Penggunaan Materai Atas Dokumen-Dokumen di Universitas … · 2016. 9. 1. · rangkap-rangkapnya,...

17
BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil Penelitian 1. Penggunaan Meterai Atas Dokumen-dokumen di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang berlokasi di Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, Jawa Tengah, semula lahir dengan nama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen Indonesia (PTPG-KI). Diresmikan pada tanggal 30 November 1956 dengan lima jurusan, yaitu Pendidikan, Sejarah, Bahasa Inggris, Hukum, dan Ekonomi. PTPG-KI Satya Wacana berubah menjadi FKIP-KI pada tanggal 17 Juli 1959. Kemudian pada tanggal 5 Desember 1959 diresmikan menjadi Universitas Kristen Satya Wacana dengan kehadiran Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum yang kemudian diikuti dengan pembukaan beberapa Fakultas dan Program Studi baru. Sebagai Perguruan Tinggi Swasta yang kini melewati usia emasnya, Satya Wacana yang berarti “Setia Kepada Firman Tuhan”, terus berkembang dan mendapat kepercayaan baik dari masyarakat maupun pemerintah. Pada saat ini UKSW memiliki 56 Program Studi yang terdiri dari 4 Program Studi Diploma III, 39 Program Studi Program Sarjana (S1), 10 Program Studi Program Magister (S2), dan 3 Program Studi Program Doktoral (S3).

Transcript of Penggunaan Materai Atas Dokumen-Dokumen di Universitas … · 2016. 9. 1. · rangkap-rangkapnya,...

Page 1: Penggunaan Materai Atas Dokumen-Dokumen di Universitas … · 2016. 9. 1. · rangkap-rangkapnya, surat yang memuat jumlah uang, surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep, atau

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Hasil Penelitian

1. Penggunaan Meterai Atas Dokumen-dokumen di Universitas Kristen

Satya Wacana (UKSW) Salatiga

Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang berlokasi di Jl.

Diponegoro 52-60 Salatiga, Jawa Tengah, semula lahir dengan nama

Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen Indonesia (PTPG-KI).

Diresmikan pada tanggal 30 November 1956 dengan lima jurusan, yaitu

Pendidikan, Sejarah, Bahasa Inggris, Hukum, dan Ekonomi. PTPG-KI

Satya Wacana berubah menjadi FKIP-KI pada tanggal 17 Juli 1959.

Kemudian pada tanggal 5 Desember 1959 diresmikan menjadi Universitas

Kristen Satya Wacana dengan kehadiran Fakultas Ekonomi dan Fakultas

Hukum yang kemudian diikuti dengan pembukaan beberapa Fakultas dan

Program Studi baru. Sebagai Perguruan Tinggi Swasta yang kini melewati

usia emasnya, Satya Wacana yang berarti “Setia Kepada Firman Tuhan”,

terus berkembang dan mendapat kepercayaan baik dari masyarakat

maupun pemerintah.

Pada saat ini UKSW memiliki 56 Program Studi yang terdiri dari 4

Program Studi Diploma III, 39 Program Studi Program Sarjana (S1), 10

Program Studi Program Magister (S2), dan 3 Program Studi Program

Doktoral (S3).

Page 2: Penggunaan Materai Atas Dokumen-Dokumen di Universitas … · 2016. 9. 1. · rangkap-rangkapnya, surat yang memuat jumlah uang, surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep, atau

54

Dalam melaksanakan aktivitas perkuliahan, administrasi dan

keuangan UKSW didukung oleh unit-unit penunjang akademik guna

melancarkan berbagai kegiatan kemahasiswaan dan administrasi di

UKSW. Adapun unit-unit penunjang akademik terdiri dari: (1) Biro

Administrasi Akademik, (2) Biro Akuntansi dan Keuangan, (3) Biro

Kemahasiswaan, (4) Biro Manajemen Kampus, (5) Biro Promosi dan

Hubungan Luar, (6) Biro Teknologi dan Sistem Informasi, dan (7) Pusat

Penjaminan Mutu Akademik. Sementara kegiatan administrasi dan

keuangan internal UKSW dilaksanakan oleh Biro Akuntansi dan

Keuangan, yang dibantu oleh Bagian Tata Usaha, Bagian Akuntansi dan

Keuangan.

