Penggunaan Alat Keselamatan Kerja

download Penggunaan Alat Keselamatan Kerja

of 77

Transcript of Penggunaan Alat Keselamatan Kerja

KODE MODUL M.ELKA-MR.UM.008.A Milik Negara Tidak Diperdagangkan KODE MODUL M.ELKA-MR.UM.008.A Milik Negara Tidak Diperdagangkan SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDIO MENGUASAI PENGGUNAAN ALAT/PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2005 Milik Negara Tidak Diperdagangkan KODE MODUL M.ELKA-MR.UM.008.A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDIO MENGUASAI PENGGUNAAN ALAT/PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA Tim Penyusun: 1. Dadang Sofian, S.Pd 2. Drs. Edi Marwanda Fasilitator: Toni Karja Saputra, S.Pd

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Modul ELKA-MR.UM.008.A i KATA PENGANTAR Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyusun bahan ajar modul interaktif dan modul manual. Adapun modul manual terdiri atas bidang-bidang dan programprogram keahlian kejuruan yang berkembang di dunia kerja baik instansi maupun perusahaan. Tahun Anggaran 2005 telah dibuat sebanyak 300 modul manual terdiri atas 9 (sembilan) bidang keahlian dan 32 (tiga puluh dua) program keahli an yaitu: Bisnis dan Manajemen (Administrasi Perkantoran dan Akuntansi), Pertanian (Agroindustri pangan dan nonpangan, Budidaya Tanaman, Budidaya Ternak Ruminansia, Pengendalian Mutu), Seni Rupa dan Kriya (Kriya Kayu, Kriya Keramik, Kriya Kulit, Kriya Logam Kriya Tekstil), Tata Busan, Teknik Bangunan (Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Baja dan Alumunium, Teknik Konstruksi Batu Beton, Tekni Industri Kayu), Teknik Elektronika (Teknik Audio Vidio, Teknik Elektronika Industri), Teknik Listrik (Pemanfaatan Energi Listrik, Teknik Distribusi, Teknik Pembangkit Ketenagalistrik-kan), Teknik Mesin (Mekanik Otomotif, Pengecoran Logam, Teknik Bodi Otomotif, Teknik Gambar Mesin, Teknik Pembentukan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Teknik Pemesinan), Teknologi Informasi dan Komunikasi (Multimedia, Rekayasa Perangkat Lunak, Teknik Komputer dan Jaringan), dan program Normatif Bahasa Indonesia. Modul ini disusun mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004 dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi (Competency Based Training/CBT). Diharapkan modul-modul ini digunakan sebagai sumber belajar pokok peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) Kejuruan khususnya SMK dalam mencapai standar kompetensi kerja yang diharapkan dunia kerja. Penyusunan modul dilakukan oleh para tenaga ahli kejuruan dibidangnya terdiri atas para Guru SMK, para Widyaiswara Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) lingkup Kejuruan dengan para nara sumber dari berbagai perguruan Tinggi, para praktisi Balai Latihan dan Pengembangan Teknologi (BLPT) dan

Modul ELKA-MR.UM.008.A ii unsure dunia usaha dan industri (DU/DI), dan berbagai sumber referensi yang digunakan baik dari dalam dan luar negri. Modul dilakukan melalui beberapa tahap pengerjaan termasuk validasi dan uji coba kepada para peserta Diklat/Siswa di beberapa SMK. Sesuai perkembangan paradigma yang selalu terjadi, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah beserta para penulis dan unsure terlibat, menerima masukan-masukan konstruktif dari berbagai pihak khususnya para praktisi dunia usaha dan industri, para akademis, dan para psikologis untuk dihasilkannya Sumber Daya Manusia (SDM) tingkat menengah yang handal. Pada kesempatan baik ini kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada berbagai pihak terutama tim penyusun modul, para nara sumber dan fasilitator, serta para editor atas dedikasi dan pengorbanan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk dihasilkannya modul ini. Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta Diklat SMK atau praktisi yang sedang mengembangkan bahan ajar modul SMK. Jakarta, Desember 2005 a.n. Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Dr, Joko Sutrisno, MM NIP 131415680

Modul ELKA-MR.UM.008.A iii DAFTAR ISI . Kata Pengantar . Daftar isi . Peta kedudukan modul . Daftar judul modul . Mekanisme Pemelajaran . Glossary I Pendahuluan A. Deskripsi B. Prasyarat C. Petunjuk penggunaan modul D. Tujuan akhir E. Kompetensi F. Cek kemampuan II Pemelajaran A. Rencana Belajar Peserta Diklat B. Kegiatan belajar Kegitan belajar 1 a. Tujuan kegiatan pembelajaran b. Uraian materi c. Rangkuman d. Tugas e. Tes formatif f. Kunci jawaban g. Lembar kerja Kegitan belajar 2 a. Tujuan kegiatan pembelajaraan b. Uraian materi c. Rangkuman d. Tugas e. Tes formatif f. Kunci jawaban g. Lembar kerja Kegitan belajar 3 a. Tujuan kegiatan pembelajaraan

i . iii ..v .vi ..ix ..x .1 1 ..1 .2 4 6 7 8 8 . 8 ..8 . 13 ..13 . 14 14 15 17 . 17 17 20 21 21 ..21 .21 24 . 24

Modul ELKA-MR.UM.008.A iv b. Uraian materi 24 c. Rangkuman 27 d. Tugas .27 e. Tes formatif 28 f. Kunci jawaban ..28 Kegitan belajar 4 29 a. Tujuan kegiatan pembelajaraan . 29 b. Uraian materi 29 c. Rangkuman . . 39 d. Tugas .40 e. Tes formatif 40 f. Kunci jawaban . 40 kegitan belajar 5 42 a. Tujuan kegiatan pembelajaraan . 42 b. Uraian materi 42 c. Rangkuman 50 d. Tugas .51 e. Tes formatif 51 f. Kunci jawaban ..52 III Evaluasi ..53 A. Instrumen penilaian . Tes tertulis .. 53 . Tes praktek . 54 B. Kunci jawaban . Tes tertulis 56 . Lembar penilaian tes prakrik ..58 IV Penutup . 60 Daftar pustaka . 61

Modul ELKA-MR.UM.008.A v PETA KEDUDUKAN MODUL SLTP & ELKA-MR.UM. 001.A ELKA-MR.UM. 008.A ELKA-MR.UM. 005.A ELKA-MR.UM. 002.A ELKA-MR.UM. 003.A A ELKA-MR.UM. 004.A ELKA-MR.UM. 007.A 1 B C D ELKAMR. UM.00 ELKAMR. PS.001. A ELKAMR. PS.002. A ELKAMR. AMP.00 3.A ELKAMR. AM.004. A ELKAMR. TAP.005 .A ELKAMR. TV.006. A ELKAMR. CD.007. A ELKAMR. PIL.002. A ELKAMR. PIL.003. A ELKAMR. PIL.002. A ELKAMR. PIL.005. A 2

Modul ELKA-MR.UM.008.A vi DAFTAR JUDUL MODUL Bidang Keahlian : Teknik Elektronika Program Keahlian : Teknik Audio-Video No. Kode Judul Modul Wakt u 1 2 3 4 1. AVI.UM.01 Fasilitas Peralatan Keselamatan Kerja 2. AVI.UM.02 Penggunaan Alat/Perlengkapan Keselamatan Kerja 3. AVI.UM.03 Mesin Pemadam Kebakaran 4. AVI.UM.04 Kejutan Listrik (Electric Shock) 5. AVI.UM.05 Bahan kimia Polychlorina ted Biphenyls (PCBs) 6. AVI.UM.06 Keselamatan kerja berdasarkan OSHA (Occupational Safety and Health Administration) 7. AVI.UM.07 Dasar Listrik 8. AVI.UM.08 Motor Listrik 9. AVI.UM.09 Generator Listrik 10. AVI.UM.10 Komponen Elektronika 11. AVI.UM.11 Rangkaian Elektronika Analog I 12. AVI.UM.12 Rangkaian Elektronika Analog II 13. AVI.UM.13 Elektronika Optik 14. AVI.UM.14 Alat Ukur Multimeter 15. AVI.UM.15 Alat Ukur Osciloscope 16. AVI.UM.16 Alat Ukur Insulation Tester 17. AVI.UM.17 Function Generator 18. AVI.UM.18 Pattern Generator 19. AVI.UM.19 Resistor 20. AVI.UM.20 Kapasitor 21. AVI.UM.21 Induktor 22. AVI.UM.22 Tranformator 23. AVI.UM.23 Transistor 24. AVI.UM.24 Thyristor 25. AVI.UM.25 Dioda 26. AVI.UM.26 FET 27. AVI.UM.27 Amplifier Daya Rendah 28. AVI.UM.28 Amplifier Daya Menengah 29. AVI.UM.29 Sistim Audio 30. AVI.UM.30 Filter dan Tone Control 31. AVI.UM.31 Equalizer 32. AVI.UM.32 Sistim Video 33. AVI.UM.33 Dasar Telekomunikasi 34. AVI.UM.34 Sistim Komunikasi Radio 35. AVI.UM.35 Sistim Televisi 36. AVI.UM.36 Power Supply

Modul ELKA-MR.UM.008.A vii No. Kode Judul Modul Wakt u 1 2 3 4 37. AVI.A.01 Pengoperasian Peralatan Audio 38. AVI.A.02 Pengoperasian Peralatan Video 39. AVI.A.03 Setting Respon Akustik Audio 40. AVI.A.04 Setting Respon Impresive Video 41. AVI.A.05 Pengoperasian Peralatan Game Komersial 42. AVI.UM.37 Elektronika Digital I 43. AVI.UM.38 Elektronika Digital II 44. AVI.UM.39 Sistim Mikroprosesor 45. AVI.UM.40 Pemrograman Mikroprosesor 46. AVI.UM.41 Mikrokontroler 47. AVI.UM.42 Pemrograman Mikrokontroler 48. AVI.UM.43 Internet 49. AVI.UM.44 Personal Computer 50. AVI.UM.45 Applikasi Komputer 51. AVI.UM.46 Gambar Elektronika 52. AVI.UM.47 Teknik Pengkabelan 53. AVI.UM.48 Teknik Soldering & Desoldering 54. AVI.UM.49 Prosedur Kerja Teknisi 55. AVI.B.01 Perawatan Peralatan Audio 56. AVI.B.02 Perawatan Peralatan Video 57. AVI.B.03 Perawatan Peralatan Game Komersial 58. AVI.B.04 Sensor dan Transduser 59. AVI.C.01 Sistim Pesawat Audio Mobil 60. AVI.C.02 Sistim Pesawat Audio Home Theatre 61. AVI.C.03 Sistim Pesawat Audio Pertunjukan 62. AVI.C.04 Sistim Pesawat Audio Konperensi 63. AVI.C.05 Sistim Pesawat Video 64. AVI.C.06 Gambar Instalasi Sistim Audio Video 65. AVI.C.07 Instalasi Peralatan Audio Video 66. AVI.D.01 Spesifikasi Peralatan Audio Video 67. AVI.D.02 Penerapan Peralatan Audio Video 68. AVI.UM.50 Trouble Shooting Pesawat Audio 69. AVI.UM.51 Trouble Shooting Pesawat Video 70. AVI.PS.52 Reparasi Power Supply Dinding 71. AVI.PS.53 Reparasi Power Supply Produk Elektronika 72. AVI.PS.54 Modifikasi Adaptor 73. AVI.AMP.55 Reparasi Amplifier 74. AVI.AM.56 Reparasi Radio 75. AVI.TAP.57 Reparasi Tape Recorder 76. AVI.TV.58 Reparasi Televisi 77. AVI.CD.59 Reparasi VCD/DVD 78. AVI.PIL.60 Reparasi Monitor Komputer 79. AVI.PIL.61 Reparasi Remote Control

