. Syah, SH. Pada Kongres Kebudayaan di Bandung tahun

1951( yang kemudian diterima oleh Kongres tersebut) sebagai pengganti istilah

hak pengarang yang dianggap kuang luas cakupan pengertiannya. Istilah hak

pengarang itu sendiri merupakan terjemahan dari istilah bahasa Belanda Auteurs

Rechts.

Dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak

Cipta menyebutkan bahwa Hak Cipta adalah Hak eksklusif bagi pencipta atau

penerima untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau

memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan

menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta yang berbunyi Hak Cipta adalah hak

eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif

setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi

pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam hal ini ada beberapa pendapat menurut para sarjana mengenai

pengertian Hak Cipta, antara lain sebagai berikut:3

1) J.S.T. Simorangkir yang berpendapat bahwa Hak Cipta adalah hak tunggal

dari pencipta, atauu hak dari pada yang mendapat hak tersebut aras hasil

ciptaannya dalam lapangan kesusasteraan, pengetahuan, dan kesenian.

Untuk mengumumkan dan memperbanyak, dengan mengigat pembatasan-

pembatasan yang ditentukan oleh undang-undang.

2) WIPO (World Intelectual Property Organization) menjelaskan bahwa

“Copy Right is legal from describing right given to creator for their literary

and artistic works” yang artinya Hak Cipta adalah terminology hukum yang

3Suyud Margono, Aspek Hukum Komersialisasi Asset Intelektual, (Bandung: Nuansa Aulia

, 2010), h. 15.

Page 27: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

17

menggambarkan hak-hak yang diberikan kepada pencipta untuk karya-

karya mereka dalam bidang seni dan sastra.

3) Imam Trijono berpendapat bahwa Hak Cipta mempunyai arti tidak hanya si

pencipta dan hasil ciptaannya yang mendapat perlindungan hukum, akan

tetapi juga perluasan ini memberikan perlindungan kepada yang diberi

kuasa kepada pihak yang menerbitkan terjemah daripada karya yang

dilindungi oleh perjanjian ini.

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai Hak Cipta diatas dapat

disimpulkan bahwa pada dasarnya yang dimaksud dengan Hak Cipta adalah

suatu hak khusus yang dimiliki oleh pencipta atas suatu karya dibidang ilmu,

seni dan sastra yang dapat dipertahankan terhadap setiap orang yang melanggar

hak tersebut sesuai dengan ketentuan undang- undang yang berlaku. Hak Cipta

tersebut misalnya karya buku, film, program computer, drama, seni lukis dan

lain sebagainya.4

Sistem hukum Hak Cipta didasarkan pada dasar pemikiran untuk

melindungin suatu ciptaan dibidang ilmu pengetahuan, sastra dan seni yang telah

berwujud. Ciptaan yang telah berwujud harus merupakan ciptaan yang dibaca,

didengar atau dilihat. Sunaryati Hartono menyatakan ada empat prinsip dalam

system Hak Kekayaan Intelektual untuk menyeimbangkan kepentingan individu

dengan kepentingan masyarakat sebagai berikut:

a) Prinsip keadilan ;

b) Prinsip Ekonomi;

c) Prinsip Kebudayaan;

d) Prinsip Sosial;

Setelah memperoleh sedikit gambaran tentang Hak Cipta dalam bentuk

definisi, untuk memperoleh pengertian lebih baik tentang Hak Cipta, perlu

4 Yustisia,, “Konsep Perlindungan Hak Cipta Intelektual Dalam Ranah Hukum Hak

Kekayaan Intelektual (Studi Kritis Pembajakan Karya Cipta Musik Dalam Bentuk VCD dan DVD.

Vol. 4, 3, (2015): 747-748.

Page 28: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

18

diberikan penjelasan tentang dasar pemikiran untuk menunjang beberapa

pengertian Hak Cipta. Dasar hukum yang diberikan adalah hukum alam.5

3. Hak- Hak Yang Terkait Dengan Hak Cipta

Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk

mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun untuk memberi izin

untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut Peraturan

Perundang-Undangan yang berlaku dan hak khusus dari pencipta dimaksudkan

tidak kecuali dengan izin penciptanya. Hak Cipta adalah suatu hak yang

memenuhi unsur sebagai berikut:

a. Adanya hak yang dapat dipindahkan atau dialihkan kepada pihak lain;

b. Adanya hak moral yang dalam keadaan bagaiman pun ada dengan jalan

apapun tidak dapat lepas daripadanya.

Hak Cipta di dalam ilmu hukum dikenal sebagai hak kebendaan yang

dikelompokkan dalam Hak Kekayaan Intelektual, hak ini dapat memberikan

kekuasaan langsung atas suatu benda untuk dipertahankan kepada siapapun, dan

hak kebendaan tersebut merupakan hak mutlak yang berarti absolut, yang

dipertentangkan atau dihadapkan dengan relative yang hanya dapat

dipertahankan kepada orang tertentu saja.6

Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang

Hak Cipta (disebut dengan UUHC) menegaskan Hak Cipta adalah Hak Eksklusif

bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak

ciptaannya atau memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan

menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku dan menurut Pasal 2 ayat

(1) UUHC 2002 menegaskan , Hak Cipta merupakan Hak Eksklusif bagi

pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak

5 Syarifuddin, Perjanjian Lisensi Dan Pendaftaran Hak Cipta, (Jakarta: P.T. Alumni,

cetakan ke-1, 2013), h. 34.

6 Syarifuddin, Perjanjian Lisensi Dan Pendaftaran Hak Cipta,… , h. 44.

Page 29: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

19

ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah ciptaan dilahirkan tanpa

mengurangi pembatasan-pembatsan menurut peraturan perundang-undangan

yang berlaku.7

Dalam hal ini peneliti membagi hak-hak yang terdapat didalam undang-

undang Hak Cipta menjadi 3 (tiga) hak, karena 3 (tiga) hak ini sangat mendasar

didalam Hak Cipta, yaitu sebagai berikut:

a) Hak Eksklusif (exclusive right)

Hak Eksklusif adalah hak yang melekat pada pemiliknya atau

pemegang yang merupakan kekuasaan pribadi atas ciptaan yang

bersangkutan. Tidak ada pihak lain yang boleh memanfaatkan Hak Cipta

kecuali atas izin pemegangnya. Hal ini dilatarbelaknagi oleh pemikiran

bahwa menciptakan sesuatu ciptaan merupakan pekerjaan yang tidak mudah

dilakukan. Mencipta suatu ciptaan diawali dengan mencari inspirasi

kemudian menggunakan sebuah pemoikiran untuk dapat mewujudkan

ciptaannya.8

Dari penjelesan di atas menyatakan bahwa orang lain tidak boleh

langsung meniru atau menjiplak suatu ciptaan karena setiap ciptaan selalu

ada penciptanya. Kalau hendak meniru suatu ciptaan harus ada sopan

santunnya yaitu harus permisi atau meminta izin dulu kepada pemiliknya.

Munculnya Hak Eksklusif setelah sebuah ciptaan diwujudkan dan sejak itu

hak tersebut mulai dapat dilaksanakan. Hak Eksklusif seorang pencipta atau

pemegang Hak Cipta mempunyai hak untuk mengumumkan atau

memperbanyak ciptaan serta memberi izin kepada pihak lain untuk

melakukan perbuatan tersebut. Sebuah ciptaan yang telah diwujudkan

bentuknya oleh seorang pencipta yang sekaligus sebagai pemegang Hak

7 Henry Soelistyo, Hak Cipta Tanpa Hak Moral,… , h. 47.

8 Gatot Supramono, Hak Cipta dan Aspek-Aspek Hukumnya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),

h. 44.

Page 30: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

20

Cipta dapat mengumumkan dengan cara seperti melakukan pameran atau

pementasan sehingga diketahui oleh orang lain.9

b) Hak Ekonomi

Hak Ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas

ciptaan yang telah dihasilkan dari pencipta. Pendapat tersebut sesuai dengan

James W. Nickel yang mengatakan bahwa Hak Ekonomi menentukan siapa

yang memiliki kekuasaan, keleluasaan untuk menggunakan, menjual atau

memberi barang sehingga memungkinkan tindakan-tindakan yang pokok

bagi aktivitas ekonomi.

Hak ekonomi tersebut berkembang dengan pemanfaatan hak secara

komersial. Karena suatu ciptaan memerlukan pengorbanan waktu, tenaga

sehingga hasil ciptaan dikelola secara komersial untuk dapat

mengembalikan modal dan memperoleh keuntungan. Pendapat tersebut

dikuatkan oleh Komen dan Varlande yang mengkualifikasikan dari Hak

Ekonomi menjadi hak reproduksi yaitu memperbanyak dan menerbitkan.

c) Hak Moral

Hak Moral adalah hak yang melindungi kepentingan pribadi pencipta.

Konsep hukum ini berasal dari hukum Kontinental yang berasal dari negara

Prancis, maksudnya adalah hak pencipta (droit, auteur, author rights),

terbagi menjadi Hak Ekonomi untuk mendapatkan keuntungan, yang

bernilai ekonomi seperti uang dan Hak Moral yang menyangkut

perlindungan atas reputasi pencipta. Contoh dari Hak Moral adalah

pencantuman nama pencipta pada ciptaan, walaupun misalnya hak cipta atas

ciptaan tersebut sudah dijual untuk dimanfaatkan pihak lain.

Komen dan Verkade berpendapat bahwa Hak Moral ini meliputi

beberapa hal sebagai berikut:

1) Larangan untuk mengadakan perubahan dalam ciptaan;

2) Larangan mengubah judul;

9Muhamad Djumhana dan Djubaedillah, Hak Milik Intelektual: Sejarah Teori dan

Praktiknya di Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997), h.55.

Page 31: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

21

3) Larangan mengubah penentuan pencipta;

4) Hak untuk mengadakan perubahan;10

4. Sejarah Hak Merek

Sejarah merek dapat ditelusuri bahkan mungkin berabad-abad sebelum

masehi. Sejak zaman kuno, misalnya periode Minoan, orang sudah memberikan

tanda untuk barang-barang miliknya, hewan bahkan manusia. Di era yang sama

bangsa Mesir sudah mencatatkan namanya untuk batu bata yang dibuat diatas

perintah raja. Perundang-undangan tentang Merek dimulai Statue of Parma yang

sudah mulai memfungsikan merek sebagai pembeda untuk produksi berupa

pisau, pedang, atau barang dari produk tembaga lainnya.11

Hukum Merek yang berkembang pada pertengahan abad XIX, sebagai

bagian dari hukum yang mengatur masalah persaingan curang dan pemalsuan

barang. Norma dasar perlindungan Merek bahwa tidak ada seorang pun berhak

menawarkan barangnya kepada masyarakat seolah-olah sebagai barang

pengusaha lainnya, yaitu dengan menggunakan merek yang sama yang dikenal

oleh masyarakat sebagai merek pengusaha lainnya. Lambat laun perlindungan

diberikan sebagai suatu pengakuan bahwa merek tersebut sebagai milik dari

orang yang telah memakainya sebagai tanda pengenal dari barang-barangnya

dan untuk membedakannya dari barang-barang lain yang tidak menggunakan

merek tersebut.

Di Indonesia merek pertama kali diatur dalam Undang-Undang Nomor 21

Tahun 1961 tentang Merek Dagang dan Merek Perniagaan. Prinsip utama yang

diatur dalam undang-undang ini adalah Hak Merek diperoleh melalui pemakaian

pertamakali (first to use system atau stelsel deklaratif). First to use system atau

stelsel deklaratif artinya anggapan hukum timbul bahwa pemakai pertama adalah

pihak yang berhak, sampai dapat terbukti sebaliknya. Selanjutnya Undang-

10 Syarifuddin, Perjanjian Lisensi Dan Pendaftaran Hak Cipta,…, h .48-56.

11 Rahmi Jened, Hak Kekayaan Intelektual Penyalahgunaan Hak Eksklusif, (Surabaya:

Airlangga University Press, 2007), h. 159.

Page 32: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

22

Undang Nomor 21 Tahun 1961 diubah dengan Undang-Undang Nomor 19

Tahun 1992 tentang Merek, dengan beberapa perubahan yang mendasar sebagai

berikut:

a) Judul yang dipilih adalah “Undang-Undang Merek”, sehingga bersifat

sederhana, namun mencakup pengaturan yang luas.

b) Perubahan menyangkut system perolehan hak yang semula First to use

system atau stelsel deklaratif menjadi sistem pendaftar pertama (First to use

system atau stelsel konstitutif).

c) Dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1961 Tentang Merek diatur

pendaftaran merek dengan hak prioritas.

d) Dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1961 Tentang Merek juga

mengatur tentang sanksi pidana, baik untuk tindak pidana dengan kualifikasi

kejahatan maupun pelanggaran.

Penyempurnaan dan kepraktisannya dibuat single text melalui Undang-

Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek. Yang menjadi pertimbangannya

adalah sejalan dengan konvensi-konvensi internasional yang diratifikasi oleh

Indonesia, maka dirasakan peranan Merek menjadi sangat penting terutama

untuk menjaga persaingan usaha tidak sehat diera perdagangan bebas.12 Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis yang

digunakan saat ini. Diperlukan penaturan yang memadai tenang Merek guna

memberikan peningkatan pelayanan bagi masyarakat.