Dalam praktik lalu lintas hukum dan ekonomi yang berlangsung di

di UKSW berkaitan dengan Bea Meterai. Bea Meterai lebih sering

dianggap sebagai suatu keharusan yang mutlak dilakukan dalam

pembuatan dokumen baik untuk urusan internal maupun eksternal

organisasi. Penggunaan meterai di UKSW meterai ditempelkan pada

dokumen-dokumen seperti Surat Keterangan Masih Kuliah, kuitansi, nota

dan struk kecil (nota juga hanya ukurannya lebih kecil) atau berupa nota

belanja sebagai bukti pembayaran. Hal ini ditegaskan oleh Ibu Sudiyati

Manutede selaku Kepala Bagian Keuangan pada Tata Usaha UKSW

ketika diwawancarai tanggal 10 Mei 2013, yang mengatakan bahwa:

“Memang benar di UKSW menggunakan meterai pada kuitansi dan

nota. Penggunaan meterai seperti itu telah digunakan sejak lama

(sejak saya bekerja pada tahun 1987) dan sudah merupakan aturan

turun temurun/tradisi”.

Page 3: Penggunaan Materai Atas Dokumen-Dokumen di Universitas … · 2016. 9. 1. · rangkap-rangkapnya, surat yang memuat jumlah uang, surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep, atau

55

Kepala Bagian Keuangan pada Tata Usaha UKSW menambahkan

bahwa: “Penempelan materai pada kuitansi dan nota serta dokumen

lainnya memang sudah sesuai dengan aturan yang berlaku”. Pendapat yang

hampir sama dikemukakan oleh Elisabeth Venti selaku Manajer Keuangan

UKSW ketika diwawancarai pada tanggal 25 Mei 2013, yang menjelaskan

bahwa:

“Penggunaan meterai pada kuitansi dan nota memang telah lama

dilakukan di UKSW. Tetapi, seharusnya nota tidak perlu

ditempelkan materai karena materai itu sebenarnya berfungsi

sebagai bea pajak bukan sebagai alat bukti pembayaran ataupun

bukti tanda terima atau bukti transaksi sejumlah uang”.

Seperti diketahui, bahwa ketentuan mengenai Bea Meterai diatur

dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 13 tahun 1985 tentang Bea

Meterai (UUBM), yang menyatakan bahwa Bea Meterai dikenakan pajak

atas dokumen. Dokumen adalah kertas yang berisikan tulisan yang

mengandung arti dan maksud tentang perbuatan, keadaan, atau kenyataan

bagi seseorang dan atau pihak-pihak yang berkepentingan (Pasal 1 ayat (2)

UUBM). Dokumen yang dikenakan Bea Meterai berbentuk surat

perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk

digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau

keadaan yang bersifat perdata, akta-akta Notaris termasuk salinannya,

akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) termasuk

rangkap-rangkapnya, surat yang memuat jumlah uang, surat berharga

seperti wesel, promes, dan aksep, atau dokumen yang akan digunakan

sebagai alat pembuktian di muka Pengadilan seperti surat-surat biasa dan

Page 4: Penggunaan Materai Atas Dokumen-Dokumen di Universitas … · 2016. 9. 1. · rangkap-rangkapnya, surat yang memuat jumlah uang, surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep, atau

56

surat kerumahtanggaan, serta surat-surat yang semula tidak dikenakan Bea

Meterai berdasarkan tujuannya, jika digunakan untuk tujuan lain atau

digunakan oleh orang lain, lain dari maksud semula (Pasal 2 UUBM).

Dokumen sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 ayat (2)

UUBM oleh masyarakat luas dikenal sebagai surat atau akta. Maka untuk

dapat memahami dokumen secara lebih komprehensif, perlu juga

diketahui tentang pembagian surat. Surat dapat dibedakan dalam dua jenis,

yaitu surat di bawah tangan dan surat autentik. Selanjutnya surat dibawah

tangan dapat dibedakan menjadi surat biasa dan akta di bawah tangan, dan

surat autentik dapat dibedakan menjadi akta autentik dan surat dinas.

Lebih lanjut, akta autentik dibagi menjadi dua, yaitu akta autentik menurut

Hukum Publik dan akta autentik menurut Hukum Perdata.61

Untuk dapat

mempermudah pemahaman mengenai dokumen, dapat memperhatikan

skema pada gambar di bawah ini.62

61

Hasanuddin Tatang. Modul Bea Meterai. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pajak, Badan

Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Direktorat Jenderal Pajak. Jakarta, 2006, hal. 4. 62

Ibid. hal. 5.

