Penggunaan Video Tutorial pada Mata Pelajaran TIK Kelas XII … · 2017. 4. 4. · PELAJARAN TIK...

20
i PENGGUNAAN VIDEO TUTORIAL PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS XII SMA N 1 TUNTANG Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Pendidikan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Disusun oleh: Raka Fitron Fajrian (702010152) Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si. , M.Pd. Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2015

Transcript of Penggunaan Video Tutorial pada Mata Pelajaran TIK Kelas XII … · 2017. 4. 4. · PELAJARAN TIK...

  • i

    PENGGUNAAN VIDEO TUTORIAL PADA MATA

    PELAJARAN TIK KELAS XII

    SMA N 1 TUNTANG

    Artikel Ilmiah

    Diajukan kepada

    Fakultas Teknologi Pendidikan

    Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

    Disusun oleh:

    Raka Fitron Fajrian (702010152)

    Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si. , M.Pd.

    Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Salatiga

    2015

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    PENGGUNAAN VIDEO TUTORIAL PADA MATA

    PELAJARAN TIK KELAS XII

    SMA N 1 TUNTANG

    1Raka Fitron Fajrian,

    2Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si, M.Pd.

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia Email:

    1)[email protected],

    2)[email protected]

    ABSTRACT Problems ICT learning in SMA N 1 Tuntang is lower student learning

    achievements due to teachers still using convensional method is the lecture method. This

    research is a classroom action research. The research took place in two cycles consisting of 4 meetings. The study consisted of four phases: planning, implementation, observation,

    and reflection. Data collection using observation check list and tests. The results showed

    that the use of media in ICT learning video tutorials on XII IPA 1 class at SMA N 1

    Tuntang can improve student learning achievements. Such improvements can be seen from the results of the final test cycle. In the first cycle of students who achieve mastery

    value is 18 students, or about 75%, then in cycle 2 to 22 students, or approximately

    91,66%. Thus, the results of student learning has surpassed the success criteria of action that has been set at 70%.

    Key words: Video Tutorial, Learning Achievements

    ABSTRAK

    Masalah pembelajaran TIK di SMA N 1 Tuntang adalah rendahnya prestasi

    belajar siswa yang dikarenakan guru masih menggunakan metode konvesional yaitu

    metode ceramah. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian

    berlangsung dalam 2 siklus yang terdiri dari 4 kali pertemuan. Penelitian ini terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data

    menggunakan lembar observasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    penggunaan media video tutorial dalam pembelajaran TIK pada kelas XII IPA 1 di SMA

    N 1 Tuntang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil tes akhir siklus. Pada siklus 1 nilai siswa yang mencapai ketuntasan

    adalah 18 siswa atau sekitar 75%, kemudian pada siklus 2 mencapai 22 siswa atau sekitar

    91,66%. Dengan demikian, hasil belajar siswa telah melampaui kriteria keberhasilan tindakan yang telah di tentukan yaitu sebesar 70%.

    Kata kunci: video tutorial, Prestasi Belajar

    1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan

    Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

    2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

    mailto:[email protected],2)[email protected]

  • 1

    1. Pendahuluan Kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan dan informasi yang terjadi kini

    mengakibatkan berubahnya cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh

    informasi dan menyesuaikan informasi. Mengimbangi hal tersebut diperlukan

    adanya penyesuaian terhadap mutu pembelajaran. Salah satu caranya adalah

    dengan penggunaan media pembelajaran sebagai sarana pembelajaran. Media

    pembelajaran ini dapat mempermudah kegiatan pembelajaran bagi siswa dan

    guru.

    Salah satu cara untuk melakukan pembaharuan tersebut dengan

    menggunakan media pembelajaran serta strategi pembelajaran yang berbeda

    dari sebelumnya. Media serta strategi pembelajaran memiliki peranan penting

    dalam proses pembelajaran.

    Hasil observasi yang telah di SMA N 1 Tuntang pada mata pelajaran

    TIK masih terdapat beberapa masalah yang terjadi di dalam proses belajar

    mengajar. Masalah yang pertama adalah guru masih menggunakan metode

    ceramah dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dengan metode yang

    kurang tepat, siswa merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti proses

    pembelajaran. Siswa cenderung lebih asik mengobrol dengan temannya dan

    sibuk dengan komputer masing-masing sehingga kurang memperhatikan

    penjelasan dari guru.

