PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN · PDF filesetelah masuknya ide-ide pembaharuan...
Transcript of PENGESAHAN PANITIA UJIAN “PELAKSANAAN · PDF filesetelah masuknya ide-ide pembaharuan...
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “PELAKSANAAN PENDIDIKAN DI PONDOK
PESANTREN AT-TAQWA PUSAT PUTERA BEKASI” telah diujikan dalam
munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tanggal 16 Desember 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada
Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 16 Desember 2008
Panitia Ujian Sidang Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Tanggal Tanda Tangan
Dr. H. Abdul Fattah Wibisono, MA ………… ……………...
NIP: 150 236 009
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Drs. Sapiuddin Shidiq, M.Ag ………… ………………
NIP : 150 299 477
Penguji I
Drs. Sapiuddin Shidiq, M.Ag ………… ……………...
NIP: 150 299 477
Penguji II
Dra. Eri Rosatria, M. Ag ................ .......................
NIP: 150 007 315
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. DR. H. Dede Rosyada, MA
NIP: 150 062 568
LEMBAR
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah
ini: Nama : Humaidi
Nim : 104011000101
Prodi : Reguler
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakulas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata I pada Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 Desember
2008
Humaidi
NIM: 104011000101
Humaidi
ABSTRAK
“Pelaksanaan Pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
Bekasi”
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Lembaga pendidikan yang
memainkan perannya di Indonesia, jika dilihat dari struktur internal pendidikan
Islam serta praktek-praktek pendidikan yang dilaksanakan, ada empat kategori:
Pertama, Pendidikan Pondok Pesantren, yaitu pendidikan Islam yang
diselenggarakan secara tradisional. Kedua, Pendidikan Madrasah, yakni
pendidikan Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga model barat, yang
mempergunakan metode pengajaran klasikal dan berusaha menanamkan Islam
sebagai landasan hidup ke dalam diri para siswa. Ketiga, Pendidikan umum yang
bernapaskan Islam, yaitu pendidikan Islam yang dilakukan melalui pengembangan
suasana pendidikan yang bernafaskan Islam di lembaga-lembaga pendidikan yang
menyelenggarakan program pendidikan yang bersifat umum. Dan Keempat,
Pelajaran Agama Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga pendidikan
umum sebagai suatu mata pelajaran atau mata kuliah saja.
Tugas pokok yang dipikul pondok pesantren selama ini, pada esensinya
adalah mewujudkan manusia dan masyarakat muslim Indonesia yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT. Selain itu Pondok Pesantren juga diharapkan dapat
melakukan reproduksi ulama dengan kualitas keislaman, keimanan, dan
akhlaknya; para santri diharapkan mampu membangun dirinya dan masyarakat
sekelilingnya.
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera, dalam pelaksanaan pendidikan
sistem yang diterapkan adalah sistem klasikal dengan bentuk madrasah yang
terdiri dari tingkat Tsanawiyah dan tingkat Aliyah dengan masa belajar masing-
masing tiga tahun, sedangkan tujuan pendidikan agama di pondok pesantren at-
taqwa pusat putera adalah mencetak orang-orang yang beriman, bertaqwa,
berakhlakul karimah serta berilmu.
Kurikuluim pendidikan agama yang digunakan di pondok pesantren at-
taqwa pusat putera adalah menggunakan kurikulum pemerintah tahun 1994 serta
ditambah dengan kurikulum al-Azhar Mesir. Strategi pembelajaran pendidikan
agama yang diterapkan antara lain dengan cara memberikan kepada santri materi
pelajaran yang bersifat hafalan, tenaga pengajar didatangkan dari luar negeri,
melakukan study banding ke pondok lain, menggunakan pendekatan CBSA dalam
proses pembelajarannya serta berbagai macam metode pengajaran yang terdapat
dalam teori pendidikan.
KATA PENGANTAR
� ا ا����� ا������
Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada Allah SWT atas
rahmat, karunia dan hidayah yang diberikan kepada penulis sehingga penulis
mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul: “Pelaksanaan
Pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi.” Shalawat
serta salam penulis haturkan pula kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga,
para sahabat dan para pengikutnya yang setia hingga akhir masa.
Karya tulis yang sederhana ini, merupakan skripsi yang diajukan kepada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta sebagai tugas akhir perkuliahan guna mencapai sarjana strata
I (S. Pd.I).
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan; walaupun waktu, tenaga, dan
pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis
miliki demi terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya.
Selama penyusunan skripsi ini dan selama penulis belajar di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidiakn Agama Islam, penulis banyak
mendapat bantuan, motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga
kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Prof. DR. H. Muardi Chatib., Dosen pembimbing skripsi yang telah
membimbing dan mengarahkan selama berlangsungnya penulisan skripsi ini,
juga memberikan ruang kebebasan kepada penulis untuk menentukan berbagai
proporsi, kategori dan interpretasi pada skripsi ini.
i
4. Ibu Dra. Eni Rosda Syarbaini, M. Si., Dosen pembimbing Akademik yang
telah membimbing dan mengarahkan saya selama belajar di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.
5. Para dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah
memberikan motivasi dan pelayanan serta bimbingan dalam mengembangkan
pemikiran dan intelektualitas selama belajar di bangku perkuliahan.
6. Bapak K.H. Nurul Anwar, Lc. Pengasuh Pondok Pesantren Daarul Rahman
serta para guru yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengadakan penelitian.
7. Ust. H. Rojuddin basroh, Lc. Serta Pengurs Persatuan Pelajar At-Taqwa
(PPA) Pusat Putera, yang telah memberikan kemudahan bagi saya dalam
penulisan skripsi ini.
8. Ayahanda H. M. Idris (Alm) dan Ibunda Hj.Mariah, yang telah bersusah
payah mengurus serta mendidik penulis sejak kecil hingga sampai sekarang…
9. Buat teman-temanku (Al-Habsyi, Amin, Simens, Hambali, Eci, Co2, Mela,
Hafiz, Rahma, Dado, Hepy, Farida, Ginan, Gofur) yang senasib
sepenanggungan, berbagi suka dan duka.
Kepada semuanya penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga,
semoga Allah swt membalas kebaikan yang mereka berikan dan apabila penulis
ada kesalahan, kekurangan dan kekhilafan mohon dimaafkan.
Akhirnya, hanya kepada Allah swt lah syukur ini ku panjatkan, semoga
semua bantuan, kerjasama, dukungan dari berbagai pihak yang sudah diberikan,
akan menjadi lading amal ibadah di Akhirat nanti. Amin…
Jakarta, 16 Desember 2008
Penulis
Humaidi
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. ................................................................................... i
DAFTAR ISI………………………………………………………………... iii
DAFTAR TABEL………………………………………………………….. iv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ................ 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI……………………………………………….. 7
A. Pengertian Pendidikan Agama Islam ...................................... 7
B. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ..............................
11
C. Tujuan Pendidikan Agama Islam ............................................
12
D. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam……………………….
14
E. Metode Pengajaran Pendidikan Agama Islam……………….
16
F. Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia..................
17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 18
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 18
B. Populasi dan Sampel…………………………………... ........ 19
C. Metode Penelitian…………………………………………….. 19
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 20
E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ..................................... 21
iv
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 23
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera 23
1. Sejarah Singkat Berdirinya ……………...………. ........... 23
2. Letak Geografis………………………………………. ..... 26
3. Sarana dan Prasaran……………………………………… 26
4. Visi, Misi dan Tujuan Didirikannya…………………….. 27
5. Keberadaan Guru, Tata Usaha dan Pegawai……………… 29
6. Struktur Organisasi……………. ....................................... . 32
B. Pelaksanaan Pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa ...... 34
1. Sistem Pendidikan Agama ................................................ 34
2. Kurikulum Pendidikan Agana. .......................................... 36
3. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama………………. 49
4. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama………………. .. 56
5. Sarana Pendidikan Agama……………………………... .. 66
6. Evaluasi Pendidikan Agama………………………… ...... 69
C. Analisa Data Hasil Penelitian………………………………. 71
BAB V PENUTUP .................................................................................... 79
A. Kesimpulan.............................................................................. 79
B. Saran........................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 82
LAMPIRAN-LAMPIRAN
V
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lembaga pendidikan yang memainkan perannya di Indonesia, jika dilihat dari
struktur internal pendidikan Islam serta praktek-praktek pendidikan yang
dilaksanakan, ada empat kategori: Pertama, Pendidikan Pondok Pesantren, yaitu
pendidikan Islam yang diselenggarakan secara tradisional. Kedua,Pendidikan
Madrasah, yaitu pendidikan Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga
model barat, yang mempergunakan metode pengajaran klasikal dan berusaha
menanamkan Islam sebagai landasan hidup kedalam diri para siswa. Ketiga,
Pendidikan Umum yang bernapaskan Islam, yaitu pendidikan Islam yang
dilakukan melalui pengembangan suasana pendidikan yang bernapaskan Islam di
lembaga-lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan yang
bersifat umum. Dan keempat, Pelajaran Agama Islam yang diselenggarakan di
lembaga-lembaga pendidikan umum sebagai suatu mata pelajaran tertentu atau
mata kuliah saja.1
Peasantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang sudah berdiri ratusan
tahun, di lembaga ini diajarkan dan dididikkan kepada santri nilai-nilai agama.
Sebab ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap awal adalah pendidikan dan
penanaman nilai-nilai agama kepada santri lewat kitab-kitab klasik. Selanjutnya
setelah masuknya ide-ide pembaharuan pemikiran Islam ke Indonesia, turut serta
1Yasmadi, Modernisasi Pesantren “Kritik NurcHolish Madjid Terhadap Pendidikan
Islam Tradisional”. (Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet. Ke-1, hal. 58-59
1
2
terjadinya perubahan dalam bidang pendidikan. Pendidikan pesantren yang pada
mulanya hanya berorientasi kepada pendalaman ilmu agama semata-mata, mulai
dimasukkan mata pelajaran umum. Masuknya mata pelajaran umum ini
diharapkan untuk memperluasa cakrawala berpikir santri, sebab pendidikan Islam
pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi
muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk
jasmani maupun rohani.
Pendidikan pada hakekatnya merupakan upaya mewariskan nilai yang akan
menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan sekaligus untuk
memperbaiki nasib dan peradaban manusia. Tanpa pendidikan maka diyakini
bahwa manusia sekarang tidak berbeda dengan generasi manusia masa lampau
bahkan mungkin saja malah lebih rendah atau lebih jelek kualitasnya, oleh karena
itu pendidikan yang bermutu merupakan wahana SDM yang mampu menerapkan,
mengembangkan dan menguasai IPTEK dengan tetap dilandasi nilai-nilai agama,
moral dan budaya luhur bangsa. Sedangkan kualitas SDM terbukti menjadi factor
cerminan kemajuan bangsa.2
Pendidikan dalam kehidupan suatu bangsa mempunyai peran sangat yang
sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu
bangsa dan menyempurnakan penyelenggaraan pendidikan dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia.
Pendidikan pada dasarnya memberikan kesempatan kepada manusia
membentuk pribadinya sesuai dengan fitrah yang ada padanya melalui
kemampuan yang ada pada dirinya, maka pendidikan berusaha mengarahkan
fitrah manusia supaya berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan tujuaannya.
Pendidikan Agama Islam menurut Ahmad D. Marimba adalah bimbingan
jasmani dan rohani berdasarkan hokum-hukum agama Islam kepada terbentuknya
kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Kepribadian yang dimaksud
2Mansur Isha, Diskursus pendidikan Islam, (Yokyakarta: Global Pustaka Utama, 2001), cet. Ke-1, hal. 1
3
adalah kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama
Islam dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.3
Pendidikan Islam menurut fungsinya, mempunyai peran penting dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sesuai dengan cirinya sebagai
pendidikan agama, secara ideal pendidikan Islam berfungsi dalam penyiapan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi, baik dalam penguasaan
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam hal karakter, sikap
moral, penghayatan dan pengamalan ajaran agama.
Pengembangan dan peningkatan kemampuan (SKILL), sumber daya manusia
(SDM) seutuhnya, merupakan faktor pokoksekaligus penentu bagi kelangsungan
kehidupan pembangunan suatu bangsa. Dengan demikian bagi bangsa Indonesia,
proses untuk mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya, bahkan
telah dimulai jauh sebelum bangsa ini memproklamirkan kemerdekaan.4
Secara garis besar ada tiga lembaga pendidikan Islam di Indonesia, yang
pertama pesantren, yang merupakan lembaga pendidikan asli Indonesia. Yang
kedua Madrasah, baik yang dikelola oleh masyarakat maupun pemerintah dan
yang ketiga, sekolah umum yang berciri khas Islam. Pesantren merupakan
lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang sampai hari ini masih eksis.
Pendidikan yang dilakukan oleh pesantren memiliki karektiristik yang khas
dengan orientasi utama adalah melestarikan ajaran Islam serta mendorong para
santri untuk menyampaikannya lagi kepada masyarakat, oleh karena itu pesantren
juga dapat dipandang sebagai lembaga da’wah yang berperan besar dalam
pengembangan agama Islam di Indonesia. Pondok pesantren juga mempunyai
metode khusus untuk mendidik para santrinya menjadi orang yang ta’at kepada
agamanya, oleh karena itu pesantren banyak melahirkan ulama-ulama dan orang
yang ta’at dengan ajaran agama Islam. Dengan mempunyai rasa keberagamaan
yang cukup tinggi untuk menjalankan ajaran agama Islam, rasa keberagamaan ini
akan timbul ketika santri mendapatkan bimbingan dan pengajaran-pengajaran
3Ahmad D. Marimba, Penngantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: PT. Al Ma’arief,
1987), cet. K3-7, hal. 19 4Samsul Nizan, Pengantar Dasar-Dasar Pemikir Pendidikan Islam, (Jakarta : Gaya
Media Pratama, 2001) cet.1, hal.189
4
untuk menjalankan ajaran agama Islam. Secara umum santri sangatlah hormat
atau ta’zim kepada kyainya dan selalu ingin mendapatkan keberkahan. Pesantren
memiliki metode yang berbeda dengan sekolah-sekolah umum lainnya, biasanya
pesantren banyak mengkaji pelajaran-pelajaran agama Islam.
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang tertua yang telah ada
sebelum abad ke-20 melalui pondok pesantren umat Islam dan bangsa Indonesia
dapat menikmati pendidikan.
Tugas pokok yang dipikul pondok pesantren selama ini, pada esensinya adalah
mewujudkan manusia dan masyarakat muslim Indonesia yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT. Pondok pesantren bahkan diharapkan berfungsi
lebih daripada itu, ia diharapkan dapat memikul tugas yang tak kalah pentingnya,
yakni melakukan reproduksi ulama dengan kualitas keislaman, keimanan, dan
akhlaqnya, para santri diharapkan mampu membangun dirinya dan masyarakat
sekelilingnya.
Berdasarkan latar belakang pemikiran inilah penulis merasa perlu menelusuri
dalam sebuah penelian mengenai “Pelaksanaan Pendidikan Dipondok
Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi”. Penulis meneliti hal tersebut
karena:
1. Penulis merasa tertarik terhadap pendidikan yang diselenggarakan di
pondok pesantren At-Taqwa Pusat Putera yang telah banyak member
pengaruh positif di bidang kemasyarakatan di daerah Bekasi.
2. Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah salah satu pondok
pesantren yang telah banyak melahirkan generasi muda yang bermanfaat
bagi lingkungan sekitarnya.
3. Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera salah satu lembaga pendidikan
di Jawa Barat yang telah menjadi pondok pesantren modern.
5
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dari latarbelakang di atas, maka dapat diidentifikasikan maslah sebagai
berikut:
a. Pelaksanaan pendidikan agama di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat
Putera Bekasi secara intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
b. Factor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
pendidikan di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera Bekasi.
c. Usaha-usaha yang dilakukan Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera
Bekasi dalam pelaksanaan pendidikan.
2. Pembatasan Masalah
Agar penulis lebih terarah serta mencapai tujuan yang diharapkan, maka
penulis membatasi permasalahan dalam penulisan ini pada hal sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pendidikan yang dimaksud adalah pelaksanaan
pendidikan secara intrakurikuler dan ekstrakurikuler di Pondok
Pesantren At-taqwa Pusat Putera Bekasi.
b. Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera adalah sebuah pondok
pesantren yang berada di kampung Ujungharapan Desa Bahagia
Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat. Dalam
skripsi ini pelaksanaan pendidikan agama di Pondok Pesantren
Attaqwa Pusat Putera dibatasi pada tingkat Madrasah Aliyah saja.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan maslah diatas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
a. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan Agama di Pondok Pesantren
Attaqwa Pusat Putera Bekasi?
b. Apa sajakah usaha yang dilakukan Pondok Pesantren Attaqwa Pusat
Putera Bekasi dalam pelaksanaan pendidikan?
6
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui mengenai pelaksanaan pendidikan di Pondok
Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi, baik secara intrakurikuler dan
ekstrakuri.
b. Untuk mengetahui gambaran mengenai pelaksanaan pendidikan di
Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi.
c. Untuk mendapatkan gambaran mengenai factor yang menjadi
pendorong dan penghambat pelaksanaan pendidikan di Pondok
Pesantren Attaqwa Pusat Putera Bekasi.
2. Manfaat Penelitian
Selanjutnya penelitian ini dimaksudkan:
a. Sebagai sumbangan pikiran dalam bentuk tulisan yang sifatnya ilmiah
guna dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang memerlukannya.
b. Untuk menambah khazanah keilmuan, khususnya tentang pendidikan
pondok pesantren
c. Untuk memenuhi persyaratan penyelesaian studi di tingkat sastra satu
(S.1) untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) pada
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyan dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendidikan Agama
Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yakni “proses perubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran, pelatihan, proses, perbuatan dan cara
mendidik.”1
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 tahun 1989,
pendidikan adalah: “Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan
dating”.2
Para pakar ilmuwan berpendapat tentang definisi pendidikan, di antaranya:
1. Pluto, Filosof Yunani 346 SM.
Pendidikan adalah mengasuh jasmani dan rohani seseorang, supaya dapat
sampai kepada keindahan dan kesempurnaan yang mungkin dapat dicapai.
2. Rousseau, Pendidik Bangsa Prancis.
Pendidikan memberi kita perbekalan yang tak ada pada masa kanak-kanak,
tetapi kita butuhkan di waktu sudah mencapai kedewasaan.
1,h
11Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. Ke- 2Redaksi Sinar Grafika, Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No 2 Tahun 1989,
(Jakarta: Sinar Grafika, 1995),Cet. Ke-1, h. 2-3.
