PENGGUNAAN MODEL PORTOFOLIO SEBAGAI...
Transcript of PENGGUNAAN MODEL PORTOFOLIO SEBAGAI...
i
PENGGUNAAN MODEL PORTOFOLIO SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN DAYA KRITIS SISWA PADA
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KELAS VIII SMP N 3 UNGARAN
Disusun Dalam Rangka Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada
Universitas Negeri Semarang
Oleh :
Nama : Enrica Yulia Nugrahaeni
N I M : 3401403012
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia
ujian skripsi pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 07 Agustus 2007
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Masrukhi, M.Pd. Drs. Eko Handoyo, M.Si.
NIP. 131764049 NIP. 131764048
Mengetahui,
Ketua Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan
Drs. Slamet Sumarto, MPd.
NIP. 131570070
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 25 Agustus 2007
Penguji Skripsi
Drs. AT. Sugeng Priyanto, M.Si.
NIP. 131813668
NIP. 131764046
Anggota I Anggota II
Drs. Masrukhi, M.Pd. Drs. Eko Handoyo, M.Si
NIP. 131764049 NIP. 131764048
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Drs. Sunardi, MM.
NIP. 130367998
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah
Semarang, 04 Agustus 2007
Penyusun
Enrica Yulia Nugrahaeni N I M : 3401403012
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
Belajar adalah proses penempaan dan pendewasaan diri. Belajar adalah proses mengenali, memahami dan menguasai sesuatu
Daya juang tinggi adalah salah satu syarat mutlak mencapai kesuksesan baik sebagai hamba Allah maupun sebagai seorang profesional.
Di dalam kesabaran ada hikmah dan pelajaran yang amat berharga, sayangnya hanya sedikit orang yang mau mengerti.
Persembahan :
Karya ini kupersembahkan kepada :
♠ Mama Papaku tercinta, yang telah mendidik dan memberikan kasih sayang. Semoga Allah memberi anugerah kesehatan dan
panjang umur dan ridlo.
♠ Suamiku tercinta, yang dengan segala kebijakan dan kelembutannya memberikan do’a dan motivasi kepadaku.
♠ Adik-adikku, yang selalu memberikan dukungan dan semangat.
♠ Sahabat-sahabat baikku, di Wisma Muslimah Tiga Dara.
♠ Teman-teman seperjuanganku, angkatan 2003.
♠ Almamaterku Universitas Negeri Semarang.
vi
PRAKATA
بسم اهللا الرحمن الرحيم
Sembah sujud syukur alhamdulillah kepada Gusti Allah SWT, shalawat
serta salam terhatur kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat,
juga para pengikut yang selalu istiqomah dalam meniru setiap sunnahnya.
Alhamdulillah, atas berkat limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayahNya
penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : Penggunaan Model
Portofolio Sebagai Upaya Meningkatkan Daya Kritis Siswa pada Mata
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII SMP Negeri 3 Ungaran.
Tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Hukum
dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Suatu "perjuangan" yang tidak ringan jika kemudian penyusun dapat
menyelesaikan skripsi ini. Dalam perjuangan ini, penyusun tidak sendirian, akan
tetapi ada banyak pihak yang senantiasa memberikan bimbingan, dorongan, do'a
dan semangat kepada penyusun dalam "berjuang". Karenanya dalam kesempatan
ini perkenankanlah penyusun menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. Rektor Universitas Negeri
Semarang, yang telah memberi kesempatan kepada peneliti menimba ilmu di
UNNES.
2. Drs. Sunardi. MM, Dekan Fakultas Ilmu Sosial, yang telah memberikan ijin
atas penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Slamet Sumarto, M.Pd. Ketua Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan,
yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi
ini.
4. Drs. Masrukhi, M.Pd, Dosen Pembimbing I dan Drs. Eko Handoyo, M.Si,
Dosen Pembimbing II yang sepenuh hati dan sabar berkenan memberikan
bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.
vii
5. Segenap guru, dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang
telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan.
6. Drs. Talkhis, Kepala SMP Negeri 3 Ungaran bersama staff dan siswa yang
telah memberi ijin dan membantu dalam penelitian ini
7. Bapak, Ibu, suami, adik dan rekan-rekan yang telah memberikan motifasi
serta bantuan dan do’a selama proses penyusunan skripsi ini.
Harapan dan doa penyusun adalah semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat serta menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi semua pihak
khususnya almamater, Universitas Negeri Semarang.
أللهم انفعنا بما علمتنا وعلمنا بما ينفعنا إنك أنت السميع العليم
Penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
mengingat segala keterbatasan yang penyusun miliki. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan untuk kesempurnaan
penulisan di masa mendatang.
Sekali lagi terima kasih penyusun sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan skripsi ini. Jazaakumullahu khoiran katsiran.
Akhirnya segala puji dikembalikan lagi kepada-Nya.
رب العالمينالحمد هللاو
Semarang, 04 Agustus 2007
Penyusun
Enrica Yulia Nugrahaeni
N I M : 3401403012
viii
S A R I
Enrica Yulia Nugrahaeni. 2007. Penggunaan Model Portofolio Sebagai Upaya Meningkatkan Daya Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII SMP Negeri 3 Ungaran. Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.
Kata Kunci : Model Pembelajaran Portofolio, Meningkatkan Daya Kritis Siswa.
Model Portofolio merupakan model pembelajaran yang dirancang agar peserta didik dapat memahami teori secara meluas melalui pengalaman belajar praktik empirik dengan mengaitkan konsep materi yang dipelajari. Dalam model pembelajaran portofolio siswa aktif mencari data secara langsung mulai dari identifikasi masalah sampai pelaksanaan gelar kasus (show case), sehingga siswa lebih paham dan dekat dengan objek yang dipelajari. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan model pembelajaran portofolio dapat meningkatkan daya kritis siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan obyek penelitian siswa kelas VIII C SMP N 3 Ungaran. Fokus penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran portofolio sebagai upaya untuk meningkatkan daya kritis siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap jalannya proses pembelajaran, angket dan dokumentasi. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam satu siklus, melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahapan yaitu : perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran portofolio pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas VIII C SMP N 3 Ungaran dapat meningkatkan daya kritis siswa. Untuk mengevaluasi apakah siswa telah berpikir secara kritis sangat sulit, karena berpikir merupakan fenomena abstrak. Kekritisan siswa tidak dapat diukur hanya dengan melihat sepintas lalu. Peneliti mengukur kekritisan siswa melalui lembar pengamatan daya kritis siswa dengan cara mengamati indikator-indikator daya kritis siswa meliputi : kemampuan membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat, kemampuan membedakan kesimpulan definitif dan kesimpulan sementara, kemampuan menguji tingkat kepercayaan sumber informasi, kemampuan membuat keputusan, kemampuan mengidentifikasi sebab dan akibat, kemampuan memecahkan masalah, serta kemampuan mempertimbangkan wawasan lain.
Peningkatan daya kritis siswa tidak hanya dilihat dari meningkatnya daya kritis siswa secara individu, tetapi juga dari meningkatnya prosentase siswa yang memiliki daya kritis tinggi. Sebelum penggunaan model pembelajaran portofolio siswa yang memiliki daya kritis tinggi hanya 21%, namun setelah penggunaan model pembelajaran portofolio menjadi 52%. Siswa yang memiliki daya kritis sedang yang semula 35% bertambah menjadi 40%. Siswa yang memiliki daya kritis rendah semula 42% setelah penggunaan model pembelajaran portofolio tinggal 7% saja.
ix
Secara garis besar portofolio dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan karena penggunaan model pembelajaran portofolio dapat meningkatkan daya kritis siswa dan siswa lebih menyukai metode ini karena kegiatan belajar mengajar lebih menyenangkan dan menarik bagi siswa Untuk itu diharapkan sekolah mencoba menerapkan model pembelajaran portofolio meskipun banyak kendala dan hambatan.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………….………………………….…….. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ….………………………………….. ii
PENGESAHAN KELULUSAN ……….……………………………….. iii
PERNYATAAN …………………..….………………………………….. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………….….………………….. v
PRAKATA ……..…………………………………..….………………….. vi
SARI ……………………..….…………………………………………….. viii
DAFTAR ISI ……………..………………………….……….………….. x
DAFTAR GAMBAR ……..….…………………….……….………….. xiii
DAFTAR TABEL …..………..…………………….……….………….. xiv
DAFTAR LAMPIRAN …..………..……………….……….………….. xv
BAB I : PENDAHULUAN …………….….…………….………….. 1
1.1. Latar Belakang …………….…………………….………………….. 1
1.2. Perumusan Masalah ……………………………..…………..……….. 4
1.3. Tujuan Penelitian …………..………………….…………………….. 5
1.4. Manfaat Penelitian ………..………………………………………… 5
1.5. Sistematika Penulisan ……..………………………………………… 6
BAB II : LANDASAN TEORI …….…….……………….………….. 7
2.1. Tinjauan tentang Belajar dan Pembelajaran …………………………. 7
2.2. Model Pembelajaran Portofolio …………….………………………. 9
2.2.1. Pengertian Portofolio ………………..……………….………. 9
2.2.2. Landasan Pemikiran Pembelajaran Portofolio …………..….. 11
2.2.3. Prinsip Dasar Metode Pembelajaran Portofolio …………….. 13
2.2.4. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Portofolio ………….. 16
2.2.5. Penilaian Portofolio ………………….……………………….. 20
2.2.6. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Portofolio ..... 21
2.3. Tinjauan tentang Daya Kritis Siswa ….………………..…….….…... 22
xi
2.4. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ……. 25
2.4.1. Pendidikan Kewarganegaraan ……………………….………. 25
2.4.2. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan …..….. 27
2.4.3. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan …. 28
2.4.4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan .. 28
2.5. Hubungan antara Portofolio Sebagai Model Pembelajaran dengan Daya
Kritis Siswa ….…………………………..…………..…….….…... 29
2.6. Tinjauan tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) …………………. 31
2.6.1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ……….………. 31
2.6.2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ………….….. 32
2.6.3. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ………..….. 32
2.6.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ..…….. 33
2.6.5. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ………………….. 33
2.7. Kerangka Pemikiran ….………………...……………..…….….…... 34
BAB III : METODE PENELITIAN ………………..….….………….. 37
3.1. Pendekatan Penelitian ….……………………………..…….….…... 37
3.2. Lokasi Penelitian ….…………….……………………..…….….…... 37
3.3. Objek Penelitian ….………….………………………..…….….…... 38
3.4. Fokus Penelitian ….………….………………………..…….….…... 38
3.5. Sumber Data ….………………………………………….……...….... 39
3.6. Metode Pengumpulan Data …………………………………….…….. 40
3.7. Prosedur Penelitian …………………………………………….…….. 41
3.8. Tolok Ukur Keberhasilan ……………………..………….………….. 43
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .………….. 44
4.1. Gambaran Umum SMPN 3 Ungaran ………………….……………. 44
4.2. Pelaksanaan Pembelajaran Metode Portofolio …………….………… 45
4.2.1. Persiapan Pembelajaran Model Portofolio ……………..…… 45
4.2.2. Proses Pembelajaran Model Portofolio .……………………… 46
4.2.3. Evaluasi Pelaksanaan Model Pembelajaran Portofolio ….…… 60
4.2.4. Hambatan-Hambatan Model Pembelajaran Portofolio ….…… 68
4.3. Pembahasan …………………………………………………….……. 69
xii
BAB V : PENUTUP ………………..……………….....….………….. 76
5.1. Kesimpulan ….………………….……………………..…….….…... 76
5.2. Saran-Saran ….………………………………………….……...….... 78
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 79
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………….. 80
xiii
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Belajar ……………………………..….. 19
Gambar 2. Kerangka Berfikir …………………….…………………..….. 35
Gambar 3. Kelompok siswa sedang mengidentifikasi masalah …………. 47
Gambar 4. Setiap kelompok memilih masalah yang menjadi kajian ….… 48
Gambar 5. Kunjungan siswa ke Kantor DPD PKS Kab. Semarang …..… 50
Gambar 6. Diskusi saat kunjungan ke DPD PKS Kab. Semarang ………. 51
Gambar 7. Kunjungan ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) ….….. 52
Gambar 8. Siswa antusias berdiskusi dengan KPU ……………..………… 53
Gambar 9. Kelompok portofolio menyusun portofolio tayangan ………. 55
Gambar 10. Dewan juri dan siswa dalam acara gelar kasus portofolio …… 57
Gambar 11. Gelar kasus (show case) kelompok portofolio …………….… 57
Gambar 12. Pentas seni saat gelar kasus portofolio ………………………. 58
Gambar 13. Guru merefleksi pengalaman belajar portofolio …………….. 58
xiv
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 1. Daftar Masalah dan Pemungutan suara untuk Kajian Kelas
Tahap Satu ……..……………………………………….………. 48
Tabel 2. Daftar Masalah dan Pemungutan suara untuk Kajian Kelas
Tahap Dua ……………….....................................…….………. 49
Tabel 3. Hasil Ujian Formatif Mata Pelajaran Kewarganegaraan ………. 60
Tabel 4. Hasil Penilaian Model Pembelajaran Portiofolio …….……..…. 64
Tabel 5. Hasil Observasi Daya Kritis Siswa ………………….……..…. 65
Tabel 6. Perbandingan Daya Kritis Siswa Sebelum dan Sesudah
Penggunaan Model Pembelajaran Portofolio ……….……..…. 67
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran 1 Ijin Observasi ……..…………………………….….………. 80
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran …………............……. 84
Lampiran 3 Lembar Penilaian Portofolio Dokumentasi ……….……….. 88
Lampiran 4 Lembar Penilaian Portofolio Tayangan …………………….. 92
Lampiran 5 Lembar Penilaian Portofolio Presentasi …………...……….. 96
Lampiran 6 Rekapitulasi Penilaian Portofolio ………………….........…. 100
Lampiran 7 Rekapitulasi Penilaian Kelompok Portofolio ………………. 101
Lampiran 8 Hasil Refleksi Pengalaman Belajar ………………...........…. 102
Lampiran 9 Lembar Observasi Daya Kritis Siswa …………….........…. 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang
yang memfokuskan pada pembentukan diri sebagai warganegara Indonesia yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi
warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan
oleh Pancasila dan UUD 1945.
Kurikulum Berbasis Kompetensi 2001 menjelaskan bahwa mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki ciri khas yaitu pengetahuan, keterampilan
dan karakter kewarganegaraan. Ketiga hal tersebut adalah bekal untuk peserta
didik untuk meningkatkan kecerdasan multidimensional yang memadai untuk
menjadi warga-negara yang baik.
Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting untuk mendidik generasi
bangsa untuk secara sukarela mengikatkan diri pada norma atau nilai-nilai moral.
Sebagai bidang studi ilmiah, pendidikan kewarganegaraan bersifat interdisipliner
(antar-bidang) bukan monodisipliner, karena kumpulan pengetahuan yang
membangun ilmu kewarganegaraan ini diambil dari berbagai disiplin ilmu,
seperti ilmu politik, ilmu hukum, ekonomi, pskikologi, sosiologi, administrasi
negara, tata negara, sejarah, filsafat dan berbagai bahan kajian lainnya yang
berasal dari nilai budi pekerti, hak-hak asasi manusia dengan penekanan kepada
hubungan antar warga-negara, hubungan antara warga dengan pemerintahan,
serta hubungan antar negara.
2
Berdasarkan karakteristik dan tujuan mata pelajaran tersebut di atas, jelas
bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bukan merupakan mata
pelajaran hafalan, para siswa harus diajak untuk berwarganegara dengan cara
mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa sosial. Atas dasar kenyataan tersebut,
maka pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan perlu menggunakan model
yang inovatif, yakni model pembelajaran yang mampu menempatkan siswa
sebagai subjek belajar, peristiwa dan masalah sosial sebagai sumber belajar,
sedangkan guru bertindak sebagai director of learning, yakni pihak yang
mengkondisikan dan memotivasi siswa untuk belajar.
Salah satu model pembelajaran yang mampu mengembangkan hal-hal
tersebut adalah Model Pembelajaran Portofolio (Portfolio Based Learning).
Model Pembelajaran Portofolio merupakan teori belajar konstruktivisme, yang
pada prinsipnya menggambarkan bahwa si belajar membentuk atau membangun
pengetahuannya melalui interaksinya dengan lingkungan di sekitarnya (Kamii,
dalam Fajar, 2004 : 43).
Teori belajar konstruktivisme dititik-beratkan pada bagaimana proses
belajar itu terjadi, tidak hanya hasil yang dicapai. Hal ini berarti bahwa dalam
menerapkan pembelajaran portofolio, anak didik diajak untuk menggali informasi
dan pengetahuan secara lebih leluasa tanpa harus dibatasi oleh materi yang
monoton. Anak didik dapat menuangkan ide-ide atau gagasan mereka secara
leluasa dan mengembangkan ide tersebut, sehingga anak didik memiliki daya
kritis dalam menanggapi berbagai masalah sosial di sekitarnya sekaligus
mempunyai keterampilan untuk memecahkan masalah sosial tersebut.
3
Penerapan konstruktivisme dalam pembelajaran berarti menempatkan
siswa pada posisi sentral dalam keseluruhan program pembelajaran (Yager,
dalam Fajar, 2004 : 16). Pembelajaran dengan menerapkan metode portofolio
sangat memperhatikan dan melakukan suatu pemecahan masalah dengan cara isu
atau masalah sosial yang muncul dalam lingkungan sekitar atau yang sedang
menjadi sorotan digunakan sebagai dasar pembahasan, diskusi dan investigasi
kegiatan di dalam atau di luar kelas.
Melalui model pembelajaran portofolio, siswa dapat meningkatkan daya
kritisnya yang hal ini terlihat dari seberapa dalam siswa mampu memecahkan
masalah sosial yang dilakukan melalui analisis ilmiah terhadap isu-isu strategis
yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara seperti
berlakunya norma hukum dan peraturan, sistem hukum dan peradilan nasional
dan internasional kemudian hak dan kewajiban warga negara serta kekuasaan dan
politik dalam pemerintahan yang terkait dengan penyelesaian masalah sosial
budaya yang berkembang di masyarakat.
Isu-isu masalah sosial yang berkembang di masyarakat tersebut perlu
dianalisis dan hasil analisis ini merupakan alternatif tindakan dan atau kebijakan
baru yang lebih baik. Siswa dalam proses ini ditempatkan dan diperlakukan
sebagai subjek, yang harus secara aktif berperan dalam proses pembelajaran,
sehingga siswa akan menemukan kebermaknaan belajar. Kebermaknaan belajar
akan diperoleh apabila siswa mencari, menemukan dan mengalami sendiri
berbagai hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
4
Model Pembelajaran Portofolio merupakan alternatif Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA) dan Cara Mengajar Guru Aktif (CMGA), karena sebelum, selama
dan sesudah proses pembelajaran guru dan siswa dihadapkan pada sejumlah
kegiatan, sehingga siswa akan mendapat banyak manfaat dan hasil.
Ibu Endang Suciati, guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
SMP N 3 Ungaran menyampaikan bahwa sebagian besar siswa kelas VIII C
dapat dikatakan memiliki daya kritis rendah dibanding dengan kelas lain. Saat
guru menerangkan tidak ada umpan balik dari para siswa, mereka cenderung
pasif, motifasi belajar rendah, saat diberi pertanyan hanya ada beberapa siswa
saja yang menjawab. Hal ini menjadi sangat menarik untuk dilakukan Penelitian
Tidakan Kelas dengan menggunakan model pembelajaran portofolio pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, yang diharapkan dapat membekali siswa
dengan berbagai kemampuan dan meningkatkan daya kritisnya yang sesuai
dengan tuntutan peningkatan mutu pendidikan.
