PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM...

52
PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM BUDIDAYA SELADA (Lactuca sativa var. crispa) SECARA HIDROPONIK SISTEM WICK Oleh : RINO NATAMA AJI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN MALANG 2017

Transcript of PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM...

Page 1: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM BUDIDAYA SELADA (Lactuca sativa var. crispa)

SECARA HIDROPONIK SISTEM WICK

Oleh : RINO NATAMA AJI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN

MALANG

2017

Page 2: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI

DALAM BUDIDAYA SELADA (Lactuca sativa var. crispa)

SECARA HIDROPONIK SISTEM WICK

Oleh :

RINO NATAMA AJI

135040201111094

MINAT BUDIDAYA PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

MALANG

2017

Page 3: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

i

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa segala pernyataan dalam skripsi ini merupakan

hasil penelitian saya sendiri, dengan bimbingan komisi pembimbing. Skripsi ini

tidak pernah ditujukan untuk memperoleh gelar di perguruan tinggi manapun dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang dengan jelas di tunjukkan

rujukannya dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, Desember 2017

Page 4: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Penggunaan Pupuk Kandang Ayam dan Kelinci dalam

Budidaya Selada (Lactuca sativa var. crispa) secara

Hidroponik Sistem Wick

Nama : Rino Natama Aji

NIM : 135040201111094

Minat : Budidaya Pertanian

Program Studi : Agroekoteknologi

Disetujui,

Pembimbing Utama,

Ir. Koesriharti, MS.

NIP. 195808301983032002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Budidaya Pertanian

Dr. Ir. Nurul Aini, MS.

NIP. 196010121986012001

Tanggal Persetujuan :

Page 5: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Mengesahkan

MAJELIS PENGUJI

Penguji I, Penguji II,

Dr. Ir. Nurul Aini, MS. Ir. Koesriharti, MS.

NIP. 196010121986012001 NIP. 195808301983032002

Penguji III,

Prof. Ir. Syukur Makmur Sitompul, Ph.D.

NIP. 195007161980031003

Tanggal Lulus:

Page 6: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

iv

RINGKASAN

RINO NATAMA AJI. 135040201111094. Penggunaan Pupuk Kandang

Ayam dan Kelinci dalam Budidaya Selada (Lactuca sativa var. crispa) secara

Hidroponik Sistem Wick.Dibawah bimbingan Ir. Koesriharti, MS.

Tanaman selada merupakan salah satu komoditas sayuran hortikultura

yang memiliki prospek bagus untuk dikembangkan.Permintaan pasar terhadap

sayuran terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk

Indonesia.Namun hal tersebut tidak diimbangi dengan luas area pertanian yang

semakin sempit terutama di Pulau Jawa.Salah satu solusi untuk mengatasi

masalah tersebut yaitu melalui teknik budidaya secara hidroponik.Jenis sistem

hidroponik yang paling sederhana, murah, dan mudah diterima oleh masyarakat

adalah sistem wick.Cara kerja sistem ini dengan memanfaatkan gaya kapilaritas

dari sumbu untuk menghubungkan larutan nutrisi dan media tanam. Budidaya

selada secara hidroponik sistem wick ini juga sesuai untuk mendukung program

Kementrian Pertanian Indonesia yaitu KRPL denganmemanfaatkan pekarangan

rumah sebagai lahan budidaya untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi

keluarga. Namun budidaya hidroponik masih menggunakan pupuk kimia AB mix

untuk mencukupi kebutuhan unsur hara tanaman. Kotoran ayam dan kelinci

merupakan sumber bahan organik yang memiliki kandungan unsur nitrogen (N)

tinggi dan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi dosis kimia pada budidaya

hidroponik.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi nutrisi AB Mix,

pupuk cair kotoran ayam, dan pupuk cair kotoran kelinci yang optimum untuk

pertumbuhan dan hasil tanaman selada secara hidroponik sistem wick sebagai

nutrisi alternatif yang dapat mengurangi penggunaan nutrisi AB Mix. Hipotesis

yang diajukan yaitu penggunaan pupuk cair kotoran ayam dan kotoran kelinci

dapat mengurangi penggunaan nutrisi AB Mix pada budidaya selada secara

hidroponik sistem wick. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse UPT Pelatihan Kerja Pertanian

dan Pengembangan Tenaga Kerja Luar Negeri Wonojati, Singosari,

Malang.Analisis kandungan unsur hara NPK larutan nutrisi dan analisis jaringan

tanaman unsur hara N dilakukan di laboratorium kimia tanah BPTP

Karangploso.Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2017.Alat yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu tray persemaian, bak tanam plastic (35 cm x

28 cm x 12 cm), styrofoam berisi 6 lubang tanam diameter 4cm, media tanam

rockwool, netpot, kain flannel, aerator, gelas ukur 100 ml, penggaris, timbangan

digital, Leaf Area Meter (LAM),Total Disolved Solid(TDS) meter, pH meter,

karung,tong volume 100 liter, timba plasik, pengaduk, camera digital, dan alat

tulis. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu benih selada varietas new

grand rapid, air, sitrun (citric acid), EM4, nutrisi AB mix, kotoran ayam, dan

kotoran kelinci.Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak

Kelompok (RAK) yang terdiri atas 11 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Perlakuan

yang digunakan yaitu P1 (AB mix 100%), P2 (kotoran ayam 100%), P3 (AB mix

50% + kotoran ayam 50%), P4 (AB mix 25% + kotoran ayam 75%), P5 (kotoran

kelinci 100%), P6 (AB mix 50% + kotoran kelinci 50%), P7 (AB mix 25% +

kotoran kelinci 75%), P8 (AB mix 50% + kotoran ayam 25% + kotoran kelinci

25%), P9 (AB mix 25% + kotoran ayam 50% + kotoran kelinci 25%), P10 (AB

Page 7: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

v

mix 25% + kotoran ayam 25% + kotoran kelinci 50%), dan P11 (kotoran ayam

50% + kotoran kelinci 50%). Pengamatan yang dilakukan yaitu pertumbuhan

secara non destruktif (tinggi tanaman dan jumlah daun) serta panen secara

destruktif (luas daun, bobot segar total per tanaman, bobot segar konsumsi per

tanaman, bobot segar akar, dan panjang akar). Data yang diperoleh dianalisis

dengan metode analisis ragam berdasarkan uji F 5%.Apabila terdapat pengaruh

nyata makan di uji lanjut menggunakan uji BNJ 5%.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan pupuk kandang ayam dan

kelinci dengan takaran yang tepat dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia AB

mix dalam budidaya tanaman selada secara hidroponik sistem wick. Penggunaan

pupuk cair pukan kelinci 100% (P5) menghasilkan bobot segar total per tanaman

yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan pupuk cair pukan ayam

100% (P2), AB mix 50% + pukan ayam 50% (P3), dan pukan ayam 50% + pukan

kelinci 50% (P11), yaitu menghasilkan bobot segar total per tanaman sebesar

76,55 gram.

Page 8: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

vi

SUMMARY

RINO NATAMA AJI. 135040201111094. The Use of Chicken Manure and

Rabbit Manureon Cultivation of Lettuce (Lactuca sativa var. crispa) in

Hydroponics Wick System. Supervised by Ir. Koesriharti, MS.

Lettuce is one of vegetable horticulture commodities that have good

prospects for developed.Market demand for vegetable increased with increasing

population Indonesia. But the area of agriculture in Indonesia is getting narrower,

especially in Java Island. One of solution to overcome this problem is by

hydroponic technique. Type of hydroponic system most simple, cheap, and

readily accepted by the public is the wick system. The system works by utilizing

the capillary of wick to connect a nutrient solution and growing media.Cultivation

of lettuce hydroponic wick system is also appropriate with Ministry of Agriculture

Indonesia program that is KRPL. KRPL is program to utilize the home yard as a

field of cultivation so the food and nutrition needs of the family is sufficient. But

hydroponics cultivation is still using chemical fertilizer AB mix to sufficenutrition

of plant. Chicken manure and rabbit manure is source of organic material having

high nitrogen (N) element content and can be utilized to reduce the chemical dose

on hydroponic cultivation.This research aims toknow the combination of AB mix

nutrient, liquid fertilizer chicken manure and rabbit manure optimum on growth

and yield of lettuce in hydroponics wick system as alternative nutrient to reduce

the use of AB mix. Hypothesis is the use of liquid fertilizers chicken manure and

rabbit manure can reduce the use of AB mix nutrient in the cultivation of

lettuce(Lactuca sativa var. crispa) in hydroponic wick system.

This research will be conducted in Greenhouse UPT Pelatihan Kerja

Pertanian dan Pengembangan Tenaga Kerja Luar Negeri Wonojati, Singosari,

Malang.Analysis laboratory of NPK content in nutrient solution and nitrogen

content in plant tissues conducted in the soil chemical laboratory BPTP

Karangploso. This research will be conducted from April until July 2017. The

tools used in this research is nursery tray, plastic tub (35cm x 28cm x 12cm),

styrofoam 6 planting hole diameter 4cm, rockwool, netpot, flannel, aerator,

measuring cup, ruler, weigher, Leaf Area Meter (LAM),Total Disolved

Solid(TDS) meter, pH meter, sack, drum volume 100 Liters, bucket plastic, mixer,

camera digital, and stationary. Materials used in this research is seed lettuce

varieties new grand rapid, water, EM4, molasses, citric acid, AB mix nutrient,

chicken manure and rabbit manure. This reaserch using a randomized block

design, which consists of 11 treatments and 3 replication. The treatment used is

P1 (AB mix 100%), P2 (chicken manure 100%), P3 (AB mix 50% + chicken

manure 50%), P4 (AB mix 25% + chicken manure 75%), P5 (rabbit manure

100%), P6 (AB mix 50% + rabbit manure 50%), P7 (AB mix 25% + rabbit

manure 75%), P8 (AB mix 50% + chicken manure 25% + rabbit manure 25%), P9

(AB mix 25% + chicken manure 50% + rabbit manure 25%), P10 (AB mix 25% +

chicken manure 25% + rabbit manure 50%), and P11 (chicken manure 50% +

rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

plant and number of leaves) and yield as non destructive (leaf area, total fresh

weight per plant, consumption of fresh weight per plant, root fresh weight and

root length). Data were analyzed by using analysis of variance by F test 5%.If

Page 9: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

vii

there is real influence then in a further test using test honest significant difference

(HSD) 5%.

The results indicated that the useof chicken manure and rabbit manure

with the right dosage can reduce the use of chemical fertilizer AB mix in the

cultivation of lettuce on hydroponic wick system.Total fresh weight per plant on

the use of liquid fertilizer rabbit manure 100% (P5) is higher than treatment

chicken manure 100% (P2), AB mix 50% + chicken manure 50% (P3), and

chicken manure 50% + rabbit manure 50% (P11), it’s produces the highest weight

of 76,55 grams.

Page 10: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT atas rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul“Penggunaan Pupuk Kandang Ayam dan Kelinci dalam Budidaya Selada

(Lactuca sativa var. crispa) secara Hidroponik Sistem Wick” sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian strata satu (S-1) di Fakultas

Pertanian Universitas Brawijaya Malang.

Pada kesempatan kali ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Ibu Ir. Koesriharti, MS.selaku dosen pembimbing utama yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam pengerjaanskripsi ini.

2. Dr. Ir. Nurul Aini, MS. selaku dosen pembahas yang telah memberikan

koreksi, nasihat, dan arahan kepada penulis.

3. Prof. Ir. Syukur Makmur Sitompul, Ph.D. selaku ketua majelis yang telah

memberikan koreksi, nasihat, dan masukan kepada penulis.

4. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan doa,motivasi, dan

semangat untuk kesuksesan penulis.

5. Dwi Rahminingrum yang selalu memberikan motivasi dan selalu ada waktu

untuk membantu penulis mulai dari awal penelitian hingga terselesaikannya

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis pribadi dan para pembaca. Kritik dan saran yang sifatnya membangun

sangat diharapkan demi penyempurnaan penulisan selanjutnya.

Malang, Desember 2017

Penulis

Page 11: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

ix

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lumajang pada tanggal 8 Juni 1994 sebagai putra

kedua dari dua bersaudara, dari Bapak Sentot Endro Santoso dan Ibu Sri Arba’ati.

Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN Ditotrunan 1 Lumajang pada

tahun 2001 – 2007. Kemudian penulis melanjutkan sekolah ke SMPN 1

Sukodono, Lumajang pada tahun 2007 – 2010.Pada tahun 2010 hingga 2013,

penulis melanjutkan sekolahnya di SMAN Tempeh, Lumajang.Pada tahun 2013,

penulis melanjutkan studi sebagai mahasiswa Strata-1 Program Studi

Agroekoteknologi Minat Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Brawijaya Malang, Jawa Timur melalui jalur SNMPTN.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di bidang seni musik yang

tergabung menjadi bassist dari band bernama KANNE.Penulis pernah mendapat

kesempatan untuk menjadi guest star di beberapa acara yaitu The 5th

Internasional

Scholarship Seminar “Get Scholarship, Give Charity, Approach Your Success!”

di Gedung Widyaloka UB pada tahun 2015, Fresh di Fakultas Pertanian UB pada

tahun 2015, E-Fest Expo Marketing Fair di Politeknik Negeri Malang pada tahun

2015, Nature Fest Impala UB pada tahun 2016, Bhinneka Fashion Exhibition

Universitas Negeri Malang di Matos pada tahun 2016, Kopdar Bareng Komunitas

di Matos pada tahun 2016, No Major Label Jamming Session with KANNE di

Radio Elfara 98,6 FM pada tahun 2016, Entrepreneur Festival di Politeknik

Negeri Malang pada tahun 2016, Marketing Fair “Show Off Your Creativity and

Inovation” di Politeknik Negeri Malang pada tahun 2017,Kandang Musik di

Fakultas Peternakan UB pada tahun 2017, dan 17th

Anniversary Kopma Padang

Bulan UIN Malang pada tahun 2017.

Page 12: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

x

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ...................................................................................................... iv

SUMMARY ......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Tujuan ......................................................................................................... 2

1.3 Hipotesis ..................................................................................................... 2

2. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 3

2.1 Tanaman Selada ......................................................................................... 3

2.2 Kebutuhan Unsur Hara Tanaman Selada ................................................... 6

2.3 Hidroponik Sistem Wick ............................................................................ 7

2.4 Nutrisi AB Mix ........................................................................................... 9

2.5 Pupuk Cair Kotoran Ayam ....................................................................... 10

2.6 Pupuk Cair Kotoran Kelinci ..................................................................... 11

3. BAHAN DAN METODE .............................................................................. 13

3.1 Tempat dan Waktu ................................................................................... 13

3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 13

3.3 Metode penelitian ..................................................................................... 13

3.4 Pelaksanaan Percobaan ............................................................................. 14

3.4.1 Pembuatan Larutan Nutrisi AB Mix .............................................. 14

3.4.2 Pembuatan Pupuk Cair Kotoran Ayam dan Kotoran Kelinci ........ 15

3.4.3 Pembibitan Benih ........................................................................... 16

3.4.4 Pembuatan Sistem Wick ................................................................. 16

3.4.5 Penanaman ..................................................................................... 16

3.4.6 Pemeliharaan .................................................................................. 17

Page 13: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

xi

3.4.7 Panen .............................................................................................. 17

3.5 Pengamatan Percobaan ............................................................................. 17

3.6 Analisa Labratorium ................................................................................. 18

3.7 Analisa Data ............................................................................................. 18

4. Hasil dan Pembahasan..................................................................................... 19

4.1 Hasil .......................................................................................................... 19

4.1.1 Tinggi Tanaman ............................................................................. 19

4.1.2 Jumlah Daun ................................................................................... 21

4.1.3 Luas Daun ...................................................................................... 23

4.1.4 Bobot Segar Total per Tanaman ..................................................... 24

4.1.5 Bobot Segar Konsumsi per Tanaman ............................................. 25

4.1.6 Panjang Akar dan Bobot Segar Akar ............................................. 26

4.2 Pembahasan .............................................................................................. 27

5. Kesimpulan dan Saran..................................................................................... 32

5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 32

5.2 Saran ......................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 33

LAMPIRAN ........................................................................................................ 36

Page 14: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Kebutuhan Konsenterasi Larutan Nutrisi dan pH pada Beberapa

Tanaman .................................................................................................. 7

2. Komposisi Pembuatan Larutan Stok AB Mix Sayuran Daun ................. 9

3. Batas Kisaran Konsenterasi Unsur Hara yang Terkandung pada Larutan

Nutrisi AB Mix ..................................................................................... 10

4. Kandungan Unsur Hara pada Berbagai Kotoran Ternak ...................... 11

5. Kandungan Unsur Hara Paitan dibandingkan dengan Unsur Pupuk

Kandang ................................................................................................ 12

6. Kandungan Bahan Dasar Nutrisi AB Mix Hydromart Lettuce ............. 14

7. Rerata Tinggi Tanaman Selada Akibat Penggunaan Pupuk Cair Kotoran

Ayam dan Kelinci pada Umur 7 – 35 HST ........................................... 20

8. Rerata Jumlah Daun Selada Akibat Penggunaan Pupuk CairKotoran

Ayam dan Kelinci pada Umur 7 – 35 HST ........................................... 22

9. Rerata Luas Daun per Tanaman Selada Akibat Penggunaan Pupuk Cair

Kotoran Ayam dan Kelinci (Pengamatan Panen) ................................. 23

10. Rerata Bobot Segar Total per Tanaman Selada Akibat Penggunaan

Pupuk Cair Kotoran Ayam dan Kelinci ................................................ 24

11. Rerata Bobot Segar Konsumsi per Tanaman Selada Akibat Penggunaan

Pupuk Cair Kotoran Ayam dan Kelinci ................................................ 25

12. Rerata Panjang Akar dan Bobot Segar Akar Selada Akibat Penggunaan

Pupuk Cair Kotoran Ayam dan Kelinci .............................................................. 26

Page 15: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Selada kepala (Lactuca sativa var. capitata) ........................................... 4

2. Selada romain (Lactuca sativa var. longifolia) ....................................... 4

3. Selada daun (Lactuca sativa var. crispa)................................................. 5

4. Selada batang (Lactuca sativa var. aspirgana) ........................................ 5

5. Rangkaian sistem wick ............................................................................ 8

6. Penambahan air 100 liter kedalam tong ................................................ 50

7. Penambahan EM4 10 ml ....................................................................... 50

8. Penambahan molase 10 ml .................................................................... 50

9. Memasukkan pukan kedalam tong ........................................................ 50

10. Pencampuran pukan kelinci, EM4, dan molase .................................... 50

11. Pencampuran pukan ayam, EM4, dan molase ...................................... 50

12. Hasil pengomposan pukan ayam ketika sudah matang ......................... 51

13. Hasil pengomposan pukan kelinci ketika sudah matang....................... 51

14. Memasukkan bahan nutrisi Mix A ke dalam air dengan volume

5 liter ..................................................................................................... 52

15. Pengadukan bahan nutrisi Mix A hingga larut ...................................... 52

16. Memasukkan bahan nutrisi Mix B ke dalam air dengan volume

5 liter .................................................................................................... 52

17. Pengadukan bahan nutrisi Mix B hingga larut ..................................... 52

18. Hasil pembuatan larutan nutrisi AB mix .............................................. 52

19. Penyaringan pupuk cair kotoran ayam ................................................. 53

20. Penyaringan pupuk cair kotoran kelinci ............................................... 53

21. Pupuk cair kotoran ayam setelah dilakukan penyaringan .................... 53

22. Pupuk cair kotoran kelinci setelah dilakukan penyaringan .................. 53

23. Benih selada varietas new grand rapid ................................................. 53

24. Benih sudah ditanam pada rockwool ................................................... 53

25. Bibit selada umur 3 HSS ...................................................................... 54

26. Bibit selada umur 7 HSS ...................................................................... 54

27. Bibit selada umur 14 HSS .................................................................... 54

Page 16: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

xiv

28. Bibit selada dipindahkan kedalam netpot untuk di transplanting ke

bak tanam ............................................................................................ 54

29. Penambahan larutan nutrisi ke dalam bak tanam sesuai dosis

perlakuan ............................................................................................. 54

30. Hasil panen perlakuan P1 .................................................................... 55

31. Hasil panen perlakuan P2 .................................................................... 55

32. Hasil panen perlakuan P3 .................................................................... 55

33. Hasil panen perlakuan P4 .................................................................... 55

34. Hasil panen perlakuan P5 .................................................................... 55

35. Hasil panen perlakuan P6 .................................................................... 55

36. Hasil panen perlakuan P7 .................................................................... 56

37. Hasil panen perlakuan P8 .................................................................... 56

38. Hasil panen perlakuan P9 .................................................................... 56

39. Hasil panen perlakuan P10 .................................................................. 56

40. Hasil panen perlakuan P11 .................................................................. 56

Page 17: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Deskripsi Selada Varietas New Grand Rapid ....................................... 36

2. Denah Percobaan ................................................................................... 37

3. Denah Penataan Tanaman pada Setiap Bak Tanam .............................. 38

4. Perhitungan Kebutuhan Air dan Pupuk Cair ......................................... 39

5. Dosis Larutan Nutrisi dalam Satu Bak Tanam (7 Liter Air) ................. 42

6. Langkah-Langkah Pembuatan Larutan Nutrisi AB Mix ....................... 43

7. Langkah-Langkah Pembuatan Pupuk Cair Kotoran Ayam dan

Kotoran Kelinci ..................................................................................... 44

8. Hasil Analisis Laboratorium Larutan Nutrisi ........................................ 45

9. Hasil Analisis Laboratorium Jaringan Tanaman ................................... 46

10. Hasil Analisis Ragam Parameter Pengamatan Tinggi Tanaman pada

Berbagai Umur Pengamatan ................................................................. 47

11. Hasil Analisis Ragam Parameter Pengamatan Jumlah Daun pada

Berbagai Umur Pengamatan ................................................................. 48

12. Hasil Analisis Ragam Parameter Pengamatan Panen ........................... 49

13. Dokumentasi Proses pengomposan Kotoran Ayam dan Kelinci .......... 50

14. Dokumentasi Hasil Pengomposan Kotoran Ayam dan kelinci ............. 51

15. Dokumentasi Pembuatan Larutan Nutrisi AB Mix ............................... 52

16. Dokumentasi Penyemaian Benih dan Penambahan Larutan Nutrisi

pada Bak Tanam ................................................................................... 53

17. Dokumentasi Panen Tanaman Selada ................................................... 55

Page 18: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman selada merupakan salah satu komoditas sayuran hortikultura

yang banyak digemari oleh masyarakat. Kandungan gizi yang terdapat pada

tanaman selada sangatbaik untuk kesehatan tubuh manusia. Menurut Pracaya dan

Kartika (2016), selada mengandung gizi yang cukup tinggi, terutama sebagai

sumber mineral, vitamin, asam folat, dan serat yang tak kalahdengan jeruk

ataupun bayam.Komoditas ini mempunyai prospek bagus untuk dikembangkan.

Daya tarik utama tanaman ini adalah memiliki masa panen yang pendek, pasar

yang terbuka luas dan harga yang relatif stabil.

Permintaan pasar terhadap sayuran terus bertambah seiring dengan

bertambahnya jumlah penduduk Indonesia dan meningkatnya kesadaran

masyarakat terhadap kesehatan. Namun bertambahnyapermintaan pasar tersebut

tidak diimbangi dengan luas area pertanian yang semakin sempit terutama di

Pulau Jawa. Sekretariat Jendral Kementrian Pertanian (2014) mengemukakan

bahwa luas lahan sawah di Pulau Jawa mengalami penurunan 0,9% dari tahun

2012 – 2013. Pada tahun 2012 luas lahan sawah di Jawa yaitu 3.444.282,58

hektar, kemudian pada tahun 2013 berkurang menjadi 3.141.377 hektar. Hal

tersebut disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk di Pulau Jawa yang

semakin tidak terkendali, sehingga dilakukan alih fungsi lahan pertanian menjadi

pemukimanuntuk tempat tinggal mereka.

Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu melalui teknik

budidaya secara hidroponik. Teknik ini dapat diaplikasikan pada lahan sempit

dengan populasi tanaman yang tinggi, pemakaian pupuk lebih efektif, bebas

pestisida, perawatan tanaman lebih terkontrol, dan kualitas hasil panen lebih

terjamin. Jenis sistem hidroponik yang paling sederhana dan murah adalah sistem

wick atau sumbu. Sistem ini cocok digunakan oleh semua kalangan termasuk

pemula hidroponik. Cara kerja sistem ini dengan memanfaatkan gaya kapilaritas

dari sumbu untuk menghubungkan larutan nutrisi dan media tanam. Budidaya

selada secara hidroponik sistem wick ini juga sesuai untuk mendukung program

Kementrian Pertanian Indonesia yaitu KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari)

terutama pada pekarangan rumah yang memiliki lahan terbatas. KRPL adalah

Page 19: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

2

pemanfaatan pekarangan rumah yang ramah lingkungan sebagai lahan budidaya

untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga. Apabila program KRPL ini

dapat terealisasi dengan baik, maka kebutuhan pangan keluarga akan tercukupi

tanpa bergantung pada pasar, serta strategi pemerintah untuk mewujudkan

ketahanan dan kemandirian pangan akan tercapai.

Namun budidayahidroponikmasih menggunakan pupuk kimia AB mix

untuk mencukupi kebutuhan unsur hara tanaman. Bahan organikdapat

dimanfaatkan untuk mengurangi dosis kimia pada budidaya hidroponik.

Sehinggahasil panen yang dihasilkan merupakan produk organikyang baik untuk

kesehatan manusia.Kotoran ayam dan kelincimerupakan sumber bahan organik

yang memiliki kandungan unsur nitrogen (N) yang lebih tinggi dari pada kotoran

ternak yang lain. Kandungan unsur hara pada kotoran kelinci yaitu 1,22 % N, 0,87

% P, dan 0,57 % K, sedangkan pada kotoran ayam mengandung 2,71 % N, 1,32 %

P, dan 1,45 % K (Brown, 2013). Unsur N sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk

pembentukan organ vegetatif. Oleh karena itu kotoran ayam dan kelincidapat

diaplikasikan sebagai nutrisi alternatif pada tanaman selada yang dipanen hanya

pada fase vegetatif saja.

1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuikombinasinutrisi AB Mix, pupuk

cair kotoran ayam, dan pupuk cair kotoran kelinci yang dapat digunakan sebagai

nutrisi alternatif dalammengurangi penggunaan nutrisi AB Mix.

1.3 Hipotesis

Penggunaan pupuk cair kotoran ayam dan kotoran kelinci dapat

mengurangi penggunaan nutrisi AB Mix pada budidaya selada secara hidroponik

sistem wick.

Page 20: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

3

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Selada

Menurut Rukmana (1994), tanaman selada termasuk dalam kingdom

tumbuhan (plantae), divisi spermatofita, kelas dikotil (berkeping dua) dan famili

Compositae(Asteraceae). Tanaman selada masih satu famili dengan tanaman

andewi atauendive (Cichorium endive L.) yang umumnya juga ditanam untuk

sayuran. Genus selada termasuk dalam Lactuca, dengan nama spesies yaitu

Lactuca sativa L.

Selada termasuk dalam tanaman semusim yang banyak mengandung air.

Batangnya pendek berbuku-buku sebagai tempat tumbuhnya daun. Daun selada

berbentuk panjang bulat. Ukuran panjangnya dapat mencapai ±25 cm dan

lebarnya ±15 cm.Sistem perakaran tanaman selada yaitu tunggang dan cabang-

cabang akar menyebar ke semua arah dengan kedalaman mencapai 25 – 50 cm.Di

daerah yang beriklim sedang (sub-tropis), tanaman selada mudah berbunga.

Bunga selada berwarna kuning. Bunga ini menghasilkan buah berbentuk polong

yang berisi biji. Biji selada berbentuk oval, berukuran kecil pipih, dan bagian

ujungnya lancip (Rukmana, 1994).

Menurut Pracaya (2007), tanaman selada dikelompokkan menjadi empat

jenis, yaitu selada kepala (Lactuca sativa var. capitata), selada silindris (Lactuca

sativa var.longifolia), selada daun (Lactuca sativa var. crispa), dan selada batang

(Lactuca sativa var.aspirgana).

1. Selada kepala (Lactuca sativa var.capitata), selada ini disebut juga selada

kol, karena memiliki bentuk daun yang kompak seperti kepala atau kol,

hanya lebih kecil dan kurang keras, daunnya lebar, hampir bulat, halus dan

lembut (Gambar 1). Selada kepala ini dapat tumbuh baik dan membentuk

kepala apabila ditanam di dataran tinggi. Selada kepala dibagi menjadi 2

macam berdasarkan bentuk daunnya yaitu crisphead (berdaun keriting)

dan butterhead (berdaun lurus).

Page 21: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

4

(a) (b)

Gambar 1. Selada kepala (Lactuca sativa var. capitata)

(a) Crisphead lettuce

(b) Butterhead lettuce Sumber: www.rijkzwaan.com.au

2. Selada silindris (Lactuca sativa var.longifolia), selada ini disebut juga

selada cos atau selada romain. Krop dari selada ini berbentuk kerucut atau

silinder. Daunnya memanjang, ujungnya lengkung, bertekstur keras, kaku,

dan agak kasar (Gambar 2). Menurut Haryantoet al. (2007), selada romain

memiliki daun yang lebih tegak daripada daun selada pada umunya.

Ukurannya besar dengan warna daun hijau tua.

Gambar 2. Selada romain(Lactuca sativa var. longifolia) Sumber: www.rijkzwaan.com.au

3. Selada daun (Lactuca sativa var. crispa), selada ini merupakan jenis selada

yang tidak membentuk krop. Menurut Haryantoet al. (2007), jenis selada

daun memiliki helaian daun yang lepas dan tepi daunnya berombak atau

bergerigi, serta memiliki warna daun hijau atau merah (Gambar 3). Selada

daun biasa dibudidayakan pada dataran rendah, daunnya memiliki rasa

renyah dan berwarna hijau segar.

Page 22: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

5

Gambar 3. Selada daun (Lactuca sativa var. crispa), Sumber: www.rijkzwaan.com.au

4. Selada batang (Lactuca sativa var. aspirgana), Selada jenis ini memiliki

ciri-ciri daun berukuran besar, panjang dan bertangkai lebar, serta

berwarna hijau terang. Daunnya berlepasan ,tidak membentuk krop, dan

memiliki ukuran batang lebih besar dari jenis selada yang lain (Gambar 4).

Gambar 4. Selada batang (Lactuca sativa var. aspirgana) Sumber: www.specialtyproduce.com

Selada dapat tumbuh di dataran tinggi ataupun rendah. Namun hampir

semua tanaman selada dibudidayakan pada dataran tinggi. Hanya jenis selada

daun saja yang masih toleran terhadap dataran rendah. Pada penanaman di dataran

tinggi, jenis selada kepala (selada kol) menghasilkan bentuk krop yang lebih baik

daripada dibudidayakan pada di dataran sedang atau rendah (Haryantoet al.,

2007).

Menurut Sastradihardja (2011), daerah yang cocok untuk penanaman

selada adalah daerah yang memiliki ketinggian sekitar 500 – 2000 m dpl dan suhu

rata-rata 15º-20ºC. Waktu tanam yang paling cocok untuk tanaman selada yaitu

pada waktu akhir musim hujan (Maret/April). Akan tetapi selada dapat pula

ditanam pada musim kemarau, asalkan dilakukan penyiraman air yang cukup.

Selada memerlukan sinar matahari yang cukup (tidak banyak awan) dan tempat

yang terbuka.

Page 23: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

6

Menurut Zulkarnain (2013), tanaman selada masih dapat diusahakan di

tanah dengan kandungan hara yang rendah asalkan diberi pupuk organik yang

memadai. Ketersediaan air yang terus menerus sangat penting untuk mendapatkan

hasil panen yang berkualitas tinggi karena sebagian besar tanaman terdiri dari air

dan kualitasnya ditentukan oleh air yang dikandungnya. Oleh karena itu,

kelembaban tanah yang tinggi perlu dijaga selama pertumbuhan selada.

Hasil penelitian Rohmah (2009), menunjukkan bahwa selada kultivar

crispa memberikan hasil indeks luas daun yang tinggi pada jarak tanam 20cm x

15cm. Perlakuan jarak tanam 20cm x 15cm menunjukkan bobot segar tanaman

per ha dan bobot segar konsumsi per ha yang lebih tinggi dibandingkan dengan

jarak tanam 25cm x 25cm dan 30cm x 25cm.

1.2 Kebutuhan Unsur Hara Tanaman Selada

Unsur hara memiliki pengaruh penting dalam pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Tanaman membutuhkan unsur hara yang cukup dan

seimbang agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Apabila tanaman

mengalami kekurangan (defisiensi) atau kelebihan (toksisitas) unsur hara, maka

pertumbuhan tanaman menjadi tidak normal sehingga berpengaruh pada kualitas

dan kuantitas hasil panen (Jones, 2005).

Menurut Roberto (2003), unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh

tanaman dibagi menjadi dua yaitu unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro

adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relatif besar.

Contohnya yaitu nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium

(Mg), belerang (S). Sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara yang

dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relatif kecil, namun apabilaberlebihan

dapat menjadi racun.Unsur hara ini diantaranya besi (Fe), mangan (Mn), boron

(B), molibdenum (Mo),Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl).

Pada dasarnya nutrisi hidroponik memegang peran penting dalam

pertumbuhan tanaman, karena budidaya hidroponik tanpa menggunakan media

tanah sehingga kebutuhan unsur hara tanaman hanya dapat terpenuhi melalui

pemberian larutan nutrisi. Ketersediaan unsur hara pada larutan nutrisi hidroponik

dapat diketahui dari nilai EC (Electrical Conductivity) ataupun TDS (Total

Dissolve Solid) dari larutan nutrisi tersebut. Raviv dan Leith (2008)

Page 24: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

7

mengemukakan bahwaEC (Electrical Conductivity) merupakan kepekatan unsur

hara dalam larutan, semakin pekat larutan maka semakin besar kemampuan

penghantaran aliran listrik, karena muatan ion yang terkandung pada larutan

nutrisi tersebut juga tinggi. Sedangkan TDS (Total Dissolve Solid) adalah ukuran

zat terlarut (baik itu zat organik maupun anorganik) yang terdapat pada sebuah

larutan. TDS meter menggambarkan jumlah zat terlarut dalam Part Per

Million (PPM) atau sama dengan milligram per Liter (mg/L).Setiap tanaman

memiliki standart nilai EC dan TDSlarutan nutrisi yang berbeda.Hasil penelitian

Setiawan (2007), menunjukkan bahwa tanaman selada dapat tumbuh optimum

pada nilai EC 1,56 – 1,74 mS/cm. Pada perlakuan tersebut memberikan pengaruh

nyata terhadap parameter pertumbuhan tanaman dan hasil panen tanaman selada

dengan berat total per tanaman yang dihasilkan adalah 56,115 gram. Menurut

Roberto (2003), tanaman selada dapat tumbuh dengan baik pada konsentrasi 560 –

840 ppm, dengan pH berkisar 6,0 – 7,0 (Tabel 1).

Tabel 1. Kebutuhan Konsentrasi Larutan Nutrisi dan pH pada Beberapa Tanaman

(Roberto, 2003)

Jenis Tanaman pH Ppm

Basil 5,5 – 6,5 700 – 1120

Brokoli 6,0 – 6,8 1900 – 2450

Bayam 6,0 – 7,0 1260 – 1610

Cabai 6,0 1260 – 1540

Mentimun 5,5 – 6,0 1100 – 1750

Melon 5,5 – 6,0 1400 – 1750

Tomat 5,5 – 6,5 1400 – 3500

Selada 6,0 – 7,0 560 – 840

1.3 Hidroponik Sistem Wick

Menurut Jones (2005), hidroponik merupakan suatu cara budidaya

tanaman tanpa menggunakan media tanah, tetapi menggunakan larutan nutrisi

untuk mencukupi kebutuhan hara tanaman. Media yang biasa digunakan yaitu air,

pasir, gravel, vermikulit, rockwool, perlite, peat moss, sabut kelapa ataupun

serbuk gergaji. Hidroponik dibagi menjadi dua yaitu kultur air (air sebagai media

Page 25: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

8

dan penyedia unsur hara) dan kultur substrat (menggunakan media padat bukan

tanah).

