PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERNOULLI SEBAGAI …
of 16
/16
Embed Size (px)
Transcript of PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERNOULLI SEBAGAI …
NEGERI 1 LABUHAN HAJI
PANGKAT/GOL : PEMBINA, IV/a
NPWP : 48.692.543.1-915.000
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
NUSA TENGGARA BARAT
di SMA Negeri 1 Labuhan Haji
Pengantar
guru, kurikulum yang memadai, dan lain-lain. Untuk belajar fisika dibutuhkan
sarana laboratorium fisika yang dilengkapi dengan peralatan yang mencukupi,
karena melalui kegiatan laboratorium aspek produk, proses, dan sikap peserta
didik dapat lebih dikembang-kan (Gunawan & Liliasari, 2012). Di samping itu, guru
fisika perlu memiliki kualifikasi akademik sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007, yaitu (1) menggunakan media
pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik
dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara
utuh, (2) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran
yang diampu. Untuk memenuhi kualifikasi ini, seorang guru fisika diharapkan
mampu memanfaatkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya. Permasalahan
yang muncul di lapangan adalah tidak tersedianya laboratorium fisika di sekolah,
kurangnya media pembelajaran untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran fisika
yang bermutu serta rendahnya hasil belajar fisika siswa.
Untuk mengkaji lebih jauh permasalahan pembelajaran fisika yang muncul
di sekolah, peneliti melakukan studi pendahuluan. Berdasarkan hasil studi
pendahuluan yang peneliti lakukan pada lima belas sekolah SMA/MA di kabupaten
Lombok Timur NTB Indonesia diperoleh beberapa permasalahan, yaitu: (1) sarana
laboratorium fisika sebagian besar sudah tersedia, tetapi hanya 44% guru yang
sering menggunakannya dalam pem-belajaran, (2) sebagian besar guru fisika
masih jarang memanfaatkan media animasi atau multimedia interaktif dalam pem-
belajaran materi fluida dinamis, (3) belum ada multimedia interaktif materi fluida
dinamis yang sesuai dengan tuntutan kurikulum, (4) sebanyak 73% guru
menyatakan setuju untuk dikembangkan multimedia interaktif pada materi fluida
dinamis, (4) sebagian besar guru dan siswa mampu mengoperasikan komputer
H a l | 2
Permasalahan dan daya dukung tersebut menggambarkan bahwa masih
ada kesenjangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran fisika antara harapan
dengan kondisi nyata di sekolah. Sementara itu, Kurikulum 2013 mengamanatkan
bahwa proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok, yaitu:
mengamati, menanya, mengumpul-kan informasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan (Kemdikbud, 2014).
Salah satu dampak dari kesenjangan tersebut adalah masih rendahnya
hasil belajar siswa, jika dibandingkan dengan rata-rata kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yang ditetapkan. Keberadaan media animasi atau multimedia komputer
sangat membantu guru fisika, tetapi belum semua materi pelajaran fisika tersedia
dalam bentuk multimedia. Misalnya untuk materi fluida dinamis, masih sedikit
program multimedia yang beredar di sekolah maupun di lingkungan Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) fisika. Adapun software simulasi yang cukup
lengkap adalah PhET simulation software yang dikembangkan oleh Universitas
Colorodo, USA. Isi dari software ini terbilang cukup lengkap, namun belum
memenuhi semua kompetensi dasar pada mata pelajaran fisika khususnya kom-
petensi dasar fluida dinamis untuk tingkat SMA. Kesenjangan inilah yang juga
men-jadi dasar peneliti untuk mengembangkan multimedia interaktif pada materi
fluida dinamis. Dari studi pendahuluan diperoleh data bahwa jumlah siswa yang
mencapai KKM pada kompetensi dasar fluida dinamis di lima belas sekolah di
kabupaten Lombok Timur adalah 54,06%. Oleh karena itu, penelitian ini
dilaksanakan sebagai alternatif solusi untuk mengatasi kesenjangan pembelajaran
fisika di sekolah dengan memberikan pengalaman kepada siswa menggunakan
multimedia interaktif pada materi fluida dinamis.
Program multimedia fisika saat ini memang sudah banyak beredar di
sekolah-sekolah, baik yang diedarkan oleh pemerintah atau produksi swasta yang
dibeli oleh sekolah. Namun, masih sedikit multimedia yang mengandung unsur
interaktif atau melibatkan siswa secara penuh. Padahal unsur interaktif inilah yang
menjadi penekanan proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Dengan
demikian, keberadaan multi-media interaktif fisika yang menggunakan pendekatan
saintifik sangat dibutuhkan oleh guru fisika sebagai media pelengkap dalam
mengajar fisika.
pengaruh penggunaan multimedia interaktif Bernoulli terhadap peningkatan hasil
belajar siswa?
(research & development) menurut model ADDIE (analysis, design, development,
implementation, evaluation) yang dimodifi-kasi menjadi tiga tahap. Menurut
Sugiyono (2014) metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan
produk tersebut.
Penelitian dilaksanakan melalui tiga tahapan, yaitu tahap studi pendahuluan,
tahap pengembangan media, dan tahap uji coba media. Pada tahap studi
pendahuluan dilaksanakan dengan studi kepustakaan dan survei awal. Tahap
pengembangan media menghasilkan draf awal media kemudian dilaksanakan
validasi oleh tiga orang tim ahli media dan ahli materi. Penelitian dilanjutkan
dengan tahap implementasi uji coba terbatas penggunaan media pada siswa kelas
XI MIPA 2 SMAN 1 Labuhan Haji yang berjumlah sembilan orang dari kelompok
kemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Sedangkan uji coba lebih luas multimedia
interaktif fisika terhadap hasil belajar dan keterampilan generik sains dilaksanakan
di kelas eksperimen (kelas XI MIPA 3) SMAN 1 Labuhan Haji tahun pelajaran
2014/2015 yang berjumlah 30 orang. Multimedia interaktif fisika yang
dikembangkan adalah materi fluida dinamis pada kelas XI MIPA sesuai kurikulum
2013. Pembelajaran materi fluida dinamis di kelas eksperimen menggunakan
multimedia interaktif sedangkan di kelas kontrol tanpa media tersebut
(menggunakan pembelajaran langsung). Data kedua kelas dianalisis
menggunakan uji Anava dua jalan dan skor gain ternormalisasi (N-gain).
