PengertianBezitdanCaraMemperolehnya

4
1. Pengertian Bezit dan Cara Memperolehnya Beberapa pendapat mengenai bezit menyatakan bahwa persoalan bezit adalah persoalan yang paling sukar. Hanya umumnya berpendapat bahwa dalam setiap hak itu ada yang berhak. Misalnya : setiap hak milik ada pemiliknya, setiap vruchtgebruik ada vruchtgebruikernya, setiap piutang ada crediturnya, dan sebagainya. Juga disamping setiap hak itu ada seseorang yang bertindak seolah- olah berhak atas hak-hak tersebut, dan orang inilah yang dalam hukum perdata KUHPerdata disebut bezitter. Menurut Pitlo, disamping setiap hak itu ada bayangannya yaitu bezit dari hak itu, sehingga disamping hak milik itu ada bezit dari hak milik, disamping hak piutang ada bezit dari hak piutang, dan sebagainya 1 . Apabila kita tinjau pengertian bezit dari KUHPerdata yang meneladan Code Civil, dalam Pasal 529 KUHPerdata disebutkan bahwa : Yang dimaksud dengan bezit ialah keadaan memegang atau menikmati sesuatu benda, dimana seseorang menguasainya, baik sendiri ataupun dengan orang lain, seolah-olah itu adalah kepunyaannya sendiri. Bila kita melihat secara sekilas pasal 529 KUHPerdata tersebut, maka akan terlintas dalam pikiran kita bahwa setiap orang yang memiliki atau menguasai suatu benda, adalah pemilik sah dari benda tesebut. Bezit sendiri adalah suatu keadaan yang didasarkan pada kenyataan bahwa seseorang menguasai suatu benda dan ia bersikap seolah-olah ia adalah pemilik dari benda tersebut. Orang yang menguasai dan bersikap seolah-olah ia adalah pemilik dari benda tersebut disebut dengan bezitter. Bezit dan bezitter akan mendapat perlindungan hukum. Perbedaan antara pemilik dengan bezitter adalah bila seseorang menguasai benda dan benda tersebut memang adalah miliknya, maka ia adalah pemilik. Bila seseorang menguasai suatu benda dan bersikap seolah-olah ia adalah pemiliknya, padahal benda tersebut bukanlah miliknya, maka ia adalah seorang bezitter. Untuk membedakannya dapat dilihat dari dasar haknya, hak milik mempunyai dasar yang sah, sedangkan dasar dari hak bezit adalah tidak sah atau cacat. Menurut Sri Soedewi, bezit sendiri ada 2 macam, yaitu : 1 Sri Soedewi, 1974, Hukum Perdata: Hukum Benda, Liberty, Yogyakarta, hal 83.

Transcript of PengertianBezitdanCaraMemperolehnya

Page 1: PengertianBezitdanCaraMemperolehnya

1. Pengertian Bezit dan Cara Memperolehnya

Beberapa pendapat mengenai bezit menyatakan bahwa persoalan bezit adalah

persoalan yang paling sukar. Hanya umumnya berpendapat bahwa dalam setiap

hak itu ada yang berhak. Misalnya : setiap hak milik ada pemiliknya, setiap

vruchtgebruik ada vruchtgebruikernya, setiap piutang ada crediturnya, dan

sebagainya. Juga disamping setiap hak itu ada seseorang yang bertindak seolah-

olah berhak atas hak-hak tersebut, dan orang inilah yang dalam hukum perdata

KUHPerdata disebut bezitter. Menurut Pitlo, disamping setiap hak itu ada

bayangannya yaitu bezit dari hak itu, sehingga disamping hak milik itu ada bezit

dari hak milik, disamping hak piutang ada bezit dari hak piutang, dan sebagainya1.

Apabila kita tinjau pengertian bezit dari KUHPerdata yang meneladan Code

Civil, dalam Pasal 529 KUHPerdata disebutkan bahwa : Yang dimaksud dengan

bezit ialah keadaan memegang atau menikmati sesuatu benda, dimana seseorang

menguasainya, baik sendiri ataupun dengan orang lain, seolah-olah itu adalah

kepunyaannya sendiri. Bila kita melihat secara sekilas pasal 529 KUHPerdata

tersebut, maka akan terlintas dalam pikiran kita bahwa setiap orang yang memiliki

atau menguasai suatu benda, adalah pemilik sah dari benda tesebut.

Bezit sendiri adalah suatu keadaan yang didasarkan pada kenyataan bahwa

seseorang menguasai suatu benda dan ia bersikap seolah-olah ia adalah pemilik

dari benda tersebut. Orang yang menguasai dan bersikap seolah-olah ia adalah

pemilik dari benda tersebut disebut dengan bezitter. Bezit dan bezitter akan

mendapat perlindungan hukum.

Perbedaan antara pemilik dengan bezitter adalah bila seseorang menguasai

benda dan benda tersebut memang adalah miliknya, maka ia adalah pemilik. Bila

seseorang menguasai suatu benda dan bersikap seolah-olah ia adalah pemiliknya,

padahal benda tersebut bukanlah miliknya, maka ia adalah seorang bezitter. Untuk

membedakannya dapat dilihat dari dasar haknya, hak milik mempunyai dasar

yang sah, sedangkan dasar dari hak bezit adalah tidak sah atau cacat.

Menurut Sri Soedewi, bezit sendiri ada 2 macam, yaitu :

1 Sri Soedewi, 1974, Hukum Perdata: Hukum Benda, Liberty, Yogyakarta, hal 83.

Page 2: PengertianBezitdanCaraMemperolehnya

1. Burgerlijk bezit atau yang biasa disebut dengan bezit, ialah bezit

dimana bezitternya memang berkehendak untuk mempunyai barang itu

bagi dirinya sendiri, burgerlijk bezit biasanya ada pada pemilik.

2. Detentie, ialah bezit dimana bezitternya disini tidak berkehendak untuk

mempunyai barang itu bagi dirinya sendiri. Maksudnya orang tersebut

menguasai suatu barang dengan berdasarkan suatu hubungan hukum

tertentu dengan orang lain, misalnya dengan cara sewa menyewa,

meminjam, digadaikan, dan sebagainya2.

Sedangkan untuk memperoleh bezit sendiri dapat diperoleh dengan dua cara,

yaitu:

1. Dengan jalan Occupatio (mendaku atau menduduki bendanya). Cara

perolehan bezit dengan cara ini tanpa memerlukan bantuan dari orang

lain yang membezitnya terlebih dahulu. Ini dapat tertuju baik terhadap

benda bergerak maupun tidak bergerak. Jika tertuju pada benda

bergerak, ini bisa terhadap benda yang tidak ada pemiliknya, misalnya

ikan di sungai, buah-bauahan di hutan.

2. Dengan jalan penyerahan sebagai buntut dari hubungan obligatoir,

disini bezit diperoleh dengan bantuan orang yang membezitnya

terlebih dahulu3.

Membezit benda tak bergerak dengan jalan Occupatio menimbulkan

persoalan, yaitu sejak kapankah seseorang itu dapat dianggap sebagai bezitter dari

benda tidak bergerak itu? Mengenai hal ini ada beberapa pendapat4 :

1. Menurut ajaran anaal bezit, sebagaimana yang dimaksud dari pasal

545 KUHPerdata yang menyatakan bahwa seseorang yang membezit

benda tidak bergerak baru menjadi bezitter dari benda itu setelah

mendudukinya selama satu tahun terus menerus tanpa ada gangguan

dari suatu pihak.

2 Ibid, hal 85. 3 Tim Pengajar Hukum Perdata, 2006, Buku Ajar Hukum Perdata, FH UNSOED, Purwokerto, hal

59. 4 Ibid

Page 3: PengertianBezitdanCaraMemperolehnya

2. Pendapat yang lain menyatakan bahwa seseorang yang membezit

benda tak bergerak serta langsung menjadi bezitter dari benda tak

bergerak tersebut.

3. Pendapat yang lain lagi menyatakan bahwa seseorang yang membezit

benda tak bergerak tidak serta merta menjadi bezitter dari benda

tersebut, tetapi dalam jangka waktu satu tahun terhitung dari mulai

dibezitnya benda itu, orang yang sebenarnya berhak untuk

menggugat/meminta kembali benda tersebut.

2. Bezit Terhadap Benda Bergerak

Mengenai bezit terhadap benda bergerak, berlaku sebuah azas hukum yang

disimpulkan dari pasal 1977 ayat (1) KUHPerdata, yang bunyinya :

”Terhadap benda bergerak yang tidak berupa bunga, maupun piutang yang

tidak aan tonder, maka bezitnya berlaku sebagai alas hak yang sempurna.”

Bezit mengenai benda bergerak ini tidak diatur dalam buku II KUHPerdata

sebagaimana hak kebendaan yang lainnya, melainkan diatur dalam buku IV

KUHPerdata, hal ini dikarenakan pembentuk undang-undang menganggap bahwa

ketentuan yang terdapat dalam pasal 1977 itu mengandung ketentuan tentang

verjaring, yaitu extinctieve verjaring (verjaring yang membebaskan dari suatu

perutangan). Pasal 1977 KUHPerdata mengatur tentang extinctieve verjaring

dengan tenggang 0 (nol) tahun. Jadi siapapun yang membezit benda bergerak

tidak atas nama, dalam hal ini seketika bebas dari tuntutan pemilik.

Beberapa teori yang lahir dari penafsiran pasal 1977 KUHPerdata antara lain :

1. Ajaran bahwa detentie (houderschap) adalah eigendom.

Menurut ajaran ini mengenai barang bergerak detentie adalah yang

paling lengkap, jadi mengenai barang bergerak tidak ada bezit atau

eigendom. Konsekwensinya adalah bahwa orang yang menitipkan,

meminjamkan atau menyewakan barang bergerak pada orang lain,

kehilangan hak eigendomnya atas barang tersebut. Ia hanya

mempunyai tuntutan perorangan pada orang yang menyimpan,

Page 4: PengertianBezitdanCaraMemperolehnya

meminjam, menyewa. Ia tak mempunyai hak revindikasi atas barang

tersebut.

2. Eigendoms theorie

Menurut eigendomstheorie, bezit terhadap benda bergerak berlaku

sebagai alas hak yang sempurna. Sedangkan hak yang paling sempurna

itu adalah hak milik, jadi bezit terhadap benda bergerak itu adalah

sama dengan hak milik (bezitternya lalu sama dengan pemilik). Jadi

bezit terhadap benda bergerak adalah merupakan hak yang paling

sempurna.

Barang siapa yang membezit benda bergerak tidak perduli apakah bezit

itu diperoleh dengan titel yang sah atau tidak, apakah berasal dari

orang yang berwenang atau tidak, maka bezit itu sama dengan hak

milik, cukup asal bezitternya mempunyai itikad baik (te goeder trouw).

3. Legitimatie theorie

Menurut legitimatie theorie, bezit itu bukan/tidak sama dengan hak

milik, hanya saja barang siapa yang secara jujur membezit benda

bergerak maka dia adalah aman. Keadaan bezit itu fungsinya

mengesahkan bezitter dari benda itu sebagai eigenaar (sebagai orang

yang mempunyai hak penuh). Pendapat teori legitimasi ini bila

dihubungkan dengan pasal 584 KUHPerdata, pendapat itu hanya

menghilangkan salah satu syarat dari penyerahan, yaitu tidak perlu

berasal dari orang yang wenang untuk menguasai bendanya. Tapi tetap

harus ada titel yang sah untuk memperoleh hak milik dari suatu benda.