5. Pengertian Hak Merek

Merek (trademark) sebagai Hak Kekayaan Intelektual pada dasarnya adalah

tanda untuk mengidentifikasi asal barang dan jasa dari suatu perusahaan barang

dan atau jasa perusahaan lain. Merek merupakan ujung tombak perdagangan

barang dan jasa. Melalui Merek, pengusaha dapat menjaga dan memberikan

12 Rahmi Jened, Hukum Merek (dalam Era Globalisasi dan Integrasi Ekonomi), (Jakarta:

Kencana, 2015), h. 1-16.

Page 33: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

23

jaminan akan kualitas barang dan atau jasa yang dihasilkan dan mencegah

tindakan persaingan yang tidak jujur dari pengusaha lain yang beritikad buruk

bermaksud memboceng reputasinya.13 Menurut ketentuan Pasal 1 Angka 1

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang merek menyatakan bahwa:

“Merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf- huruf, angka-

angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki

daya pembeda dan di gunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”.

Merek merupakan suatu yang ditempelkan pada suatu produk tapi bukan

produk itu sendiri dan yang dapat dinikmati oleh konsumen adalah produk bukan

Merek. Merek hanya dapat mmenimbulkan kepuasan bagi konsumennya.

Menurut Pasal 1 Angka 1 Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang

Merek dan Indikasi Geografis, Merek memiliki pengertian sebagai tanda yang

dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka,

susunan warna, dalam bentuk 2(dua) dimensi dan atau 3 (tiga) dimensi, suara,

hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk

membedakan barang dan atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum

dalam kegiatan perdagangan barang dan atau jasa.

Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek

dan Indikasi geografis

“Merek Dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang

diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau

badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang yang sejenis lainnya.”

Pasal 1 Angka 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek

dan Indikasi Geografis “Merek jasa adalah merek yang digunakan pada barang

yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama

atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa – jasa yang sejenis lainnya”.

13 Rahmi Jened, Hukum Merek (dalam Era Globalisasi dan Integrasi Ekonomi),… , h. 3.

Page 34: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

24

Definisi dari merek yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis menunjukkan adanya

perkembangan atau perluasan dari pengertian merek yang diatur dalam Undang-

Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek, yaitu masuknya tipe merek baru

dalam dalam lingkup merek yang dilindungi meliputi pula merek suara, merek

tiga dimensi, merek hologram, yang termasuk dalam kategori merek

nontradisional.14

Menurut Kotler dan Keller Merek adalah produk atau jasa yang dimensinya

mendiferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara dari produk atau jasa

lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Menurut

Tjiptono menyatakan bahwa Merek adalah janji penjual untuk menyampaikan

kumpulan sifat, manfaat dan jasa spesifik secara konsisten kepada pembeli.

Merek dapat , menyampaikan denak tingkat arti yaitu atribut, manfaat, nilai,

budaya, kepribadian, dan pemakaian. Sehingga menurut para ahli yang telah

dijelaskan bahwa Merek adalah tanda, nama, atau istilah yang digunakan

pemasar pada barang dan jasanya agar dapat menjadikan pembeda dengan

pesaing untuk menjadi identifikasi dari produk tersebut dan dirancang untuk

memuaskan kebutuhan konsumen seperti menyampaikan sifat, manfaat dan jasa

spesifik secara konsisten terhadap konsumen.15

6. Pembatalan Pendaftaran Hak Cipta

Meskipun Undang-Undang Hak Cipta tidak mewajibkan suatu ciptaan

untuk didaftarkan, undang-undang mengatur secara khusus ketentuan mengenai

pendaftaran ciptaan dari Pasal 35 sampai dengan Pasal 44 Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta. Prinsip-prinsip ketentuan yang diatur

dalam undang-undang tersebut adalah sebagai berikut:

14 Tommy Hendra Purwaka, Perlindungan Merek,(Jakarta: Yayasan Pusaka Obor

Indonesia, 2017), h. 101-102.

15 Philip Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran. Terjemahan Bob Sabran . (Jakarta:

Erlangga, Edisi ke 13 Jilid 1. 2009), h. 45.

Page 35: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

25

1) Direktorat Jendral menyelenggarakan pendaftaran ciptaan dalam Daftar

Umum Ciptaan. Pendaftaran ciptaan tidak merupakan kewajiban untuk

mendapatkan Hak Cipta.

2) Pendaftaran ciptaan tidak mengandung arti sebagai pengesahan atas, isi, arti

atau bentuk ciptaan yang didaftar.

3) Pendaftaran ciptaan dilakukan atas dasar permohonan yang diajakukan oleh

pencipta atau pemegang Hak Cipta atau kuasa (Konsultan Terdaftar). Dalam

hal permohonan diajukan oleh lebih dari seorang atau suatu badan hukum

yang secara Bersama-sama berhak atas ciptaan, maka permohonan itu harus

dilampiri Salinan resmi akta atau keterangan yang membuktikan

kepemilikan haknya.

4) Pendaftaran ciptaan dianggap telah dilakukan pada saat diterimanya

permohonan oleh Direktorat Jendral dengan lengkap, termasuk yang

diajukan oleh lebih dari seorang atau badan hukum.

5) Dalam hal ciptaan didaftar tidak sesuai dengan nama pencipta atau pihak

yang berhak, maka pihak yang berhak atas Hak Cipta tersebut dapat

mengajukan gugatan pembatalan melalui Pengadilan Niaga.

6) Kekuatan hukum suatu pendaftaran ciptaan hapus karena dinyatakan batal

oleh putusan pengadilan. Selain itu, penghapusan dapat dilakukan atas

permohonan orang atau badan hukum yang namanya tercatat sebagai

pencipta atau pemegang Hak Cipta. Selebihnya, pendaftaran hapus karena

berakhirnya jangka waktu perlindungan Hak Cipta.

Pengaturan gugatan pendaftaran Hak Cipta tersebut pada dasarnya

merupakan manifestasi dari jaminan perlindungan Hak Moral, terutama dari

aspek atributif. Dalam hal ciptaan terdaftar atas nama orang lain selain pencipta

atau pemegang Hak Cipta , pendaftaran itu harus dibatalkan. Dengan

mengajukan gugatan ke pengadilan guna meluruskan status kepemilikannya

pada pencipta yang sebenarnya. Undang-Undang Hak Cipta mengatur

administrasi pencatatan ciptaan yang memiliki dimensi Hak Moral. Perubahan

nama orang atau badan hukum yang namanya tercatat sebagai pencipta atau

Page 36: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

26

pemegang Hak Cipta, dicatat dalam daftar umum ciptaan dan diutamakan dalam

berita resmi ciptaan.

Pemerintah memfasilitasi kebutuhan pencipta untuk mendaftarkan

ciptaannya, terutama untuk memperoleh alat bukti kepemilikan ciptaannya.

Pemerintah menyelenggarakan administrasi khusus pendaftaran ciptaan, dengan

menetapkan syarat-syarat dan biaya pendaftaran. Administrasi pendaftaran

ciptaan diatur dalam Peraturan Menteri Kehakiman Nomor: M.01-HC.03.01

Tahun 1987 yanng diadministrasikan oleh Direktorat Jendral Hak Kekayaan

Intelektual. Peraturan Menteri Kehakiman tersebut hingga saat ini masih berlaku

meski Undang-Undang Hak Cipta sudah diubah dan diganti dengan Undang-

Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta.

Dari segi hukum, pendaftaran ciptaan tidak memberi dasar bagi lahirnya

Hak Cipta. Hak Cipta lahir secara otomatis sejak saat diciptaan selesai

diwujudkan. Pendaftaran juga tidak memberi arti pengesahanseseorang sebagai

pencipta. Dalam hal terbukti bahwa orang lain yang Namanya tidak tercatat

dalam daftar umum ciptaan merupakan pencipta sesungguhnya, maka

pendaftaran tersebut harus dibatalkan. Yang menjadi persoalan, pembatalan

serupa itu harus dilakukan dengan mengajukan gugatan pembatalan melalui

Pengadilan Niaga. Ketentuan yang diatur dalam Pasal 42 Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta.16

Pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta mengenai

pembatalan pendaftaran Hak Cipta telah dirubah dikarenakan pendaftaran

ciptaan bukan merupakan suatu keharusan bagi pencipta atau pemegang Hak

Cipta dan timbulnya perlindungan suatu ciptaan dimulai sejak ciptaan itu ada

atau terwujud dan bukan karena pendaftaran. Hal tersebut berarti suatu ciptaan

baik yang terdaftar maupun tidak terdaftar tetap dilindungi. Oleh karena itu, pada

16 Henry Soelistyo, Hak Cipta Tanpa Hak Moral, … , h. 83-85.

Page 37: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

27

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak cipta di rubah hanya

menjadi penghapusan pencatatan Hak cipta.

Prinsip-prinsip dasar yang terdapat pada Hak Cipta yaitu :

a. Yang dilindungi Hak Cipta adalah ide yang telah berwujud dan asli. Dari

prinsip ini diturunkan beberapa prinsip yakni :

1) Suatu ciptaan harus mempunyai keaslian (orisinil) untuk dapat

menikmati hak-hak yang diberikan undang-undang.

2) Suatu ciptaan mempunyai Hak Cipta jika ciptaan yang bersangkutan

diwujudkan dalam bentuk tulisan atau bentuk material yang lain.

3) Karena Hak Cipta adalah hak khusus maka tidak ada orang lain yang

boleh melakukan itu kecuali dengan izin pencipta.

b. Hak Cipta timbul dengan sendirinya (otomatis).

c. Suatu ciptaan tidak selalu diumumkan untuk memperoleh Hak Cipta.17

7. Penghapusan Pencatatan Hak Cipta

Penghapusan Hak Cipta diatur dala Pasal 74 Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2014 Tentang Hak Cipta yang menyatakan bahwa kekuatan hukum

pencatatan ciptaan dan produk Hak Terkait hapus karena:

a. Permintaan orang atau badan hukum yang namanya tercatat sebagai Pencipta,

Pemegang Hak Cipta, atau Pemilik Hak Terkait;

b. Lampaunya waktu sebagaimana dimaksu dalam Pasal 58, Pasal 59, Pasal 60

Ayat (2) dan Ayat (3), dan Pasal 61;

c. Putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap mengenai

pembatalan pencatatan ciptaan atau produk Hak Terkait;

d. Melanggar norma agama, norma Susila, ketertiban umum, pertahanan, dan

keamanan negara, atau peraturan perundang-undangan yang penghapusannya

dilakukan oleh Menteri.

17 Eddy Damian, Hukum Hak Cipta, (Bandung : Alumni, 2002), h. 99.

Page 38: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

28

Penghapusan pencatatan ciptaan atas permintaan orang atau badan hukum

yang Namanya tercatat sebagai pencipta, Pemegang Hak Cipta, atau pemilik Hak

Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dikenai biaya. Ketentuan

lebih lanjut mengenai hapusnya kekuatan hukum pencatatan ciptaan dan produk

Hak Terkait sebagaimana dimaksud dalam pasal 74 diataur dengan Peraturan

Pemerintah.

8. Profil Asics Corporation

Asics (アシックス Ashikkusu), ditulis asics, adalah sebuah perusahaan

multinasional yang memproduksi sepatu dan peralatan olahraga yang dirancang

untuk berbagai macam olahraga. Nama perusahaan ini merupakan singkatan dari

kalimat Bahasa latin anima sana in corpore sano yang diterjemahkan sebagai “

dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat ”. dalam beberapa tahun

terakhir, sepatu lari yang diproduksi oleh perusahaan ini berada diperingkat atas

pasaran dunia.

Asics Ltd. dimulai sebagai Onitsuka Co., Ltd pada tanggal 1 September

1949 yang didirikan oleh Kihachiro Onitsuka, yang mulai memproduksi sepatu

basket di rumahnya di kota Kobe, Prefektur Hygo, Jepang. Onitsuka menjadi

sangat terkenal karena desain Mexico dimana terdapat garis-garis khas yang

melintas, saat ini identic dengan merek perusahaan. Pata tahun 1977, Onitsuka

Tiger digabung dengan GTO dan JELENK untuk membentuk Asics

Corporation. Meskipun telah melakukan nama produk sepatu Asics masih

diproduksi dan dijual secara Internasional dibawah label Onitsuka Tiger.

Untuk tahun fiscal 2006, Asics menghasilkan 171 miliar yen dalam

penjualan bersih dan 13 miliar yen dalam pendapatan bersih. Enam puluh enam

persen pendapatan perorangan berasal dari penjualan sepatu olahraga, 24% dari

pakaian olahraga, dan 10% dari peralatan olahraga. Empat puluh Sembilan

persen dari penjualan perusahaan di Jepang, 28% di Amerika, dan 19% di Eropa.

Page 39: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

29

Pada 12 juli 2010, Asics membeli merek Haglöfs dengan biaya 1.000.000.000

krona Swedia ( $128.7 juta).18

Debut awal Onitsuka kurang berhasil di pasaran dikarenakan desain sepatu

yang menyerupai sandal jerami yang tidak begitu disukai oleh banyak pihak.

