PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI...

59
PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyesaikan Pendididkan pada Program Studi Diploma III Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari Disusun Oleh : SURIANI LABAILI NIM. P00324014073 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI D III TAHUN 2017

Transcript of PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI...

Page 1: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

i

PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA

KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyesaikan Pendididkan pada

Program Studi Diploma III Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari

Disusun Oleh :

SURIANI LABAILI

NIM. P00324014073

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI D III

TAHUN 2017

Page 2: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

ii

Page 3: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

iii

Page 4: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas

Nama : Suriani Labaili

Nim : P003241473

Tempat, Tanggal Lahir : Sofan 16 februari 1996

Suku / bangsa : Buton / Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat :Lr. Bina Guna, No 30. Kemaraya, Kota

Kendari

B. Pendidikan

1. SD Negeri Sofan tamat tahun 2008

2. SMP Negeri 2 Satu Atap tamat tahun 2011

3. SMA Negeri 1 Kotamobagu tamat tahun 2014

4. Masuk Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan

Kebidanan tahun 2014 sampai sekarang

Page 5: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat

dan Karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul “Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda

Bahaya Masa Nifas Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari

Provinsi Sulawesi Tenggara” guna memenuhi salah satu persyaratan

untuk menyelesaikan pendidikan pada program Studi Diploma III Jurusan

Kebidanan Poltekkes Kendari.

Pada kesempatan ini Penulis tidak lupa menghaturkan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Hasmia Naningsi, SST,M.Keb

selaku Pembimbing l dan kepada ibu Wahida S,SI,T.M.Keb selaku

Pembimbing ll yang dengan penuh kesabaran dan ketekunan,

memberikan dorongan, perhatian, bimbingan, pengarahan serta saran

dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini mulai dari awal hingga akhir.

Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak petrus, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Kendari

2. Ibu halijah, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Kendari.

3. Ibu Feryani,S.Si.T,M.PH selaku penguji I dan ibu Wd. Asma Isra,

S.Si.T,M.Kes selaku penguji II dan ibu Andi Malahayati N,

S.Si.T,M.Kes selaku penguji III.

4. Ibu Dr .Asridah Mukaddim Selaku Direktur Rumah Sakit Umum

Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

Page 6: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

vi

5. Ibu dosen pengajar dan Staf Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Kendari yang telah mencurahkan segenap ilmunya.

6. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Labaili dan ibunda Wasalani

yang telah memberikan support dan motivasi serta doa yang tulus

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini pada waktunya.

7. Kakakku Dhalu, Rasid, Hamijani, Ajidin dan Adikq Safi’in dan

seluruh keluargaku atas cinta, dukungan dan doa yang selalu

diberikan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai pada waktunya.

8. Sahabat-sahabatku Sheti La Haja, Isnawati La Dao, Rasni La Yai

Fisma Taufik, Anita Safitri, Astuti, Ita Ramadani, fifi sriwahayu

kumala, Ayu ashari, Fitriyanti Sakinah M, terima kasih untuk

kehangatan sebuah persahabatan.

9. Teman-teman seperjuangan D III Kebidanan khususnya kelas III B

semoga kita selalu dalam lindungan-NYA, serta menjaga tali

silaturrohkim di antara kita semua, Aminnn

Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

masih belum sempurnah, maka saran dan kritik yang konstruktif sangat

penulis harapkan demi perbaikan karya tulis ilmiah selanjutnya.

Demikian semoga hasil penelitian ini dapat bermaafaat bagi

semua pihak terutama kepada penulis dalam menyelesaikan

pendidikan di poltekkes kemenkes kendari. Amin.

Kendari, juli 2017

Penulis

Page 7: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

vii

ABSTRAK

PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Suriani Labaili¹ , Hasmia Naningsi² , Wahida³

Latar Belakang : Masa nifas (peurperium) dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sempai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pacsa persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi. Tujuan : Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas Di Rumah Sakit Umum Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Metode Penelitian : jenis penelitian deskriptif, populasi adalah semua ibu nifas yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Dengan penentuan sampel yaitu accidental sampling.Besar populasi 622, sampel yang diteliti adalah 62 orang. Hasil : hasil penelitian menunjukan bahwa paling banyak pengetahuan ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas berdasarkan usia kategori cukup yaitu 31 Responden (50%). Kesimpulan: Pengetahuan ibu nifas berdasarkan usia paling banyak pada kelompok 20-35 tahun yaitu 29 Responden (46,77%). dan pegetahuan ibu berdasarkan ibu nifas berdasarkan pendidikan paling banyak pada kelompok sekolah menengah (SMA/SMA) yaitu 23 Responden (37,09%). Kata Kunci : Masa nifas, Pengetahuan, Usia, Pendidikan Daftar Pustaka : 19 (2008-2014)

1. Mahasiswa 2. Dosen Poltekkes

Page 8: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i

LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………. iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………… iv

KATA PENGANTAR…………………………………………………… v

ABSTRAK………………………………………………………………. vii

DAFTAR ISI…………………………………………………………….. viii

DAFTAR GAMBAR........................................................................... x

DAFTAR TABEL……………………………………………………….. xi

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. xii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………............ 1 . B. Rumusan Masalah…………………………………………. 4 C. Tujuan Penelitian…………………………………………… 4 D. Manfaat Penelitian…………………………………………. 4 E. Keaslian Penelitian………………………………………… 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori……………………………………………… 6 1. Konsep Pengetahuan………………………………….. 6

a. Pengertian pengetahuan…………………………… 6 b. Tingkat pengetahuan……………………………….. 6 c. Cara memperoleh pengetahuan………………….... 7 d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan… 9 e. Kriteria tingkat pengetahuan……………………….. 10

2. Konsep Masa Nifas…………………………………….. 11 a. Pengertian masa nifas……………………………… 11 b. Tujuan asuhan masa nifas………………………… 11 c. Tahap masa nifas…………………………………… 11 d. Perubahan masa nifas……………………………… 12 e. Kebijakan program nasional masa nifas…………. 13

3. Tanda-tanda bahaya masa nifas…………………….. 15 B. Landasan Teori…………………………………………….. 23 C. Kerangka Konsep…………………………………………. 25

Page 9: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

ix

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian………………………………………….. 26 B. Tempat dan waktu penelitian………………………….. 26 C. Populasi dan sampel…………………………………… 26 D. Instrumen penelitian…………………………………… 27 E. Teknik pengumpulan data…………………………….. 27 F. Variabel penelitian……………………………………... 28 G. Definisi operasional……………………………………. 28 H. Pengelolah data………………………………………… 29 I. Analiss Data…………………………………………….. 30 J. Penyajian data…………………………………………. 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………. 32 A. Gambaran umum RSUD Kota Kendari……………… 32 B. Hasil Penelitian………………………………………… 34 C. Pembahasan…………………………………………… 36

BAB V PENUTUP………………………………………………….. 39

A. Kesimpulan…………………………………………….. 39 B. Saran…………………………………………………… 39

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 10: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep…………………………………. .. 25

Page 11: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda

bahaya masa nifas Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017 .................. 33

Tabel 2. Distribusi frekuensi usia ibu nifas Di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun

2017. ..................................................................................... 34

Tabel 3. Distribusi frekuensi Pendidikan ibu nifas Di Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

Tahun 2017. .......................................................................... 35

Page 12: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar kuesioner

2. Master Tabel

3. Surat Izin Penelitian

4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Kendari

Page 13: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kematian dan kesakitan akibat komplikasi kehamilan, persalinan,

nifas saat ini di dunia masih sangat tinggi. Tahun 2007 setiap 1 menit

di dunia seorang ibu meninggal dunia. Dengan demikian dalam 1

tahun ada sekitar 600.000 orang ibu meninggal sia-sia saat

melahirkan. Sedangkan di Indonesia dalam 1 jam terdapat 2 orang ibu

meninggal karena komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas (Ide

Bagus, 2009).

