PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS
Transcript of PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS
PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS
WAP54G SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI PENGEMBANGAN
WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN)
(STUDI KASUS : PUSDIKLAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN
NASIONAL)
DIEN BURHANUDDIN
204091002563
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
i
PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS
WAP54G SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI PENGEMBANGAN
WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN)
(STUDI KASUS : PUSDIKLAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN
NASIONAL)
Oleh :
Dien Burhanuddin
NIM 204091002563
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M / 1432 H
i
PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS
WAP54G SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI PENGEMBANGAN
WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN)
(STUDI KASUS : PUSDIKLAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN
NASIONAL)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Dien Burhanuddin
NIM. 204091002563
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Viva Arifin, MMSI Yusuf Durachman,M.Sc, MIT
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Yusuf Durachman, M.Sc, MIT
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul ” Penggunaan Mode Repeater pada Access Point Linksys
WAP54G sebagai salah satu solusi pengembangan Wireless Locak Area
Network (WLAN) (Studi Kasus : PUSDIKLAT KEMENTERIAN
PENDIDIKAN NASIONAL)” telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang
Munaqosyah, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada hari Senin, 8 Agustus 2011. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan
Teknik Informatika.
Jakarta, 8, Agustus 2010
Menyetujui,
Penguji I Penguji II
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Mengetahui,
iii
LEMBAR PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Agustus 2011
Dien Burhanuddin
NIM. 204091002563
v
ABSTRAK
DIEN BURHANUDDIN– 204091002563, Penggunaan Mode Repeater pada
Access Point Linksys WAP54G sebagai salah satu solusi pengembangan Wireless
Locak Area Network (WLAN) (Studi Kasus : PUSDIKLAT KEMENTERIAN
PENDIDIKAN NASIONAL), dibawah bimbingan Ibu Viva Arifin dan bapak
Yusuf Durachman.
PUSDIKLAT Kemdiknas merupakan salah satu Pusat pendidikan dan pelatihan
pegawai Kementerian Pendidikan Nasonal dengan tugas dan fungsi khusus
peningkatan kompetensi sumber daya manusia aparatur di lingkungan
Kementerian Pendidikan Nasional yang selama ini memiliki jaringan wireless atau
area hotspot yang di tempatkan pada beberapa lokasi. Dimana ada beberapa
gedung asrama yang tidak tersedia jaringan wireless dikarenakan jumlah
perangkat Accespoint yang terbatas sehingga tidak mampu menjangkau seluruh
gedung asrama. Metode Penelitian yang penulis gunakan adalah metode NDLC
(Network Development Life Cycle). Siklus hidup penerapan sistem jaringan
didefinisikan dalam sejumlah fase-fase, yaitu : analysis (analisis), design
(perancangan), simulation prototyping (prototipe simulasi), implementation
(penerapan), monitoring (pengamatan), dan management (pengaturan). Penulis
memanfaatkan mode repeater pada Accespoint Linksys WAP54G sehingga dapat
menjangkau kesemua gedung asrama tanpa penambahan perangkat yang tidak
vi
terlalu banyak. Hasil penelitian skripsi ini menyimpulkan bahwa Sistem Wireless
dengan mode repeater yang di implementasikan telah berhasil di jalankan dengan
baik. Keseluruhan sistem wireless di ujicoba dengan melakukan pengetesan
terhadap client/user dimana perangkat wireless repeater dapat bekerja secara
optimal, baik itu sinyal yang di dapat oleh client/user
Kata Kunci : Repeater, Wireless, Network Development Life Cylce, 81 halaman,
36 gambar, 7 tabel, 1 lampiran, 11 daftar pustaka (2000-2009)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat
dah karunianya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Penggunaan
Mode Repeater pada Access Point Linksys WAP54G sebagai salah satu solusi
pengembangan Wireless Local Area Network (WLAN) (Studi Kasus :
PUSDIKLAT Kementerian Pendidikan Nasional). Skripsi ini penulis ajukan untuk
memenuhi salah satu syarat mata kuliah program studi S1 Teknik Informatika
Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya atas bimbingan dan pengarahan yang diberikan pada penulis selama
menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr.Syopiansyah Jayaputra, M.Sis, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Yusuf Durachman, M.Sc, MIT selaku ketua Program Studi Teknik
Informatika dan juga selaku dosen pembimbing.
3. Ibu Viva Arifin, MMSI, selaku dosen Pembimbing I, selaku Koordinator
Teknis Non Reguler.
4. Bapak Herlino Nanang, MT selaku dosen yang juga banyak membantu dan
membimbing penulis dalam menyusun dan mengerjakan skripsi ini.
5. Bapak Agus Dharma, P.hD selaku Kepala Pusdiklat Kemdiknas yang tidak
henti-hentinya memberikan motivasi dan semangat kepada penulis.
viii
6. Kepada kedua orangtua, istri dan anak-anak tersayang serta adik-adik yang
telah memberikan banyak dukungan kepada penulis. Terima kasih atas doa,
kasih sayang dan dukungannya.
7. Teman-teman TI/SI angkatan 2004 diantaranya Agus, Wangsa, Bowo, Bajuri,
Yayan, Ari dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu, kepada
yang selalu berdoa, memberi inspirasi, dorongan, semangat, waktu, bantuan
segala hal buat penulis.
8. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa sebagai manusia tidak dapat luput dari kesalahan
dan kekurangan sehingga masih jauh dari sempurna sehingga segala saran dan
kritik akan sangat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Jakarta, 28 Juli 2011
Penulis
Dien Burhanuddin
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................... i
Lembar pengesahan Pembimbing ..................................................................... ii
Lembar pengesahan Ujian ................................................................................. iii
Pernyataan ......................................................................................................... iv
Abstrak .............................................................................................................. v
Kata Pengantar .................................................................................................. vi
Daftar Isi ............................................................................................................ viii
Daftar Gambar ................................................................................................... xiii
Daftar Tabel ...................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ........................................................................ 2
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 3
1.4.1 Tujuan ............................................................................. 4
1.4.2 Manfaat ........................................................................... 4
1.5 Metodologi Penelitian ............................................................... 5
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem Jaringan Komputer ...................................... 7
x
2.2 Manfaat Jaringan Komputer ...................................................... 10
2.3 Jenis Jaringan Komputer ........................................................... 11
2.3.1 LAN (Local Area Network) …………………………... .. 9
2.3.2 MAN (Metropolitan Area Network) …………………. ... 10
2.3.3 WAN (Wide Area Network) …………………………. 10
2.4 Tipe Jaringan Komputer ............................................................. 11
2.4.1 Peer To Peer .................................................................. 11
2.4.2 Client Server .................................................................. 12
2.5 Topologi Jaringan Komputer .................................................... 13
2.5.1 Topologi Bus ………………………………………… 13
2.5.2 Topologi Ring ……… ................................................... 14
2.5.3 Topologi Star ………………………………………... .. 14
2.5.4 Topologi Tree ……………………………………….. .. 15
2.6 Perangkat Keras Jaringan …………………………………... ... 16
2.6.1 Server ............................................................................. 16
2.6.2 Workstation .................................................................... 16
2.6.3 NIC (Network Interface Card) ....................................... 17
2.6.4 Switch ............................................................................. 17
2.6.5 Repeater.......................................................................... 17
2.6.6 Bridge ............................................................................. 17
2.6.7 Router ............................................................................. 18
2.7 Media Transmisi......................................................................... 18
2.7.1 Kabel ................................................................................. 18
xi
2.7.2 Wireless ............................................................................. 20
2.8 Metode Transmisi....................................................................... 21
2.8.1 Teknik Pengiriman Baseband ........................................ 21
2.8.2 Teknik Pengiriman Broadband ...................................... 21
2.9 Model OSI Layer........................................................................ 22
2.9.1 Pengertian OSI ............................................................... 22
2.9.2 Lapisan OSI .................................................................... 23
2.10 Protokol Jaringan ....................................................................... 24
2.10.1 Jenis-Jenis Protokol ........................................................ 24
2.11 Wireless Local Area Network (WLAN) .................................... 29
2.12 Akses Point…………………………………………………... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data ....................................................... 37
3.1.1 Studi Lapangan / Observasi .......................................... 37
3.1.2 Studi Pustaka atau Literatur .......................................... 38
3.1.3 Wawancara .................................................................... 38
3.2 Metode Pengembangan Sistem NDLC ..................................... 39
3.2.1 Analysis ......................................................................... 39
3.2.2 Design ........................................................................... 40
3.2.3 Simulation Prototype ..................................................... 41
3.2.4 Implementation ............................................................. 41
3.2.5 Monitoring ..................................................................... 41
xii
3.2.6 Management .................................................................. 42
3.3 Sejarah Singkat PUSDIKLAT KEMENDIKNAS .................... 44
3.3.1 Tugas dan Fungsi ............................................................ 46
3.3.2 Visi dan Misi .................................................................... 47
3.4 Fasilitas Kampus Pusdiklat .......................................................... 49
3.5 Denah Pusdiklat ........................................................................... 50
3.6 Struktur Organisasi Pusdiklat .................................................... 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
3.6 Analysis ......................................................................................... 52
4.1.1 Identity ........................................................................ 53
4.1.2 Understand .................................................................. 54
4.1.3 Analyze ....................................................................... 55
4.1.4 Report .......................................................................... 55
4.2 Design ...................................................................................... 58
4.2.1 Perancangan Topologi .................................................. 58
4.2.2 Perancangan Sistem ...................................................... 60
4.3 Simulation Prototyping .............................................................. 61
4.4 Implementasi .............................................................................. 61
4.4.1 Implementasi Konfigurasi Perangkat Wireless ............ 61
4.4.2 Implementasi Wireless dengan Mode Repeater ........... 68
4.4.3 Implementasi Join Mode Repeater Pada Wireless
xiii
Router WRTG54GL .................................................... 70
4.5 Monitoring ................................................................................. 72
4.5.1 Pengujian Fungsionalitas Koneksi Wireless
Linksys ......................................................................... 73
4.6 Analisa Log Wireless ................................................................ 76
4.7 Management .............................................................................. 77
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 79
5.2 Saran ............................................................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 81
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jaringan Peer to Peer ................................................................. 12
Gambar 2.2 Jaringan Client Server ............................................................... 13
Gambar 2.3 Topologi Bus ............................................................................. 14
Gambar 2.4 Topologi Ring ........................................................................... 14
Gambar 2.5 Topologi Star ............................................................................ 15
Gambar 2.6 Topologi Tree ............................................................................ 16
Gambar 2.7 Akses Point Linksys WAP54G ................................................. 34
Gambar 2.8 Wireless Client ........................................................................ 35
xiv
Gambar 2.9 Wireless Repeater ...................................................................... 36
Gambar 2.10 Wireless Bridge ......................................................................... 36
Gambar 3.1 Tahapan NDLC ......................................................................... 35
Gambar 3.2 Diagram Metode Penelitian ....................................................... 39
Gambar 3.3 Denah Pusdiklat ........................................................................ 50
Gambar 3.4 Struktur Organisasi Pusdiklat .................................................... 51
Gambar 4.1 Topologi Jaringan Wireless Sebelum di usulkan ...................... 58
Gambar 4.2 Topologi Jaringan Wireless yang di usulkan ............................ 59
Gambar 4.3 Tampilan Halaman Utama Koneksi Linksys WAP54G ............ 61
Gambar 4.4 Tampilan saat memasukkan username dan password ............... 62
Gambar 4.5 Tampilan Menu Linksys WAP54G ........................................... 64
Gambar 4.6 Tampilan Saat Save Changes Konfigurasi ................................ 64
Gambar 4.7 Tampilan AP Mode pada Akses Point Linksys_WAP54G ...... 65
Gambar 4.8 Autentikasi dd-wrt Linksys WRT54GL .................................... 66
Gambar 4.9 Tampilan Setup dd-wrt Linksys WRT54GL ............................. 67
Gambar 4.10 Proses Save dan Apply Changes Konfigurasi ........................... 67
Gambar 4.11 Tampilan Setup Wireless AP Mode WAP54G ........................ 69
Gambar 4.12 Tampilan Menu Settings Wireless Repeater ............................. 69
Gambar 4.13 Tampilan Setelah Selesai Save Changes ................................... 70
Gambar 4.14 Tampilan Menu Wireless Saat Site Survey ............................... 71
Gambar 4.15 Tampilan Neighbor’s Wireless Network .................................. 71
Gambar 4.16 Tampilan Sukses Join ke Wireless Linksys_WAP54G ........... 72
Gambar 4.17 Tampilan Search Wireless ......................................................... 73
xv
Gambar 4.18 Ping ke Wireless Linksys_WAP54G ........................................ 74
Gambar 4.19 Uji Koneksi ke Wireless dengan SSID dd-wrt_vap .................. 75
Gambar 4.20 Uji coba ping ke Wireless dd-wrt .............................................. 75
Gambar 4.21 Administration Log Wireless ..................................................... 76
Gambar 4.22 Tampilan View Log Wireless ................................................... 77
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Standar Wireless LAN .............................................. 32
Tabel 2.2 Family Standar Wireless LAN ......................................................... 32
Tabel 3.1 Fasilitas Kampus Pusdiklat ............................................................ 49
Tabel 4.1 Spesifikasi Sistem yang akan di bangun ......................................... 56
Tabel 4.2 Spesifikasi Perangkat Lunak (Software) Yang Di gunakan ............ 56
Tabel 4.3 Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) yang di gunakan ............. 57
Tabel 4.4 Komponen Sistem ........................................................................... 60
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi di dunia telah berkembang dengan pesat.