Modul ELKA-MR.UM.008.A viii No. Kode Judul Modul Wakt u 1 2 3 4 80. AVI.PIL.62 Reparasi CD Player 81. AVI.E.01 Reparasi Peralatan Game Komersial

Modul ELKA-MR.UM.008.A ix MEKANISME PEMELAJARAN Untuk mencapai penguasaan modul ini dilakukan melalui alur mekanisme pemelajaran sebagai berikut: Y Y T START Lihat Petunjuk Penggunaan Modul Lihat Kedudukan Modul Nilai = 7 Modul berikutnya/Uji Kompetensi Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar n Kerjakan Evaluasi Nilai = 7 Kerjakan Cek Kemampuan T

Modul ELKA-MR.UM.008.A x GLOSSARY ISTILAH KETERANGAN Dry chemicals Sistem bubuk kimia kering ELCB Pengamanan arus bocor pada pertanahan Fire Damper Pembatas Asap Fire Detektor Alat pendeteksi api Halon Bahan untuk membuat alat pemadam kebakaran MCB Alat pengamat pada listik bila terjadi hubungan singkat atau pembatas arus Saklar Alat untuk memutus dan menyambungkan arus Smoke Detektor Alat pendeteksi asap Temperatur Head Detektor Alat pendeteksi apabila di dalam ruangan temperature yang sangat tinggi Water mist Sistem Sistem pengkabutan air Water Sprinkler Alat penyemprot air untuk kebakaran

BAB. I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul ini berjudul penggunaan alat/perlengkapan keselamatan kerja yang berisikan tentang menggunakan alat perlengkapan dan keselamatan kerja dalam teknik elektronika. Modul ini terdiri dari: 5 kegiatan belajar, dengan menguasai modul ini diharapkan peserta didik mampu menggunakan fungsi alat perlengkapan keselamatan kerja misalnya tombol Emergency Power Off (EPO), Fire Detector, Halon, Water, Sprinkler, dan Fire Damper. B. Prasyarat Modul penggunaan alat/perlengkapan keselamatan kerja merupakan prasarat untuk modul berikutnya, karena modul ini diberikan pada peserta diklat diawal proses pemelajaran khususnya pada level awal atau pertama. Dalam pempelajari anda harus dapat membedakan fungsi dan spesifikasi teknik alat/perlengkapan keselamatan kerja dan mengoperasikannya sesuai prosedur untuk memperoleh unjuk kerja yang optimal. C. Petunjuk penggunaan modul Materi yang terdapat dalam modul ini harus diketahui oleh peserta diklat agar dapat merangsang dan mengetahui cara menggunakan tombol EPO, Fire Ditektor,Halon,Water,Sprinkler dan Fire Damper yang digunakan pada teknik elektronika. Model ini akan bermanfaat secara optimal apabila digunakan secara tepat yaitu: Model ELKA-MR.UM.OO8.A

1. perhatikan dengan seksama tujuan modul, jangan sampai mengerjakan lembaran kerja tanpa mengetahui tujuan modul 2. pahami lembar informasi apa bila ada kata-kata sulit pada peristilahan, bila masih dianggap kurang dapat merujuk langsung kedaftar pustaka 3. kerjakan lembar karja dengan tepat, bila ceroboh dapat mengakibatkan kerusakan pada alat 4. kerjakan soal-soal dalam cek kemampuan untuk mengukur sampai sejauh mana pengetahuan yang telah anda miliki 5. apa bila dari soal dalam ceuk kemampuan telah anda kerjakan dan 70% terjawab dengan benar, maka anda dapat langsung menuju evaluasi untuk mengerjakan soal-soal tersebut, tetepi bila hasil jawaban anda tidak mencapai 70% benar, maka anda harus mengikuti kegiatan pembelajaran dalam modul ini 6. perhatikan langkah-langkah dalam pelakukan perkerjaan dengan benar untuk mempermudah dalam memahami suatu proses pekerjaan 7. pahami setiap materi teori dasar yang akan menunjang dalam penguasaan suatu pekerjaan dengan membaca secara teliti, kemudian kerjakan soalsoal evaluasi sebagai sarana latihan 8. untuk menjawab tes usahakan memberi jawaban yang singkat, jelas dan kerjakan sesuai dengan kemampuan anda setelah mempelajari modul ini 9. bila terdapat penugasan, kerjakan tugas tersebut dengan baik dan bila mana perlu konsultasikan hasil tersebut pada guru/instruktur 10.catatlah kesulitan yang anda dapatkan dlam modul ini untuk ditanyakan pada guru pada saat kegiatan tatap muka, bacalah reverensi lainnya yang berhubungan dengan materi modul agar anda mendapatkan pengetahuan. D. Tujuan akhir Pada akhir pembahasan/pembelajaran peserta diklat dapat: Model ELKA-MR.UM.OO8.A

1. dapat memahami buku petunjuk menggunakan alat/perlengkapan keselamatan kerja 2. Memahami fungsi tombol Emergency Power Off (EPO) 3. Memahamoi fungsi Halon 4. Memahami fungsi Water Sprinkler 5. Memahami fungsi Fire Damper. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

E. Kompetensi KOMPETENSI : MENGUASAI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KODE : ELKA-MR.UM.008.A DURASI PEMBELAJARAN : 25JAM @ 45 MENIT LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G 2 2 2 3 1 2 2 KONDISI KINERJA Unit kompetensi ini berlaku keselamatan kerja dibidang industri elektronika dan elektronika. Kompentensi ini bisa ditunjukan apabila tersedia: . Standard Operanting Procedure (SOP) untuk keselamatan dan kesehatan masing perus ahaan . buku pedoman petunjuk keselamatan dan kesehatan kerja . perlengkapan untuk simulasi kebakaran dan yang lainnya . peralatan dan bahan yang dipergunakan: . 4.1 Peralatan umum keselamatan dan kesehatan kerja misalkan, peralatan peralatan P3K, sabuk pengaman, hand clove, topi pengaman, dsb. . 4.2 Bahan: Tabung oksigen, tabung pemadam kebakaran, obat-obatan pertolo SUB KOMPETENS I KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMBELAJARAN SIKAP PENGETAHU AN KETERAMPI LAN 2. Menggunakan alat/perlengka pan keselamatan kerja dan 5 K:

. Prosedur menggunaka n alat/perlengk apan keselamatan kerja dan 5 K dikuasai dengan baik sesuai buku petunjuk . Alat /perlengkapa Penggunaa n peralatan keselamata n kerja di industri dan lingkungan kantor/tem pat kerja Cermat dalam menggunakan alat/perlengka pan keselamatan kerja dan 5 K Identifikasi fungsi alat/perlengka pan keselamatan kerja Prosedur penggunaan alat/perlengka pan keselamat kerja Menngunakan tombol EPO Mengunakan Fire detector, Halon, Water Sprinkler, dan Fire Damper 4 Model ELKA-MR.UM.OO8.A

n keselamatan kerja dan 5 K diindentifikasi dan spesifikasi teknis . Kondisi alat/perlengk apan keselamatan kerja dan 5 K dikenali untuk meningkatka n efesiensi dan pengoperasia n alat/pereleng kapan ini . Alat/perlengk apan keselamatan kerja dan 5 K dioperasikan sesuai prosedur untuk kerja yang optimal Pemantauan kondisi alat/perlengka pan keselamatan kerja dan 5 K Optimalisasi penggunaan alat/perlengka pan keselamatan kerja Model ELKA-MR.UM.OO8.A

F. Cek Kemampuan Pelajari dan coba jawab pertanyaan-pertayaan dibawah ini dengan lengkap, jika telah merasa telah menguasai dan mampu, anda bisa langsung mengajukan uji kompetensi assesor internal atau external melalui guru pembimbing. 1. Apa kegunaan tombol EPO (Emergency Power Off)? 2. Jelaskan cara kerja tombil EPO (Emergency Power Off)? 3. Apa fungsi kegunaan Fire Detektor? 4. Jelaskan bagaimana cara memasang Fire Detektor? 5. Apa kegunaan Halon? 6. Jelaskan cara mengoperasikan Halon? 7. Apa fungsi kegunaan Water Springkler? 8. Jelaskan cara mengoperasikan Water Springkler? 9. Apa fungsi kegunaan Fire Damper? 10. Jelaskan cara mengoprrasikan Fire Dumper? Model ELKA-MR.UM.OO8.A

BAB. II PEMELAJARAN A. Rencana Belajar Peserta Diklat Kompetensi : Menguasai keselamatan dan kesehatan kerja Sub kompetensi : Menggunakan alat/perlengkapan kerja dan 5 K JENIS KEGIATAN TANGGAL WAKTU TEMPAT BELAJAR ALASAN PERUBAHAN TANDA TANGAN GURU 1. Prosedur menggunakan alat/perlengka pan keselamatan kerja dan 5 K 2. Identifikasi dan spesifikasi teknis keselamatan kerja dan 5 K 3. Pengoperasian alat/perlengka pan keselamatan kerja dan 5 K untuk meningkatkan efisiensi 4. Alat/perlengka pan keselamatan kerja dan 5 K dioperasikan sesuai prosedur kerja yang optimal Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Kegiatan Belajar Kegitan Belajar 1 a. Tujuan Kegiatan Pembelajaraan Pada akhir pembelajaraan peserta diklat diharapkan dapat: 1. Mengetahui alat pengaman ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) 2. Mengetahui fungsi kegunaan alat pengaman ELCB (Earth Leakage Circit Breker) 3. Memahami cara kerja alat pengaman ELCB (Earth Leakage Circit Breker) 4. Memahami alat pengaman MCB (Miniature Circuit Breker) 5. Mengetahui fungsi kegunaan alat pengaman MCB (Miniature Circuit Breker) 6. Memahami cara kerja alat pengaman MCB (Miniature Circuit Breaker) 7. Menjawab dengan benar soal-soal tes formatif b. Uraian Materi 1. ALAT PENGAMAN ELCB (EARTH LEAKAGE CIRCUIT BREAKER) Instalasi suatu bangunan biasanya telah dilengkapi dengan pengaman arus hubung singkat dan pembatas arus. Apabila terjadi hubungan singkat maka pengaman sekering akan putus dan bila pada rangkaian terjadi beban lebih maka pembatas arus (MCB) akan terbuka rangkaian sehingga aliran arus kerangkaian bagian dalam bangunan jadi terputus. Kalau dalam suatu instalasi listrik terjadi arus bocor maka pengaman sekering dan pembatas arus tidak dapat memberikan pengaman sehingga akan terjadi kehilangan daya listrik secara terus menerus. Selain dari pada itu, kalau ada pemakai tenaga listrik mendapat arus bocor dan tersentuh oleh manusia maka pengaman tersebut tidak akan memutuskan rangkaian Model ELKA-MR.UM.OO8.A

