PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura) masukan prof tri.docx

37
Merah: delete Hijau : tambahkan Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada balita PROPOSAL Oleh: SHAFFURA NIM 1081700017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011

Transcript of PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura) masukan prof tri.docx

Page 1: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

Merah: delete Hijau : tambahkan

Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengankejadian diare pada balita

PROPOSAL

Oleh:

SHAFFURANIM 1081700017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATICIREBON

2011

Page 2: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diare merupakan gejala infeksi yang sampai saat ini merupakan salah

satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hal ini disebabkan masih

tingginya angka kesakitan karena diare, dan menimbulkan banyak kematian

terutama balita. Masih tinginya angka kesakitan dan kematian tersebut

disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: faktor anak meliputi: usia, jenis

kelamin, status gizi, status imnunitas, faktor lain yang meliputi(di tinjauan

pustaka saja): sosial ekonomi, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ibu,

faktor lingkungan dan faktor makanan. Faktor pendidikan ibu sangat

berkaitan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu terhadap masalah

kesehatan. Hal ini sangat dicerminkan dalam kehidupan sehari-hari .

Penduduk yang terserang pada umumnya mempunyai kebiasaan hidup,

sikap, perilaku yang tidak sehat dan pengetahuan yang rendah (Hidayat,

2008).

Jumlah kasus diare di Jawa Barat tahun 2007 yaitu sebanyak

625.022 penderita dengan Insident Rate (IR) 1,93%, sedangkan jumlah

kasus diare pada balita yaitu sebanyak 269.483 penderita. Jumlah kasus

diare pada balita setiap tahunnya rata-rata di atas 40%, hal ini menunjukkan

bahwa kasus diare pada balita masih tetap tinggi dibandingkan golongan

umur lainnya.

Page 3: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

3

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu diteliti hubungan

tingkat pengetahuan ibu tentang diare dengan kejadian diare pada balita.

Penelitian akan dilakukan di puskesmas Majalengka

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas,

dapat dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu: bagaimana hubungan tingkat

pengetahuan ibu tentang diare dengan kejadian diare pada balita

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang

diare dengan kejadian diare pada balita.

2. Tujuan Khusus

a) Untuk menganalisis angka kejadian diare pada balita di Puskesmas

Majalengka

b) Untuk menganalisis tingkat pengetahuan ibu yang

Mengobatkan anaknya di puskesmas majalengka terhadap masalah

diare

c) Untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan ibu

tentang diare dengan kejadian diare pada balita.

Page 4: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

4

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat pernyataan bahwa

pengetahuan ibu tentang diare berperan penting dalam kejadian

diare pada balita.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan pada

pemerintah pada umumnya dan pada Puskesmas majalengka

pada khususnya tentang pengetahuan ibu terhadap masalah

diare, sehingga dapat dijadikan salah 1 program dalam

menurunkan angka kejadian diare pada balita.

1.5 Orisinalitas

Penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian

diare pada balita di puskesmas sudah pernah dilakukan diantaranya oleh :

No Nama peneliti(tahun pembukaan)

Judul penelitian

Desain penelitian

Variabel yang diteliti

Hasil penelitian

1. Muhammad Hasbi Assiddiqi(2010)

Tingkat pengetahuan ibu terhadap penanganan diare pada balita di kelurahan padang bulan kecamatan medan baru

Analitik(cross-sectional)

Variabel bebas: pengetahuan ibu variabel terikatnya:penanganan diare pada balita

Terdapat Hubungan tingkat pengetahuan ibu terhadap penanganan diare pada balita di kelurahan padang bulanberada

Page 5: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

5

pada tingkat pengetahuan sedang

2. Dwi Wahyuni Agusniarti(2010)

Hubungan Pengetahuan dan sikap dengan kejadian diare pada balita

Analitik (cross-sectional)

Pengetahuan dan sikap Kejadian diare pada balita

Ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan kejadian diare pada balita

3. Thresia dewi kartini (2008)

Hubungan Pola asuh ibu dengan kejadian diare pada balita

Analitik (cross-sectional)

Pola asuh ibuKejadian diare pada balita

Ada hubungan pola asuh ibu dengan kejadian diare pada balita.

Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional, sedangkan

variabel yang diteliti yaitu hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan

kejadian diare pada balita. Perbedaan dengan penelitian yang lainnya tempat

pelaksanaannya di puskesmas majalengka desa burujul wetan.

Page 6: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diare

2.1.1 Definisi Diare

Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan

bentuk dari konsistensi tinja, yang melembek sampai mencair dan

bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam

sehari. Dari uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa diare

merupakan suatu keadaan dimana volume cairan dalam tinja melebihi batas

normal sehingga tinja menjadi lebih encer dengan frekuensi lebih dari 3

kali Depkes RI (2002)

2.1.2 Etiologi Diare

Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu (Hassan, 2007):

1. Faktor Infeksi

a. Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan makanan

yang merupakan penyebab utama diare pada anak, meliputi:

1) Infeksi bakteri: Vibrio sp., E. Coli, Salmonella sp.,

Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas.

2) Inveksi virus: Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie),

Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus.

Page 7: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

7

3) Infeksi parasit: Cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris,

Strongyloides), Protozoa(Entamoeba histolytica, Giardia

lamblia, Trichoirionas hominis).

4) Infeksi jamur: Candida albicans.

b. Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan

makanan seperti: Otitis Media Akut (OMA).

2. Faktor Malabsorbsi

a. Malabsorbsi karbohidrat: intoleransi laktosa, maltose,

glukosa.

b. Malabsorbsi lemak

c. Malabsorbsi protein

3. Faktor makanan

Contohnya adalah makanan basi, alergi terhadap makanan, dan

sebagainya.

4. Faktor psikologis: rasa takut dan cemas, Namun jarang ditemukan

pada balita

2.1.3 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penyakit Diare

1. Faktor Sosiodemografi

Demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaan

perubahan-perubahan penduduk yang berhubungan dengan komponen-

komponen perubahan tersebut seperti: kelahiran, kematian, migrasi

sehingga menghasilkan suatu keadaan dan komposisi penduduk

menurut umur dan jenis kelamin tertentu.

Page 8: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

8

Faktor sosiodemografi meliputi tingkat pendidikan ibu, jenis pekerjaan

ibu, dan umur ibu.

a. Tingkat pendidikan

Jenjang pendidikan memegang peranan cukup penting dalam

kesehatan masyarakat. Pada perempuan, semakin tinggi tingkat

pendidikan, semakin rendah Angka kematian bayi dan kematian ibu

(Widyastuti, 2005).

b. Jenis pekerjaan

Karakteristik pekerjaan seseorang dapat mencerminkan pendapatan,

pendidikan, status sosial ekonomi, risiko cedera atau masalah

kesehatan dalam suatu kelompok populasi. (Widyastuti, 2005).

c. Umur ibu

Sifat manusia yang dapat membawa perbedaan pada hasil suatu

penelitian atau yang dapat membantu memastikan hubungan sebab

akibat dalam hal hubungan penyakit, kondisi cidera, penyakit kronis,

dan penyakit lain yang dapat menyengsarakan manusia. (Widyastuti,

2005).

2. Faktor Lingkungan

a. Sumber air minum

Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Di dalam tubuh

manusia sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa sekitar

55-60% berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan

untuk bayi sekitar 80%. (Notoatmodjo, 2003).

Page 9: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

9

Menurut Slamet (2002) macam-macam sumber air minum antara lain :

1. Air permukaan adalah air yang terdapat pada permukaan

tanah.Misalnya air sungai, air rawa dan danau.

2. Air tanah yang tergantung kedalamannya bisa disebut air tanah

dangkalatau air tanah dalam. Air dalam tanah adalah air yang

diperoleh pengumpulan air pada lapisan tanah yang dalam.

Misalnya air sumur, air dari mata air.

3. Air angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfir, seperti hujan

dan salju.

Menurut Depkes RI (2000), hal - hal yang perlu diperhatikan dalam

penyediaan air bersih adalah :

1. Mengambil air dari sumber air yang bersih.

2. Mengambil dan menyimpan air dalam tempat yang bersih

dan tertutup serta menggunakan gayung khusus untuk

mengambil air.

3. Memelihara atau menjaga sumber air dari pencemaran oleh

binatang, anak-anak, dan sumber pengotoran. Jarak antara

sumber air minumdengan sumber pengotoran seperti

septictank, tempat pembuangansampah dan air limbah harus

lebih dari 10 meter.

4. Mengunakan air yang direbus

5. Mencuci semua peralatan masak dan makan dengan air yang

bersihdan cukup.

Page 10: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

10

3. Faktor perilaku

Menurut Depkes RI (2005), faktor perilaku yang dapat

menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan risiko

terjadinya diare adalahsebagai berikut :

a. Pemberian ASI Eksklusif

Pada bayi yang tidak diberi ASI risiko untuk menderita diare lebih

besar daripada bayi yang diberi ASI penuh. Pada bayi yang baru lahir,

pemberian ASI secara penuh mempunyai daya lindung 4 kali lebih

besar terhadap diare dari pada pemberian ASI yang disertai dengan

susu formula.

b. Penggunaan botol susu

Penggunaan botol susu memudahkan pencemaran oleh kuman,karena

botol susu susah dibersihkan. Penggunaan botol untuk susu formula,

biasanya menyebabkan risiko tinggi terkena diare sehingga

mengakibatkan terjadinya gizi buruk.

c. Kebiasaan cuci tangan

Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang

penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan.

Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar,

sesudah membuang tinja anak, sebelum menyuapi makan anak dan

sesudah makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare.

d. Kebiasaan membuang tinja

Page 11: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

11

Membuang tinja (termasuk tinja bayi) harus dilakukan secara bersih

dan benar.

f. Menggunakan jamban

Penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam

penularan risiko terhadap penyakit diare. Bila tidak mempunyai

jamban, jangan biarkan anak-anak pergi ke tempat buang air besar

hendaknya jauh dari rumah, jalan setapak tempat anak-anak bermain

dan harus berjarak kurang lebih 10 meter darisumber air, serta

hindari buang air besar tanpa alas kaki.

2.1.4 Gejala klinis

Mula-mula balita menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu

makan berkurang atau tidak ada, kemudian diare. Tinja lendir dan atau

darah. Warna tinja makin lama berubah menjadi kehijau-hijauan karena

tercampur oleh empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena sering

defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya

asam laktat, yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus

selama diare/mencret.

Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat

disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan

keseimbangan asam basa dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai

tampak. berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun

besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak

kering (FKUI,2007)

Page 12: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

12

2.2.1 Definisi pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tidak tahu menjadi tahu, ini terjadi

setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Peningkatan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penciuman,

penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

2.2.2 Pengukuran Pengetahuan Kesehatan

Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang

diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan.

Pengetahuan tentang cara-cara memelihara kesehatan ini meliputi:

1). Pengetahuan tentang penyakit menular dan tidak menular (jenis

penyakit dan gejalanya, Penyebabnya, cara penularannya, cara

pencegahannya, cara mengatasinya atau menangani sementara)

2). Pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait dan memepengaruhi

kesehatan antara lain: sarana air bersih, pembuangan air limbah,

pembuangan kotoran manusia, pembuangan sampah.

3). Pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang profesional

maupun yang tradisisonal.

Oleh sebab itu, untuk mengukur pengetahuan kesehatan seperti di

atas, adalah dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan secara langsung

( wawancara) atau pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket.

Page 13: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

13

BAB 3

KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN &HIPOTESIS

3.1 Kerangka Teori

Gambar 3.1 Kerangka Teori Faktor yang berhubungan dengan diare pada balita

Faktor Lingkungan:

1. Sumber air minum

2. Jarak sumur dg limbah/ septic tank

Faktor Perilaku:

1. Pemberian ASI Eksklusif

2. Penggunaan botol susu

3. Kebiasaan Cuci tangan

4. kebiasaan membuang tinja

Faktor sosiodemografi ibu

1. Tingkat pendidikan

2. Jenis pekerjaan

3. Umur

Diare pada Balita

Tingkat pengetahuan ibu tentang diare

Page 14: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

14

3.2 Kerangka Konsep penelitian

Gambar 3.2 Kerangka Konssep Penelitian

3.3 Hipotesis

Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang diare dengan

kejadian diare pada Balita

Kejadian diare pada anak balita

Tingkat Pengetahuan ibu

tentang diare

Faktor sosiodemografi ibu

1. Tingkat pendidikan

2. Jenis pekerjaan

3. Umur

Page 15: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

15

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas

Majalengka dan waktu penelitian bulan Februari 2012 dengan responden

adalah ibu-ibu yang mempunyai anak balita yang mengobatkan anaknya di

Puskesmas.

4.2Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan

menggunakan studi cross sectional untuk menganalisis hubungan antara

tingkat pengetahuan ibu tentang diare dengan kejadian diare pada balita.

4.3 Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Dalam penelitian ini variable bebasnya adalah Tingkat pengetahuan ibu

tentang diare.

2. Variabel Terikat

Dalam penelitian ini variabel dependen adalah Kejadian diare pada

balita.

3. Variabel perancu:

Tingkat pendidikan ibu

Page 16: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

16

Jenis pekerjaan ibu

Umur ibu

4.4 Definisi Operasional Variabel

No variabel Kriteria Cara ukur Kategori Skala1 Variabel

bebas: Tingkat pengetahuan ibu

Dihitung dari jumlah jawaban yang benar dari berbagai aspek pengetahuan tentang diare

Pengisian kuesioner

kategori baik (76-100)%, cukup (56-75)%, kurang baik (40-55)%, tidak baik (<40%)

Ordinal

2 Variabel terikat: diare pada balita

Menderita buang air besar/ mencret dengan konsistensi tinja lembek/ cair > 3 kali sehari dalam 30 hari terakhir.

Pengisian kuesioner

Tidak = 0 1 X 2X 3X > 3X

Ordinal

3 Variabel perancu: Tingkat Pendidikan

pendidikan formal yang ditempuh ibu berdasarkan ijazah terakhir

Pengisian kuesioner

Ordinal

4 Variabel perancu: Jenis Pekerjaan

Suatu kegiatan sehari-hari yang dirutini ibu

Pengisian kuesioner

Ordinalnominal

5 Variabel perancu: umur

Usia penderita sejak lahir sampai sekarang

Pengisian kuesioner

interval

4.5 Populasi dan sampel.

1. Populasi

Populasi target dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai

anak balita yang mengobatkan anaknya di Puskesmas

Page 17: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

17

2. Sampel

Sampel yang dikehendaki dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang

memiliki bayi usia 1-5 tahun yang pernah mengalami diare.

Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling dengan

rumus perhitungan sampel sebagian berikut:

n = Z 2 1- a /2 P (1-P) d 2

Keterangan :

n : Jumlah sampel

P : Prevalensi diare11 % (Berdasarkan data prevalensi diare di KabupatenMajalengka : 11,3%).

d : Estimasijatuh pada 10 percentage point dari prevalensi diare yangsebenarnya,

Z21-a/2 : Tingkat kepercayaan 95% = 1,96

n = (1,96) 2 (0,11) (0,89) = 376 (0,10)2

3. Kriteria inklusi

a. Ibu balita yang berobat di Puskesmas Majalengka.

4. Kriteria Eksklusi

a. Ibu dengan bayi lahir kurang bulan

b. Ibu dengan bayi dengan malabsorbsi

Page 18: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

18

4.6 Materi/bahan/alat penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan

beberapa pertanyaan tertutup, dimana responden bebas mengisi jawaban

sesuai dengan pertanyaannya.

4.7 Cara pengumpulan data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dengan

menggunakan kuesioner untuk mengetahui penyebab diare pada balita.

Sebelumnya mengambil data sekunder dari dokumentasi Puskesmas

Majalengka mengenai jumlah dan data karakteristik ibu dengan balita yang

mengalami diare pada Bulan November 2011

4.8 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilaksanakan dalam 3 tahap, yang meliputi:

1. Tahap persiapan:

a. Penetapan sasaran

b. Konsultasi ke pembimbing

c. Kesiapan alat dan bahan

d. Koordinasi dengan

e. Penetapan jadwal kegiatan.

2. Tahap pelaksanaan

3. Tahap koreksi kuesioner

4. Tahap analisis hasil penelitian

Page 19: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

19

4.9 Waktu & Tempat Pengumpulan

Penelitian ini akan dilaksanakan pada waktu dan tempat sebagai berikut :

Waktu : Februari 2012

Tempat : Puskesmas Majalengka

4.10 Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Pengolahan data

Pada penelitian ini pengolahan dan analisis data dilakukan dengan

manual dan komputerisasi, data yang di ambil dengan melakukan

pengkajian sekunder. Langkah-langkah pengolahan data secara manual

yaitu sebagai berikut:

a. Editing (Penyuntingan Data)

Editing dilakukan untuk memeriksa data-data dari kuesioner

Medical Record untuk melihat kelengkapan data yang dibutuhkan

dalam penelitian.

b. Coding (Mengkode Data)

Kegiatan mengkode / member kode dari setiap informasi yang

didapat dari Medical Record .

c. Entry (Memasukan Data)

Page 20: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

20

Data yang sudah diberi kode dianalisa dan dimasukan kedalam

computer dengan menggunakan program SPPS Versi 17.

d. Cleaning (Membersihkan Data)

Kegiatan memeriksa kembali data yang telah dimasukan

kedalam computer untuk memastikan kebenaran data

2. Analisis Data

Data yang disajikan dengan mendistribusikan melalui analisis

bivariat, yaitu untuk melihat hubungan variabel independen  (tingkat

pengetahuan ibu) dan variabel dependen (kejadian diare pada balita)

dengan menggunakan chi square dan akan diolah dengan Statistical

Product and Service Solution (SPSS) 16 for Windows.

Hubungan antara variabel independen  (tingkat pengetahuan ibu) dan

variabel dependen (kejadian diare pada balita) akan dianalisis

dengan menggunakan uji korelasi Spearman.

Page 21: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

21

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Sutomo, H. 2011. Dasar Penelitian Klinik (Clinical Research Basic). Dee Publish, Yogyakarta.

Assiddiqi Hasbi Muhammad. 2010. Hubungan tingkat pengetahuan ibu terhadap

penanganan diare pada balita di kelurahan padang. Skripsi. Fakultas

kedokteran,Universitas Sumatra Utara. (Tidak dipublikasikan)

Thresia dewi kartini.2008.Hubungan Pola asuh ibu dengan kejadian diare pada

balita.Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas diponegoro Semarang.

(tidak dupublikasikan)

Behrman, et. al. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Vol. 1. Edisi 15. EGC, Jakarta.

Dep Kes R.I.1999. Buku ajar diare,pegangan bagi mahasiswa. Jakarta.

Dep Kes R.I.2002,Pedoman pemberantasan penyakit diare. Jakarta.

Dwiwahyuni,Agusniarti.2010. Hubungan pengetahuan dan sikap dengan kejadian

diare pada balita di puskesmas gading cempaka permai.skripsi. Fakultas

kedokteran,Bengkulu. (Tidak dipublikasikan)

Hasan, R. dan Alatas, H. 2007. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak I. cet.ke:10. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Notoatmodjo, S., 2007. Domain Perilaku. Dalam : Promosi Kesehatan dan Ilmu

Perilaku. PT RINEKA CIPTA. Jakarta. 139-146.

Rudolph, A.M, et all. 2006. Buku Ajar Pediatric Rudolph Volume 2. Edisi

20.EGC,Jakarta

Saryono.2009.Metodologi Penelitian Kesehatan. MITRA CENDIKIA

Press,Yogyakarta

Page 22: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

22

LAMPIRAN

Lampiran 1

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

Saudara harus melakukan wawancara untuk pengisian kuesioner ini!!!!

Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti.

2. Isilah data pribadi ibu terlebih dahulu.

3. Isilah pertanyaan di bawah inI dengan sebenarnya.

4. Untuk jenis pertanyaan frekuensi dan pengetahuan beri tanda ( x ) pada

jawaban yang ibu anggap benar.

5. Lembar kuesioner ini dikembalikan setelah mengisi seluruh pertanyaan.

Data pribadi responden

Nomor urut :

Nama Ibu / Umur :

Nama bayi / Umur :

Jenis Kelamin :

Jumlah anak umur 1-5 tahun :

Pendidikan terakhir ibu :

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

Page 23: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

23

Pekerjaan ibu :

Alamat tempat tinggal :

Pengetahuan ibu tentang diare

1. Apakah yang dimaksud dengan diare/mencret ?

a. tinja encer/cair

b. tinja encer/cair yang bercampur lendir atau darah, atau keduanya

c. tinja encer/cair yang lebih dari biasanya (>3 kali sehari)

disertaidengan/tanpa darah dan/atau lendir

d. tidak tahu

2. Sepengetahuan Ibu, apa saja yang menyebabkan diare/mencret pada balita?

a. Bakteri, virus, jamur

b. Makanan yang bergizi

c. Buah-buahan

d. tidak tahu

3. Sepengetahuan Ibu, apa saja yang dapat meningkatkan diare/mencret pada

balita ?

a. ibu yang tidak memberikan ASI secara penuh sampai 6 bulan

b. selalu mencuci tangan setelah buang air besar

c. obesitas (kegemukan)

d. tidak tahu

4. Apa saja tanda dan gejala diare pada balita ?

a. tinja encer, buang air besar lebih sering, lemah dan pucat

Page 24: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

24

b. nafsu makan meningkat dan susah buang air besar

c. nyeri kepala

d. tidak tahu

5. Sepengetahuan Ibu, apa saja tanda-tanda dehidrasi ?

a. sakit perut dan nyeri kepala

b. susah buang air besar

c. kesadaran menurun dan malas minum

d. tidak tahu

6. Sepengetahuan Ibu, apa saja penanganan yang tepat untuk diare pada balita di

rumah?

a. Banyak makan buah-buahan

b. Langsung bawa ke rumah sakit terdekat

c. Lanjutkan ASI, beri makan, dan bri banyak cairan

d. Tidak tahu

7. Bagaimana cara memberikan ASI pada bayi yang sedang diare?

a. Hentikan pemberian ASI sampai diare berhenti

b. Ganti ASI dengan susu formula

c. Tetap lanjutkan pemberian ASI

d. Tidak tahu

8. Jika tidak ada oralit di rumah, apa yang dapat Ibu berikan sebagai penggantinya?

a. Larutan gula garam

b. air putih

c. susu formula

Page 25: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

25

d. tidak tahu

9. Jika anak Ibu muntah saat diberi oralit, apakah pemberian oralit perlu diteruskan?

a. Hentikan pemberian oralit dan tidak perlu diteruskan.

b. Tetap beri dengan jumlah banyak.

c. Hentikan sejenak, kemudian lanjutkan pemberian secara perlahan

d. tidak tahu

10. Bagaimana cara memberikan makanan pada anak yang sedang diare?

a. anak dipuasakan, hanya beri cairan.

b. Beri makanan seperti biasa, namun dilunakkan.

c. Beri makanan yang lunak, sedikit demi sedikit namun sering.

d. Tidak tahu.

Kejadian diare dalam 1 bulan terkhir

1. Apakah selama 1 bulan terakhir anak ibu pernah sakit diare ?

a. Ya

b. Tidak

2. jika iya, frekuensi/berapa kali dalam 1 bulan terakhir

a. 1 kali

b. 2 kali

c. 3 kali

d. 4 kali

Page 26: PENGETAHUAN IBU- DIARE (Syafura)  masukan prof tri.docx

26