Page 5: Penggunaan Materai Atas Dokumen-Dokumen di Universitas … · 2016. 9. 1. · rangkap-rangkapnya, surat yang memuat jumlah uang, surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep, atau

57

Penjelasan gambar di atas adalah sebagai berikut:

a) Surat adalah serangkaian kata-kata dalam bentuk tulisan yang

mengandung maksud tertentu dari pembuatnya.

b) Surat dibawah tangan adalah surat yang tidak dibuat oleh pejabat

umum. (Pejabat umum adalah pejabat yang diangkat oleh pemerintah

dan ditugaskan serta diberi wewenang untuk melakukan sebagian dari

pekerjaan pemerintah untuk membuat akta yang berkaitan dengan

peristiwa atau perbuatan hukum).63

c) Akta adalah surat yang ditandatangani, yang khusus dibuat untuk

dijadikan bukti tentang suatu peristiwa atau perbuatan hukum.64

d) Akta autentik adalah akta yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan

undang-undang oleh atau dihadapan pejabat umum yang berwenang

untuk itu (seperti Notaris, Hakim, Panitera, Juru Sita, Pegawai

Pencatat Sipil) di tempat akta itu dibuat (Pasal 1868 KUH Perdata,

Pasal 165 Herziene Indonesisch Reglemen (HIR), dan Pasal 285

Rechtsreglement Buitengewesten (RBg).

e) Akta di bawah tangan adalah surat tanda bukti berisi pernyataan

(keterangan, pengakuan, keputusan, dan sebagainya) tentang peristiwa

atau perbuatan hukum yang dibuat secara sepihak ataupun melibatkan

beberapa pihak yang berkepentingan tanpa disaksikan dan disahkan

oleh pejabat umum yang berwenang membuat akta.65

63

Ibid. 64

Sofyan Arief. “Penggunaan Meterai yang Benar Dalam Rangka Sempurnanya Akta Autentik”.

Humanity. Volume 7, No. 1, September 2011, hal. 45. 65

Ibid.

Page 6: Penggunaan Materai Atas Dokumen-Dokumen di Universitas … · 2016. 9. 1. · rangkap-rangkapnya, surat yang memuat jumlah uang, surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep, atau

58

Berdasarkan penjelasan di atas, secara eksplisit mengisyaratkan

bahwa yang menjadi objek pajak Bea Meterai adalah dokumen, seperti

akta perjanjian, akta jual-beli, surat perjanjian sewa-menyewa, kuitansi,

dan sebagainya. Isi dari akta atau surat perjanjian tersebut tidak

menghalangi untuk mengenakan Bea Meterai atas akta atau surat

perjanjian mengenai hal-hal tersebut.

Pada kasus di UKSW tersebut, penggunaan meterai pada kuitansi

dapat dibenarkan dan sah menurut UUBM, sedangkan penggunaan meterai

pada nota pembayaran tidak diatur dalam UUBM, karena tidak termasuk

ke dalam dokumen yang dikenakan Bea Meterai sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2 UUBM. Dalam lalu lintas ekonomi, kuitansi dan nota

memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai bukti pencatatan transaksi.

Namun, dalam lalu lintas hukum, keduanya memiliki arti yang berbeda.

Untuk lebih memahami hal ini dapat dilihat dari batasan antara kuitansi

dan nota menurut para ahli.

Kuitansi adalah tanda bukti terjadinya pembayaran yang

ditandatangani oleh pihak penerima uang. Kuitansi harus dibubuhi materai

pada jumlah tertentu sesuai dengan peratuaran yang berlaku. Lembar asli

diserahkan kepada pihak yang membayar, sedangkan tembusan atau

bagian sus/potongannya disimpan pihak penerima.66

Menurut Pasal 55

Peraturan Presiden RI Nomor 70 tahun 2012 tentang Perubahan Kedua

Atas Peraturan Presiden RI Nomor 54 tahun 2010 Tentang Pengadaan

66

Dhatulaulia. “Bukti Transaksi” diakses melalui http://dhatulaulia.wordpress.com/2012/05/30/

bukti-transaksi, tanggal 21 Oktober 2013.