Berbagai macam teknologi telah dikembangkan untuk membantu manusia
dalam berkomunikasi. Kalau pada era tahun 80-an teknologi jaringan
komputer hanya mengandalkan teknologi jaringan berbasis kabel,
teknologi tersebut mulai banyak ditinggalkan karena beberapa
keterbatasannya, seperti besarnya biaya yang harus di keluarkan oleh
organisasi jika menggunakan teknologi ini (wired network), selain itu
teknologi ini juga tidak flexibel karena sangat tergantung pada kabel.
Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, juga kebutuhan manusia akan
mobilitas dan fleksibilitas yang tinggi menuntut sesuatu yang lebih praktis,
dan teknologi wireless memberikan jawaban untuk kebutuhan tersebut
(Gunadi, 2009). Teknologi wireless menawarkan beragam kemudahan,
kebebasan dan fleksibilitas yang tinggi. Teknologi wireless memiliki
kelebihan dibandingkan teknologi kabel yang sudah ada. Teknologi
wireless sangat nyaman untuk digunakan. Anda bisa mengakses Internet di
posisi mana pun selama masih berada dalam jangkauan wireless. (Gunadi,
2009).
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kemendiknas pada tahun
2010 memiliki jaringan wireless atau area hotspot yang ditempatkan pada
beberapa lokasi, diantaranya di gedung Pancasila (Pusat administrasi)
2
Gedung Perkuliahan, dan gedung Asrama peserta. Menurut keterangan bapak H.
Muktasim selaku Kepala Sub Bagian Rumah Tangga, bahwa terdapat 6 unit
gedung asrama yang belum tersedia jaringan wireless, sehingga bagi peserta yang
berada di gedung tersebut belum dapat terhubung ke jaringan internet. Untuk
memberikan solusi dari permasalahan ini penulis akan memanfaatkan mode
repeater pada Accespoint Linksys WAP54G, sehingga jaringan wireless dapat
menjangkau kesemua gedung asrama. Oleh karena itu penulis mengajukan judul
penulisan skripsi tentang” Penggunaan Mode Repeater pada Access Point
Linksys WAP54G sebagai salah satu solusi pengembangan Wlan Pusdiklat
Kementerian Pendidikan Nasional”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka
penulis merumuskan 2 masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Bagaimana mengkonfigurasi Acces point Linksys WAP54G yang akan
dijadikan sebagai Repeater.
2. Bagaimana menghubungkan Repeater dengan perangkat wireless
Acces point
1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak terlalu luas namun dapat mencapai hasil
yang optimal, maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasan
meliputi:
3
1. Konfigurasi linksys WAP54G pada mode repeater,
2. Topologi yang digunakan adalah topologi Star
3. Hardware yang digunakan yaitu Access Point Linksys WAP 54G,
wireless Router WRT54GL, Switch Linksys 8 Port, Kabel UTP.
4. Software yang digunakan adalah Dd-wrt. V12-
12548_NewD_mini, Mozila Firefox 4.0, Microsoft Visio 2003,
Microsoft Windows XP Sp3.
1.4 Tujuan
Tujuan utama dari penggunaan Repeater ini adalah untuk
mengembangkan jaringan wlan pada lokasi yang belum terdapat sinyal di
gedung asrama Pusdiklat Kementerian Pendidikan Nasional.
1.5 Manfaat
Manfaat dari Penulisan skripsi ini adalah:
1.5.1 Bagi Pusdiklat Pegawai Depdiknas
a. Memperluas jaringan wlan di Pusdiklat Kemendiknas.
b. Mengoptimalkan penggunaan perangkat Access Point Linksys
WAP54G mejadi repeater
1.5.2 Bagi Penulis.
a. Menambah wawasan penulis tentang penggunaan repeater
dalam Jaringan Wireless Local Area Network (WLAN).
4
1.5.3 Bagi Universitas
a. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi
teori yang telah diperoleh selama di bangku perkuliahan.
b. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan
ilmunya dan sebagai bahan evaluasi.
c. Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa dalam
menghadapi dunia kerja dari hasil yang diperoleh selama di
bangku perkuliahan.
1.6 Metodologi Peneletian
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
a. Metode Studi Pustaka
b. Metode Observasi
c. Metode Wawancara
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem menggunakan NDLC (Network
Development Life Cycle).
a. Analysis
b. Design
c. Simulation prototype
d. Implementation
e. Monitoring
f. Management
5
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab dengan
beberapa sub pokok bahasan. Adapun sistematika dari skripsi ini adalah
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdiri dari tujuh sub bab, yaitu : Latar Belakang,
Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi teori-teori yang digunakan dalam pembuatan
WLAN, khususnya penggunaan Repeater.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan secara rinci metode penelitian yang
digunakan dalam menganalisis, merancang dan
mengimplementasikan Wireless Repeater.
BAB IV PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI
Dalam bab ini berisi uraian tentang implementasi atau
penerapan Wireless repater dengan menggunakan Accespoint
Linksys WAP54G
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan berkenaan
dengan hasil pemecahan masalah yang diperoleh dari
penyusunan tugas akhir ini.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem Jaringan Komputer
Salah satu teknologi penting dibidang komputer yang saat ini
berkembang dengan pesat adalah teknologi jaringan komputer atau computer
networking. Prinsip dasar dalam sistem jaringan ini adalah proses pengiriman
data atau informasi dari pengirim ke penerima melalui suatu media
komunikasi tertentu. Untuk memahami sistem jaringan komputer, perlu
dipahami terlebih dahulu apa itu sistem, komputer dan jaringan.
Sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua
atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai
tujuan (Jogiyanto, 2000 : 813).
Komputer berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung.
Definisi komputer dari American National Standard Institute, “Suatu
pemroses data yang dapat melakukan perhitungan yang benar dan cepat,
termasuk perhitungan arithmatika atau operasi logika, tanpa campur
tangan dari manusia yang mengoperasikan selama pemrosesan”
(Jogiyanto, 2000 : 2)
Jaringan adalah kumpulan dari dua atau lebih komputer yang saling
berhubungan dan berinteraktif yang dihubungkan dengan media transmisi
alat komunikasi.
7
Sehingga dapat disimpulkan Sistem Jaringan Komputer adalah : “Kumpulan
dari dua atau lebih komputer yang saling berhubungan dan berinteraktif yang
dihubungkan dengan media transmisi alat komunikasi dan membentuk satu
kesatuan, sehingga tujuan atau sasaran dapat tercapai, dan saling berbagi pakai
sumber daya baik perangkat keras maupun perangkat lunak yang terdapat dan
terhubung pada jaringan komputer tersebut”.
2.2 Manfaat Jaringan Komputer
Pemanfaatan teknologi jaringan ini tentu saja tidak tanpa alasan,
karena para ahli komputer telah berhasil meyakinkan para pengguna jaringan
bahwa berbagai bentuk keuntungan dan efisiensi akan diperoleh dengan
memanfaatkan teknologi jaringan komputer untuk perangkat-perangkat
komputer yang ada, yaitu :
a. Resource sharing
Kemampuan berbagi pakai sumber daya baik berupa perangkat keras
maupun perangkat lunak yang terdapat dan terhubung dengan jaringan
komputer tersebut.
b. Integrasi data
Memungkinkan terjadinya pengintegrasian data dari berbagai terminal
pemasukan data dan transaksi kedalam pusat pengolahandata sehingga
memudahkan untuk memperoleh informasi yang akurat setiap saat.
c. Distributed processing
8
Pembangunan jaringan komputer ini dapat mencegah ketergantungan
kepada komputer pusat. Setiap proses data tidak harus dilakukan pada satu
komputer saja, melainkan dapat didistribusikan ke komputer lainnya.
d. Keamanan data
Sistem jaringan komputer memudahkan dalam melakukan perlindungan
terhadap data yang terpusat pada server. Jaminan keamanan data tersebut
dapat diberikan melalui pengaturan hak akses para pemakai dan password.
2.3 Jenis Jaringan Komputer
Pada saat ini ada beberapa jenis jaringan yang beroperasi diseluruh
dunia, baik pada perusahaan telekomunikasi, lembaga pemerintah, lembaga
pendidikan dan lain sebagainya. Perbedaan jenis jaringan dapat didasarkan
pada fasilitas yang ditawarkan, rancangan teknisnya serta kelebihan dan
kelemahannya. Pada umumnya sistem jaringan komputer dibedakan menurut
jarak hubungan antara satu sistem komputer dengan lainnya.
Menurut Dede Sopandi dalam bukunya (2008 : 1-6) jaringan komputer
dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
2.3.1 LAN (Local Area Network)
Merupakan suatu network yang terbatas dalam jarak/area setempat
(lokal), dimana peralatan-peralatan hardware dan software digabungkan
9
untuk dapat saling berkomunikasi dalam daerah yang terbatas. Jaringan
ini biasanya dibangun untuk perkantoran atau lembaga pendidikan, atau
untuk lingkup departemen dalam perusahaan. Beberapa LAN
menggunakan satu komputer yang biasanya dijadikan sebuah server
yang berfungsi untuk menyimpan perangkat lunak (software yang
mengatur aktifitas jaringan). Komputer-komputer yang terhubung dalam
jaringan disebut workstation. Kemampuan komputer workstation
biasanya dibawah komputer server.
2.3.2 MAN (Metropolitan Area Network)
Suatu jaringan yang jarak antara satu sistem dengan sistem lainnya
relatif agak jauh scopenya dalam satu kota. Pembangunan jaringan
komputer metropolitan ini merupakan pilihan perusahaan-perusahaan
yang bergerak dalam sektor jasa perbankan, supermarket, perguruan
tinggi dan lain sebagainya yang memiliki banyak kantor cabang dalam
suatu kota. Dengan fasilitas jaringan komputer ini diharapkan pimpina
perusahaan dapat dengan cepat mengetahui kondisi perusahaan secara
keseluruhan maupun kantor cabangnya masing-masing dan
memungkinkan pimpinan perusahaan berkomunikasi bahkan berdiskusi
dengan para manajer kantor-kantor cabang. Hal ini berarti jaringan ini
mendukung proses koordinasi dan kontrol para pengelola tersebut.