Kegagalan pada debut pertamanya membuat dirinya tidak menyerah, Kihachiro

Onitsuka yang pernah menjabat sebagai perwira militer ini tidak menyerah dan

terus mengembangkan produknya agar sesuai dengan kebutuhan para pemain

basket professional.

Tidak memiliki bakat dalam membuat sepatu bukan masalah baginya, riset

terus menerus yang ia lakukan akhirnya mendapatkan hal yang positif. Pada

percobaan berikutnya ia kembali melepas sepatu basket dan kali ini mereka

memperbaharui desain pada bagian sol sepatu yang membentuk seperti cangkir

dengan beberapa ruang untuk membuat sepatu lebih efektif dan nyaman saat di

gunakan.

Sejak saat itu perusahaan sepatu tertua di Jepang ini terus memperluas

koleksinya dan di tahun 1951 mereka merilis sepatu voli pertamanya yang

disambut dengan kesuksesan Onitsuka Co.Ltd secara internasional dan bahkan

menjadi pilihan paling popular dikalangan atlet Olimpiade. Produk sepatu lari

yang digunakan di Olimpiade merupakan salah satu yang terbaik di dunia.

Pada tahun 2013-2014 seiring berjalannya waktu, dan sneakers mulai

menggila, Asics pun melakukan beberapa terobosan baru dengan berkolaborasi

bersama Extra Butter, retailer asal New York untuk menciptakan ‘Death List′

pack yang terdiri Asics Gel Saga “Cottonmouth”,”, Asics Gel Lyte III

“Copperhead”, Asics Gel Epirus “California Mountain Snake”, Asics GT-Cool

“Sidewinder”, dan Asics Gel Lyte V “Snake Charmer”.19 Kemunculan sneakers

ini semakin membawa mereka kepuncak kesuksesan.

18 https://id.wikipedia.org/wiki/ASICS diakses pada tanggal 19 Oktober 2018.

19 https://roysetiawan007.wordpress.com/2015/03/27/sejarah-sepatu-asics diakses pada

tanggal 19 Oktober 2018

Page 40: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

30

B. Kerangka Teori

1. Teori Keadilan

Keadilan merupakan salah satu tujuan hukum yang paling banyak

dibicarakan sepanjang perjalanan sejarah filsafat hukum.20 Hal yang paling

fundamental ketika membicarakan hukum tidak terlepas dengan keadilan

dewi keadilan dari Yunani. Dari zaman Yunani hingga zaman modern para

pakar memiliki disparitas konsep keadilan, hal ini disebabkan pada kondisi

saat itu. Pada konteks ini sebagaimana telah dijelaskan pada pendahuluan,

bahwa tidak secara holistik memberikan definisi keadilan dari setiap pakar di

zamannya akan tetapi akan disampaikan parsial sesuai penulisan yang

dilakukan. Dalam bukunya Nichomacen Ethics, Aristoteles sebagaimana

dikutip Shidarta telah menulis secara panjang lebar tentang keadilan. Ia

menyatakan, keadilan adalah kebajikan yang berkaitan dengan hubungan

antar manusia. Kata adil mengandung lebih dari satuarti. Adil dapat berarti

menurut hukum, dan apa yang sebanding, yaitu yang semestinya. Di sini

ditunjukan, bahwa seseorang dikatakan berlaku tidak adil apabila orang itu

mengambil lebih dari bagian yang semestinya.

John Rawls yang dipandang sebagai perspektif “liberal-egalitarian of

social justice” berpendapat bahwa keadilan adalah kebijakan utama dari

hadirnya institusi-institusi social. Akan tetapi, kebijakan bagi seluruh

masyarakat tidak dikesampingkan atau menggugat rasa keadilan dari setiap

orang yang telah memperoleh rasa keadilan. Khususnya masyarakat yang

lemah para pencari keadilan.21

Prinsip perbedaan menuntut diaturnya struktur dasar masyarakat

sedemikian rupa sehingga kesenjangan prospek mendapat hal-hal utama

20 Dardji Darmohardjo, Shidarta., Pokok-pokok filsafat hukum: apa dan bagaimana filsafat

hukum Indonesia,( Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), h.155.

21 Faiz Pan Mohamad, Teori Keadilan John Rawls, dalam jurnal konstitusi, volume 6 nomor

1, April 2009, h. 139-140.

Page 41: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

31

kesejahteraan, pendapatan, otoritas diperuntukkan bagi keuntungan orang-

orang yang paling kurang beruntung. Ini berarti keadilan social harus

diperjuangkan untuk dua hal. Pertama, melakukan koreksi dan perbaikan

terhadap kondisi ketimpangan yang dialami kaum lemah dengan

menghadirkan institusi social, ekonomi, dan politik yang memberdayakan.

Kedua, setiap aturan harus memposisikan diri sebagai pemandu untuk

mengembangkan kebijakan-kebijakan untuk mengoreksi ketikadilan.

Hans Kelsen mengemukakan keadilan sebagai pertimbangan nilai yang

bersifat subjektif. Walaupun suatu tatanan yang adil beranggapan bahwa

suatu tatanan bukan kebahagiaan setiap perorangnya, melainkan kebahagiaan

sebesar-besarnya bagi sebanyak mungkin individu dalam arti kelompok,

yakni terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tertentu, yang oleh penguasa atau

pembuat hukum, dianggap sebagai kebutuhan-kebutuhan yang patut

terpenuhi.22

Putusan hakim yang adil menurut Mertokusumo adalah suatu

pernyataan yang oelh hakim sebagai pejabat negara yang diberi wewenang

untuk itu diucapkan dipersidangan dan bertujuan untuk menyelesaikan suatu

perkara atau sengketa antara para pihak secara adil. Tampaknya tugas pokok

dan hakim ini sangat sederhana yaitu hanya menerima, memeriksa, serta

mengadili suatu perkara, namun pada kenyataannya tidaklah sesederhana itu.

Putusan hakim harus bisa melihat, mengakui atau membenarkan telah

terjadinya peristiwa yang diajukan, akan tetapi untuk sampai kepada

konstateringnya ia harus mempunyai kepastian. Hakim tidak sekedar dugaan

atau kesimpulan yang dangkal atau gegabah saja. Hakim harus menggunakan

sarana-sarana atau alat untuk memastikan tentang pristiwa yang

bersangkutan.

Dalam menentukan kebenaran suatu peristiwa, Kattsoff

mengemukakan beberapa teori yaitu teori koherensi yang pada perinsipnya

menyatakan bahwa makna suatu pernyataan cenderung benar jika makna

22 Hans Kelsen, General Theory of Law and State, diterjemahkan oleh Rasisul Muttaqien,

(Bandung: Nusa Media, 2011) , h. 7.

Page 42: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

32

suatu pernyataan tersebut dalam keadaan saling berhubungan dengan makna

penyataan yang lain benar, atau dengan kata lain makna suatu pernyataan

saling berhubungan. Teori korespondensi adalah suatu pernyataan benar jika

makna pernyataan itu sungguh-sungguh sesuai dengan faktanya. Teori

empiris yang memandang bahwa kebenaran adalah berdasarkan pengalaman-

pengalaman manusia. Teori pragmatis memandang bahwa kebenaran jika

suatu pernyataan berdasarkan konsekuensinya yang ditimbulkan atau

kebenaran merupakan gagasan yang berguna atau dapat dilaksanakan di

dalam suatu situasi.23

2. Teori Kepastian Hukum

Menurut Fance M. Wantu, kepastian hukum dirumuskan sebagai berikut:

1) Melakukan solusi autotorif yaitu memberikan jalan keluar untuk

menciptakan stabilitas yakni memberikan ketertiban dan ketentraman

bagi para pihak dan masyarakat.

2) Efisiensi prosesnya cepat, sederhana, dan biaya ringan.

3) Sesuai dengan tujuan hukum yaitu Undang-Undang yang dijadikan dasar

dari putusan untuk memberikan kepastian dalam hukum itu sendiri dan

kepastian karena hukum.24

Menurut Sudikno Mertukusumo, kepastian hukum merupakan jaminan

bahwa hukum tersebut dapat dijalankan dengan baik. Sudah tentu kepastian

hukum sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan hal ini lebih diutamakan

untuk norma hukum tertulis. Karena kepastian sendiri hakikatnya merupakan

23 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum : Suatu Pengantar, (Yogyakarta:Liberti,

1988), h. 167.

24 Lihat Syafruddin Kalo, “Penegakan Hukum yang Menjamin Kepastian Hukum dan Rasa

keadilan Masyarakat” dikutip dari http://www.academia.edu.com diakses 8 Desember 2016, h. 4.

Page 43: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

33

tujuan utama dari hukum, kepastian hukum ini menjadi keteraturan

masyarakat berkaitan erat dengan kepastian itu sendiri.25

C. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Untuk menghidari kesamaan pada penulisan skripsi ini dengan penelitian

tentang Hak Cipta logo lainnya, maka penulis melakukan penelusuran terhadap

beberapa penelitian terlebih dahulu, diantaranya penelitian-penelitian tersebut

yakni :

1. Skripsi yang disusun oleh: Riviantha Putra, Jurusan Hukum Bisnis,

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syraif

Hidayatullah Jakarta 2014 tentang Perlindungan Hukum Terhadap Hak

Cipta Lagu Dan Musik Di Media Internet (Analisa Putusan Mahkamah

Agung Nomor 385 K/Pdt/.Sus/2009) dalam skripsi ini membahas

perlindungan hukum Hak Cipta lagu di media internet. Dalam skripsi

ini peneliti membahas objek dari Hak Cipta

2. Skripsi yang disusun oleh Dwi Anto, Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta 2014 tentang

Tinjauan Yuridis Terhadap Peniruan Merek Helm INK Oleh Merek

Helm INX dengan menganalisis putusan nomor:

68/Merek/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst. perbedaan penelitian ini dengan

penelitian yang akan peneliti lakukan berada pada sengketa yang akan

dianalisis di mana peneliti akan menganalisis sengketa Hak Cipta yang

terjadi pada logo Asics Tiger buatan Jepang yang memiliki garis pada

logo sama dengan Asics Tiger buatan pengusaha Indonesia.

3. Skripsi yang disusun oleh Primastuti Purnamasari, Fakultas hukum

Universitas Indonesia tahun 2013 tentang Perlindungan Merek

Terkenal Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Nasional,

Termasuk Konvensi Internasional. Dalam skripsi diatas tentang merek

terkenal berdasarkan perundang-undangan nasioanl dan konvensi

25 Sudikno Mertukusumo, Penemuan Hukum, (Yogyakarta: Liberty 2009), h. 21.

Page 44: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

34

internasional sedangkan skripsi ini peneliti menjelaskan tentang

sengketa logo berdasarkan hukum nasional.

4. Skripsi yang disusun oleh Istiqomah Andreany Prananingtyas, fakultas

hukum Universitas Negeri Semarang tahun 2016 tentang Perlindungan

Hukum Merek Terkenal Untuk Barang Tidak Sejenis (Analisis Yuridis

Pasal 6 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001). Dalam skripsi

diatas skripsi membahas perlindungan hukum terhadap merek-merek

terkenal yang beraneka jenis sedangkan skripsi yang peneliti jelaskan

membahas satu jenis persamaan logo garis Asics Tiger.

5. Skripsi yang disusun oleh Marwan A . Joesoef, fakultas hukum

Universitas Indonesia tahun 2006 dengan judul Perlindungan Hukum

Terhadap Pemilik Merk Terdaftar : Suatu Tinjauan Atas Sengketa Merk

Terdaftar Epiderma Antara PT Epiderma Indonesia Indah Melawan Sri

Linarti Sasmito. Peneliti diatas hanya menjelaskan perlindungan merek

terdaftar dalam sengketa PT Epiderma Indonesia dengan Sri Linarti

Sasmito, sedangkan skripsi yang peneliti lakukan mengenai persamaan

logo garis Asics tiger jepang dengan Indonesia.

6. Buku : Undang-undang Hak Cipta diberbagai negara tidak saja

melindungi hak pencipta atau ciptaannya tetapi juga melindungi hak

orang yang mempertunjukkanatau dengan cara lain menyebarkan suatu

ciptaan kepada masyarakat luas, misalnya meski seorang penyanyi

tidak menciptakan karya baru semaata-mata karena membawakan lagu

yang sudah ada, penggunaan gaya dan bentuk ekspresi yang

menggugah hati pendengar juga dianggap tindakan kreatif. Dalam

skripsi yang akan saya bahas mendekati serupa apa yang telah di

jelaskan diatas hanya objeknya yang berbeda.

7. Artikel “Perlindungan Hukum dan Penyelesaian Sengketa Bagi

pemegang Hak Cipta logo” Ishak Bisma Widiyanto Fakultas Hukum

Universitas Narotama Surabaya tahun 2016. Penelitian ini membahas

pencipta dari suatu logo bisa mendapatkan perlindungan atas

ciptaannya dengan cara mendaftarkan ciptaannya tersebut. Bahwa Hak

Page 45: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

35

Cipta logo tidak dapat di catatkan, hal tersebut menimbukan banyak

plagiasi dan pembktiannya siapa pemegang Hak Ciptaan juga sulit.