Sehubungan dengan uraian tersebut, penulis bermaksud mengangkat
permasalahan ini dalam penelitian berjudul “Penggunaan Model Portofolio
Sebagai Upaya Meningkatkan Daya Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII SMP Negeri 3 Ungaran”.
1.2. Perumusan Masalah
Terinspirasi dari latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini peneliti
mencoba untuk menjawab pertanyaan “Apakah penerapan model pembelajaran
portofolio dapat meningkatkan daya kritis siswa dalam proses pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan, dan adakah hambatannya”.
5
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Mngetahui apakah model pembelajaran portofolio dapat meningkatkan daya
kritis siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Mengetahui hambatan-hambatan penerapan model portofolio pada proses
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
1.4. Manfaat Penelitian
Seberapapun besar daya dorong yang dihasilkan, penelitian ini diharakan
dapat bermanfaat baik secara teoritis ataupun secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritik akan memperkaya khasanah pengetahuan
mengenai model pembelajaran portofolio yang inovatif.
2. Manfaat Praktis
o Bagi peneliti, penelitian ini akan meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman kongkrit dalam mengembangkan model pembelajaran
portofolio yang inovatif.
o Meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam mengajar secara
lebih profesional.
o Sebagai masukan sekolah untuk mengadakan variasi model pembelajaran
guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar siswa.
o Sebagai bahan pertimbangan untuk pembuatan kebijakan-kebijakan baru
dalam dunia pendidikan.
6
1.5. Sistematika Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi
dan bagian akhir.
a. Bagian awal : terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan, halaman
pengesahan, halaman pernyataan, motto dan persembahan, prakata, sari,
daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.
b. Bagian isi : terdiri dari lima bab, yaitu :
Bab Pertama. Pendahuluan, merupakan gambaran awal menyeluruh skripsi.
Bab Kedua. Landasan Teori, berisi mengenai telaah pustaka dari sejumlah
teori yang relevan dengan tema penelitian. Selain telaah pustaka juga terdapat
kerangka berfikir berupa penjelasan yang berfungsi sebagai pedoman kerja.
Bab Ketiga. Metode Penelitian, terdiri atas pendekatan penelitian, fokus
penelitian, jenis dan sumber data penelitian, metode pengumpulan data,
prosedur penelitian serta tolo ukur keberhasilan.
Bab Keempat. Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi hasil penelitian dan
pembahasan dari penelitian tindakan kelas melalui tahapan perencanaan,
tindakan, pengamatan, refleksi.
Bab Kelima. Penutup, berisi kesimpulan yang ditarik dari analisis data dan
saran-saran yang dari peneliti untuk penelitian dimasa yang akan datang.
c. Bagian akhir : dalam bagian ini berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan tentang Belajar dan Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun dari unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi guna mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 1995 : 57).
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “intruction” yang berarti
self instruction dan external instruction. Pembelajaran yang external datangnya
dari guru yang disebut ‘teaching” atau pengajaran. Dalam pembelajaran yang
bersifat external prinsip-prinsip belajar dengan sendirinya akan menjadi prinsip-
prinsip pembelajaran. Sesuatu yang dikatakan prinsip biasanya berupa ketentuan
dasar yang bila dilakukan secara konsisten, sesuatu itu akan efektif atau
sebaliknya. Pembelajaran yang berorientasi bagaimana perilaku guru yang efektif
mendeskripsikan pembelajaran sebagai usaha guru membentuk tingkah laku yang
diinginkan dengan menyediakan lingkungan kondusif agar terjadi hubungan
stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku si belajar (behavioristik).
Pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si
belajar sedemikian rupa sehingga si belajar itu memperoleh kemudahan
berinteraksi berikutnya dengan lingkungan (Briggs, dalam Sugandi, 1992). Dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran memberikan pengaruh bagi si belajar dan
pendidik, serta usaha dan cara yang dilakukan pendidik untuk memberikan
informasi.
8
Dalam pembelajaran perlu dirumuskan tujuan, baik tujuan Standar
Kompetensi maupun tujuan Kompetensi Dasar. Tujuan Standar Kompetensi
dikembangkan oleh tim pengembang kurikulum, sedangkan tujuan Kompetensi
Dasar dikembangkan oleh guru di sekolah. Yang menjadi kunci dalam rangka
menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru.
Berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan
hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Guru adalah sumber utama tujuan bagi
para siswa dan guru harus mampu memilih tujuan-tujuan pendidikan yang
bermakna, dan dapat terukur.
Tujuan (goals) pembelajaran adalah rumusan yang luas mengenai hasil-
hasil pendidikan yang diinginkan. Di dalamnya mengandung tujuan yang
menjadi target pembelajaran dan menyediakan pilar untuk menyediakan
pengalaman belajar (Oemar Hamalik, 1995:76). Untuk mencapai tujuan
pembelajaran tersebut diperlukan suatu strategi yang diyakini efektivitasnya.
Penerapan strategi pembelajaran tidak asal memilih tetapi, seorang guru perlu
memilih suatu model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang sesuai
dengan teknik mengajar yang menunjang pelaksanaan model mengajar.
Ada beberapa pembelajaran menurut beberapa aliran. Pembelajaran
menurut aliran behavioristik, pembelajaran menurut aliran kognitif, humanistik
serta kontemporer. Pembelajaran menurut aliran kontemporer yang dimaksud
adalah pembelajaran berdasar teori belajar konstruktivisme. Model pembelajaran
Portofolio merupakan teori belajar konstruktivisme yang pada prinsipnya
menggambarkan bahwa si belajar membentuk atau membangun pengetahuannya
melalui interaksinya dengan lingkungannya (Kamii, dalam Fajar, 2004: 43)
9
2.2. Model Pembelajaran Portofolio
2.2.1. Pengertian Portofolio
Portofolio sebagai model pembelajaran diadaptasi dari model “We are the
people……Project Citizen” yang dikembangkan oleh Center Civic Education
(CCE) yang berkedudukan di Callabas Amerika Serikat. Sampai saat ini model
ini telah diadaptasi oleh 50 negara termasuk Indonesia. Model ini bersifat
generik-pedagogik dan materinya dapat disesuaikan dengan kondisi masing-
masing negara.
Portofolio berasal dari bahasa inggris “portfolio” yang artinya dokumen
atau surat-surat dan dapat juga diartikan sebagai kumpulan kertas-kertas berharga
dari suatu pekerjaan tertentu. Portofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa
dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan yang
ditentukan (Fajar, 2004 : 47). Panduan ini beragam tergantung pada mata
pelajaran dan tujuan penilaian portofolio. Biasanya portofolio ini merupakan
karya terpilih dari seorang siswa, tetapi dalam model pembelajaran ini setiap
portofolio berisi karya terpilih siswa dari satu kelas secara keseluruhan yang
bekerja secara kooperatif memilih, membahas, mencari data, mengolah,
menganalisis dan mencari pemecahan terhadap suatu masalah yang dikaji.
Setiap portofolio harus memuat bahan-bahan yang menggambarkan
usaha-usaha terbaik dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya,
serta mencakup pertimbangan terbaiknya tentang bahan mana yang paling
penting untuk ditampilkan. Tampilan portofolio berupa tampilan visual dan audio
yang disusun secara sistematis, melukiskan proses berpikir yang didukung oleh
10
seluruh data yang relevan. Secara utuh melukiskan “intergrated learning
experience” atau pengalaman belajar yang terpadu dan dialami oleh siswa
sebagai satu kesatuan.
Pada dasarnya portofolio sebagai model pembelajaran adalah usaha yang
dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan
mengekspresikan dirinya sebagai individu maupun kelompok. Kemampuan
tersebut diperoleh siswa melalui pengalaman belajar, sehingga memiliki
kemampuan mengorganisasi informasi yang ditemukan, membuat laporan dan
menuliskan apa yang ada dalam pikirannya, dan selanjutnya dituangkan secara
penuh dalam pekerjaannya atau tugas-tugasnya.
Strategi instruksional yang digunakan dalam model ini pada dasarnya
bertolak dari strategi “inquiry learning, discovery learning, problem solving
learning, research-oriented learning” yang dikemas dalam model “Project” oleh
John Dewey.
Dalam hal ini ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat.
b. Memilih suatu masalah untuk dikaji di kelas.
c. Mengumpulkan informasi yang terkait dengan masalah yang dikaji.
d. Membuat portofolio kelas.
e. Membuat portofolio dengar pendapat (show case).
f. Melakukan refleksi pengalaman belajar.
11
Di dalam setiap langkah, siswa belajar mandiri dalam kelompok kecil
dengan fasilitasi dari guru dan menggunakan ragam sumber belajar di sekolah
maupun di luar sekolah (masyarakat).
Sumber belajar atau informasi dapat diperoleh dari :
a. Manusia (pakar, tokoh agama, tokoh masyarakat).
b. Kantor penerbitan surat kabar, bahan tertulis.
c. Bahan terekam.
d. Bahan tersiar (TV, radio).
e. Alam sekitar.
f. Situs sejarah, artifak dan lain-lain ( Fajar, 2004:48).
2.2.2. Landasan Pemikiran Pembelajaran Portofolio
Model pembelajaran berbasis portofolio dilandasi oleh beberapa landasan
pemikiran sebagai berikut (Budimansyah, 2003 : 5-8) :
1. Empat Pilar Pendidikan
Empat pilar pendidikan sebagai pendidikan landasan model pembelajaran
berbasis portofolio adalah learning to do, learning to be, learning to know,
learning to live together yang dicanangkan UNESCO (Budimansyah,2003:5)
a. Learning to Do adalah peserta didik seharusnya diberdayakan agar mau
dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya. Peserta
didik tidak hanya menerima materi dari guru tetapi harus aktif mau dan
mampu menambah pengatahuan untuk pribadinya dimana belajar dari
pengalaman dalam kehidupannya.
12
b. Learning to Know
Pengetahuan yang didapat peserta didik selain dari sekolah juga
didapatkan dari dunia luar sekolah. Peserta didik dapat meningkatkan
interaksinya dengan lingkungannya baik lingkungan fisik, sosial, maupun
budaya, sehingga peserta didik mampu membangun pemahaman dan
pengetahuannya terhadap dunia sekitarnya.
c. Learning to Be
Diharapkan hasil interaksi dengan lingkungannya dapat membangun
pengetahuan dan kepercayaan diri. Karena banyak peserta didik yang
tidak mempunyai kepercayaan diri, mereka merasa bahwa tidak
mempunyai kemampuan dan keterampilan yang bisa dibanggakan,
sehingga terjadi kemandegan belajar.
d. Learning to Live Together
Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok yang
bervariasi akan membentuk kepribadiannya untuk memahami
kemajemukan dan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran terhadap
keanekaragaman dan perbedaan hidup.
2. Pandangan Konstruktivisme
Pandangan konstruktivisme sebagai filosofi pendidikan mutakhir
menganggap semua peserta didik mulai dari usia taman kanak-kanak sampai
dengan perguruan tinggi memiliki gagasan / pengetahuan tentang lingkungan
dan peristiwa / gejala lingkungan di sekitarnya. Para ahli pendidikan
berpendapat bahwa inti kegiatan pendidikan adalah memulai pelajaran dari
“apa yang diketahui peserta didik”.
13
Beberapa bentuk kondisi belajar yang sesuai dengan filosofi konstruktivime
antara lain: diskusi yang menyediakan kesempatan agar semua peserta didik
mau mengungkapkan gagasan, pengujian dan hasil penelitian sederhana,
demonstrasi dan peragaan prosedur ilmiah, dan kegiatan praktis lain yang
memberi peluang peserta didik untuk mempertajam gagasannya.
3. Democratic Teaching
Democratic Teaching adalah suatu bentuk upaya menjadikan sekolah sebagai
pusat kehidupan demokrasi melalui proses pembelajaran yang demokratis.
Secara singkat, democratic teaching adalah proses pembelajaran yang
dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan terhadap kemampuan,
menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan
memperhatikan keragaman peserta didik (Budimansyah, 2003 : 5-7).
2.2.3. Prinsip Dasar Metode Pembelajaran Portofolio
Prinsip dasar model pembelajaran portofolio sekurang-kurangnya ada
lima prinsip yaitu prinsip belajar siswa aktif (student active learning), kelompok
belajar kooperatif (cooperative learning), pembelajaran partisipatorik, mengajar
yang reaktif (reactive teaching), dan prinsip dasar belajar yang menyenangkan
(joyfull learning) (Budimansyah, 2003 : 8-16).
a. Prinsip Belajar Siswa Aktif
Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
portofolio berpusat pada siswa. Dengan demikian model ini menganut prinsip
belajar siswa aktif. Aktivitas siswa hampir di seluruh proses pembelajaran,
dari mulai fase perencanaan di kelas, kegiatan lapangan, dan pelaporan. Hal
14
ini tampak terlihat pada saat siswa mengidentifikasi masalah yang berkaitan
dengan materi pelajaran, kemudian setelah masalah terkumpul, siswa
melakukan voting untuk memilih masalah untuk kajian kelas.
Untuk menjawab permasalahan yang dikaji, maka siswa mengumpulkan data
dan informasi yang diperlukan dengan cara wawancara, pengamatan serta
mengambil foto atau membuat kliping. Setelah itu, aktivitas siswa terfokus
pada pembuatan portofolio kelas. Segala bentuk data dan informasi disusun
secara sistematis dan disimpan pada sebuah bundel. Data dan informasi yang
penting dan menarik ditempel pada seksi penayangan, setelah portofolio
selesai dibuat, dilakukanlah public hearing dalam kegiatan show case di
hadapan dewan juri.
b. Kelompok Belajar Kooperatif
Proses pembelajaran yang berbasis kerja sama antar siswa dan komponen lain
di sekolah, termasuk kerjasama sekolah dengan orang tua siswa dan lembaga
terkait. Kerjasama terlihat pada saat kelas sudah memilih satu masalah untuk
bahan kajian bersama. Semua pekerjaan disusun, orang-orangnya ditentukan,
siapa yang mengerjakan apa, merupakan bentuk kerja sama itu. Kerja sama
dengan lembaga terkait diperlukan saat siswa merencanakan mengunjungi
lembaga tertentu atau meninjau kawasan yang menjadi tanggung jawab
lembaga tertentu.
c. Pembelajaran Partisipatorik
Model pembelajaran berbasis portofolio juga menganut prinsip dasr
pembelajaran partisipatorik, sebab melalui model ini siswa belajar sambil
15
melakoni (learning by doing). Salah satu bentuk pelakonan itu adalah siswa
belajar hidup berdemokrasi. Siswa pada saat memilih masalah untuk kajian
kelas memilki makna bahwa siswa dapat menghargai pendapat yang
didukung suara terbanyak dan pada saat diskusi siswa belajar mengemukakan
pendapat dan mendengarkan pendapat orang lain.
d. Reactive Teaching
Guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar motivasi belajar tinggi.
Motivasi akan dapat tercipta kalau guru daapt meyakinkan siswa akan
kegunaan materi pelajaran bagi kehidupan nyata. Oleh karena itu guru harus
dapat menciptakan situasi sehingga materi pelajaran selalu menarik dan tidak
membosankan. Caranya adalah memberikan penghargaan atau reward pada
pendapat siswa bagaimana pun kualitasnya. Jika pendapat siswa dihargai,
maka pada diri siswa akan muncul kepercayaan diri untuk tidak malu-malu
lagi mengemukakan pendapat.
e. Joyfull Learning
Salah satu teori belajar menegaskan bahwa sesulit apapun materi pelajaran
bila dipelajari dalam suasana yang menyenangkan, penuh daya tarik dan
penuh motivasi pelajaran akan mudah dipahami, sebaliknya bila suasana
belajar membosankan, maka pelajaran akan sulit dipahami. Dalam hal ini
pembelajaran portofolio memberikan keleluasaan untuk memilih tema belajar
yang menarik bagi dirinya.
16
2.2.4. Langkah-langkah Model Pembelajaran Portofolio
Model pembelajaran portofolio merupakan salah satu model pembelajaran
yang menekankan belajar siswa untuk aktif dan kreatif. Dalam hal ini siswa harus
peka terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat dan ikut serta
berusaha untuk mencari dan menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dengan
cara-cara positif.
Langkah-langkah model pembelajaran portofolio (Fajar, 2004 : 48) adalah
sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat
Dalam tahap ini terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan guru bersama
siswa yaitu : mendiskusikan tujuan, mencari masalah, apa saja yang siswa
ketahui, tentang masalah-masalah di masyarakat dan memberi tugas
pekerjaan rumah tentang masalah-masalah yang ada di lingkungan
masyarakat yang mereka anggap penting sesuai dengan kemampuan siswa.
Dalam mengerjakan pekerjaan rumah tersebut siswa diharapkan untuk
mencari informasi tentang masalah yang akan dikaji dengan cara : a)
mewawancarai orang tua atau keluarga, teman, tetangga, dan orang lain yang
dianggap menguasai masalah yang dikaji, b) melalui sumber-sumber cetak
seperti majalah, koran dan tabloid, c) melalui media elektronik seperti radio,
TV dan internet. Semua informasi yang diperoleh harus dicatat untuk
didiskusikan di kelas.
17
b. Memilih Masalah untuk Kajian Kelas
Sebelum memilih masalah yang akan dikaji hendaknya para siswa mengkaji
terlebih dahulu pengetahuan yang telah mereka miliki tentang masalah di
masyarakat, dengan langkah sebagai berikut :
a. Mengkaji masalah yang telah dikumpulkan.
b. Mengadakan pemilihan secara demokratis tentang masalah yang akan
mereka kaji dengan cara memilih salah satu masalah yang telah ditulis di
papan tulis.
c. Melakukan penelitian lanjutan tentang masalah yang terpilih untuk dikaji
dengan mengumpulkan informasi.
c. Mengumpulkan Informasi masalah yang akan dikaji oleh Kelas
Langkah-langkah dalam tahap ini adalah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi sumber-sumber informasi.
b. Tinjau ulang untuk memperoleh dan mendokumentasikan informasi
c. Pengumpulan informasi.
d. Mengembangkan Portofolio Kelas
Pada tahap ini, siswa hendaknya telah menyelesaikan penelitian yang
memadai untuk memulai membuat portofolio kelas, dengan langkah sebagai
berikut :
a. Kelas dibagi dalam 4 kelompok dan setiap kelompok akan bertanggung
jawab untuk membuat satu bagian portofolio.
b. Guru mengulas tugas-tugas rinciannya untuk portofolio.
18
c. Guru menjelaskan bahwa informasi yang dikumpulkan oleh tim penelitian
seringkali akan bermanfaat bagi lebih dari satu kelompok portofolio.
d. Guru menjelaskan spesifikasi portofolio yakni terdapat bagian
penayangan dan bagian dokumentasi pada setiap kelompok.
e. Penyajian Portofolio (show case)
Dalam menyelenggarakan gelar kasus (show case), guru sebagai pihak
penyelenggara hendaknya melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Persiapan show case
b. Pembukaan show case
c. Penyajian oleh kelompok yang telah dibentuk disertai tanya-jawab oleh
dewan juri
d. Selingan
e. Tanggapan audiens
f. Pengumuman dewan juri
g. Kriteria dan format penilaian.