2.3.3 WAN (Wide Area Network)
Jaringan komputer skala luas yang merupakan pengembangan dari
10
jaringan komputer metropolitan dimana komputer dihubungkan dengan
fasilitas komunikasi seperti sistem telepon ataupun pemancar gelombang
mikro. Bentuk ini biasanya digunakan oleh perusahaan besar ataupun
departemen pemerintahan. Fungsi jaringan ini tentu saja difocuskan
untuk pengintegrasian data dan berlangsungnya proses manajemen,
khususnya kontrol dan koordinasi. Infrastuktur utama untuk membangun
jaringan komputer skala luas ini adalah jaringan internet.
2.4 Tipe Jaringan Komputer
2.4.1 Peer To Peer
Tipe Jaringan ini digunakan untuk menghubungkan satu titik node
ke titik node lainya. (Agus Mulyanto 2009 : 41). Sistem operasi jaringan
model peer to peer memungkinkan seorang user membagi sumber daya
yang ada dikomputernya, baik itu file data, printer, dan peripheral lain.
Namun, model ini tidak mempunyai sebuah file server atau sumber daya
yang terpusat.
a. Kelebihan jaringan peer to peer
Tidak terlalu mahal, karena tidak membutuhkan satu PC yang
sepenuhnya berfungsi sebagai server dan tidak digunakan
sebagai media kerja atau sering disebut dengan didacated server
mudah dalam instalasi programnya, hanya tinggal mengatur
untuk operasi model peer to peer.
b. Kelemahan jaringan peer to peer
11
Tidak terpusat, terutama untuk penyimpanan data dan aplikasi.
Tidak aman, karena tidak menyediakan fasilitas pengamanan
server yang mencukupi.
Gambar 2.1 Jaringan Peer To Peer
2.4.2 Client Server
Menurut Agus Mulyanto (2009 : 41) mendefinisikan client-server
sebagai arsitektur yang paling banyak digunakan saat ini. Dimana client
dapat melakukan proses sendiri, ketika client meminta data, server akan
mengirimkan data sesuai yang diminta, kemudian proses akan dilakukan di
client. Arsitektur client-server memiliki kelebihan sebagai berikut
Kelebihan jaringan client server
Terpusat, sumber daya dan keamanan data dikontrol melalui server.
Keseluruhan komponen (client / network / server) dapat bekerja
bersama.
Kelemahan Jaringan client server
12
Biaya pengadaan dan operasionalnya mahal.
ketika server drop, keseluruhan operasi pada jaringan akan
terganggu.
Gambar 2.2 Jaringan Client Server
2.5 Topologi Jaringan Komputer
Menurut Dede Sopandi dalam bukunya mengenai jaringan komputer
(2008 : 27-32) Topologi jaringan adalah susunan atau pemetaan interkoneksi
antara node, dari suatu jaringan, baik secara fisik (riil) dan logis (virtual).
Pola ini berhubungan erat dengan media akses dan media pengirim yang
digunakan.Ada beberapa macam topologi yang dapat digunakan, tetapi bentuk
topologi yang utama adalah Bus, Ring, Star dan Tree.
2.5.1 Topologi Bus
Pada topologi ini terdapat satu jalur umum yang berbentuk garis
13
lurus. Ciri utama dari bentuk topologi ini adalah bahwa setiap sambungan
saling tergantung. Artinya, jika satu sambungan terganggu maka seluruh
sambungan akan terputus dan tidak bisa terhubung lagi.Meskipun terhubung
tetapi topologi ini tidak membentuk satu jalur tertutup. Topologi ini sangat
cocok untuk pembangunan jaringan skala kecil.
Gambar 2.3 Topologi Bus
2.5.2 Topologi Ring
Pada topologi ring semua pc yang terkoneksi akan saling dikaitkan
sehingga membentuk satu koneksi yang tidak terputus. Namun, sistem ini
memiliki kelemahan, yaitu apabila ada kabel koneksi yang terputus dua
arah, maka seluruh koneksi ke server akan terputus atau terganggu. Topologi
ini sangat tepat untuk perusahaan, unit atau departemen yang sangat tinggi
tingkat lalu lintas transmisi data dan informasinya.
Gambar 2.4 Topologi Ring
14
2.5.3 Topologi Star
Topologi ini punya bentuk fisik seperti bintang, dimana setiap
node dihubungkan ke pusat. Media transmisinya bersifat tertutup dan setiap
client mempunyai kabel tersendiri untuk langsung berhubungan dengan file
server sehingga apabila salah satu client mengalami kegagalan, maka client
yang lain tetap bisa berkomunikasi dengan server.
Gambar 2.5 Topologi Star
2.5.4 Topologi Tree
Pada topologi ini biasanya hanya ditemui pada jaringan berskala
besar, karena topologi ini memungkinkan penambahan PC berapapun tanpa
mengganggu kinerja seluruh sistem. Skemanya memiliki kesamaan dengan
skema pohon, yaitu node pusat dihubungkan dengan beberapa node. Masing
masing node dihubungkan ke beberapa node lainnya. Adapun kelemahannya
adalah, apabila simpul yang lebih tinggi tidak berfungsi, maka kelompok
lainnya yang berada dibawahnya akhirnya juga tidak menjadi efektif. Cara
15
kerja jaringan ini relatif lebih lambat.
Gambar 2.6 Topologi Tree
2.6 Perangkat Keras Jaringan
2.6.1 Server
Sebuah server merupakan sebuah komputer yang berisi program,
baik sistem operasi maupun program aplikasi yang menyediakan
pelayanan kepada komputer atau program lain yang sama ataupun
berbeda (Jogiyanto, 2000 : 427).
Sebagai contoh dalam mengelola pengiriman file, database atau
menerima email pada saat yang bersamaan dengan tugas yang lain.
Server juga harus menyimpan informasi dan membaginya dengan cepat.
2.6.2 Workstation
Keseluruhan komputer yang terhubung ke file server dalam sebuah
16
jaringan. Dimana komputer ini sebagai tempat kerja atau pengolahan
data yang diakses dari server (Jogiyanto, 2000 : 429). Komputer ini
hanya merupakan perpanjangan dari server. Tetapi sekarang ini
workstation sebagian besar menggunakan Personal Computer (PC).
2.6.3 NIC (Network Interface Card)
Sebuah kartu jaringan dan merupakan perangkat yang menyediakan
media untuk menghubungkan antar komputer kedalam sistem jaringan.
Dilihat dari interface nya umumnya terbagi dua yaitu PCI dan ISA.
Terdapat juga beberapa card diperuntukkan khusus untuk laptop atau
notebook dengan socket PCMCIA.
2.6.4 Switch
Switch lebih berfungsi sebagai media antar koneksi, media
pengumpul semua koneksi antar PC untuk kemudian disambungkan satu
sama lain. Keuntungan menggunakan Switch adalah fleksibilitas yang
dimiliki sehingga tiap client dapat ditambahkan setiap waktu tanpa
mengganggu jaringan yang sedang beroperasi.
2.6.5 Repeater
Fungsi utamanya adalah untuk memperkuat sinyal. Sinyal yang
diterima dari satu segmen kabel LAN ke segmen LAN berikutnya akan
dipancarkan kembali dengan kekuatan sinyal asli pada segmen LAN
pertama, sehingga dengan adanya repeater ini, jarak antara dua jaringan
komputer dapat diperluas.
17
2.6.6 Bridge
Bridge digunakan untuk menghubungkan dua buah LAN dan
memungkinkan paket data dari satu LAN ke Lan yang lain. Sebuah bridge
menyediakan sambungan antara dua tipe LAN yang sama, misalnya
Ethernet LAN dan Token passing. Dengan bridge dapat memperluas
jaringan LAN, sehingga semua segmen yang saling berhubungan satu sama
lainnya menjadi menjadi bagian dari LAN yang lebih besar.
2.6.7 Router
Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan
ke jaringan yang lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara
keduanya. Router juga dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah
LAN sehingga trafik yang dibangkitkan oleh suatu LAN terisolasikan
dengan baik dengan trafik yang dibangkitkan oleh LAN lain.Router bisa
berupa sebuah device yang dirancang khusus untuk berfungsi sebagai router
(dedicated router), atau bisa juga berupa sebuah PC yang difungsikan
sebagai router.
2.7 Media Transmisi
2.7.1 Kabel
Dalam jaringan komputer, kabel merupakan media penghubung utama,
karena kabel merupakan media transfer antar PC. Dalam jaringan lokal
dikenal tiga jenis kabel, yaitu :
a. Kabel Coaxial
18
Kabel coaxial banyak digunakan dijaringan lokal karena biaya
pembangunan jaringannya relatif murah dan tidak memerlukan Hub
sebagai konsentrator jaringan. Kabel coaxial menyediakan
perlindungan cukup baik karena terdapat semacam pelindung logam /
metal dalam kabel tersebut. Kabel coaxial terdiri dari beberapa jenis.
Thick Coaxial
Dikenal dengan kabel RG-8 atau tipe kabel 10Base5, sering
digunakan untuk kabel backbone pada instalasi jaringan enthernet
antar gedung. Kabel ini sulit ditangani secara fisik karena tidak
fleksibel dan berat tetapi berdaya jangkau 500 m.
Thin Coaxial
Dikenal dengan kabel RG-58 atau kabel 10Base2 biasa digunakan
dalam jaringan antar workstation, mudah ditangani secara fisik dan
sering digunakan dalam implementasi topologi bus, ring, dan star.
Daya jangkau antara 300 m.
b. Kabel UTP (Unshielded Twister Pair)
Merupakan sepasang kabel yang di twist / dililit satu sama lain dengan
tujuan untuk mengurangi interferensi listrik. Terdiri dari dua, empat
atau lebih pasangan kabel (umumnya yang dipakai dalam jaringan
komputer terdiri dari 4 pasang kabel / 8 kabel). UTP dapat mempunyai
transfer rate 10 Mbps sampai 100 Mbps tetapi mempunyai jarak yang
pendek yaitu maximum 100 m. pada umumnya menggunakan konektor
19
RJ-45. Pada saat ini penggunaan UTP kabel merupakan pilihan yang
paling efisien dalam pengembangan jaringan komputer berkecepatan
tinggi 10 Mbps – 100 Mbps.
c. Kabel Fiber Optic
Teknologi fiber optic atau serat cahaya memungkinkan menjangkau
jarak yang besar dan menyediakan perlindungan total terhadap
gangguan elektrik. Kecepatan transfer data dapat mencapai 1000 Mbps
serta jarak dalam satu segmen dapat lebih dari 3,5 km. Kerugian
penggunaan kabel ini harganya sangat mahal tetapi kabel ini
merupakan alternatif yang paling baik bagi masa depan jaringan
komputer.
2.7.2 Wireless
Bilamana sumber data dan penerima data jaraknya cukup jauh atau
medannya sulit untuk penerapan instalasi kabel sebagai media transmisi
jaringan, maka dapat digunakan media transmisi berupa gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan melalui media terbuka yang dapat
berupa gelombang mikro, sistem satelit, atau sinar infra merah. Jaringan
dengan media transmisi tanpa kabel ini disebut dengan jaringan wireless.
a. Keuntungan wireless
Mudah untuk melakukan perawatan karena tidak ada instalasi kabel
yang rumit.
20
Teknologi wireles memungkinkan untuk mengakses internet lebih
murah dibanding dengan sistem dial up atau leased line.
Sangat bermanfaat untuk mengatasi problem lokasi.
b. Kelemahan wireless
Biaya peralatan dan peripherial relatif mahal.
Kemampuan transfer data lebih kecil dari jaringan kabel.
Keamanan data masih belum terjamin karena masih dimungkinkan
dilakukan penyadapan.
2.8 Metode Transmisi
2.8.1 Teknik Pengiriman Baseband
Pada metode ini data yang berupa sinyal digital langsung dikirim
melalui media trnsmisi satu saluran, seperti kabel tanpa mengalami
perubahan apapun. Dengan cara ini maka jarak transmisi data tergantung
pada kualitas media yang digunakan.
a. Keuntungan
Biaya murah, karena dalam sistem ini tidak diperlukan modem.