Masa nifas (peurperium) dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya

plasenta sempai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan

pacsa persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi

kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini

dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta

penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan,

imunisasi dan nutrisi bagi ibu (Saifuddin,2010).

Pada wanita atau ibu nifas penjelasan mengenai tanda-tanda

bahaya masa nifas sangat penting dan perlu, dikarenakan masih

banyak ibu atau wanita yang sedang hamil atau pada nifas tidak

mengetahui tentang tanda-tanda bahaya masa nifas, baik yang

diakibatkan masuknya kuman kedalam alat kandungan seperti

eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat

lain dari dalam tubuh) dan endogen (darijalan lahir sendiri). Keadaan

ini terutama disebabkan oleh konsekuensi ekonomi, disamping

ketidaksediaan pelayanan atau rendahnya peranan fasilitas dalam

menyediakan pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas.

Rendahnya kualitas pelayanan kesehatan juga menyebabkan

rendahnya keberhasilan promosi kesehatan dan deteksi dini serta

Page 14: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

2

penatalaksanaan yang adekuat terhadap masalah dan penyakit yang

timbul pada masa pasca persalinan (Winkjosastro, 2010).

Dari hasil data penelitian yang telah di lakukan terdapat ibu nifas

yang belum mengerti tentang tanda bahaya masa nifas.Tahun 2013

terdapat 36 responden dengan tingkat pengetahuan: Baik5 responden

dengan presentase 13,9%, Cukup 23 responden dengan presentase

63,9%, Kurang8 responden dengan presentase 22,2%. Dan pada

tahun 2016 terdapat 30 responden dengan tingkat pengetahuan:Baik 5

orang dengan presentase 16,67%, Cukup10 responden dengan

presentase 33,33%,Kurang 15 responden dengan presentase 50%.

Asuhan masa nifas yang sangat diperlukan dalam periode ini

karena masa nifas merupakan masa kritis untuk ibu dan bayi.Sehingga

diperlukan suatu upaya untuk mencegah terjadinya suatu masalah

tanda bahaya masa nifas.untuk itu diperlukan suatu peran serta dari

masyarakat terutama ibu nifas untuk memiliki pengetahuan tentang

tanda-tanda bahaya masa nifas. Selain itu juga diperlukan peran serta

dari tenaga kesehatan dengan memberikan konseling selama

kehamilan, setelah persalinan, dan melakukan kunjungan rumah yaitu:

Kunjungan Neonatal pertama (KN.1) dan Kunjungan neonatal (KN.2)

sesuai standar pelayanan. Dari upaya tersebut diharapkan dapat

mengetahui dan mengenal secara dini tanda-tanda bahaya masa nifas,

sehingga ada kelainan dan komplikasi dapat segera dideteksi

(Prawiroharjo, 2009).

Di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) menurun dari

307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2004, menjadi 228/100.000

lahiran hidup pada tahun 2007, sedangkan pada tahun 2010 menjadi

214/100.000 kelahiran hidup, kemudian naik menjadi 359/100.000

kelahiran hidup pada tahun 2012. Penyebab AKI diantaranya

Perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi masa

peurperium (8%), abortus (5%), partus lama (5%), emboli obstetric

(3%), dan lain-lain (11%) (Depkes RI, 2013). Worid Healt Statistic 2014

Page 15: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

3

oleh WHO juga menghitung jumlah kematian ibu di Indonesia pada

tahun 2013 dan angka yang ditemukan hanya 190/100.000 kelahiran

hidup (Depkes RI , 2014).

Dari survey hasil pengambilan data awal yang dilakukan pada

tahun 2014 di dapatkan ibu bersalin sebanyak 1251 dan tahun 2015

sebanyak 950 dan pada tahun 2016 dari bulan januari sampai dengan

September di dapat sebanyak 622 ibu bersalin (Rekap medik rumah

sakit umum daerah kota kendari).

Hasil pengambilan data awal di Rumah Sakit Umum Kota

Kendari pada bulan septembertahun 2016, di dapatkan data dari 9

orang ibu nifas, yang mempunyai masalah masa nifas di antaranya 1

orang dengan masalah penyulit menyusui yaitu bendungan ASI, 1

orang ibu nifas dengan masalah infeksi pada bekas jahitan dan 2

orang ibu nifas dengan masalah sub-involusi karena adanya sisa

plasenta.

Berdasarkan uraian di atas di dapatkan 4 orang yang

mempunyai masalah bahaya masa nifas. Data tersebut merupakan

sebagian data dari ibu nifas dengan masalah bahaya masa nifas, yang

di ketahui atau terdeteksi oleh tenaga kesehatan. Tapi sebenarnya

masih banyak ibu nifas yang mengalami masalah bahaya masa nifas,

yang tidak di ketahui atau terdeteksi oleh tenaga kesehatan. Penyebab

tidak di ketahuinya masalah bahaya masa nifas yaitu kurangnya

pengetahuan ibu nifas. Dimana yang mempengaruhi pengetahuan dari

ibu nifas yaitu faktor yang mempengaruhi pengetahuan (pendidikan,

usia, pekerjaan, informasi, pengalaman, lingkungan, sosial ekonomi,

sosial budaya) dan juga konseling dari tenaga kesehatan selama

kehamilan dan setelah persalinan (Notoadmodjo, 2009).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara dari 20ibu

nifas.13 orang ibu nifas sudah mengetahui tanda-tanda bahaya masa

nifas dan7 ibu nifas belum mengetahui tanda-tanda bahaya masa nifas

Page 16: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

4

seperti penyulit menyusui yaitu bendungan ASI, infeksi pada luka

jahitan dan sub-involusi uteri karena adanya sisa plasenta.Data yang

diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2014

terdapat 93 orang tahun 2015 64 orang dan tahun 2016 terdapat 81

ibu mengalami tanda bahaya masa nifas. Maka dari uraian diatas,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengetahuan

Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut: Bagaimanakah Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda

Bahaya Masa Nifas Di Rumah Sakit Umum Kota Kendari provinsi

Sulawesi tenggara?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda

bahaya masa nifas di Rumah Sakit Umum Kota Kendari tahun

2017.

2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda

bahaya masa nifas berdasarkan usia di Rumah Sakit Umum

Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

b) Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda

bahaya masa nifas berdasarkan pendidikan di Rumah Sakit Kota

Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

D. Manfaat Penelitian

1) Penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengetahui tanda

bahaya masa nifas yang ada di rumah sakit umum daerah kota

kendari.

Page 17: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

5

2) Meningkatkan kualitas pengetahuan tanda-tanda bahaya masa

nifas khususnya bidan yang berada di ruang bersalin rumah

sakit umum daerah kota kendari provinsi sulwesi tenggara.

3) Meningkatkan pengembangan peneliti tentang tanda-tanda

bahaya masa nifas di rumah sakit umum daerah kota kendari

provinsi Sulawesi tenggara.

E. Keaslian penelitian

Penelitian serupa dilakukan oleh

1) Riyas Surya Feriana (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan

Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di RSUD Kota

Surakarta Tahun 2012”. Penelitian ini menggunakan penelitian

deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah teknik sampling

yang digunakan yaitu teknik NonProbability sampling dengan

metode total sampling.

2) Bagus Sasongko (2010), dengan judul “Pengetahuan Ibu Nifas

Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di Wilayah Puskesmas

Pesanggaran Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi”.

Jenis penelitian ini deskriptif dengan desain penelitian survey.

Sampel pada penelitian ini adalah teknik sampling yang digunakan

yaitu teknik Non Probability Sampling. Perbedaan penelitian

sekarang dan sebelumnya yaitu waktu, lokasi penelitian, populasi

dan sampel serta jenis penelitian. Penelitian ini menggunakan

penelitian deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian ini adalah Di Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara,

waktu pelaksanaan penelitian ini adalah bulan Maret 2017, teknik

penelitian sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.

Page 18: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu, ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tersebut.