Penyelesain sengekta ciptaan logo dapat dilakukan diluar pengadilan

dan di pengadilan.26

8. Artikel “Perlindungan Hukum merek Terkenal di Indonesia” Ridwan

Khairandy. Peneliti ini membahas merek terkenal di Indonesia

diberikan Undang-Undang merek yang bersifat preventif , yakni

berkaitan dengan pendaftaran merek sudah selaras dengan ketentuan

TRIPs sebagaimana sudah ditenntukan pasal 6 ayat 3 dan 4 mencakup

perlindungan terhadap barang atau jasa baik yang sejenis maupun

bukan sejenis.27

Sebagai pertimbangan sekaligus pembeda, penelitian yang diangkat oleh

penulis adalah cakupan pembahasan skripsi yang lebih fokus kepada analisis

yuridis terhadap putusan Mahkamah Agung.

26 Ishak Bima Widyanto, Jurnal Perlindungan Hukum dan Penyelesaian Sengketa bagi

Pemegang Hak Cipta Logo, 2016. Diakses pada tanggal 8 juni 2018.

27 Ridwan Khairandy, Jurnal Perlindungan Hukum Merek Terkenal di Indonesia No 12 Vol

6, 1999. Diakses pada tanggal 2 September 2018.

Page 46: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

36

BAB III

PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA PENJIPLAKAN LOGO ASICS

TIGER JEPANG DENGAN INDONEESIA

A. Posisi Kasus

Pada tahun 2012, terjadi sebuah kasus antara Asics Corporation dengan

Theng Tjhing Djie dan Liong Hian Fa yang diajukan oleh Asics Corporation

terhadap Theng Tjhing Djie dikarenakan adanya kegiatan usaha yang

mempergunakan karya cipta seni lukis logo strip Asics Tiger yang terdapat pada

sepatu tanpa meminta izin terhadap pemegang Hak Cipta logo Asics Tiger. Logo

strip tersebut telah dipublikasikan pertama kali oleh pemegang Hak Cipta atas seni

lukis logo strip dan variasinya sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang menyatakan bahwa “ jika suatu

badan hukum mengumumkan bahwa ciptaan berasal daripadanya dengan tidak

menyebut seseorang sebagai penciptanya, badan hukum tersebut dianggap sebagai

penciptanya kecuali jika terbukti sebaliknya”.

Asics Corporation dalam gugatannya menyatakan bahwa Liong Hian Fa

telah menjiplak , meniru dan memodifikasi bentuk dan karakteristik Hak Cipta

penggugat atas seni lukis logo maupun variasi-variasinya dan setelah itu

memperbanyak dan mengumumkannya dengan cara mendaftarkannya pada

kantor turut tergugat. Pendaftaran Hak Cipta oleh tergugat II telah dillandasi oleh

itikad buruk karena ciptaan tersebut telah mendompleng ketenaran dan reputasi

Hak Cipta penggugat atas seni lukis logo maupun variasi-variasinya yang telah

didaftarakan sebagai merek dan desain oleh penggugat maupun perusahaan lama

penggugat.

Adanya pendaftaran Hak Cipta atas nama pencipta tergugat II dan

pemegang Hak Cipta tergugat I yang dilandasi itikad buruk yang akan

membingungkan khalayak ramai tentang asal usul dan sumber dari Hak Cipta atas

seni lukis logo maupun variasi-variasinya. Sehingga mengganggu ketertiban

Page 47: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

37

umum pada akhirnya merugikan penggugat sebagai pencipta dan atau pemegang

Hak Cipta yang sebenarnya.

Penggugat dalam permohonan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

untuk mengabulkan gugatan penggugat untuk selurunya. Pihak Asics Corporation

meminta kepada Theng Tjhing Djie dan Liong Hian Fa untuk membatalkan dan

mencoret dari daftar umum ciptaan dan mengumumkan pencoretan tersebut dalam

berita resmi Hak Cipta yang terdaftar atas sebagai pemegang Hak Cipta dan

sebagai pencipta.

Penggugat mengajukan pembatalan pendaftaran Hak Cipta seni lukis logo

ASICS TIGER terdaftar dengan nomor 012405 yang diajukan pada tanggal

9 Agustus 1994, seni lukis logo Asics Tiger dengan nomor

012406 diajukan pada tanggal 9 Agustus 1994, selanjutnya seni lukis logo Asics

Tiger dengan nomor 015299 yang diajukan pada tanggal 14

Juni 1995, dan yang terakhir seni lukis logo ASICS TIGER TIGER

dengan nomor 018085 yang diajukan pada tanggal 14 Oktober 1996.

Perseturan yang terjadi antara Asics Corporation dengan Theng Tjhing Djie

semakin memanas karena Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat tidak

bertentangan dengan hukum atau Undang-Undang sehingga permohonan kasasi

yang diajukan pemohon kasasi harus ditolak. Putusan tersebut dikuatkan oleh

Putusan Mahkamah Agung Nomor 189 K/ Pdt/.Sus-HKI (H.C)/2013.

B. Putusan Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Putusan Nomor 48/Hak Cipta/2012/PN.NIAGA.JKT.PST.

Asics Corporation dalam hal ini sebagai penggugat dalam persidangan di

Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mengajukan gugatan kepada Theng Tjhing Djie

dan Lion Hian Fa dalam hal ini sebagai tergugat.

Penggugat adalah badan hukum yang didirikan menurut Undang-Undang

Negara Jepang yang bergerak dibidang manufaktur dan penjulan barang-barang

untuk olahraga. Sedangkan tergugat adalah pemilik logo Asics Tiger dengan

Page 48: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

38

daftar nomor 012405, 012406, 015299, 018085 yang terdaftar dalam daftar umum

ciptaan di kantor turut tergugat sebagai pemegang Hak Cipta.

Dalam dalil-dalil gugatan yang diajukan, pada pokoknya mengajukan dalil-

dalil gugatan sebagai berikut:

Pertama, menyatakan Penggugat sebagai pencipta dan/atau pemegang Hak

Cipta yang sebenarnya atas ciptaan-ciptaan seni lukis logo strip, logo a, logo strip

dan kata Asics/ Asics Tiger gabungan serta berbagai macam bentuk variasinya.

Kedua, menyatakan bahwa Hak Cipta dengan daftar nomor 012405,

012406, 015299, dan 018085 atas nama Tergugat I sebagai pemegang Hak Cipta

dan Tergugat II sebagai pencipta, tidak orisinil dan menjiplak, meniru Hak Cipta

Penggugat atas seni lukis logo strip, logo a, logo strip dan kata Asics/ Asics Tiger

berikut dengan berbagai macam variasinya.

Ketiga, Hak Cipta dengan daftar nomor 012405, 012406, 015299, dan

018085 atas nama Tergugat I sebagai pemegang Hak Cipta dan Tergugat II

sebagai pencipta telah diajukan pendaftarannya dengan dilandasi itikad yang tidak

baik yang sebenarnya tidak berhak atas Hak Cipta tersebut.

Keempat, membatalkan setidak-tidaknya menyatakan batal Hak Cipta

dengan daftar nomor 012405, 012406, 015299, dan 018085 atas nama Tergugat I

sebagai pemegang Hak Cipta dan Tergugat II sebagai pencipta dengan segala

akibat hukumnya.

Kelima, memerintahkan kepada turut Tergugat untuk membatalkan dan

mencoret dari daftar umum ciptaan, dan menumumkan pencoretan tersebut dalam

berita resmi Hak Cipta, Hak Cipta dengan daftar nomor 012405, 012406, 015299,

dan 018085 atas nama Tergugat I sebagai pemegang Hak Cipta dan Tergugat II

sebagai pencipta.

Keenam, memerintahkan turut Tergugat untuk tidak menerima dan/atau

menolak permohonan pendaftaran Hak Cipta yang secara substansial sangat mirip

dengan Hak Cipta Penggugat baik yang diajukan oleh Tergugat I atau Tergugat II

atau pihak-pihak yang lain.

Maka, berdasarkan uraian di atas, apa yang telah dilakukan Tergugat dalam

melakukan kegiatan bisnisnya yang menggunakan logo Asics Tiger milik

Page 49: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

39

Penggugat adalah bertentangan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 ayat 1 yang berbunyi: Hak

Cipta merupakan hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan

prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa

mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Adapun dalam provisinya, Asics Corporation mengajukan permohonan

kepada bapak ketua Pengadilan Niaga Jakarta Pusat c.q Majelis Hakim untuk

memberikan keputusan sebagai berikut:

Pertama, memerintahkan Tergugat untuk menghentikan kegiatan membuat

atau memproduksi, menggunakan, menjual sepatu dengan menggunakan Merek

Asics atau Merek Asics Tiger maupun dengan Merek lainnya sepanjang produk

tersebut menggunakan Hak Cipta Penggugat berupa seni lukis logo Asics Tiger

atau melarang Tergugat untuk menggunakan atau memakai ciptaan seni lukis logo

Asics Tiger atau yang mempunyai persamaan dengan ciptaan seni lukis logo Asics

Tiger milik penggugat.

Memerintahkan kepada Tergugat untuk menarik dari peredaran,

memusnahkan dan menghentikan seluruh kegiatan membuat atau memproduksi,

menggunakan, menjual produk sepatu yang menggunakan atau yang mempunyai

persamaan dengan Hak Cipta Penggugat berupa seni lukis logo Asics Tiger

beserta variasinya.

Adapun dalam pokok perkara, Asics Corporation mengajukan gugatan

rekonpensi kepada Theng Tjhing Djie dan Liong Hian Fa sebagai berikut:

Pertama, perbuatan Tergugat dalam membuat/memproduksi menggunakan,

menjual sepatu dengan menggunakan Merek Asics atau Merek Asics Tiger

maupun dengan Merek lainnya sepanjang produk tersebut menggunakan Hak

Cipta Penggugat berupa seni lukis logo Asics Tiger telah melakukan perbuatan

melanggar hukum dan menimbulkan kerugian Penggugat.

Kedua, Tergugat telah menggunakan tanpa hak, Hak Cipta yang mempunyai

persamaan dengan seni lukis logo Asics Tiger milik Penggugat. Telah

Page 50: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

40

menggunakan tanpa hak, Merek Asics atau Merek Asics Tiger dan logo yang

mempunyai persamaan dengan seni lukis logo Asics Tiger milik penggugat.

Ketiga, memerintahkan Tergugat menghentikan kegiatan

membuat/memproduksi menggunakan, menjual sepatu dengan menggunakan

Merek Asics atau Merek Asics Tiger maupun Merek lainnya sepanjang produk

tersebut menggunakan Hak Cipta Penggugat berupa seni lukis logo Asics Tiger

atau melarang Tergugat untuk menggunkan/ memakai ciptaan seni lukis logo

Asics Tiger atau yang mempunyai persamaan dengan ciptaan seni lukis logo Asics

Tiger milik Penggugat.

Keempat, menyatakan batal dan menolak pendaftaran Merek Asics atau

Merek Asics Tiger di Indonesia atas nama Penggugat/Tergugat sepanjang produk

tersebut menggunakan Hak Cipta Penggugat berupa seni lukis logo Asics Tiger

dan variasinya. Turut memerintahkan Kantor Direktorat Jendral Hak Kekayaan

Intelektual, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI serat Direktorat

Merek untuk tunduk dan taat terhadap putusan perkara.

Kelima, kerugian yang diderita Penggugat akibat perbuatan melawan

hukum yang dilakukan Tergugat yaitu kerugian materiil sebesar Rp.

4.800.000.000,- (empat milyar delapan ratus juta rupiah) serta kerugian

immaterial sebesar Rp. 1.200.000.000,- (satu milyar dua ratus juta rupiah)

Keenam, menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi sebesar Rp.

6.000.000.000,- (enam milyar rupiah) kepada Penggugat secara sekaligus dan

tunai setelah putusan dalam perkara ini mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

Serta membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini.

Terhadap gugatan yang diajukan di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, maka

hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengambil putusan pada tanggal 19

November 2012 yaitu Putusan Nomor 48/HAK

CIPTA/2012/PN.NIAGA.JKT.PST. yang amar putusannya berbunyi :

Dalam Eksepsi :

a. Mengabulkan eksepsi Tergugat I untuk sebagian ;

b. Menyatakan gugatan Penggugat tidak jelas (kabur) ;

Dalam Konpensi :

Page 51: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

41

Menyataakan gugatan Penggugat Konpensi tidak dapat diterima ;

Dalam Rekonpensi :

Menyatakan gugatan Penggugat Rekonpensi tidak dapat diterima ;

Dalam Konpensi-Rekonpensi :

Menghukum Penggugat Konpensi/Tergugat Rekonpensi untuk membayar

biaya yang timbul dalam perkara ini, yang hingga kini diperhitungkan

sebesar Rp. 5.416.000,- (lima juta empat ratus enam belas ribu rupiah) ;

C. Putusan Hakim Mahkamah Agung

Putusan Nomor 189 K/ Pdt/.Sus-HKI (H.C)/2013

Setelah dijatuhkannya putusan Pegadilan Niaga pada Pengadilan Niaga

Jakarta Pusat dalam siding terbuka untuk umum pada tanggal 22 November 2012,

terhadap putusan tersebut penggugat melalui kuasanya berdasarkan Surat Kuasa

Khusus tanggal 27 November 2012 mengajukan permohonan kasasi pada tanggal

6 November 2012 sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Nomor 47

K/HaKI/2012/PN Niaga.Jkt.Pst, jo. Nomor 48/Hak Cipta/PN Niaga.Jkt.Pst., yang

dibuat oleh Panitera Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,

permohonan tersebut diikuti dengan memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan

Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut pada tanggal 19

Desember 2012.