H a l | 4
(Chenk, 2004):
%100x SS
SS gainN
Untuk kriteria perhitungan N-gain terlihat pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Kriteria Perhitungan N-gain
Batasan Kategori
Pengolahan data penelitian diawali dengan uji prasyarat berupa uji normalitas
dan uji homogenitas. Selanjutnya, dilakukan uji Anava dua jalan untuk menguji
pengaruh perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
(b). Tahapan Penelitian
Tahap studi pendahuluan mencakup tahap studi kepustakaan dan survei
awal. Studi kepustakaan dimulai dengan analisis materi. Setelah dianalisis
ditetapkan ada 5 sub materi pada pokok bahasan fluida dinamis di kelas XI
MIPA sesuai kurikulum 2013, yaitu: (1) konsep debit, (2) asas kontinuitas, (3)
hukum Bernoulli, (4) hukum Toricelli, dan (5) gaya angkat pada sayap
pesawat terbang.
Selain studi kepustakaan, dilakukan analisis kebutuhan pengembangan
media dengan cara melakukan survei awal pada lima belas guru fisika
SMA/MA di kabupaten Lombok Timur. Berdasarkan hasil survei disimpulkan
bahwa (1) penggunaan laboratorium fisika masih terbatas di kalangan guru,
H a l | 5
(2) rata-rata hasil belajar siswa masih di bawah standar ketuntasan minimal,
(3) sebagian besar guru fisika menyatakan perlu dikembangkan multimedia
interaktif pada materi fluida dinamis sebagai pelengkap media pembelajaran
fisika dan alternatif kegiatan praktikum di laboratorium fisika yang terbatas.
2. Tahap Pengembangan Media
Multimedia interaktif yang dikembangkan memuat lima sub materi fluida
dinamis. Dalam Gambar 1 disajikan beberapa tampilan program multimedia
interaktif fisika yang telah dikembangkan, yaitu: (1) halaman menu utama, (2)
materi singkat, (3) kegiatan lab virtual konsep debit, dan (4) kegiatan lab
virtual asas kontinuitas.
Pada tahap pengembangan media ini dilakukan validasi oleh ahli pada
lima aspek yaitu: (1) aspek keinteraktifan media, (2) aspek tampilan
multimedia, (3) aspek kemudahan pemakaian, (4) aspek ke-dalaman materi,
dan (5) aspek pendukung penyajian materi. Selain validasi pada aspek media,
dilakukan juga validasi pada perangkat pembelajaran yang digunakan dalam
penelitian, meliputi: perangkat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Lembar Kerja Siswa (LKS), instrumen hasil pembelajaran, angket motivasi
belajar fisika, dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran.
Pada tahap validasi ada beberapa masukan dari ahli media dan ahli
materi untuk perbaikan draft multimedia interaktif. Saran dari validator seperti
pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Perbaikan multimedia oleh validator
Menu Perbaikan
Menu utama 1. Harus ada tombol keluar 2. Tombol home dan close diperbesar
Konsep debit 1. Ditambahkan tombol Reset 2. Warna air agar lebih cerah
Hukum Bernoulli
Hukum Toricelli
1. Air kran bisa dimatikan 2. Lubang kebocoran diperkecil dan lubang kran
diperbesar 3. Ditambahkan lubang (lubang lebih dari 1) 4. ketika semua lubang ditutup, air kran tidak
mengalir lagi Venturimeter Dibuatkan skala agar lebih mudah terbaca
H a l | 6
.
interaktif yang dikembangkan.
(c) Materi singkat kontinuitas (d) Kegiatan lab. asas kontinuitas
(e). Kegiatan lab. hukum Toricelli f). Kegiatan lab. gaya angkat sayap pesawat
Gambar 1. Beberapa Contoh Tampilan Media
H a l | 7
Berdasarkan hasil uji Anava dua jalan pada data hasil belajar
pengetahuan di Tabel 4. terlihat bahwa signifikansi (Sig.) 0,013 < α (0,05). Ini
berarti hipotesis null (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Jadi
dapat disimpulkan, “ada pengaruh penggunaan multimedia interaktif terhadap
hasil belajar siswa”.
penelitian Ferawati (2011), Sutarno (2011), Wiyono Et al,, (2012), Rusipal
(2014). Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa penggunaan multimedia
interaktif dan media animasi atau simulasi komputer di kelas dapat
meningkatkan hasil belajar atau penguasaan konsep fisika. Tarekegn (2009)
juga menemukan bahwa penggunaan simulasi komputer dalam pembelajaran
listrik arus searah dapat meningkatkan hasil belajar siswanya.
Pada Gambar 2. terlihat bahwa nilai N-gain hasil belajar kelas
eksperimen sebesar 77% (termasuk kategori tinggi), sedangkan N-gain pada
kelas kontrol sebesar 37% (termasuk kategori sedang). Nilai rata-rata N-gain
hasil belajar antara kelas kontrol dengan eksperimen terdapat selisih sebesar
40%. Nilai pre-test kedua kelas relatif sama (hanya ada selisih sebesar 0,84.
Ini menunjukkan bahwa kedua kelas sebelum diberikan perlakuan memiliki
keadaan yang sama.