    Masalah yang kedua adalah prestasi belajar yang masih kurang. Banyak

    siswa yang belum tuntas nilainya. Prestasi belajar siswa kelas XII IPA 1 pada

    mata pelajaran TIK KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 72 dari 24 siswa

    kelas XII, terdapat 14 siswa yang memenuhi KKM (58,33%), sedangkan 10

    siswa belum memenuhi KKM (41,66%). Penyebab kurangnya prestasi belajar

    siswa dapat dikaitan dengan metode pembelajaran yang kurang tepat yang

    diterapkan oleh guru. Dimana saat kegiatan pembelajaran berlangsung siswa

    menjadi bosan dan jenuh sehingga kurang dapat memerima dengan maksimal

    materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Akibatnya siswa menjadi pasif,

    tidak memperhatikan penjelasan guru sehingga prestasi belajar menjadi rendah.

    Berdasarkan masalah yang ditemukan maka diperlukan adanya

    perbaikan dalam kegiatan belajar agar dapat meningkatkan kemampuan siswa.

    Penggunaan media pembelajaran dapat dijadikan cara untuk perbaikan dalam

    kegiatan belajar, dengan menggunaan media pembelajaran siswa akan tertarik

    pada kegiatan belajar dan mempermudah guru dan siswa dalam kegiatan

    belajar. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah media

    video tutorial. Penggunaan media video tutorial dapat membantu guru, karena

    guru tidak perlu menjelaskan materi terlalu banyak kepada siswa sehingga

    melatih siswa untuk belajar secara mandiri,jika siswa kurang mengerti materi

    maka siswa cukup memutar ulang video tutorial yang telah tersedia. Selain itu

    dengan menggunakan media video tutorial siswa tidak jenuh dalam kegiatan

    belajar karena akan terfokus pada media video tutorial yang digunakan

    sehingga akan mengurangi siswa yang mengobrol dengan teman sebelah dan

    jam pelajaran pun dapat digunakan seefektif mungkin.

  • 2

    Salah satu elemen media pembelajaran yang dapat merangsang aktivitas

    belajar siswa secara mandiri dan hasil belajar siswa adalah media video.

    Didalam video tersebut terdapat serangkaian kegiatan serta tahapan sehingga

    siapapun dapat mengikuti dan mempraktikkan secara langsung dalam proses

    pembelajaran mandiri. Penggunaan media video akan dapat memberikan

    pengalaman yang lebih dibandingkan media yang lainnya, karena pada saat

    media digunakan indra dalam diri akan lebih mudah untuk merespon dan

    menangkap isi dari media tersebut. Kemampuan manusia dalam menyimpan

    pesan adalah : verbal (tulisan) 20%, Audio saja 10%, visual saja 20%, Audio

    visual 50%. Tetapi jika proses belajar hanya menggunakan metode (a)

    Membaca saja, maka pengetahuan yang mengendap hanya 10% (b)

    Mendengarkan saja pengetahuan yang mengendap hanya 20%. (c) Melihat saja

    pengetahuan yang mengendap bisa 50%. Dan (e) Mengungkapkan sendiri

    pengetahuan yang mengendap bisa 80%. (f) Mengungkapkan sendiri dan

    mengulang pada kesempatan lain 90% [1]. Maka dengan memanfaatkan media

    video pengetahuan yang disampaikan dalam proses pembelajaran bisa

    diterima dengan baik. Pendekatan pembelajaran dengan menggunakan media

    video memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri

    sesuai dengan percepatan pembelajaran masing-masing. Video sebagai alat

    atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara

    mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai

    kompetensi yang diharapkan.

    Berdasarkan deskripsi yang telah dijelaskan, penelitian ini dimaksudkan

    untuk mengatasi masalah yang ada dan meningkatkan prestasi belajar.

    Penelitian yang dirancang merupakan penelitian tindakan kelas dengan judul

    “Penggunaan Video Tutorial Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mata TIK

    Kelas XII SMA N 1 Tuntang”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

    meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran TIK. Manfaat teoritis

    dari penelitian ini adalah untuk menambah kajian tentang penggunaan video

    tutorial untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar mata pelajaran TIK

    Kelas XII SMA N 1 Tuntang.

