Pengertian Test Dan Macam Tes

download Pengertian Test Dan Macam Tes

of 15

Transcript of Pengertian Test Dan Macam Tes

  • 5/24/2018 Pengertian Test Dan Macam Tes

    1/15

    PENGERTIAN TEST DAN MACAM-MACAM BENTUK TEST DALAM PENILAIAN

    PEMBELAJARAN MATEMATIKA

    1. Definisi Tes

    Tes secara harfiah berasal dari bahasa Prancis kuno testum artinya piring untuk

    menyisihkan logam-logam mulia. Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat

    lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan,atau bakat yang dimiliki oleh sesesorang atau kelompok (http://www.fajar.co.id). Tes dapat

    didefinisikan sebagai suatu pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan

    untuk memperoleh informasi tentang trait atau atribut pendidikan atau spikologik yang

    setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang

    dianggap benar (Zainul dan Nasoetion, 1993). Dari pengertian tersebut, maka setiap tes

    menuntut keharusan adanya respon dari subyek (orang yang dites) yang dapat disimpulkan

    sebagai suatu trait yang dimiliki oleh subyek yang sedang dicari informasinya. Dilihat dari

    wujud fisik, tes merupakan sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab dan/atau tugas yang

    harus dikerjakan yang nantinya akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis

    tertentu berdasarkan jawaban tertentu terhadap pertanyaan-pertanyaanatau cara dan hasilsubjek dalam melakukan tugas-tugas tersebut (Azwar, 1996).

    Tes sebagai alat penilaian dapat diartikan sebagai pertanyaan-pertanyaan yang diberikan

    kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam

    bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Pada umumnya tes

    digunakan untuk mengukur dan menilai hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif

    yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan

    pengajaran (Sudjana, 1989). Berdasarkan beberapa pengertian tes maka dapat diambil

    beberapa kesimpulan mengenai tes yaitu sebagai berikut (Azwar, 1996).

    1. Tes adalah prosedur yang sistematik, maksudnya item-item dalam tes disusun menurut

    cara dan aturan tertentu, prosedur administrasi tes dan pemberian angka terhadap hasilnya

    harus jelas dan dispesifikasi secara terperinci, dan setiap orang yang mengambil tes harus

    mendapat item-item yang sama dalam kondisi yang sebanding.

    2. Tes berisi sampel prilaku, meksudnya seluruh item dalam tes tidak akan mencakup

    seluruh materi isi yang mungkin ditanyakan sehingga harus dipilih beberapa item yang akan

    ditanyakan, dan kelayakan suatu tes tergantung pada sejumlah item-item dalam tes tersebut

    yang mewakili secara representatif kawasan prilaku yang diukur.

    3. Tes mengukur prilaku, item-item dalam tes hendaknya menunjukan apa yang diketahui

    atau apa yang dipelajari subjek dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan atau

    mengerjakan tugas-tugas di dalam tes tersebut.

    Berdasarkan definisi tersebut, dapat dijelaskan bahwa tes merupakan alat ukur yang

    berbentuk pertanyaan atau latihan, dipergunakan untuk mengukur kemampuan yang adapada seseorang atau sekelompok orang. Sebagai alat ukur dalam bentuk pertanyaan, maka

    tes harus dapat memberikan informasi mengenai pengetahuan dan kemampuan obyek yang

    diukur. Sedangkan sebagai alat ukur berupa latihan, maka tes harus dapat mengungkap

    keterampilan dan bakat seseorang atau sekelompok orang.

    Tes merupakan alat ukur yang standar dan obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas

    untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Dengan

    demikian berarti sudah dapat dipastikan akan mampu memberikan informasi yang tepat

    dan obyektif tentang obyek yang hendak diukur baik berupa psikis maupun tingkah lakunya,

    sekaligus dapat membandingkan antara seseorang dengan orang lain.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu cara atau alat untuk mengadakan penilaianyang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau

  • 5/24/2018 Pengertian Test Dan Macam Tes

    2/15

    sekelompok siswa sehingga menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau prestasi siswa

    tersebut. Prestasi atau tingkah laku tersebut dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan

    intruksional pembelajaran atau tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi yang telah

    diberikan dalam proses pembelajaran, dan dapat pula menunjukkan kedudukan siswa yang

    bersangkutan dalam kelompoknya.

    2. Fungsi TesDalam kaitan dengan rumusan tersebut, sebagai alat evaluasi hasil belajar, tes minimal

    mempunyai dua fungsi, yaitu:

    a). Untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi atau tingkat

    pencapaian terhadap seperangkat tujuan tertentu.

    b). Untuk menentukan kedudukan atau perangkat siswa dalam kelompok, tentang

    penguasaan materi atau pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.

    Fungsi (a) lebih dititikberatkan untuk mengukur keberhasilan program pembelajaran,

    sedang fungsi (b) lebih dititikberatkan untuk mengukur keberhasilan belajar masing-masing

    individu peserta tes.

    3. Dasar-dasar Penyusunan Tes Hasil BelajarDasar-dasar penyusunan tes hasil belajar adalah sebagai berikut:

    a. Tes hasil belajar harus dapat mengukur apa-apa yang dipelajari dalam proses belajar

    mengajar sesuai dengan tujuan instruksional yang tercantum di dalam kurikulum yang

    berlaku.

    b. Tes hasil belajar disusun sedemikian rupa sehingga benar-benar mewakili bahan yang

    telah dipelajari.

    c. Pertanyaan tes hasil belajar hendaknya disesuaikan dengan aspek-aspek tingkat belajar

    yang diharapkan.

    d. Tes hasil belajar hendaknya disusun sesuai dengan tujuan penggunaan tes itu sendiri,

    karena tes dapat disusun untuk keperluan pre tes dan post tes, masteri tes, tes diagnostik,

    tes prestasi, tes formatif, dan sumatif.

    e. Tes hasil belajar disesuaikan dengan pendekatan pengukuran yang dianut apakah

    mengacu pada kelompok (norm reference, standar relatif) ataukah mengacu pada patokan

    tertentu (creterion reference, standar mutlak).

    f. Tes hasil belajar hendaknya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar.

    4. Ciri-ciri Tes yang Baik

    Tes yang baik adalah tes yang dapat mengukur hasil belajar siswa dengan tepat. Untuk dapat

    menghasilkan tes yang seperti itu maka tes tersebut harus dibuat melalui perencanaan yang

    baik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat perencanaan tes yang baik adalah

    (http://pustaka.ut.ac.id/learning.php):

    1. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin diukur.2. Pilih pokok bahasan dan sub-pokok bahasan yang relevan untuk mencapai tujuan

    tersebut.

