PENGETAHUAN PRODUK DAN AKAD SYARIAH PADA KARYAWAN BANK BCA...

106
PENGETAHUAN PRODUK DAN AKAD SYARIAH PADA KARYAWAN BANK BCA SYARIAH PUSAT SKRIPSI Diajukan kepada Jurusan Perbankan Syariah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh : FARAH DHIBA LUBIS NIM : 1112046100026 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M

Transcript of PENGETAHUAN PRODUK DAN AKAD SYARIAH PADA KARYAWAN BANK BCA...

PENGETAHUAN PRODUK DAN AKAD SYARIAH PADA KARYAWAN

BANK BCA SYARIAH PUSAT

SKRIPSI

Diajukan kepada Jurusan Perbankan Syariah untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh :

FARAH DHIBA LUBIS

NIM : 1112046100026

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H / 2017 M

i

ii

iii

iv

PENGETAHUAN PRODUK DAN AKAD SYARIAH PADA

KARYAWAN BANK BCA SYARIAH PUSAT

ABSTRAK

Farah Dhiba Lubis, NIM 1112046100026. Pengetahuan Produk

dan Akad Syariah pada Karyawan Bank BCA Syariah Pusat.

Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis , Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, 1437 H/2016 .

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis

Pengetahuan Produk dan Akad Syariah pada Karyawan Bank BCA

Syariah Pusat. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data

primer dengan memberikan kuesioner kepada Karyawan Bank BCA

Syariah Pusat dengan total populasi sebanya 60 responden. Untuk

menganalisis penelitian, penulis menggunakan alat analisis yaitu

analisis faktor dengan bantuan analisis program versi 23.

Hasil penelitian ini adalah Pengetahuan Produk dan Akad

Perbankan Syariah pada Karyawan Bank BCA Syariah Pusat ytu 19

variabel yang diteliti menunjukkan dalam 5 faktor yang terbentuk yaitu

faktor prinsip syariah, faktor pengetahuan produk, faktor religiusitas,

faktor perbedaan bank syariah dengan bank konvensional dan faktor

evaluasi kerja . iantara 5 faktor yang terbentuk tersebut, faktor yang

paling mempengaruhi karena memiliki nilai korelasi yang cukup

karena di atas angka 0,5. Faktor tersebut adalah faktor prinsip syariah.

Dari faktor yang terbentuk diatas, faktor yang paling dominan dalam

menentukan Pengetahuan Produk dan Akad Perbankan Syariah adalah

faktor prinsip syariah karena nilai korelasinya yang paling tinggi yaitu

0,591.

Kata kunci : Pengetahuan, Produk, Akad

Pembimbing : Dwi Nur’aini Ihsan, SE, MM

Daftar pustaka : tahun 2006 sampai dengan tahun 2016

v

PRODUCT KNOWLEDGE AND EMPLOYEES Akad ISLAMIC

CENTER ISLAMIC BANK BCA

ABSTRACT

Farah Dhiba Lubis, NIM 1112046100026. Product Knowledge and

Akad Islamic Banking at Bank BCA Syariah Employee Center. The

concentration of Islamic Banking, Muamalat Studies Program, Faculty

of Sharia and Law, State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, in 1437 H / 2017

This research was conducted with the aim to analyze the Product

Knowledge and Akad Syariah Bank Syariah BCA Employee Center. In

this study, the data used is primary data by providing questionnaires

to employees of Bank BCA Syariah sebanya population centers with a

total of 60 respondents. To analyze the study, the authors used an

analysis tool is factor analysis with the help of program analysis SPSS

version 23.

The result of this research is the Product Knowledge and Akad Islamic

Banking on Employees of Bank BCA Syariah Center ytu 19 variables

studied showed the 5 factors formed is factor Islamic principles,

knowledge factor, factor of religiosity, factor difference Islamic banks

with conventional banks and factor job evaluation , beetween 5 form

factor, the factors that most influence because it has enough

correlation value as above 0.5. The factor is the factor of Islamic

principles. Of the factors that form the above, the most dominant

factor in determining Akad Product Knowledge and Islamic Banking is

the Islamic principles factor for the correlation highest of 0.591.

Keywords: Product Knowledge and Akad

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT berkat Taufiq, Hidayah dan Keajaiban-Nya, sehingga

penelitian skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam

selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammamd SAW,

Saudara, Keluarga dan Para Shabatnya.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi

Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum , UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Proses penelitian skripsi ini bukan tidak

ada hambatan, melainkan penuh dengan liku-liku yang membuat

penulis harus bekerja keras dalam mengumpulkan data-data

yang sesuai dengan maksud dan tujuan melakukan penelitian.

Untuk itu, penulis dengan ikhlas ingin mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Bapak Dr. Arief Mufriani, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas

ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak A.M. Hasan Ali, M.A dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA

selaku Ketua Jurusan Program Studi Muamalat (Perbankan

Syariah ) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

vii

3. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, S.E, MBA, selaku Ketua Jurusan

Perbankan Syariah Fakultas ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Abdurrauf, MA., selaku Sekretaris Jurusan Program

Studi Muamalat (Perbankan Syariah ) Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Fitri Damayanti, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Perbankan

Syariah Fakultas ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

6. Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, SE, MM , selaku Dosen pembimbing

yang senantiasa membimbing dan meluangkan waktunya untuk

memberikan arahan dan saran-saran. Sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Diki selaku Kepala HRD Bank BCA Syariah Pusat serta

Seluruh staf Bank BCA Syariah Pusat yang telah memberikan

keleluasaan bagi penulis untuk mendapatkan data dan melakukan

penelitian.

8. Seluruh Dosen serta segenap Civitas Akademika Fakultas

Syariah dan Hukum yang telah mengajari dan mencurahkan ilmu

dan pengalaman akademisnya kepada penulis selama mengikuti

perkuliahan di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

viii

9. Kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Alm. Fahmil Lubis

dan Ibunda Almh. Sumiaty Sagala dan Bapak Wagianto dan

ibunda Masitah Lubis yang selalu memberikan kasih sayangnya

dan disetiap katakatanya mengalir doa untuk kebahagiaan dan

kesuksesan penulis dalam meniti kehidupan dunia dan di akhirat

kelak. Ananda persembahkan skripsi ini untuk kedua orang tua

tercinta.

10. Kepada adik – adik Gustina Masreny , Mahathir M. Lubis ,

Anggi Novia , dan Nazwa Aurani dan keluarga besar Lubis yang

selalu mensupport dan membimbing penulis dengan sepenuh

hati.

11. Teman – teman kos-kosan tersayang Putri Handayani SE ,

Shavira Agna S.Psi telah mensupport penulis sampai selesai

mengerjakan skripsi ini

12. Kepada Dini Hardianti S.Ked travelmate penulis terima kasih

atas segala support dibalik layar mengerjakan skripsi ini.

13. Sahabat – sahabat Cengek Alay khususnya Azila, Tisa, teh Anis,

Eka rahayu, Rahma, Umi, Meyda, Rinrin, Adila terima kasih atas

segala support dibalik layar mengerjakan skripsi ini.

14. Teman – teman seperjuangan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

khususnya Angkatan Perbankan Syariah 2012 , teman-teman

kelas A Perbankan Syariah khususnya Kevin, Kamal, Fawaz,

ix

Taufik, dan Teman – teman seperjuangan KKN CETAR 2015

terimakasih atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis.

Akhir kata, penulis berharap kritik dan saran terhadap

karya tulis ini yang jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya

pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan saran dan masukan ataupun kritik

yang membangun dari berbagai pihak. Semoga karya sederhana

ini dapat berguna, sehingga dapat memberikan wawasan kepada

para pembaca.

Jakarta, February 2017

Penulis

Farah dhiba Lubis

x

DAFTAR ISI

HalamanJudul .......................................................................................................... i

Lembar Persetujuan Pembimbing .................................................................... ......ii

Lembar Pengesahan Panitia Ujian ................................................................... .....iii

Lembar Pernyataan........................................................................................... .....iv

Abstract............ ................................................................................................ ......v

Abstrak ............................................................................................................. ......vi

Daftar Riwayat Hidup............ .......................................................................... .....vii

KataPengantar .................................................................................................. ....viii

Daftar Isi........................................................................................................... .....ix

Daftar Tabel ..................................................................................................... .....xi

Daftar Gambar .................................................................................................. ...xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. .1

B. Pembatasan Masalah Rumusan Masalah ..................................................... .7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... .8

D. Riview studi terahulu.....................................................................................9

E. Kerangka Pemikiran.....................................................................................11

F. Teknik Penulisan..........................................................................................12

G. Sistematika Penulisan...................................................................................12

BAB II LANDASAN TEORI

A. Akad Bank Syari’ah ..................................................................................... 14

1. Pola titipan ................................................................................................. 14

2. Pola pinjaman ............................................................................................ 15

3. Pola bagi hasil ........................................................................................... 16

xi

4. Pola Jual Beli ............................................................................................. 20

5. Pola Sewa .................................................................................................. 23

6. Pola lainnya ............................................................................................... 24

B. Produk Bank Syariah dan Jasa Perbankan Syariah...................................... 30

1. Produk Pendanaan Dana ............................................................................ 30

2. Produk Penghimpun Dana ......................................................................... 34

3. Produk Jasa Perbankan .............................................................................. 36

C. Knowledge (Pengetahuan) .............................................................................. 36

BAB III METODE PENELITIAN DAN

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ............................................................................. 38

B. Waktu dan Tempat ................................................................................. 39

C. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 39

D. Populasi Penelitian .................................................................................. 39

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 41

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data.....................................................44

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan ............................................................ 53

1. Sejarah Berdirinya BankBCA Syariah.............................................. 53

2. Visi, Misi, Tujuan BCA Syariah ...................................................... 54

3. Produk dan Jasa ............................................................................... 55

B. Uji Validitas ........................................................................................... 57

xii

C. Uji Realibitas ........................................................................................ 59

D. Analisa Skala Likerts (jelaskan hasil ujinya dan pertanyaan quesioner).60

E. Karakteristik Responden69

F. Hasil Analisis Faktor............................................................................... 72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 87

B. Saran ....................................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan

Halaman

1.1 Review Studi Terdahulu ................................................................... 9

2.1 Perbandingan tabungan Wadiah dan Mudharabah .......................... 32

2.2 Produk-produk

pembiayaan..............................................................35

2.3 Produk-produk Jasa .......................................................................... 36

3.1 Skala Likert.......................................................................................42

3.2 Skor Ideal..........................................................................................43

3.3 Rating Scale.......................................................................................44

3.4 Ukuran KMO.....................................................................................48

4.1 Uji Validitas ..................................................................................... 57

4.2 Uji Reliabilitas ................................................................................. 59

4.3 Penentuan Skor jawaban .................................................................. 60

4.4 Skor Ideal ......................................................................................... 60

4.5 Daftar Pertanyaan Kuesioner ........................................................... 61

4.6 Pertanyaan Segala aktivitas bank syariah harus sesuai

dengan ketentuan syariah ................................................................. 61

4.7 Pondasi dari produk-produk dan layanan bank syariah

adalah akad- akad dalam fiqh muamalat ........................................... 62

4.8 Bank syariah adalah bank dengan pendapatan yang

identik dengan bagi hasil ..................................................................... 62

xiv

4.9 Bank syariah menghindari segala transaksi dan kegiatan

yang berhubungan dengan riba dan sejenisnya ................................... 63

4.10 Memahami akad-akad mudharabah yang diterapkan pada

produk pendanaan ..................................................................................... 63

4.11 Memahami akad-akad murabahah yang diterapkan pada

produk pembiayaan ................................................................................... 64

4.12 Memahami akad-akad kafalah yang diterapkan pada produk jasa64

4.13 Persepsi bank syariah berbeda dengan bank konvensional65

4.14 Persepsi penetapan dalam memperoleh keuntungan pada bank

syariah berbeda dengan bank konvensional65

4.15 Persepsi pelayanan bank syariah berbeda dengan

bank konvensional66

4.16 Mengikuti pelatihan/pendidikan tentang bank syariah sebelum

menjadi pegawai bank syariah66

4.17 Mendapatkan pelatihan minimal satu kali setahun

dari bank syariah67

4.18 Bank syariah melakukan evaluasi kerja terhadap karyawan

bank syariah sesuai jangka waktu yang ditetapkan67

4.19 Membiasakan untuk selalu bersedekah di setiap

kesempatan yang ada68

4.20 Selalu berusaha jujur dalam setiap bentuk transaksi

ekonomi dalam kehidupan pribadi68

4.21 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin .................... 69

xv

4.22 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ..................................... 69

4.23 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir .......... 70

4.24 Karakteristik Responden berdasarkan Status Pernikahan ............... 70

4.25 Karakteristik Responden berdasarkan Lama sudah bekerja

Di BCAS ........................................................................................71

4.26 KMO and Bartlett's Test ................................................................72

4.27 Anti Image Correlation .................................................................73

4.28 Communalities ..............................................................................74

4.29 total variance explained ................................................................77

4.30 Component matrix .........................................................................79

4.31 rotated component matrix ...........................................................80

4.32 Component Transformation Matrix .............................................85

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era persaingan bebas saat ini diharapkan pengetahuan dapat

memberikan kontribusi yang baik bagi sumber daya manusia khususnya bagi

dunia perbankan. Hal ini bertujuan mengukur pengaruh dari knowledge terhadap

kinerja karyawan. Dengan mendasarkan pada fakta tentang manfaat dari upaya

berbagi pengetahuan bagi organisasi tersebut, maka perlu upaya untuk mendorong

karyawan agar bersedia memiliki kemauan untuk pengetahuan ekonomi

berlandaskan syariah1.

Hal ini mengingat bahwa tidak semua orang memiliki kemauan untuk

berbagi pengetahuannya dengan orang lain. Karena tidak semua orang memiliki

jiwa sosial, tidak semua orang tidak mementingkan diri sendiri sehingga banyak

orang yang mempertanyakan manfaat dari berbagi pengetahuan dengan orang

lain. Lebih lanjut kinerja karyawan akan mencapai hasil yang lebih maksimal

apabila didukung dengan pengetahuan yang dimiliki.

Setiap karyawan diharapkan dapat terus menggali pengetahuannya dan

tidak hanya bergantung atau terpaku pada sistem yang ada. Sehingga dapat

dikatakan bahwa setiap karyawan mempunyai peran di dalam meningkatkan

perusahaannya.

Perbankan syariah atau perbankan islam adalah suatu sistem perbankan

yang pelaksanaannya berdasarkan hukum islam yaitu Al-Quran atau Al-Hadits

1 Asnaini, “Pengembangan Mutu SDM Perbankan Syariah Sebagai Upaya Pengembangan

Ekonomi Islam” Jurnal Ekonomi Islam Vol. II, No. 1, Juli 2008

2

(syariah). Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama

islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga

pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestsi pada usaha-usaha berkategori

terlarang (haram). Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi

berdasarkan alquran dan hadist.

SDM perbankan syariah harus memiliki pengetahuan dan pemahaman di

bidang bisnis, memahami implementasi prinsip-prinsip bisnis Islam, memiliki

komitmen yang kuat untuk menerapkan prinsip-prinsip syariah, dan konsisten

dalam bekerja. (Berilmu dalam bekerja, bekerja dengan ilmu dan

akhlak/mengetahui, memahami dan menghayati pekerjaanya).2

Timbulnya bank syariah di Indonesia kebanyakan dari bank-bank

konvensional yang membuka cabang bank syariah, dikhawatirkan banyak bank

syariah tidak memiliki sumber daya manusia yang berkualitas karena tidak

memiliki pengalaman dalam akademik, maupun praktek transaksi-transaksi dan

akad-akad syariah karena berasal dari bank konvensional.

Sebagai dasar dari praktek perbankan Syariah Inilah yang saat ini menjadi

perhatian semua pihak, baik akademisi, ekonomi Islam maupun praktisi bank

berpikir keras bagaimana teori-teori ekonomi Islam yang aturannya jelas, baik dan

benar akan dapat diaplikasikan dengan jelas, baik dan benar pula. Jika ini yang

menjadi tujuan, maka para pelaksana bank Syariah harus mengerti dan memahami

masalah-masalah yang berhubungan dengan perbankan Syari’ah.. Sehingga bila

2 Asnaini, “Pengembangan Mutu SDM Perbankan Syariah Sebagai Upaya Pengembangan

Ekonomi Islam” Jurnal Ekonomi Islam Vol. II, No. 1, Juli 2008

3

bank Syariah tersebut dirasakan sulit, mahal dan secara substansi tidak berbeda

dengan bank-bank lain, maka pernyataan ini perlu didiskusikan lagi.3

Produk-produk dan transaksi Bank Syariah sangat berbeda dan lebih

beragam dibandingkan dengan Bank Konvensional. Karyawan bank syariah

dituntut mampu menghafal dan memahami produk-produk mapun transaksi bank

syariah. Lembaga keuangan syariah harus cermat menilai orang-orang yang

berada dibagian pimpinan terhadap pengetahuannya tentang Produk-produk dan

transaksi syariah.