    2. Tinjauan Pustaka Penelitian yang dilakukan Pandhu Argo Yuwono (2012) berjudul

    “Penggunaan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil

    Belajar IPS di Kelas VII A Smp Negeri 2 Tempel”, dalam penelitian ini

    terdapat kesamaan dalam penggunaan media pembelajaran yang digunakan.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pandu Argo Yuwono menyimpulkan

    bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan motivasi dan hasil

    belajar siswa. Diungkap pada siklus I motivasi siswa yang didapat adalah

    sebesar 67,45% sedangkan hasil belajar yang didapat sebesar 52,78%.

    Sedangkan pada siklus II, data motivasi belajar siswa yang didapat adalah

    sebesar 76,38% sedangkan pada hasil belajar siswa didapatkan hasil sebesar

    77,78%. [2]

    Penelitan terdahulu telah dilakukan oleh Fitria Ningtias Rahmawati

    (2011) berjudul “Efektivitas Pemanfaatan Media Visual Video Pembelajaran

  • 3

    Dalam Upaya Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada

    Pembelajaran Sejarah”. Penelitian tersebut bertujuan untuk memperoleh

    gambaran tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual video

    pembelajaran dalam upaya peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa

    pada pembelajaran sejarah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitria Ningtias

    Rahmawati menyimpulkan bahwa penggunaan media audio visual video

    pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

    Diungkapkan pada Siklus I data pada hasil belajar didapat 68%. Sedangkan di

    Siklus II data pada hasil belajar didapat sebesar 92% [3].

    Perbedaan dengan penelitian terdahulu media belajar yang dibuat

    dengan menggunakan adobe flash dikombinasikan dengan aplikasi pembuat

    video. Selain itu terdapat perbedaan dari objek dan mata pelajaran yang akan

    diteliti. Penelitian ini juga menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang

    digunakan untuk melihat aktivitas siswa dan prestasi belajar siswa.

    Prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa

    setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Prestasi belajar mencakup

    kemampuan kognitif (intelektual), afektif (sikap), dan kemampuan

    psikomotorik (bertindak). Penyampaian materi oleh guru dikatakan berhasil

    jika terdapat perubahan positif pada siswa dan siswa dapat dikatakan berhasil

    pada proses belajarnya apabila hasil belajar yang dicapainya maksimal [4].

    Prestasi belajar siswa dapat dibuktikan melalui hasil pengukuran. Pengukuran

    adalah kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberi angka-angka pada

    suatu gejala atau peristiwa, atau benda [5]. Teori tersebut dapat disimpulkan

    bahwa, prestasi belajar adalah suatu obyek untuk penilaian akhir dari proses

    pembelajaran yang telah dilakukan berulang-ulang.

    Klasifikasi aktivitas belajar siswa antara lain dapat digolongkan 1)

    Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,

    memerhatikan gambar demontrasi. 2) Oral activities, seperti: bertanya,

    memberi saran, mengeluarkan pendapat, diskusi. 3) Listening activities,

    sebagai contoh mendengarkan: uraian, diskusi, percakapan. 4) Writing

    activities, seperti misalnya: menulis cerita, karangan, menyalin. 5)

    Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik. 6) Motor

    activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan. 7)

    Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,

    memecahkan soal. 8) Emotional activities, seperti misalnya, menaruh

    minat, merasa bosan, bersemangat. [6]. Pada penelitian ini peneliti

    menggunakan media video tutorial sehingga dari beberapa macam aktivitas

    belajar siswa diatas dapat dipilih indikator aktivitas yang berhubungan

    dengan penelitian menggunakan media video tutorial, diantaranya visual

    activities, motor activities, listening activities dan writing activities.

    Melalui visual activities yang dapat diamati yaitu saat siswa

    memperhatikan penjelasan guru tentang penggunaan video,

    membaca/memperhatikan penayangan materi dengan video, mencatat

    materi yang ada pada video. Sedangkan motor activities yang dapat diamati

    yaitu saat siswa melakukan atau mempraktekkan video tutorial.

