Penggunaan Media Online Dalam Sistem Pembelajaran Di
-
Upload
tutus-prasetyo -
Category
Documents
-
view
16 -
download
0
Transcript of Penggunaan Media Online Dalam Sistem Pembelajaran Di
PENGGUNAAN MEDIA ONLINE DALAM SISTEM PEMBELAJARAN DI
PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN
MAKALAH
Oleh
Firman Adi Wijaya
NIM. 122310101059
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
PENGGUNAAN MEDIA ONLINE DALAM SISTEM PEMBELAJARAN DI
PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN
MAKALAH
Diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Pendidikan Dalam Keperawatan
Fasilitator : Ns. Roymond H. Simamora, M.Kep.
Oleh
Firman Adi Wijaya
NIM. 122310101059
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
PENGGUNAAN MEDIA ONLINE DALAM SISTEM PEMBELAJARAN DI
PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN
Nama : Firman Adi Wijaya
NIM : 122310101059
A. Pendahuluan
Kualitas sumber daya manusia yang tangguh, unggul, kreatif dan berdaya
saing tinggi merupakan aset yang sangat penting bagi kehidupan. Perbedaan
kualitas sumber daya manusia (SDM) antara seseorang, kelompok atau suatu
bangsa dengan bangsa lain menyebabkan perbedaan dalam penguasaan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan ketrampilan. Seiring dengan kemajuan teknologi
komunikasi dan pemanfaatan jaringan internet, dimungkinkan untuk bisa
memperoleh gelar sarjana keperawatan melalui pendidikan jarak jauh yang
dikembangkan dibeberapa pendidikan tinggi keperawatan di Amerika Serikat
tanpa harus tatap muka di kelas dan para perawat dapat bekerja sambil mengikuti
perkuliahan secara online.
Beberapa hasil riset menunjukkan bahwa tren dan isu model pembelajaran saat
ini di Amerika Serikat menggunakan teknologi dengan mengedepankan tiga
kategori teknologi pendidikan keperawatan yaitu : sistem pembelajaran jarak jauh,
pembelajaran klinis, dan penggunaan perangkat lunak / teknis untuk mendukung
sistem pembelajaran secara online.
B. Kajian Teoritis
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi
perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.
Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus
dan output yang berupa respon.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan pengajar kepada pelajar, sedangkan
respons berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan
oleh pelajar tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting
untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat
diamati adalah stimulus dan respons, oleh karena itu apa yang diberikan oleh
pengajar (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respons) harus dapat
diamati dan diukur.
Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara
disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu
dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja
untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu
antara pelajar dan pengajar yang melakukan kegiatan membelajarkan.
Pembelajaran adalah kegiatan pengajar secara terprogram dalam desain
instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar. Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia
yang kompleks. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk
interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup.
Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang
pengajar untuk membelajarkan pelajarnya (mengarhkan interaksi siswa dengan
sumber belajar lainnya) dalam rangkan mencapai tujuan yang diharapkan.
Sumber belajar adalah berbagai informasi, data-data ilmu
pengetahuan, gagasan-gagasan manusia, baik dalam bentuk
bahan-bahan tercetak (misalnya buku, brosur, pamlet, majalah,
dan lain-lain) maupun dalam bentuk non cetak. Sumber belajar
bisa meliputi: pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan.
Komponen-komponen sumber belajar yang digunakan di dalam
kegiatan belajar mengajar dapat dibedakan dengan dengan cara
yaitu dilihat dari keberadaan sumber belajar yang direncanakan
dan dimanfaatkan.
Sumber belajar yang sengaja direncanakan (by design) yaitu
semua sumber belajar yang secara khusus telah dikembangkan
sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan
fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal. Sedangkan
sumber belajar karena dimanfaatkan (by utilization) yaitu sumber
belajar yang tidak secara khusus didesain untuk keperluan
pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasi, dan digunakan
untuk keperluan belajar. Berdasarkan konsep-konsep di atas,
sumber belajar pada dasarnya merupakan komponen sistem
instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, peralatan,
teknik dan latar (lingkungan). Dalam makalah ini titik berat
sumber belajar yang dikaji adalah internet. Sedang orang, bahan,
peralatan dan teknik merupakan sumber belajar pendukung.
Pengertian dari online adalah semua hal yang berhubungan dengan internet
yaitu keadaan komputer yang terkoneksi / terhubung ke jaringan Internet.
Sehingga apabila komputer kita online maka dapat mengakses internet / browsing,
mencari informasi-informasi di internet.
