Penggunaan Media Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Keindahan Alam Pada Siswa...
Click here to load reader
-
Upload
yulia-rizki-damanik -
Category
Documents
-
view
573 -
download
4
Transcript of Penggunaan Media Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Keindahan Alam Pada Siswa...
PENGGUNAAN MEDIA ALAM SEKITAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
KEINDAHAN ALAM PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KLEGO
Disusun Guna Memenuhi Tugas Semester Enam
Mata Kuliah Penelitiaan Kualitatif
Dosen Pengampu : Dra. Sumarwati, M.Pd.
Oleh :
IKA RAHAYU SUSILANINGSIH
K1207020
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET2010
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran sastra saat ini dianggap belum berhasil. Pengajaran kesusastraan
sampai saat ini hanya mengarah pada hafalan sejarah. Banyaknya mata pelajaran
yang diajarkan di sekolah menyebabkan pengajaran sastra tidak berlangsung dengan
baik dan cenderung menjadi hafalan saja. Guru hanya mengajarkan teori saja dan
siswa sama sekali tidak mendapatkan pelajaran tentang praktek menulis dan
membaca karya sastra.
Ketidakberhasilan pembelajaran sastra merupakan hal yang sangat
disayangkan. Moody dalam Andayani (2008:2), mengungkapkan pembelajaran sastra
dapat memberikan sumbangan secara nyata dalam pendidikan mentalitas
siswa. Sumbangan tersebut meliputi empat hal, antara lain skill, knowledge,
development, dancharacter. Pembelajaran sastra hendaknya mampu menunjang
keterampilan berbahasa murid (skiil), meningkatkan sosial budaya(knowlwdge),
mengembangkan rasa karsa (development), dan mampu membentuk watak budi luhur
murid (character).
Pembelajaran sastra saat ini kondisinya masih sangat memprihatinkan. Selain
itu juga masih ditemui banyak kendala. Pembelajaran sastra dianggap hanya sekedar
pelengkap dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini mungkin saja disebabkan
karena kurangnya kompetensi yang dimiliki guru dalam pengajaran sastra. Guru
bahasa seharusnya juga berperan sebagai guru sastra. Namun pada kenyataannya guru
lebih banyak mengajar tentang bahasa daripada memberikan pembelajaran sastra. Hal
lain yang menyebabkan ketidakberhasilan pengajaran sastra adalah alokasi waktu
pembelajaran yang terbatas, sehingga guru tidak mampu menggunakan alokasi waktu
yang terbatas ini untuk mengajar teori dan praktek.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Budi Prasetyo (Guru Bahasa Indonesia
kelas VIII SMP Negeri 1 Pasir Belengkong) yang dimuat dalam Jurnal Pendidikan
Inovatif Volume 2, nomor 2, 2 Maret 2007 menyatakan bahwa kemampuan siswa
dalam menulis puisi masih rendah. Siswa mengalami kesulitan menuangkan pikiran
dan perasaannya dalam bentuk puisi. Kesulitan yang dihadapi siswa itu ditandai
dengan beberapa hal seperti siswa kesulitan menemukan ide, menemukan kata
pertama dalam puisinya, mengembangkan ide menjadi puisi karena minimnya
penguasaan kosakata, dan menulis puisi karena tidak terbiasa mengemukakan
perasaan, pemikiran, dan imajinasinya ke dalam puisi.
Pembelajaran menulis puisi, khususnya puisi keindahan alampada siswa kelas
XII di SMP Negeri 1 Klego mengalami hal yang sama pula. Pembelajaran menulis
puisi keindahan alam diangggap sebagai pembelajaran yang sulit bagi siswa.
Penyebabnya adalah karena mereka jarang berlatih. Guru hanya mengajar teori
tentang puisi dan tidak pernah mengadakan praktik menulis puisi. Jika ada materi
tenyang membaca puisi, guru tidak pernah menuntut siswanya untuk membacakan
puisi karya mereka sendiri. Para siswa cukup mencari dari buku ataupun internet, lalu
membacakannya di depan kelas.
Penggunaan media pembelajaran yang tidak variatif ternyata juga banyak
berpengaruh pada rendahnya kemampuan siswa dalam menulis puisi keindahan alam.
Guru cenderung menggunakan media yang konvensional, sehingga siswa kurang
termotivasi untuk belajar lebih dalam.