listriknya sehungga cukup berbahaya hal ini akan menjadi aman kalau pada instalasi tersebut sudah dipasang pentanahan. Tetapi apabila manusia pengguna listrik terkena tegangan listrik maka semua alat pengaman tersebut tidak dapat mengamankannya. Untuk itu dipasang suatu alat pengaman khusus yang disebut Earth Leakage Circuit Breaker atau ELCB. Dalam hal ini, sebagai contoh ELCB buatan ABB dengan data F.302.a.40/0.03. Alat ini mampu memutuskan hubungan rangkain bila terjadi araus bocor sebesar 30 MA dalam waktu 0,1 detik. Arus bocor yang dimaksutkan dapat melalui komponen listrik yang pada keadaan normal tidak bertegangan atau pun penghantar fasa tersentuh langsung oleh manusia. 1. Cara Kerja Rangkain ELCB Rangkain ELCB terdiri dari kumparan magnet dan sakelar. Sakelar ini dapat dikendalikan secara manual dan magnet listrik. Apabila kedudukan sakelar penghubung ELCB dalam keadaan tertutup, maka sumber tegangan listrik akan mengalir kebagian beban. Kumparan magnet yang akan membuka rangkaian bekerja apabila ada arus listrik yang mengalir, pada kumparannya. Kumparan magnet yang akan membuka rangkaian, bekerja apabila ada arus listrik yang mengalir, pada kumparannya. Kumparan magnet ELCB disebut juga z. Travo, yang dalam keadaan normal tidak mendapatkan tegangan. Apabila ada arus bocor maka z. Travo akan bekerja membuka rangkaian dengan menarik sakelar rangkain utama harus diset terlebih dahulu untuk digunakan kembali demikain seterusnya. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Gambar 1.1 Bentuk ELCB Gambar 1.2 Hubungan rangkain ELCB 2. ALAT PENGAMAN MCB (MINIATURE CIRCUIT BREAKER) Miniature Circuit Breaker adalah alat pemutus yang sangat baik digunakan untuk mendeteksi besaran arus lebih. Seperti halnya pada Thermostat Load Relay (dipelajari dalam motor control) MCB mempuyai Bimetalic; elemen jika terkena panas akan memuai secara langsung maupun tidak langsung yang diakibatkan dengan adanya arus mengalir, alat Bimetalic ini dibuat dan direncanakan sesuai dengan ukuran standar (arus nominal MCB), dimana dalam waktu yang sangat singkat dapat bekerja sehingga rangkaian beban terlindungi, MCB juga dilengkapi dengan magnet triping yang bekerja secara cepat pada beban lebih atau arus hubung singkat yang besar, juga dioperasikan secara manual dengan menekan tombol. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Karateriskrik arus waktu untuk jenis MCB, hampir sama dengan pengaman lebur oleh karena itu sering kali MCB dan pengaman lebur digunakan secara bersamaan. Perlu diketahui pula kapasitas arus MCB tidak dapat dibandingkan dengan kapasitas putus pengaman lebur sesuai dengan peraturan yang berlaku bahwa setiap beban lebih dari 100 A harus dilengkapi dengan pengaman lebur. Bimetal yang terdapat pada pengaman arus lebih, biasanya alat ini bekerja 250 c apabila temperatur ruang naik,maka salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan menurunkan beban. Sehingga dengan diturunkannya beban berarti panas disipasi yang timbul akan berkurang. Setiap MCB direncanakan untuk karakteristik arus waktu yang berbedabeda. Perhatikan gambar dimana karakteristik H,L dan G ppad hal khusus MCB hanya dapat dibebani kira-kira 1,5 x arus kerja, misalnya pada lampu TL tegangan rendah dimana tidak dipasang kapasitor untuk perbaikan faktor kerja sehingga arus yangmengalir sangat besar dan menyebabkan triping MCB akan bekerja. MCB jenis G mempunyai titik triping yang besar. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Gambar 1.3 Bukaan MCB Keterangan: a. b. c. d. e. f. g. h. i. 12 Penekan yang begerak karena reaksi bimetal Kabel feksibel sebagai penghubung Pengunci Bimetal Kontak hubung Inti magnet Gumparan magnet Sirip logam pendingin dan peredam cetusan api Penekan yang begerak kareana akibat tarikan magnet

Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Prinsip kerja: 1. Bila togel berada diposisi ON, kontak (e) terhubung, arus rangkaian akan mengalir melaluinya. Bila arus beban naik melampaui arus nominal MCB, bimetal akan panas dan memuai sehingga menekan (a) bergerak dan melepaskan kunci (c) akibatnya MCb terbuka. 2. Togel kembali pada kedudukan ON dan MCB keadaan bekerja, bila terjadi tegangan naik yang melampaui tegangan nominal MCB, akan mengakibatkan timbulnya fluksi (Q) pada inti magnet (f),yang dililit kumparan (g), sehingga menekan (i) bergerak ditarik kebawah dan melepaskan pengunci (c) akibatnya kontak hubung (e) terbuka dan togel keposisi OFF. c. Rangkuman 1. ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) adalah pengaman khusus yang mampu memutuskan hubungan rangkaian bila terjadi arus bocor sebesar 30 MA dalam waktu 0,1 detik 2. Rangkaian ELCB terdiri dari kumparan magnet dan saklar 3. MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah alat pemutus otomatis 4. Karateristik arus waktu jenis MCB hampir sama dengan pengaman lebur 5. Setiap MCB direncanakan untuk karakteristik arus waktu yang berbedabeda d. Tugas 1. Buatlah gambar rangkaian cara memasang alat pengaman ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) 2. Jelaskan langkah-langkah cara memasang alat pengaman ELCB 3. Gambarkan bukaan dari MCB dan jelaskan cara kerjanya Model ELKA-MR.UM.OO8.A

e. Tes Formatif 1. Sebutkan macam-macam alat pengaman listrik! 2. Sebutkan kegunaan ELCB! 3. Jelaskan cara kerja ELCB! 4. Digunakan untuk apa alat pengaman MCB! 5. Jelaskan cara kerja MCB! f. Kunci Jawaban 1. ELCB, MCB, sekering 2. Untuk memutuskan hubungan rangkaian apa bila terjadi arus bocor 3. Pada kedudukan saklar penghubung ELCB dalam keadaan tertutup, maka sumber tegangan listrik akan mengalir kebagian beban. Kumparan magnet yang akan membukan rangkain bekerja bila ada arus listrik yang mengalir 4. Untuk pembatas arus listrik 5. Bila togel berada diposisi ON, kontak (e) terhubung, arus rangkaian akan mengalir melaluinya. Bila arus beban naik melampaui aarus nominal MCB, bimetal akan panas dan memuai sehingga menekan (a) bergerak dan melepaskan kunci (c) akibatnya MCb terbuka. Togel kembali pada kedudukan ON dan MCB keadaan bekerja, bila terjadi tegangan naik yang melampaui tegangan nominal MCB, akan mengakibatkan timbulnya fluksi (Q) pada inti magnet (f),yang dililit kumparan (g), sehingga menekan (i) bergerak ditarik kebawah dan melepaskan pengunci (c) akibatnya kontak hubung (e) terbuka dan togel keposisi OFF. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

g. Lembar Kerja 1) Alat a. Ampere-meter AC dengan B.U 0 10 A b. Volt-meter AC dengan B.U 0 10 V c. Jam pencatat waktu 2) Bahan a. Sumber tegangan 1 fasa 220 Volt b. 2 buah saklar tunggal 6 20 Ampere c. MCB type G, 2 A/ 220 V d. Tahanan beban (load Resistor) Variabel e. Kabel penghubung 3) Keselamatan kerja a. Pergunakan alat-alat ukur sesuai dengan fungsinya b. Jangan menempatkan alat ukur dipinggir meja kerja c. Jangan memberikan tegangan pada rangkaian, sebelum rangakaian diperiksa dan benar 4) Langkah kerja a. Siapkan perlengkapan yang diperlukan b. Buat rangkain pengujian sesuai dengan gambar Gambar 1.4 Gambar rangkain pengujian c. Periksakan rangkaian yang telah dibuat pada pengawas d. Putar posisi R beban pada kedudukan minimum Model ELKA-MR.UM.OO8.A

e. Hubungkan rangkaian dengan tegangan sumber 220 Volt, dengan saklar S1 dan S2 keadaan tertutup f. Naikan arus beban melebihi arus nominal pada MCB, dengan memutar tombol putar sesuai arah panah g. Siapkan pengukur waktu, buka saklar S2 serta perhatikan pengukur waktu hingga MCB jatuh h. Catat arus rangkaian, lamanya waktu (menit/detik) sejak S2 dibuka sampai MCB jatuh i. Ulangi pengujian dengan menaikan arus beban sebesar 0,5 Ampere setiap tahap pengujian j. Saklar S2 selalu tertutup sebelum pengambilan data dimulai k. Kalau MCB sudah panas harus ditunggu selama kurang lebih 3 menit sebelumtombol MCB tersebut di reset l. Masukan data pengujian dalam tabel, buat gambar grafiknya dan tulis kesimpulan dari pengujian yang anda kerjakan m. Bereskan semua perlengkapan, simpan pada tempatnya semula dengan rapih dan kedaan baik TABEL PENGUKURAN: No U I Waktu (menit)Volt Ampere 1. 220 3,5 . 2. 220 4 . 3. 220 4,5 . 4. 220 5 . 5. 220 5,5 . GRAFIK: 0 T T Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Kegiatan Belajar 2 a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, peserta diklat diharapkan dapat: 1. Menjelaskan fire Detektor 2. Memahami cara kerja fire Detektor 3. Merencanakan Instalasi fire Detektor 4. Menggambarkan Instalasi fire Detektor 5. Memasang Instalasi fire Detector b. Uraian Materi 1. Instalasi Bel Panggil Tanda Bahaya Kebakaran pada Gedung Bertingkat Selain tanda bahaya yang menggunakan smoke Detektor dan Temperature Head Detektor, sistem alarm tanda bahaya yang banyak dipasang pada gedung-gedung bertingkat adalah bel panggil alarm tanda bahaya gedung bertingkat. Cara kerja rangkaian bel panggil alarm tanda bahaya ini ialah: 1. Bel (alarm) di pasang pada setiap tingkat/ruangan 2. seluruh bel (alarm) terhubung jajar berbunyi semua 3. pada setiap tingkat (ruangan) terpasang saklar yang terhubung jajar (saklar yang manapun di tekan seluruh bel akan berbunyi) 4. saklar di tempatkan pada suatu kotak khusus sehingga tangan-tangan jahil tidak mudah menekan saklar. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Gambar 2.1 Kotak berkaca bening, tempat menempatkan tombol-tombol Sakeral instalasi tanda bahaya Tujuan pemasangan sistem bel panggil tanda bahaya gedung bertingkat ini, adalah apabila pada suatu tingkat atau suatu ruangan ada bahaya kebakaran, maka dengan mudah seluruh penghuni gedung bertingkat tersebut diberi tanda supaya segera meninggalkan gedung. Keuntungan lain dari sistem ini adalah tidak hanya untuk bahaya kebakaran saja yang dapat diberi tahu, tapi bahaya-bahaya, seperti gempa, dan adanya keretakan bangunan. Gambar 2.2 Gambar sebuah gedung bertingkat yang perlu dilengkapi dengan instalasi bel panggil tanda bahaya Gambar 2.3 Gambar kotak tempat tombol model lain (memakai kunci) Model ELKA-MR.UM.OO8.A