    Mendengarkan materi atau penjelasan dari guru dapat diamati melalui

  • 4

    listening activities. Sedangkan mencatat materi dapat diamati pada aspek

    writing activities.

    Media pembelajaran video tutorial dapat digunakan sebagai media

    pembelajaran di kelas. Video tutorial merupakan panduan tentang cara

    menjelaskan sesuatu, baik materi pelajaran atau pelatihan (training) maupun

    proses pengoperasian suatu system (hardware dan software) yang dikemas

    dalam bentuk video [7].

    Karakteristik Media video pembelajaran memiliki karakteristik

    sebagai berikut: 1) Clarity of Messages (kejelasan pesan), dengan media video

    siswa dapat memahami pesan pembelajaran secara bermakna dan informasi

    dapat diterima secara utuh sehingga dengan sendirinya informasi akan

    tersimpan dalam memori jangka panjang dan bersifat retisi. 2) Stand Alone

    (berdiri sendiri), video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar

    lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. 3) User

    Friendly (akrab / bersahabat dengan pemakainya), media video menggunaan

    bahasa yang sederhana, mudah dimengerti dan menggunakan bahasa yang

    umum. Paparan informasi yang tampil dengan pemakainya termasuk

    kemudahan pemakai dalam merespon akses sesuai dengan keinginan. 4)

    Representasi isi Materi harus benar-benar representatif misalnya materi

    simulasi atau demonstrasi. Pada dasarnya materi pelajaran baik sosial maupun

    sains dapat dibuat menjadi video. 5) Visualisasi dengan media, materi dikemas

    secara multimedia didalamnya terdapat teks, animasi, sound, dan video sesuai

    tuntutan materi. Materi-materi yang digunakan bersifat aplikatif, berproses,

    sulit terjangkau bahaya apabila dipraktekkan, memiliki tingkat akurasi yang

    tinggi. 6) Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi, tampilan grafis media

    video dibuat dengan teknologi rekayasa digital dengan resolusi tinggi tetapi

    support untuk setiap spech sistem komputer. 7) Dapat digunakan secara

    klasikal atau individual, video pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa

    secara individual, tidak hanya dalam setting sekolah, tetapi juga dirumah.

    Dapat pula digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang

    dapat dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan uraian dari narator yang

    telah tersedia dalam program [8].

    Kelebihan video sebagai media pembelajaran, antara lain 1) Video

    menambah suatu dimensi baru dalam pembelajaran, video menyajikan gambar

    bergerak kepada siswa disertai suara yang menyertainya. 2) Video dapat

    menampilkan suatu venomena yang sulit untuk dilihat secara nyata. [9]

    Manfaat media video tutorial mempunyai yaitu: 1) Sangat membantu

    tenaga pengajar dalam mencapai efektifitas pembelajaran khususnya pada

    mata pelajaran yang mayoritas praktek. 2) Memaksimalkan pencapaian tujuan

    pembelajaran dalam waktu yang singkat. 3) Dapat merangsang minat belajar

    siswa untuk lebih mandiri. 4) Peserta didik dapat berdiskusi atau minta

    penjelasan kepada teman sekelasnya. 5) Siswa dapat belajar untuk lebih

    berkonsentrasi. 6) Daya nalar Siswa lebih terfokus dan lebih kompeten. 7)

    Siswa menjadi aktif dan termotivasi untuk mempraktekan latihan-latihan. 8)

    Siswa dapat menayangkannya di rumah karena materi sudah dalam Format

    film atau VCD. 9) Memenuhi tuntutan kemajuan zaman pendidikan,

  • 5

    khususnya dalam penggunaan bidang media teknologi. 10) Memberikan daya

    pemahaman keterampilan yang lebih terstruktural [10]

    3. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan kualitatif dengan menggunakan

    penelitian tindakan kelas (PTK), sebelum melakukan penelitian, berikut ini

    tahap penelitian :

    Gambar 1. Tahapan penelitian. [11]

    Gambar 1. Merupakan tahap-tahap penelitian yang dilakukan, yang

    terdiri dari observasi yaitu melakukan pengamatan proses pembelajaran

    sebelum diterapkannya media video tutorial, penyusunan strategi pembelajaran

    yang dilakuakan dengan membuat perangkat pembelajaran RPP dan membuat

    media video tutorial, penerapan yaitu melakukan penelitian yang dilakukan

    dengan menggunakan siklus 1 dan 2 dengan menggunakan video tutorial,

    pengolahan data dilakukan untuk mengolah data penelitian, penulisan hasil

    penelitian dilakukan untuk menulis laporan hasil penelitian.

    Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas atau

    sering disebut dengan CAR (Classroom Action Research). Penelitian tindakan

    kelas yang akan peneliti lakukan dengan menggunakan model Kemmis &

    McTaggart, model ini merupakan pengembangan dari konsep dasar yang

    diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc

    Taggart terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi,

    dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang

    sebagai suatu siklus. Pengertian siklus dalam hal ini adalah putaran kegiatan

    yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. [12]

    Observasi

    Penyusunan Strategi Pembelajaran

    Penerapan

    Pengolahan data

    Penulisan hasil penelitian

  • 6

    Gambar 2. Siklus PTK menurut Kemmis &Taggart.

    Gambar 2 siklus penelitian yang terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan,

    tindakan, observasi dan refleksi. Perencanaan disusun oleh peneliti dan guru

    mata pelajaran, perencanaan yang dilakukan adalah membuat perangkat

    pembelajaran seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), media berupa

    video pembelajaran dan instrumen penelitian. Media video tutorial yang

    digunakan dalam penelitian mencakup pembuatan karya grafis untuk keperluan

    percetakan yang terdiri dari membuat logo, membuat leaflet atau brosur,

    membuat surat undangan dan membuat karya fotografi.

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari media video

    tutorial, lembar observasi, dokumentasi dan tes. Media video tutorial adalah

    suatu media yang memungkinkan sinyal audio dapat di kombinasikan dengan

    gambar bergerak secara sekuensial.

    Pada tahap tindakan, rancangan model yang sudah disusun dan

    skenario pembelajaran diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Pelaksanaan

    setiap siklus dilakukan dalam dua kali pertemuan dan dilakukan sesuai dengan

    RPP yang sudah direncanakan dan dibuat sebelumnya. Kegiatan observasi

    dilakukan pada saat pelaksaan tindakan berlangsung. Observasi dilakukan

    untuk mengetahui ada tidaknya perubahan saat tindakan diberikan. Refleksi

    dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Peneliti dan guru

    melakukan refleksi untuk mengetahui apakah yang terjadi telah sesuai dengan

    rancangan sekenario atau belum.

    Pada siklus kedua perencanaan tindakan ditentukan dari refleksi siklus

    pertama. Jika sudah terjadi peningkatan sesuai indikator keberhasilan, siklus

    kedua hanya sebagai pemantapan siklus pertama. Namun, jika peningkatan

    belum sesuai dengan indikator keberhasilan, maka siklus ke dua tahap kerjanya

    seperti siklus pertama. Siklus ini juga dilakukan untuk memperbaiki

    pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama.

    Lembar observasi berisi indikator-indikator aktivitas belajar yang telah

    ditentukan. Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas belajar

    siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Kisi-kisi observasi aktivitas

    siswa berdasarkan aktivitas belajar siswa oleh Paul B. Diedrich [4] dan

    ditunjukan pada tabel dibawah ini :

  • 7

    Tabel 1. Kisi- kisi Observasi Kegiatan Belajar Siswa saat

    menggunakan Media Video

    No Kegiatan Aspek yang Diamati

    1 Listening Activities Mendengarkan penjelasan

    dari guru

    2 Visual Activities Membaca / memperhatikan

    penayangan materi dengan

    video

    3 Writing Activities Mencatat materi

    4 Motor Activities Mempraktekkan video

    tutorial tentang pembuatan

    kreasi grafis untuk keperluan

    percetakan

    Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi foto–foto saat pembelajaran

    menggunakan media video tutorial berlangsung. Alat terakhir yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah tes jenis objektif berbentuk pilihan ganda. Tes

    dilaksanakan pada pertemuan kedua dari tiap siklus. Tes dilakukan guna

    mengukur hasil belajar siswa setelah dikenakan tindakan.