Penginderaan terjadi melalui pasca indra manusia yakni indra

penglihatan, pendengaran, rasa dan raba sebagai besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2010).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), ada 6 tingkat pengetahuan, yaitu

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan

tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) suatu yang pesifik

dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima. Oleh sebab itu merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real.

Page 19: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

7

4. Analisis (Analysis)

Analisis diartikan suatu kemampuan untuk

menjabarkanmateri atau suatu objek kedalam kompenen-

komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan

masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menujuk kepada suatu kemampuan untuk

menentukan atau menghubungkan bagian-bagian didalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian suatu materi atau

objek.Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang

ada.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut soekidjo Notoadmodjo (2010), cara memperoleh

pengetahuan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan

sepanjang sejarah, dapat di kelompokkan menjadi 2, yaitu :

1) Cara Tradisional atau Non-Ilmiah

Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan, antara lain

meliputi :

a) Cara Coba-Salah ( Trial and Error )

Cara ini paling tradisional yang pernah di gunakan oleh

manusia untuk memperoleh pengetahuan yaitu melalui cara

coba-coba. Cara ini telah di pakai orang sebelum adanya

peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi

masalah, upaya pemecahannya dengan cara coba-coba saja.

Cara coba-coba ini di lakukan dengan menggunakan

kemungkinan memecahkan masalah, apabila tidak berhasil di

coba kemungkinan yang lain sampai masalah terselesaikan.

Page 20: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

8

b) Cara Kekuasaan atau Otoriter

Sumber pengetahuan tersebut berupa pemimpin-

pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli

agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan

kata lain, pengetahuan tesebut dapat diperoleh berdasarkan

pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi otoritas

pemerintahan, otoritas pemerintahan agama maupun ahli ilmu

pengetahuan. Dimana prinsip ini orang lain berpendapat yang

di kemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas tanpa

menguji dulu atau membuktikan kebenarannya, baik

berdasarkan fakta empiris atau penalaran sendiri.

c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi dapat di gunakan sebagai upaya

untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini di lakukan dengan

cara mengulang kembali pengalaman yang di peroleh dalam

memecahkan permasalahan yang di hadapi pada masa yang

lalu, bila gagal dengan cara tersebut ia tidak akan mengulangi

cara itu dan berusaha untuk mencari cara lain sehingga dapat

berhasil memecahkannya.

d) Melalui Jalan Pikiran

Dari sini manusia telah mampu menggunakan

penalarannya dalam memperoleh pengetahuan.Dalam

memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah

menggunakan jalan pikirannya, baik melalui pernyataan-

pernyataan khusus kepada yang umum di sebut

induksi.Sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari

pernyataan-pernyataan umum kepada yang khusus.

2) Cara Modern atau Ilmiah

Cara baru memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

sistematis, logis, dan ilmiah yang di sebut metode penelitian

ilmiah. Kemudian metode berpikir induktif yang di kembangkan

Page 21: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

9

oleh B.Bacon di lanjutkan oleh Van Dalen bahwa dalam

memperoleh kesimpulan di lakukan dengan mengadakan

observasi langsung dan membuat pencatatan terhadap semua

fakta sehubungan dengan objek yang di amati.

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi tingkat pengetahuan antara lain:

1. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan dapat diperoleh melalui

pendidikan formal maupun informal. Pendidikan memengaruhi

proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah

orang tersebut untuk memenuhi informasi. Ada beberapa

jenjang pendidikan yang ditempuh oleh ibu, yaitu dikelompokan

menjadi pendidikan rendah bila lulus SD, SMP dan sederajat,

pendidikan menengah bila lulus SMA dan sederajat, dan bila

pendidikan tinggi (diploma, S1, S2 dan S3).

2. Informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal

maupun nonformal dapat memberika pengaruh jangka pendek

(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan. Seseorang mempunyai sumber

informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan

yang lebih luas.

3. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.

Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya

walaupun tidak melakukannya. Status ekonomi seseorang juga

akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan

Page 22: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

10

untuk kegiatan tertentu, sehingga semakin tinggi status sosial

ekonomi seseorang diharapkan akan semakin banyak

pengetahuan. Pengetahuan ibu diperoleh melalui tingkat

pekerjaan. Pekerjaan ibu yaitu saat ini dikelompokkan menjadi

bekerja/tidak bekerja.

4. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,

baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

5. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu

cara untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan

pengetahuannya.Pengetahuan ibu dapat diperoleh melaui

tingkat pekerjaannya.Pekerjaan ibu yaitu saat ini dikelompokan

bekerja/tidak bekerja.dengancara mengulangkembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang

dihadapi masa lalu.

6. Usia

Usia memengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang.Semakin bertambah usia akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan

yang diperolehnya semakin membaik (Rahmawati, 2008).

e. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Putri Ariani A, (2014), Aplikasi yang diartikan sebagai

kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada

situasi atau kondisi real (sebenarnya). Dengan pengukuran

kemampuan:

1). Baik : 76 – 100 %

2). Cukup : 56 – 75 %

3). Kurang : ≤ 55 % ( Putri Ariani A, 2014).

Page 23: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

11

2. Konsep Masa Nifas

a. Pengertian Masa Nifas

Nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah kelahiran placenta dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil.Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu (Anggraini,

2010). Masa nifas (puerperium) adalah setelah placenta lahir dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil.Masa nifas berlangsung selama kira – kira 6 minggu

(Maemunah, 2013).

1. Peran dan tanggung jawab bidan pada masa nifas

Antara lain:

a). Mendeteksi komplikasi bahaya nifas.

b). Memberikan informasi dan konseling (mengenal tentang tanda-

tanda bahaya masa nifas).

b. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Menurut Suhemi (2009), tujuan dari pemberian

asuhan kebidanan pada masa nifas adalah :

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun

psikologi.

2. Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi

komplikasi pada ibu dan bayinya

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan

kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui,

pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi

sehat.

4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

c. Tahap masa nifas

Masa nifas di bagi dalam 3 periode :

1). Puerperium dini yaitu kepulihan di mana ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah

bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

Page 24: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

12

2). Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat

genitalia yang lamanya 6-8 minggu.

3). Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih

dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu

persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna

bisa berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.(Anggraini,

2013).

d. Perubahan masa nifas

Secara garis besar, terdapat tiga proses penting di masa

nifas, yaitu sebagai berikut:

1. Pengecilan Rahim

Rahim merupakan organ tubuh yang spesifik dan unik

karena dapat mengecil serta membesar dengan menambah atau

mengurangi jumlah selnya.Pada wanita yang tidak hamil, berat

rahim sekitar 30 gram.Selama kehamilan rahim makin lama

makin membesar.Setelah bayi lahir umumnya berat rahim

menjadi sekitar 1.000 gram dan dapat diraba kira-kira setinggi 2

jari di bawah umbilicus.Setelah 1 minggu kemudian beratnya

berkurang jadi sekitar 500 gram.Sekitar 2 minggu beratnya

sekitar 300 gram dan tidak dapat di raba lagi. Jadi, secara

alamiah rahim akan kembali mengecil prlahan-lahan ke

bentuknya semula. Setelah 6 minggu beratnya sudah sekitar 40-

60 gram. Pada saat ini masa nifas di anggap sudah selesai

namun sebenarnya rahim akan kembali ke posisinya yang

normal dengan berat 30 gram dalam waktu 3 bulan setelah masa

nifas. Selama masa pemulihan 3 bulan ini bukan hanya rahim

saja yang kembali normal tapi juga kondisi tubuh ibu secara

keseluruhan.

2. Kekentalan darah (hemokonsentrasi) kembali normal

Selama hamil, darah ibu relatif lebih encer, karena cairan ibu

banyak, sementara sel darahnya berkurang. Setelah melahirkan

Page 25: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

13

sistem sirkulasi darah ibu akan kembali seperti semula. Darah

mulai mengental, dimana kadar perbandingan sel darah kembali

normal. Umumnya hal ini terjadi pada hari ke-3 sampai ke-15

pasca persalinan.