Page 7: Penggunaan Materai Atas Dokumen-Dokumen di Universitas … · 2016. 9. 1. · rangkap-rangkapnya, surat yang memuat jumlah uang, surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep, atau

59

Barang/Jasa Pemerintah, dinyatakan bahwa kuitansi adalah selembar surat

bukti yang menyatakan bahwa telah terjadi penyerahan sejumlah uang dari

yang disebut sebagai pemberi atau yang menyerahkan uang kepada yang

disebut sebagai penerima dan yang harus menandatangani telah menerima

penyerahan uang itu sebesar yang disebutkan dalam surat itu, lengkap

dengan tanggal penyerahan, tempat serta alasan penyerahan uang itu.

Untuk memperkuat tanda bukti tersebut ditempelkan meterai sebesar yang

ditentukan oleh Undang-undang Bea Meterai.67

Sementara definisi nota

adalah tanda bukti pembelian suatu barang secara tunai yang dibuat pihak

penjual dan diberikan kepada pihak pembeli. Nota minimal dibuat rangkap

dua, aslinya diserahkan kepada pihak pembeli dan rangkapnya disimpan

penjualnya sebagai bukti transaksi penjualan barang secara tunai.68

Penjelasan di atas secara eksplisit mengisyaratkan adanya

perbedaan batasan dan fungsi kuitansi dengan nota, meskipun kedua

dokumen tersebut menyebut penerimaan uang. Dalam Pasal 2 ayat (1)

huruf d UUBM jo Pasal 1 huruf d Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun

2000 tentang Perubahan Tarif Bea Meterai dan Besarnya Batas

Pengenaan Harga Nominal yang Dikenakan Bea Meterai, dinyatakan

bahwa yang dikenakan Bea Meterai adalah surat yang memuat sejumlah

uang yaitu yang menyebutkan penerimaan uang. Hal ini berarti

penggunaan meterai pada kuitansi dapat dibenarkan dan sah menurut

67

“Perpres 70/2012: Antara Bukti Pembelian dan Kuitansi”. Diakses melalui http://www.

rejanglebongkab. go.id/perpres-702012-antara-bukti-pembelian-dan-kuitansi, tanggal 29 Oktober

2013. 68

Dhatulaulia, Op.Cit.

Page 8: Penggunaan Materai Atas Dokumen-Dokumen di Universitas … · 2016. 9. 1. · rangkap-rangkapnya, surat yang memuat jumlah uang, surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep, atau

60

UUBM dan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2000, karena secara jelas

kuitansi merupakan surat yang menyebutkan penerimaan uang. Sedangkan

nota umumnya digunakan sebagai tanda tanda bukti pembelian suatu

barang secara tunai yang dibuat pihak penjual dan diberikan kepada pihak

pembeli, sehingga tidak memerlukan meterai. Dengan perkataan lain, nota

pembelian atau pembayaran tidak dikenakan Bea Meterai, kecuali jika

dikemudian hari akan digunakan sebagai alat pembuktian di Pengadilan,

maka terlebih dahulu nota tersebut harus dilakukan pemeteraian kemudian.

Jadi, penggunaan meterai pada nota (bahkan struk) di UKSW tidak

berdasarkan atas peraturan dan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku, karena nota tidak termasuk dokumen sebagaimana diatur dalam

Pasal 2 UUBM jo Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2000.

Pada bagian lain praktik penggunaan meterai di UKSW berlaku

untuk dokumen-dokumen yang memuat penerimaan uang dengan nilai

nominal tertentu, seperti dijelaskan oleh Ibu Manutede selaku Kepala

Bagian Keuangan pada Tata Usaha UKSW ketika diwawancarai tanggal

10 Mei 2013, yang menyatakan sebagai berikut:

“Materai yang digunakan disesuaikan dengan nominal yang tertera

dalam kuitansi dan nota. Contohnya nominal Rp. 250.000 sampai

Rp. 1.000.000,- ditempel meterai Rp. 3.000 dan nominal lebih dari

Rp. 1.000.000,- menggunakan materai Rp. 6.000”.

Kepala Bagian Keuangan pada Tata Usaha UKSW menambahkan

bahwa otorisasi atas transaksi dokumen-dokumen tersebut dilakukan

sebagai berikut: Kuitansi dengan nominal Rp. 300.000,- ditandatangani

oleh Kepala Bagian Keuangan, transaksi dengan nilai nominal Rp.