Untuk melihat peningkatan hasil belajar per sub materi fluida dinamis,
disajikan dalam bentuk grafik. Pada Gambar 3. terlihat bahwa nilai N-gain hasil
belajar tertinggi untuk kelas eksperimen terdapat pada sub materi hukum
Bernoulli sebesar 93%. Pada materi ini siswa dengan mudah menyelesaikan
soal setelah mengaplikasikan multimedia interaktif. N-gain terendah terdapat
pada sub materi konsep debit dikarenakan siswa belum mahir dalam
mengubah satuan volume dari liter ke meter kubik, yaitu sebesar 38%. Pada
kelas kontrol, nilai N-gain hasil belajar tertinggi terdapat pada sub materi
Hukum Toricelli sebesar 70%. N-gain terendah terdapat pada sub materi
konsep debit sebesar 5%. Peningkatan hasil belajar kelas eksperimen ini tidak
lepas dari pengaruh visualisasi (grafik dan animasi) dalam program multimedia
interaktif yang dikembangkan. Visualisasi yang disajikan memungkinkan siswa
melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi dengan
H a l | 8
menghubungkan panca indera mereka dengan antusias sehingga informasi
yang masuk ke bank memorinya lebih tahan lama dan mudah dipanggil pada
saat informasi tersebut digunakan (Wiyono Et al, 2012).
Pada konsep Debit peningkatan N-gain kelas eksperimen cukup tinggi
yaitu sebesar 38%. Hal ini dikarenakan dalam program multimedia interaktif
yang digunakan siswa langsung mencoba memahami konsep debit. Siswa
melakukan percobaan langsung dengan mengisi tiga gelas dengan volume air
yang berbeda pada waktu yang sama. Di sini siswa dengan mudahnya
memahami konsep debit yaitu banyaknya volume air yang terisi dibagi dengan
lamanya air jatuh yang langsung terbaca pada program di layar komputer.
Tetapi berbeda pada kelas kontrol dimana siswa hanya menghapal rumus
debit untuk menyelesaikan soal. Hal ini juga serupa dengan penemuan
Tarekegn (2009) yang menyimpulkan bahwa simulasi komputer ternyata dapat
menggantikan alat-alat laboratorium riil. Demikian pula dengan temuan
Finkelstein (2005), bahwa pada konsep-konsep tertentu simulasi komputer
dapat lebih baik dari media riil. Secara umum diketahui bahwa peningkat-an
hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol, hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan multimedia interaktif telah nyata
mempengaruhi hasil belajar siswa.
persamaan Bernoulli cukup panjang, di mana menggabungkan banyak
besaran seperti tekanan udara luar, energi potensial, dan energi kinetik.
Selanjutnya dengan melakukan percobaan di layar komputer yang dipandu
dengan lembar kerja siswa akan memiliki ingatan yang kuat dan mudah
memahami konsep hukum Bernoulli.
Pada sub materi hukum Toricelli, peningkatan N-gain kedua kelas relatif
sama, hal ini menunjukkan bahwa pada sub materi ini kemampuan antara
kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak banyak dipengaruhi oleh
penggunaan multimedia interaktif. Percobaan Toricelli ini sudah banyak
diketahui oleh siswa, seperti pada jatuhnya air dari kran, keluarnya air dari
lubang pancuran, tangki air yang bocor, dan sejenisnya. Sehingga baik kelas
kontrol maupun kelas eksperimen sudah memiliki kemampuan awal yang
H a l | 9
sama pada konsep materi ini. Pada sub materi gaya angkat sayap pesawat
terbang, terjadi peningkatan hasil belajar yang cukup tinggi pada kelas
eksperimen yaitu sebesar 84%, sementara kelas kontrol hanya 39%.
Peningkatan ini dipengaruhi oleh kemampuan multimedia interaktif dalam
menyajikan konsep gaya angkat. Dalam kegiatan praktikum konsep ini, di
depan layar komputer siswa dapat dengan mudah mengubah-ubah posisi
kemiringan sayap pesawat dan langsung melihat efek perubahannya berupa
perubahan garis-garis aliran udara di sekitar sayap pesawat. Menurut
konsepnya bahwa pada bagian sayap yang lengkung kecepatan udara lebih
tinggi, akibatnya tekanan menjadi rendah, begitu pula sebaliknya. Perbedaan
tekanan ini menyebabkan timbulnya gaya angkat pada sayap (Serway &
Jewett, 2004).
Variabel terikat Mean Square F Sig.
Hasil belajar 5103.239 2368.444 .013
Gambar 2. Grafik nilai rata-rata N-gain hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen
24.57
52.00
37.00
23.73
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
H a l | 10
Gambar 3. Grafik nilai rata-rata N-gain hasil belajar per sub materi
Adapun sintaks pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat dijelaskan pada Tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 5. Sintaks pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kegiatan Kelas eksperimen
(pembelajaran langsung)
- Menjelaskan tujuan pembelajaran
- Menjelaskan langkah kerja dalam panduan penggunaan multimedia interaktif
- Membagikan lembar kerja siswa dan panduan program
- Membuka pelajaran dengan salam dan absensi kehadiran siswa
- Menjelaskan tujuan pembelajaran
siswa - Membagikan buku paket
Inti - Siswa membuat hipotesis percobaan dalam lembar kerja siswa
- Siswa membuka program multimedia interaktif sesuai panduan yang diberikan
- Siswa mengamati gambar dan animasi dalam program dan membuat pertanyaan (menanya)
- Siswa melakukan percobaan
- Siswa berdiskusi untuk mengerjakan lembar kerja yang telah dibagikan
- Siswa mengamati gambar yang disajikan dalam lembar kerja dan membuat pertanyaan (menanya)
- Siswa mengumpulkan data dari sumber buku paket dan internet untuk menjawab pertanyaan yang dibuat
5%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%
100%
(pembelajaran langsung)
virtual materi fluida dinamis di depan komputer/laptop masing- masing sesuai perintah dalam lembar kerja siswa (mencoba)
- Siswa mengisi/melengkapi data percobaan pada lembar kerja sesuai petunjuknya
- Siswa berdiskusi dengan temannya untuk melengkapi lembar kerja (mengasosiasi)
sendiri dan yang tertera dalam lembar kerja
- Siswa melengkapi isian pertanyaan pada lembar kerja sesuai petunjuknya
Penutup - Perwakilan siswa ditunjuk untuk menjawab pertanyaan pada lembar kerja siswa (mengkomunikasikan)
- Guru membahas isian siswa pada lembar kerja siswa (melakukan konfirmasi)
- Perwakilan siswa ditunjuk bergiliran ke depan kelas untuk menjawab pertanyaan dalam lembar kerja siswa (mengkomunikasikan)
- Guru melakukan konfirmasi dengan menyampaikan ringkasan materi melalui tayangan powerpoint.