Penyajian Portofolio (show case) dilaksanakan setelah kelas menyelesaikan
portofolio tampilan maupun portofolio dokumentasi. Pelaksanaan dapat
dilakukan pada akhir semester satu atau akhir semester dua bersamaan
dengan kenaikan kelas. Hal itu tergantung pada kondisi dan situasi sekolah.
f. Merefleksi pada Pengalaman Belajar
Dalam kegiatan refleksi ini siswa diajak melakukan evaluasi tentang apa dan
bagaimana mereka belajar. Tujuan refleksi adalah untuk belajar menghindari
kesalahan di masa yang akan datang dan meningkatkan kinerja siswa.
19
Dengan merefleksi pengalaman belajar siswa maka sangat mendukung modus
pengalaman belajar yang digambarkan melalui kerucut ini dengan dijelaskan
sebagai berikut :
Yang kita ingat modus
10% baca verbal
20% dengar
30% lihat visual
40% lihat dan dengar
70% katakan
90% katakan dan lakukan berbuat
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Belajar
Sumber : Sheal, Peter (dalam Fajar, 2004 : 88)
Kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar,
30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari
apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita katakana dan lakukan.
Secara ringkas kegiatan pembelajaran berbasis portofolio mencakup hal-
hal sebagai berikut :
a. Apersepsi.
b. Penyampaian materi.
20
c. Mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat.
d. Memilih masalah yang dikaji di kelas.
e. Penugasan meliputi mengumpulkan informasi yang terkait dengan masalah
yang dikaji dan pembuatan portofolio kelas.
f. Menyajikan portofolio atau dengar pendapat.
g. Melakukan refleksi atau pengalaman belajar.
Dalam hal ini, kegiatan pembelajaran mampu mengembangkan dan
meningkatkan kompetensi, kreativitas, kemandirian, kerjasama, kepemimpinan
dan kecakapan peserta didik guna membentuk watak, serta meningkatkan
peradaban dan martabat bangsa (Fajar, 2005 : 15)
2.2.5. Penilaian Portofolio
Yang dimaksud dengan indikator adalah unsur-unsur pokok yang dapat
menjelaskan kemampuan peserta didik setelah menyelesaikan satuan-satuan
pendidikan tertentu. Banyak indikator yang dapat dipilih, tetapi dipandang paling
sensitif adalah :
a. Hasil ulangan harian dan ulangan umum yang biasanya dicatat dalam buku
nilai siswa.
b. Tugas-tugas terstruktur biasanya dikumpulkan dalam sebuah map atau loker
khusus untuk tugas-tugas siswa.
c. Catatan perilaku harian para siswa biasanya tersimpan dalam buku khusus
yang disebut dengan catatan anekdot.
d. Laporan kegiatan siswa di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajar,
biasanya dikumpulkan pada guru dan selanjutnya didokumentasikan.
21
Kesimpulannya adalah bahwa semua indikator proses dan hasil belajar
siswa itu tercatat dan didokumentasikan dalam satu bundel (portofolio). Baru saat
menentukan nilai raport, semua catatan dan dokumentasi tadi dianalisis untuk
membuat kesimpulan nilai raport setiap siswa. Dengan demikian model penilaian
berbasis portofolio adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi
secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil
pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan
peserta didik yang bersumber dari catatan dan dokumentasi pengalaman belajar.
2.2.6. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Portofolio
Menurut Nuryani Rustama (dalam Depdiknas, 2004 : 40-41) kelebihan
dan kelemahan metode pembelajaran portofolio adalah sebagai berikut :
a. Kelebihan :
1. Memungkinkan pendidik mengakses kemampuan peserta didik untuk
membuat, menghasilkan berbagai tugas akademik.
2. Memungkinkan pendidik menilai ketrampilan / kecakapan peserta didik.
3. Mendorong kolaborasi antara peserta didik dengan pendidik, antara
peserta didik dengan peserta didik lainnya.
4. Memungkinkan pendidik mengintervensi proses dan menentukan dimana
pendidik tersebut perlu membantu.
b. Kelemahan :
1. Memerlukan waktu yang relatif lama.
2. Pendidik harus tekun, sabar dan terampil.
3. Tidak ada kriteria yang standar.
22
2.3. Tinjauan tentang Daya Kritis Siswa
Daya adalah usaha yang sungguh-sungguh untuk mencapai suatu tujuan,
sedangkan kritis adalah tajam dalam penganalisaan (Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1989 : 341). Jadi daya kritis adalah
kemampuan berpikir secara tajam dalam penganalisaan terhadap suatu hal,
mencermati dengan seksama, tidak lekas percaya akan hal itu, sehingga ada rasa
ingin tahu yang besar dan tidak cepat puas atas jawaban yang telah ada.
Pada dasarnya sejak kanak-kanak manusia sudah memiliki kemampuan
berpikir kritis. Sebagai makhluk rasional dan pemberi makna, manusia selalu
terdorong untuk memikirkan hal-hal di sekelilingnya. Dengan kemampuan
berpikir kritisnya diharapkan dapat menggali kemampuan siswa yakni
kemampuan membedakan fakta dan non fakta, kemampuan membedakan antara
kesimpulan definitif dan kesimpulan sementara, kemampuan menguji tingkat
kepercayaan sumber-sumber informasi, kemampuan membuat keputusan,
kemampuan mengidentifikasi sebab dan akibat, kemampuan memecahkan
masalah yang ada disekelilingnya, kemampuan mempertimbangkan wawasan
lain (Radno Harsanto, 2005 : 62).
Kemampuan siswa berpikir kritis tidak begitu saja muncul tetapi harus
diasah sejak dini. Tidak semua siswa mempunyai kemampuan berpikir kritis,
sebab berpikir kritis adalah salah satu sisi menjadi orang kritis. Siswa cenderung
hanya menerima materi yang diberikan oleh guru dan kurang kreatif dalam
berpikir, mereka kurang bisa mengeksplorasi kemampuan berpikir kritis terhadap
suatu hal.
23
Orang yang mempunyai daya kritis, pikirannya harus terbuka, jelas dan
berdasarkan fakta. Seorang pemikir kritis harus mampu memberi alasan yang
tepat atas argumentasinya. Ia harus dapat menjawab pertanyaan mengapa
keputusan tersebut diambil. Dan diharapkan dengan adanya model pembelajaran
yang inovatif dan kreatif dapat mengembangkan daya kritis siswa.
Radno Harsanto (2005 : 45-62) mengemukakan bahwa kemampuan
berpikir kritis meliputi :
a. Kemampuan membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat
Pada saat kita membaca sebuah koran atau majalah, apakah setiap kalimat
yang tertera di dalamnya merupakan suatu fakta yang terjadi atau hanya
sebuah pendapat dari si penulis saja. Di sinilah kemampuan siswa akan
dilatih bahwa suatu berita yang ada tidak langsung kita yakini kebenarannya
tetapi siswa harus jeli dalam membedakan antara fakta, non fakta dan
pendapat seseorang, sehingga jika siswa mampu membedakannya maka siswa
dapat menjelaskan kepada orang lain bagaimana sebuah pernyataan itu
merupakan fakta atau pendapat.
b. Kemampuan membedakan antara kesimpulan Definitif dan Sementara.
Banyak orang langsung mengambil suatu kesimpulan ketika melihat atau
menyaksikan atau membaca berita. Mereka tidak berpikir apakah sesuatu
yang dibaca atau disaksikan itu merupakan hal yang dapat diyakini kebenaran
dan keakuratan datanya. Dalam membahas suatu masalah, mampu
membedakan antara kesimpulan definitive dan kesimpulan sementara adalah
hal yang sangat penting, sebab bila salah memberikan kesimpulan, maka akan
timbul satu masalah baru bukannya menyelesaikan masalah.
24
c. Kemampuan Menguji Tingkat Kepercayaan Sumber Informasi
Pada saat kita membaca berita di surat kabar, hal pertama yang perlu
dipertanyakan atas berita tersebut adalah sejauh mana berita itu dapat
dipercaya atau sejauh mana si penulis artikel dapat dipercaya . Pada dasarnya
kita membutuhkan bukti atau kejelasan tertentu sebelum klaim seseorang
diakui kebenarannya. Siswa yang kritis mampu mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat menguji kebenarannya sehingga didapatkan kebenaran
yang jelas dari sumber yang jelas pula.
d. Kemampuan Membuat Keputusan
Membuat keputusan adalah bagaimana menggunakan kriteria yang relevan
untuk memilih berbagai alternatif kemungkinan. Pertama, kita harus jelas
tentang apa keputusan tersebut. Kedua, kita harus mengidentifikasi pilihan-
pilihan dan memberikan penilaian baik buruknya masing-masing pilihan,
mengidentifikasi kriteria yang relevan untuk mengambil keputusan dari
pilihan-pilihan yang ada. Yang terakhir memeriksa kembali pilihan-pilihan
tersebut jika dibandingkan dengan ukuran yamg ada.
e. Kemampuan Mengidentifikasi Sebab dan Akibat
Seorang pemikir kritis mencoba umtuk mengklarifikasi setiap informasi yang
didapatnya. Siswa yang kritis apabila mandapatkan suatu masalah maka ia
akan mencari sebab dari masalah yang timbul serta mencari apa akibat dari
masalah tersebut. Dan tidak langsung menerima informasi tersebut tanpa
diidentifikasi terlebih dahulu.
25
f. Kemampuan Mempertimbangkan Wawasan Lain
Realitas yang ada sebagian orang ketika akan mengambil keputusan hanya
mempertimbangkan alasan yang ia miliki. Jarang sekali mereka mau
mandengar dan mempertimbangkan pendapat orang lain dan mengapa orang
lain berpendapat seperti itu. Seorang siswa yang berpikir kritis sangat
memberi ruang untuk pertimbangan-pertimbangan di luar dirinya dan selalu
terbuka untuk mendengarkan pendapat orang lain. Terkadang permusuhan
yang terjadi disebabkan tidak mau mendengarkan dan menyimak pendapat
masing-masing orang.
g. Kemampuan Memecahkan Masalah
Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan kemampuan siswa menentukan
atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada,
siswa dapat menentukan prioritas masalah, siswa dapat menentukan sebab
akibat dari masalah yang akan diselesaikan, siswa cakap mengumpulkan data
dan memilahnya, siswa cakap memilih alternatif penyelesaian yang
memungkinkan dapat dilakukan.
2.4. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Pendidikan Kewaganegaraan
2.4.1. Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang
penting dalam praktek belajar kewarganegaraan, Mata pelajaran ini berfokus
pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural, bahasa, usia
dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter.
26
Realitas sosial mengatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan memang
sangat penting untuk mendidik generasi bangsa Indonesia yang notabene mereka
diajari nilai-nilai kerukunan dan persaudaraan, namun realitas yang ia saksikan
menunjukkan gejala sebaliknya, antar anggota masyarakat akhir-akhir ini
gampang berselisih dan bertikai gara-gara masalah sepele.
Dilihat dari esensinya, seperti yang terlihat dari kurikulum pendidikan
kewarganegaraan atau pendidikan moral, tampaknya pendidikan kewarga-
negaraan lebih mengajarkan pada konsep atau materi saja. Sementara akhlak atau
kandungan nilai-nilai kebaikan belum sepenuhnya disampaikan.
Dilihat dari metode pendidikan yang disampaikan dikonsentrasikan atau
terpusat pada pendekatan otak kiri atau kognitif, yakin hanya mewajibkan siswa
didik untuk mengetahui dan menghafal (memorization) konsep dan kebenaran
tanpa menyentuh perasaan emosi dan nuraninya.
Tetapi di sisi lain, Pendidikan Kewarganegaraan dianggap sebagai mata
pelajaran yang “urgen” bagi anak didik yang disini berfungsi membimbing
generasi muda untuk secara sukarela mengikatkan diri pada norma atau nilai-nilai
moral. Peserta didik diharapkan dengan adanya Pendidikan Kewarganegaraan
memiliki moral felling. Hal tersebut diperlukan peserta didik untuk menjadi
manusia berkarakter yaitu : kesadaran (conscience), kepercayaan diri (self-estem),
merasakan penderitan orang lain (empaty), cinta kebaikan (loving the good),
kontrol diri (self-control), kerendahan hati (humility) (Zubaedi, 2005 : 7).
Pendidikan kewarganegaraan dapat disejajarkan dengan civic education.
Sebagai bidang studi ilmiah, pendidikan kewarganegaraan bersifat interdisipliner
27
(antar bidang) bukan monodisipliner karena kumpulan pengetahuan yang
membangun ilmu kewarganegaraan ini diambil dari berbagai disiplin ilmu. Oleh
karena itu upaya pembahasan dan pengembangannya memerlukan sumbangan
dari berbagai disiplin ilmu yang meliputi ilmu politik, ilmu hukum, sosiologi,
administrasi negara, ilmu ekonomi, sejarah dan filsafat.
Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945.
2.4.2. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan SMP dan MTs
adalah utuk memberikan kompetensi-kompetensi sebagai berikut :
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan krearif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa lain.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secar
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi dan
komunikasi (Fajar, 2004:143).
28
2.4.3. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2001 dijelaskan bahwa mata
pelajaran pendiikan kewarganegaraan memiliki ciri khas, yaitu pengetahuan,
keterampilan dan karakter kewarganegaraan. Ketiga hal tersebut adalah bekal
untuk peserta didk untuk meningkatkan kecerdasan multidimensional yang
memadai untuk menjadi warganegara yang baik.
Isi pengetahuan dari mata pelajaran ini diorganisasikan secara
interdisipliner dari berbagai ilmu-ilmu sosial seperti ilmu politik, hukum,
psikologi, tatanegara, dan berbagai bahan kajian lainnya yang berasal dari nilai
budi pekerti, dan hak-hak asasi manusia dengan penekanan kepada hubumgan
antar warganegara, dengan pemerintahan, serta dengan warganegara asing.
2.4.4. Ruang Lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP dan
MTs (http//: www.puskur.net/inc/si/smp/kewarganegaraan.pdf 2006 ) meliputi :
a. Persatuan dan Kesatuan Bangsa, meliputi : Hidup rukun dalam perbedaan,
Cinta lingkungan, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Negara
Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif
terhadap NKRI, Keterbukaan dan jaminan keadilan.
b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi : Tertib dalam kehidupan keluarga,
Tata tertib di sekolah, Norma dalam kehidupan berbagsa dan bernegara,
Sistim hukum dan peradilan internasional dan nasional.
c. Hak asasi manusia meliputi : Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban
anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan,
penghormatan dan perlindungan HAM.
29
d. Kebutuhan warga negara meliputi : hidup gotong royong, harga diri sebagai
warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan
pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan
kedudukan warga negara.
e. Konstitusi negara meliputi : proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan
dasar negara dengan konstitusi.
f. Kekuasaan dan politik meliputi : pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan ekonomi, pemerintahan pusat, demokrasi dan
sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani,
sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
g. Pancasila meliputi : kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideology
negara, proses perumusan Pancasila sebagai pengamalan-pengamalan
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.
h. Globalisasi meliputi : politik luar negeri Indonesia di era globalisasi,
globalisasi di lingkungannya, dampak globalisasi, hubungan internasional dan
organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi. …….…………
2.5. Hubungan Antara Portofolio Sebagai Model Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Dengan Daya Kritis Siswa
Pada dasarnya model portofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa
dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan
yang ditentukan. Portofolio sebagai model pembelajaran merupakan usaha yang
dilakukan oleh guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan
mengekspresikan dirinya sebagai individu atau kelompok (Fajar, 2004 : 47).
30
Pembelajaran portofolio dirasa sangat cocok bila diterapkan pada mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan, karena mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan berfungsi sebagai wahana untuk membentuk warga yang
cerdas, terampil dan berkarakter yang setia pada bangsa dan negara Indonesai
dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai
dengan amanat Pancasila dan UUD 45. Berdasarkan fungsi tersebut, mata
pelajaran Kewarganegaraan harus dinamis dan mampu menarik perhatian peserta
didik, yaitu dengan cara sekolah membantu peserta didik mengembangkan
pemahaman baik materi maupun keterampilan, intelektual dan partisipatori dalam
kegiatan sekolah yang berupa intra, kokurikuler dan ekstra kurikuler.
Dengan pembelajaran yang bermakna, peserta didik diharapkan dapat
mengembangkan menerapkan intelektual dan partisipatori yang menghasilkan
pemahaman tentang pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Di
samping itu juga mendapat keuntungan dan kesemapatan dari pembelajaran yang
bermakna dalam berpartisipasi dlm pengambilan keputusan dan penyelenggaraan
pemerintahan yang baik pada tingkat kelas dan sekolah mereka sendiri,
berpartisipasi dalam simulasi kegiatan ke parlemen, mengamati cara kerja di
instansi pemerintahan, belajar bagaimana anggota pemerintahan dan organisasi
non pemerintahan berusaha mempengaruhi kebijakan umum dan atau negara.
Metode Pembelajaran Portofolio dianggap dapat meningkatkan daya kritis
siswa yang dalam hal ini terlihat dari keterampilan intelektual siswa dalam
berpikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan seperti
keterampilan dalam memecahkan masalah sosial. Indikator bahwa seorang siswa
mempunyai keterampilan memecahkan masalah sosial antara lain :
31
a. Siswa dapat menangkap atau menentukan kesenjangan yang terjadi dari
berbagai fenomena yang ada.
b. Siswa dapat menentukan prioritas masalah.
c. Siswa dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian masalah.
d. Siswa mampu untuk mengumpulkan dan mengolah data
e. Siwa mampu menelaah data dan sekaligus membahasnya untuk melihat
hubungannya dengan masalah yang dikaji.
f. Siswa mampu memilih alternatit penyelesaian yang memungkinkan dapat
dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi
sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya (Sanjaya, 2006:216-218).
2.6. Tinjauan tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
2.6.1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Menurut Balai Pelatihan Dosen LPTK dan Guru Sekolah Menengah,
Depdikbud, Dirjen Dikti, Jakarta 1999 : 6, Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dapat diartikan sebagai bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan,
yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan
mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap
tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi di mana
praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.
Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research) merupakan
penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya (sekolah) tempat ia mengajar
dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis
pembelajaran (Zainal Aqib, 2006 : 127).
32
2.6.2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Ditinjau dari karakteristiknya, PTK mempunyai karakteristik antara lain :
a. Didasarkan masalah yang dihadapi guru dalam instruksional.
b. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya.
c. Peneliti sekaligus praktisi yang melakukan refleksi.
d. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional.
e. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.
2.6.3. Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Menurut Hopkins, ada 6 prinsip dalam PTK (dalam Zainal, 2006 : 17) :
a. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, dan apapun metode PTK yang
diterapkan seyogyanya tidak mengganggu komitmen sebagai pengajar.
b. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang
berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran.
c. Metodologi yang digunakan harus reliable, sehingga memungkinkan guru
mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan,
mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serts
memperoleh data yang dapat digunaka untuk menjawab hipotesis yang
dikemukakannya.
d. Masalah program yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah
yang cukup merisaukan, dan bertolak dari
e. Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten
menaruh kepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang berkaitan
dengan pekerjaannya.
33
f. Dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan clasroom
prespective, dalam arti permasalahan tidak terlihat terbatas dalam konteks
kelas dan atau mata pelajaran tertentu, melainkan prespektif misi sekolah
secara keseluruhan.
2.6.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi
guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan
dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah
secara keseluruhan. Hal itu dapat dilakukan mengingat tujuan penelitian tindakan
kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas
secara berkesinambunganm. Tujuan ini melekat pada diri guru dalam penuaian
misi profesional kependidikannya.