Media alam sekitar merupakan salah satu media yang cukup efektif untuk
pembelajaran menulis puisi, khususnya puisi keindahan alam. Media alam sekitar
adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita yang dapat digunakan untuk menunjang
pembelajaran. Media ini sangat murah namun dapat dipergunakan secara sangat
efektif untuk pembelajaran. Selain itu, media alam sekitar juga dapat menghilangkan
kebosanan siswa. Belajar selama ini selalu di ruang kelas, akan tetapi dengan media
alam sekitar siswa dapat diajak ke luar ruangan pada saat pembelajaran berlangsung.
Hal ini akan menarik perhatian siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Berdasarkan uraian di atas dan kaitannya dengan penelitian ini adalah perlu
adanya pemecahan masalah pembelajaran menulis puisi, khususnya puisi keindahan
alam. Oleh karena itu, peneliti berkolaborasi dengan guru pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia melakukan upaya peningkatan kemampuan menulis puisi keindahan alam
pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Klego melalui optimalisasi penggunaan media
alam sekitar dalam pembelajaran menulis berbentuk penelitian tndakan kelas (PTK)
untuk meningkakan kualitas proses pembelajaran menulis puisi dan kemampuan
siswa dalam menulis puisi keindahan alam. Media alam sekitar ditentukan oleh guru
dan peneliti dengan pertimbangan media tersebut terbukti lebih efektif digunakan
dalam pemelajaran menulis puisi keindahan alam.
B. Perumusan Masalah
Berdasarrkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan media alam sekitar dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Klego?
2. Apakah dengan menggunakan media alam sekitar dalam pembelajaran menulis puisi
keindahan alam dapat menigkatkan kemampuan menuis puisi keindaham alam pada
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Klego?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis puisi siswa kelas VII
SMP Negeri 1 Klego.
2. Untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi keindahan alam pada siswa kwlas
VII SMP Negeri 1 Klego melalui penggunaan media alam sekitar.
D. Manfaat Hasil penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk referensi penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan hal yang sama.
b. Dapat dipergunakan seagai media alternatif bagi guru di sekolah lain dalam
mengajarkan materi menulis puisi keindahan alam yang lebih efektif dan efisien bagi
siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Dengan digunakannya media alam sekitar dalam pembelajaran menulis puisi
keindahan alam, siswa menjadi lebih mudah dalam menulis puisi keindahan alam.
b. Bagi Guru
Guru dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan menulis puisi keindahan
alam.
c. Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan fakta bahwa dengan menggunakan media alam sekitar dalam
pembelajaran menuis puisi dapat meningkatkan kemampuan meulis puisi keindahan
alam.
d. Bagi peneliti Lainnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai rferensi bagi peneliti lain dengan objek
penelitian yang sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Hakikat Menulis Puisi
a. Hakikat Menulis
Menulis merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa selain menyimak,
berbicara, dan membaca yang perlu dikuasai oleh siswa. Menulis merupakan
kemampuan berbahasa yang berfungsi untuk menyampaikan infiormasi secara
tertulis. Dalam menulis dituntut lebih banyak persyaratan dan dianggap lebih sulit
daripada kemampuan berbahasa yang lain, misalnya kemampuan berbicara.
Ada berbagai macam pengertian menulis. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, menulis adalah (1) membuat huruf dengan pena (pensil, kapur); (2)
melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang atau membuat surat) dengan
tulisan; (3) menggambar; (4) melukis; (5) membatik. Menulis merupakan kegiatan
seseorang mengungkapkan gagasan, menyampaikannya melalui bahasa tulis.
Semi (1990:8) menyatakan menulis atau mengarang merupakan pemindahan
pikiran atau perasaan dalam bentuk lambang-lambang bahasa. Lambang-lambang
bahasa ini berbentuk tulisan yang berisi pesan atau gagasan penulis agar bisa
dipahami pembaca.
Tarigan (1993: 21) menyatakan menulis ialah menurunkan atau melukiskan
lamang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lamang-lambang grafik tersebut
kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik terseut.
Dari pendapat-pendapat di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
menulis merupakan kegiatan mengungkapkan ide, gagasan, pikiran atau perasaan
menggunakan bahasa tulis.
Azzaini (dalam http://jamil.niriah.com/) mengemukakan tujuh manfaat
menulis, yaitu:1. Mengurangi stres. Menurut James W Pennebaker, Ph.D., Professor of Psychology dari
University of Texas dan penulis buku“Opening Up: The Healing Power of Expressing Emotions“, kondisi mental orang-orang yang terbiasa mengekspresikan emosi atau unek-unek dengan menulis, lebih stabil dibandingkan orang-orang yang tidak biasa menulis.
