PENGGUNAAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG (TTS) UNTUK …repository.uinjambi.ac.id/828/1/TAUFIK HIDAYAT...

112
PENGGUNAAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG (TTS) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN TELANAIPURA KOTA JAMBI SKRIPSI Oleh TAUFIK HIDAYAT TPG.140665 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

Transcript of PENGGUNAAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG (TTS) UNTUK …repository.uinjambi.ac.id/828/1/TAUFIK HIDAYAT...

  • PENGGUNAAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG (TTS) UNTUK MENINGKATKAN

    PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA KELAS V

    MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN

    TELANAIPURA KOTA JAMBI

    SKRIPSI

    Oleh

    TAUFIK HIDAYAT

    TPG.140665

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2018

  • v

    PERSEMBAHAN

    Kupersembahkan skripsi ini yang pertama dan utama kepada

    Ayahanda Abdullah dan Ibunda Mahani tercinta.

    Yang telah memberikan kasih sayang, do‟a dan segalanya yang menjadi perantaraku

    untuk menggapai cita-citaku, menggapai tujuan hidupku, yang tak mungkin bisa kubalas

    jasamu semoga Allah SWT berkenan menerimanya sebagai Amal Sholeh

    Saudara-saudaraku

    Kepada adikku Firdaus yang selalu memberiku dukungan serta saran sehingga

    memotivasiku untuk menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih kepada saudara-saudara

    saya terutama buat kakek dan nenek saya serta paman, bibi dan sahabat-sahabat yang

    telah memberiku semangat, memberi motivasi hingga saya dapat menyelesaikan skripsi

    ini.

    Terimakasih kepada dosen pembimbing I dan II karena tanpa adanya beliau skripsi ini

    tidak akan terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

    Terimakasih kepada sahabat PGMI C , KKN, PPL. Berkat semangat kalian semua kita

    bisa wisuda ditahun ini.

  • vi

    MOTTO

    “ sesungguhnya allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum

    mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”

    “ Q.S AR-RA‟D AYAT 11 “

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahirobbil‟alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

    kehadirat Allah SWT, Tuhan yang maha „alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa

    yang diajarkannya.Dengan segala sifat kesempurnaannya-Nya dan Dzat yang

    mengatur segala apa yang didunia dengan kekuasaan-Nya. Dzat yang telah

    menganugerahkan kepada manusia akal fikiran dan memahami tanda-tanda

    kekuasaan-Nya. Dialah Allah yang tak pernah lepas pengawasannya terhadap apa

    yang dilakukan manusia dan kepada-Nya lah kita mempertanggung jawabkan Setiap

    apa yang kita kerjakan.

    Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan Alam Nabi Besar

    Muhammad SAW. Untuk segala keluarga serta para sahabat beliau yang senantiasa

    istiqamah dalam perjuangan Islam. Semoga kita menjadi hamba-hamba pilihan

    laksana mereka.

    Alhamdulillah proses perjuangan dalam penyusunan skripsi ini dengan segala

    pengorbanan dan rintangan lahir batin telah dapat penulis lalui. Tak ada

    penggambaran lain yang dapat penulis utarakan selain ucapan syukur yang tiada tara

    pada Allah SWT karena hanya atas ridha dan pertolongan-Nya lah penulis dapat

    melalui semua inj. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari

    berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus

    dan ikhlas kepada:

    1. Bapak Dr. Hadri Hasan, MA. Selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi

    2. Ibu Hj. Armida, M.Pd.I. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    3. Ketua Jurusan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Bapak Drs.Mahluddin,

    M.Pd.I

    4. Dosen pembimbing I Ibu Dra. Rts. Maghdalena,M.Pd.I dan dosen pembimbing II

    Ibu Siti maria ulfah, M.Pd.I atas bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan.

    5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi, umumnya yang telah banyak memberikan ilmunya kepada

    penulis.

    6. Ibu Endang Susilawati, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Nurul

    Ihsan Telanaipura Kota Jambi.

    7. Pak Mashar selaku Guru kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Telanaipura

    Telanaipura Kota Jambi.

    8. Teman-teman senasib dan seperjuangan angkatan 2014 Fakultas Tarbiyah dan

    Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan bantuan

    dan saran kepada penulis.

  • viii

    9. Kedua orang tua ku tercinta yang telah mencurahkan doa dan memberikan

    motivasi dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

    Penulis panjatkan Do‟a kepada Allah SWT semoga segala bantuan,

    pengorbanan dan jasa baik yang diberikan kepada penulis secara langsung

    maupun tidak secara langsung semoga menjadi amal shaleh dari beliau-beliau

    mendapat balasan atau ganjaran yang setimpal dari Allah SWT. Akhirnya penulis

    berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya bagi para pembaca

    pada umumnya. Amin Ya Rabbal Alamin.

    Jambi, 19 September2018

    Penulis

  • ix

    ABSTRAK

    Nama : Taufik Hidayat

    Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

    Judul : Penggunaan Media Teka-Teki Silang (TTS) Untuk Meningkatkan

    Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah

    Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi.

    Skripsi ini membahas tentang penerapan media teka-teki silang (TTS) dalam pembelajaran

    bahasa arab dalam rangka meningkatkan penguasaan kosakata bahasa arab siswa. Penelitian

    in imerupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berusaha memecahkan atau menjawab

    permasalahan yang dihadapi pada situasi sekarang. Adapun model yang digunakan yaitu kurt

    lewin yang terdiri dari beberapa tahap yaitu: perencanaan (planing), tindakan (acting),

    pengamatan (observing),, serta refleksi (reflecting). Subjek dalam penelitian adalah siswa

    kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan yang berjumlah 36 orang, untuk teknik

    pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Penelitian menemukan bahwa

    penggunaan media teka-teki silang (TTS) dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa

    arab siswa secara signifikan dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian ini menyarankan

    agar guru menerapkan media pembelajaran teka-teki silang (TTS) dalam pembelajaran

    bahasa arab.

    Kata kunci : Media Teka-Teki Silang (TTS), Penguasaan Kosakata, Bahasa Arab

  • x

    ABSTRACT

    Name : Taufik Hidayat

    Major : Teacher Education Madrasah Ibtidaiyah

    Title :The Utilization Of Cross Word Media To Increase Arabic Vocabularies

    mastery Of The Fifth Grade Students Of Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan

    Telanaipura Jambi City.

    This thesis discusses about the implementation of cross word media in arabic learning in

    order to increase arabic vocabulary mastery . This study is a classroom action research (PTK)

    that tries to solve or answer the problems faced in the present situation. The model used is

    kurt lewis consisting of several stages: planning, action (acting), observation (observing), and

    reflection (reflecting). Subjects in the study were the fifth grade students of Madrasah

    Ibtidaiyah Nurul Ihsan, amounting to 36 people, for data collection techniques using

    observation and interview. The study found that the use of cross word media can significantly

    increase student arabic vocabulary mastery in the learning process. The results of this study

    suggest that teachers apply learning media cross word in arabic learning.

    Keywords: Cross Word Media, Vocabulary Mastery, Arabic

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

    NOTA DINAS PEMBIMBING I ...................................................................................... ii

    NOTA DINAS PEMBIMBING II ................................................................................... iii

    PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................................. iv

    PERSEMBAHAN .............................................................................................................. v

    MOTTO ............................................................................................................................. vi

    KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vii

    ABSTRAK ....................................................................................................................... xiii

    ABSTRACT ........................................................................................................................ x

    DAFTAR ISI..................................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xiv

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xv

    DAFTAR BAGAN .......................................................................................................... xvi

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xvii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 4

    C. Batasan Masalah ................................................................................................ 4

    D. Rumusan masalah .............................................................................................. 5

    E. Tujuan Penelitian ..............................................................................................................5

    F. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 6

    BAB II KERANGKA TEORI

    A. DeskripsiTeori

    1. Pengertian media pembelajaran ................................................................... 7

    2. Teka-teki silang .......................................................................................... 10

    3. Kosakata bahasa arab ................................................................................. 13

    4. Sejarah bahasa arab .................................................................................... 19

  • xii

    B. AcuanTeoritis ................................................................................................... 21

    C. Model Tindakan ............................................................................................... 22

    D. Kerangka Berfikir ............................................................................................ 24

    E. Hipotesis Tindakan .......................................................................................... 25

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 26

    B. Tahap-Tahap Penelitian ................................................................................... 26

    C. Desain dan Prosedur Tindakan ........................................................................ 29

    D. Kriteria Keberhasilan penelitian ...................................................................... 31

    E. Sumber Data dan jenis data.............................................................................. 32

    F. Instrumen Penelitian ........................................................................................ 32

    G. Pengecekan Keabsahan Data ........................................................................... 32

    H. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 35

    I. Teknik Analisis Data........................................................................................ 38

    J. Jadwal Penelitian ............................................................................................ 38

    BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................ 40

    B. Deskripsi Data

    1. Kegiatan Pre test ........................................................................................ 48

    2. Kegiatan SiklusI ......................................................................................... 50

    3. Kegiatan Siklus II ...................................................................................... 60

    C. Analisis Data .................................................................................................... 69

    D. Pembahasan...................................................................................................... 72

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ...................................................................................................... 74

    B. Saran ................................................................................................................ 75

    DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................

    LAMPIRAN..........................................................................................................................

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data Dan Sumber Data ..................................................... 34

    Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................................... 39

    Tabel 4.1 Data Guru MI Nurul IhsanTelanaipura Kota Jambi ..................................... 44

    Tabel 4.2 Data Siswa MI Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi .................................. 45

    Tabel 4.3 Sapras MI Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi .......................................... 46

    Tabel 4.4 Hasil Observasi Pre test siswa ..................................................................... 47

    Tabel 4.5 Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ............................................................... 53

    Tabel 4.6 Observasi Aktivitas Pengajar Siklus I........................................................... 54

    Tabel 4.7 Observasi Aktivitas Siswa Siklus II .............................................................. 61

    Tabel 4.8 Observasi Aktivitas Pengajar Siklus II ......................................................... 62

    Tabel 4.9 Persentase Hasil Belajar Siswa ..................................................................... 68

    Tabel 4.10 Skor Hasil Observasi Aktivitas Siswa .......................................................... 69

    Tabel 4.11 Skor Hasil Observasi Aktivitas Guru ............................................................ 70

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 4.1 Diagram Persentase Hasil Belajar Siswa ................................................... 69

    Gambar 4.2 Diagram Skor Keaktifan Siswa .................................................................. 70

    Gambar 4.3 Diagram Skor Aktivitas Pengajar .............................................................. 71

  • xv

    DAFTAR BAGAN

    Bagan 2.1 Kerangka Berfikir ......................................................................................... 24

    Bagan 4.1 Struktur Organisasi MI Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi ...................... 43

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran I Instrumen Pengumpulan data .........................................................................