    Analisis data Observasi Penelitian dilakukan dengan menggunakan

    percentages correction.[13]

    Keterangan

    NP :Nilai persen yang dicari

    R :Skor mentah yang di peroleh siswa

    SM :Skor Maksimum

    Evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis.

    Tes dilaksanakan pada pertemuan akhir dari setiap siklus. Tes ini dilakukan

    guna mengukur prestasi belajar siswa setelah dilakukan tindakan. Data hasil

    belajar siswa ini dianalisa dengan rata-rata nilai kelas, nilai maksimal dan

    minimal serta jumlah siswa yang tuntas maupun tidak tuntas. Dalam penelitian,

    indikator keberhasilan merupakan ketentuan atau patokan suatu penelitian

    dikatakan berhasil atau tidak. Dalam penelitian ini yang menjadi indikator

    keberhasilan setelah pelaksanaan tindakan adalah meningkatnya prestasi

    belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan dapat dilihat melalui peningkatan

    nilai dari siklus 1 ke siklus selanjutnya. Apabila nilai hasil belajar siswa yang

    didapat sesuai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 72 keatas

    mencapai ≥70% siswa, maka dapat dikatakan penggunaan media video tutorial

    mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Kriteria keberhasilan hasil belajar

    belajar siswa di tunjukkan pada tabel 2.[14]

  • 8

    Tabel 2. Kriteria Keberhasilan

    4. Hasil Dan Pembahasan Penelitian ini dilakukan pada 2 siklus. Siklus 1 berlangsung dua kali

    pertemuan yaitu tanggal 29 Oktober dan 5 November 2015. Sebelum siklus 1,

    peneliti melakukan pengamatan di beberapa kelas untuk menentukan kelas yang

    akan dijadikan sebagai penelitian.

    Pada pertemuan pertama, guru menyampaikan materi pembelajaran

    dengan menggunakan media video tutorial. Guru meminta siswa untuk

    memperhatikan penayangan video dan mempraktikkan cara membuat logo.

    Apabila siswa menemui kesulitan atau terdapat materi yang belum dimengerti

    siswa diminta untuk aktif bertanya. Setelah itu siswa diminta untuk membuat logo

    seperti yang sudah dicontohkan. Guru memberi ulasan singkat tentang materi

    yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

    Gambar 3. Tampilan Video Materi Pembuatan Logo

    Pertemuan kedua guru memberi penekanan bahwa yang akan diajarkan

    dalam pertemuan ini adalah pembuatan leaflet atau brosur untuk keperluan

    percetakan. Guru menjelaskan sekilas tentang materi pertemuan sebelumnya.

    Setelah itu guru menjelaskan materi tentang langkah pmbuatan leaflet atau brosur

    dengan menggunakan media video, jika ada hambatan atau sesuatu yang kurang

    dimengerti siswa diminta aktif untuk bertanya secara langsung pada guru. Siswa

    Tingkat Keberhasilan Kategori Pencapaian

    > 80% Sangat Tinggi

    > 60% - 79% Tinggi

    > 40% - 59% Sederhana

    > 20% - 39% Rendah

    < 20% Sangat Rendah

  • 9

    diminta untuk memperhatikan dan mempraktikkan tentang pembutan leaflet atau

    brosur. Setelah itu sisa diminta untuk membuat brosur untuk percetakan.

    Gambar 4. Tampilan Video Materi Pembuatan Brosur.

    Setelah siswa mengerjakan tugas, guru membagikan soal tes untuk

    mengetahui seberapa besar prestasi belajar siswa yang didapat setelah diterapkan

    pembelajaran menggunakan media video tutorial dari pertemuan pertama sampai

    pertemuan kedua. Setelah tes tertulis, guru menyampaikan materi yang akan

    diajarkan pada pertemuan berikutnya. Dari hasil observasi siklus satu diketahui

    nilai rata-rata aktivitas belajar siswa mencapai 78,64%. Dari hasil analisis nilai

    tertulis diketahui nilai rata-rata sebesar 75,83 dengan ketuntasan sebesar 75%

    pada siklus 1.