2. Membantu menemukan jalan hidup. Harvard Business School pernah melakukan penelitian tentang hubungan antara memiliki cita-cita & menuangkannya dalam bentuk tulisan, dengan pencapaian cita-cita tersebut. Hasilnya, sebagian besar responden (84%), ternyata tidak punya cita-cita. 13% punya cita-cita tapi tidak menuliskannya. Dan hanya segelintir orang, yaitu 3%, yang punya cita-cita dan menuliskannya.
3. Menjaga semangat dan komitmen. Setiap tulisan yang kita buat akan mengingatkan kita pada komitmen-komitmen yang telah kita buat, dan itu adalah obat yang sangat baik untuk membangkitkan semangat yang kerap kali pudar di tengah jalan.
4. Mencari dan memperkaya inspirasi. Menulis tentang sesuatu akan mendorong kita
untuk mencari hal-hal yang akan memperkuat materi
penulisan, googling/searching akan segera menjadi kata yang akrab bagi orang yang
hobi menulis, atau minta pendapat dari orang lain yang lebih ahli.
5. Mendatangkan passive income. Tulisan yang baik sangat bisa dijadikan buku, dan
diterbitkan, dan dijual. Sebut sajalah berjudul-judul buku yang diambil dari buku
harian atau kumpulan posting di blog, atau dari kumpulan kertas tissue yang
digunakan JK Rowling waktu menulis naskah cerita di cafe-cafe. Tak heran kalau
Andrea Hirata mendapat royalti lewat Rp1M dari Laskar Pelanginya.6. Meningkatkan kreativitas. Menulis yang rutin dan sinambung, lama-kelamaan akan
mendorong kita untuk terus menggali lebih dalam bagaimana cara menulis yang baik, penyampaian yang sistematis, dan gaya penulisan yang menarik.
7. Menyimpan memori. Rasanya, ini adalah salah satu “tujuan utama” sebagian orang menulis, baik itu buku harian ataupun blog harian. Terlalu banyak kisah hidup dan aktivitas keseharian yang sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja, tanpa dibungkus dalam album yang setiap saat bisa dibuka-buka kembali.
b. Hakikat Puisi Keindahan Alam
Puisi adalah bentuk kesusastraan yang paling tua. Pengertian puisi sampai saat
ini masih sulit untuk didefinisikan. Kata ”puisi” berasal dari bahasa
Yunani poiesis yang berarti ”penciptaan”. Dalam bahasa Inggris padanan kata ”puisi”
adalah poetry yang erat hubungannya dengan kata poet dan poem. Coulter dalamTarigan (1984:4) menjelaskan kata poet berasal dari kata Yunani yang berarti orang
yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa.
Menurut Soedarmo dalam Pradopo (1997) puisi adalah karangan yang terikat oleh banyak baris dalam tiap bait, banyak kata dalam tiap baris, banyak suku kata dalam tiap baris, rima, dan irama. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.
Menurut Abercrombie dalam Tarigan (1984:7) puisi adalah ekspresi dari
pengalaman imajinatif, yang hanya bernilai serta berlaku dalam ucapan atau
pernyataan yang bersifat kemasyarakatan yang diutarakan dengan bahasa yang
mempergunakan setiap rencana yang matang dan bermanfaat (poetry is the
ekspression of imaginative experience valued simply as such and significant as such,
in the cominicable state given by language which employs every avaiable and
appropriate device).
Pendapat lain tentang puisi dikemukakan oleh Johnson dalam Waluyo
(1987:23), menurutnya puisi adalah peluapan yang spontan dari perasaan yang penuh
daya yang berpangkal pada emosi yang berpadu kembali dalam kedamaian.
Dengan demikian, puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan penyair yang diwujudkan dalam susunan kata-kata yang
memiliki makna dan amanat yang ingin disampaikan kepada para pembacanya.