7
8
3. James Mil, Filosof Inggris.
Pendidikan ialah menyiapkan seseorang supaya dapat membahagiakan
dirinya dan membahagiakan orang lain pada umumnya.3
Sementara itu pendidikan didefinisikan oleh para sarjana pada Konfrensi
Pendidikan Islam se-Dunia di Mekkah tahun 1977 sebagai: “Suatu proses
mengarahkan pertumbuhan manusia yang seimbang melalui latihan jiwa, intelek,
akal pikiran, perasaan, dan jasmani. Pendidikan seharusnya pertumbuhan
manusia dari segala aspek; spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmu
pengetahuan, serta bahasa, secara individu maupun kolektif dan memotivasi
semua aspek tersebut menuju kebaikan dan kesempurnaan.4
Athiyah al-Abrasyi juga mengatakan bahwa; Para ahli pendidikan Islam
telah sepakat bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah
memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka
tahu, tetapi maksudnya adalah mendidik akhlak dan jiwa mereka dengan
menanamkan rasa fadilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan
yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya,
ikhlas, dan jujur.5
Dari definisi-definisi tentang pendidikan di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa Pendidikan adalah upaya sadar yang dilakukan secara individu atau
kolektif dalam rangka menyiapkan anak didik menuju kesempurnaan hidup yang
dapat membahagiakan dirinya maupun orang lain melalui proses bimbingan,
arahan, dan penanaman nilai yang mencakup segala aspek baik intelektual,
spiritual, maupun moralitas.
Jadi, pendidikan itu merupakan usaha yang dilakukan oleh orang dewasa
secara sadar terhadap anak didik dengan cara bimbingan, bantuan dan latihan
3Salwa Shahab, Membina Muslim Sejati, (tt: Karya Indonesia, 1989), hal. 18-19 4Syed Ali Ashraf, Konsep Kerja Pendidikan dalam Pres Islam, Terj Drs. Yusra Killun,
(Jakarta: Jurnal Keislaman Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta, 2000). Vol. Ke-1, No. 4, hal. 5 5Muhammad Athiyah al-Abrasyi, at-Tarbiyah al-Islamiyah, (Kairo: Darul Qoniyah,
1964), hal. 95.
9
yang bertujuan guna tercapainya pertum buhan jasmani dan rohani, sikap serta
nilai-nilai yang sesuai dengan cita-cita pendidikan.
Adapun devinisi pendidikan yang lain, sebagaimana yang diungkapakan oleh
Ahmad D Marimba adalah “ Bimbvingan atau pimpinan secara sadar oleh si
pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama. “ Istilah bimbingan mengandung
pengertian bahwa usaha (dalam pendidikan itu) tidak sekali jadi melainkan
berproses. Bimbingan uitu dilakukan secara sadar, yang berarti dengan sengaja
dilakukan, hal ini membawa konsekuensi bahwa bimbingan mitu harus dilakukan
dengan teratur dan sisitematis.
Berdasarkan beberapa pengertian pendidikan diatas dapat terlihat bahwa
pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk membantu
perkembangan jasmani dan rohani anak didik dalam rangka membentuk
kepribadian yang berkwaliotas. Aktivitas pendidikan ini dilaksanakan dalam suatu
proses yang panjang baik melalui bimbingan, pengajaran, latihgan-latihan secara
formal maupun non formal.
Dari beberapa devinisi tentang penididikan secara umum, maka disisni
diuraikan pengertian pendidikan secara khusus dari sudut agama Islam,
sebagai mana yang diungkapkan oleh para ahli pendidikan agama Islam
dibawah ini:
Menurut Zuhairini bahwa “ pendidikan agama islam ialah usaha yang
diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang seasuai dengan ajaran
Islam, memikir, memutuskan dan berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, serta
bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam”. Lebih jelasnya,
pendidikan agama Islam adalah “ Berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak
didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam yang telah diyakininya
secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai
10
pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun
di akhirat kelak.”6
Dari pengertian di atas,baik pengertian secara umum maupun pengertian
pendidikan agama islam dapat diambil suatu pengrtian bahwa pendidikan agama
islam adalah “Bimbingan dan asuhan yang diberukan kepada anak dalam
prtumbuhan jasmani atau rohani untuk mencapai tingkat kedewasaan sesuai
dengan ajaran agama Islam.
Jadi dari pendapat tersebut, penulis menyimpulkan bahwa “Pendidikan agama
islam adalah merupakan suatu upaya sadar yang berupa tuntunan atau bimbingan
dari orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan
jasmani dan rohani, sikap serta nilai-nilai yang sesuai dengan ciri-ciri pendidikan
baik didalam sekolah maupun diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup
berdasarkan ajaran islam kearah terbentuknya kepribadian yang utama.”
Urayan di atas yang mencakup tentang pendidikan secara umum dan
pendidikan dalam perspektif islam akan terlihat persamaan dan perbedaan
diantaranya adalah umum membicarakan tentang etika, pola pikir, cara
pandang, sikap dan prilaku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Selain
itu pula membentuk kesadaran guna menyiapkan peserta didik, melalui
kegiatan belajar mengajar, bimbingan, latihan dan perananya di masa-masa
yang akan datang.
Sedangkan pendidikan dalam Islam yang merupakan wahyu Allah SWT yang
diturunkan kepada seluruh umat manusia melalui Nabi Muhammad SAW untuk
mengatur tata hidup manusia, baik hubungan dengan sesama maupun hubungan
dengan Maha Pencipta-Nya. Selain itu pendidikan Agama Islam
mengatur/membicarakan pada tataran nilai atau norma-norma pada peserta didik
yang Islami.
Jadi dapat kita lihat jelas bahwa pendidikan Agama Islam sangat menunjang
pendidikan umum/nasional, dan tidaklah bertentangan. Hal tersebut terbukti
ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadist sudah barang tentu
hal. 86.
6Zakiyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1996), cet. Ke-3,
11
menunjang pendidikan nasional yang sama-sama tujuannya meningkatkan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa bahkan menambah kecerdasan (ilmu
pengetahuan).
B. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup pendidikan Agama Islam telah mengalami perubahan menurut
tuntutan waktu yamh berbeda-beda. Sejalan dengan tuntutan zaman dan
perkembangan ilmu dan teknologi, ruang lingkup pendidikan agama Islam itu
juga semakin meluas. Ia bersikap lentur terhadap perkembangan kebutuhan umat
manusia dari waktu ke waktu. Ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup
keseluruhan ajaran agama Islam yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW, yang
meliputi hubungan manusia dengan Allah, dengan sesama manusia, dengan
dirinya dan dengan alam sekitarnya.
Di lihat dari aspek pendidikan agama Islam, ruang lingkup ajaran Islam ini
secara garis besar dapat di kelompokan menjadi tiga aspek yang meliputi akidah
(keimanan), syariah (keislaman) dan akhlak (ihsan). Tiga inti ajaran pokok ini
dijabarkan dalam bentuk rukun iman, Islam dan akhlak, dan dari ketiganya pula
lahirlah beberapa keilmuan agama yaitu ilmu tauhid, ilmu fiqih dan ilmu akhlak.
Ketiga ilmu agama ini kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum
Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadist serta di tambah dengan sejarah (tarikh).
Dengan demikian Islam menghendaki terwujudnya empat dimensi kedamaian
yaitu kedamaian horizontal yang di wujudkan dalam hubungan manusia dengan
Tuhan, kedamaian individual, yang berupa hubungan manusia dengan diri sendiri,
kedamaian sosial dalam bentuk hubungan manusia dengan sesamanya dan
kedamaian prontal yaitu hubungan manusia dengan semua makhluk yang ada di
alam semesta.
Dalam pengajaran pendidikan agama Islam, ruang lingkup pendidikan agama
Islam dijabarkan dalam bentuk bahan pelajaran pendidikan agama Islam yang
meliputi tujuh unsur pokok yaitu:
12
1. Keimanan
2. Ibadah
3. Al-Qur’an
4. Akhlak
5. Muamalah
6. Syariah, dan
7. Tarikh.
Sedangkan pada tingkat sekolah dasar penekanannya diberikan kepada empat
unsur pokok, yaitu keimanan, ibadah, Al-Qur’an dan Akhlak.7
C. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Sebelum penulis menjelaskan tentang tujuan pendidikan Agama Islam terlebih
dahulu penulis akan menjelaskan tentang pengertian dari tujuan. Secara etimologi
tujuan adalah “arah, maksud dan tujuan”.8
Sedangkan secara terminology, tujuan
berarti “sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan
dilakkukan.
Menurut Ahmad D. Marimba, fungsi tujuan ada empat yaitu:
1. Mengakhiri Usaha
2. Mengarahkan Usaha
3. Merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain, baik tujuan-
tujuan baru maupun tujuan-tujuan lanjutan dari tujuan pertama.
4. Member nilai atau sifat pada usaha-usaha itu.9
Sehubungan dengan itu, maka tujuan mempunyai arti yang sangat penting
bagi keberhasilan sasaran yang diinginkan, arah atau pedoman yang harus di
tempuh, tahapan sasaran, serta sifat dan mutu kegiatan yang dilakukan. Karena
itu, kegiatan yang tidak di sertai tujuan, menyebabkan sasaran akan kabur,
akibatnya program tersebut menjadi acak-acakan.
7Depdikbud, Kurikulum Pendidikan Dasar…, hal.1. 8Abdul Rahman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi, Misi dan Aksi,
(Jakarta: PT. Gemawindu Panca Perkasa, 2000), cet. Ke-1, hal. 31. 9Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-Ma’arief, 1980), cet.
Ke-4, hal. 19
13
Untuk memahami lebih lanjut mengenai tujuan pendidikan agama Islam
berikut ini akan penulis uraikan tentang tujuan pendidikan agama. Menurut
Zuhairini tujuan umum pendidikan agama ialah membimbing anak agar
menjadi orang muslim sejati, beriman teguh, beramal shaleh dan berakhlak
mulia serta berguna bagi masyarakat, agama dan negara.
Sedangkan tujuan khusus pendidikan agama Islam adalah tujuan pendidikan
agama pada setiap tahap/tingkatan yang dilalui, seperti misalnya tujuan
pendidikan agama pada SD berbeda dengan tujuan sekolah menengah dan berbeda
pula dengan perguruan tinggi. Sedangkan tujuan pendidikan agama menurut
Arifin, dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam ialah terciptanya manusia muslim
yang berilmu pengetahuan tinggi, dimana iman dan taqwa pengendali
penerapannya di masyarakat.
Dalam garis-garis besar haluan Negara (GBHN) dijelaskan bahwa tujuan
umum dari pendidikan agama ialah membina manusia-manusia beragama yang
berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran agama Islam dengan baik dan
sempurna, sehingga tercermin dalam sikap dan tindakan keseluruhan hidupnya
dalam rangka mencapai kehidupan di dunia dan di akhirat.
Tujuan pendidikan agama diatas adalah merupakan tujuan yang hendak
dicapai oleh setiap orang dalam melaksanakan pendidikan agama. Karena dalam
mendidik keagamaan yang perlu ditanamkan terlebih dahulu adalah keimanan
yang teguh, sebab dengan adanya keimanan yang tuguh itu maka akan
menghasilkan ketaatan menjalankan kewajiban agamanya.
Dari rumusan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan
pendidikan agama merupakan tujuan yang mempunyai cakupan yang cukup luas,
yang pada akhirnya tertumpu pada penyerahan diri kepada Allah swt dan
terbentuknya kepribadian yang dilandasi oleh nilai-nilai Islam yang biasa disebut
dengan kepribadian muslim.
14
D. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam
Al-Qur’an dan al-Hadits merupakan sumber atau dasar dan pokok dari
pendidikan Islam, keduanya merupakan sumber kebenaran dalam Islam. Terutama
al-Qur’an, ia merupakan sumber dari segala sumber, kebenarannya tidak bisa
diragukan lagi. Sedangkan Sunnah Rasulullah saw adalah merupakan prilaku,
ajaran-ajaran beliau sebagai pelaksana hukum-hukum yang terkandung dalam al-
Qur’an. Dengan dua sumber dan dua dasar yang menurut Ahmad D. Marimba
“sesungguhnya satu-satu ini, maka keteguhan berdirinya pendidikan Islam tidak
dapat digoyahkan oleh apapun juga”.10
Hal tersebut bisa dipahami oleh karena al-Qur’an mengandung berbagai
ajaran; kemasyarakatan, social, ekonomi, hokum, sejarah, juga pendidikan.
Banyak ayat-ayat yang menerangkan masalah pendidikan baik secara implicit
maupun secara eksplisit. Hal tersebut ditunjang dan diteladani oleh prilaku nabi
Muhammad saw yang “mendemonstrasikan” aspek-aspek pendidikan dalam aspek
dakwahnya.
Adapun ayat-ayat al-Qur’an yang mengandung dan menunjukkan serta
menerangkan aspek-aspek pendidikan, diantaranya adalah:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari Perut Ibumu dengan kamu tidak
mengetahui sesuatupun dan Dia member kamu pendengaran, penglihatan dan
hati agar kamu bersyukur”.(QS. An-Nahl: 78)
Ayat tersebut diatas sebenarnya menggugah dan mengacu nalar manusia untuk
kembali mengenal dan memahami arti dan tugas kehadirannya di dunia. Artinya
pendidikan untuk mengembangkan nalar dan berpikir secara kritis, analisa, dan
kreatif.
Abdurrahman an-Nahlawi mengemukakan pendapatnya: al-Qur’an pertama
kali turun dengan ayat-ayat pendidikan. Disini terdapat isyarat bahwa tujuan
terpenting al-Qur’an adalah pendidikan manusia dan metode memantulkan,
10Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arief, 1989), cet. Ke-8, hal. 41
15
mengajak, menelaah, membaca, belajar dan observasi ilmiah tentang penciptaan
manusia sejak masih berbentuk segumpal darah beku didalam rahim ibunya.11
Berdasarkan uraian tersebut diatas menunjukkan bahwa didalam al-Qur’an
terkandung petunjuk dan ajaran pokok untuk keperluan seluruh aspek kehidupan
manusia. Sebagaimana firman Allah:
’û $ΖÛù $Β 4 Ν39$VΒ& ΝΒ& ω) µ‹m$Ψg2 ܃ ≈Û ωρ Ú‘{# ’û π/#Š Β $Βρ
∩ χρ³t† Νκ5‘ ’<) ΟO 4 ™©« Β =≈G39#
“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung
yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu.
tiadalah kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab[472], Kemudian kepada
Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (QS. Al-An’am: 38)
Landasan kedua seperti telah disebutkan diatas, adalah as-Sunnah.
Abdurraman an-Nahlawi mendefinisikannya sebagai berikut: “secara semantik,
kata as-Sunnah berarti pelajaran hidup, metode dan jalan. Secara ilmiah berarti
kumpulan sahabat Rasulullah saw, perbuatan, peninggalan sifat, ikrar, larangan,
apa yang disukai dan apa yang tidak disukai, membela negara, ahwal dan
kehidupannya”.
Adapun Hadits yang menerangkan aspek pendidikan adalah sebagai berikut:
و�: �� �� ����د إ����ي�ة ر�� ا� �� ��ل: ��ل ر��ل ا� �� ا� � �� ان أ
(!� � ي��+ �� ا�*(�ة )'��ا� ي&�دان او ي�%�ان او ي$#!�ن . (روا
“Tidaklah dilahirkan seorang anak, kecuali diatas fitrahnya, maka kedua
orang tuanya yang menjadikan dirinya beragama Yahudi, Nasrani, atau
Majusi”. (HR. Muslim)
Dari keterangan ayat dan hadits diatas, jelaslah bahwa yang menjadi dasar
ideal bagi seluruh aktivitas manusia yang beriman, termasuk pula aktifitas
pendidikan di dalamnya. Adalah kitab Allah dan Sunnah Rasulullah saw yang
harus diikuti dan dipatuhi olah manusia.
11Abdurrahman an-Nahlawi, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1989),
hal. 45-46
16
Sunnah selalu membuka diri dari kemungkinan penafsiran-penafsiran. Itulah
sebabnya maka ijtihad perlu ditingkatkan didalam memahaminya termasuk
sunnah yang berkaitan didalam pendidikan. Mengingat bahwa jaran Islam yang
terdapat dalam al-Qur’an dan Sunnah bersifat pokok-pokok dan prindipnya saja,
maka ijtihad dalam bidang pendidikan ini semakin perlu. Ijtihad dalam bidang
pendidikan ini harus tetap bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah yang diolah oleh
akal yang sehat dari para pakar pendidikan Islam.
E. Metode Pengajaran Pendidikan Agama Islam
Muhammad al-Toumi al-Syaibani menyadurkan metode dalam pendidikan
Islam, yakni metode yang umumnya pernah digunakan dalam pendidikan Islam,
antara lain:
1. Metode Induksi (pengambilan keputusan)
Metode ini digunakan untuk mendidik agar anak didik dapat mengetahui
fakta-fakta dan kaidah-kaidah umum dengan cara menyimpulkan
pendapat.
2. Metode Perbandingan (Qiyasiyah)
Metode ini digunakan untuk mendidik anak didik agar mereka dapat
membandingkan kaidah-kaidah umum atau teori dan kemudian
menganalisa dalam bentuk rincian-rincian.
3. Metode Kuliah
Metode ini digunakan untuk mendidik anak didik agar mereka dapat
mengintisarikan materi yang diberikan secara benar, sesuai dengan
kemampuan masing-masing dari siswa.
4. Metode Dialog dan Perbincangan
Metode ini digunakan untuk mendidik anak didik agar mereka dapat
mengemukakan kritik-kritik terhadap materi yang diberikan. Kritik-kritik
dilakukan secara lisan melalui dialog antara guru dan peserta didik.
17
F. Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia
Pendidikan Islam termasuk maslah sosial, sehingga dalam kelembagaannya
tidak terlepas dari lembaga-lembaga soaial yanng ada. Lembaga tersebut dikanal
juga dengan institusi atau pranata, sedangkan lembaga sosial adalah suatu bentuk
organisasi yang tersusun relatif tetap atas pola-pola, tingkah laku, peranan-
peranan dan relasi-relasi yang terarah dalam mengikat individu yang mempunyai
otoritas formal dan sanksi hukum, guna tercapainya kebutuhan-kebutuhan sosial
dasar.
Sedangkan yang dimaksud dengan lembaga pendidikan Islam adalah wadah
atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam yang bersamaan dengan
proses pembudayaan.12
Berbicara tentang lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia memang
terdapat banyak jenis dan bentuknya, antara lain: pesantren, madrasah, majelis
taklim, Institut Agama negeri dan lain sebagainya.
Namun dikarenakan terlalu banyak serta terlalu luas pembahasan mengenai
lembaga-lembaga pendidikan Islam yang ada di Indonesia, maka penulis
membatasi hanya pada lembaga pendidikan Islam yang berkaitan dengan objek
penelitian yakni tentang pondok pesantren. Yaitu suatu bentuk lembaga
pendidikan Islam yang telah melembaga di Indonesia yang telah ada sebelum abad
ke-20, suatu lembaga yang mengakar dalam budaya masyarakat Indonesia.
127
12Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 1995), hal.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang
digunakan dalam penelitian.1
Metodologi penelitian ini pada dasarnya merupakan
metode ilmiah yang diartikan sebagai suatu cara dalam memperoleh pengetahuan
atau memecahkan masalah yang dihadapi, yang dilakukan secara ilmiah,
sistematis dan logis, serta menempuh langkah-langkah tertentu.2
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
mengadakan penelitian lapangan terhadap objek yang akan dituju untuk
memperoleh dan mengumpilkan data-data yang diperukan.
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitiah ini dilaksanakan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
Kecamata Babelan Bekasi. Adapun waktu yang pelaksanaan penelitian ini yaitu
selama satu bulan dari mulai 27 Juli 2008 Sampai 28 Agustus 2008
hal. 60
1Amos Neiloka, Pengantar Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Persada, cet. Ke-1, 2Muhammad Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung: Angkasa,
1987), cet. Ke-5, hal. 23
18
19
B. Populasi Dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,
benda, hewan atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik
tertentu dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah santri dan
guru Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera yang jumlahnya 380 orang siswa
dan 18 rang guru, jadi jumlah kesluruhan adalah 398 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik
yang sama sehingga betul-betul mewakili populasinya Karena penelitian ini
subyeknya lebih dari 100 orang, maka penulis mengambil sampelnya
sebanyak 10% dari jumlah populasi. Berdasarkan pendapat Suharsimi
Arikunto; sekedar ancar-ancar apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik
diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Tetapi jika subyeknya lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10% sampai
25% atau lebih. Dengan perhitungan 10% x 398 = 39,8 digenapkan menjadi
40, maka berdasarkan perhitungan tersebut, jumlah sampelnya adalah 40
orang santri.
Adapun pengambilan sampelnya penulis menggunakan teknik probability
sampling (pengambilan sampel berdasarkan peluang) dengan memakai model
random sampling (sampel acak), yaitu pengambilannya dengan cara undian
mengambil 38 subyek yang terdiri dari 36 orang santri dan 4 orang guru
Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam
pengumpulan data dan menganalisa data yang diperlukan guna menjawab
permasalahan yang dihadapi. Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk
menemukan dan mengumpulkan data yang valid, akurat, serta signifikan dengan
20
masalah yang diangkat dalam penelitian. Sehingga dapat dipergunakan sebagai
pengungkapan masalah yang dihadapi.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskripsi-analitis,
yaitu suatu cara yang digunakan untuk menjelaskan dan memaparkan
permasalahan dengan cara memberikan gambaran yang seutuhnya mengenai
masalah yang dibahas berikut analisanya.
D. Teknik Pengumpulan data
Dalam melakukan penelitian lapangan ini, penulis menggunakan beberapa
teknik untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan permasalahan yang sedang
diteliti.
Adapun teknik pengumpulan data tersebut adalah:
1. Obeservasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang diselidiki.3
Observasi merupakan metode yang
pertama-tama digunakan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan
dengan penelitian. Dalam melakukan penelitian ilmiah ini penulis
melakukan observasi langsung dengan cara datang ke Pondok Pesantren
At-taqwa Pusat Putera yang berada di kampung Ujungharapan Desa
Bahagia Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi, serta melakukan
pengamatan terhadap keberadaan Pondok Pesantren At-taqwa Pusat
Putera. Selain itu penulis juga melakukan pengamatan terhadap jalannya
pendidikan yang dilakukan di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putera
dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan agama santri
2. Wawancara, yaitu sautu dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai.4
Dalam melakukan
penelitian ilmiah ini penulis melakukan wawancara secara langsung
dengan berbagai pihak yang penulis anggap terkait serta mengetahui
terhadap permasalahan yang sedang penulis bahas.
3 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Audi Offset, 1992), cet. Ke-21, jilid
2, hal. 73. 4 Suharsimi Arikanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka
Cipta, 1993), hal. 115.
21
3. Angket, yaitu suatu alat penelitian yang dilakukan dengan cara
menyebarkan daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari
sejumlah responden.5
Daftar pertanyaan ini disusun secara tertulis
mengenai sesuatu hal yang berkaitan dengan indikator masalah
pendidikan, angket yang digunakan adalah angket tertutup yang berarti
berupa bentuk pertanyaan dimana setiap responden hanya tinggal memilih
jawaban yang telah disediakan dalam angket tersebut. Dalam melakukan
penelitian ilmiah ini penulis juga menyebar angket kepada sebagian santri
yang penulis jadikan sampel dalam penelitian ini.
4. Dokumentasi, yaitu mengamati dan mencatat dokumen yang ada
hubungannya dengan penelitian ini. Dalam melakukan penelitian ini
penulis melakukan pencatatan-pencatatan terhadap dokumen-dokumen
yang ada di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera yang ada kaitannya
dengan permasalahan yang sedang dibahas.
E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Data yang diperoleh dari penelitian di lapangan ada dua macam, yaitu data
kulaitatif dan kuantitatif. Untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan
dilakukan upaya sebagai berikut :
1. Data kualitatif dianalisa dan disusun dalam bahasa yang mudah dipahami
dan logis sesuai dengan masalah yang diteliti
2. Untuk data Kuantitatif diadakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Editing yaitu memperbaiki atau mengedit data yang telah diperoleh
dari angket dan mendata ulang, jika ada pernyataan yang belum diisi.
b. Coding yaitu mengelompokkan data sesuai dengan kategori.
c. Scoring yaitu pemberian skor terhadap data angket tentang komunikasi
verbal.
5 Sutrisno Hadi, Metodologi…, hal. 136.
22
d. Tabulating yaitu memasukkan data yang sudah diberi skor kedalam
table untuk memudahkan dalam membaca data.
Selanjutnya penulis mendiskripsikan hasil angket dengan rumusan persentase:
Rumusan persentase
P = f
x 100% Ν
Keterangan:
P = Angka persentase
F = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah frekuensi (banyak individu)
100% = Bilangan tetap
Setelah didapatkan hasil persentase dari angket yang telah disebarkan kepada
santri kelas III Madrasah Aliyah pondok pesantren At-Taqwa Pusat Putera, maka
untuk menentukan kategori penilaian dari hasil peneitian tersebut penulis
merumuskannya sebagai berikut.
Tabel. 01
Kategori Penilaian
No. Presentase Penafsiran
1 80 - 100 % Tinggi
2 60 – 79 % Cukup
3 40 – 59 % Sedang
4 20 – 39 % Rendah
Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada Buku Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan pada tahun 2007.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putra Bekasi
1. Sejarah Singkat
Pondok Pesantren At-Taqwa pusat Putra adalah salah satu dasi 85 lembaga
pendididkan yang dikelola oleh Yayasan At-Taqwa.Yayasan At-Taqwa
didirikan oleh al-Marhum al-Magfurla KH.Noer Alie dengan nama Yayasan
Pembangunan Pemeliaharaan dan Pertolongan Islam (Yayasan P.3 ) tiga
puluh tahun kemudian tepatnya pada tahun 1986 nama yayasan tersebut
diubah menjadi Yayasan At-Taqwa dengan akte notaries Soedirja, SH di
Bekasi dengan nomor rgister 16/17 Desember 1986 yang sekaligus dilakukan
regenerasi kepengurusannya.
Pondok Pesantren At-Taqwa pusat putra didirikan pada tahun 1940,
sekembalinya Al-Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie dari menuntut ulmu
di Makkah al-Mukarramah pada tahun 1939, pada saat itu al-Marhum al-
Magfurrlah K.H. Noer Alie mendirikan Pondok Pesantren Salafiatau lebih
tepatnya disebut dengan pesantren tradisisonal. Sebagian besar murid Al-
Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie adalah merupakan pelimpahan dari
K.H. Zainuddin Asahan, hal iu terjadi karena K.H.Zainuddin Asahan kembali
pulang ke Sumatra, sehingga murid-muridnya yang berasal dari Sumatra ikut
bersama beliau ke Sumatra, sedangkan sebagian lagi murid-muridnya yang
berasal dari Jawa, beliau anjurkan untuk melanjutkanpendididkannya ke Al-
23
24
Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie untuk belajar ilmu agama secara
tradisisonal.
Al-Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie kemudian mendirikan
bangunan madrasah dengan uang hasil sumbangan yang beliau dapat dasi hasil
zariah masyarakat, namun beliau sempat bangun madrasah. Pada tahun 1942
meletuslah perang dunia ke-1, sehingga uang yang telah berhasil beliau
kumpulkan tadi, akhirnya beliau pergunakan untuk membeli senjata,
sedangkan murid-muridnya ikut bersama beliau menjadi pejuang
kemerdekaan. Sejak itu peran Al-Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie
adalah sebagai pejuang, dan ketika Indonesia merdeka Al-Marhum al-
Magfurlah K.H. Noer Alie menjadi anggota Konstituante.
Pada tahun 1954 Al-Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie merintis
Sekolah Rakyat Islam (SRI) sambil beliau menyiapkan kader-kadernya
dengan cara mengirimkan murid-muridnya pergi belajar keluar daerah seperti
ke Bandung dan Yogyakarta dan Pondok Modern Gontor. Di antara murid-
muridnya yang beliau kirim adalah Ustadzah Sholehah Noer, BA yang tidak
lain adalah putrid beliau sendiri yang beliau kirim pergi belajar ke
Yogyakarta.
Pada tahun 1954 Al-Marhum al-Magfurlah K.H. Noer lie mendirikan
sebuah yayasan yang bernama Yayasan Pembangunan Pemeliharaan dan
Pertolongan Islam yang disebut dengan Yayasan P3. Inisiatif mendirikan
yayasan tersebut adalah dilator belakngi karena habisnya kampung beliau
akibat dibakar habis oleh Belanda yang ketika itu meninggalkan korban jiwa
serta janda-janda dan para anak yatim yang tak berdosa. Oleh belliau kampung
tesebut beliau bangun kembali. Setelah kampung tersebut dibangun kembali,
banyak anak yatim dan para janda-janda yang dipelihara oleh yayasan
tersebut. Pada saat itu al-Marhum al-Magfurklah K.H. Noer Alie melakukan
pembangunan fisik serta pembangunan ilmu dengan berusaha mendirikan
lembaga-lembaga pendidikan dan melakuakn usaha-usaha bidang social
kemasyarakatan dan kesejahteraan ummat terhadap masyarakat kampung yang
pada saat itu bernaman kampung Oejung Malang. Untuk mengkordinasikan
25
kegiatan inilah beliau membentuk sebuah panitia Pembangunan
Pemeliaharaan dan Pertolongan Islam yang disebut Yayasn P3. Pada 1956 Al-
Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie membangun sebuah masjid yang diberi
nama Masjid Jami At-Taqwa.
Pada tahun 1962 Al-Marhum al-Magfurlah K.H.Noer Alie kembali
membangun Madrasah Menengah At-Taqwa (MMA) yang sempat berhenti
akibat beliau berjuang untuk mengusir penjajahdari tanah air yang didirikan
lama masa pendidikan selama enam tahun. Hal itu terjadi pada saat
masyarakat Oejung Malang belum bisa sepenuhnya menerima keberadaan
madrasah yang dirasakan masih terbilang baru untuk kondisi saat itu.
Pada tahun 1965 Al-Marhum al-Magfurlah K.H. Noer Alie mendirikan
nadrasah al-Baqiyatussolihat yang sekarang namanya dirubah menjadi
Pondok Pesantren At-Taqwa Putri. Ketika itu kader-kader yang beliau kirim
untuk belajar diluar daerah telah kembali pulang untuk mengamalkan ilmu
yang telah mereka dapat selama mereka belajar di luar daerah. Orang yag
pertama kali diangkat untuk menjadi jepala sekolah untuk madrasah Al-
Baqiyatussolihat ini adalah Al-Ustadz Tajuddin Marzuki.
Kini Pondok Pesantren At-Taqwa pusat putra termasuk Pondok Pesantren
Modern di kabupaten Bekasi sebab telah memakai system klasikal. Sistem
klasikal ini dikembangkan sejak tahun 1962 untuk putra dan pada than 1964
untuk putri.
Pada saat ini Pondok Pesantren At- Taqwa terdiri dari tingkat Tsanawiyah,
Aliyah, Pesantern Tinggi At-taqwa (PTA) dan Sekolah Tinggi Agama Islam
At-taqwa (STAI-A).
Ketokohan K.H Noer Alie diakui oleh dunia internasional dan nasional.
Dipanggung nasional beliau mendaptkan anugrah sebagai pahlawan Nasional
& Bintang Mahaputra Adipradana dari Presiden Susilo Bamabang Yudhoyono
dengan KEPPRES RI. NO. 085 /TKTAHUN 2006 yang diresmikan pada
tanggal 10 November 2006.
26
2. Letak Geografis Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putra
Pondok Pesantren At-taqwa pusat putra di kampung Ujungharapan desa
Bahagia Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat. Dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut: ( 1 ) Sebelah Barat berbatasan dengan
kelurahan Kaliabang Tengah Kota Bekasi Barat; ( 2 ) Sebelah Timur
berbatasan dengan perumahan Babelan Indah Desa Kebalen; ( 3 ) Sebelah
Selatan berbatasan dengan perumahan Wisma Asri Keluahan Teluk Pucung
Bekasi Utara; ( 4 ) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Babelan Kota.
Saat ini Pondok Pesantren At-taqwa beralamat di Jl. K.H. Noer Alie
Ujungharapan Desa Bahagia Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi Po.Box.
134 kode pos 17612 Propinsi Jawa Barat.
3. Sarana dan Prasarana Pondok Pessantren At-Taqwa Pusat Putra
Prasarana merupakan alat yang tidak langsung untuk mencapai tujuan
dalam pendidikan. Prasarana pendidikan adalah merupakan suatu tindakan /
benda yang sengaja disediakan untuk meempermudah pencapaian tujuan
pendidikan.
Pondok Pesantren At-taqwa pusat putra dilengkapi dengan pra sarana yang
cukup baik antara lain dari gedung sekolah, asrama, masjid, aula serbaguna,
perpustakaan, laboratorium berstandar nasional, di samping olah raga lainnya.
Yang kesemuanya adalah merupakan gedung permanen yang terdiri di atas
tanah seluas 11 hektar persegi. Secara lengkap pra sarana yang ada di Pondok
Pesantren At-taqwa pusat putra dapat pada tabel 1 berikut ini.
27
Tabel 02
Sarana dan Prasarana
Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera Bekasi
NO JENIS JUMLAH
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Luas Area Tanah Pesantren
Gedung Sekolah
Asrama Santri
Masjid
Aula Serba Guna
Gedung Pusat Kegiatan Belajar
Ruang Perpustakaan
Laboratorium Bahasa, IPA, Komputer
Ruang Sanggar Kaligrafi
Sarana Olahraga
Ruang Kantor Guru dan Ruang Kantor PPA
Kantin dan Koperasi Pelajar
Dapur
Perumahan Guru Pengasuh Pesantren
Kamar Mandi
WC
Rumah Pimpinan Umum Pondok Pesantren
Ruang Tata Usaha
11 Hektar
3 Buah
4 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
4 Buah
1 Buah
4 Buah
5 Buah
2 Buah
2 Buah
2 Buah
Banyak
Banyak
1 Buah
2 Buah
4. Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putra
Visi, Misi, dan Tujuan merupakan gambaran cita-cita yang diwujudkan
oleh pendiri Pondok Pesantren At-taqwa pusat putra yakni Al-Marhum al-
Magfurlah Bapak K.H. Noer Alie melalui semua kegiatannya.
a. Visi Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
Visi ini diformulasikan dalam kalimat singkat yaitu “Membentuk
manusia yang ikhlas yang selalu berdzikir, berfikir, dan beramal saleh”.
28
b. Misi Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
Misi merupakan kerja sehari-hari seluruh lapisan pengurus Pondok
Pesantren At-taqwa pusat putra dalam mencapai visinya. Dari misi
tersebut akan terlihat apa kegiatan yang dilaksanakan untuk membentuk
manusia yang ikhlas yang selalu berdzikir, berfikir, dan beramal saleh.
Misi Pondok Pesantren At-taqwa pusat putra adalah “Membina,
mengembangkan dan memelihara masyarakat madani yang ikhlas,
berdzikir dan beramal saleh melalui pendidikan, dakwah kegiatan
ekonomi dan social, dalam menuju baldatun thayyibatun warobbun
ghofur”.
c. Tujuan Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putra
Tujuan pendidikan Pondok Pesantren At-taqwa pusat putra adalah
sebagai berikut:
1) Menjadikan insan yang bertaqwa kepada Allah SWT beramal
shaleh,. Berbudi luhur, dapat bekerja di dunia dengan baik dan
menuai pahala di akhirat kelak.
2) Membantu Pemerintah dalam usaha mencerdaskan bangsa.
3) Mendidik Siswa agar ber-akhlaq al-karimah dan berilmu
pengetahuan.
4) Mempersiapkan siswa agar bisa dan mampu hidup di tengah-
tengah masyarakat.
5) Mempersiapkan siswa agar bisa melanjutkan study keperguruan
tinggi, baik dalam maupun luar negeri.
6) Mengenbangkan minat dan bakat siswa dalam berbagai bidang:
Tahsinul Qiro`ah, Al-Qur`an, Tahfidzul Qur`an dan Al-hadits,
qiro`ah al-kutub, tahfidz al-fiyah, pidato tiga bahasa, darama,
organisasi, olahraga, dan lain-lain.
29
5. Keadaan Guru, Tata Usaha, Pegawai Pondok Pesantren At-Taqwa
Pusat Putra
a. Keadaan Guru
Untuk mendukung kualitas pendidikan dan pengajaran di Pondok
Pesantren Attaqwa Pusat Putra . Pelaksana pendidikan di Pondok
Pesantren Attaqwa Pusat Putra diasuh dan dibimbing oleh tenaga pengajar
yang berpendidikan S.1 dan S.2 baik didalam negeri seperti UIN, IPB,
STAISA, LIPIA, UNISMA, UNJ, STAIA, UIJ, PTA, UNINUS, maupun
luar negeri seperti al-Azhar Cairo, Damascus Syiria, Islamabad Pakistan,
Pesantren Tinggi Makkah al-Mukarromah, dan lain-lain yang
berpengalaman dan kompeten di bidang pendidikan.
Jumlah seluruh guru yang mengajar di Pondok Pesantren Attaqwa
Pusat Putra berjumlah sekitar Enam Puluh Tujuh Guru yang terbagi dalam
tiongkat madrasah Tsanawiyah dan Tingkat Madrasah Aliyah. Mereka
adalah para guru senior dan guru yunior yang relefan dengan bidang
keilmuannya dan mayorutas berlatar belakang pendidikan Sarjana Strata
Satu.
Secara lengkap jumlah guru yang mengajar di Pondok Pesantren
Attaqwa Pusat Putra untuk tingkat Madarasah Tsanawiyah dan Madrasah
Aliyah dapat diliha pada tabel 2 dan 3 berikut ini
Tabel 03
Data Personil Guru
MA At-taqwa Pusat Putra Ujungharapan Bahagia
STATUS
NO
NAMA LENGKAP
PEND. TERAKHIR BK BT TT
MULAI
TUGAS
1. K.H. Nurul Anwar, Lc S1 Damascus Univ. √ 1983
2. K.H. A. Rosidi. HS KMI Gontor √ 1985
3. K.H. M. Nashir Ps. Tinggi √ 1989
4. K.H. Nawawie. Hsy UIC Jakarta √ 1989
5. Drs.H. Murdani Najib S1. IAIN Jakarta √ 1994
30
6. H. Ahmad Masilla, Lc S1 IIU Islamabad √ 1991
7. H. Mukhtar Murikh S1 King Saud Unversity √ 1976
8. Drs. H Mawardi HM S1 al—Aqidah √ 1985
9. Drs. Abu Darda S1 IKIP Jakarta √ 1984
10. A. Zubair Dasuki, S.Ag S1 STAI √ 1990
11. Nasruddin nasir, S.Ag PTA/ SI UNISMA √ 1994
12. M. Dzunuroin, S.Ag S1 STAIA √ 1991
13. H. Mastur Muhar, Lc S1 IIU Islamabad √ 1992
14. Drs. H. Mahdi HAS S1 Unipta Jakarta √ 1996
15. Drs. Zainal Abidin S1 IKIP Jakarta √ 1991
16. H. Zainuri Hazam Ps. Mekkah √ 1997
17. H. Rojuddin Bashroh, Lc S1 al-Azhar Cairo √ 1998
18. H. Shohibul Hidayat, Lc S1 al-Azhar Cairo √ 1998
19. Ahmad Fauzan Hadi D3 LIPIA √ 1991
20. H. Asep Sofyan Hariri, Lc S1 al-Azhar Cairo √ 1998
21. Hamim Abd. Hamid S.Ag S1 Darul Arqom √ 1992
22. H. Nur Anwar Amien, Lc S1 al-Azhar Cairo √ 1998
23. H. Idris Abd. Rahman, Lc S1 al-Azhar Cairo √ 1998
24. Ir. Hasanuddin S1 UNJ √ 1999
25. M. Haril Rosyadi, S.Ag S1 STAIA √ 2001
26. Adang Syarifuddin, B. Sc Serjana Muda √ 2002
27. Drs. Abd. Haris SI UNISMA √ 2001
28. Sirojuddin, S.Ag S1 IAIN Bandung √ 2001
29. Drs. M. Subur S1 UNJ √ 2001
30. Drs. Suharso Hadi Surya S1 IKIP Jakarta √ 2002
31. H. Ahmad Fauzi Toha, Lc S1 al-Azhar Cairo √ 2002
32. Drs Jamhari Majid S1 UNINUS Bandung √ 2002
33. M. Irfan Zaki S1 STAIA √ 2002
34. H. Ahmad Zaini, Lc S1 al-Azhar Cairo √ 2003
35. H. Hasbiallah H, Lc S1 al-Azhar Cairo √ 2003
31
36. Mirwan Nijan S1 STAIA √ 2003
37. Ahmad Syafiuddin, S.Th.I IAIN Jogjakarta √ 2005
38. Ahmad Sofyan, S.Sos IAIN Jogjakarta √ 2005
39. Abd. Muiz Muhasyim PTA √ 2004
Di Pondok Pesantren At-taqwa Putra terdapat dua orang guru asuh
yang tinggal di Pondok Pesantren At-taqwa Putra yang sehari-harinya
membina santri serta memonitor kegiatan, perkembangan dan kesulitan
yng dihadapi oleh santri maupun pengurus OSIS yang bernama Persatuan
Pelajar At-taqwa yang disingkat dengan PPA. Mereka adalah H. Rojuddin
Bashroh, Lc dan Nasruddin nasir, S.Ag yang kedua-duanya telah
berkeluarga.
b. Tata Usaha dan Pegawai
Jumlah tata usah (TU) di Pondok Pesantren At-taqwa Putra sebanyak
delapan orang. Mereka terbagi kepada tata usaha (TU) Madrasah
Tsanawiyah serta tata usaha (TU) Madrasah Aliyah, masing-masing tata
usah (TU) terdiri dari tata usah administrasi guru, tata usaha keuangan
serta tata usaha kesiswaan. Sedang untuk jumlah pegawai yanga bekerja di
Pondok Pesantren At-taqwa Putra berjumalah sekitar sepuluh orang1
Antara lain mereka terdiri dari lima orang laki-laki, lima orang wanita,
mereka tersebut adalah ibu Nisa, ibu Baot, ibu Seni, dan Ahfas. Yayat dan
Nanang Mereka semua kecuali Yayat dan Nanang setiap hari bekerja
sebagai tukang masak didapur umum yang terletak dibelakang asrama
santri. Adapun tugas mereka sehari-hari adalah menyiapkan makan siang,
dan makan malam untuk para santri serta para guru yang tingggal di
asrama setiap hari, sedangkan Yayat dan Nanang bekerja sebagai pelayan
di kantor Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah At-taqwa Putra.
Secara lengkap untuk nama-nam tata usaha (TU) Madrasah Tsanawiyah
serta tata usaha (TU) Madrasah Aliyah dapat dilihat pada tabel 4 dan 5
berikut ini
1KH,Nurul Anwar. Lc, Wawancara Pribadi,
32
Tabel 04
Data Personil Tata Usaha
MA At-taqwa Pusat Putra Ujungharapan Bahagia
NO NAMA JABATAN
1. Hamim Abd. Hamid S.Ag Kepala Tata Usah
2. Mirwan Nijan Tata Usaha Keuangan
3. Abd. Muiz Muhasyim Tata Usaha Kesiswaan
4. M. Irfan Zaki Tata Usaha Administrasi Guru
Di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra terdapat dua orang guru asuh
yang tinggal di Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Putra yang sehari-harinya
membina santri serta memonitor kegiatan, perkembangan dan kesulitan
yang dihadapi oleh santri maupun pengurus OSIS yang bernama Persatuan
Pelajar Attaqwa (PPA). Mereka adalah H. Rojuddin Bashroh, Lc dan
Nasruddin Natsir, S.Ag yang keduanya telah berkeluarga.
6. Struktur Oraganisasi Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putra
Struktur Oraganisasi Pondok Pesantren At-taqwa Putra adalah Yayasan
At-Taqwa membawahi Pondok Pesantren At-taqwa Putra yang dipimpin
oleh seorang pimpinan umum, kemudian pimpinan umum membawahi
wakil pimpinan umum, kemudian membawahi pengasuh pondok pesantren,
kemudian kepala Madrasah Tsanawiyah yang di pimpin oleh seorang kepala
Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah yang dipimpin oleh seorang
kepala Madrasah Aliyah yang masing-masing membawahi bidang yang ada
pada masing-masing tingkatan. Berikut ini secara lengkap struktur
organisasi Pondok Pesantren At-taqwa Putra.
Pimpinan Yayasan At-Taqwa : K.H. M. Amin Noer, MA.
Pimpinan Pondok Putra : K.H. Nurul Anwar, Lc.
Wakil Pimpinan Pondok Putra : K.H. A. Rosyidi. HS.
Pengasuh Pondok Putra : H. Rojuddin Bashroh, Lc.
: Nasruddin Natsir, S. Ag.
Kepala Madrasah Aliyah : H. Ahmad Masilla, Lc.
33
Sedangkan untuk struktur organisasi struktur organisasi Madrasah Aliyah
dapat dilihat pada bagan 01 berikut di bawah ini:
Bagan Struktur Organisasi
MA. At-taqwa Putra Ujungharapan Bahagia
Kepala Madrasah
Ahmad Masilla
BP3
Tata Usaha
Hamim Abd. Hamid
Bid. Kurikulum
Asep Sopyan H
Bid. Kesiswaan
Rojuddin Bashroh
Bid. BP/BK H. Nur Anwar Amin, Lc
Bid. Humas
M.Dzunuroin
Wali Kelas/Guru-guru
OSIS
SISWA
34
B. Pelaksanaan Pendidikan Di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
1. Sistem Pendidikan Agama Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
Sistem pendidikan yang diterapkan serta dikembangkan di Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah merupakan sistem kelasikal. 2
dengan
menggunakan meja, kursi, papan tulis, dan peralatan lainnya sebagai sarana
belajar serta dilengkapi dengan sebuah perpustakaan sebagai salah satu
sumber belajar. Pendidikan formal dengan bentuk madrasah yang merupakan
pengadopsian dari pola dan sistem pembelajaran dan sistem moderen telah
dikembangkan Pondok Pesantern At-Taqwa Pusat Putera sejak tahun 1962
sehingga kelak lulusan Pondok Pesantren At-Tqwa Pusat Putera dapat
memenuhi kebutuhan fagmatis masyarakat serta memiliki ijzh. Saat ini
pendidikan yang dikembangkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
adalah madrasah model terpadu yang menggabungkan antara pendidikan
umum dan pendidikan agama kedalam kurikulum pendidikan madrasah serta
ditambah dengan keterampilan.
Madrasah yang diselenggarakan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat
Putera terdiri dari Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah dengan jenjang
melalui kelas satu Tsanawiyah sampai kelas tiga Aliyah dengan masa studi
pendidikan masing-masing tiga tahun.
Sedangkan tujuan pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
pada dasarnya sama dengan sama dengan tujuan pemdidikan seluruh model
pendidikan islam baik itu di pesantren, sekolah islam dan pendidikan agama di
sekolah umum yaitu membentuk pribadi muslim yang bertaqwa, berakhlak
mulia mulia, cerdas dan terampil. Tujuan pendidikan di pondok pesantren
attaqwa pusat putera adalah mencetajk orang-orang yang beriman, bertaqwa
dan berakhlakul karimah serta berilmu, hal ini berdasarkan firman Allah yang
artinya :
“Allah akan mengangkat beberapa derajat dari antara kamu yang
beriman dan berilmu pengetahuan” (Q,S, Al-Mujadalah /58/11)
2Nurul Anwar, Pimpinan Umum Pondok Pesantern At-Taqwa Pusat Putera, Wawancara
Pribadi, ( Ujung harapan 25 Agustus 2008)
35
Di dalam ayat tersebut Allah SWT mengangkat iman, taqwa dan
berakhlakul karimah menjadi suatu paket yang kemudian baru ilmu, selain itu
terjadinya krisis moral para pelajar yang bersekolah di sekolah umum saat ini
seperti krisis moral para Sekolah Tehnik Menengah (STM) adalah disebabkan
oleh karena otak mereka hanya di isi oleh ilmu pengetahuan saja, tidak di isi
dengan iman, taqwa sertaakhlakul karimah sehingga tidak jarang terjadinya
tindakan kriminal yang dilakukan oleh para pelajar tersebut seperti suka
berkelahi, tawuran pelajar yang diakibatkan karena kirangnya pendidikan
agama yang diberikan di sekolah mereka. Padahal tujuan pendidikan agama
adalah pembentukan pribadi siswa danmenghiasinya dengan sikap-sikap
mulia.
Berikut ini penulis sajikan pendapat santri pondok pesantren attaqwa pusat
putera berkaitan dengan sistem pendidikan agama yang diterapkan di pondok
pesantern attaqwa pusat putera dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Table 05
Sistem Pendidikan Agama
Pondok pesantren attaqwa pusat putera
No soal Piihan Frekuensi Prosentase
1 a. sangat baik
b. baik
c. kurang baik
d. tidak baik
9
32
9
0
18 %
64 %
18 %
0 %
Jumlah 50 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 18% responden
menyatakan bahwa sistem pendidikan agama yang diterapkan di pondok
pesantren attaqwa pusat putera adalah sangat baik sedangkan sebanyak 645
responden menyatakan baik, sedangkan 18% responden menyatakan kurang
baik, sedangkan responden yang menyatakan sisytem pendidikan tidak baik
tidak ada.
36
2. Kurikulum Pendidikan Agama Pondok Pesantren At-taqwa
Kurikulum pendidikan agama ialah bahan-bahan pendidikan agama berupa
kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis
diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
agama, atau dengan kalimat yang sederhana “kurikulum pendidikan agama
adalah semua pengetahuan, aktifitas (kegiatan-kegiatan) dan juga pengalaman-
pengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis yang diberikan oleh
pendidik kepada anak didik dalam rangka mencapai pendidikan agama.3
Kurikulum agama yang digunakan di pondok pesantren at-taqwa pusat
putera adalah kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dalam hal ini
kurikulum agama di pondok pesantren at-taqwa pusat putera mengikuti
kurikulum departemen agama tahun 1994 serta ditambah dengan kurikulum
Al-Azhar Kairo Mesir. Kedua kurikulum tersebut di kombinasikan serta di
padukan menjadi kurikulum pondok serta diajarkan secara bersamaan tanpa
ada perbedaan waktu dalam memberikan materi pelajaran, sehingga lulusan
(alumni) dari pondok pesantren at-taqwa pusat putera kelak akan memiliki dua
ijazah yaitu ijazah yang dikeluarkan oleh pondok pesantren at-taqwa pusat
putera (Syahadah) serta ijazah yang dikeluarkan oleh pemerintah (ijazah
negri), keberadaan ijazah tersebut telah diakui statusnya baik diluar negri
maupun didalam negri. Dengan demikian para santri pondok pesantren at-
taqwa pusat pitera yang kelak telah selesai mengikuti pendidikan dan
kemudian ingin melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi
mereka dapat masuk keperguruan tinggi yang mereka inginkan baik yang
beerada didalam negri maupun yang berada diluar negri dengan adanya kedua
ijazah tersebut.
Selain itu pendidikan agama yang digunakan di pondok pesantren at-taqwa
pusat putera saat ini sangat ditekankan kepada madrasah Aliyah keagamaan
(MAK) ini 90% merupakan materi pelajaran agama dari kurikulum depag dan
pondok, dan 10% materi pelajaran umum.
3Zuhairini. Methodik Pendidikan Khusus Agama, (Surabaya : Usaha Nasional,1983), h. 59
37
Jika pelaksanaan pendidikan agama yang diterapkan di jurusan madrasah
aliyah keagamaan (MAK) berhasil, maka pendidikan agama dijureusan lain
seperti jurusan IPA dan IPS akan berhasil, sebaliknya jika pendidikan agama
yang diterapkan di madarasah aliyah keagamaan (MAK) gagal, maka
kemungkinan akan gagal pula pelaksanaan pendidikan agama dijurusan lain.
Sebab siswa-siswa dimadrasah aliyah keagamaan (MAK) adalah merupakan
siswa-siswa pilihan yang dipilih secara selektif serta memiliki kemampuan
berkomunikasi berbaha arab yang cukup baik sedangkan para guru yang
mengajar di madrasah aliyah keagamaan (MAK) merupakan para guru yang
memiliki keahlian pada bidangnya masing-masing dimana sebagian mereka
memiliki kemampuan berkomunikasi dengan berbahasa Arab yang cukup baik
yang selalu mereka tekankan ketika mereka sedang mengajar dikelas, atau
ketika sedang berada diluar kelas.
Berikut ini penulis sajikan pendapat para santri pondok pesantren at-taqwa
pusat putera berkaitan dengan kurikulum pendidikan agama yang digunakan di
pondok pesantren at-taqwa pusat putera dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Table 06
Kurikulum Pendidikan Agama yang digunakan
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
No soal Pilihan Frekuensi Prosentase
2
a. sangat baik
b. baik
c. kurang baik
d. tidak baik
13
27
10
0
26%
54%
20%
0%
Jumlah 50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 26% responden
menyatakan kurikulum pendidikan agama yang digunakan di pondok
pesantren at-taqwa pusat putera adalah sangat baik, sedangkan sebanyak 54%
responden menyatakan baik, sedangkan sebanyak 20% responden menyatakan
kurang baik, sedangkan responden yang menyatakan kurikulum pendidikan
38
agama yang di gunakan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera tidak baik
tidak ada.
Sedangkan materi yang diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat
putera tidak berbeda halnunya dengan materi pendidikan agama yang
diberikan di pondo-pondok pesantren lain yang mencakup 12 macam disiplin
keilmuan : nahwu, balaghah, tauhid, fiqih, usul fiqih, qawaid fikhiyah, tafsir,
hadis,musthalah hasdis, tasawuf, dan mantik. Atau pada materi pelajaran
agama yang terdapat disekolah umum yang mata pelajarannya melingkupi
keimanan/tauhid, ibadah/fikih, akhlak, sejarah islam, tafsir hadis. Sedangkan
materi agama yang diberikan kepada santri saat berlangsungnya proses
pembelajaran pendidikan agama di pondok pesantren at-taqwa pusat putera
sangat variatif dan cukup padat, mereka terdiri dari tiga kelompok yaitu :
a. Kelompok ilmu-ilmu pokok antara lain : Al-qur’an, tajwid, tafsir,
hadis, ulumul hadis, aqidah akhlak, tasawuf, fikih, usil fikih
b. Kelompok ilmu-ilmu bahasa seperti : Bahasa Arab, nahwu, sharaf,
balaghah, arud
c. Kelompok ilmu-ilmu kesantrian yang berkaitan dengan ilmu-ilmu
kemasyarakatan seperti : Belajar memimpin tahlil, belajar memimpin
maulid, belajar memimpin ratib al-hadad, belajar berceramah, belajar
memandikan janazah, belajar menshalatkan janazah, belajar membaca
rawi serta ilmu-ilmu kesantrian lainnya.
Berikut ini materi pendidikan agama yang diberikan untuk tingkat
madrasah aliyah at-taqwa pusat putera ujung harapan bahagia bekasi.
a. Nahwu Sharaf
Istilah nahwu sharaf ini mungkin bisa diartikan sebagai gramatika
bahasa Arab. Di pondok pesantren at-taqwa pusat piutera para santri
mengaji dan mempelajari kitab-kitab yang biasa dipakai di pondok
pesantren lainnya, seperti ajurmiyah dan syarah muhktasar jiddan al-ilmu
jurmiyah karya Ibnu Malik, para santri juga mempelajari kitab imrithi
(syarah imrithi , alfiyah fi nahwi wa sharaf karya Muhammad Bin
39
Abdullah Bin Malik yang diterbitkan oleh Sirkatu bungkul Indah,
Surabaya serta dari buku nahwu wadlih.
Di pobdok pesantren at-taqwa pusat putera selain mendapat pelajaran
nahwu, para santri juga mendapat mata pelajaran sharaf yang mempelajari
tentang perubahan kata (kalimat) dalam gramatika Bahasa Arab. Mereka
mempelajari sharaf antara lain dari kitab hallu maqshud min najmil
maqshud, diterbitkan Darul Hayail Kutub, Indonesia serta dari buku
amsilat-u’l tashrifiyat dan bina.
b. Fikih Ushul Fikih
Fikih merupakan salah satu materi pokok yang sangat di tekankan di
pondok pesantren at-taqwa pusat putera. Besarnya perhatian terhadap
fikih, barangkali disebabkan oleh karena fikihlah diantara cabang ilmu
agama islam dianggap paling penting. Fikih mengandung berbagai
implikasi kongkrit terhadap prilaku keseharian individu maupun
masyarakat. Fikihlah yang mengataur tentang hal-hal yang dilarang
maupun tindakan yang dianjurkan oleh sebab itu, fikih merupakan inti
pendidikan pondok pesantren, kendatipun juga mengajarkan garamatika
bahasa arab, Ilmu tauhid, akhlak dan lain-lain
Di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera materi fikih diawali dari
kitab matn al-qarib yaitu suatu kitab fikih yang paling standar di
pesantren-pesantren, matan itu diberi syarah dalam kitab fathul qarib
majid juga sebuah kitan yang sangat standar di pesantren-pesantren karya
Ahmad Bin Husain as-Syahir, selain itu para santri juga mempelajari kitab
fath al-m’in fi syarhi fath al-mu’in karangan Zainuddin Bin Abdul Aziz
Asyraq terbitan karya Toha Pitera, Semarang. Selain itu materi fikih
diambil kitab kifayat-u’l-akhyar fi halli’ ghayatil ikhtisor karngan imam
nafiyuddin Abu Bakar Bin Muhammad terbitan Darul kutub arobiyah,
Indonesia. Serta diambil pula dari kitab mabadi fikhiyah dan fiqh-u’l-
wadhi damn mukhtasor safi ala’ matan kafi. Selain itu para santri juga
mempelajari kitab sullam-u’l taufiq karangan Syaikh Muhammad Nawawi
40
terbitan Darul Hayail Kutub Arobiyah, Indonesia. Selain itu menggunakan
kitab-kitab klasik, materi fikih juga diberikan dengan menggunakan buku-
buku fikih antara lain : fikih karangan Amir abyan MA, dkk, fikih terbitan
Depag RI Direktorat Jendral pembinaan kelembagaan agama Islam tahun
2001, serta buku-buku fikih lainnya.
c. Tauhid
Tauhid (aqidah) merupakan materi pelajaran yang berkaitan dengan
segala halyang bertalian dengan kepercayaan dan keyakinan seorang
muslim, di pondok pesantren at-taqwa pusat putera mata pelajaran tauhid
di berikan dengan mengambil materi dari kitab husn-u’lhamidiyah
karangan Husain affandi Torobusuni terbitan al-Hidayah Surabaya yang
berisi tentang sendi-sendi paling pokok dalam ajaran Islam yaitu simpul-
simpul kepercayaan kemahaesaan Tuhan dan pokok-pokok ajaran Islam.
d. Tasawuf Aqidah Akhlak
Dalam bidang tasawuf, kitab yang dipelajari antara lain risalat-u’l
mu’awanah wa’l muazharah karangan abdullah Bin alawi Bin haddad
Husain terbitan Alawiyah Surabaya serta dari kitab bidayat-u’l-hidayah
karangan Muhammad Nwawi Jam’I yang diterbitkan oleh Darul kutuil
Islam. Selain terdapat pula kitab yang dipelajari yaitu kitab ta’lim
muta’lim dan kitab ihya ulumuddin,serta dari buku izhotunnasiin
karangan Syekh Mustofa.
Di pondok pesantren at-taqwa pusat pitera selain diberikan pelajaran
tasawuf para santri juga diberikan mata pelajaran aqidah akhlak yang
materi pelajarannya diambil dari buku-buku terbitan Depag RI Direktorat
Jendral Pembinaan Agama Islam, serta dari buku karangan Mulyadi dan
Masan Al-fath terbitan PT karya Toha Putera semarang.
41
e. Tafsir
Tafsir yang dikaji dan dipelajari di pondok pesantren at-taqwa pusat
putera adalah kitab yang cukup terkenal yaitu tafsir jalalain karangan dua
imam yaitu imam Al-jalalain dan imam Jalaluddin As-Suyuthi, selain itu
terdapat juga kitab tafsir ayatul ahkam minal qur’an karangan Muhammad
Ali Sobuni terbitan Makkah al-Mukarramah.
f. Al-qur’an-Hadis dan Hadis
Di pondok pesantren at-taqwa pusat putera buku yang digunakan untuk
materi Al-qur’an-hadis antara lain terdiri dari : Buku al-qur’an-hadis
terbitan Depag Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan
Pengembangan Agama Islam. Selain itu terdapat pula al-qur’an-hadis
karangan Muhammad Mastna, MA. Sedangkan untuk mata pelajaran hadis
materinya diambil dari sebuah kitab hadis yang cukup populer yaitu
bulugul marram min adilati ahkam.
Selain al-qur’an-hadis, di pondok pesantren at-taqwa pusat putera para
santri juga diberikan pelajaran ulumul hadis yang materinya diambil dari
kitab bernama mihnatul mugis fi-ilmi musthalahul hadis karangan Hafiz
Hasan Mas’ud serta mengambil buku dari ulumul hadis terbitan Depag
Derektorat Jendral Pembinaan Agama Islam.
g. Bahasa Arab
Dibidang bahasa arab para santri mempelajari buku-buku bahasa Arab
terbitan Depag Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Islam, serta
buku-buku pelajaran bahasa Arab karangan Prof. Dr. H.D. Hidayat, MA,
dkk, terbitan PT. Hikmah Syahid Indah. Para santri juga mempelajari
buku-buku pelajaran bahasa Arab yang bernama qira’at-tur-
rasidhah,karangan Abdul Fatah Sobari dan Ali Umar, terbitan Sankopuroh
Jeddah
42
h. Faroid
Di pondok pesantren at-taqwa pusat putera mata pelajaran paroid
diajarkan dengan mengambil dari kitab matan rohbiyah fi ilmi faroidl wal
miros, karangan Abdullah Muhammad Bin Ali Muhammad Bin Hasan
Rohbi, terbitan Sirkatu Bungkul Indah, selain itu para santri juga
mempelajari kitab hassiyah karangn Syeikh Muhammad Umar bakri
Syafi’I terbitan Toha Putra Semarang.
i. Tarikh Tasyri-Sejarah kebudayaan Islam (SKI)
Materi pelajaran Tarikh Tasyuri di berikan dipondok pesantren at-
taqwa pusat putera yang materi pelajarannya diambil dari kitab
khulasohtarikh tasyri islami karangan Abdul Wahhab Khalaf, terbitan
Universitas Kairo yang berisi tentang ringkasan perkembangan sejarah
pembentukan perundang-undangan Islam.
Selain materi pelajaran tarikh tasyri para santrri di pondok pesantren
at-taqwa pusat putera juga mendapat mata pelajaran sejarah kebidayaan
islam (SKI) yang materi pelajarannya diambil dari buku-buku terbitan
Depag RI serta dari buku karangan Chotibul Umam, dan Abidin Nawawi,
terbitan menara Kudus Jawa Tengah.
j. Balaghah
Mata pelajaran Balaghah di pondok pesantren at-taqwa pusat putera di
berikan dengan menggunakan kitab al-balaghah al-wadihah karangan Ali
Al- jariq dan Musthafa Amin, terbitan darul Ma’arif, Mesir. Selain itu
materi pelajaran balaghah diambil dari kitab qawaid al-lughatul arabiyah.
k. Mantik
Mantik merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di pondok
pesantren at-taqwa pusat putera, pelajaran mantik (logika) di berikan
dengan menggunakan buku ilmu mantik karangan Syikh K.H. Noer Ali
pendiri pondok pesantren at-taqwa pusat putera.
43
l. Ulumul qur’an
Mata pelajaran ulumul qur’an yang di berikan di pondok pesantren at-
taqwa pusat putera. Materinya diambil dari kitab mabahis ulumul qaur’an
karangan Manna al Qathan.
m. Ilimu Da’wah
Sebagai bekal santri ketika tamat belajar di pondok pesantren at-taqwa
pusat putera dalam bidang da’wah di masyarakat para santri diberikan
ilmu da’wah yang materi pelajarnnya diambil dari kitab Usul da’wah,
karangan Dr. Abdul Karim Jaydan terbitan Unipersitas Islam Madinah al-
Mukarramah.
n. Adyan
Mata pelajaran adyan diberikan di pondok pesantren at-taqwa pusat
putera yang materinya diambil dari kitab adyan karangan Mahmud yunus
terbitan Sa’adiyah putera Jakarta.
o. Ma’hadiyah
Di pondok pesantren at-taqwa pusat putera selain di bekali ilmu-ilmu
agama para santri juga di berikan dengan ilmu-ilmu kemasyarakatan yang
di kenal dengan istilah ma’hadiyah yaitu pelajaran yang berkaitan dengan
ilmu-ilmu kemasyarakatan seperti belajar memimpin ratibul hadad,
membaca maulid dan lain sebagainya. Materi ma’hadiyah diambil dari
kitab majmu sembilah hutbah, karangan Syeikh Ahmad Rifkiyah, terbitan
sirkatu Tohiriyah, Unnasr.
p. Ilmu Falak
Mata pelajaran ilmu falak materinya dari buku ilmu falak yang
berjudul hisab awal bulan, karangan Sa’aduddin Djambek, terbitan Tinta
Mas jakarta 1976 cetakan pertama, di pondok pesantrn at-taqwa puat
putera pelajaran ilmu falak diberikan diberikan dengan maksud agar para
44
santri nantinya tampil dalam menentukan awal ramadhan, idul fitri,
pergantian tahun dan lain sebagainya
Para santri di pondok pesantren at-taqwa pusat putera di harapkan
mampu menguasai seluruh materi pelajaran yang di berikan dan mampu
mengoptimalkan penguasaan materi tersebut dalam asfek afektif dan
psikomotor.
Berikut ini penulis sajikan tanggapan santri pondok pesantren at-taqwa
pusat putera berkaitan dengan materi pendidikan agama yang diajarkan di
pondok pesantren at-taqwa pusat putera dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Table 07
Tingkat Kesukaran Materi Pendidikan Agama
Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera
No soal pilihan Frekuensi Prosentase
3
a. Sangat mudah
b. Sangat sukar
c. Biasa-biasa saja
d. Ada yang mudah ada
yang sikar
0
3
1
46
0%
6%
1%
92%
Jumlah 50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 6% responden
menyatakan bahwa materi pendidikan agama yang diajarkan di pondok
pesantren at-taqwa pusat putera adalah sangat sukar, sedangkan sebanyak 2%
responden menyatakan biasa-biasa saja, sedangkan sebanyak 92% responden
mrnyatakan ada yang mudah dan ada yang sukar, sedangkan responden yang
menyatakan bahwa materi pendidikan agama yang diajarkan di pondok
pesantren at-taqwa pusat putera sangat mudah tidak ada.
Sedangkan tanggapan santri pondok pesantren at-taqwa pusat putera
berkaitan dengan tingkat kegemaran santri terhadap materi-materi pendidikan
agama yang diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
45
Table 08
Tingkat Kegemaran Santri terhadap Materi-materi Pendidikan
Agama di Pondok Pesantren At-taqwa pusat putera
No soal Pilihan Frekuensi Prosentase
4
a. Suka sekali
b. Suka
c. Biasa-biasa saja
d. Tidak suka
11
32
7
0
22%
64%
14%
0%
Jumlah 50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 22% responden
menyatakan suka sekali terhadap materi-materi pendidikan agama yang
diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera, sedangkan sebanyak
64% responden menyatakan suka, dan sebanyak 14% menyatakan biasa-biasa
saja, sedangkan responden yang menyatakan tidak suka terhadap materi
pendidikan agama yang diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera
tidak ada.
Sedangkan tanggapan santri pondok pesantren at-taqwa pusat putra
berkaitan dengan jumlah materi pendidikan agama yang diajarkan di pondok
pesantren at-taqwa pusat putera dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.
Table 09
Tanggapan Santri Terhadap Jumlah Materi Pendidikan Agama yang
diajarkan di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera
No
Soal
Pilihan
Frekuensi
Prosentase
5
a. Terlalu banyak
b. Banyak
c. Sedang
d. Sedikit
21
24
5
0
42%
48%
10%
0%
Jumlah 50 100%
46
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 42% responden
menyatakan jumlah materi materi pendidikan yang diajarkan di pondok
pesantren at-taqwa pusat putera terlalu banyak, sedangakan sebanyak 48%
responden menyatakan banyak, sedangkan sebanyak 10% responden
menyatakan sedang, sedangkan responden yang menyatakan jumlah materi
pendidikan agama yng diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera
sedikit tidak ada.
Sedangkan tanggapan santri Pondok pesantren at-taqwa pusat putera
berkaitan dengan dampak beban materi pendidikan agama terhadap aktivitas
kegiatan sehari-hari mereka dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini
Table 10
Dampak Beban Materi Pendidikan Agama Terhadap Aktivitas
Sehari-hari Santri di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera
No soal pilihan Frekuensi Prosentase
6
a. Sangat membebani
b. Membebani
c. Tidak membebani
d. Kadangmembebani
kadang tidak
membebani
1
11
15
23
2%
22%
30%
46%
Jumlah 50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 2% responden
menyatakan dampak pendidikan agama yang diajarkan di pondok pesantren
at-taqwa pusat putera terhadap aktivitas sehari-hari santri adalah sangat
membenami, sedangkan sedangkan 22% responden menyatakan membebani,
sedangkan sebanyak 30% responden menyatakan tidak membebani,
sedangkan sebanyak 46% responden menyatakan dampak beban materi
pendidikan agama terhadap aktivitas sehari-hari santri kadang membenani
kadang tidak membebani.
Sedangkan tanggapan santri pondok pesantren at-taqwa pusat putera
berkaitan dengan materi pendidikan agama yang ditekankan di pondok
pesantren at-taqwa pusat putera dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
47
Table 11
Materi Pendidikan Agama yang Ditekankan
Di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
No soal pilihan Frekuensi Prosentase
7
a. Fikih
b. Al-qur’an
c. Akidah Akhlak
d. Lain-lain
2
28
2
18
4%
56%
4%
36%
Jumlah 50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 4% responden
menyatakan bahwa materi pendidikan agama yang di tekankan di pondok
pesantren at-taqwa pusat putera adalah fikih, sedangkan sebanyak 56%
responden menyatakan Al-qur’an , sedanglan 36 responden menyatakan
materi yang ditekankan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera adalah lain-
lain.
Sedangkan tanggapan santri pondok pesantren at-taqwa pusat putera
berkaitan dengan kitab-kitab yang dimiliki oleh para santri pondok pesantren
at-taqwa pusat putera dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
Table 12
Kitab-kitab Pendidikan agama yang dimiliki Para santri
Di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera
No soal pilihan Frekuensi Prosentase
8
a. Memiliki semua
b. Memiliki sebagian
c. Tidak memiliki
d. Masa bodoh
12
37
0
1
24%
74%
0%
4%
Jumlah 50 100%
48
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 24% responden
menyatakan memiliki semua kitab-kitab pendidikan agama yang diajarkan di
pondok pesantren at-taqwa pusat putera, sedangkan 74% responden
menyatakan memiliki sebagian, sedangkan sebanyak 4% responden
menyatakan masa bodoh, sedangkan yang menyatakan tidak memiliki kitab-
kitab yang diajarkan di pondok pesantren at-taqwa pusat putera tidak ada.
Sedangkan tanggapan santri pondok pesantren at-taqwa pusat putera
berkaitan dengan tingkat penguasaan guru dalam memberikan materi
pendidikan agama di pondok pesantren at-taqwa pusat putera dapat dilihat dari
tabel dibawah ini.
Table 13
Tingkat Penguasaan Memberikan Materi Pendidikan agama
Di Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera
No Soal Pilihan Frekuensi Prosentase
9
a. Baik sekali
b. Baik
c. Cukup baik
d. Kurang baik
14
28
8
0
28%
56%
16%
0%
Jumlah 50 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 28% responden
menyatakan tingkat penguasaan guru dalam memberikan materi pendidikan
agama di Pondok pesantren at-taqwa pusat putera adalah baik sekali,
sedangkan senbanyak 56% responden menyatakan baik, sedangkan sebanyak
16% responden menyatakan cukup baik, sedangkan responden yang
menyatakan tingkat penguasaan guru dalam memberikan materi pendidikan
agama kurang baik tidak ada.
49
3. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Pondok Pesantren At-Taqwa
Pusat Putera.