Manfaat yang dapat dipetik jika guru mau dan mampu melaksanakan
penelitian tindakan kelas terkait dengan komponen pembelajaran, antara lain :
a. Inovasi pembelajaran
b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas, dan
c. Peningkatan profesionalisme guru.
2.6.5. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggambarkan empat tahapan ;
1. Penyusunan rancangan tindakan (perencanaan), yang menjelaskan tentang
apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut
dilaksanakan.
34
2. Pelaksanaan tindakan, yaitu implmentasi atau penerapan isi rancangan di
dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
3. Pengamatan, pelaksanan pengamatan oleh pengamat.
4. Refleksi atau pantulan, yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah terjadi.
2.7. Kerangka Berfikir
Proses pembelajaran dalam pendidikan memegang peranan penting untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan penerapan konsep diri.
Keberhasilan proses pembelajaran dapat tercermin dari peningkatan mutu lulusan
yang dihasilkan. Untuk itu, perlu diadakan peran aktif seluruh komponen
pendidikan terutama siswa yang berfungsi sebagai input sekaligus calon output
dan juga guru sebagai fasilitator. Guru mempunyai peran dalam menciptakan
suasana yang efektif dan menumbuhkan semangat belajar siswa. Guru harus
mempunyai suatu model pembelajaran yang efektif dan inovatif.
Melalui model pembelajaran portofolio siswa dibawa pada proses belajar
yang aktif (active learning) dan proses belajar yang menyenangkan (joyfull
learning). Model ini akan membawa siswa pada proses belajar aktif, sebab siswa
belajar dengan melakukan sesuatu (learning to do). Siswa dibawa pada proses
belajar yang menyenangkan dikarenakan siswa belajar dengan penuh variasi,
tidak monoton dan menjadikan lingkungan masyarakat sebagai sumber belajar.
Dua aspek inilah yang merupakan kekuatan model pembelajaran portofolio,
yakni siswa belajar secara aktif dalam suasana yang menyenangkan.
35
Model pembelajaran portofolio merupakan suatu inovasi pembelajaran
yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori melalui
pengalaman belajar praktik empirik, tidak terkecuali implikasi pengalaman
belajar dalam masyarakat. Langkah-langkah pembelajaran portofolio meliputi :
a). mengidentifikasi masalah, b). memilih masalah, c). mengumpulkan informasi,
d). membuat portofolio, e). menyajikan portofolio, dan f). melakukan refleksi.
Dengan demikian model pembelajaran portofolio diharapkan mampu
meningkatkan daya kritis siswa. Peningkatan daya kritis ini dapat dilihat dari :
siswa mampu membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat, siswa mampu
membedakan antara kesimpulan definitif dan kesimpulan sementara, siswa
mampu menguji tingkat kepercayaan sumber informasi, siswa mampu membuat
keputusan, siswa mampu memecahkan masalah, siswa mampu mengidentifikasi
sebab dan akibat, siswa mampu mempertimbangkan wawasan lain.
Melalui kerangka berfikir tersebut, dalam penelitian ini pembelajaran
portofolio (variabel terikat) dikaitkan dengan daya kritis siswa (variabel bebas).
Dalam penelitian ini kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2. Kerangka Berfikir
Siswa Peningkatan Daya Kritis Siswa
Masukan Lingkungan
Metode Portofolio
Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Lingkungan Manusia
Masukan Instrumental
Lingkungan Bukan Manusia
Materi / Kurikulum
Guru Sarana /Media
36
Hipotesis Tindakan : Jika proses pembelajaran mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan menggunakan model pembelajaran
portofolio, maka daya kritis siswa akan meningkat.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Dalam sebuah penelitian kualitatif, penelitian tidak bertujuan untuk
melakukan pengukuran atau tidak menggunakan prosedur-prosedur statistik
dalam menjelaskan hasil penelitian, akan tetapi lebih mementingkan penjelasan
mengenai hubungan antar gejala yang diteliti (Joyomartono, 1995 : 18). Sasaran
penelitian kualitatif adalah prinsip-prinsip atau pola-pola yang secara umum dan
mendasar, berlaku dan mencolok berdasarkan atas perwujudan gejala-gejala yang
dikaji yang analisanya terpusat pada maknanya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang
menggunakan data pengamatan langsung terhadap jalannya proses pembelajaran
di kelas. Dari data itu kemudian dianalisis melalui tahapan-tahapan dalam siklus
tindakan (Suyitno, 2005 : 1).
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 3 Ungaran JL. Pattimura 1-A
Ungaran Telp. (024) 6921405. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) Kolaboratif, bersifat praktis berdasarkan permasalahan riil dalam
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII-C semester II, dengan
alasan berdasarkan survey pendahuluan kekritisan dan keaktifan siswa dalam
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masih kurang terutama dalam hal
memahami praktek berwarganegara di masyarakat.
38
3.3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-C semester II tahun pelajaran
2006-2007 SMP N 3 Ungaran dengan jumlah 42 siswa yang terdiri dari 19 siswa
dan 23 siswi.
Peneliti bertugas sebagai pengajar di kelas VIII-C SMP N 3 Ungaran.
Mengajar dengan jumlah siswa yang rata-rata lebih dari 30 orang diperlukan
koordinasi yang baik antara sesama guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Apalagi kalau melihat kondisi siswa yang heterogen, datang dari lingkungan
yang berbeda-beda.
3.4. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah penerapan
model pembelajaran portofolio dalam meningkatkan daya kritis siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang meliputi :
1. Penerapan model pembelajaran portofolio :
a. Langkah-langkah model pembelajaran portofolio.
b. Tugas-tugas terstruktur :
1) Melakukan pengamatan dilapangan.
2) Melakukan wawancara dilapangan.
3) Menyusun laporan pengamatan/wawancara di lapangan.
4) Penilaian portofolio tayangan, portofolio dokumentasi, dan portofolio
presentasi.
5) Penilaian aktivitas individual.
39
2. Aktivitas guru yang akan diteliti :
a. Persiapan guru meliputi :
1) Membuat perencanaan pengajaran.
2) Mempersiapkan bahan yang akan diajarkan.
3) Memilih metode pembelajaran yang akan digunakan.
b. Proses dalam pembelajaran meliputi :
1) Cara guru mengajar.
2) Cara guru menyampaikan materi.
3. Aktifitas siswa yang akan diteliti :
a. Antusias siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
b. Keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat.
c. Keaktifan siswa mengikuti mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
d. Kekritisan siswa mengkaji masalah-masalah sosial di masyarakat.
4. Hambatan-hambatan dalam pengembangan metode pembelajaran portofolio :
a. Waktu.
b. Biaya.
c. Tenaga.
3.5. Sumber Data
Data-data yang digunakan atau diperlukan dalam penelitian ini diperoleh
dari sumber data berikut :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan atau diperoleh langsung dari
lapangan. Informan lapangan meliputi :
40
a. Guru mata pelajaran Pendidkan Kewarganegaraan.
b. Siswa yang diajar dengan metode pembelajaran portofolio
c. Rekan sejawat sebagai observer.
2. Data Sekunder
Data sekunder meliputi data tentang penerapan pembelajaran portofolio yang
diperoleh secara tidak langsung dalam penelitian ini, seperti buku-buku,
makalah-makalah penelitian, arsip, dokumen dan sumber lain yang relevan.
3.6. Metode Pengambilan Data
Metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah Pengamatan :
1. Pengamatan
Pengamatan dilakukan secara langsung terhadap fenomena yang akan diteliti..
Peneliti mengamati langsung penerapan metode pembelajaran portofolio pada
mata pelajaran Pedidikan Kewarganegaraan kelas VIII-C SMP N 3 Ungaran,
baik proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.
Fokus observasi penelitian ini adalah :
a. Langkah-langkah model pembelajaran portofolio.
c. Aktifitas dan daya kritis siswa dalam pembelajaran portofolio.
b. Penilaian guru dan cara guru mengajar dalam pembelajaran portofolio.
d. Penugasan yang diberikan oleh guru
e. Metode yang diterapkan oleh guru.
41
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
prasasti, surat legger, agenda dan lain sebagainya. Dalam metode ini alat
pengumpul data tentang penerapan metode portofolio pada mata pelajaran
kewarganegaraan adalah laporan kegiatan siswa yang ditugaskan guru yang
berupa bundel (portofolio) dan sumber lain yang relevan, seperti lembar
pengamatan dari teman sejawat sebagai kolaborasi dalam penelitian.
3.7. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) dalam penelitian ini dilaksanakan
dalam satu siklus, melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat
tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
1. Perencanaan
a. Menyusun rencana pembelajaran dengan menyusun silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
dengan menggunakan model pembelajaran portofolio.
b. Membuat skenario pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan
menggunakan model pembelajaran portofolio.
c. Mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung implementasi tindakan.
d. Menyusun lembar pengamatan untuk menilai kondisi selama proses
belajar mengajar berlangsung.
e. Menyusun pedoman wawancara untuk mengetahui tanggapan guru dan
siswa tentang penerapan model pembelajaran portofolio.
f. Menyusun rancangan evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa.
42
2. Tindakan
a. Presensi kehadiran siswa.
b. Guru menjelaskan materi pelajaran.
c. Guru memberikan beberapa bahan permasalahan berupa artikel koran
berkenaan dengan materi secara berkelompok.
d. Kelompok portofolio memilih satu materi untuk dikaji lebih lanjut.
e. Kelompok portofolio mencari dan mengumpulkan informasi.
f. Diskusi mengenai materi yang dikaji sampai mendapatkan penyelesaian
dari masalah yang dikaji.
g. Mempresentasikan hasil diskusi dan analisanya.
h. Memberikan tes formatif siswa.
3. Pengamatan
a. Kehadiran siswa.
b. Keaktifan siswa bertanya dan mengemukakan pendapat.
c. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan.
d. Kerjasama siswa dalam diskusi.
e. Kemampuan siswa membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat.
f. Kemampuan siswa membedakan kesimpulan definitf dan sementara.
g. Kemampuan siswa menguji tingkat kepercayaan sumber informasi.
h. Kemampuan siswa mengidentifikasi sebab dan akibat.
i. Kemampuan siswa membuat keputusan.
j. Kemampuan mempertimbangkan wawasan lain.
k. Kemampuan memecahkan masalah.
l. Alat peraga dan gambar yang menunjang proses pembelajaran.
43
4. Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa. Analisis
dilakukan untuk mengukur baik kelebihan maupun kekurangan yang terdapat
pada hasil kerja siswa untuk mendapatkan kesimpulan apakah hipotesis
tindakan tercapai atau tidak.
3.8. Tolok Ukur Keberhasilan
Yang menjadi tolok ukur dalam penelitian ini adalah apabila daya kritis
siswa meningkat, yaitu indikator daya kritis tercapai, nilai yang dihasilkan sudah
mencapai ketuntasan belajar kelas yakni 75 dan ketuntasan individu siswa 70.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum SMPN 3 Ungaran
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Ungaran berdiri berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0557/0/1984 tanggal
11 November 1984. SMP N 3 terletak di Jl. Patimura 1-A Telp. (024) 6921405
Kelurahan Bandarjo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang kode pos 50517.
Kepala Sekolah saat ini dipegang oleh Drs. Talkhis lulusan bidang studi PPKn.
Dalam menjalankan proses belajar mengajar beliau dibantu 48 guru / pengajar.
SMP N 3 Ungaran mempunyai visi "Berakhlak Mulia Dalam Prestasi
Prima" dan misi "Mengembangkan Logika, Etika, Estetika, dan Praktika Anak
Didik Ke arah Terbentuknya Manusia Berkualitas". Tujuan sekolah ini adalah
"Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani
dan rohani, berkepribadian yang mantap serta penuh tanggung jawab".
SMP N 3 Ungaran memiliki 20 ruang kelas. Kelas VII memiliki 6 ruang
kelas, kelas VIII memiliki 7 ruang kelas, dan kelas IX memiliki 7 ruang kelas.
Ruang penunjang lainnya terdiri dari : ruang Kepala Sekolah, ruang Tata Usaha
(TU), ruang Bimbingan Konseling (BK), ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),
ruang praktek komputer, ruang perpustakaan, masjid, ruang OSIS, koperasi,
ruang keterampilan, ruang bermain musik, laboratorium, ruang tamu, kantin,
kamar kecil, gudang, lapangan olah raga dan ruang keamanan.
45
Jumlah siswa yang aktif belajar di SMP N 3 Ungaran pada tahun
pelajaran 2006-2007 sebanyak 840 siswa. Kelas VII memiliki 280 siswa, kelas
VIII memiliki 291 siswa, kelas IX memiliki 269 siswa. Kondisi orang tua siswa
sangat beragam dari berbagai status sosial dan pekerjaan, seperti pegawai negari
sipil, TNI/POLRI, petani, wiraswasta, buruh dan sebagainya.
Kondisi lingkungan sekolah sangat kondusif dan strategis untuk proses
kegiatan belajar mengajar, dikarenakan letaknya yang sejuk, nyaman dan jauh
dari pusat keramain. Jalur transportasi berada tepat di depan SMP N 3 Ungaran,
angkutan umum mudah didapat, dan ini memudahkan siswa, guru, karyawan
maupun masyarakat umum menuju ke SMP N 3 Ungaran.
SMP N 3 Ungaran termasuk salah satu Sekolah Standar Nasional. Dipilih
menjadi Sekolah Standar Nasional dikarenakan prestasi siswa baik akademik
maupun non akademik yang dicapai tiap tahunnya semakin meningkat, serta
sarana prasarana yang tersedia cukup memadai untuk proses kegiatan
pembelajaran. Pada tahun pelajaran 2006/2007 ini hampir 90% siswa lulus ujian,
hanya 2 orang siswa yang tidak lulus ujian.
4.2. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Portofolio di SMPN 3 Ungaran
4.2.1. Persiapan Pembelajaran Model Portofolio
Ibu Endang Suciati, SPd. guru mata pelajaran PPKn, SMP N 3 Ungaran
menyampaikan bahwa pembelajaran yang baik dan diharapkan akan memberikan
hasil maksimal adalah pembelajaran yang secara administratif sudah terencana
sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
46
Pada awal pertemuan dengan siswa, peneliti memberikan penjelasan
tentang apa dan bagaimana pembelajaran portofolio dan apa yang harus
dipersiapkan oleh siswa. Persiapan guru secara administratif sebelum mengajar
adalah membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal itu
diperlukan agar materi yang akan diajarkan dapat runtut dan terarah serta mudah
dipahami oleh siswa.
4.2.2. Proses Pembelajaran Model Portofolio
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran portofolio dibagi dua, intrakurikuler
dan ekstrakurikuler. Dalam kegiatan intrakurikuler guru menerangkan pokok
bahasan "Makna Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia" di
dalam kelas seperti biasanya. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan adalah
siswa mengembangkan portofolio di luar kelas (kehidupan bermasyarakat).
Pada proses pembelajaran portofolio harus memperhatikan pedoman
pelaksanaan pembelajaran portofolio yang telah ditentukan. Dalam pembelajaran
portofolio, siswa diberikan kebebasan mengungkapkan pendapatnya, tidak hanya
berkaitan dengan materi pelajaran, tetapi juga praktek dalam kehidupan
bermasyarakat. Langkah-langkah dalam pembelajaran portofolio yang dilakukan
siswa kelas VIII C SMP N 3 Ungaran sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah
Tahap awal guru menerangkan materi berkaitan dengan pokok bahasan
"Makna Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia" mencakup
nilai-nilai dan fakta-fakta yang terjadi saat ini, serta memberikan contoh
pelaksanaan kedaulatan rakyat di Indonesia.
47
Guru membantu, membimbing dan memotivasi siswa mengemukakan
pendapat, isu-isu dan permasalahan yang sedang berkembang di masyarakat yang
berkaitan dengan kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia
berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki.
Untuk mengidentifikasi masalah, diawali dengan cara seluruh siswa
membaca dan mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan di masyarakat.
Guru memperlihatkan koran yang berisi artikel atau print out internet yang ada
kaitannya dengan konsep yang dibahas. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok kecil
terdiri 4-6 siswa yang bertugas meyakinkan bahwa masalah yang ditentukan
adalah masalah yang penting, menyangkut banyak orang dan perlu penanganan.
Siswa menguji permasalahan yang dipilih dengan pertanyaan-pertanyaan :
a. Apakah permasalahan itu dianggap penting oleh siswa dan masyarakat.
b. Apakah masalah itu mendesak untuk ditangani dan siapa yang menangani.
c. Siapa yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah, apakah masyarakat
atau pemerintah. Apabila tanggung jawab pemerintah sudah adakah kebijakan
untuk menyelesaikannya. Jika ada, apakah kebijakan tersebut ada hasilnya.
d. Apakah keuntungan dan kerugiannya.
e. Adakah silang pendapat di antara masyarakat mengenai kebijakan tersebut.
Gambar 3 : Kelompok siswa sedang mengidentifikasi masalah.
48
2. Memilih Masalah Untuk Kajian Kelas
Dalam langkah pemilihan masalah guru berperan memotivasi para siswa
untuk melakukan pemungutan suara (voting). Agar masalah yang dipilih siswa
benar-benar berkualitas, maka proses pemilihan dapat dilakukan melalui dua
tahap. Pada tahap pertama, setiap siswa menentukan dua pilihan secara terbuka
pada masing-masing masalah. Daftar masalah yang akan menjadi kajian kelas
dan hasil pemungutan suara siswa tampak pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1.
Daftar Masalah dan Pemungutan suara untuk Kajian Kelas Tahap Satu
No. Masalah untuk Kajian Kelas Jumlah
1 Kinerja legislatif dinilai masih buruk 18
2 45 mantan anggota DPRD Jateng dijadikan tersangka 7
3 Persyaratan untuk hasilkan wakil rakyat berkualitas 21
4 PP No. 37/2006 diminta dicabut 10
5 Laptop DPR dibatalkan 19
6 Paket 4 RUU bidang politik baru tahap awal 9
Jumlah 84
Catatan : Pemilih 42 siswa (sumber : data olahan)
Gambar 4 : Setiap kelompok memilih masalah yang akan menjadi kajian.
49
Hasil pemilihan tahap pertama dipilih tiga masalah yang akan dikaji.
Masalah yang paling banyak dipilih siswa, yaitu (1) Persyaratan untuk hasilkan
wakil rakyat berkualitas, (2) Laptop DPR dibatalkan, (3) Kinerja legislatif
dinilai masih buruk. Tahap kedua, siswa menentukan satu masalah. Untuk itu
diadakan pemungutan suara lagi secara terbuka. Hasil pemilihan tahap kedua
terlihat pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2.
Daftar Masalah dan Pemungutan suara untuk Kajian Kelas Tahap Dua.
No. Masalah untuk kajian kelas Jumlah
1. Persyaratan hasilkan wakil rakyat berkualitas 16
2. Laptop DPR dibatalkan 12
3. Kinerja Legislatif dinilai masih buruk 14
Jumlah 42
Catatan : Pemilih 42 siswa (sumber : data olahan)
Dari pemilihan tahap kedua, masalah yang paling banyak dipilih siswa
adalah Persyaratan hasilkan wakil rakyat yang berkualitas dan secara otomatis
masalah ini menjadi kajian kelas. Dari proses pemungutan suara dapat diambil
satu nilai moral yaitu kehidupan demokratis dalam kelas, sebab suara siswa yang
tidak terpilih harus menghargai dan menghormati pilihan suara terbanyak.
