PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT.docx

16
PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT (GEMFIBROZIL DAN ATORVASTATIN) PADA TERAPI HIPERLIPIDEMIA Posted on December 22, 2007 | Leave a comment Veronica Dwi Wijayanti 07.8115.068 PENDAHULUAN Kegemukan merupakan salah satu hal yang mengganggu, dan dapat menjadi pemicu berbagai penyakit seperti kardiovaskuler, vesica biliaris, hiperlipidemia, dan diabetes. Penyakit kardiovaskuler termasuk penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu pencetus kematian di Indonesia. Dislipidemia atau hiperlipidemia ditandai dengan peningkatan trigliserida, kolesterol, LDL, dan kolesterol total (total plasma cholesterol) dalam darah. Kondisi hiperlipidemia bila berkelanjutan memicu terbentuknya aterosklerosis (hilangnya elastisitas disertai penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri). Aterosklerosis menjadi penyebab utama terjadinya PJK. Pada sebagian besar penderita hiperlipidemia dapat dikontrol dengan diet dan olahraga. Namun, bisa juga dengan bantuan obat penurun kadar lipid darah atau antihiperlipidemia SASARAN TERAPI 1

Transcript of PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT.docx

Page 1: PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT.docx

PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT (GEMFIBROZIL DAN ATORVASTATIN) PADA TERAPI HIPERLIPIDEMIAPosted on December 22, 2007 | Leave a comment

Veronica Dwi Wijayanti

07.8115.068

 

PENDAHULUAN

            Kegemukan merupakan salah satu hal yang mengganggu, dan dapat menjadi pemicu berbagai

penyakit seperti kardiovaskuler, vesica biliaris, hiperlipidemia, dan diabetes. Penyakit kardiovaskuler

termasuk penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu pencetus kematian di Indonesia.

Dislipidemia atau hiperlipidemia ditandai dengan peningkatan trigliserida, kolesterol, LDL, dan

kolesterol total (total plasma cholesterol) dalam darah.

Kondisi hiperlipidemia bila berkelanjutan memicu terbentuknya aterosklerosis (hilangnya

elastisitas disertai penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri). Aterosklerosis menjadi

penyebab utama terjadinya PJK. Pada sebagian besar penderita hiperlipidemia dapat dikontrol dengan

diet dan olahraga. Namun, bisa juga dengan bantuan obat penurun kadar lipid darah atau

antihiperlipidemia

 

SASARAN TERAPI

            Sasaran terapi pada terapi kombinasi ini adalah kolesterol , trigliserida dan LDL (Low Density

Lipoprotein).

 

TUJUAN TERAPI

Untuk menurunkan kolesterol dan LDL (Low Density Lipoprotein), meningkatkan HDL

(High Density Lipoprotein) terutama pada pasien dengan hiperlipidemia berat yang tidak dapat

1

Page 2: PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT.docx

dikontrol dengan obat tunggal sehingga dapat mencapai kadar lipid yang ditargetkan, serta

menurunkan resiko hiperlipidemia seperti infark miokard dan stroke.

 

SRATEGI TERAPI

Non farmakologi

Terapi yang pertama kali dianjurkan bagi penderita hiperlipidemia adalah pengaturan gaya

hidup atau life style. Diet merupakan salah satu usaha yang paling baik dalam menanggulangi

hiperlipidemia adalah mengatur agar susunan  makanan sehari-hari rendah lemak dan kolesterol serta

menyesuaikan perbandingan jumlah kalori yang berasal dari lemak, protein dan karbohidrat sesuai

dengan kebutuhan tubuh. Individu dengan berat badan berlebih dianjurkan makan makanan rendah

kolesterol (< 300 mg/hari), rendah lemak total (< 30% dari kalori) dan rendah lemak jenuh (<10%

dari kalori). Selain diet, dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur seperti jalan kaki.

            Selain terapi dengan diet, individu dengan hiperlipidemia dianjurkan untuk menghindari

faktor-faktor yang meningkatkan pembentukan aterosklerosis, yaitu menghentikan rokok, mengobati

hipertensi, olahraga cukup dan pengawasan kadar gula darah pada penderita diabetes.

 

Farmakologi

Terapi menggunakan obat dianjurkan untuk beberapa kelainan lipoprotein utama. Terapi

hiperlipidemia harus dihindarkan bagi wanita yang hamil dan menyusui. Anak-anak dengan dengan

hiperkolesterolemia familial heterozigot dapat diobati dengan resin pengikat asam empedu, biasanya

stelah usia 7 atau 8 tahun.