Kelebihan dari budidaya tanaman secara hidroponik yaitu tidak

membutuhkan lahan yang luas, populasi tanaman yang lebih tinggi, tanaman lebih

steril karena tidak terkontaminasi oleh tanah, penggunaan air dan pupuk lebih

efisien, faktor lingkungan lebih terkontrol, dan hasil yang diperoleh lebih

memuaskan daripada budidaya konvensional. Kelemahan dari system hidroponik

yaitu membutuhkan biaya oprasional yang mahal, membutuhkan pengetahuan

khusus dalam proses budidaya hidroponik, dan penyebaran penyakit lebih cepat

daripada budidaya konvensional (Jensen, 1981).

Menurut Syarieva (2014), sistem wick merupakan salah satu contoh

hidroponik kultur air yang paling sederhana dan biaya oprasional yang lebih

rendah daripada sistem hidroponik yang lain. Sumber biaya tertinggi hanya

berasal dari benih dan nutrisi. Teknik ini menghubungkan nutrisi dan media tanam

melalui perantara sumbu dengan memanfaatkan gaya kapilaritas (Gambar 5). Cara

kerja mirip kompor minyak tanah. Sistem wick termasuk dalam sistem hidroponik

pasif (terbuka), karena larutan nutrisi pada wadah tidak tersirkulasi, oleh karena

itu perlu penggunaan aerator untuk mencukupi ketersediaan oksigen di zona

perakaran. Sehingga proses respirasi tidak terganggu dan unsurhara dapat diserap

oleh akar tanaman secara optimal. Menurut Herwibowo dan Budiana (2015),

kelebihan dari sistem wick adalah mudah dibuat, biaya oprasional rendah,

sehingga cocok digunakan untuk semua kalangan, termasuk pemula maupun

pehobi.

Gambar 5. Rangkaian Sistem Wick Sumber: www.caramenanamhidroponik.com

Page 26: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

9

1.4 Nutrisi AB Mix

Nutrisi AB Mix merupakan pupuk hidroponik lengkap yang mengandung

semua unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman hidroponik.

Pupuk tersebut diformulasikan secara khusus, sesuai jenis dan fase pertumbuhan

tanaman. Nutrisi AB Mix di bedakan menjadi 2 bagian yaitu nutrisi A dan nutrisi

B. Menurut Sastro dan Rokhmah (2016), Nutrisi A mengandung campuran

kalsium nitrat, kalium nitrat, dan Fe EDTA. Sedangkan Nutrisi B mengandung

campuran kalium di-hidro fosfat, ammonium sulfat, kalium sulfat, magnesium

sulfat, cupric sulfat, zinc sulfat, asam borat, mangan sulfat, dan ammonium hepta

molibdat (Tabel 2). Komposisi nutrisi A dan B berbeda-beda tergantung dari

formilasi yang digunakan. Batas kisaran kandungan masing-masing unsur hara

makro dan mikro pada bahan pembuatan nutrisi AB Mix harus tetap diperhatikan

(Tabel 3).

Tabel 2. Komposisi Pembuatan Larutan Stok AB Mix Sayuran Daun (Sastro dan

Rokhmah, 2016)

Larutan Stok Unsur Komposisi (g)

A

Kalsium nitrat 1176

Kalium nitrat 616

Fe EDTA 38

B

Kalium dihidro fosfat 335

Amnonium sulfat 122

Kalium sulfat 36

Magnesium sulfat 790

Cupric sulfat 0,4

Zinc sulfat 1,5

Asam borat 4

Mangan Sulfat 8

Amonium hepta molibdat 0,1

Nutrisi A dan B tidak dapat dicampur secara langsung kedalam satu

wadah, karena bila kation Ca (Kalsium) dalam pekatan A bertemu dengan anion S

(Sulfat) dalam pekatan B akan terjadi endapan kalsium sulfat sehingga unsur Ca

Page 27: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

10

dan S tidak dapat diserap oleh akar. Tanaman pun akan menunjukkan gajala

defisiensi Ca dan S (Hendra dan Andoko, 2014).

Tabel 3. Batas Kisaran Konsentrasi Unsur Hara yang Terkandung pada Larutan

Nutrisi AB Mix (Raviv dan Leith, 2008)

Unsur Kimia Bentuk Ion uang Diserap

Tanaman

Batasan Umum

(ppm = mg/L)

Nitrogen (N) NO3- , NH4

+ 50-200

Fosfor (P) H2PO4-, PO4

3-, HPO4

2- 5-50

Potasium (K) K+ 50-200

Kalsium (Ca) Ca2+

40-200

Magnesium (Mg) Mg2+

10-50

Sulfur (S) SO42-

5-50

Besi (Fe) Fe2+

, Fe3+

0,5-3,0

Tembaga (Cu) Cu2+

0,001-0,01

Mangan (Mn) Mn2+

0,1-1,0

Zinc (Zn) Zn2+

0,01-0,1

Molibdenum (Mo) MoO42-

0,01-0,1

Boron (B) BO32-

, B4O72-

0,1-0,3

1.5 Pupuk Cair Kotoran Ayam

Kotoran ayam memiliki kandungan unsur hara yang baik untuk

pertumbuhan tanaman. Menurut Samekto (2006), kandungan unsur hara di dalam

kotoran ayam lebih tinggi dari pada kandungan unsur hara di dalam kotoran

mamalia. Kotoran ayam memiliki kandungan 2,71% N, 1,32% P, dan 1,45% K

(Brown, 2013). Kandungan unsur hara pada kotoran ayam dibandingkan dengan

kotoran ternak lain disajikan pada Tabel 4.

Hasil penelitian Ichwalzah (2015), menunjukkan bahwa pada perlakuan

25% AB Mix + 25% pupuk cair paitan + 50% pupuk cair kotoran ayam

menghasilkan pengaruh tidak berbeda nyata dengan perlakuan 100% AB Mix

(kontrol) pada hampir semua parameter pengamatan pertumbuhan dan hasil

tanaman kangkung secara hidroponik sistem wick (sumbu).

Hasil penelitian Masarirambi et al. (2012), menunjukkan bahwa dengan

penambahan pupuk kotoran ayam 60 ton/ha memberikan pengaruh nyata terhadap

Page 28: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

11

pertumbuhan, hasil panen, dan kualitas pada tanaman selada (Lactuca sativa L.).

Hasil tersebut lebih tinggi daripada menggunakan pupuk kimia. Pada parameter

hasil panen per tanaman perlakuan penambahan pupuk kotoran ayam 60 ton/ha

menghasilkan berat 370 gram, sedangkan pada perlakuan menggunakan pupuk

kimia seberat 100 gram.

Hasil penelitian Jigme et al. (2015), juga menunjukkan bahwa pemupukan

menggunakan kompos yang ditambahkan pupuk cair kotoran ayam 200ml/minggu

memberikan pengaruh nyata pada hampir semua parameter pertumbuhan dan hasil

panen tanaman brokoli (Brassica oleracea L. var. italica Plenck cv. Top Green).

Hasil panen yang dihasilkan dengan perlakuan pemupukan menggunakan kompos

yang ditambahkan pupuk cair kotoran ayam 200ml/minggu yaitu 11,59 ton/ha

lebih tinggi dari pada perlakuan kontrol (9,27 ton/ha) maupun kompos (9,59

ton/ha). Namun hasil tersebut tidak berbeda nyata dengan perlakuan penggunaan

pupuk kimia (12,12 ton/ha).

Tabel 4. Kandungan Unsur Hara pada Berbagai Kotoran Ternak (Brown, 2013)

Jenis Pukan Total N NH4-N P K

% Ppm % % %

Babi 0,93 2,913 0,29 0,49 0,57

Sapi perah 0,72 1,505 0,15 0,20 0,61

Sapi potong 0,92 1,778 0,18 0,33 0,66

Domba 0,87 2,784 0,28 0,34 0,76

Kambing 1,04 2,818 0,28 0,28 1,03

Kuda 0,50 0,749 0,07 0,15 0,43

Ayam 2,71 5,501 0,60 1,32 1,45

Kelinci 1,22 1,228 0,12 0,87 0,57

1.6 Pupuk Cair Kotoran kelinci

Kotoran kelinci dapat digunakan sebagai pupuk organik yang potensial

untuk tanaman sayuran, salah satunya yaitu selada. Brown (2013) mengemukakan

bahwa kotoran kelinci memiliki kandungan 1,22% N, 0,87% P, dan 0,57% K.

Kandungan unsur hara dalam kotoran kelinci tersebut lebih tinggi dari pada

Page 29: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

12

kotoran ternak yang lain setelah kotoran ayam. Kandungan unsur hara pada

kotoran kelinci dibandingkan dengan kotoran ternak lain disajikan pada Tabel 4.

Hasil penelitian Tauryska (2014), menunjukkan bahwa pemberian pupuk

cair hasil fermentasi kotoran padat kelinci dengan konsentrasi30% (60ml pupuk

cair + 140ml aquades) merupakan konsentrasi yang optimal untuk pertumbuhan

dari tanaman sambiloto (Andrographis paniculata Nees.). Perlakuan tersebut

memiliki pengaruh berbeda nyata terhadap perlakuankonsentrasi 0% (kontrol

200ml air) dan hasil pengamatan yang lebih tinggi dari pada perlakuan yang lain

pada seluruh parameter pertumbuhan.

Hasil penelitian Nurrohmanet al. (2014), menunjukkan bahwa

denganpenggunaan fermentasi ekstrak paitan dan kotoran kelinci cair dapat

mensubstitusi nutrisi dalam budidaya hidroponik tanaman sawi. Perlakuan AB

Mix Joro + kotoran kelinci cairmemberikan pengaruh nyata terhadap bobot segar

konsumsi tanaman sebesar 38,35 gram yang lebih tinggi dari pada perlakuan AB

Mix Joro (kontrol) sebesar 31,85 gram. Namun perlakuan AB Mix Joro + kotoran

kelinci cair pada parameter pengamatan bobot segar konsumsi, hasilnya lebih

rendah dari pada perlakuan AB Mix Joro + paitan + kotoran kelinci sebesar 48,57

gram.

Togun dan Akanbi, 2002 (dalam Olabode et al., 2007) mengemukakan

bahwakandungan unsur hara pada kotoran ayam lebih tinggi dari pada paitan,

namun paitan memiliki kandungan kalium yang lebih tinggi dari pada kotoran

ayam (Tabel 5). Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan denganpemberian

pupuk cair kotoran ayam dan pupuk cair kotoran kelinci dapat meningkatkan

pertumbuhan dan hasil dari tanaman selada (Lactuca sativa var. crispa) secara

hidroponik sistem wick.

Tabel 5. Kandungan Unsur Hara pada Paitan dibandingkan dengan pupuk

kandang (Togun dan Akanbi, 2002 dalam Olabode et al., 2007)

Jenis Pukan N P K Ca Mg

Paitan 1,76 0,82 3,92 3,00 0,005

Ayam 1,78 2,00 1,80 9,70 0,44

Sapi 1,06 0,52 0,95 1,06 0,86

Babi 1,69 1,32 0,76 3,81 0,54

Page 30: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

13

3. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse UPT Pelatihan Kerja Pertanian

dan Pengembangan Tenaga Kerja Luar Negeri Wonojati, Singosari, Malang.

Analisis kandungan unsur hara NPK larutan nutrisidan analisis jaringan tanaman

unsur hara N dilakukan di laboratorium kimia tanah BPTP (Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian) Karangploso. Penelitian dilaksanakan pada bulan April

sampai Juli 2017.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tray persemaian, bak tanam

plastic (35cm x 28cm x 12cm), styrofoam berisi 6 lubang tanam diameter 4cm,

media tanam rockwool, netpot, kain flannel, aerator, gelas ukur 100 ml, penggaris,

timbangan digital, Leaf Area Meter (LAM),Total Disolved Solid(TDS) meter, pH

meter, karung,tong volume 100 liter, timba plasik, pengaduk, camera digital, dan

alat tulis.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu benih selada varietas

newgrand rapid, air, sitrun (citric acid),EM4, molase,Nutrisi AB Mix, kotoran

ayam, dan kotoran kelinci.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)

yang terdiri atas 11 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Setiap satuan percobaan

terdiri dari enam tanaman. Sehingga total seluruh tanaman sebanyak 198

tanaman.Denah percobaan disajikan pada Lampiran 2. Adapun perlakuan tersebut

adalah sebagai berikut:

P1 = AB mix 100%

P2 = Pukan ayam 100%

P3 = AB mix 50% + pukan ayam 50%

P4 = AB mix 25% + pukan ayam 75%

P5 = Pukan kelinci 100%

P6 = AB mix 50% + pukan kelinci 50%

P7 = AB mix 25% + pukan kelinci 75%

Page 31: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

14

P8 = AB mix 50% + pukan ayam 25% + pukan kelinci 25%

P9 = AB mix 25% + pukan ayam 25% + pukan kelinci 50%

P10 = AB mix 25% + pukan ayam 50% + pukan kelinci 25%

P11 = Pukan ayam 50% + pukan kelinci 50%

3.4 Pelaksanaan Percobaan

3.4.1 Pembuatan larutan nutrisi AB Mix

Larutan nutrisi AB Mix yang digunakan adalah AB Mix Hydromart.