3. Mengumpulkan Informasi Masalah Yang Dikaji di Kelas
Langkah selanjutnya setelah siswa melakukan pemilihan masalah adalah
membagi kelompok atau tim. Kelas dibagi ke dalam 4 (empat) tim. Setiap tim
mempunyai tanggung jawab sendiri-sendiri untuk mengumpulkan informasi
sebanyak dan seakurat mungkin dari sumber yang berbeda.
50
Kegiatan pengumpulan informasi ini dilakukan di luar kelas dan di luar
jam pelajaran karena dilakukan setelah pulang sekolah, sehingga tidak
mengganggu kegiatan belajar mengajar. Siswa mencari data tentang syarat untuk
menghasilkan wakil rakyat yang berkualitas dengan cara mendatangi berbagai
sumber informasi, diantaranya Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten
Semarang, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan DPRD Kabupaten Semarang.
Lokasi pertama yang dikunjungi siswa dalam rangka memperoleh
informasi berkenaan dengan masalah yang dikaji kelas adalah DPD Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Semarang yang dilaksanakan pada hari
Sabtu 5 Mei 2007. Kedatangan siswa di kantor Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
di Jalan Nakula Mapagan disambut baik oleh Ibu Kustantina Ketua Bidang
Kewanitaan DPD PKS Kabupaten Semarang.
Gambar 5 : Kunjungan siswa ke Kantor DPD PKS Kab. Semarang.
Dalam kunjungan ini siswa mendapatkan banyak informasi, antara lain
tentang awal berdirinya PKS sampai aktivitas PKS, syarat wakil rakyat yang
berkualitas, serta langkah antisipasi untuk mengatasi kecurangan dalam pemilu.
Pada kesempatan ini siswa juga menanyakan "Bagaimana jika anggota DPR yang
terpilih ternyata terbukti menggunakan ijasah palsu".
51
Mengenai ijazah palsu Ibu Kustantina menjawab "Hal itu sepenuhnya
bukan kesalahan anggota dewan, tetapi peran masyarakat juga mempengaruhi,
sebab masyarakat sebelum memilih calon pemimpin harus tahu riwayat hidup
dan perannya di masyarakat, jadi masyarakat juga ikut bersalah". Sejauh ini PKS
mengikuti pemilu dengan jujur sesuai aturan bahkan ada kegiatan dakwah dengan
masyarakat. Banyak masyarakat yang belum paham betul politik, sehingga
kegiatan dakwah yang dilakukan sering disalah-artikan.
Gambar 6 : Diskusi saat kunjungan ke DPD PKS Kab. Semarang.
Kunjungan ke DPD PKS Kab. Semarang ini memberikan pengalaman
berharga bagi siswa. Mereka menjadi lebih paham tentang apa itu partai, dan
peran partai dalam pesta demokrasi Indonesia. Siswa secara nyata mendapat
materi bukan hanya lewat teori yang disampaikan oleh guru, namun juga dari
praktek dalam kehidupan bernegara.
Selain berkunjung langsung ke Kantor DPD PKS Kabupaten Semarang,
siswa juga berkunjung ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten
Semarang di Jalan Ahmad Yani No. 6 Ungaran (Telp. (024) 6922447 Fax. (024)
6922540) pada tanggal 10 Mei 2007.
52
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Semarang yang terdiri 5
(lima) orang yaitu Ir. Budy Satriyo sebagai ketua KPU, Soeprapto, SH. sebagai
sekretaris KPU, Drs. Abdullah Fakih, MPd, Siti Mahmudah L S.Si dan Dra. Siti
Rohani sebagai anggota KPU. Selain menyelenggarakan pemilu, tugas KPU
adalah menyiapkan program kerja koordinasi dengan lembaga lain yaitu kantor
kependudukan, catatan sipil, sosialisasi kepada masyarakat luas yang
membutuhkan keterangan, dan menyiapkan pemilu berikutnya dengan menyusun
segala persiapannya minimal 6 (enam) bulan sebelum pelaksanaan.
Gambar 7 : Kunjungan ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Dalam kunjungan ini, para siswa berdialog langsung dengan pihak yang
berkompeten dalam masalah yang dikaji. Sebagai contoh terlihat dari jawaban
yang disampaikan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Semarang
Ir. Budy Satriyo dari pertanyaan siswa "Bagaimana cara KPU mengatasi masalah
ijasah palsu ?". Ir. Budy Satriyo menjawab "Untuk mengatasi kemungkinan
penggunaan ijazah palsu oleh calon wakil rakyat antara lain dengan cara meneliti
persyaratan administrasi dan melakukan klarifikasi faktual ke sekolah-sekolah
asal dengan cara mendatangi langsung sekolah tersebut dan melihat buku induk,
serta bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Nasional dan Departemen Agama.
53
Untuk menghasilkan wakil rakyat yang berkualitas Komisi Pemilihan
Umum (KPU) harus bekerja cepat dan cermat dalam melakukan penyeleksian
dan penelitian calon wakil rakyat.
Gambar 8 : Siswa antusias berdiskusi dengan KPU
Dalam kunjugan ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) para siswa
mendapatkan pengalaman yang sangat berarti. Mereka dapat secara langsung
mengetahui cara kerja KPU serta mereka dengan leluasa melontarkan pertanyaan
yang berkaitan dengan masalah yang dikaji. Mereka dapat mengetahui langsung
bentuk surat suara, syarat sah suara dan syarat pemilih dan yang dipilih. Ini
merupakan pengalaman berharga bagi mereka.
Data-data yang diperoleh siswa cukup banyak dan dapat dipertanggung
jawabkan karena langsung diperoleh dari sumber yang berkompeten di lapangan.
Selanjutnya para siswa secara berkelompok membuat laporan untuk portofolio
tayangan dan dokumentasi. Kegiatan kunjungan ke lokasi sumber informasi
merupakan salah satu sarana melatih keberanian dan kepercayaan diri siswa
untuk mengemukakan pendapatnya di muka umum, tanpa malu melakukan
wawancara, padahal mereka masih tergolong anak kecil. Dengan demikian secara
tidak langsung siswa belajar sambil bermain.
54
Hal yang perlu ditekankan dari serangkaian kunjungan tersebut adalah
siswa dapat memahami bahwa segala sesuatu memiliki keterkaitan dan perlu
kerjasama antar kelompok. Sebagai contoh untuk menyelesaikan masalah guna
menghasilkan wakil rakyat berkualitas, banyak pihak yang terlibat, tidak hanya
para pemimpin yang sudah menduduki jabatan saja tetapi rakyat juga memiliki
peran untuk menentukan apakah calon pemimpin mereka bertanggung jawab.
Selain itu, yang harus dipahami siswa bahwa sebagai warga negara yang
baik harus benar-benar taat hukum dan mau memaknai kedaulatan rakyat secara
bijak. Kegiatan kunjungan tersebut juga menyadarkan siswa bahwa apa yang
mereka pelajari di sekolah sangat bermanfaat dan dapat dipraktekkan dalam
kehidupan bermasyarakat pada masa mendatang setelah mereka terjun langsung.
4. Mengembangkan Portofolio Kelas
Berbekal informasi yang telah diperoleh langsung dari lapangan para
siswa secara berkelompok memulai untuk mengembangkan portofolio kelas.
a. Kelompok Portofolio I : Menjelaskan masalah. Kelompok ini bertanggung
jawab menjelaskan masalah yang menjadi kajian kelas dan menjelaskan
mengapa masalah tersebut penting dan mengapa masalah harus terpecahkan.
b. Kelompok Portofolio II : Mengkaji kebijakan alternatif untuk mengatasi
masalah. Kelompok ini bertanggung jawab untuk menjelaskan berbagai
kebijakan alternatif untuk memecahkan masalah.
c. Kelompok Portofolio III : Mengusulkan kebijakan publik untuk mengatasi
masalah. Kelompok ini bertanggung jawab mengusulkan dan menjustifikasi
kebijakan publik yang disepakati untuk memecahkan masalah.
55
d. Kelompok Portofolio IV : Membuat rencana tindakan. Kelompok ini
bertanggung jawab untuk membuat rencana tindakan yang menunjukkan
bagaimana warga negara dapat mempengaruhi pemerintah untuk menerima
kebijakan yang didukung oleh banyak pihak.
Kelompok yang telah terbentuk mempunyai tanggung jawab masing-
masing yang harus dijalankan, dimana kelompok ini beranggotakan tim peneliti
yang mencari data di lapangan seperti Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Kabupaten Semarang dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Semarang.
Mereka sudah mempunyai informasi yang cukup untuk mengembangkan
portofolio tayangan dan portofolio dokumentasi.
Portofolio seksi penayangan adalah portofolio yang ditayangkan sebagai
bahan presentasi kelas pada saat gelar kasus (show case). Portofolio penayangan
terdiri empat lembar poster/papan busa (stereofom) ukuran 75 cm X 90 cm.
Seksi dokumentasi adalah portofolio yang disimpan pada sebuah binder
yang berisi data-data dan informasi setiap kelompok. Portofolio dokumentasi ini
merupakan kumpulan bahan-bahan terbaik siswa sebagai dokumen atau bukti
penelitian berupa berita, artikel, hasil wawancara dan foto. Bahan-bahan tersebut
dipisahkan sesuai dengan kelompok yang mempunyai tugas masing-masing.
Gambar 9 : Kelompok portofolio menyusun portofolio tayangan.
56
5. Gelar Kasus (show case)
Langkah selanjutnya setelah portofolio kelas dan penyusunan portofolio
tayangan selesai dibuat, setiap kelompok menyajikannya dalam kegiatan gelar
kasus (show case) di hadapan dewan juri (judges). Setiap kelompok portofolio
harus mengetahui tujuan gelar kasus.
Tujuan diadakan gelar kasus (show case) adalah :
a. Untuk menginformasikan kepada forum tentang pentingnya masalah yang
diidentifikasi di masayarakat.
b. Untuk menjelaskan dan mengevaluasi kebijakan alternatif untuk mengatasi
masalah sehingga forum dapat memahami keuntungan dan kerugian dari
setiap kebijakan tersebut.
c. Untuk mendiskusikan kebijakan yang dipilih oleh kelas sebagai kebijakan
terbaik untuk mengatasi masalah.
d. Untuk membuktikan bagaimana kelas dapat menumbuhkan dukungan dalam
masyarakat, lembaga legislatif dan eksekutif yang terkait dengan penyusunan
kebijakan publik.
Hal-hal yang perlu disiapkan untuk acara gelar kasus adalah portofolio itu
sendiri, penyajian lisan, tempat pelaksanaan, juri dan moderator. Sebelum gelar
kasus kelima komponen tersebut harus benar-benar disiapkan. Jika salah satu
komponen tersebut belum siap, gelar kasus tidak dapat dilaksanakan.
Gelar kasus (show case) dilaksanakan pada hari Senin 28 Mei 2007 dari
pukul 11.00-13.00 WIB yang merupakan jam pelajaran PKn. sehingga tidak
mengganggu jam pelajaran lain.
57
Gambar 10 : Dewan juri dan siswa dalam acara gelar kasus portofolio.
Dalam gelar kasus (show case) tiap kelompok portofolio satu persatu
mempresentasikan hasil karya portofolio tayangan secara lisan di hadapan dewan
juri dan siswa lain. Mereka betul-betul menguasai materi kelompoknya dan
menjawab dengan baik setiap pertanyaan baik dari dewan juri, siswa maupun
dari kelompok lain.
Gambar 11 : Gelar kasus (show case) masing-masing kelompok portofolio.
58
Acara gelar kasus tidak menjenuhkan, karena dalam acara tersebut
diselingi dengan pentas seni siswa yaitu paduan suara. Pada saat acara selingan
tersebut, dewan juri menyelesaikan penilaian kelompok portofolio.
Gambar 12 : Pentas seni saat gelar kasus portofolio
6. Refleksi Pengalaman Belajar
Setelah gelar kasus (show case) selesai, siswa melakukan kegiatan refkesi
pengalaman belajar, bercermin pengalaman yang baru saja diperoleh baik secara
individual maupun kelompok. Dalam kegiatan refleksi ini guru mengajak siswa
untuk mengevaluasi tentang apa dan bagaimana mereka belajar.
Gambar 13 : Guru merefleksi pengalaman belajar portofolio.
59
Dalam refleksi pengalaman belajar, guru menanyakan beberapa hal
kepada siswa antara lain :
(1) Apakah yang siswa (individu/kelompok) pelajari dan siswa peroleh dari
belajar diluar kelas, seperti di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan
DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Semarang.
(2) Apa yang telah siswa (individu/kelompok) pelajari tentang bagaimana cara
membuat kebijakan untuk mengatasi masalah yang dikaji di kelas.
(3) Keterampilan apa yang telah siswa peroleh melalui kegiatan belajar PKn
dengan menggunakan model pembelajaran portofolio.
(4) Apakah keuntungan dan kerugian belajar secara berkelompok.
(5) Bagaimana apresiasi siswa terhadap penggunaan model pembelajaran
portofolio pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
(6) Apa yang akan dilakukan kelas pada portofolio di masa mendatang.
Setelah refleksi pengalaman belajar dilaksanakan, siswa dan guru
memperoleh kesimpulan bahwa betapa pentingnya siswa mengembangkan
keterampilan-keterampilan mempengaruhi pembuatan kebijakan publik dan
memecahkan masalah. Dengan adanya keterampilan tersebut, siswa secara tidak
langsung memiliki daya kritis yang cukup baik.
Kemampuan yang dimiliki dan dapatkan akan dapat bermanfaat di masa
yang akan datang pada saat siswa menjadi dewasa dan berperan sebagai warga
negara yang baik. Setiap saat masalah-masalah baru akan terus bermunculan dan
berkembang sangat cepat, oleh karena itu diperlukan pemecahan masalah dan
kebijakan publik yang baru, dan itu merupakan tanggung jawab warga negara
dalam masyarakat yang demokratis.
60
4.2.3. Evaluasi Pelaksanaan Model Pembelajaran Portofolio
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
portofolio dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan daya kritis siswa
khususnya kelas VIII-C. Dalam kegiatan intrakurikuler guru menerangkan pokok
bahasan "Makna Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia" di
dalam kelas seperti biasanya. Setelah selesai dilakukanlah tes formatif untuk
mengetahui apakah siswa sudah paham dengan materi yang diajarkan. Hasil tes
formatif yang dicapai rata-rata kelas adalah nilai 76,45 yang terlihat pada tabel 3
di bawah ini :
Tabel 3. Hasil Ujian Formatif Mata Pelajaran Kewarganegaraan
Kelas VIII C SMP N 3 Ungaran
No. Nama Siswa Nilai No. Nama Siswa Nilai
1 Eko Aries 8 17 Ali Tri Atmaja 7
2 Yusuf 7 18 Amin Faizal 6
3 Siti Nur Aini 9 19 Erma Mega 8
4 Pandu 7 20 Atika Yuniarti 7
5 Ade Ayu 8 21 Ayu Indri 7
6 Nugraheni 7 22 Eka Wahyu 9
7 Rina 7 23 Isyana Shali 8
8 Elly Lutfi 8 24 Khusnul Fajarrini 8
9 Nur Faizah 8 25 M. Syaiful Hadi 9
10 Triyanti 7 26 M. Ardianto 7
11 Ahdiyat Ismail 8 27 Restu Ayu 8
12 Amanda Irmayuanita 7 28 Novelina 9
13 Ardhina Maya 8 29 Widodo 8
14 Edy Santosa. 7 30 Tiara Indah 9
15 Hanung Wicaksono 7 31 Annisa Sekar 8
16 Indiati Restu 8
32 Ulin Nuha 7
61
33 Marchelina Putri 9 38 Ridlo Rizki 6
34 Rahayu Puspitasari 7 39 Nur Hasan 7
35 Retno Tri Handayani 9 40 Ibrahim Isnan 9
36 Ryan Sandi setyawan 7 41 Edo Ersanda 6
37 Surya Akbar 7
42 Ari Cahyanto 8
Rata-rata 7,62 Rata-rata 7,67
Sumber : Data olahan
Meskipun sudah mencapai tolok ukur ketuntasan individu yaitu 70, hasil
pembelajaran masih belum bisa dikatakan maksimal, dikarenakan masih ada
beberapa siswa yang kurang menguasai materi, siswa kurang antusias terhadap
materi pelajaran, saat kegiatan diskusi kelompok masih ada yang bercanda
sendiri dan tidak fokus pada materi.
Pada pelaksanaan pembelajaran portofolio, kelas dikelompokkan dalam
beberapa kelompok kecil. Secara berkelompok siswa melaksanakan langkah-
langkah pembelajaran portofolio dengan sistematis. Langkah-langkah itu berupa :
(1) Mengidentifikasi masalah, (2) Memilih masalah untuk kajian kelas, (3)
Mengumpulkan informasi masalah yang akan dikaji kelas, (4) Mengembangkan
portofolio kelas, (5) Penyajian portofolio (show case), (6) Merefleksi pengalaman
belajar. Model pembelajaran portofolio selain menyenangkan juga dapat
meningkatkan daya kritis siswa.
Penilaian dalam pelaksanaan pembelajaran portofolio meliputi penilaian
portofolio tampilan/tayangan, penilaian portofolio dokumentasi baik secara
kelompok/keseluruhan maupun aktivitas individual, serta penilaian portofolio
presentasi.
62
Aspek-aspek yang dinilai pada portofolio tampilan/tayangan secara
kelompok meliputi kelengkapan, kejelasan, informasi, hal-hal yang mendukung,
grafis dan bagian dokumen.
a. Kelengkapan, mencakup (1) keluasan/penyebaran masalah dalam masyarakat,
negara dan bangsa; (2) pihak yang bertanggung jawab untuk menangani
masalah; (3) upaya untuk mengatasi masalah tersebut; (4) ketidaksepakatan
dalam masyarakat yang ditemukan (jika ada) tentang masalah tersebut; (5)
individu/kelompok mayoritas yang berpihak pada masalah tersebut dan
analisis langkah-langkah yang mereka ambil.
b. Kejelasan, mencakup (1) terorganisasi dengan baik; (2) tertulis dengan baik;
(3) mudah dipahami.
c. Informasi, mencakup (1) akurat; (2) cukup; (3) penting.
d. Hal-hal yang mendukung, mencakup (1) contoh-contoh yang berkaitan
dengan hal-hal utama; (2) cukup beralasan untuk dikemukakan.
e. Grafis, mencakup (1) berkaitan dengan isi bagian; (2) pemberian judul yang
tepat; (3) memberikan informasi; (4) meningkatkan pemahaman.
f. Bagian dokumentasi, (1) cukup; (2) dapat dipercaya; (3) berkaitan dengan
tayangan; (4) selektif.
Aspek-aspek penilaian portofolio dokumentasi meliputi : kelengkapan,
kejelasan, informasi, hal-hal yang mendukung, grafis dan bagian dokumen.
a. Kelengkapan, mencakup (1) catatan lapangan; (2) copy sumber asli; (3) data
dari lapangan.
b. Kejelasan, mencakup (1) terorganisasi dengan baik; (2) tertulis dengan baik;
(3) mudah dipahami.