Obat penurun lipid dibagi terdiri atas: resin penukar ion, kelompok klofibrat, asam nikotinat,

inhibitor HMG KoA Reduktase (statin), dan inhibitor pada absorpsi kolesterol usus. Obat-obat

penurun lipid diindikasikan untuk pasien dengan penyakit jantung koroner atau dengan hiperlipidemia

berat, yang tidak cukup terkendali dengan diet rendah lemak. Pengobatan juga harus

mempertimbangkan berbagai faktor resiko (termasuk merokok, hipertensi, diabetes mellitus, dan

riwayat keluarga penyakit jantung koroner prematur). Terapi dengan obat apa pun harus dikombinasi

dengan diet yang ketat, menjaga bobot badan mendekati ideal, serta penurunan tekanan darah dan bila

merokok dihentikan.

2

Page 3: PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT.docx

Statin merupakan obat pilihan untuk mengobati hiperkolesterolemia, fibrat untuk

hipertrigliseridemia, serta dapat digunakan bersama untuk mengobati hiperlipidemia campuran.

 

OBAT PILIHAN

Hiperlipidemia berat tidak selalu dapat dikontrol dengan obat tunggal dan terapi kombinasi

banyak digunakan untuk mencapai kadar lipid. Kombinasi harus mencakup obat-obat dengan

mekanisme kerja yang berbeda.

GEMFIBROZIL

Gemfibrozil termasuk dalam obat golongan fibrat. Obat-obat yang tergolong kelompok ini

dapat dianggap sebagai hipolipidemik berspektrum luas. Selain menurunkan kadar trigliserida Serum,

kelompok fibrat juga cenderung menurunkan kadar kolesterol-LDL dan menaikkan kolesterol-HDL.

Fibrat bekerja sebagai ligan untuk reseptor transisi nukleus, reseptor alfa peroksisom yang diaktivasi

proliferator, dan menstimulasi aktivitas lipoprotein lipase.

Nama generik       : Gemfibrozil

Nama dagang    : Dubrozil (Dumex Alpharma Indonesia), Fenitor (Otto), Fibralip (Tunggal Idaman),

Grospid (Gratia Husada), Hypofyl (Sanbe), Inobes (Prafa), Lanaterom (Pertiwi 

Agung), Lapibroz (Lapi), Lifibron (Metiska), Lipira (Combiphar), Lopid (Warner

Lambert P.D. Indonesia), Nufalemzil (Nufarindo), Scantipid (Tempo), Zenibroz

(Zenith).

Indikasi             : hiperlipidemia tipe IIa, IIb, III, IV dan V, serta pencegahan penyakit jantung pada

pria usia 40-55 tahun yang tidak merespon dengan cukup terhadap diet dan tindakan-

tindakan lain yang sesuai. Dislipidemia yang berhubungan dengan diabetes mellitus

(DM).  Xanthoma yang berhubungan dengan dislipidemia.

Kontraindikasi   : alkoholisme, kerusakan ginjal atau hati berat, penyakit saluran empedu (batu

empedu), kehamilan (faktor resiko: C) dan menyusui.

Efek samping    : gangguan saluran cerna, juga ruam kulit, dermatitis, pruritus, urtikaria, impotensi,

sakit kepala, pusing, pandangan kebur, sakit kuning kolestatik, angiodema, edema

larings, fibrilasi atrium, pankreatitis, miastenia, miophaty, rabdomiolisis, mialgia.

3

Page 4: PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT.docx

Dosis                    : 1200mg/hari dalam 2 dosis terbagi, rentang 900-1500 mg sehari. Diminum 30

menit sebelum makan pagi dan makan malam.

Bentuk sediaan     : Kapsul 300 mg, Kaplet 600 mg, Tablet salut selaput 600 mg.

Peringatan       : profil lipid, angka-angka darah, dan uji fungsi hati sebelum mengawali pengobatan

jangka panjang, gangguan ginjal.

 

ATORVASTATIN

Atorvastatin termasuk dalam golongan statin. Obat ini bekerja denan cara menghambat secara

kompetitif enzim HMG CoA reduktase, yakni enzim pada sintesis kolesterol, terutama dalam hati.