Kandungan bahan dasar pada nutrisi AB Mix Hydromart Lettucedisajikan pada

Tabel 6.

Tabel 6. Kandungan Bahan Dasar Nutrisi AB Mix Hydromart Lettuce

Ion Konsentrasi

N-NO3 20,3 %

N-NH4 3,0 %

P 6,3 %

K 26,3 %

Ca 23,8 %

Mg 5,6 %

S 14,1 %

Fe EDTA 3,26 ppm

Fe EDDHA 0,74 ppm

Mn EDTA 0,50 ppm

Zn EDTA 0,10 ppm

Cu EDTA 0,10 ppm

B 0,50 ppm

Mo 0,051 ppm

Na 0,024 ppm

Langkah pertama dalam pembuatan nutrisi AB Mix yaitu menyiapkan

serbuk nutrisi AB Mix, dua buah timba plastik, dan pengaduk. Timba dicuci

terlebih dahulu. Kemudian bahan nutrisi stokA dimasukkan ke dalam salah satu

wadah, lalu tambahkan air bersih hingga volume air 5 liter, dan aduk hingga

benar-benar larut. Begitu pula dengan bahan nutrisi stok B yang dituangkan

Page 32: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

15

kedalam wadah berbeda. Larutan nutrisi stock A dan stock B disimpan pada

tempat yang sejuk dan kering.

Cara pemakaian nutrisi AB Mix yaitu 7 liter air ditambahkan 30 ml nutrisi

A, kemudian diaduk hingga merata. Setelah itu ditambahkan 30 ml nutrisi B dan

aduk kembali hingga merata. Campuran nutrisi AB Mix tersebut akan

menghasilkan konsentrasi nutrisi 830 ppm dengan EC 1,6 mS/cm.

Sebelum di aplikasikan ke tanaman, larutan nutrisi AB Mix di analisis

terlebih dahulu untuk mengetahui unsur hara yang terkandung pada larutan nutrisi

tersebut.

3.4.2 Pembuatan pupuk cair pukan ayam dan pukan kelinci

Pengambilan kotoran ayam dilakukan di peternakan ayam petelur Desa

Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur, sedangkankotoran kelinci diambil dari

peternakan kelinci Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang,

Jawa Timur. Pupuk kandang yang digunakan berasal dari kotoran ayam dan

kelinci dari semua umur yang diternak pada peternakan tersebut. Pengambilan

kotoran ayam dan kotoran kelinci masing-masing sebanyak 50 kg. Pengambilan

dilakukan dengan memasukkan masing-masing kotoran kedalam karung. Kotoran

ayam dan kelinci dipisahkan dari daun, rumput, jerami, dan rating yang terdapat

pada kotoran tersebut. Setelah itu 2 buah tong disiapkan untuk diisi air PDAM

masing-masing sebanyak 100 liter serta ditambahkan 10 ml EM4 dan 10 ml

molase. Kotoran ayam dimasukkankedalam tong dan diaduk hingga merata,

begitu pulakotoran kelinci dimasukkan kedalam tong yang berbeda. Kemudian

tong ditutup dengan rapat. Pengadukan pupuk dilakukan 3 hari sekali. EM4 dan

molase ditambahkan sebanyak 10 ml setiap 2 minggu sekali sampai pupuk

matang. Pupuk sudah matang apabila bau menyengat dari pupuk sudah hilang dan

wanginya berubah menjadi seperti tape. Pupuk cair kotoran ayam dan kelinci

sudah matang saat umur pengomposan 52 hari.

Setelah itu, dilakukan pengecekan EC larutan nutrisi untuk mengetahui

volume pupuk cair yang dibutuhkan dalampersentase dosis pada setiap perlakuan.

Pengecekan EC dilakukan dengan cara menyaring masing-masing pupuk cair

menggunakan kain kassa terlebih dahulu. Setelah itu air disiapkan sebanyak 1 liter

dan ditambahkan pupuk cair hasil saringan per milliliter. Kemudian larutan pupuk

Page 33: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

16

cair tersebut di cek ECnya menggunakan EC meter. Pupuk cair terus ditambahkan

hingga EC mencapai 1,6mS/cm. Hasil dari volume penambahan pupuk cair pada 7

liter air(P2 = kotoran ayam 100% dan P3 = kotoran kelinci 100%) dicatat sebagai

dasar untuk menentukan volume pupuk cair yang digunakan pada persentase dosis

pada setiap perlakuan.Volume yang dibutuhkan untuk mencapai EC 1,6 yaitu

170ml kotoran ayam (P2) dan 730 ml kotoran kelinci (P3).Sebelum diaplikasikan

ke tanaman, setiap perlakuan tersebut di analisis kandungan unsur haranya

terlebih dahulu.

3.4.3 Pembibitan benih

Pembibitan dilakukan menggunakan media tanam rockwool. Rockwool

dipotong berukuran 2cm x 2cm x 2cm. Benih ditanam tepat dibagian tengah

rockwool. Tiaprockwool berisi 1 benih selada. Proses pembibitan dilakukan

selama 14 hari. Bibit yang sudah siap pindah tanam ditandai dengan mulai

tumbuh daun berjumlah 2-3 helai. Kemudianbibit seladabeserta rockwoolnya

dipindahkan ke netpot untukdilakukan penanaman pada hidroponik sistem wick.

3.4.4 Pembuatan Sistem Wick

Bak nutrisi menggunakan wadah plastik berukuran 35cmx 28cm x 12cm.

Jumlah bak dalam penelitian ini yaitu 33 bak dan setiap baknya berisi 6 tanaman.

Jarak tanam pada styrofoam adalah 20cm x 15cm dengan diameter lubang tanam

yaitu 4cm. Setiap netpot diselipkan kain flannel sebagai sumbu untuk

menghubungkan larutan nutrisi dengan akar tanaman. Bak plastik diisi dengan

larutan nutrisi sesuai dengan perlakuan dengan volume 7 liter air.

3.4.5 Penanaman

Bibit selada ditanam pada setiap netpot beserta rockwoolnya. Kemudian

netpot diletakkan pada lubang tanam yang tersedia distyrofoam.Styrofoam yang

telah ditanami bibit selada diletakkan diatas bak nutrisi yang telah diisi larutan

nutrisi sesuai perlakuan.Kain flannel pada netpot dikondisikan agar tercelup pada

larutan nutrisi agar terjadi proses kapilaritas sehingga rockwool tetap dalam

kondisi lembab serta kebutuhan air dan nutrisi tanaman tersedia. Aerator

digunakan untuk mencukupi ketersediaan oksigen terlarut pada larutan nutrisi dan

meminimalisir terjadinya pengendapan nutrisi.

Page 34: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

17

3.4.6. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman dilakukan agar bibit yang telah ditanam pada

sistem wick dapat tumbuh dengan optimal. Kegiatan pemeliharaan tanaman

meliputi monitoring nilai EC (Electrical Conductivity), pH, dan Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT).pH larutan nutrisi dipertahankan berkisar antara 6,0-

7,0. Apabila pH terlalu tinggi ditambahkan sitrun (citric acid) sampai pH sesuai

dengan kebutuhan tanaman. Sedangkah pH yang terlalu rendah cukup

ditambahkan air untuk menaikan pH sesuai kebutuhan tanaman. Larutan nutrisi

diganti seminggu sekali. Aerator digunakan untuk mencukupi ketersediaan

oksigen terlarut pada larutan nutrisi dan meminimalisir terjadinya pengendapan

nutrisi.

3.4.7 Panen

Pemanenan dilakukan ketika tanaman selada sudah sesuai dengan kriteria

panen.Menurut Samadi (2014), tanaman selada yang siap panen mempunyai

kriteria tanaman belum berbunga, daun belum terlihat menua, daun paling bawah

sudah rebah hampir menyentuh tanah, ukuran tanaman telah mencapai maksimal

dan jumlah daun sudah maksimal. Pemanenan selada dilakukan dengan cara

mencabut tanaman dari netpot beserta rockwoolnya.

3.5 Pengamatan Percobaan

Pengamatan yang dilakukan antara lain pengamatan pertumbuhan tanaman

dan panen.

Pengamatan pertumbuhan tanaman secara non destruktif dilakukan pada

saat umur tanaman 7 HST, 14 HST, 21 HST, 28 HST, 35 HST, 42 HST. meliputi:

1. Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai daun tertinggi. Alat

yang digunakan yaitu penggaris.

2. Jumlah Daun (Helai)

Perhitungan jumlah daun dilakukan pada daun yang telah membuka

sempurna pada setiap tanaman.

Page 35: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

18

Pengamatan panen dilakukan secara destruktif meliputi:

1. Luas Daun per tanaman (cm2)

Pengukuran luas daun sampel menggunakan alat Leaf Area Meter (LAM).

2. Bobot Segar Total per Tanaman (gram)

Pengukuran bobot segar per tanaman dilakukan dengan menimbang

seluruh bagian tanaman beserta netpotnya karena apabila netpot dilepas maka akar

akan rusak. Hasil dari bobot tersebut dikurangi dengan bobot netpot, rockwool,

dan kain flannel.

3. Bobot Segar Konsumsi per Tanaman (gram)

Pengukuran bobot segar konsumsi per tanaman dilakukan dengan

memotong pangkal batang. Kemudian seluruh daun dalam satu tanaman sampel

ditimbang.

4. Bobot Segar Akar (gram)

Pengukuran bobot akar dilakukan dengan memisahkan bagian akar dengan

bagian pangkal batang. Kemudian akar tersebut ditimbang bobotnya

menggunakan timbangan. Hasil dari bobot tersebut dikurangi dengan bobot

netpot, rockwool, dan kain flannel.

5. Panjang Akar (cm)

Panjang akar diukur dari dasar netpot sampai ujung terpanjang dari akar.

Alat yang digunakan yaitu penggaris.

3.6 Analisa Laboratorium

Analisa laboratorium yang dilakukan yaitu analisa laboratorium unsur hara

NPK pada larutan nutrisi dan unsur hara N pada jaringan tanaman. Sampel analisa

laboratorium larutan nutrisi diambil saat satu minggu setelah pupuk matang. Tiap

perlakuan terdapat 1 sampel dengan volume laturan nutrisi 1 liter/sampel.

Sedangkan sampel analisa laboratorium jaringan tanaman diambil saat panen.

Tiap perlakuan diambil satu tanaman untuk dijadikan sampel.

3.7 Analisa Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan metode analisis ragam berdasarkan

uji F 5%. Apabila terdapat pengaruh nyata maka di uji lanjut menggunakan uji

BNJ 5%.

Page 36: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

19

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Tinggi Tanaman

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kandang

ayam dan kelinci dengan takaran yang tepat berpengaruh nyata terhadap tinggi

tanaman selada pada umur pengamatan 7 HST sampai 35 HST (Lampiran 10).

Rerata tinggi tanaman selada akibat penggunaanpupuk cair kotoran ayam dan

kelinci pada umur 7 – 35 HST disajikan pada Tabel 7.

Data pada Tabel 7 menunjukkan bahwa pengamatan pada umur 7 HST

menunjukkan tinggi tanaman pada perlakuan penggunaan pupuk cair AB mix

50% + pukan kelinci 50% (P6) dan AB mix 100% (P1) lebih tinggi dibandingkan

dengan perlakuan yang lain. Pengamatan pada umur 14 HST menunjukkan tinggi

tanaman pada perlakuan penggunaan pupuk cair pukan kelinci 100% (P5) lebih

tinggi dibandingkan dengan perlakuan pemberian pupuk cair pukan ayam 100%

(P2), AB mix 50% + pukan ayam 50% (P3), AB mix 25% + pukan ayam 75%

(P4), dan pukan ayam 50% + pukan kelinci 50% (P11). Pengamatan pada umur 21

HST menunjukkan tinggi tanaman pada perlakuan penggunaan pupuk cair pukan

kelinci 100% (P5)lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan pemberian pupuk

cair kotoran ayam 100% (P2), AB mix 50% + pukan ayam 50% (P3), dan pukan

ayam 50% + pukan kelinci 50% (P11). Pengamatan pada umur 28 HST dan 35

HST menunjukkan tinggi tanaman pada perlakuan penggunaan pupuk cair pukan

kelinci 100% (P5) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan pemberian pupuk

cair pukan ayam 100% (P2), AB mix 50% + pukan ayam 50% (P3), AB mix 25%

+ pukan ayam 75% (P4), AB mix 25% + pukan ayam 50% + pukan kelinci 25%

(P9), AB mix 25% + pukan ayam 25% + pukan kelinci 50% (P10), dan pukan

ayam 50% + pukan kelinci 50% (P11).