2. Tanda Bahaya Kebakaran kebakaran oleh siapapun dan dimanapun tidak dikehendaki. Oleh karena itu, selain harus dapat petunjuk kepada seluruh penghuni jika terjadi kebakaran termasuk isyarat tentang adanya kebakaran. Biasanya, isyarat untuk kebakaran di gedung-gedung termasuk industri dengan bunyi (misalnya sirine) dan lampu terutama di tepat-tempat yang ramai atau bising. Hal ini dikhawatirkan suara tidak dapat didengar, bahkan di gedunggedung yang besar dilengkapi dengan announciator, sehingga para petugas dapat segera menghubungi barisan pemadam kebakaran (BPK). Instalasi untuk tanda bahaya kebakaran secara rutin harus diperiksa dan jika perlu ada perbaikan seperlunya. Dengan demikian tanda bahaya kebakaran selalu siap pakai. Tombol untuk tanda bahaya kebakaran biasanya menggunakan tombol khusus, yaitu jenis tombol NC yang diletakkan dalam kotak dan dipasang kaca sebagai penekan tombol seperti diperlihatkan pada gambar di bawah. Jika terjadi kebakaran kaca sebagai panutup kotak tombol dapat dipecahkan dengan cara memukul (alat pemukul tergantung di samping kotak tombol), sehingga tombol akan terdorong oleh pegas dan tombol akan merupakan penghubung arus listrik. Selanjutnya, bel atau sirine akan berbunyi menandakan adanya kebakaran. Gambar 2.4 Tombol khusus untuk bahaya kebakaran Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Perlengkapan announciator dapat disertakan dalam Instalasi tanda bahaya kebakaran agar orang tidak saja mendengar bunyi bel tapijuga dapat mengetahui sumber kebakaran. Dengan demikian mereka dapat segera menyelamatkan diri dari bahaya kebakaran. Gambar 2.5 Instalasi alarm sebagai tanda bahaya kebakaran Untuk membantu mengurangi kepanikan para penghuni, semua jalan atau tempat perlu mendapat penerangan. Instalasi tanda bahaya kebakaran digabungkan dengan lampu yang jumlahnya disesuikan dengan lingkungannya. c. Rangkuman 1. Pemasangan system bel panggil tanda bahaya kebakaran gedung beertingkat adalah apabila pada suatu gedung bertingkat atau suatu ruangan ada bahaya kebakaran. 2. Instalasi untuk tanda bahaya kebakaran secara rutin harus diperiksa dan jika perlu ada perbaikan seperlunya, supaya Instalasi tanda bahaya kebakaran selalu siap dipakai 3. Jika terjadi kebakaran kotak tombol dengan dinding kaca dapat dipecahkan, dengan memecahkan kaca. Tombol akan menghubungkan aliran listrik dan bel akan berdering. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

d. Tugas 1. Selesaikan gambar Instalasi tanda bahaya kebakaran pada gambar di bawah ini? e. Tes Formatif 1. Apa tujuan pemasangan system bel panggil tanda bahaya kebakaran pada gedung bertingkat? 2. Tombo untuk tanda bahaya kebakaran biasa menggunakan tombol khusus yaitu? 3. Kenapa Instalasi untuk tanda bahaya kebakaran secara rutin harus diperiksa? f. Kunci Jawaban 1. Adalah apabila pada suatu ruangan ada bahaya kebakaran maka dengan mudah seluruh penghuni gedung tersebut diberi tahu supaya segera meninggalkan gedung. 2. Jenis tombol NC yang di letakkan dalam kotak dan di pasang kaca sebagai penekan tombol. 3. Supaya Instalasi tanda bahaya kebakaran selalu siap dipakai. g. Lembar Kerja PELATIHAN PEMASANGAN INSTALASI TANDA BAHAYA KEBAKARAN PETUNJUK Pemasangan instalasi tanda bahaya kebakaran berpedoman pada Gambar 2.6 setelah gambarnya diselesaikan. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Gambar 2.6 Perencanaan instalasi tanda bahaya kebakaran Model ELKA-MR.UM.OO8.A

1. Alat a. Tang kombinasi b. Tang pemotong c. Tang lancip d. Obeng(+) dan Obeng (-) e. Pisau pengupas kabel 2. Bahan a. Bel satu buah b. Announciator 3 buah c. Tombol khusus untuk bahaya kebakaran 3 buah d. Sumber tegangan e. Kabel NYAF Q 1mm secukupnya 3. Keselamatan kerja a. Gunakan peralatan sesuai fungsinya b. Gunakan tangga bila diperlukan 4. Langkah kerja a. Siapkan semua alat dan bahan b. Pasang semua komponen pada posisi yang benar sesuai gambar perencanaan c. Lakukan pengawatannya d. Lakukan pengetesan e. Lapor pada Instruktur Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Kegiatan Belajar 3 a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, peserta diklat diharapkan dapat: 1. Memahami tentang pengetahuan Halon 2. Memahami fungsi Halon 3. Memahami tentang penggunaan Halon b. Uraian materi PEMAKAIAN HALON SEBAGAI PEMADAM API Siapapun yang berkecimpung dibidang proteksi kebakaran pasti mengenal Halon terutama Halon 1211 dan halon 1301, Halon banyak digunakan baik dilingkungan bangunan, komersial, penerbangan, industri dan militer, pemakaiannya luas, misalnya untuk perlindungan terhadap kebakaran pada peralatan listrik dan telekomunikasi, peralatan computer dan pemproses data, perkapalan, industri perminyakan, permuseuman serta dibidang pertahanan dan keamanan (HAMKAM). Keunggulan dibanding alat pemadam lainnya adalah daya pemadam api yang sangat efektif, bersih dan tidak meninggalkan residu setelah pemadaman selesai, tidak merusak peralatan dan mesin, relatif tidak beracun, bersifat nonk ondutif, sehingga aman untuk digunakan pada peralatan listrik halon pun sangat efektif untuk memadamkan kebakaran pada cairan mudah terbakar (flammable), disamping instalasinya yang hemat ruang, kira-kira sepertiga luas ruang bila memakai alat pemadam jenis CO2 . Ada dua jenis Halon yang banyak digunakan yakni Halon 1211 (Bromochlorodifluoromethane) yang lebih dikenal sebagai BCF dan Halon 1301 (Bromotrifluoromethane) dikenal sebagai BTM, ada pula Halon 1202 (Dibromodifluoromethane) yang banyak digunakan dibidang militer. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Pemakaian Halon meningkat sejak tahum 1970-an terutama setelah bahan pemadam api dari jenis Carbon Tetrachlorida (CCl4) dilarang pemakaiannya pada tahun1954 akibat racun yang ditimbulkannya. Halon 1211 digunakan sebagai alat pemadam penyemprot (Streaming) umumnya berbentuk tabung portable, biasa digunakan sektor komersial, bangunan dan industri misalnya untuk perlindungan ruang computer, galeri seni rupa, mesin fotocopy, replica museum, computer dan peralatan elektronik lainnya. Halon 1301 yang memiliki daya racun lebih rendah banyak digunakan pada sistem proteksi terpasang (fixed sistem), baik dengan sistem pembanjir total (total Flooding) maupun pemadaman setempat (lokal application). Sistem ini digunakan untuk melindungi ruang-ruang mesin dan ruang control, serta ruang telekomunikasi terhadap bahaya kebakaran, industri penerbanagan memerlukan Halon 1211 dan 1301 untuk pemadaman api dalam pesawat terbang. Di Indonesia, pemakaian Halon meningkat pesat khususnya pada tahun 1980an, baik di sektor bangunan gedung maupun industri. Sebagian besar bangunan gedung tinggi di Jakarta memasang Halon untuk melindungi ruangruang khusus seperti ruang computer, ruang pengendali (Kontrol room) dan ruang telekomunikasi terhadap bahaya kebakaran, disamping sebagai alat pemadam api ringan. Namun perkembangan di Dunia saat ini yang ditandai dengan semakin gencarnya penanganan masalah lingkungan hidup, telah membawa dampak terhadap kelangsungan akan keberadaan Halon. Halon harus dihentikan penggunaannya, oleh karena berdasarkan penelitian para ahli, bahan CFC dan Halon berperan dalam proses penipisan ozon di stratosfir. CFC (cloro-fluorocarbo n) adalah bahan yang dipakai pada media pendingin untuk kulkas, pada industri foam dan plastik serta solvent yang digunakan sebagai bahan pembersih di industri elektronik dan mesin, sedang Halon adalah bahan pemadam api yang efektif. Bahan-bahan tersebut dikenal sebagai bahan berpotensi menipiskan lapisan ozon atau ODS (ozone depleting substances), sehingga secara bertahap harus phase-out. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Konfensi imternasional yang di kenal sebagai Montreal Protocol yang dicetuskan tahu 1987, telah menyusun jadwal penghapusan (phase out) ODS sebelum tahun 2000. jadwal tersebut makin dipercepat, proposal Kopenhagen bulan nopember 1992 menjadwalkan penghapusan CFC dan Halon pada tahuntahun 1994 1996. Khusus untuk Halon, maka mulai 1 januari 1994 tidak lagi diproduksi di negara-negara maju. Hal ini jelas membawa dampak terhadap negara-negara peng-import Halon seperi Indonesia. Bahan lain seperti methyl bromide sudah harus dihapus sebelum tahun 2000. LANGKAH PENGHAPUSAN HALON DI INDONESIA Tahun 1994 negara-negara maju meberhentikan produksi Halon, pemakaian Halon untuk beberapa jenis penggunaan tertentu masih bias dibenarkan dan inipun hanya bias dipenuhi dari sisa Halon yang masih bias didaur ulang. Pengaturan mengenai pemakaian Halon, pendataan sisa-sisa Halon , termasuk hal-hal mengenai pendaur-ulangan, serta proses penghancuran Halon dilakukan lewat suatu Halon bank. Negara-negara berkembang termasuk Indonesia memperoleh penghapusan ODS ini hingga tahun 2010. kebijaksanaan pemerintah Indonesia adalah bahwa kita tidak perlu menunggu sampai batas tempo tersebut dan telah menjadwalkan pelaksanaan phase-out secara lebih dini. Dengan demikian tersedia waktu yang cukup untuk melaksanakan penyebaran informasi, pelatihan system baru, penyusunan standar, dan ketetuan teknis, uji coba dalam bidang retrofitting Halon , serta pengkajian bahan pengganti termasuk teknologi alternatifnya. Olehkarena itu meskipun Indonesia baru meratifikasi Montreal Protocol lewat KEPRES no 23 tanggal 13 Mei 1992, namun program penghapusan ODS di Indonesia telah direncanakan dan direlisai lebih cepat, yakni antara tahun 1996 1997. rencana ini telah di tuangkan dalam Indonesia Country yang mendapatkan approval dari komite Internasional pada awa 1994. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Untuk sector Halon, penjadwalan ditetapkan sebagai berikut: a. Januari 1994 Desember 1997: Penyebar-luasan informasi pada masyarakat mengenai penghapusan bahan pemadam api jenis Halon b. Januari 1994 Desember 1995: Persiapan dan pembentukan Halon Bank di Indonesia c. Desember 1994: Menghentikan import dan produksi pemadam api tipe aerosol yang memakai ODS d. Desember 1995: Stop import dan produksi baru pemadam api jenis Halon 1301 e. Desember 1996: Stop import dan produksi baru pemadam api jnis Halon 1211 c. Rangkuman akhir tahun 1996, produksi baru maupun import halon dihentikan di ikuti dengan CFC pada akhir tahun 1997 ini. Keputusan ini sesuai dengan jadwal penghapusan bahan-bahan CFC dan halon, yang disusun oleh Indonesia dalam country programnya sebagai tindak lanjut ratifikasi konvensi wina (1985) dan Montreal Protocol (1987) mengenal zat-zat yang merusak lapisan ozon di stratosfir dengan dihapuskannya halon maka pemikiran tertuju kepada bahan pengganti atau pun sistem alternatifnya, bahan-bahan pengganti tersebut harus memenuhi persyratan, yakni efektif, bersih, akrab dengan lingkungan, tidak menimbulkan panas global, dan tidak beracun. Untuk fixed sistem bahanbahan seperti HFC-227 ea atau FM-200, PFC-410, HFC-23 (FE-13), gas argon, inergen serta sistem pengkabutan air diusulkan sebagai pengganti sedang untuk pemadam tabung diusulkan beberapa bahan kimia seperti Triodide, Halotron l, AF11e, serta bahan-bahan konfensional seperti CO2. d. Tugas Buatlah alat pemadam kebakaran dari bahan kimia yang berbentuk tepung dan carbon dioksida (CO2) Model ELKA-MR.UM.OO8.A

e. Tes Formatif 1) Sebutkan 2 jenis halon yang banyak digunakan? 2) Sebutkan halon yang digunakan dibidang kemiliteran? 3) Kenapan bahan pemadam api dari jenis carbon tetrachloride (CC14) dilarang pemakainnya? 4) Halon 1211 digunakan untuk 5) Halon 301 banyak digunakan pada sistem f. Kunci Jawaban 1) a. halon 1211 yang lebih dikenal dengan BCF b. halon 1301 yang lebih dikenal dengan BTM 2) yaitu halon 1202 (dibromodifluorometaane) 3) karena racun yang ditimbulkannya 4) alat pemadam penyemprot 5) yaitu pada sistem proteksi terpasang (fixed system) Model ELKA-MR.UM.OO8.A