Obat golongan statin ini lebih efektif dibanding resin penukar anion dalam menurunkan kolesterol-

LDL tetapi kurang efektif dibanding kelompok fibrat dalam menurunkan kadar trigliserida dan

meningkatkan kolesterol-HDL.

Statin telah terbukti dapat mengurangi kejadian jantung koroner, semua kejadian

kardiovaskuler pada pasien dengan umur sampai dengan 70 tahun dengan penyakit jantung koroner

(riwayat angina atau infark miokard akut) dan dengan kolesterol plasma 5,5 mmol/l atau lebih.

Nama generik   : Atorvastatin

Nama dagang    : Lipitor (Pfizer)

Indikasi            : terapi pada dislipidemia atau pencegahan primer pada penyakit kardiovaskuler

(aterosklerosis), yaitu:

  Pencegahan primer pada penyakit kardiovaskuler (high risk CVD): untuk mengurangi

resiko MI atau stroke pada pasien tanpa penyakit hati yang mempunyai faktor resiko

multipel atau diabetes tipe 2.

  Terapi pada dislipidemia: untuk mengurangi peningkatan kolesterol total, kolesterol-

LDL, apoliporotein B, trigliserida, dan untuk meningkatkan kolesterol-HDL pada

dislipidemia Frederickson tipe IIa, IIb, III, dan IV, serta pada hiperkolesterolemia

turunan homozigot.

4

Page 5: PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT.docx

        Terapi pada hiperkolesterolemia turunan heterozigot pada pasien remaja (10-17

tahun) yang mempunyai kolesterol-LDL ≥ 190 mg/dl atau ≥ 160 mg/dl dengan

riwayat keluarga positif beresiko CVD.

Kontraindikasi   : hipersensitif terhadap atorvastatin atau komponen lain yang terdapat dalam formula.

Penyakit hati aktif, atau kenaikan serum transaminase > 3x batas normal tertinggi.

Pada kehamilan (faktor resiko: X) dan menyusui (atorvastatin diekskresi lewat air

susu).

Efek samping    : gangguan GI, sakit kepala, mialgia, astenia, isomnia, edema angionerutik, kram otot,

miositis, miophati, ikterus kolestatik, neuropati perifer, pruritus.

Dosis                    :

      Hiperkolesterolemia primer dan hiperlipidemia campuran : 10 mg sekali sehari.

     Hiperkolesterolemia turunan : dosis awal 10 mg sehari, tingkatkan dengan interval 4

minggu sampai 40 mg sekali, bila perlu tingkatkan lebih lanjut sampai maksimal 80

mg sekali sehari.

Bentuk sediaan     : Tablet salut selaput 10 mg dan 20 mg.

Peringatan        : Statin harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat penyakit hati

atau yang minum banyak alkohol (hindari penggunaan pada penyakit hati yang aktif).

Fungsi hati harus diukur sebelum dan sesudah pengobatan. Obat harus dihentikan bila

kadar transaminase serum meningkat hingga dan bertahan pada 3 kali batas atas nilai

normalnya.

 

 

 

PUSTAKA

Anonim, 2000, Informasi Obat Nasional Indonesia 2000, 83-87, Departemen Kesehatan RI,  Jakarta.

Anonim, 2006, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultas, Edisi 6 2006/2007, 259-265, Penerbit PT

Infomaster,Jakarta.

5

Page 6: PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT.docx

Katzung, B.G, 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi 8, buku 2, 466-470, Penerbit Salemba

Medika, Jakarta.

Lacy, C.F., Amstrong, L.L., Goldman, M.P., Lance, L.L., 2006, Drug Information Handbook, 14th

Edition, 161-162, 726, AphA, Lexi-Comp Inc, Hudson, Ohio.

Neal, M.J, 2006, At Glance Farmakologi Medis, ed.5, 46-47, Penerbit Erlangga, Jakarta.

http://yosefw.wordpress.com/2007/12/22/penggunaan-kombinasi-obat-gemfibrozil-dan-atorvastatin-pada-terapi-hiperlipidemia/

PENGGUNAAN STATIN PADA TERAPI HIPERLIPIDEMIAPosted on December 20, 2007 | 5 Comments

Victoria Hapsari(07.8115.069)

PENDAHULUAN

Hiperlipidemia adalah peningkatan satu atau lebih dari berikut ini: kolesterol, kolesterilester, fosfolipid, atau trigliserida. Abnormalitas dari lipid plasma dapat menyebabkan kecenderungan pada penyakit koroner, serebrovaskular, dan pembuluh arteri tepi.

