Pengertian.docx

16
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan adalah salah satu wahana untuk membentuk sumber daya manusia yang tangguh. Karena baik tidaknya pendidikan di suatu Negara pastinya secara langsung menentukan kualitas sumber daya manusia di Negara tersebut. Kualitas sumber daya manusia yang baik tidak akan terbentuk secara instan, melainkan dengan melalui proses yang panjang. Setelah melalui proses pendidikan, diharapkan siswa tersebut mendapatkan kompetensi sebagaimana yang telah ditentukan. Untuk mengetahui siswa tersebut telah memiliki kompetensi tersebut atau tidak, maka diwajibkan diadakannya evaluasi belajar. Melalui evaluasi ini, dapat ditentukan tinggi rendahnya prestasi belajar seorang siswa. Prestasi belajar inilah yang sementara ini umum dipakai sebagai tolak ukur untuk menilai baik tidaknya siswa dalam menyerap kompetensi yang diberikan. Sementara itu, kenyataan yang terjadi adalah tidak semua siswa dapat lulus evaluasi atau tidak semua siswa yang menempuh tingkat pendidikan tertentu dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan. Pendidikan merupakan hal yang mendasar dan penting bagi kehidupan suatu bangsa dan merupakan faktor

Transcript of Pengertian.docx

Page 1: Pengertian.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah salah satu wahana untuk membentuk sumber daya manusia

yang tangguh. Karena baik tidaknya pendidikan di suatu Negara pastinya secara

langsung menentukan kualitas sumber daya manusia di Negara tersebut. Kualitas

sumber daya manusia yang baik tidak akan terbentuk secara instan, melainkan

dengan melalui proses yang panjang. Setelah melalui proses pendidikan,

diharapkan siswa tersebut mendapatkan kompetensi sebagaimana yang telah

ditentukan. Untuk mengetahui siswa tersebut telah memiliki kompetensi

tersebut atau tidak, maka diwajibkan diadakannya evaluasi belajar. Melalui

evaluasi ini, dapat ditentukan tinggi rendahnya prestasi belajar seorang siswa.

Prestasi belajar inilah yang sementara ini umum dipakai sebagai tolak ukur untuk

menilai baik tidaknya siswa dalam menyerap kompetensi yang diberikan.

Sementara itu, kenyataan yang terjadi adalah tidak semua siswa dapat lulus

evaluasi atau tidak semua siswa yang menempuh tingkat pendidikan tertentu dapat

mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan.

Pendidikan merupakan hal yang mendasar dan penting bagi kehidupan suatu

bangsa dan merupakan faktor penentu maju tidaknya bangsa tersebut. Pendidikan

di indonesia hanya dilihat pada sisi IQ saja padahal sisi EQ dan SQ adalah yang

terpenting (Ginanjar, 2006).

Daniel Goleman (2006) menyatakan dalam penelitiannya bahwa kecerdasan

intelektual (IQ) hanya memberi kontribusi 20 persen terhadap kesuksesan

hidup seseorang. Sisanya, 80 persen bergantung pada kecerdasan emosi ,

kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritualnya. Bahkan dalam hal keberhasilan

kerja, kecerdasan intelektual hanya berkontribusi empat persen.

Kecerdasan emosional mampu melatih kemampuan untuk mengelola

perasaannya, kemampuan untuk memotivasi dirinya, kesanggupan untuk tegar

dalam menghadapi frustasi, kesanggupan mengendalikan dorongan dan

menunda kepuasan sesaat, mengatur suasana hati yang reaktif, serta mampu

Page 2: Pengertian.docx

berempati dan bekerja sama dengan orang lain. Kecerdasan ini yang

mendukung seorang siswa dalam meraih tujuan dan cita- citanya..

Jika dirtarik garis besarnya, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual

masuk ke dalam ranah faktor internal. Sementara itu lingkungan belajar masuk

kedam ranah faktor eksternal yang menentukan keberhasilan pendidikan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu kecerdasan emosi?

2. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran yang memperhatikan emosi?

3. Apa kelebihan dan kekurangan teori pembelajaran yang memperhatikan

kecerdasan emosional?

4. Bagaimana penelitian yang relevan terhadap teori pembelajaran y6ang

memperhatikan kecerdasan emosional?