Tingkat pengetahuan dan kemampuan karyawan sangat berpengaruh

terhadap tingkat keberhasilan suatu bank. Dimana nasabah akan merasa puas jika

informasi yang diperoleh dari pihak bank sesuai dengan yang diinginkan nasabah

pada umumnya. Maka dari itu, setiap karyawan dituntut untuk mengetahui semua

produk-produk dan transaksi syariah di bank itu sendiri. Tidak terkecuali

karyawan di bank syariah.

Berdasarkan hal itu, dapat dikatakan SDM merupakan tulang punggung

dalam menjalankan roda kegiatan operasional suatu bank. Untuk itu penyediaan

sumber daya manusia (bankir) sebagai motor penggerak operasional bank

haruslah di siapkan sebaik mungkin sehingga mereka memiliki kemampuan dalam

menjalankan setiap transaksi perbankan dengan baik, untuk penyediaan SDM

(bankir) sebagai motor penggerak operasional bank haruslah disiapkan sedini

mungkin.4

3 Asnaini, “Pengembangan Mutu SDM Perbankan Syariah Sebagai Upaya Pengembangan

Ekonomi Islam” Jurnal Ekonomi Islam Vol. II, No. 1, Juli 2008 4 Kasmir, Manajemen Perbankan , (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), Edisi 1,Cet ke-4

h.133

4

Perkembangan keuangan Islam dan perbankan dilaporkan semakin di

banyak negara di dunia termasuk Pakistan, Mesir, Bahrain, Indonesia, Inggris

Raya, Prancis, Kuwait, Afghanistan, Trki, Somalia dan dll. Hari ini, aset

perbankan syariah secara komprehensif mencapai $ 1,3 triliun 2011,

merekomendasikan pengembangan tahunan normal 19% selama empat tahun

terakhir. Selama 2013, aset perbankan syariah global yang telah mencapai $

1.800.000.000.000 Triliun mewakili pertumbuhan tahunan rata-rata 17%.5

Pertumbuhan perbankan syariah terus menjadi positif di mana ia tumbuh

50% lebih cepat dari secara keseluruhan sector perbankan. Di Malaysia, pangsa

pasar aset perbankan syariah saat ini hampir 30%. Diharapkan bahwa laba bank

syariah akan meningkat menjadi 25% pada tahun 2015. Kenyataan bahwa sektor

perbankan syariah telah memperpanjang seluruh dunia karena peningkatan

permintaan di kalangan konsumen terhadap produk dan layanan perbankan

syariah telah menyebabkan beberapa masalah yang berhubungan dengan staf

kompetensi. Selain itu, para bankir Islam sendiri tidak cukup memahami

perbedaan antara Islam dan sistem perbankan konvensional. Hal ini karena

sebagian besar staf perbankan syariah adalah dari sistem perbankan

konvensional,maka proses mentransfer pengetahuan membutuhkan banyak usaha

dan pelaksanaan kuat. Pandangan ini didukung oleh Baba dan Amin yang

menemukan persepsi antara lepas pantai bankir menunjukkan bahwa mereka tidak

melihat perbedaan antara perbankan Islam dan konvensional. Diskusi

5 Jurnal of Islamic Studies and Culture “Factor Influencing Products’ Knowledge of Islamic

Banking Employees” June 2015 Vol.3,No 1

5

menunjukkan bahwa memahami prinsip-prinsip atau konsep produk Islam di

kalangan bankir di tingkat minimum.6

Pada tanggal 5 April 2010, BCA Syariah resmi beroperasi sebagai bank

umum syariah. Perubahan kegiatan usaha Bank dari bank konvensional menjadi

bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui

Keputusan Gubernur BI No. 12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2010,

dengan memperoleh izin tersebut. BCA Syariah hingga saat ini memiliki 49

jaringan cabang yang terdiri dari 9 Kantor Cabang (KC), 3 Kantor Cabang

Pembantu (KCP), 3 Kantor Cabang Pembantu Mikro Bina Usaha Rakyat (BUR),

8 Kantor Fungsional (KF) dan 26 Unit Layanan Syariah (ULS) yang tersebar di

wilayah DKI Jakarta, Tangerang, Bogor, Depok, Bekasi, Surabaya, Semarang,

Bandung, Solo dan Yogyakarta (data per Agustus 2016).7

Namun, berdasarkan hasil wawancara oleh BCA Syariah Pusat proses

rekrutmen oleh calon tenaga kerja tidak ada yang membedakan dengan proses

rekrutmen oleh bank BCA konvensional. Hal ini mengacu pada sedikitnya

pemahaman semua karyawan di BCA Syariah Pusat tentang bank syariah.8

Untuk itulah tantangan tersendiri bagi divisi HRD rekrutmen dalam fungsi

operasionalnya dalam pengadaan tenaga kerja memiliki beban yang berat untuk

menentukan calon karyawan agar dapat memastikan bahwa tenaga kerja yang

direkrut mengetahui pemahaman transaksi-transaksi dan akad-akad syariah.

6 Jurnal of Islamic Studies and Culture “Factor Influencing Products’ Knowledge of Islamic

Banking Employees” June 2015 Vol.3,No 1 7 http://www.bcasyariah.co.id/profil-korporasi/sejarah/

8 Wawancara dengan Diki HRD Bank BCA Syariah Pusat Januari 2016.

6

Perkembangan ekonomi dan keuangan syariah yang pesat membutuhkan

Sumber Daya Manusia (SDM) yang tinggi dan terus meningkat, baik dari sisi

kuantitas maupun kualitas. Masih timpangnya permintaan dan penawaran SDM

merupakan tantangan yang harus dihadapi semua pihak terkait, tidak saja dari

kalangan akademisi dan praktisi, namun juga dari regulator dan lembaga

multilateral. Sebagai perwujudan komitmen untuk proaktif mendorong

pengembangan ekonomi dan keuangan Islam di Indonesia, Bank Indonesia

bekerja sama dengan Islamic Research and Training Institute – Islamic

Development Bank (IRTI – IDB) 3 hal yang perlu diadopsi dalam pengembangan

SDM syariah.

Pertama adalah 'link and match'. Pengajaran ekonomi syariah harus dapat

menyediakan materi pengajaran yang relevan dengan tantangan terkini, agar siap

bersaing dan dapat memenuhi kebutuhan pasar. Kedua, program pengembangan

berbasis teknologi. Saat ini adalah era teknologi digital. Di bidang teknologi

keuangan, banyak start-up yang menyediakan jasa keuangan dengan biaya yang

lebih murah dan persyaratan yang lebih mudah. Sebagian start-up juga mulai

menggunakan keuangan syariah sebagai model bisnisnya mudah. Tujuan

penyelenggaraan untuk mendiskusikan tantangan SDM syariah terkini di negara-

negara berkembang terkait pemberdayaan ekonomi. Selain itu, dari diskusi ini

akan diperoleh solusi terbaik dalam menghasilkan SDM yang kompetitif di

tingkat nasional dan global bagi negara-negara berkembang. Topik yang dibahas

meliputi berbagai hal. Pertama, kebutuhan adanya roadmap tentang SDM yang

kompetitif. Kedua, intervensi dan kontribusi IDB dalam membangun SDM yang

7

kompetitif di pendidikan tinggi nasional dan Islam. Ketiga, Beasiswa IDB dan

kontribusinya untuk pengembangan SDM di Indonesia. Terakhir, strategi untuk

mendorong pengembangan SDM di industri keuangan syariah.9

Berdasarkan hal di atas, maka penulis berkeinginan untuk meniliti lebih lanjut

dalam sebuah skripsi yang berjudul “PENGETAHUAN PRODUK DAN AKAD

SYARIAH PADA KARYAWAN BANK BCA SYARIAH PUSAT”.

B. Pembatasan Masalah Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka

penelitian ini hanya dibatasi pengetahuan karyawan terhadap transaksi dan akad-

akad syariah di BCA Syariah. Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan

karyawan terhadap transaksi dan akad-akad syariah, penulis memperoleh data

tersebut melalui wawancara dengan pihak HRD BCA Syariah Pusat. Pendekatan

teori yang digunakan adalah tentang pengetahuan produk dan akad akan

mempengaruhi pengetahuan Karyawan BCA Syariah. Periode waktu penelitian

pada bulan september 2016.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti dapat

merumuskan masalah sebagai berikut:

9Keynote Speech Deputi Gubernur Bank Indonesia, Hendar pada Seminar IDB : Mencetak

Sumber Daya Manusia yang Kompetitif bagi Pemberdayaan Ekonomi , Jakarta 13 Mei 2016 http://www.bi.go.id/BI-dan-IDB-Tingkatkan-Kualitas-SDM-Ekonomi-Syariah

8

a. Bagaimana analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan produk

dan akad perbankan syariah pada karyawan bank BCA Syariah Pusat?

b. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengetahuan produk dan akad

perbankan syariah pada karyawan bank BCA Syariah Pusat ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang penulis rumuskan diatas maka ada

beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini, diantaranya :

a. Untuk mengetahui analisis bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan karyawan terhadap produk dan akad syariah di Bank Central

Asia Syariah.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengetahuan

karyawan terhadap produk dan akad syariah di Bank Central Asia Syariah.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, adapun hasil

penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

a. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat diharapkan memberikan

rekomendasi dan dijadikan sebagai input atau masukan untuk bank agar

senantiasa mengupayakan peningkatan pengetahuan produk dan akad syariah

pada Karyawan BCA Syariah Pusat.

b. Bagi penulis, bermanfaat untuk menambah pengalaman dan khazanah

keilmuan dalam menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah

9

terutama pengetahuan produk dan akad syariah dalam meningkatkan

kompetensi diri dan kecerdasan intelektual.

c. Bagi masyarakat, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi

kepada masyarakat luas mengenai hasil bagaimana pengetahuan karyawan

terhadap pengetahuan produk dan akad syariah.

d. Lingkungan akademik sebagai bahan diskusi dan rujukan serta untuk

penelitian lebih lanjut.

D. Riview studi terahulu

Pembahasan dalam penelitian ini penulis melakukan telaah studi terdahulu

pada hasil penelitian yang pembahasannya menyerupai dengan pembahasan yang

akan diangkat oleh penulis yaitu,

NO. Peneliti Metode Hasil

1. Endri Harnanto

(Fakultas Syariah

dan Hukum

Perbankan Syariah

2011) Skripsi

Kompotensi SDM

BankDKI Syariah

dan Pengaruhnya

terhadap Prestasi

Kerja.

Membahas tentang

Kompotensi SDM dalam

menyeleksi karyawan yang

merupakan tugas dari divisi

HRD pada suatu perusahaan.

Metode digunakan adalah

dengan metode kualitatif

yaitu dengan penelitian

lapangan (fieldresearch).

Berdasarkan

penelitian ini,

terdapat

pengaruh yang

signifikan dan

nyata antara

kompotensi

terhadap prestasi

kerja karyawan

pada Bank DKI

Syariah.

2. Asnaini, Jurnal

Ekonomi Islam.

Pengembangan

Mutu SDM

perbankan Syariah:

Sebagai Upaya

Pengembangan

Ekonomi Islam.

Pengembangan

mutu SDM

perbankan

syari’ah

merupakan

tanggung jawab

bersama.

Pendidikan dan

pelatihan tentang

perbankan

syari’ah adalah

upaya jangka

10

pendek yang

dapat dilakukan

untuk

meningkatkan

mutu SDM

perbankan

syari’ah saat ini.

3. Sri Budiani

(Fakultas

Ekonomi,Universitas

Kristen Petra) Jurnal

Pengaruh knowledge

management

terhadap kinerja

Karyawan: studi

kasus departemen

Front office

surabaya plaza

hotel.

Membahas tentang sejauh

mana knowledge management

berperan

di dalam meningkatkan

kinerja karyawan. Metode

yang digunakan pada

penelitian ini adalah

penelitian penjelasan

(explanatory research)

dengan metode kuantitatif.

Dari penelitian

ini didapatkan

hasil bahwa

secara

keseluruhan

implementasi

knowledge

management di

Surabaya Plaza

Hotel sudah

cukup baik, juga

pemahaman

Standard

Operation

Procedure yang

baik akan

berpengaruh

pada kinerja

karyawan.

4. Achmad Nurofi

(Dosen STIE

Totalwin Semarang)

Jurnal peran berbagi

pengetahuan

terhadap

Kinerja individu dan

kinerja organisasi

Membahas tentang

mengeksplorasi dampak

berbagi pengetahuan

pengaruhnya terhadap kinerja

individu.

Dengan hasil

bahwa berbagi

pengetahuan

memiliki

pengaruh pada

kinerja individu

yang pada

akhirnya

berdampak

peningkatan

kinerja

organisasi secara

keseluruhan.

5. Yusrina, SE, MM

Jurnal Penerapan

Knowledge

Managemen di Bank

BRI

Mengetahui penerapan

knowledge management di

bank BRI.

Menghasilka

kinerja yang

baik, maka

perusahaan

11

membutuhkan

sistem yang baik

pula.

Mengetahui

sejauh mana

knowledge

management

berperan didalam

menngkatkan

kinerja karyawan

khususnya di

bank BRI.

E. Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1 : Prosedur Analisis Faktor10

F. Teknik Penulisan

10

Agus widarjono , Analisis Multvariat Terapan, (Yogyakarta:UPP STIM YKPN , 2015), h.194

Menghitung Korelasi antara

Indikator yang diobservasi

Ekstraksi Faktor

Implementasi

1. Pengetahuan Akad

2. Pengetahuan Produk

BANK BCA SYARIAH

Karyawan Bank BCA Syariah

Analisis

Faktor

Rotasi Faktor

12

Teknik penulisan ini merajuk pada Buku Pedoman Penulisn Skripsi

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah

dan Hukum 2016.

G. Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan dalam pembahasan skripsi ini. Penulis

menyusunnya secara sistematik. Adapun setiap babnya terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis membahas mengenai latar belakang

masalah yang akan diteliti, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS

Bab ini penulis akan membahas mengenai teori yang

digunaka pada penulisan skripsi terkait diantaranya: Konsep

Akad, Konsep Produk,dan Konsep Knowledge. review studi

terdahulu dan kerangka pemikiran. Hal tersebut dibahas

dengan maksud memberikan gambaran yang lebih jelas

mengenai permasalahn yang penulis bahas dalam penelitian

ini.

BAB III METODE PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM

BCA SYARIAH.

13

Bab ini meliputi tempat dan waktu penelitian, jenis dan

sumber data, teknik pengumpulan data, populasi dan

sampel, instrumen penelitian, variabel penelitian dan

definisi operasioanl. Pada bab ini juga meliputi gambaran

umum BCA Syariah yang berupa Sejarah singkat

perusahaan, profil perusahaan, Visi dan Misi BCA Syariah,

Produk dan Jasa BCA Syariah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi mengenai pembahasan hasil penelitian berupa

penyajian analisis hasil penelitian yang telah dilakukan dan

kemudian akan dipaparkan secara sistematis. Membahas

tentang Uji Validitas, Realibilitas, Karakteristik Responden,

dan Analisa faktor-faktor yang menjadi pengetahuan akad

dan produk perbankan syariah pada Karyawan BCA

Syariah.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan akhir dari seluruh rangkaian

pembahasan dalam skripsi ini. Bab ini berisi kesimpulan

dan saran dari penulis mengenai hal-hal yang dibahas

dalam skripsi ini.

14

BAB II

LANDASAN TEORI

D. Akad Bank Syari’ah

1. Pola Titipan

Wadi’ah

Wadi‟ah itu diambil dari lafazh wad‟ al-sya‟i (menitipkan sesuatu )

dengan makna meninggalkannya. Dinamakan sesuatu yang dititipkan seseorang

kepada yang lain untuk menjaganya bagi dirinya dengan Wadi‟ah karena ia

meninggalkannya pada pihak yang dititipi.11

Adapun dalil dibolehkannya

melakukan transaksi wadi’ah adalah ayat dan Hadits sebagai berikut: firman

Allah Swt. yang berbunyi :

ب ه ذ ئن أ رإدا انأي أيسكى أ انه ئ

Artinya : “Sungguh Allah memerintahkanmu untuk menyampaikan amanat

kepada orang yang berhak menerimanya” (QR. An-Nisa’ : 58)

Hadits Nabi Saw yang berbunyi :

ك ائز خ ان ي كاد انبيب خب ي نب رخ

11

Yadi Janwari , Lembaga Keuangan Syariah , (Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015),

h.2

15

Yang artinya : “Laksanakanlan amanat dari orang yang memberi amanat

tersebut kepadamu dan janganlah kamu mengkhianati orang yang telah

mengkhianatimu” (HR. Abu Dawud)

Akad Wadi „ah yad Dhamanah ini akhirnya banyak dipergunakan dalam

aplikasi perbankan syariah dalam produk-produk pendanaan.

a. Titipan Wadi‟ah yad Amanah

Secara umum Wadi’ah adalah titipan murni dari pihak penitip ( muwaddi‟)

yang mempunyai barang/aset kepada pihak penyimpan (mustawda‟) yang diberi

amanah/kepercayaan. Pihak penerima titipan harus menjaga dan memelihara

barang titipan dan tidak diperkenankan untuk memanfaatkannya.12

b. Titipan Wadi‟ah yad Dhamanah

Wadi‟ah yad Dhamanah adalah akad antara dua pihak, satu pihak sebagai

pihak yang menitipkan (nasabah) dan pihak lain sebagai pihak yang menerima

titipan. Dalam aplikasi perbankan, akad Wadi‟ah yad Dhamanah dapat diterapkan

dalam produk penghimpunan dana pihak ketiga antara lain giro dan tabungan.