PRESENTASI KLINISUmum

Kebanyakan pasien adalah asymptomatic selama bertahun-tahun sebelum penyakit jelas secara klinis. Pasien dengan sindrom metabolisme mungkin punya tiga atau lebih dari berikut ini: kegendutan abdominal, atherogenic dyslipidemia, peningkatan tekanan darah, resistensi insulin dengan atau tanpa ketidaktoleranan glukosa, status protrombotik, atau status proinflamatori.

Gejala-Gejala

Sakit dada, jantung berdebar, berkeringat, cemas, nafas pendek, hilangnya kesadaran atau kesulitan berbicara atau bergerak, sakit abdominal, dan kematian mendadak.

Tanda-Tanda

6

Page 7: PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT.docx

Sakit abdominal, pankreatitis, eruptive xanthomas, peripheral polineuropati, tekanan darah tinggi, luas permukaan tubuh (body mass index) lebih besar dari 30 kg/m2, atau ukuran pinggang lebih besar dari 40 inci pada pria dan 35 inci pada wanita.

Tes Laboratorium

Peningkatan kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL), trigliserida, apolipoprotein B, dan protein reaktif C; serta penurunan HDL.

Test-Test Diagnostik Lain

Lipoprotein(a), homosistein, serum amiloid a, dan LDL tebal/padat (pola B). Berbagai skrining tes untuk manifestasi dari penyakit pembuluh (index mata kaki berkenaan dengan lengan, latihan pengujian, magnetis resonansi imaging) dan diabetes (glukosa puasa, uji toleransi glukosa oral).

TERAPITUJUAN TERAPI

Menurunkan jumlah LDL (LDL-C) dan meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL) dalam darah, serta mencegah perkembangan penyakit lebih lanjut yaitu Coronary Heart Disease (CHD).

SASARAN TERAPILDL kolesterol

STRATEGI TERAPI

Non FarmakologiTerapi non farmakologi dapat dilakukan dengan melakukan terapi diet dan memperbaiki gaya hidup (Terapeutic Lifestyle Change). Terapi diet bertujuan untuk menurunkan intake lemak total, asam jenuh, dan kolesterol secara progresif dan untuk mencapai berat badan yang diinginkan. Diet kolesterol dan asam lemak jenuh memicu penurunan pengeluaran LDL di hati. Komponen-komponen Terapeutic Lifestyle Change (TLC) meliputi: pengurangan asupan-asupan dari kolesterol dan lemak jenuh, pemilihan makanan yang berhubungan dengan aturan makan untuk mengurangi LDL seperti stanol dan sterol serta peningkatan masukan serat yang dapat larut, penurunan berat badan, dan peningkatan aktivitas fisik.Terapi non farmakologi ini hendaknya menjadi terapi utama untuk hiperlipidemia, kecuali untuk pasien dengan hiperkolesterolemia familial (secara bawaan/genetik mempunyai kelainan metabolisme lipoprotein/kolesterol) atau hiperlipidemia gabungan yang bersifat familial, yaitu penanganan terapinya dengan pengaturan makanan dan terapi dengan obat dimulai secara bersamaan.FarmakologiObat penurun lipid diindikasikan kuat pada pasien dengan penyakit arteri koroner, atau pada pasien dengan resiko tinggi penyakit arteri koroner karena faktor resiko multipel, dan pada pasien dengan hiperkolesterolemia familial. Obat-obat penurun lipid yang kini tersedia adalah sebagai berikut: resin penukar asam empedu, asam nikotinat (niacin), turunan asam fibrat, dan penghambat kompetitif reduktase HMG KoA (hidroksi 3 metilglutaril koenzim A). Untuk obat penghambat reduktase HMG KoA biasanya juga dikenal dengan obat golongan statin yang merupakan obat penurun lipid yang paling baru.