Setelah itu memori kasasi telah disampaikan kepada Termohon pada Kasasi

I dan II masing-masing pada tanggal 2 Januari 2013 dan pada tanggal 28

Desember 2012, kemudian Termohon Kasasi mengajukan jawaban memori kasasi

yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta

Pusat masing-masing pada tanggal 11 Januari 2013.

Atas keberatan-keberatan yang diajukan pleh pemohon kasasi, dalam

memori kasasinya tersebut pada pokoknya adalah:

Page 52: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

42

Pertama, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat secara sumir atau tanpa disertai

dasar yang jelas menyimpulkan bahwa Penggugat dapat dikategorikan sebagai

pencipta dan sebagai pemegang Hak Cipta ciptaan seni lukis logo strip, logo a,

logo strip dan kata Asics/Asics Tiger gabungan dan variasinya apabila Pemohon

Kasasi/Penggugat Konvensi memiliki bukti surat kontraknya dengan F.Lubalin,

desainer grafis Amerika, Jepang Design Centre dan kantor desain Paos di Tokyo,

Jepang sebagai konsultan desainnya.

Kedua, kepemilikan Hak Cipta atas ciptaan-ciptaan dalam perkara a quo

telah diakui oleh negara Jepang sebagai milik dari Pemohon Kasasi/Penggugat

Bern Convention Pasal 3 ayat 1 (b) yang telah diratifikasi Pemerintahan Republik

Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1997 mengatakan

perlindungan Hak Cipta di suatu negara anggota Bern Convention secara simultan

harus diakui oleh negara-negara anggota Bern Convention yang lain. Dengan

demikian, Pemerintah Indonesia harus mengakui kepemilikan Hak Cipta

Penggugat/ Pemohon Kasasi atas ciptaan-ciptaan yang telah diumumkan di

Jepang, dan telah diakui kepemilikannya oleh negara Jepang. Pertimbangan hakim

yang mempersalahakan ada atau tidaknya kontrak tertulis pencipta kepada

pemegang Hak Cipta adalah keliru dan tidak benar.

Ketiga, pertimbangan Pengadilan Jakarta Pusat yang mengharuskan adanya

kontrak tertulis untuk mendapatkan pengakuan kepemilikan di Indonesia ata Hak

Cipta dari suatu ciptaan yang telah diumumkan di negara asal pencipta/ pemegang

Hak Cipta merupakan suatu pelanggaran terhadap perjanjian Bern Convention,

sehingga akan memberikan dampak negative dari dunia Internasional terhadap

penegakan hukum di Indonesia khususnya Hak Cipta. Hal ini akan berakibat pada

keyakinan para investor akan kepastian hukum di Indonesia dan pada akhirnya

mengurangi minat investasi-investasi asing yang ingin berusaha dan membuka

lapangan pekerjaan di Indonesia.

Keempat, seni lukis logo Asics yang dibuat oleh F.Lubalin atas perintah

kantor desain Paos pada tahun 1977 merupakan pesanan Pemohon

Kasasi/Penggugat untuk menyempurnakan seni lukis logo Asics yang diambil dari

kata Asics yang diajukan pendaftarannya sebagai merek pada tahun 1976 di

Page 53: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

43

Jepang oleh Penggugat, sehingga Penggugat dapat dianggat sebagai pencipta dan

sekaligus pemegang Hak Cipta atas kata Asics berdasarkan ketentuan pasal 9

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Kelima, F.Lubalin sebagai desainer grafis Amerika, Jepang Design Centre

dan kantor desain Paos di Tokyo-Jepang, yang disebut dalam Gugatan Pemohon

Kasasi/ Penggugat merupakan bagian dari proses penyempurnaan kata Asics yang

telah dimiliki oleh Pemohon Kasasi/ Penggugat sebelumnya, di mana pada tahun

1992 seni lukis logo “a” gabungan dengan Asics digunakan dan dipublikasikan

pertama kali oleh Pemohon Kasasi/ Penggugat.

Keenam, berdasarkan uraian Pemohon Kasasi mengenai F.Lubalin dan

kantor desain Paos dalam gugatan, jelas bahwa Pemohon Kasasi tidak perlu

membuktikan adanya kontrak antara Pemohon Kasasi dengan F.Lubalin muapun

kantor desain Paos, keputusan pengadilan mempunyai pendapat yang berbeda,

seharusnya mempertimbangkan bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/

Penggugat dalam persidangan yang notabene telah membuktikan adanya

pengumuman lebih dahulu ciptaan-ciptaan dalam perkara a quo oleh Pemohon

Kasasi/ Penggugat antara lain:

a) Surat kabar, katalog, jurnal dan majalah yang terbit sejak tahun 1970

yang berisikan artikel Asics Corporation (Pemohon Kasasi) yang

memaparkan seni lukis logo strip, logo a, logo strip dan kata Asics/ Asics

Tiger gabungan dan variasinya (vide bukti P-2, P-3,P-4, dan P-5).

b) Kutipan buku dari kantor desain Paos tahun 1989 yang menuliskan

tentang pendirian Asics Corporation dan proses penciptaan seni lukis

logo strip, logo a, logo strip, dan kata Asics/ Asics Tiger gabungan

variasi-variasinya (vide bukti P-17).

c) Surat-surat Pemberitahuan Merek Dagang Terdaftar milik Pemohon

Kasasi yang dikeluarkan sejak tahun 1972 do negara Jepang maupun

negara-negara lainnya untuk seni lukis logo strip, logo a, logo strip dan

kata Asics/ Asics Tiger gabungan dan variasi-variasinya yang diajukan

oleh Pemohon Kasasi sebagai bukti dalam persidangan dengan tanda

bukti P-27.a s.d P-27.v.

Page 54: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

44

Ketujuh, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat telah mengabaikan bukti dari

Termohon Kasasi I/ Tergugat I sendiri yaitu bukti T-1.15 s/d bukti T-1.17, yang

mana dalam bukti tersebut telah tercatat keterangan saksi-saksi sebagai berikut:

i. Termohon Kasasi II/ Tergugat II (Liong Hian Fa) sebagai saksi yang

memberi keterangan dimuka pengadilan bahwa Termohon Kasasi II/

Tergugat II mengetahui asal-usul ciptaan Asics Tiger dan logo adalah

berasal dari Jepang sejak tahun 1970 dan bahwa Termohon Kasasi II/

Tergugat II mengajukan pendaftaran ciptaan tersebut semata-mata untuk

mencegah gugatan saja dari pihak lain.

ii. Saudara Harry Susanto dan saudara Setyadi Budhiarto yang telah

mengakui secara tegas bahwa Asics Tiger adalah milik orang Jepang

sejak tahun 1970 dan bahkan pernah menjadi pemegang lisensi dari

perusahaan Pemohon Kasasi/Penggugat di Indonesia.

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengabaikan fakta bahwa telah ada

pengakuan dari pencipta sendiri ( Termohon Kasasi II/ Tergugat II ) atas ciptaan-

ciptaan yang diajukan pembatalannya bahwa ciptaan-ciptaan tersebut bukan

ciptaan orisinil dari Termohon II/ Tergugat II, melainkan ciptaan dari Pemohon

Kasasi/Penggugat.

Terlepas dari alasan-alasan kasasi tersebut dengan tidak perlu

mempertimbangkan alas an-alasan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi

menurut Mahkamah Agung, Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta

Pusat telah menerapkan hukum dalam Putusan halaman 57 paragraf 2 dan 3

Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat menyatakan bahwa gugatan Penggugat

dalam perkara ini, telah melakukan kumulasi yang melanggar Hukum Acara

Perdata, Penggugat telah mencampuradukan antara Merek dengan Hak Cipta atas

objek perkara mengenai pembatalan Hak Cipta seni lukis logo milik Tergugat I,

tidak dapat disatukan dalam satu gugatan karena peristiwa hukum dan dsar

hukumnya berbeda.

Page 55: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

45

Pemohon Kasasi/ Penggugat tidak pernah mencampuradukkan antara

Merek dengan Hak Cipta atas objek perkaranya. Dalam posita Pemohon Kasasi

jelas diuraikan kapan dan bagaimana objek perkara tersebut pertama kali

diciptakan, disempurnakan dan pada akhirnya digunakan dan dipublikasikan

sehingga mendukung Petitum Pemohon Kasasi dalam gugatan yang meminta

pendaftaran Hak Cipta Termohon.

Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut, Mahkamah

Agung berpendapat:

Keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena setelah meneliti

secara seksama memori kasasi tanggal 19 Desember 2012 dan kontra memori

kasasi tanggal 11 Januari 2013 dihubungkan dengan pertimbangan Judex Facti,

dalam hal ini Pengadilan Niaga pada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat tidak salah

menerapkan hukum dengan pertimbangan tersebut.

Bahwa setelah meneliti isi surat gugatan Penggugat terutama pada halaman

4, 5, 7, 10, 11 dan 12 benar Penggugat telah mencampuradukkan gugatan masalah

Hak Cipta dengan Merek sehingga melanggar tata tertib beracara, dengan

demikian gugatan yang diajukan oleh Penggugat menjadi kabur.Bahwa disamping

itu hubungan hukum yang menyebabkan Penggugat mempunyai legal standing

untuk mengajukan gugatan ini menjadi tidak tegas dari pencipta atau pemakai Hak

Cipta hal inipun menjadikan gugatan menjadi catat formil.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata

bahwa Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam

perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, sehingga

permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi Asics Corporation

tersebut harus ditolak.

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi

ditolak, Pemohon Kasasi harus dihukum untuk membayar biaya perkara dalam

tingkat kasus ini;

Page 56: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

46

Memperhatikan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta,

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-

Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua

dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-

undangan lain yang bersangkutan.

Atas dasar-dasar pertimbangan di atas maka para hakim Mahkamah Agung

mengadili untuk menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : Asics

Corporation tersebut dan menghukum Pemohon Kasasi/ Penggugat untuk

membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi.

Page 57: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

47

BAB IV

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG HAK

CIPTA LOGO SEPATU ASICS TIGER

A. Perlindungan Hukum Hak Cipta

Sifat lain yang juga mirip dalam berbagai hak dari Hak Kekayaan

Intelektual adalah citra dari arti ciptaan atau penemuan dan produksi. Ciptaan atau

penemuan atau produksi merupakan hasil yang muncul setelah sebuah gagasan

dijewantahkan kedalam objek tertentu. Objek ini mengandung Hak Kekayaan

Intelektual. Dengan kata lain “ tindakan menciptakan terjadi pada ssaat individu

tertentu melaksanakan usaha mentalnya untuk merubah bahan mentah” (the act of

creation occurs when an individual excercises their mental labour to manipulate

raw material).

Makna dari penciptaan atau penemuan atau produksi memiliki kaitan erat

dengan system pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual dan penegakan Hak

Kekayaan Intelektual. Rejim pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual terdiri dari the

first to file system, the first to use system dan sebuah sistem campuran dari dua

system yang ada. Sebuah hak lahir setelah karya cipta atau hasil penemuan lahir

menjadi kenyataan. Karya tertentu menjadi kenyataan setelah mencapai kesatuan

yang utuh yang dapat diperbanyak. Arti dari pemahaman seperti ini adalah bahwa

perlindungan hukum terhadap Hak Kekayaan Intelektual bias diperoleh setelah

sebuah karya telah menjadi kenyataan. Dengan kata lain, gagasan di dalam bisa

memperoleh perlindungan Hak Kekayaan Intelektual sebab itu belum menjadi

karya atau hasil.1

Menurut David Bainbridge justifikasi perlindungan Hak Kekayaan

Intelektual dapat digambarkan dengan ungkapan sederhana. Intinya setiap orang

1 Syopiansyah Jaya Putra dan Yusuf Durachman, Etika Bisnis dan Hak Kekayaan

Intelektual, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 126.

Page 58: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

48

harus diakui dan berhak memiliki apa yang dihasilkannya. Bila hak itu diambil

darinya, ia tak lebih dari seorang budak. Ungkapan ini menjadi semakin penting

mengingat dalam perspektif Hak Kekayaan Intelektual apa yang dihasilkan

sepenuhnya berasal dari otak atau kemampuan intelektual manusia. Selanjutnya

perlu pula dicatat rasionalitas lain yang lebih bersifat pragmatik. Rasionalitas ini

bertumpu pada prinsip bahwa perlindungan diperlukan untuk menjaga tatanan

perekonomian pada khususnya dan kehidupan sosial pada umumnya. 2

Perlindungan hukum terhadap Hak Cipta dimaksudkan untuk mendorong

individu-individu di dalam masyarkat yang memiliki kemampuan intelektual dan

kreativitas agar lebih bersemangat menciptakan sebanyak mungkin karya cipta

yang berguna bagi masyarakat.3 Dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002

tentang Hak Cipta pada dasarnya dimaksudkan untuk memberikan rasa aman bagi

pencipta atau pihak-pihak lain yang menjadi pemegang Hak Cipta khususnya

dikalangan industri. Sehingga bagi para pencipta dapat menikmati hasil dari

ciptaannya yang menghasilkan nilai ekonomi di kalangan masyarakat.