KEGIATAN BELAJAR 4 a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 4 peserta diklat diharapkan dapat: 1. Memahami tentang pengetahuan Water Sprinkler (Alat Penyemprot Air) 2. Memahami system pekabutan air 3. Memahami system co2 4. Memahami system bubuk kimia kering 5. Menggunakan macam-macam alat pemadam b. Uraian Materi ALAT PENYEMPROT AIR (WATER SPRINKLER) 1. Sistem Pengkabutan Air (Water Mist Sistem) Sistem pemadaman denganmenggunakan media air merupakan cara tradisional dan telah lama diterapkan, antara lain melalui system sprinkler otomatis. Penghapusa gas Halon semakin meningkatkan perhatian terhadap media air mengingat unsur-unsur positif-nya seperti bersih lingkungan, relative murah, mudah didapat serta efektif dalam memadamkan api. Sistem sprinkler telah berkembang dari tipe yang konvensional hingga jenis yang beroprasi cepat (fast response sprinkler), jenis sprinkler rumah (domestic type) dsb, hingga operasi system menyerupai kabut (gas-like suppression sistem). Pada sistem pengkabutan air (water mist sistem) kepala sprinkler/pemercik memercikan butiran air halus ber-diameter antara 80-200 mikron. Sebagai perbandingan, percikan sprinkler menghasilkan butiran air berdiameter 1-2 mm, butiran air hujan memiliki diameter 0,5-1,0 mm tetapi umumnya 1-2 mm, butiran air hujan pada saat gerimis berdiameter 500 mikron. Selain mampu memadamkan api lewat prinsip prinsip pendinginan fasa gas, juga sangat efisien pemakaian airnya. Dengan semburan air halus dan Model ELKA-MR.UM.OO8.A

pemakaian air yang hanya sepersepuluh dari pemakaian sprinkler biasa, maka kekuatiran akan kerusakan akibat air (water damage) bisa dihindari. Kesulitan yang dijumpai adalah belum adanya standarisai penetapan diameter butiran air. Pebgukuran dengan cara yang berbeda menghasilkan diameter butiran yang berbeda pula. Sistem ini mampu memadamkan kebakaran pada cairan flammable serta memberikan efek cooling pada sasaran permukaan panas. Kabut air yang terjadi kerap memiliki daya penembusan yang mirip seperti bahan pemadam gas, sehingga mampu mengendalikan kebakaran pada lokasi dalam timbunan bahan terbakar (deep seat fire). Efek pendinginan air ini berasal dari kalor laten penguapan (evaporation). Karena proses penguapan terjadi pada permukaan cairan, maka semakin luas permukaan yang dijangkau oleh volume cairan tersebut, semakin besar efek pendinginan-nya. Meskipun teknologi system pengkabutan air ini cukup feasible namun masih memerlukan banyak riset antara lain mengenai ukuran butiran air yang tepat, rancangan nozzle, serta persyaratan untuk menghasilkan, mendistribusikan dan menjaga agar konsentrasi ukuran butiran selalu tetap terhadap pengaruh gravitasi, ventilasi dan penggumpalan cairan di permukan dinding. Oleh karena itu dikaitkan dengan keandalan kinerja, system pengkabutan air ini masih memerlukan penyempurnaan lebih lanjut untuk dapat menggantikan system Halon meskipun beberapa hal seperti ketersediaan bahan baku dan karakteristik bahan terhadap lingkungan cukup memenuhi syarat. Ditinjau dari segi tekanan air, ada 2 (dua) macam system, yakni system tekanan rendah (low pressure), 3-50 bar, dan system tekanan tinggi (high pressure) dengan tekanan lebih dari 50 bar. Sistem tekanan rendah, atau dikenal sebagai aquasprai, beroprasi tekanan 5 bar dan terdiri atas tangki terpisah berisi air dan nitrogen, 2 buah pipa berdiameter 12mm dan 15 mm menyambung kedua tangki lewat nozzle yang dirancang khusus sedemikian hingga kedua media tercampur dan menghasilkan butiran air halus (fine water droplets). Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Sistem tekanan tinggi atau dikenal sebagai hi-fog menggunakan tekanan tinggi namun memerlukan relatif sedikit air. System ini telah dikenbangkan sebagai alternatif system sprinkler pada kapal penumpang. System terdiri atas pompa, system persediaan air dan heads yang dirancang khusus, mirip kepala sprinkler jenis deluge. 2. Sistem CO2 Alternatif lain bagi pangganti Halon adalah pemakaian system CO2. Bahan ini digunakan untuk memadakan api dengan menyingkirkan atau mengencerkan komposisi udara normal hingga kandungan oksigen melorot turun dari 21% ke 15% atau kurang. System pemadam CO2 memiliki sifat penetrasi yang baik serta meminimasi kerusakan sekunder pada bahan maupun peralatan yang dilindungi. Penggunaan sistem CO2 harus dilakukan secara cermat karena pada konsentrasi desian 34-75% volume, merupakan kondisi yang kurang aman bagi penghuni ruangan, sehingga umumnya dipakai pada daerah atau ruang-ruang yang tidak dihuni secara terus-menerus, seperti pada ruangruang mesin, ruang trafo, genset, PABX dan ruang penyimpanan data. Sistem CO2 terdiri atas silinder/tabung, pemipaan, nozzle dan system deteksi otomatis atau system pembukaan/pelepas katub secara manual. Ruang-ruang tersebut harus terlebih dahulu dikosongkan terhadap penghuni/orang sebelum system dioprasikan. Tegangan waktu (delay) 3060 detik sebelum system jalan atau aktivasi diperlukan untuk memberi peringatan peringatan kepada penghuni. Ada 2 (dua) jenis system CO2 yakni system CO2 tekanan tinggi (high pressure) dan tekanan rendah (low pressure). Dibandingkan dengan tekanan tinggi, maka system CO2 tekanan rendah ini lebih menguntungkan karena bisa menghemat ruang, dapat dibuat dalam modular unit, mampu memantau sendiri terhadap kebocoran gas dan gangguan sumber daya dan dengan demikian akan menghemat biaya pemeliharaan. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

3. Sistem Bubuk Kimia Kering (Dry Chemicals) Sistem pemadaman api dengan bubuk kimia kering atau powder sangat efektif untuk memadamkan kebakaran yang disebabkan oleh cairan mudah terbakar, seperti minyak tanah, alkohol, bensin, eter, dll. Bahn ini banyak digunakan di industri pertambangan dan sebagai media pemadam kebakaran logam seperti sodium, lithium, dan magnesium. Selain itu dry chemichal powder ini sering digunakan untuk perlindungan peralatan memasak direstauran dan hotel kitchen, serta untuk perlindungan kebakaran pada cerobong pembuangan residu lemak (grease exhaust system). Meskipun memiliki kecepatan pemadam yang tinggi, namun efek pendinginan kecil, sehingga penyemprotan jangan dihentikan dahulu setelah api padam, namun diteruskan agar permukaan panas menjadi benar-benar dingin dan tidak akan terjadi penyalaan kembali (re-ignition). 4. Sistem Foam Pada fixed foam system terjadi proses pencampuran air dengan foam concentrate sehingga terbentuk foam. Karena sifat ringannya, foam mampu menyelimuti lidah api dan melumpuhkan kebakaran cairan flammable disamping kemampuannya untuk mendinginkan permukaan panas karena ada efek air-nya. Selimut foam yang terjadi dipermukaan api mengurangi penimbulan gas-gas flammable sehingga penjalaran api dapat dicegah. Jenis foam ekspansi rendah (low expansion foam) digunakan untuk penanggulangan kebakaran diudara terbuka, sedangkan high-expansion foam digunakan untuk perlindungan dalam ruangan dengan cara menggagalkan kontak antara oksigen dengan api. Jenis foam yang portable mampu menanggulangi kebakaran klas A seperti kayu, kertas dan kain. Namun tergantung pada pola penyemprotannya, jenis alat pemadam portable ini kurang aman untuk penanggulangan kebakaran dalam ruangan yang didalamnya terdapat jaringan listrik yang dialiri arus. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

5. Pengenalan dan Penggunaan Macam-Macam Alat Pemadam Kebakaran Alat pemadam kebakaran yang mudah dibawa-bawa biasanya baik sekali ditempatkan pada petunjuk api yang sesuai, disamping atau pada setiap alat pemadam kebakaran harus dipertunjukkan instruksi cara penggunaannya juga menjelaskan jenis api yang bagaimana. Ada lima dasar tipe dari alat pemadam kebakaran 1. Pemadam kebakaran beisi zat cair Tiga macam zat cair yang diisi p[ada alat pemadam kebakaran adalah sesuai untuk memadamkan api pada kelas A. a. Variasi soda acid adalah suatu yang sederhana untuk menahan posisi yang benar arahkan jet pada tempat duduk api dari posisi penyelamatan yang terdekat. Tipe ini beroperasi sampai kosong. Gambar 4.1 Gambar tabung SODA ACID b. Variasi tekan gas, jika pengunci pen sudah dibuka maka gas tersebut akan beroprasi sampai kosong. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Gambar 4.2 Gambar tabung GAS BERTEKANAN c. Variasi tekanan udara yang disimpan sebagai persediaan adalah pelatuk yang dioprasikan dan dapat diberhentikan sewaktu-waktu dengan memindahkan pelatuk. Gambar 4.3 Gambar TABUNG UDARA BERTEKANA 2. Alat pemadam kebakaran karbon dioksida (CO2) Alat ini berwarna merah dengan selang hitam, ukuran yang kecil mempunyai jarak 1,2 meter dan ukuran yang besar mempunyai jarak sampai dengan 3 meter. Alat ini diisi dengan karbon dioksida dan menjadi cair dibawah tekanan yang sangat tinggi dan sesuai dengan api kelas B dan C. Alat ini mempunyai suatu tamduk pembebasan untuk Model ELKA-MR.UM.OO8.A