Bentuk teknologinya sederhana dan mudah dalam instalasinya.
b. Kerugian
Kapasitas pengiriman data terbatas karena hanya terdapat satu lalu
lintas data sehingga hanya satu pasang komputer yang dapat
21
berkomunikasi pada saat yang sama.
2.8.2 Teknik Pengiriman Broadband
Metode ini digunakan untuk mentransmisikan sinyal analog, maka
data dalam bentuk sinyal digital harus dimodulasikan lebih dahulu menjadi
sinyal analog. Media yang digunakan berupa kabel Coaxial Broadband.
Data dari beberapa terminal dapat menggunakan satu saluran, tetapi
frekuensinya berbeda-beda sehingga pada saat yang sama dapat dikirimkan
beberapa jenis data melalui beberapa frekuensi.
a. Keuntungan
Kapasitas pengiriman data cukup tinggi, karena memiliki beberapa
jalur transmisi.
Untuk teknik Broadband non kabel daerah jangkauan lebih luas
dengan biaya relatif murah.
b. Kerugian
Harga modem yang diperlukan relatif mahal.
Waktu tunda perjalanan sinyal dua kali lipat dibandingkan dengan
waktu tunda perjalanan sinyal pada sistem baseband, karena harus
dilakukan modulasi dan demodulasi sinyal terlebih dahulu.
2.9 Model OSI Layer
2.9.1 Pengertian OSI
Suatu jaringan komputer dibangun dengan memperhatikan
22
arsitektur standar yang dibuat lembaga standar industri dunia. Standar
jaringan yang saat ini diakui dunia adalah The Open System Connection
yang dibuat oleh lembaga ISO (The International Standar
Organization). Seluruh fungsi kerja jaringan komputer dan komunikasi
antar terminal diatur dalam standar ini. OSI adalah suatu standar
komunikasi antar mesin yang terdiri dari 7 lapisan. Ketujuh lapisan
tersebut mempunyai peran dan fungsi yang berbeda satu terhadap yang
lain.
2.9.2 Lapisan OSI
a. Phisical Layer
Lapisan terendah ini mengatur sinkronisasi pengiriman dan
penerimaan data, spesifikasi mekanik, elektrik dan interface antar
terminal, seperti besar tegangan, frekuensi, koneksi pin dan jenis
kabel.
b. Data Link Layer
pada lapisan ini data diubah dalam bentuk paket, sinkronisasi paket
yang dikirim maupun yang diterima, persiapan saluran antar
terminal, pendeteksian kesalahan yang terjadi saat pengiriman data
dan pengendalian akses saluran.
c. Network Layer
Lapisan ini menentukan rute pengiriman dan pengendalian
kemacetan, agar data sampai ditempat tujuan dengan benar.
23
d. Transport Layer
Lapisan ini mengatur keutuhan data, menerima data dari lapisan
session dan meneruskannya ke lapisan Network. Lapisan ini juga
memeriksa apakah data sudah sampai dialamat yang dituju.
e. Session Layer
Lapisan ini menyiapkan saluran komunikasi dan terminal dalam
hubungan antar terminal, mengkoordinasikan proses pengiriman dan
penerimaan serta mengatur pertukaran data.
f. Presentation Layer
Pada lapisan ini dilakukan konversi data agar data yang dikirim dapat
dimengerti oleh penerima, kompresi teks dan penyandian data.
g. Application Layer
Lapisan paling tinggi ini mengatur interaksi pengguna komputer
dengan program aplikasi yang dipakai. Lapisan ini juga mengatur
pemakaian bersama data dan peralatan, pengiriman file dan
pemakaian database.
2.10. Protokol Jaringan
Protokol merupakan sekumpulan aturan yang mendefinisikan
beberapa fungsi seperti pembuatan hubungan, mengirim pesan, data,
informasi atau file yang harus dipenuhi oleh pengirim dan penerima agar
suatu sesi komunikasi data dapat berlangsung dengan baik dan benar.
24
2.10.1 Jenis-Jenis Protokol
a. Token Ring
Dalam suatu token ring, suatu pola bit khusus yang disebut token
bergerak mengelilingi terminal-terminal kapan saja walaupun
terminal dalam keadaan diam. Ketika suatu terminal ingin
mentransmisikan suatu frame, terminal tersebut harus meraih
token itu. Oleh karena hanya ada satu token, maka hanya satu
terminal saja yang dapat melakukan transmisi pada saat yang
sama.Dengan metode ini, maka tidak akan terjadi tumbukan
dalam pengiriman data. Pada metode ini suatu terminal harus
menunggu giliran pada waktu yang relatif lebih lama bila akan
mengirimkan data. Namun tidak mungkin terjadi tumbukan
sinyal data, karena saat pengiriman data merupakan waktu
ekslusif bagi terminal pengirim.
b. Ethernet
Ethernet bekerja berdasarkan broadcast network, dimana setiap
node menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh sebuah
node menggunakan metode CSMA/CD (carier sense multiple
acces /collision detection).
c. ATM (Asynchronus Transfer Mode)
ATM memiliki kecepatan transfer data yang tinggi, yaitu
mencapai 150 Mbps atau lebih. Teknologi ATM ini sangat cocok
25
digunakan untuk pengiriman data dalam bentuk video, CD audio
dan gambar. ATM bekerja pada model topologi star, dengan
nenggunakan fiber optic cable ataupun twisted pair cable. ATM
pada umumnya digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih
Local Are Network (LAN).
d. FDDI (Fiber Distributed Data Interface)
Merupakan protokol yang digunakan untuk transmisi pada
jaringan yang menyerupai token passing ring yang meningkatkan
kinerja jaringan. Hal ini dimungkinkan karena FDDI
menggunakan serat optik dengan kecepatan 100 Mbps. FDDI
dapat menghubungkan sampai 500 terminal dengan jarak
maksimum 2 km. Di samping itu FDDI memiliki kemampuan
untuk menghubungkan lebih dari satu jaringan lokal.
e. TCP/IP (Transmission Control Protokol/Internet Protokol)
Adalah sekumpulan protokol yang didesain untuk melakukan
fungsi-fungsi komunikasi data pada Wide Area Network (WAN).
TCP / IP terdiri dari sekumpulan protokol yang masing-masing
bertanggung jawab atas bagian-bagian tertentu dari komunikasi
data. Protokol ini merupakan komunikasi utama dalam internet
serta intranet. Merupakan protokol yang sangat banyak
digunakan untuk jaringan komputer. Protokol ini hanya
menggunakan 4 layer dalam pengiriman datanya, yaitu :
26
Aplication, transport, internet, dan network layer.
Pengalamatan Pada TCP / IP
Pengalamatan pada IP dibagi menjadi IP Privat dan IP
Public. IP Privat digunakan dalam jaringan lokal saja, IP
Privat dibagi dalam tiga kelas antara lain :
Kelas A
10 1 – 255 1 -255 1 – 255
Kelas B
172 16 – 31 1 -255 1 – 255
Kelas C
192 168 1 -255 1 – 255
Sedangkan IP Public adalah IP yang penggunaanya harus
diregistrasikan dahulu, dengan ini komputer dapat dikenali di
internet, alamat IP terbagi kedalam lima kelas yakni :
Kelas A
1 – 126 1 – 255 1 – 255 1 – 255
Kelas B
128 – 191 1 – 255 1 – 255 1 – 255
27
Kelas C
192 - 223 1 – 255 1 – 255 1 – 255
Kelas D
224 - 239 1 – 255 1 – 255 1 – 255
Kelas E
240 - 255 1 – 255 1 – 255 1 - 255
Sebuah alamat IP terdiri dari dua bagian yaitu : Network ID
dan Host ID. Network ID adalah host yang tersambung dalam
satu jaringan fisik, atau dapat pula dikatakan sebagai identitas
alamat dari sebuah jalur. Semua alat yang terhubung pada
jalur fisik yang sama harus memiliki Network ID yang sama.
Host ID merupakan identitas bagi Host. Dengan Host ID bisa
mengetahui bahwa IP tersebut merupakan bagian dari
Network mana dan kelas berapa.
Keunggulan TCP / IP
Open Protokol Standar
Independen terhadap perangkat keras komputer, sistem
operasi dan lain-lain. Ideal untuk menyatukan mesin-mesin
dengan perangkat keras dan lunak yang berbeda walaupun
28
tidak terhubung internet.
Tidak tergantung pada perangkat keras jaringan tertentu.
Sehingga cocok untuk berbagai macam jaringan.
Cara pengalamatan bersama, memungkinkan device TCP / IP
mengidentifikasi secara unik device yang lain diseluruh
jaringan walaupun ia merupakan jaringan global (dunia).
Protokol level tinggi yang di standarkan untuk konsistensi,
sehingga menyediakan servis user yang luas.
2.11. Wireless Local Area Network (WLAN)
Wireless Local Area Network (disingkat Wireless LAN atau
WLAN) adalah jaringan komputer yang menggunakan frekuensi radio dan
infrared sebagai media transmisi data. Wireless LAN sering di sebut sebagai
jaringan nirkabel atau jaringan wireless. (Jim Gieir, 2005).
Proses komunikasi tanpa kabel ini dimulai dengan bermunculannya
peralatan berbasis gelombang radio, seperti walkie talkie, remote control,
cordless phone, ponsel, dan peralatan radio lainnya. Lalu adanya kebutuhan
untuk menjadikan komputer sebagai barang yang mudah dibawa (mobile)
dan mudah digabungkan dengan jaringan yang sudah ada. Hal-hal seperti ini
akhirnya mendorong pengembangan teknologi wireless untuk jaringan
komputer.
Pada akhir 1970-an IBM mengeluarkan hasil percobaan mereka
dalam merancang WLAN dengan teknologi IR (infrared), perusahaan lain
29
seperti Hewlett-Packard (HP) menguji WLAN dengan RF (radio
frequency). Kedua perusahaan tersebut hanya mencapai data rate 100 Kbps.
Karena tidak memenuhi standar IEEE 802 untuk LAN yaitu 1 Mbps maka
produknya tidak dipasarkan. Baru pada tahun 1985, Federal Communication
Commision (FCC) menetapkan pita Industrial, Scientific and Medical (ISM
band) yaitu 902-928 MHz, 2400-2483.5 MHz dan 5725-5850 MHz yang
bersifat tidak terlisensi, sehingga pengembangan WLAN secara komersial
memasuki tahapan serius. Barulah pada tahun 1990 WLAN dapat dipasarkan
dengan produk yang menggunakan teknik spread spectrum pada pita ISM,
frekuensi terlisensi 18-19 GHz dan teknologi IR dengan data rate >1 Mbps.
Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat
spesifikasi/standar WLAN pertama yang diberi kode 802.11. Peralatan yang
sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4GHz, dan kecepatan
transfer data (throughput) teoritis maksimal 2Mbps. Pada bulan Juli 1999,
IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru bernama 802.11b. Kecepatan
transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai adalah 11 Mbps.
Kecepatan tranfer data sebesar ini sebanding dengan Ethernet tradisional
(IEEE 802.3 10Mbps atau 10Base-T). Peralatan yang menggunakan standar
802.11b juga bekerja pada frekuensi 2,4Ghz.
Salah satu kekurangan peralatan wireless yang bekerja pada
frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya interferensi dengan cordless
phone, microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan gelombang
radio pada frekuensi sama. Pada saat hampir bersamaan, IEEE membuat
30
spesifikasi 802.11a yang menggunakan teknik berbeda. Frekuensi yang
digunakan 5Ghz, dan mendukung kecepatan transfer data teoritis maksimal
sampai 54Mbps. Gelombang radio yang dipancarkan oleh peralatan 802.11a
relatif sukar menembus dinding atau penghalang lainnya. Jarak jangkau
gelombang radio relatif lebih pendek dibandingkan 802.11b. Secara teknis,
802.11b tidak kompatibel dengan 802.11a. Namun saat ini cukup banyak
pabrik hardware yang membuat peralatan yang mendukung kedua standar
tersebut.
Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat
menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi yang diberi
kode 802.11g ini bekerja pada frekuensi 2,4Ghz dengan kecepatan transfer
data teoritis maksimal 54Mbps. Peralatan 802.11g kompatibel dengan
802.11b, sehingga dapat saling dipertukarkan. Misalkan saja sebuah
komputer yang menggunakan kartu jaringan 802.11g dapat memanfaatkan
access point 802.11b, dan sebaliknya. Pada tahun 2006, 802.11n
dikembangkan dengan menggabungkan teknologi 802.11b, 802.11g.
Teknologi yang diusung dikenal dengan istilah MIMO (Multiple Input
Multiple Output) merupakan teknologi Wi-Fi terbaru. MIMO dibuat
berdasarkan spesifikasi Pre-802.11n. Kata ”Pre-” menyatakan
“Prestandard versions of 802.11n”. MIMO menawarkan peningkatan
throughput, keunggulan reabilitas, dan peningkatan jumlah klien yg
terkoneksi. Serta dapat menghasilkan kecepatan transfer data sebesar
108Mbps.
31
Secara umum perbandingan diantara keempat standar dimaksud
dapat dijabarkan seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1 Perbandingan Standar Wireless LAN
802.11a 802.11b 802.11g 802.11n
Standard
Approved Juli 1999 Juli 1999 June 2003
Not yet
ratified
Maximum
Data Rate 54 Mbps 11 Mbps 54 Mbps 600 Mbps
Modulation OFDM DSSS or CCK DSSS or CCK
or OFDM
DSSS or CCK
or OFDM
RF Band 5 GHz 2,4 Ghz 2.4 GHz 2,4 GHz or
5GHz
Channel width 20 MHz 20 MHz 20 MHz 20 MHZ or 40
MHz
Sedangkan bila dilihat dari sisi kompatibiltas dengan standar yang lain, maka
dapat dijabarkan seperti tabel berikut :
Tabel 2.2 Family Standar Wireless LAN
Family Standar Wireless LAN
Standar Band Frequensi Compatible
802.11b 2.4 GHz b
802.11a 5 GHz a
802.11g 2.4 GHz b.g
802.11n 2.4 GHz b,g,n
32
2.12 Access Point
Pada wireless LAN, device transceiver disebut sebagai Access
Point, dan terhubung dengan jaringan (LAN) melalui kabel (biasanya
berupa UTP). Fungsi dari Access Point adalah mengirim dan menerima
data, serta berfungsi sebagai buffer data antara wireless LAN dengan wired
LAN. (Gunadi Dwi Hantoro, 2009).
Dalam jaringan komputer, sebuah Access Point terhubung ke
jaringan nirkabel dengan menggunakan Wi-Fi, Bluetooth atau
standar terkait. Access Point biasanya yang terhubung ke jaringan kabel,
dan dapat relay data antara perangkat nirkabel (seperti komputer atau
printer) dan kabel pada perangkat jaringan., di access point inilah koneksi
data/internet dipancarkan atau dikirim melalui gelombang radio, ukuran
kekuatan sinyal juga mempengaruhi area coverage yang akan dijangkau,
semakin besar kekuatan sinyal (ukurannya dalam satuan dBm atau mW)
semakin luas jangkauannya.
Setiap access point memiliki nama atau identitas agar bisa di
ketahui oleh perangkat wireless yang lain, istilah ini disebut SSID (Service
Set Identifier) adalah tanda yang mengidentifikasikan sebuah perangkat
wireless. SSID secara default biasanya sudah di tentukan oleh pabrik atau
vendor perangkat wireless tersebut, namun apabila kita ingin
menggunakan nama atau identitas yang lain kita dapat menggantinya.
Setiap perangkat wireless yang akan terhubung ke access point harus
33
mengetahui terlebih dahulu SSID atau nama dari akses point tersebut.
Didalam penggunaan sebuah access point dapat dibuatkan sistem
autentivikasi yang mengharuskan user/client yang akan terhubung ke
access point harus terdaftar, bisanya dengan cara login atau mengisikan
password yang sudah di tentukan, salah satu metodenya yaitu dengan
menerapkan security Wired Equivalent Privacy (WEP). yang merupakan
standart keamanan dan enkripsi pertama yang digunakan pada wireless.
Selain itu dapat menggunakan filter MAC Address. MAC Address (Media
Access Control Address) adalah sebuah alamat jaringan yang
diimplementasikan pada lapisan data-link dalam tujuh lapisan model OSI,
yang merepresentasikan sebuah node tertentu dalam jaringan. Dalam
menggunakan metode ini maka perangkat wireless yang akan terhubung ke
access point harus terlebih dahulu dimasukan mac addres nya sehingga
bisa dikenal oleh perangkat access point.
Gambar 2.7 Acces Point Linksys WAP54G
(http://www.linksys.com)
34
Didalam penggunaannya sebuah perangkat Acces Point dapat di
fungsikan sebagai berikut :
a. Wireless Client
Adalah sebuah fungsi yang di terapkan pada sebuah perangkat
access point yang akan dijadikan sebagai sebuah penerima (receiver)
sinyal wireless yang dikirimkan oleh perangkat lain. Penggunaan
fungsi ini biasanya digunakan untuk membuat ataupun menambah
jaringan LAN baru. (Gunadi Dwi Hantoro, 2009).
Gambar 2.8 Wireless Client Linksys WAP54G
35
b. Wireless Repeater
Adalah sebuah fungsi yang di terapkan pada sebuah perangkat
access point yang akan dijadikan sebagai sebuah Repeater (pengulang)
sinyal wireless yang dikirimkan oleh perangkat lain. Penggunaan
fungsi ini biasanya digunakan untuk memperluas jangkauan sinyal
wireless. (Gunadi Dwi Hantoro, 2009).
Gambar 2.9 Repeater Linksys WRE 54G
c. Wireless Bridge
Adalah sebuah fungsi yang terapkan pada sebuah perangkat access
point yang akan dijadikan sebagai sebuah Bridge (Jembatan
penghubung) sinyal wireless yang dikirimkan oleh perangkat lain.
Fungsi ini hampir sama dengan wireless client, hanya saja perangkat
yang digunakan baik itu pengirim ataupun penerima keduanya di
setting sebagai wireless bridge, Wireless bridge biasanya digunakan
untuk menghubungkan dua lokasi yang berjauhan, dimana dalam
36
aplikasinya perangkat ini menggunakan antena eksternal yang
diarahkan langsung (Point to Point) ke lokasi yang dituju. (Gunadi
Dwi Hantoro, 2009).
Gambar 2.10 Wireless Bridge
(http://www.pcmag.com/encyclopedia_term)
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
Menurut Nazir (2005) metode pengumpulan data tidak lain dari
suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian.
Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode
ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan digunakan untuk
menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Data yang dikumpulkan harus
cukup valid untuk digunakan.
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar
untuk memperoleh data yang diperlukan. Metode yang digunakan penulis
dalam penulisan penelitian dibagi menjadi dua, yaitu metode pengumpulan
data dan metode pengembangan sistem.
Berikut penjelasan kedua metode tersebut :
3.1.1 Studi Pustaka
Metode pengumpulan data melalui buku atau browsing
internet yang dijadikan sebagai acuan analisa penelitian yang
dilakukan. Dalam proses pencarian dan perolehan data penulis
mendapat referensi dari perpustakaan dan secara online melalui
38
internet. Referensi tersebut sebagai acuan untuk membuat landasan
teori.
3.1.2 Studi Lapangan/Observasi
Metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
atau datang langsung ke lokasi adalah cara pengambilan data
dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain
untuk keperluan tersebut. Penulis melakukan penelitian di
PUSDIKLAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL.
3.1.3 Wawancara/Interview
Metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya
atau pewawancara dengan si penjawab atau responden. Keterangan
lebih jelasnya penulis membahas proses ini pada daftar lampiran 1.
3.2 Metode Pengembangan Sistem menggunakan NDLC (Network
Development Life Cycle).
Menurut (Goldman et all, 2001), NDLC adalah kunci dibalik
proses perancangan jaringan komputer. NDLC merupakan model
mendefinisikan siklus proses pembangunan atau pengembangan sistem
jaringan komputer. Kata cyle (siklus) adalah kata kunci deskriptif dari
siklus hidup pengembangan sistem jaringan yang menggambarkan secara
39
ANALYSIS
Design
Simulation
Prototyping
Management
Monitoring
Implementation
eksplisit seluruh proses dan tahapan pengembangan sistem jaringan yang
berkesinambungan. Dalam hal ini metode yang pengembangan sistem
yang digunakan adalah Network Development Life Cycle (NDLC).
Berkaitan dengan skripsi ini, penerapan dari setiap tahap NDLC adalah
sebagai berikut :
Gambar 3.1 Tahapan NDLC
3.2.1 Analysis
Model Pengembangan sistem NDLC dimulai pada fase
analisis. Pada tahap ini penulis mengidentifikasi konsep Sistem
Wireless akses point WAP54G, mode repeater yang ada di sistem
wireless tersebut. Mengumpulkan dan mengidentifikasi kebutuhan
seluruh kebutuhan sistem tersebut. Sehingga kebutuhan sistem
wireless mode repeater dapat diperjelas dan diperinci. Tahap-tahap
ini meliputi :
40
a. Identify Aktivitas mengidentifikasikan permasalahan yang
dihadapi sehingga dibutuhkan proses pengembangan sistem.
Dapat dilihat pada subbab 4.1.1.
b. Understand Aktivitas untuk memahami mekanisme kerja sistem
yang akan dibangun atau dikembangkan. Dapat dilihat pada
subbab 4.1.2.
c. Analyze Menganalisis sejumlah elemen atau komponen dan
kebutuhan sistem yang akan dibangun atau dikembangkan.
Dapat dilihat pada subbab 4.1.3.
d. Report Aktivitas merepresentasikan proses hasil analisis.
Secara jelas tahap analysis dapat dilihat pada subbab 4.1.4.
3.2.2 Design
Tahapan selanjutnya dari metode pengembangan sistem
NDLC adalah Design. Tahap design ini adalah membuat sebuah
sistem yang akan dibangun, diharapkan dalam membangun sistem
yang didesign akan memberikan gambaran seutuhnya dari
kebutuhan yang ada. Pada fase ini, penulis merancang topologi
sistem jaringan untuk simulasi WLAN sebagai representasi sistem
nyata dan merancang sistem mode repeater pada wireless. Topologi
yang spesifik dapat dilihat pada subbab 4.2.1.
41
3.2.3 Simulation prototype
Tahap selanjutnya adalah pembuatan protipe sistem yang
akan dibangun, yaitu dengan menggunakan tools VMware version
6.0 dengan mempertimbangkan bahwa proses kesalahan dalam
menerapkan sistem wireless akses point mode repeater tidak akan
mempengaruhi pada lingkungan nyata.
3.2.4 Implementation
Tahap selanjutnya adalah implementasi, pada fase
perancangan digunakan sebagai panduan implementasi pada
lingkungan simulasi WLAN. Ini melingkupi instalasi dan
konfigurasi terhadap rancangan topologi, komponen sistem wireless
mode repeater. Dapat dilihat pada subbab 4.4.2
3.2.5 Monitoring
Setelah tahap implementasi adalah tahap monitoring dimana
tahap ini penting. Proses pengujian dilakukan melalui aktivitas
pengoperasian dan pengamatan sistem yang sudah diterapkan
apakah pada sistem wireless akses point mode repeater sudah
berjalan dengan baik dan benar. Dalam hal ini penulis melakukan
pengujian pada : Fungsionalitas (interkoneksi) perangkat jaringan
wireless akses point dengan laptop/komputer. penulis metode studi
42
kasus untuk mempermudah pengujian. Dapat dilihat pada subbab
4.5.