    3. Tentukan proses berpikir yang ingin diukur.

    4. Tentukan jenis tes yang tepat digunakan untuk mengukur tujuan pembelajaran tersebut.

    5. Tentukan tingkat kesukaran butir soal yang akan dibuat.

    Selain itu, sebuah test dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi kriteria,

    yaitu memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas dan ekonomis

    (http://www.fajar.co.id).

    a. Validitas

    Sebuah alat pengukur dapat dikatakan valid apabila alat pengukur tersebut dapat mengukurapa yang hendak diukur secara tepat. Demikian pula dalam alat-alat evaluasi. Suatu tes

  • 5/24/2018 Pengertian Test Dan Macam Tes

    3/15

    dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila tes itu tersebut betul-betul dapat

    mengukur hasil belajar. Jadi bukan sekedar mengukur daya ingatan atau kemampuan

    bahasa saja misalnya.

    Untuk lebih mendukung memahami pengertian tersebut selanjutnya akan diuraikan

    beberapa macam kriteria validitas, yaitu:

    (1) Content validity (validitas isi)Pengujian jenis validitas ini dilakukan secara logis dan rasional karena itu disebut juga

    rational validity atau logical validity. Batasan content validity ini menggambarkan

    sejauhmana tes mampu mengukur materi pelajaran yang telah diberikan secara

    representatif dan sejauh mana pula tes dapat mengukur sampel yang representatif dari

    perubahan-perubahan perilaku yang diharapkan terjadi pada diri siswa. Dengan demikian

    suatu tes hasil belajar disebut memiliki validitas tinggi secara content, bila tes tersebut

    sudah dapat mengukur sampel yang representatif dari materi pelajaran (subject matter)

    yang diberikan, dan perubahan-perubahan perilaku (behavioral changes) yang diharapkan

    terjadi pada diri siswa. Misalnya apabila kita ingin memberikan tes bahasa inggris untuk

    kelas II, maka item-itemnya harus diambil dari bahan pelajaran kelas II. Kalau diambilnyadari kelas III maka tes itu tidak valid lagi.

    (2) Predictive validity (validitas ramalan)

    Validitas ramalan artinya ketepatan (kejituan) suatu alat pengukur ditunjau dari

    kemampuan tes tersebut untuk meramalkan prestasi yang dicapainya kemudian. Suatu tes

    hasil belajar dapat dikatakan mempunyai validitas ramlan yang tinggi, apabila hasil yang

    dicapai siswa dalam tes tersebut betul-betul meramalkan sukses tidaknya siswa tersebut

    dakam pelajaran-pelajaran yang akan datang. Cara yang digunakan untuk mengukur tinggi

    rendahnya validitas ramalan ialah dengan mencari korelasi antara nilai-nilsi yang dicapai

    oleh anak-anak dalam tes tersebut dengan nilai-nilai yang dicapai kemudian.

    (3) Concurent validity (Validitas bandingan)

    Kejituan suatu tes dilihat dari korelasinya terhadap kecakapan yang telah dimiliki saat kini

    secara riil. Cara yang digunakan untuk menilai validitas bandingan ialah dengan jalan

    mengkorelasikan hasil-hasil yang dicapai dalam tes tersebut dengan hasil-hasil yang dicapai

    dalam tes yang sejenis yang telah diketahui mempunyai validitas yang tinggi (misalnya tes

    standar).

    (4) Construct Validity (validitas konstruk/susunan teori)

    Yaitu ketepatan suatu tes ditinjau dari susunan tes tersebut. Misalnya kalau kita ingin

    memberikan tes kecakapan ilmu pasti, kita harus membuat soal yang ringkas dan jelas yang

    benar-benar akan mengukur kecakapan ilmu pasti, bukan mengukur kemampuan bahasa

    karena soal itu ditulis secara berkepanjangan dengan bahasa yang sulit dimengerti.

    b. Reliabilitas

    Reliabilitas berasal dari kata reliable yang berarti dapat dipercaya. Reliabilitas suatu tes

    menunjukan atau merupakan sederajat ketetapan, keterandalan atau kemantapan (the level

    of consistency) tes yang bersangkutan dalam mendapatkan data (skor) yang dicapai

    seseorang, apabila tes tersebut diberikan kepadanya pada kesempatan (waktu) yang

    berbeda., atau dengan tes yang pararel (eukivalen) pada waktu yang sama. Atau dengan kata

    lain sebuah tes dikatakan reliable apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan,

    keajegan, atau konsisten. Artinya, jika kepada para siswa diberikan tes yang sama pada

    waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan (ranking) yang

    sama dalam kelompoknya. Contoh:Waktu tes

  • 5/24/2018 Pengertian Test Dan Macam Tes

    4/15

    Nama siswa Pengetesan

    pertama Pengetesan

    Kedua Ranking

    Andi 6 7 3.a

    Budi 5.5 6.6 4

    Cici 8 9 1Didi 5 6 5

    Evi 6 7 3.b

    Fifi 7 8 2

    Ada beberapa cara untuk mencari reliabilitas suatu tes, antara lain :

    (1) Teknik Berulang

    Tehnik ini adalah dengan memberikan tes tersebut kepada sekelompok anak-anak dalam

    dua kesempatan yang berlainan. misalnya suatu tes diberikan pada kepada group A. selang 3

    hari atau seminggu tes tes tersebut diberikan lagi kepada group A dengan syarat-syarat

    tertentu.

    (2) Teknik Bentuk ParalelTeknik ini dipergunakan dua buah tes yang sejenis (tetapi tidak identik), mengenai isinya;

    proses mental yang diukur, tingkat kesukaran jumlah item dan aspek-aspek lain.

    (3) Teknik belah dua

    Ada dua prosedur yang dapat digunakan dalam tes belah dua ini yaitu:

    Prosedur ganjil-genap, artinya seluruh item yang bernomor ganjil dikumpulkan menjadi

    satu kelompok dan yang bernomor genap menjadi kelompok yang lain.

    Prosedur secara random, misalnya dengan jalan lotre, atau dengan jalan menggunakan

    tabel bilangan random.

    c. Objektivitas

    Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak adafaktor subyektif yang mempengaruhi. Hal ini terutama pada sistem skoringnya, apabila

    dikaitkan dengan reliabilitas maka obyektivitas menekankan ketetapan pada sistem skoring,

    sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes. Ada dua faktor yang

    mempengaruhi subjektivitas dari sesuatu tes yaitu bentuk tes dan penilaian.

    d. Praktikabilitas

    Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes itu bersifat praktis,

    mudah untuk pengadministrasiannya. Tes yang praktis adalah tes yang:

    1). Mudah dilaksanakannya; misalnya tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberi

    kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian yang dianggap mudah

    oleh siswa.