    Lampiran 2 Kartu Bimbingan Pembimbing I ....................................................................

    Lampiran 3 Kartu Bimbingan PembimbingII....................................................................

    Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Arab ..............................

    Lampiran 5 Silabus Pembelajaran Bahasa Arab ...............................................................

    Lampiran 6 Contoh Soal Teka-Teki Silang ......................................................................

    Lampiran 7 Foto Dokumentasi .........................................................................................

    Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pendidikan di Indonesia menjadi salah satu program utama dalam

    pembangunan nasional, karena maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh

    keadaan pendidikan yang dilaksanakan oleh bangsa tersebut. Untuk menunjang

    terlaksananya pendidikan itu, maka pemerintah membuat Undang-Undang RI No.

    20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi:

    “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

    watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

    kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

    menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

    berakhlak, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

    yang demokratis serta bertanggung jawab ”.

    Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

    suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

    mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

    pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

    diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

    Dari tujuan pendidikan nasional di atas diselenggarakan sebuah sistem

    pendidikan yang terencana dengan baik dan saling mendukung antara bidang-

    bidang ilmu pendidikan lainnya. Dalam hal ini pembelajaran bahsa arab sangat

    menunjang dalam tercapainya tujuan pendidikan nasional dalam rangka

    mengembangkan kekuatan keagamaan.

    Kita telah mengetahui bahwa bahasa arab merupakan bahasa Al-Qur‟an dan

    Hadist. Dengan bahasa ini pula para ulama menulis berjilid-jilid kitab mereka

    untuk membantu memudahkan kita memahami agama islam. Sehingga tidak perlu

    diragukan lagi, sudah layaknya bagi setiap kita untuk mencintai bahasa arab serta

    berusaha untuk menguasainya.

    Mata pelajaran bahasa arab adalah salah satu mata pelajaran yang wajib di

    madrasah ibtidaiyah. Ada banyak strategi dan metode untuk bisa mengajarkan

  • 2

    materi bahasa arab. Begitu juga dengan sumber dan media yang dapat digunakan

    dalam pembelajaran bahasa arab. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk

    merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan

    pembelajaran sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini

    cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia,

    dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran /pelatihan.

    Kegiatan menguasai kosakata tidak luput dari nama hafalan, hal ini menjadi

    faktor utama peserta lemah dalam menguasai mufrodat. Apalagi ketika

    pembelajaran memakai mufrodatan dan ceramah dari sini peserta didik akan

    cepat bosan. Ingatan anak pada usia 8-12 tahun mencapai intensitas paling besar,

    dan paling kuat. Daya menghafal dan daya memorisasi (dengan sengaja

    memasukkan dan melekatkan pengetahuan dalam ingatan) adalah paling kuat.

    Dan anak mampu memuat jumlah materi ingatan yang paling banyak (Kartono,

    2007:138).

    Salah satu faktor yang mempunyai pengaruh dalam mencapai tujuan

    pendidikan adalah media. Media sangat beragam, untuk memotivasi minat peserta

    didik. Seorang guru dapat teknik yang bermacam-macam. Sebagai salah satu

    sumber daya manusia yang memiliki potensi besar dalam manentukan kehidupan

    suatu bangsa, maka anak-anak perlu mendapatkan banyak pengetahuan melalui

    sistem pembelajaran yang dapat memotivasi mereka untuk belajar.

    Idealnya pembelajaran bahasa arab di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah guru

    harus mampu memilih metode, media, strategi, model, pendekatan dalam proses

    pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan media yang tepat

    dalam proses pembelajaran maka hasil belajar siswa akan tercapai terutama pada

    pelajaran bahasa arab karena dengan menggunakan media, peserta didik tidak

    merasa bosan selama mengikuti pembelajaran dan akan memperoleh hasil yang

    memuaskan, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Apalagi sejauh ini

    bahasa arab belum banyak diminati para siswa jika dibandingkan dengan bahasa

    inggris, hal tersebut dikarenakan bahasa arab belum populer dikalangan

  • 3

    masyarakat, serta anggapan bahwa bahasa arab adalah ilmu yang rumit dan sulit

    untuk dipelajari.

    Berdasarkan temuan awal penulis pada MI Nurul Ihsan Telanaipura Kota

    Jambi, teridentifikasi bahwa penguasaan kosa kata siswa dalam pembelajaran

    bahasa arab masih rendah. Hal tersebut ditandai dengan sulitnya siswa dalam

    menghafal beberapa kosa kata yang di ajarkan oleh guru. Hal ini dikarenakan cara

    mengajar gurunya yang masih menggunakan metode konvensional dan belum

    menggunakan media yang dapat membangkitkan semangat siswa dalam belajar.

    Guru tidak mencoba beberapa media untuk meninkatkan penguasaan kosa kata

    bahasa arab peserta didik pada saat proses belajar mengajar, guru hanya

    menyampaikan materi di papan tulis saja sehingga terlihat ada beberapa peserta

    didik yang ribut dibelakang ,mengganggu teman sebangkunya, bermain-main,

    keluar masuk kelas tanpa memperhatikan apa yang ditulis gurunya di depan.

    Siswa melamun ketika proses pembelajaran berlangsung, serta kurangnya

    partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, selain itu nilai rata-rata yang

    diperoleh siswa pada pembelajaran tematik tersebut banyak yang tidak memenuhi

    standar nilai Kriteri Ketuntasan Minimal (KKM).

    Berdasarkan fenomena tersebut, bahwa guru belum bisa menggunakan

    beberapa media pembelajaran untuk membuat peserta didik tidak merasa jenuh

    dalam belajar dan mendorong siswa agar lebih giat dalam menguasai peahaman

    kosa kata bahasa arab. Maka dari itu, peneliti akan mencoba menerapkan media

    Teka Teki Silang (TTS).

    Media teki teki silang (TTS) dalam pembelajaran bahasa arab merupakan

    langkah yang tepat dan baik yang dilakukan untuk meningkatkan pemerolehan

    kosakata siswa. Dalam hal ini, media permainan teka teki silang (TTS) dapat

    digunakan untuk pencapaian tujuan pembelajaran terutama dalam pembelajaran

    bahasa arab yang dianggap sulit dan kurang menarik minat siswa. Maka peneliti

    ingin menerapkan media permainan teka teki silang dengan mempertimbangkan

    kelebihan dan kelemahan media teka teki silang jika diterapkan dalam

    pembelajaran bahasa arab. Berdasarkan permasalahan yang terdapat di atas, serta

  • 4

    melihat kelebihan media “teka teki silang”, maka peneliti merasa perlu

    mengadakan penelitian dengan judul „‟Penggunaan Media Teka-Teki Silang

    (TTS) Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Kelas V

    Madrasah Ibtidaiyah Negeri Nurul Ihsan ‘’

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka diidentifikasi beberapa masalah yaitu

    sebagai berikut:

    1. Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang menarik perhatian dan

    pemahaman peserta didik terhadap penguasaan kosa kata bahasa arab.

    2. Guru hanya menyampaikan materi di papan tulis saja sehingga ada beberapa

    peserta didik yang yang ribut dibelakang, mengganggu teman sebangkunya dan

    melamun dengan sendirinya.

    3. Peserta didik terlihat bermain-main didalam kelas dan kurang menyenangi

    proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

    4. Nilai yang diperoleh siswa banyak yang tidak memenuhi standar KKM.

    C. Batasan Masalah

    Untuk menghindari luasnya masalah yang dikaji, maka peneliti memberikan batasan

    masalah sebagai berikut:

    1. Subyek Penelitian

    Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas V MI Nurul Ihsan Telanaipura

    Kota Jambi.

    2. Obyek Penelitian

    Obyek penelitian adalah pembelajaran yang menggunakan media Teka Teki

    Silang (TTS) di kelas V MI Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi.

    3. Parameter yang diukur adalah penguasaan kosakata bahasa arab siswa.

  • 5

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah diuraikan

    sebelumnya maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

    1. Bagaimana penggunaan media Teka Teki Silang (TTS) dalam meningkatkan

    penguasaan kosa kata siswa kelas V MI Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi?

    2. Apakah dengan menggunakan media Teka Teki Silang (TTS) dapat

    meningkatkan penguasaan kosakata bahasa arab siswa kelas V MI Nurul Ihsan

    Telanaipura Kota Jambi?

    E. Tujuan Penelitian

    a. Secara umum

    Di dalam penelitian ini tujuan secara umum dilaksanakannya penelitian ini

    untuk menemukan, mengembangkan, dan membuktikan pengetahuan tentang

    penguasaan kosakata bahasa arab dalam pembelajaran di sekolah.

    b. Sacara Khusus

    Setiap penelitian ini pasti memilki tujuan yang akan di capai dalam

    penelitian ini, adalah sebagai berikut:

    1. Mendeskripsikan perencanaan peggunaaan media teka-teki silang (TTS) untuk

    meningkatkan kosakata bahasa arab siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul

    Ihsan .

    2. Mendeskripsikan pelaksanaan penggunaan media teka-teki silang (TTS) untuk

    meningkatkan kosakata bahasa arab siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul

    Ihsan

    3. Mendeskrisikan evaluasi penggunaan media teka-teki silang (TTS) untuk

    meningkatkan kosakata bahasa arab siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul

    Ihsan

  • 6

    F. Manfaat Hasil Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

    1. Bagi Universitas islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi

    Peneletian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan tentang media

    pembelajaran teka-teki silang (TTS).

    2. Bagi Sekolah

    Dengan mengetahui penerapan Teka-Teki Silang (TTS). Maka diharapkan dapat

    diaplikasikan sebagai referensi dalam pembelajaran bahasa arab di sekolah yang

    bersangkutan.