63
c. Informasi, mencakup (1) akurat; (2) cukup; (3) penting.
d. Hal-hal yang mendukung, mencakup (1) contoh-contoh yang berkaitan
dengan hal-hal utama; (2) cukup beralasan untuk dikemukakan.
e. Grafis mencakup (1) berkaitan dengan isi bagian; (2) pemberian judul yang
tepat; (3) memberi informasi; (4) meningkatkan pemahaman.
f. Bagian dokumentasi mencakup (1) cukup; (2) dapat dipercaya; (3)berkaitan
dengan tayangan; (4) selektif.
Penilaian portofolio presentasi secara kelompok meliput : signifikansi,
pemahaman, argumentas, responsif dan kerjasama kelompok.
a. Signifikansi, mencakup seberapa besar tingkat kebermaknaan informasi yang
dipilih siswa berkaitan dengan bagian portofolio yang akan disajikan.
b. Pemahaman, mencakup seberapa baik tingkat pemahaman siswa terhadap
hakikat dan ruang lingkup masalah.
c. Argumentasi, mencakup seberapa bail alasan yang diberikan siswa bahwa
masalah yang dipilihnya signifikan.
d. Responsif, mencakup seberapa besar tingkat kesesuain jawaban dengan
pertanyaan yang diajukan oleh juri.
e. Kerjasama kelompok, mencakup (1) seberapa besar kontribusi para anggota
kelompok terhadap penyajian; (2) adakah bukti tanggung jawab bersama; (3)
apakah penyaji menghargai pendapat para siswa lain.
Hasil penilaian pembelajaran portofolio tayangan/tampilan, dokumentasi
dan presentasi setiap kelompok berbeda-beda sebagaimana terlihat dalam tabel 4
di bawah ini :
64
Tabel 4.
Hasil Penilaian Model Pembelajaran Portofolio
Kelas VIII C SMP N 3 Ungaran
Kriteria dan uraian (nilai) Kelompok
Tayangan Dokumentasi Presentasi Nila
Rata-rata
I 93 88 87 89,33
II 88 88 86 87,33
III 84 88 86 86,00
IV 84 85 87 85,33
Rata-rata 87,25 87,25 86,50 87
Sumber : Data yang diolah
Pelaksanaan model pembelajaran portofolio di SMP N 3 Ungaran
diterapkan sebagai upaya meningkatkan daya kritis siswa. Untuk mengevaluasi
apakah siswa telah berpikir secara kritis sangatlah sulit, karena berpikir
merupakan fenomena yang abstrak. Kekritisan siswa tidak dapat dinilai hanya
dengan melihat sepintas lalu, tetapi harus ada kriteria daya kritis siswa.
Penilaiannya melalui lembar pengamatan daya kritis siswa.
Unsur/indikator daya kritis siswa meliputi : 1) Kemampuan membedakan
antara fakta, non fakta dan pendapat, 2) Kemampuan membedakan antara
kesimpulan definitif dan sementara, 3. Kemampuan menguji tingkat kepercayaan,
4) Kemampuan memecahkan masalah, 5) Kemampuan membuat keputusan, 6)
Kemampuan mengidentifikasi sebab dan akibat, serta 7) Kemampuan
mempertimbangkan wawasan lain. Hasil observasi daya kritis siswa kelas VIII-C
SMP N 3 Ungaran terlihat pada tabel 5 di bawah ini :
65
Tabel 5. Hasil Observasi Daya Kritis Siswa Kelas VIII C SMP N 3 Ungaran
Aspek yang diamati Kriteria No. Nama
1 2 3 4 5 6 7 R S T 1 Eko Aries v v v v 2 Yusuf v v v v v v 3 Pandu v v v v v v v 4 Ade Ayu v v v v v v 5 Nugraheni v v v v 6 Siti Nur v v v v v v v 7 Rina v v v v 8 Eli Lutfi v v v v 9 Nurfaizah v v v v 10 Triyanti v v v v v 11 Akhdiyat Ismail v v v v 12 Amanda Irmayunita v v v 13 Ardhina Maya v v 14 Edi Santosa v v v v v 15 Hanung Wicaksono v v v v 16 Indiati Restu v v v v v v 17 Marselin Putri v v v v v 18 Rahayu Puspitasari v v 19 RetnoTri v v v v 20 Ryan Sandi v v v v v v 21 Restu Ayu v v v 22 Novelina v v v v 23 Wahyu Setyo v v v 24 Tiara Indah v v v v v v 25 Annisa Sekar v v v v 26 Ulin Nuha v v v v v 27 Ridlo Rizki v v v v v v 28 Nur Hasan v v 29 Ibrahim Isnan v v v v v 30 Edo Ersanda v v v v 31 Ari Cahyanto v v v v v v v v 32 Amin Faisal v v v v 33 Atika Yuniarti v v v v 34 Ayu Indri v v v v v v 35 Eka Wahyu v v v v v
66
36 Erma Mega v v v v v 37 Isyana Shali v v v v v v 38 Khusnul Fajarini v v v v v v v v 39 M.Syaiful Hadi v v v 40 M. Ardianto v v v v v v 41 Ali Triatmaja v v v v 42 Surya Akbar v v v v v v v v
Sumber : Data olahan
Keterangan :
Aspek yang diamati
1. Membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat
2. Membedakan antara kesimpulan definitive dan sementara
3. Menguji tingkat kepercayaan
4. Memecahkan masalah
5. Membuat keputusan
6. Mengidentifikasi sebab dan akibat
7. Mempertimbangkan wawasan lain.
Kriteria
1. Aspek Rendah (R) : 0-1
2. Aspek Sedang (S) : 2-3
3. Aspek Tinggi (T) : 4-7
Ketujuh unsur daya kritis siswa tidak semuanya dimiliki oleh siswa kelas
VIII C SMP N 3 Ungaran. Ini bukan berarti siswa tidak mempunyai daya kritis,
sebab kemampuan masing-masing siswa berbeda-beda. Lembar pengamatan daya
kritis siswa sangat bermanfaat bagi guru untuk mengetahui siswa mana yang
memiliki daya kritis rendah dan siswa yang memiliki daya kritis tinggi, sehingga
guru dapat memotifasi siswa yang memiliki daya kritis rendah untuk dapat
ditingkatkan.
67
Berdasarkan informasi dari Ibu Endang Suciati bahwa sumber daya siswa
kelas VIII C rendah. Saat guru menerangkan tidak ada umpan balik dari para
siswa, mereka cenderung pasif, motifasi belajar rendah, saat diberi pertanyaan
hanya beberapa siswa saja yang menjawab. Setelah diterapkannya model
pembelajaran portofolio daya kritis siswa mengalami peningkatan yang
signifikan. Perbandingan daya kritis siwa sebelum dan sesudah penerapan model
pembelajaran portofolio dapat dilihat dalam tabel 5 di bawah ini :
Tabel 5.
Perbandingan Daya Kritis Siwa Kelas VIII-C SMP N 3 Ungaran Sebelum dan Sesudah Penggunaan Model Pembelajaran Portofolio
No. Daya Kritis Siswa Sebelum Sesudah
1 Kriteria Daya Kritis Rendah 18 siswa 3 siswa
2 Kriteria Daya Kritis Sedang 15 siswa 17 siswa
3 Kriteria Dya Kritis Tinggi 9 siswa 22 siswa
Jumlah Siswa 42 siswa 42 siswa
Sumber : Data olahan
Sebelum penggunaan model pembelajaran portofolio siswa yang
memiliki daya kritis tinggi hanya 21%, namun setelah penggunaan model
pembelajaran portofolio menjadi 52%. Siswa yang memiliki daya kritis sedang
yang semula 35% bertambah menjadi 40%. Dan yang memiliki daya kritis
rendah semula 42% setelah penggunaan model pembelajaran portofolio tinggal
7%. Ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran portofolio dapat
meningkatkan daya kritis siswa.
68
4.2.4. Hambatan-Hambatan Model Pembelajaran Portofolio
a. Waktu
Pelaksanaan pembelajaran portofolio di kelas VIII C SMP N 3 Ungaran
dimulai pada 16 April 2007 sampai 28 Mei 2007 (8 kali pertemuan), ini
merupakan waktu yang sangat singkat bagi pelaksanaan pembelajaran portofolio
yang sempurna. Djamarah dan Zain (2002 : 39) mengatakan, waktu merupakan
salah satu faktor penting untuk menentukan materi-materi apa yang akan
diajarkan dan digunakan kasus model pembelajaran portofolio.
Pembelajaran portofolio dilaksanakan pada siang hari setelah pulang
sekolah yang disebut kegiatan ekstrakurikuler. Karena diadakan setelah pulang
sekolah, maka ada banyak kendala seperti siswa ada yang sudah lelah dan ingin
cepat pulang, sehingga waktu menjadi kendala yang sangat berarti dalam
pembelajaran portofolio. Berdasarkan angket yang disebarkan pada siswa, siswa
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan portofolio. Oleh
karena itu siwa harus kerja keras untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
b. Biaya
Faktor yang sangat penting selain waktu adalah biaya, sebab biaya salah
satu penentu terlaksananya pembelajaran portofolio. Biaya untuk mendukung
pelaksanaan pembelajaran portofolio dari mulai identifikasi sampai pelaksanaan
gelar kasus para siswa mengadakan iuran sendiri, dari pihak sekolah belum ada
anggaran dana. Biaya untuk mengadakan pembelajaran ini cukup banyak sebab
siswa tidak hanya melaksanakan kegiatan di dalam sekolah, tetapi juga ada di
luar sekolah untuk mencari dan mengumpulkan data dan informasi.
69
c. Tenaga
Tenaga pengajar juga menjadi salah satu faktor penentu suksesnya pelaksanaan
model pembelajaran portofolio. Dalam pelaksanaan pembelajaran portofolio
dibutuhkan tenaga ekstra, terlebih lagi siswa masih tergolong anak kecil yang
masih senang bermain. Pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan
intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler membutuhkan banyak tenaga.
Apabila kondisi siswa sudah capek dan konsentrasi sudah buyar, maka kegiatan
ekstra tidak bisa diadakan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal siswa dan
guru harus mempunyai tenaga ekstra. Guru sangat berperan dalam memberi
motivasi kepada siswa agar lebih semangat dalam pembelajaran.
4.3. Pembahasan
Fajar (2004 : 16-18) mengatakan bahwa langkah-langkah pembelajaran
portofolio meliputi : (1) Mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, (2)
Memilih masalah untuk kajian kelas, (3) Mengumpulkan informasi masalah yang
akan dikaji kelas, (4) Mengembangkan portofolio kelas, (5) Penyajian portofolio
(show case), (6) Merefleksi pengalaman belajar.
Ibu Endang Suciati menyampaikan bahwa daya kritis siswa kelas VIII C
sebelum penerapan model pembelajaran portofolio dapat dikatakan rendah bila
dibandingkan dengan kelas lain. Saat guru menerangkan tidak ada umpan balik,
siswa cenderung pasif, motifasi belajar rendah. Saat diberi pertanyaan hanya ada
beberapa siswa saja yang menjawab, tidak ada kerja sama kelompok yang baik,
hanya siswa tertentu yang aktif, siswa kurang berani mengemukakan pendapat,
lambat dalam menganalisa masalah dan membuat keputusan.
70
Model pembelajaran portofolio di SMP N 3 Ungaran ini dilakukan baru
pertama kalinya, dan dilaksanakan pada semester genap sebagai upaya untuk
meningkatkan daya kritis siswa khususnya kelas VIII-C dengan harapan hasil
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) lebih maksimal.
Pada pertemuan pertama guru menerangkan secara klasikal pokok
bahasan "Makna Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia" dan
sub pokok bahasan "Pengertian Kedaulatan Rakyat, Sifat Dasar Kedaulatan, Jenis
Teori Kedaulatan, Sistem Pemerintahan dan Ketatanegaraan Indonesia".
Pada pertemuan kedua siswa melaksanakan identifikasi masalah dan
menggali masalah yang ada di masyarakat, dipilihlah Persyaratan hasilkan wakil
rakyat yang berkualitas sebagai kajian kelas. Dilanjutkan dengan mengumpulkan
informasi dan mencari nara sumber, dipilihlah Kantor Komisi Pemilihan Umun
dan Partai Keadilan Sejahtera sebagai objek survey dan nara sumber informasi.
Pada pertemuan ke-4 siswa mengembangkan portofolio kelas dan menyusun dan
menyelesaikan portofolio tayangan dan dokumentasi (pertemuan ke 5&6). Dan
puncaknya adalah acara gelar kasus dan refleksi pengalaman belajar pada hari
Senin 28 Mei 2007.
Pelaksanaan pembelajaran portofolio di SMP N 3 Ungaran kelas VIII-C
berjalan dengan lancar karena didukung oleh semua pihak, sekolah, guru, siswa,
orang tua siswa dan masyarakat. Suasana belajar yang menyenangkan, tercipta
selama pelaksanaan pembelajaran portofolio baik saat di dalam kelas (saat
memilih tema, mengembangkan portofolio kelas dan saat menyusun dan
membuat portofolio) maupun di luar kelas (saat kunjungan ke Kantor Komisi
Pemilihan Umum Daerah (KPUD) dan Kantor PKS Kabupaten Semarang.
71
Pembelajaran portofolio juga merupakan upaya mendekatkan siswa
kepada obyek yang dibahas, juga merupakan pengajaran yang menjadikan materi
yang dibahas langsung dihadapkan kepada siswa atau siswa secara langsung
mencari informasi tentang hal yang dibahas di lingkungan/masyarakat sekitarnya.
Pembelajaran portofolio sangat membantu siswa belajar karena merupakan model
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga meningkatkan daya
kritis siswa.
Dengan model pembelajaran portofolio peserta didik diberdayakan agar
mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajar (learning to do),
juga dapat meningkatkan interaksi dengan lingkungannya baik lingkungan fisik,
sosial, maupun budaya, sehingga peserta didik mampu membangun pemahaman
dan pengetahuannya terhadap dunia sekitarnya (learning to know).
Dalam memahami konsep-konsep yang diajarkan di sekolah, siswa tidak
hanya mendapatkan pengetahuan melalui pemaparan atau ceramah guru saja,
namun mereka terjun langsung ke lingkungan sekitar untuk mencari informasi.
Dengan adanya interaksi dengan lingkungannya siswa dapat membangun
pengetahuan dan kepercayaan diri (learning to be). Melalui pemberdayaan
interaksi dengan berbagai individu atau kelompok yang beragam akan dapat
membentuk kepribadian siswa memahami kemajemukan dan melahirkan sikap-
sikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman dan perbedaan hidup
(learning to live together).
Model pembelajaran portofolio berdasar hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi pembelajaran merupakan :
72
1. Proses Pembelajaran Menyenangkan dan Menarik
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Endang Suciati dan angket dari
siswa bahwa pembelajaran portofolio pada mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan (PKn) menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan
menarik. Selain mendapat teori mata pelajaran juga dapat belajar sambil
bermain. Siswa tidak merasa jenuh dengan pembelajaran yang hanya di kelas
tetapi juga ikut turun langsung ke lapangan mencari data dan informasi, siswa
dapat leluasa menuangkan ide dan pendapat sehingga siswa terdorong untuk
aktif, kreatif dan kritis terhadap masalah yang dikaji. Siswa mendapatkan
ruang yang cukup luas untuk berapresiasi dan berkreasi, dengan demikian
kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran portofolio memberi tantangan
tersendiri bagi siswa karena siswa terlibat, mencari, mengalami, bahkan
menemukan kebermaknaan belajar dan mendapatkan pengalaman berharga
yang tidak didapatkan dalam kelas.
2. Kebermaknaan Belajar
Suatu pembelajaran yang hanya berpusat pada guru tanpa melibatkan
siswa aktif di dalamnya mengakibatkan siswa kurang memiliki kebermaknaan
belajar. Dengan pembelajaran satu arah saja, siswa akan mendapatkan
pengalaman belajar yang sangat terbatas, karena hanya mendengar materi dari
guru. Sheal, Peter (dalam Fajar, 2004: 88 ) mengatakan bahwa siswa belajar
10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang
dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan
dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan.
73
Dalam pembelajaran portofolio siswa merupakan sentral pembelajaran
sedangkan guru sebagai fasilitator. Dengan pembelajaran portofolio siswa
memperoleh banyak pengalaman belajar yang sangat bermakna. Pengalaman
tersebut antara lain pengalaman sosial dalam kerja kelompok (cooperation
learning), pengalaman akademik melalui pemecahan masalah (problem
solving), menyusun portofolio dokumen sebagai publikasi yang menarik serta
mempresentasikannya dengan membuat portofolio tayangan. Selain itu siswa
mendapatkan wawasan substansial seperti pemahaman tentang kebijakan
publik, belajar tentang masalah-masalah yang ada di masyarakat, memahami
bagaimana sistem pemerintahan, menyadari kelompok-kelompok masyarakat
yang memiliki perhatian terhadap masalah publik. Semua itu menjadikan
belajar benar-benar bermakna.
3. Meningkatkan Daya Kritis
Model pembelajaran portofolio mampu mengajak siswa untuk praktek
sebagai warga negara yang cerdas, terampil dan kritis dalam menangggapi
masalah yang ada di masyarakat sekitar. Mereka belajar untuk memecahkan
masalah yang ada di masyarakat bahkan mereka mencari, mengumpulkan
informasi atau data langsung dari sumbernya. Pembelajaran portofolio
melatih siswa untuk berani tampil di muka umum menyampaikan pendapat
dan bertanya pada sumber dengan pertanyaan yang kritis tanpa diajari guru.
Selain itu, pada saat diskusi siswa mampu membuat kebijakan-kebijakan
alternatif yang dapat dijadikan masukan kepada pemerintah. Dengan lembar
pengamatan, guru dapat mengetahui siswa yang memiliki tingkat kritis yang
tinggi dan yang rendah sehingga dapat memotivasi siswa.
74
Pembelajaran portofolio di SMP N 3 Ungaran khususnya kelas VIII C
berjalan cukup sukses dan berhasil meningkatkan daya kritis siswa. Sebelum
penggunaan model pembelajaran portofolio siswa yang memiliki daya kritis
tinggi hanya 21%, namun setelah penggunaan model pembelajaran portofolio
menjadi 52%. Siswa yang memiliki daya kritis sedang yang semula 35%
bertambah menjadi 40%. Siswa yang memiliki daya kritis rendah semula 42%
setelah penggunaan model pembelajaran portofolio tinggal 7% saja.
Dalam pelaksanaan model pembelajaran portofolio di SMP N 3 Ungaran
ini ditemukan hambatan-hambatan seperti : keterbatasan waktu, minimnya biaya
dan keterbatasan tenaga. Waktu merupakan salah satu faktor penting untuk
menentukan materi-materi apa yang akan diajarkan pada siswa, faktor waktu
tidak bisa diabaikan karena dengan kecukupan waktu tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan tepat. Berdasarkan pengamatan pelaksanaan model pembelajaran
portofolio yang dilaksanakan secara ekstrakurikuler pada siang hari setelah
pulang sekolah, meskipun sudah terlaksana dengan lancar dan memberikan hasil
yang cukup baik, namun apabila model pembelajaran portofolio merupakan
program pengajaran dan dilaksanakan pada jam sekolah, tentunya akan
memberikan hasil yang lebih optimal dari tujuan pembelajaran.
Biaya salah satu penentu terlaksananya pembelajaran portofolio. Biaya
untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran portofolio mulai identifikasi sampai
pelaksanaan gelar kasus, para siswa mengadakan iuran sendiri, dari pihak sekolah
belum ada anggaran dana. Biaya untuk melaksanakan pembelajaran ini cukup
banyak, sebab siswa tidak hanya melaksanakan kegiatan di dalam sekolah, tetapi
juga ada di luar sekolah untuk mencari dan mengumpulkan data dan informasi.