Kenyataannya menunjukkan bahwa hingga saat ini berbagai pelanggaran hukum

atas karya cipta seperti peniruan, pembajakan, penjiplakan maupun perbuatan

curang lainnya masihg sering terjadi di tengah-tengah masyarakat.Kondisi ini

dipicu oleh mahalnya produk-produk karya cipta yang asli, sehingga sulit

terjangkau bagi kalangan masyarakat Indonesia.4

Tata cara perolehan Hak Cipta pada prinsipnya dapat diperoleh ketika

ciptaan tersebut diwujudkan. Hal ini berbeda dengan karya intelektual lainnya yang

mempersyaratkan dalam perolehan haknya melalui proses pendaftaran. Pada

dasarnya hak cipta dapat didaftarkan. Namum, fungsi pendaftaran hanya sebagai

alat bukti bahwa pencipta berhak atas Hak Cipta. Pendaftaran ini akan memberikan

2 Henry Soelistyo, Hak Cipta Tanpa Hak Moral, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 21-22.

3 Iswi Hariani, Prosedur Mengurus HAKI Yang Benar, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia,

2010), h. 46.

4 Zae, “Open Source, Indonesia Go Open source (IGOS), dan Penghormatan HKI” 2005.

Hukumonline, 25 Juli 2005. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2018.

Page 59: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

49

manfaat yaitu pendaftartetap dianggap sebagai pencipta sampai ada pihak lain yang

dapat membuktikan sebaliknya di pengadilan. Pendaftar (pendaftar Hak Cipta)

menikmati perlindungan hukum sampai adanya keputusan hakim yang berkekuatan

hukum tetap yang menyatakan bahwa pihak lain ( bukan pendaftar) yang menjadi

pencipta.5

B. Bentuk-Bentuk Perlindungan Hukum

Perlindungan hukum dalam konteks Hukum Administrasi Negara

merupakan gambaran dari bekerjanya fungsi hukum untuk mewujudkan tujuaan-

tujuan hukum, yakni keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum. Perlindungan

hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada subyek hukum sesuai

dengan aturan hukum, baik itu bersifat preventif (pencegahan) maupun dalam

bentuk yang bersifat represif (pemaksaan), baik secara tertulis maupun tidak tertulis

dalam rangka menegakkan peraturan hukum. Bentuk perlindungan hukum bagi

rakyat meliputi dua hal yaitu sebagai berikut:

a. Perlindungan hukum preventif, yaitu bentik perlindungan hukum di mana

kepada rakyat diberi kesempatan untuk mengaukan keberatan atau pendapat

sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk yang definitive.

b. Perlindungan hukum represif yaitu bentuk perlindungan hukum di mana lebih

ditujukan dalam penyelesaian sengketa.6

Perlindungan hukum yang diberikan bagi raksyat Indonesia merupakan

implementasi atas prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap harkat dan

martabat manusia yang bersumber pada Pancasila dan prinsip negara hukum

berdasarkan Pancasila. Setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari hukum.

Hampir seluruh hubungan hukum harus mendapat perlindungan dari hukum. Oleh

karena itu terdapat banyak macam perlindungan dari hukum, beberapa diantaranya

yang cukup popular dan telah akrab ditelinga kita seperti perlindungan hukum Hak

5 Abdul Rasyid Saliman, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan, (Jakarta: Kencana, 2005), h.

175. 6 Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum, Bandung, (Citra Aditya Bakti, 2009), h. 38-

41.

Page 60: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

50

Cipta yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

dan saat ini menjadi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

C. Perlindungan Hak Cipta Logo Garis

1. Ciptaan Yang Di Lindungi Oleh Undang-Undang

Mengikuti konsepsi pengaturaan Konvensi Bern, Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta menegaskan bahwa ciptaan adalah

setiap karya pencipta yang menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu

pengetahuan, seni, atau sastra. Sejauh menyangkut kriteria keaslian, hal itu

telah dibahas dalam konsepsi orisinnalitas. Perlu diulas kembali lingkup

ciptaan yang dilindungi Hak Cipta yang menjangkau ketiga bidang ciptaan

tersebut.

Dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002, jenis-jenis ciptaan yang

dilindungi diuraikan secara kategoris dalam Pasal 12 Ayat (1) yang meliputi:

a) buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang

diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain;

b) ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan lain yang sejenis dengan itu;

c) alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu

pengetahuan;

d) lagu atau musik dengan atau tanpa teks;

e) drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;

f) seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni

kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;

g) arsitektur;

h) peta;

i) seni batik;

j) fotografi;

k) sinematografi;

l) terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari

hasil pengalihwujudan.

Page 61: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

51

Rincian jenis-jenis ciptaan ini pada dasarnya tidak exhaustive yang

berarti di luar yang telah secara eksplisit tercantum, dapat saja ditambahkan

dengan jenis ciptaan yang lainnya sepanjang ciptaan ini memang merupakan

karya ilmu pengetahuan, karya seni dan sastra.7

Dalam Undang-Undang Hak Cipta juga disertakan pengertian dan

penjelasan dari berbagai jenis ciptaan yang telah disebutkan diatas antara lain

sebagai berikut:

1) Susunan perwajahan karya tulis atau typhographical arrangement yaitu

aspek seni atau estetika pada susunan dan bentuk penulisan karya tulis. Hal

ini antara lain mencakup format hiasan, warna dan susunan atau tata letak

huruf yang secara keseluruhan menampilkan wujudu yang khas.

2) Ciptaan lain yang sejenis, yaitu ciptaan-ciptaan yang belum disebutkan

tetapi dapat disamakan dengan ciptaan seperti ceramah, kuliah dan pidato.

3) Alat peraga adalah ciptaan yang berbentuk dua ataupun tiga dimensi yang

berkaitan dengan geografi, topografi, arsitektur, biologi atau ilmu

pengetahuan lainnya.

4) Lagu dan music diartikan sebagai karya yang bersifat utuh, sekalipun

terdiri atas unsur lagu atau melodi; syair atau lirik, dan aransemennya,

termasuk intonasi.

5) Gambar, antara lain meliputi: motif, diagram, sketsa, logo dan bentuk

huruf indah, di mana gambar tersebut dibuat bukan untuk tujuan desain

industri. Kolase diartikan sebagai komposisi artistik yang dibuat dari

berbagai bahan misalnya dari kain, kertas dan kayu) yang ditempelkan

pada permukaan gambar.

6) Arsitektur, anatar lain meliputi: seni gambar bangunan dan seni gambar

miniature dan seni gambar market bangunan.

7 Henry Soelistyo, Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika, (Yogyakarta: Kanisius,

2011), h. 68.

Page 62: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

52

7) Peta adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan/atau buatan

manusia yang berada di atas maupun di bawah permukaan bumi yang

digambarkan pada suatu bidang datar dengan sketsa tertentu.

8) Batik yang dibuat secara konvensional dilindungi dalam Undang-Undang

ini sebagai bentuk ciptaan tersendiri. Karya-karya tersebut memperoleh

perlindungan karena mempunyai nilai seni, baik pada ciptaan motif,

gambar, maupun komposisi warnanya. Pengertian seni batik juga

diterapkan pada karya tradisional lainnya yang merupakan kekayaan

bangsa Indonesia yang terdapat diberbagai daerah, seperti seni songket,

ikat dan lain-lain yang dewasa ini terus dikembangkan.

9) Karya sinematografi yaitu ciptaan yang merupakan media komunikasi

masa gambar bergerak (moving images) antara lain film documenter, film

iklan, reportase, atau film cerita yang dibuat dengan scenario, dan film

kartun. Karya ini dibuat dalam pita seluloid, pita video, piringan video,

cakram optik, dan/atau ,media lain yang memungkinkan untuk

dipertunjukkan dibioskop, dilayar lebar, ditayangkan ditelevisi, atau media

lainnya

10) Bunga rampai, meliputi ciptaan dalam bentuk buku yang berisi kumpulan

berbagai karya tulis pilihan, himpunan lagu-lagu pilihan yang direkam

dalam satu kaset, cakram optic atau media lainnya, serta komposisi dari

berbagai karya pilihan.

11) Database diartikan sebagai kompilasi data dalam bentuk apapun yang

dapat dibaca oleh mesin (komputer) atau dalam bentuk lain, di mana

karena alas an pemilihan atau pengaturan atas isi data itu merupakan kreasi

intelektual. Perlindungan terhadap database diberikan dengan tidak

mengurangi hak pencipta lain yang ciptaannya dimasukkan dalam

database tersebut.

12) Pengalihwujudan adalah perubahan bentuk, misalnya dari bentuk patung

menjadi lukisan, cerita roman menjadi drama, atau film dan lain-lain.

Banyak terjadi pelanggaran dan pembajakan Hak Cipta di Indonesia.

Guna mendapatkan perlindungan hukum dan kepastian hukum sebaiknya

Page 63: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

53

didaftarkan hasil karya cipta di Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual

sehingga negara mempunyai data yang lengkap setiap pemohon Hak Cipta

yang telah mendaftarkan suatu karya ciptaan asli atau yang pertama kali

menciptakan suatu karya ciptaan.8

2. Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Logo Garis

Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI) merupakan

lemabaga yang ditugaskan untuk memberikan perlindungan terhadap Hak

Kekayaan Intelektual seperti Hak Cipta logo. Tugas untuk melindungi Hak

Kekayaan Intelektual tersebut lahir karena Ditjen Hak Kekayaan Intelektual

merupakan lembaga yang memberikan legitimasi terhadap pendaftaran Hak

Cipta logo. 9

Pencipta dari suatu logo bisa mendapatkan perlindungan atas ciptaannya

dengan cara mendaftarkan ciptaannya tersebut. Hak Cipta logo merupakan

hasil kreatifitas yang mengandung nilai komersil karena bisa digunakan dalam

dunia usaha. Berdasarkan hal tersebut maka HKI harus melindungi Hak Cipta

logo tersebut terutama perlindungan penjiplakan dari para competitor bisnis

yang lainnya.

Ciptaan berupa logo tidak dapat dicatatkan dalam pengatura tersebut, tentu

mengancam perlindungan pemegang Hak Cipta logo dan pembuktiannya yang

sulit. Ketentuan tersebut tidak sesuai dengan fenomena yang banyak terjadi di

masyarakat, di mana terdapat banyak kasus penjiplakan atau tiruan Hak Cipta

logo yang dapat di jadikan bisnis.

Logo dimasukkan dalam kualifikasi ciptaan, akan tetapi tidak dapat

didaftarkan di Kemenkumham. Pengaturan tersebut mereduksi perlindungan

huku bagi pemegang Hak Cipta Logo karena tidak ada pencatatan terkait siapa

pemegang Hak Cipta logo pertama. Tidak tercatatnya logo tersebut tetntu

8 Syarifuddin, Perjanjian Lisensi Dan Pendaftaran Hak Cipta, (Jakarta: P.T. Alumni,

cetakan ke-1, 2013), h. 165.

9 Surianto Ruslan, Mendesain Logo, (Jakarta: Garmedia Pustaka, 2009), h. 40.

Page 64: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

54

mempunyai akibat hukum kesulitaan penentuan siapa yang berhak atas ciptaan

logo tersebut.

Jika melihat ketentuan dalam bagian konsideran terlihat jelas bahwa

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta disusun untuk

merespon perkembangan ilmu pengetahuan dan menjawab tantangan

teknologi, seni dan sastra. Bagian konsideran tersebut secara jelas

menyebutkan bahwa Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak

Cipta sudajh tidak lagi relevan dengan kondisi sekarang ini, terutama yang

berkaitan dengan perkembangan teknologi informasi. Oleh sebab itu, penting

untuk diadakan perubahan sehingga terdapat relevansi dengan perkembangan

jaman saat ini.

Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta masih menimbulkan beberapa permaasalahan yuridis. Satu

sisi, Pasal 1 ayat (1) Undang Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

yang berbunyi Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara

otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan

dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Hak Cipta merupakan hak bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta atas

ciptaannya. Pasal 1 ayat (2), (3) dan (4) Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2014 tentang Hak Cipta menjelaskan pengertian Hak Cipta. Terdapat

perbedaan antara pencipta dengan pemegang Hak Cipta. Jika pencipta adalah

pembuat logo, maka pemegang Hak Cipta belum tentu pencipta logo tersebut,

melainkan bisa pihak lain yang menggunakan jasa pencipta tersebut untuk

membuatkan logo tertentu. Hal seperti ini biasa terjadi di berbagai perusahan-

perusahan.