    3. Bagi Guru

    Sebagai masukan dalam media pembelajaran dan meningkatkan kosakata siswa,

    guru-guru dimungkinkan menerapkan pembelajaran bahasa arab dengan

    memanfaatkan Media Teka-Teki Silang (TTS).

    4. Bagi Siswa

    Dengan adanya Media Teka-Teki Silang (TTS) maka dapat menjadi sarana

    untuk meningkatkan kosakata bahasa arab siswa kelas V di madrasah ibtidaiyah

    Nurul Ihsan , para siswa lebih efektif, kreatif, merasa senang, dan

    kemampuannya dalam pemahaman kosakata akan meningkat.

    5. Bagi Penulis

    Untuk menambah wawasan dann pengetahuan sehubungan dengn media teka-

    teki silang (TTS) dan menambah referensi tentang media pembelajaran tentang

    media pembelajarn yang inovatif.

  • 7

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Deskripsi Teori

    a. Pengertian Media Pembelajaran

    Media pembelajaran merupakan wahana penyalur atau wahana pesan

    pembelajaran . media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam

    proses belajar mengajar. Di samping dapat menarik perhatian siswa, media juga dapat

    menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam setiap mata pelajaran.

    Banyak sekali pengertian media pembelajaran yang di ungkapkan oleh parah tokoh,

    tetapi menurut terminology kata media berasal dari bahasa latin „‟ medium‟‟ yang

    artinya perantara. Sedangkan dalam bahasa arab media berasal dari kata wasaaila

    artinya pengantar dari pengirim kepada penerima pesan (Hamid,dkk 2008:168).

    Adapun penjabaran tokoh-tokoh tentang pengertian media pembelajaran antara

    lain:

    a) Menurut berlach dan ely mengemukakan bahwa media dalam roses pembelajaran

    cenderung diartikan alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk dapat

    menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.

    b) Menurut heinich dkk, media pembelajaran adalah media-media yang membawa

    pesan-pesan atau informasi yang yank bertujuan pembelajaran atau mengandung

    maksud-maksud pembelajaran.

    c) Menurut martin briggs mengemukan bahwa media pembelajaran mencakup semua

    sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan si belajar. Hal ini

    berupa perangkat keras, dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras.

    d) Menurut H. malik media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

    untuk menyalurkan pesan( bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang

    perhatian, minat, pikiran, dan perasaan si belajar dalam kegiatan belajar untuk

    mencapi tujuan tertentu.

    Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

    media adalah hal yang dapat membantu menyampaikan pesan dari pemberi pesan (guru)

  • 8

    kepada penerima pesan (siswa) sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat

    serta perhatian siswa.

    b. Peranan Media Dalam Pembelajaran

    Dalam penerapan pembelajaran di sekolah, guru dapat menciptakan suasana

    belajar yang menarik perhatian dengan memanfaatkan media pembelajaran yang kreatif,

    inovatif, dan variatif. Sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan

    mengoptimalkan proses dan berorientasi pada proses belajar.

    Secara lebih detail. Al Fauzan menyebutkan bahwa media pembelajaran

    mempunyai peran yang sangat penting untuk meningkatkan efektifitas proses belajar

    mengajar sebagaimana berikut:

    a) Memperkaya pengalaman belajar peserta didik

    Beberapa studi tentang media pembelajaran menunjukkan bahwa media

    memainkan peran yang sangat penting dalam memperkaya pengalaman belajar

    karena peserta didik menyaksikan dan merasakan secara langsung tema pembahasan

    yang dibicarakan dikelas serta mempermudah dalam memahaminya karena

    disampaikan dengan cara yang menarik melalui media tertentu

    b) Ekonomis

    Yang dimaksud ekonomis disini adalah bahwa proses belajar mengajar

    menggunakan media akan dapat menyampaikan risalah pembelajaran secara efektif

    dalam waktu yang relative lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan tanpa

    media. Pada saat yang sama tenaga yang dibtuhkan untuk menjelaskan dan

    menyampaikan relatif lebih sedikit juga.

    c) Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran

    Melalui media pembelajaran, materi yang di sampaikan oleh guru akan lebih jelas,

    karena media akan mendekatkannya pada kenyataan yang dapat dirasakannya

    langsung. Oleh karena itu, perhatian peserta didik terhadap pelajaran akan semakin

    meningkat dan kepuasan terhadap pelajaran juga meningkat.

    d) Membuat peserta didik lebih siap belajar

    Dengan menggunakan media pembelajaran, peserta didik mendapatkan pengalaman

    secara langsung, situasi pembejaran pun berjalan lebih efektif dan membuahkan

  • 9

    hasil yang lebih baik. Karena itu keinginan peserta didik dan kesiapan nya untuk

    belajar lebih meningkat juga.

    e) Mengikutsertakan banyak panca indera dalam proses pembelajaran

    Semakin banyak panca indera yang ikut serta dalam proses belajar, maka hasil

    belajar peserta didik akan bertahan lebih lama sehingga kualitas belajarnya menjadi

    lebih baik, dan proses belajar mengajar menggunakan banyak panca indera ini pada

    penggunaan media pembelajaran.

    f) Meminimalisir perbedaan persepsi antar guru dan beserta didik

    Khususnya dalam pembelajaran bahasa, sering terjadi perbedaan persepsi dalam

    memaknai sesuatu, misalnya guru menggunakan suatu lafadz yang tidak dikenal

    peserta didik, untuk mengurangi perbedaan persepsi dan mendekatkan pemahaman

    antar guru dan peserta didik, maka penggunaan media pembelajaran menjadi sangat

    penting, karena media dapat merubah sesuatu yang abstrak menjadi sesuatu yang

    dapat diindera

    g) Menambah konstribusi positif peserta didik dalam memperoleh pengalaman belajar

    Hal ini karena media pembelajaran dapat mengengbangkan kemampuan peserta

    didik dalam berfikir dan menganalisa sampai ada menemukan kesimpulan dan solusi

    dari suatu permasalahan. Sudah tentu metode belajar sperti ini dapat meningkatkan

    kualitas pembelajaran karena peserta didik memperoleh banyak pengalaman belajar

    h) Membantu menyelesaikan perbedaan pribadi antara peserta didik

    Masini-masing peserta didik dalam suatu kelas memiliki kemampuan yang tidak

    sama, keragaman ini kadang-kadang dapat memunculkan persoalan tersendiri dalam

    proses belajar mengajar, misalnya masih ada peserta didik yang belum bisa

    menerima pelajaran sementara sebagian yang lain merasa sudah paham dan tentunya

    mersa bosan jika diulang-ulang terus menerus. Nah, salah satu cara menyelesaikan

    persoalan ini adalah dengan menggunakan media pembelajaran.

    c. Tujuan Media Pembelajaran

    Tujuan utama penggunaan media pembelajaran adlah agar pesan atau informasi

    yang dikomunikasikan tersebut dapat diserap semaksimal mungkin oleh para siswa

    sebagai penerima informasi. Dengan demikian informasi akan lebih cepat dan mudah

  • 10

    untuk diproses oleh peserta didik tanpa haris melalui proses yang panjang yang akan

    menjadikannya jenuh, apalagi dalam pembelajaran bahasa, dimana peserta didisk

    dibekali dengan keterampilan berbahasa dengan cara berlatih berkelanjutan untuk

    memperoleh keterampilan tersebut. Padahal berlatih secara berkelanjutan adalah hal

    yang sangat membosankan, sehingga kehadiran media sangat diperlukan (Machmudah

    & Rosyidi, 2008: 99).

    d. Manfaat Media Pembelajaran

    Menurut arsyad (2013:21) manfaat media dalam proses belajar siswa yaitu:

    a) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehinggan dapat menumbuhkan

    motivasi belajar

    b) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih dipahami oleh siswa dan

    memungkinnya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran

    c) Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komuniksi verbal

    melalui penuturan kata-kata oleh siswa sehingga seswa tidak bosan dan guru tidak

    kehabisantenaga apalagi kalau guru megajar pada setiap jam pelajaran

    d) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hantya

    mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lainseperti mengamati, melakukan,

    mendemonstrasikan, memamerkan, dan lain-lain.

    2. Teka-Teki Silang (TTS)

    a. Penggunaan Teka-Teki Silang (TTS)

    Teka-teki silang merupakan sebuah permainan yang cara mainnya yaitu mengisi

    ruang-ruang kosong yang berbentuk kotak dengan huruf-huruf sehingga membentuk

    sebuah kata yang sesuai dengan petunjuk. Selain itu mengisi teka-teki silang atau biasa

    disebut dengan TTS memang sungguh sangat mengasikkan, selain juga berguna untuk

    mengingat kosakata yang populer, selain itu jg berguna untuk pengetahuan kita yang

    bersifat umum dengan cara santai. Melihat karakteristik TTS yang santai dan lebih

    mengedepankan persamaan dan perbedaan kata, maka sangat sesuai jika dipergunakan

    sebagai sarana peserta didik untuk latihan di kelas yang diberikan oleh guru yang tidak

  • 11

    menoton hanya berupa pertanyaan-pertanyaan baku saja

    (http://erlina.Wordpress.com/2011/05/20/teka-teki-sebagai-media-pembelajara/: 15 november 2017)

    b. Sejarah Singkat Teka-Teki Silang (TTS)

    Dalam buku tell me when – science and technology, TTS pertama muncul di

    surat kabar new York word pada tanggal 21 desember 1913. Teka-teki silang (TTS)

    pertama ini disusun oleh Arthur winn dan diterbitkan pada lembar tambahan edisi hari

    minggu surat kabar tersebut selama beberapa waktu. Ia teringat pada permainan masa

    kecilnya magic square, sebuah permainan kata-kata dimana sang pemain harus

    menyusun kata agar sama mendatar dan menurun sehingga berbentuk kotak. Teka-teki

    silang (TTS) ini menjadi ciri tetap surat kabar tersebut. Bentuk dan formatnya sudah

    seperti teka-teki silang (TTS) yang kita kenal sekarang. Pola kotak-kotak hitam dan

    putih,dengan kata-kata berbeda yang saling bersilangan secara mendatar dan menurun,

    serta terdapat panduan pertanyaan atau definisi untuk setiap kata sebagai petunjuk

    pengisian. Hingga tahun 1924 yaitu ketika buku teka-teki silang (TTS) pertama kali

    terbit, teka-teki silang (TTS) belum begitu populer. Namun, setelah, buku-buku teke-

    teki silang (TTS) menyebar, teka-teki silang (TTS) sangat digemari di seluruh amerika.