C. TUJUAN

1. Mengetahui kecerdasan emosional

2. Mengetahui langkah-langkah pembelajaran yang memperhatikan emosi

3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan teori pembelajaran yang

memperhatikan kecerdasan emosional

4. Mengetahui penelitian yang relevan terhadap teori pembelajaran y6ang

memperhatikan kecerdasan emosional

Page 3: Pengertian.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri, semangat, dan

ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan

menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan

emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga

agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca

perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan

dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk

memimpin diri dan lingkungan sekitarnya. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada

anak-anak. Orang-orang yang dikuasai dorongan hati yang kurang memiliki

kendali diri, menderita kekurangmampuan pengendalian moral.

Steiner (1997) menjelaskan pengertian kecerdasan emosional adalah suatu

kemampuan yang dapat mengerti emosi diri sendiri dan orang lain, serta

mengetahui bagaimana emosi diri sendiri terekspresikan untuk meningkatkan

maksimal etis sebagai kekuatan pribadi.

Senada dengan definisi tersebut, Mayer dan Solovey (Goleman, 1999;

Davies, Stankov, dan Roberts, 1998) mengungkapkan kecerdasan emosi sebagai

kemampuan untuk memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain,

dan menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memadu pikiran dan tindakan.

Sementara Cooper dan Sawaf (1998) mengatakan bahwa kecerdasan

emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif

menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang

manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut penilikan perasaan, untuk belajar

mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya

dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-

hari.

Page 4: Pengertian.docx

Selanjutnya Howes dan Herald (1999) mengatakan pada intinya, kecerdasaan

emosional merupakan komponen yang membuat seseorang menjadi pintar

menggunakan emosi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa emosi manusia berada

diwilayah dari perasaan lubuk hati, naluri yang tersembunyi, dan sensasi emosi

yang apabila diakui dan dihormati, kecerdasaan emosional menyediakan

pemahaman yang lebih mendalam dan lebih utuh tentang diri sendiri dan orang

lain. Menurut Harmoko (2005) Kecerdasan emosi dapat diartikan kemampuan

untuk mengenali, mengelola, dan mengekspresikan dengan tepat, termasuk untuk

memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, serta membina hubungan

dengan orang lain. Jelas bila seorang indiovidu mempunyai kecerdasan emosi

tinggi, dapat hidup lebih bahagia dan sukses karena percaya diri serta mampu

menguasai emosi atau mempunyai kesehatan mental yang baik.

Sedangkan menurut Dio (2003), dalam konteks pekerjaan, pengertian

kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengetahui yang orang lain rasakan,

termasuk cara tepat untuk menangani masalah. Orang lain yang dimaksudkan

disini bisa meliputi atasan, rekan sejawat, bawahan atau juga pelanggan. Realitas

menunjukkan seringkali individu tidak mampu menangani masalah–masalah

emosional di tempat kerja secara memuaskan. Bukan saja tidak mampu

memahami perasaan diri sendiri, melainkan juga perasaan orang lain yang

berinteraksi dengan kita. Akibatnya sering terjadi kesalahpahaman dan konflik

antar pribadi

Patton (1998) mengemukakan kecerdasan emosi sebagai kemampuan untuk

mengetahui emosi secara efektif guna mencapai tujuan, dan membangun

hubungan yang produktif dan dapat meraih keberhasilan. Sementara itu Bar-On

(2000) menyebutkan bahwa kecerdasan emosi adalah suatu rangkaian emosi,

pengetahuan emosi dan kemampuan-kemampuan yang mempengaruhi

kemampuan keseluruhan individu untuk mengatasi masalah tuntutan lingkungan

secara efektif.

Goleman (1997), mengatakan bahwa koordinasi suasana hati adalah inti dari

hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri dengan

suasana hati individu yang lain atau dapat berempati, orang tersebut akan

Page 5: Pengertian.docx

memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan

diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya. Lebih lanjut Goleman (1997)

mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang

dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam meghadapi kegagalan,

mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa.

Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya

pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati.

Sementara Cooper dan Sawaf (1998) mengatakan bahwa kecerdasan

emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif

menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang

manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut penilikan perasaan, untuk belajar

mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya

dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-

hari.

Berbeda dengan pemahaman negatif masyarakat tentang emosi yang lebih

mengarah pada emosionalitas sebaiknya pengertian emosi dalam lingkup

kecerdasan emosi lebih mengarah pada kemampuan yang bersifat positif.