2. Pola pinjaman

a. Al-qardh

Al-qardh secara bahasa berarti qath‟(potongan), dimana harta diletakkan

kepada peminjam sebagai pinjaman, karena muqridh (pemberi pinjaman)

memotong sebagian harta13

.

12

Ismail ,”Perbankan Syariah” Jakarta:Kencana 2011 , h.60 13

Yadi Janwari , Lembaga Keuangan Syariah , (Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015),

h.144

16

Dasar dari al-Qur’an adalah firman allah swt:

م ذا انر عسي ب ف سحفعض اهلل لسظبحس أظعبفب كض ن

Artinya:

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada allah pinjaman yang baik

(menafkahkan harta di jalan allah), maka allah akan melipatgandakan

pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.” (Q.S Al-Baqarah :245)

Dasar dari as-sunnah :

خب ك زا اث داد ي ال رخ ك ز ا خ ان ي ا د انبيب

Yang artinya : “Laksanakanlan amanat dari orang yang memberi amanat

tersebut kepadamu dan janganlah kamu mengkhianati orang yang telah

mengkhianatimu” (HR. Abu Dawud)

Dalam aplikasinya di perbankan syariah , qardh biasa digunakan untuk

menyediakan dana talangan kepada nasabah prima dan untuk menyumbang sektor

usaha kecil/mikro atau membantu sektor sosial. Dalam hal yang terakhir, skema

peminjamannya disebut qardhul hasan.

3. Pola bagi hasil

a. Pengertian Mudharabah

Mudharabah adalah akad perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk

melakukan kerja sama usaha. Satu pihak akan menempatkan modal sebesar 100%

yang disebut dengan shahibul mal, dan pihak lainnya sebagai pengelola usaha,

17

disebut mudharib. Bagi hasil dari usaha yang dikerjasamakan dihitung sesuai

dengan nisbah yang di sepakati antara pihak-pihak yang bekerja sama. 14

Dasar Hukum Mudharabah dari AI-Qur'an surat AI- Muzammil (73) ayat 20

sebagai berikut;

... ءاخس عسث ضاألز ف ....اهلل فعم يجزغ

“… dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia

Allah SWT …” (al-Muzzammil: 20)

b. Jenis-jenis Mudharabah15

1) Mudharabah Muthlaqah

Mudharabah Muthlaqah, yaitu bentuk kerja sama antara shahibul mal dan

mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis

usaha waktu dan daerah bisnis.

2) Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah Muqayyadah, yaitu akad Mudharabah dimana shahibul mal

membatasi jenis usaha, waktu, atau tempat usaha.

c. Pengertian Musyarakah

Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk

suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana

(atau amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dari risiko akan

ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

14

Ismail ,”Perbankan Syariah” Jakarta:Kencana 2011 , h.83 15

Nurul Huda & Mohamad Heykal,” Lembaga Keuangan Islam” , Jakarta:PT Fajar

Interpratama:2013, h.77

18

Dalam ayat lain Allah berfirman:

لبل عجك ئن ك ثسإا ل نمد ظه انخ ئ ء عبج سا ي جخكض ى هطبءن ثعع

ئال ثعط عه ه ءا انص ع أ م اااصهحذي ى يب له

Yang artinya:

“Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian

mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang

beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh dan amat sedikit mereka ini…(QS

Shad, 38:24)

Akad Musyarakah ada empat macam16

:

1) Syirkah al-milk atau syirkah amlak atau syirkah kepemilikan, yaitu

kepemilikan bersama dua pihak atau lebih dari suatu properti dan

2) Syirkah al‟aqd atau syirkah „ukud atau syirkah akad, yang berarti kemitraan

yang terjadi karena adanya kontrak bersama, atau usaha komersial bersama.

Syirkah al-„aqd sendiri ada empat ( Mazhab Hambali memasukkan syirkah

mudharabah sebagai syirkah al-„aqd yang kelima ) , satu yang disepakati dan

tiga yang diperselisihkan yaitu :

a) Syirkah al-amwal atau syirkah al’Inan , yaitu usaha komersial bersama

ketika semua mitra usaha ikut andil menyertakan modal dan kerja, yang

tidak harus sama porsinya, kedalam perusahaan. Para ulama sepakat

membolehkan bentuk syirkah ini.

16

Nurul Huda & Mohamad Heykal,” Lembaga Keuangan Islam” , Jakarta:PT Fajar

Interpratama:2013, h.69-70

19

b) Syirkah al-mufawadhah, yaitu usaha komersial bersama dengan syarat

adanya kesamaan pada penyertaan modal, pembagian keuntungan,

pengelolaan, kerja, dan orang.

c) Syirkah al-a‟mal atau syirkah Abdan, yaitu usaha komersial bersama

ketika semua mitra usaha ambil bagian dalam memberikan jasa kepada

pelanggan.

d) Syirkah al-wujuh adalah usaha komersial bersama ketika mitra tidak

mempunyai investasi sama sekali. Mereka membeli komoditas dengan

pembayaran tangguh dan menjualnya tunai.

4. Pola Jual Beli

a. Murabahah17

Murabahah adalah jual beli barang dengan alat tukar disertai tambahan

yang telah ditentukan (resale with a started profit).

Beberapa dalil yang memperbolehkan praktek akad jual beli murabahah

adalah firman Allah swt:

a. An nisa [4]: 29

ب رن ا أ أ ءا نكى أ كهأ رأ ي كى ي ثبنجطم ث أ ئ جسحر رك رسء

ب ضا ثكى زح ااهلل كب فسكى ئ مزها ا أل كى ي

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh

17

Yadi Janwari , Lembaga Keuangan Syariah , (Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015),

h.14

20

dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An Nisa

[4]: 29)

Hadits

انه ءن ل لب ل زسل صه م د انخدز ب سع عذ أ لب ل س أ ث ء

ع ى انج رساض سهى ا ء

Artinya : Dari Abu Sa‟id Al-khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka”

Bentuk – bentuk akad murabahah antara lain:

1) Murabahah sederhana

Murabahah sederhana adalah bentuk akad murabahah ketika penjual

memasarkan barangnya kepada pembeli dengan harga sesuai harga perolehan

ditambah marjin keuntungan yang diinginkan.

2) Murabahah kepada pemesan

Bentuk murabahah ini melibatkan tiga pihak, yaitu pemesan, pembeli dan

penjual. Bentuk murabahah ini juga melibatkan pembeli sebagai perantara karena

keahliannya atau karena kebutuhan pemesan akan pembiayaan. Bentuk

murabahah inilah yang diterapkan perbankan syariah dalam pembiayan.

a. Salam

Salam merupakan jual beli barang dimana pembeli memesan barang

dengan spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya, dengan pembayaran yang

dilakukan sebelum barang tersebut selesai dibuat, baik secara tunai maupun

21

angsuran, dan penyerahan barangnya dilakukan pada suatu saat yang disepakati di

kemudian hari.18

b. Ishtishna

Istishna merupakan kontrak penjualan antara mustashni’ (pemesan) dan

shani‟ (pembuat). Dalam kontrak ini shani‟ menerima pesanan dari

mustashni’untuk membuat barang (mashnu‟) menurut spesifikasi yang telah

disepakati dan menjualnya kepada mustashni’, serta kedua belah pihak bersepakat

atas harga serta sistem pembayarannya.19

Akad istishna' adalah akad yang halal dan didasarkan secara sayr'i di atas

petunjuk Al-Quran, As-Sunnah dan Al-Ijma' di kalangan muslimin.

Al-Quran

حسو انسثب ع انج أحم انه

“Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba”. (Qs. Al

Baqarah: 275)

Berdasarkan ayat ini dan lainnya para ulama' menyatakan bahwa hukum

asal setiap perniagaan adalah halal, kecuali yang nyata-nyata diharamkan dalam

dalil yang kuat dan shahih. Hadist :

ئ كزت ئن انعجى فمم ن أزاد أ ص كب انه ج س زظ اهلل ع أ أ ع

ئال مجه ف انعجى ال ب ي ع خبر خبرى. فبصط ف كزبثب عه بظ ظس ئن ث أ عخ.لبل:كأ

. زا يسهى د

18

Yadi Janwari , Lembaga Keuangan Syariah , (Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015),

h.29 19

Yadi Janwari , Lembaga Keuangan Syariah , (Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015),

h.40

22

“Dari Anas RA bahwa Nabi SAW hendak menuliskan surat kepada raja non-

Arab, lalu dikabarkan kepada beliau bahwa raja-raja non-Arab tidak sudi

menerima surat yang tidak distempel. Maka beliau pun memesan agar ia

dibuatkan cincin stempel dari bahan perak. Anas menisahkan: Seakan-akan

sekarang ini aku dapat menyaksikan kemilau putih di tangan beliau." (HR.

Muslim)

Sebagai bentuk jual beli forward, istishna mirip dengan salam. Namun,

ada beberapa perbedaan diantara keduanya, antara lain:

1) Objek istishna selalu barang yang harus diproduksi, sedangkan objek salam

bisa untuk barang apa saja, baik harus diproduksi lebih dahulu maupun tidak

diproduksi lebih dahulu.

2) Harga dalam akad salam harus dibayar penuh dimuka, sedangkan harga dalam

akad istishna tidak harus dibayar penuh di muka melainkan dapat juga dicicil

atau dibayar dibelakang.

3) Akad salam efektif tidak dapat diputuskan secara sepihak, sementara dalam

istishna akad dapat diputuskan sebelum perusahaan mulai memproduksi.

4) Waktu penyerahan tertentu merupakan bagian penting dari akad salam, namun

dalam akad istishna tidak merupakan keharusan.

5. Pola Sewa

a. Ijarah

Ijarah, yakni jual beli antara mal dengan manfaah. Jenis akad untuk

mengambil manfaad dengan jalan penggantian.

23

Ada dua pihak yang terlibat dalam akad Ijarah, yaitu pemberi sewa

(mu‟ajjir) dan penyewa (musta‟jir).20

Dasar –dasar hukum atau rujukan Ijarah adalah Al-Qur’an, Al-Sunnah, dan Al-

Ijma’.

1. Dasar hukum Ijarah dalam Al-Qur’an adalah :

( ) ا نطالق زجا ر بءف ىكن عزظا ءبف

“Jika mereka menyusukan (anak-anakmu) untukmu, maka berikanlah

upahnya.”(Al-Talaq: 6).

2. Dasar Hukum Ijarah Dari Al-Hadits:

( سسحأثعبنسشالعجدزا ) ساجس هج ع فه ااجساسزأي

“Barang siapa yang meminta untuk menjadi buruh, beritahukanlah

upahnya.” (HR. Abdul Razaqdari Abu Hurairah).

b. Ijarah Al muntahiya bit- tamlik

Ijarah Al muntahiya bit- tamlik merupakan salah satu bentuk kegiatan

usaha bank syariah yang dilaksanakan berdasarkan prinsip syariah. Sedangkan

yang dimaksud prinsip syariah adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan

perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang dimiliki

kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.21

20

Yadi Janwari , Lembaga Keuangan Syariah , (Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015),

h.88 21

A.Wangsawidjaja, “Pembiayaan Bank Syariah” , Jakarta: Kompas Gramedia, 2012. H.268

24

6. Pola lainnya

a. Wakalah

Merupakan akad antara dua pihak yang dimana pihak satu menyerahkan,

mendelegasikan, mewakilkan atau memberikan mandat kepada pihak lain, dan

pihak lain menjalankan amanat sesuai permintaan pihak yang mewakilkan. Al

wakalah dapat diartikan sebagai pelimpahan kekuasaan seseorang kepada orang

lain dalam menjalankan amanat tertentu. Dalam aplikasi perbankan, bank syariah

sebagai penerima mandat, mendapat kuasa dari nasabah untuk mewakili

urusannya.22

1. Dasar hukum wakalah dalam Al-Qur’an adalah :

فك سدا ئصالحب ب ئ ه أ ب ي حك ه أ ب ي ب فبثعضا حك خفزى شمبق ث ئ

انه ب ئ ث ب انه عه خجسا كب

“Dan jika kalian khawatirkan terjadi persengketaan di antara keduanya,

maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari

keluarga wanita. Jika kedua hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan,

niscaya Allah memberi taufik kepada suami-istri itu. Sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. An-Nisa’ [4]: 35).

2. As-Sunnah

Rasullulah SAW semasa hidupnya pernah memberikan kuasa kepada

sahabatnya dan banyak hadist yang menunjukan dibolehkannya praktek wakalah.

Hadist tersebut diantaranya:

22

Ismail ,”Perbankan Syariah” Jakarta:Kencana 2011 , h.194

25

ن سهى ثعش اثبزافع ي عه صه انه ج ان سبز ,ا ث ب سه ع

خسط خ لجم ا د ثبن ذ انحبزس, خ ث ي جب صبز, فص األ زجال ي

“Dan dari Sulaiman bin Yasar: Bahwa Nabi saw, mengutus Abu Rafi‟, hamba

yang pernah dimerdekakannya dan seorang laki-laki Anshar, lalu kedua orang itu

menikahkan Nabi dengan Maimunah binti Harits dan pada saat itu (nabi saw) di

Madinah sebelum keluar (ke mieqat Dzil Khulaifah)”. (HR Maliki dalam

Muwaththa’)

Contoh penggunaan dalam jasa perbankan, antara lain L/C (Letter of

credit), transfer, kliring, RTGS, inkaso, dan pembayaran gaji.

b. Kafalah23

Kafalah berarti orang yang mempunyai hak mengerjakan tanggungan pemberi

beban serta bebannya sendiri yang disatukan, baik menanggung pekerjaan yang

sesuai (sama) maupun pekerjaan yang berbeda.

Landasan Hukum Kafalah

Q.S. Yusuf (12) : 72

Artinya : “Penyeru-penyeru itu berkata : “Kami kehilangan piala Raja, dan siapa

yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat)

beban unta, dan aku menjamin terhadapnya”.

23

Yadi Janwari , Lembaga Keuangan Syariah , (Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015),

h.127

26

Banyak hadits yang dapat dijadikan landasan keabsahan wakalah, di

antaranya,

جب صب ز فص األ ز جال ي سهى ثعش أثب ز افع ز س ل اهلل صم هلل عه أ

ذ خ ث س انحبز ي

“Bahwasanya Rasulullah saw. mewakilkan kepada Abu Rafi‟ dan seorang Anshar

untuk mewakilinya mengawini Maimunah binti al-Harits.”(Malik no. 678, kitab

al-Muwaththa’, bab Haji)

Jenis kafalah ada tiga, yaitu :

1) Kafalah Bit Taslim, yaitu jaminan pengembalian barang yang disewa

2) Kafalah Al-Munjazah, yaitu jaminan mutlak tanpa batas waktu

3) Kafalah Al-Mualaqah, yaitu jaminan yang dibatasi jangka waktu tertentu.

c. Hiwalah

Hiwalah adalah memindahkan tagihan dari tanggung jawab yang berutang

kepada yang lain yang punya tanggung jawab kewajiban pula.24

Landasan hukum yang memperbolehkanya melakukan hiwalah yaitu dengan dalil

dari hadits nabi Muhammad SAW, yaitu:

ظهى, ئذاأرجع احدكى عه يهئ ع أث سسح لبل: لبل زسل اهلل ص )يطم انغ

زاخ ألحد )ي احم فهحزم( فهزجع( يزفك عه. ف

Artinya :” dari Abi Hurairah, ia berkata : telah bersabda Rosulullah SAW. :

Penahanan orang yang mampu itu satu kezhaliman ; dan apabila seorang dari

24

Yadi Janwari , Lembaga Keuangan Syariah , (Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015),

h.136

27

pada kamu diserahkan kepada seorang yang mamapu , hendaklah ia menerima

serahan itu. Muttafaq „alaih ; dan pada suatu riwayat oleh ahmad (sabdanya):

dan barang siapa dihiwalahkan hendaklah ia terima”.