    Selanjutnya merambah ke eropa dan seluruh dunia termasuk kita di Indonesia.

    Setelah teka-teki silang (TTS) ini begitu digemari, para pegiat buku teka-teki

    silang (TTS)nmulai berkreasi menciptakan teka-teki gambar dan kemudian dikenal

    dengan nama puzzle. Selain untuk hiburan fungsi teka teki gambar atau puzzle lebih di

    arahkan kepada fungsi edukasi, yakni untuk menstimulasi otak anak-anak. Baik teka-

    teki silang (TTS) maupun teka-teki gambar atau puzzle hingga saat ini masih sangat

    populer dan digemari. Biasanya untuk mengisi waktu santai. Bersantai sambil mengasah

    otak.

    http://erlina.wordpress.com/2011/05/20/teka-teki-sebagai-media-pembelajara/

  • 12

    c. Manfaat Teka-Teki Silang (TTS)

    Di antara manfaatnya adalah:

    1. Asah otak

    Manfaat pertama adalah untuk mengasah otak. Dengan petunjuk (clue) yang ada,

    pengisi teka-teki silang (TTS) di haruskan untuk mengisi kotak-kotak yang

    kosong. Jika satu soal berhasil di jawab, maka akan mempermudah untuk

    menjawab soal-soal yang lainnya yang kotak-kotaknya terkait. Sehingga teka-

    teki silang (TTS) merupakan media asah otak yang menyenangkan

    2. Menambah kosakata

    Dalam teka-teki silang (TTS) sering kali dijumpai kata-kata yang tidak lazi

    dalam bahasa Indonesia, meskipun sebenarnya meskipun kata tersebut termuat

    dalam KBBI( kamus besar bahasa Indonesia ). Bermain teka-teki silang (TTS)

    bermanfaat untuk menambah kosakata. Tak hanya kosakata kata-kata dalam

    bahasa Indonesia, tapi juga dalam kosakata lainnya, seperti ibukota Negara,

    bahasa inggris, dan sebagainya.

    Seringkali dijumpai soal sinonim dimana pada petunjuk soal, jawabannya adalah

    sinonimnya hal sangat berguna perbendaharaan kata atau mengingat kembali

    kata yang lupa artinya.

    3. Melatih daya ingat

    Manfaat selanjutnya adalah melatih daya ingat. Dalam menjawab teka-teki

    silang (TTS), maka kita perlu mengingat-ingat apa yang kita tahu untuk

    menjawab menjawab pertanyaan teka-teki silang (TTS). Dengan begitu, mengisi

    teka-teki silang (TTS) menjadikan otak mengingat pengetahuan yang tersimpan

    di otak

    4. Menambah rasa ingin tahu

    Sering kali soal yang tidak terjawab pada teka-teki silang (TTS) membuat rasa

    penasarann. Jika dengan dengan menggunakan daya ingat tidak bisa dijawab

    atau sama sekali tidak tahu, bisa dengan menggunakan bantuan buku

    pengetahuan umumjika soalnya tentang ibukota Negara, KBBI jika soalnya

    tentang sinonim, kamus bahasa inggris tentang bahasa inggris, dan sebagainya

  • 13

    5. Menambah wawasan

    Setelah rasa ingin tahu munculdan mencoba menjawab soal trka-teki silang

    (TTS) dengan bantuan, pengetahuan tambahan. Hal ini berarti kegiatan menisci

    teka-teki silang (TTS) juga dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan

    pengetahuan.

    6. Mengatasi rasa bosan

    Teka-teki silang (TTS) bemanfaat untuk mengusir rasa bosan , misal sendirian,

    bosan menunggu stasiun, dan sebagainya. Namun dengan banyaknya gadget

    yang beredar seperti sekarang ini, tampaknya banyak orang yang lebih memilih

    memainkan gadget ketimbang teka-teki silang (TTS)

    7. Meningkatkan konsentrasi

    Dalam mengisi teka-teki silang (TTS), seseorang harus kosentrasi. Seseorang

    harus mengamati kotak-kotak TTS, seperti nomor soal dan letak nomor pada

    kotak dan jumlah kotak pada soal. Sehingga teka-teki silang (TTS) bisa

    bermanfaat untuk meningkatkan konsentrasi. (http://www.teka-

    tekisilang.com/2013/09/manfaat-mengisi-teka-teki-silang-tts.html: 17 november 2017)

    d. Teka-Teki Silang Sebagai Media Pembelajaran

    Belajar bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja dan tidak selamanya

    bersentuhan dengan hal-hal yang kongkrit, baik dalam konsep maupun faktanya. Belajar

    dalam realitasnya seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya

    dan berada dibalik di balik realitasnya. Oleh sebab itu suatu media memilki andil yang

    besar dalam menjelaskan hal-hal yang abstrak dan menunjukkan hal-hal yang

    tersembunyi. Dalam pembelajaran seringkali terjadi ketidakjelasan atau kerumitan

    bahan ajar sehingga dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.

    Terkadang peran media dapat mewakili kekurangan pengajar dalam menyampaikan atau

    mengkomunikasikan materi pelajaran kepada pengajar tetapi kadang peran media tidak

    sepenuhnya menunjang proses belajar sebab penggunaanya tidak sejalan dengan tujuan

    pengajaran. Karena itu tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai dasar atau acuan

    untuk menggunakan media. Apabila hal tersebut di abaikan maka media bukan lagi

    sebagai alat bantu pengajaran tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan

    http://www.teka-tekisilang.com/2013/09/manfaat-mengisi-teka-teki-silang-tts.htmlhttp://www.teka-tekisilang.com/2013/09/manfaat-mengisi-teka-teki-silang-tts.html

  • 14

    secara efektif dan efisien, media memang penting dalam roses pengajaran akan tetapi

    bisa menggeser peran guru di dalam kelas, sebab media hanya sebagai alat bantu yang

    fungsinya memfasilitasi guru dalam pengajaran

    (http://erlina.wordpress.com/2011/05/20/teka-teki-sebagai-media-pembelajaran/: 15 november 2017)

    e. Kelebihan Dan Kekurangan Teka-Teki Silang

    Kelebihan teka-teki silang (TTS), antara lain:

    1. Bersifat memberikan penguatan (reinforcement)

    2. Permainan merupakan startegi pengajaran yang dapat dipakai dalam proses

    belajar mengajar. Aktifitas yang dilakukan para siswa dalam permainan ini

    bukan saja aktifitas fisik tapi juga aktifitas mental.

    3. Permainan dapat dipakai untuk membangkitkan kembali kegairahan belajar

    siswa yang mulai bosan

    4. Materi yang dikomunikasikan lewat permainan biasanya mengesan, sehinngga

    sukar untuk dilupakan

    5. TTS relatif murah dan mudah didapatkan atau disiapkan

    6. Cara bemainnya termasuk mudah yaitu dengan mengisi jawaban dari pertanyaan

    yang tersedia baik vertical maupun horizontal

    Kelemahan teka-teki silang (TTS), antara lain:

    1. Kata-kata yang dibentuk cenderung pendek.

    2. Susah digunakan untuk pelajaran misalnya matematika, fisika, kimia, yang

    mungkin terdapat banyak kesulitan dalam pembuatannya

    3. Membutuhkan waktu yang tidak sedikit sebab pembuatannya rumit harus

    disesuaikan pertanyaan dengan kolom yang dibutuhkan

    4. Permainan biasanya menimbulkan suara gaduh, hal ini jelas mengganggu kelas

    yang berdekatan

    5. Untuk membentuk isi jawaban dari TTS yang saling berhubungan memerlukan

    pengetahuan perbendaharaan kata yang banyak

    http://erlina.wordpress.com/2011/05/20/teka-teki-sebagai-media-pembelajaran/

  • 15

    f. Langkah-langkah Pembuatan Teka-Teki Silang (TTS)

    Adapun langkah-langkah pembuatan TTS menurut (Soeparno, 1998: 72) sebagai

    berikut:

    1. Pertama-tam menentukan kompetensi dasar dan indikator keberhasilan yang

    akan dibahas.

    2. Membuat kotak-kotak setelah itu diisi dengan jawaban dari setiap pertanyaan

    (menurun dan mendatar).

    3. Setiap kotak yang berisikan huruf pertama dari setiap kotak diberi nomor.

    4. Selanjutnya kita mulai menyusun pertanyaan atau soal yang harus dibuat

    sedemikian rupa, sehingga kata-kata tercantum dalam kotak-kotak tersebut

    adalah jawabannya.

    5. Setelah semua pertanyaan tersebut tersusun, maka kotak-kotak yang tidak terisi

    kita tutup dengan warna hitam .

    6. Langkah selanjutnya menghapus semua huruf yang ada dalam setiap kotak yang

    ditinggalkan hanya angka atau nomor pada awal setiap kata.

    7. Langkah terakhir, adalah memindahkan kertas lain yang lebih bersih, untuk

    selanjutnya diperbanyak dengan memfotocopy sesuai keperluan.

    g. langkah-langkah permainan teka-teki silang (TTS)

    cara pengaplikasian teka teki silang sebagai media dalam pembelajaran bahasa arab

    khususnya pembelajaran kosakata yaitu:

    1. Guru mendemonstrasikan terlebih dahulu permainan teka teki silang kepada

    siswa didepan kelas, kemudian memberitahukan cara permainannya.

    2. Guru membuat teka teki silang sesuai bahan yang di ajarkan. Caranya guru

    menyiapkan bahan yang akan diajarkan.

    3. Setelah bahan dipersiapkan guru membuat sebuah contoh pertanyaan dan contoh

    jawaban singkat saja missal jenisnya sinonim, antonim dan sebagainya

  • 16

    4. Jawaban dari teka teki silang bisa saja dari isim dan fi‟il. Kemudian guru

    membuat kolom yang memanjang dan mendatar serta memanjang dan menurun

    5. Lalu guru menuliskan teka teki silang tersebut dipapan tulis tapi mungkin

    menulis dipapan tulis membutuhkan waktu yang lama, alangkah efisiennya

    apabila sebelumnya teka teki silang tersebut ditulis dikertas yang ukurannya

    besar sehinnga tinggal ditempel dipapan tulis.