Tema dalam puisi ada bermacam-macam, salah satunya mengenai keindahan
alam. Jadi, yang dimaksud puisi keindahan alam adalah puisi yang didalamnya
menceritakan tentang keindahan alam.
c. Unsur-unsur Puisi
Waluyo dalam bukunya yang berjudul Teori Dan Apresiasi Puisi (1987:4)
menyatakan pada pokoknya puisi dibangun oleh dua unsur pokok, yakni struktur
fisik dan struktur batin atau struktur makna. Struktur fisik puisi disebut juga metode
pusi, yakni unsur estetik yang membangun struktur luar puisi. Unsur-unsur tersebut
yaitu diksi, pengimajinasian, kata konkret, bahasa figuratif (majas), versivikasi, dan
tata wajah puisi. Unsur-unsur ini dapat ditelaah satu per satu, tetapi unsur-unsur ini
merupakan satu kesatuan yang utuh. Sedangkan struktur batin atau struktur makna
mengungkapkan apa yang hendak dikemukakan oleh penyair dengan perasaan dan
suasana jiwanya.
Richard dalam Tarigan (1993:9) menyatakan bahwa suatu puisi mengandung
suatu makna keseluruhan yang merupakan perpaduan daritema penyair (yaitu
mengenai inti pokok puisi itu), perasaan (yaitu sikap sang penyair terhadap bahan
atau objeknya), nada (yaitu sikap sang penyair terhadap pembaca atau penikmatnya),
dan amanat (yaitu maksud atau tujuan sang penyair).
Hartoko dalam Waluyo (1987:27) menyebut adanya unsur penting dalam
puisi, yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaksis puisi. Unsur
tematik puisi lebih menunjuk ke arah struktur batin puisi, sedangkan unsut sintaksis
menunjuk pada strukur fisik puisi.
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa puisi
terdiri dari unsur-unsur pembentuknya. Unsur-unsur tesebut meliputi tema, nada,
rasa, amanat, diksi, imaji, bahasa figuratif, kata konkret, ritme dan rima. Unsur-unsur
tersebut saling terikat dan merupakan satu kesatuan yang utuh.
2. Hakikat Media Alam Sekitar
a. Pengertian Media Alam SekitarMedia (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa
latin medius, yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’ (Arsyad, 2002; Sadiman, dkk., 1990). Oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan(software) dan/atau alat (hardware). Sedangkan menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002), bahwa media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media.
Dalam dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media komunikasi digunakan secara bergantian atau sebagai pengganti istilah media pendidikan (pembelajaran). Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1994) bahwa dengan penggunaan alat bantu berupa media komunikasi, hubungan komunikasi akan dapat berjalan dengan lancar dan dengan hasil yang maksimal.. Menurut National Education Association -NEA (dalam Sadiman, dkk., 1990), media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik yang tercetak maupun audio visual beserta peralatannya.
Berdasarkan batasan-batasan mengenai media seperti tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar (individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa sehingga proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.
Menurut Anderson (1983), media terdiri atas bermacam-macam jenis, antara lain (1) audio, (2) cetak, (3) audio cetak, (4) proyeksi visual diam, (5) proyeksi audio visual diam, (6) visual gerak, (7) audi visual gerak, (8) objek fisik, (9) komputer, serta (10) manusia dan lingkungan.
Media lingkungan (alam sekitar) merupakan media yang murah meriah, namun dapat digunakan untuk hasil yang maksimal. Media ini memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan media-media lain, salah satunya dapat menghilangkan kejenuhan siswa karena terus belajar di ruangan kelas. Belajar di alam seitar tentunya akan lebih menyenangkan dan menimbulkan motivasi belajar yang lebih tinggi bagi para siswa. Hal ini tentunya akan menghasilkan dampak yang positif bagi pembelajaran.
b. Fungsi Media Pengajaran
Fungsi media pengajaran sebagai sumber belajar, Nana Sudjana ( dalam
Djamarah, 1996 : 152 ), Merumuskan fungsi media sebagai berikut :
1. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi
tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat Bantu untuk mewujudkan
situasi belajar mengajar yang efektif
2. Penggunana media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan
situasi mengajar.
3. Media pengajaran, penggunaannya dengan tujuan dari sisi pelajaran .
4. Penggunaan media bukan semata – mata alat hiburan, bukan sekedar melengkapi
proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
5. Penggunaan media dalam pengajaran lebih dituangkan untuk mempercepat proses
belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap perhatian yang diberikan
guru.
6. Pengunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar
mengajar.
Ketika fungsi – fungsi media pengajaran itu diaplikasikan kedalam proses
belajar mengajar , maka terlihatlah perannya sebagai berikut :
a. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan
yang guru sampaikan.
b. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan
oleh para siswa dalam proses belajarnya.
c. Media sebagai sumber belajar bagi siswa.