3.2.6 Management
Pada fase ini, aktivitas perawatan, pemeliharaan dan
pengelolaan. Karena proses manajemen sejalan dengan aktivitas
perawatan atau pemeliharan sistem. Pada tahap ini untuk
menghasilkan keluaran berupa jaminan fleksibilitas dan kemudahan
pengelolaan serta pengembangan sistem wireless local area network
dimasa yang akan datang. Dapat dilihat pada subbab 4.7
43
Perencanaan Judul Skripsi
Perumusan Masalah dan
Batasan Masalah
Metode Pengembangan
Sistem
Perumusan Hipotesis
Observasi
Metode
Pengumpulan Data
Network Development
Life Cycle
Studi Pustaka
Identify
Report
Analyze
Understand
Management
Monitoring
Simulation
Prototype
Implementation
Analysis
Design Perancangan Topologi
Jaringan (Simulasi WLAN)
Penerapan sistem
mode repeater
Membangun Simulasi dengan
VMWare 6.0
Implementasi
Topologi Jaringan
Implementasi Sistem
wireless akses point
Pengujian Sistem
Jaringan WLAN
Pengujian Wireless
akses point
Pengujian
Interkoneksi
wireless dan client
Pengelolaan Sistem
Jaringan WLAN
Perumusan
Kesimpulan
Pembuatan Laporan
Wawancara
Gambar 3.2 Diagram Metode Penelitian
44
3.3 Sejarah Singkat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen
Pendidikan Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Pendidikan
Nasional (Pusdiklat) Semula adalah bagian dari Biro Kepegawaian
Depdikbud. Pada awal 1970an berkembang pemikiran untuk membentuk
suatu unit kerja dengan tugas dan fungsi khusus peningkatan kompetensi
sumber daya aparatur di lingkungan Depdikbud. Pada 1975, dibentuklah unit
kerja baru yang diberi nama Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai.
Pusdiklat Pegawai ditetapkan sebagai organisasi sendiri yang berkedudukan
langsung di bawah Mendikbud. Sejak itu sampai dengan 1986, Pusdiklat
berlokasi di Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 41-42 berdekatan dengan
Kantor Wilayah Depdikbud DKI Jakarta (sekarang Dinas Pendidikan
Menengah dan Tinggi Pemerintah DKI Jakarta) dan Pusat Grafika Indonesia
(sebelum belakangan pindah ke Serengseng, Jakarta Selatan). Sejak 1986
Pusdiklat resmi menempati lokasi yang sekarang dengan alamat Jl. Raya
Cinangka Km 19, Sawangan, Depok 16517.
Pusdiklat dipimpin oleh seorang Kepala (eselon II). Sejak berdiri
sampai sekarang Pusdiklat telah mengalami sembilan kali pergantian
pimpinan. Secara berturut-turut Kepala Pusdiklat adalah Drs. Soeharto
(1975-1981), Drs. Waskito Tjiptosasmito, MA (1981-1983), Prof. Dr.
Kasmiran Waryo (1983-1985), Drs. Ahmad Nusa (1985-1988), Dr. Nyoman
Dekker, SH (1988-1992), Dr. Ir. Wahyudi Ruwiyanto (1992-1994), Prof. Dr.
45
Miftah Thoha, MPA (1994-1999), Drs. Rusli Rachman, Msi (1999-2002),
dan Agus Dharma, PhD sejak Juli 2002 sampai sekarang.
Dari seluruh Kepala Pusdiklat itu, enam di antaranya adalah pegawai
struktural dan sisanya (tiga orang) berasal dari perguruan tinggi (dosen).
Masing-masing figur itu telah dan sedang menjejakkan langkah dan
meninggalkan bekas yang tidak akan terlupakan. Pimpinan silih berganti dan
seperti organisasi lainnya, linkungan fisik dan psikispun turut berkembang.
Pusdiklat terus menata diri, mengembangkan dan memelihara lingkungan
kerja yang lebih kondusif, serta mendesain program-program yang lebih
variatif dan inovatif dengan jangkauan sasaran yang lebih luas. Pusdiklat
telah dan akan terus menjalin kerja sama dengan berbagai instansi, baik di
dalam maupun di luar lingkungan Depdiknas dan dengan SEAMEO (South
East Asian Minister of Education Organization). Pada 16-17 Agustus 2004
Pusdiklat menjadi rumah tangga Regional Training Center (Retrac)
Governing Board Meeting yang ketujuh. Retrac, salah satu dari SEAMEO
Centers, berlokasi di Vietnam (Ho Chi Minh City). Sejak 1999, Kapusdiklat
adalah anggota dari Retrac Governing Board. Keanggotaan Kapusdiklat
dalam Retrac Governing Board tidak bersifat ex officio. Pusdiklat sekarang
telah berusia lebih dari tiga dasawarsa (tepatnya 33 tahun). Dalam usia yang
semakin dewasa itu, Pusdiklat telah mengalami tiga kali perubahan
organisasi. Sekalipun demikian, tugas dan fungsinya relatif tidak berubah,
yaitu menyelenggarakan dan mengoordinasikan pendidikan dan pelatihan
pegawai di lingkungan Depdiknas berdasarkan kebijakan yang ditetapkan
46
oleh Menteri. Perjalanan masih panjang dan masih banyak yang perlu
dibenahi, bukan hanya karena faktor-faktor internal, tetapi juga karena
desakan faktor-faktor eksternal. Pada saat yang sama, Pusdiklat tetap
berusaha konsisten dengan upaya peningkatan mutu berkelanjutan sesuai
dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Anggota Pusdiklat sadar
bahwa upaya mencapai visi dengan melaksanakan misi yang telah disepakati
memerlukan tidak hana kerja keras, tetapi juga kerja lebih cerdas.
3.3.1 Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
23/O/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat-pusat di lingkungan
Departemen Pendidikan Nasional, Pusdiklat berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal. Pusdiklat
bertugas melaksanakan dan mengkoordinasikan diklat berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri. Selanjutnya ditetapkan bahwa
untuk melaksanakan tugas tersebut, Pusdiklat menyelenggarakan fungsi :
1. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan dan
pelatihan pegawai;
2. penyusunan program pendidikan dan pelatihan pegawai;
3. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pegawai;
4. pelaksanaan evaluasi pendidikan dan pelatihan pegawai; dan
5. pelaksanaan urusan ketatausahaan Pusat.
47
3.3.2 Visi dan Misi
Dengan mengacu pada tugas dan fungsi Pusdiklat serta
mencermati lingkungan baik internal maupun eksternal, maka visi
Pusdiklat dirumuskan sebagai berikut. Menjadi pusat pengembangan
sumber daya manusia aparatur negara yang dikenal berkualitas baik di
Indonesia Dengan visi, Pusdiklat diharapkan dapat menjadi tempat
pertukaran gagasan kreatif dan inovatif dengan mutu program yang
kompetitif. Pusdiklat juga diharapkan akan menjadi tempat dimana
komitmen peningkatan mutu tampak jelas dalam kegiatan diseminasi
dan pengembangan gagasan dan praktik mutakhir manajemen kinerja
organisasi publik dengan inovasi sebagai norma yang menjiwai setiap
kegiatan.
Dengan demikian, Pusdiklat akan memiliki identitas yang
menonjol yang membedakannya dari lembaga serupa dengan sejumlah
fasilitator diklat yang berkualitas tinggi; program diklat yang aktraktif;
manajemen program diklat yang efektif dan efisien; publikasi bermutu;
perpustakaan dengan koleksi lebih dari cukup dan dikelola dengan
teknologi mutakhir; serta pelayanan penunjang prima.
Terwujudnya visi Pusdiklat merupakan tantangan yang harus
dihadapi oleh segenap anggota Pusdiklat sebagai bagian dari organisasi
publik yang memberikan pelayanan peningkatan kompetensi SDM
aparatur negara di bidang pendidikan. Sehubungan dengan itu misi
utama (moto) Pusdiklat adalah : Memberikan yang terbaik
48
Ini berarti setiap anggota Pusdiklat akan dan harus berusaha
keras dan cerdas memberikan pelayanan prima dalam semua aspek
manajemen peningkatan kompetensi SDM aparatur pendidikan. Misi
itu mencakup berbagai hal utama yang harus terlaksana untuk
mencapai visi organisasi. Dengan demikian, berbagai hal yang masih
bersifat abstrak dalam visi akan terlihat lebih nyata pada uraian misi
utama itu.
Rincian misi Pusdiklat disusn setelah mempertimbangkan
kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang dihadapi Pusdiklat
dalam berkiprah meningkatkan mutu manajemen peningkatan
kompetensi SDM aparatur pendidikan sesuai dengan kebutuhan aktual.
Adapun rincian misi Pusdiklat sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan dan mengembangkan berbagai jenis diklat yang
berorientasi pada kebutuhan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia aparatur pendidikan.
2. Mewujudkan manajemen diklat yang profesional sebagai model
pembelajaran.
3. Mengembangkan jaringan kerja sama dengan stakehlder dan
organisasi terkait secara nasional, regional, dan internasional.
49
3.4 Fasilitas Kampus Pusdiklat
Tabel 3.1 Fasilitas Kampus Pusdiklat
NAMA GEDUNG FUNGSI KAPASITAS KETERANGAN
Pancasila
Pusat Administrasi
Ruang Kuliah Aula I
Ruang Kuliah Aula IA
Ruang Kuliah Aula IB
Ruang Kuliah II A dan B
Ruang Kuliah III
250 orang
40 orang
30 orang
200 orang
100 orang
Tiga Lantai
-
-
-
Dua ruang kuliah
-
Garuda Serba Guna 400 orang Aula besar
Merah Putih Ruang Kuliah Umum 250 orang -
Budaya Besar Ruang Kuliah 300 orang Dua lantai 10 ruang kelas
Budaya Kecil Ruang Diskusi 150 orang 10 ruang diskusi
Ganesha Perpustakaan 100 orang Perpustakaan
Paramitha Ruang Makan 400 orang -
Fatahilah Asrama Peserta 28 orang Dua lantai 14 kamar
Nusantara Asrama Peserta 160 orang Dua lantai 43 kamar
50
Kuntadewa Asrama Peserta 20 orang Dua lantai 10 kamar
Bharata Asrama Peserta 88 orang 44 kamar
B.T. Ika Asrama Peserta 60 orang Tiga lantai 20 kamar
Ramayana Asrama Peserta 82 orang 16 unit penginapan
3.5 Denah Pusdiklat
Gambar 3.3 Denah Pusdiklat
51
3.6 Struktur Organisasi Pusdiklat
Gambar 3.4 Struktur Organisasi Pusdiklat
52
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis akan menjelaskan proses penerapan sistem wireless
Acces Point dengan metode mode repeater sebagai solusi pengembangan WLAN
Pusdiklat Kemdiknas dengan menerapkan landasan teori dan metode penelitian
yang sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya.
Metode Penelitian yang penulis gunakan adalah metode NDLC (Network
Development Life Cycle). Siklus hidup pengembangan sistem jaringan
didefinisikan dalam sejumlah fase-fase, yaitu : analysis (analisis), design
(perancangan), simulation prototyping (prototipe simulasi), implementation
(penerapan), monitoring (pengamatan), dan management (pengaturan).
4.1 Analysis (Analisis)
Pada bab ini, penulis akan menjelaskan bagaimana cara melakukan
konfigurasi wireless Acces Point dengan metode mode repeater. Pada tahap
analisis ini dibagi menjadi beberapa fase yaitu : identify (mengidentifikasi
rumusan masalah), understand (memahami rumusan permasalahan), analyze
(analisis kebutuhan sistem) dan report (pelaporan dari hasil analisis). Jaringan
WLAN Pusdiklat Pegawai Kemendiknas terdiri dari 2 zona yaitu Zona Kantor
dan zona Asrama . memiliki 4 buah server utama yang masing-masing
53
mempunyai fungsi yang berbeda terdiri atas lebih dari 20 client Topologi
jaringan adalah susunan aturan didalam jaringan sehingga komputer satu
dengan komputer yang lainnya dihubungkan sehingga membentuk suatu
skema fisik jaringan.