    6. Bagi siswa beberapa kelompok

    7. Selanjutnya semua siswa disuruh mengerjakan teka teki silang tersebut

    8. Tentukan batasan waktu

    9. Setelah siswa menyelesaikan soal tersebut, mereka disuruh maju kedepan untuk

    mengisi teka teki silang yg ada dipapan tulis

    10. Beri hadiah kepada individu atau kelompok yang mengerjakan paling cepat dan

    benar

    3. Kosakata Bahasa Arab

    a. Pengertian Kosakata Bahasa Arab

    Kosakata atau dalam bahasa arab disebut dengan mufrodat. Ada yang

    mendefinisikan kosakata (mufrodat) sebagai himpunan semua kata-kata yang

    dimengerti oleh orang tersebut dan kemungkinan akan digunakannya untuk menyusun

    kalimat baru.

    Menurut Soedjito Dalam (Setiawan, 2015: 289) menjelaskan kosakata adalah

    semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa, kekayaan yang dimiliki oleh seseorang

    pembicara atau penulis, kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan dan

    daftar kata yang disusun seperti kamus yang disertai penjelasan secara singkat dan

    praktis.

    Kekayaan kosakata seseorang secara umum di anggap merupakan gambar dari

    intelegensia atau tingkat pendidikannya. Kosakata merupakan salah satu dari tiga unsure

    bahasa yang sangat penting dikuasai. Kosakata ini digunakan dalam bahsa lisan maupun

  • 17

    bahasa tulis dan merupakan salah satu alat untuk mengembangkan kemampuan

    berbahasa arab seseorang (Mustofa, 2011: 61).

    Dalam pembelajaran bahasa arab ada beberapa masalah dalam pembelajaran

    kosakata yang disebut problematika pembentukan kosakata( .) Hal itu

    terjadi karena dalam pembelajaran kosakata mencakup didalamnya tema-tema yang

    kompleks yaitu perubahan derivasi, perubahan infeksi, kata kerja, mufrod, tatsniyah,

    jama’, ta’nits, tadzkir, dan makna leksikal dan fungsional (Mustofa, 2011: 62)

    b. Tujuan Pembelajaran Kosakata Bahasa Arab

    Tujuan umum pembelajaran kosakata bahasa arab adalah sebagai berikut:

    a. Memperkenalkan kosakata baru kepada siswa, baik mellui bahan bacaan

    maupun fahm almusmu‟.

    b. Melatih siswa untuk dapat melafalkan itu dengan baik dan benar karena

    pelafalan yang baik yang benar mengantarkan kepada kemahiran berbicara dan

    membaca secara baik dan benar pula.

    c. Memahami makna kosakata, baik secara denotasi auat leksikal (berdiri sendiri)

    maupun ketika digunakan dlam konteks tertentu (makna konotatif dan

    gramatikal)

    d. Mampu mengapresiasi ddan memfungsikan kosakata itu dalam berekspresi lisan

    maupun tulis sesuai dengan konteksnya yang benar (Mustofa, 2011: 63).

    c. Jenis-Jenis Media Pembelajaran Aspek Bahasa Arab

    Media pembelajaran aspek berbahasa arab terdiri dari mufrodat (kosakata) dan

    tarkib. siswa dikatakan mampu menguasai mufrodat (mufrodat) jika siswa disamping

    bisa menerjemahkan bentuk-bentuk kosakata juga mampu menggunakannya dalam

    jumlah (kalimat) dengan benar. Artinya tidak hanya sekedar hafal kosakata tanpa

    mengetahui bagaimana menggunakannya dalam komunikasi sesungguhnya. Jadi dalam

    prakteknya, setelah siswa memahami kosakata kemudian mereka di ajari untuk

    menggunakannya baik dalam bentuk ucapan maupun tulisan.

  • 18

    Adapun perincian tentang jenis-jenis media pembelajaran aspek berbahasa arab

    adalah:

    1) Media pembelajaran mufrodat (kosakata)

    Dalam mengajarkan kosakata pada siswa adapun media yang bisa digunakan dalam

    pembelajaran kosakata:

    a. Miniatur benda asli

    Miniature apartemen, miniatur buah-buahan, dan lain-lain. Dengan

    Menghadirkan miniatur tersebut, guru dngan mudah tinggal mengucapkan,

    menunjuk, dan menjelaskan masing-masing kosakata yang hendak di ajarkan.

    b. Foto dan gambar

    Foto dan sebuah benda aslinya yang dihasilkan dari sebuah kamera, bisa

    digunakan untuk pembelajaran kosakata begitu juga dengan gambar yang dibuat

    sendiri oleh guru, dan biasanya foto atau gambar tersebut dibuat dalam bentuk

    kartu (kartu mufrodat/kosakata) ukuran yang digunakan adalah 16 cm x 20 cm

    atau sesuai selera, dan akan lebih menarik lagi bila kartu tersebut diberi warna-

    warni. Mengenai ukuran, guru bisa menyesuaikan dengan kebutuhan kelasnya

    yang terpenting adalah ketika guru mendesain kartu tersebut harus ingat prinsip

    keseimbangan, keserasian, dan keharmonisan.

    c. Kantong bicara

    Yaitu kantong yang diisi beberapa mufrodat (kosakata)

    2) Tarkib

    Definisi tata bahasa adalah saran untuk menggunakan bahasa dalam benar dalam

    berkomunikasi, sesuai dengan gramatika bahasa itu sendiri. Sedangkan definisi

    tarkib adalah aturan-aturan yang mengatur pengalaman bahasa arab yang digunakan

    sebagai media untuk memahami kalimat

    (http://aandesca.blogspot.com/2011/10/strategi-pembelajaran-tarkib.html: 18

    November 2017)

    http://aandesca.blogspot.com/2011/10/strategi-pembelajaran-tarkib.html:%2018

  • 19

    Yang dimaksud tarkib dalam bahasa arab yaitu susunan yang ditinjau dari ilmu

    nahwu dan ilmu shorof. Adapun media pembelajaran selain penjelasan manual

    dengan papan tulis, yang dapat digunakan adalah:

    a. Media kartu

    b. Kubus struktur Adalah sebuah kotak yang berbentuk kubus yang semua sisinya

    berukuran sama. Kubus ini terbuat dari kertas yang kuat atau dari triplek, yang

    didalamnya memuat unsur-unsur kalimat yang telah diajarkan oleh guru.

    c. Papan selip

    Merupakan media berupa papan yang memiliki saku. Papan ini ditempelkan

    pada papan tulis yang diletakkan dari ujung kiri ke ujung kanan. Papan ini

    berukuran 100 cm x 70 cm dari karton. Papan selip sangat membantu siswa

    dalam mempelajari tarkib dan mengurutkan kalimat, menyempurnahkan jumlah

    dengan mengganti gambar sebagai kalimat.

    d. Peta

    Peta baik digunakan untuk media pembelajaran tarkib nahwu

    e. Posisi Kosakata Dalam Pembelajaran Bahasa Arab

    Posisi kosakata sangat penting dalam bahasa arab seperti:

    1. Pembentuk struktur kalimat dan teks

    2. Penjelas kedudukan kata dalam kalimat

    3. Penentu makna linguistic kontekstual dalam sebuah wacana atau teks bahasa

    secara tepat

    Dalam penentu makna kontekstual itu harus ditopang oleh pemahaman terhadap

    subsistem bahasa arab lainnya, seperi sharaf (termasuk istisqoq), nahwu, dan nidhom

    dalali (system semnatik) serta subtansi pembicaraan danteks itu sendiri. spirit utama

    yang harus dipahami adalah bahwa pembelajaran bahasa, termasuk bahasa arab haruslah

    fungsional yaitu memfungsikan bahsa sebagai media komunikasi dan karakteristik pasif

    (mendengar dan membaca) maupun keterampilan oleh karangan aktif (berbicara da

    menulis). (Abdul halim wicaksono, http://www.scribd.com/doc/169538710/tujuan-

    pembelajaran-mufrodat: 19 Agustus 2017)

    http://www.scribd.com/doc/169538710/tujuan-pembelajaran-mufrodathttp://www.scribd.com/doc/169538710/tujuan-pembelajaran-mufrodat

  • 20

    f. Sejarah Bahasa Arab

    Bahasa arab termasuk rumpun bahasa smit yaitu bahasa yang dipakai bangsa-

    bangsa yang tinggal disekitar sungai tigris dan furat, dataran Syria dan jazirah Arabia

    (timur tengah) seperi bahasa finisia, asyiria, ibrania, Arabia, suryania, dan babilonia.

    Dari sekian banyak bahasa tersebut yang bertahan sampai sekarang adalah ibrani.

    Sebenarnya bahasa arab timbul sejak beberapa abad sebelum islam, karena bukti

    peninggalan sastra arab baru dapat dicatat hanya mulai sejak dua abad sebelum islam,

    sehingga pencacatan bahasa arab baru bisa dimulai saat ini (Machmuda,Rosyidi, 2008:

    7).

    B. Acuan Teoritis

    Pada dasarnya suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian lain yang dapat dijadikan

    sebagai titik tolak dalam mengadakan penelitian. Dalam penelitian ini, digunakan data

    penelitian terdahulu sebagai telaah pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini,

    diantaranya sebagai berikut:

    Pertama penelitian yang dilakukan oleh Rantika Dan Faisal Abdullah, (2015),

    dengan judul “Penggunaan Teka Teki Silang Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

    Kelas II Pada Pembelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah Yahnurul Iman

    Pengabuan Kabupaten Pali”. Berdasarkan uraian penelitian dapat diketahui bahwa

    dengan penggunaan media teka teki silang pada pembelajaran bahasa arab kelas II di MI

    yahnurul iman pengabuan kabubaten pali, dapat meningkatkan hasil belajar siswa

    dengan ditunjukkan meningkatnya nilai siswa yaitu 56,11 (pre-test) mengalami

    peningkatan menjadi 79,44 (post-test).