3. Proses laktasi dan menyusui

Proses ini timbul setelah plasenta atau ari-ari lepas.plasenta

menggantung hormone penghambat prolaktin (hormone

plasenta) yang menghambat pembentukan ASI. Setelah plasenta

lepas hormon plasenta itu tidak dihasilkan lagi, sehingga

produksi ASI.ASI keluar 2-3 hari setelah melahirkan

(Saleha,2009).

e. Kebijakan program nasional masa nifas

Kebijakan program nasional dalam masa nifas

menggambarkan tentang praktek standar nasional dan peraturan-

peraturan setempat. Kebijakan program nasional dalam masa nifas

menetapkan paling sedikit 4 kali kunjungan dalam masa nifas, yaitu :

1. Kunjungan I : 6-8 jam setelah persalinan

2. Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan

3. Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan

4. Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan

Kunjungan masa nifas dilakukan untuk mentukan atau

menilai keadaan umum ibu dan bayi baru lahir serta untuk

mencegah,mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang

terjadi.

1). Kunjungan 6 - 8 jam setelah persalinan

Tujuannya:

1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujuk

bila perdarahan berlanjut.

Page 26: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

14

3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena

atonia uteri.

4. Pemberian ASI awal.

5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

2). Kunjungan 6 (enam) hari setelah persalinan

Tujuannya:

a) involusi uterus berjalan baik (normal) uterus berkontraksi, fundus

dibawah umbilikus tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada

bau.

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan

abnormal.

c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit.

e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,

tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari--

hari.

3). Kunjungan 2 (dua) minggu setelah persalinan

Tujuannya:

a) Memastikan involusi uterus berjalan baik (normal) uterus

berkontraksi, fundus dibawah umbilikus tidak ada perdarahan

abnormal, tidak ada bau.

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan

abnormal.

c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyuIit.

e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,

tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari

hari.

Page 27: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

15

4). Kunjungan 6 (enam) minggu setelah persalinan

Tujuannya:

a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ibu atau bayi

alami.

b) Memberikan konseling untuk KB secara dini.

3. Tanda-tanda bahaya masa nifas

Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda yang abnormal

yang mengindikasikan adanya bahaya/ komplikasi yang dapat terjadi selama

masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bias menyebabkan

kematian ibu (Prawirohardjo ,2009).

Tanda-tanda bahaya masa nifas, sebagai berikut :

1) Perdarahan Post Partum.

Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml

dalam masa 24 jam setelah anak lahir (Prawirohardjo, 2009). Menurut

waktu terjadinya di bagi atas 2 bagian :

a) Perdarahan Post Partum Primer (Early Post Partum Hemorrhage)

yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama

adalah atonia uteri, retensio placenta, sisa placenta dan robekan

jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam pertama.

b) Perdarahan post partum sekunder (Late Post Partum Hemorrhage)

yang terjadi setelah 24 jam, biasanya terjadi antara hari ke 5

sampai 15 post partum. Penyebab utama adalah robekan jalan

lahir atau selaput plasenta (Prawirohardjo, 2009).

Menurut Manuaba (2009), perdarahan post partum

merupakan negara berkembang.

Faktor-faktor penyebab perdarahan post partum adalah :

a) Grandemultipara.

penyebab penting kematian maternal khususnya di

b) Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun.

Page 28: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

16

c) Persalinan yang di lakukan dengan tindakan : pertolongan kala

uri sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh

dukun,persalinan dengan tindakan paksa, persalinan dengan

narkosa.

2) Lochea yang berbau busuk (bau dari vagina)

Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina

dalam masa nifas sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari

pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi dan berbau anyir

(cairan ini berasal dari bekas melekatnya placenta) Lochea dibagi

dalam beberapa jenis ( Rukiyah. A.Y, 2011)

a) Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput

ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan

mekonium, selama 2 hari pasca persalinan.

b) Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan

lendir hari ke 3-7 pasca persalinan.

c) Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi,

pada hari ke 7-14 pasca persalinan.

d) Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu.

e) Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah

berbau busuk.

f) Lochiostasis: lochea tidak lancar keluarnya.

Apabila pengeluaran lochea lebih lama dari pada yang

disebutkan di atas kemungkinan adanya :

1) Tertinggalnya placenta atau selaput janin karena

kontraksi uterus yang kurang baik.

2) Ibu yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran lochea

rubra lebih banyak karena kontraksi uterus dengan cepat.

3) Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik

sehingga lebih lama mengeluarkan lochea dan lochea

berbau anyir atau amis.Bila lochea bernanah dan berbau

busuk, disertai nyeri perut bagian bawah kemungkinan

Page 29: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

17

diagnosisnya adalah metritis.Metritis adalah infeksi uterus

setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab

terbesar kematian ibu.Bila pengobatan terlambat atau

kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik, peritonitis,

syok septik (Rustam Mochtar, 2009).

3). Sub-Involusi Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu)

Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi

rahim dimana berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin,

menjadi 40-60 mg 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang

baik atau terganggu di sebut sub-involusi (Bahiyatun , 2009). Faktor

penyebab sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus,

endometritis, adanya mioma uteri (Prawirohardjo, 2009).

Pada pemeriksaan bimanual di temukan uterus lebih besar

dan lebih lembek dari seharusnya, fundus masih tinggi, lochea

banyak dan berbau, dan tidak jarang terdapat pula perdarahan

(Prawirohardjo, 2009).Pengobatan di lakukan dengan memberikan

injeksi Methergin setiap hari di tambah dengan Ergometrin per

oral.Bila ada sisa plasenta lakukan kuretase.Berikan Antibiotika

sebagai pelindung infeksi (Prawirohardjo, 2009).

4). Tromboflebitis (pembengkakan pada vena)

Tromboflebitis merupakan inflamasi pembuluh darah disertai

pembentukan pembekuan darah. Bekuan darah dapat terjadi di

permukaam atau di dalam vena.Tromflebitis cenderung terjadi pada

periode pacsa partum pada saat kemampuan pengumpulan darah

meningkat akibat peningkatan fibrinogen. Factorpenyebabterjadinya

infeksi tromboflebitis antara lain:

1. Pasca bedah, perluasan infeksi endometrium

2. Mempunyai varises pada vena

5). Nyeri pada perut dan pelvis

Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan

komplikasi nifas seperti : Peritonitis. Peritonitis adalah peradangan

Page 30: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

18

pada peritonium, peritonitis umum dapat menyebabkan kematian

33% dari seluruh kematian karena infeksi. Menurut Walyani

Elisabeth 2009, gejala klinis peritonitis dibagi 2 yaitu :

1. Peritonitis pelvio berbatas pada daerah pelvis

Tanda dan gejalanya demam, nyeri perut bagian bawah

tetapi keadaan umum tetap baik, pada pemeriksaan dalam

kavum daugles menonjol karena ada abses.

2. Peritonitis umum

Tanda dan gejalanya: suhu meningkat nadi cepat dan kecil,

perut nyeri tekan, pucat muka cekung, kulit dingin, anorexsia,

kadang-kadang muntah.

6). Depresi setelah persalinan

Depresi setelah melahirkan merupakan kejadian yang sering

terjadi akan tetapi ibu tidak menyadarinya. Penyebab utama dari

depresi setelah melahirkan tidak diketahui, diduga karena ibu

belum siap beradaptasi dengan kondisi setelah melahirkan atau

kebingungan merawat bayi.ada juga yang menduga bahwa depresi

setelah melahirkan dipicu karena perubahan fisik dan hormonal

setelah melahirkan.Yang mengalami depresi sebelum kehamilan

maka berisiko lebih tinggi terjadi depresi setelah melahirkan.

7) Pusing dan lemas yang berlebihan

Menurut Manuaba (2009), pusing merupakan tanda-tanda

bahaya masa nifas, pusing bisa di sebabkan oleh karena tekanan

darah rendah (Sistol <> 160 mmHg dan distolnya 110 mmHg.