Page 9: Penggunaan Materai Atas Dokumen-Dokumen di Universitas … · 2016. 9. 1. · rangkap-rangkapnya, surat yang memuat jumlah uang, surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep, atau

61

1.000.000,- sampai Rp. 5.000.000,- oleh Manajer Keuangan, sedangkan

transaksi yang mempunyai nilai nominal Rp. 5.000.000,- sampai dengan

Rp. 25.000.000,- ditandatangani oleh Pembantu Rektor II. Sementara

transaksi dengan nilai nominal Rp. 25.000.000,- sampai dengan Rp.

50.000.000,- ditandatangani oleh Rektor, dan transaksi yang nilainya lebih

dari Rp. 50.000.000,- ditandatangani oleh Yayasan. Semua transaksi ini

pada akhirnya akan divalidasi (di cek) oleh staf yang bertugas di bagian

akuntansi dan keuangan.

Tarif Bea Meterai pada dasarnya dibagai dua, yaitu (1) tarif

berdasarkan jenis dokumen dan (2) tarif berdasarkan jumlah nominal yang

disebutkan dalam dokumen tersebut. Pembagian ini memang tidak

disebutkan secara jelas dalam UUBM, namun secara implisit dapat dilihat

dalam Pasal 2 UUBM, yaitu dokumen yang merupakan surat yang dibuat

dengan tujuan untuk digunakan sebagai barang bukti di pengadilan, seperti

akta notaris dan akta PPAT dikenakan tarif yang sama tanpa melihat isi

dari dokumen tersebut. Selain itu dokumen yang memuat jumlah uang

akan dikenakan tarif Bea Meterai berdasarkan jumlah uang yang termuat

dalam dokumen tersebut.

Berdasarkan tarif-tarif yang dikenakan atas dokumen-dokumen

sebagaimana tersebut pada Pasal 2 UUBM, tarif Bea Meterai adalah Rp

1.000,- dan Rp 500,-. Selanjutnya dalam Pasal 3 UUBM disebutkan bahwa

dengan Peraturan Pemerintah dapat ditetapkan besarnya tarif Bea Meterai

dan besarnya batas pengenaan harga nominal yang dikenakan Bea Meterai,

Page 10: Penggunaan Materai Atas Dokumen-Dokumen di Universitas … · 2016. 9. 1. · rangkap-rangkapnya, surat yang memuat jumlah uang, surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep, atau

62

dapat ditiadakan, diturunkan, dinaikkan setinggi-tingginya enam kali atas

dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2. Berdasarkan

ketentuan ini, seiring dengan adanya perkembangan ekonomi nasional,

pemerintah telah mengadakan dua kali penyesuaian tariff dan besarnya

harga nominal yang dikenakan Bea Meterai, yaitu perubahan pertama

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1995, tarif Bea Meterai

diubah menjadi Rp 1.000,- dan Rp 2.000. Perubahan kedua diatur dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2000, yaitu tarif Bea Meterai

ditentukan sebesar Rp 3.000,- dan Rp 6.000,-.

Berkaitan tarif Bea Meterai yang dikenakan di UKSW seperti

dijelaskan di atas, Pasal 2 UUBM jo Pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 24

Tahun 2000 mengatur mengenai tarif Bea Meterai atas dokumen yang

menyebut penerimaan uang, yaitu: (a) yang mempunyai harga nominal

sampai dengan Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah), tidak

dikenakan Bea Meterai; (b) yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp

250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) sampai dengan Rp

1.000.000,00 (satu juta rupiah), dikenakan Bea Meterai dengan tarif

sebesar Rp 3.000,00 (tiga ribu rupiah); dan (c). yang mempunyai harga

nominal lebih dari Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), dikenakan Bea

Meterai dengan tarif sebesar Rp 6.000,00 (enam ribu rupiah).

Berdasarkan ketentuan di atas, menurut hemat penulis, praktik

penggunaan meterai di UKSW telah dilakukan sesuai dengan ketentuan

yang diatur dalam UUBM dan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2000

Page 11: Penggunaan Materai Atas Dokumen-Dokumen di Universitas … · 2016. 9. 1. · rangkap-rangkapnya, surat yang memuat jumlah uang, surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep, atau

63

mengenai tarif Bea Meterai atas dokumen yang menyebut penerimaan

uang. Meskipun nota yang seharusnya tidak dikenakan Bea Meterai,

namun tetap digunakan meterai. Menurut hemat penulis, Surat Keterangan

Masih Kuliah dan nota pembayaran di UKSW termasuk kedalam dokumen

yang tidak dikenakan Bea Meterai sebagaimana diatur dalam Pasal 4 huruf

f, yaitu “tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern

organisasi”. Hal ini berarti terkesan ada pembiaran perlakuan yang salah

dan dapat dianggap inefisiensi bagi keuangan UKSW. Selain itu, nota

tidak lazim dikenakan Bea Meterai meskipun menyebut penerimaan uang,

kecuali jika nota tersebut digunakan sebagai alat pembuktian di muka

Pengadilan. Inipun oleh UUBM masih diberikan kesempatan untuk

diberikan pemeteraian kemudian, meskipun dikenakan denda 200% dari

Bea Meterai yang tidak atau kurang bayar.