    Kedua oleh Candra Puspitasari Dan Joko Widiyanto, (2016) ” Upaya

    Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Menggunakan Media Teka Teki Silang

    Dengan Model Pembelajaran Talkig Stick Pokok Bahasan Ekosistem Kelas VII SMPN

    1Kartoharjo” berdasarkan hasil analisis data dan temuan-temuan yang diperoleh dari

    penelitian tindakan ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model talking

    stick dengan menggunakan media teka teki silang dapat meningkatkan prestasi belajar

  • 21

    siswa kelas VIIE SMP Negeri 1 Kartoharjo dengan ditandai meninkatnya nilai

    ketuntasan klasikal yaitu 86,6% dari SKM yang ditetapkan yaitu ≥75 dan permainan

    teka teki silang yang dirancang dalam penelitian ini ternyata membuat siswa lebih

    rileks, aktif dan tidak merasa bosan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

    Ketiga oleh Dian Septiana, (2016) ”Penggunaan Media Teka Teki Silang Mata

    Pelajaran Geografi Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Pada Kelas XII

    IPS 4 SMA Bandar Lampung” penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan

    media teka teki silang dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 4 SMA

    Negeri bandar lampung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media

    teka teki silang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dapat dilihat pada sisklus 1

    siswa aktif hanya 45% , siklus II terjadi peningkatan sebesar 22,5%. Pada siklus III

    keaktifan siswa mencapai 85%.

    Berdasarkan refleksi awal bahwa pembelajaran bahasa arab di kelas V MI Nurul

    Ihsan Telanaipura Kota Jambi pada aspek penguasaan kosakata bahasa arab masih

    kurang maksimal, sehingga siswa kurang aktif, cepat merasa bosan dan media

    pembelajaran yang kurang maksimal pula. Dengan penggunaan media teka teki silang

    tersebut diharapkan siswa menjadi lebih aktif dan penguasaan kosakata bahasa arab

    meningkat.

    Persamaan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian diatas terletak pada

    penggunaan media teka teki silang dan perbedaannya terletak pada parameter yang akan

    diukur yaitu keaktifan siswa dan hasil belajar.

    C. Model Tindakan

    Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan salah satu jenis penelitian tindakan

    yang dilaksanakan oleh praktisi pendidikan (khususnya guru, dosen, atau instruktur)

    dalam proses pembelajaran di kelas. McNiff (sebagaimana dikutip Suyanto: 1997)

    mengemukakan bahwa PTK adalah bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru

    yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum,

    pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya.

  • 22

    Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sebagai salah satu upaya untuk

    meningkatkan efisiensi dan kualitas pendidikan terutama proses dan hasil belajar siswa

    pada level kelas. Secara lebih konkrit dapat dikemukakan bahwa tujuan PTK adalah

    memecahkan permasalahan pembelajaran yang muncul di dalam kelas. Setelah berhasil

    mengidentifikasi masalah, guru merancang dan kemudian memberikan perlakuan atau

    tindakan tertentu, mengamati, mengevaluasi, dan menganalisis hasilnya guna

    menentukan apakah tindakan yang diberikan tersebut berhasil memperbaiki kondisi

    kelas yang diajarnya atau tidak. Dari informasi tersebut guru dapat menentukan

    langkah-langkah yang perlu ditempuh terhadap kelas yang diajarnya. Adapun beberapa

    model tindakan kelas diantaranya yaitu :

    1. Rancangan Penelitian Tindakan model Kurt Lewin

    Rancangan model Kurt Lewin merupakan model dasar yang kemudian

    dikembangkan oleh ahli-ahli lain. Penelitian tindakan, menurut Kurt Lewin, terdiri dari

    empat komponen kegiatan yang dipandang sebagai satu siklus, yaitu: perencanaan

    (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).Pada

    awalnya proses penelitian dimulai dari perencanaan, namun karena ke empat komponen

    tersebut berfungsi dalam suatu kegiatan yang berupa siklus, maka untuk selanjutnya

    masing-masing berperan secara berkesinambungan.

    2. Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis & McTaggart

    Model yang dikemukakan Kemmis & Taggart merupakan pengembangan lebih

    lanjut dari model Kurt Lewin. Secara mendasar tidak ada perbedaan yang prinsip antara

    keduanya. Model ini banyak dipakai karena sederhana dan mudah dipahami. Rancangan

    Kemmis & Taggart dapatmencakup sejumlah siklus, masing-masing terdiri dari tahap-

    tahap: perencanaan (plan), pelaksanaan dan pengamatan (act & observe), dan refleksi

    (reflect). Tahapan-tahapan ini berlangsung secara berulang-ulang, sampai tujuan

    penelitian tercapai.

    3. Rancangan Penelitian Tindakan Model John Elliott

    Seperti halnya model Kemmis & McTaggart, model John Elliott juga merupakan

    pengembangan lebih lanjut dari model Lewin. Elliott mencoba menggambarkan secara

  • 23

    lebih rinci langkah demi langkah yang harus dilakukan peneliti. Ide dasarnya sama,

    dimulai dari penemuan masalah kemudian dirancang tindakan tertentu yang dianggap

    mampu memecahkan masalah tersebut, kemudian diimplementasikan, dimonitor, dan

    selanjutnya dilakukan tindakan berikutnya jika dianggap perlu.

    Berdasarkan beberapa model tindakan kelas di atas maka dalam penelitian ini

    menggunakan rancangan penelitian model Kurt lewin, dikarenakan model tersebut

    simpel dan mudah dipahami dalam penggunaan media Teka Teki Silang.

    Dalam penerapan media Teka Teki Silang diperlukan beberapa tahapan agar hasil

    yang diinginkan dapat maksimal, hal tersebut sesuai dengan model tindakan yg

    dikemukakan oleh Kurt Lewin bahwa tindakan kelas perlu dilakukan dalam beberapa

    siklus.

    C. Kerangka Berfikir

    Pengamatan pelaksanaan pembelajaran bahasa arab di kelas IV MI Nurul Ihsan

    Telanaipura Kota Jambi menunjukkan rendahnya penguasaan kosakata bahasa arab

    siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya

    partisipasi belajar siswa rendah, dan siswa mudah merasa bosan didalam pembelajaran.

    Penggunaan strategi yang belum menarik perhatian dan pemahaman siswa secara

    menyeluruh. Sehingga pelaksanaan pembelajaran bahasa arab perlu ditingkatkan

    terutama dalam hal penguasaan kosakata.

    Dengan menerapkan media teka-teki silang (TTS), siswa mampu berekspresi,

    percaya diri, dan belajar berinteraksi, sehingga dapat mendorong proses belajar siswa.

    Dalam kegiatan pembelajaran siawa akan terlibat secara aktif. Pembelajaran ini

    mendorong siswa untuk lebih giat belajar, mengembangkan sikap sosial, dan

    komunikasi dengan teman yang lain, sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan

    lebih mudah dipahami. Dengan demikian, media ini dapat memaksimalkan kemampuan

    siswa serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

  • 24

    Bagan 2.1 kerangka teoritis

    Kondisi awal 1. Siswa kurang aktif dan kurang

    berpartisipasi dalam

    pembelajaran

    2. Penguasaan kosakata bahasa arab

    siswa rendah

    Pelaksanaan tindakan kelas

    1. Guru menyiapkan media pembelajaran berupa teka-teki

    silang terkait materi yg di ajarkan

    2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

    3. Siswa diajak mengisi kotak-kotak teka-teki silang (TTS)

    4. Tiap perwakilan kelompok diminta untuk maju membuat

    kalimat yg dibuatnya

    5. Guru meluruskan dan meminta siswa memperbaiki apabila ada

    kesalahan

    6. Guru menutup pembelajaran

    Tindakan akhir

    1. Siswa aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran

    2. Siswa mudah berinteraksi dikarenakan meningkatnya hasil

    penguasaan kosakata bahasa arab

    siswa

  • 25

    D. Hipotesis Penelitian

    “Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

    masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul‟‟ (arikunto, 2008: 71)

    Berdasarkan landasan teoritis dan kerangka berfikir yang ada, hipotesis tindakan

    penelitian ini adalah “ jika siswa diberikan pembelajaran kosakata menggunakan media

    teka teki silang (TTS) dalam pembelajaran kosakata bahasa arab akan terjadi

    peningkatan hasil belajar siswa pada kelas V di Madarasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota

    Jambi ‟‟

  • 26

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Tempat Dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan dikelas V semester ganjil tahun ajaran 2018/2019.

    Bertempat di madrasah ibtidaiyah Nurul Ihsan kota jambi. penentuan kelas V semester

    ganjil berdasarkan hasil wawancara dengan guru wali kelas V.

    Jenis penelitian yang dipilih adalah penelitin tindakan kelas (PTK) dengan jenis

    kolaboratif parsipatorif, sehingga sangat diharapkan kehadiran peneliti di lapangan

    untuk melakukan kolaborasi dan aktif terlibat dalam proses pembelajaran didalam kelas

    yang dijadikan obyek penelitian. Selama penelitian tindakan ini dilakukan, peneliti

    bertindak sebagai observer, pengumpul data, penganalisis data dan sekaligus pelapor

    hasil penelitian. dalam penelitian ini, kedudukan peneliti adalah sebagai perencana,

    pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data, dn akhirnya pelapor hasil

    penelitian. Penelitian dilakukan pada hari senin 23 juli 2018 sampai dengan 30 agustus

    2018.

    B. Tahap-tahap penelitian

    Prosedur pelaksaan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

    Pra tindakan dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui dan mendata

    permasalahan dalam pengasaan kosakata bahasa arab. Kegiatan yang dilakukan dalam

    pra tindakan adalah mengamati proses belajar mengajar yang berlangsung dikelas V MI

    Nurul Ihsan Tenaipura Kota Jambi. Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara pada

    guru kelas V MI Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi. Peneliti juga mengamati keadaan

    dan kemampuan siswa dengan melaksanakan pre tes untuk mengetahui penguasaan

    kosakata bahasa arab siswa.