Suatu ciptaan dalam berbagai bidang pada prinsipnya mendapatkan

perlindungan dalam ruang lingkup Hak Kekayaan Intelektual. Pasal 40

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta mengatur terkait

dengan bidang-bidang ciptaan yang dilindungi. Pasal 40 ayat (1) huruf (f)

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 menentukan bahwa ciptaan yang

Page 65: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

55

dilindungi salah satunya adalah gambar. Gambar tersebut kemudian dijelaskan

dalam penjelasan Pasal 40 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang

Hak Cipta. Berdasarkan ketentuan terssebut, jelas bahwa logo termasuk

kedalam ciptaan yang dilindungi oleh Hak Cipta dalam hukum Indonesia.10

Meskipun Hak Cipta logo termasuk dalam ciptaan yang dilindungi, akan

tetapi Hak Cipta logo termasuk dalam kualifikasi Hak Cipta yang tidak dapat

dicatatkan untuk mendapatkan surat pencatatan atau surat pendaftaran ciptaan

maupun petikan resmi. Hal tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 65

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Tidak jelas tujuan

dari pengaturan dalam Pasal 65 tersebut dalam bagian penjelasan tidak

dijelaskan terkait Pasal tersebut melainkan hanya terdapat keterangan “cukup

jelas”. Tidak ada penjelasn kenapa logo atau tanda pembeda yang digunakan

sebagai lambing organisasi, badan usaha atau badan hukum tidak dapat

dilakukan pencatatan. Hal tersebut tentu menimbulkan berbagai potensi

permasalahan yang akan terjadi.

Permasalah yuridisnya adalah pada satu sisi, logo diakui sebagai ciptaan

yang dilindungi, akan tetapi pada lain sisi logo tidak dapat dicatatkan.

Perlindungan seperti apa yang diberikan jika logo yang ada tidak didaftarkan.

Hal ini tentu menimbulkan kerancuan dan akibat hukum yaitu logo yang ada

akan mudah dijiplak atau diplagiasi dan membutukan pembuktian yang sulit

mengenai siapa pencipta logo yang sebenarnya karena tidak tercatat.

Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak

Cipta, maka logo tidak bisa didaftarkan atau dicatatkan. Hal tersebut berakibat

terhadap keberadaan pencipta atau pemegang logo tidak mempunyai bukti

sebagai pemegang Hak Cipta. Beberapa pemegang atau pemilik Hak Cipta logo

mendaftarkan logonya kepada Direktorat Merek. Pendaftaran kepada

Direktorat Merek tersebut dilakukan untuk produksi perdagangan dan jasa. Hal

tersebut merupakan penyimpangan karena logo termasuk dalam ranah Hak

Cipta bukan Hak Merek.

10 Direktorat Hak Kekayaan Intelektual, http://www.dgip.go.id diakses pada tanggal 27

Oktober 2018.

Page 66: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

56

Sejak adanya penagturan tentang Hak Cipta beberapa abad yang lalu, Hak

Cipta sudah menjadi bagian dari industri kreatif terhadap orang-orang yang

mempunyai kreatifitas di bidang seni maupun dibidang lainnya yang tidak

ingin karya seninya dibajak, ditiru, atau diplagiasi orang lain untuk

kepentingan diri sendiri yang dapat menghasilkan pundi-pundi uang dan

merugikan kepada penciptanya. Upaya untuk melindungi Hak cipta terebut

adalah untuk menghindari dari duplikasi pihak lain yang tidak

bertanggungjawab.

Hal terjadi dalam banyak kasus, seperti yang diputus dalam Putusan

Mahkamah Agung Nomor 189 K/ Pdt/.Sus-HKI (H.C)/2013, di mana Asics

Corporation selaku pemilik sah atas Hak Cipta “Seni Lukis Logo” yang telah

di publikasikan sejak tahun 1966 yang menjadi ciri kas dari perusahaan

tersebut. Akan tetapi, Theng Tjing Djie sebagai pemilik sah Hak Cipta dan

Liong Hian Fa sebagai pencipta logo. Logo yang di gunakan atau

dipublikasikan ke masyarakat sama persis dengan desain logo Asics Tiger

terutama dari segi komposisi garis dan konfigurasinya.

Logo Asics yang diduplikasi sangat mirip secara substansial dengan Hak

Cipta yang dimiliki oleh Asics Corporation sehingga dapat dikatakan bahwa

Hak Cipta tersebut di duplikasi secara langsung oleh Lion Hian Fa sebagai

pencipta dan Theng Tjhing Djie sebagai pemilik Hak Cipta, ciptaan tersebut

bukanlah ciptaan yang orisinil karena bukan berasal dari hasil karya buah pikir

Lion Hian Fa, hal mana yang bertentangan dengan pasal 1 butir 3 jo pasal 37

ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang

menyatakan bahwa Ciptaan adalah hasil setiap karya cipta yang menunjukkan

keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni atau sastra (Pasal 1 butir

3). Serta menurut Pasal 37 ayat (1) yang menyatakan bahwa Pendaftaran

ciptaan dalam daftar umum ciptaan dilakukan atas permohonan yang diajukan

oleh pencipta atau pemegang Hak Cipta atau kuasanya.

Seni lukis logo Asics Tiger tersebut saat ini digunakan dalam logo sepatu

yang di produksi oleh Asics Corporation. Seni lukis logo tersebut merupakan

ciri kas dari perusahan yang telah berdiri sejak tahun 1949 yang terkenal di

Page 67: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

57

berbagai negara seperti Amerika Serikat, Canada Berasil, Negara-negara

Eropa, Australia, China, Hongkong, Taiwan dsb. Seni lukis logo Asics

memiliki karya seni yang simple dan mudah diingat oleh kalangan masyarkat.

Beberapa jenis seni lukis logo Asics serta variasinya adalah sebagai berikut:

D. Analisis Peneliti

Dalam putusan Mahkamah Agung Nomor 189 K/ Pdt/.Sus-HKI (H.C)/2013

yang pada intinya menolak permohonan kasasi oleh Asics Corporation asal Jepang

tersebut berlandasan pada publikasi dari apa yang menjadi objek sengata (seni lukis

logo strip, logo a dan variasinya). Publikasi yang dilakukan oleh Asics Corporation

dilaukan pada event Olympiade Mexico di tahun 1968 yang digunakan oleh para

atlit dalam event tersebut mengandung seni lukis logo strip ini.

Asics Corporation telah mempublikasikan pertama kali dalam katalog produk

dan mendaftarkan berbagai seni lukis logo strip beserta variasinya sebagai desain

dan merek diberbagai negara termasuk Indonesia pada tahun 1966. Sebagaimana

diatur dalam Pasal 9 Undang-Undang Nomor 19 Thun 2002 Tentang Hak Cipta

yang menyatakan bahwa jika suatu badan hukum mengumumkan bahwa ciptaan

berasal daripadanya dengan tidak menyebut seseorang sebagai penciptanya, badan

hukum tersebut dianggap sebagai penciptanya. Jika dicermati lebih dalam lagi pasal

35 ayat (4) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta, yang

menyebutkan bahwa ketentuan pendaftaran ciptaan tidak merupakan kewajiban

untuk mendapatkan Hak Cipta, maka perlindungan hukum terhadap Hak Cipta

mutlak diberikan kepada seseorang yang berhak mendapatkannya, karena pada

dasarnyan perlindungan Hak Cipta timbul secara otomatis (Automatically

Page 68: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

58

Protection) sejak ciptaan tersebut diwujudkan dalam bentuk nyata, tanpa harus

melalui prosedur pendaftaran.

Pendaftaran ciptaan bukan merupakan suatu keharusan bagi pencipta atau

pemegang Hak Cipta, dan timbulnya perlindungan Hak Cipta suatu ciptaan dimulai

sejak ciptaan itu ada dan atau terwujud dan bukan karena pendaftaran. Hal ini

berarti suatu ciptaan baik yang terdaftar maupun yang tidak terdaftar tetap

dilindungi. Namun demikian, surat pendaftaran ciptaan dapat dijadikan sebagai alat

bukti awal di pengadilan apabila timbul sengketa di kemudian hari terhadap ciptaan.

Hak yang sangat berkaitan dengan Hak Cipta adalah hak moral dan ekonomi

yang melekat secara pribadi pada pencipta suatu Hak Cipta. Salah satu dari hak

moral adalah tetap mencantumkan nama pencipta atau sebaliknya dalam publik,

pencipta bebas untuk merubah dan mengganti ciptaannya dalam bentuk yang lebih

sempurna dan lain sebagainya. Hal tersebut diatur dalam pasal 5 Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.

Menurut ketentuan penjelasan Pasal 5 Ayat (2) Undang-Undang Hak Cipta

Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta bahwa pada prinsipnya Hak Cipta

diperoleh bukan karena pendaftaran tetapi dalam hal terjadi sengketa di pengadilan

mengenai ciptaannya yang terdaftar dan yang tidak terdaftar sebagaimana dimaksud

pada ketentuan Ayat (1) huruf a dan b serta apabila pihak-pihak yang

berkepentingan dapat membuktikan kebenaran dan hakim dapat menentukan

pencipta yang sebenarnya berdasarkan pembuktian tersebut.

Dalam kasus ini Pemggugat sangat keberatan dan dirugikan dengan

pendaftaran Hak Cipta nomor 012405, 012406, 015299 dan 018085 yang telah

terdaftar atas nama pencipta. Jelas bahwa Penggugat adalah pencipta dan/atau

pemegang Hak Cipta atas seni lukis logo maupun variasi-variasinya berdasarkan

pola pikir dari pencipta, kreatifitas dan seni dari para penciptanya sehingga

terciptalah lukisan dan logo yang unik dan mempunyai karakteristik tertentu.

Bahwa pada dasarnya perlindungan terhadap ciptaan hanya diberikan kepada

pihak yang pertama kali mengumumkan ciptaannya kepada masyarkat, baik yang

diumumkan dalam bentuk penjualan dan peredaran ciptaan atau barang yang

didalamnya mengandung ciptaan maupun dalam bentuk pengumuman melalui

Page 69: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

59

media massa dan atau bentuk-bentuk pengumuman lainnya kepada masyarakat luas

sehingga ciptaan tersebut dapat dilihat, dibaca dan didengar.

Penggugat sebagai pencipta atas seni-seni lukis logo strip memiliki hak moral

yang harus dilindungi berupa hak untuk dicantumkan Namanya (hak distribusi),

hak untuk diminta ijinnya dari berbagai bentuk perubahan (hak integritas) atas seni-

seni lukis strip. Sebagaimana telah di atur dalam Pasal 24 Undang-Undang Nomor

19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta.

Penggugat sebagai pemegang Hak Cipta dan seni-seni lukis logo yang

diperlihatkan beserta variasinya, memiliki hak eksklusif atas ciptaan-ciptaan

tersebut dan oleh karenanya berhak menggunakan sendiri, memberikan ijin dan

bahkan melarang pihak-pihak lain yang tanpa seijinnya mengumumkan atau

memperbanyak ciptaan-ciptaan tersebut dalam berbagai cara dan media,

sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Unang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang

Hak Cipta.

Beberapa alasan Tergugat yang keberatan atas gugatan yang diajukan oleh

Penggugat yaitu bahwa dengan terdaftarnya ciptaan logo atas nama Tergugat II,

maka Tergugat II secara hukum dapat dianggap sebagai pencipta atau pemegang

Hak Cipta yang mempunyai hak ekslusif untuk mengumumkan, memperbanyak

atau memberi izin atas ciptaan.

i. Bahwa unsur-unsur yang menjadi indicator atau syarat formal diajukan sebagai

gugatan pembatalan pendaftaraan ciptaan yaitu :

ii. Bahwa Penggugat harus membuktikan terlebih dahulu sebagai pihak yang

dikategorikan sebagai pencipta atau pemegang Hak Cipta yang sebenarnya

iii. Bahwa Penggugat dapat menjelaskan dan membuktikan secara factual kapan

pertama kali ciptaan tersebut diumumkan atau dipublikasikan.

iv. Bahwa Penggugat harus membuktikan bagaimana ciptaan tersebut dibuat atau

diciptakan.

Bahwa untuk menentukan siapa pencipta atau pemegang Hak Cipta yang

sebenarnya atas suatu pencipta maka dikatakan sebagai pencipta yaitu seseorang

atau beberapa orang secara Bersama-sama yang atas inspirasinya melahirkan suatu

ciptaan berdasarkan kemampuan, pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau

Page 70: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

60

keahlian yang dituangkan kedalam bentuk yang kas atau bersifat pribadi, sedangkan

pemegang Hak Cipta adalah pencipta sebagai pemilik Hak Cipta, atau pihak yang

menerima hak tersebut dari pencipta, atau pihak lain menerima lebih lanjut dari

pihak yang menerima hak tersebut.

Bahwa dengan demikian berdasarkan ketentuan tersebut, Penggugat memiliki

kewajiban untuk membuktikan secara factual tentang kapan dan di mana ciptaan

tersebut diciptakan, sehingga memenuhi syarat formal untuk mengajukan gugatan

sebagai pihak yang berhak atas suatu ciptaan.