    Berdasarkan perolehan data tersebut, selanjutnya menjadi refleksi siklus

    satu untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya. Kekurangan dan

    perbaikan pada siklus satu pada tabel 3.

    Tabel 3. Refleksi siklus 1

    No Temuan Perbaikan

    1

    2

    Siswa masih ada yang mengobrol

    dengan teman sebelahnya dan sebagian

    siswa asyik bermain dengan komputer

    masing-masing

    Guru menjelaskan materi menggunakan

    media video tutorial dan kemudian

    siswa mengikuti langkah pembuatan

    karya grafis seperti yang ada di video,

    tetapi masih ada siswa yang kurang

    mengerti.

    Guru memberi nasihat dan

    mengarahkan siswa untuk

    fokus ke pelajaran

    Guru memberikan kesempatan

    kepada siswa untuk bertanya

    tentang materi yang belum

    dimengerti, dan menyuruh

    siswa untuk memperbanyak

    latihan.

    Penelitian pada siklus 2 berlangsung dua kali pertemuan yaitu tanggal 12

    September dan 19 November 2015. Pada pertemuan pertama, guru memberi

    penekanan bahwa yang akan diajarkan adalah tentang pembuatan surat undangan.

    Selanjutnya guru meminta siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dan

    siswa diminta mempraktekkan materi yang telah disampaikan dalam media video

  • 10

    tutorial. Apabila ada hambatan atau sesuatu yang kurang dimengerti siswa diminta

    aktif untuk bertanya secara langsung pada guru. Kemudian siswa diminta untuk

    membuat surat undangan untuk keperluan percetakan.

    Gambar 5. Tampilan Video Materi Pembuatan Surat Undangan

    Pada pertemuan kedua, pembelajaran hampir sama dengan pembelajaran

    sebelumnya. Guru memberi penekanan bahwa yang akan diajarkan adalah

    membuat sebuah karya fotografi. Selanjutnya guru meminta siswa untuk aktif

    dalam kegiatan pembelajaran dan siswa diminta mempraktekkan materi yang telah

    disampaikan dalam media video tutorial. Apabila ada hambatan atau sesuatu yang

    kurang dimengerti siswa diminta aktif untuk bertanya secara langsung pada guru.

    Gambar 6. Tampilan Video Materi Pembuatan Karya Fotografi

    Kemudian guru membagikan soal tes untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar siswa yang didapat setelah diterapkan pembelajaran menggunakan

    media video tutorial dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua.

    Berdasarkan hasil pelaksanaan perbaikan pada siklus dua diperoleh data nilai rata-

    rata aktivitas belajar siswa mencapai 85,93%. Dari hasil analisis nilai tertulis

    diketahui nilai rata-rata sebesar 78,6 dengan ketuntasan sebesar 91,66% pada

    siklus 2.

    Tabel 4. Temuan Siklus 2

    No Temuan

    1.

    2.

    Beberapa siswa terlambat masuk kelas

    Masih ada siswa yang kurang fokus dalam mengikuti pelajaran.

  • 11

    Berdasarkan uraian pembahasan adanya peningkatan aktivitas belajar dan

    prestasi belajar pada siklus dua sudah mencapai indikator keberhasilan yang

    ditetapkan, maka diputuskan tidak melakukan siklus berikutnya. Peningkatan

    aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada siklus satu dan siklus dua dapat

    dilihat dari persentase rata-rata dan ketuntasan yang diperoleh. Peningkatan

    tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    Tabel 5. Data aktivitas belajar siklus satu dan siklus dua

    No Aspek yang diamati Siklus 1 Siklus 2

    1 Listening Activities 77,08% 88,33%

    2 Visual Activities 81,25% 87,5%

    3 Writing Activities 62,5% 77,08%

    4 Motor Activities 93,75% 95,83%

    Rata-rata 78,64% 85,93%

    Observasi aktivitas belajar siswa digunakan untuk mengetahui aktivitas

    siswa setelah diterapkan pembelajaran menggunakan media video tutorial.

    Berdasarkan data aktivitas siswa pada tabel 4 yang diperoleh dari hasil

    pengamatan aktivitas siswa dikelas dari siklus 1 dan siklus 2, rata-rata pada siklus

    1 sebanyak 78,64% dan siklus 2 sebanyak 85,93%. Hasil rata-rata dari siklus 1

    dan siklus 2 terjadi peningkatan sekitar 7,29%.