    Pada tahap pra tindakan peneliti melihat gambaran keadaan kelas, prilaku siswa,

    perhatian terhadap pelajaran yang disamapaikan guru, sikap siswa terhadap mata

    pelajaran. Guna mengukur atau mengetahui peningkatan kosakata bahasa arab, peneliti

  • 27

    mengambil data penguasaan kosakata bahasa arab dengan memberikan pre tes soal

    tentang bahasa arab siswa.

    2. SIKLUS I

    a. Tahap perencanaan

    Pada tahap perencanaan disusun rencana tindakan sebagai berikut:

    1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

    2) Menyusun format evaluasi proses dan hasil yang diharapkan dan kreteria pencapaian

    target yang diharapkan.

    3) Menyusun pedoman penilaian

    4) Menyusun pdoma observasi

    b. Tahap pelaksanaan tindakan

    Pelaksanaan tindakan yang dimaksud adalah pelaksanaan pembelajaran.

    Pelaksanaan tindakan pembelajaran dilakukan sebanyak n siklus. Siklus tindakan yang

    dilakukan disesuaikan dengan tingkat keberhasilan pada siklus I. dalam hal ini praktikan

    melaksanakan pembelajaran bersama teman sejawat yang mana berfungsi sebagai

    observer dalam melaksanakan pembelajaran. Apakah pembelajaran yang dilakukan oleh

    praktikan sesuai dengan RPP yang disusun bersama . setelah pembelajaran dilakukan

    diskusi bersama teman sejawat atau observer atas tindakan yang telah dilakukan ,

    kemudian melakukan reflleksi. Hasil refleksi digunakan untuk menyusun rancangan

    tindakan paada tahap selanjutnya.

    c. Observasi

    Tahap observasi pada dasarnya dilakukan bersama dengan tahap pelaksaan

    tindakan. Pada tahap ini dilakukan perekaman berbagai data dan kendala yang dihadapi

    berkaitan dengan pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan media teka teki

    silang(TTS). Observasi dilaksanakan dengan melakukan pengamatan pendahuluan,

    yaitu mengamati tingkah laku siswa selama proses belajar mengajar berlangsung yang

    meliputi penguasaan siswa dalam kosakata bahasa arab. Begitu juga kemampuan

    peneliti sebagai pelaksana proses pembelajaran. Untuk mengetahui kemampuan siswa

    pada penguasaan kosakata bahasa arab peneliti melakukan wawancara dengan guru

  • 28

    bahasa arab dan mengambil data pretes yang telah dilakukan peneliti berupa nilai siswa

    dalam penguasaan kosakata bahasa arab.

    Observasi dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus 1 sampai siklus n. hasil

    pengamatan dari siklus 1 secara otomatis mempengaruhi penyusunan tindakan pada

    siklus berikutnya. Hasil pengamatan pada akhir setiap pertemuan akan dididkusikn

    dengan observer secara kritis. Hasilnya kemudian digunakan untuk kepentingan

    refleksi. Instrument yang digunakan dalam pengamatan ini meliputi ppedoman

    observasi, pedoman wawancara dan pedoman studi dokumentasi.

    d. Refleksi

    Kegiatan refleksi dilakukan setiap akhir pertemuan pada setiap tahap pembelajaran.

    Dari keseluruhan data yang telah diperoleh, peneliti kemudian melakukan refleksi,

    apakah hasil dari pelaksanaan tindakan yang didlakukan berhasi atau tidak sesuai

    dengan tujuan yang diharapkan. Hal-hal yang dikaji dan dibahas meliputi: a.

    menganalisis kegiatan tindakan yang telah dilakukan, b. membahas perbedaan antara

    rencana dan pelaksanaannya, c. menginterpretasi, memaknai, dan menyimpulkan data

    yang telah diperoleh. Hasil refleksi data yang dilaksanakan pada siklus 1 akan

    digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

    3. SIKLUS II

    Pada siklus II tahap yang dilakukan peneliti sama dengan tahap pertama dengan

    tujuan untuk memecahkan masalah yang timbul pada siklus I dan untuk meningkatkan

    derajat keberhasilan tujuan penguasaan kosakata bahasa arab dengan menggunakan

    media teka teki silang (TTS). Tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan

    refleksi pada siklus II merupakan hasil perbaikan dari masalah yang timul pada siklus I.

    a. Tahap perencanaan

    Rencana pada siklus II disusun berdasarkan hasil analisis dan refleksi siklus I.

    tindakan yang akan dilakukan pada siklus II yaitu menerapkan media teka teki

    silang (TTS).

    b. Tahap pelaksanaan

    Tahap pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dengan menggunakan media teka

    teki silang (TTS). Teknik pembelajaran sama dengan siklus I.

  • 29

    c. Observasi

    Pengamatan pada siklus II dilakukan mulai dari awal samapai degan akhir

    pembelajaran, hasil dari observasi siklus II secara otomatis mempengaruhi

    penyusunan tindakan pada siklus berikutnya. Hasil pengamatan pada akhir setiap

    pertemuanakan didiskusikan bersama observer secara kritis. Hasilnya kemudian

    digunakan untuk kepentingan refleksi. Instrument yang digunakan dalam

    pengamatan ini meliputi pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman

    studi dokumentasi.

    d. Refleksi

    Dari pelaksanaan siklus II, peneliti beserta observer melakukan refleksi hasil

    pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil dari siklus II diketahui bahwa

    pengusaan bahasa arab lebih meningkat atau tidak. Setelah dianalisis pada siklus II

    terdapat kendala, yaitu siswa masih banyak yang belum menguasai kosakata bahasa

    arab secara keseluruhan, maka peneliti bersama observer merancang atau menyusun

    rancangan selanjutnya.

    C. Desain Dan Jenis Penelitian

    Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

    research). Pengkategorian penelitian ini ke dalam penelitian tindakan sesuai dengan

    model kurt lewin. Tiap siklus atau putaran terdiri empat tahapan yaitu perencanaan

    (planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).

    Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri

    melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar

    siswa meningkat (Aqib, 2011, hal.3). Dalam pelaksanaannya, penelitian ini bersifat

    kolaboratif bersama guru kelas sebagai upaya bersama untuk mewujudkan perbaikan

    yang diinginkan.

    Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian

    tindakan kelas (PTK). Prosedur PTK mencakup: penelitian focus permasalahan,

    perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dibarengi observasi dan interpretasi,

  • 30

    analisis dan refleksi, dan perencanaan tindak lanjut. Penelitian ini bertujuan mencari

    solusi terhadap permasalahan-permasalahan pembelajaran yang terjadi dikelas.

    Model kurt Levin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai penelitian

    tindakan yang lain. Khususnya PTK. Konsep pokok penelitian tindakan kurt Levin

    terdiri dari empat komponen yaitu: a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting), c)

    pengamatan (observing), d) refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut

    dipandang sebagai satu siklus, yang dapat digambarkan sebagai berikut (Nur ali, 2008:

    41).

    Beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang

    berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu

    1. Perencanaan (planning)

    Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh

    siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

    2. Pelaksanaan tindakan (acting)

    Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan

    implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

    Planning

    Acting

    Observing

    Reflecting

  • 31

    3. Pengamatan (observing)

    Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat, sebelumnya

    sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan

    karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan.

    4. Refleksi (reflecting)

    Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

    dilakukan. Istilah refleksi berasal dari bahasa inggris reflection, yang diterjamahkan

    kedalam bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan

    ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan

    dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan (Arikunto,

    2007: 16-19). Latif mendefinisikan sebagai berikut: ‘’refleksi adalah kegiatan

    menganilisis hasil pengamatan untuk menentukan sudah sejauh mana

    pengembangan strategi yang sudah dikembangkan telah berhasil memecahkan

    masalah dan apabila belum berhasil, faktor apa saja yang menjadi penghambat

    kekurangan berhasilan tersebut (Nur ali, 2008: 101).

    D. kriteria keberhasilan penelitian

    Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila terdapat sedikitnya 60%

    siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Keberhasilan atau ketuntasan belajar

    dilihat berdasarkan tes yang diperoleh. kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang

    digunakan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi dikatakan berhasil atau

    tuntas apabila setiap siswa mencapai skor 65% atau nilai 65.

    Table 3.2 kriteria ketuntasan umum

    Skor Kriteria

    65 Belum tuntas

    65 Tuntas

  • 32

    E. Sumber Data Dan Jenis Data

    Terkait dengan penelitian ini yang akan dijadikan sebagai sumber data adalah

    sisiwa-siswi kelas V Madarasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan, dimana siswa-siswi tersebut

    tidak hanya diperlukan sebagai obyek yang dikenai tindakan, tetapi juga aktif dalam

    kegiatan yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik penelitian

    tindakan kelas (PTK) yaitu a collaborative effort and or participateves (Arikunto dkk,

    2008: 104).

    Data penelitian ini mencakup:

    1. Skor tes siswa yang diberikan pada pra tindakan (pre test)

    2. Hasil lembar observasi guru dalam melaksanakan pembelajaran.

    3. Hasil observasi yang berkaitan dengan aktifitas siswa pada pembelajaran bahasa

    arab berlangsung.

    Data penelitian ini berupa pengamatan dan dokumentasi dari setiap tindakan

    perbaikan pengunaan media teka teki silang (TTS) pada pembelajaran bahasa arab

    dalam meningkatkan pemahaman kosakata bahasa arab siswa kelas V madrasah

    ibtidaiyah Nurul Ihsan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat kualitatif

    diperoleh dari dokumentasi, observasi, dan wawancara. Sedangkan data yang bersifat

    kuantitatif bersal dari evaluasi, pre test dan post test.

    F. Instrument Penelitian

    Untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan

    instrument yang disusun dan dikembangkan peneliti ada 3 macam instrument

    berdasarkan bentuknya yaitu:

    1. Panduan observasi

    2. Pedoman wawancara

    3. Tes penguasaan kosakata

    G. Pengecekan Keabsahan Data

    Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep

    kesahian (validitas) dan ketrandalan (reabilitas). Penelitian tindakan kelas (PTK)

    merupakan kerja ilmiah, untuk melakukan ini mutlak dituntut secara objektifitas. Untuk

    memenuhi criteria ini dalam penelitian maka kesahian (validitas) dan ktrandalan

  • 33

    (reabilitas) harus dipenuhi kalau tidak maka penelitian ini harus dipertanyakan(Iskandar,

    2009: 81).