Pusing dan lemas yang berlebihan dapat juga disebabkan oleh

anemia bila kadar haemoglobin <> Lemas yang berlebihan juga

merupakan tanda-tanda bahaya, dimana keadaan lemas

disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori

sehingga ibu kelihatan pucat, tekanan darah rendah.

a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.

b) Makan dengan dietberimbang untuk mendapatkan protein,

Page 31: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

19

mineral dan vitamin yang cukup.

c) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.

d) Pil zat besi harus di minum untuk menambah zat setidaknya

selama 40 hari pasca bersalin.

e) Minum 1 kapsul sehari vitamin A agar bisa memberikan kadar

vitaminnya kepada bayinya.

f) istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang

berlebihan

g) Kurang istirahat akan mempengaruhi produksi ASI dan

memperlambat proses involusi uterus.

8). Sakit kepala, penglihat kabur dan pembengkakan di wajah

Sakit kepala adalah suatu kondisi terdapatnya rasa sakit di

dalam kepala kadang sakit dibelakang leher atau punggung bagian

atas,disebut juga sebagai sakit kepala.jenis penyakit ini termasuk

dalam keluhan-keluhan penyakit yang sering diutarakan.

Penglihatan kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit

kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan

menyebabkan resistensiotak yang mempengaruhi sistem saraf

pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala,

kejanng) dan gangguan penglihatan.

Pembengkakan pada wajah dan ekstremitas merupakan salah

satu gejala dari adanya preeklamsi walaupun gejala utamanya

adalah protein urine. Hal ini biasa terjadi pada akhir-akhir

kehamilan dan terkadang masih berlanjut sampai ibu post partum.

Oedema dapat terjadi karena peningkatan kadar sodium

dikarenakan pengaruh hormonal dan tekanan dari pembesaran

uterus pada vena cava inferior ketika berbaring

9) Suhu Tubuh Ibu > 38 0C

Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu

sedikit baik antara 37,20C-37,80C oleh karena reabsorbsi benda-

benda dalam rahim dan mulainya laktasi, dalam hal ini disebut

Page 32: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

20

demam reabsorbsi. Hal itu adalah normal.Namun apabila terjadi

peningkatan melebihi 380C beturut-turut selama 2 hari

kemungkinan terjadi infeksi.

Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan

alat-alat genetalia dalam masa nifas (Ambarwati 2010).

Penanganan umum bila terjadi Demam :

a) Istirahat baring

b) Rehidrasi peroral atau infuse

c) Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu

d) Jika ada syok, segera beri pengobatan, sekalipun tidak jelas

gejala syok, harus waspada untuk menilai berkala karena kondisi

ini dapat memburuk dengan cepat.

Pencegahan Infeksi Nifas terdiri dari beberapa bagian :

a) Masa kehamilan

Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti

anemia, malnutrisi, dan kelemahan, serta mengobati penyakit-

penyakit yang diderita ibu. Pemeriksaan dalam jangan dilakukan

kalau tidak ada indikasi yang perlu. Begitu pula koitus pada hamil

tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan hati- hati

karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban, kalau ini terjadi

infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.

b) Masa persalinan

1) Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada

indikasi dengan sterilitas yang baik, apalagi bila ketuban telah

pecah

2) Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama.

3) Jagalah sterilitas kamar bersalin dan pakailah masker, alat-alat

harus suci hama.

4) Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam

maupun perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan

menjaga sterilitas.

Page 33: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

21

5) Pakaian dan barang-barang atau alat-alat yang berhubungan

dengan penderita harus terjaga kebersihannya.

6) Perdarahan yang banyak harus dicegah, bila terjadi darah yang

hilang harus segera diganti dengan transfusi darah.

c) Masa nifas

1). Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi,

begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan

dengan alat kandungan harus steril.

2). Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam

ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat.

3). Tamu yang berkunjung harus dibatasi.

10) Penyulit dalam Menyusui

Kelenjar mamae telah dipersiapkan semenjak

kehamilan.Umumnya produksi ASI baru terjadi pada hari ke 2 atau 3

pasca persalinan.Pada hari pertama keluar kolostrum. Cairan yang

telah kental lebih dari air susu, mengandung banyak protein,

albumin, globulin dan kolostrum. Untuk dapat melancarkan ASI,

dilakukan persiapan sejak awal hamil dengan melakukan massase,

menghilangkan kerak pada puting susu sehingga duktusnya tidak

tersumbat.

Untuk menghindari putting rata sebaiknya sejak hamil, ibu

dapat menarik-narik putting susu dan ibu harus tetap menyusui agar

putting selalu sering tertarik. Sedangkan untuk menghindari putting

lecet yaitu dengan melakukan tehnik menyusui yang benar, putting

harus kering saat menyusui, putting diberi lanolin monelia di terapi

dan menyusui pada payudara yang tidak lecet. Selain itu putting

lecet dapat disebabkan oleh karena cara menyusui dan perawatan

payudara yang tidak benar dan infeksi monelia, bila lecetnya luas,

menyusui 24-48 jam dan ASI dikeluarkan dengan tangan atau

dipompa. Pengeluaran ASI pun dapat bervariasi seperti tidak

keluar samasekali (agalaksia), ASI sedikit (aligolaksia), dan terlalu

Page 34: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

22

banyak (poligalaksia) dam pengeluaran berkepenjangan

(galaktoria).

Beberapa keadaan Abnormal pada masa menyusui yang mungkin

terjadi:

a) Bendungan ASI

Adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus

laktoferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan

sempurna/karena kelainan pada putting susu.

1) Penyebab

(a) Penyempitan duktus laktiferus

(b) Kelenjar kelenja yang tidak dikosongkan dengan sempurna

(c) Kelainan pada puting susu. (Rukiyah.2011)

2) Gejala

(a) Timbul pada hari ke 3-5

(b) Payudara bengkak, keras, tegang, panas dan nyeri

(c) Suhu tubuh naik.

3) Penatalaksanaan

(a) susukan payudara sesering mungkin

(b) kedua payudara disusukan

(c) kompres hangat payudara sebelum disusukan

(d) bantu dengan memijat payudara untuk permulaan

menyusui sangga payudara

(e) kompres dingin pada payudara diantara menyusui.

(f) bila diperlukan berikan parasetamol 500 Mg. Peroral setiap

4 jam

b) Mastitis

Mastitis Adalah suatu peradangan pada payudara biasanya

terjadi pada 3 minggu setelah melahirkan. Penyebab kuman

terutama stapilokokus aureus melalui luka pada puting susu atau

melalui peredaran darah (Suhemi, dkk, 2009).

Page 35: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

23

a. Tanda dan Gejala :

(1) Payudara membesar dan keras

(2) payudara nyeri, dan bengkak

(3) payudara memerah dan membisu

(4) suhu badan naik dan menggigil

b. Penatalaksanaan :

(1) Beri antibiotik 500 mg/6 jam selama 10 hari.

(2) Sangga payudara

(3) Kompres dingin

4) Susukan bayi sesering mungkin

(5) Banyak minum dan istirahat yang cukup

(6) Bila terjadi abses lakukan insisi radial

c) Abses Payudara

Abses payudara adalah terdapat masa padat mengeras

di bawah kulit yang kemerahan terjadi karena mastistis yang

tidak segera diobati. Gejala sama dengan Mastistis terdapat

bisul yang pecah dan mengeluarkan pus (nanah). (Saleha.

2009).

B. Landasan teori

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dari manusia dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu,

dimana penginderaan tersebut dapat terjadi melalui penginderaan

manusia yakni penglihatan, pendengaran,penawaran rasa dan

peraba.

Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan

bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju kepada

kedewasaan.Sedangkan di Indonesia mengidefinisikan lain, bahkan

pendidikan sebagai suatu usaha dasar untuk menjadi kepribadian dan

kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur

hidup.