Page 37: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

20

Tabel 7. Rerata tinggi tanaman selada akibat penggunaan pupuk cair kotoran ayam dan kelinci pada umur 7 – 35 HST.

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)

7 HST 14 HST 21 HST 28 HST 35 HST

P1 (AB mix 100%) 8,59 b 10,32 bc 17,38 c 27,81 b 35,78 b

P2 (Pukan Ayam 100%) 4,51 a 5,73 a 11,51 a 15,24 a 23,22 a

P3 (AB mix 50% + pukan ayam 50%) 4,69 a 5,86 a 11,84 ab 15,46 a 23,39 a

P4 (AB mix 25% + pukan ayam 75%) 5,27 a 6,71 ab 12,37 abc 17,04 a 25,11 a

P5 (Pukan Kelinci 100%) 5,50 a 9,34 abc 13,78 abc 21,66 ab 30,78 ab

P6 (AB mix 50% + pukan kelinci 50%) 8,03 b 11,05 c 16,75 bc 28,02 b 36,00 b

P7 (AB mix 25% + pukan kelinci 75%) 5,00 a 8,31 abc 12,93 abc 20,77 ab 28,39 ab

P8 (AB mix 50% + pukan ayam 25% + pukan kelinci 25%) 5,61 a 8,64 abc 14,69 abc 21,99 ab 30,00 ab

P9 (AB mix 25% + pukan ayam 50% + pukan kelinci 25%) 4,22 a 7,52 abc 13,45 abc 18,12 a 26,11 a

P10 (AB mix 25% + pukan ayam 25% + pukan kelinci 50%) 4,02 a 7,58 abc 13,44 abc 18,25 a 25,69 a

P11 (Pukan ayam 50% + pukan kelinci 50%) 4,06 a 5,64 a 11,90 ab 16,11 a 24,11 a

BNJ 5% 2,15 4,19 5,11 9.45 9,45 Keterangan : Bilangan yang didampingi dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNJ taraf 5%; HST = hari

setelah tanam

Page 38: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

21

4.1.2. Jumlah Daun

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kandang

ayam dan kelinci dengan takaran yang tepat berpengaruh nyata terhadap jumlah

daun tanaman selada pada umur pengamatan 8 HST sampai 35 HST (Lampiran

11).Rerata jumlah daun selada akibat penggunaan pupuk cair kotoran ayam dan

kelinci pada umur 7 – 35 HST disajikan pada Tabel 8.

Pengamatan pada umur 7 HST menunjukkan jumlah daun pada perlakuan

penggunaan pupuk cair pukan kelinci 100% (P5) lebih tinggi dibandingkan

dengan perlakuan penggunaan pupuk cair pukan ayam 100% (P2), AB mix 50% +

pukan ayam 50% (P3), AB mix 25% + pukan ayam 75% (P4), dan pukan ayam

50% + pukan kelinci 50% (P11). Pengamatan pada umur 14 HST menunjukkan

jumlah daun pada perlakuan penggunaan pupuk cair pukan kelinci 100% (P5)

lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan penggunaan pupuk cair pukan ayam

100% (P2), AB mix 50% + pukan ayam 50% (P3), AB mix 25% + pukan ayam

50% + pukan kelinci 25% (P9), dan pukan ayam 50% + pukan kelinci 50% (P11).

Pengamatan pada umur 21 HST menunjukkan jumlah daun pada perlakuan

penggunaan pupuk cair pukan kelinci 100% (P5)lebih tinggi dibandingkan dengan

perlakuan penggunaan pupuk cair pukan ayam 100% (P2), AB mix 50% + pukan

ayam 50% (P3), AB mix 25% + pukan ayam 75% (P4), AB mix 25% + pukan

ayam 50% + pukan kelinci 25% (P9), dan pukan ayam 50% + pukan kelinci 50%

(P11).Pengamatan pada umur 28 HST menunjukkan jumlah daun pada perlakuan

penggunaan pupuk cair pukan kelinci 100% (P5) lebih tinggi dibandingkan

dengan perlakuan penggunaan pupuk cair pukan ayam 100% (P2), AB mix 50% +

pukan ayam 50% (P3), AB mix 25% + pukan ayam 50% + pukan kelinci 25%

(P9), dan pukan ayam 50% + pukan kelinci 50% (P11).Pengamatan pada umur 35

HST menunjukkan jumlah daun pada perlakuan penggunaan pupuk cair pukan

kelinci 100% (P5) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan penggunaan pupuk

cair pukan ayam 100% (P2), AB mix 50% + pukan ayam 50% (P3), AB mix 25%

+ pukan ayam 75% (P4),AB mix 25% + pukan ayam 50% + pukan kelinci 25%

(P9), dan pukan ayam 50% + pukan kelinci 50% (P11).

Page 39: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

22

Tabel 8. Rerata jumlah daun selada akibat penggunaan pupuk cair kotoran ayam dan kelinci pada umur 7 – 35 HST.

Perlakuan Jumlah Daun (helai)

7 HST 14 HST 21 HST 28 HST 35 HST

P1 (AB mix 100%) 3,66 c 5,05 b 7,28 b 8,44 bc 10,50 bc

P2 (Kotoran Ayam 100%) 2,33 a 3,61 a 5,27 a 6,61 ab 8,67 ab

P3 (AB mix 50% + kotoran ayam 50%) 2,16 a 3,55 a 5,16 a 6,72 ab 8,78 ab

P4 (AB mix 25% + kotoran ayam 75%) 2,61 ab 4,00 ab 5,44 a 7,00 abc 9,06 ab

P5 (Kotoran Kelinci 100%) 3,17 abc 4,44 ab 6,22 ab 7,39 abc 9,44 abc

P6 (AB mix 50% + kotoran kelinci 50%) 3,50 bc 5,11 b 7,33 b 8,89 c 10,94 c

P7 (AB mix 25% + kotoran kelinci 75%) 2,72 abc 4,44 ab 5,83 ab 7,70 abc 9,78 bc

P8 (AB mix 50% + kotoran ayam 25% + kotoran kelinci 25%) 2,83 abc 4,38 ab 5,89 ab 7,94 bc 10,00 bc

P9 (AB mix 25% + kotoran ayam 50% + kotoran kelinci 25%) 2,66 abc 3,67 a 5,17 a 6,72 ab 8,78 ab

P10 (AB mix 25% + kotoran ayam 25% + kotoran kelinci 50%) 2,83 abc 4,05 ab 5,61 ab 7,22 abc 9,28 abc

P11 (Kotoran ayam 50% + kotoran kelinci 50%) 2,27 a 3,61 a 4,89 a 5,78 a 7,84 a

BNJ 5% 1,02 1.18 1,74 1,99 1,84 Keterangan : Bilangan yang didampingi dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNJ taraf 5%; HST = hari

setelah tanam

Page 40: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

23

4.1.3 Luas Daun

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kandang

ayam dan kelinci dengan takaran yang tepatberpengaruh nyata terhadap luas daun

tanaman selada (Lampiran 12). Rerata luas daun selada akibat perlakuan

pemberian pupuk cair kotoran ayam dan kelinci disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Rerata luas daun per tanaman selada akibat penggunaan pupuk cair

kotoran ayam dan kelinci (pengamatan panen)

Perlakuan Luas Daun

(cm2/tan)

P1 (AB mix 100%) 987,33 d

P2 (Pukan ayam 100%) 684,48 a

P3 (AB mix 50% + pukan ayam 50%) 779,28 abc

P4 (AB mix 25% + pukan ayam 75%) 805,61 abc

P5 (Pukan kelinci 100%) 861,51 bcd

P6 (AB mix 50% + pukan kelinci 50%) 947,20 cd

P7 (AB mix 25% + pukan kelinci 75%) 834,98 abcd

P8 (AB mix 50% + pukan ayam 25% + pukan kelinci 25%) 944,88 cd

P9 (AB mix 25% + pukan ayam 50% + pukan kelinci 25%) 796,72 abc

P10 (AB mix 25% + pukan ayam 25% + pukan kelinci 50%) 814,75 abcd

P11 (Pukan ayam 50% + pukan kelinci 50%) 742,82 ab

BNJ 5% 172,67 Keterangan : Bilangan yang didampingi dengan huruf yang sama pada kolom yang sama

menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNJ taraf 5%

Data pada Tabel 9 menunjukkan bahwa luas daun pada perlakuan

penggunaan pupuk cair pukan kelinci 100% (P5)lebih tinggi dibandingkan dengan

perlakuan penggunaan pupuk cair pukan ayam 100% (P2), AB mix 50% + pukan

ayam 50% (P3), AB mix 25% + pukan ayam 75% (P4), AB mix 25% + pukan

ayam 50% + pukan kelinci 25% (P9), pukan ayam 50% + pukan kelinci 50%

(P11).

Page 41: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

24

4.1.4 Bobot Segar Total per Tanaman

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kandang

ayam dan kelinci dengan takaran yang tepatberpengaruh nyata terhadap

bobotsegar total per tanaman (Lampiran 12). Rerata bobotsegar total per tanaman

selada akibat perlakuan pemberian pupuk cair kotoran ayam dan kelinci disajikan

pada Tabel 10.

Tabel 10. Rerata bobotsegar total per tanaman selada akibat penngunaan pupuk

cair kotoran ayam dan kelinci

Perlakuan

Bobot Segar

Total per

Tanaman (g)

P1 (AB mix 100%) 106,72 bc

P2 (Pukan ayam 100%) 46,33 a

P3 (AB mix 50% + pukan ayam 50%) 54,11 ab

P4 (AB mix 25% + pukan ayam 75%) 64,28 abc

P5 (Pukan kelinci 100%) 76,55 abc

P6 (AB mix 50% + pukan kelinci 50%) 114,17 c

P7 (AB mix 25% + pukan kelinci 75%) 76,61 abc

P8 (AB mix 50% + pukan ayam 25% + pukan kelinci 25%) 84,78 abc

P9 (AB mix 25% + pukan ayam 50% + pukan kelinci 25%) 58,22 abc

P10 (AB mix 25% + pukan ayam 25% + pukan kelinci 50%) 67,83 abc

P11 (Pukan ayam 50% + pukan kelinci 50%) 54,33 ab

BNJ 5% 57,77 Keterangan : Bilangan yang didampingi dengan huruf yang sama pada kolom yang sama

menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNJ taraf 5%

Data pada Tabel 10 menunjukkan bahwa bobot segar per tanaman pada

perlakuan penggunaan pupuk cair pukan kelinci 100% (P5)lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan penggunaan pupuk cair pukan ayam 100% (P2),

AB mix 50% + pukan ayam 50% (P3), dan pukan ayam 50% + pukan kelinci 50%

(P11).