7

Page 8: PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT.docx

Mempertimbangkan kepatuhan, efek samping dan efektivitas, statin adalah obat pilihan untuk pasien dengan hiperkolesterolemia/hiperlipidemia karena merupakan bentuk paling kuat dari monoterapi dan hemat biaya bagi pasien dengan penyakit arteri koroner atau berbagai faktor-faktor resiko dan pencegahan bagi pasien dengan resiko tinggi primer. Senyawa-senyawa tersebut merupakan analog struktural dari HMG KoA. Cara kerja dari senyawa ini adalah dengan memblok sintesis kolesterol dalam hati. Hal ini menstimulasi ekspresi lebih banyak enzim, cenderung untuk mengembalikan sintesis kolesterol menjadi normal bahkan pada saat terdapat obat. Akan tetapi, efek kompensasi ini tidak lengkap dan pengurangan kolesterol dalam hepatosit menyebabkan peningkatan ekspresi reseptor LDL, yang dapat menurunkan kolesterol plasma. Untuk wanita hamil dan menyusui, tidak diperbolehkan mengkomsumsi obat golongan ini, karena berkhasiat teratogen dan mencapai air susu ibu (pravastin).Obat golongan statin diantara terdiri dari:LovastatinIndikasi: menurunkan kadar kolesterol total dan LDL pada pasien dengan hiperkolesterolemia primer yang tidak dapat diatasi dengan diet atau tindakan non-farmakologi lain; serta menurunkan kadar kolesterol pada pasien hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia.Kontraindikasi: hamil, menyusui, pasien dengan penyakit hati aktif atau peningkatan serum transaminase yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.Dosis: Awal 20 mg/hari, diberikan bersamaan makan malam. Dapat ditingkatkan sampai maksimal 80 mg 2x/hari dengan interval 4 minggu.Efek samping: pusing, sakit kepala, konstipasi, diare, dispepsia, mual, ruam kulit, nyeri abdomen, nyeri dada, gangguan penglihatan.Nama Dagang: Justin (Ifars) Tablet 20 mg; Lipovas (Tempo Scan Pacific) Tablet 20 mg; Lofacol (Ferron) Tablet 20 mg; Lotyn (Interbat) Tablet 20 mg; Lovatrol (Fahrenheit) Tablet salut 20 mg.SimvastatinIndikasi: hiperkolesterolemia primer pada pasien yang tidak cukup memberikan respon terhadap diet; mengurangi kejadian klinis dan memperlambat progresi aterosklerosis koroner pada pasien penyakit jantung koroner dan kadar kolesterol 5,5 mmol/l atau lebih.Kontraindikasi: hamil, menyusui, pasien dengan penyakit hati aktif atau peningkatan serum transaminase yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.Dosis: Awal 10 mg/hari dosis tunggal pada malam hari. Dapat disesuaikan dengan interval kurang dari 4 minggu; kisaran lazim 10-40 mg/hari. Penyakit jantung koroner, awal 20 mg 1x/hari malam hari.Efek samping: pusing, sakit kepala, konstipasi, diare, dispepsia, mual, ruam kulit, nyeri abdomen, nyeri dada, gangguan penglihatan, hepatitis, sakit kuning, anemia.Nama Dagang: Cholestat (Kalbe Farma) Kaplet salut selaput 10 mg; Esvat (Ferron) Tablet salut selaput 5 mg, 10 mg, 20 mg; Detrovel (Fahrenheit) Tablet 5 mg, 10 mg; Ethicol (Ethica) Tablet salut enterik 10 mg; Mersivas (Mersifarma TM) Tablet salut selaput 10 mg; Normofat (Soho) Tablet 10 mg; Rechol (Pharos) Tablet salut selaput 5 mg, 10 mg.PravastatinIndikasi: hiperkolesterolemia primer pada pasien dengan kadar kolesterol 6,5 mmol/l atau lebih besar yang tidak cukup memberikan respon terhadap diet; memperlambat progresivitas aterosklerosis koroner dan menurunkan kejadian jantung pada pasien dengan hiperkolesterolemia yang mengalami arterosklerosis arteri koroner. Serta menurunkan resiko infark miokard dan menurunkan resiko intervensi revakularisasi miokar dan mortalitas.Kontraindikasi: hamil, menyusui, pasien dengan penyakit hati aktif atau peningkatan serum transaminase yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.Dosis: Awal 10-20 mg/hari, sebelum tidur malam.Efek samping: gangguan hepatopati, miopati, pusing, sakit kepala, konstipasi, diare,