penyelamatan dan penggunaan yang efektif. Pembebasan pertama adalah cairan karbon dioksida yang dengan cepat menjadi cairan seperti gas. Pembebasan pertama menghasilkan dingin yang hebat, pengoprasian alat harus spenuhnya dibuka untuk mencegah pembekuan saluran keluar. Gambar 4.4 Alat pemadam kebakaran kelas B dan c Contoh Penggunaan a. Pembagian api meliputi elektronik dan peralatan laboratorium yang sulit b. Pembagian api yang kecil pada cairan tangmudah terbakar akan melepaskan kedua permukaan vertical dan horizontal c. Gunakanlah sedapat mengkin dengan api d. Gerakanlah selang penyemprot dari sisi ke sisi e. Majukanlah dengan berlahan-lahan sampai api padam f. Hati-hati dalam menggunakan karbon dioksida (CO2) ini karena bisa mengakibatkan mati lemas g. Bersihkanlah tempat yang telah dipakai dengan segera dan tukarkanlah udara untuk pengganti udara yang baru. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Gambar 4.5 Alat pemadam kebakaran kelas C 3. Pemadaman dengan bromochlorodifluoromethane (BCF)/penguapan air alat pemadan BCF mempunyai aplikasi yang luas dan bekerja sangat cepat serta melawan api yang menyala kembali dari suatu kebakaran yang telah dipadamkan, pemadam kebakaran tersebut mempunyai efesiensi yang tinggi dan mengadung racun dengan kadar sangat rendah sehingga sisa-sisa yang tertinggal tidak berbahaya dan tidak mempengaruhi bahan-bahan yang ada disekitarnya. Alat pemadam BCF khususnya berguna pada pesawat terbang, kendaraandan instalasiinstalasi industri yang penting. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Gambar 4.6 Tabung pemdam BCF 4. Alat pemadam kebakaran dari busa Alat pemadam dari busa paling efektif digunakan untuk memedamkan api didalam kaleng yang berisi cairan yang mudah terbakar (seperti cat) yang mempunyai panas dan bisa menyala lagi jika terkena oksigen. Alat ini mempunyai tanda tabungnya bercat biru dan busa yang digunakan untuk membentuk suatu selimbut untuk menekan dan memadamkan api. Selimut busa yang tertinggal dalam posisi yang cukup lama masih bisa pemadamkan nyala api yang tersisa. Untuk memadamkan cairan yang terbakar dalam sebuah drum arahkan busa pemadam kearah atas api, sehingga menyebabkan busa mengalir dan menyebar keseluruh permukaan cairan yang terbakar. 5. Alat pemadam dari bubuk yang kering Alat pemadam ini diberi tanda dengan cat merah dan diberi sabuk (band) putih dan dilengkapi dengan kipas angin, alat ini diisi dengan bahan kimia Dry Powder yang disemprotkan oleh tekanan gas atau tekanan udara yang disimpan. Alat ini sesuai untuk memadamkan api kelas B dan C. Ukuran yang kecil mempunyai jarak sampai 3 meter dan ukuran yang besar mempunyai jarak sampai 6 meter. Alat pemadam kebakaran Dry Powder mempenyai aksi penekanan yang sangat cepat untuk memadamkan api, kabut dari bahan kimia yang kering menjaga Model ELKA-MR.UM.OO8.A

perlindungan operator dari panas, bubuk yang kering paling efektif untuk memadamkan api pada area yang besar dari cairan yang terbakar, terutama sekali pada arus yang bebas tertumpah. 6. Perlengkapan pemadam dan penanggulangan kebakaran diperusahaan Alat-alat pemadam dan penaggulangan kebakaran meliputi 2 jenis: a. Terpasang tetap ditempat b. Dapat bergerak atau dibawa Perlengkapan yang terpasang ditempat meliputi peralatan pemadam dengan menggunakan air seperti pemancar air otomatis, pompa, pipapipa dan selang-selang untuk aliran air, serta peralatan pemadam dengan segenap pipa-pipanya dengan menggunakan bahan-bahan kimia kering, karbon dioksida atau busa. Jenis-jenis yang disebut terakhir ini dipergunakan pada keadaan-keadaan dengan bahannya kebakaran relatife besar, tetapi air tak dapat dipergunakan, seperti pada sekitar tangki penyimpanan bahan cairan yang mudah terbakar atau peralatan listrik. Sistem pemadam yang terpasang ditempat harus dilengkapi pula dengan alat-alat pemadam yang dapat dibawa. Yang disebut terakhir ini sangat efektif untuk pemadam api yang masih kecil, sehingga dengan bantuannya tak perlu alat pemadam yang terpasang ditempat dikerahkan, kecuali kalau api menjadi relatife cukup besar. Pancaran air otomatis merupakan instalasi paling efektif, namun perlu suatu teknologi khusus untuk penerapannya, pompa air juga sangat baik dan perlu diadakan cukup jumlahnya, juka perusahaan cukupluas, pompa air harus terletak pada ketinggian sekurang-kurangnya 45cm diatas tanah atau lantai air merupakan bahan yang efektif untuk menaggulangan kebakaran selama tidak terjadi reaksi kimia diantara air dan bahan-bahan yang sedang terbakar. Alat-alat pemadam kebakaran yang tidak terpasang tetap harus tersedia terutama untuk keadaan darurat. Alat-alat tersebut harus disesuaikan dengan jenis kebakaraan dan besarnya api. Alat-alat demikian harus Model ELKA-MR.UM.OO8.A

ditempatkan pada tempat-tempat yang paling mungkin terjadu kebakaraan, tetapi tidak terlalu dekat terhapat kemungkinan terkena kebakaraanya sendiri atau orang-orang terhadang ketika akan menggunakannya. Alat-alat pemadam kebakaraan demikian diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Gambar 4.7 Alat pemadam kebakaran dengan bahan kimiaei kering c. Rangkuman 1. Sistem sprinkler mulai berkembang dari tipe yang konfensional hingga jenis yang beroperasi cepat (fast response sprinkler) 2. Pada sistem pengkabutan air (water mist system) kepala sprinkler memercikan butiran air halus berdiameter antara 80-200 mikron 3. Sistem pengkabutan air mampu memadamkan kebakaran pada cairan flammable serta memberikan efek cooling pada sasaran permukan panas 4. Sistem pemadam CO2 memiliki sifat peneterasi yang baik serta meminimasi kerusakan sekunder pada bahan maupun peralatan yang dilindung 5. Sistem pemadam api dengan bubuk kimia kering atau powder sangat efektif untuk memadamkan kebakaran yang disebabkan oleh cairan yang mudah terbakar 6. 5 dasar tipe alat pemadam kebakaran (water sprinkler) yaitu: Model ELKA-MR.UM.OO8.A

a. pemadam kebakaran berisi zat cair b. pemadam kebakaran carbon dioksida (CO2) c. pemadam kebakaran dengan bromochlorodifluoromethane (BCF) penguapan air d. Pemadam kebakarab dari busa e. Pemadam kebakaran dari bubuk yang kering 7. Pancaran air otomatis (water sprinkler) merupakan instalasi paling efektif namun perlu suatu teknologi khusus untuk penerapannya. d. Tugas cobalah demokan cara menggunakan alat pemadam kebakaran dengan bahan kimiawi kering e. 1) 2) 3) 4) 5) Tes Formatif Apa yang dimaksud dengan sistem pengkabutan air? Sebutkan 2 macam sistem tinjau dari segi tekanan air? Digunakan untuk apa pemakaian sistem (CO2) ? Digunakan untuk apa sistem pemadam api dengan bubuk kimia kering? Sebutkan 5 dasar tipe alat pemadam kebakaran?

f. Kunci Jawaban 1) Kepala sprinkler memercikan butiran air halus berdiametr antara 80-200 mikron 2) a. sistemtekanan rendah 3-50 bar b. sistem tekanan tinggi dengan tekanan lebih dari 50 bar 3) digunakan untuk memadamkan api dengan cara mengencerkan kompusisi udara normal hingga kandungan oksigen turun dari 21% ke 15% 4) digunakan untuk memadamkan kebakaran tang disebabkan oleh cairan mudah terbakar seperti minyak tanah alkohol, bensin danlain-lain 5) a. pemadam kebakaran berisi zat cair Model ELKA-MR.UM.OO8.A

b. pemadam kebakaran carbon doksida (CO2) c. pemadam kebakaran BCF (penguapan air) d. pemadam kebakaran dari busa e. pemadam kebakaran dari bubuk kering Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Kegiatan Belajar 5 a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat: 1. Menjelaskan fire damper 2. Menjaelaskan cara kerja fire damper 3. Mengetahui kegunaan fire damper b. Uraian Materi PRINSIP PENGENDALIAAN ASAP Seringkali aliran asap mengikuti gerakan udara menyeluruh dalam bagunan meskipun suatu kebakaran dimungkinkan dikurung dalam kompartemen tahan api, asap dapat menyebar kedaerah yang bersebelahan melalui bukaan seperti konstruksi yang retak, tembusan pipa, dan pintu yang terbuka. Faktur prinsip yang menyebabkan asap menyebar kedaerah luar kompartemen dalah sebagai berikut: a. Efek cerobong b. Efek temperature kebakaran c. Kondisi cuaca, khususnya angina dan temperature d. Sistem pengolahan udara mekanik Faktor yang tercantum diatas menyebabkan perbedaan tekanan dikedua sisi partisi, dinding dan lantai yang dapat menghasilkan penjalaran api. Gerakan asap dapat dikendalikan dengan mengubah perbedaan tekanan ini, komponen bangunan dan peralatan seperti dinding, lantai, pintu, damper, dan sumur tangga tahan asap dapat digunakan bersamaan dengan sistem pemanasan, ventilasi dan pengkondisiaan udara untuk membantu dalam mengendalikan gerakan asap. Perancangan bangunan menyeluruh yang memenuhi sarat dan konstruksi yang kedap asap penting untuk pengendaliaan asap. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Pengenceran asap dalam daerah kebakaran dari bagunan yang dikompartemenisasi bukan sarana pengendaliaan asap yang tepat, pengendaliaan asap tidak dapat dicapai secara sederhana dengan pemasokan udara ke dan membuang udara dari kompartemen. Pengendaliaan asap dapat dibagi dalam 2 prinsip sebagai berikut: a. Perbedaan tekanan cukup besar yang bekerja dikedua sisi penghalang akan mengendalikan gerakan asap b. Aliran udaranya sendiri akan mengendalikan gerakan asap jika kecepatan udara rata-rata cukup besar SISTEM PENGENDALIAAN ASAP DAN PENERAPANNYA Sistem Terdedikasi dan Tidak Terdedikasi Sistem Terdedikasi a) Sistem pengendalian asap terdedikasi dipasang dengan tujuan tunggal untuk menyediakan pengendaliaan asap. Sistem merupakan sistem terpisah dari penggerak udara dan peralatan distribusi yang tidak berfungsi dibawah kondisi pengoperasian bangunan secara normal. Pada saat aktifkan, sistem ini beroperasi secara khusus dalam menjalankan fungsinya sebagai pengendalian asap. b) Keuntungan sistem terdedikasi, termasuk sebagai berikut: 1.Modifikasi dari pengendalian sistem setelah pemasangan jarang dilakukan 2.Pengoperasiaan dan pengendalian sistem umumnya sederhana 3.ketergantungan pada pengaruh oleh sistem bagunan lain c) Kerugiaan dari sistem terdedikasi, termasuk sebagai berikut: 1.Kerusakan sistem mungkun tidak ditemukan pada antara jangka waktu pengujian atau diantara aktifitas pemeliharaan 2. Sistem dapat membutuhkan ruangan yang lebih besar Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Sistem Tidak Terdedikasi a) Keuntungan dari sistem tidak terdedikasi, ternasuk sebagai berikut : 1. Kerusakan sampai peralatan yang tergabung yang dibutuhkan untuk pongeperasian bagunan secara normal, sehingga kerusakan dapat diperbaiki dengan cepat 2. Tambahan ruangan yang dibutuhkan terbatas untuk peralatan pengendaliaan asap yang penting. b) Kerugiaan dari sistem tidak terdedikasi termasuk sebagai berikut: 1. Pengendaliaan sistem menjadi rumit. 2. Modifikasi dari peralatan yang tergabung atau pengendali dapat merusak fungsi pengendaliaan asap. Tipe sistem dasar Sistem untuk mengendalikan gerakan asap dalam suatu bagunan umumnya dapat dibagi kedalam 2 tipe yang terpisah yaitu proteksi saf dan proteksi lantai. Proteksi saf selanjutnya dapat dibagi menjadi sistem presurisasi sumur tangga dan sistem ruang luncur lift. Proteksi lantai meliputi variasi beberapa zona pengendalian asap. Penggunaan suatu sistem khusus atau sistem kombinasi tergantung pada persaratan bagunan dan persaratan hunian khusus serta keselamatan jiwa dari situasi yang dipertimbangkan. Intergritas Sistem Sistem pengendalian asap sebaiknya dirancang, dipasang dan dipelihara sehingga sistem akan tetap efektif selama efakuasi dari daerah yang diproteksi. Pertimbangan lain dapat dicatat bahwa suatu sistem seharusnya tetap efektif untuk jangka waktu yang panjang. Hal-hal yang seharusnya dipertimbangkan adalah sebagai berikut: a) Kehandalan sumber daya b) Susunan distribusi daya Model ELKA-MR.UM.OO8.A