Kesimpulan dan Harapan Penulis
materi fluida dinamis telah dikembangkan sesuai model ADDIE yang dimodifikasi
menjadi tiga tahap yaitu tahap studi pendahuluan, tahap pengembangan media,
dan tahap ujicoba media.
Materi fluida dinamis yang dikembangkan antara lain: (1) konsep debit, (2)
asas kontinuitas, (3) hukum Bernoulli, (4) teorema Toricelli, dan (5) konsep gaya
angkat pada sayap pesawat terbang. Multimedia yang dikembangkan dinyatakan
sangat layak digunakan di sekolah. Respon siswa kelas eksperimen setelah
diberikan pembelajaran dengan multimedia interaktif termasuk termasuk kategori
sangat layak digunakan (skor 4,25 dari skala 5).
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan pada penggunaan multimedia interaktif terhadap hasil belajar
siswa pada kelas eksperimen yang diberikan pembelajaran berupa multimedia
interaktif. Peningkatan hasil belajar tertinggi terdapat pada sub materi hukum
Bernoulli sebesar 93% (kategori tingggi), sedangkan yang terendah terdapat pada
sub materi konsep debit sebesar 38% (kategori sedang).
Harapan penulis dalam artikel ini antara lain: (1) para guru fisika dapat
menggunakan program Multimedia interaktif Bernoulli ini sebagai media alternatif
H a l | 12
masih terbatas, (2) para guru diharapkan kreatif dalam membuat media
pembelajaran alternatif sehingga pembelajaran IPA (Khususnya Fisika) tetap
terasa asyik dan menyenangkan bagi siswa, (3) para guru diharapkan senantiasa
memadukan ICT dalam proses pembelajaran, (4) diharapkan kepada pemerintah
dalam hal ini Kemdikbud untuk mendorong terus para guru dalam berkarya dan
berinovasi agar guru-guru semakin profesional dan sejahtera lahir dan batin
sebagaimana amanah Permendikbud No. 16 tahun 2007 tentang standar
akademik dan kualifikasi guru.
H a l | 13
Chenk, K. (2004). Using Online Homeworks System Enhances Student Learning
of Physics Concept in an Introductory Physics Course. American Journal of
Physics. 72 (11) 1447-1453
Penguasaan Konsep dan Keterampilan Generik Sains Guru Fisika pada topik
Fluida Dinamis. Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta FKIP Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA.
Finkelstein,N.D.,Adams, W.K.,Keller, C.J., Kohl,P.B.,Perkins, K.K., Podolefsky.
N.S., Reid,S. (2005). When Learning About the Real World is Better Done
Virtually: A Study of Subtituting Computer Simulations for Laboratory
Equipment. Physics Education Research. APS (1) 1– 8
Gunawan, Liliasari. (2012). Model Virtual Laboratory Fisika Modern Untuk
meningkatkan Disposisi Berfikir Kritis Calon Guru. Cakrawala Pendidikan,
Juni 2012, Th. XXXI, No.2.
Kemdikbud. (2014). Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014
Mata Pelajaran Fisika SMA/SMK. Jakarta: BPSDMPK-PMP Kemdikbud.
McAndrews, Gina M., Mullen, Russel E., Chadwick, Scott A. (2005). Relationships
among Learning Styles and Motivation with Computer-Aided Instruction in an
Agronomy Course. Journal of Natural Resources and Life Sciences
Education; Vol 34, 2005; p. 13.
Rusipal.(2014).Pengembangan Multimedia Mata Pelajaran Fisika Pokok Bahasan
Listrik Statis di SMA Negeri 2 Muara Beliti. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran,
Vol 1 No. 2 (2014). h. 162-170
Sadaghiani. (2012). Controlled Study On The Effectiveness Of Multimedia
Learning Modules For Teaching Mechanics. Physical Review Special Topics
Physics Education Research 8, 010103 (2012)
Serway, Raymond A.,Jewett, John W. 2004. Physics for Scientiests and
Engineers. 6th edition. USA: Thomson Brooks/Cole.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Laboratory Apparatus?. Latin American Journal of Physics Education, Vol. 3,
No. 3, Sept. 2009. p. 506-517.
Teoh, Belinda Soo-Phing, Neo, Tse-Kian. 2007. Interactive Multimedia Learning:
Students’ Attitudes and Learning Impact in a Animation Courese. TOJET
October 2007. ISSN: 1303-6521 Vol. 6 Issue 4 Article 3.
Widodo, Wahono. (2009). Tinjauan tentang Keterampilan Generik. Tersedia online
pada http://vahonov.files. wordpress.com/ 2009/07/tinjauan-tentang-kete-
Wiyono, Ketang., Liliasari., Setiawan,A., Paulus, CT. (2012). Model Multimedia
Interaktif Berbasis gaya Belajar untuk meningkatkan penguasaan konsep
pendahuluan fisika zat padat. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 8 (2012)
hal. 74-82.