Pendapat peneliti mengenai kasus sengketa logo Asics Tiger menimbulkan

pro dan kontra sehingga banyak pandangan mengenai Hak Cipta. Bahwa

pendaftaran ciptaan bukan keharusan bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk

mendapatkan perlindungan hukum. Pemerintah Indonesia sebagai negara yang

telah meratifikasi Perjanjian TRIPS melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984

dan juga Berne Convention for the Protection of Artistic and Literary Works

melalui Keppres Nomor 18 Tahun 1997 dan World Intelectual Property

Organization Copyrights Treaty melalui Keppres Nomor 19 Tahun 1997 harus

mengakui dan memberikan perlindungan bagi ciptaan-ciptaan baik yang terdaftar

maupun tidak terdaftar, sebagaimana diatur dalam Pasal 35 ayat (4) Undang-

Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Dalam putusan kasasi pihkak Tergugat II memberi keterangann di muka

pengadilan bahwa Tergugat II mengetahui asal-usul ciptaan logo Asics Tiger dan

logo variasi-variasinya berasal dari Jepang sejak tahun 1970 dan bahwa Tergugat

II mengajukan pendaftaran ciptaan tersebut semata-mata untuk mencegah gugatan

dari pihak lainnya agar seni lukis logo tersebut tidak dijiplak oleh orang lain. Harry

Susanto dan Setyadi Budhiarto yang telah mengakui secara tegas bahwa Asics Tiger

adalah milik Jepang sejak tahun 1970 dan bahkan pernah menjadi pemegang lisensi

dari perusahaan Penggugat di Indonesia.

Putusan Hakim pada kasus tersebut tidak cermat dalam pertimbangan

hukumnya karena telah mengabaikan bukti-bukti Tergugat yang tidak satupun

Page 71: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

61

dapat membuktikan bahwa Tergugat telah mengumumkan ciptaannya sebelum

Penggugat. Bukti-bukti Tergugat hanya menunjukkan surat pencatatn Hak Cipta

nomor 012405, 012406, 015299 dan 018085 yang diajukan paling awal sejak

taahun 1994 dan dalam surat tersebut dinyatakan ciptaan-ciptaan tersebut

diumumkan di Indonesia paling awal sejak tahun 1983. Tidak ada satupun bukti

mengenai pengumuman Hak Cipta dalam perkara ini. Penggugat yang dapat

dibuktikan dengan bukti-bukti Penggugat yang dapat ditelusuri sejak tahun 1976.

Pada kasus tersebut sudah dijelaskan dalam Al Quran surat An Nisa ayat 29

yang berbunyi:

Artinya: “wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta kamu

di antara kamu dengan jalan yang bathil kecuali dengan jalan perniagaan yang

berdasarkan kerelaan di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh diri kamu,

sesungguhnya Allah Maha Penyayang Kepadamu.”

Yang dimaksud “makan” disini adalah segala bentuk tindakan, baik

mengambil atau menguasai sesuatu yang bukan miliknya. Ayat tersebut telah

menjelaskan bahwa Hak Cipta merupakan hasil pola pikir manusia berbentuk

desain gambar atau logo yang dapat dilihat oleh banyak orang dan dipatenkan oleh

Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Hasil karya tersebut tidak dapat

ditiru atau dijiplak oleh orang lain tanpa ijin pencipta logo.

Page 72: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil yang telah dipaparkan oleh peneliti maka kesimpulan

yang dapat diambil oleh peneliti adalah :

1. Logo merupakan salah satu karya seni yang termasuk dalam ruang

lingkup Hak Cipta yang harus dilindungi. Perlindungan hukum

terhadap pemegang Hak Cipta logo terdapat pada Pasal 40 Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta bahwa semua ciptaan

dalam berbagai bidaang mendapat perlindungan hukum dalam ruang

lingkup Hak Kekayaan Intelektual. Menurut Pasal 65 Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta menyatakan bahwa

pencatatan ciptaan tidak dapat dilakukan terhadap seni lukis yang

berupa logo atau tanda pembeda yang digunakan sebagai merek dalam

perdagangan barang/jasa atau digunakan sebagai lambang organisasi,

badan usaha, atau badan hukum. Perlindungan hukum tersebut tidak

maksimal karena jika logo tidak dicatatkan, maka pembuktian siapa

yang lebih dulu menciptakan suatu ciptaan logo tersebut sangat sulit,

tidak tercatat siapa pemegang haknya dan sangat berpotensi

menimbulkan plagiasi dan duplikasi serta publikasi kepada masyarakat

tanpa seizin pemegang Hak Cipta atau pencipta. Tidak dicatatkannya

Hak Cipta logo tersebut tidak mendukung pemenuhan hak moral dan

hak ekonomi yang sangat melekat pada Hak Cipta.

2. Ciptaan berupa logo tidak dapat dicatatkan dan sebagai akibatnya

ciptaan berupa logo tidak mendapatkan petikan resmi atas ciptaannya.

Hal ini mengancam perlindungan terhadap ciptaan logo yang telah

dibuat oleh orang yang berasal dari imajinasi dan pola pikirnya

berpotensi dijiplak atau diplagiasi dan diakui sebagai ciptaan pihak lain.

Ketika ada pihak lain yang melakukan plagiasi maka pembuktiannya

akan sulit karena siapa yang lebih dulu menciptakan logo tersebut.

Page 73: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

63

Pencatatan Hak Cipta logo apabila tidak dicatatkan akan mengancam

perlindungan pemegang Hak Cipta logo dan pembuktiannya yang sulit.

3. Penyelesaian sengketa ciptaan logo dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu di Pengadilan daan diluar Pengadilan. Penyelsaian di Pengadilan

hanya dapat dilakukan di Pengadilan Niaga, akan tetapi jika para pihak

ingin meminta penetapan sementara ke Pengadilan seperti penyitaan

barang sengketa dan lain sebagainya, maka syaratnya adalah

melampirkan bukti kepemilikan Hak Cipta atau hak terkait. Ketentuan

ini sulit untuk diterapkan pada sengketa Hak Cipta logo yang tidak

dapat dicatatkan. Selain itu juga ketentuan tata cara pembuktian Hak

Cipta yang tidak dapat dicatatkan. Selanjutnya penyelesaian sengketa

diluar Pengadilan dapat dilakukan dengan menggunakan alternatif

penyelesaian sengketa yaitu mediasi, negoisasi, konsiliasi dan arbitrase.

Ketentuan alternatif penyelesaian sengketa tersebut lebih sempit apa

yang sudah diatur dalam Pasal 1 ayat (10) Undang-Undang Nomor 30

Tahun 1999 yang menentukan bahwa alternatif penyelesaian sengketa

dapat dilakukan dengan cara konsultasi, negoisasi, mediasi, konsiliasi,

atau penilaian ahli.

B. Rekomendasi

Dari kesimpulan yang telah dipaparkan oleh peneliti maka

dikemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut :

1. Hak Cipta logo seharusnya dapat dicatatkan atau diatur mekanisme lain

agar jelas siapa pemegang dan pencipta ha katas logo tersebut dan lebih

banyak lagi orang berkreasi dan berimajinasi dalam membuat kreasi

logo yang dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah. Hal tersebut jelas

memberikan perlindungan bagi pemegang Hak Cipta. Jika tidak

dicatatkan, maka Hak Cipta logo bisa menimbulkan sengketa dan

pembuktinnya akan sulit siapa pemegang atau penciptanya karena tidak

ada surat pendaftaran ciptaan.

Page 74: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

64

2. Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual seharusnya memberikan

keadilan kepada pencipta dan pemegang Hak Cipta yang telah

berimajinasi dan mengeluarkan kemampuannya untuk menciptakan

sesuatu yang baru dalam bentuk ilmu pengetahuan, sastra dan seni.

Memberikan perlindungan agar karya yang diciptakan tidak dijiplak

atau diplagiasi oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab dan

menjadikan Hak Cipta tersebut keuntungan berupa materil.

3. Penyelesaian sengketa diluar Pengadilan seharusnya bisa lebih

diutamakan seperti yang diatur dalam Pasal 1 ayat (10) Undang-Undang

Nomor 30 Tahun 1999 yang menentukan bahwa alternatif penyelesaian

sengketa dapat dilakukan dengaan cara konsultasi, negoisasi, mediasi,

konsiliasi atau penilaian ahli.

Page 75: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

65

Daftar Pustaka

Buku :

Asshiddiqie, Jimly dan M. Ali Safa’at, Teori Hans Kelsen Tentang Hukum,

Jakarta: Sekertariat Jendral Kepaniteraan MK RI, 2006.

Damian, Eddy , Hukum Hak Cipta, Bandung: Alumni, 2009.

Darmohardjo, Dardji dan Shidarta., Pokok-pokok filsafat hukum: apa dan

bagaimana filsafat hukum Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2006.

Diantha I Made Pasek, Metodologi Penelitian Hukum Normatif dalam

Justifikasi Teori Hukum, Jakarta: Prenada Media Group, 2016.

Dirdjosisworo, Soedjono, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2008.

Djumhana Muhamad dan Djubaedillah, Hak Milik Intelektual: Sejarah Teori

dan Praktiknya di Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997.

Hans Kelsen , General Theory of Law and State, diterjemahkan oleh Rasisul

Muttaqien, (Bandung: Nusa Media), 2011.

Hariani, Iswi Prosedur Mengurus HAKI Yang Benar, Yogyakarta: Pustaka

Yustisia, 2010.

Hasyim, Farida, Hukum Dagang, Jakarta: Sinar Grafika, 2009.

Page 76: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

66

Jened, Rahmi Hak Kekayaan Intelektual Penyalahgunaan Hak Eksklusif,

Surabaya: Airlangga University Press, 2007.

, Hukum Merek (dalam Era Globalisasi dan Integrasi

Ekonomi), Jakarta: Kencana, 2015.

Kotler, Philip dan Keller, Manajemen Pemasaran. Terjemahan Bob Sabran .

Jakarta: Erlangga, Edisi ke 13 Jilid 1. 2009.

Margono, Sayud, Hukum Hak Cipta Indonesia, Bogor : Ghalia Indonesia,

2010.

, Aspek Hukum Komersialisasi Asset Intelektual, Bandung:

Nuansa Aulia , 2010.

Marzuki, Peter Mahmud , Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana, cet-IV, 2010.

Mayana Ranti Fauza , Perlindungan Desai Industri Di Indonesia Dalam Era

Perdagangan Bebas, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia,

2004.

Mertokusumo, Sudikno, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Yogyakarta:

Liberty, 2005.

, Penemuan Hukum, Bnadung: Citra Aditya Bakti, 2009.

Purwaka, Tommy Hendra, Perlindungan Merek, Jakarta: Yayasan Pusaka

Obor Indonesia, 2017.

Putra Syopiansyah Jaya dan Yusuf Durachman, Etika Bisnis dan Hak

Kekayaan Intelektual, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.

Page 77: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

67

Rahardjo, Satjipto Sisi Lain dari Hukum di Indonesia, Jakarta: Kompas, 2003.

, Ilmu Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, Cetakan ke-v,

2000.

Riswandi, Budi Agus dan Syamsudin, Hak Kekayaaan Intelektual dan Budaya

Hukum, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004.

Rustan, Surianto, Mendesain Logo, Yogyakarta; CV.Andi Offset.

Jakarta:Gramedia. 2013.

Saliman Abdul Rasyid , Hukum Bisnis Untuk Perusahaan, Jakarta: Kencana,

2005.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mahmudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu

Tinjauan Singkat, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2011.

Soelistyo,Henry, Hak Cipta Tanpa Hak Moral, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

, Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika, Yogyakarta:

Kanisius, 2011.

Supramono, Gatot Hak Cipta dan Aspek-Aspek Hukumnya, Jakarta: Rineka

Cipta, 2010

Sutedi, Adrian, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Jakarta : Sinar Grafika, 2013.

Syarifuddin, Perjanjian Lisensi dan Pedaftaran Hak Cipta, Bandung: Alumni,

2013.

Jurnal :

Page 78: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

68

Faiz Pan Mohamad, Teori Keadilan John Rawls, dalam jurnal konstitusi,

volume 6 nomor 1, April 2009

Widyanto Ishak Bima, Jurnal Perlindungan Hukum dan Penyelesaian

Sengketa bagi Pemegang Hak Cipta Logo, 2016.

Yustisia, “Konsep Perlindungan Hak Cipta Intelektual Dalam Ranah Hukum

Hak Kekayaan Intelektual (Studi Kritis Pembajakan Karya Cipta Musik

Dalam Bentuk VCD dan DVD. Vol. 4, 3, 2015.

Zae, “Open Source, Indonesia Go Open source (IGOS), dan Penghormatan

HKI” 2005. Hukumonline, 25 Juli 2005.

Website :

Direktorat Hak Kekayaan Intelektual, http://www.dgip.go.id

https://news.detik.com/berita/d-3521502

https://news.detik.com/berita/3520158

http://www.spengetahuan.com/2017/07/pengertian-logo-fungsi-logo-jenis-

logo-aspek-logo-terlengkap.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_terbuka

https://id.wikipedia.org/wiki/ASICS

https://roysetiawan007.wordpress.com/2015/03/27/sejarah-sepatu-asics

Page 79: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

69

Undang-Undang :

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak

Cipta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak

Cipta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan

Indikasi Geografis.

Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat Nomor 48/Hak Cipta/ PN.

Niaga.Jkt.Pst.

Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 189 K/Pdt.Sus-HKI

(H.C)/2013.

Page 80: PENGHAPUSAN PERSAMAAN LOGO ASICS TIGER JEPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44626/1/MUHAMAD...Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menentukan

70