2. Sumber Hukum Penggunaan Meterai atas Kuitansi dan Nota

Bea Meterai merupakan pajak tidak langsung atas dokumen. Dasar

hukum pengenaan Bea Meterai adalah Undang-undang Nomor 13 Tahun

1985 (UUBM). Undang-undang ini berlaku sejak tanggal 1 Januari 1986.

Selain itu untuk mengatur pelaksanaannya, telah dikeluarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 7 Tahun 1995 sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2000 tentang Perubahan Tarif Bea

Meterai dan Besarnya Batas Pengenaan Harga Nominal yang Dikenakan

Bea Meterai.

Page 12: Penggunaan Materai Atas Dokumen-Dokumen di Universitas … · 2016. 9. 1. · rangkap-rangkapnya, surat yang memuat jumlah uang, surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep, atau

64

Bea Meterai dikenakan atas dokumen dan hanya satu dokumen

hanya terutang satu Bea Meterai, sedangkan rangkap atau salinannya

(yang ikut ditandatangani) terutang Bea Meterai sama dengan aslinya.

Dokumen yang dikenakan Bea Meterai sebagaimana diatur dalam Pasal 2

UUBM dan dokumen yang tidak dikenakan Bea Meterai diatur dalam

Pasal 4 UUBM.

Penggunaan meterai pada Surat Keterangan Masih Kuliah,

Kuitansi, Nota (bahkan struk) yang telah berlangsung lama dan telah

menjadi kebiasaan yang turun-temurun dilakukan di UKSW, dapat

dianggap sebagai perilaku penggunaan meterai yang salah. Kecuali

penggunaan meterai pada kuitansi dapat dibenarkan dan sah menurut

UUBM maupun peraturan pelaksanaannya (Peraturan Pemerintah,

Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan Direktur Jenderal Pajak).

Penggunaan meterai pada kuitansi sesuai dengan ketentuan Pasal 2 ayat

(1) huruf d, yaitu surat yang menyebutkan penerimaan uang.

Sementara penggunaan meterai pada Surat Keterangan Masih

Kuliah dan Nota, serta struk kecil dianggap bertentangan dengan aturan

dan ketentuan Pasal 2 UUBM jo Pasal 1 Peraturan Pemerintah No. 24

Tahun 2000. Dokumen-dokumen tersebut seharusnya masuk dalam

kategori dokumen yang tidak dikenakan Bea Meterai, karena tanda

penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern organisasi.

Penggunaan meterai atas dokumen-dokumen di UKSW tersebut di

atas, jika dilihat dari hukum kebiasaan juga tidak relevan, karena hukum

Page 13: Penggunaan Materai Atas Dokumen-Dokumen di Universitas … · 2016. 9. 1. · rangkap-rangkapnya, surat yang memuat jumlah uang, surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep, atau

65

kebiasaan menurut Mr. J.H.P. Bellefroid, “hukum kebiasaan disebut

kebiasaan saja, meliputi semua peraturan-peraturan yang walaupun tidak

ditetapkan pemerintah, tetapi ditaati oleh seluruh rakyat, karena mereka

yakin bahwa peraturan itu berlaku sebagai hukum”.69

Sementara menurut

Pasal 1339 KUH Perdata, dinyatakan bahwa “Persetujuan-persetujuan

tidak hanya mengikat untuk apa yang telah ditetapkan dengan tegas oleh

persetujuan-persetujuan itu, tetapi juga untuk segala sesuatu menurut sifat

persetujuan-persetujuan itu diwajibkan oleh kebiasaan”.