Page 36: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

24

Usia adalah umur individu yang terpenting mulai saat dilahirkan

sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang bertambah dalam berpikir dan bekerja. Dari segi

kepercayaan masyarakat seseorang dan lebih dewasa akan lebih

dipercayai dari orang yang belum cukup tinggi tingkat kedawasaan.Hal

ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya.

Hubungan pengetahuan dan pendidikan seseorang,dinama

semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin banyak pula

pengetahuan yang mereka dapat (Mubarak, 2011).

Hubungan pengetahuan dan usia seseorang, semakin banyak

umur atau semakin tua seseorang maka akan mempunyai kesempatan

dan waktu yang lebih dalam mendapatkan informasi dan pengetahuan.

Dengan demikian semakin tua umur responden maka tingkat

pengetahuan ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas semakin

baik, makin tua umur seseorang. Nur salam (2008)

Page 37: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

25

C. Kerangka konsep

Variabel bebas : Pendidikan, usia

Variabel terikat : Pengetahuan ibu nifas tentang

tanda bahaya masa nifas.(Notoatmodjo,

2009)

Pendidikan

Usia

Pengetahuan ibu nifas tentang

tentang tanda-tanda bahaya

masa nifas

Page 38: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif

yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan)

pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.Dalam

penulisan ini menggambarkan rancangan penelitian survey, yaitu suatu

penelitian yang tidak dilakukan pada seluruh populasi, tetapi hanya

mengambil sebagian dari populasi (sampel). Dalam penelitian survey,

hasil dari sampel tersebut dapat digeneralisasikan sebagai hasil

populasi (Notoatmodjo,2010).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di ruang Nifas Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017.

2. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan juni-juli 2017

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto

2010 ). Pada penelitian ini populasinya adalah ibu nifas yang ada

di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara tahun 2016 sebanyak 622 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti.untuk menentukan besarnya sampel, apabila subjek kurang

dari 100, lebih baik di ambil semua penelitiannya, jika subjeknya

lebih besar dapat diambil antara 10-20%.(Sugiyono, 2007).Yang

diajukan dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas yang ada Di

Page 39: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

27

Rumah Sakit Umum Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

dengan jumlah 62 orang ibu nifas.

n= 10% x N

Keterangan :

n = besar sampel

N = besar populasi

=62,2

n= 62

Dalam penelitian ini menggunakan accidental Sampling, yaitu ibu

nifas yang berada Di Rumah sakit Umum Daerah Kota Kendari.

D. Instrument penelitian

Instrument pengumpulan data yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah berupa kuesioner. Kuesioner yaitu suatu cara

pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah

dengan menyelesaikan pernyataan kepada sejumlah objek

(Notoatmodjo, 2010).

E. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini

1. Data primer

Data primer adalah data diperoleh dengan memberikan

lembar kuesioner kepada responden yang didalamnya berisi

tentang identitas responden. data primer tentang pengetahuan ibu

nifas diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang berisi

pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan ibu tentang tanda

bahaya masa nifas kepada responden.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah ada atau diperoleh

dari instansi terkait mengenai data ibu nifas.

Page 40: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

28

F. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk

apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono. 2010).

a.Variable independent (independent) yaitu pendidikan, usia

b. Variable dependent (dependent) yaitu pengetahuan ibu tentang

tanda-tanda bahaya masa nifas.

G. Definisi operasional

Nifas adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika

alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Maemunah, 2013).

Menurut Suyanto & Umi Salamah (2009), definisi operasional

merupakan teori atau konsep yang telah di jabarkan dalam bentuk

variabel penelitian tersebut agar variabel tersebut mudah di pahami, di

ukur atau di amati.

1. Pengetahuan

Pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa

nifas, segala sesuatu yang di ketahui oleh ibu nifas dalam periode

masa nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas,

Kriteria Objektif :

a. Baik : 75-100%

b. Cukup : 55-74%

c. Kurang : ≤ 55% (Putri Ariani A, 2014)

2. Usia

Usia responden saat penelitian dilakukan. (Rahmawati,2008)

Kriteria Objektif :

a. ≤ 20 tahun

b. 20-35 tahun

c. ≥ 35 tahun

Page 41: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

29

3. Pendidikan

Pendidikan formal yang terakhir yang pernah di selesaikan oleh

responden. (Notoatmodjo, 2010), KriteriaObjektif :

a. Tidak sekolah

b. Sekolah dasar : (SD-SMP)

c. Sekolah menengah (SMA-SMK)

d. Perguruan tinggi (Diploma-Sarjana)

H. Pengelolah Data

Data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang digunakan

sebagai paduan wawancara pada responden diolah dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Penyuntingan data (editing), dilakukan dengan pengecekan isian pada

instrument, apakah data yang sudah terkumpul sudah jelas, lengkap

dan relevan.

2. Pengkoden data (coding), dilakukan dengan merubah data

yangberupa huruf menjadi angka.

3. Pengolahan data (prosessing), dilakukan dengan tujuan agar

datadapat dianalisa.

4. Pembersihan data (cleaning), dilakukan dengan memeriksa

kembaliapabila ada kesalahan dalam perekapan.

5. Scoring, perhitungan secara manual dengan secara manual

denganmenggunakan kalkulator untuk presentase setiap variabel.

6. Tabulasi, menyusun data dalam bentuk table distribusi

frekuensisetelah dilakukan perhitungan secara manual maupun

menggunakankalkulator.

Proses perhitungan data-data dari hasil observasi dan

koesioner yang sudah diberi kode serta serta dimasukkan kedalam

table. Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dapat

disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi.

Page 42: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

30

I. Analisis Data

Analisis univariabel adalah analisis terhadap satu variabel. Data dari

masing-masing di analisis dan disajikan dalam bentuk table frekuensi.

Dengan rumus :

Keterangan :

p = Presentase

f= Data yang ada

n = Total sampel (Arikunto, 2010)

J. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian ini dalam bentuk table distribusi,

dinarasikan secara diskriptif variable yang diteliti dari diprensentatif.

K. Etika penelitian

Penelitian ini dimulai dengan melakukan berbagai prosedur yang

berhubungan dengan etika penelitian yang meliputi :

1. Informed consent (Lembaran Persetujuan Meliputi Responden)

adalah lembar persetujuan yang diberikan pada subyek yang akan

diteliti.

2. Anonimity (Tanpa Nama) adalah kerahasiaan identitas responden

harus di jaga,oleh karena itu peneliti tidak boleh mencantumkan

nama responden pada lembaran pengumpulan.

3. Confidentiality (Karakteristik) adalah kerahasiaan informasi

responden dijamin oleh peneliti karena hanya kelompok data

tertentu saja yang akan disajikan atau di laporkan sebagai hasil

penelitian

Page 43: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM RSUD Kota Kendari

1. Sejarah berdirinya RSUD Kota Kendari

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari terletak di kota

Kendari, tepatnya di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari dengan

luas lahan 3.527 M2 dan luas bangunan 1.800 M2 .

RSUD Kota Kendari merupakan bangunan atau gedung

peninggalan pemerintah Hindia Belanda yang didirikan pada tahun

1927 dan telah mengalami beberapa kali perubahan antara lain :

a. Dibangun oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1927

b. Dilakukan rehabilitasi oleh Pemerintah Jepang pada tahun 1942 –

1945

c. Menjadi Rumah Sakit Tentara pada tahun 1945 – 1960

d. Menjadi RSU. Kabupaten Kendari pada tahun 1960 – 1989

e. Menjadi Puskesmas Gunung Jati pada tahun 1989 – 2001

f. Menjadi RSU Abunawas Kota Kendari pada tahun 2001 berdasarkan

Perda Kota Kendari No.17 Tahun 2001

Diresmikan penggunaannya sebagai RSUD. Abunawas Kota

Kendari oleh bapak Walikota Kendari pada tanggal 23 Januari 2003

Pada Tahun 2008,oleh pemerintah Kota Kendari telah

membebaskan lahan seluas 13.000 M2 untuk relokasi Rumah Sakit,

yang dibangun secara bertahap dengan menggunakan dana APBD,

TP, DAK dan DPPIPD.