3. Kerangka Berpikir Pembelajaran sastra, terutama menulis puisi, khususnya untuk puisi keindahan alam adalah pembelajaran yang cukup sulit untuk dimengerti oleh siswa. Penggunaan media yang tidak variatif menyebabkan pembelajaran ini kurang mampu menarik perhatian siswa dan cenderung membosankan. Salah satu media yang dapat digunakan oleh guru untuk membantu kesulitan siswa dalam menulis puisi keindahan alam yaitu dengan media alam sekitar. Dengan menggunakan media alam sekitar, dapat membina siswa untuk mampu menulis puisi keindahan alam dengan baik. Untuk lebih jelasnya, berikut ini gambar alur kerangka berpikir:
3. Hipotesis Tindakan
Penggunaan media alam sekitar dalam pembelajaran menulis puisi dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi keindahan alam. Dengan
demikian dapat dirumuskan hipotesis bahwa penggunaan media alam sekitar dalam
pembelajaran menulis puisi dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis puisi
dan kemampuan siswa dalam menulis puisi keindahan alam.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Klego, Boyolali. Lokasi penelitian
ini ditentukan dengan pertimbangan bahwa masih terdapat permasalahan
pembelajaran menulis yang perlu diatasi, yakni masalah kesulitan siswa dalam
menulis puisi berkaitan dengan keindahan alam.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Juli 2010. Untuk lebih
jelasnya, rincian waktu dan jenis kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Rincian Kegiatan, Waktu, dan Jenis Kegiatan
No KegiatanBulan
Maret April Mei Juni Juli
1 Persiapan survei awal sampai
penyusunan proposal
xxxx x---
2 Seleksi informan, penyiapan
instrumen dan alat
-x--
3 Pengumpulan data -xxx x---
4 Analisis data -xxx
5 Penyusunan Laporan --xx xxxx
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Pada hakikatnya PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas
atau sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau
peningkatan proses dan praktis pembelajaran.
Adapun langkah-langkah pelaksaan PTK dilakukan melalui empat tahap,
takni: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan
interpretasi, dan (4) aalisis dan refleksi.
D. Sumber Data
Sumber data utama pada penelitian ini adalah siswa yang menjadi objek
penelitian. Selain itu, segala tindakan dan kata-kata dari guru juga merupakan data
yang harus diamati. Peneliti juga melakukan wawancara kepada guru dan siswa untuk
mendapatkan data.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian diambil secara acak, dipilih satu kelas diantara lima kelas
yang ada pada kelas VII. Sampel terdiri dari 40 orang siswa, yang terdiri dari 31
siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Observasi, digunakan untuk mengamati pelaksanaan dan perkembangan
pembelajaran menulis puisi keindahan alam yang dilakukan oleh guru dan siswa.
Pengamatan dilakukan sebelum, selama, dan sesudah siklus penelitian berlangsung.
2. Wawancara, dilakukan terhadap kepala sekolah, guru dan siswa untuk menggali informasi
guna memperoleh data berkenaan dengan aspek-aspek pembelajaran, penentuan tindakan,
dan respon yang timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.
3. Tes, digunakan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan.
Adapun tes yang diberikan kepada siswa, yakni tes yang berupa tes tertulis (menulis puisi
keindahan alam).
F. Teknik Uji Validitas Data
Data yang telah dikumpulkan lalu dianalisis, dengan cara mengatur urutan
data, memilih milih data yang diperlukan dan data yang tidak diperlukan. Atau
memakai data tersebut yang telah ditafsirkan atau data yang telah diperoleh. Data
yang telah tersusun dikaitkan dengan teori yang relavan sesuai dengan data yang
muncul.
G. Teknik Analisis Data
Untuk menetapkan keakuratan data diperoleh pada saat penerapan media alam
sekitar diperlukan teknik pemeriksaan, ada empat karekteristik yang digunakan untuk
mendapatkan keabsahan data, yaitu derajat kepercayaan, peralihan, ketergantungan,
dan kepastian.
DAFTAR PUSTAKA
Andayani. 2008. Pembelajaran dan Apresiasi Sastra Berbasis Quantum Learning Di Sekolah
Dasar. Solo: Sebelas Maret University press
Anderson. R.H. (1983). Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. Jakarta :
Universitas Terbuka dan Pusat Antar UniversitasArsyad, A. 2002. Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Atar Semi. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya
Editorial Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Dalamhttp://depdiknas.go.id// , ( diakses tanggal
15 April 2009)
Hamalik, O. 1994. Media Pendidikan, cetakan ke-7. Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya
Bakti.