Pengertian internet yaitu berasal dari bahasa Interconnection network
(internet) adalah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang
saling terhubung. Internet berasal dari bahasa latin "inter" yang berarti "antara".
Internet merupakan jaringan yang terdiri dari milyaran komputer yang ada di
seluruh dunia. Internet melibatkan berbagai jenis komputer serta topology
jaringan yang berbeda. Dalam mengatur integrasi dan komunikasi jaringan,
digunakan standar protokol internet yaitu TCP/IP. TCP bertugas untuk
memastikan bahwa semua hubungan bekerja dengan baik, sedangkan IP bertugas
untuk mentransmisikan paket data dari satu komputer ke komputer lainya.
Internet awalnya berasal dari proyek ARPA yang dibentuk tahun 1969 oleh
Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Proyek ini kemudian dikenal dengan
ARPANET (Advanced Research Project Agency Network) yang melakukan riset
tentang cara menghubungkan komputer satu dengan komputer lainnya agar bisa
saling berkomunikasi. Pada tahun 1970, proyek ini berhasil menghubungkan lebih
dari 10 komputer dalam bentuk jaringan, dan beberapa tahun kemudian, hasil riset
proyek ini dikembangkan di luar Amerika. Karena jumlah komputer yang
terhubung semakin banyak, maka pada tahun 1980 dibuatlah protokol resmi yang
dikenal dengan TCP / IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol).
Dari berbagai pengertian mengenai belajar, pembelajaran, sumber belajar,
online maupun internet, dapat di simpulkan bahwa media online merupakan
jarigan komunikasi secara global tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu yang
menghubungakan pesan melalui komputer yang terkoneksi / tersambung dengan
internet. Sebagai suatu media yang memuat semua hal pesan informasi, internet
dapat di gunakan oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Tanpa terkecuali
untuk di jadikan sumber pembelajaran.
C. Pembahasan
Pendidikan keperawatan program Sarjana Keperawatan dimulai di Indonesia
pertama kalinya dengan berdirinya Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di
tahun 1985, yang waktu itu masih tergabung dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Seiring dengan perkembangan berbagai Fakultas di UI, di
tahun 1995 maka secara resmi Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) di UI terbentuk.
Saat ini, menurut data terakhir Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI)
Depdiknas Republik Indonesia telah ada 12 Universitas Negeri yang
menyelenggarakan program pendidikan Sarjana keperawatan dan ners, baik yang
telah menjadi fakultas dan atau masih program studi di Universitas negeri dan 14
program studi di Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES) swasta di Indonesia yang
menyelenggarakan program yang sama.
Sejalan dengan itu, di era tahun 2000 semakin banyak perawat Indonesia yang
bekerja di luar negeri dengan semakin banyaknya peluang penempatan untuk
perawat Indonesia untuk semua jenjang pendidikan. Namun jumlah tersebut masih
sebagian besar diisi oleh lulusan perawat setingkat D3 yang ada di Indonesia.
Dibandingkan dengan negara-negara lainnya sebagai kompetitor penyedia tenaga
perawat seperti Philipina yang hampir 40% tenaga keperawatannya bekerja di luar
negaranya adalah lulusan S1 (BSN).
Upaya untuk meningkatkan jenjang pendidikan perawat Indonesia adalah
mutlak menjadi hak setiap individu perawat tersebut, kapanpun dan dimanapun
saat ini si individu tersebut berada. Tentu saja hal ini juga menjadi hak bagi
perawat Indonesia yang saat ini berada dan sedang bekerja di luar negeri. Sekitar
5000 perawat Indonesia saat ini bekerja di luar negeri di berbagai pelayanan
kesehatan baik di klinik maupun rumah sakit.
Di setiap negara tentu saja kesempatan untuk perawat Indonesia untuk
melanjutkan pendidikan sangat beragam tergantung dari sistem pemerintahan dan
kesempatan pendidikan di negara yang bersangkutan. Untuk beberapa negara di
belahan benua Amerika dan Australia, khususnya kesempatan untuk itu lebih
besar, meskipun dengan biaya yang mahal. Untuk pendidikan BSN program full
time/part time, model membutuhkan biaya rata-rata tuition fee persemester adalah
U$ 5.000. Hal tersebut tidak dirasakan untuk sebagian besar perawat Indonesia
yang bekerja di Timur Tengah, seperti di Kuwait, Arab Saudi, UEA, Qatar dan
Bahrain yang hampir berjumlah 3000 orang. Hal ini lebih dikarenakan sistem
pemerintahan dan sistem pendidikan yang berbeda, sehingga kesempatan
pendidikan tersebut terbatas. Namun saat ini sebagian dari mereka telah ada pula
yang mengikuti pendidikan distance learning untuk BSN dengan beberapa
Universitas di Australia.