Didukung pendapat yang dikemukakan oleh Cooper (1999) bahwa kecerdasan

emosi memungkinkan individu untuk dapat merasakan dan memahami dengan

benar, selanjutnya mampu menggunakan daya dan kepekaan emosinya sebagai

energi informasi dan pengaruh yang manusiawi. Sebaliknya bila individu tida

memiliki kematangan emosi maka akan sulit mengelola emosinya secara baik

dalam bekerja. Disamping itu individu akan menjadi pekerja yang tidak mampu

beradaptasi terhadap perubahan, tidak mampu bersikap terbuka dalam menerima

perbedaan pendapat , kurang gigih dan sulit berkembang.

Dari beberapa pengertian tersebut ada kecenderungan arti bahwa kecerdasan

emosional adalah kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang

lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengolah emosi dengan

baik pada diri sendiri dan orang lain.

Kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri, semangat, dan

ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan

Page 6: Pengertian.docx

menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan

emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga

agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca

perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan

dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk

memimpin diri dan lingkungan sekitarnya. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada

anak-anak. Orang-orang yang dikuasai dorongan hati yang kurang memiliki

kendali diri, menderita kekurangmampuan pengendalian moral. Kecerdasan

emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri

sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan

dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. 3 (tiga)

unsur penting kecerdasan emosional terdiri dari : kecakapan pribadi (mengelola

diri sendiri); kecakapan sosial (menangani suatu hubungan) dan keterampilan

sosial (kepandaian menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain).

B. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN YANG MEMPERHATIKAN

EMOSI

Dalam menyusun dan mengembangkan bahan pengajaran, alat pengajaran

serta rencana dan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan pendekatan PPSI

yang langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Merumuskan TIK.

Tujuan Instruksional Khusus ini hendaknya dirumuskan dengan jelas,

dapat diukur, serta dalam bentuk tingkah laku murid. Dengan rumusan dan

tujuan yang jelas akan memudahkan guru dalam menyusun dan

mengembangkan bahan pengajaran, alat pengajaran serta rencana dan

pelaksanaan proses belajar mengajar.

2. Menyusun alat evaluasi.

Evaluasi yang merupakan umpan balik dalam kegiatan belajar mengajar,

berupa Bagi guru, bila TIK bisa tercapai dipergunakan untuk merevisi

program. Bagi siswa, bila TIK tidak tercapai diadakan remedial pengajaran

perbaikan. Dengan melihat kerangka dasar kegiatan-kegiatan program

Page 7: Pengertian.docx

belajar mengajar dengan pendekatan PPSI tersebut, maka pengajaran

perbaikan remedial teaching memegang peranan penting, khususnya dalam

rangka mencapai hasil belajar yang optimal (belajar tuntas).Perlunya

Pengajaran PerbaikanSeperti pada uraian sebelumnya, dalam hubungannya

dengan kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar maka pengajaran

perbaikan ini merupakan pelengkap dari proses pengajaran secara

keseluruhan.

3. Menentukan materi pelajaran dan kegiatan belajar mengajar (metode, alat,

sumber).

4. Melaksanakan pengajaran.

5. Evaluasi.

Evaluasi yang merupakan umpan balik dari kegiatan belajar mengajar

berupa : Bagi guru, bila TIK bisa tercapai dipergunakan untuk merevisi

program pembelajaran. Secara umum pemilihan strategi pengajaran

dipengaruhi oleh : Penerimaan pengetahuan Aplikasi pengetahuan Tujuan

yang bersifat perubahan sikap (perasaan) Hubungan Guru-Siswa

Hubungan guru-siswa dalam proses belajar mengajar yang diharapkan

adalah hubungan yang manusiawi. Maka yang penting bagi guru adalah

bagaimana membawa siswa memperoleh pengertian sesuai dengan

pribadinya. Mengenai tujuan pendidikan yang penting menurut aliran

humanistic adalah menyadarkan kemampuan anak.

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PEMBALAJARAN YANG

MEMPERHATIKAN KECERDASAN EMOSI

1. Kelebihan pembelajaran yang memperhatikan kecerdasan emosi

Kecerdasan emosi apabila dijalankan secara benar, akan menciptakan

manusia yang terbebas dari segala macam gejala atau keluhan terhadap

penyakit kejiwaan, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan

mengembangkan potensi seperti kreativitas, rasa humor, tanggung jawab,

dan kebebasan bersikap secara optimal.