Pada tanggal 9 Desember 2011 Rumah Sakit Umum Daerah

Abunawas Kota Kendari resmi menempati Gedung baru yang terletak

di Jl. Brigjen Z.A Sugianto No : 39 Kel Kambu Kec. Kambu Kota

Kendari.

Page 44: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

32

· Pada tanggal 12–14 Desember 2012 telah divisitasi oleh TIM

Komite Akreditasi Rumah Sakit ( KARS) dan berhasil terakreditasi

penuh sebanyak 5 pelayanan ( Administrasi & Manajemen, Rekam

Medik, Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Medik dan IGD ).

Berdasarkan SK walikota Kendari no 16 tahun 2015 tanggal 13

mei 2015 dikembalikan namanya menjadi RSUD Kota Kendari sesuai

PERDA kota kendari no 17 tahun 2001.

2. Sarana Gedung RSUD Kota Kendari

RSUD Kota Kendari saat inu memiliki sarana gedung sebagai

berikut:

1. Gedung Anthurium( Kantor)

2. Gedung Bougebville

3. Gedung IGD

4. Gedung matahari

5. Gedung crysant

6. Gedung teratai

7. Gedung lavender

8. Gedung mawar

9. Gedung melati

10. Gedung tulip

11. Gedung anggrek

12. Gedung instalasi gizi

13. Gedung laundry

14. Gedung laboratorium

15. Gedung kamar jenazah

16. Gedung VIP

17. Gedung PMCC (Private Medical Care Centre) dalam proses

pembangunan.

Dalam menunjang pelaksaan kegiatan, RSUD Kota Kendari

dilengkapi dengan 4 unit mobil ambulance, 1 buah mobil direktur,

10 buah mobil nasional dokter spesialis dan 10 buah sepeda motor.

Page 45: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

33

3. Ketenagaan

Jumlah tenaga kerja yang ada di RSUD kota kendari pada

tahun 2016 sebanyak 451 207 PNS dan 244 Non PNS). Yang terdiri

dari:

a. Tenaga medis

b. Tenaga paramedic perawatan

c. Tenaga paramedic non perawatan

d. Tenaga adminitrasi

B. Hasil penelitian

Tabel 1 Distribusi pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017

Kriteria Pengetahuan n %

Baik 20 32,25

Cukup 31 50

Kurang 11 17,74

Jumlah 62 100

Sumber: Data sekunder ﴾diolah﴿ tahun 2017

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diketahui sebagian besar

responden berpengetahuan cukup yaitu 31 responden ﴾50﴿%

Page 46: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

34

Tabel 2 Distribusi Pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas berdasarkan usia Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Usia

Pengetahuan

n

% Baik Cukup Kurang

n % n % n %

≤ 20 0 0 0 0 10 16,12 10 16.12

20-35 11 17,74 17 27,41 1 1,612 30 48,38

≥ 35 9 14,51 14 22,58 0 0 22 35,48

Jumlah 20 31 11 62 100

Sumber: Data sekunder ﴾diolah﴿ tahun 2017

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa dari 62

responden pengetahuan ibu nifas berdasarkan usia paling banyak

pada kelompok dengan kategori baik 11 responden (17,74%) cukup

17 responden (27,41%) dan kurang 1 responden (16,12%).

Berdasarkan usia paling banyak dengan kategori cukup yaitu 17

responden (27,14%).

Page 47: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

35

Tabel 3 Distribusi Pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas berdasarkan pendidikan Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017

Pendidikan

Pengetahuan

n

% Baik Cukup Kurang

n % n % n %

Tidak Sekolah 0 0 0 0 1 1 1,612

Sekolah Dasar )SD-SMP(

0 0 1 1,612 10 16,12 11 17,74

Sekolah

Menengah

)SMA-SMK(

6 9,66 23 37,09 0 0 29 46,77

Perguruan tinggi ﴾diploma-sarjana)

14 22,58 7 11,29 0 0 21 33,87

Jumlah 20 31 11 62 100

Sumber: Data Sekunder )diolah(Tahun 2017

Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa dari 62

responden pengetahuan ibu nifas berdasarkan pendidikan paling

banyak pada kelompok Sekolah Menengah )SMA-SMK( yang

berpengetahuan baik sebanyak 14 responden (22,58%) cukup yaitu

23 Responden )37,09%) dan kurang.

C. Pembahasan

1. Pengetahuan

Berdasarkan tabel 1 diatas pengetahuan terbanyak

responden berada pada rentang pengetahuan cukup yaitu

sebanyak 31 (50%). pengetahuan adalah hasil dari tahu dari

manusia dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu, dimana penginderaan tersebut dapat

terjadi melalui penginderaan manusia yakni penglihatan,

pendengaran,penawaran rasa dan peraba.

Page 48: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

36

2. Usia

Berdasarkan table 2 diatas umur terbanyak responden berada

pada rentang umur 20-35 tahun sebanyak 17 responden (27,41%).

Usia adalah lamanya seseorang hidup dan dihitung

berdasarkan ulang tahun terakhir. umur sejalan dengan

perkembangan biologis alat-alat tubuh dan kematangan intelektual

(Nur salam 2010). menurut masa reproduksi umur dikelompokkan

menjadi < 20 tahun merupakan masa reproduksi produktif, 20-30

tahun merupakan masa reproduksi produktif dan merupakan kurun

waktu kondisi yang sehat berproduksi dan 31-45 tahun merupakan

masa produktif post produksi (Prawirohardjo. 2009).

Menurut EB Hurlock (1998, dalam prawirohardjo, 2009) bahwa

dengan bertumbuhnya umur seseorang biasanya di iringi dengan

berbagai macam pengalaman hidup, semakin cukup umur tinggkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berpikir dan bekerja, sehingga psikologi seseorang lebih matang

dalam menghadapi sesuatu proses atau masalah yang dihadapi.

3. Pendidikan

Berdasarkan tabel 3 diatas terdapat responden terbanyak

berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 14 responden (22,58%).

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang bertujuan untuk

meningkatkan daya intelektual seseorang yang diperoleh melalui

pendidikan formal, melalui pendidikan seseorang akan

memperoleh pengetahuan, dimana setiap pendidikan memiliki pola

dan tinggkat pengetahuan yang berbeda pula, tinggkat pendidikan

mempengaruhi pengetahuan ibu dalam beradaptasi di saat

mengalami tanda bahaya masa nifas, diharapkan dengan

pedidikan yang tinggi ibu mempunyai pengetahuan tentang tanda-

tanda bahaya masa nifas. (prawirihardjo, 2009).

Page 49: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

37

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruang bersalin

RSUD Kota Kendari adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan terbanyak responden berada pada kriteria cukup yaitu

sebanyak 31 responden (50%)

2. Pengetahuan berdasarkan usia terbanyak pada usia 20-35 tahun

yaitu sebanyak 17 responden (27,41%)

3. Pengetahuan berdasarkan pendidikan terbanyak pada pendidikan

perguruan tinggi sebanyak 14 responden (22,58)

2. Saran

1. Bagi ruang bersalin Rumah Sakit Uum Daerah Kota Kendari provinsi

Sulawesi tenggara dapat memberikan penyuluhan tentang tanda-

tanda bahaya masa nifas

2. Bagi bidan terkhusus di ruang bersalin Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Kendari provinsi Sulawesi tenggara agar dapat memantau

kondisi ibu agar tidak terjadi tanda bahaya masa nifas.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Diharapkan mengembangkan penelitian dengan cara

mengembangkan variable penelitian dan sampel penelitian sehingga

akan mendapatkan hasil penelitian yang baik.