Page 42: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

25

4.1.5 Bobot Segar Konsumsi per Tanaman

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kandang

ayam dan kelinci dengan takaran yang tepatberpengaruh nyata terhadap bobot

segar konsumsi per tanaman (Lampiran 12). Rerata bobotsegar konsumsi per

tanaman selada akibat perlakuan pemberian pupuk cair kotoran ayam dan kelinci

disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Rerata bobotsegar konsumsi per tanaman selada akibat penggunaan

pupuk cair kotoran ayam dan kelinci

Perlakuan

Bobot Segar

Konsumsi per

Tanaman (g)

P1 (AB mix 100%) 100,67 bc

P2 (Pukan ayam 100%) 44,06 a

P3 (AB mix 50% + pukan ayam 50%) 50,44 ab

P4 (AB mix 25% + pukan ayam 75%) 60,67 abc

P5 (Pukan kelinci 100%) 72,44 abc

P6 (AB mix 50% + pukan kelinci 50%) 108,45 c

P7 (AB mix 25% + pukan kelinci 75%) 72,89 abc

P8 (AB mix 50% + pukan ayam 25% + pukan kelinci 25%) 80,33 abc

P9 (AB mix 25% + pukan ayam 50% + pukan kelinci 25%) 55,72 ab

P10 (AB mix 25% + pukan ayam 25% + pukan kelinci 50%) 64,44 abc

P11 (Pukan ayam 50% + pukan kelinci 50%) 50,61 ab

BNJ 5% 51,61 Keterangan : Bilangan yang didampingi dengan huruf yang sama pada kolom yang sama

menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNJ taraf 5%

Data pada Tabel 11 menunjukkan bahwa bobot segar konsumsi pada

perlakuan penggunaan pupuk cair pukan kelinci 100% (P5)lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan penggunaan pupuk cair pukan ayam 100% (P2),

AB mix 50% + pukan ayam 50% (P3), AB mix 25% + pukan ayam 50% + pukan

kelinci 25% (P9), dan pukan ayam 50% + pukan kelinci 50% (P11).

Page 43: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

26

4.1.6 Panjang Akar dan BobotSegar Akar

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kandang

ayam dan kelinci dengan takaran yang tepattidak berpengaruh nyata

terhadappengamatan panjang akar dan bobotsegarakar tanaman selada (Lampiran

12). Rerata panjang akar dan bobotsegarakar selada akibat perlakuan pemberian

pupuk cair kotoran ayam dan kelinci disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Rerata panjang akar dan bobotsegarakar selada akibat penggunaan

pupuk cair kotoran ayam dan kelinci

Perlakuan Panjang Akar

(cm)

Bobot Akar

(g/tan)

P1 (AB mix 100%) 26,64 6,05

P2 (Kotoran Ayam 100%) 23,56 2,28

P3 (AB mix 50% + kotoran ayam 50%) 22,11 3,67

P4 (AB mix 25% + kotoran ayam 75%) 25,39 3,61

P5 (Kotoran Kelinci 100%) 32,36 3,78

P6 (AB mix 50% + kotoran kelinci 50%) 34,78 5,72

P7 (AB mix 25% + kotoran kelinci 75%) 32,69 3,72

P8 (AB mix 50% + kotoran ayam 25% + kotoran

kelinci 25%) 28,17 4,44

P9 (AB mix 25% + kotoran ayam 50% + kotoran

kelinci 25%) 24,47 2,50

P10 (AB mix 25% + kotoran ayam 25% +

kotoran kelinci 50%) 27,67 3,39

P11 (Kotoran ayam 50% + kotoran kelinci 50%) 25,61 3,72

BNJ 5% tn tn Keterangan : Bilangan yang didampingi dengan huruf yang sama pada kolom yang sama

menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNJ taraf 5% ; tn = tidak

nyata

Page 44: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

27

1.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui pada pengamatan parameter

pertumbuhan tanaman bahwa penggunaan pupuk kandang ayam dan kelinci

dengan takaran yang tepatberpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman (Tabel 7)

dan jumlah daun (Tabel 8) tanaman selada secara hidroponik sistem wick.

Hasil pengamatan tinggi tanaman selada pada umur pengamatan 7 HST

sampai 35 HST menunjukkan bahwa penggunaan pupuk cair pukan kelinci 100%

(P5) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan penggunaan pupuk cair pukan

ayam 100% (P2), AB mix 50% + pukan ayam 50% (P3), AB mix 25% + pukan

ayam 75% (P4), AB mix 25% + pukan ayam 50% + pukan kelinci 25% (P9), AB

mix 25% + pukan ayam 25% + pukan kelinci 50% (P10), dan pukan ayam 50% +

pukan kelinci 50% (P11). Perlakuan penggunaan pupuk cair pukan kelinci 100%

(P5) tidak berbeda nyata dengan perlakuan AB mix 100% (P1), dan menghasilkan

tinggi tanaman maksimum 30,78 cm, sedangkan perlakuan AB mix 100% (P1)

menghasilkan tinggi maksimum 35,78 cm pada umur tanaman 35 HST. Hasil

pengamatan jumlah daun tanaman selada pada umur pengamatan 7 HST sampai

35 HST menunjukkan bahwa penggunaan pupuk cair pukan kelinci 100% (P5)

lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan penggunaan pupuk cair pukan ayam

100% (P2), AB mix 50% + pukan ayam 50% (P3), AB mix 25% + pukan ayam

75% (P4),AB mix 25% + pukan ayam 50% + pukan kelinci 25% (P9), dan pukan

ayam 50% + pukan kelinci 50% (P11). Perlakuan penggunaan pupuk cair pukan

kelinci 100% (P5) tidak berbeda nyata dengan perlakuan AB mix 100%, dan

menghasilkan jumlah daun maksimum 9,44 helai, sedangkan perlakuan AB mix

100% menghasilkan jumlah daun maksimum 10,50 helai pada umur tanaman 35

HST.Hal ini diduga penggunaan pupuk cair pukan kelinci 100% (P5) dapat

mencukupi kebutuhan unsur hara N tanaman selada dan dapat diserap dengan baik

oleh akar, sehingga proses pertumbuhan tanaman menjadi optimal. Kebutuhan

unsur nitrogen yang tercukupi dapat memacu pertumbuhan organ vegetatif

tanaman termasuk batang dan daun. Unsur hara nitrogen dapat merangsang

pembelahan dan pembesaran sel pada jaringan meristem tanaman yang berperan

dalam proses pertumbuhan tanaman. Selain itu unsur nitrogen memiliki fungsi

utama untuk sintesis klorofil. Klorofil menangkap sinar matahari untuk

Page 45: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

28

pembentukan makanan melalui proses fotosintesis. Sebagian zat gula hasil

fotosintesis akan dirombak untuk menghasilkan energi. Energi sangat dibutuhkan

untuk berbagai aktivitas metabolisme, termasuk pertumbuhan organ vegetatif

tanaman.Hal ini sesuai dengan pendapat Manuhuttu et al. (2014), bahwa

pemberian unsur nitrogen dapat meningkatkan laju fotosintesis tanaman dan

berperan dalam proses sintesis klorofil sehingga dapat memacu pertumbuhan

vegetatif tanaman. Nitrogen juga digunakan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif

melalui proses pembentukan asam amino dan protein. Protein merupakan

penyusun utama protoplasma yang berfungsi sebagai pusat proses metabolisme

dalam tanaman yang selanjutnya akan memacu pembelahan dan pemanjangan sel.

Hal ini juga sesuai dengan pendapat Irawati (2013), bahwa bertambahnya tinggi

dan jumlah daun suatu tanaman merupakan hasil dari pembelahan sel di dalam

jaringan meristem tanaman sebagai akibat meningkatnya jumlah dan meluasnya

sel.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui pada pengamatan parameter

hasil tanaman bahwa penggunaan pupuk kandang ayam dan kelinci dengan

takaran yang tepat berpengaruh nyata terhadap luas daun per tanaman (Tabel 9),

bobot segar total per tanaman (Tabel 10), dan bobot segar konsumsi per tanaman

selada (Tabel 11). Namun tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar dan

bobot akar tanaman selada (Tabel 12) secara hidroponik sistem wick.

Hasil pengamatan luas daun per tanaman selada menunjukkan bahwa

perlakuan penggunaan pupuk cair pukan kelinci 100% (P5) lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan penggunaan pupuk cair pukan ayam 100% (P2),

AB mix 50% + pukan ayam 50% (P3), AB mix 25% + pukan ayam 75% (P4), AB

mix 25% + pukan ayam 50% + pukan kelinci 25% (P9), pukan ayam 50% +

pukan kelinci 50% (P11). Namun perlakuan penggunaan pupuk cair pukan kelinci

100% (P5) tidak berbeda nyata terhadap perlakuan penggunaan pupuk cair AB

mix 100% (P1). Perlakuan penggunaan pupuk cair pukan kelinci 100% (P5)

menghasilkan luas daun sebesar 861,51 cm2, sedangkan perlakuan penggunaan

pupuk cair AB mix 100% (P1) menghasilkan luas daun sebesar 987,33 cm2.Hal

ini didugapenggunaan pupuk cair pukan kelinci 100% (P5) mampu menyediakan

unsur hara nitrogen secara optimal, sehingga luas daun yang terbentuk menjadi

Page 46: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

29

lebar akibat dari aktifitas pembelahan selyang terletak pada jaringan meristem

daun. Hal ini sesuai dengan pendapat Darmawan (2013) bahwa penggunaan bahan

organik dalam budidaya tanaman dapat memacu perkembangan luas daun,

sehingga kemampuan daun untuk menyerap cahaya akan lebih tinggi dan

fotosintat yang dihasilkan juga akan tinggi.Hal ini juga sesuai dengan pendapat

Lakitan (1996), unsur hara yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

perkembangan daun adalah nitrogen. Unsur hara nitrogen yang tercukupi akan

menghasilkan daun yang lebih besar. Penambahan lebar daun pada tanaman

angiospermae disebabkan oleh aktifitas jaringan meristem yang terletak

disepanjang tepi aksis daun (leaf axis).

Hasil pengamatan bobot segar total per tanaman selada menunjukkan

bahwa perlakuan penggunaan pupuk cair pukan kelinci 100% (P5) lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan penggunaan pupuk cair pukan ayam 100% (P2),

AB mix 50% + pukan ayam 50% (P3), dan pukan ayam 50% + pukan kelinci 50%

(P11). Perlakuan penggunaan pupuk cair pukan kelinci 100% (P5) menghasilkan

bobot segar total per tanaman sebesar 76,55gram. Hasil pengamatan bobot segar

konsumsi per tanaman selada juga menunjukkan bahwa perlakuan penggunaan

pupuk cair pukan kelinci 100% (P5) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan

pemberian pupuk cair pukan ayam 100% (P2), AB mix 50% + pukan ayam 50%

(P3), AB mix 25% + pukan ayam 50% + pukan kelinci 25% (P9), dan pukan

ayam 50% + pukan kelinci 50% (P11). Perlakuan penggunaan pupuk cair pukan

kelinci 100% (P5) menghasilkan bobot segar konsumsi per tanaman sebesar

72,44gram. Hal ini diduga pemberian pupuk cair AB mix 50% + kotoran kelinci

50% (P5) dapat mencukupi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman selada

sehingga aktifitas metabolisme tanaman tidak terganggu dan dapat meningkatkan

bobot segar total tanaman dan bobot segar konsumsi tanaman. Hal ini juga sesuai

dengan pendapat Duaja et al. (2016), bahwa bobot segar tanaman yang merupakan

akumulasi dari berbagai cadangan makanan sebagai hasil proses metabolisme

dalam jaringan tanaman. Sedangkan menurut Marlita (2015), pemberian unsur

nitrogen yang tercukupi dapat merangsang pertumbuhan daun, menghijaukan

daun, meningkatkan kandungan protein pada daun, dan mempengaruhi bobot

segar konsumsi tanaman.

Page 47: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

30

Nutrisi hidroponik memiliki peran penting dalam proses pertumbuhan

tanaman, karena budidaya hidroponik tidak menggunakan media tanah untuk

mencukupi ketersediaan unsur hara tanaman. Oleh karena itu perlu ditambahkan

pupuk cair untuk mencukupi kebutuhan tanaman. Pupuk cair yang biasa

digunakan dalam budidaya hidroponik adalah pupuk kimia AB mix. Bahan

organik juga dapat dimanfaatkan untuk mengurangi dosis kimia pada budidaya

hidroponik. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Lestari (2009), bahwa

penggunaan media organik dalam proses budidaya sangat penting untuk upaya

mempertahankan hasil yang tinggi dan dapat digunakan sebagai substitusi media

anorganik untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman.