Page 8: Pengertian.docx

2. Kelemahan pembelajaran yang memperhatikan kecerdasan emosi

Penerapan kecerdasan emosi memerlukan waktu yang cukup lama.

D. PENELITIAN YANG RELEVAN DENGAN PEMBELAJARAN YANG

MEMPERHATIKAN EMOSIONAL

Menurut Goleman prosentase kontribusi IQ dalam menunjang kesuksesan

seseorang tak lebih dari 20% , sisanya yang 80% didukung oleh faktor- faktor

lainnya, termasuk kecerdasan emosional. Lebih lanjut sebuah penelitian yang

dilakukan oleh Goleman bahwa peran IQ dalam keberhasilan seseorang hanya

menempati posisi kedua sesudah kecerdasan emosional dalam menentukan

peraihan prestasi puncak dalam pekerjaan. Demikian juga menurutnya proses

belajar tidak berlangsung terpisah dari perasaan anak (emosi) Dalam proses

belajar, kemahiran emosi sama pentingnya dengan petunjuk mempelajari

matematika dan membaca. Menurut Damasio yang dikutip oleh Goleman

dalam bukunya Emotional Intelligence, otak emosional sama terlibatnya dalam

pemikiran seperti halnya keterlibatan otak nalar. Dalam artian tertentu kita

mempunyai dua otak, dua pikiran dan dua kecerdasan yang berlainan yaitu

kecerdasan rasional dan kecerdasan emosional. Lebih lanjut ia menekankan

keberhasilan kita dalam kehidupan ditentukan oleh keduanya tidak hanya oleh IQ,

tetapi kecerdasan emosional pun turut berperan, sungguh intelektualitas tak dapat

bekerja dengan sebaik-baiknya tanpa kecerdasan emosional.

Page 9: Pengertian.docx

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan

sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri,

kemampuan mengolah emosi dengan baik pada diri sendiri dan orang

lain.

Dalam menyusun dan mengembangkan bahan pengajaran, alat

pengajaran serta rencana dan pelaksanaan proses belajar mengajar

dengan pendekatan PPSI yang langkah-langkahnya adalah

merumuskan TIK, menyusun alat evaluasi, dan Menentukan materi

pelajaran dan kegiatan belajar mengajar (metode, alat, sumber)

Melaksanakan pengajaran.

Kelebihan dari kecerdasaan emosi akan menciptakan manusia yang

terbebas dari segala macam gejala atau keluhan terhadap penyakit

kejiwaan, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan

mengembangkan potensi seperti kreativitas, rasa humor, tanggung

jawab, dan kebebasan bersikap secara optimal. Kelemahannya

kecerdasan emosi memerlukan waktu yang cukup lama.

Penelitian yang relevan dengan pembelajaran yang memperhatikan

emosional yaitu Menurut Goleman prosentase kontribusi IQ dalam

menunjang kesuksesan seseorang tak lebih dari 20% , sisanya yang

80% didukung oleh faktor- faktor lainnya, termasuk kecerdasan

emosional. Dan mwnurut Damasio keberhasilan kita dalam kehidupan

ditentukan oleh keduanya tidak hanya oleh IQ, tetapi kecerdasan

emosional pun turut berperan, sungguh intelektualitas tak dapat

bekerja dengan sebaik-baiknya tanpa kecerdasan emosional.

B. Saran

Diharapkan agar dibidang pendidikan antara kecerdasan intelektual

dan kecerdasan emosi harus diberikan pada peserta didik kelak, namun

juga mempertimbangkan peningkatan kecerdasan emosional siswa

Page 10: Pengertian.docx

untuk menunjang prestasi belajar mereka. Karena kecerdasan emosi

dan intelektual mempunyai andil yang cukup besar terhadap

keberhasilan prestasi belajar siswa sehingga sudah menjadi

keharusan bagi tenaga pendidikan untuk selalu memperhatikan dan

meningkatkan kecerdasan emosi.

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, R. L. dkk. 1987. Pengantar Psikologi I. Jakarta : Penerbit

Erlangga.

Cooper Cary & Makin Peter, 1995. Psikologi Untuk Manajer. Jakarta:

Arcan.

Goleman, Daniel. 1997. Emotional Intelligence. Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama.

Ari Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi

dan Spritual, (Jakarta: Arga, 2001)