c) Metoda dan proteksi dari kontrol dan sistem pemantauan d) Bahan peralatan dan konstruksinya e) Penghuniaan bagunan. Pengendalian asap terzona Pembatasan besarnya ukuran kebakaran (laju pembakaran masa) menaikan kehandalan dan kelangsungan sistem pengendalian asap. Besarnya ukuran kebakaran dapat dibatasi dengan pengendalian bahan bakar, kompartemenisasi atau sprinkler otomatik, mungkin penyediaan pengendalian asap dalam bangunan tidak mempunyai fasilitas pembatasan kebakaran, tetapi dalam contoh ini dipertimbangkan yang hati-hati harus dilakukan untuk tekanan kebakaran, temperature tinggi, laju pembakaran masa, akumulasi bahan bakar yang tidak terbakar dan hasil output lainnya dari kebakaran yang tak terkendali. Peralatan Ventilasi dan Pengendalian Udara Peralatan ventilasi dan pengkondisian udara secara normal menyediakan sarana untuk memasok, menghisap balik dan menghisap buang udara dari suatu ruangan yang dikondisikan. Peralatan ventilasi dan pengkondisian udara dapat ditempatkan di dalam ruang yang dikondisikan, dalam ruang bersebelahan atau dalam ruang peralatan mekanikal yang berjauhan. Pada umumnya sistem ventilasi dan pengkondisian udara dapat disesuaikan dan digunakan sebagai pengendalian asap terzona. Udara Luar Sistem ventilasi dan pengkondisian udara sebaiknya disediakan dengan udara luar yang cukup untuk memasok sedemikian sehingga dapat dicapai perbedaan tekanan yang cukup untuk mencegah perpindahan asap ke dalam daerah yang tidak mengalami kebakaran/asap. Pembuangan asap secara mekanis ke udara luar dari zona asap juga sangat penting. Beberapa sistem ventilasi dan pengkondisian udara mempunyai kemampuan ini tanpa memerlukan Model ELKA-MR.UM.OO8.A

perubahan. Bilamana udara pasok dan udara balik saling berhubungan sebagai bagian pengoperasian ventilasi dan pengkondisian udara normal, damper asap sebaiknya disediakan untuk memisahkan pemasokan dan pembuangan selama operasi pengendalian asap. Jenis Sistem Pengolah Udara Ventilasi dan Pengkondisian Udara Bermacam jenis dan susunan sistem pengolah udara umumnya digunakan pada berbagai fungsi bangunan. Beberapa jenis dapat dengan mudah disesuaikan untuk penerapan pengendalian asap daripada yang lain. Sistem Terpisah Tiap Lantai Penggunaan unit pengolahan udara terpisah yang melayani satu lantai atau bagian dari satu lantai merupakan suatu yang biasa dalam pendekatan rancangan. Unit ventilasi dan pengkondisian udara ini dapat atau dapat tidak mempunyai fan isap balik atau fan isap buang yang terpisah. Bila fan-fan ini terpisah, sebuah sarana untuk menyediakan pelepasan tekanan pada lantai kebakaran, bila tidak melalui damper pelepasan pada sistem dakting atau dengan sarana lain, sebaiknya diteliti. Udara luar dapat dipasok ke masingmasing unit pengolahan udara melalui saran berikut ini: a) Kisi-kisi dan damper luar b) Sistem dakting bersama yang digunakan untuk menangani jumlah udara yang dibutuhkan c) Sistem dakting bersama dengan kecepatan fan pemasok yang dapat diubah d) Fan pemasok terpisah dengan kecepatan yang dapat diubah. Unit pengolah udara dapat digunakan untuk pengendalian asap apabila udara yang cukup dan kemampuan udara tersedia. Sistem Lantai Jamak Terpusat Beberapa bangunan menggunakan peralatan ventilasi dan pengkondisian udara terpusat dalam ruangan mekanikal utama yang melayani lantai jamak Model ELKA-MR.UM.OO8.A

dalam bangunan. Sistem ventilasi dan pengkondisian udara jenis ini memerlukan pemasangan damper pada saf terhadap api dan asap dalam rangka untuk menyediakan pembuangan dari lantai kebakaran dan menyediakan presurisasi pada lantai yang bersebelahan dengan menggenakan udara luar. Karena fan sistem terpusat ini dapat berkapasitas besar, kehatihatia n sebaiknya diambil dalam merancang sistem, termasuk sarana pencegah tekanan lebih di dalam sistem dakting, untuk mencegah keretakan, keruntuhan atau kerusakan lainnya. Suatu sarana sebaiknya disediakan untuk mengendalikan tekanan di dalam eksit dan koridor yang dapat menghambat buka dan tutup pintu. Unit Fan/Koil dan Unit Pompa Panas Sumber Air Jenis fan/koil dan pompa panas sumber air dari unit pengolah udara seringkali ditempatkan pada sekitar parimetri lantai bangunan untuk mengkondisikan zona-zona perimetri. Dapat juga ditempatkan sepanjang daerah keseluruhan lantai untuk memberikan pengkondisian udara pada seluruh ruangan. Karena unit fan/koil dan pompa panas sumber air ini mempunyai kemampuan pasokan udara ;uar yang kecil dan pada umumnya cukup sulit melakukan konfigurasi ulang untuk tujuan pengendalian asap, jenis ini secara umum tidak sesuai untuk melakukan fungsi pengendalian asap. Apabila unit ini mempunyai sarana pemasokan udara luar dalam zona asap, unit seperti ini sebaiknya dimatikan apabila zona tersebut diberi tekanan negatip. Unit fan/koil dan pompa panas sumber air biasanya digunakan dalam kombinasi dengan unit pengolah udara peralatan ventilasi dan pengkondisian udara pusat yang lebih besar atau bersama dengan unit pengolah udara zona dalam ruangan terpisah. Fungsi pengendalian asap zona sebaiknya disediakan oleh unit pengolah udara pusat yang lebih besar atau oleh unit pengolah udara zona dalam ruangan. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Sistem Terminal dengan Fan Penggerak Unit terminal dengan fan penggerak menerima volume udara berubah dari udara dingin primer atau udara balik yang dipadukan dalam unit terminal untuk memberikan volume konstan dari udara pasok dengan temperature yang berubah pada ruang hunian. Unit terminal ini terdiri dari sebuah fan volume udara konstan untuk memasok udara yang dipadukan ke ruang hunia, sambungan udara primer dengan pengendali damper, dan bukan udara balik. Unit terminal yang melayani zona perimetri dapat mempunyai koil pemanas untuk memberikan panas tambahan pada zona perimetri tersebut. Dalam modal pengendalian asap, fan unit terminal yang diletakkan dalam zona asap ini sebaiknya dimatikan dan damper udara primer ditutup. Unit terminal yang melayani zona yang bersebelahan dengan zona asap sapat terus beroprsi. Sistem Ventilasi Pda keadaan tertentu, sitem-sistem yang dikhususkan tanpa udara luar dipergunkan untuk pendinginan dan pemanasan utama. Dalam system ini termasuk pengkondisi udara berdiri sendiri, system panel radiasi panas, dan unit ruang computer. Karena system ini tidak menyediakan udara luar, maka tidak sesuai untuk penerapan pengendalian asap. Karena standar mensyaratkan adanya ventilasi untuk semua lokasi yang dihuni, maka system terpisah untuk menyediakan udara luar diperlukan. System pasokan udara luar dapat digunakan untuk pengendalian asap meskipun jumlah udara yang disediakan mungkin tidak mencukupi untuk presurisasi penuh. Damper Asap Damper asap yang digunakan untuk memproteksi bukaan dalam penghalang asap atau digunakan sebagai damper terkait dengan keselamatan pada system pengendalian asap keteknikkan sebaiknya diklasifikasikan dan dilabel sesuai ketentuan berlaku. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Koordinasi System kontrol sebaiknya mengkoordinasikan dengan sepenuhnya fungsifungsi system pengendalian asap diantara system alarm kebakaran, system springkler, system pengendalian asap untuk petugas pemadam kebakaran, dan system-sistem lain terkait dengan system ventilasi dan pengkondisian udara dan peralatan pengendalian asap bangunan yang lain. Kontrol Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara Operasi control system ventilasi dan pengkondisian udara sebaiknya dirancang atau dimodifikasi untuk mengakomodasi moda pengendalian asap, Yang mana sebaiknya mempunyai prioritas lebih tinggi melebihi seluruh moda pengendalian lain. Beberapa jenis system kontrol biasa dipergunakan untuk system ventilasi dan pengkondisian udara. System kontrol ini menggunakan unit kontrol pneumatik, listrik, elektronik dan unit berbasis logika terprogram. Semua system control in i dapat disesuaikan untuk menyediakan logika dan urutan kerja control guna mengkonfigurasikan system ventilasi dan pengkondisian udara untuk tujuan pengendalian asap. Unit control elektronik berbasis logika terprogram (misal berbasis microprosesor) yang mengontrol dan memantau system ventilasi dan pengkondisian udara seperti halnya fungsi-fungsi control dan pemantauan bangunan lainnya, tersedia siap digunakan untuk menyediakan logika dan urutan kerja pengontrolan yang diperlukan bagi moada operasi pengendalian asap dari sistem ventilasi dan pengkondisian udara. Aktivasi dan De-aktivasi Sistem Pengendalian Asap Aktivasi system pengendalian asap adalah mengawali moda operasional system pengendalian asap. De-aktivasi adalah penghentian moda operasional system pengendalian asap. System pengendalian asap secara normal sebaiknya diaktifkan secara otomatik, namun pada keadaan tertentu, aktivasi manual mungkin lebih tepat. Baik pada aktivasi otomatik maupun manual, system pengendalian asap sebaiknya mampu dioperasikan secara manual. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Berdasarkan rancangan dan kinerja yang diharapkan dari sistem pengendalian asap, pertimbangan sebaiknya diberikan pada posisi (misal membuka atau tertutup) damper asap pada kehilangan daya dan pada penghentian dari system fan yang melayani damper. Aktivasi Otomatik Aktivasi (atau deaktivasi) otomatik termasuk semua sarana dimana alat deteksi kebakaran khusus atau kombinasi alat tersebut menyebabkan aktivasi satu atau lebih sistem pengendalian asap tanpa gangguan manual. Untuk tujuan aktivasi otomatik, alat deteksi kebakaran termasuk alat otomatik seperti detector asap, saklar aliran air, dan detector panas. Aktivasi Manual Aktivasi (deaktivasi) manual mengcakup semua sarana yang dimana petugas berwenang mengaktifkannya satu atau lebih system pengendalian asap melalui secara control yang tersedia untuk maksud tersebut. Untuk tujuan aktivasi manual, lokasi pengendalian dapat ditempatkan pada alat control, pada panel control local, pada pusat control utama bangunan, atau alat pada stasiun komando kebakaran. Lokasi-lokasi khusus tersebut sebaiknya sesuai yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang. Stasiun alarm kebakaran manual sebaiknya tidak boleh digunakan untuk mengaktifkan system pengendalian asap, yang mana untuk beroprasinya dengan benar, mengsyaratkan informasi lokasi kebakaran, oleh sebab kemungkinan dari seseorang memberikan sinyal alarm dari suatu stasiun diluar zona asal kebakaran. c. Rangkuman 1. Semua kebakaran memproduksi asap yang jika tidak dikendalikan akan menyebar keseluruh bangunan atau bagian bangunan, yang berpotensi mengancam jiwa serta merusak harta benda. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