    2). Mudah memeriksanya artinya bahwa tes itu dilengkapi dengan kunci jawaban maupun

    pedoman skoringnya. Untuk soal yang obyektif, pemeriksaan akan lebih mudah dilakukan

    jika dikerjakan oleh siswa dalam lembar jawaban.

    3). Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan/ diawali oleh

    orang lain

    e. Ekonomis

    Yang dimaksud dengan ekonomis ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan

    ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama, baik untuk

    memproduksinya maupun untuk melaksanakan dan mengolah hasilnya.

    Dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria tes tersebut, sewajarnya dapat dihasilkan alat

    tes (soal-soal) yang berkualitas yang memenuhi syarat-syarat dibawah ini:1). Shahih (valid), yaitu mengukur yang harus diukur, sesuai dengan tujuan

  • 5/24/2018 Pengertian Test Dan Macam Tes

    5/15

    2). Relevan, dalam arti yang diuji sesuai dengan tujuan yang diinginkan

    3). Spesifik, soal yang hanya dapat dijawab oleh peserta didik yang betul-betul belajar

    dengan rajin

    4). Tidak mengandung ketaksaan (tafsiran ganda), harus ada patokan, tugas ditulis konkret.

    Apa yang harus diminta harus dijawab berapa lengkap

    5). Representatif, soal mewakili materi ajar secara keseluruhan6). Seimbang, dalam arti pokok-pokok yang penting diwakili, dan yang tidak penting tidak

    selalu perlu.

    5. Jenis-Jenis Tes

    Tes dapat dikelompokkan menurut tujuan dan bentuknya, sebagai berikut:

    5.1 Tes Menurut Tujuannya

    Dari segi tujuannya dalam bidang pendidikan (http://www.fajar.co.id), tes dapat dibagi

    menjadi:

    5.1.1 Tes Kecepatan (Speed Test)

    Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes (testi) dalam hal kecepatan berpikir atau

    keterampilan, baik yang bersifat spontanitas (logik) maupun hafalan dan pemahaman dalammata pelajaan yang telah dipelajarinya. Waktu yang disediakan untuk menjawab atau

    menyelesaikan seluruh materi tes ini relatif singkat dibandingkan dengan tes lainnya, sebab

    yang lebih diutamakan adalah waktu yang minimal dan dapat mengerjakan tes itu sebanyak-

    banyaknya dengan baik dan benar, cepat dan tepat penyelesaiannya. Tes yang termasuk

    kategori tes kecepatan misalnya tes intelegensi, dan tes ketrampilan bongkar pasang suatu

    alat.

    5.1.2 Tes Kemampuan (Power Test)

    Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes dalam mengungkapkan kemampuannya

    (dalam bidang tertentu) dengan tidak dibatasi secara ketat oleh waktu yang disediakan.

    Kemampuan yang dievaluasi bisa berupa kognitif maupun psikomotorik. Soal-soal biasanya

    relatif sukar menyangkut berbagai konsep dan pemecahan masalah dan menuntut peserta

    tes untuk mencurahkan segala kemampuannya baik analisis, sintesis dan evaluasi.

    5.1.3 Tes Hasil Belajar (Achievement Test)

    Tes ini dimaksudkan untuk mengevaluasi hal yang telah diperoleh dalam suatu kegiatan. Tes

    Hasil Belajar (THB), baik itu tes harian (formatif) maupun tes akhir semester (sumatif)

    bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam

    suatu kurun waktu tertentu. Makalah ini akan lebih banyak memberikan penekanan pada tes

    hasil belajar ini.

    5.1.4 Tes Kemajuan Belajar ( Gains/Achievement Test)

    Tes kemajuan belajar disebut juga dengan tes perolehan adalah tes untuk mengetahui

    kondisi awal testi sebelum pembelajaran dan kondisi akhir testi setelah pembelajaran. Untukmengetahui kondisi awal testi digunakan pre-tes dan kondisi akhir testi digunakan post-tes.

    5.1.5 Tes Diagnostik (Diagnostic Test)

    Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk mendiagnosis atau mengidentifikasi

    kesukaran-kesukaran dalam belajar, mendeteksi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

    kesukaran belajar, dan menetapkan cara mengatasi kesukaran atau kesulitan belajar

    tersebut.

    5.1.6 Tes Formatif

    Tes formatif adalah penggunaan tes hasil belajar untuk mengetahui sejauh mana kemajuan

    belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu program pembelajaran tertentu.

    5.1.7 Tes SumatifIstilah sumatif berasal dari kata sum yang berarti jumlah. Dengan demikian tes sumatif

  • 5/24/2018 Pengertian Test Dan Macam Tes

    6/15

    berarti tes yang ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa dalam sekumpulan materi

    pelajaran (pokok bahasan) yang telah dipelajari.

    5.2 Tes Menurut Bentuknya

    Dilihat dari bentuknya tes dibedakan menjadi tes uraian dan tes objektif

    5.2.1 Tes Uraian

    a. Pengertian tes uraian.Tes uraian (essay examination) merupakan alat penilaian hasil belajar paling tua. Tes uraian

    ini secara umum adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk

    menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan

    bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata

    dan bahasa sendiri (Sudjana, 1989). Dalam hal ini tes menunutut kemampuan siswa dalam

    hal mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan. Namun demikian, sejak tahun

    1960-an bentuk tes tersebut banyak ditinggalkan orang karena munculnya bentuk tes

    objektif. Sampai saat ini tes objektif sangat populer dan digunakan oleh hampir semua guru

    mulai tingkat SD sampai perguruan tinggi. Ditengah maraknya pengguanaan tes objektif,

    ada semacam kecendrungan dari pendidik untuk kembali menggunakan bentuk tes uraiansebagai alat penilaian hasil belajar. Hal ini disebabkan karena adanya gejala menurunnya

    hasil belajar atau kualitas pendidikan, lemahnya para siswa (peserta didik) dalam

    menggunakan sebagai bahasa tulisan sebagai akibat dari penggunaan tes objektif, kurangnya

    daya analisis dari siswa/peserta didik karena terbiasa menggunakan dengan tes objektif yang

    memungkinkan siswa main tebak jawaban saat mengalami kesulitan dalam menjawab

    pertanyaan. Kasus seperti ini sering kita jumpai terutama dalam perguruan tinggi.

    Penggunaan tes uraian kembali khususnya di tingkat perguruan tinggi, diharapkan dapat

    meningkatkan kembali kualitas pendidikan, khususnya di perguruan tinggi.

    Ada beberapa kelebihan atau keunggulan dari tes uraian, diantaranya:

    (1) Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi.

    (2) Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan, dengan baik

    dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa.

    (3) Dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir logis, analitis,

    dan sistematis.

    (4) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving).

    (5) Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sehingga tanpa memakan

    waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses berpikir siswa.

    Selain mempunyai kelebihan, tes uraian juga mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai

    berikut:

    (1) Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua

    bahan yang telah diberikan, tidak seperti pada tes objektif yang dapat menanyakan semuahal melalui sejumlah pertanyaan.

    (2) Sifatnya sangat subjektif, baik dalam halmenanyakan, dalam membuat pertanyaan,

    maupun dalam cara memeriksanya.

    (3) Tes ini biasanya kurang reliabel, mengungkap aspek yang terbatas, pemeriksannya

    memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi kelas dengan jumlah siswa yang

    banyak.

    b. Jenis-jenis tes uraian

    1. Uraian bebas (free essay)

    Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung dari pandangan siswa itu

    sendiri, karena isi pertanyaan dari tes uraian bebas bersifat umum.Contoh pertanyaan untuk uraian bebas:

  • 5/24/2018 Pengertian Test Dan Macam Tes

    7/15

    Coba Anda jelaskan yang dimaksud dengan arus listrik?

    Bagaimanakah caranya untuk memperbesar gaya Lorent?

    Dilihat dari karakteristiknya, pertanyan bentuk uraian bebas ini tepat digunakan apabila

    bertujuan khusus:

    a. Mengungkapkan pandangan para siswa terhadap suatu masalah sehingga dapat diketahui

    luas dan intensitasnya.

    b. Mengupas suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya beranekaragam sehingga tidak

    ada satupun jawaban yang pasti.

    c. Mengembangkan daya analisis siswa dalam melihat suatu persoalan dari berbagai segi

    atau dimensinya.

    Kelemahan dari tes uraian bebas ini adalah sukar menilainya karena jawaban siswa bisa

    bervariasi, sulit dalam menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena bergantung

    pada guru sebagai penilainya.

    2. Uraian terbatas dan uraian berstruktur.

    Dalam tes uraian terbatas, pertanyaan lebih diarahkan ke dalam hal-hal tertentu atau ada

    pembatasan tertentu. Pembatasan tersebut bisa dari segi: ruang lingkupnya, sudut pandangmenjawabnya, dan indikator-indikatornya. Contoh pertanyaan uraian terbatas:

    1. Sebutkan lima macam alat yang menggunakan eleltromagnet?

    2. Mengapa sumber tegangan seperti baterai dan aki dapat menghasilkan energi listrik?

    Sedikitnya materi yang ditanyakan untuk satu waktu ujian dapat diatasi dengan tidak

    menggunakan tes uraian terbuka tetapi menggunakan tes uraian terbatas. Penggunaan tes

    uraian terbatas ini sekaligus akan dapat mengurangi unsur subjektivitas dalam pemeriksaan

    karena dengan tes uraian terbatas maka jawaban siswa sudah lebih terarah pada apa yang

    dikehendaki oleh penulis butir soal.

    Selain bentuk tes uraian bebas dan uraian terbatas, juga terdapat bentuk tes uraian

    berstruktur. Soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan soal-soal esai. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal jawban singkat sekalipun bersifat

    terbuka dan bebas menjawabnya. Dalam soal-soal berstruktur terdapat unsur-unsur:

    pengantar soal, seperangkat data, dan serangkaian sub-soal. Berikut ini terdapat daftar nilai

    ujian Fisika kelas tiga SMA. Nilai-nilai tersebut telah diurutkan dari nilai tertinggi sampai

    nilai terendah disertai dengan keterangan beberapa jumlah siswa yang telah mencapainya,

    baik untuk setiap nilai maupun secara komulatif.

    Nilai Jumlah siswa Kumulatif

    39 2 2

    38 2 1

    35 2 3

    32 1 2

    30 1 2

    27 2 3

    24 2 1

    Dari data di atas,

    a. Hitunglah berapa rata-rata dan berapa median.

    b. Hitunglah berapa orang siswa yang nilainya termasuk ke dalam kelompok 27-32, 35-39.

    c. Hitunglah pula berapa simpangan bakunya.

    Bentuk soal berstruktur dapat digunakan untuk mengukur semua aspek kognitif seperti

    ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Tingkat kesulitan dari soal

    dapat ditentukan sedemikian rupa dari soal yang mudah menuju soal yang sukar.Kelemahan yang mungkin terdapat dalan soal uaraian berstruktur tersebut adalah bidang

  • 5/24/2018 Pengertian Test Dan Macam Tes

    8/15

    yang diujikan menjadi terbatas dan kurang praktis sebab satu permasalahan harus

    dirumuskan dalam pemaparan yang lengkap disertai data yang memadai.

    c. Menyusun soal bentuk uraian

    Tes uraian hendaknya digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kurang tepat atau tidak

    dapat diukur dengan tes objektif. Jangan gunakan tes uraian hanya untuk mengukur proses

    berpikir rendah tetapi gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang kompleks. Tesuraian terbuka tepat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menghasilkan,

    mengorganisasi, dan mengekspresikan ide, mengintegrasikan pelajaran dalam berbagai

    bidang, membuat desain eksperimen, mengevaluasi manfaat suatu ide, dan sebagainya.

    Sedangkan tes uraian terbatas tepat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam

    menjelaskan hubungan sebab akibat, menerapkan suatu prinsip atau teori, memberikan

    alasan yang relevan, merumuskan hipotesis, membuat kesimpulan yang tepat, menjelaskan

    suatu prosedur, dan sebagainya. Supaya diperoleh soal-soal bentuk uraian yang dikatakan

    memadai sebagai alat penilaian hasil belajar hendaknya memperhatikan beberapa hal

    sebagai berikut (Sudjana, 1989).

    i. Dari segi isi yang diukurSegi yang hendak diukur hendaknya ditentukan secara jelas abilitasnya, misalnya

    pemahaman konsep, aplikasi suatu konsep, analisis suatu permasalahan, dan aspek kognitif

    lainnya. Dengan kejelasan apa yang akan diungkap maka soal atau pertanyaan yang dibuat

    hendaknya mengungkapkan kemampuan siswa dalam abilitas tertentu. Kemudian pilihlah

    materi yang sesuai dengan kurikulum atau silabusnya, pilihlah materi yang menjadi inti

    persoalan dan menjadi dasar untuk penguasaan materi lainnya sehingga tidak semua materi

    perlu ditanyakan. Dengan demikian, bila siswa telah memahami konsep dari materi tersebut

    maka secara tidak langsung siswa akan memahami aspek-aspek lain yang berkaitan dengan

    materi tersebut.

    ii. Dari segi bahasa

    Menggunakan bahasa yang baik dan benar sehingga mudah dimengerti makna yang

    terkandung dalam tiap pertanyaan. Bahasanya sederhana, singkat dan jelas apa yang

    menjadi inti pertanyaan.

    iii. Dari segi teknis penyajian soal

    Soal-soal (pertanyaan) yang dibuat hendaknya tidak diulang terhadap materi yang sama

    walaupun abilitasnya berbeda sehingga soal atau pertanyaan yang diajukan lebih

    komprehensif daripada segi lingkup materi. Perlu juga diperhatikan masalah waktu yang

    diperlukan dalam mengerjakan soal atau pertanyaan sehingga tidak ada kelebihan soal atau

    kekurangan soal dalam waktu yang tersedia. Kemudian masalah pembobotan nilai haruslah

    berbeda untuk soal yang tergolong mudah memiliki bobot nilai yang rendah sedangkan

    untuk soal yang tergolong sulit yang memerlukan pemikiran lebih maka diberikan bobotnilai yang lebih tinggi.

    iv. Dari segi jawaban

    Setiap pertanyaan yang hendak diajukan sebaiknya telah ditentukan jawaban yang

    diharapkan, minimal pokok-pokok dari jawaban pertanyan tersebut. Dan tentukanlah skor

    maksimal bila pertanyaan dijawab benar dan skor minimal bila pertanyaan dijawab salah

    atau kurang lengkap.

    Dalam pelaksanaannya, sifat dari tes uraian adalah lebih mengutamakan kepada kekuatan

    (power tests) bukan kecepatan (speed tests), maka dalam pelaksanaan tes uraian perlu

    memperhatikan sebagai berikut.

    1) Memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal ataupertanyaan dalam tes tersebut.

  • 5/24/2018 Pengertian Test Dan Macam Tes

    9/15

    2) Memungkinkan siswa untuk mengerjakan soal-soal yang termudah terlebih dahulu tanpa

    memperhatikan urutan dari nomor soal.

    3) Mengawasi pengerjaan soal-soal sehingga siswa tidak dapat bekerja sama dalam

    mengerjakan soal-soal atau pertanyaan dalam tes.

    4) Memungkinkan sewaktu-waktu memberi siswa untuk membuka buku dalam mengerjakan

    soal-soal dalam tes (open book tests).5) Setelah semua siswa selesai mengerjakan dan jawaban dikumpul, sebaiknya guru

    menjelaskan jawaban setiap soal sehingga para siswa mengetahuinya sebagai bahan dan

    untuk memperkaya pemahaman mereka mengenai bahan atau materi pelajaran.

    Selain itu juga beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis tes uraian adalah

    (http://pustaka.ut.ac.id/learning.php):

    1. Tulislah tes uraian berdasarkan perencanaan tes (kisi-kisi) yang ada.

    2. Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang kurang tepat atau tidak dapat

    diukur dengan tes objektif.

    3. Gunakan tes uraian terbatas untuk menambah sampel yang dapat ditanyakan dalam satu

    waktu ujian.4. Gunakan tes uraian untuk mengungkap pendapat, tidak hanya sekedar menyebutkan

    fakta. Untuk itu gunakan kata tanya seperti: jelaskan, bandingkan, hubungkan, simpulkan,

    analisislah, kelompokkanlah, formulasikan, dan lain sebagainya. Hindarkan penggunaan

    kata tanya seperti sebutkan karena kata tanya seperti itu biasanya hanya meminta siswa

    untuk menyebutkan fakta saja.

    5. Rumuskan butir soal dengan jelas sehingga tidak menimbulkan salah tafsir.

    6. Usahakan agar jumlah butir soal dapat dikerjakan dalam waktu yang telah ditentukan.

    7. Jangan menyediakan sejumlah pertanyaan yang dapat dipilih oleh siswa.

    8. Tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa pada setiap butir soal.

    d. Pemeriksaan, skoring, dan penilaian tes uraian

    Ada dua cara dalam memeriksa jawaban soal uraian. Cara pertama ialah diperiksa seorang

    demi seorang untuk semua soal, kemudian diberi skor. Cara kedua ialah diperiksa nomor

    demi nomor untuk setiap siswa, maksudnya diperiksa terlebih dahulu nomor satu untuk

    semua siswa kemudian diberi skor, kemudian soal nomor dua dan seterusnya. Kemudian

    dalam penskoran dapat digunakan berbagai bentuk, misalnya skala 1-4, skala 1-10, atau 1-

    100. namun skala yang lebih umum digunakan adalah skala 1-4 atau 1-10, sehingga guru

    tidak langsung memberi nilai nol (0) untuk jawaban yang salah.

    Setelah menulis butir soal, diwajibkan untuk membuat pedoman penskoran sebagai berikut

    ( http://pustaka.ut.ac.id/learning.php).

    1. Apa jawaban terbaik dari pertanyaan tersebut? Jika ada jawaban lain maka jawaban

    tersebut harus ditulis.2. Tandai butir, kata kunci atau konsep penting yang harus muncul pada jawaban tersebut.

    3. Adakah butir, kata kunci atau konsep yang lebih penting dari yang lain?

    4. Beri skor pada setiap butir, kata kunci, atau konsep yang harus muncul pada jawaban

    tersebut.

    5. Butir, kata kunci, atau konsep yang lebih penting dapat diberi skor lebih dari yang lain.

    Dalam menilai kebenaran jawaban soal-soal bentuk uraian dipertimbangkan beberapa

    aspek, di antaranya kebenaran isi sesuai dengan kaidah-kaidah meteri yang ditanyakan,

    sistematika atau urutan logis dari kerangka berpikirnya yang dilihat dari penyajian gagasan

    jawaban, dan bahasa yang digunakan dalam mengekspresikan buah pikirannya. Sistem

    penilaian yang digunakan dalam soal-soal uraian pada dasrnya sama dengan sistempenilaian soal bentuk lainnya, yaitu dapat menggunakan penilaian acuan norma dan atau

  • 5/24/2018 Pengertian Test Dan Macam Tes

    10/15

    penilaian acuan patokan (Sudjana, 1989).

    Setelah mengkaji hakikat dari soal bentuk uraian yang baik yang berkenaan dengan

    keunggulan maupun kelemahan, kiranya cukup bijaksana apabila bentuk tes ini digunakan

    di semua tingkat pendidikan agar kualitas pendidikan nasional lebih meningkat lagi.

    Kemampuan yang diungkap melalui tes uraian tidak hanya mencakup berpikir logis tetapi

    juga kemampuan berbahasa para siswa. Dimensi-dimensi tes uraian lebih luas dan bisamencakup semua aspek kognitif secara seimbang di samping membiasakan para siswa

    belajar penuh pemahaman dan mempersiapkan diri secara matang manakala menghadapi

    ulangan dan ujian-ujian yang diberikan di sekolah.

    5.2.2 Tes Objektif

    a. Pengertian tes objektif

    Tes objektif adalah tes yang berisi kemungkinan jawaban yang harus dipilih oleh peserta tes.

    Kemungkinan jawaban telah dipasok oleh pengkonstruksi butir soal. Peserta hanya harus

    memilih jawaban dari kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Dengan demikian

    pemeriksaan atau pensekoran jawaban peserta tes sepenuhnya dapat dilakukan secara

    objektif oleh pemeriksa (Zainul dan Nasoetion, 1993). Agar tes objektif yang akan ditulistidak melenceng dari materi yang telah diajarkan selarna proses pernbelajaran maka tes

    tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-kisi. Kisi-kisi inilah yang harus menjadi pedoman

    bagi penulis dalam menulis setiap butir soal. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan

    dalam membuat kisi-kisi antara lain:

    1. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan sampel materi harus diupayakan

    serepresentatif mungkin.

    2. Penentuan jenis tes yang akan digunakan. Penentuan jenis tes yang akan digunakan

    apakah akan menggunakan tes pilihan ganda, tes uraian, atau gabungan antara keduanya

    harus diperhitungkan terutarna terkait dengan materi, jumlah butir soal, dan waktu tes yang

    disediakan.

    3. Jenjang kemampuan berpikir yang akan diujikan. Jenjang kemampuan berpikir yang

    ditanyakan harus sesuai dengan jenjang kemampuan berpikir yang dilatihkan selama proses

    pernbelajaran.

    4. Sebaran tingkat kesukaran. Penentuan sebaran tingkat kesukaran butir soal sebenarnya

    tergantung pada interpretasi skor yang akan digunakan. Jika akan digunakan pendekatan

    penilaian acuan kriteria maka sebaran tingkat kesukaran butir soal tidak perlu dipikirkan

    tetapi jika akan digunakan pendekatan penilaian acuan norma maka sebaran tingkat butir

    soal harus diperhatikan,

    5. Waktu ujian yang disediakan. Waktu ini akan membatasi jumlah butir soal yang akan

    ditanyakan.

    6. Jumlah butir soal. Jumlah butir soal yang akan ditanyakan tergantung pada waktu ujianyang disediakan.

    b. Jenis-jenis tes objektif

    Secara umum ada empat tipe tes objektif, yaitu: benar salah (true-false), menjodohkan

    (matching), tipe jawaban singkat, dan pilihan ganda (multiple choice).

    1) Tes objektif tipe benar -salah (true-false)

    Tes objektif benar salah adalah tes yang terdiri dari pernyataan yang disertai dengan

    alternatif jawaban yaitu menyatkan pernyataan tersebut benar atau salah, atau keharusan

    memilih satu dari dua alternatif jawaban lainnya (Zainul dan Nasoetion, 1993). Alternatif

    jawaban yang dimaksud dapat berupa benar salah atau setuju tidak setuju, baik tidak baik,

    atau cara lain asalkan alternatif itu mutual eksklusif.Kelebihan dari tes objektif benar salah adalah sebagai berikut:

  • 5/24/2018 Pengertian Test Dan Macam Tes

    11/15

    a. Mudah dikonstruksi, maksudnya adalah bahwa untuk menulis satu tes benar salah hanya

    diperlukan satu pernyataan, dimana pernyataan tersebut harus berkaitan dengan tes

    tersebut.

    b. Perangkat soal dapat mewakili seluruh perangkat pokok bahasan, ini merupakan kekuatan

    utama dari tes tipe benar salah.

    c. Mudah dalam pensekoran, karena hanya ada dua alternatif jawaban, maka setiap butirsoal (tes) hanya mempunyai dua alternatif skor, yaitu satu untuk yang mengerjakannya

    secara benar dan nol untuk yang menjawab salah.

    d. Alat yang baik untuk mengukur fakta dan hasilbelajar langsung terutama yang berkenaan

    dengan ingatan. Tes tipe benar salah mengukur kemampuan dasar hasil belajar, yaitu dapat

    membedakan kenyatan diri yang bukan kenyataan atau dari suatu yang benar dari yang

    salah.

    Adapun kelemahan dari tes objektif tipe benar salah adalah sebagai berikut:

    a. Mendorong peserta tes (siswa) untuk menebak jawaban, karena probabilitas menjawab

    benar adalah 50 % maka tipe tes ini seakan mendorong para peserta tes untuk menebak

    jawaban walaupun mereka tidak mengetahui jawaban yang benar.b. Terlalu menekankan pada ingatan, karena tes tipe ini memaksa penulis tes untuk menguji

    hasil belajar langsung yang berbentuk ingatan. Kelemahan ini lebih diperburuk jika guru

    atau pendidik mengkonstruksi tes yang mengambil langsung pernyataan dari buku ajar yang

    digunakan.

    c. Meminta respon peseta didik yang berbentuk penilaian absolut. Dalam kenyataannya hasil

    belajar itu bukanlah sesuatu kebenaran absolut tanpa kondisi, misalnya:

    1. B-S : = 0,5

    2. B-S : matahari terbit kemarin

    3. B-S : Indonesia terdiri dari 27 provinsi.

    Butir soal nomor 1 sulit dinyatakan sebagai kebenaran absolut. Butir soal nomor 2 seakan-

    akan merupakan kebenaran absolut. Tetapi coba kita amati apakah benar matahari terbit di

    seluruh permukaan bumi kemarin. Butir soal nomor 3 juga seakan-akan merupakan

    kebenaran mutlak, tetapi bukankah pada tahun 1945 indonesia tidak terdiri dari 27 provinsi.

    Kaidah penulisan bentuk soal benar-salah, yaitu:

    a. hindarkan penyataan yang mengandung kata kadang-kadang, selalu, umumnya, sering

    kali, tidak ada, tidak pernah, dan sejenisnya,

    b. hindarkan pengambilan kalimat langsung dari buku pelajaran,

    c. hindarkan pernyataan yang merupakan suatu pendapat yang masih bisa diperdebatkan

    kebenarannya,

    d. hindarkan penggunaan pernyataan negatif ganda,

    e. usahakan agar kalimat untuk setiap soal tidak terlalu panjang, danf. susunlah pernyataan-pernyataan benar-salah secara acak.

    2) Tes objektif tipe menjodohkan (matching)

    Dalam bentuk soal menjodohkan terdiri atas dua kelompok pernyataan yang paralel dan

    berada dalam satu kesatuan. Kelompok sebelah kiri merupakan bagian yang berisi soal-soal

    yang harus dicari jawabannya. Dalam bentuk sederhana, jumlah soal sama dengan jumlah

    jawabannya, namun sebaiknya jumlah jawaban yang disediakan agar dibuat lebih banyak

    daripada soalnya, karena hal ini dapat mengurangi kemungkinan siswa menjawab betul

    dengan hanya menebak.

    Contoh:

    Jodohkanlah setaip jawaban yang ada di kelompok B untuk memperoleh definisi ataupengertian yang tepat dari kelompok A.

  • 5/24/2018 Pengertian Test Dan Macam Tes

    12/15

    Kelompok A Kelompok B

    1. Arus Listrik

    2. Kuat Arus Listrik

    3. Sakelar a. Alat listrik yang digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus

    listrik pada suatu rangkaian listrik.

    b. Aliran partikel-partikel yang bermuatan positif di dalam suatu penghantar.c. Banyaknya muatan listrik yang mengalir pada suatu rangkaian tiap sekon (detik).

    Bentuk soal menjodohkan mempunyai beberapa keunggulan, yaitu:

    a. penilaiannya dapat dilakukan dengan cepat dan objektif,

    b. tepat digunakan untuk mengukur kemampuan bagaimana mengidentifikasi antaar dua

    hal yang berhubungan, dan

    c. dapat mengukur ruang lingkup pokok bahasan atau subpokok bahasan yang lebih luas.

    Kelemahan dari bentuk soal menjodohkan, yaitu

    a. hanya dapat mengukur hal-hal yang didasarkan atas fakta dan hafalan,

    b. sukar untuk menentukan materi atau pokok bahasan yang mengukur hal-hal yang

    berhubungan.Kaidah dan contoh penulisan bentuk soal menjodohkan, yaitu:

    a. hendaknya materi yang diajukan berasal dari hal yang sama, sehingga persoalan yang

    ditanyakan bersifat homogen,

    b. usahakan agar pertanyaan dan jawaban mudah dimengerti,

    c. jumlah jawabannya hendaknya lebih banyak dari jumlah soal,

    d. gunakan simbol yang berlainan untuk pertanyaan dan jawaban, dan

    e. susunlah soal menjodohkan dalam satu halaman yang sama.

    3) Bentuk soal jawaban singkat

    Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki jawaban dalam bentuk

    kata, bilangan, kalimat, atau simbol dan jawabannya hanya dapat dinilai benar atau salah.

    Dalam bentuk soal jawaban singkat terdapat dua bentuk, yaitu bentuk pertanyaan langsung

    dan bentuk pertanyaan tidak lengkap.

    Contoh:

    - Berapakah kecepatan sebuah mobil jika jarak yang ditempuh mobil tersebut dalam waktu

    1,5 jam adalah 80 km?

    - Percepatan sebuah mobil jika massa mobil adalah 600 kg dan mobil bergerak dengan

    pengaruh gaya sebesar 20 N adalah..........

    Selain itu, tes bentuk soal jawaban singkat juga cocok untuk mengukur pengetahuan yang

    berhubungan dengan istilah terminologi, fakta, prinsip, metode, prosedur, dan penafsiran

    data yang sederhana. Berikut ini merupakan contoh dalam fisika, yaitu:

    - Pengetahuan tentang istilah:Perubahan kedudukan atau posisi suatu benda karena adanya perubahan waktu disebut

    .......... (perpindahan).

    - Pengetahuan tentang fakta:

    Apa yang mempengaruhi suatu benda jika dijatuhkan selalu menuju pusat bumi? (gaya

    gravitasi bumi).

    - Pengetahuan tentang prinsip:

    Jika benda I mengerjakan gaya pada benda II, maka benda II juga mengerjakan gaya pada

    benda I, apakah kedua benda tersebut memiliki gaya yang besarnya sama? (kedua benda

    memiliki gaya yang besarnya sama, tetapi berlawanan arah).

    - Pengetahuan tentang metode atau prosedur:Alat apakah yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda? (neraca Ohaus).

  • 5/24/2018 Pengertian Test Dan Macam Tes

    13/15

    - Pengetahuan tentang data yang sederhana:

    Jika sebuah sepeda motor bergerak dengan kecepatan tinggi sebesar 80 km/jam, kemudian

    sepeda motor tersebut mengerem dan akhirnya berhenti, keadaan apakah yang dialami

    motor tersebut saat itu? (perlambatan).

    Bentuk soal jawaban singkat mempunyai beberapa keunggulan, yaitu:

    a. menyusun soalnya relatif mudah,b. kecil kemungkinan siswa memberi jawaban dengan cara menebak,

    c. menuntut siswa untuk dapat menjawab dengan dan tepat, dan

    d. hasil penilaiannya cukup objektif.

    Kelemahan dari bentuk soal jawaban singkat, yaitu:

    a. kurang dapat mengukur aspek pengetahuan yang lebih tinggi,

    b. memerlukan waktu yang agak lama untuk menilainya sekalipun tidak selama bentuk

    uraian, dan

    c. dapat menyulitkan pemeriksaan apabila jawaban siswa membingungkan pemeriksa.

    Selain itu, terdapat pula kaidah dan contoh penulisan bentuk soal jawaban singkat, yaitu:

    a. jangan mengambil atau menggunakan pernyataan yang langsung diambil dari buku,b. pernyataan hendaknya mengandung hanya satu kemungkinan jawaban yang dapat

    diterima.

    Contoh:

    - kurang baik : besarnya kuat arus adalah ........

    - baik : besarnya kuat arus pada rangkaian adalah ........

    4) Pilihan ganda (multiple choice)

    Soal dalam bentul pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang

    benar atau paling tepat. Dilihat dari strukturnya, bentuk soal pilihan ganda terdiri atas:

    - Stem : pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalahan yang akan dinayatakan

    - Option : sejumlah pilihan atau alternatif jawaban

    - Kunci : jawaban yang paling benar atau paling tepat

    - Distractor : jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban.

    Apabila dilihat konstruksinya maka tes pilihan ganda terdiri dari dua hal pokok yaitu stem

    atau pokok soal dengan 4 atau 5 alternatif jawaban. Satu di antara alternatif jawaban

    tersebut adalah kunci jawaban. Alternatif jawaban selain kunci disebut dengan pengecoh

    (distractor). Semakin banyak alternatif jawaban yang ada (misalnya 5) maka probabilitas

    menebaknya akan semakin kecil. Ada lima ragam tes pilihan ganda yang sering digunakan

    yaitu: melengkapi pilihan (ragam A), hubungan antar hal (ragam B), analisis kasus (ragam

    C), ganda kompleks (ragam D), dan membaca diagram, table, atau grafik (ragam E)

    (http://pustaka.ut.ac.id/learning.php).

    Contoh:Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah .

    a. panjang, kuat arus, dan kecepatan

    b. intensitas cahaya, berat, dan waktu

    c. jumlah zat, suhu, dan massa

    d. percepatan, kuat arus, dan gaya

    e. panjang, berat, dan intensitas cahaya

    Bentuk soal pilihan ganda mempunyai beberapa keunggulan, yaitu:

    a. hasil tes dapat diolah dengan cepat dan mempunyai ketetapan hasil pemeriksaan yang

    tinggi,

    b. dalam satu kali ujian dapat menanyakan banyak materi yang telah diajarkan dalam prosespembelajaran. Dengan demikian validitas isi tes dapat dipertanggungjawabkan, dan

  • 5/24/2018 Pengertian Test Dan Macam Tes

    14/15

    c. jika dikonstruksi dengan baik tes objektif dapat mengukur semua jenjang proses berpikir

    dari yang sederhana (ingatan) sampai dengan yang kompleks (evaluasi).

    Sedangkan kelemahan dari bentuk soal pilihan ganda, yaitu:

    a. tes yang dibuat cenderung mengukur proses berpikir rendah kurang dapat mengukur

    aspek pengetahuan yang lebih tinggi, dan

    b. jika siswa tidak mengerti akan jawaban dari suatu butir soal mereka dapat menjawabdengan cara menebak,

    c. menuliskan soalnya relatif lebih sulit dan lama

    Kelemahan tersebut dapat diminimalkan dengan cara terus berlatih untuk menulis tes

    objektif yang baik, sehingga penulis benar-benar terampil dalam menulis terutama untuk

    menulis tes objektif yang dapat mengukur proses berpikir yang lebih tinggi dari hanya

    sekedar ingatan.

    Selain itu, terdapat pula beberapa hal harus diperhatikan dalam menulis tes pilihan ganda

    agar diperoleh kualitas tes yang baik yaitu:

    1. inti permasalahan yang akan ditanyakan harus dirumuskan dengan jelas pada pokok soal,

    2. hindari pengulangan kata yang sama pada pokok soal,3. hindari penggunaan kalimat yang berlebihan pada pokok soal,

    4. alternatif jawaban yang dibuat harus logis, homogen, dan pengecoh menarik untuk

    dipilih,

    5. dalam merumuskan pokok soal, hindari adanya petunjuk ke arah jawaban yang benar,

    6. setiap butir soal hanya mempunyai satu jawaban yang benar,

    7. hindari penggunaan ungkapan negatif pada pokok soal,

    8. hindari altematif-jawaban yang berbunyi semua jawaban benar atau semua jawaban

    salah,

    9. jika alternatif jawaban berbentuk angka, urutkan mulai dari yang besar atau yang kecil,

    10. hindari penggunaan istilah yang terlalu teknis pada pokok soal, dan

    11. upayakan agar jawaban butir soal yang satu tidak tergantung soal yang lain.

    5.2.3 Perbedaan dan persamaan tes uraian dan tes objektif

    Jika dibandingkan antara tes uraian dan tes objektif terdapat beberapa perbedaan dan

    persamaan (Zainul dan Nasoetion, 1993).

    Perbandingan antara tes objektif dengan tes uraian

    Kriteria Tes objektif Tes uraian

    Taksonomi yang diukur

    Jumlah sampel

    Menyusun pertanyaan

    Pengolahan

    Faktor-faktor yang mengganggu hasil pengolahan. Baik untuk mengukur pengetahuaningatan, pemahaman, aplikasi, dan analisa. Kurang tepat untuk mengukur sintesa dan

    evaluasi. paling baik

    Dapat mengukur lebih banyak sampel pertanyaan sehingga benar-benar mewakili materi

    yang diajarkan.

    Menyusun pertanyaan yang baik sulit dilakukan dan memakan waktu yang banyak.

    Pengolahan objektif, sederhana, dan ketepatannya (reliabilitas) tinggi.

    Hasil kemampuan mahasiswa dapat terganggu oleh kemampuan membaca dan menerka.

    Mendorong mahasiswa untuk lebih banyak mengingat, membuat interpretasi dan

    menganalisa ide orang lain.

    Penyelesaian tes oleh mahasiswa dan pengolahan tes oleh dosen memerlukan waktu singkat.Kurang baik untuk mengukur ingatan, baik untuk mengukur pemahaman, aplikasi anlisa,

  • 5/24/2018 Pengertian Test Dan Macam Tes

    15/15

    paling baik untuk mengukur sintesa dan evaluasi.

    Hanya dapat menanyakan beberapa pertanyan sehingga kurang mewakili materi yang

    diajarkan digunakan cukup singkat.

    Menyususn pertanyaan yang baik sulit tetapi lebih mudah dibandingkan pertanyan objektif,

    waktu yang digunakan cukup singkat.

    Pengolahan sangat subjektif, sukar dan ketepatannya (reliabilitas) rendah.Hasil kemampuan mahasiswa dapat terganggu oleh kemampuan menulis dan mendongeng

    apabila penguasaan bahan rendah.

    Mendorong mahasiswa untuk mengorganisasikan, menghubungkan dan menyatkan ide

    semdiri secara tertulis.

    Penyelesaian tes oleh mahasiswa dan pengolahan tes oleh dosen memerlukan waktu yang

    cukup banyak.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anzwar, Saifuddin. 1987. Tes prestasi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

    Sudjana, Nana. 2004. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja

    Rosdakarya.Nasoetion, Noehi. Suryanto Judu dan Adi. 2000. Hakikat tes, pengukuran dan penilaian.

    http://pustaka.ut.ac.id/learning.php. Diakses hari Jumat tanggal 18 April 2008.

    Zainul, Asmawi dan Noehi Nasoetion. 1993. Penilaian hasil belajar. Jakarta: PAU-PPAI.

    ---------. 2005. Ujian nasional: penilaian atau evaluasi?. http://www.fajar.co.id. Diakses hari

    Jumat tanggal 18 April 2008.

    http://thiarahmi.blogspot.com/2011/01/pengertian-test-dan-macam-macam-bentuk.html

    http://thiarahmi.blogspot.com/2011/01/pengertian-test-dan-macam-macam-bentuk.htmlhttp://thiarahmi.blogspot.com/2011/01/pengertian-test-dan-macam-macam-bentuk.htmlhttp://thiarahmi.blogspot.com/2011/01/pengertian-test-dan-macam-macam-bentuk.html