    Pengecekan keabsahan data yang bersifat kualitatif, dalam penelitian tindakan

    kelas ini peneliti menggunakan tringulasi. Triangulasi adalah teknik pengecekan

    keabasahan data dengan memanfaatkan sesuatu diluar data sebagai pembanding

    (Moleong, 2008: 330), misalnya konsultasi dengan guru wali kelas V dan pengurus

    kurikulum.

    Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan pemeriksaan sumber lainnya.

    Adapun pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan

    tringulasi sumber, yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

    kepercayaan sustu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

    penelitian kualitatif (Moleong, 2008: 330). Hal itu dapat dicapai dengan teknik sebagai

    berikut ( Moleong, 2008: 331):

    1. Membandingkan data hasil pengamatan (hasil penggunaan media teka-teki silang

    dalam pembelajaran bahasa arab siswa kelas V MI Nurul Ihsan) dengan data hasil

    wawancara (tidak terstruktur) dengan siswa.

    2. Membandingkan apa yang dikatakan guru mata pelajaran bahasa arab kelas V

    dengan apa yang dikatakan siswa-siswi kelas V MI Nurul Ihsan (berkaitan dengan

    jawaban dan pertanyaan tentang pelaksanaan pembelajaran bahasa arab dengan

    menentukan media teka teki silang yang diajukan peneliti.

    G. Teknik pengumpulan data

    Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan instrument utama

    dan penunjang. Data adalah segala fakta dan angka yang dijadikan bahan untuk

    menyusun suatu informasi. Informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk

    suatu keperluan. Data utama untuk penelitian ini adalah data hasil penguasaan siswa

    pada kosakata bahasa arab. Data endukung pennelitian ini juga berasal dari hasil

    obsevasi berupa informasi tentang kemampuan siswa kelas V madrasah ibtidaiyah

    Nurul Ihsan.

    Menurut (Arikunto, 2002: 107) bahwa sumber data adalah subjek dimana data

    penelitian diperoleh. Jadi, yang dimaksud sumber data adalah asal kata yang

  • 34

    dipergunakan dalam penelitian. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah adalah

    siswa kelas V madrasah ibtidaiyah Nurul Ihsan subjek penelitian.

    Data penelitian ini diperoleh dari observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi.

    Berikut ini diuraikan tentang teknik pengumpulan data dan sumber data yang diperoleh.

    Table 3.1 teknik pengumpulan data dan sumber data

    Teknik

    pengumpulan data

    Aspek Sumber data

    Obsevasi

    Proses KBM Guru dan siswa

    Wawancara Penguasaan kosakat

    Bahsa arab siswa

    Guru dan siswa

    Dokumentasi Penggnaan media teka

    teki silang (TTS) untuk

    meningkatkan kosakata

    bahasa arabselama KBM

    berlangsung

    Foto

    Tes Penguasaan kosakata

    siswa

    Siswa

    Adapun uraian teknik pengumpulan data adalah:

    1. Teknik observasi

    Suharsimi arikunto mengatakan bahwa observasi atau disebut juga dengan

    pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan

    menggunakan segala indra ( Arikunto, 2002: 204).

    Berdasarkan definisi diatas observasi dilakukan pada saat proses kegiatan belajar

    mengajar bahasa arab berlangsung, dengan melihat dan mengamati sendiri, mencatat,

    prilaku dan kejadian yang sebenarnya. Dengan menggunakan pedoman observasi

  • 35

    kegiatan pembelajaran, catatan lapangan, dan foto dengan tujuan memperoleh data

    tentang kurangnya pengusaan siswa pada kosakata bahasa arab. Hal-hal yang dicatat

    antara lain:

    1) Letak geografis madrasah ibtidaiyah Nurul Ihsan

    2) Sekilas mengenai madrasah ibtidaiyah Nurul Ihsan

    3) Kondisi lingkungan belajar di madrasah ibtidaiyah Nurul Ihsan

    4) Pelaksaan penggunaan media teka teki silang (TTS) untuk meningkatkan

    pemahaman kosakata bahasa arab siswa kelas V madrasah ibtidaiyah Nurul Ihsan

    5) Aktifitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung di madrasah ibtidaiyah

    Nurul Ihsan

    6) Hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai tugas evaluasi dikelas dimadrasah

    ibtidaiyah Nurul Ihsan

    Jenis observasi yang dilakukan peneliti adalah dengan menggunakan observasi

    partisipasi yaitu mengamati proses pembelajaran dengan menerapkan media teka teki

    silang (TTS) dan mengamati kondisi kelas saat proses belajar mangajar dilaksanakan.

    2. Wawancara

    Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan

    oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

    mewawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan (Moleong, 2006: 186).

    Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data tentang

    pembelajaran bahasa arab. Selain itu, wawancara juga digunakan untuk

    membandingkan dan mencocokkan kata-kata, perilaku, tindakan subjek penelitian

    dengan pembeajaran yang sebenarnya.

    3. Dokumentasi

    Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mempelajari

    catatan-catatan mengenai data pribadi responden, seperti yang dilakukan psikolog dalam

    meneliti perkembangan seorang klien, melalui catatan pribadinya (Fathoni, 2006;112).

    Dari definisi tersebut, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa dokumentasi yang

    peneliti gunakan adalah dengan mengambil data meliputi profil MI Nurul Ihsan, foto

    gambar proses pembelajaran, keadaan siswa, sarana dan prasarana, data siswa.

  • 36

    4. Tes

    Tes pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

    teknik tes obyektif. Yang mana nurkanca dan suhatana menyatakan dalam buku masnur

    muslich bahwa merupakan suatu cara yang berbentuk tugas atau serangkaian tugas yang

    harus diselesaikan oleh siswa yang bersangkutan (Mannur, 2009: 146). Dalam

    penelitian ini, siswa sebagai subjek tes, dan data yang dikumpulkan berupa hasil tes

    pengusaan kosakata bahasa arab. Pengukuran tes hasil belajar dilakukan dengan tujuan

    untuk mengetahui peningkatan koskata bahasa arab. Tes yang dimaksud meliputi tes

    awal yaitu tes yang diberikan sebelum adanya tindakan, dan tes akhir yang dilakukan

    pada setiap akhir tindakan, hasil tes ini akan digunakan untuk mengetahui peningkatan

    siswa dalam kosakata bahasa arab.

    H. Teknik Analis Data

    Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber

    data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data

    berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data, dan melakukan perhitungan

    untuk menjawab rumusan masalah.

    Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknik kualitatif

    digunakan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan rencana tindakan, menggambarkan

    hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran dan

    mendeskripsikan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran serta kemampuan berfikir

    siswa sesuai dengan pengamatan. Sedangkan teknik kuantitatif digunakan untuk

    mendeskripsikan tentang efektivitas dari pembelajaran yang meliputi hasil belajar dan

    keaktifan siswa. Berikut analisis data yang digunakan dalam penelitian ini:

    1. Reduksi Data

    Merupakan proses penyederhanaan yang di lakukan melalui seleksi data mentah

    menjadi data yang bermakna. Data yang diseleksi untuk digunakan dan mendukung

    dalam penelitian ini adalah hasil observasi sikap siswa dan hasil belajar sebelum

    tindakan, hasil wawancara dengan guru dan siswa, dan hasil observasi terhadap

    kegiatan guru dan siswa, serta keaktifan siswa.

    2. Sajian data

  • 37

    Data yang sudah terkumpul dan terseleksi kemudian di kelompokkan dalam

    beberapa bagian sesuai dengan jenis data supaya makna peristiwanya menjadi lebih

    jelas dipahami. Sajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk paparan

    naratif, tabel, dan grafik.

    3. Penarikan simpulan/verifikasi

    Simpulan dalam penelitian ini ditarik berdasarkan reduksi dan sajian data. Penarikan

    simpulan di lakukan sebagai proses pengambilan intisari dan sajian data yang telah

    terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan padat

    tetapi mengandung pengertian yang luas.

    Dalam analisis data ini penulis akan mengambil data tentang hasil observasi keaktifan

    siswa, yang dapat diambil melalui:

    Presentase respon siswa = x 100 %

    Dimana : a = proporsi siswa yang memilih (aktif)

    b = jumlah siswa (keseluruhan)

    Dengan penilaian :

    0 – 19 = tidak aktif

    20 – 59 = kurang aktif

    60 – 69 = cukup aktif

    70 – 79 = aktif

    80 – 100 = aktif sekali

    Sedangkan hasil observasi aktivitas guru diberikan nilai sebagai berikut ( Trianto, 2011,

    hal.63)

    1 = kurang baik

    2 = cukup baik

    3 = baik

    4 = baik sekali

    Data kuantitatif merupakan proses perhitungan hasil belajar siswa pada masing-

    masing siklus yang dilakukan dengan perhitungan (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008,

    hal.166)

  • 38

    Skor = x 100

    Ket :

    B = jumlah butiran dijawab benar

    N = banyak butiran soal.

    Nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus :

    = X

    Ket :

    = jumlah semua nilai siswa

    = jumlah siswa.

    = nilai rata-rata

    Nilai ketuntasan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan :

    P =

    Siswa yang tuntas belajar dengan penilaian

    0 – 2 = sangat rendah

    2 – 4 = rendah

    4 – 6 = cukup tinggi

    6 – 8 = tinggi

    8 – 10 = sangat tinggi

    K. Jadwal Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 5 bulan, dari bulan desember hingga april

    2018. Dengan langkah-langkah penelitian mulai dari pra-penelitian, yaitu observasi

    dilapangan, pembuatan proposal, seminar proposal hingga pada langkah penelitian

    seperti penulisan skripsi, bimbingan, penggandaan serta kegiatan akhir penelitian, yaitu

    perbaikan dan dan penyampaian skripsi pada pihak akademik dan tim penguji. Untuk

    menyampaikan sistem kinerja dilapangan, maka peneliti menggunakan kegiatan

    tersistematis melalui jadwal penelitian sebagai berikut:

  • 39

    Table 1: jadwal penelitian

    No

    Kegiatan

    Bulan / Minggu

    I II III IV V VI VII VI

    I

    Oktober

    2017

    Novem-

    ber

    2017

    Desemb

    er

    2017

    Januari