Beberapa produk jasa bank syariah yang menggunakan akad al-Hawalah

antara lain: factoring atau anjak piutang , post dated check, dan Bill discounting.

d. Rahn

Rahn berarti menjadikan sebuah barang sebagai jaminan utang yang dapat

dijadikan pembayar apabila tidak bisa membayar utang.25

Dalam surat al-Baqarah ayat 283 Allah berfirman :

إد ثععكى ثععب فه أي يمجظخ فا ب نى رجدا كبرجب فس زى عه سفس ك ئ

زث زك انه ن ز أيب ب انر اؤر ث انه آصى لهج ب فا كز ي بدح ا انش نب ركز

عهى ه رع

Artinya : “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai)

sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang

tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian

kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu

menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah

Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan

barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang

yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

(QS. Al Baqarah : 283)

25

Yadi Janwari , Lembaga Keuangan Syariah , (Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015),

h.102

28

Kemudian dalam sebuah Hadist Rasulullah dikatakan bahwa :

د انأس ى ع ئثسا ش ع ب انأع خ حدص ب أث يعب عس حدص ب سف ث حدص

د سهى ي عه صه انه ب لبنذ اشزس زسل انه ع انه عبئشخ زظ ع

طعبي دزع ز سئخ ب ث

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Yusuf bin 'Isa telah

menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah telah menceritakan kepada kami Al

A'masy dari Ibrahim dari Al aswad dari 'Aisyah radliallahu 'anha berkata:

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membeli makanan dari orang Yahudi

secara angsuran dan menjaminnya dengan menggadaikan baju besi Beliau".

Akad Rahn diperbolehkan karena adanya kemaslahatannya (faedah

maupun manfaat) yang terkadung dalam rangka hubungan antar sesama

manusia.26

e. Sharf

Merupakan pelayanan jasa bank syariah dalam pertukaran mata uang.

Pertukaran antara valas dan rupiah dibolehkan apabila pertukaran ini tidak

ditujukan untuk spekulasi. Arti harfiah sharf adalah penambahan, penukaran,

penghindaran, pemalingan, atau transaksi jual beli. Sharf dapat diartikan transaksi

jual beli antara mata uang yang satu an mata uang lainnya.27

26

Ismail ,”Perbankan Syariah” Jakarta:Kencana 2011 , h.209-210 27

Ismail ,”Perbankan Syariah” Jakarta:Kencana 2011 , h.215

29

Dalam Al-quran tidak ada penjelasan mengenai jual beli sharf itu sendiri,

melainkan hanya menjelaskan dasar hukum jual beli pada umumnya yang terdapat

dalam surat Al-Baqarah ayat 275, yaitu:

س ذنك ان ي طب انش زخجط مو انر ب ئال ك مي انسثب ال أكه انر

عظخ ي جبء حسو انسثب ف ع انج أحم انه ع يضم انسثب ب انج ى لبنا ئ ي ز ثأ ث

﴿ ب خبند ى ف بز نـئك أصحبة ان عبد فأ ي ئن انه أيس يب سهف فه ﴾٥٧٢فبز

“Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan

seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit

gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata

(berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah

menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai

kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),

Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan

urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka

orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”

Menurut Al-Hadis

انفعخ ت ت ثبنر سهى انر اهلل عه ع اث سعدانخدز لبل زسل اهلل صه

هح ثب ان انزس ثبنزس انشعس ثبنشعس انجس ثبنجس شاد ثبنفعخ دا ف د ضم ث هح يضهب ث ن

اء س عط ف ان اسزصاد فمد ازث االخد ا

Artinya : “Emas hendaklah dibayar dengan emas, perak dengan perak, gandum

dengan gandum, tepung dengan tepung, kurma dengan kurma, garam dengan

garam, bayaran harus dari tangan ke tangan (cash). Barang siapa memberi

30

tambahan atau meminta tambahan, sesungguhnya ia telah berurusan dengan

riba. Penerima atau pemberi sama-sama bersalah.”(HR. Muslim)

f. Ujr

Ujr adalah imbalan yang diberikan atau yang dimita atas suatu pekerjaan

yang dilakukan. Akad ujr diaplikasikan dalam produk-produk jasa keuangan bank

syariah (fee based service), seperti untuk penagajian, penyewaan safe deposit box,

penggunaan ATM, dan sebagainya.28

E. Produk Bank Syariah dan Jasa Perbankan Syariah29

1. Produk Pendanaan

Produk – produk pendanaan bank syariah ditujukan untuk mobilisasi dan

investasi tabungan untuk pembangunan prekonomian dengan cara yang adil

sehingga keuntungan yang adil dapat dijamin bagi semua pihak.

Produk-produk pendanaan bank syariah mempunyai empat jenis yang

berbeda, yaitu:

1) Giro, dengan prinsip wadi‟ah atau qardh

2) Tabungan, dengan prinsip wadi‟ah, qard, atau mudharabah.

3) Deposito/investasi, dengan prinsip mudharabah,dan

4) Obligasi/sukuk, dengan prinsip mudharabah, ijarah , dan lain-lain.

a. Pendanaan dengan prinsip Wadi’ah

1) Giro wadi’ah

28

Ascarya, “AKAD & PRODUK BANK SYARIAH”,Jakarta : PT RajaGrafindo Persada 2007,

h.110 29

Adiwarman A.Karim “BANK ISLAM Analisis Fiqih dan Keuangan edisi keempat” Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada 2010

31

Giro wadi‟ah adalah produk pendanaan bank syariah berupa simpanan dari

nasabah dalam bentuk rekening giro (current acoount) untuk keamanan dan

kemudahan pemakainya. Beberapa fasilitas Giro wadi‟ah yang disediakan untuk

nasabah antara lain: cek, Giro, kartu ATM, dll.

2) Tabungan wadi‘ah

Tabungan wadi’ah adalah produk pendanaan bank syariah berupa

simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening tabungan (savings account) untuk

keamanan dan kemudahan pemakaiannya, seperti giro wadi‟ah, tetapi tidak

sefleksibel giro wadi‟ah, karena nasabah tidak dapat menarik dananya dengan

cek. Karakteristik tabungan wadi’ah ini juga mirip dengan tabungan pada bank

konvensional ketika nasabah penyimpan diberi garansi untuk dapat menarik

dananya sewaktu-waktu dengan menggunakan berbagai fasilitas yang disediakan

bank, seperti kartu ATM, dan sebagainya tanpa biaya.

b. Pendanaan dengan Prinsip Qardh

Giro dan Tabungan Qardh memiliki karakteristk menyerupai giro dan

tabungan wadiah. Bank sebagai peminjam dapat memberikan bonus karena bank

menggunakan dana untuk tujuan produktif dan menghasilkan profit. Bonus

tabungan qardh juga lebih besar daripada bonus giro qardh karena bank lebih

leluasa dalam menggunakan dana untuk tujuan produktif. Bentuk simpanan qardh

seperti ini tidak umum digunakan oleh bank syari ah. Hanya bank syariah di

Iran menggunakan akad qardh untuk simpanan.

c. Pendanaan dengan prinsip Mudharbah

1) Tabungan Mudharabah

32

Mudharabah merupakan prinsip bagi hasil dan bagi kerugian ketika

nasabah sebagai pemilik modal (shahibul mal) menyerahkan uangnya kepada

bank sebagai pengusaha (mudharib) untuk diusahakan. Keuntungan dibagi sesuai

kesepakatan dan kerugian ditanggung oleh pemilik dana atau nasabah.

Tabel 2.1 Perbandingan tabungan Wadiah dan Mudharabah

No. Tabungan Mudharabah Tabungan Wadi‟ah

1 Sifat Dana Investasi Titipan

2 Penarikan Hanya dapat dilakukan

priode/waktu tertentu

Dapat dilakukan

setiap saat

3 Insentif Bagi hasil Bonus (jika ada)

4 Pengembalian

Modal

Tidak dijamin dikembalikan

100%

Dijamin

dikembalikan 100%

2) Deposito/Investasi Umum (tidak terikat)

Bank syariah menerima simpanan deposito berjangka (pada umumnya

untuk satu bulan keatas) ke dalam rekening investasi umum (general investment

account) enan prinsip Mudharabah al-muthlaqah. Investasi umum ini sering

disebut juga sebagai investasi tidak terikat. Nasabah rekening investasi lebih

bertujuan untuk mencari keuntungan daripada untuk mengamankan uangnya.

3) Deposito/Investasi Khusus (terikat)

Selain rekening investasi umum, bank syariah juga menawarkan rekening

investasi khusus (special investment acoount) kepada nasabah ynag ingin

menginvestasikan dananya langsung dalam proyek yang disukainya yang

dilaksanakan oleh bank dengan prinsip mudharabah al-muqayyadah.

33

Investasi khusus ini ada dua jenis, yaitu investasi khusus “excuting” (on

balance sheet) dan investasi khusus “channeling” (off balance sheet), dengan

karakteristik masing-masing sebagai berikut.

a) Investasi Khusus On Balance Sheet (excuting)

(1) Pemodal menetapkan syarat

(2) Kedua pihak sepakat dengan syarat usaha, keuntungan

(3) Bank menerbitkan bukti investasi khusus,dan

(4) Bank memisahkan dana

b) Investasi Khusus Off Balance Sheet (channeling)

(1) Penyaluran langsung ke nasabah,

(2) Bank menerima komisi

(3) Bank menerbitkan bukti investasi khusus dan

(4) Bank mencatat di rekening administrasi

4) Sukuk Al-Mudharabah

Akad mudharabah juga dimanfaatkan oleh bank syariah untuk

penghimpunan dana dengan menerbitkan Sukuk yang merupakan obligasi syariah.

Dengan obligasi syariah, bank mendapatkan alternatif sumber dana berjangka

panjang (lima tahun atau lebih) sehingga dapat digunakan untuk pembiayaan –

pembiayaan berjangka panjang.

d. Pendanaan dengan Prinsip ijarah

1) Sukuk Al-Ijarah

Proses penerbitan sukuk jenis lain hampir serupa. Bedanya pada akad

syariah yang mendasarinya. Sebagai contoh, Sukuk al-Mudharabah diterbitkan

34

berdasarkan suatu transaksi atau proyek investasi bagi hasil yang sedang atau

akan dilakukan.

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan dalam Al – Qur’an

ئ آصسا جغ انخهطبء ي ى ن ئنب ثعط عه ثعع ها او انر ع انصبنحبد

“Dan, sesungguhnya kebanyakan dari orang – orang yang berserikat itu

sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang

beriman dan mengerjakan amal saleh” (Shad : 24).

2. Produk Pembiayaan Dana30

Produk-produk pembiayaan bank syariah dapat menggunakan empat pola

yang berbeda.

1) Pola bagi hasil, untuk investment financing:

a) Musyarakah

b) Mudharabah

2) Pola jual beli, untuk trade financing:

a) Murabahah

b) Salam

c) Istishna

3) Pola sewa, untuk trade financing:

a) Ijarah

b) Ijarah muntahiya bittamlik

4) Pola pinjaman, untuk dana talangan

a) Qardh

30

Adiwarman A.Karim “BANK ISLAM Analisis Fiqih dan Keuangan edisi keempat” Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada 2010,h.107

35

Tabel 2.2 Produk-produk pembiayaan

No Produk Pembiayaan Prinsip

1. Modal Kerja Mudharabah, Musyarakah,

Murabahah,Salam

2. Investasi Mudharabah, Musyarakah,

Murabahah, Istishna, Ijarah, Ijarah

Muntahiya Bittamlik

3. Pengadaan Barang investasi,

Aneka Barang

Murabahah, Ijarah Muntahiya

Bittamlik, Musyarakah Mutanaqisah

4. Perumahan, Properti Murabahah, Ijarah Muntahiya

Bittamlik, Musyarakah Mutanaqisah

5. Proyek Mudharabah, Musyarakah

6. Ekxpor Mudharabah, Musyarakah,

Murabahah

7. Produksi Agribisnis / Sejenis Salam, Salam Paralel

8. Anufaktur, Konstruksi Istishna, Istishna Paralel

9. Penyertaan Musyarakah

10. Surat Berharga Mudharabah, Qard

11. Sewa Beli Ijarah Muntahiya Bittamlik

12. Akuisisi Aset Ijarah Muntahiya Bittamlik

Sumber : Pembiayaan dalam perbankan syariah menurut Al-Harran (1999)

3. Produk Jasa Perbankan

Tabel 2.3 Produk-produk Jasa

No. Produk Prinsip

Jasa Keuangan

1. Dana Tabungan Qardh

2. Anjak Piutang Hiwalah

3. L/C, Transfer, Inkaso, Kliring, RTGS, dsb Wakalah

4. Jual Beli Valuta Asing Sharf

36

5. Gadai Rahn

6. Payroll Ujr / Wakalah

7. Bank Garansi Kafalah

Jasa Nonkeuangan

8. Safe Deposite Box Wadiah yad amanah / Ujr

Jasa Keagenan

9. Investasi Terikat (Channeling) Mudharabah muqayyadah

Kegiatan Sosial

10. Pinjaman Sosial fvc Qardhul Hasan

Sumber : Pembiayaan dalam perbankan syariah menurut Al-Harran (1999)

F. Knowledge (Pengetahuan)31

Secara bahasa science berarti “keadaan atau fakta mengetahui dan sering

diambil dalam arti pengetahuan (Knowledge) yang dikontraskan dengan intuisi

dan kepercayaan.

Dasar – dasar Ilmu pengetahuan

1. Kerangka Berpikir Ilmiah

Secara epistemologis, kegiatan berpikir ilmiah melingkupi suatu rantai

berpikir logis yang merupakan pengkajian sesuatu yang umum (general) untuk

menghasilkan sesuatu yang khusus (specific).

a. Penalaran, berarti berpikir dengan menggunakan nalar (rasio). Penalaran

merupakan sintesis antara penalaran deduktif dan induktif.

b. Logika, merupakan asas dari penalaran itu sendiri. Dalam logika, berpikir

berarti menyusun silogisme-silogisme untuk mendapat kesimpulan yang

tepat dengan menghilangkan setiap kontradisi.

31

Jalaluddin,”FILSAFAT Ilmu Pengetahuan”(Jakarta:PT RajaGrafindo Persada 2013)h.98

37

c. Analisis, diartikan sebagai proses akal untuk memecahkan masalah kedalam

bagian- bagiannya menurut metode yang konsisten untuk mencapai

pengertian tentang prinsip-prinsip tertentu.

d. Konseptual, Berpikir atas dasar dan mengacu kepada konsep tertentu.

Pengembangan konseptual yang bersifat kntemplatif kemudian disusul

dengan penerapan konsep-konsep ilmiah ke masalah-masalah praktis.

e. Kritis, Karakteristik dari suatu penalaran yang selalu menyelidiki, yang tidak

mau menerima pengalaman-pengalaman begitu saja secara pasif-resptif,

tetapi ingin terus mencari sampai sedalam-dalamnya akar dari semua

fenomena yang begitu beragam di alam ini.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan perilaku

Menurut Notoadmojo, pengetahuan dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor

internal dan eksternal. Adapun faktor internal terdiri dari pendidikan, minat,

pengalaman, dan usia. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari ekonomi,

kebudayaan, dan kebudayaan.32

Menurut Azwar, sikap dipengaruhi oleh beberapa

faktor seperti pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting,

media massa, lembaga pendidikan dan agama, serta faktor emosi dalam diri

individu.33

32

Soekidjo Notoatmodjo,”Promosi Kesehatan dn Prilaku Kesehatan”(Jakarta:Rineka Cipta

2012)h.18

33Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.h.19

38

BAB III

METODE PENELITIAN

G. Pendekatan Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Dalam

penelitian kuantitatif, hubungan antara peneliti dengan yang diteliti bersifat

independen. Dengan menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data,

maka peneliti kuantitatif hampir tidak mengenal siapa yang diteliti atau responden

yang memberikan data.34

Pada umumnya penelitian kuantitatif lebih menekankan

pada keluasan informasi, (bukan kedalaman) sehingga metode ini cocok

digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel yang terbatas. Selanjutnya

data yang diteliti adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut dengan

teknik probability sampling (random). Berdasarkan data dari sampel tersebut,

selanjutnya peneliti membuat generalisasi (kesimpulan sampel diberlakukan

kepopulasi di mana sampel tersebut diambil.35

Dalam penelitian ini, menjelaskan tentang pengetahuan produk dan akad

syariah pada karyawan Bank BCA Syariah Pusat. Sedangkan penelitian kualitatif

yaitu metode penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis dari

sumber-sumber yang diperoleh. Lalu dianalisis lebih lanjut kemudian diambil

suatu kesimpulan.

34

Sugiyono, “Memahami Penelitian Kuantitatif”.(Bandung:Anggota Ikatan Penerbit

Indonesia(IKAPI),2014)h.5 35

Sugiyono, “Memahami Penelitian Kuantitatif”.(Bandung:Anggota Ikatan Penerbit

Indonesia(IKAPI),2014)h.7

39

H. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data melalui kuesioner yang

disebar ke Karyawan Bank BCA Syariah Pusat. Obyek yang menjadi sasaran

penelitian adalah Karyawan Bank BCA Syariah. Penelitian ini berlokasi di Jl.