Untuk itu sudah selayaknya pula pengelola pendidikan keperawatan di
Indonesia khususnya untuk Sarjana Keperawatan dapat memikirkan dan
mengembangkan program kuliah jarak jauh dengan tetap mengikuti sistem
pendidikan di Indonesia. Terlebih lagi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia (FIK UI) yang memang saat ini UI sendiri telah merencanakan Go
Internasional.
Sudah waktunya penyelenggara pendidikan keperawatan dapat “mengeksport”
model pendidikannya untuk warga negara Indonesia di luar negeri, tanpa harus
ikut-ikutan trend dan latah mengimport twinning program yang notabene
mengimport model pendidikan terkecuali untuk pengembangan keilmuan dan
penempatan lulusan di luar negeri. Perkembangan keperawatan sebagai pelayanan
profesional didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh dari
pendidikan dan pelatihan yang terarah dan terencana.
Di Indonesia, keperawatan telah mencapai kemajuan yang sangat bermakna
bahkan merupakan suatu lompatan yang jauh kedepan. Hal ini bermula dari
dicapainya kesepakatan bersama pada Lokakarya Nasional Keperawatan pada
bulan Januari 1983 yang menerima keperawatan sebagai pelayanan profesional
(profesional service) dan pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi
(professional education).
Tenaga keperawatan yang merupakan jumlah tenaga kesehatan terbesar
semestinya dapat memberikan kontribusi yg besar dalam keberhasilan
pembangunan kesehatan. Untuk itu tenaga keperawatan dituntut untuk dapat
meningkatkan kemampuan profesionalnya agar mampu berperan aktif dalam
pembangunan kesehatan khususnya dalam pelayanan keperawatan profesional.
Pengembangan pelayanan keperawatan profesional tidak dapat dipisahkan dengan
pendidikan profesional keperawatan. Pendidikan keperawatan bukan lagi
merupakan pendidikan kejuruan akan tetapi bertujuan untuk menghasilkan tenaga
keperawatan yang menguasai ilmu keperawatan yang siap dan mempu
melaksanakan pelayanan / asuhan keperawatan profesional kepada masyarakan.
Jenjang pendidikan keperawatan bahkan telah mencapai tingkat Doktoral.
Keyakinan inilah yang merupakan faktor penggerak perkembangan
pendidikan keperawatan di Indonesia pada jenjang pendidikan tinggi, yang
sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1962 yaitu dengan dibukanya Akademi
Keperawatan yang pertama di Jakarta. Proses ini berkembang terus sejalan dengan
hakikat profesionalisme keperawatan.
Dalam Lokakarya Keperawatan tahun 1983, telah dirumuskan dan disusun
dasar-dasar pengembangan Pendidikan Tinggi Keperawatan. Sebagai realisasinya
disusun kurikulum program pendidikan D-III Keperawatan, dan dilanjutkan
dengan penyusunan kurikulum pendidikan Sarjana (S1) Keperawatan.
Pendidikan tinggi keperawatan diharapkan menghasilkan tenaga keperawatan
profesional yang mampu mengadakan pembaruan dan perbaikan mutu pelayanan /
asuhan keperawatan, serta penataan perkembangan kehidupan profesi
keperawatan. Pendidikan tinggi keperawatan diharapkan menghasilkan tenaga
keperawatan professional yang mampu mengadakan pembaharuan dan perbaikan
mutu pelayanan / asuhan keperawatan, serta penataan perkembangan kehidupan
profesi keperawatan.
Keperawatan sebagai suatu profesi, dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawab pengembanggannya harus mampu mandiri. Untuk itu memerlukan
suatu wadah yang mempunyai fungsi utama untuk menetapkan, mengatur serta
mengendalikan berbagai hal yang berkaitan dengan profesi seperti pengaturan hak
dan batas kewenangan, standar praktek, standar pendidikan, legalitas, kode etik
profesi dan peraturan lain yang berkaitan dengan profesi keperawatan.