Khusus untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Siswa SMA. Jurnal
PANGKAT/GOL : PEMBINA, IV/a
NPWP : 48.692.543.1-915.000
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
NUSA TENGGARA BARAT
di SMA Negeri 1 Labuhan Haji
Pengantar
guru, kurikulum yang memadai, dan lain-lain. Untuk belajar fisika dibutuhkan
sarana laboratorium fisika yang dilengkapi dengan peralatan yang mencukupi,
karena melalui kegiatan laboratorium aspek produk, proses, dan sikap peserta
didik dapat lebih dikembang-kan (Gunawan & Liliasari, 2012). Di samping itu, guru
fisika perlu memiliki kualifikasi akademik sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007, yaitu (1) menggunakan media
pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik
dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara
utuh, (2) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran
yang diampu. Untuk memenuhi kualifikasi ini, seorang guru fisika diharapkan
mampu memanfaatkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya. Permasalahan
yang muncul di lapangan adalah tidak tersedianya laboratorium fisika di sekolah,
kurangnya media pembelajaran untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran fisika
yang bermutu serta rendahnya hasil belajar fisika siswa.
Untuk mengkaji lebih jauh permasalahan pembelajaran fisika yang muncul
di sekolah, peneliti melakukan studi pendahuluan. Berdasarkan hasil studi
pendahuluan yang peneliti lakukan pada lima belas sekolah SMA/MA di kabupaten
Lombok Timur NTB Indonesia diperoleh beberapa permasalahan, yaitu: (1) sarana
laboratorium fisika sebagian besar sudah tersedia, tetapi hanya 44% guru yang
sering menggunakannya dalam pem-belajaran, (2) sebagian besar guru fisika
masih jarang memanfaatkan media animasi atau multimedia interaktif dalam pem-
belajaran materi fluida dinamis, (3) belum ada multimedia interaktif materi fluida
dinamis yang sesuai dengan tuntutan kurikulum, (4) sebanyak 73% guru
menyatakan setuju untuk dikembangkan multimedia interaktif pada materi fluida
dinamis, (4) sebagian besar guru dan siswa mampu mengoperasikan komputer
H a l | 2
Permasalahan dan daya dukung tersebut menggambarkan bahwa masih
ada kesenjangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran fisika antara harapan
dengan kondisi nyata di sekolah. Sementara itu, Kurikulum 2013 mengamanatkan
bahwa proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok, yaitu:
mengamati, menanya, mengumpul-kan informasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan (Kemdikbud, 2014).
Salah satu dampak dari kesenjangan tersebut adalah masih rendahnya
hasil belajar siswa, jika dibandingkan dengan rata-rata kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yang ditetapkan. Keberadaan media animasi atau multimedia komputer
sangat membantu guru fisika, tetapi belum semua materi pelajaran fisika tersedia
dalam bentuk multimedia. Misalnya untuk materi fluida dinamis, masih sedikit
program multimedia yang beredar di sekolah maupun di lingkungan Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) fisika. Adapun software simulasi yang cukup
lengkap adalah PhET simulation software yang dikembangkan oleh Universitas
Colorodo, USA. Isi dari software ini terbilang cukup lengkap, namun belum
memenuhi semua kompetensi dasar pada mata pelajaran fisika khususnya kom-
petensi dasar fluida dinamis untuk tingkat SMA. Kesenjangan inilah yang juga
men-jadi dasar peneliti untuk mengembangkan multimedia interaktif pada materi
fluida dinamis. Dari studi pendahuluan diperoleh data bahwa jumlah siswa yang
mencapai KKM pada kompetensi dasar fluida dinamis di lima belas sekolah di
kabupaten Lombok Timur adalah 54,06%. Oleh karena itu, penelitian ini
dilaksanakan sebagai alternatif solusi untuk mengatasi kesenjangan pembelajaran
fisika di sekolah dengan memberikan pengalaman kepada siswa menggunakan
multimedia interaktif pada materi fluida dinamis.
Program multimedia fisika saat ini memang sudah banyak beredar di
sekolah-sekolah, baik yang diedarkan oleh pemerintah atau produksi swasta yang
dibeli oleh sekolah. Namun, masih sedikit multimedia yang mengandung unsur
interaktif atau melibatkan siswa secara penuh. Padahal unsur interaktif inilah yang
menjadi penekanan proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Dengan
demikian, keberadaan multi-media interaktif fisika yang menggunakan pendekatan
saintifik sangat dibutuhkan oleh guru fisika sebagai media pelengkap dalam
mengajar fisika.
pengaruh penggunaan multimedia interaktif Bernoulli terhadap peningkatan hasil
belajar siswa?
(research & development) menurut model ADDIE (analysis, design, development,
implementation, evaluation) yang dimodifi-kasi menjadi tiga tahap. Menurut
Sugiyono (2014) metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan
produk tersebut.
Penelitian dilaksanakan melalui tiga tahapan, yaitu tahap studi pendahuluan,
tahap pengembangan media, dan tahap uji coba media. Pada tahap studi
pendahuluan dilaksanakan dengan studi kepustakaan dan survei awal. Tahap
pengembangan media menghasilkan draf awal media kemudian dilaksanakan
validasi oleh tiga orang tim ahli media dan ahli materi. Penelitian dilanjutkan
dengan tahap implementasi uji coba terbatas penggunaan media pada siswa kelas
XI MIPA 2 SMAN 1 Labuhan Haji yang berjumlah sembilan orang dari kelompok
kemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Sedangkan uji coba lebih luas multimedia
interaktif fisika terhadap hasil belajar dan keterampilan generik sains dilaksanakan
di kelas eksperimen (kelas XI MIPA 3) SMAN 1 Labuhan Haji tahun pelajaran
2014/2015 yang berjumlah 30 orang. Multimedia interaktif fisika yang
dikembangkan adalah materi fluida dinamis pada kelas XI MIPA sesuai kurikulum
2013. Pembelajaran materi fluida dinamis di kelas eksperimen menggunakan
multimedia interaktif sedangkan di kelas kontrol tanpa media tersebut
(menggunakan pembelajaran langsung). Data kedua kelas dianalisis
menggunakan uji Anava dua jalan dan skor gain ternormalisasi (N-gain).