Jatinegara Timur No. 72 – Jakarta Timur 13310, pada divisi Human Resource

Departement (HRD) atau divisi Sumber Daya Manusia (SDM) group syariah

dan Karyawan-karyawan BCA Syariah. Yang dilakukan pada bulan september

2016.

I. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif,

yaitu data yang diperoleh dari ajwaban responden nilai atau skor 1 - 4 sumber data

yang digunakan data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden

berupa jawaban terhadap kuesioner.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Data primer diperoleh dengan pengisian kuesioner pada karyawan BCA

Syariah Pusat. Selain itu dilakukan juga pengamatan, wawancara dan pencatatan

langsung di lapangan.

J. Populasi Penelitian

1. Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peniliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

40

kesimpulannya.36

Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam penelitian ini

populasinya adalah 150 Karyawan Bank BCA Syariah.

2. Sampel

Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu. Populasi itu misalnya

penduduk di wilayah tertentu, jumlah pegawai pada organisasi tertentu,

jumlah guru dan murid disekolah tertentu dan sebagainya.37

Berdasarkan

peneletian ini, maka setiap Karyawan Bank BCA Syariah memiliki peluang

yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian ini. Sesuai dengan

karakteristik sample tertentu yang dibutuhkan, maka teknik pengambilan

Probability Sampling yang dipilih adalah teknik Random Sampling, yaitu

teknik yang paling sederhana, sampel diambil secara acak tanpa

memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi. Responden dalam

penelitian ini adalah Karyawan BCA Syariah dengan jumlah 150 Karyawan,

untuk itu sebanyak 60 Karyawan yang dijadikan sample dalam penelitian ini.

Sedangkan metode pengambilan sampelnya menggunakan metode Slovin :

Keterangan :

n = Ukuran Sample

N = Ukuran populasi

e = batas toleransi kesalahan (Peneliti menggunakan 10%)

36

Muchlis Anshori & Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Surabaya:Airlangga Universty Press,2009.h.49 37

Muchlis Anshori & Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Surabaya:Airlangga Universty Press,2009.h.49

41

Jadi : n = 150

1 + 150 (10%)

n = 150

2.5

n = 60

K. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini,

penulis mengadakan penelitian dengan dua metode, yaitu:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penulis terjun langsung ke lokasi penelitian dengan melakukan

penyebaran angket atau kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yaitu karyawan Bank

BCA Syariah Pusat.

Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan

memberikan/membagikan lembar pertanyaan yang berkaitan dengan

pengetahuan produk dan akad perbankan syariah pada Karyawan Bank BCA

Syariah. Kuesioner yang digunakan penulis menggunakan skala Likert, yaitu

suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan

skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan model skala likert , yaitu dengan memberikan nilai pada setiap

jawaban yang diberikan oleh responden sesuai dengan format R.S.Likert.

42

1. Pengertian Skala Likert

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekolompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert,

variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikaor variabel. Selajutnya

variabel tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang

dapat berupa pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan

Skala Likert mempunyai gradasi (tingkatan) dari “sangat positif” sampai “sangat

negatif”.38

2. Penentuan Skor jawaban

Skor jawaban merupakan nilai jawaban yang akan diberikan oleh

responden, menurut sugiono dijelaskan pada bukunya bahwa hal pertama yang

harus kita lakukann adalah menentukan skor dari tiap jawaban yang akan

diberikan. Contohnya, sikap yang akan kita pakai yaitu “setuju”. Lihat tabel

dibawah ini.

Tabel 3.1 Skala Likert

No. Keterangan Angka

1. Sangat Setuju (SS) 4

2. Setuju (S) 3

3. Kurang Setuju (KS) 2

4. Tidak Setuju (TS) 1

38

Muchlis Anshori & Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Surabaya:Airlangga Universty Press,2009.h.68

43

3. Skor Ideal

Skor Ideal merupakan skor yang digunakan untuk menghitung skor untuk

menentukan rating scale dan jumlah seluruh jawaban. Untuk menghitung

jumlah skor ideal (kriterium) dari seluruh item, digunakan rumus berikut,

yaitu.

Skor Kriterium = Nilai skala x Jumlah Responden

Seandainya skor tertinggi adalah 4 dan jumlah respondennya 60, maka

dapat dirumuskan menjadi:

Tabel 3.2 Skor Ideal

Rumus Skala

4x60=240 SS

3x60=180 S

2x60=120 KS

1x60=60 TS

Selajutnya semua jawaban responden dijumlahkan dan dimasukkan

kedalam rating scale dan ditentukan daerah jawabannya.

4. Rating Scale

Selanjutnya, skor yang telah diperoleh kemudian dimasukkan kedalam

Rating Scale berikut ini:

0 60 120 180 240

TS KS S SS

44

Rating scale berfungsi untuk mengetahui hasil data angket (kuesioner) dan

wawancara secara umum dan keseluruhan yang didapat dari penilaian angket

(kuesioner) dan wawancara. Dengan ketentuan sebagai berikut.

Tabel 3.3 Rating Scale

Nilai jawaban Skala

181-240 SS

121-180 S

61-120 KS

0-60 TS

1. Persentase persetujuan

Sedangkan untuk mengetahui jumlah jawaban dari para responden

melalui persentase, yaitu gunakan rumus sebagai berikut:

P = f x 100%

n

keterangan

p : presentse

f : frekuensi dari setap jawaban angket

n : jumlah skor ideal

100 : bilangan tetap

L. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data primer yang telah diperoleh melalui hasil kuesioner yang telah diisi

Karyawan Bank BCA Syariah Pusat akan ditabulasi dan diolah menggunakan

45

rumus statistika menggunakan program Microsoft excel 2103 dan SPSS for

windows ver. 23.

1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keahian

suatu instrument (alat ukur). Instrument yang valid berarti instrument tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.39

Rumus yang

digunakan untuk mengukur validitas adalah rumus Product-Moment Pearson:

Dimana:

n = jumlah subyek

r xy = koefisien korelasi

x = skor setiap item

y = skor total

(∑ x)2

= kuadrat jumlah skor item

∑ x2

= jumlah kuadrat skor item

(∑ y)2

= kuadrat jumlah skor total

∑ y2

= jumlah kuadrat skor total

1) Uji Reliabilitas

39

Muchlis Anshori & Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Surabaya:Airlangga Universty Press,2009.h.83

46

Uji realibilitas digunakan untuk mengukur tingkat keandalan suatu

instrumen. Instrumen yang reliabel akan menunjukkan bahwa instrumen tersebut

akan mampu mengungkapkan data yang dapat dipercaya (dapat diandalkan).

Teknik pengukuran reliabilitas instrument lam penelitian ini menggunakan rumus

Alpha, yaitu:40

Dimana:

r11 =realibilitas yang dicari

n = Jumlah item dalam skala

∑σt2 = Jumlah varians skor tiap-tiap item

σt2

= Varian total

2) Analisis Faktor

A. Analisis faktor

Analisis faktor dilakukan dengan suatu asumsi bahwa instrument dapat

dikatakan valid jika setiap faktor yang membentuk instrument tersebut sudah

valid.41

Teknik analisis faktor merupakan sebuah analisis yang mencari hubungan

interdependensi antar variabel, sehingga mampu mengidentifikasi dimensi-

dimensi atau faktor-faktor yang menyusunnya. Manfaat dari analisis faktor adalah

melakukan peringkasan variabel berdasarkan tingkat keeratan hubungan antar

variabel.

40

Suharmi Arikunto, Prosedur Penelitian, hlm 171 41

Muchlis Anshori & Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Surabaya:Airlangga Universty Press,2009.h.85

47

B. Prosedur analisis factor42

Langkah pertama adalah menghitung matrik korelasi untuk mengetahui

syarat kecukupan bagi data di dalam analisis faktor. Langkah selanjutnya adalah

mencari faktor atau ekstraksi faktor (extracting factor). Ekstraksi faktor ini

mencari faktor yang mampu menjelaskan korelasi antara indikator yang diteliti.

Langkah ketiga adalah rotasi faktor yaitu mencari faktor yang mampu

mengoptimalkan korelasi antara indikator independen yang diobservasi.

C. Menghitung korelasi indikator

Ada beberapa ukuran yang bisa digunakan untuk syarat kecukupan data

sebagai rule of thumb yaitu:

1. Korelasi matrik antarindikator atau indikator

Metode yang pertama adalah memeriksa korelasi matrik. Tingginya korelasi

antara indikator mengidentifikasikan bahwa indikator-indikator tersebut

dapat dikelompokkan ke dalam sebuah indikator yang bersifat homogen

sehingga setiap indikator mampu membentuk faktor umum atau faktor

konstruk. Sebaliknya korelasi yang rendah antara indikator-indikator

mengidentifikasikan bahwa indikator-indikator tersebut tidak homogen

sehingga setiap indikator tidak mampu membentuk faktor umum atau faktor

konstruk.

2. Korelasi parsial

42

Agus widarjono , Analisis Multvariat Terapan, (Yogyakarta:UPP STIM YKPN , 2015), h.194

48

Metode kedua adalah memeriksa korelasi parsial yaitu mencari korelasi satu

indikator dengan indikator lain dengan mengontrol indikator lain. korelasi

parsial ini disebut dengan negative anti-image correlations. Untuk bisa

dimasukkan di dalam analisis faktor korelasi parsial ini seharusnya sekecil

mungkin. Namun tidak ada ukuran yang parsial seberapa kecil korelasi

parsial. Biasanya besarnya penentuan korelasi parsial ini bersifat subjektif.

3. Kaiser-Meyer Olkin (KMO)

Metode ini paling banyak digunakan untuk melihat syarat kecukupan data

untuk analisis faktor. Metode KMO ini mengukr kecukupan sampling secara

menyeluruh kecukupan sampling untuk setiap indikator. Metode ini

mengukur homogenitas indikator, Metode KMO ini tidak memerlukan uji

statistika, tetapi ada petunjuk yang bisa digunakan untuk melihat

homogenitas indikator seperti yang disarankan oleh Kaiser sebagai berikut.

Adapun formula untuk menghitung KMO sebagai berikut.

KMO

Dimana = koefisien korelasi; = koefisien korelasi parsial

Tabel 3.4 Ukuran KMO

Ukuran KMO Rekomendasi

≥ 0.90 Sangat baik

0.80 – 0.89 Berguna

0.70 – 0.79 Biasa

0.60 – 0.69 Cukup

49

0.50 – 0.59 Buruk

≤ 0.50 Tidak diterima

Secara umum tingginya KMO sangat diperlukan. Dari tabel tersebut maka

disarankan untuk paling tidak di atas 0.80 . Namun, di atas 0.5 biasanya

masih diakomodasi untuk penentuan analisis faktor. Sebagaimana KMO,

semakin tinggi nilai koefisien korelasi MSA maka sangat beralasan untuk

memasukkan indikator secara individual di dalam analisis faktor.

4. Barlett‟s test of sphericity

Uji Barlett ini merupakan uji statistik untuk signifikansi menyeluruh dari

semua korelasi di dalam matrik korelasi. Di dalam hal ini kitamenguji

hipotesis nol bahwa data yang diobservasi merupakan sampel dari

distribusi populasi normal multivariat yang mana semua koefisien korelasi

besarnya nol. Uji ini biasanya bisa diproksi dengan menggunakan uji

distribusi Chi Squares.

D. Ekstraksi faktor

Langkah kedua di dalam analisis faktor adalah ekstraksi faktor(extraction).

Ekstraksi faktor adalah suatu metode yang digunakan untuk mereduksi data dari

beberapa indikator untuk menghasilkan faktor yang lebih sedikit yang mampu

menjelaskan korelasi antara indikator yang diobservasi. Ada beberapa metode

yang bisa digunakan untuk melakukan Ekstraksi faktor yaitu:

1. Principal Component Analysis

50

Analisis komponen utama (Principal Component Analysis) merupakn

metode yang paling sederhana didalam melakukan ekstraksi faktor.

Metode ini membentuk kombinasi linier dari indikator yang diobservasi.

Komponen utama yang pertama adalah kombinasi yang menjelaskan

jumlah varian yang paling besar kedua dan tidak berhubungan dengan

komponen utama yang pertama. Komponen utama berikutnya menjelaskan

porsi yang lebih kecil dari varian sampel total dan tidak berhubungan

dengan yang lainnya.

2. Principal Axis Factoring

Metode ini hampir sama dengan metode Principal Component Analysis

sebelumnya kecuali matrik korelasi diaogonal diganti dengan sebuah

estimasi indikator kebersamaan (communalities), namun tidak sama

dengan Principal Component Analysis dimana indikator kebersamaan

yang awal selalu diberi angka 1.langkah pertama didalam metode ini

adalah mencari koefisien korelasi multipel yang dikuadratkan (squared

multiple correlation coefficients) yang digunakan sebagai estimasi awal

dari indikator kebersamaan. Kemudian berdasarkan langkah pertama

ini,sejumlah faktor yang diperlukan diekstraksi. Indikator kebersamaan

kemudian diestimasi kembali dari factor loading dari faktor kembali

diekstraksi dengan indikator kebersamaan baru yang menggantikan

indikator kebersamaan yang lama. Metode ini terus dilakukan sapai terjadi

perubahan kecil dan bisa diabaikan di dalam estimasi indikator

kebersamaan.

51

3. Unweighted Least Squares

Metode Unweighted Least Squares adalah prosedur untuk meminimumkan

jumlah perbedaan yang dikuadratkan antara matrik korelasi yang

diobservasi dan yang diproduksi dengan mengabaikan matrik diagonal dari

sejumlwh fktor tertentu.

4. Generalized Least Squares

Metode Generalized Least Squares adalah metode meminimumkan error

sebagaimana metode Unweighted Least Squares. Namun, korelasi diberi

timbangan sebesar keunikan dari indikator (error). Korelasi dari indikator

yang mempunyai error yang besar diberi timbangan yang lebih kecil dari

indikator yang mempunyai error yang kecil.

5. Maximum Likelihood

Maximum Likelihood merupakan suatu prosedur ekstraksi faktor yang

menghasilkan estimasi parameter yang paling mungkin untuk

mendapatkan matrik korelasi observasi jika sampel mempunyai distribusi

normal multivariat. Korelasi diberi timbangan sebesar keunikan dari

indikator (error) dan metode algorithm secara iteratif digunakan untuk

melakukan ekstraksi faktor.

Jika kita menggunakan metode Generalized Least Squares atau Maximum

Likelihood untuk melakukan ekstraksi faktor dan kita mengasumsikan

bahwa sampel diambil dari distribusi populasi normal multivariat maka

kita harus menggunakan uji goodness of fit untuk syarat kecukupan model.

Dalam sampel besar, goodness of fit akan mengikuti distribusi statistika

52

Chi Squares (x2). Derajat kebebasan Chi Squares tergantung dari jumlah

faktor umum dan jumlah indikator.

E. Rotasi faktor

Setelah kita melakukan ekstraksi faktor, langkah selanjutnya adalah Rotasi

faktor (rotation). Rotasi faktor ini diperlukan jika metode ekstraksi faktor

belum menghasilkan komponen faktor utama yang jelas. Tujuan dari rotasi

faktor ini agar dapat memperoleh struktur faktor yang lebih sederhana agar

mudah diinterpretasikan. Ada beberapa metode rotasi faktor yang bisa

digunakan yaitu:

1. Varimax method adalah metode rotasi orthogonal untuk

meminimalisasi jumlah indikator yang mempunyai factor loading

tinggi pada tiap faktor.

2. Quartimax method adalah metode rotasi untuk meminimalisasi

jumlah faktor yang digunakan untuk menjelasskan indikator.

3. Equamax method adalah metode gabungan antara Varimax method

yang meminimalkan indikator dan Equamax method yang

meminimalkan faktor.

53

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1) Sejarah Berdirinya Bankl BCA Syariah

PT. Bank BCA Syariah berdiri dan mulai melaksanakan kegiatan usaha

dengan prinsip-prinsip syariah setelah memperoleh izin operasi syariah dari Bank

Indonesia berdasarkan Keputusan Gubernur BI No. 12/13/KEP.GBI/DpG/2010

tanggal 2 Maret 2009 dan kemudian resmi beroperasi sebagai bank syariah pada

hari Senin tanggal 5 April 2010.43

Perkembangan perbankan syariah yang tumbuh cukup pesat dalam

beberapa tahun terakhir menunjukkan minat masyarakat mengenai ekonomi

syariah semakin bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan layanan

syariah, maka berdasarkan akta Akuisisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat

dihadapan Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi, .PT.Bank Central Asia, Tbk

(BCA) mengakuisisi PT Bank Utama Internasional Bank (Bank UIB) yang

nantinya menjadi PT. Bank BCA Syariah.

Selanjutnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat

Perseroan Terbatas PT Bank UIB No. 49 yang dibuat dihadapan Notaris Pudji

Rezeki Irawati, S.H., tanggal 16 Desember 2009, tentang perubahan kegiatan

usaha dan perubahan nama dari PT Bank UIB menjadi PT Bank BCA Syariah.