    Sesuai dengan tindakan yang dilakukan dalam penelitian, diperoleh hasil

    pengamatan praktek dan hasil belajar siswa. Rata-rata hasil nilai praktek per siklus

    ditunjukan pada tabel 5.

    Tabel 6. Data Nilai Praktek

    No Penilaian Nilai Tes

    Siklus 1 Siklus 2

    1 Rata-rata kelas 78,14% 80%

    Dari tabel 5, dapat dianalisis bahwa kemampuan siswa dalam

    mempraktekkan materi telah mengalami peningkatan, hal ini ditunjukan dari nilai

    persentase pada siklus 1 sebesar 78,14 dan pada siklus 2 sebesar 80. Hasil rata-

    rata nilai siklus 1 dan siklus 2 terjadi peningkatan sebesar 1,26%. Hal ini berarti

    terjadi peningkatan dalam kegiatan praktek dan siswa dapat memahami materi

    yang telah diberikan.

    Tabel 7. Data Nilai Tes Teori

    No Penilaian Nilai Tes

    Siklus 1 Siklus 2

    1 Rata-rata kelas 75,83% 78,6%

  • 12

    Berdasarkan data nilai prestasi belajar siswa pada tabel 5 yang diperoleh

    dari hasil tes siklus 1 dan siklus 2. Rata-rata pada siklus 1 sebanyak 75,83% dan

    siklus 2 sebanyak 78,6%, hasil rata-rata dari siklus 1 dan siklus 2 terjadi

    peningkatan 2,27%. Secara umum penelitian yang dilakukan sudah dikatakan

    berhasil karena sudah memenuhi kriteria yang diharapkan.

    5. Kesimpulan Penggunaan media video tutorial dalam pembelajaran TIK pada kelas XII

    IPA 1 di SMA N 1 Tuntang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil tes akhir siklus. Pada siklus I nilai

    siswa yang mencapai ketuntasan adalah 18 siswa atau sekitar 75%, kemudian

    pada siklus II mencapai 22 siswa atau sekitar 91,66. Selain meningkatkan prestasi

    belajar siswa, penggunaan media video tutorial juga berdampak positif bagi

    aktivitas belajar siswa. Waktu jam pembelajaran menjadi efektif dengan

    digunakannya media video tutorial.

    Saran yang dapat disampaikan bagi penelitian selanjutnya, diharapakan

    dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai referensi penelitian untuk

    mengembangkan dan menyempurnakan penelitian sebelumnya dengan

    menambahkan metode pembelajaran atau mengembangkan media dengan

    menambahkan konten soal atau kuis dalam video tutorial.

    6. Daftar Pustaka [1] Arif Sadiman, S, Raharjo, R, Anung Haryono. (1989). Media

    Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali.

    [2] Pandhu Argo Yuwono. 2012. Penggunaan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar ips di Kelas VII A Smp Negeri

    2 Tempel. Jurnal Penelitian.

    [3] Fitria Ningtias Rahmawati. 2011. Efektivitas Pemanfaatan Media Visual Video Pembelajaran Dalam Upaya Peningkatan Motivasi Dan Hasil

    Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sejarah. Jurnal Penelitian.

    Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi

    Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

    [4] Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

    [5] Wardani, Naniek Sulistya dkk. 2012. Asesmen Pembelajaran SD Bahan Belajar Mandiri.Semarang: Widya Sari Press.

    [6] Sardiman, A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

    [7] Aripin, (2009). Step by Step Membuat Video Tutorial Menggunakan Camtasia Studio. Bandung: OASE MEDIA.

    [8] Riyana, C. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Bandung. [9] Daryanto. 2010. Media Pembelajaran.Yogyakarta: Gava Media. [10] Nana Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.

    Bandung: Rosdakarya.

    [11] Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. [12] Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian

    Tindakan Kelas, Edisi Kedua. Yogyakarta: PT. Indeks.

  • 13

    [13] Ngalim Purwanto. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja

    Rosdakarya.

    [14] Zainal Aqib. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.