8

Page 9: PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT.docx

dispepsia, mual, ruam kulit, nyeri abdomen, nyeri dada, gangguan penglihatan.Nama Dagang: Cholespar (Pharos) Tablet 10 mg, 20 mg; Koleskol (Metiska Farma) Tablet 10 mg; Mevachol (Meprofarm) Tablet 10 mg, 20 mg; Mevalotin (Sankyo) Tablet 10 mg; Pravachol (Bristol-Myers Squibb) Tablet salut selaput 5 mg, 10 mg; Mevalotin (Kimia Farma) Tablet 5 mg, 10 mg.Fluvastatin Indikasi: hiperkolesterolemia primer pada pasien dengan kadar kolesterol 6,5 mmol/l atau lebih yang tidak cukup memberikan respon terhadap diet; tambahan pada diet dalam menunda progresi aterosklerosis koroner pada hiperkolesterolemia primer dan penyakit jantung koroner yang menyertainya.Kontraindikasi: hamil, menyusui, pasien dengan penyakit hati aktif atau peningkatan serum transaminase yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.Dosis: Awal 20 mg/hari sore hari, kisaran lazim 20-40 mg/hari. Dapat disesuaikan dengan interval 4 minggu sampai 40 mg 2x/hari.Efek samping: pusing, sakit kepala, konstipasi, diare, dispepsia, mual, ruam kulit, nyeri abdomen, nyeri dada, gangguan penglihatan.Nama Dagang: Lescol/Lescol XL (Novartis) Kapsul 40 mg, Tablet XL 80 mg.AtorvastatinIndikasi: diet tambahan untuk mengurangi kenaikan kolesterol total, kolesterol LDL, apoliprotein B dan trigliserida pada pasien dengan hiperkolesterolemia primer, kombinasi hiperlipidemia dan hiperkolesterolemia homozigot-heterozigot familial, bila respon terhadap diet dan cara non farmakologi lain tidak adekuat.Kontraindikasi: hamil, menyusui, pasien dengan penyakit hati aktif atau peningkatan serum transaminase yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.Dosis: Awal 20 mg/hari, diberikan bersamaan makan malam. Dapat ditingkatkan sampai maksimal 80 mg 2x/hari dengan interval 4 minggu.Efek samping: edema angioneurotik, insomnia, miopati, pusing, sakit kepala, konstipasi, diare, dispepsia, mual, ruam kulit, nyeri abdomen, nyeri dada, gangguan penglihatan.Nama Dagang: Lipitor (Pfizer) Tablet salut selaput 10mg, 20 mg, 40 mg.

REFERENSIAnonim, 2000, Informasi Obat Nasional Indonesia 2000, Departemen Kesehatan RI: Jakarta, halaman: 87-89Anonim, 2006, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Penerbit PT Infomaster: Jakarta, halaman: 259-265DiPiro, J.T, 2003, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach 5th ed., The McGraw-Hill Companies Inc.: United States of America, halaman: 71DiPiro, J.T, 2005, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach 6th ed., The McGraw-Hill Companies Inc.: United States of America, halaman: 429-449Katzung, B.G, 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi 8, buku 2, Penerbit Salemba Medika : Jakarta, halaman: 441-444Neal, M.J, 2006, At Glance Farmakologi Medis, ed.5, Penerrbit Erlangga: Jakarta, halaman: 46-47Tjay, T.H, Rahardja, K., 2002, Obat-obat Penting, ed. 5, Penerbit PT Elex Media Komputindo: Jakarta, halaman: 536-546

http://yosefw.wordpress.com/2007/12/20/penggunaan-statin-pada-terapi-hiperlipidemia/

9

Page 10: PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT.docx

Hiperlipidemia, kadang-kadang disebut juga dislipidemia yaitu keadaan dimana kadar lemak didalam darah meningkat diatas batas normal. Lemak yang mengalami peningkatan ini meliputi kolesterol, trigliserida atau dapat keduanya. Obesitas, merokok, kurang olahraga diangap sebagai penyebab utama hiperlipidemia atau penyebab lainnya seperti diet tinggi lemak jenuh, kolesterol, sirosis, diabetes, hipofungsi kelenjar tiroid (Hipertiroidisme), hoperfungsi kelenjar pitutiari, gagal ginjal kronik, pofiria, penyalah gunaan alkohol akut, pengunaan obat-obatan tertentu seperti obat KB, stereoid anabolik, kortikostiroid dan faktor keturunan.