H a l | 4
(Chenk, 2004):
%100x SS
SS gainN
Untuk kriteria perhitungan N-gain terlihat pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Kriteria Perhitungan N-gain
Batasan Kategori
Pengolahan data penelitian diawali dengan uji prasyarat berupa uji normalitas
dan uji homogenitas. Selanjutnya, dilakukan uji Anava dua jalan untuk menguji
pengaruh perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
(b). Tahapan Penelitian
Tahap studi pendahuluan mencakup tahap studi kepustakaan dan survei
awal. Studi kepustakaan dimulai dengan analisis materi. Setelah dianalisis
ditetapkan ada 5 sub materi pada pokok bahasan fluida dinamis di kelas XI
MIPA sesuai kurikulum 2013, yaitu: (1) konsep debit, (2) asas kontinuitas, (3)
hukum Bernoulli, (4) hukum Toricelli, dan (5) gaya angkat pada sayap
pesawat terbang.
Selain studi kepustakaan, dilakukan analisis kebutuhan pengembangan
media dengan cara melakukan survei awal pada lima belas guru fisika
SMA/MA di kabupaten Lombok Timur. Berdasarkan hasil survei disimpulkan
bahwa (1) penggunaan laboratorium fisika masih terbatas di kalangan guru,
H a l | 5
(2) rata-rata hasil belajar siswa masih di bawah standar ketuntasan minimal,
(3) sebagian besar guru fisika menyatakan perlu dikembangkan multimedia
interaktif pada materi fluida dinamis sebagai pelengkap media pembelajaran
fisika dan alternatif kegiatan praktikum di laboratorium fisika yang terbatas.
2. Tahap Pengembangan Media
Multimedia interaktif yang dikembangkan memuat lima sub materi fluida
dinamis. Dalam Gambar 1 disajikan beberapa tampilan program multimedia
interaktif fisika yang telah dikembangkan, yaitu: (1) halaman menu utama, (2)
materi singkat, (3) kegiatan lab virtual konsep debit, dan (4) kegiatan lab
virtual asas kontinuitas.
Pada tahap pengembangan media ini dilakukan validasi oleh ahli pada
lima aspek yaitu: (1) aspek keinteraktifan media, (2) aspek tampilan
multimedia, (3) aspek kemudahan pemakaian, (4) aspek ke-dalaman materi,
dan (5) aspek pendukung penyajian materi. Selain validasi pada aspek media,
dilakukan juga validasi pada perangkat pembelajaran yang digunakan dalam
penelitian, meliputi: perangkat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Lembar Kerja Siswa (LKS), instrumen hasil pembelajaran, angket motivasi
belajar fisika, dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran.
Pada tahap validasi ada beberapa masukan dari ahli media dan ahli
materi untuk perbaikan draft multimedia interaktif. Saran dari validator seperti
pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Perbaikan multimedia oleh validator
Menu Perbaikan
Menu utama 1. Harus ada tombol keluar 2. Tombol home dan close diperbesar
Konsep debit 1. Ditambahkan tombol Reset 2. Warna air agar lebih cerah
Hukum Bernoulli
Hukum Toricelli
1. Air kran bisa dimatikan 2. Lubang kebocoran diperkecil dan lubang kran
diperbesar 3. Ditambahkan lubang (lubang lebih dari 1) 4. ketika semua lubang ditutup, air kran tidak
mengalir lagi Venturimeter Dibuatkan skala agar lebih mudah terbaca
H a l | 6
.
interaktif yang dikembangkan.
(c) Materi singkat kontinuitas (d) Kegiatan lab. asas kontinuitas
(e). Kegiatan lab. hukum Toricelli f). Kegiatan lab. gaya angkat sayap pesawat
Gambar 1. Beberapa Contoh Tampilan Media
H a l | 7
Berdasarkan hasil uji Anava dua jalan pada data hasil belajar
pengetahuan di Tabel 4. terlihat bahwa signifikansi (Sig.) 0,013 < α (0,05). Ini
berarti hipotesis null (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Jadi
dapat disimpulkan, “ada pengaruh penggunaan multimedia interaktif terhadap
hasil belajar siswa”.
penelitian Ferawati (2011), Sutarno (2011), Wiyono Et al,, (2012), Rusipal
(2014). Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa penggunaan multimedia
interaktif dan media animasi atau simulasi komputer di kelas dapat
meningkatkan hasil belajar atau penguasaan konsep fisika. Tarekegn (2009)
juga menemukan bahwa penggunaan simulasi komputer dalam pembelajaran
listrik arus searah dapat meningkatkan hasil belajar siswanya.
Pada Gambar 2. terlihat bahwa nilai N-gain hasil belajar kelas
eksperimen sebesar 77% (termasuk kategori tinggi), sedangkan N-gain pada
kelas kontrol sebesar 37% (termasuk kategori sedang). Nilai rata-rata N-gain
hasil belajar antara kelas kontrol dengan eksperimen terdapat selisih sebesar
40%. Nilai pre-test kedua kelas relatif sama (hanya ada selisih sebesar 0,84.
Ini menunjukkan bahwa kedua kelas sebelum diberikan perlakuan memiliki
keadaan yang sama.
Untuk melihat peningkatan hasil belajar per sub materi fluida dinamis,
disajikan dalam bentuk grafik. Pada Gambar 3. terlihat bahwa nilai N-gain hasil
belajar tertinggi untuk kelas eksperimen terdapat pada sub materi hukum
Bernoulli sebesar 93%. Pada materi ini siswa dengan mudah menyelesaikan
soal setelah mengaplikasikan multimedia interaktif. N-gain terendah terdapat
pada sub materi konsep debit dikarenakan siswa belum mahir dalam
mengubah satuan volume dari liter ke meter kubik, yaitu sebesar 38%. Pada
kelas kontrol, nilai N-gain hasil belajar tertinggi terdapat pada sub materi
Hukum Toricelli sebesar 70%. N-gain terendah terdapat pada sub materi
konsep debit sebesar 5%. Peningkatan hasil belajar kelas eksperimen ini tidak
lepas dari pengaruh visualisasi (grafik dan animasi) dalam program multimedia
interaktif yang dikembangkan. Visualisasi yang disajikan memungkinkan siswa
melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi dengan
H a l | 8
menghubungkan panca indera mereka dengan antusias sehingga informasi
yang masuk ke bank memorinya lebih tahan lama dan mudah dipanggil pada
saat informasi tersebut digunakan (Wiyono Et al, 2012).
Pada konsep Debit peningkatan N-gain kelas eksperimen cukup tinggi
yaitu sebesar 38%. Hal ini dikarenakan dalam program multimedia interaktif
yang digunakan siswa langsung mencoba memahami konsep debit. Siswa
melakukan percobaan langsung dengan mengisi tiga gelas dengan volume air
yang berbeda pada waktu yang sama. Di sini siswa dengan mudahnya
memahami konsep debit yaitu banyaknya volume air yang terisi dibagi dengan
lamanya air jatuh yang langsung terbaca pada program di layar komputer.
Tetapi berbeda pada kelas kontrol dimana siswa hanya menghapal rumus
debit untuk menyelesaikan soal. Hal ini juga serupa dengan penemuan
Tarekegn (2009) yang menyimpulkan bahwa simulasi komputer ternyata dapat
menggantikan alat-alat laboratorium riil. Demikian pula dengan temuan
Finkelstein (2005), bahwa pada konsep-konsep tertentu simulasi komputer
dapat lebih baik dari media riil. Secara umum diketahui bahwa peningkat-an
hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol, hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan multimedia interaktif telah nyata
mempengaruhi hasil belajar siswa.
persamaan Bernoulli cukup panjang, di mana menggabungkan banyak
besaran seperti tekanan udara luar, energi potensial, dan energi kinetik.
Selanjutnya dengan melakukan percobaan di layar komputer yang dipandu
dengan lembar kerja siswa akan memiliki ingatan yang kuat dan mudah
memahami konsep hukum Bernoulli.
Pada sub materi hukum Toricelli, peningkatan N-gain kedua kelas relatif
sama, hal ini menunjukkan bahwa pada sub materi ini kemampuan antara
kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak banyak dipengaruhi oleh
penggunaan multimedia interaktif. Percobaan Toricelli ini sudah banyak
diketahui oleh siswa, seperti pada jatuhnya air dari kran, keluarnya air dari
lubang pancuran, tangki air yang bocor, dan sejenisnya. Sehingga baik kelas
kontrol maupun kelas eksperimen sudah memiliki kemampuan awal yang
H a l | 9
sama pada konsep materi ini. Pada sub materi gaya angkat sayap pesawat
terbang, terjadi peningkatan hasil belajar yang cukup tinggi pada kelas
eksperimen yaitu sebesar 84%, sementara kelas kontrol hanya 39%.
Peningkatan ini dipengaruhi oleh kemampuan multimedia interaktif dalam
menyajikan konsep gaya angkat. Dalam kegiatan praktikum konsep ini, di
depan layar komputer siswa dapat dengan mudah mengubah-ubah posisi
kemiringan sayap pesawat dan langsung melihat efek perubahannya berupa
perubahan garis-garis aliran udara di sekitar sayap pesawat. Menurut
konsepnya bahwa pada bagian sayap yang lengkung kecepatan udara lebih
tinggi, akibatnya tekanan menjadi rendah, begitu pula sebaliknya. Perbedaan
tekanan ini menyebabkan timbulnya gaya angkat pada sayap (Serway &
Jewett, 2004).
Variabel terikat Mean Square F Sig.
Hasil belajar 5103.239 2368.444 .013
Gambar 2. Grafik nilai rata-rata N-gain hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen
24.57
52.00
37.00
23.73
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
H a l | 10
Gambar 3. Grafik nilai rata-rata N-gain hasil belajar per sub materi
Adapun sintaks pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat dijelaskan pada Tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 5. Sintaks pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kegiatan Kelas eksperimen
(pembelajaran langsung)
- Menjelaskan tujuan pembelajaran
- Menjelaskan langkah kerja dalam panduan penggunaan multimedia interaktif
- Membagikan lembar kerja siswa dan panduan program
- Membuka pelajaran dengan salam dan absensi kehadiran siswa
- Menjelaskan tujuan pembelajaran
siswa - Membagikan buku paket
Inti - Siswa membuat hipotesis percobaan dalam lembar kerja siswa
- Siswa membuka program multimedia interaktif sesuai panduan yang diberikan
- Siswa mengamati gambar dan animasi dalam program dan membuat pertanyaan (menanya)
- Siswa melakukan percobaan
- Siswa berdiskusi untuk mengerjakan lembar kerja yang telah dibagikan
- Siswa mengamati gambar yang disajikan dalam lembar kerja dan membuat pertanyaan (menanya)
- Siswa mengumpulkan data dari sumber buku paket dan internet untuk menjawab pertanyaan yang dibuat
5%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%
100%
(pembelajaran langsung)
virtual materi fluida dinamis di depan komputer/laptop masing- masing sesuai perintah dalam lembar kerja siswa (mencoba)
- Siswa mengisi/melengkapi data percobaan pada lembar kerja sesuai petunjuknya
- Siswa berdiskusi dengan temannya untuk melengkapi lembar kerja (mengasosiasi)
sendiri dan yang tertera dalam lembar kerja
- Siswa melengkapi isian pertanyaan pada lembar kerja sesuai petunjuknya
Penutup - Perwakilan siswa ditunjuk untuk menjawab pertanyaan pada lembar kerja siswa (mengkomunikasikan)
- Guru membahas isian siswa pada lembar kerja siswa (melakukan konfirmasi)
- Perwakilan siswa ditunjuk bergiliran ke depan kelas untuk menjawab pertanyaan dalam lembar kerja siswa (mengkomunikasikan)
- Guru melakukan konfirmasi dengan menyampaikan ringkasan materi melalui tayangan powerpoint.
Kesimpulan dan Harapan Penulis
materi fluida dinamis telah dikembangkan sesuai model ADDIE yang dimodifikasi
menjadi tiga tahap yaitu tahap studi pendahuluan, tahap pengembangan media,
dan tahap ujicoba media.
Materi fluida dinamis yang dikembangkan antara lain: (1) konsep debit, (2)
asas kontinuitas, (3) hukum Bernoulli, (4) teorema Toricelli, dan (5) konsep gaya
angkat pada sayap pesawat terbang. Multimedia yang dikembangkan dinyatakan
sangat layak digunakan di sekolah. Respon siswa kelas eksperimen setelah
diberikan pembelajaran dengan multimedia interaktif termasuk termasuk kategori
sangat layak digunakan (skor 4,25 dari skala 5).
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan pada penggunaan multimedia interaktif terhadap hasil belajar
siswa pada kelas eksperimen yang diberikan pembelajaran berupa multimedia
interaktif. Peningkatan hasil belajar tertinggi terdapat pada sub materi hukum
Bernoulli sebesar 93% (kategori tingggi), sedangkan yang terendah terdapat pada
sub materi konsep debit sebesar 38% (kategori sedang).
Harapan penulis dalam artikel ini antara lain: (1) para guru fisika dapat
menggunakan program Multimedia interaktif Bernoulli ini sebagai media alternatif
H a l | 12
masih terbatas, (2) para guru diharapkan kreatif dalam membuat media
pembelajaran alternatif sehingga pembelajaran IPA (Khususnya Fisika) tetap
terasa asyik dan menyenangkan bagi siswa, (3) para guru diharapkan senantiasa
memadukan ICT dalam proses pembelajaran, (4) diharapkan kepada pemerintah
dalam hal ini Kemdikbud untuk mendorong terus para guru dalam berkarya dan
berinovasi agar guru-guru semakin profesional dan sejahtera lahir dan batin
sebagaimana amanah Permendikbud No. 16 tahun 2007 tentang standar
akademik dan kualifikasi guru.
H a l | 13
Chenk, K. (2004). Using Online Homeworks System Enhances Student Learning
of Physics Concept in an Introductory Physics Course. American Journal of
Physics. 72 (11) 1447-1453
Penguasaan Konsep dan Keterampilan Generik Sains Guru Fisika pada topik
Fluida Dinamis. Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta FKIP Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA.
Finkelstein,N.D.,Adams, W.K.,Keller, C.J., Kohl,P.B.,Perkins, K.K., Podolefsky.
N.S., Reid,S. (2005). When Learning About the Real World is Better Done
Virtually: A Study of Subtituting Computer Simulations for Laboratory
Equipment. Physics Education Research. APS (1) 1– 8
Gunawan, Liliasari. (2012). Model Virtual Laboratory Fisika Modern Untuk
meningkatkan Disposisi Berfikir Kritis Calon Guru. Cakrawala Pendidikan,
Juni 2012, Th. XXXI, No.2.
Kemdikbud. (2014). Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014
Mata Pelajaran Fisika SMA/SMK. Jakarta: BPSDMPK-PMP Kemdikbud.
McAndrews, Gina M., Mullen, Russel E., Chadwick, Scott A. (2005). Relationships
among Learning Styles and Motivation with Computer-Aided Instruction in an
Agronomy Course. Journal of Natural Resources and Life Sciences
Education; Vol 34, 2005; p. 13.
Rusipal.(2014).Pengembangan Multimedia Mata Pelajaran Fisika Pokok Bahasan
Listrik Statis di SMA Negeri 2 Muara Beliti. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran,
Vol 1 No. 2 (2014). h. 162-170
Sadaghiani. (2012). Controlled Study On The Effectiveness Of Multimedia
Learning Modules For Teaching Mechanics. Physical Review Special Topics
Physics Education Research 8, 010103 (2012)
Serway, Raymond A.,Jewett, John W. 2004. Physics for Scientiests and
Engineers. 6th edition. USA: Thomson Brooks/Cole.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Laboratory Apparatus?. Latin American Journal of Physics Education, Vol. 3,
No. 3, Sept. 2009. p. 506-517.
Teoh, Belinda Soo-Phing, Neo, Tse-Kian. 2007. Interactive Multimedia Learning:
Students’ Attitudes and Learning Impact in a Animation Courese. TOJET
October 2007. ISSN: 1303-6521 Vol. 6 Issue 4 Article 3.
Widodo, Wahono. (2009). Tinjauan tentang Keterampilan Generik. Tersedia online
pada http://vahonov.files. wordpress.com/ 2009/07/tinjauan-tentang-kete-
Wiyono, Ketang., Liliasari., Setiawan,A., Paulus, CT. (2012). Model Multimedia
Interaktif Berbasis gaya Belajar untuk meningkatkan penguasaan konsep
pendahuluan fisika zat padat. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 8 (2012)
hal. 74-82.
Khusus untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Siswa SMA. Jurnal