Page 50: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Yetti. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta

Anggraini, Y. 2013, Asuhan Kebidanan lll Nifas, Yogyakarta,

Arikunto, 2010. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek PT. Rineka

Cipta.Jakarta

Bagus, Ida. (2009). “survey demogravi dan kesehatan Indonesia,” indoskrip

(online) Vol.33, no.8, (http://www.one.indoskripsi.com/node/4953).

Departemen Kesehatan Direktorat Jendral Bina Kesehatan. 2014. Standar

Pelayanan Kebidanan, Depkes RI, Jakarta

Maemunah. Ade Siti. (2013). Asuhan Kebidanan Postpartum. Bandung: PT

Rafika Utama.

Manuaba, I. B. G. (2009). Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga

berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta: EGC

Mubarak, Wahid iqbal. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta

Nursalam. (2008) Konsep dan penerapan metodelogi penelitian ilmu

keperawatan (pedoman skripsi, tesis,dan instrument penelitian).

Jakarta : Media Salemba.

Notoadmodjo, Soekidjo. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT.

Rineka Cipta 2010.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBPSP

Putri Ariana A. 2014 Aplikasi Metode Penelitian Kebidanan dan kesehatan

reproduksi. Jakarta : Trans Info Media

Rahmawati, Anita. 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya

Rukiyah, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan IV (Patologi kebidanan). Jakarta :

Trans Info Media

Page 51: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

Saifuddin, 2010, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pda Masa Nifas. Jakarta: Salemba

Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Jakarta: Fitramaya

Sugiyono, 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Suyanto, dan Salamah Umi. (2009) Riset kebidanan. Jogjakarta: Mitra

crndikia prees

Winkjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Page 52: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama (inisial) :……………………………………………….

Umur :………………………………………tahun

Alamat :……………………………………………….

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti,saya bersedia/tidak bersedia *)

Berpatisipasi dan menjadi responden peneliti yang berjudul “Pengetahuan Ibu

Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di Rumah Sakit Umum Kota

Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

Kendari, juli 2017

Keterangan

Responden

*) coret yang tidak perlu

Page 53: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

KUESIONER PENELITIAN

Judul penelitian : Pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda

bahaya masa nifas

Petunjuk Pengisian kuesioner :

1. Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai keadaan ibu

2. Berilah tanda centang (√) pada pilihan jawaban yang tepat sesuai

pendapat ibu

3. Nomor responden diisi oleh peneliti, tanggal pengisian diisi oleh

responden, dan tanggal persalinan diisi oleh responden.

Nama responden :

Tanggal pengisian kuesioner :

Tanggal persalinan :

A. DATA UMUM

1. Usia

≤20 tahun

20-35 tahun

≥35 tahun

2. Pendidikan

a. Tidak sekolah

b. Sekolah Dasar (SD-SMP)

c. Sekolah Menengah (SMA-SMK)

d. Perguruan Tinggi (Diploma-Sarjana)

Page 54: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

B. DATA KHUSUS

1. Pengetahuan

Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pendapat ibu. Berilah

tanda centang (√) pada pilihan jawaban yang paling tepat sesuai dengan

pendapat ibu.

No Pertanyaan Benar Salah

1 Nifas adalah masa setelah persalinan

2 Masa nifas berlangsung 42 hari

3 Perdarahan merupakan tanda bahaya masa nifas

4 Darah nifas disebut juga lochea

5 Cairan yang dikeluarkan dari kelamin wanita setelah

persalinan (melahirkan), yang normal adalah cairan

yang berbau busuk

6 Perdarahan postpartum primer dan perdarahan

postpartum sekunder merupakan klisifikasi perdarahan

menurut waktu terjadinya

7 Lochea yang berbau busuk akibat masih tertinggalnya

sisa plasenta dalam rahim

8 Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda

yang yang tidak normal yang menunjukan adanya

bahaya yang terjadi selama masa nifas

9 Pusing serta pandangan kabur dan lemah merupakan

hal biasa saat nifas

10 Penanganan untuk tubuh panas pada masa nifas

(setelah persalinan) yaitu dikompres dan minum obat

penurun panas

11 Penanganan dari masalah Bendungan ASI (payudara

penuh dengan ASI) yaitu menyusukkan (memberikan)

ASInya sesering mungkin

Page 55: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

12 Salah satu contoh penyulit dalam menyusui adalah ASI

keluar lancar

13 Menjaga kesehatan ibu dan bayinya bukan merupakan

tujuan asuhan masa nifas

14 Suhu tubuh ˃38˚C saat nifas disebabkan karena infeksi

15 Pendidikan perawatan bayi merupakan tujuan asuhan

masa nifas

16 Mendapatkan kesehatan emosi bukan merupakan

tujuan asuhan masa nifas

17 Komplikasi saat melahirkan mempengaruhi lama

penyembuhan saat nifas

18 Peurperium dini, peurperium intermedial, remote

peurperium merupakan tahapan masa nifas

19 Peurperium (nifas) dini adalah kepulihan menyeluruh

alat-alat kandungan

20 Peurperium (nifas) intermedial berlangsung pada 6-8

minggu

Page 56: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

Lampiran 2: Master Tabel

Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda bahaya Masa Nifas

Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2017

NO NAMA PEKERJAAN

VARIABEL PENELITIAN

USIA PENDIDIKAN PENGETAHUAN

≤20 20-35 ≥35 TS SD-SMP SMA/SMK PT BAIK CUKUP KURANG

1 NY.I IRT √ √ √

2 Ny.M IRT √ √ √

3 Ny.N PNS √ √ √

4 Ny.T PNS √ √

5 Ny.M PNS √ √ √ √

6 Ny.D IRT √ √ √

7 Ny.R IRT √ √ √

8 Ny.N IRT √ √ √

9 Ny.w IRT √ √ √

10 Ny.M IRT √ √ √

11 Ny.B IRT √ √ √

12 Ny.D IRT √ √ √

13 Ny.S IRT √ √ √

14 Ny.L PNS √ √ √

15 Ny.R IRT √ √ √

16 Ny.N PNS √ √ √

17 Ny.N IRT √ √ √

18 Ny.Y IRT √ √ √

19 Ny.H IRT √ √ √

20 Ny.K IRT √ √ √

21 Ny.N IRT √ √ √

22 Ny.T IRT √ √ √

23 Ny.S IRT √ √ √

24 Ny.I IRT √ √ √

25 Ny.N IRT √ √ √

26 Ny.E PNS √ √ √

27 Ny.F IRT √ √ √

Page 57: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi

28 Ny.Y IRT √ √ √

29 Ny.L IRT √ √ √

30 Ny.I IRT √ √ √

31 Ny.S IRT √ √ √

32 Ny.R PNS √ √ √

33 Ny.E IRT √ √ √

34 Ny.R IRT √ √ √

35 Ny.S IRT √ √ √

36 Ny.T IRT √ √ √

37 Ny.R IRT √ √ √

38 Ny.S IRT √ √ √

39 Ny.R IRT √ √ √

40 Ny.H IRT √ √ √

41 Ny.Y IRT √ √ √

42 Ny.S PNS √ √ √

43 Ny.S IRT √ √ √

44 Ny.M IRT √ √ √

45 Ny.M IRT √ √ √

46 Ny.N IRT √ √ √

47 Ny.T IRT √ √ √

48 Ny.M IRT √ √ √

49 Ny.D IRT √ √ √

50 Ny.R IRT √ √ √

51 Ny.N IRT √ √ √

52 Ny.W IRT √ √ √

53 Ny.M IRT √ √ √

54 Ny. S IRT √ √ √

55 Ny.G IRT √ √ √

56 Ny. l IRT √ √ √

57 Ny. V IRT √ √ √

58 Ny. A PNS √ √ √

59 Ny. P PNS √ √ √

60 Ny. T IRT √ √ √

61 Ny. B IRT √ √ √

62 Ny. J IRT √ √ √

JUMLAH 10 29 23 1 11 29 21 20 31 11

Page 58: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi
Page 59: PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/212/1/KTI SURIANI LABAILI.pdfkebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi