PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWI DALAM ...repository.utu.ac.id/413/1/BAB I_V.pdfIndonesia adalah...
Transcript of PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWI DALAM ...repository.utu.ac.id/413/1/BAB I_V.pdfIndonesia adalah...
PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWI DALAM PEMAKAIAN KOSMETIK PEMUTIH WAJAH DI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR
SKRIPSI
Oleh: CUT RINI SUSANTI
08C10104090
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR ACEH BARAT
2013
PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWI DALAM PEMAKAIAN
KOSMETIK PEMUTIH WAJAH DI FAKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR
SKRIPSI
Oleh:
CUT RINI SUSANTI
08C10104090
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR 2013
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWI
DALAM PEMAKAIAN KOSMETIK PEMUTIH WAJAH DI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR
Nama Mahasiswi : CUT RINI SUSANTI NIM : 08C10104090 Program Studi : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II Kartini SE, M.kes Irasahwadi, S.Kep, MKM NIDN. 01278196903 NIDN.01188117201
Mengetahui : Dekan Fakultas Kesehatan Ketua Program Studi
Masyarakat Ilmu Kesehatan Masyarakat Sufyan Anwar, SKM, MARS Marniati, SKM, M.Kes NIDN. 0121067602 NIDN. 0104097801
Tanggal Lulus : 08 Oktober 2013
HALAMAN PENGESAHAN
Proposal Skripsi Dengan Judul:
PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWI DALAM PEMAKAIAN KOSMETIK PEMUTIH WAJAH DI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR
Nama Mahasiswa : CUT RINI SUSANTI
NIM : 08C10104090
Fakultas : Kesehatan Masyarakat
Program Studi : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Pada Tanggal 08 Oktober 2013 dan Dinyatakan Memenuhi Syarat Untuk Diterima
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1. Kartini SE, M.kes (Dosen Pembimbing Ketua) ...................................................
2. Irasahwadi, S.Kep, MKM (Dosen Pembimbing Anggota) ...................................................
3. Wintah, Msi (Dosen Penguji I) ...................................................
4. Afrizal DN.Com, SE (Dosen Penguji II) ...................................................
Alue Peunyareng, 08 Oktober 2013 Ketua Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Marniati, SKM, M.Kes NIDN. 0104097801
ABSTRAK Cut Rini Susanti Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswi Dalam Pemakaian Kosmetik Pemutih Wajah Di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar. Dibawah bimbingan Kartini SE, M.kes dan Irasahwadi, S.Kep, MKM. Dewasa ini terdapat ribuan kosmetik di pasar bebas. Kosmetik tersebut adalah produk pabrik didalam dan luar negeri yang jumlahnya telah mencapai angka ribuan. Pemakaian kosmetik ini diperlukan oleh semua orang khususnya wanita, ingin tampil cantik merupakan hal yang alami bagi wanita. Efek samping kosmetik menimbulkan kekhawatira pengguna kosmetik yaitu kaum wanita terutama remaja yang tetap ingin menjaga penampilan wajah efek samping kosmetik pada diri mereka.. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan sikap Mahasiswi dalam pemakaian kosmetik pemutih wajah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar. Sampel dalam penelitian ini adalah 6 mahasiswi yang menggunakan kosmetik pemutih di FKM-UTU dengan menggunakan metode Purposive Sampling. Dari hasil penelitian diketahui bahwa mahasiswi FKM-UTU pengetahuan kosmetik pemutih wajah banyak diantara mereka mengetahui dampak buruk dari kosmetik, namun efek hasil yang memutihkan wajah lebih membuat mereka tertarik terlihat dari jawaban yang diberikan dimana mereka menjawab bahwa penggunaan merkuri bisa membuat kanker kulit. Hasil penelitian sikap Mahasiswi FKM-UTU tentang pengguna kosmetik pemutih ada yang menjawab tidak setuju pada pertanyaan “penggunaan kosmetik merkuri dilarang beredar” ini mengartikan bahwa ketergantungan pemakai yang lebih suka jika terlihat putih tanpa menghiraukan apa efek yang akan ditimbulkannya. Kepada Mahasiswi FKM-UTU yang akan menjadi kader kesehatan masyarakat sebaiknya lebih selektif lagi dalam pemilihan kosmetik wajah diman harus memikirkan konsekuensi yang ditimbulkan sangat berbahaya tidak hanya memperhatikan efek cantik yang diberikan. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Pemakaian Kosmetik Pemutih Wajah.
RIWAYAT HIDUP
Nama : Cut Rini Susanti
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Suak Lokan, 13 Maret 1990
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Jl. Nasional Kompleks Bulog, Meulaboh
Nama Orang Tua
Ayah : T. Mahyarruddin
Pekerjaan : Swasta
Ibu : Mijar Wati
Pekerjan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Suak Lokan Kec. Labuhan Haji Barat, Aceh
Selatan
Pendidikan Formal:
Sekolah Dasar (1996-2002) : SD Negeri 1 Balng Baru
SLTP (2002-2005) : SMP N 1 Kuta Tring
SLTA (2005-2008) : SMA N 1 Labuhan Haji Tengah
PT (2008-sekarang) : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku
Umar
Pendidikan Non Formal:
- Pelatihan Komputer BLK (2012)
Tertanda
Cut Rini Susanti
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
dapat menyelesaikan skripsi/tugas akhir yang berjudul “Pengetahuan Dan Sikap
Mahasiswi Dalam Pemakaian Kosmetik Pemutih Wajah Di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Teuku Umar “. Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah
satu syarat kelulusan dalam meraih derajat Sarjana Kesehatan Masyarakat
Universitas Teuku Umar.
Selama penelitian dan penyusunan skripsi/tugas akhir ini, penulis tidak
luput dari kendala. Kendala tersebut dapat diatasi penulis berkat adanya bantuan,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. H. Alfian Ibrahim, MS., selaku Rektor Universitas Teuku
Umar Meulaboh.
2. Bapak Sufyan Anwar, SKM., MARS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh
3. Kepada Ibu Kartini, SE, M.Kes., selaku Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dalam membimbing penulis dalam menyusun skripsi
ini.
4. Kepada Bapak. Ira Sahwadi, SKep, MKM, selaku Pembimbing II, yang
telah membantu penulis menyusun skripsi ini
5. Ibu Marniati, SKM, M.Kes selaku Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Teuku Umar.
6. Seluruh Dosen dan Staf pengajar serta Civitas Akademika Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh yang telah
memberikan dorongan serta saran kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kejanggalan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran
dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan dan penyempuranaan
skripsi ini dimasa mendatang.
Meulaboh, Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LUAR HALAMAN JUDUL DALAM ...................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ......................................................... iii ABSTRAK ..................................................................................................... iv RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... v KATA PENGANTAR ................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................. viii DAFTAR TABEL ......................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1.Latar Belakang ............................................................................. 1 1.2.Perumusan Masalah ...................................................................... 5 1.3.Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
1.3.1. Tujuan Umum ..................................................................... 5 1.3.2. Tujuan Khusus ..................................................................... 5
1.4.Manfaat penelitian ........................................................................ 6 1.4.1. Manfaat teoritis.................................................................... 6 1.4.2. Manfaat Praktis.................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 7
2.1. Pengetahuan ............................................................................... 7 2.2. Sikap .......................................................................................... 9 2.3. Kosmetik .................................................................................... 10
2.3.1. Sejarah Kosmetik (Cleopatra) ........................................... 10 2.3.2. Pengertian Kosmetik ......................................................... 11
2.4. Pengertian Pemutih Kulit Wajah ................................................. 12 2.4.1. Penggolongan Pemutih Kulit wajah .................................. 20 2.4.2. Pemilihan Pemutih Kulit Wajah ........................................ 21 2.4.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Pemutih
Wajah ................................................................................ 23 2.4.4. Reaksi Negatif Pemutih Kulit Wajah................................. 25
2.5. Alur Pikir ................................................................................... 27
BAB III METODELOGI PENELITIAN ..................................................... 28 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 28
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 28 3.3. Populasi dan Sampel ................................................................... 28 3.4. Tehnik Pengumpulan Data .......................................................... 28 3.5. Definisi Operasional ................................................................... 29 3.6. Pengolahan dan Analisis Data ..................................................... 29
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 30 4.1.Hasil Penelitian ........................................................................... 30
4.1.1. Gambaran Umum .............................................................. 30 4.1.2. Karakteristik Informan ...................................................... 31 4.1.3. Pengetahuan ...................................................................... 31 4.1.4. Sikap ................................................................................. 35
4.2.Pembahasan ................................................................................. 38 4.2.1. Pengetahuan Mahasiswi Dalam Pemakaian Kosmetik
Pemutih Wajah................................................................ 38 4.2.2. Sikap Mahasiswi Dalam Pemakaian Kosmetik Pemutih
Wajah ............................................................................. 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 37 5.1. Kesimpulan ................................................................................ 37 5.2. Saran .......................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Table 4.1. Jumlah Dosen Tetap Fakultas Kesehatan Masyarakat Menurut Strata Pendidikan .............................................................................. 30
Tabel 4.2. Distribusi Karakteristik Informan Mahasiswi Yang Memakai
Kosmetik Pemutih Wajah Di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar .................................................................... 31
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Alur Pikir .................................................................................... 27
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian Dari FKM-UTU
Lampiran 3. Surat Telah Melakukan Penelitian Dari FKM-UTU
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kosmetika merupakan suatu komponen sandang yang sangat penting
peranannya dalam kehidupan masyarakat, dimana masyarakat tertentu sangat
bergantung pada sediaan kosmetika pada setiap kesempatan. Di pasaran pada
umumnya, banyak beredar sediaan kosmetika yang berperan untuk keindahan
kulit wajah. Dalam perkembangan selanjutnya, suatu sediaan kosmetika akan
ditambahkan suatu zat ikutan atau tambahan yang akan menambah nilai artistik
dan daya jual produknya, salah satunya dengan penambahan bahan pemutih
(Widana dan Yuningrat, 2007 dalam Siti, 2013 ).