Berdasarkan definisi hukum kebiasaan atau hukum tidak tertulis di

atas, secara eksplisit mengisyaratkan bahwa agar kebiasaan memiliki

kekuatan yang berlaku dan sekaligus menjadi sumber hukum, maka harus

dipenuhi syarat sebagai berikut:

a. Harus ada perbuatan atau tindakan tertentu yang dilakukan

berulangkali dalam hal yang sama dan diikuti oleh orang banyak/

umum.

b. Harus ada keyakinan hukum dari orang-orang/golongan-golongan

yang berkepentingan, dalam arti harus terdapat keyakinan bahwa

aturan-aturan yang ditimbulkan oleh kebiasaan itu mengandung hal-hal

yang baik dan layak untuk diikuti/ditaati serta mempunyai kekuatan

mengikat.

Selanjutnya kebiasaan akan menjadi hukum kebiasaan karena

kebiasaan tersebut dirumuskan hakim dalam putusannya. Dengan

69

Mr. J.H.P. Bellefroid, “Kebiasaan Sebagai Sumber Hukum” diakses melalui

staff.ui.ac.id/internal/131861375/material/sumberhukum, tanggal 20 Oktober 2013.

Page 14: Penggunaan Materai Atas Dokumen-Dokumen di Universitas … · 2016. 9. 1. · rangkap-rangkapnya, surat yang memuat jumlah uang, surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep, atau

66

demikian, kebiasaan penggunaan meterai atas dokumen-dokumen

khususnya Surat Keterangan Masih Kuliah, Nota dan struk kecil, tidak

termasuk sebagai hukum kebiasan, karena perlakuan yang demikian tidak

diikuti oleh semua orang. Menurut hemat penulis, perilaku penggunaan

meterai atas dokumen-dokumen di UKSW tersebut termasuk dalam

kategori sebagai perilaku yang tidak taat hukum.

B. Analisis

Materai sudah tak asing bagi masyarakat yang terbiasa menggunakan

benda mirip perangko ini pada sejumlah dokumen. Materai dianggap semacam

alat menyakinkan sebuah perjanjian atau bukti transaksi sah adanya. Tak banyak

yang menyadari kalau materai adalalah bentuk pembayaran pajak atas dokumen.

Menurut Mashar Resmawan selaku Kepala Seksi Peraturan PTLL Direktorat

Peraturan Perpajakan I Ditjen Pajak, “Bea materai adalah pajak atas dokumen.

Bea materai ada sejak zaman Belanda. Pajak ini merupakan salah satu pajak tertua

selain pajak penghasilan. Bea materai yang berlandaskan aturan kolonial Belanda,

kemudian landasan tersebut berubah menjadi Undang-undang Bea Materai.

Undang-undang inilah yang memperingkas dan menyederhanakan penggunaan

materai. Karena itulah yang dikenal sekarang ini hanya materai 3000 dan 6000.70

Berdasarkan Pasal 2 ayat (1) UUBM diatur mengenai dokumen yang

dikenakan bea meterai diantaranya: Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang

dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai

70

Mashar Resmawan, “Salah Pakai Materai Bisa Kena Sanksi”. Diakses melalui http://www.

portalkbr. com/berita/perbincangan/2948102_4215.html, tanggal 20 Oktober 2013.

Page 15: Penggunaan Materai Atas Dokumen-Dokumen di Universitas … · 2016. 9. 1. · rangkap-rangkapnya, surat yang memuat jumlah uang, surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep, atau

67

perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata dan akta-akta notaris

termasuk salinannya, surat yang menyebut penerimaan uang. Sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

24 Tahun 2000 tentang Perubahan Tarif Bea Meterai dan Besarnya Batas

Pengenaan Harga Nominal yang dikenakan Bea Meterai, maka dokumen tersebut

di atas dikenakan bea meterai dengan tarif Rp 6.000,- (enam ribu rupiah).

Penggunaan meterai atas dokumen-dokumen di UKSW, apabila untuk

keperluan pembuktian di Pengadilan apabila suatu surat/dokumen (dalam hal ini

kuitansi dan nota) yang belum bermeterai, dapat dilakukan pemeteraian kemudian

untuk kepentingan pembuktian yang dilakukan oleh Pejabat Pos (Pasal 2 ayat (3)