4.1.1 Identify
Tujuan diterapkannya sistem wireless dengan metode mode
repeater adalah untuk mengurangi pengurangan sinyal yang di
tangkap oleh user atau client di setiap masing-masing bagian. Dengan
mode repeater dapat memperkuat sinyal wireless yang dimana zona
atau bagian yang belum tercover oleh sinyal wireless.
Identifikasi permasalahan lebih lanjut adalah tidak mendapat
sinyal jaringan wireless di bagian asrama, untuk menanggulangi hal
tersebut maka penulis mencoba menerapkan dan
mengimplementasikan dengan mencoba langkah dengan metode
repeater. Dengan cara seperti ini dapat mengkuatkan sinyal wireless
yang dengan cara join dari satu Acces Point satu dengan yang lain.
54
4.1.2 Understand
Hasil identifikasi rumusan permasalahan diatas
membutuhkan pemahaman yang baik agar dapat menghasilkan
solusi tepat dan berguna. Dengan menggunakan metode studi
pustaka atau studi literatur penulis memanfaatkan perpustakaan dan
internet untuk mengumpulkan sejumlah data dan informasi dari
berbagai sumber dalam bentuk buku, makalah, literature, artikel dan
berbagai situs web mengenai topik permasalahan yang terkait.
Hasilnya digunakan untuk memahami permasalahan yang terjadi
untuk merumuskan solusi yang efektif dalam menyelesaikan
berbagai perumusan permasalahan. Pemahaman tersebut, maka
penulis gunakan untuk merancang dan mengimplementasikan
sistem jaringan wireless local area network (WLAN) dengan
metode mode repeater yang diharapkan dan juga dapat mengatasi
berbagai perumusan permasalahan yang ada.
Penulis berfokus untuk memahami konsep-konsep dari
sistem jaringan wireless Linksys WAP54G dan sistem wireless
dengan metode mode repeater.
55
4.1.3 Analyze
Hasil pemahaman penulis akan digunakan sebagai masukan
untuk menganalisis sistem solusi yang dapat mengatasi rumusan
permasalahan. Hasil analisis sebagai berikut :
a. Penulis menerapkan system mode repeater pada perangkat
wireless Linksys WAP54G, dimana fungsi repeater ini adalah
untuk menanggani sinyal wireless yg tidak terjangkau oleh
wireless Acces Point di Pusdiklat Kemendiknas. Bagian asrama
belum terjangkau sinyal wireless, jadi penulis mengambil
metode dengan mode repeater agar daerah atau zona yang
belum tercover oleh sinyal wireless tersebut. Dapat tercover
oleh wireless Acces Point.
4.1.4 Report
Proses akhir pada fase analisis adalah pelaporan yang berisi
detail atau rincian dari berbagai komponen atau elemen sistem yang
dibutuhkan. Adapun peralatan atau perangkat yang digunakan
dalam penelitian dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu
perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) yaitu :
56
a. Spesifikasi Sistem Yang Akan Dibangun
Tabel 4.1 Spesifikasi Sistem Yang Akan Dibangun
Sistem Keterangan
Mode repeater pada
wireless Linksys WAP54G
dan WRT54GL
Sofware firmware versi dd-wrt yang
support mode repeater
Client
Bertindak sebagai sistem client
segmen jaringan internal. Difungsikan
sebagai sistem pengujian koneksi
wireless.
b. Spesifikas perangkat lunak (Software)
Perangkat lunak (software) yang digunakan penulis
dalam penelitian tugas akhir ini adalah :
Tabel 4.2 Spesifikasi Perangkat Lunak (Software) yang
digunakan
No. Software Keterangan
Sistem Operasi Server Firewall
1. Centos 5.4 Final Sistem Operasi Firewall
yang digunakan.
2. Microsoft Windows XP SP3
COOPORATE
Sistem Operasi manajemen
perangkat wireless
Sistem Operasi Client
57
1. Microsoft Windows XP SP 3
COOPARATE
Sistem Operasi client
difungsikan sebagai
pengujian koneksi wireless.
Software Perancangan Topologi
1. Microsoft Office Visio 2003 Program untuk merancang
topologi
Software Client / User
1. Mozilla Firefox version 3.6. Manajemen di sisi
perangkat wireless router
dan Acces Point
Software firmware perangkat wireless Router
1. DD-WRT Program firmware upgrade
support mode repeater pada
perangkat wireless router
Linksys WRT54GL.
c. Spesifikasi perangkat keras (Hardware)
Tabel 4.3 Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) yang
digunakan
No. Perangkat Jumlah Keterangan Spesifikasi
1. Server Router
firewall
1 Intel Core 2 Duo E 6550 2,33
GHz, RAM 2 GB Harddisk 200
GB.
2. PC Client / Laptop 1 Intel Pentium Dual Core T2310
1,46 GHz, RAM 1,5GB ,
Harddisk 80 GB.
Spesifikasi Perangkat Jaringan WLAN
1. Router Wireless 1 Linksys Wireless Router
WRT54G
2. Wireless access 1 Linksys WAP54G (1 ethernet
58
Point LAN)
3. Kabel UTP 1 Kabel UTP AMP cat 6
4.2 Design (Perancangan)
Tahap analisis menghasilkan sebuah rincian spesifikasi kebutuhan
dari sistem yang akan dibangun. Perancangan menjadikan rincian spesifikasi
rancangan sistem yang dibangun. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan simulasi WLAN sebagai representasi sistem jaringan. Proses
perancangan di bagi menjadi :
4.2.1 Perancangan Topologi
Pada tahap ini penulis menentukan jenis topologi yang
digunakan dari simulasi WLAN yang akan dibangun dan
mendefinisikan konfigurasi yang dibutuhkan untuk menjamin sistem
jaringan komputer yang akan dibangun dapat berjalan dengan baik.
59
Gambar 4.1 Topologi Jaringan Wireless Sebelumnya
Gambar 4.2 Topologi Jaringan Wireless Sesudah menggunakan
Repeater
Rincian keterangan gambar rancangan topologi jaringan komputer
diatas adalah sebagai berikut :
1. Jenis topologi yang digunakan adalah topologi star
2. Alamat IP yang digunakan menggunakan kelas C.
3. Wireless : mendefinisikan perangkat wireless. Perangkat wireless
terdiri dari satu buah Ethernet LAN. Ethnernet LAN adalah
interface untuk mengkoneksikan ke wireless router WRT54GL
jaringan yang terhubung dengan Switch melalui media kabel
UTP berjenis straight.
60
4. AP Nusantara : mendefinisikan Perangkat Acces Point yang
terdapat di gedung Nusantara dan Acces Point Puntadewa
mendefinisikan perangkat Acces Point di gedung Puntadewa..
5. Repeater Asrama : mendefinisikan perangkat repeater yang di
tempatkan di asrama Bharata.
6. Switch, media ini penulis gunakan untuk menghubungkan
seluruh perangkat wireless, pengguna sistem jaringan Wireless
Local Area Network (WLAN) dan jaringan LAN.
4.2.2 Perancangan Sistem
Setelah perancangan topologi jaringan (simulasi WLAN),
selanjutnya adalah membuat perancangan sistem baru yang akan
dibangun dan diimplementasikan. Pada tahap ini penulis
mendefinisikan dan menspesifikasikan seluruh komponen yang
dibutuhkan dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.4 Komponen sistem
Mesin Komponen Keterangan
Firmware
1. Dd-wrt.v12-
12548_NEWD_
mini
Firmware dd-wrt support AP
mode repeater
Client 1. Command-
prompt (pinger)
Mendefinisikan sebagai client
61
4.3 Simulation Prototyping (Prototipe Simulasi)
Pada tahap ini penulis membuat prototipe dari sistem baru yang akan
dibangun, dimana diimplementasikan pada simulasi WLAN. Simulasi
prototipe menggunakan software aplikasi yaitu VMware version 6.0 untuk
memvirtualisasikan sistem yang akan diterapkan. Simulasi prototipe
dimaksudkan untuk memenuhi sejumlah tujuan :
a. Menjamin efektivitas fungsionalitas dari interkoneksi antar elemen atau
komponen sistem.
b. Memperkecil resiko kegagalan saat proses pembangunan dan
implementasi sistem pada lingkungan nyata.
4.4 Implementation (Implementasi)
Tahap selanjutnya adalah implementasi detail rancangan topologi
dan rancangan sistem lingkungan jaringan WLAN. Proses implementasi
terdiri dari konfigurasi wireless access point WAP54G dan wireless router
WRT54GL.
4.4.1 Implemntasi Konfigurasi Perangkat Wireless
Sebelum membangun dan menerapkan rancangan sebuah
sistem wireless dengan metode mode repeater bertujuan agar
memperkuat sinyal yang hilang antar perangkat wireless. Penulis
mengupgrade firmware wireless router Linksys WRT54GL dimana
versi sebelumnya belum support Acces Point mode repeater, maka
62
penulis mengupgrade versi firmware dd-
wrt.v24_12548_NEWD_mini yang nantinya digunakan dalam proses
penelitian. Pada client menggunakan Microsoft Windows XP SP3
Cooperate dan manajemen menggunakan sistem operasi Microsoft
Windows XP SP3 Professional Cooporate. Untuk langkah-langkah
instalasi dapat sebagai berikut :
1. Tampilan awal koneksi system wireless Linksys WAP54G
dengan ip default manajemen 192.168.1.245 netmask
255.255.255.0. Dimana tampilan tersebut dapat di buka web
browser, yang penulis lakukan dengan menggunakan browser
Mozilla firefox versi 3.6. Dimana saat membuka di URL browser
akan diminta username dan password,
2. Dimana pada penelitian ini adalah username dan password masih
menggunakan default yaitu username : kosong password :
admin.seperti pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Tampilan halaman utama koneksi Linksys
WAP54G
63
3. Tampilan saat di masukan username kosong dan password
kosong, seperti gambar 4.4.
Gambar 4.4 Tampilan saat memasukan username dan password
4. Setelah di lakukan enter atau OK maka akan tampilan halaman
utama web GUI manajemen Linksys WAP54G, pada tab setup
terdiri dari network yang mempunyai sub menu yaitu Device
Name, penulis penamakan device name sesuai dengan nama
perangkat wireless yaitu Linksys WAP54G dengan konfigurasi
type static ip 192.168.1.245 netmask 255.255.255.0 default
gateway 192.168.1.1 kemudian save changes konfigurasi seperti
gambar 4.5.
64
Gambar 4.5 Tampilan menu Linksys WAP54G
Gambar 4.6 Tampilan saat save changes konfigurasi
5. Pada menu Setup terdapat AP mode, penulis menggunakan AP
mode repater yaitu wireless repeater dimana wireless repeater
tersebut harus mengetahui mac address wireless yang akan di
repeater. Mac address wireless router yang satu adalah
00:22:6B:63:E2:C4. Seperti gambar 4.7.
65
Gambar 4.7 Tampilan AP Mode pada Acces Point Linksys WAP54G
6. Konfigurasi berikutnya adalah pengaturan pada wireless router
WRT54GL, dimana wireless tersebut sudah di upgrade firmware
ke dd-wrt v24 mini, saat di browser dengan memasukkan URL
http://192.168.1.1. Akan tampilan autentikasi dimana username
admin dan password admin, seperti gambar 4.8.
Gambar 4.8 Autentikasi DD-WRT Linksys WRT54GL
66
7. Berikutnya penulis mengkonfigurasi Linksys wireless router
WRT54GL yang sudah di upgrade firmware DD-WRT, pada saat
autentikasi berhasil maka akan tampil dd-wrt setup seperti gambar
4.8. Dimana penulis melakukan konfigurasi pada dhcp client
dimana start dhcp pada ip 192.168.1.2 netmask 255.255.255.0
default gateway 192.168.1.1. Banyaknya user yang mengakses
adalah 100.