Pupuk cair kotoran ayam dan kelinci merupakan sumber bahan organik

yang memiliki kandungan unsur nitrogen tinggi dari pada kotoran ternak yang

lain. Namun dalam penelitian ini, hasil analisis laboratorium unsur hara NPK

pupuk cair kotoran ayam dan kelinci termasuk rendah (Lampiran 8), karena unsur

hara NPK yang terkandung masih dibawah standar. Menurut Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011 tentang pupuk organik, pupuk

hayati dan pembenah tanah, standar mutu kandungan unsur hara makro NPK pada

pupuk cair organik adalah 3 – 6 %. Hal ini dikarenakan jumlah EM4 yang

ditambahkan dalam proses pengomposan masih kurang, sehingga waktu

pengomposan menjadi lebih lama dan mempengaruhi kandungan unsur hara dari

pupuk cair tersebut. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Kurniawan et al. (2013),

semakin sedikit volume EM4 yang diberikan maka jumlah mikroba sebagai agen

dekomposer bahan organik akan semakin sedikit, sehingga nilai total N anorganik

dalam senyawa NH4+ dan NO3-, mineral phospat, dan kalium sebagai hasil dari

pendekomposisian bahan organik akan semakin menurun. Semakin lama proses

fermentasi maka pupuk akan kehilangan unsur hara sebanyak 20 - 25 % karena

proses penguapan, sehingga menyebabkan unsur hara yang dihasilkan semakin

menurun. Menurut Kurniawati et al. (2016), pemberian konsenterasi EM4 yang

tepat dapat meningkatkan proses perombakan bahan organik dan berpengaruh

pada ketersediaan unsur hara sehingga berpengaruh pertumbuhan tanaman

menjadi optimal.

Page 48: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

31

Analisis unsur hara nitrogen pada jaringan tanaman juga dapat dijadikan

acuan untuk mengetahui tingkat kecukupan unsur hara nitrogen yang dibutuhkan

oleh tanaman. Hasil analisis jaringan tanaman terlampir pada Lampiran 9.

Menurut Silva dan Uchida (2000), tingkat kecukupan unsur hara nitrogen pada

jaringan tanaman selada berkisar antara 3,50 – 4,50%. Hal ini menunjukkan

bahwa penggunaan pupuk cair pukan ayam 100% (P2), pukan kelinci 100% (P5),

AB mix 50% + pukan kelinci 50% (P6), AB mix 25% + pukan kelinci 75% (P7),

AB mix 50% + pukan ayam 25% + pukan kelinci 25% (P8), dan AB mix 25% +

pukan ayam 25% + pukan kelinci 50% (P10) memiliki tingkat unsur hara nitrogen

yang tercukupi. Sedangkan penggunaanAB mix 50% + pukan ayam 50% (P3),

AB mix 25% + pukan ayam 75% (P4), dan AB mix 25% + pukan ayam 50% +

pukan kelinci 25% (P9)mengalami kelebihan (toksistas) unsur hara nitrogen,

karena hasil analisis jaringan tanaman lebih dari 4,5%. Sedangkan pada

penggunaan pupuk cair pukan ayam 50% + pukan kelinci 50% (P11) mengalami

kekurangan (defisiensi) unsur hara nitrogen, karena hasil analisis unsur hara

nitrogen jaringan tanaman kurang dari 3,5 %. Hasil analisis jaringan tanaman

tersebut juga sesuai dengan hasil di lapang yang menunjukkan bahwa penggunaan

pupuk cair AB mix 50% + pukan ayam 50% (P3), AB mix 25% + pukan ayam

75% (P4), AB mix 25% + pukan ayam 50% + pukan kelinci 25% (P9), dan pukan

ayam 50% + pukan kelinci 50% (P11) memiliki hasil yang rendah pada parameter

pertumbuhan dan hasil dari tanaman selada secara hidroponik sistem

wick.Sedangkan pada perlakuan pemberian pupuk cair kotoran ayam 100% (P2)

memiliki tingkat unsur hara nitrogen yang tercukupi namun pada parameter

pertumbuhan dan hasil tanaman menunjukkan hasil yang rendah. Hal ini diduga

kandungan unsur hara fosforataupun kalium pada jaringan tanaman dalam kondisi

tidak tercukupi, sehingga aktifitas metabolisme tanaman menjadi

terganggu.Menurut Nurrohman et al. (2014), tanaman yang kebutuhan unsur hara

nitrogennya tercukupi dapat merangsang pertumbuhan organ-organ yang

berkaitan dengan fotosintesis seperti daun. Pembentukan daun akan lebih luas dan

kandungan klorofil yang terkandung juga akan lebih tinggi, sehingga tanaman

mampu menghasilkan fotosintat dalam jumlah yang tinggi untuk merangsang

pertumbuhan vegetatif.

Page 49: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa:

1. Penggunaan pupuk kandang ayam dan kelinci dengan takaran yang tepat

dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia AB mixdalam budidaya

tanaman selada secara hidroponik sistem wick.

2. Penggunaan pupuk cair pukan kelinci 100% (P5)menghasilkan bobot segar

total per tanaman yanglebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan

pupuk cair pukan ayam 100% (P2), AB mix 50% + pukan ayam 50% (P3),

dan pukan ayam 50% + pukan kelinci 50% (P11), yaitu menghasilkan

bobot segar total per tanaman sebesar 76,55 gram.

5.2 Saran

1. Penelitian ini perlu adanya uji lanjutan mengenai penggunaan bahan

organik lain seperti kotoran kambing dan sapi sebagai media alternatif

untuk mengurangi penggunaan nutrisi AB mix dalam proses budidaya

hidroponik tanaman selada, dan perlu dilakukan analisa laboratorium

unsur hara NPK pada jaringan tanaman.

2. Penambahan EM4 dan molase masing-masing sebanyak 40 ml / 100 liter

air untuk mempercepat proses pengomposan.

Page 50: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

33

DAFTAR PUSTAKA

Brown, C. 2013. Available Nutrient and Value for Manure From Various

Livestock Types. Ontario Ministry of Agriculture and Food and the Ministry

of Rual Affairs. Canada.

Darmawan, A. F. 2013. Pengaruh Berbagai Macam Bahan Organik Dan

Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica

Juncea L.). Jurnal Produksi Tanaman. 1(5):389-397.

Duaja, M. D., Gusniwati, Z. F. Gani, dan H. Salim. 2012. Pengaruh Jenis Pupuk

Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Varitas Selada (Lactuca

Sativa L.). Bioplantae. 1(3):154-160.

Haryanto, E., T. Suhartini, E. Rahayu, dan H. Sunarjono. 2007. Sawi dan Selada.

Penebar Swadaya, Jakarta.

Hendra, H. A., dan A. Andoko. 2014. Bertanam Sayuran Hidroponik Ala Paktani

Hydrofarm. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.

Herwibowo, K., dan N. S. Budiana. 2015. Hidroponik Sayuran untuk Hobi dan

bisnis. Penebar Swadaya. Jakarta.

Ichwalzah, A. 2015. Penggunaan Pupuk Cair Paitan dan Pupuk Cair Kotoran

Ayam sebagai Nutrisi Kangkung (Ipomea reptans) pada Sistem Hidroponik

Sumbu. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.

Irawati, Z. S. 2013. Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans

Poir.) Dengan Pemberian Pupuk Organik Berbahan Dasar Kotoran Kelinci.

Jurnal Bioedukatika. 1 (1):1-14

Jensen, M.N. 1981. New Development in Hydroponic System: Descriptions,

Operating, Characteristics, Evaluation. In Proceeding: Hydroponics: Where

Is it Growing? Hydroponic Society of America. Brentwood, CA.

Jigme, N. Jayamangkala, P. Sutigoolabud, J. Inthasan, dan S. Sakhonwasee. 2015.

The Effect of Organic Fertilizers on Growh and Yield of Broccoli (Brassica

oleracea L. var. italica Plenck cv. Top Green). Journal of Organic Systems.

10 (1) : 9-14.

Jones, J. B. Jr. 2005. Hydroponics: A Practical Guide for The Soilless Grower

Second Edition. CRC Press. Boca Raton. Florida.

Kurniawan, D., S. Kumalaningsih, dan N. M. Sabrina. 2013. Pengaruh Volume

Penambahan Effective Microorganism 4 (Em4) 1% dan Lama Fermentasi

terhadap Kualitas Pupuk Bokashi dari Kotoran Kelinci dan Limbah Nangka.

Jurnal Industria. 2(1) : 57 – 66

Page 51: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

34

Kurniawati, D., Baharudin, dan R. Yusuf. 2016. Pengaruh Konsentrasi dan

Frekuensi Aplikasi Effective Microorganisms-4 (Em-4) terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). Jurnal

Agrotekbis. 4(1):24-33.

Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman.

Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Lestari, A. P. 2009. Pengembangan Pertanian Berkelanjutan Melalui Subtitusi

Pupuk Anorganik dengan Pupuk Organik. Jurnal Agronomi.13(1):38-44.

Manuhuttu, A. P., H. Rehatta, dan J. J. G. Kailola. 2014. Pengaruh Konsentrasi

Pupuk Hayati Bioboost terhadap Peningkatan Produksi Tanaman Selada

(Lactuca sativa. L). Agrologia. 3(1):18-27.

Marlita, H. M. 2015. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada

(Lactuca sativa L.) terhadap Pemberian Pupuk Organik. Jurnal

Agroforestri. 10(3):239-246

Masarirambi, M. T., P. Dlamini, P. K. Wahome, dan T. O. Oseni. 2012. Effect of

Chicken Manure on Growth, Yield and Quality of Lettuce (Lactuca sativa

L.) ‘Taina’ Under a Lath House in Semi-Arid Sub-Tropical Environment.

American-Eurasian J. Agric. And Environ. Sci. 12 (3) : 399-406.

Nurrohman, M., A. Suryanto, dan K. P. Wicaksono. 2014. Penggunaan

Fermentasi Ekstrak Paitan (Tithonia diversifolia L.) dan Kotoran Kelinci

Cair Sebagai Sumber Hara pada Budidaya Sawi (Brassica juncea L.) secara

Hidroponik Rakit Apung. Jurnal Produksi Tanaman. 1(2):649-657.

Olabode, O. S., O. Sola, W. B. Akanbi, G. O. Adesiana, dan P. A. Babajide. 2007.

Evaluation of Tithonia diversifolia (Hemsl.) A Gray for Soil Improvement.

World Journal of Agricultural Sciences. 3 (4) : 503-507

Pracaya. 2007. Bertanam Sayuran Organik di Kebun, Pot, dan Polibag. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Pracaya, dan J. G. Kartika. 2016. Bertanam 8 Sayuran Organik. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Raviv, M., dan J. H. Leith. 2008. Soilless Culture Theory and Practice. Elsevier.

London.

Roberto, K. 2003. How To Hydroponics 4th

edition. The Futuregarden Press.

New York.

Rohmah, N. 2009. Respon Tiga Kultivar Selada (Lactuca sativa L.) pada Tingkat

Kerapatan Tanaman yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas

Brawijaya. Malang.

Rukmana, R. 1994. Bertanam Selada dan Andewi. Kanisius. Yogyakarta.

Page 52: PENGGUNAAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KELINCI DALAM …repository.ub.ac.id/8601/1/Rino%20Natama%C2%A0Aji.pdf · rabbit manure 50%). The observations made are growth as destructive (height

35

Samadi, B. 2014. Rahasia Budidaya Selada secara Organik dan Anorganik.

Pustaka Mina. Depok.

Samekto, R. 2006. Pupuk Kandang. PT Citra Aji Parmata. Yogyakarta.

Sastradihardja, S. 2011. Praktis Bertanam Selada dan Andewi Secara Organik.

Penerbit Angkasa. Bandung.

Sastro, Y., dan N. A. Rokhmah. 2016. Hidroponik Sayuran di Perkotaan. Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Jakarta

Sekretariat Jendral Kementrian Pertanian. 2014. Statistik Lahan Pertanian Tahun

2009-2013. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Jakarta.

Setiawan, L. 2007. Optimasi Konsentrasi Larutan Hara pada Budidaya Selada

(Lactuca sativa L. Var. Grand Rapid) dengan Teknologi Hidroponik Sistem

Terapung (THST). Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Silva, J.A., dan R. Uchida. 2000. Plant Nutrient Management in Hawaii’s Soil,

Approaches for Tropical and Subtropical Agriculture. University of Hawaii.

Manoa.

Syarieva, E. 2014. Hidroponik Praktis My Trubus Potential Business. Trubus

Swadaya. Jakarta.

Tauryska, E. M. 2014. Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Hasil Fermentasi Kotoran

Padat Kelinci terhadap Pertumbuhan Sambiloto (Andrographis paniculata

Nees.) sebagai Sumber Belajar Biologi SMA Kelas XII. Jupemasi-pbio. 1

(1) : 87-92.

Zulkarnain. 2013. Budidaya Sayuran Tropis. Bumi Aksara. Jakarta.