Strategi pembelajaran merupakan pola umum perbuatan guru-siswa dalam
mewujudkan kegaitan pembelajaran pendidikan agama. Pengertian strategi
dalam hal ini menunjukkan pada karakteristik abstrak perbuatan guru-siswa
dalam peristiwa belajar aktual tertentu.4
Startegi yang berarti “Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus” adalah tindakan guru dalam melaksanakan rencana
pembelajaran (tujuan, bahan, metode, alat dan evaluasi). Dengan kata lain
strategi mengajar adalah taktik yang digunakan dalam melaksanakan / praktek
mengajar di kelas. Nilai guna yang didapat bagi guru adalah agar tercapainya
tujuan melalui kegiatan yang terprogram.5
Strategi pembelajaran pendidikan. Agama yang digunakan di Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera agar tujuan pendidikan agama tercapai yaitu
dengan cara mengejar kurikulum yang telah disepakati yakni kurikulum al-
Azhar Mesir serta kurikulum pemerintah yang merupakan kurikulum Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera. Selain itu strategi yang diupayakan oleh
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah dengan cara santri
melakukan penghafalan secara sendiri terhadap materi pembelajran yang telah
diberikan, hal ini dimaksudkan agar pelajaran yang telah diberikan oleh para
guru tidak cepat hilang serta tidak cepat lupa, ibarat otak manusia itu
diumpamakan seperti komputer yang dapat menyeimpan file dan file tersebut
tidak akan hilang jika telah disimpan di dalam komputer, dan ketika sewaktu-
waktu file tersebut dibutuhkan, ia dapat dibuka kembali kapanpun jika
diperlukan, maka demikian halnya dengan otak manusia yang dapat
menyimpan banyak memori pelajaran dan mencari pelajaran itu akan akan
tersimpan dengan baik jika telah dihafal. Maka jika jika sewaktu-waktu
memori tersebut diperlukan ia dapat dipanggil kemabali.
4M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), Cet. Ke-12, h. 22.
5Armai Arief, Pengantar Ilmu dan…, hal. 91
50
Di Pondok Pesntren At-Taqwa Pusat Putera para santri dibiasakan dengan
diberikan materi pelajaran yang bersifat hafalan seperti menghafal al-fiyah, al-
Qur’an hadis dan materi-materi hafalannya. Selain itu mereka diwajibkan
untuk mengkuti ilmu-ilmu yang berkaitan dengan pokok bahasa, sedangkan
untuk ta’bir atau pemahaman tentang yang apa yang telah mereka hafal,
sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing santri sesuai tingkat
kemampuan mereka. Sebab jika mereka telah dapat menghafal nateri yang
telah diberikan, mereka akan lebih mudah dalam mehami dan menguasai
materi pelajran yang diberikan.
Strategi lain yang di gunakan di pondok pesantren At-Taqwa pusat putera
adalah dengan cara mendatangkan tenaga baru (Guru) dari luar yang baru
datang dari luar negri. Karena mereka memiliki pengelaman ketika ia belajar
di luar negri, strategi ini bertujuan agar para santri lebih ber semangat serta
lebih giat lagi dalam belajar dan tidak menjadi bosan dalam belajar karena
adanya guru baru tersebut, kehadiran guru baru tersebut setidaknya akan
membawa suasana baru dalam kegiatan dalam pembelajaran pendidikan
agama di Pondok Pesantren At- Taqwa Pusat Putera. Para guru baru tersebut
tidak lain adalah merupakan alumni Pondok Pesantren At- Taqwa pusat putera
sendiri ketika tamat belajar di pondok pesantren At- Taqwa pusat putera
mereka melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi seperti kuliah di
Luar Negeri antara lain ke Mesir, Malaisia, Sudan serta Negara Timur Tengah
lainnya. Maka ketika mereka menyelesaikan masa studinya dan kembali
pulang ke Indonesia biasanya pihak pengelola Pondok Pesantren At- Taqwa
Pusat Putera mencoba mereka dengan memasukan mereka sebagai tenaga
pengajar sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Pondok
Pesantren At- Taqwa Pusat Putera.
Sedangkan untuk alumni Pondok Pesantren At- Taqwa Pusat Putera yang
memiliki propesi yang lain di luar propesi guru, seperti menjadi wartawan, dan
lain sebagainya. Biasanya sesekali mereka diundang untuk memberikan
ceramah atau kursus-kursus singkat yang di tujukan kepada para santri di
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera. Hal ini di maksutkan agar para
51
santri memiliki bekal yang memadai sehinga jika kelak mereka telah lulus dan
kembali kemasyarakat, mereka mempunyai bekal pengetahuan dan
keterampilan yang cukup memadai.
Strategi lain yang digunakan di pondok pesantren At- Taqwa Pusat Putera
yaitu dengan melakukan studi banding ke beberapa Pondok Pesantren di
Indonesia hal ini dimaksutkan agar para santri memiliki wawasan dan
pengalaman yang cukup luas. Selain itu para santri dapat saling bertukar
informasi dan pengalaman demi kemajuan pendidikan yang di cita-citakan.6
Selain itu strategi pembelajaran pendidikan agama yang digunakan di
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera agar materi pembelajaran sampai
ketujuan adalah dengan melalui pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) di
mana santri dituntut memgang peranan dan lebih aktif dalam proses
pembelajaran, dan guru hanya menyediakan atau menciptakan kondisi
pembelajaran santri secara terencana dan baik.
Sedangkan metode pengajaran pendidikan agama yang digunakan dalam
proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat
Putera yaitu menggunakan dua bentuk metode (a) Metode Pendidikan
Tradisional, (b) Metode Pendidikan Modern.
a. Metode Pendidikan Tradisional
Metode pendidikan tradisional yaitu merupakan bentuk-bentuk metode
pengajaran yang masih menggunakan cara-cara tradisional seperti
bandongan, sorongan, wetonan, serta metode-metode tradisional lainnya.
Di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera metode pengajaran yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran pendidikan agama, selama ini
menggunakan metode bandongan di mana pengertian dari metode
bandongan itu sendiri adalah kiai membaca dan memberi makna apa yang
ada dalam kitab kuning, kemudian para santri memberi makna sesuai
dengan apa yang disampaikan oleh kiai.7
Sedangkan pelaksanaan metode
bandongan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera untuk kelas-kelas
6
Nurul Anwar, Wawancara Pribadi. 7 M. Masyhur Amin dan M. Nasikh Ridwan, K.H. Zaini Mu’nim (Pengabdian dan Karya
Tulisnya), (Yogyakarta : LKPSM, 1996), Cet. Ke- 1, h. 133.
52
dasar seperti tingkat Madrasah Tsanawiyah, metode bandongan diberikan
dengan cara guru yang membaca sekaligus memberi makna dari kitab atau
buku pelajaran yang berbahasa Arab, setelah itu kemudian ia terangkan
maksud bacaannya, sedangkan santri hanya memperhatikan kitab/bukunya
sendiri, membuat catatan-catatan (baik arti dan keterangan) tentang kata
atau kalimat yang sulit, sebelum kegiatan pembelajaran berakhir biasanya
guru melakukan pengetesan (post-test) dengan cara meminta salah seorang
santri untuk membaca kembali pelajaran atau kitab yang telah dipelajari
sebelumnya tadi, Evaluasi di akhir satuan pelajaran ini adalah semacam
alat untuk mengadakan kontrol atau penilaian sampai di mana penguasaan
atau penerimaan murid terhadap pelajaran yang baru saja diberikan.
Sedangkan pelaksanaan metode bandongan untuk tingkat Madrasah Aliyah
khususnya jurusan Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK). Adalah dengan
cara santri yang membaca kitab atau buku pelajaran berbahasa Arab,
kemudian menerjemahkan kata demi kata ke dalam bahasa Indonesia,
Sedangkan guru hanya sebatas menerangkan saja dari apa yang telah
dibaca oleh santri tersebut. Hal ini dapat dilakukan karena pada malam
sebelumnya santri sudah mempersiapkan terlebih dahulu dengan cara
mempelajari materi pelajaran yang akan dipelajari/diberikan esok hari
dengan bermudzakarah bersama teman-temannya, sedangkan pengertian
mudzakarah itu sendiri adalah merupakan suatu pertemuan ilmiah yang
secara khusus membahas masalah diniyah seperti ibadah (ritual) dan
aqidah (teologi) serta masalah agama pada umumnya.8
Di Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera para santri ketika malam hari melakukan
mudzakarah/berdiskusi yang mereka lakukan dengan cara duduk di depan
asrama masing-masing dengan diawasi oleh para guru asuh yang bertujuan
untuk mempersiapkan bahan-bahan pelajaran untuk esok hari.
b. Metode Pendidikan Modern.
Metode pendidikan modern, yaitu suatu cara penyampaian pelajaran
dengan cara-cara modern. Metode pengajaran pendidikan agama yang
8Armai Arief, Pengantar Ilmu dan…, hal. 157
No Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi
10
a. Sangat menarik
b. Menarik
c. Kurang menarik
d. Membosankan
6
37
5
2
12%
74%
10%
4%
Jumlah 50 100%
53
digunakan oleh para guru yang mengajar pendidikan agama di Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera saat ini telah memakai metode
pengajaran modern antara lain terdiri dari metode ceramah, metode tanya
jawab, metode diskusi,9
Metode pemberian tugas (resitasi) serta berbagai
macam metode lain yang terdapat dalam teori dan prosedur pendidikan.
Metode-metode ini digunakan secara bervariasi sehingga akan
membangkit” rasa kebosan santri dalam mengikuti pelajaran. Selain itu
penggunaan metode-metode modern tersebut dimaksudkan agar pelajaran-
pelajaran yang sedang diberikan dapat lebih cepat mengenai sasaran.
Berikut ini penulis sajikan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa
Pusat Putera berkaitan dengan cara guru dalam menjelaskan materi pendidikan
agama dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.
Tabel 14
Cara Guru Menjelaskan Materi Pendidikan Agama
di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 12% respoden
menyatakan cara guru menjelaskan materi pendidikan agama di Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah sangat menarik, sendangkan
sebanyak 74% responden menyatakan menarik, sedangkan sebanyak 10%
respoden menyatakan kurang menarik, sedangkan sebanyak 4% respoden
menyatakan cara guru menjelaskan materi pendidikan agama di Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera membosankan.
9Nurul Anwar, Wawancara Pribadi.
No. Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi
11
a. Baik Sekali
b. Baik
c. Cukup Baik
d. Kurang Baik
10
31
9
0
20%
62%
18%
0%
Jumlah 50 100%
54
Sedangkan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
berkaitan dengan cara guru dalam menyampaikan materi pendidikan agama di
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel berikut di
bawah ini.
Tabel 15
Cara Guru dalam Menyampaikan Materi Pendidikan Agama
di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 20% responden
menyatakan cara guru dalam menyampaikan materi pendidikan agama kepada
santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah baik sekali,
sedangkan sebanyak 62% respoden menyatakan baik, sedangkan sebanyak
18% respoden menyatakan cukup baik, sedangkan responden yang
menyatakan cara guru dalam menyampaikan materi pendidikan agama di
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera kurang baik tidak ada.
Sedangkan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
berkaitan dengan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran
pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat
pada tabel berikut di bawah ini
55
Table 16
Metode yang Digunakan Guru dalam Proses Pembelajaran
Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
No Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi
12
a. Ceramah dan Tanya
Jawab
b. SorongandanWetonan
c. Diskusi
d. Lain-lain
24
2
8
16
48%
4%
16%
32%
Jumlah 50 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 48% responden
menyatakan bahwa metode yang digunakan dalam proses pembelajaran
pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah
ceramah dan tanya jawab, sedangkan sebanyak 4% responden menyatakan
sorongan dan wetonan, sedangkan sebanyak 32% responden menyatakan
metode yang digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan agama lain-
lain.
Sedangkan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
berkaitan dengan metode yang paling disukai oleh para santri di Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.
Table 17
Metode Pendidkan Agama yang Paling Disukai Santri
di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
No. Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi
13
a. Ceramah
b. Sorongan dan
Wetonan
c. Diskusi
d. Lain-lain
8
4
27
11
16%
8%
54%
22%
Jumlah 50 100%
56
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 16% responden
menyatakan metode pendidikan agama yang paling disukai santri di Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah metode ceramah, sedangkan
sebanyak 8% responden menyatakan sorongan dan wetonan, sedangkan
sebanyak 54% responden menyatakan disukai, sedangkan sabanyak 22%
menyatakan metode pengajaran pendidikan agama yang paling disukai satri di
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera lain-lain.
4. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa
Pusat Putera
Proses pembelajaran pendidikan adalah suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pendidikan.10
Proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa
Pusat Putera dimulai setelah Salat Subuh berjama’ah selesai dilakukan,
bertempat di masjid, para santri duduk bersama di kelas masing-masing
dengan membentuk lingkaran (halaqah) untuk mengikuti pengajian pagi.
Pengajian pagi dipimpin oleh K.H. Nurul Anwar Lc, selaku pimpinan umum
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera atau pengauh Pondok Pesantren At-
Taqwa Pusat Putera yaitu al-Ustad H. Rodjuddin Bashroh Lc, yang duduk di
tengah para santri untuk memimpin pembacaan ayat-ayat suci al-Qur’an
secara bersama (tadarus), setelah pembacaan ayat-ayat suci al-Qur’an selesai
beliau baca, kemudian para santri mengikuti secara bersama-sama, setelah itu
santri yang bertugs untuk menerjemahkan dan menafsirkan kandungan ayat
yang telah dibaca tadi, tampil ke depan secara bergantian untuk
menerjemahkan dan menafsirkan ayat yang telah dibaca tersebut. Setelah itu
barulah K.H. Nurul Anwar atau pengasuh Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat
Putera yaitu al-Ustadz H. Rodjuddin Bashroh Lc. Menjelaskan maksud atau
memberi keterangan tentang isi kandungan ayat yang telah dibaca tadi. Proses
10B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta : PT Rineka Cipta,
1997), Cet, Ke-1, h. 19.
57
pembelajaran semacam ini, berlangsung selama satu jam yaitu pukul 05.00
WIB sampai dengan pukul 06.00 WIB. Pengajian pai ini dilaksanakan setiap
pagi hari setelah Salat Subuh selesai dilaksanakan, mulai dari hari Selasa pagi
sampai dengan hari Jum’at pagi. Setelah itu para santri melakukan Salat Duha
berjama’ah yang mereka lakukan menjelang pukul 07.00 WIB.
Sedangkan proses pembelajaran pendidikan agama yang dilaksanakan
secara kurikuler (di Madrasah) dilaksanakan setiap hari kecuali hari libur
(Minggu) yang dimulai dari pagi hari dari pukul 07.30. s/d 12.00 WIB.
Kemudian dilanjutkan kembali pada siang hari dari pukul 13.30 s/d 15.30
WIB. Setelah sebelumnya para santri terlebih dahulu melakukan Salat Zuhur
berjama’ah di masjid Jami’ At-Taqwa serta istirahat sejenak untuk makan
siang yang telah disediakan oleh Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
dengan cara mengambilnya di dapur umum yang terletak di belakang asrama.
Proses pembelajaran pendidikan agama dilanjutkan kembali pada malam
hari dari pukul 18.30 s/d 22.00 WIB.11
Besok paginya para santri kembali
melakukan aktivitas yang sama. Kegiatan tersebut dilakukan santri secara
terus-menerus selama proses pembelajaran berlangsung kecuali hari libur
(Minggu), di mana pada setiap hari libur (minggu). Ketika hari libur para
santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera mempergunakannya
dengan beristirahat di kamar, selain itu ada juga santri yang bersantai sambil
menonton televisi atau mendengarkan musik, serta ada juga santri yang
mempergunakannya dengan berolah raga, mencuci pakaian, serta ada pula
santri yang mempergunakannya untuk pulang kerumah mereka. Berikut ini
secara lengkap jadwal kegiaran santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat
Putera dari mulai mereka bangun tidur sampai mereka tidur kembali dapat
dilihat pada tabel berikut di bawah ini.
11 Nurul Anwar, Wawancara Pribadi.
58
Tabel 18
Jadwal Aktivitas Keseharian Santri
di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
NO PUKUL KEGIATAN
1 04.00-04.30 WIB Salat Tahajjud
2 04.30-05.00 WIB Salat Subuh Berjama’ah
3 05.00-06.00 WIB Pengajian Al-Qur’an
4 06.00-07.00 WIB Mandi Pagi & Sarapan Pagi
5 07.00-07.30 WIB Salat Dhuha di Masjid Jami’ At-Taqwa
6 07.30-12.00 WIB Sekolah Pagi
7 12.00-13.30 WIB Salat Zuhur Berjama’ah & Makan Siang
8 13.30-15.30 WIB Sekolah Siang
9 15.30-16.00 WIB Salat Asar Berjama’ah
10 16.00-16.30 WIB Olah Raga
11 16.30-17.00 WIB Mandi sore dan Makan sore
12 17.00-18.00 WIB Membaca Salawat di Masjid
13 18.00-18.30 WIB Salat magrib Berjama’ah
14 18.30-19.30 WIB Sekolah Malam
15 19.30-20.00 WIB Salat Isya Berjama’ah
16 20.00-22.00 WIB Mudzakarah
17 22.00-04.00 WIB Istirahat & Tidur Malam
Proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa
Pusat Putera sangat dibantu dengan proses pembelajaan yang dilakukan oleh
santri secara langsung seperti untuk praktek ilmu-ilmu kesantrian, para santri
mempunyai kegiatan sendiri, seperti kegiatan pembacaan ratib al-haddad yang
dilaksanakan setiap malam Jum’at, Salat Tasbih yang dilakukan setiap malam
Jum’at, puasa sunnah setiap hari Senin dan Kamis, serta bentuk-bentuk
kegiatan lainnya yang secara umum dapat menunjang keberhasilan pendidikan
agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera.
59
Selain itu proses pembelajaran pendidikan aama di Pondok Pesantren At-
Taqwa Pusat Putera bersifat pembentukan kepribadian santri. Selain mengikuti
kegiatan pembelajaran pendidikan aama di kelas. Para santri Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera juga mengikuti kegiatan-kegiatan yang
bersifat pembentukan kepribadian seperti mengikuti kegiatan muhadharah
yang rutin dilaksanakan setiap hari Sabtu. Sedangkan pengertian dari
muhadharah adalah merupakan forum tempat santri melatih diri berpidato di
depan umum, di sini santri dilatih bagaimana mudah dapat ditangkap oleh para
pendengar, di forum ini mereka dibina dan dilatih untuk menjadi da’i yang
berkualitas.
Selain itu proses pembelajaran pendididkan agama di pondok pesantren
At- Taqwa pusat putera bersifat pratek, para santri di pondok pesantren At-
Taqwa pusat putera tidak hanya di berikan mata palajaran yang bersifat teoris
saja tetapa juga diberikan pelajaran yang bersifat praktek. Seperti santri
berkomonikasi dengan menggunakan bahasa arab atau bahasa inggris. Selain
itu para santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera jaga barlatih pidato
dengan menggunakan bahasa arab dan bahasa inggris pada saat kegiatan
muhadarah berlangsung. Hal hal inilah yang tentunya membekas dikalangan
pribadi santri pondok pesantren At- Taqwa pusat putera.