67
Gambar 4.9 Tampilan Setup DD-WRT
Saat process save dan apply changes konfigurasi seperti pada gambar
4.10
Gambar 4.10 Proses save dan apply changes konfigurasi
68
4.4.2 Implementasi Wireless dengan Mode Repeater
Pada menu berikutnya adalah menu wireless, dimana
dilakukan konfigurasi pada wireless mode yaitu repeater, yang
mana konfigurasi awal pada wireless Acces Point Linksys
WAP54G. Pada menu tersebut menjelaskan bahwa hardware atau
mac address wireless tersebut adalah 00:22:6B:63:E2:C4 yang
sebelum sudah di masukan ke repeater wireless Linksys WAP54G
fungsi tersebut adalah agar terjadi komunikasi antara wireless yang
satu dengan yang lainnya. Seperti gambar 4.11. Wireless network
mode dibuat mixed agar setiap perangkat komputer yang sudah
support b atau g dapat koneksi ke wireless tersebut. Wireless
network SSID diberikan nama Linksys WRT54GL agar saat
penelitian skripsi agar ada perbedaan setiap perangkat. Kemudian
gunakan Channel freukuensi yang sama antara perangkat Acces
point dengan repeater sehingga kedua perangkat tersebut dapat
bekerja pada frekuensi yang sama, seperti pada gambar 4.12.
69
Gambar 4.11 Tampilan setup wireless AP Mode WAP54G
Gambar 4.12 Tampilan menu setting Frekuensi Channel
Setelah konfigurasi selesai maka save changes
70
Gambar 4.13 Tampilan setelah selesai save changes
4.4.3 Implementasi Join Mode Repeater pada Wireless Router
WRT54GL
Pada konfigurasi kali ini adalah untuk join antara perangkat
wireless router WRT54GL dengan WAP54G pilih site survey.
Seperti pada gambar 4.14, kemudian akan tampil browser baru di
mana pada saat survey di klik maka akan tampil neighbor’s
Wireless Network, join pada wireless dengan nama SSID Linksys
WAP54G kemudian join seperti gambar 4.15
71
Gambar 4.14 Tampilan menu Wireless saat Site Survey
Gambar 4.15 Tampilan Neighbor’s Wireless Network
Tampilan saat join berhasil di lakukan di wireless router WRT54GL ke
perangkat wireless WAP54G. Seperti gambar 4.16.
72
Gambar 4.16 Tampilan Sukses join ke wireless Linksys_WAP54G
4.5 Monitoring (Pengawasan)
Model Pengawasan sistem jaringan komputer NDLC
mengkategorikan proses pengujian pada tahap pengawasan (monitoring).
Hal ini dikarenakan pengawasan sistem yang sudah dibangun atau
dikembangkan. Proses pengujian (testing) yaitu untuk menjamin apakah
sistem yang dibangun atau dikembangkan dapat berjalan dan sesuai dengan
kebutuhan.
Aktivitas pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah
pengujian bersifat fungsionalitas, dimana pengujian tersebut menghasilkan
output yang valid dan yang invalid. Tahap monitoring (pengawasan) yang
diterapkan oleh penulis apakah sudah dapat bekerja dengan baik. Tahap
monitoring mencakup sejumlah proses seperti : Melakukan koneksi dengan
ke perangkat wireless Linksys WAP54G dengan melakukan test yaitu ping
ke perangkat wireless. Pengujian koneksi sistem mode repeater dilakukan
dilingkungan WLAN, berikut ini adalah proses pengujian terhadap sistem
yang sudah dibangun dan dikembangkan :
4.5.1 Pengujian Fungsionalitas Koneksi wireless Linksys
a. Pengujian Koneksi Client dan Wireless Acces Point
73
Pengujian koneksi wireless dilakukan dengan menggunakan
wireless dengan nama SSID Linksys WAP54G yang sudah di
konfigurasi. Dimana pengujian tersebut dengan melakukan
koneksi ke perangkat wireless WAP54G. Seperti pada gambar
74
4.17.
Gambar 4.17 Tampilan search wireless
1.Percobaan 1 : PING ke perangkat wireless WAP54G
Pada kasus ini, penulis mensimulasikan dan menganalisis
jenis berprotokol TCP. Pada perangkat wireless, dimana client
mencoba ping ke alamat IP perangkat wireless dengan SSID
Linksys WAP54G yaitu 192.168.1.245 dengan menggunakan
command promp. Seperti pada gambar 4.18.
75
Gambar 4.18 Ping ke wireless Linksys_WAP54G
2. Percobaan Kedua : Ping ke Wireless Linksys WRT54GL
Pada kasus ini, penulis mendefinisikan akan
mesimulasikan dan menganalisis koneksi wireless dan client
sudah terhubung antar perangkat wireless WRT54GL yaitu
dengan nama SSID dd-wrt. Seperti gambar 4.19.
Gambar 4.19 Uji Koneksi ke wireless dengan SSID dd-wrt_vap
76
Gambar 4.20 Uji coba ping ke wireless dd-wrt
4.6 Analisa Log Wireless
Pada Sub bab ini penulis akan menjelaskan proses analisis log
wireless yaitu siapa saja yang melakukan koneksi ke perangkat. Berikut ini
adalah langkah analisa log :
Gambar 4.21 Halaman Utama BASE
77
Pada gambar 4.21 halaman Administration yaitu log dapat di
lakukan pengecekan terhadap ip address 192.168.1.32 kemudian view
log maka akan tampilan seperti gambar 4.32. Dimana terjadi koneksi
pada waktu Thu Jul 28 19:13:55 2011 dengan message wireless pc
connected dengan mac address 00:22:6B:63:E2:C4. Seperti gambar
4.22.
Gambar 4.22 View Log wireless
78
4.7 Management (Pemeliharaan)
Pada Fase management atau pemeliharaan meliputi aktivitas
pemeliharaan dan perawatan terhadap sistem yang telah dibangun. Pada fase
manajemen mempunyai serangkaian proses pengelolaan, pemeliharaan atau
perawatan dilakukan untuk sejumlah tujuan :
a. Memperbaiki beberapa kesalahan terhadap sistem yang sudah dibangun.
b. Mengadaptasi sistem yang sudah dibangun terhadap platform dan
teknologi baru dalam mengatasi sejumlah perkembangan permasalahan
yang muncul
Pada tahap perancangan, pembangunan dan pengembangan sistem
wireless dengan Acces Point mode repeater, fase manajemen
dipresentasikan dengan beberapa cara yaitu :
a. Memperbaharui versi firmware yang support perangkat wireless
WAP54G dan Wireless router WRT54GL ke versi rilis terbaru, karena
versi terbaru menjamin perbaikan dan penambahan fitur yang kurang
dari versi sebelumnya.
Dengan demikian fase manajemen dapat efektif untuk menjamin
kekurangan kinerja dari sistem wireless Acces Point mode repeater beserta
fitur keamanan perangkatnya
79
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Rumusan kesimpulan dari keseluruhan proses penelitian yang telah
Dari pembahasan yang sudah di uraikan maka penulis mencoba membuat
kesimpulan dan saran sebagai berikut :
1. Hal penting dalam penggunaan Perangkat Linksys WAP54G yang
dijadikan sebagai repeater adalah memasukan MAC Address
Accesspoint yang akan di repeater serta pemilihan Channel Frekuensi
yang sama antara perangkat Acces point dengan perangkat Repeater
untuk lebih jelasnya dapat dilihat di subbab 4.4.2
2. Sistem Wireless dengan mode repeater yang di implementasikan telah
berhasil di jalankan dengan baik. Keseluruhan sistem wireless di ujicoba
dengan melakukan pengujian terhadap client/user dimana perangkat
wireless repeater dapat bekerja secara optimal, baik itu sinyal yang di
dapat oleh client/user. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di subbab 4.5.1
.
80
5.2 Saran
Pada penelitian ini penulis menerapkan dan mengimplementasikan
Wireless akses point dengan mode repeater. Penulis menemukan Saran-
saran yang diberikan pada penilitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penulis menyarankan untuk mengembangkan dan menambahkan sistem
keamanan wireless akses point agar keamanan jaringan Pusdiklat
Kemdiknas sangat terjaga.
2. Sistem wireless repeater ini belum ada fitur autentifikasi berdasarkan
username dan password agar dalam memonitoring jaringan WLAN ini
dapat dilihat dengan mudah, jika seorang admin melakukan pengecekan
terhadap user mana saja yang melakukan koneksi ke jaringan
PUSDIKLAT Kemdiknas.
3. Disarankan untuk jumlah user/client yang terhubung dengan repeater
tidak terlalu banyak karena dapat menurunkan troughput dalam jaringan.
81
DAFTAR PUSTAKA
Andi, (2005) “Penanganan Jaringan Komputer” Penerbit :Andi
Yogyakarta.
Andi, (2004) ”Wireless Atasi Keterbatasan Jangkuan” Penerbit : ANDI,
Yogyakarta.
Goldman, James E. dan Rawles, Phillip T. (2001). “Applied Data
Communications A Business Oriented Approach, 3th
Edition”.
Penerbit John Wiley & Sons, Inc.
Gunadi Dwi Hantoro, (2009) ”Wifi (Wireless LAN) Jaringan Tanpa
Kabel” Penerbit : Informatika, Jakarta.
Heriadi, Dodi. Priyambodo, Tri Kuntoro. (2005) “Jaringan Wi-Fi Teori
dan Implementasi” Penerbit ANDI Yogyakarta.
Hartono, Jogiyanto. (2000) “Pengenalan Komputer” Penerbit : Andi
Yogyakarta.
Jim Gieir, (2005). “Wireless Network First Step”. Penerbit : Andi
Yogyakarta
Mulyanto, Agus. (2009) “Sistem Informasi Konsep & Aplikasinya”
Penerbit : Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
82
Nazir, Mohammad. (2005). “Metode Penelitian” Penerbit : Ghalia
Indonesia. Bogor.
Setiawan, Deris. (2009).“Internetworking Development & Design Life
Cycle”
http://deris.unsri.ac.id/materi/jarkom/network_development_cycle
s.pdf
Diakses tanggal 18 April 2011 Pukul 17:00 WIB.
Sopandi, Dede. (2008). “Instalasi dan Konfigurasi Jaringan komputer”
Penerbit : Informatika.
83
APPENDIX
84
Appendix 1 Sheet and Interview Results
1. Interview with Mr.. H. Muktasim, M. Si, Head of Sub Division of
Household Pusdiklat Kemdiknas
What obstacles faced in developing Pusdiklat WLAN network?
Constraints faced by one of them is there are a few hostel Bharata and located far
enough apart from the Main Dormitory, so not affordable with existing Wireless
network
How do I connect the dorms are not yet available wireless networks?
By way of withdrawal or direct cable using existing wireless devices, but for the
immediate withdrawal of the cable can not be implemented due to budget not yet
available
How to use existing wireless devices?
In Pusdiklat chance still have a few Linksys WAP54G wireless devices that have
not been used.
2. Interview with a team of IT developers WLAN Pusdiklat Kemdiknas
How to use the Linksys WAP54G to be used?
By using Repeater mode found on the device.
Why choose the repeater mode?
Due to this repeater mode does not require withdrawal or addition of new network
cable with another device.
Is the repeater is compatible with other wireless devices?
85
This repeater device can dgunakan with any wireless device as long as she is in
conformity with the standards (wifi) applies.
3. Interviews with users of a WLAN network in Dormitory Bharata.
Are you able to connect to the network via the repeater from your room?
Yes, I can connect to the network from my laptop
Are you having trouble connecting to the network through this repeater
device?
I have no trouble, because to connect to the repeater just as we connect to another
access point device.
Does it need a guide how keneksi with repeater?
If I or the participant who used to use this facility but may not require a guide for
participants who are new to the need for guidance.