75
Mengingat pembelajaran portofolio belum pernah diterapkan di SMP N 3
Ungaran, maka untuk kedepannya sebaiknya pihak sekolah memberi dukungan
materiil untuk terselenggaranya penerapan model pembelajaran portofolio.
Pembiayaan dapat dianggarkan melalui swadaya baik dari pihak sekolah maupun
dana pendidikan dari pemerintah.
Tenaga pengajar juga menjadi salah satu faktor penentu suksesnya
pelaksanaan model pembelajaran portofolio. Dalam pelaksanaan pembelajaran
portofolio dibutuhkan tenaga ekstra, terlebih lagi siswa masih tergolong anak
kecil yang masih senang bermain. Pelaksanaan pembelajaran yang meliputi
kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di dalam
kelas maupun di luar kelas membutuhkan banyak tenaga. Untuk mendapatkan
hasil yang optimal siswa dan guru harus mempunyai tenaga ekstra. Guru sangat
berperan dalam memberi motivasi kepada siswa agar lebih semangat dalam
pembelajaran. Apabila model pembelajaran portofolio dilaksanakan pada jam
sekolah tentunya tidak memberatkan siswa dan guru dan pelaksanaan model
pembelajaran portofolio akan memberikan hasil yang lebih optimal.
Keterbatasan waktu, biaya dan tenaga tidak mengurangi/mempengaruhi
tercapainya tujuan pembelajaran berupa kemampuan siswa untuk : memahami
dan menjelaskan makna kedaulatan rakyat, mendiskripsikan sistem pemerintahan
Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat, serta
menunjukkan sikap positif terhadap kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
Indonesia. Siswa menjadi lebih aktif dan kreatif, lebih dekat serta lebih paham
dan mengerti dengan objek yang dipelajari.
76
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Model pembelajaran portofolio belum pernah dilaksanakan di SMPN 3
Ungaran. Penelitian ini merupakan pertama kalinya model pembelajaran
portofolio dilaksanakan di SMPN 3 sebagai upaya untuk meningkatkan daya
kritis siswa. Langkah-langkah pembelajaran portofolio berupa identifikasi
masalah; memilih masalah untuk dikaji di kelas; mengumpulkan informasi
(data); mengembangkan portofolio kelas; menyajikan portofolio dalam
diskusi kelas dan penyajian tayangan dan dokumentasi; serta merefleksikan
pengalaman belajar telah dilaksanakan secara terencana dan sistematis.
2. Pembelajaran portofolio merupakan pembelajaran yang menyenangkan dan
menarik karena siswa mendapatkan pengalaman belajar yang sangat
bermakna, tidak hanya dari guru saja tetapi juga didapat dari nara sumber
langsung di lapangan, lingkungan, masyarakat, dan media lain.
3. Dengan diterapkannya pembelajaran portofolio di SMP N 3 Ungaran, siswa
menjadi lebih kreatif dan kritis, ini terlihat dari kemampuan siswa memahami
fenomena peristiwa di masyarakat, menanggapi masalah yang ada kemudian
memecahkan masalah tersebut dengan penuh tanggung jawab. Selain itu juga
siswa lebih berani menyampaikan gagasan, siswa mampu menggali dan
menganalisa informasi untuk dipakai membuat keputusan.
77
4. Untuk mengevaluasi apakah siswa telah berpikir secara kritis sangatlah sulit,
karena berpikir merupakan fenomena yang abstrak. Kekritisan siswa tidak
dapat dinilai hanya dengan melihat sepintas lalu, tetapi harus ada kriteria daya
kritis siswa. Penilaiannya dapat melalui lembar pengamatan daya kritis siswa
dengan mengamati unsur atau indikator daya kritis siswa meliputi : 1)
Membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat, 2) Membedakan antara
kesimpulan definitif dan sementara, 3) Menguji tingkat kepercayaan, 4)
Memecahkan masalah 5) Membuat keputusan 6) Mengidentifikasi sebab dan
akibat, dan 7) Mempertimbangkan wawasan lain.
5. Peningkatan daya kritis siswa tidak hanya dilihat dari meningkatnya daya
kritis siswa secara individu, tetapi juga dari meningkatnya prosentase siswa
yang memiliki daya kritis tinggi. Sebelum penggunaan model pembelajaran
portofolio siswa yang memiliki daya kritis tinggi hanya 21%, namun setelah
penggunaan model pembelajaran portofolio menjadi 52%. Siswa yang
memiliki daya kritis sedang yang semula 35% bertambah menjadi 40%.
Siswa yang memiliki daya kritis rendah semula 42% setelah penggunaan
model pembelajaran portofolio tinggal 7% saja. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan model pembelajaran portofolio dapat meningkatkan daya kritis
siswa.
6. Model pembelajaran portofolio dapat diterapkan pada seluruh mata pelajaran.
Kendala dan hambatan yang cukup mempengaruhi hasil pembelajaran model
portofolio antara lain keterbatasan waktu, minimnya biaya serta keterbatasan
tenaga pengajar dan siswa. Persiapan yang matang dan koordinasi yang baik
akan memberikan hasil yang optimal sesuai tujuan pembelajaran.
78
5.2. Saran
Ilmu pengetahuan merupakan salah satu pedoman dalam pengembangan
berbagai teknologi dan sistem sosial. Kunci pengembangan ilmu pengetahuan
adalah penelitian. Sumbang saran yang dapat peneliti sampaikan :
1. Model pembelajaran portofolio merupakan model pembelajaran yang
menyenangkan, menarik dan dapat meningkatkan daya kritis siswa. Para guru
dan sekolah hendaknya menerapkan model pembelajaran portofolio dengan
memperhatikan dan menyesuaikan kondisi, sarana prasarana dan fasilifas
yang ada, terlebih lagi bagi yang kesulitan dalam meningkatkan antusiasme
belajar siswa.
2. Bagi para siswa dalam kegiatan belajar mengajar senantiasa aktif dan kritis
agar proses belajar berjalan dengan kondusif dan bermakna sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Masalah dan tantangan dalam kehidupan bermasyarakat
akan lebih banyak dan lebih berat dibanding dengan masalah di kelas.
3. Keterbatasan waktu, keterbatasan tenaga dan minimnya biaya menjadikan
penelitian ini belum bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal diharapkan agar pihak sekolah memberi
dukungan, sarana prasarana yang memadai dan bantuan biaya serta menjalin
kerjasama dengan pihak lain.
79
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV. Yrama Widya
Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio. Bandung : PT Genesindo
----------, 2003. Model Pembelajaran Ekonomi Berbasis Portofolio. Bandung : PT Genesindo
Darsono, Max. 2002. Belajar dan Pembelajaran. IKIP Semarang : UNNES Press
Depdiknas, 2004. Praktek Belajar Pengetahuan Sosial Berbasis Portofolio. Bandung : CV. Mini Jaya Abadi
Dirjen Pendidikan Tinggi. Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Tim Pelatih Proyek PGSM
Dirjen Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Panduan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PKn SMP. Jakarta
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Fajar, Arnie. 2004. Portofolio. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Hamalik, Oemar. 1995. Kurikulum dan Pengajaran. Bandung : Bumi Aksara
Harsanto, Radno. 2005. Melatih Anak Berpikir Analitis,Kritis, dan Kreatif. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Joyomartono, Mulyono. 1995. Mengenal Penelitian Kualitatif. Dalam Penataran Penelitian Pemula Dosen-Dosen IKIP Semarang (26-28 Januari 1995)
Izhab, Zaleha. 2005. Mengasah Pikiran Kreatif dan Kritis. Bandung : Nuansa.
Kusumo, Kunaryo Hadi. 1996. Pengantar Pendidikan. IKIP Semarang Press
Muhammad, Ali. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung, Angkasa.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 : Pertanyaan dan Jawaban, Jakarta : Gramedia
Purwanto, Ngalim. 1990, Psikologi Pendidikan. Jakarta, PT. Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Sugandi, Ahmad. 2003. Teori Belajar. Semarang : UPT Press
Suyitno, Amin. 2005. Petunjuk Praktis Penelitian Tindakan Kelas Untuk Penyusunan Skripsi. Semarang
Zubaedi, 2005. Pendidikan Berbasis Masyarakat. Jogjakarta, Pustaka Pelajar.
84
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama sekolah : SMP N 3 Ungaran Mata Pelajaran : PKn Kelas/semester : VIII/ 2 Standar Kompetensi : Memahami kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
di Indonesia
Kompetensi Dasar : - Menjelaskan makna kedaulatan rakyat - Mendiskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan
peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat
- Menunjukkan sikap positif terhadap kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan Indonesia
Indikator : - Mampu menjelaskan makna kedaulatan rakyat - Mendiskripsikan sistem pemerintahan Indonesia - Menguraikan peran lembaga negara - Menunjukkan peran lembaga negara di Indonesia - Menunjukkan peran rakyat terhadap kedaulatan dan
sistem pemerintahan Indonesia - Menjelaskan hakekat pemilu
Alokasi Waktu : 14 x 40 menit ( 7 x pertemuan )
A. Tujuan Pembelajaran Setelah Proses pembelajaran siswa dapat : 1. Menjelaskan makna kedaulatan rakyat 2. Mendiskripsikan sistem pemerintahan Indonesia 3. Menguraikan peran lembaga negara di Indonesia 4. Menunjukkan peran rakyat terhadap kedaulatan dan sistem pemerintahan 5. Menjelaskan hakekat pemilu
B. Materi Pokok 1. Pengertian kedaulatan rakyat 2. Sifat dasar kedaulatan 3. Macam/ jenis teori kedaulatan 4. Sistem pemerintahan dan ketatanegaraan Indonesia
C. Tema Makna kedaulatan rakyat dan Sistem pemerintahan Indonesia
D. Kontektualisasi Materi ( Topik ) 1. Persyaratan untuk hasilkan wakil rakyat berkualitas 2. 45 mantan anggota DPRD bisa dijadikan tersangka 3. PP 37/ 2006 diminta dicabut 4. Kinerja legislatif dinilai masih buruk 5. Laptop DPR dibatalkan 6. Paket 4 RUU bidang politik baru tahap awal
85
E. Skenario Pembelajaran
Perte-muan
Tahap-tahap Waktu Kegiatan Pembelajaran
Apersepsi
10
Guru menjelaskan tentang materi berkenaan dengan pokok bahasan makna kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan, serta memberikan contoh-contoh dalam kehidupan nyata
1
Inisiasi/Invitasi/ Eksplorasi
70
Guru membimbing dan memotivasi siswa untuk mengemukakan isu-isu/masalah yang berkaitan dengan makna kedaulatan dan sistem pemerintahan yang terjadi di Indonesia saat ini
2 Identifikasi & memilih masalah
80 Tes formatif Guru memperlihatkan koran yang berisi
artikel berkaitan dengan konsep yang dibahas, menjelaskan portofolio dan langkah-langkahnya
Siswa dibagi menjadi 4-8 kelompok, masing-masing diberi sumber bacaan sebagai wacana/sumber dalam menjawab/ mencari solusi sementara terhadap isu/ masalah yang telah dikemukakan siswa
Guru menutup pelajaran
3 Mengumpulkan informasi
80 Guru melanjutkan materi berikutnya Guru membimbing siswa untuk membagi
tugas dalam pencarian informasi atau data di luar kelas sebagai tugas kokurikuler yang brkenaan dengan masalah yang dikaji
4 Mengembang-kan Portofolio Kelas
80 Guru menanyakan tugas yang diberikan minggu lalu
Siswa dibagi 4 kelompok, masing-masing diberikan tugas sebagai berikut: - Kelompok I Penjelasan masalah - Kelompok II Kebijakan Alternatif untuk
mengatasi masalah - Kelompok III Usulan kebijakan untuk
mengatasi masalah - Kelompok IV Rencana Tindakan
Guru bersama siswa berdiskusi tentang tugas-tugas yang harus dilakukan di luar kelas antara lain:
86
- Membuat daftar pertanyaan untuk wawancara dengan narasumber yang berkaitan
- Mengumpulkan data/informasi dari koran, internet, lembaga pemerintah, swasta, masyarakat
- Menyusun laporan dokumentasi/makalah
Guru menutup pelajaran
5&6 Penyusunan & pembuatan portofolio
160 Guru menanyakan tugas minggu lalu Guru memancing siswa untuk aktif dalam diskusi dan kerja kelompok
Guru membimbing siswa untuk memilah, mengkaji dan merumuskan data/informasi yang didapat
Guru membimbing siswa dalam penyusunan atau pembuatan portofolio tayangan dan dokumentasi
Guru dan siswa berdiskusi merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Show Case
Guru menutup pelajaran
7 Gelar kasus (Show case) & Refleksi pengalaman belajar Catatan Show case dilaksanakan setelah siswa menyelesaikan tugasnya dalam membuat/ menyusun portofolio tayangan dan dokumentasi.
Waktu : menyesuaikan kesiapan siswa
80 Guru menanyakan kesiapan siswa Guru memberi penjelasan pada juri tentang tugas-tugasnya
Guru bertindak sebagai moderator, mempersilahkan dewan juri (guru lain) untuk mengamati portofolio baik tayangan maupun dokumentasi
Guru mempersilahkan kelompok I untuk menyajikan secara lisan portofolionya kurang lebih 5 menit dan dilanjutkan sesi tanya jawab dengan dewan juri kurang lebih 10 menit. Demikian selanjutnya sampai kelompok IV
Setelah seluruh peserta menyajikan secara lisan portofolionya, guru mempersilahkan siswa untuk istirahat
Pengumuman pemenang oleh dewan juri dan pemberian hadiah/penghargaan
Guru menutup acara Show case Guru memberi pertanyaan sesuai dengan pedoman pertanyaan dalam langkah model pembelajaran portofolio
Guru dan siswa menyimpulkan
87
F. Sumber Alat / Bahan
o Budimansyah, Dasim (a). 2002. Model Pembelajaran Berbasis
Portofolio. Bandung: PT. Genesindo
o Fajar, Arnie. 2004. Portofolio: Dalam Pembelajaran IPS. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
o Izhab, Zaleha. 2007. Kreatif & Kritis. Bandung : Penerbit NUANSA
o Suciati, Endang. 2006. Diktat Pendidikan Kewarganegaraan untuk kls 8 :
SMP N 3 Ungaran
o Tijan, dkk. 2005. The Improvement of Process.....and Learning Product of
civic Education Subject Trough portfolio Learning Process. Unnes
G. Penilaian
Penilaian Proses ( selama proses pembelajaran )
Penilaian Produk ( portofolio tampilan, presentasi, dokumentasi )
Ungaran, Mei 2007 Mengetahui, Guru Pengampu Guru Praktikan
Endang Suciati Enrica Yulia Nugrahaeni NIP. 131253798 NIM. 3401403012
88
Lampiran 3
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO DOKUMENTASI
Kelompok Portofolio I : Menjelaskan Masalah
Untuk setiap kriteria, berilah skor dengan skala 1-5 1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = di atas rata-rata, 5 = istimewa
No. Kriteria Skor Nilai
1. Kelengkapan Catatan lapangan Copy sumber asli Data dari lapangan
4 4 3
2 Kejelasan Terorganisasi dengan baik Tertulis dengan baik Mudah dipahami
4 4 3
3 Informasi Akurat Cukup Penting
3 3 3
4 Hal-hal yang mendukung Contoh-contoh yang berkaitan dengan hal-
hal utama Cukup beralasan untuk dikemukakan
3
4
5 Grafis Berkaitan dengan isi bagian Pemberian judul yang tepat Memberikan informasi Meningkatkan pemahaman
4 4 3 3
6 Bagian dokumentasi Cukup Dapat dipercaya Berkaitan dengan tayangan Selektif
3 4 4 3
JUMLAH 69 88
Guru Pengampu Peneliti Endang Suciati S.Pd Enrica Yulia Nugrahaeni NIP. 131253798 NIM 3401403012
89
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO DOKUMENTASI
Kelompok Portofolio II :
Mengkaji Kebijakan-Kebijakan Alternatif Untuk Mengatasi Masalah
1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = di atas rata-rata, 5 = istimewa
No. Kriteria Skor Nilai
1. Kelengkapan Catatan lapangan Copy sumber asli Data dari lapangan
4 4 3
2 Kejelasan Terorganisasi dengan baik Tertulis dengan baik Mudah dipahami
4 4 2
3 Informasi Akurat Cukup Penting
3 3 3
4 Hal-hal yang mendukung Contoh-contoh yang berkaitan dengan hal-
hal utama Cukup beralasan untuk dikemukakan
3
4
5 Grafis Berkaitan dengan isi bagian Pemberian judul yang tepat Memberikan informasi Meningkatkan pemahaman
4 4 3 3
6 Bagian dokumentasi Cukup Dapat dipercaya Berkaitan dengan tayangan Selektif
3 4 4 3
JUMLAH 68 88
Guru Pengampu Peneliti Endang Suciati S.Pd Enrica Yulia Nugrahaeni NIP. 131253798 NIM 3401403012
90
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO DOKUMENTASI
Kelompok Portofolio III :
Mengusulkan Kebijakan Publik Untuk Mengatasi Masalah
Untuk setiap kriteria, berilah skor dengan skala 1-5 1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = di atas rata-rata, 5 = istimewa
No. Kriteria Skor Nilai
1. Kelengkapan Catatan lapangan Copy sumber asli Data dari lapangan
4 4 3
2 Kejelasan Terorganisasi dengan baik Tertulis dengan baik Mudah dipahami
4 4 3
3 Informasi Akurat Cukup Penting
3 3 3
4 Hal-hal yang mendukung Contoh-contoh yang berkaitan dengan hal-
hal utama Cukup beralasan untuk dikemukakan
3
4
5 Grafis Berkaitan dengan isi bagian Pemberian judul yang tepat Memberikan informasi Meningkatkan pemahaman
4 4 3 3
6 Bagian dokumentasi Cukup Dapat dipercaya Berkaitan dengan tayangan Selektif
3 4 4 3
JUMLAH 69 88
Guru Pengampu Peneliti Endang Suciati S.Pd Enrica Yulia Nugrahaeni NIP. 131253798 NIM 3401403012
91
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO DOKUMENTASI
Kelompok Portofolio IV : Membuat Rencana Tindakan
Untuk setiap kriteria, berilah skor dengan skala 1-5 1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = di atas rata-rata, 5 = istimewa
No. Kriteria Skor Nilai
1. Kelengkapan Catatan lapangan Copy sumber asli Data dari lapangan
5 4 4
2 Kejelasan Terorganisasi dengan baik Tertulis dengan baik Mudah dipahami
5 5 4
3 Informasi Akurat Cukup Penting
3 3 3
4 Hal-hal yang mendukung Contoh-contoh yang berkaitan dengan hal-
hal utama Cukup beralasan untuk dikemukakan
3
4
5 Grafis Berkaitan dengan isi bagian Pemberian judul yang tepat Memberikan informasi Meningkatkan pemahaman
4 5 3 3
6 Bagian dokumentasi Cukup Dapat dipercaya Berkaitan dengan tayangan Selektif
4 4 3 3
JUMLAH 75 85
Guru Pengampu Peneliti Endang Suciati S.Pd Enrica Yulia Nugrahaeni NIP. 131253798 NIM 3401403012
92
Lampiran 4
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO TAYANGAN
Kelompok Portofolio I : Menjelaskan Masalah
Untuk setiap kriteria, berilah skor dengan skala 1-5 1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = di atas rata-rata, 5 = istimewa
No. Kriteria Skor Nilai
1. Kelengkapan Keluasan atau penyebaran masalah dalam
masyarakat, negara, dan bangsa. Pihak yang bertanggung jawab untuk
menangani masalah. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Ketidaksepakatan dalam masyarakat yang
ditemukan (jika ada) Individu atau kelompok mayoritas yang
berpihak pada masalah tersebut dan analisis langkah-langkah yang mereka ambil.