Selain itu untuk meningkat kan kualitas pendidikan agama santri, proses
pembelajaran pendidikan agama di pondok pesanren At-Taqwa pusat putera
selain di laksanakan secara intrakurikuler dan juga dilakukan melalui kegiatan
ekstrakurikuler yang dilaksanakan diluar kegiatan kurikuler. Kegiatan
ekstrakurikuler agama ini dilaksanakan ketika jam pelajaran kulikuler selesai
atau ketika hari libur keagamaan. Seperti menjelang hari besar Islam di
Pondok Pesantre At- Taqwa Pusat Putera diselenggarakan berbagai acara
peringatan hari besar islam (PHBI), antara lain para Santri mengikuti kegiatan
peringatan Maulut Nabi Muhammad SAW., para santri juga memperingati
peringatan Isra’ Mi’raj’ Nabi Besar Muhammad SAW., para santri juga
mengikuti pekan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) antara santri, serta
berbagai macam bentuk kegiatan lainnya. Sedangkan untuk mendukung
60
penambahan jam belajar pendidikan agama, Pondok Pesantren At-Taqwa
Pusat Putera juga mengadakan berbagai macam program tambahan yang
sifatnya religi seperti kegiatan, berkurban pada hari Idul Adha, i’tikaf di
masjid At-Taqwa menjelang sepuluh hari puasa ramadhan, serta mengikuti
kegiatan perkemahaan pramuka.
Kegiatan-kegiatan tersebut sebagian besar dkordinir oleh organisasi intra
sekolah (OSIS) yang bernama Persatuan Pelajar At-Taqwa (PPA) serta dewan
ambalan pramuka yang memiliki struktur kepengurusan dan terdiri dari
berbagai bidang yang memiliki struktur kepengurusan dan terdiri dari berbagai
bidang yang memiliki macam program kegiatan di bawah bimbingan bagian
kesiswaan MTs dan MA At-Taqwa Pusat Putera yaitu Ustadz H. Rodjuddin
Bashroh, Lc. Dan Ustadz Nasruddin Natsir, S. Ag.
Sedangkan untuk seragam sekolah santri sehari-hari dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran pendidikan agama yang dilaksanakan dari mulai pagi
hari sampai dengan malam hari dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.
Table 19
Seragam Sekolah
MA At-Taqwa Pusat Putera Ujungharapan Bahagia
NO HARI SERAGAM SEKOLAH
1.
Senin Pagi
Senin Siang
Senin Malam
Memakai baju putih lengan panjang, celana
panajng warna hitam, peci hitam, sepatu dari
warna hitam.
-
Memakai baju kokoh, kain sarung, serta berpeci.
2.
Selasa Pagi Memakai baju putih lengan panjang, celana
panjang warna hita, peci hitam, sepatu serta dasi
warna hitam.
61
Selasa Siang
Selasa Malam
-
Memakai baju kokoh, kain sarung, berpeci.
3.
Rabu Pagi
Rabu Siang
Rabu Malam
Memakai baju putih lengan panjang, celana
panjang warna hita, peci hitam, sepatu serta dasi
warna hitam.
Memakai baju kokoh, celana panjang warna
hitam, berpeci.
Memakai baju kokoh, kain sarung, berpeci.
4.
Kamis Pagi
Kamis Siang
Memakai baju putih lengan panjang, celana
panjang warna hita, peci hitam, sepatu serta dasi
warna hitam.
Memakai baju kokoh, celana panjang warna
hitam, berpeci.
5.
Jum’at Pagi Baju Gamis Panjang warna putih, peci haji
warna putih.
6.
Sabtu Pagi Memakai baju pramuka, celana pramuka, sepatu,
peci hitam.
Berikut ini penulisan sajikan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa
Pusat Putera berkaitan dengan kesempatan yang diberikan oleh guru untuk
bertanya dalam proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren
At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.
62
Table 20
Kesempatan yang diberikan Oleh Guru Untuk Bertanya
Di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
No. Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi
14
a. Sering sekali
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak Pernah
27
20
3
0
54%
40%
6%
0%
Jumlah 50 100%
Dari tebel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 54% responden
menyatakan kesempatan yang diberikan oleh guru untuk bertanya dalam
proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat
Putera adalah sering sekali, sedangkan sebanyak 40% responden menyatakan
sering, sedangkan sebanyak 6% responden menyatakan jarang, sedangkan
responden yang menyatakan kesempatan yang diberikan oleh guru utnuk
bertanya tidak pernah tidak ada.
Sedangkan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
berkaitan dengan frekwensi pemberian tugas dalam proses pembelajaran
pendidikan agama oleh guru dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.
Table 21
Frekwensi Pemberian Tugas Oleh Guru
di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
No. Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi
15 a. Sering sekali
b.Sering
c. Jarang
d.Tidak pernah sama
sekali
2
19
29
0
4%
38%
58%
0%
Jumlah 50 100%
63
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 4% responden
menyatakan frekwensi pemberian tuga oleh guru dalam proses pemebelajaran
pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah sering
sekali, sedangkan sebanyak 38% responden menyatakan sering, sedangkan
sebanyak 58% menyatakan kesempatan yang diberikan oleh guru untuk
bertanya tidak pernah sama sekali tidak ada.
Sedangkan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
berkaitan dengan peraturan dalam proses pembelajaran pendidikan agama di
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel berikut di
bawah ini.
Table 22
Peraturan yang diterapkan dalam Proses Pembelajaran Pendidika Agama di
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
No. Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi
16
a. Sangat ketat
b. Ketat
c. Tidak ketat
d. Biasa-biasa saja
6
30
1
13
12%
60%
2%
26%
Jumlah 50 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 12% responden
menyatakan peraturan yang diterapkan dalam proses pendidikan agama di
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah sangat ketat, sedangkan
sebanyak 60% responden menyatakan ketat, sedangkan sebanyak 2%
responden menyatakan tidak ketat, sedangkan sebanyak 26% responden
menyatakan biasa-biasa saja.
Sedangkan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
berkaitan dengan suasana belajar pendidikan agama di Pondok Pesantren At-
Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.
64
Table 23
Suasana Belajar Pendidikan Agama
di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
No. Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi
17
a. Kondusif
b. Kurang Kondusif
c. Menyenangkan
d. Membosankan
21
15
13
1
42%
30%
26%
2%
Jumlah 50 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 42% responden
menyatakan bahwa suasan belajar pendidikan agama di Pondok Pesantren At-
Taqwa Pusat Putera kondusif, sedangkan sebanyak 30% responden
menyatakan kurang kondusif, sedangkan sebanyak 26% reseponden
menyatakan menyenangkan, sedangkan sebanyak 2% responden menyatakan
membosankan.
Sedangkan tanggapan satri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
berkaitan dengan kegiatan santri ketika guru memberikan materi pendidikan
agama id Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel
berikut di bawah ini.
Table 24
Sikap Santri Ketika Guru Memberikan Materi Pendidikan Agama
di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
No. Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi
18
a. Sangat
memeperhatikan
b. Memperhatikan
c. Biasa-biasa saja
d. Masa bodoh
4
44
11
1
8%
88%
2%
2%
Jumlah 50 100%
65
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 8% responden menyatakan
sikap santri ketika guru memberikan materi pendidikan agama di Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah sangat memperhatikan, sedangkan
sebanyak 88% responden menyatakan memperhatikan, sedangkan sebanyak
2% responden menyatakan masa bodoh.
Sedangkan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakukan ketika guru yang mengajar
tidak hadir mengajar di kelas dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.
Table 25
Kegiatan yang dilakukan Santri Ketika Guru Tidak Hadir Mengajar
Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
No. Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi
19
a. Belajar sendiri
b. Belajar kelompok
c. Bermain
d. Kadang belajar
kadang bermain
16
11
0
23
32%
22%
0%
46%
Jumlah 50 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebayak 32% responden
menyatakan kegiatan santri ketika guru tidak hadir mengajar pendidikan
agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera belajar sendiri, sedangkan
sebanyak 22% responden menyatakan belajar kelompok, sedangkan responden
yang menyatakan kadang belajar kadang bermain.
66
5. Sarana Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
Sarana adalah merupakan alat yang secara langsung digunakan untuk
mencapai tujuan dalam pendidikan.12
Sedangkan sarana pendidikan agama
adalah alat yang secara langsung digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan
agama.
Sarana pendidikan agama yang digunakan dalam proses pembelajaran
pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera antara lain
terdiri dari sarana fisik seperti papan tulis, kapur tulis, penhapus, white
board,13
Selain itu terdapat sebuah masjid yang cukup besar yang memiliki
daya tampung sekitar seribu jama’ah yang menjadi pusat kegiatan santri,
sehari-hari mesjid tersebut digunakan untuk kegiatan ibadah seperti salat
berjama’ah, membaca al-Qur’an, muhadharah, ratib al-haddad, dan
kegaitan-kegiatan santri lainnya. Selain itu terdapt pula sebuah aula berguna
yang digunakan untuk kegiatan santri serta untuk acara-acara pondok, seperti
lomba musabaqoh tilawatil qur’an (MTQ), acara malam seni santri, halal
bihalal, pengajian wali santri, dan lain sebagainya. Selain itu juga terdapat
asrama yang cukup besar yagn berfungsi sebagai tempat tinggal santri serta
tempat santri belajar di luar kelas, di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
saat ini sudah dilengkapi dengan labotarium Bahasa, Fikih, IP dan Komputer
yang cukup memadai yang seharui-hari dipergunakan sebagai tempat praktek
santri, di samping itu terdapat pula sarana penunjangan pendidikan agama di
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera seperti adanya berbagai macam
unit-unit keigatan santri yagn dibentuk sebagai wadah para santri dalam
mengembangkan bakat dibidang seni dan ketrampilan. Berikut ini daftar unit
kegiatan santri dan kegiatan ekstrakurikuler serta beberapa jadwal kegiatan
mereka.
a. LIQA : Lembaga Ilmu Al-Qur’an.
b. LQKA : Lembaga Qira’atul Kutub.
c. LBAA : Lembaga Bahasa Arab At-Taqwa.
51.
12 M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2001), Cet. Ke-1, h. 13
Nurut Anwar, Wawancara Pribadi
67
d. LBIA : Lembaga Bahasa Inggris At-Taqwa.
e. LKA :Lembaga kmputer at- Taqwa
f. LJA :Lembaga jurnalistik At- Taqwa
g. LEKDA :Lembaga retorika Dakwah At- Taqwa
h. Labolatorium Fikih, Bahasa, Kimia
i. Sanggar Keterampilan dan Kaligrafi
j. Marching band & Marawis
k. Kepramukaan
Table 26
Jadwal Kegiatan Ektrakurikuler Santri
Di podok PesantrenAt- Taqwa Pusat Putera
NO. KEGIATAN HARI JAM
1
Marching Band
Senin & Jum’at
15.30 s/d 17.30
2
Marawis
Selasa & Rabu
15.30 s/d 17.31
3
Kaligrafi
Kamis
15.30 s/d 16.30
4
Pramuka
Sabtu
13.30 s/d 16.30
5
Muhadharah
Sabtu
10.25 s/d 12.00
6
LIQA, LQKA, LBAA dsb
Jum’at
19.30 s/d 22.00
68
Tabel 27
Jadwal Laboratorium Bahasa
Madrasah Aliyah At-Taqwa Pusat Putera
KELAS
IA IB IIA IIB III IPS
WAKTU
HARI
SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
KET
Berikut ini penulis sajikan tanggapan santri Pondok Pesantren At-Taqwa
Pusat Putera berkaitan dengan sarana pendidikan agama yang tersedia dalam
proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat
Putera dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.
Table 28
Sarana Pendidikan Agama yang Tersedia
di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
No. Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi
20 a. Sangat memadai
b. Memadai
c. Kurang memadai
d. Tidak memadai
2
28
19
1
4%
56%
38%
2%
Jumlah 50 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 4% responden
menyatakan sarana pendidikan agama yang tersedia di Pondok Pesantren At-
Taqwa Pusat Putera memadai, sedangkan sebanyak 56% responden
menyatakan memadai, sedangkan sebanyak 38% responden menyatakan
kurang memadai, sedangkan sebanyak 2% responden menyatakan tidak
memadai.
69
6. Evaluasi Pendidikan Agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera.
Evaluasi pendidikan Agama ialah suatu kegiatan untuk menentukan taraf
kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan agama. Evaluasi adalah alat
untuk mengukur sampai dimana penguasaan murid terhadap bahan pendidikan
yang telah diberikan.14
Sistem evaluasi pendidikan agama yang diterapkan di Pondok Pesantren
At-Taqwa Pusat Putera, terdiri dari dua bentuk evaluasi, yiatu bentuk evaluasi
pondok dan bentuk evaluasi negeri yang dilaksanakan pada setiap dua
semester. Untuk evaluasi pondok dilaksanakan dalam dua bentuk evaluasi,
yaitu bentuk tes secara lisan (syafahi) serta bentuk tes secara terrtulis
(tahriri).15
Evaluasi secara lisan dilaksanakan lebih awal sebelum evaluasi secara
tertulis dilaksanakan, yang teknis pelaksanaanya adalah dengan tanya jawab
antara penguji dalam hal ini adalah guru yang ditunjuk sebagai penguji dan
santri sebagai peserta ujian. Di mana materi evaluasi secara lisan terdiri dari
materi pelajaran bahasa Arab, bahasa Inggris, qira’atul kutub serta materi
kema’hadan atau ilmu kemasyarakatan, seperti memimpin ratib al-haddad, dan
lain sebagainya.
Pada saat evaluasi secara lisan berlangsung kewajiban santri adalah
menjawab setiap pertanyaan yang disampaikan oleh penguji dan
mempraktekkan apa yang diujikan, seperti membaca kitab kuning berikut
terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia atau membaca dan menerjemahkan
buku-buku yang berbahasa Arab dan bahasa Inggris. Pelaksanaan ujian
llisan/tes lisan dilaksanakan di dalam ruangan kelas dengan berhadap-hadapan
antara penguji dan santri, jarak mereka hanya dibatasi satu meja yang terletak
di depan penguji. Sedangkan untuk tertibnya pelaksanaan evaluasi secara lisan
para santri diujikan berdasarkan nomor urut absentasi mereka atau melalui
nomor ujian yang telah diberikan oleh pihak panitian ujian.
14 Zuhairini, Methodik…, hal. 154 15 Nurul Anwar, Wawancara Pribadi.
70
Sedangkan untuk soal-soal evaluasi secara tulisan, soal-soalnya dibuat
sendiri oleh pihak Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera di mana soal-soal
tersebut dibuat olah para guru bidang studi pendidikan agama dan diujikan
pada saat ujian pondok dilaksanakan. Sedangkan untuk materi soal-soal ujian,
dibuat dengan mengacu kepada kurikulum Timur Tengah (al-Azhar) yang
merupakan kurikulum Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera. Bentuk soal
yang dibuat untuk evaluasi pondok dibuat dengan bentuk tes uraian (tes essay)
hal ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan santri dalam menguasai
materi pelajaran yang telah diberikan.
Sedangkan untuk pelaksanaan untuk ujian pondok. Setiap tahunnya pihak
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera membentuk sembuah kepanitiaan
yang terdiri dari guru bidang studi yang bertugas menangani pelaksanaan ujian
pondok ini, dari mulai persiapan dengan pelaksanaan ujian pondok ini selesai
dilaksanakan.
Sedangkan untuk pelaksanaan evaluasi/ujian negeri soal-soalnya diambil
langsung dari negara dalam hal ini Departemen Agama. Teknis pelaksanaan
evaluasi negeri pelaksanaannya sama seperti pelaksanaan evaluasi pondok di
mana pelaksanaan ujian negeri ini ditangani oleh sebuah kepanitian yang
diangkat dan bertanggung jawab kepada masing-masing kepala madrasah baik
Madrasah Tsanawiyah maupun Madrasah Aliyah.
Ujian negeri ini dilaksanakan dalam dua bentuk evaluasi yaitu evaluasi
secara tertulis dengan format soal mengikuti format yang ditetapkan oleh
Departemen Agama yang bentuk soalnya terdiri dari tes pilihan ganda
(multiple choice) yang dilengkapi pula dengan tes Essay, serta evaluasi secara
praktek yang materi evaluasinya terdiri dari praktek ibadah dan pendidikan
jasmani dan kesehatan.
Secara umum evaluasi yang dilaksanakan di Pondok Pesantren At-Taqwa
Pusat Putera terdiri dari evalasi formatif dan evaluasi sumatif.
Berikut ini penulis sajikan pendapat santri di Pondok Pesantren At-Taqwa
Pusat Putera berkaitan dengan sistem evaluasi pendidikan agama yang
No. Soal Pilihan Frekuensi Prosentasi
21
a. Baik
b. Tidak Baik
c. Sangat Baik
d. Biasa Saja
1
0
34
0
68%
0%
32%
0%
Jumlah 50 100%
71
diterpkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera dapat dilihat pada tabel
berikut di bawah ini.
Tabel 29
Sistem Evaluasi dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama
di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa banyak 68% responden
menyatakan sistem evaluasi dalam proses pembelajaran pendidikan agama di
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah baik, sedangkan sebanyak
32% responden menyatakan sangat baik, sedangkan responden yang
menyatakan sistem evaluasi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa
Pusat Putera tidak baik dan biasa saja tidak ada.
C. Analisis Data Hasil Angket
Berdasarkan data yang diperoleh dari angket yang disebarkan kepada 38 orang
santri Madrasah Aliyah Pondok Pesantren At-taqwa Pusat Putera Bekasi, maka
penulis dapat menganalisis dan memberikan interpretasi hasil angket sebagai
berikut:
Tabel 30
Kategori Penilaian
No Prosentase Penafsiran
1 80 – 100% Tinggi
2 60 – 80 % Cukup
3 40 – 60 % Sedang
4 20 – 40 % Rendah
72
Dilihat dari sistem pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren At-Taqwa
Pusat Putera sebanyak 18% responden menyatakan bahwa sistem pendidikan yang
diterapkan sangat baik, sedangkan senanyak 64% responden menyatakan baik,
sedangkan sebanyak 18% responden menyatakan kurang baik, sedangkan
responden yang menyatakan sistem pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa
Pusat Putera tidak baik tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
sistem pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera sudah cukup baik.
( lihat table 05 hal. 35)
Sedangkan dilihat dari kurukulum pendidikan agama yang digunakan di
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera, sebanyak 26% responden menyatakan
kurikulum pendidikan agama yang digunakan di Pondok Pesantren At-Taqwa
Pusat Putera Bekasi adalah sangat baik, sedangkan sebanyak 54% responden
menyatakan baik, sedangkan sebanyak 20% responden menyatakan kurang baik,
sedangkan responden yang menyatakan kurikulum pendidikan agama yang di
gunakan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi tidak baik tidak ada,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurikulum pendidikan agama yang
digunakan Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi sudah cukup baik. (
lihat table 06 hal. 37 )
Sedangkan dilihat dari tingkat kesukaran materi pendidikan agama yang
diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 6%
responden menyatakan bahwa materi pendidikan agama yang diajarkan di Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah sangat sukar, sedangkan
sebanyak 2% responden menyatakan biasa-biasa saja, sedangkan sebanyak 92%
responden menyatakan ada yang mudah dan ada yang sukar, sedangkan responden
yang menyatakan bahwa materi pendidikan agama yang diajarkan di Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi sangat mudah tidak ada. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa materi pendidikan yang diajarkan di Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi ada yang sangat mudah dan ada yang
sangat sukar. ( lihat table 07 hal. 44)
Sedangkan dilihat dari tingkat kegemaran santri terhadap materi yang
diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 22%
73
responden menyatakan suka sekali terhadap materi-materi pendidikan agama yang
diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sedangkan
sebanyak 64% responden menyatakan suka, dan sebanyak 14% menyatakan biasa-
biasa saja, sedangkan responden yang menyatakan tidak suka terhadap materi
pendidikan agama yang diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
Bekasi tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa santri di Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi cukup suka dengan materi-materi
pendidikan agama yang diajarkan. ( lihat table 08 hal. 44)
Sedangkan dilihat dari tanggapan santri terhadap jumlah materi pendidikan
agama yang diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi,
sebanyak 42% responden menyatakan jumlah materi pendidikan yang diajarkan di
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi terlalu banyak, sedangakan
sebanyak 48% responden menyatakan banyak, sedangkan sebanyak 10%
responden menyatakan sedang, sedangkan responden yang menyatakan jumlah
materi pendidikan agama yang diajarkan sedikit tidak ada. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar materi pendidikan agama yang diajarkan di
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi jumlahnya cukup banyak ( lihat
table 09 hal. 45 )
Sedangkan dilihat dari dampak materi pendidikan agama yang diajarkan,
sebanyak 2% responden menyatakan dampak pendidikan agama yang diajarkan di
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi terhadap aktivitas sehari-hari
santri adalah sangat membenami, sedangkan sedangkan 22% responden
menyatakan membebani, sedangkan sebanyak 30% responden menyatakan tidak
membebani, sedangkan sebanyak 46% responden menyatakan dampak beban
materi pendidikan agama terhadap aktivitas sehari-hari santri kadang membebani
kadang tidak membebani. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar dampak materi pendidikan agama yang di ajarkan di Pondok Pesantren At-
Taqwa Pusat Putera Bekasi terhadap aktivitas santri sehari-hari kadang
membebani dan kadang tidak membebani. ( lihat table 10 hal. 46)
74
Dilihat dari materi pendidikan agama yang sangat di tekankan di Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 4% responden menyatakan
bahwa materi pendidikan agama yang di tekankan di Pondok Pesantren At-Taqwa
Pusat Putera Bekasi adalah fikih, sedangkan sebanyak 56% responden
menyatakan Al-qur’an, sedanglan 36 responden menyatakan materi yang
ditekankan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah lain-lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar materi yang
ditekankan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah al-qur’an. (
lihat table 11 hal.47)
Sedangkan dari kitab-kitab untuk pendidikan agama yang dimiliki santri di
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 24% responden
menyatakan memiliki semua kitab-kitab pendidikan agama yang diajarkan di
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sedangkan 74% responden
menyatakan memiliki sebagian, sedangkan sebanyak 4% responden menyatakan
masa bodoh, sedangkan yang menyatakan tidak memiliki kitab-kitab yang
diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi tidak ada. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat
Putera Bekasi cukup memiuliki sebagian kitab-kitab untuk pendidikan agama
yang diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi. (lihat table 12
hal. 47)
Sedangkan dilihat dari tingkat penguasaan guru dalam memberikan materi
pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak
28% responden menyatakan tingkat penguasaan guru dalam memberikan materi
pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah
baik sekali, sedangkan senbanyak 56% responden menyatakan baik, sedangkan
sebanyak 16% responden menyatakan cukup baik, sedangkan responden yang
menyatakan tingkat penguasaan guru dalam memberikan materi pendidikan
agama kurang baik tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat
penguasaan guru dalam memberikan materi pendidikan agama di Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi. ( lihat table 13 hal. 48)
75
Sedangkan dilihat dari cara guru menjelaskan materi pendidikan agama di
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 12% respoden
menyatakan cara guru menjelaskan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren
At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah sangat menarik, sendangkan sebanyak 74%
responden menyatakan menarik, sedangkan sebanyak 10% respoden menyatakan
kurang menarik, sedangkan sebanyak 4% respoden menyatakan cara guru
menjelaskan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat
Putera Bekasi membosankan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa cara
guru dalam menjelaskan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa
Pusat Putera Bekasi sudah cukup menarik. ( lihat table 14 hal. 53)
Sedangkan dilihat dari cara guru menyampaikan materi pendidikan agama di
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 20% responden
menyatakan cara guru dalam menyampaikan materi pendidikan agama kepada
santri di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah baik sekali,
sedangkan sebanyak 62% respoden menyatakan baik, sedangkan sebanyak 18%
respoden menyatakan cukup baik, sedangkan responden yang menyatakan cara
guru dalam menyampaikan materi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-
Taqwa Pusat Putera Bekasi kurang baik tidak ada. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa cara guru menyampaikan materi pendidikan agama di Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi sudah cukup baik. (lihar table 15 hal. 54)
Sedangkan dilihat dari metode yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 48%
responden menyatakan bahwa metode yang digunakan dalam proses pembelajaran
pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah
ceramah dan tanya jawab, sedangkan sebanyak 4% responden menyatakan
sorongan dan wetonan, sedangkan sebanyak 32% responden menyatakan metode
yang digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan agama lain-lain. Dengan
demikian dapat di simpulkan bahwa sebagian metode yang digunakan guru dalam
proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat
Putera Bekasi adalah metode ceramah dan tanya jawab. ( lihat table 16 hal. 55 )
76
Sedangkan dilihat dari dari metode pengajaran yang paling disukai santri
di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 16% responden
menyatakan metode pendidikan agama yang paling disukai santri di Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah metode ceramah, sedangkan
sebanyak 8% responden menyatakan sorongan dan wetonan, sedangkan sebanyak
54% responden menyatakan disukai, sedangkan sabanyak 22% menyatakan
metode pengajaran pendidikan agama yang paling disukai satri di Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi lain-lain. Dengan demikian dapat di
simpulkan bahwa metode yang paling disukai santrei Pondok Pesantren At-Taqwa
Pusat Putera Bekasi sebagian besar adalah metode diskusi. (lihat table 17 hal. 55 )
Sedangkan dari kesempatan yang diberikan oleh guru untuk bertanya
dalam proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa
Pusat Putera Bekasi, sebanyak 54% responden menyatakan kesempatan yang
diberikan oleh guru untuk bertanya dalam proses pembelajaran pendidikan agama
di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah sering sekali,
sedangkan sebanyak 40% responden menyatakan sering, sedangkan sebanyak 6%
responden menyatakan jarang, sedangkan responden yang menyatakan
kesempatan yang diberikan oleh guru utnuk bertanya tidak pernah tidak ada.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian guru di Pondok Pesantren
At-Taqwa Pusat Putera Bekasi sering memberikan jesempatan kepada santri
dalam proses pembelajaran pendidikan agama. ( lihat table 20 hal. 62)
Sedangkan dilihat dari frekuensi pemberian tugas oleh guru dalam proses
pembelajaran pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi,
sebanyak 4% responden menyatakan frekuensi pemberian tuga oleh guru dalam
proses pemebelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat
Putera Bekasi adalah sering sekali, sedangkan sebanyak 38% responden
menyatakan sering, sedangkan sebanyak 58% menyatakan kesempatan yang
diberikan oleh guru untuk bertanya tidak pernah sama sekali tidak ada. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian guru di Pondok Pesantren At-Taqwa
Pusat Putera Bekasi jarang melakukan pemberian tugas kepada santri dalam
proses pembelajaran pendidikan agama. ( lihat table 21 hal. 62 )
77
Sedangkan dilihat dari peraturan yang diterapkan di Pondok Pesantren At-
Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 12% responden menyatakan peraturan yang
diterapkan dalam proses pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat
Putera Bekasi adalah sangat ketat, sedangkan sebanyak 60% responden
menyatakan ketat, sedangkan sebanyak 2% responden menyatakan tidak ketat,
sedangkan sebanyak 26% responden menyatakan biasa-biasa saja. Dengan
demikian dapat di simpulkan bahwa peraturan yang cukup ketat di terapkan dalam
proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat
Putera Bekasi. ( lihat table 22 hal. 63 )
Sedangkan dilihat dari suasana belajar pendidikan agama di Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 42% responden menyatakan
bahwa suasan belajar pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat
Putera Bekasi kondusif, sedangkan sebanyak 30% responden menyatakan kurang
kondusif, sedangkan sebanyak 26% reseponden menyatakan menyenangkan,
sedangkan sebanyak 2% responden menyatakan membosankan. Dengan demikian
dapat di simpulkan bahwa sebagian besar suasana belajar pendidikan agama di
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah kondusif. (lihat table 23
hal. 64)
Sedangkan dilihat dari sikap santri ketika guru sedang memberikan materi
pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak
8% responden menyatakan sikap santri ketika guru memberikan materi
pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah
sangat memperhatikan, sedangkan sebanyak 88% responden menyatakan
memperhatikan, sedangkan sebanyak 2% responden menyatakan masa bodoh.
Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa santri di Pondok Pesantren At-Taqwa
Pusat Putera Bekasi sikapnya sangat memperhatikan ketika guru sedang
memberikan materi agama. ( lihat table 24 hal. 64)
Sedangkan dilihat dari kegiatan santri ketika guru pendidikan agama tidak
hadir mengajar di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak
32% responden menyatakan kegiatan santri ketika guru tidak hadir mengajar
pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi belajar
78
sendiri, sedangkan sebanyak 22% responden menyatakan belajar kelompok,
sedangkan responden yang menyatakan kadang belajar kadang bermain. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan santri di Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi ketika guru tidak hadir di kelas sebagian
besar kadang belajar dan kadang bermain. ( lihat table 25 hal. 65)
Sedangkan dilihat dari sarana dan prasarana pendidikan agama yang
tersedia di pondok pesantren at-taqwa pusat putera, sebanyak 4% responden
menyatakan sarana pendidikan agama yang tersedia di Pondok Pesantren At-
Taqwa Pusat Putera Bekasi memadai, sedangkan sebanyak 56% responden
menyatakan memadai, sedangkan sebanyak 38% responden menyatakan kurang
memadai, sedangkan sebanyak 2% responden menyatakan tidak memadai.
Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa sarana dan prasarana yng tersedia di
Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi sebagian besar memadai. ( lihat
table 28 hal. 68)
Sedangkan dilihat dari sistem evaluasi pendidikan agama di Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi, sebanyak 68% responden menyatakan
sistem evaluasi dalam proses pembelajaran pendidikan agama di Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi adalah baik, sedangkan sebanyak 32%
responden menyatakan sangat baik, sedangkan responden yang menyatakan
sistem evaluasi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
Bekasi tidak baik dan biasa saja tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa sistem evaluasi pendidikan agama yang di terapkan di Pondok Pesantren
At-Taqwa Pusat Putera Bekasi sudah cukup baik. ( lihat table 29 hal. 71)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian tersebut yang membahas tentang “Pelaksanaan Pendidikan
di Pondok Pesantren At-Taqawa Pusat Putera Bekasi” dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Pelaksanaan pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat
Putera Bekasi dapat dinilai berjalan dengan cukup baik hal ini terlihat dari :
a. Kurikuluim pendidikan agama yang digunakan di Pondok Pesantren
At-Taqwa Pusat Putera adalah menggunakan kurikulum pemerintah
tahun 1994 serta ditambah dengan kurikulum al-Azhar Mesir yang di
kolaburasikan menjadi kurikulum pondok serta diajarkan secara
bersama, kurikulum pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa
Pusat Putera sangat ditekankan kepada jurusan Madrasah Aliyah
Keagamaan (MAK) dimana sebanyak 90% materi pelajarannya yaitu
pelajaran agama sedangkan untuk materi pendidikan agama yang
diajarkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera terdiri dari
ilmu-ilmu bahasa dan ilmu-ilmu kesantrian.
b. Sistem pendidikan agama yang di terapkan di pondok pesantren at-
taqawa pusat putera adalah sistem klasikal dengan bentuk madrasaah
yang terdiri dari tingkat tsanawiyah dan tingkat aliyah dari kelas satu
tsanawiyah sampai kelas tiga aliyah dengan masa belajar masing-
masing tiga tahun, sedangkan tujuan pendidikan agama di Pondok
79
80
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera adalah mencetak orang-orang yang
beriman, bertaqwa, berakhlakul karimah serta berilmu.
c. Sarana pendidikan agama yang digunakan di Pondok Pesantren At-
Taqwa Pusat Putera antara lain terdiri dari papan tulis, kapur tulis,
masjid, laboratorium, gedung serbaguna, dan lain sebagainya.
d. Sistem evaluasi pendidikan agama di Pondok Pesantren At-Taqwa
Pusat Putera terdiri dari bentuk evaluasi (ujian), ada juga evaluasi
pondok dan evaluasi ujian Negara. Untuk ujian pondok dilaksanakan
dalam dua bentuk yaitu ujian lisan (syafahi) dan ujian tulis (tahriri).
Sedangkan ujian Negara dilaksanakan dalam dua bentuk ujian tulisan
dan ujian praktek seperti: praktek ibadah serta pendidikan jasmani dan
kesehatan (penjaskes), untuk pelaksanaan ujian tersebut dilaksanakan
oleh panitia ujian.
2. Sedangkan upaya yang dilakukan Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat
Putera Bekasi dalam pelaksanaan pendidikan, antara lain:
a. Menegakkan kedisiplinan secara optimal mbaik kedisiplinan terhadap
guru maupun terhadap santri.
b. Memberdayakan sumber daya manusia yang ditegakkan secara optimal
dengan mendisiplinkan segala aktivitas yang berkaitan denagn belajar.
B. Saran
Setelah penulis mengamati jalannya pelaksanaan pendidikan agama di pondok
pesantren at-taqwa pusat putera serta memperoleh data dari angket yang telah
disebar, maka dalam kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Untuk tercapai visi, misi dan tujuab pendidikan di pondok pesantren at-
taqwa pusat putera hendaknya Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
meningkatkan mutu serta menejmen pengelolaan pendidikan kearah yang
lebih baik lagi.
81
2. Untuk mendapatkan pelaksanaan pendidikan yang baik hendaknya para
guru yang mengajar betul-betul memiliki keahlian di bidang masing-
masing serta menguasai metodologi pengajaran.
3. Untuk mendapatkan pembelajaran yang lebih baik, guru selain
mengajarkan teori hendaknya mempraktekkannya terlebih dahulu.
4. Untuk mendapatkan hasil tujuan yang memuaskan pihak Pondok
Pesantren At-Taqwa Pusat Putera Bekasi hendaknya melengkapi sarana
dan prasarana yang belum dan sudah ada, karena jumlah santri setiap
tahunnya terus meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Nurul., Pimpinan Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putera
“Wawancara Pribadi”, (Ujung Harapan: 25 Agustus 2008)
Amin, M. Mansyur dan M. Nasikh Ridwan., K.H. Zaini Mu’nim (Pengabdian dan
Karya Tulisnya), (Yokyakarta: LKPSM, 1996), cet. Ke-1
Ali, Muhammad., Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung:
Angkasa, 1987), cet. Ke-5
Arief, Armai., Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:
Ciputat Pers, 2002), cet. Ke-1, Juli 2002
Arikanto, Suharsimi., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta :
Rineka Cipta, 1993)
Ashraf, Syed Ali., Konsep Kerja Pendidikan Dalam Pres Islam, Terjemah Drs.
Yusra Killun, (Jakarta: Jurnal Keislaman Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta,
2000), vol. ke-1, No. 4
Daryanto, M., Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), cet.
Ke-1
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet.
Ke-1
Drajat, Zakiyah., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet. Ke-3
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 1995)
Hadi, Sutrisno., Metodologi Research, (Yokyakarta: Audi Offset, 1992), cet. Ke-
21, jilid. 2
al-Ibrasyi, Muhammad Athiyah., At-Tarbiyah al-Islamiyah, (Kairo: Daarul
Qoniyah, 1964)
Isha, Mansur., Diskursus Pendidikan Islam, (Yokyakarta: Global Pustaka Utama,
2001), cet. Ke-1
Marimba, Ahmad D., Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-MA’arief,
1980), cet. Ke-4
., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-
Ma’arief, 1987), cet. Ke-7
83
an-Nahlawi, Abdurrahman., Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,
1989)
Neiloka, Amos., Pengantar Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Utama,
1986), cet. Ke-1
Nizan, Syamsul., Pengantar Dasar-dasar Pemikir Pendidikan Islam, (Jakarta:
Gaya Media Pratama, 2001), cet. Ke-1
Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun
1989, (Jakarta: Sinar Grafika, 1995), cet. Ke-1
Shahab, Salwa., Membina Muslim Sejati, (tt: Karya Indonesia, 1989)
Shaleh, Abdul Rachman., Pendidikan Agama dan Keberagamaan, Visi, Misi dan
Aksi, (Jakarta: PT. Gemawindu Panca Perkasa, 2000), cet. Ke-1
Suryosubroto, B., Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1997), cet. Ke-1
Usman, M. Basyiruddin., Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta:
Ciputat Pers, 2002), cet. Ke-12
Yasmadi, Modernisasi Pesantren “Kritik Nurcholish Madjid Terhadap
Pendidikan Islam Tradisional”, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. Ke-1
Zuhairini, Methodik pendidikan Khusus Agama, (Surabaya: Usaha Nasional,
1983)