Lemak juga sangat penting untuk menjunjang fungsi sel dan digunakan sebagai sumber energi, pelindung badan, pembentukan sel, sintetis prekursor prostaglandin. Kolesterol juga tertentu yaitu lipoprotein terutama Low Density Lipoprotein (LDL) dapat menimbulkan gangguan kesehatan. LDL ini dikatakan akan meningkat seiring bertambahnya usia seseorang. Dan dalam keadaan normal kadarnya lebih tinggi pada pria daripada wanita. Secara klinis LDL yang mengangkut lebih kurang 70-80% dari kolesterol total lipoprotein yang paling penting dalam menimbulkan ateskleroris yang dapat mengakibatkan gangguan kardovaskular dikemudian hari. Sesorang yang memiliki kadar kolesterol LDL tinggi biasanya menderita hiperkolesterolimia berdasarkan faktor keturunan, deteksi dini terhadap penyakit ini yaitu dengan melakukan pemerikasaan kadar kolesterol darah sehinga dapat mencegah terjadinya penyakit jantung koroner.

Kolesterol LDL mempunyai efek melindungi jantung karena berperan dalam mengangkut kolesterol dari jaringan perifer ke hati untuk kemudian dikeluarkan melalui empedu, kadar kolesterol HDL yang rendah dapat menyebabkan timbulnya penyakit jantung koroner. Hal ini dapat ditemukan pada keadaan resistensi insulin, peningkatan trigliserida yang disebabkan oleh kelebihan berat badan atau obesitas, kurang olahraga, diabetes militus tipe 2, kebiasaan merokok, sering mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan beberapa obat-obatan seperti golongan betabloker, steroid anabolik. Kadar trigliserida yang tinggi juga meupakan faktor penyebab jantung koroner. Beberapa faktor penyebab meningkatnya kaar trigliserida yaitu kelebihan berat badan, kurang berolahraga, perokok, peminum alkohol, sering mengkonsumsi makanan dengan karbohidrat tinggi yaitu lebih dari 60% dari pemasukan energi, menderita beberapa penyakit berat seperi diabetes melitus tipe 2, gagal ginjal kronik, sindroma neprotik, beberapa macam obat-obatan seperti kortikostiroid, retinoid, beta adrenergi dosis tinggi dan faktor keturunan. Pada beberapa kasus dimana kadar trigliserida sangat tinggi yaitu lebih dari 500 mg/dl terapi dilakukan untuk mencegah terjadinya pankreatitis akut. Dilakukan dengan cara diet rendah lemak yakni kurang dari 15% dari pemasukan kalori, menurunkan berat badan, meningkatkan aktivitas olahraga dan mengkonsumsi obat untuk menurunkan kadar trigliserida yaitu fibrat atau asam nikotinat.

Gabungan antara tingginya kadar kolesterol LDL dan trigiserida disertai dengan rendahnya kolesterol HDL atau disebut juga dengan truiad lipid merupakan risiko yang kuat untuk terjadinya penyakit jantung koroner. Pemeriksaan lipid perlu dilakukan bila ada indikasi tertentu seperti adanya faktor keturunan, penyakit jantung koroner, diabetes melitus, kegemukan, alkohol, kebiasaan merokok, gagal ginjal, pankreatitis akut, kolesterolis, penggunaan obat-obat kontasepsi, hipotiroidisme. Secara umum pria mempunyai resiko terkena penyakit jantung koroner lebih tinggi jika dibandingkan dengan wanita. Pada pria pertengahan usia 35-36 tahun biasanya mempunyai berat badan berlebih

10

Page 11: PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT.docx

dan gangguan _meta_bolisme membutuhkan terapi intensif untuk menurunkan kadar LDL. Sedangkan pada wanita resiko terjadinya penyakit jantung koroner biasanya pada usia 65 tahun. Pada usia yang lebih muda yaitu pria 25-35 tahun dan waita 20-45 tahun jarang terseang penyakit jantung koroner kecuali mereka yang mempunyai beberapa faktor resiko seperti adanya faktor keturunan, perokok berat, atau diabetes melitus. Walaupun penyakit jantung koroner jarang terjadi pada usia muda tetapi aterosklerosis pembuluh darah kororer dapat ditemukan sejak dini. Oleh karena itu perlu identifikasi faktor resiko pada dewasa muda dan intervensi sejak dini terhadap peningkatan kadar kolesterol LDL dengan mulai mengubah kebiasaan yang tidak baik, hal ini merupakan tindakan pencegahan yang penting.

11