4
4
3 3
3
2 Kejelasan Terorganisasi dengan baik Tertulis dengan baik Mudah dipahami
4 4 3
3 Informasi Akurat Cukup Penting
3 3 3
4 Hal-hal yang mendukung Contoh-contoh yang berkaitan dengan hal-
hal utama Cukup beralasan untuk dikemukakan
4
4
5 Grafis Berkaitan dengan isi bagian Pemberian judul yang tepat Memberikan informasi Meningkatkan pemahaman
4 4 3 3
6 Bagian dokumentasi Cukup Dapat dipercaya Berkaitan dengan tayangan Selektif
4 3 4 3
JUMLAH 73 93
93
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO TAYANGAN
Kelompok Portofolio II :
Mengkaji Kebijakan-Kebijakan Alternatif Untuk Mengatasi Masalah
1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = di atas rata-rata, 5 = istimewa
No. Kriteria Skor Nilai
1. Kelengkapan Keluasan atau penyebaran masalah dalam
masyarakat, negara, dan bangsa. Pihak yang bertanggung jawab untuk
menangani masalah. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Ketidaksepakatan dalam masyarakat yang
ditemukan (jika ada) Individu atau kelompok mayoritas yang
berpihak pada masalah tersebut dan analisis langkah-langkah yang mereka ambil.
4
3
3 2
2
2 Kejelasan Terorganisasi dengan baik Tertulis dengan baik Mudah dipahami
4 4 3
3 Informasi Akurat Cukup Penting
3 3 3
4 Hal-hal yang mendukung Contoh-contoh yang berkaitan dengan hal-
hal utama Cukup beralasan untuk dikemukakan
4
4
5 Grafis Berkaitan dengan isi bagian Pemberian judul yang tepat Memberikan informasi Meningkatkan pemahaman
3 4 3 3
6 Bagian dokumentasi Cukup Dapat dipercaya Berkaitan dengan tayangan Selektif
3 3 4 3
JUMLAH 68 88
94
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO TAYANGAN
Kelompok Portofolio III :
Mengusulkan Kebijakan Publik Untuk Mengatasi Masalah
Untuk setiap kriteria, berilah skor dengan skala 1-5 1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = di atas rata-rata, 5 = istimewa
No. Kriteria Skor Nilai
1. Kelengkapan Keluasan atau penyebaran masalah dalam
masyarakat, negara, dan bangsa. Pihak yang bertanggung jawab untuk
menangani masalah. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Ketidaksepakatan dalam masyarakat yang
ditemukan (jika ada) Individu atau kelompok mayoritas yang
berpihak pada masalah tersebut dan analisis langkah-langkah yang mereka ambil.
4
3
3 3
3
2 Kejelasan Terorganisasi dengan baik Tertulis dengan baik Mudah dipahami
3 4 3
3 Informasi Akurat Cukup Penting
3 3 3
4 Hal-hal yang mendukung Contoh-contoh yang berkaitan dengan hal-
hal utama Cukup beralasan untuk dikemukakan
2
2
5 Grafis Berkaitan dengan isi bagian Pemberian judul yang tepat Memberikan informasi Meningkatkan pemahaman
3 3 3 3
6 Bagian dokumentasi Cukup Dapat dipercaya Berkaitan dengan tayangan Selektif
3 3 3 3
JUMLAH 64 84
95
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO TAYANGAN
Kelompok Portofolio IV : Membuat Rencana Tindakan
Untuk setiap kriteria, berilah skor dengan skala 1-5 1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = di atas rata-rata, 5 = istimewa
No. Kriteria Skor Nilai
1. Kelengkapan Keluasan atau penyebaran masalah dalam
masyarakat, negara, dan bangsa. Pihak yang bertanggung jawab untuk
menangani masalah. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Ketidaksepakatan dalam masyarakat yang
ditemukan (jika ada) Individu atau kelompok mayoritas yang
berpihak pada masalah tersebut dan analisis langkah-langkah yang mereka ambil.
3
3
2 2
3
2 Kejelasan Terorganisasi dengan baik Tertulis dengan baik Mudah dipahami
3 3 3
3 Informasi Akurat Cukup Penting
3 3 3
4 Hal-hal yang mendukung Contoh-contoh yang berkaitan dengan hal-
hal utama Cukup beralasan untuk dikemukakan
4
3
5 Grafis Berkaitan dengan isi bagian Pemberian judul yang tepat Memberikan informasi Meningkatkan pemahaman
4 4 3 3
6 Bagian dokumentasi Cukup Dapat dipercaya Berkaitan dengan tayangan Selektif
3 3 3 3
JUMLAH 64 84
96
Lampiran 5
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO PRESENTASI
Kelompok Portofolio I : Menjelaskan Masalah
Untuk setiap kriteria, berilah skor dengan skala 1-5 Skor 5 adalah skor tertinggi dan Skor 1 adalah skor terendah. 1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = di atas rata-rata, 5 = istimewa
No. Kriteria Skor Catatan
1. SIGNIFIKANSI
• Seberapa besar tingkat kebermaknaan informasi yang dipilih siswa berkaitan dengan bagian portofolionya yang akan disajikan?
3
2 PEMAHAMAN
• Seberapa baik tingkat pemahaman siswa terhadap hakikat dan ruang lingkup masalah?
3
3 ARGUMENTASI
• Seberapa baik alasan yang diberikan siswa bahwa masalah yang dipilihnya signifikan?
3
4 RESPONSIF
• Seberapa besar tingkat kesesuaian jawaban siswa dengan pertanyaan yang diajukan oleh juri?
3
5 KERJASAMA KELOMPOK
• Seberapa besar kontribusi para anggota kelompok terhadap penyajian?
• Adakah bukti tangggung jawab bersama? • Apakah penyaji menghargai pendapat para
siswa lain?
4
3 4
JUMLAH 23
Guru Pengampu Peneliti Endang Suciati S.Pd Enrica Yulia Nugrahaeni NIP. 131253798 NIM 3401403012
97
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO PRESENTASI
Kelompok Portofolio II :
Mengkaji Kebijakan-Kebijakan Alternatif Untuk Mengatasi Masalah
Untuk setiap kriteria, berilah skor dengan skala 1-5 Skor 5 adalah skor tertinggi dan Skor 1 adalah skor terendah. 1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = di atas rata-rata, 5 = istimewa
No. Kriteria Skor Catatan
1. SIGNIFIKANSI
• Seberapa besar tingkat kebermaknaan informasi yang dipilih siswa berkaitan dengan bagian portofolionya yang akan disajikan?
3
2 PEMAHAMAN
• Seberapa baik tingkat pemahaman siswa terhadap hakikat dan ruang lingkup masalah?
3
3 ARGUMENTASI
• Seberapa baik alasan yang diberikan siswa bahwa masalah yang dipilihnya signifikan?
3
4 RESPONSIF
• Seberapa besar tingkat kesesuaian jawaban siswa dengan pertanyaan yang diajukan oleh juri?
3
5 KERJASAMA KELOMPOK
• Seberapa besar kontribusi para anggota kelompok terhadap penyajian?
• Adakah bukti tangggung jawab bersama? • Apakah penyaji menghargai pendapat para
siswa lain?
3
3 4
JUMLAH 22
Guru Pengampu Peneliti Endang Suciati S.Pd Enrica Yulia Nugrahaeni NIP. 131253798 NIM 3401403012
98
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO PRESENTASI
Kelompok Portofolio III :
Mengusulkan Kebijakan Publik Untuk Mengatasi Masalah
Untuk setiap kriteria, berilah skor dengan skala 1-5 Skor 5 adalah skor tertinggi dan Skor 1 adalah skor terendah. 1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = di atas rata-rata, 5 = istimewa
No. Kriteria Skor Catatan
1. SIGNIFIKANSI
• Seberapa besar tingkat kebermaknaan informasi yang dipilih siswa berkaitan dengan bagian portofolionya yang akan disajikan?
3
2 PEMAHAMAN
• Seberapa baik tingkat pemahaman siswa terhadap hakikat dan ruang lingkup masalah?
3
3 ARGUMENTASI
• Seberapa baik alasan yang diberikan siswa bahwa masalah yang dipilihnya signifikan?
3
4 RESPONSIF
• Seberapa besar tingkat kesesuaian jawaban siswa dengan pertanyaan yang diajukan oleh juri?
3
5 KERJASAMA KELOMPOK
• Seberapa besar kontribusi para anggota kelompok terhadap penyajian?
• Adakah bukti tangggung jawab bersama? • Apakah penyaji menghargai pendapat para
siswa lain?
3
3 4
JUMLAH 22
Guru Pengampu Peneliti Endang Suciati S.Pd Enrica Yulia Nugrahaeni NIP. 131253798 NIM 3401403012
99
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO PRESENTASI
Kelompok Portofolio IV : Membuat Rencana Tindakan
Untuk setiap kriteria, berilah skor dengan skala 1-5 Skor 5 adalah skor tertinggi dan Skor 1 adalah skor terendah. 1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = di atas rata-rata, 5 = istimewa
No. Kriteria Skor Catatan
1. SIGNIFIKANSI
• Seberapa besar tingkat kebermaknaan informasi yang dipilih siswa berkaitan dengan bagian portofolionya yang akan disajikan?
3
2 PEMAHAMAN
• Seberapa baik tingkat pemahaman siswa terhadap hakikat dan ruang lingkup masalah?
3
3 ARGUMENTASI
• Seberapa baik alasan yang diberikan siswa bahwa masalah yang dipilihnya signifikan?
4
4 RESPONSIF
• Seberapa besar tingkat kesesuaian jawaban siswa dengan pertanyaan yang diajukan oleh juri?
4
5 KERJASAMA KELOMPOK
• Seberapa besar kontribusi para anggota kelompok terhadap penyajian?
• Adakah bukti tangggung jawab bersama? • Apakah penyaji menghargai pendapat para
siswa lain?
2
3 4
JUMLAH 23
Guru Pengampu Peneliti Endang Suciati S.Pd Enrica Yulia Nugrahaeni NIP. 131253798 NIM 3401403012
100
Lampiran 6
REKAPITULASI PENILAIAN PORTOFOLIO (TAYANGAN, DOKUMENTASI, DAN PRESENTASI)
Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Ungaran Kelas : VIII C
Kriteria dan uraian (nilai) Kelompok
Tayangan Dokumentasi Presentasi Nila
Rata-rata
I 93 88 87 89,33
II 88 88 86 87,33
III 84 88 86 86,00
IV 84 85 87 85,33
Rata-rata 87,25 87,25 86,50 87
Guru Pengampu Peneliti, Endang Suciati S.Pd Enrica Yulia Nugrahaeni NIP. 131253798 NIM. 3401403012
101
Lampiran 7
REKAPITULASI PENILAIAN KELOMPOK PORTOFOLIO
Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Ungaran Kelas : VIII C
Kelompok I Nilai Kelompok II Nilai
Eko Aries Yusuf Pandu Ade Ayu Nugraheni Siti Nur Rina Elly Lutfi Nur Faizah. Triyanti
89
Ahdiyat Ismail Amanda Irmayuanita Ardhina Maya Edy Santosa Hanung Wicaksono Indiati Restu Marchelina Putri Rahayu Puspitasari Retno Tri Handayani Ryan Sandi Setyawan
87
Kelompok II Nilai Kelompok IV Nilai
Ali Tri Atmaja Amin Faizal Atika Yuniarti Ayu Indri Eka Wahyu Erma Mega Isyana Shali Khusnul Fajarrini M. Syaiful Hadi Surya Akbar M. Ardianto
86
Restu Ayu Novelina Widodo Tiara Indah Annisa Sekar Ulin Nuha Ridlo Rizki Nur Hasan Ibrahim Isnan Edo Ersanda Wahyu Setyo Ari Cahyanto
85
Guru Pengampu Peneliti, Endang Suciati S.Pd Enrica Yulia Nugrahaeni NIP. 131253798 NIM. 3401403012
102
Lampiran 8
HASIL REFLEKSI PENGALAMAN BELAJAR
No. Pertanyaan Pengalaman Belajar
1. Apa yang kalian pelajari dan peroleh dari belajar diluar kelas ?
Tugas dan tanggungjawab instansi pemerintah ( Komisi Pemilihan Umum / KPU )
Tugas dan tanggungjawab partai politik (Partai Keadilan Sejahtera)
Bagaimana memilih wakil rakyat yang berkualitas Tanggungjawab bersihnya wakil rakyat merupakan tanggungjawab bersama.
2 Apa yang kalian pelajari tentang kebijakan publik ?
Memahami cara membentuk keijakan publik Masalah publik merupakan masalah bersama Pengetahuan tentang kebijakan publik bertambah Banyak kebijakan publik yang harus diperbaiki Memahami kebijakan publik scara lebih baik
3 Keterampilan apa yang siswa peroleh dari pembelajaran portofolio ?
Keterampilan memecahkan masalah Keterampilan mengumpulkan informasi Keterampilan berkomunikasi, berdiskusi Keterampilan bekerjasama, bermusyawarah Keterampilan mempengaruhi orang lain Keterampilan berbicara di depan umum Keterampilan membuat keputusan
4 Apa keuntungan belajar secara berkelompok ?
Banyak memperoleh masukan dalam menyelesaikan masalah
Saling bantu membantu, tugas cepat selesai Melatih bekerjasama dan demokratis dalam menyelesaikan masalah
5 Apa kerugian belajar secara berkelompok ?
Tidak semua siswa aktif, ada yang menggantungan tugas dan tanggungjawab kepada orang lain.
Jika terlalu banyak pendapat akan kesulitan mencapai kesepakatan.
6 Apa yang akan dilakukan kelas dgn portofolio lain dikemudian hari ?
Mengerjakan sebaik mungkin Meningkatkan upaya dalam mencari informasi Melakukan persiapan yang lebih matang Membuat portofolio yang lebih menarik Memilih masalah kajian kelas yang aktual
Guru Pengampu Peneliti Endang Suciati S.Pd Enrica Yulia Nugrahaeni NIP. 131253798 NIM. 3401403012
103
Lampiran 9
LEMBAR OBSERVASI DAYA KRITIS SISWA Kelas VIII C SMP N 3 Ungaran
Observer : Enrica Yulia Nugrahaeni, Ika Lolita, Dyah Setiyarini
Kelompok Portofolio I : Menjelaskan Masalah
Aspek yang diamati Kriteria No. Nama
1 2 3 4 5 6 7 R S T 1 Eko Aries v v v 2 Yusuf v v v v v v 3 Pandu v v v v v v v 4 Ade Ayu v v v v v v 5 Nugraheni v v v v 6 Siti Nur v v v v v v v 7 Rina v v v v 8 Eli Lutfi v v v v 9 Nurfaizah v v v v 10 Triyanti v v v v v
Keterangan :
Aspek yang diamati
1. Membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat
2. Membedakan antara kesimpulan definitive dan sementara
3. Menguji tingkat kepercayaan
4. Memecahkan masalah
5. Membuat keputusan
6. Mengidentifikasi sebab dan akibat
7. Mempertimbangkan wawasan lain.
Kriteria
1. Aspek Rendah (R) : 0-1
2. Aspek Sedang (S) : 2-3
3. Aspek Tinggi (T) : 4-7
104
LEMBAR OBSERVASI DAYA KRITIS SISWA
Kelas VIII C SMP N 3 Ungaran
Observer : Enrica Yulia Nugrahaeni, Ika Lolita, Dyah Setiyarini
Kelompok Portofolio II
Mengkaji Kebijakan Alternatif Untuk Mengatasi Masalah
Aspek yang diamati Kriteria No. Nama
1 2 3 4 5 6 7 R S T 1 Akhdiyat Ismail v v v v 2 Amanda Irma v v v 3 Ardhina Maya v v 4 Edi Santosa v v v v v 5 Hanung v v v v 6 Indiati Restu v v v v v v 7 Marselin Putri v v v v v 8 Rahayu Puspita v v 9 RetnoTri v v v v 10 Ryan Sandi v v v v v v
Keterangan :
Aspek yang diamati
1. Membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat
2. Membedakan antara kesimpulan definitive dan sementara
3. Menguji tingkat kepercayaan
4. Memecahkan masalah
5. Membuat keputusan
6. Mengidentifikasi sebab dan akibat
7. Mempertimbangkan wawasan lain.
Kriteria
1. Aspek Rendah (R) : 0-1
2. Aspek Sedang (S) : 2-3
3. Aspek Tinggi (T) : 4-7
105
LEMBAR OBSERVASI DAYA KRITIS SISWA Kelas VIII C SMP N 3 Ungaran
Observer : Enrica Yulia Nugrahaeni, Ika Lolita, Dyah Setiyarini
Kelompok Portofolio III
Mengusulkan Kebijakan Publik Untuk Mengatasi Masalah
Aspek yang diamati Kriteria No. Nama
1 2 3 4 5 6 7 R S T 1 Amin Faisal v v v v 2 Atika Yuniarti v v v v 3 Ayu Indri v v v v v v 4 Eka Wahyu v v v v v 5 Erma Mega v v v v v 6 Isyana Shali v v v v v v 7 Husnul Fajarini v v v v v v v v 8 M. Syaiful Hadi v v v 9 M. Ardianto v v v v v v 10 Ali Triatmaja v v v v 11 Surya Akbar v v v v v v v v
Keterangan :
Aspek yang diamati
1. Membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat
2. Membedakan antara kesimpulan definitive dan sementara
3. Menguji tingkat kepercayaan
4. Memecahkan masalah
5. Membuat keputusan
6. Mengidentifikasi sebab dan akibat
7. Mempertimbangkan wawasan lain.
Kriteria
1. Aspek Rendah (R) : 0-1
2. Aspek Sedang (S) : 2-3 3. Aspek Tinggi (T) : 4-7
106
LEMBAR OBSERVASI DAYA KRITIS SISWA Kelas VIII C SMP N 3 Ungaran
Observer : Enrica Yulia Nugrahaeni, Ika Lolita, Dyah Setiyarini
Kelompok Portofolio IV : Rencana Tindakan
Aspek yang diamati Kriteria No. Nama
1 2 3 4 5 6 7 R S T 1 Restu Ayu v v v 2 Novelina v v v v 3 Wahyu Setyo v v v 4 Tiara Indah v v 5 Annisa Sekar v v v v 6 Ulin Nuha v v v v v 7 Ridlo Rizki v v v v v v 8 Nur Hasan v v 9 Ibrahim Isnan v v v v v 10 Edo Ersanda v v v v 11 Ari Cahyanto v v v v v v v v
Keterangan :
Aspek yang diamati
1. Membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat
2. Membedakan antara kesimpulan definitive dan sementara
3. Menguji tingkat kepercayaan
4. Memecahkan masalah
5. Membuat keputusan
6. Mengidentifikasi sebab dan akibat
7. Mempertimbangkan wawasan lain.
Kriteria
1. Aspek Rendah (R) : 0-1
2. Aspek Sedang (S) : 2-3
3. Aspek Tinggi (T) : 4-7