Diperkirakan bahwa dimasa datang tuntutan kebutuhann pelayanan kesehatan
termasuk pelayanan keperawatan akan terus meningkat baik dalam aspek mutu
maupun keterjangkauan serta cakupan pelayanan. Hal ini disebabkan
meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan yang diakibatkan
meningkatnya kesadaran masyarakat secara umum, dan peningkatan daya emban
ekonomi masyarakat serta meningkatnya komplesitas masalah kesehatan yang
dihadapi masyarakat. Masyarakat semakin sadar akan hukum sehingga
mendorong adanya tuntutan tersedianya pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
keperawatan dengan mutu yang dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat.
Dengan demikian keperawatan perlu terus mengalami perubahan dan
perkembangan sejalan dengan perubahan yang terjadi diberbagai bidang lainnya.
Perkembangan keperawatan bukan saja karena adanya pergeseran masalah
kesehatan di masyarakat, akan tetapi juga adanya tekanan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan serta perkembangan profesi keperawatan
dalam menghadapi era globalisasi.
Dalam memnghadapi tuntutan kebutuhan dimasa datang maka langkah konkrit
yang harus dilakukan antara lain adalah penataan standar praktek dan standar
pelayanan/asuhan keperawatan sebagai landasan pengendalian mutu pelayanan
keperawatan secara professional, penataan sistem pemberdayagunaan tenaga
keperawatan sesuai dengan kepakarannya, pengelolaan sistem pendidikan
keperawatan yang mampu menghasilkan keperawatan professional serta penataan
sistem legilasi keperawatan untuk mengatur hak dan batas kewenangan,
kewajiban, tanggung jawab tenaga keperawatan dalam melakukan praktek
keperawatan.
Prospek pendidikan jarak jauh on-line merupakan suatu alternatif yang cukup
cerah. Sektor telekomunikasi Indonesia pada abad ke-21 meluncurkan program
Nusantara 21 yang bertujuan mengembangkan archipelago super lane dan
mengembangkan nusantara multimedia community access centers untuk
kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Program ini menggabungkan seluruh
sistem jaringan telekomunikasi, yaitu satelit, kabel serat optik, seluler, TV kabel,
dan broadcast dalam satu konfigurasi jaringan. Jaringan ini terkoneksi langsung
dengan jaringan internasional yang berkoneksi secara superhighway.
Program ini sangat mendukung terciptanya program pembelajaran jarak jauh
online, karena akan memudahkan masyarakat untuk mengakses program
pendidikan yang didistribusikan melalui jaringan internet. Namun demikian, ada
beberapa kendala penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh online ini jika
disinkronisasi dengan model pembelajaran dalam pendidikan tinggi keperawatan.
Pertama, pengguna jasa internet masih sedikit. meskipun bisnis internet sudah
cukup berkembang pesat, tetapi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk
Indonesia yang lebih dari 200 juta jiwa, itu berarti dapat dikatakan jumlah 50.000
pelanggan masih sangat sedikit.
Kedua, jumlah perusahaan internet service provider juga dirasakan masih
kurang, sehingga saat ini masih banyak perusahaan internet service provider yang
bandwidth-nya sudah penuh sesak. Hal ini akan menghambat terjadinya proses
pembelajaran jarak jauh online.
Ketiga, mengubah paradigma pendidikan konvensional tatap muka dalam
kelas menjadi belajar mandiri dalam menghadapi komputer tidaklah mudah.Hal
ini memerlukan proses pengedukasian masyarakat secara terus-menerus.
Keempat, harga perangkat komputer masih dirasakan sangat mahal. Meksipun
ada beberapa kelemahan dalam sistem pembelajaran jarak jauh online dan kendala
dalam penyelenggaraannya, tetapi mengingat keunggulan dan prospek
penyelenggaraan ke depan serta untuk memberikan kesempatan kepada
masyarakat secara luas, terutama bagi mereka yang tidak tertampung dalam ruang
belajar di kelas, atau masyarakat yang masih jauh dari pusat pendidikan program
itu perlu bagi penyelenggara pendidikan untuk menyelenggarakan sistem
pendidikan jarak jauh online ini. Penyelenggara pendidikan harus sudah memulai
memikirkan kembali isi dalam proses pembelajaran jarak jauh online secara tepat.