Herman J. Waluyo. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Press
Jamil Azzaini. 2009. 7 Kedahsyatan Menulis Dalamhttp://jamil.niriah.com/ (Diakses Tanggal
10 Mei 2009)
Rachmat Djoko Pradopo. 1997. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada University PressSadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahadjito. 1990. Media Pendidikan: pengertian,
pengembangan dan pemanfaatannya, edisi 1. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.
Tarigan,Henry Guntur. 1984. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa
Tarigan. 1993. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
LAMPIRAN
Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/2
Standar Kompetensi : Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui
kegiatan menulis kreatif puisi
Kompetensi Dasar : Menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam
Indikator : (1) Siswa dapat memahami definisi puisi lanskap/ puisi
tentang keindahan alam
(2) Siswa dapat mengenali contoh jenis puisi lanskap
(3) Siswa dapat menulis puisi tentang keindahan alam dengan pilihan kata yang tepat
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit
1. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menulis kreatif puisi keindahan alam dengan pilihan kata yang tepat
2. Materi Pembelajaran
a. Materi dasar menulis puisi (rima, bait dan baris)
b. Kumpulan puisi keindahan alam/ lanskap
c. Seperangakat gambar/ slide alam dan rekaman suara alam
3. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan awal (apersepsi)(5 Menit)
1) Guru mengajak siswa mengamati fenomena alam di sekitar siswa
2) Guru dan siswa bertanya jawab tentang fenomena alam yang terjadi
b. Kegiatan Inti (25 Menit)
1) Siswa mengamati dan memahami contoh puisi lanskap
2) Siswa mengidentifikasi pilihan kata pada contoh puisi
3) Guru mengajak siswa untuk ke luar kelas
4) Siswa berlatih menulis puisi lanskap sesuai pemandangan yang ada di alam
sekitar dengan pilihan kata yang tepat
c. Kegiatan Akhir (5 Menit)
1) Siswa dan guru melakukan refleksi (tugas lanjutan untuk siswa: mencari referensi
tentang puisi lanskap dan contohnya dari internet)
5. Media dan Sumber Belajar
a. Contoh puisi lanskap
b. Buku teks pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII
c. Alam sekitar
6. Model dan Metode Pembelajaran
Model yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah:
a. Contoh
b. Tanya-jawab
c. Latihan
d. Penugasan
Termasuk dalam metode pembelajaran kooperatif, ditandai dengan adanya interaksi
intensif antara guru dan peserta didik.
7. Penilaian
a. Teknik : Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uji petik kerja prosedur dan produk
c. Soal/ Instrumen :
1. Amatilah pemandangan alam sekitarmu!
2. Ungkapkanlah perasaanmu dalam bentuk puisi dengan
tema keindahan alam!
3. Setelah selesai, tukarkanlah puisi kamu dengan teman!
4. Apakah sudah menarik dan sesuai dengan tema?
5. Bacalah dengan saksama, apakah pilihan kata yang
digunakan sudah tepat?
No Aspek Penilaian Skor
1 Kesesuaian Isi Puisi dengan Tema
yang Ditentukan
5
a. Sesuai (3)
b. Kurang sesuai (2)
c. Tidak sesuai (1)
2 Pilihan Kata atau Diksi yang
Digunakan
5
a. Baik (3)
b. Kurang baik (2)
c. Tidak baik (1)
Keterangan:
Skor maksimum 2 (3 x 5) = 30
Nilai perolehan siswa = Skor perolehan X 100
Skor maksimum
Klego, 8 Mei 2010
Guru Mata Pelajaran
Soeharto, S.Pd.
Lampiran 2: Lembar wawancara untuk siswa
LEMBAR WAWANCARA UNTUK SISWA
Wawancara Ke :
Waktu Wawancara :
Masalah :
Responden :
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana perasaanmu ketika
mempelajari tentang puisi?
2. Apa yang membuat kamu
merasa kesulitan dalam
membuat puisi?
3. Apa yang dapat membuatmu
merasa mudah untuk membuat
sebuah puisi?
4. Apakah kamu senang dengan
pembelajran membuat puisi?
5. Apakah dengan melakukan
pembelajaran di luar kelas
dapat membantu menemukan
kata-kata yang bagus untuk
dituangkan ke dalam puisi?