Kulit manusia itu sendiri, tanpa adanya zat pewarna berwarna putih krem,
tetapi pada warna ini ditambahkan sedikit warna kuning, yaitu akibat adanya
pigmen kuning di dalam kulit. Unsure warna lain yang ditemukan dalam kulit
adalah hitam, yaitu akibat dari adanya butiran-butiran kecil dari suatu zat yang
dinamakan “melamin” zat ini berwarna coklat, tetapi jika tampak dalam kumpulan
besar akan kelihatan berwarna hitam (www.produksolusi.com, 2011).
Produk kosmetik sangat diperlukan oleh manusia, baik laki-laki maupun
perempuan. Produk-produk kosmetik tersebut digunakan setiap hari secara terus
menerus, sehingga diperlukan persyaratan aman untuk dipakai (Tanggono, 2007).
Produk pemutih kulit sendiri terbagi menjadi 3 golongan yaitu kosmetik,
kosmetisikal, dan kosmetomedik. Golongan pertama disebut kosmetik, jika
produk itu mempengaruhi fisiologi kulit dan dapat dibeli secara bebas, contohnya
sabun. Golongan kedua disebut kosmetisikal, jika produk itu mempengaruhi
fisiologi kulit tapi masih boleh dibeli secara bebas-terbatas tanpa harus memakai
resep dokter, contohnya produk yang mengandung alpha hydroxy acid (AHA),
asam glikolat, arbutin dan hidrokuinon. Golongan ketiga disebut kosmetomedik,
produk-produk ini mempengaruhi fisiologi kulit dan hanya boleh dibeli dengan
resep dokter, contohnya hidrokuinon diatas 2% dan asam retinoat (Andriyani,
2011 dalam Siti, 2013).
Belakangan ini jelas kosmetik yang banyak digunakan oleh wanita
Indonesia adalah produk bleaching cream yang dikenal sebagai krim pemutih.
Produk ini banyak diminati karena menjanjikan dapat memutihkan atau
menghaluskan wajah dalam waktu singkat. Hasil sampling tahun 2005 dari 10.896
kosmetik terdapat 124 sampel (1,24%) tidak memenuhi syarat, illegal atau tidak
terdaftar, mengandung bahan-bahan dilarang, terutama merkuri dan rhodamin.
Hasil pengawasan Badan POM (Pemeliharaan Obat dan Makanan) RI pada tahun
2005 dan 2006 dibeberapa provinsi, ditemukan 27 merek kosmetik yang
mengandung bahan yang dilarang digunakan dalam kosmetik yaitu: Merkuri (Hg),
Hidroquinon > 2% zat warna Rhodamin B dan merah K.3, 15 diantaranya terbukti
mengandung merkuri yaitu Doctor Kayama Whitening Day Cream, Doctor
Kayama Night Cream, Blossom Day Cream, Blossom Night Cream, Cream
Malam, Day Cream Vit E Herbal, Locos Anti Flek Vit E dan Herbal, Night Cream
Vit E Herbal, kosmetik Ibu Sari Cream, Cream Malam, Meei Yung (putih), Meei
Yung (kuning), New Rody special putih, New Rody special kuning dan Shee Na
whitening pearl cream (Media Konsumen, 2006).
Penggunaan bahan tersebut dalam kosmetik dapat membahayakan kesehatan
dan dilarang penggunaannya sebagaimana tercantum dalam peraturan Menteri
Kesehatan RI No.445/MENKES/PER/V/1998 tentang bahan, zat warna,
Zubstratum, Zat Pengawet dan Tabir Surya pada kosmetik dan keputusan Kepala
BPOM NO.HK.00.05.4.1745 tentang kosmetik (Poetz, 2008).
Merkuri (Hg)/Air Raksa termasuk logam berat berbahaya, yang dalam
konsentrasi kecilpun dapat bersifat racun. Pemakaian merkuri (Hg) dalam krim
pemutih dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit, yang
akhirnya dapat menyababkan bintik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit,
kerusakan permanen pada susunan syaraf, otak, ginjal dan gangguan
perkembangan janin bahkan paparan jangka pendek dalam dosis tinggi dapat
menyebabkan muntah-muntah, diare dan kerusakan ginjal serta merupakan zat
karsinogenik (menyebabkan kanker) pada manusia (Media Konsumen, 2006).
Pemakaian kosmetik ini diperlukan oleh semua orang khususnya wanita,
ingin tampil cantik merupakan hal yang alami bagi wanita. dan agar selalu
kelihatan cantik banyak wanita yang menghabiskan uangnya untuk membeli
produk-produk kosmetik. Apalagi berbagai produk kosmetika tersebut banyak
beredar dipasaran. Efek samping kosmetik menimbulkan kekhawatira pengguna
kosmetik yaitu kaum wanita terutama remaja yang tetap ingin menjaga
penampilan wajah efek samping kosmetik pada diri mereka. Namun sejauh ini
informasi tentang efek samping kosmetik masih sangat sedikit. Di satu sisi,
konsumen kosmetik selalu bertambah, dan pasti akan diikuti dengan peningkatan
kejadian efek samping kosmetika. Di sisi lain, informasi mengenai produk
kosmetik tidak bertambah luas dari masa kemasa. Atau sekalipun ada, keterangan
tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan yang ada (Wasitaatmadja, 2009).
Penggunaan krim pemutih kulit wajah secara terus menerus di kalangan
remaja akan memberikan dampak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sehingga kebiasaan menggunakan krim pemutih kulit wajah akan terus langgeng dan
bertahan lama. Padahal belum tentu krim pemutih kulit wajah yang mereka gunakan
adalah krim pemutih kulit wajah yang mendapat izin resmi dari pemerintah dan tidak
berbahaya.
Umumnya masalah kesehatan, seperti halnya efek samping penggunaan
kosmetik pemutih pada remaja, dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor
perilaku dan faktor-faktor di luar perilaku. Faktor perilaku ini mempunyai
pengaruh yang besar terhadap status kesehatan individu maupun masyarakat.
Perilaku adalah hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia
dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
tindakan. Selain itu perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik
yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
(Sarwono, 2004; Notoatmodjo, 2007).
Maraknya kosmetik pemutih tidak sedikit wanita dan remaja
menggunakannya untuk mempercantik diri seperti beberapa mahasiswi di
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar (FKM-UTU) mereka
memilih kosmetik pemutih untuk wajahnya agar terlihat lebih putih dan cerah.
Tanpa menghiraukan dampak buruk yang akan terjadi pada kulit, mereka lebih
menyukai krim pemutih sebab dampak yang terlihat lebih nyata dapat
mempercantik dan kelihatan putih. Dari hasil survey awal yang penulis lakukan
pada beberapa mahasiswi di FKM-UTU tentang pemakaian kosmetik pemutih
wajah, banyak diantara mengaku memakainya untuk memperoleh wajah lebih
putih namun ada juga diantaranya mengalami jerawat, alergi pada kilut, serta
malah kelihatan makin gelap wajahnya setelah menggunakan kosmetik pemutih.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu di lakukanya penelitian
bagaimanakah gambaran pengetahuan dan sikap Mahasiswi dalam pemakaian
kosmetik pemutih wajah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku
Umar.
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap Mahasiswi dalam
pemakaian kosmetik pemutih wajah di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Teuku Umar.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Mahasiswi dalam pemakaian
kosmetik pemutih wajah di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Teuku Umar.
2. Untuk mengetahui sikap Mahasiswi dalam pemakaian kosmetik
pemutih wajah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku
Umar.
1.4.Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
1. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dan memberikan
pengalaman dalam melakukan penelitian.
2. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi peneliti selanjutnya.
1.4.2. Manfaat Aplikatif
1. Bagi mahasiswi, Sebagai bahan masukan bagi mahasiswi FKM-UTU
untuk lebih menyadari pentingnya selektif memilih kosmetik yang
akan digunakan.
2. Bagi dinkes agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
membuat kebijakan tentang bahayanya kosmetik pemutih wajah agar
dapat lebih meningkatkan derajat kesehatan.
3. Bagi BPOM agar dapat lebih memperhatikan serta lebih memperketat
penanganan mengenai kosmetik berbahaya yangberedar dipasaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan terjadi
melalui panca indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Teori
pengetahuan berkaitan dengan sumber-sumber pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang. Dari pengalaman dan hasil penelitian ternyata perilaku yang
didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari
pengetahuan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan yang
dicakup di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
4. Analisis (analysa)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau subjek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (syntesa)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru sari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-
kriteria yang ada.
Pengetahuan juga dapat dapat disimpulkan bahwa, pengetahuan itu
merupakan hasil tahu dari manusia. (Notoadmodjo, 2005).
Perilaku dalam bentuk pengetahuan, yakni dengan mengetahui situasi
ransangan dari luar yang mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
perilaku baru didalam memperoleh informasi atau pengetahuan mengenai suatu
hal yang baru sampai pada saat yang memutuskan untuk menerima atau menolak
ide baru tersebut. (FKM UI, 2000).
2.2. Sikap
Sikap adalah gambaran kepribadian seseorang yang terlahir melalui
gerakan fisik dan tangkapan pikiran terhadap sesuatu keadaan atau objek. (Salim,
2006).
Menurut salah seorang ahli phisikologi social Newcomb menyatakan
bahwa sikap merupakan kesiapa atau kesediaan untuk bertindak dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. (Notoadmodjo, 2003).
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. (Notoadmodjo, 2007).
Newcomb dalam Notoadmodjo menyatakan bahwa sikap itu merupakan
kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif
tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi
merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
Thomas dan Znaniecki (1920) menegaskan bahwa sikap adalah predisposisi
untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu, sehingga sikap
bikan hanya kondisi internal psikologis yang murni dari individu (purely psychic
inner state), tetapi sikap lebih merupakan proses kesadaran yang sifatnya
individual. Artinya proses ini terjadi secara subjektif dan unik pada diri setiap
individu. Keunikan ini dapat terjadi oleh adanya perbedaan individual yang
berasal dari nilai-nilai dan norma yang ingin dipertahankan dan dikelola oleh
individu. (Wawan dan Dewi, 2010).
2.3. Kosmetik
2.3.1. Sejarah Kosmetik (Cleopatra)
Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaaan kosmetik demikian popular.
Banyak merek kosmetik ternama dunia meluncurkan produknya. Kosmetik sudah
ada dari ribuan tahun yang lalu, rahasia kecantikan Ratu Mesir yang tersohor yaitu
Cleopatra juga menggunakan kosmetik berbahan dari dari alam seprti yang sering
dilakukan yaitu mandi susu, perawatan mandi susu guna mendapatkan kulit yang
indah dan terawat Ia selalu memastikan bak mandinya terisi dengan susu unta
baru kemudian Ia merendamkan tubuhnya kedalam bak penuh susu tersebut, dan
Ia juga gemar menggunakan perawatan dengan bahan-bahan mineral seperti
menggunakan garam laut (Viva life, 2009).
Konon wajah Cleopatra berjerawat namun tidak begitu parah, untuk
menghilangkan jerawatnya Cleopatra menggunakan air mawar untuk
membersihkan wajahnya, selain itu Cleopatra juga menggunakan tumbuhan
Henna untuk mengecat kuku jari tangan, kaki dan juga mengecat rambutnya.
Zaman dahulu lipstick belum ditemukan Cleopatra menggunakan lemak angsa dan
batu pewarna merah untuk membuat lipsticknya sendiri, campuran tersebut juga
diaplikasikan pada pipi agar terlihat merah merona.
Cleopatra dianugrahi mata yang indah berwarna gelap yang selalu di garisi
oleh celak berwarna hitam atau hijau tua yang terbuat dari perunggu atau
hermatite. Kosmetik lainnya yang digunakan oleh Cleopatra adalah antimony
sulfide digunakan pada alis dan bulu mata. Di mesir serta Negara-negara
Mediterania dan Timur Tengah penggunaan kosmetik sudah berlangsung ratusan
tahun yang lalu (Anne Ahira, 2010).
2.3.2. Pengertian Kosmetik
Kosmetik adalah bahan untuk digosokkan, ditaburkan, disiramkan,
dioleskan atau disemprotkan, pada kulit orang yang normal (kulit yang normal,
yaitu kulit yang telah mengalami perubahan terdahulu, misalnya “scarring” atau
tanda yang dibawa lahir),dengan tujuan membersihkan, mempercantik,
menyokong penampilan yang menarik dan bahan kosmetik ini adalah bahan yang
tiak menggangu kemampuan phsysiology kulit (Nasution, 2008).
Untuk memperbaiki dan mempertahankan kesehatan kulit diperlukan jenis
kosmetik tertentu. Selama kosmetik tersebut tidak mengandung bahan berbahaya
yang secara farmakologis aktif mempengaruhi kulit, penggunaan kosmetik jenis
ini menguntungkan dan bermanfaat untuk kulit sendiri.
Tujuan utama penggunaan kosmetik pad masyarakat moderen adalah untuk
kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up, meningkatkan ras
percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan
sinar UV, polusi dan faktor lingkungan yang lain, mencegah penuaan (Tranggono,
2007).
Maraknya penggunaan kosmetik menyebabkan timbulnya berbagai efek
samping terhadap kosmetik (Wasitaatmadja, 2009). Dalam menggunakan
kosmetik yang merupakan bahan kimia yang tentu saja memiliki risiko maka
penting diketahui dasar-dasar kosmetik, bahan-bahan kosmetik, efek samping dan
cara penggunaan, serta penyimpanan bahan dan alat kosmetik (Putro,1998).
Karena terjadi kontak anatar kosmetik dan kulit, maka ada kemungkinan
kosmetik diserap oleh kulit dan masuk kebagian yang lebih dalam dari tubuh.
Jumlah kosmetik yang diserap kulit tegantung pada beberapa faktor yaitu keadaan
kulit pemakai, keadaan kosmetik yang dipakai, dan kondisi kulit pemakai. Kontak
kosmetik dengan kulit menimbulkan skibat positif berupa manfaat kosmetik, dan
akibat negative atau merugikan berupa efek samping kosmetik (Wasitaatmadja,
2009).
Ada berbagai reaksi negative yang disebabkan oleh kosmetik yang tidak
aman baik pada kulit maupun pada sistem tubuh antara lain:
a. Iritasi
b. Alergi
c. Fotosensitisasi
d. Jerawat
e. Penyumbatan fisik
f. Intoksikasi
2.4. Pengertian Pemutih Kulit Wajah
Pemutih kulit atau sering dikenal dengan kosmetik berasal dari bahasa
Yunani “Kosmestikos” yang mempunyai arti keterampilan mengatur dan
menghias. Sedangkan menurut Peraturan Badan Kepala Pengawas Obat dan
Makanan RI. No. HK.00.05.42.1018 mengatakan bahwa setiap bahan atau sediaan
yang dimaksudkan untuk digunakan pada seluruh bagian luar tubuh manusia
(epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar), atau gigi dan
membran mukosa di sekitar mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan,
mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan dan atau melindungi atau
memelihara tubuh pada kondisi baik. (Badan POM, 2008).
Sedangkan menurut Rieger (2000) mengemukakan bahwa pemutih kulit
wajah merupakan suatu bahan yang digunakan untuk mencerahan atau merubah
warna kulit yang tidak diinginkan. Beberapa pemutih wajah mengandung pigmen
putih untuk menutupi kulit dan para pemakai merasa kulitnya menjadi lebih putih,
namun sebenarnya kulit mereka hanya terlihat putih saja akibat efek pelapisan
pigmen putih pada lapisan terluar kulit dan tidak ada pengurangan pada kadar
pigmen kulit yang sebenarnya. Setiap produk yang mengandung bahan aktif yang
dapat menekan atau menghambat melamin yang sudah terbentuk sehingga akan
memberikan warna kulit yang lebih putih dan memberikan efek samping terhadap
kulit baik positif maupun negatif.
Dengan demikian jelaskan bahwa setiap bahan yang digunakan sebagai
pembersih, pewangi dan mengubah penambilan menjadi lebih menarik atau kulit
wajah terlihat lebih putih dapat dikatakan sebagai pemutih kulit wajah. Setiap
produk yang mengandung bahan aktif yang terlibat langsung dalam memutihkan
wajah dan memberikan efek yang sangat berarti pada kulit wajah juga dikatakan
sebagai pemutih wajah.
Berbagai cara dilakukan untuk melakukan pemutihan kulit wajah, dan
berbagai produk juga digunakan agar keinginan tersebut tercapai. Namun pada
hakikatnya, konsumen melupakan bahan-bahan yang terkandung dalam pemutih
kulit wajah. Bahan-bahan tersebut terlibat langsung dalam memenuhi keinginan
konsumen agar kulit wajah terlihat lebih putih dan memukau.
Menurut Yasmin (2008) pada dasarnya, sebagian besar pemutih kulit
wajah bekerja dengan menghambat pembentukan melamin melalui jalur inhibisi
pada enzim tironase dan bahkan ada yang bersifat toksik terhadap melamin. Kulit
wajah yang lebih putih dan hilangnya bintik-bintik hitam, bisa diperlihatkan
dalam waktu 6 bulan setelah penggunaan. Efek samping dari penggunaan pemutih
kulit, bisa berupa kulit kemerahan dan iritasi, rasa gatal dan terbakar,
pengelupasan kulit dan merangsang terjadinya kanker kulit.
Faktor-faktor yang menyebabkan efek samping tersebut terjadi karena
bahan-bahan yang digunakan terkadang tidak sesuai dengan sensitifitas kulit
seseorang. Penggunaan bahan pemutih kulit wajah ada beragam jenis bahan
tingkat efektifitas yang berbeda-beda. Untuk membedakan bahan-bahan aktif yang
terkadung dalam pemutih kulit wajah, dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Hidroquinon
Menurut Counter (2003) Hidroquinon atau lebih dikenal dengan HQ,
terdapat dalam berbagai pemutih kulit wajah yang sering dijumpai saat ini.
Bahan ini lazim digunakan karena berbagai pertimbangan, di antaranya
sebagai salah satu penghambat yang paling efektif terhadap melanogenesis
invito dan invivo. HQ dipercaya dapat menyebabkan hambatan reversible
metabolisme seluler dengan mempengaruhi sintesis DNA dan RNA. Efek
sitotoksis HQ tidak berbatas pada melanosit, tetapi menghambat metabolisme
seluler sel non-melanosit dengan dosis yang lebih tinggi, sehingga HQ dapat
dipertimbangkan sebagai agen sitotoksik melanosit poten dengan sitotoksik
melanosit spesifik yang relatifi tinggi.
Badan POM (2007) mengatakan bahwa bahan ini termasuk golongan
obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter.
Hidroquinon yang banyak dipakai sebagai penghambat pembentukan
melamin yang dapat menyebabkan hiperpigmentasi, padahal melamin
berfungsi sebagai pelindung kulit dari sinar ultraviolet, sehingga terhindar
dari resiko sinar matahari secara langsung, hidroquinon dapat mengakibatkan
noda hitam dan benjolan kekuningan pada kulit yang disebut sebagai
okrosinosis yang sifatnya permanen sebagai akibat terhambatnya produksi
melanin kulit yang berfungsi melindungi kulit dari sinar ultraviolet. Oleh
karena itu Badan POM menetapkan ambang batas kandungan hidroquinon di
bawah 2%.
Dengan demikian, tercatat bahwa bahan ini dianggap berbahaya jika
digunakan terlalu banyak dalam pemutih kulit wajah. Efek samping yang
ditimbulkan bisa menyebabkan iritasi, kulit terasa lembam dan lainnya. Pada
sebagian orang yang kulit mereka sangat sensitif akan merasakan dampak
langsung dari efek samping ini.
Senada dengan itu, Yasmin (2008) mengemukakan bahwa bahaya
pemakaian obat keras ini tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan iritasi
kulit, kulit menjadi merah dan rasa terbakar juga dapat menyebabkan kelainan
pada ginjal (Nephropaty), kanker darah (Leukimia) dan kanker sel hati
(Hepaoceluller adenoma).
2. Monobenzyl Ether HQ
Menurut James (2009), Monobenzyl Ether Hidroquinon (MBEH)
sama dengan HQ yang termasuk agen kimia golongan fenol atau ketakol.
MBEH hampir selalu menyebabkan depigmentasi ireversibel kulit. Sisa
MBEH telah ditemukan dalam desinfektan, germisida, baki hidangan dari
karet, selotif dan apron karet. Dalam dermatologi seharusnya dipakai untuk
menghilangkan daerah yang tersisa selain kulit normal pada pasien untuk
vitiligo umum dan sukar disembuhkan. Mekanisme yang diduga terjadi pada
pigmentasi oleh MBEH adalah dengan penghancuran melanosit selektif
melalui pembentukan radikal bebas dan penghambatan kompetitif system
enzim tirosinase.
3. Merkuri
Menurut Arief (2007), Merkuri (Hg)/air raksa termasuk logam berat
berbahaya yang dalam konsentrasi dapat bersifa racun. Pemakaian merkuri
(Hg) dalam krim pemutih dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari
perubahan warna kulit yang akhirnya dapat menyebabkan bintik-bintik hitam
pada kulit, alergi, iritasi kulit, serta pada pemakaian dengan dosis tinggi dapat
menyebabkan kerusakan permanen pada susunan saraf otak, ginjal, dan
gangguan perkembangan janin bahkan paparan jangka pendek dalam dosis
tinggi dapat menyebabkan muntah-muntah, diare dan kerusakan ginjal, serta
merupakan zat karsinogenik (menyebabkan kanker) pada manusia.
4. Arbutin
Arbutin berasal dari ekstrak tanaman bearberry, yang dulu sering
digunakan oleh bangsa Jepang. Jika dibandingkan dengan hidroquinon, maka
daya pemutih arbutin tidak sekuat hidrokuinon. Produk yang mengandung
arbutin dapat dijual secara bebas tanpa resep dokter. Selain bearberry, arbutin
juga ditemukan pada tanaman gandum dan kulit buah pear. Bahan ini
berfungsi sebagai pemutih kulit wajah (skin lightening) yang bekerja dengan
cara menghambat pembentukan melanin dalam kulit yaitu dengan
menghambat aktivitas tirosin. Karena arbutin tidak menghidrolisa HQ bebas,
agen selanjutnya tidak bertanggung jawab terhadap efek inhibitor arbutin
pada melanogenesis. Penghambatan sintesis melanin (kira-kira 39%) terjadi
pada konsentrasi 5x10.
5. Asam azelaik
James (2009) mengatakan bahwa secara alami asam azelaik didapat
dari saturasi pityrosporum ovale, asam azelaik mempunyai efek
antiproliferatif dan sitotoksik terhadap melanosit. Efek selanjutnya terjadi
karena penghambatan yang agak kuat dari retioreduksin reduktase, enzim
yang terlibat dalam aktivasi oksireduktase mitokondria dan sintesi DNA.
Walaupun asam azelaik pada awalnya digunakan untuk pengobatan akne,
ternyata juga berhasil pada pengobatan lentiginosis, rosasea dan
hiperpigmentasi paska inflamasi. Selain berfungsi sebagai antibakteri,
keratolitik, komedogenik dan anti inflamasi. Asam azelaik juga mampu
mengurangi pigmentasi pada kulit terutama bagi mereka yang berkulit gelap
dan bekas jerawat warna coklat atau untuk kasus melasma. Asam azelaik 20%
dilaporkan mempunyai efektivitas yang sama dengan HQ 4% dalam
mengatasi kulit gelap tersebut. Efek samping dari bahan ini berupa iritasi
kulit, rasa gatal, dan terbakar hingga pengelupasan kulit.
6. Asam kojik
Menurut James (2009), sebelum digunakan sebagai pemutih kulit,
asam kojik telah banyak digunakan sebagai bahan tambahan pada makanan
yang digunakan untuk menjaga kualitas warna makanan. Asam kojik
marupakan metabolit jamur yang biasa dihasilkan oleh spesies jamur
aspergillus, acetobacter, dan penicillium. Asam kojik menghambat aktivitas
katekolase tirosin, yang dibatasi enzim esensial dalam biosintesis pigmen
kulit melanin. Melanosit yang diobati dengan asam kojik menjadi
nondendritik, dengan penurunan jumlah melanin. Kemudian asam kojik
mencari oksigen reaktif yang dilepaskan secara berlebihan dari sel atau yang
dihasilkan dalam jaringan atau darah. Biasanya konsentrasi asam kojik yang
digunakan sebagai kosmetik berkisar antara 1-4%. Kelebihan asam kojik
dibandingkan bahan pemutih lainnya adalah kestabilannya dalam suatu
produk kosmetik. Akan tetapi dari hasil penelitian asam kojik lebih
mengiritasi dibandingkan HQ sehingga 5 mol/L. selain bekerja dengan
menghambat tirosin, arbutin juga bekerja dengan mengelupas kulit epidermis
(eksfoliasi). Beberapa pabrik melaporkan arbutin sebagai obat depigmentasi
yang efektif pada konsentrasi 1%.
7. Licorice ekstract
James (2009) mengemukakan bahwa glabiridin (glicyrrhia glabra)
merupakan kandungan utama dari ekstract licorice yang mampu memutihkan
kulit. Cara kerjanya yaitu menghambat melanogenesis (pembentukan pigmen
kulit) dan juga mencegah terjadinya proses inflamasi di kulit. Beberapa riset
menunjukkan bahwa penggunaan glabiridin 0,5% secara topical dapat
menghambat sinar UV-B yang dapat memicu terbentuknya pigmentasi dan
kemerahan pada kulit.
8. Asam Ellagik
Menurut James (2009), Asam Ellagik ditemukan pada rapsberry,
strawberry, dan pomegranate. Berdasarkan suatu hasil riset laboratorium
menyatakan asam ellagik dapat memperlambat pertumbuhan tumor-tumor
tertentu. Walaupun hasil riset ini sangat menjanjikan, namun sampai saat ini
belum ada bukti secara medis bahwa bahan ini mampu mencegah dan
mengobati kanker pada manusia. Selain diduga mampu melawan kanker,
asam ellagik juga berguna sebagai pemutih kulit. Pada tahun 1996 di Jepang,
Asam Ellagik disetujui sebagai bahan aktif yang mampu mencegah
terbentuknya spots dan freckles setelah luka bakar karena paparan sinar
matahari.
Selain itu juga terdapat beberapa bahan yang tidak diizinkan untuk
digunakan pada pemutih kulit wajah. Bahan-bahan tersebut adalah:
1. Arsen dan senyawanya.
2. Barium dan senyawanya.
3. Hidroquinon Mono Benzil eter.
4. Perak dan senyawanya.
5. Air raksa (Merkuri) dan senyawanya, dan Tiomersal yang digunakan
sebagai pengawet dalam sediaan tata rias.
6. Selenium dan senyawanya, kecuali selenium disulfida maksimum 2%
dalam sampo.
7. Salisil Anilida berhalogen.
8. Timbal dan senyawanya, kecuali timbal asetat maksimum 2% dalam
cat rambut.
2.4.1. Penggolongan Pemutih Kulit Wajah
Pemutih kulit wajah yang sering sekali digunakan ternyata mempunyai
beberapa kriteria atau kelompok. Dalam penggunaannya mempunyai fungsi
masing-masing dan mempunyai efek tersendiri. Pemutih kulit wajah yang satu
dengan yang lainnya terkadang mempunyai satu kesatuan untuk saling membantu
dan mendukung guna tercipta hasil yang maksimal. Pemutih kulit wajah ini
nantinya akan memberikan kesan tersendiri pada penggunanya.
Berdasarkan kegunaannya pemutih kulit wajah dapat dibedakan sebagai
berikut:
1. Skin Bleaching
Skin Bleaching merupakan produk pemutih yang mengandung bahan
aktif yang kuat, yang berfungsi memudarkan noda-noda hitam pada kulit.
Cara penggunaannya adalah dengan mengoleskan pada daerah kulit dengan
noda hitam, tidak digunakan secara merata pada kulit dan tidak digunakan
pada siang hari. Bahan aktif yang digunakan antara lain hidroquinon dan
kombinasi hidroquinon dengan asam retinoat.
2. Skin Lightening
Skin Lightening merupakan produk perawatan kulit yang digunakan
dengan tujuan agar kulit pemakai tampak lebih putih, cerah dan bercahaya.
Produk ini dapat digunakan secara merata pada seluruh permukaan kulit.
Bahan aktif yang digunakan antara lain asam askorbat dan derivatnya, Kojik
Acid, Niasinamid, Licorice ekstract.
2.4.2. Pemilihan Pemutih Kulit Wajah
Sebagian orang memang tidak bisa dipisahkan dari penggunaan pemutih
kulit wajah. Hal ini dilakukan untuk membuat penampilan menjadi lebih menarik.
Namun pada sebagian orang lainnya penggunaan pemutih kulit wajah terllau
berlebihan sehingga tidak memperhatikan efek yang akan ditimbulkan setelah
penggunaanya. Untuk menghindari efek samping yang berlebihan, BPOM RI
(2007) menganjurkan sebaiknya memperhatikan beberapa hal berikut ini sebelum
melakukan pembelian pemutih kulit wajah:
a. Kenali jenis kulit
Setiap orang memiliki jenis kulit yang berbeda, oleh karena itu
penting untuk mengetahui jenis kulit sebelum memutuskan untuk membeli
pemutih kulit yang cocok. Untuk memastikan jenis kulit seseorang, kulit
harus dibersihkan lebih dahulu dan pemeriksaan harus dilakukan di bawah
cahaya yang terang bila perlu menggunakan kaca pembesar agar tekstur kulit,
besarnya pori-pori, aliran darah, pigmentasi, dan kelainan lain yang terdapat
pada permukaan kulit dapat terlihat. Analisis kulit sangat penting dilakukan
untuk menentukan kelainan atau masalah kulit yang timbul sehingga
perlakukan yang tepat dapat diberikan untuk memperbaikinya.
b. Produk bernomor registrasi dari Depkes.
Hal ini perlu dilakukan karena setiap produk yang memiliki nomor
registrasi dari Depkes, dipastikan sudah melalui tahap penyeleksian dan
pemeriksaan kelayakan pakai terhadap produk tersebut. Suatu produk yang
tidak memiliki nomor regristrasi, kemungkinan memiliki kandungan zat-zat
yang tidak diizinkan pemakaiannya atau memiliki kadar yang melebihi
ketentuan, sehingga dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya. Hal
yang perlu diperhatikan tersebut adalah berkaitan dengan kandungan
Hidroquinon dan Merkuri yang terdapat pada produk pemutih kulit wajah.
c. Produk Instan
Terkadang sebagian orang tergiur dengan produk instan atau dengan
produk yang memberikan hasil yang sangat cepat (misalnya produk pemutih).
Hal ini tidak menutup kemungkinan produk tersebut mengandung zat yang
melebihi kadar atau standar yang sudah ditetapkan oleh Depkes dan
penggunaannya harus di bawah pengawasan pihak yang berwenang.
d. Membeli sesuai kebutuhan
Penggunaan produk pemutih kulit wajah pada tahap pertama
sebaiknya tidak terlalu berlebihan. Sebaiknya pembelian dilakukan bertahap,
lihat hasil yang diberikan oleh suatu produk sebelum mengunakan secara
berkelanjutan. Kecocokan penggunaan pemutih kulit wajah sangat
bergantung pada jenis kulit konsumen. Jika kulit tidak bisa menerima atau
tidak cocok akan menimbulkan efek samping misalnya iritasi dan lain
sebagainya.
e. Keterangan pada label atau kemasan.
Hal ini sangat diperlukan karena untuk meminimalkan efek samping
dari produk yang akan dipakai. Sebelum memutuskan membeli konsumen
berhak memperhatikan mengenai unsur bahan yang digunakan, tanggal
kadaluarsa serta nomor registrasinya, karena tidak semua produsen
mencantumkan atau mendaftarkan produknya ke BPOM, sehingga tidak
terjamin keamanannya bagi konsumen. Sikap kehati-hatian dari konsumen ini
sangat diperlukan mengingat banyak pemutih kulit wajah yang beredar di
pasaran saat ini.
2.4.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Pemutih Wajah
1. Kebutuhan
Tidak bisa dipungkiri bahwa pemutih kulit wajah sudah hampir
menjadi kebutuhan primer. Hampir semua orang ingin terlihat putih dan
cantik kapan saja. Hal ini menyebabkan individu yang ingin berubah
memiliki kebutuhan pokok untuk mendapatkan hasil yang ingin dicapai.
Selain itu, perbedaan warna kulit dan kultur menjadikan setiap warga
negara berbeda dengan yang lainnya. Orang yang berkulit putih ingin terlihat
makin putih atau bahkan ingin terlihat kecoklatan demikian juga sebaliknya.
Perbedaan ini pula yang menjadi pemutih kulit wajah sebagai pilihan untuk
tampil lebih menawan.
Kurangnya pengetahuan akan bahaya penggunaan pemutih kulit wajah
yang berlebihan dan ketidahtahuan bahan-bahan yang digunakan sebagai
pembuat pemutih kulit wajah ini, menjadikan pemutih kulit wajah masih
sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi.
2. Lingkungan
Dalam hal ini, setiap individu bisa berubah begitu saja karena
pengaruh lingkungannya. Lingkungan sangat membawa pengaruh besar
seseorang menggunakan pemutih kulit wajah atau tidak. Lingkungan yang
mengharuskan seseorang tampil menawan setiap saat seperti sudah
mewajibkan penggunaan pemutih wajah ini. Sedangkan lingkungan yang
berbeda dari itu tidak menjadikan penampilan sebagai hal nomor satu.
Penggunaan pemutih kulit wajah di lingkungan tertentu akan sangat
berpengaruh pada kedudukan seseorang dalam lingkungannya. Bahkan
seperti ada kesan yang mengatakan bahwa tercipta kelompok-kelompok
sendiri dalam hal ini. Kelompok yang terbiasa menggunakan pemutih kulit
wajah akan berdiri sendiri, sedangkan yang lainnya juga akan demikian. Jika
ingin masuk ke salah satu kelompok harus ikut peraturan yang ada. Otomatis
yang terpengaruh dengan kelompok pertama akan mengikuti gaya hidup
lingkungan tersebut dalam menggunakan pemutih kulit wajah atau yang lain
dalam memperindah penampilan mereka.
3. Media
Media sangat berpengaruh terhadap penggunaan pemutih kulit wajah.
Media juga yang menghadirkan iklan-iklan menarik peminat untuk membeli
dan menggunakan pemutih wajah tertentu agar terlihat makin putih atau awet
muda. Media tersebut baik cetak maupun elektronik turut serta menghadirkan
pengaruh besar dalam penggunaan pemutih kulit wajah masa kini.
Terdapat dua media yang ada saat ini, yaitu media cetak dan media
elektronik. Media cetak adalah media statis dan mengutamakan pesan-pesan
visual yang dihasilkan dari proses percetakan, bahan baku dasarnya maupun
sarana penyampaian pesannya menggunakan kertas. Di antara media cetak
tersebut adalah: surat kabar, majalah, tabloid, brosur, pamflet, poster.
Sedangkan media elektronik adalah media yang proses bekerjanya berdasar
pada prinsip elektronik dan eletromagnetis, misalnya: televisi, radio, internet.
Dengan adanya media yang ada, hadirlah berbagai macam bentuk
iklan dari berbagai produk pemutih kulit wajah dengan berbagai daya tarik.
Bahkan untuk menghadirkan kesan nyata, beberapa artis dijadikan brand
ambassador untuk berbagai produk kecantikan demi menarik peminat.
Pencitraan yang hadir inilah yang akan menimbulkan daya tarik bagi
konsumen untuk segera menggunakan produk yang sudah direkomendasikan
oleh idola mereka tersebut. Hal ini membuat berbagai produk berlomba-
lomba mendapatkan simpati konsumen untuk mendapat keuntungan yang
besar.
2.4.4. Reaksi Negatif Pemutih Wajah Kulit
Menurut Tranggono (2007) terdapat beberapa jenis reaksi negatif/kerugian
akibat menggunakan pemutih kulit wajah, baik pada kulit maupun pada sistem
tubuh lainnya. Efek negatif tersebut antara lain:
1. Iritasi
Permasalahan ini berhubungan langsung dengan konsumen yang
menggunakan pemutih kulit wajah. Iritasi merupakan efek langsung dialami
oleh konsumen karena kulit tidak bisa menerima bahan-bahan aktif yang
terdapat dalam pemutih kulit wajah. Sejumlah pemutih kulit wajah
berdampak langsung dapat menimbulakn iritasi sehingga sudah sewajarnya
memahami jenis kulit sebelum memutuskan menggunakan pemutih kulit
wajah.
2. Alergi
Bahan yang bersifat alergenik dapat menimbulkan elergi pada
sebagian orang setelah menggunakan pemutih kulit wajah berbahan seperti
ini. Walaupun pada sebagian orang lainnya, tidak mengalami alergi namun
patut diperhatikan karena alergi terhadap pemutih kulit wajah ini bisa
berlangsung selama bertahun-tahun jika tidak berkonsultasi dengan dokter.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan saran dari dokter pemutih kulit wajah
yang cocok untuk digunakan.
3. Fotosensitisasi
Bahan yang bersifat photosensitizer seperti zat pewarna dan zat
pewangi akan berdampak langsung setelah terkena sinar matahari.
Penggunaan bahan ini sangat berhubungan dengan sensitifitas seorang
pemakai jika terkena sinar matahari. Reaksi yang ditimbulkan akan langsung
terasa setelah menggunakan pemutih kulit wajah berbahan ini jika sudah
berjalan atau beraktivitas di bawah sinar matahari.
4. Jerawat
Ada sebagian pemutih kulit wajah yang dapat menimbulkan jerawat
seperti pada beberapa pelembab kulit berminyak yang diperuntukkan pada
kulit kering di iklim dingin dapat menimbulkan jerawat bila digunakan pada
kulit berminyak. Hal ini karena pemutih kulit wajah tersebut hanya dapat
digunakan untuk iklim dingin saja bukan pada iklim tropis seperti Indonesia.
5. Intoksikasi
Bahan pemutih kulit wajah yang bersifat toksik dapat menyebabkan
keracunan apabila tercium arome menyengat baik melalui mulut maupun
hidung atau lewat penyerapan melalui kulit. Keracunan ini bisa dialami oleh
siapa saja yang tidak sanggup mencium aroma yang ditimbulkan oleh
pemutih kulit wajah bersifat toksik ini.
2.5. Alur Pikir
Gambar 2.1. Alur Pikir
Faktor Predisposisi:
- Pengetahuan - Sikap - Kepercayaan diri - Etnis - Nilai-nilai
Faktor pendukung
- Pendapatan - Pemakaian
kosmetik - Perilaku kesehatan
Faktor Pendorong
- Keluarga - Teman sebaya - Media Massa - Iklan di TV
Pemakaian Kosmetik
Pemutih Wajah
- Karekteristik Mahasiswi FKM-UTU
- Sumber Peneriman Informasi
Sikap Mahasiswi
Pengetahuan
Mahasiswi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang di lakukan adalah melalui
pendekatan kualitatif artinya data yang di kumpulkan bukan berupa angka-angka,
melainkan data tersebut berasal dari wawancara.
3.2. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini akan direncanakan di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Teuku Umar dan waktu penelitian direncanakan pada tanggal 26 juni
2013.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Pengambilan sampel di lakukan secara purposive sampling, di mana
sampel yang diambil adalah mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat dari
angakatan 2010-2012 yang berjumlah 6 orang.
3.4. Pengumpulan Data
Data yang di kumpulkan adalah data tentang karakteristik mahasiswi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar, pengetahuan dan sikap
mahasiswi fakultas kesehatan masyarakat tentang pemakaian kosmetik pemutih
wajah, yang di peroleh dari hasil wawancara.
3.5. Defenisi Operasional
A. Pengetahuan
Pengetahuan disini berupa pengetahuan mahasiswi Fakultas Kesehatan
Masyarakat tentang pemakaian kosmetik pemutih wajah di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Teuku Umar
B. Sikap
Sikap disini adalah kecendrungan positif atau negatif dari mahasiswi terhadap
pemakaian kosmetik pemutih wajah di Fakultas Kesehatan Masyarakat.
C. Karakteristik
Karakteristik disini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
mahasiswi yaitu usia, jenis kelamin dan penghasilan.
D. Sumber Informasi
Sumber informasi disini adalah sumber-sumber pengetahuan yang didapat oleh
mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat.
3.6. Pengolahan dan Analisa data
Data yang telah di kumpulkan selanjutnya di olah secara manual kemudian di
analisis secara kualitatif, untuk mengetahui pengetahuan dan sikap mahasiswi
Fakultas Kesehatan Masyarakat tentang pemakaian kosmetik pemutih wajah.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum
Universitas Teuku Umar berdiri dibawah naungan Yayasan Pendidikan
Teuku Umar Johan Pahlawan, yang beralamatkan di jalan Alue Penyareng
Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Universitas Teuku Umar baru
beroperasi pada tahun 2007 dengan izin operasional SK Mendiknas no.
262/D/O/2006 tanggal 10 Nopember 2006 (perubahan bentuk STIP Tgk.
Dirundeng meulaboh menjadi Universitas Teuku Umar Meulaboh), diperpanjang
dengan ijin masing-masing program studi. Universitas Teuku umar memiliki luas
lahan + 206 ha dengan luas bangunan + 6000 m2.
Universitas Teuku Umar menyelenggarakan Pendidikan tinggi sebanyak 6
(enam) Fakultas dengan 13 Program Studi. Termasuk diantaranya adalah Fakultas
Kesehatan Masyarakat dengan SK perpanjangan Ijin 2125/D/T/K-I/2009, berlaku
tanggal 29 April 2009 sampai dengan 29 April 2013 Terakreditasi : C. Dengan
jumlah tenaga pengajar sebagai berikut:
Tabel 4.1. Jumlah Dosen Tetap Fakultas Kesehatan Masyarakat Menurut Strata Pendidikan
DOSEN TETAP DOSEN TIDAK TETAP TOTAL
S-1 S-2 S-3 Jlh S-1 S-2 S-3 Jlh
40 9 - 49 6 4 1 10 59
Sumber: dari data sekunder (diolah tahun 2012)
Jumlah mahasiswa setiap tahunnya di Universitas Teuku Umar terus
meningkat dengan pesat. Awal penerimaan tahun 2006 jumlah mahasiswa
Universitas Teuku Umar yaitu 985 mahasiswa, sampai 2011 jumlah mahasiswa
Universitas Teuku Umar keseluruhan 5523 mahasiswa.
4.1.2. Karakteristik Informan
Dari hasil pengumpulan data primer terhadap 6 informan pada Mahasiswi
FKM-UTU yang mamakai kosmetik pemutih wajah maka di peroleh karakteristik
informan sebagai berikut:
Tabel 4.2. Diatribusi Karakteristik informan Mahasiswi yang Memakai Kosmetik Pemutih Wajah Di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Tahun 2013.
No Karakteristik Informan Keterangan Jumlah
1 Usia Informan 22 Tahun 21 Tahun 20 Tahun
1 orang 3 orang 2 orang
2 Angkatan 2010 2011 2012
2 orang 2 orang 2 orang
3 Jenis kelamin Laki-laki Perempuan
(-) orang 6 orang
Dari tabel 4.2. dapat diketahui bahwa informan yang palin banyak berusia
21 tahun, selanjutnya dari angkatan informan diambil 2 orang dari perangkatan,
dan keseluruhan informan berjenis kelamin perempuan.
4.1.3. Pengetahuan
4.1.3.1. Pengetahuan Informan Mengenai Kosmetik
Ketika informan ditanyai mengenai Kosmetik, para informan mengatakan
bahwa mereka mengetaui tentang kosmetik seperti penuturan salah satu informan
yaitu:
“saya mengetahui, kosmetik adalah suatu bahan untuk mempercantik
diri agar kelihatan menarik”
Menurut penuturan tersebut bahwa informan mengetaui kosmetik tersebut
untuk mempercantik agar kelihatan menarik.
4.1.3.2. Pengetahuan Informan Mengenai Melamin
Dari keenam empat informan empat diantaranya menjawab bahwa
melamin melindungi kulit dari bahaya radiasia, seperti penuturan salah satunya
yaitu:
“kalau saya tidak salah melamin tidak berbahaya bahkan melamin
dapat melindungi kulit kita dari bahanyanya radiasi ultra violet,
makanya orang yang berkulit hitam jarang berjerawat, hehehe”
Namun dua diantara informan ada juga yang menjawab bahwa zat
melamin berbahaya bagi kulit berikut penuturan salah satu informan.
“setahu saya melamin itu berbahaya bagi kulit dimana dapat
menimbulkan flek hitam yang hanya memperburuk penampilan di
wajah, seperti sisa kotoran diwajah yang susah hilangnya”
Diketahui bahwa kedua informan tersebut menganggap bahwa melamin
adalah kotoran wajah yang susah hilang dan hanya memperburuk penampilan
wajah.
4.1.3.3. Pengetahuan Informan Mengenai Pemutih Wajah
Dari keenam informan mengetahui tentang pemtih kulit wajah namun
mereka lebih menyukai efek cantik yang ditimbulkan oleh pemutih wajah tersebut
“iya sih, kosmetik pemutih wajah berbahaya bagi kulit yang dapat
menyebabkan kanker kulit, tapi efeknya juga bisa memutihkan wajah
yang membuat wajah keliatan bersih dan cerah”
Penuturan tersebut dapat diketahui bahwa informan lebih tertarik dari efek
cantik yang ditimbulkan oleh kosmetik tersebut dari pada efek bahaya dimasa
yang akan datang.
4.1.3.4. Pengetahuan Informan Mengenai Produk Berbahaya
Dari keenam informan semuanya menjawab bahwa produk berbahaya
adalah produk yang berbahan merkuri, berikut penuturan salah satu informan:
“setahu saya produk berbaha itu yang ada merkurinya sepeti chu-min,
che fuk, Natural, Temulawak, dan chei kei, yang produk-produk cina
gitulah”
4.1.3.5.Pengetahuan Informan Mengenai Kosmetik Tidak aman
Keenam informan menjawab efek yang ditimbulkan dari kosmetik tersebut
pada wajah seperti penuturan salah satu informan, yaitu
“menurut saya, kosmetik berbahaya kosmetik yang menyebabkan
jerawat, alergi pada kulit seperti gatal-gatal dan kemerahan serta
menambah flek hitam pada bawah, yang tadinya mau putih malah ada
flek-flek hitamnya”
Para informan menjawab bahwa kosmetik tidak aman akan menimbulkan
efek yang memperburuk wajah seperti jerawat dan flek hitam.
4.1.3.6.Pengetahuan Informan Mengenai Dampak Merkuri
Dari kenam responden mengetaui tentang dampak dari merkuri sepeti
dapat menyebabkan kanker, ganguan otak, dan gagal ginjal, berikut penuturan
salah satu informan:
“merkuri itu berbahaya dapat menimbulkan kanker kulit, gangguan
otak dan gagal ginjal”
4.3.1.7. Pengetahuan Informan Mengenai Alasan Menggunakan Kosmetik
Pemutih Wajah
Keenam responden semuanya hampir sama dimana mereka menjawab
kosmetik pemutih wajah dapat memutihkan wajah, mencerahkan dan
mempercantik tampilan wajah seperti penuturan seorang informan yaitu:
“jelas saya memakai kosmetik pemutih wajah akar kulit wajah putih dan
kelihatan cerah, berasa cantik aja kalo udah putih, hehehe”
4.3.1.8.Pengetahuan Informan Mengenai Efek Keracunan Dari Kosmetik
Untuk pertanyaan ini hampir semuanya tidak bisa menjawab bahkan ada
yang tidak menjawabab salah satu jawaban yang didapat dari seorang informan
bahwa:
“efek keracunannya pada kulit dan otak mungkin yah”
Keenam informan belum memahami tentang keracunan kosmetik mereka
hanya menerka apa yang mereka tahu sepeti jawaban diatas.
4.3.1.9. Pengetahuan Informan Mengenai Organ yang dipengaruhi dari
bahaya kosmetik
Dari kenam informan menjawab organ yang dapat berpengaruh dari
bahayanya kosmetik pemutih wajah adalah hati, ginjal kulit dan otak. Seperti
penuturan salah satu informan:
‘organ yang berefek itu kayaknya hati, kulit sama otak”
4.3.1.10. Pengetahuan Informan Mengenai Reaksi Negatif yang ditimbulkan
Kosmetik
Diantara keenam reponden ada yang menjawab dapat menimbulkan gatal-
gatal, kemerahan, menambah flek dan jerawatan serta ada juga yang menjawab
dapat menimbulkan reaksi pemicu kanker kulit dan gangguan di otak. Berikut
salah satu penuturan seorang informan yaitu:
“reaksi negatifnya ya jerawatan, flek hitam mungkin yang parahnya
kanker kulit.”
4.3.2. Sikap
4.3.2.1.Sikap Informan Mengenai Komposisi Bahan yang digunakan dan di
Tempat yang Resmi
Diantara keenam responden menjawabab “setuju” sedangkan 5 orang
lagi menjawab “tidak setuju”. Berikut salah seorang informan menuturkan bahwa:
“saya setuju jika ditempat yang resmi soalnya sudah terjamin aman
kosmetiknya”
4.3.2.2. Sikap Informan Mengenai Kosmetik yang Mengandung Bahan
Berbahaya Dilarang
Keenam Informan menyetujui bahwa bahan kosmetik yang berbahaya
dilarang, seperti penuturan salah seorang informan:
“saya setuju dilarang beredar, sebaiknya kosmetik bahannya aman dan
alami”
4.3.2.3. Sikap Informan Mengenai Melamin Membantu Menahan Ultraviolet
Dari kenam informan 4 diantanya setuju melamin menahan ultra violet
namun dua diantaranya tidak setuju seperti berikut penuturan salah seorang yang
tidak setuju
“saya tidak setuju ya.. soalnya melamin itu flek hitam, kena matahari
yaa tambah hitam”
4.3.2.4. Sikap Informan Mengenai Merkuri Dapat Mengganggu Kesehatan
Dari keenam informan semuanya setuju bahwa merkuri dapat
menyebabkan kanker seperti penuturan seorang informan sebagai berikut:
“yaa iyalah Merkuri dapat menggangu kesehatan soalnya dapat memicu
kanker makannya sangat berbahaya didalam kosmetik”
4.3.2.5. Sikap Informan Mengenai Mengilangkan Pigmen Dapat Mencegah
Kanker
Dari keenam informan setuju bahwa menghilangkan pigmen dapat
mencegah kanker seperti penuturan seorang informan,
“Pigmen itu sangat mengganggu jadi harus dihilangkan dan mungkin
dengan hilangnya pigmen dapat mencegah terjadinya kanker, hehehe”
4.3.2.6. Sikap Informan Mengenai Akibat Fatal Kosmetik Wajah
Dari keenam informan tidak setuju dari akibat fatal pemakaian kosmetik
wajah, seperti penuturan sebagai berikut:
“saya kurang setuju sih, soalnya saya belum mengalaminya, kalau
efeknya tidak berbahaya dan fatal yah, masih bisa dipakai terus”
4.3.2.7. Sikap Informan Mengenai Merkuri Dilarang Beredar
Dari keenam informan semuanya menjawab setuju bahwa merkuri dilarang
beredar berikut penuturannya:
“Merkuri itu berbahaya jadi kosmetik pemutinya yang man aja
yang beredar kan masih banyak yang dari abahn alami”
4.3.2.8. Sikap Informan Mengenai Kosmetik Harus Ada Izin Edar
Dari keenam informan setuju jika kosmetik harus ada izin edar, seperti
penuturan seorang informan sebagai berikut:
“saya setuju, soalnya kalu ada izin edar berarti sudah aman”
4.3.2.9. Sikap Informan Mengenai Komposisi Bahan Kosmetik
Dari keenam informan mengenai kosmposisi bahan kosmetik harus
diperhatikan sepeti penuturan berikut:
“yaa saya setuju harus diperhatikan komposisnya mana tahu ada
merkurinya”
4.3.2.10. Sikap Informan Mengenai Pemutih Instan Merusak Wajah
Dari kenam informan 4 diantaranya tidak setuju bahwa kosmetik instan
merusak wajah berikut penuturannya
“saya kurang setuju soalnya saya sudah pakai setahun ini tidak terjadi
apa-apa kan ada kosmetik instan tapi ada izinnya dan tidak
berbahaya”
4.2. Pembahasan
4.3.3. Pengetahuan Mahasiswi Dalam Pemakaian Kosmetik Pemutih Wajah
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang. Dari pengalaman dan hasil penelitian ternyata perilaku yang
didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari
pengetahuan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003).
Dalam penelitian ini yang dilakukan dengan mewawancarai 6 orang
pengguna kosmetik pemutih wajah banyak diantara mereka mengetahui dampak
buruk dari kosmetik, namun efek hasil yang memutihkan wajah lebih membuat
mereka tertarik terlihat dari jawaban yang diberikan dimana mereka menjawab
bahwa penggunaan merkuri bisa membuat kanker kulit.
4.3.4. Sikap Mahasiswi Dalam Pemakaian Kosmetik Pemutih Wajah
Menurut salah seorang ahli phisikologi social Newcomb menyatakan
bahwa sikap merupakan kesiapa atau kesediaan untuk bertindak dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. (Notoadmodjo, 2003). Sikap merupakan
reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau
objek. (Notoadmodjo, 2007).
Dalam penelitian pada 6 orang pengguna kosmetik pemutih ada yang
menjawab tidak setuju pada pertanyaan “pemutih wajah instan dapat merusak
wajah” ini mengartikan bahwa ketergantungan pemakai yang lebih suka jika
terlihat putih tanpa menghiraukan apa efek yang akan ditimbulkannya.
homas dan Znaniecki (1920) menegaskan bahwa sikap adalah predisposisi
untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu, sehingga sikap
bukan hanya kondisi internal psikologis yang murni dari individu (purely psychic
inner state), tetapi sikap lebih merupakan proses kesadaran yang sifatnya
individual. Artinya proses ini terjadi secara subjektif dan unik pada diri setiap
individu. Keunikan ini dapat terjadi oleh adanya perbedaan individual yang
berasal dari nilai-nilai dan norma yang ingin dipertahankan dan dikelola oleh
individu. (Wawan dan Dewi, 2010).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa mahasiswi FKM-UTU pengetahuan
kosmetik pemutih wajah banyak diantara mereka mengetahui dampak
buruk dari kosmetik, namun efek hasil yang memutihkan wajah lebih
membuat mereka tertarik terlihat dari jawaban yang diberikan dimana
mereka menjawab bahwa penggunaan merkuri bisa membuat kanker kulit.
2. Hasil penelitian sikap Mahasiswi FKM-UTU tentang pengguna kosmetik
pemutih ada yang menjawab tidak setuju pada pertanyaan “pemutih wajah
instan dapat merusak wajah” ini mengartikan bahwa ketergantungan
pemakai yang lebih suka jika terlihat putih tanpa menghiraukan apa efek
yang akan ditimbulkannya.
5.2. Saran
Kosmetik pemutih wajah sangatlah berbahaya bagi kulit dan dapak
buruk dimasa yang akan datang juga sangat berbahaya, maka dari itu para
pengguna kosmetik pemutih wajah khususnya Mahasiswa FKM-UTU yang
akan menjadi kader kesehatan masyarakat sebaiknya lebih selektif lagi dalam
pemilihan kosmetik wajah diman harus memikirkan konsekuensi yang
ditimbulkan sangat berbahaya tidak hanya memperhatikan efek cantik yang
diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Anne Ahira, 2010. Resep Kecantikan Cleopatra Sang Ratu Kecantikan Mesir.
http://www.anneahira.com/ratu-kecantikan.htm. diakses pada
tanggal 18 Maret 2013.
Arief. A. M. 2007. Makalah Seminar Bahan Kimia. Tersedia dalam :
http://pusham.uii.ac.id. Diakses tanggal 06 Maret 2013.
Badan POM RI. 2008. Kosmetik Pemutih (Whitening), Naturakos Vol. 1 No. 1
Edisi Mei 2008. Jakarta.
Budiarto, Eko, 2001. Biostatistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Pustaka
Sinar. Jakarta.
James. C. Prof. 2009. Bahan Kimia, Material dan Bahan Bakar. Tersedia dalam
: http://www.dwimirani.unsri.ac.id. Diakses tanggal 08 Maret 2013
Media Konsumen, 2006. Pengertian Tentang Kosmetik Yang Mengandung
Bahan dan Zat Warna yang Dilarang.
http://mediakonsumen.com. Diakses 06 Maret 2013.
Nasution, 2008. Perencanaan dn Pengedalian Produk. Pustaka Pelajr.
Yogyakarta
Notoatmodjo. S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar).
PT. Rineka Cipta, Jakarta
___________, 2005. Promosi Kesehatan. PT. Rineka Cipta, Jakarta
____________, 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta,
Jakarta
(2007) Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni edisi kelima Jakarta :
Rineka Cipta.
Panji, 2008. Bahaya Kosmetik Bermerkuri. http://www.wartamedika.com.
Diakses 08 Maret 2013.
Poetz, Maz., 2008. Kosmetik Mengandung Bahan Berbahaya dan Zat Warna
yang Dilarang. http://roemahku.wordpress.com. Diakses 08 Maret
2013.
Produk solusi, 2011. Melamin Pewarna Kulit.
http://www.produksolusi.com/home//emilaywhiteningclearspots/be
stseller//. Di unduh pada tanggal 18 maret 2013.
Putro. S. Dhody., 1998. Agar Awet Muda. PT. Trubus Agriwidya, Unggaran
Rieger. M. M. 2000. Kosmetik Berbahaya : Edisi 8. BSE. Jakarta.
Salim, 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Tiara Wacana. Yogyakarta.
Sarwono. S.W., 2004. Psikologi Remaja. Bina Pustaka. Jakarta
Siti Suhartini, 2013. Analisis Asam Retinoat Pada Kosmetik Krim Pemutih Yang
Beredar Di Pasaran Kota Manad. Jurnal Ilmiah Farmasi –
UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 – 2493.
Tanggono, dkk, 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Viva Life, 2009. Secantik Cleopatra Dengan Kosmetik.
http://www.life.viva.co.id/news/read/19252/ di unduh pada tanggal
18 maret 2013.
Wasittatmadja, Sharif, M., 2009. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Universitas
Indonesia. Jakarta
Wawan dan Dewi m. 2010. Penetahuan sikap dan Perilaku Manusia,
Yogyakarta.
Yasmin, Asih., 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi. EGC. Jakarta
Kuisioner
Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswi Dalam Pemakaian Kosmetik Pemutih
Wajah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar.
A. Data Umum No Responden ` :
Nama :
Angkatan :
Umur :
B. Data Khusus
I. Pengetahuan
1. Apa yang anda ketahui tentang kosmetik kosmetik?
2. Apakah pigmen atau zat pewarna pada kulit yang disebut melamin
berbahaya untuk kulit kita, apa alasan anda?
3. Apa yang anda ketahui tentang pemutih kulit wajah?
4. Apa-apa saja produk yang berbahaya untuk kulit kita?
5. Menurut anda bagaimanakah kosmetik yang tidak aman?
6. Apakah dampak penggunaan kosmetik mengandung merkuri (Hg)
untuk kesehatan?
7. Menurut anda apa alasan wanita menggunakan kosmetik pemutih
wajah?
8. Apakah efek keracunan menggunakan kosmetik pemutih wajah?
9. Apakah organ yang berpengaruh terhadap gangguan penggunaan
kosmetik mengandung bahan berbahaya?
10. Apakah reaksi negative yang disebabkan oleh kosmetik yang tidak
aman?
II. Sikap
1. Apakah anda setuju jika Membeli kosmetik selalu di tempat yang
resmimemperhatikan komposisi bahan yang dipakai dalam
kosmetik, beri alasan?
2. Apakah anda setuju jika Pemakaian kosmetik yang mengandung
bahan berbahaya dilarang beri alasannya?
3. Apakah anda setuju jika Melamin membantu menahan sinar
ultraviolet agar tidak merusak kulit, beri alasannya?
4. Apakah anda setuju jika Kosmetik yang mengandung merkuri dapat
mengganggu kesehatan, beri alasannya?
5. Apakah anda setuju jika Pemakaian kosmetik pemutih
menghilangkan pigmen yang dapat mencegah kanker pada kulit,
beri alasannya
6. Apakah anda setuju jika Pemakaian kosmetik pemutih mendapatkan
kulit putih secara singkat dan berakibat fatal dikemudian hari, beri
alasannya
7. Apakah anda setuju jika Kosmetik merkuri dilarang beredar, beri
alasannya
8. Apakah anda setuju jika Kosmetik yang beredar di masyarakat
harus mempunyai izin resmi, beri alasannya
9. Apakah anda setuju jika Memperhatikan komposisi bahan yang
dipakai dalam kosmetik yang digunakan, beri alasannya?
10. Apakah anda setuju jika Kosmetik pemutih wajah secara instan
dapat merusak kulit wajah beri alasannya?
Lampiran II
Tabel Skor
No Nama
variabel
No urut
pertanyaan
Bobot skor
Keterangan Benar/setuju Tidak benar/
tidak setuju
1
Pengetahuan
1 1 0 - Baik ≥ 50% - Tidak baik <
50% 2 1 0
3 1 0
4 1 0
5 1 0
6 1 0
7 1 0
8 1 0
2
Sikap
1 1 0 - Baik ≥ 50% - Tidak baik <
50% 2 1 0
3 1 0
4 1 0
5 1 0
6 1 0
7 1 0
8 1 0