Adapun beberapa keunggulan dan kekurangan proses metode online ini
adalah:
1. Keunggulan
a. Dosen dan mahasiswa tidak perlu bertatap muka secara langsung
dalam ruang kelas, karena yang digunakan adalah fasilitas komputer
yang dihubungkan dengan internet. Sehingga, akan mengurangi biaya
penunjang pendidikan, seperti biaya transportasi, kos-kosan, kertas
serta alat tulis dan sebagainya.
b. Tidak terbatas oleh waktu, pembelajar dapat menentukan kapan saja
waktu untuk belajar, sesuai dengan ketersediaan waktu masing-masing
mahasiswa.
c. Mahasiswa dapat memilih topik atau materi sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan masing-masing. Hal ini sangat baik karena dapat
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
d. Lama waktu belajar juga bergantung pada kemampuan masing-masing
mahasiswa. Kalau mahasiswa tersebut telah mencapai tujuan
pembelajaran, ia dapat menghentikannya. Sebaliknya, apabila
mahasiswa tersebut masih memerlukan waktu untuk mengulangi
kembali subjek pembelajarananya, dia bisa langsung mengulanginya
tanpa tergantung pada dosen.
e. Materi pembelajaran disimpan dalam komputer, berarti materi itu
mudah diperbarui sesuai dengan perkembangan iptek. Mahasiswa
dapat menanyakan hal-hal yang kurang dipahami secara langsung
kepada dosen, sehingga keakuratan jawaban dapat terjamin.
2. Kekurangan
a. Tingginya gangguan terhadap mahasiswa karena sifat metode online
ini merupakan belajar mandiri. Sehingga kemungkinan terjadi
gangguan selama belajar sangat mungkin.
b. Kesulitan mendapat penjelasan dari dosen ketika mahasiswa mendapat
kesulitan atau ketidak pahaman terhadap materi. Mahasiswa harus
menunggu sampai bertemu dengan dosennya.
c. Pemahaman mahasiswa dengan materinya. Sangat mungkin terjadi
salah presepsi terhadap inti materi yang di ajarkan.
Manusia Indonesia di mana pun berada tetap eksis menjadi yang berkualitas
unggul, tangguh, kreatif dan berdaya saing tinggi. Bangsa Indonesia menjadi
bangsa yang besar, bukan hanya karena jumlah penduduknya melainkan karena
ditopang oleh sistem pendidikan yang berkualitas dan tidak kalah dengan negara-
negara maju lainnya.
D. Kesimpulan
Sistem pendidikan nasional ditetapkan untuk meningkatkan harkat dan
derajat bangsa melalui pengaturan pendidikan yang memungkinkan setiap peserta
didik untuk memiliki pekerjaan setelah lulus dengan dibekali iman, takwa, ilmu,
kecakapan, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab. Itu semua merupakan
dampak dari undang-undang terhadap pendidikan keperawatan yang
mencerminkan implikasi keperawatan yang menyeluruh baik terhadap sistem
pendidikan, sistem pelayanan, maupun kehidupan keprofesian keperawatan.
Untuk mengenyam pendidikan, terutama jenjang pendidikan tinggi
keperawatan tidak harus di kampus yang berdaya tamping sangat terbatas. Dengan
kemajuan teknologi yang ada, memungkinkan untuk menggunakan teknologi
online. Apalagi Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau dengan jumlah populasi
penduduk yang sangat banyak , sangat tepat jika menggunakan media online.
Media online juga sangat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan
tugas-tugas dari dosen tanpa harus jauh-jauh datang ke perpustakaan ketika waktu
tidak memungkinkan. Mereka cukup duduk di depan komputer dengan jari-jari
bisa belajar membuka internet. Dunia pendidikan dan berbagai sumber informasi
ada di ujung jari.
E. DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Fetter, M. S. (2009). Curriculum strategies to improve baccalaureate nursing
information technology outcomes. Journal of Nursing Education, 48(2),
78-85.
Ganda, Yahya. Petunjuk Praktis Cara Mahasiswa Belajar di Perguruan Tinggi.
Semarang: Grasindo.
Hardjito. 1997. Internet untuk Pembelajaran. Dari:
http://www.pustekom.go.id/teknodik/t10/10-3.htm. [diunduh 14 Februari
2014].
Mancuso-Murphy, J. (2007). Distance education in nursing: an integrated
review of online nursing students' experiences with technology-delivered
instruction. Journal of Nursing Education, 46(6), 252-260.
Potter & Perry. Buku Ajar Fundamental KeperawatanKonsep, Proses dan Praktik
Vol. 4. Jakarta. EGC.
Salam dan Salmon, Ferry. 2009. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta:
Salemba.
Sanaky, Hujair AH. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania
Press.
Sanjaya, H. Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana.
Jember, 15 Februari 2014
Diperiksa oleh, Disusun oleh,
Ns. Roymond H. Simamora, M.Kep. Firman Adi Wijaya
NIP. 197606292005011001 NIM. 122310101059