Akta perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik

43

Annual Report Bank BCA Syariah, 2015

54

Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-01929. AH.01.02 tanggal 14

Januari 2010.

Pada tanggal yang sama telah dilakukan penjualan 1 lembar saham ke BCA

Finance, sehingga kepemilikan saham sebesar 99,9997% dimiliki oleh PT Bank

Central Asia Tbk, dan 0,0003% dimiliki oleh PT BCA Finance.44

Perubahan kegiatan usaha Bank dari bank konvensional menjadi bank

umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui Keputusan

Gubernur BI No. 12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2010. Dengan

memperoleh izin tersebut, pada tanggal 5 April 2010, BCA Syariah resmi

beroperasi sebagai bank umum syariah.

2) Visi, Misi, Tujuan BCA Syariah45

BCA Syariah mencanangkan untuk menjadi pelopor dalam industri

perbankan syariah Indonesia sebagai bank yang unggul di bidang penyelesaian

pembayaran, penghimpun dana dan pembiayaan bagi nasabah perseorangan,

mikro, kecil dan menengah. Masyarakat yang menginginkan produk dan jasa

perbankan yang berkualitas serta ditunjang oleh kemudahan akses dan kecepatan

transaksi.

a. Visi

Menjadi Bank Syariah Andalan dan Pilihan Masyarakat

b. Misi

44

http://www.bcasyariah.co.id/profil-korporasi/sejarah/, 2015 45

http://www.bcasyariah.co.id/profil-korporasi/sejarah/, 2015

55

1) Mengembangkan SDM dan infrastruktur yang handal sebagai penyedia jasa

keuangan syariah dalam rangka memahami kebutuhan dan memberikan

layanan yang lebih baik bagi nasabah.

2) Membangun institusi keuangan syariah yang unggul di bidang penyelesaian

pembayaran, penghimpunan dana dan pembiayaan bagi nasabah bisnis dan

perseorangan.

3) Produk dan Jasa

Bank BCA Syariah membagi jenis produk menjadi dua, yaitu:

a. Pendanaan

Tahapan iB adalah rekening tabungan yang menyediakan berbagai

manfaat yang memudahkan Anda dalam transaksi perbankan berdasarkan

prinsip Wadiah (titipan) atau Mudharabah (bagi hasil).

Wadiah (titipan) ialah adalah titipan murni dari pihak penitip ( muwaddi‟)

yang mempunyai barang/aset kepada pihak penyimpan (mustawda‟) yang diberi

amanah/kepercayaan. Pihak penerima titipan harus menjaga dan memelihara

barang titipan dan tidak diperkenankan untuk memanfaatkannya.

Mudharabah (bagi hasil) ialah transaksi pendanaan dana dari pemilik

dana (shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan

kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara

kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.

b. Pembiayaan Modal Kerja

56

Merupakan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah untuk membantu

usaha nasabah dalam memenuhi kebutuhan modal kerja seperti penyediaan barang

dagangan, bahan baku dan kebutuhan modal kerja lainnya.

1) Pembiayaan modal kerja murabahah bca syariah ib

Pembiayaan modal kerja murabahah adalah produk penyaluran dana

dimana BCA Syariah membiayai pembelian barang-barang kebutuhan modal

kerja yang diperlukan oleh Nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan margin

keuntungan bank yang disepakati.

Manfaat:

a) Membiayai kebutuhan nasabah dalam hal pengadaan barang dagangan atau

bahan baku.

b) Nasabah dapat mengangsur pembayarannya dengan jumlah angsuran yang

tetap selama jangka waktu pembiayaan.

c) Nasabah dapat memilih jangka waktu dimana jangka waktu maksimal adalah

5 tahun.

2) Pembiayaan modal kerja mudharabah bca syariah ib

Pembiayaan modal kerja Mudharabah adalah produk penyaluran dana

dimana BCA Syariah membiayai seluruh kebutuhan modal kerja yang

dibutuhkan nasabah dengan menggunakan metode bagi untung dan rugi (gross

profit and loss sharing) berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.

Manfaat:

a) Membiayai seluruh kebutuhan modal kerja nasabah

b) Nisbah bagi hasil tetap antara Bank dan Nasabah

57

c) Pengembalian pembiayaan sesuai kesepakatan bank dan nasabah

3) Pembiayaan modal kerja musyarakah bca syariah ib

Pembiayaan modal kerja musyarakah adalah produk penyaluran dana

dimana BCA Syariah membiayai sebagian kebutuhan modal kerja nasabah

dengan menggunakan metode bagi untung dan rugi (gross profit and loss sharing)

berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.

Manfaat:

a) Membiayai sebagian kebutuhan modal kerja nasabah

b) Nisbah bagi hasil tetap antara Bank dan Nasabah

c) Pengembalian pembiayaan fleksibel sesuai kesepakatan bank dan nasabah

B. Uji Validitas

Untuk menguji butir-butir pertanyaan dalam kuesioner maka terlebih

dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan memberikan 19 butir

pertanyaan kuesioner kepada 60 orang responden (n=30) yang menggunakan

tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) dan r tabel signif 5% = 0,361. Butir-butir

pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid dilihat dari nilai Correlated Item-Total

Correlation pada tabel berikut.

Tabel 4.1

Uji Validitas

Butir Koefisien r r table Keterangan

segala aktivitas harus

syariah 0,688 0,361 Valid

pondasi dari produk-

produk 0,597 0,361 Valid

58

bank yg identik bagihasil 0,565 0,361 Valid

menghindari riba

0,677 0,361 Valid

memahami mudharabah

pendanaan 0,764 0,361 Valid

memahami wadiah

pendanaan 0,764 0,361 Valid

memahami musyarakah

pembiayaan 0,764 0,361 Valid

memahami murabahah

pembiayaan 0,764 0,361 Valid

memahami IMBT

pembiayaan 0,764 0,361 Valid

memahami kafalah jasa

0,726 0,361 Valid

berbeda bank syariah dan

konvensional 0,487 0,361 Valid

berbeda penetapan

keuntungan 0,691 0,361 Valid

berbeda pelayanan bank

syariah dan konvensional 0,532 0,361 Valid

mengikuti pelatihan

0,491 0,361 Valid

mendapatkan pelatihan

bank syariah 0,465 0,361 Valid

melakukan evaluasi

0,504 0,361 Valid

Bersedekah

0,458 0,361 Valid

rutin zakat

0,458 0,361 Valid

berusaha jujur

0,529 0,361 Valid

Ketentuan yang digunakan untuk Uji Validitas dengan Correlated Item-Total

Correlation yaitu jika:

a. r hitung > r tabel, maka butir pertanyaan dinyatakan valid

b. r hitung < r tabel, maka butir pertanyaan dinyatakan tidak valid

59

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa ke 19 butir pertanyaan valid karena

r hitung > r tabel (0,361). Semua butir pertanyaan valid maka selanjutnya dapat

dianalisis menggunakan analisis faktor.

C. Uji Reliabilitas

Uji Reabilitas digunakan untuk mengukur tingkat keandalan suatu

instrumen. Instrumen yang reliabel akan menunjukkan bahwa instrumen tersebut

akan mampu mengungkapkan data yang dapat dipercaya (dapat diandalkan).

Dasar pengambilan keputusan adalah:

a. Jika α positif dan α > 0,6 maka butir atau variabel tersebut reliabel

b. Jika α positif tetapi α < 0,6 tabel maka butir atau variabel tersebut tidak

reliabel

Tabel 4.2

Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,923 19

Dapat dilihat pada tabel di atas uji reliabilitas pada 30 kuesioner menunjukkan

nilai Cronbach’s Alpha yang dapat diterima karena 0,923 > 0,361. Maka ke 19

butir variabel tersebut layak diuji dengan analisis faktor untuk mengukur

60

pengetahuan produk dan akad perbankan syariah pada karyawan bank bca syariah

pusat.

D. Analisa Skala Likerts (jelaskan hasil ujinya dan pertanyaan quesioner)

1. Penentuan Skor jawaban

Tabel 4.3 Penentuan Skor jawaban

No. Keterangan Angka

1. Sangat Setuju (SS) 4

2. Setuju (S) 3

3. Kurang Setuju (KS) 2

4. Tidak Setuju (TS) 1

2. Skor Ideal

Skor Kriterium = Nilai skala x Jumlah Responden

skor tertinggi adalah 4 dan jumlah respondennya 60, maka dpat

dirumuskan menjadi:

Tabel 4.4 Skor Ideal

Rumus Skala

4x60=240 SS

3x60=180 S

2x60=120 KS

1x60=60 TS

3. Rating Scale

61

0 60 120 180 240

TS KS S SS

Dengan ketentuan sebagai berikut.

Nilai jawaban Skala

181-240 SS

121-180 S

61-120 KS

0-60 TS

Tabel 4.5 Daftar Pertanyaan Kuesioner

Pertanyaan SS S KS TS

1 52 8 0 0

2 49 11 0 0

3 52 8 0 0

4 52 8 0 0

5 41 19 0 0

6 42 18 0 0

7 44 16 0 0

8 43 16 1 0

9 42 18 0 0

10 39 21 0 0

11 50 8 2 0

12 23 36 1 0

13 42 14 3 1

14 44 16 0 0

15 49 10 1 0

Tabel 4.6 Pertanyaan Segala aktivitas bank syariah harus sesuai

dengan ketentuan syariah

Pertanyaan Skala jawaban x nilai skala Hasil

TS 0 x 1 = 0

KS 0 x 2 = 0

62

S 8 x 3 = 24

SS 52 x 4 = 208

Total 232

Rating Scale Sangat Setuju

Persentase

Jawaban

(232 : 240)* 100% = 96%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 232 terletak pada

rating scale Sangat Setuju.

Tabel 4.7 Pondasi dari produk-produk dan layanan bank syariah

adalah akad- akad dalam fiqh muamalat

Pertanyaan Skala jawaban x nilai skala Hasil

TS 0 x 1 = 0

KS 0 x 2 = 0

S 11 x 3 = 33

SS 49 x 4 = 196

Total 229

Rating Scale Sangat Setuju

Persentase

Jawaban

(229 : 240)* 100% = 95%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 229 terletak pada

rating scale Sangat Setuju.

Tabel 4.8 Bank syariah adalah bank dengan pendapatan yang

identik dengan bagi hasil

Pertanyaan Skala jawaban x nilai skala Hasil

TS 0 x 1 = 0

KS 0 x 2 = 0

S 8 x 3 = 24

SS 52 x 4 = 208

Total 232

Rating Scale Sangat Setuju

Persentase

Jawaban

(232 : 240)* 100% = 96%

63

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 232 terletak pada

rating scale Sangat Setuju.

Tabel 4.9 Bank syariah menghindari segala transaksi dan kegiatan

yang berhubungan dengan riba dan sejenisnya

Pertanyaan Skala jawaban x nilai skala Hasil

TS 0 x 1 = 0

KS 0 x 2 = 0

S 8 x 3 = 24

SS 52 x 4 = 208

Total 232

Rating Scale Sangat Setuju

Persentase

Jawaban

(232 : 240)* 100% = 96%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 232 terletak pada

rating scale Sangat Setuju.

Tabel 4.10 Memahami akad-akad mudharabah yang diterapkan pada

produk pendanaan

Pertanyaan Skala jawaban x nilai skala Hasil

TS 0 x 1 = 0

KS 0 x 2 = 0

S 19 x 3 = 57

SS 41 x 4 = 164

Total 221

Rating Scale Sangat Setuju

Persentase

Jawaban

(221 : 240)* 100% = 92%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 221 terletak pada

rating scale Sangat Setuju.

64

Tabel 4.11 Memahami akad-akad murabahah yang diterapkan pada produk

pembiayaan

Pertanyaan Skala jawaban x nilai skala Hasil

TS 0 x 1 = 0

KS 0 x 2 = 0

S 18 x 3 = 54

SS 42 x 4 = 168

Total 222

Rating Scale Sangat Setuju

Persentase

Jawaban

(222 : 240)* 100% = 92%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 222 terletak pada

rating scale Sangat Setuju.

Tabel 4.12 Memahami akad-akad kafalah yang diterapkan pada produk jasa

Pertanyaan Skala jawaban x nilai skala Hasil

TS 0 x 1 = 0

KS 0 x 2 = 0

S 16 x 3 = 48

SS 44 x 4 = 176

Total 224

Rating Scale Sangat Setuju

Persentase

Jawaban

(224 : 240)* 100% = 93%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 224 terletak pada

rating scale Sangat Setuju.

65

Tabel 4.13 Persepsi bank syariah berbeda dengan bank

konvensional

Pertanyaan Skala jawaban x nilai skala Hasil

TS 0 x 1 = 0

65uh4te6h7jnyyKS 1 x 2 = 2

S 16 x 3 = 48

SS 43 x 4 = 172

Total 222

Rating Scale Sangat Setuju

Persentase

Jawaban

(222 : 240)* 100% = 92%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 222 terletak pada

rating scale Sangat Setuju.

Tabel 4.14 Persepsi penetapan dalam memperoleh keuntungan pada bank

syariah berbeda dengan bank konvensional

Pertanyaan Skala jawaban x nilai skala Hasil

TS 0 x 1 = 0

KS 0 x 2 = 0

S 18 x 3 = 54

SS 42 x 4 = 168

Total 222

Rating Scale Sangat Setuju

Persentase

Jawaban

(222 : 240)* 100% = 92%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 222 terletak pada

rating scale Sangat Setuju.

66

Tabel 4.15 Persepsi pelayanan bank syariah berbeda dengan

bank konvensional

Pertanyaan Skala jawaban x nilai skala Hasil

TS 0 x 1 = 0

KS 0 x 2 = 0

S 21 x 3 = 63

SS 39 x 4 = 156

Total 219

Rating Scale Sangat Setuju

Persentase

Jawaban

(219 : 240)* 100% = 91%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 219 terletak pada

rating scale Sangat Setuju.

Tabel 4.16 Mengikuti pelatihan/pendidikan tentang bank

syariah sebelum menjadi pegawai bank syariah

Pertanyaan Skala jawaban x nilai skala Hasil

TS 0 x 1 = 0

KS 2 x 2 = 4

S 8 x 3 = 24

SS 50 x 4 = 200

Total 228

Rating Scale Sangat Setuju

Persentase

Jawaban

(228 : 240)* 100% = 95%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 228 terletak pada

rating scale Sangat Setuju.

67

Tabel 4.17 Mendapatkan pelatihan minimal satu kali setahun dari bank

syariah

Pertanyaan Skala jawaban x nilai skala Hasil

TS 0 x 1 = 0

KS 1 x 2 = 2

S 36 x 3 = 108

SS 23 x 4 = 92

Total 202

Rating Scale Sangat Setuju

Persentase

Jawaban

(202 : 240)* 100% = 84%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 202 terletak pada

rating scale Sangat Setuju.

Tabel 4.18 Bank syariah melakukan evaluasi kerja terhadap karyawan bank

syariah sesuai jangka waktu yang ditetapkan

Pertanyaan Skala jawaban x nilai skala Hasil

TS 0 x 1 = 0

KS 3 x 2 = 6

S 14 x 3 = 42

SS 42 x 4 = 168

Total 216

Rating Scale Sangat Setuju

Persentase

Jawaban

(216 : 240)* 100% = 90%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 216 terletak pada

rating scale Sangat Setuju.

68

Tabel 4.19 Membiasakan untuk selalu bersedekah di setiap kesempatan yang

ada

Pertanyaan Skala jawaban x nilai skala Hasil

TS 0 x 1 = 0

KS 0 x 2 = 0

S 16 x 3 = 48

SS 44 x 4 = 176

Total 224

Rating Scale Sangat Setuju

Persentase

Jawaban

(224 : 240)* 100% = 93%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 224 terletak pada

rating scale Sangat Setuju.

Tabel 4.20 Selalu berusaha jujur dalam setiap bentuk transaksi ekonomi

dalam kehidupan pribadi

Pertanyaan Skala jawaban x nilai skala Hasil

TS 0 x 1 = 0

KS 1 x 2 = 2

S 10 x 3 = 30

SS 49 x 4 = 196

Total 228

Rating Scale Sangat Setuju

Persentase

Jawaban

(228 : 240)* 100% = 95%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai total sebesar 228 terletak pada

rating scale Sangat Setuju.

69

E. Karakteristik Responden

Berdasarkan kuesioner yang telah disebar dalam penelitian ini, sebanyak

60 responden dari karyawan BCA Syariah Pusat terbagi berdasarkan jenis

kelamin, usia, pendidikan, status dan lama sudah bekerja di BCA Syariah.

Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner maka diperoleh data sebagai berikut:

1. Jenis Kelamin

Tabel 4.21

Jenis Kelamin

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 27 45,0 45,0 45,0

Perempuan 33 55,0 55,0 100,0

Total 60 100,0 100,0

Dari sebaran diatas dapat dilihat bahwa dari sebaran jenis kelamin

responden terdapat 27 responden atau (45%) berjenis kelamin laki-laki, dan 33

responden atau (55%) berjenis kelamin perempuan.

2. Usia Responden

Tabel 4.22

Usia

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid <25tahun 13 21,7 21,7 21,7

26-35 tahun 43 71,7 71,7 93,3

36-45 tahun 4 6,7 6,7 100,0

Total 60 100,0 100,0

70

Dari sebaran diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan sebaran usia

responden terdapat 13 responden berusia < 25 tahun, 43 responden berusia 26-35

tahun, dan 4 responden berusia 36-45 tahun.

3. Pendidikan Terakhir

Tabel 4.23

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid D3 13 21,7 21,7 21,7

S1 46 76,7 76,7 98,3

S2 1 1,7 1,7 100,0

Total 60 100,0 100,0

Dalam penelitian ini karakteristik responden berdasarkan pendidikan

terakhir didominasi oleh S1 dengan persentase sebesar 76,7% (46 orang), dan

persentase terkecil adalah S2 dengan persentase 1,7% (1 orang) dengan

pendidikan terakhir lainnya yaitu D3 dengan persentase sebesar 21,7% (13 orang).

4. Status Pernikahan

Tabel 4.24

Status Pernikahan

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Menikah 26 43,3 43,3 43,3

belum menikah 34 56,7 56,7 100,0

Total 60 100,0 100,0

71

Dalam penelitian ini karakteristik responden berdasarkan status

pernikahan adalah menikah dengan persentase sebesar 43,3% (26 orang), dan

persentase belum menikah dengan persentase sebesar 56,7 % (34 orang).

5. Lama sudah bekerja di BCAS

Tabel 4.25

Lama sudah bekerja di BCAS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < 1 tahun 8 13,3 13,3 13,3

2-3 tahun 41 68,3 68,3 81,7

4-5 tahun 11 18,3 18,3 100,0

Total 60 100,0 100,0

Dalam penelitian ini karakteristik responden berdasarkan lamanya menjadi

karyawan di BCAS didominasi oleh 2-3 tahun dengan persentase sebesar 68,3%

(41 orang), dan persentase terkecil adalah <1 tahun dengan persentase 13,3% (8

orang) dan 4-5 tahun dengan lamanya menjadi karyawan di BCAS persentase

sebesar 18,3 (11 orang).

0

100

200

300

400

500

600

700

1

664

227

8 1

72

Dari nilai masing –masing faktor bahwa mampu menjelaskan sangat setuju

sejumlah 664 orang, setuju sejumlah 227 orang , kurang setuju sejumlah 8 orang,

dan tidak setuju sejumlah 1 orang .

F. Hasil Analisis Faktor

Analisis faktor digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan produk dan akad perbankan syariah pada karyawan

bank BCA Syariah Pusat. Ada 15 kuesioner yang harus diisi kepada karyawan

tentang pengetahuan produk dan akad perbankan syariah pada karyawan bank

BCA Syariah Pusat. Setiap responden harus menjawab dengan pilihan 4 (Sangat

Setuju (SS) ), 3 (Setuju(S)), 2 (Kurang Setuju (KS)) dan 1 (Tidak Setuju (TS))

diambil sebanyak 60 responden pada karyawan bank BCA Syariah Pusat. Hasil

Analisis factor dengan menggunakan program SPSS 23.0 sebagai berikut.

Tabel 4.26

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,631

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 924,458

Df 105

Sig. ,000

Tabel 4.26 menyajikan analisis korelasi matrik antara indikator yang ada

untuk mengetahui apakah indikator-indikator tersebut layak dianalisis dengan

analisis faktor. Syarat kecukupan yang pertama adalah dari Keiser-Meyer-Olkin

Measure of Sampling Adequacy (K-M-O MSA) adalah 0,631 maka memenuhi

syarat kecukupan untuk Analisis factor. Sehingga proses Analisis factor bisa

dilajut. Selain itu Bartlett's Test menunjukkan nilai 924,458 dengan tingkat

73

signifikansi 0,000. Sehingga dengan metode Bartlett's memenuhi persyaratan

Analisis factor.

Setelah terpenuhi syarat Analisis factor, langkah selanjutnya adalah

melihat indikator-indikator mana yang layak untuk Analisis factor. Prosedurnya

jika nilai MSA ≥ 0,5 maka indikator tersebut layak untuk digunakan untuk

Analisis factor dan sebaliknya jika nilai MSA ≤ 0,5 maka indikator tersebut tidak

layak. Informasi ini tersedia di dalam Anti Image Correlation yang diberi tanda

“a” yang membentuk garis diagonal.

Adapun hasil Analisis factor dengan 15 indikator dapat ditampilkan

sebagai berikut: Tabel 4.27

Anti Image Correlation

Anti-image

Correlatio

n

segala aktivitas

harus syariah ,606

a -,275 ,006 -,693 -,711 ,708 -,447 -,063 -,068 -,039 ,182 ,184 ,029 ,352

-

,617

pondasi dari

produk-produk -,275 ,652

a -,017 -,053 ,053 ,227 -,397 ,299 -,275 -,223 -,555 ,011 ,085 -,542 ,600

bank yg identik

bagihasil ,006 -,017 ,749

a -,503 -,155 ,309 -,317 -,354 ,275 -,378 ,112 -,239 ,222 -,008

-

,041

menghindari riba -,693 -,053 -,503 ,576a ,685 -,806 ,604 ,081 -,108 ,239 -,256 -,010 -,084 -,153 ,322

memahami

mudharabah

pendanaan

-,711 ,053 -,155 ,685 ,596a -,809 ,325 ,203 -,134 ,207 -,311 -,118 -,263 -,008 ,329

memahami

murabahah

pembiayaan

,708 ,227 ,309 -,806 -,809 ,522a -,808 -,026 ,048 -,324 -,113 ,178 ,199 -,031

-

,195

memahami kafalah

jasa -,447 -,397 -,317 ,604 ,325 -,808 ,589

a -,185 ,017 ,313 ,488 -,222 -,045 ,075

-

,045

berbeda bank

syariah dan

konvensional

-,063 ,299 -,354 ,081 ,203 -,026 -,185 ,701a -,076 -,183 -,454 ,170 -,249 ,035 ,184

berbeda penetapan

keuntungan -,068 -,275 ,275 -,108 -,134 ,048 ,017 -,076 ,860

a -,443 ,217 -,054 -,110 ,013

-

,082

berbeda pelayanan

bank syariah dan

konvensional

-,039 -,223 -,378 ,239 ,207 -,324 ,313 -,183 -,443 ,717a ,244 -,066 -,168 ,104

-

,128

mengikuti pelatihan ,182 -,555 ,112 -,256 -,311 -,113 ,488 -,454 ,217 ,244 ,595

a -,135 -,122 ,301

-

,425

mendapatkan

pelatihan bank

syariah

,184 ,011 -,239 -,010 -,118 ,178 -,222 ,170 -,054 -,066 -,135 ,751a -,145 -,133 ,067

melakukan evaluasi ,029 ,085 ,222 -,084 -,263 ,199 -,045 -,249 -,110 -,168 -,122 -,145 ,720a -,415 ,200

Bersedekah ,352 -,542 -,008 -,153 -,008 -,031 ,075 ,035 ,013 ,104 ,301 -,133 -,415 ,618

a

-

,794

berusaha jujur -,617 ,600 -,041 ,322 ,329 -,195 -,045 ,184 -,082 -,128 -,425 ,067 ,200 -,794

,556a

74

Tabel 4.28

Communalities

Initial Extraction

segala aktivitas harus syariah 1,000 ,812

pondasi dari produk-produk 1,000 ,738

bank yg identik bagihasil 1,000 ,863

menghindari riba 1,000 ,880

memahami mudharabah pendanaan 1,000 ,962

memahami murabahah pembiayaan 1,000 ,981

memahami kafalah jasa 1,000 ,955

berbeda bank syariah dan konvensional 1,000 ,706

berbeda penetapan keuntungan 1,000 ,692

berbeda pelayanan bank syariah dan

konvensional 1,000 ,740

mengikuti pelatihan 1,000 ,896

mendapatkan pelatihan bank syariah 1,000 ,602

melakukan evaluasi 1,000 ,831

Bersedekah 1,000 ,839

berusaha jujur 1,000 ,859

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel dipengaruhi segala aktivitas

bank syariah harus sesuai dengan ketentuan syariah angkanya adalah 0,812, hal

ini menunjukkan bahwa sekitar 81,2% varians dipengaruhi segala aktivitas bank

syariah harus sesuai dengan ketentuan syariah di BCA Syariah bisa dijelaskan

oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel pondasi dari produk-produk dan

layanan bank syariah adalah akad-akad dalam fiqh muamalat angkanya adalah

0,738, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 73,8% varians dari produk-produk dan

layanan bank syariah adalah akad-akad dalam fiqh muamalat bisa dijelaskan oleh

faktor yang terbentuk. Untuk variabel bank syariah adalah bank dengan

75

pendapatan yang identik dengan bagi hasil angkanya adalah 0,863, hal ini

menunjukkan bahwa sekitar 86,3% varians dari bank syariah adalah bank dengan

pendapatan yang identik dengan bagi hasil bisa dijelaskan oleh faktor yang

terbentuk. Untuk variabel bank syariah menghindari segala transaksi dan kegiatan

yang berhubungan dengan riba dan sejenisnya angkanya adalah 0,880, hal ini

menunjukkan bahwa sekitar 88,0% varians dari bank syariah menghindari segala

transaksi dan kegiatan yang berhubungan dengan riba dan sejenisnya.

Untuk variabel memahami akad-akad mudharabah yang diterapkan pada

produk pendanaan adalah 0,962, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 96,2%

varians dari memahami akad-akad mudharabah yang diterapkan pada produk

pendanaan bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel memahami

akad-akad mudharabah yang diterapkan pada produk pembiayaan angkanya

adalah 0,981, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 98,1% varians dari memahami

akad-akad mudharabah yang diterapkan pada produk pembiayaan bisa dijelaskan

oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel memahami akad-akad kafalah yang

diterapkan pada produk jasa angkanya adalah 0,955, hal ini menunjukkan bahwa

sekitar 95,5% varians dari memahami akad-akad kafalah yang diterapkan pada

produk jasa bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel bank

syariah berbeda dengan bank konvensional angkanya adalah 0,706, hal ini

menunjukkan bahwa sekitar 70,6% varians dari bank syariah berbeda dengan

bank konvensional bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

Untuk variabel penetapan dalam memperoleh keuntungan pada bank

syariah berbeda dengan bank konvensional angkanya adalah 0,692, hal ini

76

menunjukkan bahwa sekitar 69,2% varians dari penetapan dalam memperoleh

keuntungan pada bank syariah berbeda dengan bank konvensional bisa dijelaskan

oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel pelayanan bank syariah berbeda

dengan bank konvensional angkanya adalah 0,740, hal ini menunjukkan bahwa

sekitar 74,0% varians dari pelayanan bank syariah 4berbeda dengan bank

konvensional bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel

mengikuti pelatihan/pendidikan tentang bank syariah sebelummenjadi pegawai

bank syariah angkanya adalah 0,896, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 89,6%

varians dari mengikuti pelatihan/pendidikan tentang bank syariah sebelum

menjadi pegawai bank syariah bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk

variabel mendapatkan pelatihan minimal satu kali setahun dari bank syariah

angkanya adalah 0,602, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 60,2% varians dari

mendapatkan pelatihan minimal satu kali setahun dari bank syariah bisa

dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

Untuk variabel bank syariah melakukan evaluasi kerja terhadap karyawan

bank syariah sesuai jangka waktu yang ditetapkan angkanya adalah 0,831, hal ini

menunjukkan bahwa sekitar 83,1%varians dari bank syariah melakukan evaluasi

kerja terhadap karyawan bank syariah sesuai jangka waktu yang ditetapkan bisa

dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel membiasakan untuk selalu

bersedekah disetiap kesempatan yang ada angkanya adalah 0,839, hal ini

menunjukkan bahwa sekitar 83,9% varians dari membiasakan untuk selalu

bersedekah disetiap kesempatan yang ada bisa dijelaskan oleh faktor yang

terbentuk. Untuk variabel selalu berusaha jujur dalam setiap bentuk transaksi

77

ekonomi dalam kehidupan pribadi angkanya adalah 0,859, hal ini menunjukkan

bahwa sekitar 85,9% varians dari selalu berusaha jujur dalam setiap bentuk

transaksi ekonomi dalam kehidupan pribadi bisa dijelaskan oleh faktor yang

terbentuk.

Dalam pengolahan ini terbentuk 5 faktor yang mempengaruhi pengetahuan

produk dan akad perbankan syariah pada karyawan Bank BCA Syariah Pusat.

Pembentukan faktor-faktor ini terdapat pada tabel total variance explained

disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.29

Total Variance Explained

Com

pone

nt

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared

Loadings

Rotation Sums of Squared

Loadings

Total % of

Varianc

e

Cumulat

ive %

Total % of

Varian

ce

Cumulative

%

Total % of

Varianc

e

Cumulative

%

1 6,421 42,806 42,806 6,421 42,806 42,806 3,380 22,535 22,535

2 1,986 13,239 56,045 1,986 13,239 56,045 3,020 20,132 42,667

3 1,835 12,231 68,276 1,835 12,231 68,276 2,357 15,710 58,378

4 1,093 7,285 75,561 1,093 7,285 75,561 2,166 14,440 72,818

5 1,022 6,812 82,373 1,022 6,812 82,373 1,433 9,556 82,373

6 ,732 4,883 87,256

7 ,686 4,570 91,826

8 ,337 2,247 94,073

9 ,282 1,878 95,952

10 ,250 1,666 97,618

11 ,183 1,223 98,841

12 ,092 ,612 99,453

13 ,056 ,372 99,824

14 ,022 ,146 99,971

15 ,004 ,029 100,000

78

Pada tabel di atas terllihat kelima faktor yang terbentuk ini memiliki

angka eigenvalue di atas 1 sehingga proses faktoring berhenti pada 5 faktor saja.

Kelima faktor ini dapat menjelaskan 82,373% dari total keragaman faktor yang

terbentuk. Eigenvalues menunjukkan kepentingan relatif masing-masing faktor

dalam menghitung keragaman 15 variabel yang dianalis.

Gambar 4.2

Jika Tabel total variance menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat

dengan perhitungan angka, maka untuk menampilkan hal tersebut dengan grafik

dapat dilihat pada Scree Plot di atas, yaitu grafik yang menunjukkan dampak

factoring terhadap angka eigenvalue. Terlihat bahwa dari faktor satu ke faktor dua

(garis dari sumbu Component Number = 1 ke 2), arah garis menurun dengan

cukup tajam. Kemudian dari faktor 2 ke 3, 3 ke 4, 4 ke 5, dan 5 ke 6 garisnya

menurun, akan tetapi dengan sudut lebih kecil. hal ini menunjukkan bahwa untuk

meringkas ke limabelas faktor tersebut sangat tepat jika dibentuk 5 faktor.

79

Analisis selanjutnya dilakukan pada Component Matrix pada Tabel yang

menunjukkan distribusi dari 15 variabel pada 5 faktor yang menunjukkan

distribusi dari 15 pada lima faktor yang dibentuk. Sedangkan angka-angka yang

ada pada tabel tersebut adalah factoring loadings,yang menunjukkan besar

korelasi antara suatu variabel dengan faktor pertama sampai faktor keenam.

Proses penentuan variabel asal kedalam faktor dilakukan dengan melakukan

perbandingan besar korelasi setiap baris yang didasarkan pada angka mutlak

terbesar dari nilai factor loadings yang diberikan setiap variabel terhadap masing-

masing faktor.

Tabel 4.30

Component Matrixa

Component

1 2 3 4 5

segala aktivitas harus syariah ,823 ,161 -,131 -,252 -,171

menghindari riba ,777 ,008 -,500 -,068 -,147

berbeda penetapan keuntungan ,722 ,260 ,293 ,036 ,127

memahami mudharabah

pendanaan ,716 -,642 ,101 ,163 ,025

bank yg identik bagihasil ,711 ,234 -,292 -,421 ,201

pondasi dari produk-produk ,699 ,485 -,098 ,071 -,009

memahami murabahah

pembiayaan ,697 -,688 ,120 ,074 ,046

memahami kafalah jasa ,675 -,597 ,343 -,078 ,145

berusaha jujur ,657 -,013 ,366 -,259 -,476

berbeda pelayanan bank

syariah dan konvensional ,627 ,302 ,225 -,205 ,405

Bersedekah ,611 ,321 ,456 ,049 -,389

mengikuti pelatihan ,572 -,106 -,614 ,345 -,249

berbeda bank syariah dan

konvensional ,513 -,086 -,573 -,022 ,326

melakukan evaluasi ,489 ,314 ,025 ,701 -,025

80

mendapatkan pelatihan bank

syariah ,383 ,220 ,382 ,283 ,424

Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. 5 components extracted.

Dalam tabel Component matrix ini, masih ada beberapa variabel yang

tidak terlihat perbedaan nyata pada nilai loading factor, sehingga sulit untuk

menentukan variabel tersebut masuk variabel yang mana. Hal ini terlihat dari

masih ada beberapa nilai loading factor yang dibawah 0,5. Padahal syarat suatu

variabel masuk ke dalam suatu faktor, nilai loading factor harus diatas 0,5. Untuk

melihat perbedaan yang nyata pada nilai loading factor dari setiap variabel, maka

harus dilakukan proses rotasi. Rotasi dalam penelitian ini adalah rotasi dengan

metode Varimax, yang bertujuan untuk memperbesar nilai loading factor yang

awalnya memang sudah besar dan memperkecil nilai loading factor yang awalnya

memang sudah kecil, sehingga diperoleh distribusi loading factor yang lebih jelas

dan lebih nyata.

Tabel 4.31

Rotated Component Matrixa

Component

1 2 3 4 5

menghindari riba ,839 ,246 ,258 -,020 ,217

bank yg identik bagihasil ,797 ,066 ,230 ,373 -,177

berbeda bank syariah dan

konvensional ,750 ,228 -,255 ,133 ,096

mengikuti pelatihan ,670 ,248 ,050 -,260 ,562

segala aktivitas harus syariah ,659 ,199 ,543 ,205 ,043

pondasi dari produk-produk ,530 -,079 ,393 ,426 ,338

memahami murabahah

pembiayaan ,215 ,952 ,131 ,070 ,077

81

memahami mudharabah

pendanaan ,221 ,926 ,136 ,075 ,178

memahami kafalah jasa ,096 ,906 ,213 ,263 -,100

berusaha jujur ,147 ,340 ,845 ,079 -,042

Bersedekah ,021 ,097 ,814 ,307 ,267

berbeda pelayanan bank syariah

dan konvensional ,329 ,118 ,236 ,744 -,091

mendapatkan pelatihan bank

syariah -,073 ,151 ,033 ,710 ,262

berbeda penetapan keuntungan ,242 ,213 ,426 ,608 ,190

melakukan evaluasi ,122 ,048 ,155 ,331 ,825

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

a. Rotation converged in 12 iterations.

Hasil dari rotasi Varimax ini tidak merubah jumlah faktor yang telah

terbentuk, melainkan hanya merubah nilai loading factor saja. Berdasarkan hasil

dari rotasi pada Tabel rotated component matrix, setiap variabel yang terdapat

pada faktor yang terbentuk tersebut harus memenuhi ketentuan cut off point,

dimana nilai loading factor nya harus lebih besar dari 0,5, agar variabel tersebut

secara nyata termasuk kedalam bagian dari suatu faktor.

Setelah dilakukan rotasi, maka dapat dengan mudah menentukan variabel-

variabel mana yang akan masuk ke lima faktor tersebut. Dilihat dari nilai factor

loading, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Variabel akan merekomendasikan bank syariah menghindari segala transaksi

dan kegiatan yang berhubungan dengan riba yang terbesar adalah pada kolom

faktor pertama yaitu sebesar 0,839, sehingga variabel akan merekomendasikan

bank syariah menghindari segala transaksi dan kegiatan yang berhubungan

dengan riba dimasukkan kedalam faktor pertama.

82

2. Variabel bank syariah adalah bnak dengan penapatan yang identik dengan

bagi hasil nilai loading terbesar pada kolom faktor pertama yaitu sebesar

0,797, sehingga variabel bank syariah adalah bnak dengan penapatan yang

identik dengan bagi hasil masuk pada faktor pertama.

3. Variabel bank syariah berbeda dengan bank konvensional dengan nilai

loading terbesar pada kolom faktor pertama yaitu sebesar 0,750, sehingga

variabel bank syariah berbeda dengan bank konvensional masuk pada faktor

pertama.

4. Variabel mengikuti pelatihan/pendidikan tentang bank syariah sebelum

menjadi pegawai bank syariah dengan nilai loading terbesar pada kolom

faktor pertama yaitu sebesar 0,670, sehingga variabel mengikuti

pelatihan/pendidikan tentang bank syariah sebelum menjadi pegawai bank

syariah masuk pada faktor pertama.

5. Variabel segala aktivitas bank syariah harus sesuai dengan ketentuan syariah

dengan nilai loading terbesar pada kolom faktor pertama yaitu sebesar 0,659,

sehingga variabel segala aktivitas bank syariah harus sesuai dengan ketentuan

syariah masuk pada faktor pertama.

6. Variabel pondasi dari produk-produk dan layanan bank syariah adalah akad-

akad dalam fiqh muamalat dengan nilai loading terbesar pada kolom faktor

kedua yaitu sebesar 0,530, sehingga variabel pondasi dari produk-produk dan

layanan bank syariah adalah akad-akad dalam fiqh muamalat masuk pada

faktor pertama.

83

7. Variabel memahami akad-akad murabahah yang diterapkan pada produk

pembiayaan dengan nilai loading terbesar pada kolom faktor kedua yaitu

sebesar 0,952, sehingga variabel memahami akad-akad murabahah yang

diterapkan pada produk pembiayaan masuk pada faktor kedua.

8. Variabel memahami akad-akad mudharabah yang diterapkan pada produk

pendanaan dengan nilai loading terbesar pada kolom faktor kedua yaitu

sebesar 0,926, sehingga variabel memahami akad-akad mudharabah yang

diterapkan pada produk pendanaan masuk pada faktor kedua.

9. Variabel memahami akad-akad kafalah yang diterapkan pada produk jasa

dengan nilai loading terbesar pada kolom faktor kedua yaitu sebesar 0,906,

sehingga variabel memahami akad-akad kafalah yang diterapkan pada produk

jasa masuk pada faktor kedua.

10. Variabel selalu berusaha jujur dalam setiap bentuk transaksi ekonomi dengan

nilai loading terbesar pada kolom faktor ketiga yaitu sebesar 0,845, sehingga

variabel selalu berusaha jujur dalam setiap bentuk transaksi ekonomi

dimasukkan pada faktor ketiga.

11. Variabel membiasakan untuk selalu bersedekah dengan nilai loading terbesar

pada kolom faktor ketiga yaitu sebesar 0,814, sehingga variabel membiasakan

untuk selalu bersedekah dimasukkan pada faktor ketiga.

12. Variabel pelayanan bank syariah berbeda dengan bank konvensional dengan

nilai loading terbesar pada kolom faktor keempat yaitu sebesar 0,744,

sehingga variabel pelayanan bnak syariah berbeda dengan bank konvensional

dimasukkan nasabah pada faktor keempat.

84

13. Variabel mendapatkan pelatihan minimal dari bank syariah dengan nilai

loading terbesar pada kolom faktor keempat yaitu sebesar 0,710, sehingga

variabel mendapatkan pelatihan minimal dari bank syariah dimasukkan pada

faktor keempat.

14. Variabel penetapan keuntungan berbeda pada bank syariah dengan bank

konvensional dengan nilai loading terbesar pada kolom faktor keempat yaitu

sebesar 0,608, sehingga variabel penetapan keuntungan berbeda pada bank

syariah dengan bank konvensional dimasukkan pada faktor keempat.

15. Variabel bank syariah melakukan evaluasi kerja terhadap karyawan bank

syariah dengan nilai loading terbesar pada kolom faktor kelima yaitu sebesar

0,825, sehingga variabel bank syariah melakukan evaluasi kerja terhadap

karyawan bank syariah dimasukkan pada faktor kelima.

Penjelasan kelima faktor yang terbentuk tersebut adalah:

1. Faktor pertama terdiri dari variabel bank syariah adalah bank dengan

pendapatan yang identik bagi hasil juga menghindari riba,bank syariah

berbeda dengan bank konvensional,mengikuti pelatihan/pendidikan tentang

bank syariah ,segala aktivitas bank syariah harus dengan ketentuan

syariah,pondasi dari produk-produk dan layanan bank syariah adalah akad-

akad dalam fiqh muamalat.

2. Faktor kedua terdiri dari variabel memahami akad-akad mudharabah pada

produk pendanaan, akad-akad murabahah pada produk pembiayaan dan akad-

akad kafalah pada produk jasa.

85

3. Faktor ketiga terdiri dari variabel membiasakan untuk selalu bersedekah dan

selalu berusaha jujur dalam setiap bentuk transaksi ekonomi dalam kehidupan

pribadi.

4. Faktor keempat terdiri dari variabel penetapan dalam memperoleh keuntungan

dan pelayanan bank syariah berbeda dengan bank konvensional sert

mendapatkan pelatihan minimal satu kali setahun dari bank syariah.

5. Faktor kelima yang terdiri dari variabel bank syariah melakukan evaluasi kerja

terhadap karyawan bank syariah sesuai jangka waktu yang ditetapkan.

Tabel 4.32

Component Transformation Matrix

Component 1 2 3 4 5

1 ,591 ,488 ,454 ,388 ,236

2 ,133 -,836 ,269 ,418 ,192

3 -,745 ,213 ,429 ,445 -,131

4 -,268 ,098 -,256 ,022 ,923

5 ,077 ,091 -,687 ,690 -,194

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

Pada Tabel 4. 32 diatas, angka-angka yang terdapat dalam garis diagonal

dari kiri atas ke kanan bawah, yaitu antara component 1 dengan Component 1,

component 2 dengan Component 2, component 3 dengan Component 3,

component 4 dengan Component 4, component 5 dengan Component 5, dan

menunjukkan bahwa faktor yang terbentuk tersebut sudah cukup karena memiliki

nilai korelasi yang cukup tinggi yaitu diatas 0,5.

Selanjutnya pemberian nama untuk faktor-faktor yang terbentuk untuk

mencerminkan karakteristik dari variabel-variabel yang membentuknya untuk

kemudian dapat diinterpretasikan faktor yang secara bersama-sama

86

mempengaruhi pengetahuan produk dan akad perbankan syariah pada karyawan

Bank BCA yariah Pusat.

Kelima faktor ini memiliki nilai korelasi yang cukup tinggi yaitu faktor 1,

2, 3, 4, dan 5, dan faktor ini dapat dinamakan sebagai berikut:

1. Faktor pertama terdiri dari variabel bank syariah adalah bank dengan

pendapatan yang identik bagi hasil juga menghindari riba,bank syariah berbeda

dengan bank konvensional,mengikuti pelatihan/pendidikan tentang bank

syariah ,segala aktivitas bank syariah harus dengan ketentuan syariah,pondasi

dari produk-produk dan layanan bank syariah adalah akad-akad dalam fiqh

muamalat dinamakan dengan faktor prinsip syariah.

2. Faktor kedua terdiri dari variabel memahami akad-akad mudharabah pada

produk pendanaan, akad-akad murabahah pada produk pembiayaan dan akad-

akad kafalah pada produk jasa dinamakan dengan faktor pengetahuan produk.

3. Faktor ketiga terdiri dari variabel membiasakan untuk selalu bersedekah dan

selalu berusaha jujur dalam setiap bentuk transaksi ekonomi dalam kehidupan

pribadi dinamakan dengan faktor religiusitas.

4. Faktor keempat terdiri dari variabel penetapan dalam memperoleh keuntungan

dan pelayanan bank syariah berbeda dengan bank konvensional sert

mendapatkan pelatihan minimal satu kali setahun dari bank syariah

dinamakan dengan faktor perbedaan bank syariah dengan bank konvensional.

5. Faktor kelima yang terdiri dari variabel bank syariah melakukan evaluasi kerja

terhadap karyawan bank syariah sesuai jangka waktu yang ditetapkan

dinamakan dengan faktor evaluasi kerja.

87

BAB V

PENUTUP

C. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan produk dan akad perbankan syariah pada karyawan

Bank BCA Syariah Pusat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari 19 variabel yang diteliti, variabel yang dapat mempengaruhi pengetahuan

produk dan akad perbankan syariah pada karyawan Bank BCA Syariah Pusat

dapat diringkas menjadi 5 faktor yaitu : Faktor pertama terdiri dari variabel bank

syariah adalah bank dengan pendapatan yang identik bagi hasil juga menghindari

riba,bank syariah berbeda dengan bank konvensional,mengikuti

pelatihan/pendidikan tentang bank syariah ,segala aktivitas bank syariah harus

dengan ketentuan syariah,pondasi dari produk-produk dan layanan bank syariah

adalah akad-akad dalam fiqh muamalat dinamakan dengan faktor prinsip

syariah. Faktor kedua terdiri dari variabel memahami akad-akad mudharabah

pada produk pendanaan, akad-akad murabahah pada produk pembiayaan dan

akad-akad kafalah pada produk jasa dinamakan dengan faktor pengetahuan

produk. Faktor ketiga terdiri dari variabel membiasakan untuk selalu bersedekah

dan selalu berusaha jujur dalam setiap bentuk transaksi ekonomi dalam kehidupan

pribadi dinamakan dengan faktor religiusitas. Faktor keempat terdiri dari

variabel penetapan dalam memperoleh keuntungan dan pelayanan bank syariah

berbeda dengan bank konvensional sert mendapatkan pelatihan minimal satu kali

setahun dari bank syariah dinamakan dengan faktor perbedaan bank syariah

88

dengan bank konvensional. Faktor kelima yang terdiri dari variabel bank syariah

melakukan evaluasi kerja terhadap karyawan bank syariah sesuai jangka waktu

yang ditetapkan dinamakan dengan faktor evaluasi kerja.

2. Diantara kelima faktor yang terbentuk tersebut, terbentuk faktor yang paling

mempengaruhi karena memiliki nilai korelasi yang cukup karena di atas angka

0,5. Faktor tersebut adalah faktor prinsip syariah .

3. Dari kelima faktor yang terbentuk di atas, faktor yang paling dominan dalam

menentukan keputusan faktor prinsip syariah, karena nilai korelasinya yang paling

tinggi yaitu 0,591.

4. Bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan produk dan akad

perbankan syariah pada karyawan Bank BCA Syariah Pusat berasumsi tolak

belakang terhadap realita pengetahuan pribadinya.

D. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, beberapa masukan yang dapat diberikan untuk

Bank BCA Syariah Pusat untuk

1. Bank BCAS harus melakukan pembelajaran berbasis mengenai produknya

melalui e-learning pada Bank BCAS dan bisa diakses oleh karyawan Bank BCAS

Pusat.

2. Meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki dengan melakukan pelatihan-pelatihan

khususnya terhadap produk dan akad perbankan syariah pada karyawan BCA

Syariah Pusat.

3. Melakukan evaluasi kerja lebih dari sekali dalam setahun.

89

4. Mengutamakan skill dan pengetahuan tentang bank syariah dalam melakukan

prekrutan SDM yang baru.

DAFTAR PUSTAKA

Annual Report Bank BCA Syariah, 2015

Anshori Muchlis & Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kuantitatif,

Surabaya:Airlangga Universty Press,2009

Asnaini, Pengembangan Mutu SDM Perbankan Syariah Sebagai Upaya

Pengembangan Ekonomi Islam” Jurnal Ekonomi Islam Vol. II, No. 1, Juli

2008

Azwar Saifuddin, Penyusunan Skala Psikologi, Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2012

Ghozali, Imam “Aplikasi Analisis Multivariate dengan ProgramvSPSS ,

Semarang:Universktas Diponegoro , 2006

Huda Nurul & Mohamad Heykal,” Lembaga Keuangan Islam” , Jakarta:PT Fajar

Interpratama:2013

Ismail , Perbankan Syariah, Jakarta:Kencana 2011

Jalaluddin,”FILSAFAT Ilmu Pengetahuan” Jakarta:PT RajaGrafindo Persada 2013

Janwari Yadi, Lembaga Keuangan Syariah , Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Offset, 2015

Jurnal of Islamic Studies and Culture “Factor Influencing Products’ Knowledge of

Islamic Banking Employees” June 2015 Vol.3,No 1

90

Karim Adiwarman A. “BANK ISLAM Analisis Fiqih dan Keuangan edisi

keempat” Jakarta : PT RajaGrafindo Persada 2010

Kasmir. Manajemen Perbankan , Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003

Notoatmodjo Soekidjo,”Promosi Kesehatan dn Prilaku Kesehatan”Jakarta:Rineka

Cipta 2012

Rochaety Ety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS

Sangadji Etta Mamang, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis Disertasi :

Himpunan Jurnal Penelitian, Yogyakarta: ANDI, 2013

Sugiyono, “Memahami Penelitian Kuantitatif”.Bandung:Anggota Ikatan Penerbit

Indonesia(IKAPI), 2014

Santoso Singgih, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta: Elex Media

Komputindo, 2006

Wawancara dengan Diki HRD Bank BCA Syariah Pusat Januari 2016.

Wangsawidjaja A, Pembiayaan Bank Syariah , Jakarta: Kompas Gramedia, 2012

Widarjono Agus, Analisis Multvariat Terapan, Yogyakarta:UPP STIM YKPN,2015

http://www.bcasyariah.co.id/

http://www.bi.go.id