2. Sistem pengendalian asap sebaiknya dirancang untuk menghalangi aliran asap kedalam sarana jalan keluar, jalan terusan keluar, daerah tempat berlindung, atau daerah lain yang serupa. 3. Dengan menyediakan springkler otomatik atau sarana pemadam kebakaran otomatik lain yang umum diperlukan untuk pengendalian asap, dapat membatasi penjalaran dan besarnya kebakaran secara efektif dan ekonomis. 4. Sistem lain dapat disediakan untuk hunian khusus atau fasilitas yang sudah ada, apabila system pengendalian asap tersedia sebaiknya diaktifkan sedini mungkin pada keadaan darurat kebakaran untuk membatasi penyebaran gas kebakaran dan untuk menjaga lingkungan yang masih dapat dipertahankan dan pada daerah yang diproteksi. 5. Sistem pengendalian asap sebaiknya berfungsi selama jangka waktu evakuasi pada daerah yang diproteksi oleh system. System seperti itu ditujukan untuk pengendalian perpindahan asap kedalam daerah yang diproteksi, yang demikian itu berarti menyediakan daerah tempat berlindung atau waktu tambahan untuk keluar gedung, tetapi sebaiknya jangan mengharapkan daerah seperti itu akan bebas dari asap sepenuhnya. d. Tugas Coba rencanakan pemasangan fan untuk bangunan yang berukuran 6mx3m pada sebuah bengkel las? e. Tes Formatif 1. sebutkan 2 prinsip pengendalian asap? 2. sebutkan 3 keuntungan system terdedikasi? 3. sebutkan 2 kerugian dari system tidak terdedikasi? 4. sebutkan kegunaan damper asap? 5. mengapa damper asap yang digunakan untuk memproteksi bukaan dalam penghalang asap harus diklasifikasikan dan dilabel sesuai ketentuan yang berlaku? Model ELKA-MR.UM.OO8.A

f. Kunci Jawaban 1. a. perbedaan tekanan cukup besar yang bekerja dikedua sisi penghalang akan mengendalikan gerakan asap b. aliran udaranya sendiri akan mengendalikan gerakan asap jika kecepatan udara rata-rata cukup besar. 2. a. modifikasi dari pengendalian system setelah pemasangan jarang dilakukan b. pengoprasian dan pengendalian system umumnya sederhana c. ketergantungan pada pengaruh oleh system bangunan lain. 3. a. pengendalian system menjadi rumit. b. modifikasi dari peralatan yang tersambung atau pengendali dapat merusak fungsi pengendalian asap. 4. digunakan untuk memisahkan pemasokan dan pembuangan selama operasi pengendalian asap. 5. untuk keselamatan pada system pengendalian asap. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

BAB. III EVALUASI A. Instrumen Penilaian Tes Tertulis Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas! 1. Coba gambarkan hubungan rangkaian ELCB? 2. Coba gambarkan rangkaian untuk pengujian MCB? 3. Apa tujuan pemasangan system bel panggil tanda bahaya gedung bertingkat? 4. Jelaskan cara kerja rangkaian Bel panggil alarem tanda bahaya? 5. Sebutkan pemakaian Halon dalam arti pemakaian luas? 6. Sebutkan keunggulan Halon dibandingkan dengan alat pemadam lainnya? 7. Terdiri dari apa system springkler pada kapal penumpang? 8. Sebutkan cara proses terbentuknya foam? 9. Sebutkan factor-faktor yang menyebabkan asap menyebar ke daerah luar kompartement? 10. Sebutkan hal-hal yang harus dipertimbangkan supaya suatu system tetap efektif untuk jsngka waktu yang panjang? Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Tes Praktek Kerjakan atau praktekkan pemasangan Instalasi tanda bahaya kebakaran berpedoman pada gambar di bawah ini, terlebih dahulu gambarnya diselesaikan. Gambar 1 Perencanaan instalasi tanda bahaya kebakaran 1) Alat a. b. c. d. e. 2) a. b. c. d. e. f. 3) Tang kombinasi Tang potong Tang kombinasi Obeng (+) dan obeng (-) Tang lancip Bahan Bel satu beah announciator 3 buah Tombol khusus untuk bahaya kebakaran 3 buah Sumber tegangan Kabel NYAF Q 1mm secukupnya Kelem kabel secukupnya Keselamatan kerja

a. Gunakan peralatan sesuai fungsinya b. Gunakan tangga bila diperlukan Model ELKA-MR.UM.OO8.A

4) Langkah kerja a. Siapkan semua alat dan bahan b. Pasang semua komponen pada posisi yang benar sesuai gambar perencanaan c. Lakukan pengawatannya d. Lakukan pengetesan e. lapor pada instruktur Model ELKA-MR.UM.OO8.A

B. kunci Jawaban Tes Tertulis 1. 2. 3. adalah untuk apabila pada suatu tingkat atau suatu rungan ada bahaya kebakaran. 4. Cara kerja rangkaian Bel panggil alarm tanda bahaya: a. Bel dipasang pada setiap tingkat/ruangan b. Seluruh bel terhubung sejajar berbunyi semua c. Pada setiap tingkat/ruangan terpasang sakelar yang terhubung sejajar, sakelar yang mana pun apa bila di tekan seluruh bel akan berbunyi d. Sakelar di tempatkan pada suatu kotak khusus sehingga tangan tangan jahil tidak mudah menekan sakelar. 5. Digunakan perlindungan terhadap kebakaran pada peralatan listrik, telekomunikasi, perkapalan , dan Industri perminyakan. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

6. Adalah daya pemadam api yang sangat efektif, bersih dan tidak meninggalkan residu setelah pemadaman selesai. 7. system terdiri atas pompa, system persediaan air dan haeds yang dirancang khusus. 8. Fixed foam system terjadi proses pencampuran air dengan foam concentrate. 9. Faktor-faktor yang menyebabkan asap menyebar ke daerah luar kompartement: a. faktor efek cerobong b. faktor efek temperytur kebakaran c. kondisi cuaca, khususnya angina dan temperature d. system pengolahan udara mekanik. 10. Hal-hal yang harus dipertimbangkan supaya suatu system tetap efektif: a. kehandaian sumber-sumber daya b. susunan distribusi daya c. metoda dan proteksi dari control dan system pemantauan d. bahan peralatan dan konstruksinya e. penghunian bangunan. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Lembar Penilaian Tes Praktik Nama Peserta : No. Induk : Program keahlian : Nama Jenis Pekerjaan: Pedoman Penilaian Macam Nilai KeteranganPekerjaa n Uraian Max Dicapai Lab.Dasar MethodaPenempatan peralatan Memilih peralatan Ketelitian / kehati-hatian menggunakan alat 10 10 5 Hasil Ketepatan pengukuran / pembacaan Kebaikan grafik dan gambar Jawaban pertanyaan Kerapihan laporan Bahasa laporan yang baik 15 12 15 18 10 Waktu 5 Jumlah 100 Pembuatan pesawatmethodaPenggunaan alat dan perkakas Memilih peralatan 10 10 Hasil Kwalitas gambar gambar Rencana penempatan komponen Kwalitas hasil pekerjaan Pengerjaan hasil akhir Isi laporan Bahasa laporan baik 10 13 15 15 12 10 waktu 5 Jumlah 100 Model ELKA-MR.UM.OO8.A

Reparasi MethodaMengenal gejala gangguan Diagnosa / mencari gangguan Kehati hatian menggunakan alat 20 20 15 HasilKetepatan mencari gangguan Bahasa laporan yang baik 25 15 waktu 5 Jumlah 100 BOBOT = WAKTU (STANDAR) Nilai akhir = jumlah x waktu 10 Instruktur: 1 2 Model ELKA-MR.UM.OO8.A

BAB. IV PENUTUP Setelah menyelesaikan modul ini,maka andak berhak untuk mengikuti tes praktik untuk menguji kompetensi yang telah dipelajari. Dan apa bila anda dinyatakan memenuhi syarat kelulusan dari hasil evaluasi dalam modul ini, maka anda berhak untuk melanjunkan ke topik/ modul berikutnya. Mintalah pada pengajar/instruktur untuk melakukan uji kompetensi dengan system penilaiannya dilakukan langsung dari pihak dunia industri atau asosiasi profesi yang berkompeten apabila anda telah memyelesaikan suatu kompetensi tertentu, atau apabila anda telah menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap modul, maka hasil yang berupa nilai dari instruktur atau berupa portopolio dapat dijadikan sebagai bahan verifikasi bagi pihak industri atau asosiasi profesi. Kemudian selanjutnya hasil ersebut da pat dijadikan sebagai penentu standard pemenuhan kompetensi tertentu dan bila memenuhi syarat anda berhak mendapatkan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan aleh dunia industri atau asosiasi profesi. Model ELKA-MR.UM.OO8.A

DAFTAR PUSTAKA Djumadi Drs, dkk. 1999. Instalasi Listrik Bangunan 1. Bandung: Angkasa Dalimunte M.E. chaerudin dan Drs. Rachmad Adi. 1999. Instalasi Listrik Komersial . Bandung: Angkasa Sariadi, dkk.2001.Instalasi Listrik Industri. Bandung: Angkasa Ir. Suprapto, MSc. FPE. 1997. Alternatif Bahan dan Sistem Pengganti Halon serta Paradigma Baru Sistem Proteksi Kebakaran. Bandung: Seminar Teknologi dan Manajemen Proteksi Kebakaran Daryanto, Drs. 2003. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bengkel. Jakarta: Rineka Cipta dan Bina Adiaksara Suma mur, Dr.P.K.,M.Sc. 1987. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:CV Haji Masagung Model ELKA-MR.UM.OO8.A