huruf a jo. Pasal 10 UUBM). Hal ini bukan berarti dengan tiadanya meterai dalam

alat bukti tertulis menyebabkan tidak sahnya perbuatan hukum yang dilakukan,

hanya akta dari perbuatan hukum yang dilakukan itu tidak memenuhi syarat untuk

dapat digunakan sebagai alat bukti di Pengadilan.71

Dalam hal tiadanya meterai dalam suatu surat atau dokumen (misalnya

surat perjanjian) maka tidak berarti perbuatan hukumnya tidak sah, melainkan

hanya tidak memenuhi persyaratan sebagai alat pembuktian. Sedangkan perbuatan

hukumnya sendiri tetap sah karena sah atau tidaknya suatu perjanjian itu bukan

ada tidaknya meterai, tetapi ditentukan oleh Pasal 1320 KUH Perdata. Putusan

Mahkamah Agung tanggal 28-8-1975 No. 983 K/Sip/1972 menegaskan bahwa

kuitansi yang diajukan oleh tergugat sebagai bukti, karena tidak bermeterai oleh

Hakim dikesampingkan. Jadi, dalam hal kuitansi tersebut akan dipakai sebagai

71

Bambang Waluyo, Sistem Pembuktian Dalam Peradilan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,

1996, hal. 3.

Page 16: Penggunaan Materai Atas Dokumen-Dokumen di Universitas … · 2016. 9. 1. · rangkap-rangkapnya, surat yang memuat jumlah uang, surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep, atau

68

alat bukti di Pengadilan maka kuitansi dan nota tersebut wajib dimeteraikan

terlebih dahulu. Dengan demikian, bahwa tidak dilunasinya bea meterai dalam

dokumen tersebut akan berdampak terhadap kekuatannya sebagai alat bukti.

Jika surat atau dokumen perjanjian yang tidak dibubuhi dengan meterai

ternyata akan dipergunakan sebagai alat bukti, maka UUBM mengatur bahwa

dokumen yang bea meterainya tidak atau kurang dilunasi sebagaimana mestinya

dikenakan denda administrasi sebesar 200% dari bea meterai yang tidak atau

kurang dibayar. Misalnya Bea Meterai terutang Rp 6.000,00. Karena kelalaian

belum mengenakan Bea Meterai, maka Bea Meterai dan saksi yang harus dibayar

adalah: Bea Meterai yang terutang Rp 6.000,00, Denda administrasi Rp

12.000,00, maka Jumlah Pemeteraian Kemudian Rp 18.000,00. Pemeteraian

kemudian atas dokumen tersebut dilakukan oleh Pejabat Pos menurut tata cara

yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Perlu diketahui Materai tidak hanya

sebagai pajak tapi juga sebagai bukti adanya peristiwa hukum (nota di UKSW

dapat ditempelkan materai saat dibutuhkan contohnya seperti yang sudah

disebutkan yaitu sebagai bukti dan juga merupakan aturan dari akuntan publik)

Selain itu, dalam konteks memperkuat pembuktian, akta di bawah tangan

(misal Surat Keterangan Masih Kuliah) dapat dilegalisasi atau disahkan oleh

notaris. Seperti ditegaskan dalam Pasal 15 ayat (2) Undang-undang No. 30 Tahun

2004 tentang Jabatan Notaris, notaris berwenang pula untuk mengesahkan tanda

tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan

mendaftar dalam buku khusus. Dalam penjelasan Pasal 15 ayat (2) huruf a

Page 17: Penggunaan Materai Atas Dokumen-Dokumen di Universitas … · 2016. 9. 1. · rangkap-rangkapnya, surat yang memuat jumlah uang, surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep, atau

69

Undang-undang No. 30 Tahun 2004, dinyatakan bahwa ketentuan ini merupakan

legalisasi terhadap akta di bawah tangan yang dibuat sendiri oleh orang

perseorangan atau oleh para pihak di atas kertas yang bermaterai cukup dengan

jalan pendaftaran dalam buku khusus yang disediakan oleh Notaris.

Berkaitan dengan praktik penggunaan meterai atas dokumen-dokumen di

UKSW, dapat dikatakan telah memenuhi ketentuan perundang-undangan yang

berlaku (UUBM maupun peraturan pelaksanaannya), sehingga mempunyai

kekuatan hukum yang sempurna sebagai alat pembuktian. Namun perlu

ditambahkan bahwa transaksi internal perusahaan (misalnya unit administrasi,

unit keuangan) tidak perlu memakai Bea Meterai kecuali akan digunakan sebagai

bukti, maka boleh di tempelkan meterai (dalam hal ini adalah nota). Mengenai

yang terutang Bea Meterai adalah orang-orang atau pihak-pihak yang

mendapatkan manfaat dari surat atau dokumen tersebut.